implementasi internet protocol private · pdf fileteknologi, universitas islam negeri syarif...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI INTERNET PROTOCOL PRIVATE BRANCH
EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SESSION INTIATION
PROTOCOL SEBAGAI MEDIA TELEKOMUNIKASI
(STUDI KASUS: PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION ASIA)
RINDY105091002923
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
IMPLEMENTASI INTERNET PROTOCOL PRIVATE
BRANCH EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SESSION
INTIATION PROTOCOL SEBAGAI MEDIA
TELEKOMUNIKASI
(STUDI KASUS: PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION
ASIA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Rindy
105091002923
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
ii
IMPLEMENTASI INTERNET PROTOCOL PRIVATE BRANCH
EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SESSION INITIATION
PROTOCOL SEBAGAI MEDIA TELEKOMUNIKASI
(STUDI KASUS : PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION
ASIA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Rindy
105091002923
Menyetujui,
Pembimbing I,
Viva Arifin , MMSi NIP. 197308102006042001
Pembimbing II,
Vi ctor Amrizal, M.kom NIP. 150911288
Mengetahui,Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman, M.Sc., MITNIP. 197105222006041002
1i
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Implementasi Private Branch Exchange Berbasis
Internet Protocol dengan Menggunakan Session Initiation Protocol Sebagai Media
Telekomunikasi (Studi Kasus: PT. Transnetwork Communication Asia)” telah
diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa,
31 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, Agustus 2010
Tim Penguji,
Penguji I
Herlino Nanang, MTNIP. 197312092005011002
Penguji II
Fitri Mintarsih, M.KomNIP. 197212232007102004
Pembimbing,
Pembimbing I
Viva Arifin, MMSiNIP. 197308102006042001
Pembimbing II
Victor Amrizal, M.KomNIP. 150911288
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 196801172001121001
Ketua Program StudiTeknik Informatika
Yusuf Durrachman, M.Sc., MITNIP. 197105222006041002
1
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA ,MANAPUN.
Jakarta, 31 Agustus 2010
Rindy
105091002923
ABSTRAK
RINDY Implementasi Private Branch Exchange Berbasis Internet Protocol dengan Menggunakan Session Initiation Protocol Sebagai Media Telekomunikasi. Di bawah bimbingan Viva Arifin dan Victor Amrizal.
Private Branch Exchange yang biasanya diterapkan pada perusahaan, biasanya menggunakan telepon konvensional. Telepon konvensional menyebabkan biaya komunikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut cukup besar apalagi tidak hanya satu atau beberapa user yang berkomunikasi melainkan banyak user. Oleh sebab itu lahirlah IPPBX (Internet Protocol Private Branch Exchange) yaitu PBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol, IPPBX akan mendapat nomor dari VoIP Provider kemudian nomor tersebut akan dibagikan ke sejumlah user yang terhubung dengan server IPPBX. IPPBX ini menggunakan network development life cycle sebagai metodologi penelitian, yang terdiri dari analisys, design, simulation prototype, implementation, monitoring dan management. Kesimpulannya dengan adanya IPPBX ini diharapkan dapat menghemat biaya komunikasi, komunikasi lebih kompleks, pengaturan user yang lebih mudah serta pemasangan yang tidak rumit dibandingkan telepon konvensional.
Kata Kunci: PBX, IPPBX, VoIP, komunikasi.
Referensi tahun buku: 1998-2007
Referensi judul buku:
• Buku Pintar Internet TCP / IP
• Belajar Sendiri Cisco Router
• Applied Data Communication, A business-Oriented Approach Third Edition
• Langkah Mudah Menkonfigurasi ROUTER CISCO
• Softswitch Architecture for VoIP
• Signaling and Switching for Packet Telephony
• Asterisk PBX Configuration Guide
• Sistem Keamanan & Instalasi VoIP Menggunakan Session Initiation Protocol
• VoIP Nelpon Murah Pake Internet
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan begitu banyak
nikmat dan karunia-Nya kepada kita dan Sholawat beriringkan salam selalu
tercurah kepada suri tauladan ummat yakni Nabi Muhammad SAW yang
mengantarkan ummatnya dari zaman kegelapan kepada Nur cahaya Islam.
Skripsi ini disusun sebagai salah syarat untuk pembuatan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
keterbatasan dan pengetahuan penulis. Namun penulis akan selalu berupaya
menimba ilmu untuk menutupi kekurangan dan keterbatasan tersebut.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat
bimbingan baik secara moril maupun spritual dari berbagai pihak oleh karena itu
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi.
2. Yusuf Durachman. M.Sc, MIT selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika.
3. Viva Arifin, MMSi selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika
dan dosen pembimbing I yang selalu menyempatkan waktu disela-sela
kesibukannya untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan ini.
4. Victor Amrizal, MKom selaku dosen pembimbing II, yang selalu
menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing
penulis dalam penulisan laporan ini.
vi
5. Bapak Herlino Nanang MT dan Ibu Fitri Mintarsih M.Kom selaku dosen
penguji. Terima kasih atas koreksi dan masukan terhadap penelitian
maupun penulisan skripsi ini.
6. Orang tua, dan keluarga yang telah memberikan dukungan berupa materi,
doa, semangat dan kasih sayang yang tak terkira.
7. Aliya, Dianita, Khaerin, Novan, Randy, Mirza, Lia, Deni dan teman-teman
kelas TI D angkatan 2005 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Kalian
teman terbaik yang pernah ada yang selalu memberi bantuan dan
dukungan kepada penulis.
8. Titon, Muthi, Chandra, Almira, Bhiji, Teleng dan teman-teman lainnya
semasa SMA yang sudah memberikan support tiada henti kepada penulis.
9. Ria, Novi, Dewi dan Lia terima kasih untuk selalu menyempatkan waktu
untuk mendengarkan keluh kesah dan memberi support untuk penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat kepada penulis dan
juga kepada pembaca.
Jakarta, Agustus 2010
Rindy
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul......................................................................................... i
Halaman Judul............................................................................................ ii
Lembar Persetujuan Pembimbing............................................................... iii
Lembar Pengesahan.................................................................................... iv
Abstraksi..................................................................................................... v
Kata Pengantar............................................................................................ vi
Daftar Isi..................................................................................................... viii
Daftar Gambar............................................................................................ xiii
Daftar Tabel................................................................................................ xix
Daftar Lampiran.......................................................................................... xx
Daftar Istilah............................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah....................................................................... 3
1.4 Tujuan....................................................................................... 4
1.5 Manfaat..................................................................................... 4
1.6 Metodologi Penelitian............................................................... 5
1.6.1 Metode Pengumpulan Data............................................ 5
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem....................................... 5
viii
1.7 Sistematika Penulisan............................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI DAN GAMBARAN UMUM
2.1 Implementasi............................................................................ 9
2.2 OSI (Open System Interconnection)........................................ 9
2.2.1 Application Layer........................................................... 10
2.2.2 Presentation Layer.......................................................... 11
2.2.3 Session Layer.................................................................. 12
2.2.4 Transport Layer.............................................................. 13
2.2.5 Network Layer................................................................ 13
2.2.6 Data Link Layer.............................................................. 14
2.2.7 Physical Layer................................................................ 15
2.3 TCP/IP...................................................................................... 15
2.3.1 Pengertian....................................................................... 15
2.3.2 Konsep TCP/IP............................................................... 15
2.3.3 Application Layer........................................................... 18
2.3.4 Transport Layer.............................................................. 18
2.3.5 Internet Layer................................................................. 21
2.3.6 Network Interface Layer................................................. 22
2.4 Voice over Internet Protocol (VoIP)........................................ 23
2.4.1 Pengertian....................................................................... 23
2.4.2 Jenis Komunikasi VoIP.................................................. 23
2.4.3 Hardware VoIP............................................................... 24
2.4.4 Software VoIP................................................................ 26
ix
2.4.5 Keuntungan VoIP........................................................... 28
2.4.6 Gangguan pada VoIP...................................................... 29
2.5 Internet Protocol Private Branch Exchange (IPPBX).............. 32
2.5.1 Layanan Dasar IPPBX.................................................... 33
2.5.2 Komponen Dasar IPPBX................................................ 36
2.5.3 Cara Kerja IPPBX.......................................................... 36
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan IPPBX................................ 37
2.6 Session Initiation Protocol....................................................... 39
2.6.1 Pengertian....................................................................... 39
2.6.2 Prinsip Dasar.................................................................. 40
2.6.3 SIP Request & Response................................................ 43
2.6.4 Alur Session Initiation Protocol..................................... 45
2.6.5 Komponen SIP................................................................ 46
2.7 Asterisk.................................................................................... 50
2.7.1 Pengertian Asterisk......................................................... 51
2.7.2 Modul Pendukung Asterisk............................................ 52
2.8 Codec....................................................................................... 53
2.9 Network Development Life Cycle (NDLC)............................. 55
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Hipotesis................................................................................... 59
3.2 Metode Pengumpulan Data....................................................... 59
3.3 Metode Pengembangan Sistem................................................. 60
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
x
4.1 Analysis..................................................................................... 63
4.1.1 Identify........................................................................... 63
4.1.2 Understand...................................................................... 64
4.1.3 Analyze........................................................................... 64
4.1.4 Report............................................................................. 64
4.2 Design....................................................................................... 66
4.3 Simulation Prototype................................................................ 67
4.4 Implementation......................................................................... 79
4.4.1 Instalasi Server............................................................... 79
4.4.1.1 Instalasi Ubuntu.................................................. 79
4.4.1.2 Konfigurasi IP..................................................... 89
4.4.1.3 Instalasi Asterisk dan Freepbx............................ 90
4.4.2 Konfigurasi Server.......................................................... 109
4.4.2.1 Pemberian Ekstension......................................... 113
4.4.2.2 Trunks................................................................. 119
4.4.2.3 Outbound Routes................................................ 128
4.4.2.4 Inbound Routes................................................... 131
4.4.3 Konfigurasi User............................................................ 135
4.4.3.1 Softphone............................................................ 135
4.4.3.2 IPPhone............................................................... 140
4.4.3.3 Asterisk Recording Interface.............................. 144
4.5 Monitoring................................................................................ 149
4.5.1 Koneksi........................................................................... 149
xi
4.5.2 Echo Test........................................................................ 152
4.5.3 Call Test.......................................................................... 152
4.5.4 Perbandingan Biaya Komunikasi dengan PSTN............ 153
4.6 Management............................................................................. 154
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 155
5.2 Saran......................................................................................... 156
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 157
LAMPIRAN A
DRAF WAWANCARA.............................................................................. 158
LAMPIRAN B............................................................................................ 161
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM LOKAL
LAMPIRAN C............................................................................................ 162
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLJJ
LAMPIRAN D............................................................................................ 164
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 OSI Layer................................................................................ 10
Gambar 2. Model TCP/IP.......................................................................... 18
Gambar 2. Tampilan IP Phone................................................................... 24
Gambar 2. Tampilan USB Phone............................................................... 25
Gambar 2. Internet Telephone Gateway.................................................... 25
Gambar 2. Analog Telephone Adapter....................................................... 26
Gambar 2. Tampilan Idefisk....................................................................... 27
Gambar 2. Tampilan SJPhone.................................................................... 27
Gambar 2. Tampilan XLite........................................................................ 27
Gambar 2. Tampilan IAXLite.................................................................... 28
Gambar 2. Tampilan Netmeeting............................................................... 28
Gambar 2. Komponen Dasar IPPBX......................................................... 36
Gambar 2. Network Development Life Cycle........................................... 56
Gambar 4. Topologi Jaringan..................................................................... 67
Gambar 4. Tampilan Ixchariot................................................................... 68
Gambar 4. Visual Test Designer................................................................. 68
Gambar 4. Letak Icon Endpoint................................................................. 69
Gambar 4. Create an Endpoint................................................................... 69
Gambar 4. Satu Endpoint telah selesai dibuat........................................... 70
Gambar 4. Create an Endpoint untuk PC 2................................................ 70
1
Gambar 4. Letak Icon VoIP Connector...................................................... 71
Gambar 4. Create a VoIP Connector.......................................................... 71
Gambar 4. Simulasi Topologi.................................................................... 72
Gambar 4. Export to Ixchariot Test............................................................ 72
Gambar 4. Save File Ixchariot yang Sudah Diexport................................ 73
Gambar 4. Eksekusi File Endpoint............................................................ 73
Gambar 4. Membuka File Eksekusi Ixchariot........................................... 74
Gambar 4. Lokasi File Ixchariot................................................................ 74
Gambar 4. Throughput............................................................................... 75
Gambar 4. MOS......................................................................................... 76
Gambar 4. Delay........................................................................................ 77
Gambar 4. Lost Data.................................................................................. 78
Gambar 4. Jitter.......................................................................................... 79
Gambar 4. Pemilihan Bahasa Instalasi....................................................... 80
Gambar 4. Install Ubuntu........................................................................... 81
Gambar 4. Language Selection.................................................................. 82
Gambar 4. Time Zone Selection................................................................ 82
Gambar 4. Keyboard Configuration.......................................................... 83
Gambar 4. Disk Setup................................................................................ 84
Gambar 4. Membuat Partisi Root.............................................................. 85
Gambar 4. Membuat Partisi Swap............................................................. 86
Gambar 4. Pemberian Username dan Password........................................ 87
Gambar 4. Konfirmasi Proses Instalasi...................................................... 88
Gambar 4. Instalasi Ubuntu....................................................................... 88
Gambar 4. Letak Aplikasi Terminal........................................................... 89
Gambar 4. Pemberian IP Address.............................................................. 89
Gambar 4. Cek IP Address Ubuntu............................................................ 90
Gambar 4. File Source List yang Telah Diubah......................................... 91
Gambar 4. Tampilan Terminal ketika Paket Sudah
Terinstal pada Ubuntu......................................................... 92
Gambar 4. Versi Kernel yang Terinstal...................................................... 93
Gambar 4. Akses Mysql Sebagai root........................................................ 99
Gambar 4. Eksekusi ./install_amp............................................................. 107
Gambar 4. Eksekusi Amportal Start.......................................................... 108
Gambar 4. Tampilan Terminal Jika Asterisk Sudah Running.................... 109
Gambar 4. Apply Configuration Changes.................................................. 110
Gambar 4. Tampilan FreePBX................................................................... 110
Gambar 4. FreePBX Notices...................................................................... 111
Gambar 4. FreePBX Statistics................................................................... 111
Gambar 4. FreePBX Uptime...................................................................... 112
Gambar 4. System Statistics...................................................................... 112
Gambar 4. Server Status............................................................................ 113
Gambar 4. Link Extensions........................................................................ 114
Gambar 4. Add an Extension..................................................................... 114
Gambar 4. Add SIP Extension................................................................... 115
Gambar 4. Device Option.......................................................................... 116
3
Gambar 4. Assigned DID/CID................................................................... 116
Gambar 4. Recording Options................................................................... 117
Gambar 4. Voicemail & Directory............................................................. 118
Gambar 4. VmX Locater............................................................................ 119
Gambar 4. Daftar Extensions..................................................................... 119
Gambar 4. Link Trunks.............................................................................. 120
Gambar 4. Add a Trunk.............................................................................. 121
Gambar 4. General Setting Trunk.............................................................. 122
Gambar 4. Outgoing Dial Rules................................................................. 124
Gambar 4. Outgoing Settings Sebelum Diubah......................................... 125
Gambar 4. Outgoing Settings Sesudah Diubah.......................................... 126
Gambar 4. Incoming Settings.................................................................... 126
Gambar 4. Registration.............................................................................. 127
Gambar 4. Daftar Trunk............................................................................. 127
Gambar 4. Link Outbond Routes............................................................... 128
Gambar 4. Add Route................................................................................ 130
Gambar 4. Daftar Route............................................................................. 131
Gambar 4. Link Inbound Routes................................................................ 131
Gambar 4. Edit Incoming Route................................................................ 132
Gambar 4. Option, Privacy dan Set Destination........................................ 134
Gambar 4. Daftar Incoming Route............................................................. 135
Gambar 4. Download Xlite........................................................................ 135
Gambar 4. Option Xlite.............................................................................. 136
Gambar 4. Alerts and Sounds..................................................................... 136
Gambar 4. Lokasi Ringtone....................................................................... 137
Gambar 4. Set as Active Ringtone............................................................. 137
Gambar 4. Call Notification....................................................................... 138
Gambar 4. SIP Account Setting................................................................. 138
Gambar 4. Tombol Add.............................................................................. 139
Gambar 4. Account.................................................................................... 139
Gambar 4. X-Lite Ready............................................................................ 140
Gambar 4. Tombol Setup pada IP Phone................................................... 141
Gambar 4. Configuration GUI Linksys..................................................... 142
Gambar 4. Link Admin Login.................................................................... 142
Gambar 4. Menu System............................................................................ 142
Gambar 4. Link Admin Login.................................................................... 143
Gambar 4. Proxy and Registration............................................................. 143
Gambar 4. Subscriber Information............................................................ 144
Gambar 4. ARI Interface............................................................................ 144
Gambar 4. Voicemail.................................................................................. 145
Gambar 4. Call Monitor............................................................................. 146
Gambar 4. Phone Feature........................................................................... 146
Gambar 4. 95 Followme Settings................................................................ 147
Gambar 4. 96 Feature Codes....................................................................... 148
Gambar 4. 97 Settings................................................................................. 149
Gambar 4. 98 Bandwidth Test ke Google................................................... 150
5
Gambar 4. 99 Bandwidth Test Antar User IPPBX...................................... 151
Gambar 4. 100 Bandwidth Test Panggilan dari Voiprakyat........................ 151
Gambar 4. 101 Bandwidth Test Panggilan ke Voiprakyat.......................... 152
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. Referensi Codec........................................................................... 54
Tabel 2. Referensi Codec II....................................................................... 55
Tabel 2. Besarnya MOS dan delay dari beberapa codec............................ 55
Tabel 4. Spesifikasi Software..................................................................... 65
Tabel 4. Spesifikasi Hardware................................................................... 65
Tabel 4. 3 Perbandingan biaya komunikasi IPPBX dengan PSTN
(Menit)........................................................................................ 154
1
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A. DRAF WAWANCARA.......................................................... 159
Lampiran B. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM LOKAL................. 162
Lampiran C. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLJJ...................... 163
Lampiran D. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLI........................ 165
1
DAFTAR ISTILAH
No Istilah Penjelasan
1 ATA (Analog Telephony
Adapter)
Alat pengubah sinyal dari analog menjadi
digital yang berfungsi untuk
menjembatani VoIP dengan PSTN2 Bandwidth Luas atau lebar cakupan frekuensi yang
digunakan oleh sinyal dalam medium
transmisi.3 CID (Caller Identification) Layanan telepon, baik dalam sistem
telepon analog dan digital dan aplikasi
Voice over Internet Protocol (VoIP),
yang mentransmisikan nomor pemanggil
ke penerima.4 Disk Swap Memori tambahan virtual selain memori
fisik yang dipakai pada sistem operasi
Linux.5 Ethernet jenis skenario perkabelan dan
pemrosesan sinyal untuk data jaringan
komputer6 FTP Protokol yang berfungsi untuk tukar-
menukar file dalam suatu network yang
mensupport TCP/IP protocol.7 HTTP Protokol yang dipergunakan untuk
mentransfer dokumen dalam World Wide
Web (WWW).
xxi
8 Softphone Software yang digunakan oleh user agar
dapat melakukan panggilan VoIP melalui
komputer atau pun PDA.9 SMTP Salah satu protokol yang umum
digunakan untuk pengiriman surat
elektronik di Internet.10 Quality of Service (QoS) Sebuah bentuk jaminan kualitas atas
sebuah layanan.
