implementasi kode etik pecinta alam indonesia dalam...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI KODE ETIK PECINTA ALAM
INDONESIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM
STUDI KASUS ORGANISASI MAHASISWA PECINTA
ALAM MITAPASA INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI SALATIGA TAHUN 2016
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
NURUL FITRIANINGSIH
NIM: 111-11-213
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
i
ii
IMPLEMENTASI KODE ETIK PECINTA ALAM
INDONESIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM
STUDI KASUS ORGANISASI MAHASISWA PECINTA
ALAM MITAPASA INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI SALATIGA TAHUN 2016
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
NURUL FITRIANINGSIH
NIM: 111-11-213
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
iii
iv
v
vi
MOTTO
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-
orang yang beruntung. (QS. Ali Imran,104)
Dan…
Kamu besar dengan karena berfikir besar, kamu kecil karena berfikir kecil
Keterbatasanmu adalah pikiranmu, keberhasilan semata-mata bagaimana kamu
menempatkannya dalam pikiranmu. Jadi langkah pertama adalah
BERFIKIR BESAR…!!!
vii
PERSEMBAHAN
Dengan berucap syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan
skripsi ini. Tentu semuanya tidak lepas dari doa dan dukungan dari semua pihak,
untuk itu saya ucapkan terimakasih banyak. Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua yang selalu mendukungku di semua keadaan. Alm. Pak
Machali, ku rindu saat bapak menenangkanku dalam peluknya, saat merasa takut,
meyakinkanku bahwa aku bisa mandiri. Tak lupa es krim dan apel merah oleh-
oleh wajibmu untukku. Pak,semoga putrimu ini bisa mejadi seperti yang bapak
harapkan. Dan mak Mutmainnah, aku menjadi anak yang beruntung di dunia
dilahirkan olehmu, tiada kata yang bisa melukiskan rasa terimaksihku dan
syukurku. Terimakasih…
2. Untuk mbak Zaimah, terimaksih sudah menjadi ibu sekaligus kakak yang hebat.
Aku belajar banyak darimu. Kau paksa aku tersenyum meski kau tahu saat itu
aku sulit melakukannya. Terimaksih…
Untuk 5F jagoan mak mut, tapi bukan aku.
3. Untuk bude, bulek dan om yang tak bisa ku sebut one by one, akihh banget.
Terimaksih doa dan motivasinya, tak lupa upin-upin ku (riva, vira, yuuga, elfa
cs) yang selalu berhasil membuatku tersenyum bahkan ngakak.
4. Untuk kakak yang sekarang entah dimana. Terimakasih…menjadi lantaran Allah
melihatkan indahnya islam, tolabul ilmi, gunung, dll. Serta mbak Nisa yang
sekarang damai disisiNya, banyak hal ku dapatkan darimu walau lewat penamu.
viii
Kita tidak bertemu di dunia tetapi semoga di jannahNya kita bertemu dan
bersapa.
5. Untuk keluarga besar Mapala Mitapasa yang telah memberiku banyak hal yang
tak bisa diukur dengan apapun. Rahasia Allah menghendaki aku melewati
episode hidupku masuk Mitapasa di semester khomsah dan tetap ku syukuri.
PENDASPALA XIX, power rangers terimakasih diijinkan berproses bersama.
Otret maaf memposisikanmu menjadi mbak tertua single yang harusnya kita
barengan. Tapi aku tau kamu baqoh hehehe, menoah, dorce dan pedet
bagaimanapun kalian, tetep saja kalian adalah saudara pertama yang
menenangkan dan meyakinkanku untuk terus lanjut berjuang di februari 2014
lalu, makasih dan maaf aku lulus duluan. Angkatan XX cipok yang jadi pawang
pijetnya anak beskem, warot derno-ne diilangi, sangeng my good patner di
kesek, si imbas-imbis ndang nyusul koncomu AT. Angkatan XIX maaf ga sampe
rampung nemeni kalian. Dan semua yang tak bisa ku sebutkan satu per satu,
terimakasih
6. Pak sabar kantin konyol, terimakasih kebaikan utangnya dan kejailannya. Ra lali
pak. Pak bon yang selalu ramah n membersihkan lingkungan belajar kami, pak
satpam yang ga tw namanya tapi hafal wajah-wajahnya.
7. Pak Mufiq, bu Asdiqoh, bu Rukhayati, pak Sairozi, pak Mukti terimakasih
bantuan dan bimbingannnya
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya
Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan
hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari
kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir skripsi dengan judul “AKTUALISASI KODE ETIK PECINTA ALAM
DALAM PENDIDIKAN ISLAM” STUDI KASUS MAHASISWA PECINTA
ALAM MITAPASA 2016.
Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah penulis
lalui dengan baik. Tidak aka penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain
ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT kerena hanya atas ridho dan
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Penyusunan
skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada:
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,
M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd. serta Ketua
Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
x
3. Dosen pembimbing Bapak Dr. Mukti, Ali M.Hum.. atas bimbingan, arahan dan
motivasi yang diberikan.
4. Dosen pembimbing akademik Bapak Mufiq, M.Phil. Terimaksih arahannya
selama ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama
kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti
bagi keberhasilan studi penulis.
7. Sejawat-sejawat Mitapasa yang memberikan warna berbeda di masa kuliyah,
segenap loyalitas Mapala MITAPASA.
8. Teman-teman angkatan 2011, terimankasih proses dan bantuannya. Khususnya
saat PPL di MTs Al Madinah dan saat KKN di Magelang.
9. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga amal dan kebaikan semua pihak
dapat diterima oleh Allah. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Ia
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua
pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Penulis
berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis
khusunya dan bagi pembaca umumnya.
Salatiga, 3 September 2016
Penulis
Nurul Fitrianingsih
NIM. 111-11-213
xi
ABSTRAK
Fitrianingsih, Nurul. 2016. Aktualiosasi Kode Etik Pecinta Alama Indonesia dalam
Pendidikan Islam. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.Hum.
Kata kunci: Kode Etik Pecinta Alam, Pendidikan Islam
pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan
alam pada hakikatnya berada dalam gerakan eviromentalisme (wawasan
lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang
menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta
alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih
baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan
hidup. Dengan melakukan kesepakatan bersama yang berupa kode etik pecinta alam.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dengan
tujuanuntuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa saja yanag ada di lokasi
penelitian. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama,
wawancara dan dokumentasi. Seperti hanya dokumentasi, peneliti mengambil
subtansi dari buku-buku terkait, catatan harian danlain sebagainya. Kemudian
melakukan pengamatan langsung di lapangan melalui perilaku mahasiswa sehari-
hari. Dan yang terahir adalah peneliti mewawancarai mahasiswa pecinta alam yang
selanjutnya digunakan sebagai tolakkan data yang ril untuk kesuksesan pembuatan
skripsi ini.
Setelah data berhasil di dapatkan, maka dapat disimpulkan Pemahaman Kode
Etik Pecinta Alam pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga
berbeda-beda, namun garis besarnya sama yaitu berusaha mengamalkan nilai-nilai
Kode Etik Pecinta Alam dalam kehidupan sehari-hari. Ada dari mereka yang
menyikapinya dengan pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan ada juga
yang memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.
Sebagian besar menyadari bahwa lebih banyak yang merusak bumi dari pada mereka
yang peduli. Namun bukan berarti menghalangi langkah mereka untuk berusaha
melestarikan bumi.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v
MOTTO ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8
C. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 8
D. Penegasan Istilah ............................................................................. 9
E. Metode Penelitian .......................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 13
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA ………….. ........... 15
B. PENDIDIKAN ISLAM ......................................... 18
1. Pengertian Pendidikan Islam ......................................... 18
2. Landasan pendidikan islam ......................................... 21
3. Tujuan pendidikan Islam ......................................... 21
BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum Mapala Mitapasa ................................................. 24
1. Identitas Organisasi .......................................................... 24
2. Visi Misi Organisasi .......................................................... 25
3. Struktur Organisasi ......................................................... 26
4. Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa ...................................... 27
B. Penyajian Data .................................................................................. 30
1. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam
MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga..................... 30
2. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Organisasi
Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga ..................... 37
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam
MITAPASA IAIN Salatiga …………………………………… ....... 43
B. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta
Alam MITAPASA IAIN Salatiga ……………………….…………… 62
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 69
B. Saran ................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia hidup di bumi tidaklah sendiri, melainkan bersama dengan mahluk
hidup lainnya yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahluk hidup lainnya bukan
sekedar teman hidup bersama dan pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia
terikat erat. Tanpa mereka manusia tak dapat hidup. Ada hukum timbal balik di
dalamnya. Oleh karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahluk yang paling
berkuasa adalah tidak benar. Manusia bersama hewan, tumbuhan dan jasat renik
menempati suatu ruang tertentu.
Dalam ruang tempat manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik hidup,
terdapat pula benda tak hidup seperi udara, air, tanah dan batu. Ruang yang ditempati
mahluk hidup dan tak hidup disebut lungkungan hidup. Dan dalam penciptaannya
manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi.
Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga
diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi. Tuhan
menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya
alamnya oleh manusia. Tanggung jawab yang dimiliki oleh manusia belumlah dapat
menjalankan tugasnya dalam menjaga kelestarian di bumi. Usaha dalam menjaga,
melestarikan dan mengembangkan lingkungan kurang diperhatikan. Akan tetapi
eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak
langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia
2
itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor,
banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.(Sri lestari’ dan Ngatini. 2010:27)
Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam bukunya Sonny Keraf (2010: 181) yang
berbunyi:
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”
Berdasarkan undang-undang tentang lingkungan hidup di atas, meliputi
beberapa hal, diantaranya pertama, cakupan. Harus diakaui Undang-Undang nomor
32 tahun 2009 mempunyai cakupan yang jauh lebih jelas, luas dan komprehensif.
Cakupan atau ruang lingkupnya sama dengan cakupan atau ruang lingkup
perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup yang meliputi dari perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan sampai pada pengawasam dan penegakan
hukum.
Kedua, dasar utama dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
tidak lain adalah perencanaan. Dengan perencanaan yang baik, perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik pula. Pemanfaatan,
perlindungan, pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum hanya mungkin
terlaksana dengan baik dan efektif kalau didasarkan pada perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Sebagaimana di atur dalam pasal 10 ayat
empat: "rencana perlindungan dan pengelolahan lingkungan lidup (RPPLH) meliputi
3
tentang; a) pemanfaatan atau pencadangan sumberdaya alam. Selanjutnya b)
pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/ atau fungsi lingkungan hidup. c)
pengendalian. Pemantauan serta pendayagunaan dan pelestarian sumberdaya alam
dan d) adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Rencana yang memuat aspek-
aspek lalu menjadi dasar bagi pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
maka pengawasan dan penegakan hukumnya pun akan jelas dan pasti dan dengan
demikian bisa dipastikan bahwa kita bisa berhasil dalam perlindungan dan
pengelolahan lingkungan hidup.
Ketiga, memperkuat Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 dan sejalan
dengan visi besar kita untuk mengatasi krisis dan bencana lingkungan maka
sasarannya adalah menjaga daya duku dan daya tampung lingkungan hidup. Segala
sesuatu yang diatur dalam undang undang ini mulai dari perencanaan sampai pada
penegakan hukum, khususnya pidana bertujuan mencapai sasaran akhir menjamin
terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Berangkat dari sini kelompok pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak
dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan
environmentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi
adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan
gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu
yang dianggap merugikan lingkungan hidup. L. Safii (1999: 33) dalam bukunya
4
mengemukakan, beberapa prinsip hidup untuk menuntut manusia dalam menerapkan
etika lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Manusia bukan sumber dari semua nilai: kita adalah bagian dari lingkungan
yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita menyayangi diri kita, sayangi pula
semua kehidupan dan lingkungan yang ada.
2. Lingkungan tidak disediakan hanya untuk kepentingan manusia. Akan tetapi,
diperuntukan bagi semua kehidupan. Kita harus menjadi bagian dari
lingkungan yang jujurdan cinta kepada lingkungan hidup kita.
3. Sumber daya alam yang terbatas harus dipelihara untuk kepentingan manusia
dan semua mahluk hidup lainnya. Pergunakan untuk keperluan vital, bukan
dipergunakan dengan serakah.
4. Sumber bahan dan energi jumlahnya sangat terbatas, hematlah pemakaiannya.
Pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan yang
lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi : landasan, tujuan,
kurikulum, kompetensi dan profesionalisme guru, pola hubungan guru dan murid,
metodologi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi, pembiayaan dan lain
sebagainya. Berbagai komponen yang terdapat dalam sistem pendidikan seringkali
berjalan apa adanya. Akibatnya kurangnya rasa kesadaran akan pentingnya
pendidikan. Tujuan Pendidikan Islam sering kali diarahkan untuk menghasilkan
manusia-manusia yang hanya menguasai ilmu tentang Islam saja. Namun sebenarnya
tujuan Pendidikan Islam sangatlah luas cakupannya. Dalam proses pembelajaran
5
Pendidikan Islam, memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas serta
membentuk pribadi “khalifah” . Heri Gunawan (2014:10), menyatakan bahwa:
“Tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang
tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan Abdullah.
Oleh karena itu, menurutnya, tuga pendidikan adalah memelihara kehidupan
manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan
demikian tujuan pendidikan adalah membentuk insan khalifah yang dilandasi
dengan sikap ketundukan dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah.”
Sumber daya alam adalah potensi sumber daya yang terkandung dalam bumi,
Soerianegara dan indrawan (1983: 57) mengemukakan, salah satunya air dan
dirgantara yang dapat didaya gunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
kepentingan pertahanan negara. Sumber daya alam dibagi berdasarkan:
1. Jenis
a. Sumber daya alam hayati/ biotik adalah sumber daya alam yang
berasal dari mahluk hidup. Contohnya: tumbuhan, hewan, mikro
organisme, dan lain-lain.
b. Sumber daya alam non-hayati/ abiotik adalah sumber daya alam yang
berasal dari benda mati. Contohnya: bahan tambang, air, udara,
batuan. Dan lain-lain.
2. Pembaharuan
a. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui/ renewable yaitu sumber
daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat
dilestarikan. Contohnya: air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan,
dan liannya.
6
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui/ non renewable ialah
sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya
dapat diguakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta punah.
Contohnya: minyak bumi, batubara, timah, gas, dan lain-lain.
Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan.
Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru
merugikan bagi manusia itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi,
seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya. Manusia tidak dapat
lepas dari kebutuhannya terhadap alam. Alam memerlukan keseimbangan yang harus
dipertahankan oleh manusia sebagai pemanfaatnya.
Menurut Zakiyah Drajat (1996: 30-31) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu
Pendidikan Islam” bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri dari beberapa tujuan yang
meliputi : tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional.
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan,
baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan
yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Apabila
penyelenggaraan pendidikan Islam mampu mencapai tujuan umum ini, maka
terwujudlah bentuk insan kamil dengan pola taqwa. Tujuan akhir dari pendidikan
Islam dapat dipahami dalam firman Allah.
7
“dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari
tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma
mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)
matangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. “ (QS. Al-An’am: 99)
Berangkat dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun
penelitian yang berjudul “Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dalam
Pendidikan Islam (studi kasus organisasi mahasiswa pecinta alam MITAPASA
Institut Agama Islam Negeri Salatiga 2016”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang
hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan
ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah (Maslikhah, 2013: 302).
8
Dari latar belakang yang terurai di atas dapat diketahui bahwa kesadaran
manusia terhadap alam adalah salah satu wujut ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh
karena itu yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Kode Etik Pecinta Alam dalam Pendidikan Islam?
2. Bagaimana implementasi Kode Etik Pecinta Alam pada mahasiswa
pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun
2016 dalam ranah Pendidikan Islam?
C. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun
manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua bagian antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penulis berharap agar peneitian ini bermanfaat kepada para pembaca,
serta menambah wacana mengenai aktualisasi Kode Etik Pecinta Alam
dalam Pendidikan Islam khusunya Mahasiswa pada lingkungan kampus
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Manfaat Praktik
a. Penelitian ini dapat menunjukkan pengamalan Kode Etik Pecita
Alam Indonesia pada mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institute
Agama Islam Negeri Salatiga 2016
b. Mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan sadar akan lingkungan
sebagai salah satu wujut ketakwaan kepada Allah SWT.
9
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan rang
lingkup dalam penelitian ini, perlu di jelaskan istilah pokok maupun kata-kata yang
terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain:
1. Implementasi
Implementasi berasal dari kata: implementation yang berarti suatu
pelaksanaan atau penyelenggaraan. Jadi arti dari implementasi di sini adalah
mengaplikasikan sebuah teori ke dalam realita, sehingga akan menghasilkan
manfaat dari teori tersebut serta dapat mengembangkannya menjadi lebih
sempurna. Jadi, implementasi merupakan aplikasi atau penerapan yang berasal
dari teori, berangkat dari teori kemudian diterapkan pada lapangan, sehingga
dari permasalahan yang akan menghasilkan sebuah kesimpulan realistis.
2. Kode etik pecinta alam
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kode etik adalah tanda persetujuan
yang mempunyai arti maksut tertentu; aturan yan telak di sepakati. Sedang
pecinta alam adalah sekelompok orang yang mencintai alam semesta beserta
isinya. Jadi Kode Etik Pecinta Alam adalah aturan yang disepakati oleh
pecinta alam.
3. Pendidikan Islam
Dilihat dari etimologis, istilah Pendidikan Islam sendiri terdiri atas dua kata,
yakni “pendidikan” dan “islam”. Heri Gunawan (2014: iii) dalam bukunya,
10
dalam konteks keislaman, definisi pendidikan sering dengan berbagai istilah,
yakni al-tarbiyah, al-ta‟dib.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kualitatif, Moleong (1993: 3) menyatakan, penelitian
kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deduktif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau
gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan
dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi (Emzir.
2011: 3)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai faktor- faktor, sifat-
sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
2. Sumber Data
Menurut Arikunto (2004: 107), dalam bukunya sumber data dalam
penelitian ini, data dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Sumber data primer
Yaitu data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan
masih memerlukan analisis lebih lanjut. Jenis data primer dalam penelitian
11
ini diperoleh secara langsung dari sumber data melalui wawancara,
observasi atau dengan cara lainnya.
b. Data sekunder
Jenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Data
ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan yang lainnya yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana
cara peneliti mengumpulkan data. Ezmir (2011: 38) menyatakan, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan
data, sebagai berikut :
a. Metode observasi
mengatakan dalam bukunya metode observasi adalah cara pengumpulan
data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang
fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Metode wawancara (interview)
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara
dengan pihak terkait.
12
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis interview bebas
terpimpin dan instrumen yang digunakan dalam interview ini adalah
pedoman wawancara. Interview dalam penelitian ini, peneliti lakukan
baik secara formal maupun secara nonformal. Adapun wawancara yang
dilakukan dalam penelitian ini, meliputi :
1) Wawancara ketua umum mapala MITAPASA sejarah, visi dan misi
mapala MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. mengenai pengaktualan kode etik
pecinta alam selaku yang bergerak di bidang pecinta alam.
3) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut
Agama Islam Negeri Salatiga mengenai hambatan yang di hadapi.
c. Metode dokumentasi
Yakni mengumpulkan data-data melalui pengamatan dan pencatatan
dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik
secara langsung maupun tidak langsung (Emzir. 2011: 66).
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui pembahasan skripsi ini dengan baik, penulis
sampaikan sistematika pembahasan sebagai berikut:
13
Bab I, merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika pembahasan.
Bab II, merupakan bab yang membahas tentang kajian teoritis yang
memaparkan tentang konsep pecinta alam ditinjau secara umum tentang
pendekatannya secara teologis, dan tentang Pendidikan Islam.
Bab III, merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian lapangan
yang meliputi gambaran umum tentang objek penelitian, penyajian data
tentang pengaktualan mahasiswa pecinta alam MITAPASA terhadap kode
etik pecinta alam dalam Pendidikan Islam.
Bab IV, merupakan bab yang membahas tentang analisis aktualisasi
kode etik pecinta alam dengan pendidikan islam.
Bab V, merupakan bab penutup yang berisi simpulan dan saran dari
hasil penelitian.
Daftar pustaka
Lampiran
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dicetuskan pertama kali pada Januari
tahun 1974. Kode Etik ini menjadi acuan dan pegangan teguh bagi para pecinta
alam se-Indonesia dalam bersikap dan berperilaku dalam segala kegiatan di alam
bebas. Gladian ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja
pencinta Alam se-Ujung Pandang dan diikuti oleh 44 perhimpunan pecinta alam
se Indonesia. Gladian Nasional merupakan Event pertemuan akbar pecinta alam
se Indonesia. Gladian Nasional pada intinya adalah kegiatan “ajang latihan” bagi
para pecinta alam guna meningkatkan pengetahuan, skill keterampilan dan
kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian
Nasional juga berperan sebagai media silaturahim dan berbagi pengetahuan antar
perkumpulan pecinta alam se Indonesia.
Kode etik pecinta alam Indonesia ini, sampai saat ini masih dipergunakan
dan dipegang teguh oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di seluruh Indonesia.
Adapun isi kode etik pecinta alam Indonesia adalah:
1. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
2. Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat Indonesia
sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air
3. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian
dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Mahakuasa
15
Bila disimak lebih cermat, kode etik pecinta alam indonesia bermakna
sebagai berikut:
1. Keinginan luhur dari para Pencinta Alam, yaitu keinginan yang
dilandasi pada suatu kedalaman penghayatan arti hidup dan kehidupan
manusia,
2. Kesadaran akan hakiki Pencinta alam itu sendiri, Pencinta alam
menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. Alam diciptakan tidak
untuk ditaklukkan, dilukai, tetapi alam diciptakan untuk keselamatan
manusia itu sendiri. Terpeliharanya alam, lestarinya alam tergantung
dari kesadaran manusia itu sendiri.
Muhammad Tri Asmil menyatakan, kandungan makna Kode Eti ini tentang
keteladanan dan tuntunan ada dua, yaitu: Tuntunan hubungan yang vertical dan
Tuntunan hubungan yang horizontal
(http://mahorpalaunm.blogspot.co.id/2013/04/kode-etik-pencinta-alam-indonesia.
dikutip tanggal 4 Oktober 2016 pukul 07.50 WIB).
Hubungan yang pertama manusia meyakini Tuhan YME sebagai Tuhan
Yang Maha Pencipta, kedudukannya jauh lebih tinggi dari segenap makhluk
yang diciptakan-Nya. Alam sangat bergantung pada manusia, karena bila alam
sudah tersentuh manusia maka ia akan menggantungkan pada menusia,
sepanjang di bumi ada manusia, maka dia berhak mendapatkan kesejahteraan
16
yang di topang oleh alam ini. Generasi kita harus menyediakan dan menyisakan
alam ini untuk generasi yang mendatang. Ilyas Asaad (2011: 3) menyatakan
dalam Islam, memelihara lingkungan merupakan kewajiban yang setara dengan
kewajiban ibadah-ibadah sosial yang lain, bahkan setara dengan kewajiban
mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa dibulan ramadhan dan berhaji.
Sebaliknya, perbuatan merusak lingkungan atau perbuatan yang bisa
mengakibatkan kerusakan lingkungan setara dengan perbuatan dosa besar seperti
pengingkaran terhadap Maha Kasih dan Pemelihara (al-rabb) Tuhan, atau
pembunuhan dan perampokan .
Hubungan yang kedua yakni horizontal, menuntun hubungan manusia
dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan sesama ciptaan Tuhan.
Pernyataan kesadaran manusia dalam Kode etik ini mengandung makna saling
menghargai sesama manusia sesuai dengan harkat dan martabat di sisi Tuhan.
Saling menghargai demi terciptanya kerukunan dalam kebersamaan yang serasi,
selaras, seimbang, sesuai dengan hakikat diri masing-masing
Pencinta alam sangat komplek dan sangat sulit untuk diberi batasan
pengertiannya. Aspek yang dapat dilihat dalam pembicaraan tentang Pencinta
alam yaitu tentang organisasinya, anggotanya, kegiatannya pelaksanannya, dll.
Tentang individu Pencinta alam, apa kriterianya, siapa yang disebut pencinta
alam dan masih banyak persoalan yang timbul. Banyak diskusi, musyawarah
serta pertemuan-pertemuan nasional yang bermuara pada kesadaran bahwa
17
serbaserbi Pencinta alam itu unik dan menarik, menantang serta merangsang.