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Private Branch Exchange (PBX) umumnya diterapkan pada telepon
konvensional. Tentunya karena menggunakan telepon konvensional, biaya
komunikasi terhitung cukup mahal apalagi jika di lingkungan perusahaan
dimana tidak hanya satu atau beberapa user yang melakukan panggilan
namun banyak user yang menggunakan panggilan, selain itu besarnya biaya
komunikasi tersebut juga ditentukan oleh lokasi yang ditelepon, semakin
jauh lokasinya maka semakin mahal juga biaya yang harus dibayar.
Seiring dengan kemajuan teknologi telah hadir teknologi NGN (Next
Generation Network) yang telah melahirkan teknologi-teknologi baru salah
satunya adalah Internet Protocol Private Branch Exchange (IPBBX).
IPPBX adalah PBX yang berjalan pada Internet Protocol. Pada
implementasinya, sistem IPPBX dapat diterapkan pada VoIP ataupun
Internet Telephony.
Teknologi IPPBX sangat menarik untuk dibahas karena implementasi
IPPBX ini berjalan pada VoIP maka IPPBX mampu menyediakan layanan
jaringan telepon pribadi dengan biaya yang lebih ekonomis (efisiensi biaya)
sehingga dapat menikmati biaya komunikasi yang lebih murah dibanding
telepon konvensional. Instalasi IPPBX bisa dijalankan tanpa harus membuat
dua jalur yaitu jalur telepon dan jalur internet melainkan hanya
1
2
menggunakan jalur internet saja. Biaya pemasangannya juga lebih murah
yaitu hanya memerlukan sebuah server dan software yang bisa didapatkan
secara freeware, selain itu agar server IPBBX juga dapat dihubungkan
dengan beberapa VoIP Provider sekaligus sehingga komunikasi yang
dihasilkan menjadi lebih kompleks.
PT. Transnetwork Communication Asia adalah perusahaan lokal
(swasta nasional) yang memfokuskan diri pada jasa telematika yang
terintegrasi. PT. Transnetwork Communication Asia menggunakan PBX
konvensional sebagai media komunikasi, oleh karena itu biaya komunikasi
pada PT. Transnetwork Communication Asia sangat mahal sedangkan
kebutuhan akan komunikasi sangat besar.
Berdasarkan pengamatan tersebut penulis akan melakukan riset
mandiri untuk membuktikan bahwa dengan menggunakan IPPBX dapat
mengurangi biaya komunikasi yang jauh lebih murah dibanding
konvensional. Atas pertimbangan tersebut penulis akan memilih judul:
“Implementasi Private Branch Exchange Berbasis Internet Protocol
dengan Menggunakan Session Initiation Protocol Sebagai Media
Telekomunikasi (Studi Kasus: PT. Transnetwork Communication
Asia”.
3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis menyimpulkan
beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut yaitu sebagai
berikut:
a. Bagaimana merancang teknologi IP PBX yang berjalan pada Voice over
Internet Protocol agar dapat menjadi suatu sistem komunikasi terpadu
dalam suatu jaringan internet yang berbasiskan SIP (Session Initiation
Protocol) dengan software open source.
b. Bagaimana menghubungkan IPPBX server dengan VoIP Provider
sehingga antara IPPBX server dan VoIP Provider bisa berkomunikasi.
1.3 Batasan Masalah
Penulis akan melakukan pembatasan masalah pada:
a. Melakukan konfigurasi hardware dan software untuk membangun
jaringan IPPBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol
konfigurasi server meliputi konfigurasi extension,trunk, inbound routes
dan outbound routes dengan menggunakan protokol SIP.
b. Membuat simulasi desain dan simulasi QoS jaringan IPPBX dengan
menggunakan aplikasi Ixchariot.
c. Pengujian echo test dan call test pada sistem IPPBX serta menghitung
jumlah bandwidth yang terpakai dengan menggunakan aplikasi Net
Meter.
4
1.4 Tujuan
Penelitian dari membangun internet protocol private branch exchange
dengan menggunakan session initiation protocol ini adalah untuk :
1. Menstimulasi dan menerapkan teknologi IPPBX pada jaringan sehingga
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Menganalisa besarnya penghematan biaya yang dapat dilakukan jika
menggunakan sistem IPPBX dibanding PBX konvensional.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari skripsi adalah :
1. Bagi penulis:
a. Dapat menjadi sarana untuk melatih kemampuan yang dimiliki penulis
tentang kajian teknologi PBX berbasis IP dan implementasinya
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
b. Dapat secara langsung melakukan konfigurasi teknologi IPPBX pada
hardware dan software suatu jaringan komputer.
2. Bagi Universitas:
a. Memberikan gambaran seberapa jauh mahasiswa dapat menerapkan
ilmunya.
b. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu teknologi
informasi khususnya bidang jaringan komputer.
5
c. Dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya, khususnya dalam
bidang PBX berbasis IP pada suatu organisasi.
3. Bagi Pengguna:
a. Dapat mengimplementasikan sistem IP PBX baik sisi server maupun
user.
b. Memberikan solusi komunikasi yang lebih baik.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penulisan ini menggunakan beberapa metodologi yang
bertujuan untuk mempermudah pembuatan dan perencanaan sistem yang
baru sebagai berikut :
1.6.1 Metode Pegumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan melalui tiga metode
yaitu studi pustaka, wawacara dan observasi.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian
menggunakan metode Network Development life Cycle dengan
tahapan seperti berikut:
a. Analisis
Tahapan ini dilakukan dengan analisa kebutuhan,
analisa permasalahan, analisa keinginan user, dan analisa
topologi jaringan yang sudah ada saat ini.
b. Desain
6
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap
desain ini akan membuat gambar design topologi jaringan
interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan
gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. desain bisa berupa desain struktur
topology, design akses data, design tata layout perkabelan,
dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas
tentang project yang dibangun.
c. Simulation Prototype
Pada tahap ini penulis akan membuat simulasi dari
sistem IPPBX dengan menggunakan software khusus di
bidang jaringan komputer khususnya VoIP yaitu Ixchariot.
d. Implementasi
Penulis akan menerapkan semua yang telah
direncanakan dan didesain sebelumnya pada peralatan
jaringan IPPBX.
e. Monitoring
Pada tahap ini penulis akan memonitor jaringan yang
telah dibuat agar jaringan komputer dapat berjalan sesuai
dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal
analisis.
f. Manajemen
7
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah
menerapkan pengaturan kebijakan untuk membuat atau
mengatur agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan
dengan baik. Pada penelitian ini, penulis hanya membahas
sampai tahap monitoring. Karena untuk tahap manajemen
secara keseluruhan merupakan wewenang PT.
Transnetwork Communication Asia.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan
terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan latar belakang, perumusan dan
pembatasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori – teori mengenai jaringan
komputer, IPPBX, VoIP dan SIP. Selain itu akan dibahas pula
beberapa teori pendukung lainnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan metode dan pendekatan yang digunakan
dalam membangun server IPPBX.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
8
Bab ini akan menguraikan dan membahas hasil perancangan server
IPPBX berbasis Session Initiation Protocol..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan kesimpulan yang dapat diambil dari
penulisan dan saran-saran untuk perbaikan dan pengembangan dari
sistem PBX berbasis IP yang sudah diimplementasikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Implementasi
Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70)
mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan.
Menurut Munir (2010:1), kata implementasi bermuara pada aktivitas,
adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme
mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
2.2 OSI (Open System Interconnection) Layer
Untuk mempermudah pengertian, penggunaan dan desain dari proses
pengolahan data, International Standard Organization (ISO) mengeluarkan
suatu model lapisan jaringan yang disebut referensi model Open System
Interconnection (OSI). Model OSI ini dikembangkan pada tahun 1982
Menurut Arifin (2003:2), model OSI merupakan salah satu model
referensi atau arsitektur jaringan yang utama. OSI menjelaskan bagaimana
data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah aplikasi pada sebuah
komputer melewati media jaringan ke aplikasi yang berada di komputer
lain.
9
10
Tujuan utama dari setiap model referensi, khususnya OSI model
adalah untuk mengijinkan berbagai macam device dari manufaktur yang
berbeda dapat saling beroperasi.
Gambar 2. 1 OSI Layer(Sumber : http://www.ciscobible.net)
Di dalam model OSI ini, proses pengolahan data dibagi menjadi tujuh
lapisan (layer) dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi sendiri-
sendiri. Oleh sebab itu model OSI sering juga disebut sebagai arsitektur
lapisan.
Menurut Wijaya (2001:2), model OSI tidak membahas secara detail
cara kerja dari lapisan OSI, melainkan hanya memberikan suatu konsep
dalam menentukan proses apa yang harus terjadi, dan protokol-protokol apa
yang dapat dipakai di suatu lapisan tertentu. Oleh karena banyak
manfaatnya, model OSI ini cepat menjadi populer, dan karena diakui oleh
suatu badan hukum, maka model OSI termasuk dalam kategori yang disebut
standar de jure.
2.2.1 Application Layer
Menurut Stafford (2004:44), application layer define processes
that allow application to use network service. Menurut pengertian
11
tersebut dapat diartikan bahwa application layer mendefinisikan
proses yang mengijinkan suatu aplikasi untuk menggunakan layanan
jaringan
Menurut Arifin (2003:3), layer aplikasi berfungsi sebagai
interface antara user dan komputer. Layer ini bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi ketersediaan partner komunikasi, menentukan
ketersediaan resources dan melakukan proses sinkronisasi
komunikasi. Ketika mengidentifikasi partner komunikasi, layer
aplikasi menentukan identitas dan ketersediaan dari partner
komunikasi, untuk sebuah aplikasi dengan data yang dikirim. Ketika
menentukan ketersediaan resource. Layer aplikasi harus memutuskan
apakah resource jaringan dapat memenuhi kebutuhan komunikasi
yang terjadi.
Berikut terdapat beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer
aplikasi, antara lain:
a. World Wide Web, (WWW)
b. Email Gateway, dengan menggunakan SMTP (Simple Mail
Transfer Protocol) untuk mengirimkan pesan antar aplikasi e-mail
yang berbeda.
2.2.2 Presentation Layer
Menurut Arifin (2003:4), Layer ini berfungsi untuk
menyediakan sistem penyajian data ke layer aplikasi. Layer ini
berfungsi menyediakan sistem pembentuk kode (format coding) dan
12
menyediakan proses konversi antar format coding yang berbeda.
Komputer dikonfigurasi untuk menerima bentuk data yang umum dan
kemudian mengubah ke dalam bentuk asli pada saat pembacaan
(misalnya EBDIC ke ASCII). Dengan menyediakan layanan
translation, layer presentasi menjamin data yang dikirimkan dari layer
aplikasi suatu sistem dapat dibaca oleh layer aplikasi di sistem yang
lain.
OSI memiliki protocol-protokol standar yang mendefinisikan
bagaimana data seharusnya terbentuk. Selain menyediakan format
coding, layer ini pun menyediakan sarana untuk melakukan
compression, decompression, encryption dan decryption.
Beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer presentasi, antara
lain:
a. PICT, TIFF, JPEG, merupakan format data untuk aplikasi berupa
gambar.
b. MIDI, MPEG dan Quicktime, merupakan format untuk aplikasi
sound dan movie.
2.2.3 Session Layer
Menurut Arifin (2003:4), Session layer bertanggung jawab pada
proses pembentukan, pengelolaan, dan pemutusan session antar sistem
aplikasi. Session layer juga bertugas mengendalikan dialog antar device atau
nodes.
13
2.2.4 Transport Layer
Menurut Arifin (2003:5), Transport layer bertanggung jawab dalam
proses:
a. Pengemasan data Upper layer ke dalam segmen dan menyediakan
mekanisme multiplexing aplikasi dari Upper layer.
b. Pengiriman segmen antar host (end to end connection).
c. Penetapan hubungan secara logic antara host pengirim dan host
penerima dengan membentuk virtual circuit.
d. Secara opsional, menjamin proses pengiriman data yang dapat
diandalkan.
e. Pada lapisan ini data diubah menjadi segmen atau data stream.
2.2.5 Network Layer
Menurut Arifin (2003:11), Network layer bertanggung jawab
untuk mengarahkan perjalanan (routing) melalui internetwork dan
bertanggung jawab mengelola sistem pengalamatan network. Router
merupakan device yang bekerja di layer network dan bertanggung
jawab untuk membawa trafik antar device yang terletak dalam
network yang berbeda.
Ketika paket diterima oleh interface sebuah router, maka alamat
tujuan akan diperiksa. Jika alamat tujuan tidak ditemukan maka paket
tersebut akan dibuang. Tetapi jika alamat tujuan ditemukan dalam
routing table maka paket akan dikeluarkan melalui outbound interface
menuju ke alamat tujuan.
14
Pada network layer terdapat dua jenis paket yakni:
a. Packet Data, digunakan untuk membawa data milik user yang
dikiimkan melalui jaringan. Protokol yang digunakan untuk
mengelola paket data disebut routed protocol. Contoh protokol
yang tergolong ke dalam routed protocol antara lain: IP dan IPX.
b. Route Update Packet, digunkan untuk meng-update informasi yang
terdapat dalam routing table milik router yang terhubung dengan
router lainnya. Protokol yang mengelola routing table disebut
dengan Routing Protocol. Contoh protokol yang tergolong dalam
routing protocol antara lain RIP, IGRP, OSPF dan sebagainya.
2.2.6 Data Link Layer
Menurut Arifin (2003:12), Data link layer menjamin bahwa
pesan dikirimkan ke media yang tepat dan menterjemahkan pesan dari
network layer ke dalam bentuk bit di physical layer untuk dikirimkan
ke host lain. Data link layer akan membentuk paket ke dalam bentuk
frame dan menambahkan sebuah header yang berisi alamat hardware
(physical/ hardware addressing).
Switch atau bridge merupakan device yang bekerja di data link
layer. Keduanya memiliki kemampuan untuk memisahkan collision
domain (separate/multiple collision domain) sama halnya dengan
router, tetapi kedua device ini tidak mampu memisahkan atau
memecahkan broadcast domain (single broadcast domain).
15
2.2.7 Physical Layer
Menurut Arifin (2003:13), Tanggung jawab dari layer ini adalah
melakukan pengiriman dan penerimaan bit. Physical layer secara
langsung menghubungkan media komunikasi yang berbeda-beda.
Physical layer menetapkan kebutuhan-kebutuhannya secara electrical,
mechanical, procedural untuk mengaktifkan, memelihara dan
memutuskan jalur antar sistem secara fisik.
Hub merupakan salah satu device yang dipergunakan di physical
layer.
2.3 TCP/IP
2.3.1 Pengertian
Menurut Purbo dkk (1998:1), TCP/IP (Transmission Control
Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang
mengatur komunikasi data komputer di Internet.
Menurut Nugroho (2005:25), TCP/IP merupakan protokol
standar yang dimilki oleh semua sistem operasi, kecuali pada sistem
operasi lama yang memang belum di-update seperti Novell yang
menggunakan NetBeui dan IPX/SPX.
2.3.2 Konsep TCP/IP
Komputer-komputer yang terhubung di Internet berkomunikasi
dengan protokol TCP/IP. Karena menggunakan bahasa yang sama,
yaitu protokol TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan sistem operasi
16
tidak menjadi masalah. Komputer PC dengan sistem operasi Windows
dapat berkomunikasi dengan komputer Macintosh atau dengan Sun
SPARC yang menjalankan Solaris. Jadi, jika sebuah komputer
menggunakan protokol TCP/IP dan terhubung langsung dengan
Internet, maka komputer tersebut dapat berhubungan dengan
komputer di belahan dunia manapun yang juga terhubung ke Internet.
Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi
standar de-facto jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang
terdapat pada protokol itu sendiri:
1. Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar protokol
yang terbuka
2. Standar protokol TCP/IP dalam bentuk Request for Comment
(RFC) dapat diambil oleh siapapun tanpa biaya.
3. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem
operasi atau perangkat keras tertentu.
4. Pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak
tergantung pada vendor tertentu.
5. TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat
dijalankan pada jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon dial-
up, jaringan X.25, dan praktis jenis media transmisi apa pun.
6. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan
cara ini, komputer dapat saling terhubung walaupun jaringannya
seluas Internet sekarang ini.
17
7. TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan sehingga
dapat diterapkan pada inter-network.
8. TCP/IP memiliki banyak jenis layanan.
Menurut Purbo dkk (1998:24), dalam TCP/IP, terjadi
penyampaian data dari protokol yang berada di satu layer ke protokol
yang berada di layer lain. Setiap protokol memperlakukan semua
informasi yang diterimanya dari protokol lain sebagai data.
Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer
atasnya, protokol akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke
data tersebut. Informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi
protokol tersebut. Setelah itu, data ini akan diteruskan lagi ke protokol
pada layer di bawahnya.
Hal yang sebaliknya terjadi jika suatu protokol menerima data
dari protokol lain yang berada pada layer dibawahnya. Jika data ini
dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut,
untuk kemudian meneruskan data tersebut ke protokol lain yang
berada pada layer di atasnya.
Sekumpulan protokol TCP/IP ini dimodelkan dengan empat
layer TCP/IP, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
18
Gambar 2. 2 Model TCP/IP(Sumber : Buku Pintar Internet TCP/IP, 1998:23)
Keempat layer TCP/IP tersebut adalah network interface layer,
internet layer, transport layer dan application layer.
2.3.3 Application layer
Application layer adalah bagian dari TCP/IP dimana permintaan
data atau servis diproses, aplikasi pada layer ini menunggu di port-nya
masing-masing dalam suatu antrian untuk diproses. Application layer
bukanlah tempat bagi word processor, spreadsheet, internet browser
atau yang lainnya akan tetapi aplikasi yang berjalan pada application
layer berinteraksi dengan word processor, spreadsheet, internet
browser atau yang lainnya, contoh aplikasi populer yang bekerja pada
layer ini misalnya FTP dan HTTP.
2.3.4 Transport Layer
Menurut Purbo dkk (1998:51), transport layer merupakan layer
komunikasi data yang mengatur aliran data antara dua host, untuk
keperluan aplikasi diatasnya. Ada dua buah protokol pada layer ini,
yaitu TCP dan UDP.
19
1. TCP
Menurut Purbo dkk (1998:1), TCP (Transmission Control
Protocol) merupakan protokol yang terletak di layer transport.
TCP merupakan protokol yang connection-oriented yang
artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikadasi end-to-end.
Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirm dan menerima
segmen. Segmen informasi dengan panjang data bervariasi pada
suatu datagram internet. TCP menjamin realibilitas hubungan
komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak,
hilang atau kesalahan kirim. Hal ini dilakukan dengan memberikan
nomor urut pada setiap paket yang dikirimkan dan membutuhkan
sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK
(acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval
pada waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi
penerima, nomor urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan
urutan data dan duplikasi data. TCP juga memiliki mekanisme flow
control dengan cara mencantumkan informasi dalam sinyal ACK
mengenai batas jumlah paket data yang masih boleh ditransmisikan
pada setiap segmen yang diterima dengan sukses.
Bagaimana pembentukan hubungan (handshake) dilakukan
dalam TCP/IP? Untuk memulai suatu pembukaan hubungan, client
harus terlebih dahulu mengirimkan paket SYN (singkatan dari
synchronize). Setelah menerima paket tersebut, server mengirimkan
20
paket SYN miliknya serta acknowledgement (ACK) terhadap paket
SYN sebelumnya. Saat client menerima paket ini, ia akan meng-
ACKnowledge serta mengirimkan data miliknya. Pada saat ini
terbentuklah koneksi TCP antara dua komputer, yaitu client dan
server.
2. UDP (User Datagram Protocol)
Menurut Purbo dkk (1998:55), UDP (User Datagram
Protocol) merupakan protokol transport yang sederhana. Berbeda
dengan TCP yang connection oriented, UDP bersifat connection
less. Dalam UDP tidak ada sequencing (pengurutan kembali) paket
yang datang, acknowledgement tehadap paket yang datang, atau
retransmisi jika paket mengalami masalah di tengah jalan.
Kemiripan UDP dengan TCP ada pada penggunaan port
number. Sebagaimana digunakan pada TCP, UDP menggunakan
port number ini membedakan pengiriman datagram ke beberapa
aplikasi berbeda yang terletak pada komputer yang sama.
Karena sifatnya yang connectionless dan unreliable, UDP
digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang secara periodik melakukan
aktifitas tertentu (misalnya query routing table pada jaringan
lokal), serta hilangnya satu data akan dapat diatasi pada query
periode berikutnya dan melakukan pengiriman data ke jaringan
lokal. Pendeknya jarak tempuh datagram akan mengurangi resiko
kerusakan data.
21
2.3.5 Internet Layer
Menurut Purbo dkk (1998:25), Protokol yang berada pada layer
ini bertanggung jawab pada proses pengiriman paket ke alamat yang
tepat.
1. IP (Internet Protocol)
Menurut Wijaya (2001:17), Internet Protocol (IP) adalah
protokol yang memberikan alamat atau identitas logika untuk
peralatan di jaringan.
Menurut Arifin (2003:28), IP merupakan protokol yang
mengelola sistem pengalamatan logika.
Menurut Purbo dkk (1998:40), protokol IP merupakan inti
dari protokol TCP/IP. Seluruh data yang berasal dari protokol pada
layer diatas IP harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP, dan
dipancarkan sebagai paket IP, agar sampai ke tujuan.
Dalam melakukan pengiriman data, IP memiliki sifat yang
dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery
service.
Unreliable/ ketidakandalan berarti bahwa protokol IP tidak
menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan.
Sedangkan kata connectionless berarti dalam mengirim paket
dari tempat asal ke tujuan, pihak pengirim dan penerima paket IP
sama sekali tidak mengadakan perjanjian terlebih dahulu.
22
Datagram delivery service berarti setiap paket data yang
dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain.
2. ICMP (Internet Control Message Protocol)
Menurut Purbo dkk (1998:44), ICMP (Internet Control
Message Protocol) adalah protokol yang bertugas mengirimkan
pesan-pesan kesalahan dan kondisi lain yang memerlukan perhatian
khusus. Pesan/ paket ICMP dikirim jika terjadi masalah pada layer
IP dan layer atasnya (TCP/UDP).
3. ARP (Address Resolution Protocol)
ARP digunakan untuk keperluan pemetaan IP address
dengan ethernet address. ARP bekerja dengan mengirimkan paket
berisi IP Address yang ingin diketahui alamat ethernet-nya ke
alamat broadcast ethernet.
2.3.6 Network Interface Layer
Layer terbawah dari model TCP/IP adalah Network Interface
Layer. Layer ini bertanggung jawab mengirim data dan menerima data
dari media fisik. Beberapa contohnya adalah ethernet, SLIP dan PPP.
Hal ini sangat penting karena data harus dikirimkan dari dan ke suatu
host melalui sambungan pada suatu jaringan.
23
2.4 Voice over Internet Protocol (VoIP)
2.4.1 Pengertian
Menurut Yani (2007:1), VoIP adalah sebuah cara lain untuk
berkomunikasi mengirim dan menerima suara, layaknya telepon
biasa dengan biaya murah bahkan gratis.
Menurut Ghafarian et all (2007:200), Voice over Internet
Protocol (VoIP) is a technology that has reached a level of maturity
and reliability such that it can now be applied to the enterprise
environment. VoIP has the potential to reduce communications costs
considerably and opens a new path in the development of new
devices. Menurut pengertian tersebut VoIP merupakan suatu
teknologi yang telah sampai pada tingkat kematangan dan keandalan
sehingga dapat diterapkan pada lingkungan perusahaan. VoIP
memiliki potensial untuk mengurangi biaya komunikasi dan
membuka jalur baru pada pengembangan peralatan baru.
2.4.2 Jenis Komunikasi VoIP
Jenis sambungan VoIP yang bisa dilakukan sebagai berikut.
1. Computer to Computer
Menurut Yani (2007:11), hubungan computer to computer
adalah koneksi yang menghubungkan dua buah komputer melalui
sebuah broadband atau koneksi internet. Koneksi computer to
computer bisa dilakukan jika memenuhi tiga syarat, yaitu koneksi
internet, headset, dan softphone.
24
2. Computer to Phone
Fasilitas ini hampir serupa dengan sambungan computer to
computer. Bedanya, hubungan ini memiliki fasilitas, yaitu PC bisa
menghubungi nomor PSTN dan ponsel.
3. Phone to Computer dan Phone to Phone
Panggilan phone to computer dan phone to phone dapat
dilakukan dengan catatan user meggunakan IP-Phone yang
dikoneksikan ke jaringan internet dan memiliki sejumlah nominal
pulsa dari peyelenggara VoIP.
2.4.3 Hardware VoIP
1. IP Phone
Pesawat telepon khusus ini kelihatannya sama dengan telepon
biasa. Tapi selain mempunyai konektor RJ-11 standar, IP Phone
juga mempunyai konektor RJ-45. IP Phones menghubungkan
langsung dari telepon ke router, dan didalam IP Phone sudah ada
semua perangkat keras maupun lunak yang sudah terpasang
didalamnya yang menunjang melakukan pemanggilan IP.
Gambar 2. 3 Tampilan IP Phone(Sumber: newsroom.cisco.com)
25
2. USB Phone
Memiliki bentuk menyerupai telepon seluler. Untuk
menggunakannya, USB Phone harus dihubungkan ke komputer
melalui port USB.
Gambar 2. 4 Tampilan USB Phone(Sumber: http://skypetips.internetvisitation.org)
3. Internet Telephony Gateway (ITG)
Menurut Yani (2007:6), Internet Telephony Gateway adalah
user agent yang memiliki dua jenis port, yaitu port FXS (terhubung
ke telepon biasa) dan FXO (terhubung ke PSTN langsung atau bisa
melalui PBX).
Gambar 2. 5 Internet Telephone Gateway(Sumber: http://www.tammex.com.au)
26
4. Analog Telephone Adapter (ATA)
ATA memungkinkan kita untuk menghubungkan pesawat
telepon biasa ke komputer atau disambungkan ke internet untuk
dipakai VoIP. ATA adalah alat pengubah sinyal dari analog
menjadi digital. Cara kerjanya adalah mengubah sinyal analog dari
telepon dan mengubahnya menjadi data digital untuk di
transmisikan melalui internet.
Gambar 2. 6 Analog Telephone Adapter (Sumber: www.yupeephone.com)
2.4.4 Software VoIP
Software VoIP yang dimaksud adalah softphone. Menurut
Rachmanto (2008:36), Soft phone merupakan software yang
digunakan oleh user agar dapat melakukan panggilan VoIP melalui
komputer atau pun PDA. Biasanya, software tersebut bisa didapatkan
secara gratis. Jenis software yang dapat berfungsi sebagai user agent
sebagai berikut.
1. Jenis softphone SIP, misalnya SJphone dan X-Lite.
2. Jenis softphone IAX, misalnya Idefisk dan IaxLite.
27
3. Jenis softphone H.323, misalnya Netmeeting.
Gambar 2. 7 Tampilan Idefisk
Gambar 2. 8 Tampilan SJPhone
28
Gambar 2. 9 Tampilan XLite
Gambar 2. 10 Tampilan IAXLite(sumber: ttp://www.unifycall.com)
Gambar 2. 11 Tampilan Netmeeting
29
2.4.5 Keuntungan VoIP
1. Biaya lebih murah untuk sambungan langsung jarak jauh
2. Cukup dengan dua lokasi yang terhubung dengan akses internet,
biaya percakapan menjadi sangat murah.
3. Memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer dan internet
yang sudah ada untuk berkomunikasi dengan suara.
4. Dengan adanya gateway, bentuk jaringan VoIP dapat
disambungkan dengan PABX yang ada.
5. VoIP dapat menghubungkan ke banyak sambungan. Misalnya,
sambungan dari PC ke telepon biasa, IP Phone headset, dan
sambungan lainnya.
2.4.6 Gangguan Pada VoIP
Menurut Rachmanto (2008:36), Gangguan ini disebabkan
karena faktor dari teknik kompresi yang digunakan, banyaknya packet
loss di jaringan dan kualitas dari jaringan itu sendiri.
1) Noise
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), A phenomenon
in which there is a marked contrast between the background
noise heard when the distant party is speeking and when the
channel is quiet, produce by silence suppression. Menurut
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa noise adalah suara-
suara lain yang timbul di belakang pembicaraan ketika sedang
melakukan pembicaraan ataupun tidak melakukan pembicaraan.
30
2) Echo
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), The reflection
of a speaker’s speech signal back to the origin with enough
power and delay to make it audible and perceptible as speech.
Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa echo
merupakan pemantulan kembali dari suara penelepon sehingga
dapat terdengar kembali. Echo mengganggu karena akan timbul
gema dalam pembicaraan sehingga suara terdengar berkali-kali.
Echo atau gema disebabkan oleh kesalahan perangkat
pengirim dan penerima suara dalam mengonversikan atau
mengubah data dari suara menjadi digital atau sebaliknya
biasanya karena adanya kesalahan faktor impedansi dalam
rangkaian analog peralatan.
3) Speech Distortion
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), Deformations
of natural speech waveforms that produce sounds that cannot be
articulated by human speakers. Menurut pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa speech distortion yaitu perubahan bentuk dari
gelombang suara yang menghasilkan suara yang tidak dapat
diartikan dengan jelas. Gangguan tersebut berakibat suara
terpotong dan terkesan gargling (berkumur).
4) Voice Clipping
31
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:38), Loss of
beginning or ending sounds of words at the distant end. Menurut
pengertian tersebut voice clipping merupakan gangguan berupa
suara yang hilang pada bagian awal ataupun akhir kata.
5) Delay
Menurut Ohrtman (2004:157), The time from transmission
of a packet to its reception. Menurut pengertian tersebut dapat
diartikan bahwa delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengirimkan data dari terminal sumber sampai terminal tujuan.
Kualitas suara akan sangat tergantung dari waktu delay. ITU
merekomendasikan untuk aplikasi suara, delay maksimum adalah
150 ms, sedangkan delay maksimum dengan kualitas suara yang
masih dapat diterima oleh pengguna adalah 250 ms.
6) Jitter
Menurut Ohrtman (2004:157), The variation in arrival
times between continuous packets transmitted from point A to
point B. Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
jitter merupakan variasi delay yang terjadi antar paket yang
ditransmisikan dari titik A ke titik B. hal ini disebabkan oleh
akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket
di penerima dihitung dalam miliseconds. Untuk mengatasi jitter
maka paket data yang datang dikumpulkan dulu dalam jitter
32
buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket dapat
diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar.
7) Loss Packet
Loss packet timbul ketika terjadi peak load dan congestion
(kemacetan transmisi paket akibat padatnya traffic yang harus
dilayani) dalam batas waktu tertentu, maka frame (gabungan data
payload dan header yang di transmisikan) suara akan dibuang
sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya pada jaringan
berbasis IP. Salah satu alternatif solusi permasalahan di atas
adalah membangun link antar node pada jaringan.
8) MOS
MOS ( Mean Opinion Score ) merupakan opini pendengar
di sisi penerima. Nilai yang diberikan mulai dari 1 sampai 5. Nilai
MOS dihasilkan dengan cara merata-ratakan hasil penilaian
sejumlah pendengar terhadap audio yang dihasilkan oleh teknik
voice coding. Setiap pendengar diminta untuk menilai kualitas
suara menggunakan skema rating sebagai berikut: 1= bad (Very
annoying), 2= Poor (Annoying), 3= Fair (Slightly annoying), 4=
Good (Perceptible but not annoying), 5= Exellent
(Imperceptible).
2.5 Internet Protocol Private Branch Exchange (IPPBX)
33
Menurut Kavitha et all (2009:274), An IPPBX is a telephone system
within an enterprise that switches calls between enterprise users on local
lines while allowing all users to share a certain number of external phone
lines. The main purpose of an IPPBX is to save the cost of requiring a line
for each user to the telephone company's central office. Menurut pengertian
tersebut dapat diartikan bahwa IPPBX merupakan sebuah sistem telepon
dengan sebuah bagian yang dapat mengalihkan panggilan antar pengguna
jalur lokal pada bagian tersebut serta mengijinkan semua pengguna untuk
berbagi nomor jalur telepon eksternal tertentu. Tujuan utama dari IPPBX
adalah untuk menghemat biaya penambahan jalur untuk tiap pengguna
kantor pusat perusahaan telepon.
2.5.1 Layanan Dasar IP PBX
Menurut Sinha et all (2006:30), because of the greater access to
data and the incorporation of open standards, IP PBX systems
generally provide the same features as traditional systems with more
intelligence and there is greater opportunity to integrate with
standard business application enabling a higher level of automation.
Dari penjelasan tersebut dapat diartikan karena akses data yang lebih
baik dan kesatuan dari standar yang terbuka, sistem IP PBX umumnya
menyediakan layanan yang sama dengan sistem tradisional namun
dengan intelegensi yang lebih baik dan kesempatan yang lebih baik
untuk disatukan dengan aplikasi bisnis guna mendapatkan level
automatisasi yang lebih tinggi.
34
Sentral IP PABX memiliki layanan – layanan dasar yang
merupakan kelebihan dari sentral IP PABX bila dibandingkan dengan
sentral PABX konvensional yaitu :
1) Support LAN system
Sentral IP PABX mampu terkoneksi dengan jaringan
komputer (LAN) melalui fast ethernet card yang memiliki
kapasitas bandwidth hingga 10 – 100 Mbps.
2) Call Center
Sentral IP PABX mampu mendukung fasilitas auto
attendant dan fasilitas – fasilitas Interactive Voice Response
(IVR) serta bisa digunakan untuk aplikasi Computer Telephone
Integration (CTI)
3) VoIP (Voice over Internet Protocol)
Sentral IP PABX mampu mengakomodasi layanan VoIP
melalui terminal IP Phone atau softphone yang dipasang pada
Personal Computer (PC).
3) ISDN (Integrated Service Digital Network)
Sentral IP PABX mampu terhubung dengan jaringan ISDN
baik PRA maupun BRA analog R2.
4) Billing System
Sentral IP PABX juga dilengkapi dengan kemampuan
billing system sehingga pengguna bisa melihat record data
telepon yang masuk maupun telepon yang keluar.
35
5) DID (Direct Inward Dialing)
Sentral IP PABX mendukung sistem DID, yaitu dimana
user dapat menghubungi secara langsung ke tujuan tanpa melalui
operator.
6) ACD (Automatic Call Distribution)
Sentral IP PABX mendukung sistem ACD yaitu suatu
sistem yang bisa mendistribusikan panggilan secara otomatis ke
saluran yang kosong.
7) Conference Call
Sentral IP PABX juga mendukung untuk layanan
conference call sehingga user bisa menghubungi lebih dari satu
user.
8) Gateway Internet
Sentral IP PABX juga bertindak selaku gateway ke jaringan
internet sehingga pelanggan yang terhubung dengan PC atau IP
Phone dapat terhubung ke jaringan internet dan bisa mengakses
layanan VoIP, internet dan email.
10) Malicious Call Tracking
Sentral IP PABX juga mendukung adanya layanan
Malicious Call Tracking sehingga administrator bisa melacak
telepon yang masuk maupun yang keluar.
11) Administrator
36
Operasional sentral IP PABX dapat dikendalikan oleh
administrator sehingga kinerja sentral IP PABX dapat
dimonitoring dan dikendalikan oleh administrator.
12) Fax over IP
Sentral IP PABX memungkinkan adanya layanan faximile
over Internet Protocol (IP), sehingga dengan adanya layanan ini
memungkinkan terjadi komunikasi faximile antar gedung tanpa
melalui saluran provider telekomunikasi. Adapun layanan-
layanan tambahan berdasarkan masing-masing produk sentral IP
PABX .
2.5.2 Komponen Dasar IPPBX
Gambar 2. 12 Komponen Dasar IPPBX
Komponen dasar IPPBX terdiri dari data account yang tersusun
atas extension yang merupakan data account yang akan digunakan
oleh extension agar terhubung dengan IP PBX ini. Extension di sini
adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan user dari IP
PBX ini. Komponen yang lainnya adalah trunk yang merupakan data
account yang akan digunakan IP PBX untuk menghubungi trunk.
37
Trunk adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan server
lain atau IP PBX lain yang akan dihubungi oleh IP PBX ini. Dial Plan
merupakan aturan dial yang akan dimanfaatkan oleh extension untuk
menghubungi sesama extension atau trunk dan sebaliknya.
2.5.3 Cara Kerja IP PBX
Pusat dari sistem adalah server IP PBX, yang bekerja seperti
proxy server. Dengan sistem yang berbasis Session Initiation Protocol,
VoIP client mendaftarkan SIP address ke server, dimana server terse-
but mengatur database dari semua user beserta alamatnya. VoIP client
bisa berupa softphone yang di-install pada komputer ataupun hard-
phone.
Ketika user membuat suatu panggilan, IP PBX akan mengidenti-
fikasi panggilan tersebut, apakah itu sebuah panggilan internal atau
panggilan external. Jika panggilan tersebut adalah panggilan internal,
maka panggilan tersebut akan dirutekan ke SIP address atau user dari
telepon yang dituju. Panggilan eksternal akan dirutekan ke VoIP gate-
way.
VoIP gateway dapat berupa VoIP gateway yang dibuat sendiri
oleh perusahaan dan disatukan dengan IPPBX server, atau menggu-
nakan gateway dari VoIP provider.