Kesadaran itu menjadi keinginan yang dapat menggerakkan kebersamaan dan
keserasian. Wujud keinginan tersebut berawal dari Forum Gladian Nasional III di
Pantai Carita Jawa Barat tahun 1972. Forum tersebut mendapat mandate atau
tugas untuk menyusun norma-norma sehingga dapat menjawab semua tantangan
tersebut. Norma yang diharapkan tak kunjung muncul, penampilan bagai tak
berujung. Namun penantian itu berakhir di Ujung Pandang dalam Forum Gladian
IV tepatnya pada pukul 00.15 WITA, di pulau Khayangan, palu diketukkan
sebagai akhir penantian dan sekaligus sebagai Kode Etik Pencinta Alam
Indonesia.
B. PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah suatu proses penyampaian nilai dengan lingkup
yang sangat luas. Pendidikan adalah bagaimana manusia dapat
melaksanakan hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, sejalan dengan ini,
Prof. Lodge pernah mengatakan semua pengalaman adalah pendidikan.
Dengan demikian bisa terjadi anak mendidik orangtuanya, seorang murid
mendidik gurunya, lingkungan mendidik manusia dan singkatnya bahwa
hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup itu sendiri (Tim
Dosen IKIP Malang, 1988: 5).
18
Manusia sebagai makhluk multidimensional yang memiliki potensi
dasar yang bisa dikembangkan, sehingga manusia dinamakan makhluk
pedagogik. Makhluk pedagogik adalah makhluk yang dapat dididik
sekaligus makhluk yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas pendidikan. Mortimer J. Adler mendefinisikan pendidikan
sebagai proses atas nama kemampuan manusia yang dapat dipengaruhi
oleh pembiasaan dan disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik
(H.M. Arifin. 1987: 11), hail ini berkaitan dengan kesadaran lingkungan.
Dimana sejak awal ditanamkan kebiasaan baik tentang menghargai
lingkungan, tentunya meminimalisir kerusakan lingkungan. sebagaimana
pernyataan Naniek Suparni (1994: 28), dalam bukunya, kemerosotan
lingkungan adalah produk (kebiasaan, budaya) masyarakat. Dan hanya
dapat diselesaikan oleh keterlibatan masyarakat tanpa pandang bulu.
Pendidikan harus dilaksanakan dengan proses bagaimana manusia
menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Akibatnya ada proses timbal-
balik yang bukan hanya manusia yang melakukan penyesuaian dengan
kosmos, tetapi juga sebaliknya. Manusia belajar mengetahui alam, dan
juga mengontrol alam itu (termasuk dalam etika alam). Dan juga belajar
mengetahui dan merasakan keakraban dirinya, merasa tinggal di alamnya
sendiri. Oleh karena itu landasan filosofiknya, filsafat pendidikan
mengakui bahwa manusia itu harus menemukan dirinya sendiri sebagai
bagian internal dari alam ( H.M. Arifin. 1987: 12)
19
Lantas pendidikan dalam perpektif islam adalah, secara etimologis
pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba.
Sedang kata pendidikan dalam bahasa Arabnya adalah ta‟lim dengan kata
kerja „allama. Penggunaan kata rabba atau tarbiyah terdapat dalam Al-
Qur’an pada dasarnya mengacu pada gagasan kepemilikan. Seperti orang
tua kepada anaknya untuk melaksanakan tarbiyah yang sifatnya hanya
menunjukkan relasional saja. Sedang kepemilkan yang sesungguhnya
hanya ada pada Allah semata. Beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang
mengandung kata tarbuyah Al-Isra’ (17: 24)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu
kecil"
Sebagaimana Heri Gunawan (2014: 4) menyatakan, pemaknaana
istilah tarbiyah merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan mulai
tingkat dasar sampai menuju tingkat yang lebih tinggi.
Zarkowi Soejoeti, sebagaimana dikutip Malik Fadjar (1995: 55)
memberikan pengertin pendidikan islam: petama, jenis pendidikan yang
pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat
mengejawantahkan nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam adalah jenis
20
pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran
islam sebagai pengetahuan untuk progam studi yang diselenggarakan
(1995: 14). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan islam sebagai
bidang studi (sebagai ilmu), dalam hal ini islam sama dengan sidipil ilmu
yang lain.
2. Landasan Pendidikan Islam
Pendidikan islam merupakan kebutuhan mutlak bagi muslim untuk
dapat melaksanakan Islam secara baik dan benar. Sebab, pendidikan islam
bertujuan mempersiapkan manusia agar dapat melaksanakan amanat.
Dengan demikian landasan pendidikan islam adalah hukum islam (sumber
hukum islam), yakni Al-Qur’an dan As-Sunah. Dengan dua landasan
utama ini, dapat dikembangkan pola pengambilan hukum dengan ijtihad,
al-mashlahah, al-mursalah,istihsan, qiyas, dan sebagainya (Drajat
Zakiyah. 1992: 19).
Ismail Ali, dikutip Bahruddin (2007:149) dalam bukunya
berpendapat bahwa, landasan ideal pendidikan islam terdiri enam macam,
yaitu: Al-Qur’an, Sunnah, kata-kata sahabat, kemasyarakatan umah, nilai-
nilai adat kebiasaan masyarakat, dan hasil pemikiran para pemikir islam.
Keenam daar tersebut merupakan suatu herarki dan tidak dapat diubah
susunannya. Namun demikian, pada hakikatnya keseluruhannya telah
tercakup dalam dua dasar pertama, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah.
21
3. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan yang paling utama adalah terciptanya manusia
yang berkepribadian muslim. Menurut Langgulung yang dikutip Heri
Gunawan (2014: 10) tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu
sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai
khalifatullah dan „abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas
pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban
tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan
adalah membentuk pribadi khalifah yang dilandasi dengan sikap
ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan sebagaiana hamba Allah. Tugas
sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia
juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan
memakmurkan bumi.
Abdurrahman Saleh Abdullah yang dikutip Ahmad Zayadi (2006:
56), menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam harus meliputi empat
aspek, yaitu:
a. Tujuan jasmani (ahdaf al-jismiyah). Bahwa proses pendidikan
ditujukan dalam kerangka mempersiapkan diri manusi sebagai
pengemban tugas khalifah fil Ardh, melalui pelatihan ketrampilan fisik.
b. Tujuan rohani dan agama. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam
kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya
22
kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qurani yang diteladani
oleh Nabi SAW sebagai perwujudan perilaku keagamaan.
c. Tujuan intelektual. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka
mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan
kebenaran dan sebab-sebabnya.
d. Tujuan sosial. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka
pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi di sini tercermin sebagai
al-nas yang hidup bermasyarakat.
23
BAB III
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Mapala Mitapasa
Data yang diperoleh dengan metode observasi pada jum’at 17 juli 2016,
maka diperoleh data sebagai berikut:
1. Identitas Organisasi
Nama Organisasi : Mapala Mitapasa (Mahasiswa
Pecinta dan Pemerhati Alam
Salatiga)
Bidang : Panjat tebing (rock climbing), susur
gua (caving), pendakian gunung
(gunung hutan) dan lingkungan
hidup
Alamat Kantor : Jl. Tentara Pelajar No.2 gd. PKM I
lnt. 2 kampus 1 IAIN Salatiga, Kode
Pos 50721
Email : [email protected]
Website : mitapasa.wordpress.com
24
Kelurahan : Kalicacing
Kecamatan : Sidorejo
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
2. Visi dan Misi Organisasi
a. Visi
Hamemayu hayuning bhawono, menghidupi dan memperindah,
melestarikan alam sekitar.
Dengan indikator visi sebagai berikut:
1) Mengembangkan kecintaan anggota Mapala Mitapasa terhadap
alam sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk Allah SWT.
2) Memperkokoh persatuan anggota dengan mensinergikan maupun
secara kekeluargaan.
b. Misi
1) Menumbuhkan rasa keagamaan melalui kegiatan kepecintaalaman.
a) Mengenali lingkungan sekitar.
b) Identifikasi terhadap kerusakan lingkungan dalam jangka pendek /
panjang.
c) Memulai sikap tersebut dari diri sendiri.
d) Melatih kedisiplinan beribadah.
25
2) Menumbuh kembangkan bakat dan minat kepecintaalaman.
a) Latihan survival setiap waktu dan tempat.
b) Melatih mental dan keberanian.
c) Mengembangkan jiwa yang lebih mementingkan kelompok dari
pada pribadinya dalam mengimplementasikan korsa.
3) Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkngan menyeluruh.
4) Meningkatkan sumber daya manusia tentang kepecintaalaman.
5) Prinsip Kode Etik
Untuk menjadi pedoman dan prinsip anggota Mapala Mitapasa dalam
membina pribadi dan wataknya.
6) Korsa
Menurut Kamus Besar Theasurus Indonesia (Pusar Bahasa
Kemendiknas, 2008) ialah menjunjung tinggi rasa empati terhadap
sesame anggota sebagai perekat dan pemersatu dalam menyelesaikan
suatu masalah, dalam melaksanakan kegiatan dan landasan gerak
organisasi. Atau dalam bahasa lain atinya komando satu rasa.
3. Struktur Organisasi
Pengurus Mapala Mitapasa
IAIN Salatiga Per. 2015-2016
Ketua Umum : Zaenal Arifin
Sekertaris Umum : Dewi Oktavia Ni’ami
Bendahara Umum : Nur Hikmatus Sa’diyah
26
Sie. Pendidikan dan Latihan : Sholeh Rubiyanto
Sie. Logistik : Abu Yazid
Sie. Lingkungan Hidup : Nurul Fitrianingsih
Divisi Gunung Hutan : Williyar Alibra Pratama
Divisi Rock Climbing : Wahyu Hidayati
Divisi Caving : At-Toriq Saputra
4. Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa
No
Nomor
Logistik
Nama
Logistik
Merk Jumlah Keterangan
1.
001/log-
MTPS/20
15
Wall
clumbing
Mitapasa 2 Baik
2.
002/log-
MTPS/20
15
Karmante
l
Beal
3 Baik
NN 1
Ukuran
pendek
3. 003/log- Faders 5 Baik
27
MTPS/20
15
Carabiner
srew
Petzl-
wiliam
2
Petzl-
attache
1
Smc 1
4.
004/log-
MTPS/20
15
Carabiner
snap
Petzl 1
Baik Classic 1
Omegalite 5
5.
005/log-
MTPS/20
15
Auto stop petzl 1 Baik
6.
006/log-
MTPS/20
15
Gri gri petzl 1 Baik
7.
007/log-
MTPS/20
15
Croll petzl 1 Baik
28
8.
008/log-
MTPS/20
15
Jumar petzl 2 Baik
9.
009/log-
MTPS/20
15
Figure of
eight
Camp
italy
3 Baik
10.
010/log-
MTPS/20
15
Mailon
rapid
(delta)
NN 1 Kurang baik
11.
011/log-
MTPS/20
15
Slink
Petzl 1
Baik NN 1
Mammut 3
12.
012/log-
MTP/2015
Weebing(
standar)
Claw 1
Baik
NN 9
13.
013/log-
MTPS/20
15
Weebing(
pendek) NN
4
Baik
Webbing 1
29
(panjang)
14.
014/log-
MTPS/20
15
Harness
panjat
Cotreck 2 Baik
Petzl 1 kurang baik
15.
015/log-
MTPS/20
15
Harness
caving
NN 1 Baik
16.
016/log-
MTPS/20
15
Cover all
Canone
Adventure
1 Kurang baik
17.
017/log-
MTPS/20
15
Helm Crisbow 4 Baik
Helm
batok
NN 8 Baik
18.
018/log-
MTPS/20
15
Flaisit NN 2 Baik
19.
019/log-
MTPS/20
Tabung
gas
NN 27 18 baik
30
15
20.
020/log-
MTPS/20
15
Kompor
paravin
NN 9 Berkarat
21.
021/log-
MTPS/20
15
Nisting NN 3 set, Baik
22.
022/log-
MTPS/20
15
Sepatu
panjat
Apache 3
Baik
IA 1
Indonesia
Advanture
1
23.
023/log-
MTPS/20
15
Compas Eiger 9 3 baik
24.
024/log-
MTPS/20
15
Prusik NN 7 Baik
25. 025/log- protaktor NN 8 Baik
31
MTPS/20
15
26.
026/log-
MTPS/20
15
Lampu
badai
NN 4 2 rusak
27.
027/log-
MTPS/20
15
Matras NN 7 Baik
28.
028/log-
MTPS/20
15
Doom
Lavuma 1 Baik
Cole man 1 Rusak
best way 1 Rusak
29.
029/log-
MTPS/20
15
Drigen NN 11
4(kurang
Baik)
30.