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan IP PBX
Disamping layanan-layanan dasar yang bisa diberikan IP PBX,
Keuntungan IP PBX antara lain:
38
1) Jika kantor baru atau gedung baru tidak perlu tarik 2 kabel, (kabel
telpon (RJ11) dan kabel LAN (RJ45)) dalam 1 bangunan kantor.
Cukup tarik semua pake kabel LAN (RJ45).
2) Sisi management jadi lebih mudah misalnya : penambahan exten-
tion cukup beli switch / hub, kabel LAN dan ipphone.
3) Kontrol yang lebih baik, IPPBX sudah support untuk billing se-
hingga bisa memantau user dengan extention tertentu sering tele-
pon ke siapa saja.
4) Scalable. Ekstensi ippbx tidak terbatas dapat menangani sejumlah
extension dan jalur telepon dalam jumlah yang sangat besar.
5) Tidak bergantung pada satu jenis vendor saja.Dapat menggunakan
VoIP gateway apaun serta SIP VOIP Phone apa saja.
Sedangkan kekurangan IP PBX sebagai berikut:
1) Kekurangan IPPBX kebanyakan pada bandwidth yang tersedia.
Jika LAN mungkin tidak menjadi masalah karena switch sekarang
sudah mencapai 100 Mbps atau lebih.
2.6 Session Initiation Protocol (SIP)
Protokol SIP pertama kali dirancang oleh Henning Schulzerinne dari
University College London pada awal 1996. tujuan dari perancangan SIP
adalah untuk memberikan protokol yang mengatur proses signaling dan
pengelolaan sesi percakapan pada sistem komunikasi berbasis Internet
39
Protocol yang sesuai dengan layanan yang tersedia pada Public Switched
Telephone Network (PSTN).
SIP dapat menggunakan protokol TCP (Transmission Control
Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol) dan mendengarkan pada
port 5060. pada penggunaannya, SIP memerlukan dukungan dari protokol
seperti SDP (Session Description Protocol) dan RTP (Realtime Transport
Protocol).
SIP menjadi protokol standar yang diresmikan oleh IETF (Internet
Engineering Task Force) dan didokumentasikan pada RFC (Request For
Comment) 3261. pada RFC tersebut dijabarkan setiap detail dari
spesifikasi protokol SIP, mulai dari struktur data yang dikirimkan hingga
ancaman-ancaman yang mungkin terjadi pada protokol SIP dan bagaimana
mekanisme pengamanan terhadap ancaman tersebut.
2.6.1 Pengertian
Menurut Chendramata dkk (2007:1), Session Initiation
Protocol adalah sebuah signaling protocol yang berfungsi untuk
membangun, mengubah dan memberhentikan sesi percakapan antara
satu atau lebih user.
Menurut Gonçalves (2006:170), SIP or Sessions Initiated
Protocol is a text-based protocol similar to HTTP and SMTP. It was
designed to initialize, keep and terminate interactive communication
sessions between users. These sessions may include voice, video,
chat, interactive games, and others. It was define by the IETF and is
40
becoming a de facto standard for voice communications. Dari
penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa SIP atau Sessions Initiated
Protocol adalah protokol berbasis teks yang serupa dengan HTTP
dan SMTP. SIP dirancang untuk menginisialisasi, memelihara dan
mengakhiri sesi komunikasi interaktif antar user. Sesi ini meliputi
suara, video, chat, game interaktif, dan lainnya. SIP didefinisikan
oleh IETF (Internet Engineering Task Force) dan menjadi standar de
facto untuk komunikasi suara.
Menurut Sinha et all (2006:29), SIP is an Internet
Engineering Task Force (IETF) protocol that is used to initiate
interactive user session with multimedia elements. Menurut
pengertian tersebut SIP adalah sebuah protokol IETF yang
digunakan untuk memulai sesi interaktif pengguna dengan elemen
multimedia.
2.6.2 Prinsip Dasar
Menurut Meggelen et all. (2005:67) “SIP is an application-
layer signaling protocol that uses the well-known port 5060 for
communications”. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa
SIP merupakan protokol signaling yang bekerja pada layer aplikasi
serta menggunakan port 5060 untuk berkomunikasi.
Menurut Sinha et all (2006:29), in the Open System
Interconnection (OSI) communication model. SIP takes place in the
application layer (layer 7) and is responsible for establishing,
41
modifying, and terminating the user sessions. In this case study, the
user sessions are Internet telephony phone cells. Dari penjelasan
tersebut dapat diartikan bahwa pada model OSI. SIP berada pada
layer aplikasi (layer 7) dan bertanggung jawab untuk membentuk,
mengubah, dan menghentikan sesi user. Pada kasus ini, sesi user
adalah user yang menggunakan telepon berbasis Internet telephony.
Menurut Meggelen et all (2005:67), SIP can be transported
with either the UDP or TCP transport-layer protocols. Menurut
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa SIP dapat
ditransportasikan dengan protokol UDP atau TCP yang ada pada
transport layer.
Menurut Chendramata dkk (2007:1), SIP dapat menggunakan
protokol TCP (Transmission Control Protocol) maupun UDP (User
Datagram Protocol) dan mendengarkan pada port 5060. Pada
penggunaannya, SIP memerlukan dukungan dari protokol lain
seperti SDP (Session Description Protocol) dan RTP (Realtime
Transport Protocol).
Menurut Rachmanto (2008:16), protokol SIP didukung oleh
beberapa protokol lainnya yaitu RSVP (Resource Reservation
Protocol) yang bertugas melakukan pemesanan pada jaringan, RTP
(Real-time Transport Protocol) dan RTCP (Realtime Transport
Control Protocol) yang bertugas mentransmisikan media dan
42
mengetahui kualitas layanan dan SDP (Session Description
Protocol) yang bertugas untuk mendeskripsikan sesi media.
Pesan SIP ditransmisikan dalam protokol TCP, UDP, TLS dan
SCTP.
1. TCP
Menurut Rachmanto (2008:47), Protokol TCP dipakai pada
proses pesan INVITE karena protokol TCP reliabel, dapat
menangani congestion control, dapat mengirimkan ukuran pesan
yang berubah – ubah. Kelemahan protokol ini dapat menyebabkan
delay dan koneksi harus tetap terjaga, tidak terputus.
Dalam hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling,
TCP digunakan untuk menjamin setup suatu call pada sesi signaling.
TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena
pada suatu komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami
keterlambatan lebih penting daripada penanganan paket yang hilang.
2. UDP
UDP digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan
mekanisme reliabilitas.
Menurut Rachmanto (2008:46), Protokol UDP digunakan
dalam proses mengakhiri panggilan. UDP digunakan karena pada
proses ini tidak berisi pesan yang besar, hanya pesan BYE yang
dikirimkan untuk mengakhiri pangilan dan tidak memerlukan
congestion control.
43
Selain itu UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan
audio stream yang dikrimkan secara terus menerus. UDP digunakan
pada VoIP karena pada pengiriman audio streaming yang
berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan
pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya
paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari jumlah paket yang
dikirimkan.
3. TLS
Menurut Rachmanto (2008:48), TLS digunakan untuk proses
enkripsi dan autentikasi. SIP server harus dapat mendukung TLS dan
penggunaan TLS berlangsung selama proses komunikasi. Pada
dokumen RFC, TLS dibahas pada RFC 4346.
4. SCTP
Menurut Rachmanto (2008:48), SCTP digunakan dalam hal
pengiriman pesan untuk membentuk komunikasi yang reliabel,
meneruskan paket ke layer aplikasi. Pada dokumen RFC, SCTP
dibahas pada RFC 3286.
2.6.3 SIP Request & Response
Ada dua jenis message dalam SIP yaitu: request (biasa disebut
methods) dan response. Request dikirim dari client ke server, yang
berisi tentang operasi yang diminta oleh client tersebut. Sedangkan
44
response, dikirim dari server ke client, yang berisi informasi
mengenai status dari segala sesuatu yang diminta oleh client.
Ada 6 jenis SIP request yaitu:
1. INVITE
Mengundang user agent lain untuk bergabung dalam sesi
komunikasi.
2. ACK
Konfirmasi bahwa user agent telah menerima pesan terakhir
dari serangkaian pesan INVITE.
3. BYE
Terminasi sesi.
4. CANCLE
Membatalkan koneksi.
5. REGISTER
Registrasi di Registrar Server
6. OPTIONS
Dapat digunakan untuk memeriksa ketersedian server.
7. REFER
Mentransfer SIP call
8. SUBSCRIBE
Pemberitahuan.
9. NOTIFY
Mengirimkan informasi channel.
45
10. INFO
Digunakan untuk membawa pesan seperti informasi inline
DTMF.
11. MESSAGE
Mengirimkan pesan instan.
Menurut Gonçalves (2006:176), The SIP responses are in text
format and are easily readable (similar to http messages). Menurut
pengertian tersebut dapat disimpulkan SIP response berupa format
teks dan bersifat mudah terbaca (serupa dengan pesan pada HTTP).
Response yang penting diantaranya:
1. 1xx: Informational Message
2. 2xx : Successful Response
3. 3xx : Redirection Response, request diarahkan ke tempat lain
4. 4xx : Request Failure Response
5. 5xx : Server Failure Response
6. 6xx : Global Failures Response
2.6.4 Alur Session Initiation Protocol
1. Session Intiation
Pada protokol SIP, apabila seorang user ingin memulai sebuah
percakapan maka user agent yang digunakan harus mengirimkan
request INVITE. Apabila user agent tujuan memberikan persetujuan
untuk melakukan percakapan maka user agent tersebut akan
mengirimkan response OK. Setelah mendapatkan response OK maka
46
user agent pemanggil harus mendapatkan request ACK untuk
mendapatkan percakapan. Apabila user tujuan menerima request ACK
tersebut maka sesi percakapan dengan menggunakan protokol RTP
dapat dilakukan.
2. Session Termination
Menurut Chendramata dkk (2007:8), Session termination adalah
suatu mekanisme yang terdapat pada protokol SIP yang berfungsi
untuk memberhentikan sesi percakapan yang sedang berlangsung.
Untuk memberhentikan sesi percakapan yang telah terjalin maka
user agent harus mengirimkan request BYE kepada user agent tujuan.
Apabila user tujuan mengirimkan response OK maka sesi percakapan
yang terjadi akan diberhentikan.
3. User Registration
Menurut Chendramata dkk (2007:4), User registration
merupakan skenario yang terdapat pada Session Initiation Protocol
yang berfungsi untuk melakukan pendaftaran seorang user sehingga
user tersebut dapat dipanggil oleh user lain. Berikut ini adalah
penjelasan tahapan demi tahapan yang dilakukan pada proses user
registration:
f. User mengirimkan request REGISTER kepada SIP server.
g. Karena SIP server tidak mengenali user tersebut maka SIP
server mengirimkan response UNAUTHORIZED sehingga
47
memaksa user untuk mengirimkan ulang request REGISTER
dan ditambahkan informasi password.
h. User mengirimkan ulang request REGISTER dan ditambahkan
informasi password.
d. SIP server melakukan pemrosesan terhadap informasi yang
dikirimkan dan apabila informasi tersebut sesuai dengan data
yang ada pada database maka SIP server akan mengirimkan
response OK.
2.6.5 Komponen SIP
1. Proxy Server
Menurut Chendramata dkk (2007:2), Proxy adalah sebuah
entitas dalam protokol SIP yang mempunyai fungsi-fungsi seperti:
melakukan forwarding terhadap request. Melakukan validasi
terhadap request, melakukan pencarian informasi tujuan dari
request, melakukan proses terhadap informasi routing yang
terdapat pada request.
a. Stateful proxy
Menurut Stafford (2004:156), Statefull proxies
(temporarily) keep track of the requests they forward.
Menurut pengertian tersebut statefull proxy menjaga alur dari
request yang diteruskan.
Menurut Chendramata dkk (2007:2), statefull proxy
menyimpan kondisi request response yang melalui proxy.
48
Berdasarkan pembagian tugasnya statefull proxies
dapat dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu transaction
statefull dan call statefull.
b. Stateless proxy
Menurut Stafford (2004:156), stateless proxies
“forward ‘em dan forget ‘em” That is, stateless proxies do
not retain any information about the SIP messages they
forward. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
stateless proxy “meneruskan dan melupakan” yaitu, stateless
proxy tidak pernah menyimpan informasi apapun dari pesan
SIP yang akan diteruskan.
Menurut Chendramata dkk (2007:2), stateless proxy
tidak pernah menyimpan kondisi request response
sebelumnya dari masing-masing user agents.
2. Redirect Server
Menurut Chendramata dkk (2007:3), redirect server adalah
sebuah elemen yang terdapat dalam arsitektur SIP yang berfungsi
untuk memberikan informasi tentang lokasi pengguna sistem VoIP
sehingga proxy server maupun redirect server dapat memantau
keberadaan pengguna tersebut pada jaringan komputer.
Redirect server meneruskan request yang dikirimkan oleh
user agent kepada user agent tujuan maupun proxy server lalu
menyampaikan hasil yang dibuat oleh user agent tujuan kembali
49
kepada user agent pengirim. Perbedaannya dengan proxy server
adalah tidak adanya fasilitas untuk menyimpan kondisi sesi
komunikasi antara user agent client dan user agent server.
3. Back to Back User Agents
User agent merupakan sebuah software atau hardware yang
digunakan oleh komputer agar dapat memanggil dan menerima
panggilan, baik berasal dari sambungan komputer ke komputer
(computer to computer), komputer ke IP-phone, PSTN (Public
Switched Telephone Network), atau perangkat lainnya (Yani,
2007:6).
Menurut Stafford (2004:157), a back-to-back user agent
(B2BUA) is an entity that resides at the opposite end of the
spectrum, so to speak. Menurut pengertian tersebut user agent
merupakan suatu entitas yang berada di akhir spektrum.
Menurut Chendramata dkk (2007:3), user agent adalah
sebuah elemen yang terdapat dalam arsitektur SIP yang berfungsi
sebagai media penghubung antara user dengan sistem.
Peranan penting yang dilakukan oleh user agent dalam
protokol SIP adalah membuat sebuah dialog. Dialog yang
dimaksud adalah sebuah respresentasi koneksi peer to peer yang
persistent antara dua buah user agent.
User agent dibedakan menjadi dua jenis yaitu UAS (User
Agent Server) serta UAC (User Agent Client).
50
Menurut Chendramata dkk (2007:3),UAC adalah user agent
yang selalu membuat request serta mengirimkan request tersebut
sedangkan UAS adalah user agent yang bertindak menerima
request dan membuat response atas request yang diminta.
4. Registrars
Menurut Chendramata dkk (2007:3), registrar server adalah
sebuah elemen yang terdapat pada arsitektur SIP yang berfungsi
untuk mengelola data serta melayani proses registrasi pengguna.
Komponen SIP ini dapat menerima dan memproses request
SIP REGISTER. Berfungsi untuk mengelola data serta melayani
proses registrasi pengguna. Pada komponen ini terdapat proses
autentikasi yaitu dengan mengisi username dan password yang
tepat.
2.7 Asterisk
Asterisk pertama kali dikembangkan oleh Mark Spencer dari Digium
dan mempunyai lisensi open source. Seperti layaknya PBX, Asterisk dapat
menghubungkan pengguna VoIP yang ingin melakukan panggilan kepada
pengguna lain.
Asterisk dirilis dibawah lisensi GPL (GNU General Public License)
dan lisensi proprietary software untuk komponen-komponen tertentunya.
Pada dasarnya asterisk dirancang untuk berjalan diatas sistem operasi Linux,
namun sekarang asterisk sudah berjalan pada sistem operasi NetBSD,
51
OpenBSD, Mac OS X dan Solaris, meskipun sebagai native platform, dan
Linux tetap menjadi OS paling di-support oleh asterisk saat ini.
Asterisk sudah memiliki fitur-fitur yang terdapat dalam sebuah sistem
PBX, seperti voice mail, conference calling, dan call distribution. Dimana,
karena Asterisk sendiri adalah sebuah software open source, kita masih
dapat menambahkan modul-modul yang diinginkan dalam bahasa C atau
mengembangkan Astyerisk Gateway Interface dalam bahasa Perl atau
bahasa lainnya.
Selain itu, Asterisk juga men-support banyak protokol VoIP yang ada
saat ini, termasuk SIP, MGCP dan H.323. Asterisk dapat digunakan untuk
berbagai telepon SIP, dan berperan sebagai registrar maupun gateway
antara IP phone dan PSTN. Sebagai PBX, asterisk juga dapat melakukan
interaksi dengan asterisk lainnya yang juga berperan sebagai PBX. Untuk
keperluan tersebut asterisk memiliki sebuah protokol khusus yang
dinamakan dengan IAX (Inter Asterisk Exchange). Pada saat ini, protokol
IAX telah memiliki versi yang terbaru yaitu IAX2.
Asterisk dapat berfungsi sebagai softswitch yang juga dapat mengurusi
signaling antara jaringan paket dan sirkuit.
2.7.1 Pengertian Asterisk
Asterisk is an open source, converged telephony platform,
which is designed primarily to run on Linux. Asterisk combines over
100 years of telephony knowledge into a robust suite of tightly
integrated telecommunications applications (Meggelen et all.,
52
2005:xiii). Menurut pengertian tersebut asterisk merupakan sebuah
perangkat lunak bersifat open source, seperangkat aturan-aturan
komunikasi yang utamanya berjalan pada sistem operasi Linux.
Asterisk mengkombinasikan pengetahuan telepon lebih dari 100
tahun menjadi seperangkat aplikasi telekomunikasi yang terintegrasi.
Menurut Gonçalves (2006:12), asterisk is an “Open Source
PBX software” that once installed in a PC hardware along with the
correct interfaces, can be used as a full featured PBX for home
users, enterprises, VoIP service providers and telecoms. Menurut
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa asterisk merupakan suatu
perangkat lunak PBX bersifat open source dimana ketika diinstal
pada perangkat keras komputer tentunya dengan antarmuka yang
tepat, dapat digunakan sebagai fitur PBX untuk pengguna rumahan,
perusahaan, penyedia jasa VoIP dan telecom.
Menurut Chendramata dkk (2007:40), asterisk merupakan
salah satu perangkat lunak sebagai implementasi PBX (Private
Branch Exchange) yang dapat digunakan pada arsitektur VoIP.
2.7.2 Modul Pendukung Asterisk
Asterisk membutuhkan beberapa modul pendukung untuk
membuat asterisk dapat bekerja lebih optimal, diantaranya yaitu:
1. Zaptel (Zapata Telephony Driver)
The Zaptel interface is a kernel loadable module that
presents an abstraction layer between the hardware drivers and
53
the Zapata module in Asterisk (Meggelen et all., 2007:43).
Menurut pengertian tersebut, Zaptel merupakan sebuah modul
kernel yang loadable yang berfungsi untuk merepresentasikan
layer abstraksi antara driver hardware dan modul Zapata pada
asterisk.
2. Libpri
Libpri harus diinstal terlebih dahulu sebelum
menginstalasi asterisk, sehingga setelah proses instalasi asterisk
selesai, libpri akan langsung terdeteksi dan dapat digunakan
ketika meng-compile asterisk.