041/log-
MTPS/20
15
Matras
bolder
NN 10 Kurang baik
31. 042/log- Poin NN 1krnjng Baik
32
MTPS/20
15
panjat
32.
048/log-
MTPS/20
15
Chalkbag NN 6 Baik
33.
073/log-
MTPS/20
15
Sepatu
PDL
NN 2 Baik
34.
074/log-
MTPS/20
15
Piples - 3 2 rusak
35.
076/log-
MTPS/20
15
Kompor
listrik
- 1 Rusak
36.
082/log-
MTPS/20
15
Soldier NN 1 Baik
37.
083/log-
MTPS/20
Kabel NN 4 Baik
33
15 panjang gulung
B. Penyajian data
1. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam
MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Bila disimak lebih cermat, kode etik pecinta alam indonesia bermakna
sebagai berikut: Keinginan luhur dari para Pencinta Alam, yaitu keinginan
yang dilandasi pada suatu kedalaman penghayatan arti hidup dan kehidupan
manusia, Kesadaran akan hakiki Pencinta alam itu sendiri, Pencinta alam
menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. Alam diciptakan tidak untuk
ditaklukkan, dilukai, tetapi alam diciptakan untuk keselamatan manusia itu
sendiri. Terpeliharanya alam, lestarinya alam tergantung dari kesadaran
manusia itu sendiri..
Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian
tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta termasuk bumi
yang kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu mengenal,
memahami dan memelihara alam merupakan bagian dari keimanan seseorang
kepada Yang Maha Menciptakan alam. Dengan kata lain, perilaku manusia
terhadap alam lingkungannya merupakan cerminan dari akhlak dan keimanan
seseorang. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini
ditegaskan dalam beberapa ayat Al Qur’an yang lain dan Hadist Nabi,
34
diantaranya adalah: hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta
berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan
kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta, karena alam
semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah. Manusia dilarang memperhamba
alam dan dilarang menyembah kecuali hanya kepada Allah yang menciptakan
alam.
Selanjutnya, hubungan pemanfaatan yang berkelanjutan. Alam dengan
segala sumber dayanya diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Dalam memanfaatkan sumberdaya alam guna menunjang
kehidupannya ini harus dilakukan secara wajar (tidak boleh berlebihan atau
boros). Demikian pula tidak diperkenankan pemanfaatan sumberdaya alam
yang hanya untuk memenuhi kebutuhan bagi generasi saat ini sementara hak-
hak pemanfaatan bagi generasi mendatang terabaikan. Manusia dilarang pula
melakukan penyalahgunaan pemanfaatan dan atau perubahan alam dan
sumberdaya alam untuk kepentingan tertentu sehingga hak pemanfaatannya
bagi semua kehidupan menjadi berkurang atau hilang.
Pemahaman Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta
Alam Mitapasa merupakan hal yang sangat urgen bahkan beragam
pemaknaanya. Sebagaiman dalam hasil dari wawancara yang dilakukan
kepada salah satu anggota organisasi tersebut pada: Senin, 21 Juni 2016, 12.30
WIB. Sebagai berikut:
35
“Pemaknaan kode etik pecinta alam dari anggota pecinta alam beragam,
pengalaman dan juga cara pandangang seseorang mempengaruhi.
Menurut saya kode etik pecinta alam adalah kesepakatan bersama yang
di dalamnya memuat tentang bagaimana kita bersikap kepada alam,
sesama ciptaan Allah.” (01/DA/07/2016)
Koresponden DA mengungkapan bahwa mempunya ketertarikan
dengan lingkungan hidup dan saat ini sedang mendalami tentang lingkungan
dan konservasi. Dan juga jelasnya, ia juga sedang mendalami lingkungan
hidup dalam perpektif Islam mengingat Mitapasa di bawah lembaga IAIN
Salatiga.
Hal serupa juga diungkapkan oleh anggota Mapala Mitapasa lain
dengan kode responden AZ dalam wawancara pada hari yang sama,
dengan hasil wawancara:
“menurut saya, kode etik pecinta alama adalah aturan pecinta alam
tentang bagaiamana kita hidup ditengah-tengah mahluk yang sama-
sama hidup dan memerlukan makan. Sehingga bagaimana kita
saling menghargai sesama mahluk hidup, saling menjaga karena
kita saling membutuhkan.” (03/AZ/06/2016)
Pendapat serupa juga di ungkapkan oleh DI, dimana ia adalah sorang
anggota baru mapala namun mempunyai pandangan yang cukup kritis
terhadap alam. Ungkapnya :
“sebagai sesama ciptaan Allah, kita harus menjaga dan
memeliharanya sesama ciptaaan Allah. Menghargai sesama, mulai
dengan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan. Seperti halnya tentang
sampah. Bagaimana kita bijak dengan sampah kita sendiri.”
(02/DI/06/2016)
36
Kemudian koresponden lain (DO) juga menjelaskan beberapa pion
pada hari yang sama pukul 18.30, yang isinya sebagai berikut:
“Allah menciptakan langit, bumi beserta isinya. Dari diskusi
lingkungan hidup yang saya ikuti beberapa waktu lalu, Allah
menjelaskan dalam al-Qur’an bahwa lebih mudah bagi Allah
menciptakan manusia dari pada ciptaan Allah yang lain. Dari sini
masihkan kita pantas mengagung-agungkan akal kita untuk
sombong dan berbuat dzalim kepada ciptaan Allah lain, padahal
Allah lebih mudah menciptakan kita dari pada alam beserta isinya.
Ini menjadi renungan khususnya diri saya untuk lebih peka lagi
terhadap lingkungan. Pastinya belum bisa muluk-muluk untuk
lingkup yang lebih luas, tapi dimulai dengan diri sendiri,
lingkungan sekitar. Apa kontribusi kita untuk sekitar.”
(05/DO/06/2016)
hal yang sama diungkapkan oleh (WA), bagaimana sikap kita
terhadap sesama ciptan Allah:
“kita tidak bisa hidup sendiri. Karena pada dasarnya manusia adalah
mahluk sosial, baik sesama manusia maupun dengan mahluk
ciptaan Allah yang lain saling membutuhkan. di alam ini disadari
atau tidak ada hubungan simbiosis mutualisme. Tidak melakukan
hal-hal negatif. Karena saya percaya apa yang kita lakukan akan
kembali kepada kita, jadi bila kita berlaku baik kepada sesama
ciptaan Allah yang lain, mereka pun akan berlaku baik pada kita.
Mengingtkan saya pada hukum kausalitas dan dalam agama pun
juga ada ayat yang menerangkan bahwa kita akan mendapatkan
balasan atas perbuatan yang kita lakukan, dan itu bukan berlaku
kepada sesama manusia saja tapi juga yang lain.” (04/WA/06/2016)
Ungkapnya, meskipun ia tinggal di kota dan bukan dari backgron
religi, tapi ia hidup di tengah-tengah keluarga yang menanamkan nilai
religi sejak kecil. Lebih lagi ia tinggal satu komplek dengan pondok
pesantrel Al-Falah, yang terbiasa dengan lingkungan yang kental akal
nilai-nilai religi.
37
Koresponden lain yang juga anggota Mapala Mitapasa yang
menjabat sebagai ketua umum periode 2013-2014 (AJ) mengungkapkan
bahwa:
“Berusaha untuk selalu menjaga keharmonisan hidup sesama
mahluk karena hal itulah yang mungkin bisa membuat lingkungan
seimbang. Dan terus belajar, menggali makna-makna kehidupan
dan bagaimana kita beralam. Menyadari bahwa yang menempati
alam ini bukan hanya manusia tetapi ada mahluk-mahluk lain yang
harus kita jaga kelestariaanya” (10/AJ/07/2016)
Kemudian lebih lanjut, peneliti mewawancarai seorang anggota
yang mungkin wawancara dengan pemegang sie lingkungan hidup selama
dua tahun berturut-turut (YY). Tuturnya;
“bahwa bagaimana sikap kita kepada sesama mahluk hidup adalah
seperti yang disampaikan orang umumnya bila ditanya bagaimana
kita bersikap kepada sesama ciptaan Allah, menghargai, merawat,
dll. Merawat, menjaga adalah kata kerja yang didalamnya, sehingga
menimbulkan aksi. Dengan kata lain ada yang diperbuat. Sebagai
seorang yang hidup di negara hukum, kita memiliki undang-undang
yang di dalamnya memuat bagaimana kita bersikap terhadap alam
(sesama ciptaan Allah), begitupun dalam al Qur’an maupun hadits
juga dibahas bagaimana ki bersikap sudah begitu banyak landasan
kita untuk bersikap baik secara undang-undang maupun ayat al-
Qur’an. Ibarat orang berjalan kita telah memegang peta tentang
tujuan kita, sekarang tinggal langkah yang menentukan, mau maju
atau diam di tempat. Kita tahu sebagai sesama ciptaan Allah harus
menghargai, menjaga. Tapi menghargai dan menjaga yang seperti
apa” (11/YY/07/2017)
Sejalan dengan pernyataan di atas, hasil wawancara dengan anggota
lain yang diberi kode koresponden BR pada hari Senin, 18 juli 2016
menyatakan bahwa:
38
“sebagai sesama ciptaan Allah kita harus menghargai, menjaganya.
Bukankah manusia dibumi tugas utamanya adalah untuk ibadah.
Dan sependek yang saya tahu amalan apapun asal baik, bisa di
niatkan untuk beribadah. Bisa juga kita menjaga alam berbilai
ibadah bila kita niatkan untuk ibadah. Menjaganya untuk tetap
lestari demi kehidupan yang lebih baik, untuk anak cucu kita kelak”
(20/BR/07/2016)
Dari pengamatan lapangan dapat digambarkan sikap Mahasiswa
Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga kepada sesama mahluk
ciptaan Allah adalah sebagai berikut:
Sebagian besar anggota Mapala Mitapasa, beranggapan tentang
bagaimana bersikap kepada sesama mahluk ciptaan Allah adalah dengan
menghargai, menjaga. Karena manusia adalah mahluk soaial dan kita
tidak bisa hidup sendiri, kita membutuhkan alam dan alam pun
membutuhkan kita. Ada hubungan timbal-balik di dalamnya. Untuk
menjaga hubungan itu tetap harmonis harus ada tindakan yang dilakukan.
Apa lagi bila di kaitkan dengan manusia sebagai khalifah fil ard, manusia
yang diberi amanah oleh Allah sebagai pemimpin Allah di bumi, yang
dibekali akal dalam penciptaannya. Tentunya manusialah yang
bertanggung jawab atas kelestarian maupun kerusakan yang terjadi di
bumi. Selanutnya, implementasisi tanggungjawab Mahasiswa Pecinta
Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga akan lingkungan kepada Allah
Sebagaimana hasil dari wawancara kepada anggota Mapala
Mitapasa dengan kode AY yang sudah menjabat kepengurusan selama 2
39
tahun. Hasil wawancara yang dilakukan pada hari kamis 11 Juli 2016,
sebagai berikut:
“menurut saya, wujud tanggungjawab akan lingkungan kepada
Allah ialah kita bisa memulai dari lingkungan sekitar. tentang
momok klasik yaitu sampah. Dimulai dari sampah yang dihaslkan
oleh diri sendiri. Contoh kecilnya dari bungkus permen, puntung
rokok. Bila kita bisa bijaksana dengan hal-hal kecil, yang lain akan
mengikuti. Bukankah kualitas lingkungan di tentukan oleh kualitas
manusia” (12/AY/07/2016)
Kemudian kaitannya dengan tanggungjawab akan lingkungan
sebagaimana wawancara yang dilakukan pada waktu bersamaan (AS)
sebagai berikut:
“ketika kita menggunakan/ mengambil sesuatu dari alam kita juga
harus berupaya melestarikannya. kita ambil contoh air. kita tidak
bisa hidup tanpa air. dari buku yang pernah saya baca, di dunia ini
90% adalah air . Memang lebih dominan air dari pada daratan tapi
hanya 30% dari total air yang ada di bumi ini yang bisa di konsumsi
manusia. mengingat begitu sedikitnya air yang bisa di gunakan,
sudah seharusnya kita lebih cermat menggunakannya, menjaga
kelestariannya dengan ikut penanaman, tidak buang sampah di
sungai, dll. Itu baru air padahal masih banyak sumber-sumber
energy yang kita pakai dan itu berlaku untuk semua bukan hanya air
saja.” (12/AS/07/2016)
Hasil pengamatan pada anggota lain (NS) yang berpendapat bahwa:
“Wujud tanggungjawab akan lingkungan adalah kita memperkaya
diri dengan memperbanyak ilmu tentang lingkungan, etika
lingkungan. Kita dalami di filosofinya, sebagai bekal tindakan atau
aksi-aksi kita. Misalnya tanam pohon, sebelum menanam mungkin
kita bisa refleksi bersama apa manfaat menanam pohon. Bisa jadi
atas keadaan sekarang dimana krisis air bersih, udara yang semakin
tercemar, bencara banjir dan tanah longsor dimana-mana, dll.