3.Mpg123
Menurut Meggelen et all (2005:44), “Asterisk uses the
mpg123 program to stream MP3s during the use of Music on
Hold (MoH”). Menurut pengertian tersebut asterisk
menggunakan program mpg123 untuk dapat menjalankan Music
on Hold.
Dengan adanya modul ini maka file musik dapat
dijalankan.
4. Asterisk-sound
Modul tambahan ini berisikan suara operator wanita.
Modul ini bekerja misalkan pada fitur echo test dan speaking
clock.
54
2.8 Codec
Codecs are generally understood to be various mathematical models
used to digitally encode (and compress) analog audio information
(Meggelen et all, 2007:193). Menurut pengertian tersebut codec secara
umum diartikan sebagai sekumpulan model matematika yang digunakan
secara digital untuk memecahkan kode (dan meng-compress) suara analog.
Menurut Yani (2007:8), codec atau Coder-Decoder merupakan sebuah
algoritma yang dapat mengonversi dan mengompresi format suara ke dalam
bentuk kode atau sebaliknya.
Serupa dengan proxy, codec tersedia dalam bentuk open source
(biasanya gratis) dan licensed (tidak gratis). codec yang bisa didapatkan
secara open source, seperti GSM (Global System for Mobile
communications) codec, iLBC (internet Low Bitrate Codec), Speex, dan
G.711. Jenis codec yang harus dibeli terlebih dahulu, seperti codec G.729
dan G.723.
Tabel 2. 1 Referensi Codec (Sumber: Meggelen et all, 2007:194)
Codec Data bitrate (Kbps) License required?G711 64 Kbps NoG.726 16, 24, 32, or 40 Kbps NoG729A 8 Kbps Yes (no for
passthrough)
GSM 13 Kbps NoIlbc 13.3 Kbps (30-ms frames) or 15.2
Kbps (20-ms frames)
No
Speex Variable (between 2.15 and 22.4 Kbps) No
55
Tabel 2. 2 Referensi Codec II (Sumber: Meggelen et all, 2005:145)
Codec Data bitrate (Kbps) License required?G.723.1 5.3 or 6.3 kbps Yes (no for passthrough)
Tabel 2. 3 Besarnya MOS dan delay dari beberapa codec (Sumber: Ohrtman, Franklin D., 2004:174)
Standard Data Rate (Kbps) Delay (ms) MOSG.711 64 0.125 4.8G.721 16,24,32,40 0.125 4.2G.723G.726G.728 16 2.5 4.2G.729 8 10 4.2
G.723.1 5.3, 6.3 30 3.5, 3.98
2.9 Network Development Life Cycle (NDLC)
Menurut Goldman dan Rawles (2001:470), NDLC merupakan model
kunci dibalik proses perancangan jaringan komputer.
Gambar 2. 13 Network Development Life Cycle
56
Menurut Stiawan (2009:2), NDLC terdiri dari enam tahap yaitu
sebagai berikut:
1. Analysis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan
yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang
sudah ada saat ini.
2. Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan
membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan diban-
gun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuh-
nya dari kebutuhan yang ada.
3. Simulation Prototype
Beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi den-
gan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET
TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk meli-
hat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan pre-
sentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keter-
batasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para networker’s yang
hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology
yang akan didesign.
4. Implementation
Di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan se-
belumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua
57
yang telah direncanakan dan di-design sebelumnya. Implementasi meru-
pakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project
yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan
untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.
5. Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang
penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai
dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis,
maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.
6. Management
Di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian
khusus adalah masalah policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat
atau mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik
dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat
tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis pe-
rusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau align-
ment dengan strategi bisnis perusahaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Hipotesis
Hipotesis penelitian yang penulis rumuskan adalah bagaimana cara
membangun IPPBX dengan menggunakan Session Intiation Protocol
sebagai media komunikasi serta melakukan hubungan dengan VoIP
Provider.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
skripsi ini adalah metode studi pustaka, wawancara dan observasi. Metode
studi pustaka ini dilakukan dengan mencari data dan bahan yang
berhubungan dengan IP PBX, SIP, Jaringan Komputer dan Linux. Pencarian
dilakukan melalui media internet, forum, ataupun buku dan bahan bacaan
lainnya. Untuk menambah bahan penelitian, penulis juga mengajukan
pertanyaan melalui e-mail ke sesama pengembang IP PBX dan pakar di
bidang IP PBX. Wawancara memungkinkan penulis untuk menumpulkan
data secara langsung atau bertatap muka dengan orang yang diwawancarai.
Sehingga memudahkan penulis untuk dapat menggali masalah secara lebih
dalam. Observasi yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara
meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan di lapangan.
59
60
3.3 Metode Pengembangan Sistem
Dalam membangun sistem IPPBX ini, penulis menggunakan metode
pengembangan NDLC (Network Development Life Cycle). Berkaitan
dengan skripsi ini, tahapan yang dilalui adalah sebagai berikut.
1. Analysis
Tahap awal ini dilakukan perumuan masalah dan identifikasi
konsep IPPBX yang akan dibangun, Metode yang biasa digunakan pada
tahap ini diantaranya:
a. Identify
Metode ini mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi.
Pembahasan pada metode ini dibahas pada bab 4 subbab 4.1.1.
b. Understand
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk dapat memahami cara
kerja sistem yang akan dibangun. Pembahasan pada kegiatan ini
akan dibahas lebih dalam pada bab 4 subbab 4.1.2
c. Analyze
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis sejumlah
komponen atau kebutuhan sistem yang akan dibangun. Pembahasan
pada kegiatan ini akan dibahas lebih dalam pada bab 4 subbab
4.1.3.
d. Report
Kegiatan ini merepresentasikan hasil analisis. Meliputi
Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan.
61
Pembahasan pada kegiatan ini akan dibahas lebih dalam pada bab 4
subbab 4.1.4.
2. Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan
membuat gambar design topology jaringan sistem IPPBX, diharapkan
dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. Pembahasan lebih dalam pada fase ini dibahas pada
bab 4 subbab 4.2.
3. Simulation Prototype
Pada tahap ini dibuat prototype dari sistem IPPBX yang akan
dibangun sebagai simulasi dari penerapan IPPBX. Diharapkan dengan
melakukan fase ini, penulis dapat mengetahui kualitas jaringan yang
nantinya akan dibangun sistem IPPBX, serta dapat mengetahui gambaran
umum dari sistem IPPBX. Penulis membangun prototype IPPBX dengan
menggunakan Ixchariot. Pembahasan lebih dalam pada fase ini dibahas
pada bab 4 subbab 4.3.
4. Implementation
Dalam implementasi penulis akan menerapkan semua yang telah
direncanakan dan didesain sebelumnya. Aktifitas pada fase meliputi
instalasi server IPPBX, konfigurasi server IPPBX dan konfigurasi user.
Pembahasan lebih dalam pada fase ini dibahas pada bab 4 subbab 4.4.
5. Monitoring
Yang termasuk dalam fase monitoring adalah proses pengujian.
Aktifitas pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian konektifitas
62
end to end dengan mengamati bandwidth, echo test dan call test. Selain
itu pada tahap ini juga dilakukan perbandingan biaya jika menggunakan
IPPBX dibanding PBX konvensional. Pembahasan lebih dalam pada fase
ini dibahas pada bab 4 subbab 4.5.
6. Management
Aktifitas perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan dikategorikan
pada fase ini. Karena proses manajemen sejalan dengan pemeliharaan
yang terdiri dari pemberian password admin, manajemen user dan
update freepbx. Sehingga akan menjamin fleksibilitas dan kemudahan
pengelolaan dan pengembangan IPPBX di masa yang akan datang. Pada
penelitian ini, penulis hanya membahas sampai tahap monitoring. Karena
untuk tahap manajemen secara keseluruhan merupakan wewenang PT.
Transnetwork Communication Asia. Hal tersebut dapat dilihat pada bab 4
subbab 4.6.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses penerapan Internet Protocol
Private Branch Exchange dengan menggunakan Session Iintiation Protocol
sebagai media telekomunikasi. Dalam hal ini, yang menjadi fokus adalah
pembagian nomor ekstensi kepada tiap user serta konfigurasi trunk, outbound
route, dan inbound route pada freepbx agar server IPPBX dapat berkomunikasi
dengan server voiprakyat sehingga komunikasi yang dihasilkan menjadi lebih
kompleks.
4.1 Analysis
Pada fase ini penulis akan membaginya ke dalam empat tahapan yaitu
sebagai berikut:
4.1.1 Identify
PT. Transnetwork Communication Asia memiliki Private
Branch Exchange konvensional sebagai media komunikasi, karena
menggunakan telepon konvensional tentunya biaya komunikasi
menjadi tidak murah apalagi jika yang menggunakan fasilitas PBX
tidak hanya satu atau beberapa orang melainkan banyak orang
sehingga biaya komunikasi menjadi membengkak, Selain itu biaya
komunikasi yang membengkak juga ditentukan oleh lokasi yang
63
64
ditelepon, semakin jauh lokasinya maka semakin besar juga biaya
yang dikenakan.
4.1.2 Understand
Dari hasil identifikasi permasalahan yang terdapat pada PT.
Transnetwork Communication Asia tersebut maka dibutuhkan suatu
teknologi yang dapat menekan biaya komunikasi menjadi minim serta
teknologi tersebut tidak hanya dapat terhubung dengan satu
lingkungan perusahaan atau universitas sehingga komunikasi yang
dihasilkan menjadi lebih kompleks.
4.1.3 Analyze (Menganalisa Elemen Sistem)
Hasil analisis yang penulis telah lakukan yaitu penulis akan
membangun server IPPBX sebagai Private Branch Exchange yang
berjalan pada VoIP dimana pada implementasinya, IPPBX tersebut
akan terhubung dengan salah satu VoIP provider sehingga
memungkinkan komunikasi yang murah dan lebih kompleks, dimana
user yang terhubung dengan IPPBX dapat menghubungi voiprakyat
dan sebaliknya user pada voiprakyat juga dapat menghubungi user
yang terhubung dengan server IPPBX.
4.1.4 Report (Melaporkan Hasil Analisis)
Tahap akhir dari fase analysis report yaitu laporan dari rincian
komponen spesifikasi sistem yang akan dibangun, spesifikasi
65
perangkat lunak dan perangkat keras dapat dilihat pada table 4.1 dan
table 4.2.
1. Spesifikasi Software
Tabel 4. 1 Spesifikasi Software
No Software Keterangan
1. Ubuntu 9.10 Server Sistem Operasi untuk Server
2. Asterisk 1.6.2.2
Inti dari sistem IP PBX. Segala
pengaturan dan modul yang
digunakan terdapat pada Asterisk.
3. Apache 2.2.12 Web server
4. My SQL 5.1.30 Database server
5. Free PBX 2.7.0.Antar muka (interface) pengaturan
Asterisk
6. Web Browser
Untuk menampilkan halaman
FreePBX karena pengaturan pada
FreePBX berbasis web.
7. Net MeterMenghitung besarnya bandwidth
yang terpakai.
8. X-Lite Soft phone
2. Spesifikasi Kebutuhan Hardware
Tabel 4. 2 Spesifikasi Hardware
NO Perangkat Jumlah Keterangan / Spesifikasi1 Kabel UTP 4 Kabel UTP yang
digunakan yaitu straight2 Switch 1 Allied Telesis FSW708
3 Server 1 Notebook Lenovo G-410
66
• Intel Pentium Dual Core
T2390 @1,86 GHz
• Harddisk 320 GB
• Memory RAM 1 GB
• VGA Onboard 256 MB
• Monitor 14”4 Client 1 Notebook Lenovo
Thinkpad
• Intel Centrino Core 2 duo
• Hardisk 2,5" SATA 160
GB
• Memory RAM 1,5 GB
• Graphical Processing Unit
Intel GMA 9505 IP Phone 1 Linksys SPA942
4.2 Design
Pada tahap ini, penulis merancang bentuk topologi jaringan IPPBX
yang akan dibangun. IPPBX yang akan dibuat terhubung dengan jaringan
internet untuk dapat membuat koneksi dengan VoIP Provider. Tiap user
baik berupa IPPhone ataupun PC yang di-install softphone akan terhubung
dengan IP PBX melalui Switch.
67
Gambar 4. 1 Topologi Jaringan
4.3 Simulation Prototyping (Simulasi Sistem)
Pada tahap ini penulis akan membangun simulasi dari sistem Internet
Protocol Private Branch Exchange yang akan dibangun dengan
menggunakan simulator. Penulis menggunakan simulator untuk
menstimulasi jaringan yang akan dibangun sebagai prototype simulasi
karena dapat merepresentrasikan sistem yang berjalan. Pada penelitian ini,
penulis menggunakan Ixchariot sebagai simulator. Selain itu, alasan penulis
menggunakan Ixchariot sebagai simulator karena simulator ini dapat
menguji kelayakan suatu resource jaringan yang akan digunakan untuk
VoIP dengan parameter QoS VoIP yang dihitung adalah throughput, MOS,
delay, lost data dan jitter berdasarkan codec yang dipakai.
68
Jalankan aplikasi Ixchariot.
Gambar 4. 2 Tampilan Ixchariot
Klik button Design yang ada di menu sebelah kiri Ixchariot, maka
akan muncul menu Visual Test Designer.
Gambar 4. 3 Visual Test Designer
Pertama-tama buat simulasi endpoint atau end user terlebih dahulu
yang ingin diuji coba, klik icon endpoint yang berada pada bagian kanan
Ixchariot.
69
Gambar 4. 4 Letak Icon Endpoint
Selanjutnya akan muncul menu Create A Endpoint. Masukkan IP
Address dari PC yang ingin di uji dengan mengetikkan IP Address pada
field Network address, lalu klik OK.
Gambar 4. 5 Create an Endpoint
Maka akan tampak gambar PC beserta IP Addressnya.
70
Gambar 4. 6 Satu Endpoint telah selesai dibuat
Buat endpoint selanjutnya, sebagai lawan bicara. Klik icon endpoint
dan masukkan IP Address dari endpoint yang akan diuji coba.
Gambar 4. 7 Create an Endpoint untuk PC 2
Selanjutnya pilih konektor yang akan menghubungkan enduser satu
dengan lainnya, karena yang diuji adalah VoIP maka pilih icon VoIP
Connector yang ada pada bagian kanan Ixchariot.
71
Gambar 4. 8 Letak Icon VoIP Connector
Pilih codec yang digunakan, karena codec yang akan digunakan pada
IPPBX yang akan dibuat adalah G.711 maka pada field Codec pilih G.711u
(64 kbps). Sedangkan, pada field Service quality pilih VoIPQoS. Lalu klik
OK.
Gambar 4. 9 Create a VoIP Connector
Pada simulator ini dicontohkan dua pc yang seolah-olah sedang
melakukan panggilan dengan pc lainnya.
72
Gambar 4. 10 Simulasi Topologi
Setelah desain topologi selesai dibuat, klik File yang ada pada toolbar
Ixchariot lalu klik Export to Ixchariot Test untuk mengkonversi desain
menjadi file Ixchariot Test yang dapat di-running nantinya.
Gambar 4. 11 Export to Ixchariot Test
73
Tentukan lokasi penyimpanan file Ixchariot Test lalu klik Save.
Gambar 4. 12 Save File Ixchariot yang Sudah Diexport
Selanjutnya pada masing-masing PC yang akan dites kelayakannya,
eksekusi file endpoint dengan mengklik dua kali file endpoint.exe.
Gambar 4. 13 Eksekusi File Endpoint
74
Selanjutnya buka menu utama Ixchariot lalu klik File > Open untuk
membuka file Ixchariot Test yang sebelumnya telah disimpan.
Gambar 4. 14 Membuka File Eksekusi Ixchariot
Pilih file Ixchariot yang sebelumnya telah dikonvert dan disimpan.
Klik Open.
Gambar 4. 15 Lokasi File Ixchariot
75
Lalu setelah program Ixchariot di jalankan, klik tab Troughput maka
akan terlihat besarnya throughput atau bandwidth yang dipakai ketika dua
pc tersebut sedang melakukan percakapan. Karena codec yang digunakan
adalah G.711 maka besarnya bandwidth yang terpakai adalah 64 Kbps.
Gambar 4. 16 Throughput
76
Selanjutnya yang ditampilkan adalah MOS (Mean Opinion Score).
Rating MOS berkisar dari 1 sampai 5. Pada simulator diperlihatkan nilai
rating MOS adalah 4,38 berarti masih dalam klasifikasi Good (Perceptible
but not annoying), artinya kemungkinan suara yang dihasilkan masih dapat
terdengar dengan jelas.
Gambar 4. 17 MOS
77
Selanjutnya pada tab One Way Delay Ixchariot menampilkan
besarnya delay. Pada tampilan One Way Delay Average (ms) tertulis
besarnya kemungkinan terjadi delay adalah 0.
Gambar 4. 18 Delay
78
Selanjutnya QoS yang ditampilkan adalah lost data. Klik tab Lost data
maka akan terlihat field Bytes Lost from E1 to E2 sebesar 0. Dari tampilan
tersebut dapat disimpulkan jika VoIP dibangun pada jaringan ini, maka
besarnya paket yang hilang kemungkinannya adalah 0 persen.
Gambar 4. 19 Lost Data
79
Terakhir adalah jitter, klik tab Jitter pada Ixchariot lalu pada tab pada
Ixchariot pada field Jitter (delay variation) Maximum (ms) tertulis
kemungkinan terjadi jitter yang muncul maximum 4 milisecond.
Gambar 4. 20 Jitter
4.4 Implementation
4.4.1 Instalasi Server
4.4.1.2 Instalasi Ubuntu
Pada proses instalasi ubuntu ada beberapa proses yaitu:
Booting dengan first boot dari CD Room. Saat pertama kali
komputer dinyalakan masuk ke menu BIOS, kemudian rubah
prioritas boot ke drive DVD. Pastikan installer Linux telah
80
dimasukkan ke dalam DVD-ROM setelah itu pilih exit and
save change.
Jika benar akan ada tampilan yang meminta pemilihan
bahasa instalasi Ubuntu. Pada instalasi ini digunakan bahasa
Inggris.
Gambar 4. 21 Pemilihan Bahasa Instalasi
Setelah selesai loading akan ada tampilan awal
Instalasi, terdapat beberapa pilihan instalasi:
a. Untuk mencoba ubuntu tanpa instalasi maka pilih “Try
Ubuntu without any change to your computer”.
b. Untuk melakukan instalasi pada mode grafis (jika VGA card,
monitor, dan mouse kompatibel dengan Ubuntu) maka pilih
“Install Ubuntu”.
81
c. Instalasi dapat dilakukan pada mode teks. Proses instalasi
akan berjalan lebih cepat pada mode teks. Untuk melakukan
instalasi pada mode teks pilih “Install Ubuntu in Text Mode”.
Pada proses instalasi penulis memilih instalasi pada
mode grafis, pilih “Install ubuntu” dengan menggunakan
tombol panah lalu tekan “enter” pada keyboard.
Gambar 4. 22 Install Ubuntu
Pada proses selanjutnya yaitu language selection. Pilih
bahasa yang dipahami diantara pilihan yang disediakan. Pada
proses ini bahasa yang dipilih adalah English.
82
Gambar 4. 23 Language Selection
Proses selanjutnya yaitu time zone selection. Pada
proses ini karena server berlokasi dijakarta maka pilihlah
Asia/Jakarta. Klik Forward.
Gambar 4. 24 Time Zone Selection
83
Keyboard Configuration. Pilih jenis keyboard yang
sesuai, yang default adalah USA, maka tidak perlu
melakukan perubahan apapun klik Forward.
Gambar 4. 25 Keyboard Configuration
Disk Partitioning Setup. Jika hardisk dapat terdeteksi
maka akan muncul dua pilihan.
a. Erase and use the entire disk
b. Specify partitions manually (advanced)
Pilihan pertama akan menghapus partisi yang dipilih
dan akan menciptakan layout partisi secara otomatis.
Sedangkan pilihan kedua akan memberikan keleluasaan bagi
pengguna untuk menentukan pilihan layout partisi. Penulis
84
memilih pilihan kedua yaitu Specify partitions manually
(advanced).
Setelah itu proses Disk Setup. Disk Druid akan
menampilkan informasi tabel partisi. Jumlah, ukuran, dan
format partisi ditentukan sendiri oleh pengguna.
Gambar 4. 26 Disk Setup
Ubuntu memerlukan sekurang-kurangnya 2 partisi
yaitu:
a. Partisi /(root) untuk file-file Ubuntu.
b. Partisi Swap untuk memori virtual
Mula-mula membuat partisi /(root). Klik button add
lalu akan muncul menu Create a new partition terdapat
85
beberapa field pada field Type for the new partition pilih
Primary. Pada field New partition size in megabytes
(1000000 bytes) masukkan space hardisk minimal 6 MB.
Masukkan field Use as dengan Ext4 journaling file system
dan field Mount point dengan / lalu klik OK.
Gambar 4. 27 Membuat Partisi Root
Lalu buat partisi Swap. Klik button add lalu akan
muncul menu Create a new partition terdapat beberapa field
pada field Type for the new partition pilih Logical. Pada field
New partition size in megabytes (1000000 bytes) masukkan
space yang dibutuhkan untuk memori virtual linux pada kali
ini diberikan space 2089. Masukkan field Use as dengan
swap area lalu klik OK.
86
Gambar 4. 28 Membuat Partisi Swap
Selanjutnya proses pemberian username dan password.
Pada field What is your name? isi dengan nama yang
diinginkan, pada field What name do you want to use to log
in? isi dengan nama user yang akan digunakan untuk log-in,
pada field Choose a password to keep your account safe isi
dengan password yang diinginkan, field What is the name of
this computer isi dengan nama yang diinginkan sebagai
identitas komputer jika komputer terhubung dengan jaringan.
Terakhir ada 3 pilihan. Pilihan pertama log in automatically
jika ingin memulai ubuntu tanpa harus login terlebih dahulu.
Pilihan kedua Require my password to log in jika ingin
masuk ke ubuntu melalui proses log in. Selanjutnya pada
pilihan ketiga digunakan jika user ingin masuk ke ubuntu
dengan melalui proses login serta permintaan password pada
direktori home. setelah itu klik forward.
87
Gambar 4. 29 Pemberian Username dan Password
Sebelum proses instalasi dimulai Ubuntu akan
mengkonfirmasi konfigurasi yang telah diberikan. Jika semua
konfigurasi benar maka klik Install.
88
Gambar 4. 30 Konfirmasi Proses Instalasi
Proses instalasi dimulai. Setelah proses Instalasi selesai
komputer akan reboot dan Ubuntu dapat digunakan.
Gambar 4. 31 Instalasi Ubuntu
89
4.4.1.2 Konfigurasi IP
Buka aplikasi terminal dengan mengklik Application >
Accessories > Terminal.
Gambar 4. 32 Letak Aplikasi Terminal
Maka akan terlihat jendela terminal. Pemberian alamat
IP dapat dilakukan dengan perintah ifconfig eth0 up dan
tekan “enter”. Setelah itu ketikkan ifconfig eth0 192.168.1.2
netmask 255.255.255.0 dan tekan “enter”.
Gambar 4. 33 Pemberian IP Address
90
Setelah perintah untuk memasang IP dijalankan, pada
komputer sekarang telah terpasang nomor IP:192.168.1.2.
untuk mengecek keberhasilan pemasangan IP, gunakan
perintah ifconfig dengan menentukan eth0-nya.
Gambar 4. 34 Cek IP Address Ubuntu
4.4.1.3 Instalasi Asterisk dan FreePBX
1. Download serta Instalasi Paket yang Dibutuhkan
Buka aplikasi terminal. Arahkan source list ke
http://archive.ubuntu.com dengan mengaktifkan mirror
tersebut. Edit file sorce list dengan mengetikkan perintah :
sudo gedit /etc/apt/sources.list
Pada konfigurasi yang ada, matikan CD ROM dengan
memberikan # di depannya. Selanjutnya, ubah semua mirror
dengan menghilangkan setiap kata “id”.
91
Gambar 4. 35 File Source List yang Telah Diubah
Sebelum melakukan kompilasi untuk Asterisk, lakukan
pemeriksaan paket-paket dasar yang dibutuhkan oleh asterisk
harus sudah ter-install sebelum, meng-install Asterisk, yaitu:
gcc, make, bison, libncurses5-dev, libssl-dev dan lain
sebagainya. Cara melakukan pemeriksaan adalah dengan
mengetikkan perintah dpkg –l |grep nama paket pada konsol
sebagai contoh:
#dpkg –l |grep gcc#dpkg –l |grep make#dpkg –l |grep bison#dpkg –l |grep libncurses5-dev#dpkg –l |grep libssl-dev
92
Jika setelah pemeriksaan tampilan layar seperti
dibawah ini:
Gambar 4. 36 Tampilan Terminal ketika Paket Sudah Terinstal pada Ubuntu
Maka paket sudah terinstal pada Linux. Tetapi jika
tidak ada respon apapun berarti paket belum diinstal pada
Ubuntu.
Lakukan instalasi dengan mengetikkan apt-get install
nama paket. Selain paket tersebut ada paket-paket tambahan
lainnya yang diperlukan Asterisk dan FreePBX, langkah-
langkahnya:
Pertama install OpenSSH yang digunakan untuk
komunikasi dari PC lainnya menggunakan SSH.
sudo apt-get install libssl-dev ssh
Setelah itu, kita meng-install library.
sudo apt-get install gcc make g++
93
Lihat versi kernel yang telah ter-install pada Ubuntu
dengan mengetikkan uname –a. Setelah menjalankan perintah
uname, maka akan terlihat tampilan seperti berikut:
Gambar 4. 37 Versi Kernel yang Terinstal
Setelah itu cari header, images dan source. untuk
kernel.
apt-cache search 2.6.31
Lalu install headers, images dan source untuk kernel
yang nantinya dibutuhkan untuk kompilasi zaptel.
sudo apt-get install linux-headers-2.6.31-14-generic linux-image-2.6.31-14-generic linux-source-2.6.31
Setelah itu install aplikasi selanjutnya yaitu nmap yang
dibutuhkan untuk menunjukkan port apa saja yang terbuka
pada sistem linux, lynx untuk melihat website dari CLI.
sudo apt-get install nmap lynx
Berikutnya install festival karena festival sangat
penting untuk membuat AGI dengan asterisk dan bahasa
pemrograman lainnya.
sudo apt-get install festival festival-dev
94
Lalu install library yang dibutuhkan asterisk.
sudo apt-get install ncurses-base ncurses-bin ncurses-term libncurses5 libncursesw5 libncurses5-dev libncursesw5-dev
sudo apt-get install zlib1g zlib1g-dev
Install juga library yang dibutuhkan oleh FreePBX
sudo apt-get install bison bison-docsudo apt-get install libxml2 libxml2-devsudo apt-get install libtiff4 libtiff4-dev
Install library yang dibutuhkan untuk memproses suara.
sudo apt-get install libasound2 libgsm1 libltdl3 libpq4 libspeex1 libsqlite0 libtonezone1 libaudiofile0 libaudiofile-dev
Selanjutnya meng-install flex untuk driver Sangoma
Card.
sudo apt-get install flex
Install library selanjutnya yang diperlukan untuk
dokumentasi Asterisk dan untuk meng-install versi terbaru
dari Asterisk dan FreePBX.
sudo apt-get install subversion curl doxygen
Install library yang dibutuhkan oleh FreePBX.
sudo apt-get install libnet-telnet-perl mime-construct libipc-signal-perl libmime-types-perl libproc-waitstat-perl
95
Install Apache web server yang digunakan untuk untuk
mengakses FreePBX GUI.
sudo apt-get install apache2
Juga library PHP yang dibutuhkan oleh FreePBX.
sudo apt-get install php5 php5-cli php5-mysql php-pear libapache2-mod-php5 php5-curl php5-gd php-db
Selanjutnya install MySQL Database server untuk
mengatur informasi CDR dan konfigurasi asterisk dari
FreePBX.
sudo apt-get install mysql-client-5.0 mysql-server-5.0 libmysqlclient15-dev
Setelah menginstall MySQL maka secara otomatis
MySQL akan meminta input password root untuk MySQL.
Masukkan password root lalu tekan enter pada keyboard.
2. Download, compiling Paket-Paket Asterisk dan FreePBX
serta perubahan beberapa password default
Langkah kedua dari Instalasi Asterisk dan FreePBX
adalah membuat folder baru untuk meletakkan paket-paket
Asterisk yang akan di-download.
mkdir ~/asteriskcd asterisk
96
Selanjutnya file yang nantinya akan di-download akan
disimpan pada folder asterisk pada direktori root yang telah
dibuat.
Langkah pertama adalah download asterisk-perl. Modul
ini berfungsi untuk memproses konfigurasi Asterisk.
wget http://www.cpan.org/modules/by-category/25_Bundles/Asterisk/asterisk-perl-0.10.tar.gz
Download file selanjutnya dibutuhkan yaitu untuk
mengontrol mp3 dan file suara lainnya seperti file GSM,
Ulaw, alaw dan sebagainya.
wget http://superb-east.dl.sourceforge.net/sourceforge/sox/sox-14.3.0.tar.gz
wget http://easynews.dl.sourceforge.net/sourceforge/lame/lame-3.97.tar.gz
Download paket FreePBX yang ada pada main
application yang berfungsi untuk mengkonfigurasikan
asterisk menggunakan web navigator.
wget http://easynews.dl.sourceforge.net/sourceforge/amportal/freepbx-2.7.0.tar.gz
Download paket asterisk.
97
wget http://downloads.digium.com/pub/asterisk/releases/asterisk-1.4.20.tar.gz
Download paket zaptel, libpri dan asterisk addons.
wget http://downloads.digium.com/pub/zaptel/releases/zaptel-1.4.5.1.tar.gz
wget http://downloads.digium.com/pub/libpri/releases/libpri-1.4.10.2.tar.gz
wget http://downloads.digium.com/pub/asterisk/releases/asterisk-addons-1.4.4.tar.gz
Selanjutnya download suara-suara dalam bahasa inggris
untuk asterisk.
wget http://downloads.digium.com/pub/telephony/sounds/asterisk-core-sounds-en-ulaw-current.tar.gz
wget http://downloads.digium.com/pub/telephony/sounds/asterisk-extra-sounds-en-ulaw-current.tar.gz
wget http://downloads.digium.com/pub/telephony/sounds/asterisk-moh-freeplay-ulaw-current.tar.gz
Setelah itu masuk ke direktori /usr/src.
cd /usr/src
Ekstrak, compile dan install paket lame.
98
sudo tar –zxvf ~/asterisk/lame-3.97.tar.gzcd lame-3.97sudo ./configure –prefix=/usr –sysconfdir=/etcsudo make && sudo make install
Ekstrak paket sox dan install library ini yang digunakan
untuk memproses file multimedia.
cd /usr/srcsudo tar –zxvf ~/asterisk/sox-14.3.0.tar.gzcd sox-14.3.0sudo ./configuresudo makesudo make install
Selanjutnya kita akan menginstall Asterisk-Perl untuk
memproses Asterisk File Configiuration
cd /usr/srcsudo tar –zxvf ~/asterisk/asterisk-perl-0.10.tar.gzcd asterisk-perl-0.10sudo perl Makefile.PLsudo make allsudo make install
Ekstrak FreePBX.
cd /usr/srcsudo tar –zxvf ~/asterisk/freepbx-2.7.0.tar.gzcd freepbx-2.7.0
Selanjutnya, memulai instalasi database asterisk dalam
MySQL.
Pertama-tama akses CLI MySQL, masukkan root
password. Ketikkan mysql –u root –p lalu tekan enter pada
keyboard. Ketikkan:
mysql –u root –p
99
Setelah itu masukkan password yang baru dan tekan
“enter” pada key board. Jika login sukses, maka akan
terdapat tampilan mysql >.
Gambar 4. 38 Akses Mysql Sebagai root
Selanjutnya membuat user asterisk untuk MySQL.
grant all privileges on *.* to asterisk@localhost identified by “4st3r1sk”;flush privileges;exit
Setelah mengeksekusi perintah exit pada MySQL maka
akses CLI MySQL telah ditutup. Setelah itu, masuk ke
MySQL dengan user asterisk yang telah dibuat sebelumnya.
mysql –u asterisk –p
Buat database asteriskcdrdb dan asterisk yang
digunakan untuk konfigurasi asterisk dan informasi CDR.
create database asteriskcdrdb;create database asterisk;exit
Dumping skema database yang ada pada folder SQL
yang terletak pada direktori instalasi FreePBX.
100
mysql –u asterisk –p asterisk < /usr/src/freepbx-2.7.0/SQL/newinstall.sqlmysql –u asterisk –p asteriskcdrdb < /usr/src/freepbx-2.7.0/SQL/cdr_mysql_table.sql
Maka MySQL telah selesai dikonfigurasi. Setelah itu
buat user baru asterisk pada ubuntu dan tentukan
passwordnya.
sudo groupadd asterisksudo useradd –c “PBX asterisk” –d /var/lib/asterisk –g asterisk asterisksudo passwd asterisk
Buat direktori asterisk pada direktori /var/run/ yang
nantinya akan digunakan untuk tempat penyimpanan Asterisk
PID dan Asterisk Run.
sudo mkdir /var/run/asterisksudo chown asterisk:asterisk /var/run/asterisk
Tambahkan asterisk user pada apache.
sudo gedit /etc/groupwww-data:x:33:asterisk
lalu save and quit.
Cari letak file konfigurasi apache dengan menggunakan
perintah:
find /etc/apache2/ -type f|xargs grep Group
Edit File apache2.conf yang ada pada direktori
/etc/apache2/apache.conf.
101
sudo gedit /etc/apache2/apache2.conf
Selanjutnya ubah default user untuk apache dengan
asterisk user.
User ${APACHE_RUN_USER}Group ${APACHE_RUN_GROUP}
Diubah menjadi
User asteriskGroup asterisk
Lalu save dan quit.
Eksekusi command berikut ini untuk mengubah
permission dari php lib session.
sudo chown -R asterisk /var/lib/php5
Edit file konfigurasi php dan ubah properties php menjadi seperti berikut ini:
sudo gedit /etc/php5/apache2/php.iniupload_max_filesize = 32Mmax_execution_time = 120max_input_time = 120
Buat direktori asterisk pada /usr/src.
sudo mkdir /usr/src/asterisk
Masuk ke direktori /usr/src/asterisk yang telah dibuat.
cd /usr/src/asterisk
Ekstrak library libpri.
sudo tar zxvf ~/asterisk/libpri-1.4.1.tar.gz
102
Ekstrak library zaptel
sudo tar zxvf ~/asterisk/zaptel-1.4.5.1.tar.gz
Ekstrak file asterisk
sudo tar zxvf ~/asterisk/asterisk-1.4.20.tar.gz
Ekstrak asterisk AddOns
sudo tar zxvf ~/asterisk/asterisk-addons-1.4.4.tar.gz
Ekstrak asterisk sound
sudo mkdir asterisk-soundscd asterisk-soundssudo tar zxvf ~/asterisk/asterisk-core-sounds-en-ulaw-current.tar.gzsudo tar zxvf ~/asterisk/asterisk-extra-sounds-en-ulaw-current.tar.gzsudo tar zxvf ~/asterisk/asterisk-moh-freeplay- ulaw.tar.gz
Compile library libpri
cd /usr/src/asterisk/libpri-1.4.1sudo make & sudo make install
Compile driver Zaptel untuk asterisk
cd /usr/src/asterisk/zaptel-1.4.5.1sudo make cleansudo makesudo make installsudo make config
Meng-compile asterisk
103
cd /usr/src/asterisk/asterisk-1.6.2.2sudo make cleansudo makesudo make installsudo make samplessudo make progdocs
Meng-compile asterisk addons
cd /usr/src/asterisk/asterisk-addons-1.4.5.1sudo makesudo make install
Copy asterisk sound ke dalam direktori default asterisk
sound
sudo cp –rf /usr/src/asterisk/asterisk-sound/* /var/lib/asterisk/sounds/
Restart apache web server
sudo /etc/init.d/apache2 restart
Edit file konfigurasi asterisk.
sudo gedit /etc/asterisk/asterisk.conf
Ubah baris berikut:
RUNASTERISK=/var/run
Menjadi
RUNASTERISK=/var/run/asterisk
Ubah user pada /var/run/asterisk
sudo chown –R asterisk:asterisk /var/run/asterisk
104
Start asterisk sebelum memulai instalasi FreePBX, jika
tidak maka FreePBX tidak akan bisa di-instal.
sudo asterisk start
Periksa apakah asterisk telah dihidupkan
ps aux | grep asterisk
Jika asterisk telah dihidupkan maka akan muncul
tampilan seperti ini
Masuk ke dalam direktori FreePBX
cd /usr/src/freepbx-2.7.0/
Buat direktori asterisk baru pada /var/www
sudo mkdir /var/www/asterisksudo mkdir /var/www/asterisk/cgi-binsudo chown asterisk:asterisk /var/www/asterisksudo ./install_amp
Setelah mengeksekusi install_amp, maka akan ada
sejumlah requst untuk merubah password default yang ada
pada MySQL asteriskuser, Asterisk Manager Interface dan
FOP (Flash Operation Panel).
Pertama-tama akan me-request database user MySQL
untuk dapat berhubungan dengan asterisk. Database user
asterisk default adalah asteriskuser. Demi meningkatkan
keamanan, ubah database tersebut menjadi asterisk.
105
[asteriskuser] asterisk
Setelah itu masukkan password user mysql. Password
default adalah amp109, diubah menjadi 4st3r1sk. Password
dimasukkan untuk terhubung ke database asterisk.
[amp109] 4st3r1sk
Masukkan nama server database. jika database server
merupakan server yang tidak berada pada localhost maka
masukkan IP address atau domain name.
Masukkan hostname dari database asterisk.
[localhost] localhost
Selanjutnya username untuk mengakses Asterisk
Manager Interface. Username digunakan untuk dapat
terhubung ke Asterisk Manager Interface. Username default
adalah admin, diubah menjadi asterisk.