Dimulai dengan obrolan-obrolan ringan yang kemudian menjadi
aksi lingkungan.” (06/NS/06/2016)
40
NS adalah anggota Mapala Mitapasa yang sejak kecil hidup di
salatiga. Ia mengaku bahwa masa kecil dulu salatiga masih sejuk
udaranya, dingin dan masih banyak lahan hijau. Beda dengan sekarang,
gedung dimana-mana, lahan produktif disulap menjadi pabrik, dan
semakin sedikitnya pohon. Dari keprihatinan itu ia mulai giat mendalami
tentang lingkungan.
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh saudara yang diberi
koresponden ZZ yang juga di berdomisili di salatiga. Ia mengungkapkan
bahwa:
“bentuk tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah adalah kita
peka akan lingkungan sekitar. Dimana pun kita berada, kita bisa
membaca keadaan sekitar, lantas apa yang bisa kita lakukan sesuai
dengan tempatnya. Tentunya penanganan untuk daerah kota dengan
hutan berbeda.jadi menurut saya, tanggungjawab kepada
lingkungan adalah kepekaan dan penanganan sesuai dengan
tempatnya.” (12/ZZ/07/2016)
Dari wawancara di atas dapat saya simpulkan, wujut tanggungjawab
akan lingkungan kepada Allah adalah bagaimana bersikap, peka dan
beraksi terhadap lingkungan. Membangun kesadaran tentang pentingnya
lingkungan, menyadari bahwa bukan hanya kita tapi anak cucu kita kelak
juga akan menempati lingkungan ini. Jadi bila kita bisa bijaksana
terhadap lingkungan yang akan menikmati sampai anak cucuk kita kelak.
Kesadaran tentang lingkungan. Bisa di bangun dari pembicaraan kecil
41
mengenai lingkungan, menyadari sampah-sampah terkecil dari kita
sampai aksi-aksi yang lebih besar lagi.
2. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Organisasi
Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga
Untuk mengetahui mengetahui pemahaman sebagai kalifah fil ardh oleh
Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga dalam menjaga anugerah
ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat, maka penulis melakukan
wawancara kepada beberapa narasumber, berikut adalah hasil dari penelitian.
Pertama penulis mewawancarai anggota mapala, koresponden dengan
kode SR dan hasilnya sebagai berikut:
“sudah sejak lahir manusia di beri fitrah sebagai pemimpin, namun
kepemimpinan itu harus diasah agar tumbuh sesuai nilai-nilai islam.
Pengenalan dan pembekalan akan lingkungan sejak dini akan tertanam
dalam ingatan jangka panjang, sehinga kedepannya kita membentuk
generasi yang sadar lingkungan. Dalam usaha membentuk generasi
sadar lingkungan sejak dini, diperlukan usaha yang continuitas dan
disini memerlukan kerja sama berbagai elemen masyarakat.”
(13/SR/07/2016)
Hal tersebut juga diperkuat oleh anggota lain, UB misalanya. UB
menyebutkan dalam wawancara pada hari sabtu 16 juli 2016 pukul 10.16
WIB, sebagai berikut:
“Melihat dari perintah dan laranangan tentang kelestarian lingkungan.
Memperhatikan etika kita terhadap lingkungan. Manusia adalah
makhluk sosial. Ia tidak bisa berdiri sendiri. Di alam maupun dengan
sesama manusia. Dengan berusaha menjaga keseimbangan dengan
memegang teguh memayu hayuning bawana.” (14/UB/07/2016)
Serupa dengan pernyataan di atas, hasil wawancara terhadap RA
sebagaimana yang dilakukan pada hari senin, 18 juli 2016, sebagai berikut:
42
“sebagai seorang pemimpin di bumi, kita harus berusaha bagaimanapun
juga melestarikan ciptaan Allah, walau pun memang apa yang Allah
ciptakan di bumi ini untuk kepentingan manusia tapi juga harus sesuai
mestinya. Kita mengambil sesuai kebutuhan dan harusnya juga di
imbangi dengan melestarikannnya. Pun, semua itu tidak bisa jauh
dengan hubungannya dengan manusia yang lain. Baik dengan alam
maupun dengan sesama manusia kita saling membutuhkan.”
(15/RA/07/2016)
Sependapat yang sama juga di sampaikan oleh anggota yang lain yaitu
SM, dalam wawancara yang dilakukan pada waktu yang sama menurutnya:
“Sebagai yang ditugaskan Allah sebagai khalifah di bumi, kita menjaga
,merawat alam dan sesama manusia kita adalah mahluk sosial. Kita
saling membutuhkan pertolongan orang lain dan sesama manusia kita
bagaimana bersama-sama menjaga alam karena kebutuhan manusia
semua dari alam. Misalnya dari padi, bagaiman kerjasama dari petani
yang menanam sampai dengan konsumen terjaga hubungannya. Dan
semua itu merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat di pisahkan”
(16/SM/07/2016)
Anggota lain datang HW dan menambai, bahwa:
“walau dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia adalah seabagai
pemimpin di bumi namun ini bukan berati kita bebas mengeksploitasi
alam, bertindak semena-mena dengan alam. Dan walau alam ini di
ciptakan untuk manusia tetapi adanya mereka untuk kita jaga. Tidak bisa
dipungkiri kita bergantung dengan alam. Kita berhidup semua
menggambil dari alam. Mulai dari kebutuhan primer sampai dengan
tertier semuanya dari alam. Memang alam diam ketika kita serakah
mengeksploitasi tetapi semua ada batasannya. Alam pun akan memberi
reaksi atas perlakuan kita terhadapnya. Terbukti bencana di bumi akibat
ulah manusia, itu semua karena kita lali, menglekplotasi tanpa
mengimbangi dengan pelestariannya. Semua itu kita tidak bisa bekerja
sendiri. Seperti hanya untuk menjadi sebuah baju, seorang membuat
jarum, seorang yang lain mebuat benang, yang satunya lagi menjahit
dan sampai akhirnya menjadi baju. Belum sampai disini, ada orang yang
ke sekian yang bertugas menjadi distributor dan penjual sampai
akhirnya kita membeli dan memakainya. Itu baru satu contoh padahal di
dunia ini banyak sekali manusia yang bertugas dan saling membantu
menyediakan kebutuhan manusia. Disini kita saling membutuhkan baik
dengan alam maupun dengan manusia. Kita harus saling menghargai
baik dengan alam maupun dengan sesama manusia.” (18/HW/07/2016)
43
Pendapat ini juga lebih diperjelas lagi oleh salah seorang pengurus ZA.
Ia mangungkapkan bahwa:
“menjaga ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat sebagai khalifah fil
ard adalah saling menghargai. Seperti misalnya pada hari bumi yang
jatuh pada tanggal 24 April 2016, mapala se-Salatiga dan perwakilan
dari warga setempat mengadakan rentetan acara diantaranya bersih kali
Andong Salatiga. Ini merupakan salah satu wujut kita menjaga ciptaan
Allah dan bagian dari masyarakat.” (19/ZA/07/2016)
Dan dari pengamantan penulis di kantor kesekretariatan Mapala
Mitapasa, saat diskusi yang dilakukan pada hari Kamis, tanggal 23 Juni 2016
yang bertemakan pecinta alam dalam kajian islam. Di dalamnya membahas
manusia sebagai pemimpin di bumi, etika lingkungan, dari kesimpulan yang
penulis dapat selama diskusi berlangsung bahwa pada dasarnya semua pecinta
alam meyakini adanya Tuhan. Semakin seseorang itu berpetualang dan
melihan alam yang begitu indah secara tidak langsung, ia meyakini Allah
yang indah ini ada penciptanya dan sudah tentu Sang pecipta lebih indah dari
Yang DiciptakanNya.
Dan dalam Al-Qur’an banyak ayat yang membahas konsep dasar
tentang alam. Diantaranya satu ayat berkaitan dengan khalifah fil ardh adalah
bahwa alam ini ditundukkan Allah untuk kepentingan manusia (untuk dihuni,
dirawat dan dimanfaatkan oleh manusia). Walau alam memang tercipta dan
ditundukkan untuk manusia dan juga bahwa manusia di beri amanah oleh
Allah sebagai wakilNya di bumi, bukan pelegalan untuk manusia unuk
serakah mengambil secara bebas dari alam. Walau alam telah dijinakkan
44
namun, ada batasannya. Alam pun akan marah bila manusia serakah
mengekploitasi tanpa di imbangi dengan perbaikan/ pelestariannya. Dan juga
di lain ayat ada yang membahas bahwa alam ini adalah warisan, sesuatu yang
harus dipindahkan kepemilikannya ke generasi selanjutnya. Jadi bisa dibilang
kepemilikan alam ini estafer dari generasi ke generasi. Bila di tangan kita
alam kita rusak lalu apa yang kita tinggalkan untuk anak-cucu nanti. Bila yang
kita tinggalakan adalah alam yang rusak, hutan yang gundul, air yang
tercemar, polusi udara dimana-mana. Secara tidak langsung kita
menelantarkan mereka, dan dosa kita mengalir bahkan walau sudah
meninggal. Bagaimana tidak, karena kelalaian kita menjaga alam. orientasi
kita hanya keuntungan pribadi tanpa pikir panjang. Tugas manusia sebagai
pemimpin adalah menjaga kesimbangan bumi agar tetap lestari.
Singkatnya manusia di bumi mempunyai 3 hubungan yang
berkesinambungan, dalam nilai dasar mapala Mitapasa di sebut trilogi
hubungan. Yang pertama manusia dengan tuhannya, manusia dengan alam
dan yang terahir manusia dengan manusia. Dimana manusia harus menjaga
keharmonisan hubungan ini sesuai dengan kapasitasnya. Bila yang pertama
manusia sebagai hamba, yang kedua manusia sebagai pemimpin dan yang
ketiga manusia sebagai bagaian dari manusia lainnya.
Dari wawancara dan pengamatan penulis di sekretariat mapala mitapa,
dapat penulis simpulkan pemahaman khalifah fil ard anggota mapala mitapa
dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat adalah
45
walau memang sudah di tegaskkan dalam Al-Qur’an bahwa, manusi dijadikan
Allah sebagai wakilNya di bumi dan alam juga sudah di tundukkan untuk
kepentingan, keberlangsungan hidup manusia. Namun bukan berarti kita
bebas mengeksploitasi alam. Ada batasan tertentu alam jinak atau tunduk.
Keserakahanlah yang membuat manusia lalai menjaga alam. Sebagai
pemimpin di bumi manusia juga diberi amanah untuk menjaga dan
melestarikan alam. Karena kepemilikan alam ini estafet dari generasi ke
generasi. Pengertian estafet dari generasi ke generasi, secara tidak langsung
terjalin hubungan sesama manusia. Bagaimana dari generasi ke generasi
selanjutnya mengkomunikasikan untuk menjaga dan melestarikan alam.
46
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari
hasil wawancara/ interview, observasi dan dokumentasi. Maka selanjutnya peneliti
akan melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian. Sesuai
dengan teknik analisis yang dipilih oleh peneliti yaitu penelitian menggunakan
analisis deskriptif kualitatif (pemaparan) dengan mengalisis data yang telah peneliti
kumpulkan dari wawancara, observasi dan dokumentasi selama peneliti mengadakan
penelitian dengan pihak terkait.
Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisa oleh peneliti
sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah diatas. Di bawah
ini adalah hasil analisa peneliti, yaitu
1. Kode Etik Pecinta Alam pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pemahaman Kode Etik Pecinta Alam pada Mahasiswa Pecinta Alam
Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga adalah bagaimana sikap
Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga
terhadap sesama mahluk ciptaan Allah SWT.
Sesuai dengan isi Kode Etik Pecinta Alam poin pertama, pecinta alam
Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha
47
Esa. Dan islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian
tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta termasuk bumi yang
kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu mengenal, memahami dan
memelihara alam merupakan bagian dari keimanan seseorang kepada Yang Maha
Menciptakan alam. Dengan kata lain, perilaku manusia terhadap alam
lingkungannya merupakan cerminan dari akhlak dan keimanan seseorang.
Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini ditegaskan
dalam beberapa ayat Al Qur’an yang lain dan Hadist Nabi, diantaranya adalah:
hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana
bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan kekuasaan Tuhan (beriman kepada
Tuhan) melalui alam semesta, karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat
Allah. Manusia dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali
hanya kepada Allah yang Menciptakan alam.
Sementara itu Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga
menyikapi dengan sesama ciptaan Allah berbeda-beda, namun garis besarnya
sama yaitu menghargai, menjaga. Ada dari mereka yang menyikapinya dengan
pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan ada juga yang memandang
dari sisi agama islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.
Sebagaiamana koresponden DA mengartikan kode etik pecinta alam
adalah “kesepakan bersama yang didalamnya memuat tentang bagaimana
bersikap kepada alam dan sesama ciptaan Allah”. Disini dapat ditarik satu
benang merah yaitu bagaimana bersikap kepada alam dan sesama ciptaan Allah.
48
Kembali kepada fitrah manusia di bumi dan salah satu tujuan pendidikan islam
adalah menjadikan manusia mempuanyai jiwa pemimpin/ khalifah fil ardh.
Dalam penciptaannya, manusia di beri kelebihan oleh Allah berupa akal, yang
menjadi pembeda oleh penciptaan mahluk Allah yang lain. Dan menjadi alasan
mengapa Allah memberikan tanggng jawab sebagai wakil-Nya di bumi. Sebagai
wakil Allah, maka manusia harus bisa merepresentasikan peran Allah terhadap
alam semesta termasuk bumi seisinya antara lain memelihara (al-rab) dan
menebarkan rahmat di alam semesta (rahmatan lil ‟alamin). Oleh karena itu
kewajiban manusia terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah
SWT adalah melakukan pemeliharaan terhadap alam, untuk menjaga
keberlangsungan kehidupan di alam. Untuk mempertahankan dan memenuhi
hajat hidupnya, manusia diperkenankan oleh Tuhan untuk memanfaatkan segala
sumberdaya alam secara wajar, sesuai dengan kebutuhan, dan bertanggungjawab.
Baharuddin dalam bukunya (2007:66), sebagai wakil Allah di bumi
manusia harus mewujutkan kesejahteraan bagai komunitas jagad raya. Paling
tidak menciptakan suasana kondusif. Baik bagi dirinya sebagai eksistensi
mikrokosmis, juga bagi alam sekitarnya sebagai mikrokosmis. Sejalan dengan
ini, Al-Qur’an dalam surat Hud ayat 61 menyatakan :
Artinya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya”
49
Dalam upaya memakmurkan kehidupan satu pihak mengisyaratkan adanya
tuntunan senangtiasa menjalin keharmonisan antara dirinya dengan Allah sedang
pihak lain mausia dituntut untuk meneruskan ciptaan Allah di bumi dengan
mengurusnya dan mengembangkannya sesuai dengan amanah yang diberikan
Allah. Dalam hal ini mengembangkan pola kehidupan antarsesamanya, baik
aspek lahir ataupun aspek spiritual.
Sejalan dengan ini koresponden AJ menyatakan bagaiama sikap kita
kepada sesama ciptaal Allah adalah “berusaha manjaga keharmonisan hidup
sesama ciptaan Allah. Dan terus menggali makna-makna kehidupan dan
bagaimana kita beralam, bukan hanya manusia tapi ada mahluk-mahluk lain yang
harus kita jaga kelestariannya”. Menjaga keharmonisan hidup sesama ciptaan
Allah berarti kita menjaga keselarasan, keseimbangan alam. Keseimbangan
merupakan hukum Tuhan yang juga berlaku atas alam termasuk manusia.
Muhjiddin Mawardi (2011:29) menyatakan, Keseimbangan ini bisa mengalami
gangguan (dis-harmoni) jika salah satu atau banyak anggota kelompok atau suatu
kelompok mengalami gangguan baik secara alamiah (karena sebab-sebab yang
alamiah) maupun akibat campur tangan manusia. Jika terjadi gangguan terhadap
keseimbangan alam, maka alam akan bereaksi atau merespon dengan membentuk
keseimbangan baru yang bisa terjadi dalam waktu singkat, atau bisa pula dalam
waktu yang cukup lama tergantung pada intensitas gangguan serta sifat
kelentingan masing-masing sistem alam yang bersangkutan. Keseimbangan baru
50
yang terbentuk ini sudah barang tentu bisa berbeda secara kuantitatif maupun
kualitatif dengan keseimbangan sebelumnya.
Demikian pula keseimbangan ini bisa bersifat merugikan, bisa pula
menguntungkan bagi anggota komunitas atau kelompok yang bersangkutan.
Perilaku dan perbuatan manusia terhadap alam termasuk antar manusia yang
diharamkan (dilarang), sebenarnya bertujuan agar keseimbangan atau harmoni
alam tidak mengalami gangguan. Larangan untuk tidak mengambil/
mengleksploitasi alam secara berlebih, tebang pilih, sebenarnya mengandung
pesan bahwa keseimbangan lingkungan dan harmoni kehidupan tidak boleh
diganggu dengan perbuatan-perbuatan yang merusak. Alam diciptakan Allah
dalam keberagaman kualitatif maupun kuantitatif seperti ukuran, jumlah,
struktur, peran, umur, jenis kelamin, masa edar dan radius edarnya. Walaupun
demikian, alam dan ekosistem ciptaan Tuhan yang sangat beragam ini berada
dalam keseimbangan, baik keseimbangan antar individu maupun antar kelompok.
Selajutnya koresponden dengan inisial AZ, ID, BR dan YY yang
keempatnya berpendapat bahwa sebagai sesama ciptaan Allah harus saling
menjaga, merawat, bagaimana bijak dengan sampah. Hubungan manusia
dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya, bukanlah hubungan
penahluk dengan yang ditahlukkan, atau hubungan tuan dengan hamba,
melainkan hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah. Karena,
meskipun manusia mampu mengolah (menguasai) alam atau sesama, namun
51
hal tersebut bukanlah akibat kekuatan yang dimilikinya melainkan akibat
tuhan menundukkannya untuk manusia. Untuk menepis perilaku destruktif
manusia terhadap alam, termasuk bagi manusia lainnya, diperlukan batas-
batas etika dan moral. Karena konsep alam dalam Al-Qur’an mengisyartakan
adanya perilaku seimbang dan harmonis antara manusia dan lingkungannya.
Sebagaimana surat Al-Zukhruf ayat 32 :
Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain”
Sesungguhnya yang menimbulkan permasalahan lingkungan ialah
manusia itu sendiri yang dalam aktivitasnya tidak memperdulikan
keseimbangan dan keselarasan lingkungan. Manusia yang selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan melampai daya
dukung lingkungan. Dalam nilai dasar mapala Mitapasa (2015:34) eksploitasi
terhadap alam yang berlebihan itulah yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan dan keserasian lingkungan. Tuntutan gaya hidup, keserakahan
dan didorong motivasi untuk mencari keuntungan materi. Perilaku manusia
yang menyebabkan harmonis dan dis-harmonis lingkungan. Firmannya
dalam surah Ar-Rum ayat 41
52
Artinya: “telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar)”
Diantaranya empat faktor penyebab persoalan lingkungan, yaitu (1)
sikap dan perilaku; (2) jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan
persebarang taidak merata; (3) globalisasi; dan (4) desentralisasi (Agus
Indiyanto,2012:276). Keempat faktor tersebut saling mempengaruhi dan
tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Karena pada dasarnya semuanya
berpangkal pada sikap dan tingkah laku manusia yang bersumber pada
persepsi yang ada pada diri mereka. Malik Haris yang dikutip Made
Kutanegara (2014:100) menyatakan bahwa, menurut pandangan holistik,
antara manusia di satu pihak dengan lingkungan hidup di pihak terintegrasi
sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Manusia tidak dapat hidup tanpa lingkungan karena segala kebutuhan
manusia tersedia dan diambil dari lingkungan hidupnya. Hubungan manusia
dengan lingkungan demikian erat dan merupakan hubungan yang bersifat
fungsional. Manusia harus menjaga dan memelihara lingkungannya.
Sementara itu lingkungan hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan
manusia. Inilah mengapa kita harus menjaga keseimbangan lingkungan.
53
Perilaku manusia untuk lebih peduli lingkungan tidak terlepas dari tingkat
pengetahuan dan sikap tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
lingkungan. Pengetahuan seseorang tentang suatu hal akan berkaitan dengan
lingkungan. Made (2014:102) pengetahuan menjadi dasar pembentukan
keyakinan serta keyakinan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan
sikap. Sikap kepedulian lingkungan hidup tidak hanya ditentukan oleh
pengetahuan yang dimiliki, karena tidak sedikit pula orang yang memiliki
pengetahuan, tetapi masih bersikap tidak ramah lingkungan.
Selanjutnya koresponden dengan kode BR menyatakan, menghargai
sesama ciptaan Allah. Di niatkan untuk ibadah, menjaganya agar tetap lestari
demi kehidupan yang lebih baik lagi, untuk anak cucu kelak. Bila dilihat dari
tujuan penciptaannya, tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah
kepada Allah. Mujiyono (2001:15) menyatakan dalambukunya, agama islam
memandang bahwa semua aspek kehidupan dan apa saja yang dilakukan
manusia semata-mata sebagai sarana beribadah kepada Allah Sebagaimana
firmanNya dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56
Artinya: “ dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Oleh karena itu memelihara lingkungan dalam islam merupakan
bagian dari totalitas ibadah manusia, oleh sebab itu islam menjadi rahmatan
lil „alamin (rahmat bagi seluruh alam) yang mendorong umat agar tidak
54
membuat kerusakan di bumi dan alam semesta. Kewajiban manusia terhadap
alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT adalah melakukan
pemeliharaan terhadap alam untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di
alam. Untuk mempertahankan dan memenuhi hajat hidupnya, manusia
diperkenankan oleh Tuhan untuk memanfaatkan segala sumberdaya alam
secara wajar, sesuai dengan kebutuhan, dan bertanggungjawab. Segala sikap,
perilaku atau perbuatan manusia (lahir dan batin) yang berkaitan dengan
pemeliharaan alam harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan setelah
kehidupan dunia ini berakhir. Islam melarang pemanfaatan sumber daya
alam yang melampaui batas, berlebihan, dan boros.
Sumini sebagaimana dikutip Made Kutanegara (2014:135) energi
mampunyai peran strategis dalam kehidupan masyarakat. Kebutuhan energi
masyarakat cukup tinggi untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi. Selain
itu, energi juga menjadi bahan baku untuk kebutuhan lainnya seperti
industry, manufaktur, pertanian, hotel dan perkantoran. Sejalan dengan
ketergantungan yang tinggi terhadap energi, pemerintah belum sepenuhnya
mampu menyediakan kebutuhan energi masyarakat.
Di Negara berkembang sumber energi sebagian besar adalah tenaga
manusia dan biomas (bahan bakar tumbuhan), energi itu dugunakan terutama
untuk keperluan domestik. Sedang di negara maju, sumber energi sebagian
besar berupa bahan bakar fosil ditambah energi PLTA dan PLTN. Energi
biomas hampir tidak digunakan (Otto Soemarwoto,1985:230). Penggunaan
55
dari masing-masing energi mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pengguaan energi biomas yang lebih ramah lingkungan namun masih
terbatas penggunaannya. Sedang penggunaan energi fosil merupakan energi
terbatas yang tak terbarukan dan cepat habis. Bumi merupakan tempat
kehidupan yang terbatas, sumber-sumber dayanya juga terbatas. Manusia
yang terlibat, baik dalam memelihara, maupun merusak ekositem bumi, bisa
menentukan arah dan kebijakan perilakunya. Sehingga dengan kesadarannya,
manusia mampu menyiasati penggunaan sumber daya alam yang tersedia
dengan jumlah terbatas secara efisien dan hemat.
Mujiono (2011:61) menyatakan, keyakinan bahwa energi itu tebatas di
dasarkan bahwa luas, volune dan massa bumi terbatas. Dengan demikian,
energi sebagai bagian integral dari bumi juga terbatas adanya dan
kegunaannya. Teologi keterbatas ini di dasarkan pada Al-Qur’an surah Al-
Ahqaf ayat 3
Artinya: “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu
yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa
yang diperingatkan kepada mereka.”
Oleh karena itu, agar energi yang terbatas itu tetap dapat terus di
manfaatkan secara lestari. Yaitu pemanfaatan energi yang didasarkan pada
perhitungan nilai ekologis dan ekonomis. Penggunaan energi dengan
56
bijaksana, dengan prinsip berkelanjutan. Dengan adanya masalah
keterbatasan sumber energi, orang berusaha dengan keras menghemat energi.
Penghematan itu dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan energi dan
secara relatif dengan menaikkan efisiensi penggunaan energi.
Selanjutnya korenponden WA menyatakan bahwa “manusia adalah
mahluk sosial, baik sesama manusia maupun mahluk hidup yang lain. Apa
yang kita kerjakan akan kembali ke diri kita”. Manusia adalah mahluk yang
bergantung dengan lingkungannya. Tidak bisa hidup sendiri, saling
membutuhkan satu dan yang lainnya. Dalam kehidupan ini tidak seorang
puun mendapatkan kehidupan yang menyenangkan dan membahagiakan
apabila tidak ada peran orang lain terhadapnya. Seperti halnya seorang bayi
yang terlahirdi dunia, ia membutuhkan orang lain agar dapat terus hidup dan
berkembang menjadi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
menampilkan kebersamaannya dengan orang lain, hampir setiap kegiatan
seseorang melibatkan perang orang lain. Ini membuktikan manusia adalah
mahluk sosial, yang tidak dapat hidup sendiri.
Dalam tujuan pendidikan islam, ahmad Zayadi yang dikutip Heri
Gunawan (2014:11) menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam meliputi
empat aspek, yaitu (1) tujuan jasmani, bahwa proses pendidikan ditujukan
dalam kerangka mempersiapkan diri sebagai pengemban tugas khalifah fil
ardh; (2) tujuan rohani dan agama, bahwa proses pendidikan ditujukan dalam
kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada
57
Allah semata, dan melaksanakan akhlak qur’ani yang dicontohkan Nabi
SAW; (3) tujuan intelektual, bahwa proses pendidikan ditujukan dalam
kerangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan
kebenaran dan sebab-sebabnya dengan menelaah ayatNya yang membawa
keimanan kepada Allah; (4) tujuab sosial, bahwa proses pendidikan dalam
kerangka pembentukan kepribadian yang utuh, yang tercermin sebagai
manusia yang hidup pada masyarakat.
Dari tujuan pendidikan diatas, salah satunya dalam kerangka
membentuka pribadi yang tercermin sebagai manusia yang hidup pada
masyarakat dengan kata lain membentuk pribadi yang berjiwa sosial. Dan
kaitannya dengan pendidikan, seorang pendidik harus memiliki empat
kompetensi diantaranya, kompetensi sosial (Abdul Sukur,2014:114), yaitu
seperangkat kemampuan dan ketrampilan yang terkait dengan hubungan dan
interaksi dengan orang lain. Artinya seorang pengajar dituntut harus
memiliki ketrampilan berinteraksi dengan masyarakat khususnya dalam
mengidentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah masyarakat.
Kaitannya dengan lingkungan, ke-Maha bijaksanaan Allah, telah
menentukan (mentaqdirkan) bahwa antara satu makhluk dengan lainnya
dialam ini saling berkaitan dan saling membutuhkan. Saling keterkaitan
antara satu komponen dan saling membutuhkan ini mengakibatkan terjadinya
sebuah keseimbangan yang dinamis yang dengan keseimbangan ini
keberlanjutan kehidupan di alam bisa terjaga (Muhjiddin,2011:33). Tindakan
58
eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, kesalahan cara pemanfaatan,
perusakan atau pencemaran sumberdaya alam merupakan pelanggaran
terhadap ketentuan Allah. Pandangan sempit, kepentingan pribadi atau
kelompok dan tindakan tak bertanggung jawab lainnya pada umumnya akan
mengganggu keseimbangan yang telah diatur oleh Allah tersebut. Dengan
demikian perlindungan terhadap sumberdaya alam dari pencemaran dan atau
perusakan merupakan tugas atau kewajiban manusia sebagai wakil (khalifah)
Allah dimuka bumi.
Di sisi lain, organisasi pecinta alam IAIN Salatiga juga sudah
menerapkan untuk menghargai sesama ciptaan Allah. Baik di lingkungan
kampus maupun di hutan. Terlihat bila dilingkungan kampus di belakang
kantor sekretariat Mapala Mitapasa terdapat beberapa bibit pohon yang
sekarang sulit dijumpai karena kelangkaannnya, hasil penyemaian anggota.
Yang nantinya akan di tanam di beberapa titik sekitar kampus, untuk
mengupayakan kampus tetep hijau. Ini menjadi salah satu upaya konservasi
yang dilakukan. Tidak diragukan lagi pentingnya tumbuhan bagi kehidupan,
karena tanpanya kehidupan manusia dan juga hewan tak akan bisa berlanjut.
Tuhan Yang Maha Tahu, dan bijaksana menciptakan hewan dan tumbuhan
untuk hidup di muka bumi ini bukan tanpa maksud, tujuan dan manfaat.
Muhjiddin (2011:47) menyatakan Setiap bentuk kehidupan merupakan
ciptaan Tuhan yang mempunyai peran dan kegunaan masing-masing. Tidak
59
ada makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi ini ( sekecil apapun bahkan
sekecil jasad renik) yang tak berperan atau tak berguna.
Sebagai suatu sumberdaya kehidupan genetik, masing-masing spesies
dan varitas merupakan sebuah keunikan dan tidak bisa saling ditukar satu
dengan lainnya. Jika suatu anggota komunitas atau spesies telah hilang,
maka hilangnglah anggota atau spesies tersebut selamanya dan tak dapat
diganti. Tumbuhan juga menyediakan dan memperkaya makanan dan nutrisi
bagi tanah serta melindungi tanah dari erosi hujan maupun angin. Tanaman
bisa pula berperan dalam konservasi air dengan menahan air limpasan
permukaan sehingga memberi kesempatan air untuk berinfiltrasi masuk ke
dalam tubuh tanah. Tanaman juga menghasil O2 yang sangat dibutuhkan
untuk pernafasan manusia dan hewan. Diantara banyak tanaman yang
tumbuh di muka bumi ini terdapat pula tanaman yang bisa digunakan
sebagai obat penyembuh penyakit, menghasilkan minyak nabati, parfume,
lilin, serat, kayu dan bahan bakar.
Kemudian apabila melakukan kegiatan di alam bebas(hutan), bila akan
mengambil kayu untuk keperluan pendirian tenda atau lainnya, mereka
terbiasa tebang pilih. Memilik ranting pohon yang sudah tidak produktif.
Karena islam menekankan tentang pentingnya tindakan untuk
mempertahankan kehidupan semua makluk sehingga masing- masing bisa
berfungsi secara optimal sesuai dengan fungsi masing-masing di alam.
Perusakan mutlak atau pemusnahan terhadap setiap spesies hewan atau
60
tumbuhan oleh manusia sama sekali tidak dibenarkan (muhjiddin, 2011:49).
Demikian pula tidak diperkenankan untuk melalukan pemanenan secara
besar- besaran sehingga melebihi kemampuan regenerasi atau reproduksinya
secara alamiah terhadap spesies tumbuhan tertentu. Ketentuan ini berlaku
utuk perburuan hewan, penangkapan ikan, penebangan pohon,
penambangan, pemanenan tanaman dan semua penggunaan sumberdaya
kehidupan. Pembukaan hutan dengan cara melakukan penebangan habis
seluruh tanaman hutan, pemberantasan hama tanaman dan hewan dengan
mematikan semua populasi hama termasuk dalam kategori pemusnahan ini.
Oleh karena itu juga dilarang. Hal ini menunjukkan bahwa keaneka ragaman
hayati harus di lestarikan baik untuk menjaga keberlanjutan kehidupannya
maupun untuk kehidupan manusia dan semua makhluk.
Aktualisasi atau bentuk tanggung jawab akan lingkungan kepada Allah
oleh Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga sangat
beragam. Bagaimana mahasiswa pecinta alam iain salatiga mengartikan dan
mengamalkan bentuk tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah, ini
sesuai dengan Kode Etik Pecinta Alam poin ke dua, yang berbunyi Pecinta
Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan
tangungjawab kami kepada Tuhan, Bangsa dan Tanah Air. Akan tetapi disini
penulis menspesifikkan bentuk tanggung jawab akan lingkungan kepada
Allah. Beragam aktualisasi dari anggota Pecinta Alam Mapala Mitapasa
IAIN Salatiga, diantaranya
61
Seperti koresponden dengan kode AY menyatakan bahwa “bisa
memulai dari lingkungan sekitar. Sampah”. Indek perilaku seseorang peduli
lingkungan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi
pendidikan, umur, jumlah anggota keluarga, pengetahuan tentang lingkungan
serta sikap terhadap lingkungan (Made,2014:148). Dari masing-masing
faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang terhadap lingkungan adalah
pengetahuan akan lingkungan. Semakin seseorang mengetahui kondisi
lingkungannya, ia akan semakin peka terhadap lingkungan.
Kemudian tentang sampah, secara umum sampah diartikan sebagai
bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses prodksi. Baik skala
rumah tangga, industri dan sebagainya. Menurut Undang-Undang No.18
tahun 2008 pasal 2 ayat 1 tentang pengelolan sampah, sampah yang
dikekolah berdasarkan undang-undang terdiri atas (a) sampah rumah tangga,
(b) sampah sejenis sampah rumah tangga, (c) sampah spesifik
(Made,2014:122). Pengelolaan sampah sesuai jenisnya agar tidak
mengganggu keseimbangan alam dan menimbulkan masalah bagi
lingkungan.
Kemudian koreponden AS menyatakan bahwa “ketika kita mengambil
sesuatu dari alam kita harus juga berus berupaya melestarikannya kembali.
Bijak memanfatkan energi”. Ini sebagai salah satu upaya menjaga
keseimbangan alam. Ketika kita mengambil sesuatu dari alam untuk
62
kebutuhan kita, kita harus berupaya melestarikannya kembali. Mengingat
bukan hanya kita yang membutuhkan alam ini, bukan hanya kita yang
meninggali alam ini. Di atas sudah di sebutkan bahwa ada hubungan
fungsional antara manusia dengan alam atau pun mahluk lain. Hal penting
lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan alam ini adalah bahwa alam
dengan segala sumberdaya alamnya, bukan hanya untuk melayani atau
memenuhi kebutuhan manusia saja, akan tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup lainnya.
Hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya
alam yang dikembangkan berdasarkan konsep penciptaan alam ini dengan
demikian harus secara eksplisit dan tegas menyatakan bahwa segala
sumberdaya ciptaan dan atau anugerah Tuhan diperuntukkan bagi semua
makhluk hidup, bukan hanya untuk manusia. Dengan kata lain semua
makhluk hidup manusia, hewan maupun tumbuhan, mempunyai hak untuk
memanfaatkan karunia Tuhan yang berupa sumberdaya alam. Manusia
dipersilahkan untuk memaanfaatkan sumberdaya alam. Hal penting lainnya
yang berkaitan dengan pemanfaatan alam ini adalah bahwa alam dengan
segala sumberdaya alamnya, bukan hanya untuk melayani atau memenuhi
kebutuhan manusia saja, akan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
makhluk hidup lainnya.
63
Selanjutanya koreponden dengan kode NS dan ZZ yang keduanya
menyatakan pernyataan yang hampir sama, bahwa aktualisasi tanggungjawab
akan lingkungan kepada Allah adalah memperkaya diri dengan informasi
tentang lingkungan serta peka terhadap lingkungan, dimana pun berada. Saat
ini lingkungan hidup sekitar kita sampai pada kondisi yang semakin rumit
dan kompleks. Upaya penyelamatan fungsi lingkungan hidup secara sinergis,
masyarakat merupakan satu komponen utama yang berada di depan dalam
aksi nyata perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang masih
terabaikan baik dari akses maupun partisipasi publik. Gerakan kesadaran
akan pentingnya menjaga lingkungan ntuk keberlanjutan kehidupan mulai
muncul pada tataran global, yaitu pada konferensi lingkungan hidup di
Stockholm 1972 (Otto 1985:1). Hasil dari konferensi itu adalah
ditetapkannya 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup. Sejak saat itu baik di
tingkat global maupun local, berbagai kebijakan dan progam di bidang
lingkungan hidup direncanakan lebih matang dan sistematis untuk
kepentingan keberlanjutan kehidupan. Kondisi lingkungan yang baik maupun
yang buruk, sekarang maupun yang akan datang sangat bergantung pada
keberadaan dan perilaku manusia. Dan akibat dari pergeseran semesta secara
alami seperti gunung meletus, pergeseran kulit bumi, gempa bumi. Dengan
demikian kondisi lingkungan hidep penting dijaga kualitasnya dan fungsinya
untuk menopang keberlangsungan kehidupan itu. Baik dari sisi daya dukung
dan daya tamping.