[admin] asterisk
Masukkan password baru untuk dapat terhubung ke
Asterisk Manager Interface. Password default adalah
amp111, untuk alasan security, ubah password menjadi
4st3.r1sk
[amp111] 4st3.r1sk
106
Masukkan path baru yang akan digunakan pada web
root AMP
[/var/www/html] /var/www/asterisk
Masukkan IP address atau hostname yang digunakan
untuk mengakses web-admin AMP.
[xx.xx.xx.xx] 192.168.1.2
Masukkan password untuk menampilkan call transfer
dengan Flash Operator Panel.
[password] asterisk
Gunakan extension admin sederhana untuk
memisahkan device dan user
[extensions] extensions
Masukkan direktori yang digunakan untuk menyimpan
skrip AMP yang executable.
[var/lib/asterisk/bin] /var/lib/asterisk/bin
Masukkan direktori yang digunakan untuk menyimpan
skrip super-user
[/usr/local/sbin] /usr/local/sbin
107
Gambar 4. 39 Eksekusi ./install_amp
Buat direktori baru yaitu custom yang akan diletakkan
pada direktori /var/lib/asterisk/sounds/ seperti berikut ini:
sudo mkdir /var/lib/asterisk/sounds/custom
Ubah privillage user pada direktori /var/lib/asterisk
dengan mengetikkan perintah berikut:
sudo chown –R asterisk:asterisk /var/lib/asterisk/
Langkah selanjutnya adalah menghentikan Asterisk
yang sedang running. Ketikkan:
ps aux | grep asterisk
108
Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini:
15306 adalah asterisk PID, PID ini dapat dihentikan
dengan mengetikkan perintah
sudo kill –s 9 15306
Buka file asterisk dengan menggunakan aplikasi gedit.
sudo gedit /etc/default/asterisk
Tambahkan baris berikut jika baris ini tidak ada di
dalam file.
RUNASTERISK=yes
Setelah itu save dan quit file asterisk.
Jalankan amportal untuk menghidupkan asterisk dan
FOP server.
sudo amportal start
Gambar 4. 40 Eksekusi Amportal Start
109
Verifikasi apakah asterisk sedang running
sudo ps aux | grep asterisk
Jika asterisk telah running maka akan terlihat tampilan
seperti berikut ini:
Gambar 4. 41 Tampilan Terminal Jika Asterisk Sudah Running
Buka web browser Mozilla firefox, masukkan IP
address web server dan masukkan path freepbx.
http://localhost/asterisk/admin/
4.4.2 Konfigurasi Server
FreePBX digunakan untuk mengatur managemen asterisk
tanpa harus coding pada terminal Linux.
Pada skripsi ini, halaman FreePBX dapat diakses dari
komputer lain dengan mengetikkan
http://192.168.1.2/asterisk/admin/ pada web browser. Agar
konfigurasi yang dibuat segera disimpan oleh FreePBX maka setiap
110
kali selesai membuat konfigurasi klik link Apply Configuration
Changes yang terletak di bagian atas halaman FreePBX
Gambar 4. 42 Apply Configuration Changes
Berikut ini adalah tampilan dari FreePBX:
Gambar 4. 43 Tampilan FreePBX
Pada FreePBX terdapat beberapa informasi mengenai Asterisk.
Informasi yang disajikan yaitu:
a. FreePBX Notice
111
Berisi mengenai info untuk update modul dan info jika terjadi
sesuatu terhadap sistem.
Gambar 4. 44 FreePBX Notices
b. FreePBX Statistics
Jika terdapat panggilan yang keluar atau pun masuk, jumlah
user yang aktif, jumlah panggilan dan trunk maka diinformasikan
pada bagian ini.
Gambar 4. 45 FreePBX Statistics
c. Uptime
Uptime menampilkan informasi tentang berapa lamanya server
IPPBX telah dihidupkan (System Uptime), berapa lama Asterisk
112
dihidupkan (Asterisk Uptime) dan berapa lama Asterisk aktif setelah
reload terakhir dijalankan (Last Reload).
Gambar 4. 46 FreePBX Uptime
e. System Statistics
Keterangan mengenai prosesor, memori, harddisk dan
besarnya transfer rate diinformasikan pada bagian ini.
Gambar 4. 47 System Statistics
113
f. Server Status
Menampilkan informasi status dari IPPBX server.
Gambar 4. 48 Server Status
4.4.2.1 Pemberian Ektension
Inti dari IPPBX adalah menambahkan eksetensi-
ekstensi kepada setiap user. Extension merupakan data
account yang akan digunakan oleh user agar terhubung
dengan IP PBX ini. Extension disini adalah sebuah nama atau
nomor yang merepresentasikan user dari IP PBX ini.
Pemberian ekstension ini dapat dilakukan dengan cara
mengklik tab setup dan pilih extensions.
114
Gambar 4. 49 Link Extensions
Pada bagian device terdapat beberapa pilihan device
sesuai dengan protokol yang ingin digunakan. Karena sistem
IPPBX yang akan dibangun menggunakan protokol SIP maka
pilih Generic SIP Device setelah itu klik tombol submit pada
layar FreePBX
Gambar 4. 50 Add an Extension
Setelah itu akan muncul menu Add SIP Extension.
Menu Add SIP Extension digunakan untuk membuat atau
115
menambahkan user. Pada menu Add SIP Extension ini,
perubahan dilakukan pada bagian Add Extension dan Device
Option.
Pada bagian Add Extension Isi Field User Extension
dengan nomor ekstensi yang akan kita berikan kepada user
tersebut, sedangkan pada field Display Name tuliskan nama
orang tersebut, atau nama sebuah departemen jika sedang
mensetup ekstensi kantor. CID Num Alias diisi jika user
tersebut mengaktifkan fitur Follow Me. Nomor ekstensi pada
fitur Follow Me ini akan dimasukkan ke CID Num Alias, jika
ternyata user memiliki nomor lain yang dapat dihubungi pada
nomor ekstensi tersebut maka isi pada field SIP Alias.
Gambar 4. 51 Add SIP Extension
Selanjutnya pada bagian Device Options terdapat field
secret dan dmtfmode. Pada field secret isi dengan password
yang diperlukan ketika SIP client pada nomer ekstensi
116
tersebut melakukan autentikasi dengan server IPPBX,
sedangkan pada field dmtfmode tidak perlu dibuat perubahan.
Gambar 4. 52 Device Option
Bagian Assigned DID/CID dikosongkan saja.
Gambar 4. 53 Assigned DID/CID
Pada bagian Recording Incoming dan Outgoing diganti
menjadi always maksudnya agar setiap ada panggilan yang
masuk atau panggilan yang keluar dapat terekam oleh server.
Jika pilihan recording incoming dan outgoing yang dipih
adalah demand berarti panggilan masuk atau keluar hanya
dapat direkam jika menekan *1 selain itu konfigurasi pada
general settings bagian Asterisk Dial command options
117
ditambahkan parameter ww. Rekaman yang sudah dibuat
dapat didengar dengan cara mengklik link play pada
voicemail.
Gambar 4. 54 Recording Options
Jika ingin mengaktifkan fitur voicemail pada user maka
pada bagian Voicemail & Directory, ubah status menjadi
enable. Voicemail Password digunakan untuk authentikasi
user jika ingin mengakses voicemail pada web browser.
Email address digunakan untuk mengirim pesan voicemail ke
alamat email user, isi dengan email user yang bersangkutan.
Pager Email Address digunakan hanya sebagai
pemberitahuan bahwa voicemail telah tersedia. Play CID
digunakan untuk pemberitahuan kepada user, Play Envelope
digunakan untuk memberitahukan tanggal dan waktu, delete
Vmail digunakan untuk menghapus pesan voicemail apabila
sudah dikirim ke email secara otomatis. Pilih yes pada email
attachment namun pilih no untuk play CID, Play Envelope
dan delete Vmail dengan tujuan agar tidak membebani
118
ukuran file yang dikirim ke user. Field VM Option berfungsi
untuk mengkonfigurasi maksimal pesan pada voicemail. VM
context isi dengan default.
Gambar 4. 55 Voicemail & Directory
Bagian VmX Locater dikosongkan. VmX locater
digunakan untuk konfigurasi jika panggilan yang dituju
sedang tidak aktif atau sibuk maka panggilan tersebut dapat
dialihkan dengan menekan tombol 0, 1 atau 2 pada
softphone.
119
Gambar 4. 56 VmX Locater
Setelah semua data yang diperlukan telah dimasukkan
maka klik submit maka pada bagian kanan akan terdapat
daftar ekstensi yang telah dimasukkan.
Gambar 4. 57 Daftar Extensions
4.4.2.2 Trunks
Merupakan data account yang akan digunakan IP PBX
untuk menghubungi VoIP Provider. Trunk adalah sebuah
nama atau nomor yang merepresentasikan server atau VoIP
provider lain yang akan dihubungi oleh IP PBX ini. VoIP
120
Provider lain yang terhubung ke sistem IPPBX adalah
www.voiprakyat.or.id. IPPBX yang akan dibuat akan
membagikan nomor VoIP yang didapat dari voiprakyat.or.id
ke sejumlah user yang terhubung ke IPPBX. Setelah
mendapat nomor dan password dari VoIP rakyat maka
informasi alamat voiprakyat, username dan password ini
dimasukkan pada Trunks.
Pemberian Trunks dapat dilakukan dengan cara
mengklik tab Setup lalu pada menu Basic klik Trunks.
Gambar 4. 58 Link Trunks
Setelah itu akan muncul menu Add a Trunk. Pada menu
Add a Trunk terdapat beberapa option. Karena protokol
IPPBX yang digunakan adalah SIP maka pilih option Add
SIP Trunk.
121
Gambar 4. 59 Add a Trunk
Terdapat beberapa pilihan submenu yaitu Outgoing
Setting, Incoming Setting dan Registration. Perubahan hanya
dilakukan pada submenu Outgoing Setting dan Registration.
Pada bagian General Settings filed yang diubah hanya
field Trunks Description dan Outbound Caller ID. Trunks
Description dapat diisi dengan nama yang mendeskripsikan
trunk tersebut, pada kasus ini isi Trunk Description dengan
voiprakyat.or.id lalu. Outbound Caller ID berguna untuk
merutekan user ketika melakukan panggilan keluar, ketika
melakukan panggilan keluar maka user akan dikenali sebagai
nomor id yang diberikan oleh VoIP Provider, pada kasus ini
nomornya adalah 111716. CID Options digunakan untuk
menyaring CID apa saja yang boleh melewati trunk ini.
Maximum Channels digunakan untuk mengontrol jumlah
maksimum channel yang dapat melakukan panggilan masuk
122
ataupun panggilan keluar pada trunk ini. Apabila Disable
Trunk diaktifkan artinya trunk ini dinonaktifkan, termasuk
route yang menggunakan trunk ini juga dinonaktifkan. Jika
Monitor Trunk Failures diaktifkan maka setiap ada kegagalan
dalam trunk akan dikirim pemberitahuan berupa report, log
atau email untuk ke administrator.
Gambar 4. 60 General Setting Trunk
Pada bagian Outgoing Dial Rules tidak perlu diberikan
perubahan. Bagian Outgoing Dial Rules terdiri dari field Dial
Rules, Dial Rules Wizard dan Outbound Dial Prefix. Dial
Rules sangat berpengaruh, modul ini berguna untuk membuat
pola panggilan seperti menambahkan atau menghapus awalan
nomor yang dituju. Pola yang dibuat harus disertai “+” atau
“|” karena kalau tidak, pattern yang dibuat tidak terbaca oleh
FreePBX. Aturan dial rules sebagai berikut:
123
1. X - berupa digit dari 0 sampai 9.
2. Z - berupa digit dari 1 sampai 9.
3. N – dapat dipasangkan dengan angka berapapun.
4. [1237-9] – cocok dengan digit atau huruf apapun.
5. . - wildcard, bisa dipasangkan dengan satu atau lebih
karakter (namun tidak bisa diletakkan sebelum | atau +)
6. | - menghilangkan awalan dial dari suatu nomor ketika
sudah melewati trunk (contohnya, 613|NXXXXXX akan
sama dengan mendial 6135551234 tapi ketika dilewatkan
ke trunk hanya akan dibaca sebagai 5551234.
7. + - menambahkan prefix dari nomor ketika sudah
melewati trunk (contohnya men-dial 1613+NXXXXXX
akan sama dengan mendial 5551234 dan ketika diarahkan
ke trunk akan diabaca sebagai 16135551234.
Selanjutnya adalah field Dial Rules Wizard yang
berguna untuk membuat dial rules dengan cara yang cepat,
pada dial rules wizard terdapat beberapa option untuk
membuat pattern, baik itu manambahkan prefiks ataupun
menghapus prefiks. Outbond Dial Prefix digunakan untuk
memberikan awalan dial pada semua panggilan yang
keluar.
124
Gambar 4. 61 Outgoing Dila Rules
Pada submenu Outgoing Setting. Isi field Trunk Name
dengan nama server lain yang akan peering dengan server
IPPBX. Selanjutnya adalah field PEER Details, peer detail ini
digunakan untuk memasukkan konfigurasi untuk dapat
peering dengan VoIP Provider. Pada penelitian ini terdapat
beberapa konfigurasi default yang harus diisi yaitu host,
username, secret, dan type. Host merupakan alamat provider
yang akan dihubungkan diisi dengan voiprakyat.or.id.
Username merupakan user id yang diberikan oleh provider
voip/ server lain yang terhubung ke server IPPBX. Secret
merupakan password yang diberikan oleh provider VoIP atau
server lain yang terhubung ke server IPPBX. Dan type adalah
jenis hubungan yang dilakukan antara IPPBX dengan server
lain, defaultnya adalah peer. Pada bagian host diganti dengan
voiprakyat.or.id, username dengan nomor telepon yang telah
diberikan oleh voiprakyat.or.id, dan secret dengan password
125
yang diberikan oleh voiprakyat.or.id. Isi dari konfigurasi
disesuaikan dengan ketentuan yang ada pada VoIP Provider,
pada voiprakyat, konfigurasi lain yang ditambahkan adalah
fromdomain=alamat VoIP Provider, fromuser= userid yang
diberikan oleh provider VoIP, authuser=id yang diberikan
provider VoIP, qualify=yes. canredirect=no, canreinvite=no ,
insecure=very, disallow=all, allow=ulaw&ilbc,
dtmfmode=rfc2833.
Gambar 4. 62 Outgoing Settings Sebelum Diubah
Ubah menjadi:
126
Gambar 4. 63 Outgoing Settings Sesudah Diubah
Pada submenu incoming setting dikosongkan saja
karena voiprakyat mengirimkan DID saat incoming call.
Gambar 4. 64 Incoming Settings
Selanjutnya, pada field Registration terdapat field
Register String. Register String digunakan untuk
mendaftarkan sistem IPPBX ke VoIP provider yang akan
127
peering dengan server IPPBX. Masukkan string pada field
Register String yang berisi username, password, serta alamat
provider VoIP Provider dengan format
username:password@voipprovider.
Gambar 4. 65 Registration
Setelah semua telah selesai dikonfigurasi klik submit
maka pada sisi kanan FreePBX akan muncul tampilan trunk
yang telah dimasukkan.
Gambar 4. 66 Daftar Trunk
Untuk mengetahui trunk sudah terhubung ke server
tujuan, dapat digunakan module Asterisk CLI pada menu
Tools. Di module Asterisk CLI, ketikan perintah sip show
128
peers. Bila hasil prosesnya adalah OK untuk setiap trunk,
maka interkoneksi freepbx dengan server VoIP tujuan telah
sukses.
4.4.2.3 Outbound Routes
Outbond routes merupakan aturan dial yang akan
dimanfaatkan oleh extensions untuk menghubungi trunks.
Penambahan outbound route dapat dilakukan dengan
mengklik menu Setup lalu pada submenu Basic pilih
Outbound Routes.
Gambar 4. 67 Link Outbond Routes
Selanjutnya akan muncul tampilan menu Add Route.
Field yang diisi hanya field Route Name, Dial Patterns dan
Trunk Sequence. Isi field Route Name dengan nama yang
mendeskripsikan trunk, karena trunk yang digunakan adalah
voiprakyat maka untuk memudahkan diisi dengan
129
voiprakyat.or.id. Route CID bersifat opsional, digunakan
untuk memilih route Caller ID apa saja yang dapat
menggunakan route ini. Jika Route password diset maka jika
ingin melakukan panggilan keluar dengan melalui trunk ini
harus memasukkan password terlebih dahulu. Jika emergency
dialing diaktifkan berarti route tersebut digunakan untuk
emergency call. Apabila Intra Company Route diaktifkan
berarti route ini diaktifkan sebagai koneksi lokal, apabila
client melakukan panggilan keluar maka nomor yang
digunakan adalah nomor CID internal bukan nomor DID dari
VoIP Provider. Music on hold digunakan untuk memilih nada
music on hold jenis apa yang digunakan untuk outgoing
routes tersebut. Dial Pattern merupakan inti dari outbound
route, pada dial pattern inilah aturan dial dibuat sebagai
syarat menghubungi trunk. Dial pattern pada kasus ini diisi
dengan 6|. yang artinya setiap user melakukan panggilan
yang berawalan dengan digit 6 maka panggilan itu akan
langsung diarahkan ke trunk yang dipilih, pada kasus ini
trunk yang dipilih adalah voiprakyat.or.id. Dial Pattern
Wizard digunakan untuk mengatur dial pattern dengan cara
yang cepat, pattern dapat dipilih dari beberapa option yang
ditawarkan Dial Pattern Wizard. Trunk sequence akan
130
mencocokan trunk yang dipilih dengan dial pattern yang telah
diset sebelumnya, pada field Trunk Sequence pilih trunk
yang dibuat sebelumnya dalam kasus ini trunk yang
digunakan adalah SIP/voiprakyat.or.id.
Gambar 4. 68 Add Route
Selanjutnya klik Submit Changes untuk menambahkan
Outbound Routes. Pada bagian kanan FreePBX akan terdapat
daftar Outbound Routes yang telah dimasukkan.
131
Gambar 4. 69 Daftar Route
4.4.2.4 Inbound Routes
Agar pengguna voiprakyat dapat melakukan panggilan
ke user yang terhubung dengan freepbx, maka perlu
dibuatkan dialplan inbound. Guna dari dialplan inbound ini
untuk mengarahkan panggilan masuk dari voiprakyat yang
telah dibuat sebelumnya. Penambahan inbound route dapat
dilakukan dengan mengklik menu Setup lalu pada submenu
Inbound Call Control pilih Inbound Routes.
Gambar 4. 70 Link Inbound Routes
132
Pada submenu Edit Incoming Route, yang diisi adalah
field Description dan DID Number. Pada Field Description
isi dengan nama yang mendeskripsikan VoIP provider yang
akan peering dengan IP PBX. Pada field DID Number isi
dengan userid yang telah diberikan oleh voiprakyat.or.id
sebagai nomor identitas server IPPBX terhadap panggilan
yang masuk dari VoIP Provider yang peering dengan server
IPPBX. Caller ID Number dan CID Priority Route tidak perlu
diberikan perubahan. Kosongkan Caller ID Number agar
semua panggilan masuk dapat diterima oleh semua ekstensi.
Jika CID Priority Route diaktifkan maka jika ada panggilan
yang masuk, panggilan akan langsung dialihkan ke ekstensi
yang didaftarkan pada filed Caller ID Number, jika ekstensi
tersebut sedang sibuk, panggilan baru akan diteruskan pada
semua ekstensi yang terhubung dengan trunk.
Gambar 4. 71 Edit Incoming Route
133
Selanjutnya pada submenu Option terdapat beberapa
field, field yang akan diisi hanya field Signal RINGING dan
Pause Before Answer sisa field lainnya dikosongkan.
Voiprakyat.or.id membutuhkan pengiriman sinyal RINGING
dari user sebelum mengirim sinyal ANSWER ke user, maka
untuk mengaktifkannya, checklist Field Signal Ringing. Pada
Field Pause Before Answer isi dengan 2 artinya pada saat ada
panggilan masuk, akan ada delay terlebih dahulu selama 2
detik. Alert Info digunakan untuk. Apabila CID name prefix
diaktifkan maka voiprakyat harus menambahkan beberapa
digit sebelum ekstensi jika ingin melakukan panggilan ke
user yang terhubung dengan IPPBX server, sesuai dengan
digit yang dimasukkan pada CID name prefix . Music On
Hold untuk memilih nada music on hold apa yang akan
dipakai untuk panggilan yang masuk.
Selanjutnya pada bagian Privacy tidak perlu dibuat
perubahan bagian ini hanya terdiri dari Privacy Manager.
Privacy Manager digunakan jika ada penelepon namun Caller
ID penelepon tersebut tidak terlihat maka Privacy Manager
akan memerintahkan penelepon untuk memasukkan nomor
teleponnya.
134
Bagian Set Destination digunakan untuk menentukan
jalur panggilan jika ada panggilan yang masuk.
Gambar 4. 72 Option, Privacy dan Set Destination
Setelah semua data yang diperlukan telah diinput maka
klik submit maka pada bagian kanan akan terdapat daftar
Inbound Routes yang telah dimasukkan.
135
Gambar 4. 73 Daftar Incoming Route
4.4.3 Konfigurasi User
4.4.3.1 SoftPhone
1. Download X-lite
Salah satu jenis softphone yang biasa digunakan
adalah X-lite. Softphone Xlite dapat di-download pada
alamat http://www.counterpath.com/x-lite-
download.html.
Gambar 4. 74 Download Xlite
2. Konfigurasi Ringtone
Buka aplikasi X-lite yang sudah diinstal pada PC
client. Klik kanan lalu pilih Option.
136
Gambar 4. 75 Option Xlite
Pilih ikon Alerts and Sounds yang ada pada
sebelah kiri menu Option.
Gambar 4. 76 Alerts and Sounds
137
Selanjutnya pada bagian Ringtones klik button
import lalu arahkan ke C:\WINDOWS/Media/ringin.wav
lalu klik open.
Gambar 4. 77 Lokasi Ringtone
Pemilihan ringtone ini dapat disesuaikan dengan
nada yang diinginkan asalkan filenya bertipe .wav. klik
button Set as Active Ringtone.
Gambar 4. 78 Set as Active Ringtone
138
Selanjutnya di bagian bawah menu Option ada
bagian Call Notification. Pada bagian Call Notification
centang pilihan Pop up the phone when a call comes in
dan pada pilihan Show 'Call Alerts' pilih Always.
Gambar 4. 79 Call Notification
3. Konfigurasi Username dan Password
Pada aplikasi X-Lite klik kanan lalu pilih opsi SIP
Account Setting.
Gambar 4. 80 SIP Account Setting
139
Klik button Add yang berada di sebelah kanan.
Gambar 4. 81 Tombol Add
Selanjutnya pada menu Account, bagian User
Details, isikan Display Name dengan nama user,
Username dan Authorization username diisi dengan
ekstensi yang diberikan administrator IPPBX. Password
diisi dengan password / secret yang diberikan
administrator FreePBX. Domain diisi dengan
192.168.1.2, sesuai dengan alamat server IPPBX.
Gambar 4. 82 Account
140
Setelah itu klik Apply, Ok dan Close. Jika data-
data yang telah dimasukkan benar, maka layar X-Lite
akan terlihat seperti dibawah ini:
Gambar 4. 83 X-Lite Ready
4.4.3.2 IP Phone
1. Konfigurasi IP
Sebelum konfigurasi user, terlebih dahulu
melakukan konfigurasi jaringan. Konfigurasi jaringan
dilakukan melalui web. Untuk me-remote via web maka
harus mengetahui IP Address default milik IP Phone
dahulu.
141
Pada layar IP Phone, tekan tombol setup seperti di
bawah ini:
Gambar 4. 84 Tombol Setup pada IP Phone
Setelah itu dengan menggunakan tombol navigator
arah atas bawah pilih pilihan nomor 9 yaitu network.
Lihat IP Address yang tertera pada menu network.
Setelah itu sambungkan IP Phone dengan PC lalu
masukkan IP Address tersebut pada web browser. Maka
akan muncul tampilan seperti dibawah ini pada web
browser.
142
Gambar 4. 85 Configuration GUI Linksys
Klik link admin login pada kanan atas.
Gambar 4. 86 Link Admin Login
Pilih tab System, lalu isi field Static IP Settings
dengan IP yang diinginkan. Seperti gambar di bawah ini.
Maka konfigurasi network IP Phone telah selesai dibuat
143
Gambar 4. 87 Menu System
2. Konfigurasi Username dan Password
Klik link Admin Login pada bagian kanan atas.
Gambar 4. 88 Link Admin Login
Setelah masuk sebagai admin maka klik tab Ext 2.
Bagian yang diisi hanya bagian Proxy and Registration dan
bagian Subscriber Information. Pada bagian Proxy and
Registration, yang diubah hanyalah field Proxy. Isi field
Proxy dengan IP Address milik server IPPBX.
Gambar 4. 89 Proxy and Registration
144
Setelah itu pada bagian Registration inilah SIP account
dimasukkan. Isi field Display name dengan display name
yang diberikan IP PBX, pada field Password isi dengan
password yang diberikan server IPPBX, field Auth ID dan
User ID dengan nomor ekstensi yang diberikan oleh server
IPPBX, selanjutnya pada option Use Auth ID pilih yes.
Gambar 4. 90 Subscriber Information
4.4.3.3 Asterisk Recording Interface (ARI)
Asterisk Recording Interface terdapat pada alamat
http://192.168.1.2/recordings. Login dengan username dan
password yang telah dikonfigurasi sebelumnya.
Gambar 4. 91 ARI Interface
145
1. Voicemail
Fitur Voicemail menampilkan daftar voicemail yang
diterima user. Pada fitur ini, user dapat mendengar voicemail
yang telah diterima.
Gambar 4. 92 Voicemail
2. Call Monitor
Call Monitor digunakan untuk memantau panggilan
user yang masuk ataupun yang keluar selain user juga dapat
mendengarkan panggilan yang dilakukannya.
146
Gambar 4. 93 Call Monitor
3. Phone Features
Digunakan untuk melakukan konfigurasi seperti call
waiting, do not disturb dan call forwarding.
Gambar 4. 94 Phone Feature
147
4. Follow Me
Digunakan sebagai daftar panggilan jika nomor yang
dituju tidak aktif atau panggilan tidak diterima. Fitur ini bisa
digunakan apabila mengaktifkan fitur follow me pada suatu
user.
Gambar 4. 95 Followme Settings
5. Feature Codes
Digunakan untuk melihat daftar feature code yang bisa
digunakan user. Daftar feature codenya sebagai berikut:
148
Gambar 4. 96 Feature Codes
6. Settings
Digunakan untuk mengatur username, password, email,
dan audio format untuk voicemail.
149
Gambar 4. 97 Settings
4.5 Monitoring (Pengawasan)
Proses pengujian termasuk pada fase monitoring ini. Hal ini
disebabkan sistem baru dapat diawasi apabila sistem yang dibangun telah
dapat bekerja sesuai kebutuhan. Proses pengujian dijalani untuk memastikan
sistem yang dibangun telah mencapai hasil yang diinginkan.
Tahap ini terdiri dari pengujian koneksi, pengujian echo test,
pengujian call test serta perbandingan biaya komunikasi IPPBX dan PSTN.
4.5.1 Koneksi
Bandwidth yang digunakan pada IPPBX server sekitar 384
Kbps. Perhitungan bandwidth menggunakan software Net Meter.
Sebagai perbandingan, dilakukan browsing ke alamat
150
www.google.com dan didapati hasil average rate untuk download
sekitar 15,3 Kbps dan Upload sekitar 4,14 Kbps.
Gambar 4. 98 Bandwidth Test ke Google
Panggilan dari antar user satu ke user lainnya dalam satu IPPBX
didapati hasil average rate adalah 74,9 Kbps untuk download dan 75,3
Kbps untuk upload.
151
Gambar 4. 99 Bandwidth Test Antar User IPPBX
Panggilan dari user IPPBX ke voiprakyat.or.id dengan
melakukan panggilan ke 902 didapatkan average rate adalah 40,5
Kbps dan upload-nya adalah 40,9 Kbps.
Gambar 4. 100 Bandwidth Test Panggilan dari Voiprakyat
152
Bandwidth untuk panggilan dari voiprakyat ke user IPPBX
diperoleh average rate untuk download-nya adalah 24,7 Kbps dan
untuk upload 28,7 Kbps.
Gambar 4. 101 Bandwidth Test Panggilan ke Voiprakyat
4.5.2 Echo Test
Echo test dapat dlakukan dengan cara menghubungi nomor *43.
Fungsi echo test dapat berjalan dengan baik dan suara dapat didengar
kembali dengan jelas.
4.5.3 Call Test
Call test dilakukan dengan cara melakukan panggilan dari satu
user ke user lainnya, dari user IPPBX ke voiprakyat.or.id dan dari
voiprakyat.or.id ke user IPPBX. Pada panggilan dari satu user ke user
153
lain proses panggilan berjalan dengan baik, suara masih dapat
didengar dengan jelas. Pada panggilan dari user IPPBX ke
voiprakyat.or.id suara dapat terdengar jelas dan baik meskipun ada
sedikit noise sedangkan pada panggilan dari voiprakyat.or.id ke user
IPPBX, noise lebih banyak, namun suara masih dapat terdengar.
4.5.4 Perbandingan Biaya Komunikasi dengan PSTN
Keuntungan menggunakan VoIP adalah tidak dibebankan biaya
komunikasi terhadap penggunanya, namun agar dapat terhubung
dengan VoIP Provider maka biaya yang harus dibayar adalah biaya
koneksi internet. Codec yang digunakan pada server IPPBX adalah
G.711 yang dapat menghabiskan bandwidth kira-kira 64 Kbps maka
agar dapat menghasilkan suara yang jernih bisa diperkirakan untuk
koneksi internet 384 Kbps bisa untuk menampung 6 user. Dengan
asumsi biaya perbulan untuk koneksi internet 384 Kbps adalah Rp.
185.000, maka biaya yang dikenakan tiap user per menitnya adalah:
185.000:6:30:24:60= Rp. 0,71 baik untuk panggilan lokal, SLJJ
ataupun SLI. Berikut ini adalah tabel perbandingan harga IPPBX pada
VoIP dengan PBX konvensional (PSTN) dengan mengambil sampel
tarif PSTN pada jam termurah.
154
Tabel 4. 3 Perbandingan biaya komunikasi IPPBX dengan PSTN
(Menit)
IPPBX (Rp) PSTN (Rp) KeteranganLokal 0,71 83
122
Jarak 0-20 Km
Jarak > 20 KmSLJJ 0,71 640
320
320
Jarak 30-200 Jarak Km
Jarak 200-500 Km
Jarak > 500 KmSLI 0,71 4.550
5.550
7.570
8.080
20.200
South East Asia, South Pacific North
America, South America, Africa
Europe
Middle East
Cuba, Greenland, Guinea-Bissau
4.6 Management (Pengelolaan)
Fase terakhir yang ada pada NDLC adalah fase management. Fase ini
meliputi aktifitas perawatan dan pemeliharaan dari sistem yang dibangun.
Namun seperti telah ditulis sebelumnya bahwa pada tahap ini merupakan
wewenang dari PT. Transnetwork Communication Asia, maka penulis
hanya terlibat pada fase monitoring saja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penerapan server IPPBX sebagai Private Branch Exchange yang berjalan pada
VoIP dimana pada implementasinya mampu menawarkan komunikasi yang
murah dimana tidak ada beban biaya komunikasi terhadap penggunanya, namun
agar dapat terhubung dengan VoIP Provider maka biaya yang harus dibayar
adalah biaya koneksi internet.
2. Server IPPBX ini terhubung dengan VoIP provider sehingga user atau extension
yang terdaftar pada IPPBX server dapat melakukan panggilan dengan user yang
terdaftar pada VoIP provider lain, sehingga akan tercipta komunikasi yang
kompleks.
3. Sistem IPPBX ini dapat membantu administrator untuk dapat lebih mudah
mengontrol user karena server IPPBX sudah support untuk billing
sehingga bisa memantau user dengan extention tertentu sering telepon ke
siapa saja
155
156
5.2 Saran
1. Delay pada proses calling dapat dikurangi dengan cara menambahkan
bandwidth, mengingat VoIP cukup menguras bandwidth.
2. Sistem IPPBX ini juga dapat dihubungkan dengan PSTN dengan
menggunakan hardware tambahan yang disebut ATA.
157
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 2003. Langkah Mudah Menkonfigurasi ROUTER CISCO. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Chendramata, Aidil, dkk. 2007. Sistem Keamanan & Instalasi VoIP Menggunakan Session Initiation Protocol. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika.
Goldman, James and Rawles, Philips. 2001. Applied Data Communication, A business-Oriented Approach Third Edition. West Sussex: John Willey & Sons.
Gonçalves, Flavio E. 2006. Asterisk PBX Configuration Guide. V.Office Networks Ltda.
Kavitha, G., et all. 2009. Internet Protocol Private Branch Exchange. International Journal of Recent Trends in Engineering, 1(2), 274-275.
Meggelen, Jim Van., et all. 2005. Asterisk™: The Future of Telephony. Sebastopol: O’Reilly Media, Inc.
_______________________. 2007. Asterisk™: The Future of Telephony Second Edition. Sebastopol: O’Reilly Media, Inc.
Munir, Yusuf. 2010. Pengertian Implementasi Kurikulum. [Online] Tersedia: http://www.muniryusuf.com/pengertian-implementasi-kuriku-lum.html. 03 September 2010. 00:51
Nugroho, Bunafit. 2005. Instalasi & Konfigurasi Jaringan Windows & Linux. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Nurdin, Syafrudin dan Usman, M. Basyiruddin. 2003. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta : Ciputat Pers.
Ohrtman, Franklin D. 2004. Softswitch Architecture for VoIP. New York: The McGraw-Hill Companies.
PT Telekomunikasi Indonesia, 2009. Telkom Lokal. [Online] Tersedia: http://www.telkom.co.id/produk-layanan/personal/telepon-fixed-line/telkom-lokal.html. 24 Juni 2010. 11:15.
158
PT Telekomunikasi Indonesia, 2009. Telkom SLJJ. [Online] Tersedia: http://www.telkom.co.id/produk-layanan/personal/telepon-fixed-line/telkom-sljj.html. 24 Juni 2010. 11.15
PT Telekomunikasi Indonesia, 2009. Telkom SLI. [Online] Tersedia: http://www.telkom.co.id/produk-layanan/personal/telepon-fixed-line/telkom-sli.html. 24 Juni 2010. 11.15
Purbo, Onno W., dkk. 1998. Buku Pintar Internet TCP / IP. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Rachmanto, Arief. 2008. Pengembangan Session Initiation Protocol Server Sebagai Sarana Voice Over Initiation Protocol (Studi Kasus: Metro TV Jakarta): Skripsi Tidak Diterbitkan.
Sinha, Ranjan et all. 2006. Quality Campus VoIP: An Intel® Case Study. Intel®
Technology Journal, 10(1), 29-38.
Stafford, Matthew. 2004. Signaling and Switching for Packet Telephony. London: Artech House Publishers.
Stiawan, Derris. 2009. Fundamental Internetworking Development & Design Life Cycle. [Online] Tersedia: http://deris.unsri.ac.id/materi/jarkom/network_development_cycles.pdf. 13 Juni 2010. 22:19.
Wijaya, Hendra. 2001. Belajar Sendiri Cisco Router. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Yani, Ahmad. 2007. VoIP Nelpon Murah Pake Internet. Jakarta: Kawan Pustaka.
1
LAMPIRAN A
DRAF WAWANCARA
Responden : Yogi Samsuri
Jabatan : Finance Staff
Tanggal : 29 Juli 2010
Tempat : PT. Transnetwork Communication Asia
Pertanyaan:
1. Berapa pengeluaran biaya komunikasi pada perusahaan ini?
2. Apakah anda mengetahui teknologi Internet Protocol Private Branch Exchange
yaitu PBX yang berjalan pada VoIP yang mampu menyediakan layanan
jaringan telepon pribadi dengan biaya gratis?
3. Apa menurut anda IPPBX dapat menjadi solusi yang cukup efektif untuk
menggantikan Private Branch Exchange konvensional pada perusahaan ini
dalam mengurangi biaya komunikasi?
4. Apa harapan anda tentang teknologi IPPBX?
Jawaban:
2
1. Pengeluaran komunikasi kami perbulannya mencapai Rp. 5.000.000 – Rp.
5.700.000
2. Saya tidak mengetahui teknologi Internet Protocol Private Branch Exchange.
3. Kalau teknologi IPPBX bisa menawarkan biaya komunikasi yang gratis, saya
kira ini dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi biaya komunikasi
perusahaan kami karena selama ini kami menggunakan telepon PSTN yang
membebankan biaya komunikasi cukup mahal apalagi jika ingin melakukan
panggilan interlokal atau SLI.
4. Saya berharap teknologi ini dapat menggantikan fungsi PSTN sebagai media
komunikasi dengan kelebihan yang tidak kalah bagusnya dengan PSTN. Selain
dapat menekan biaya komunikasi, diharapkan sistem ini juga dapat
menghasilkan komunikasi yang kompleks.
161
LAMPIRAN B
TARIF TELEPON LOKAL
Biaya percakapan dengan pembulatan setiap menit
Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia, 2009
162
LAMPIRAN C
TARIF TELEPON SLJJ
Hari Senin sampai dengan Sabtu
Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia, 2009
163
Hati Minggu dan Hari Raya
Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia, 2009
164
LAMPIRAN D
TARIF TELEPON SLI
Group Contoh Negara / Wilayah PSTN/ CLASSY TRENDY
I South East Asia, South Pacific 455 555
II North America, South America, Africa 555 655
III Europe 757 870
IV Middle East 808 929
V Cuba, Greenland, Guinea-Bissau 2.020 2.330
Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia, 2009