64
Made (2014:34) menyatakan, upaya peningkatan serta peran
masyarakat dengan berbagai pihak semakin di tingkatkan dengan berbagai
media komunikasi yang ada. Baik tatap muka maupun penggunaan media
komunikasi massa. Pentingnya peran serta masyarakat dalan pengelolaan
lingkungan hidup menunjukkan bahwa perwujutannya tidak terlepas dari
aspek komunikasi lingkungan. Dengan demikian, progam komunikasi
lingkungan yang dikembangkan merupakan bagian penting yang tidak
terpisahkan dalam proses perwujutan pengelolahan lingkungan hidup.
Muhjiddin (2011:6) dalam bukunya, bumi yang merupakan planet di mana
manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya terdiri atas berbagai
unsur dan elemen dengan keragaman yang sangat besar dalam bentuk, proses
dan fungsinya. Berbagai unsur dan elemen yang membentuk alam tersebut
diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan
kehidupannya di muka bumi, sekaligus merupakan bukti ke Mahakuasaan
dan Kemahabesaran Sang Pencipta dan Pemelihara alam. Dalam Al-Qur’an
firman Allah dalam surat Taha ayat 53-54,
Artinya: “yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang
telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan
65
dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya
pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
orang-orang yang berakal.”
Kemudian, dalam pelaksanaan pendidikan islam menempati posisi
yang sangat penting dan strategis dalam menciptakan situali dan kondisi
masyarakat yang sejah tera, adil dan makmur (Heri Gunawan, 2014:16).
Karenma pendidikan islam akan membimbing manusia dengan bimbingan
Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup, hingga terbentuk individu yang
memiliki kepribadian islami. Pendidikan islam memfasilitasi manusia untuk
belajar dan berlatih mengaktualisasikan segenap potensi yang dimiliknya
dengan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW.
Heri (2014:19) menyatakan sarana dan tujuan pendidikan islam yaitu,
menjadikan manusia yang ulil albab. Yakni manusia yang berdzikir
sekaligus berfikir disertai dengan sikap aktif mengerjakan amal saleh dimana
pun berada sekaligus menghiasi dirinya dengan akhlak mulia. Aklah mulia di
tandai bukan hanya perilakunya dengan sesama manusia tetapi juga
bagaimana perilakunya dengan alam. Bagaiaman ia menjadikan menjaga
keseimbangan alam sebagai salah satu srana beribadah kepada Allah.
66
2. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia Mahasiswa Pecinta
Alam Mitapasa IAIN Salatiga dalam pendidikan Islam.
Pendidikan adalah suatu proses penyampaian nilai dengan lingkup yang
sangat luas. Pendidikan adalah bagaimana manusia dapat melaksanakan hidup
dan kehidupan. Sejalan dengan ini, Prof. Lodge pernah mengatakan semua
pengalaman adalah pendidikan. Menurut Zarkowi Soejoeti, sebagaimana
dikutip Malik Fadjar (1995: 55) memberikan pengertin pendidikan islam:
yang salah satunya, jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya
didorong oleh hasrat dan semangat mengejawantahkan nilai-nilai islam.
Dilihat dari tujuan pendidikan islam diantaranya adalah membentuk pribadi
khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan
sebagaiana hamba Allah. Kemudian dalam lingkup yang lebih kecil,
Pemahaman sebagai khalifah fil ardh oleh Mahasiswa Pecinta Alam Mapala
Mitapasa IAIN Salatiga dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian
dari masyarakat terdapat banyak pendapat. Sebagai wakil-Nya di bumi
mensyukuri anugerah ciptaanNya dan bahwa manusia adalah mahluk sosial.
Manusia tidak bisa hidup sendiri baik dengan alam maupun sesama manusia,
semuanya saling membutuhkan. Walaupun sudah dipertegas dalam Al-Qur’an
bahwa manusia adalah pemimpin dan alam telah ditundukkan Allah untuk
kepentingan manusia namun tugas pemimpin di bumi diantaranya adalah
menjaga keseimbangan. Dalam mejalankan tugasnya menjaga keseimbangan
67
dibutuhkan kerjasama sesama manusia. Kerjasama disini membutuktikan
manusia bagian dari masyarakat.
Sejalan dengan koresponden SR yang beranggapan bahwa sudah sejak lahir
manusia di beri fitrah sebagai pemimpin, namun kepemimpinan itu harus diasah
agar tumbuh sesuai nilai-nilai Islam. Pengenalan dan pembekalan akan
lingkungan sejak dini akan tertanam dalam ingatan jangka panjang, sehinga
kedepannya kita membentuk generasi yang sadar lingkungan. Dalam usaha
membentuk generasi sadar lingkungan sejak dini, diperlukan usaha yang
continuitas dan disini memerlukan kerja sama berbagai elemen masyarakat.
Disini ia menyadari bahwa membentuk karakter/ mental pemimpin dibutuhkan
usaha yong continuitas. Tidak bisa sekali jadi, dalam upaya pembentukan
generasi sadar lingkungan dibutuhkan peran di semua pihak. Baik di lingkup
kecil hingga luas, dari pembiasaan dirumah hingga di tataran pemerintahan. Emil
Saling yang dikutip Made (2014:35) tugas yang diterima sewaktu menjabat
sebagai Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup
(PPLH) tahun 1978 adalah mengembangkan pola pembangunan yang tidak
merusak atau berwawasan lingkungan berdasarkan pola pikir penyerasian
ekonomi dan ekologi. Masalah konkrit yang dihadapi adalah menerjemahkan
prinsip ekologi dalam pembangunan dan komunikasi lingkungan yang perlu di
kembangkan. Komuniksi lingkungan dalam upaya penyadaran masyarakat akan
lingkungan hidup pada saat ini ditujukan bagi semua tingkatan masyarakat.
Strategi yang diambil adalah untuk menyadarkan masyarakat bahwa lingkungan
68
hidup merupakan tanggung jawab semua orang. Untuk itu, strategi ini
menggunakan semua sarana komunikasi, seperti semua jenis media massa,
jaringan informasi berbagai instansi pemerintah dan penyuluhan lapangan,
jaringan pemuka agama, jaringan sosial serta komunikasi intrapersonal lain.
Keragaman target komunikasi membutuhkan pendekatan yang
mempertimbangkan bahasa, budaya, perbedaan konsep lingkungan di setiap
daerah, dan kelompok masyarakat. Agar penyampaian pesan lingkungan
tersampai secara tepat, diperlukan berbagai bahasa daerah, pesan-pesan agama,
tradisi dan nilai-nilai tradisional.
Koresponden lain dengan kode UB menyatakan bahwa, melihat dari
perintah dan laranangan tentang kelestarian lingkungan. Memperhatikan etika
kita terhadap lingkungan. Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa berdiri
sendiri. Di alam maupun dengan sesama manusia. Dengan berusaha menjaga
keseimbangan dengan memegang teguh memayu hayuning bawana.
Korenponden UB lebih mengartikan peran khalifah fil ardh dengan apa peran
kita terkait kelestarian lingkungan, etika lingkungan dan manusia sebagaima
mahluk sosial. Bagaiaman upaya kita memperindah dunia yang kita tempati.
Terkait dengan etika lingkungan, Muhjiddin (2011:15) menyatakan asas
etika lingkungan yaitu, asas keseimbangan, kesatuan ekosistem serta
keterbatasan alam (daya dukung dan faktor pembatas) hingga saat ini masih
digunakan oleh para ilmuan dan praktisi lingkungan untuk menyusun kebijakan
69
dalam pengelolaan lingkungan. Asas tersebut juga telah digunakan sebagai
landasan moral (etika) perlindungan alam dan lingkungan bagi aktifitas manusia
dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam. Berikut ini akan
dikemukakan secara singkat beberapa asas etika lingkungan yang dimaksud, (1)
lingkungan alam (planet bumi dan seisinya) merupakan lingkungan yang bersifat
holistik dan saling mempengaruhi; (2) segala sumber kehidupan dibumi
(termasuk keanekaragaman hayati) merupakan kekayaan alam yangmerupakan
anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya; (3) dialam ini (bumi) terjadi
perputaran (siklus) dan penyebaran sumberdaya alam secara terus menerus
melalui suatu mata rantai ekosistem (rantai makanan), sehingga saling
terpengaruh antara satu komponen dengan komponen lainnya; (4) kehidupan
dialam ini terdapat faktor pembatas; (5) Setiap individu atau spesies mempunyai
kelebihan (sekaligus kekurangan atau faktor pembatas) untuk bisa
mempertahankan dan melestarikan spesiesnya; (6) ekosistem mempunyai
kemampuan tertentu untuk mempertahankan kehidupannya; (7) Didalam alam
ini selalu terjadi pengembangan dan penyetimbangan ekosistem. Dari ketuju
asas di atas menjadi landasan moral (etika) perlindungan alam dan lingkungan
bagi aktifitas manusia dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam
Selanjutanya koresponden dengan kode RA, SM dan HW secara garis
besar, pernyataan ketiganya hampir sama. Bahwa walau dalam Al-Qur’an
menegaskan bahwa manusia adalah seabagai pemimpin di bumi namun ini bukan
70
berati kita bebas mengeksploitasi alam, bertindak semena-mena dengan alam.
Dan walau alam ini di ciptakan untuk manusia tetapi adanya mereka untuk kita
jaga. Ada hubungan fungsional didalamnya, kita hidup bergantung dari alam.
Mulai dari kebutuhan primer sampai dengan tertier semuanya dari alam.
Memang alam diam ketika kita serakah mengeksploitasi tetapi semua ada
batasannya. Alam pun akan memberi reaksi atas perlakuan kita terhadapnya.
Terbukti bencana di bumi akibat ulah manusia, itu semua karena kita lali,
menglekplotasi tanpa mengimbangi dengan pelestariannya. Semua itu kita tidak
bisa bekerja sendiri. Disini kita saling membutuhkan baik dengan alam maupun
dengan manusia. Kita harus saling menghargai baik dengan alam maupun
dengan sesama manusia
Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya
sesuai dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam ini adalah
bersifat sebagai pemelihara atau penjaga alam (al-rab al‟alamin). Jadi sebagai
wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung
jawab untuk menjaga bumi. Menjaga bumi ini berarti menjaga keberlangsungan
fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia,
sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya.
Khilafah bisa juga bermakna kepemimpinan. Manusia adalah wakil
Tuhan di muka bumi ini yang telah ditunjuk menjadi pemimpin bagi semua
makhluk Tuhan yang lain, alam semesta termasuk bumi dan seisinya
71
(Muhjiddin,2011:25). Makna ini mengandung konsekuensi bahwa manusia
harus bisa mewakili Tuhan untuk memimpin dan memelihara keberlangsungan
kehidupan semua makhluk. Pilihan Tuhan ini bukan tanpa alasan. Manusia telah
dipilih oleh Tuhan dan manusia juga telah menyetujui pilihan ini. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an surat. Al-Ahzab ayat 72
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat
itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan
Amat bodoh”
Untuk menjalankan khilafah ini manusia telah dianugerahi oleh Tuhan
kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain, yakni kesempurnaan ciptaan dan
akal budi yang tidak diberikan oleh Tuhan kepada makhluk lainnya
(Muhjiddin,2001:26). Dengan berbekal akal budi (akal dan hati nurani) ini
manusia mestinya mampu mengemban amanat untuk menjadi pemimpin
sekaligus wakil Tuhan di muka bumi. Baharuddin (2007:85) dalam bukunya,
sebagai pemimpin, manusia harus bisa memelihara dan mengatur
keberlangsungan fungsi dan kehidupan semua makhluk, sekaligus mengambil
keputusan yang benar pada saat terjadi konflik kepentingan dalam penggunaan
atau pemanfaatan sumberdaya alam. Pengambilan keputusan ini harus dilakukan
secara adil, bukan dengan cara memihak kepada individu atau kelompok
72
makhluk tertentu, akan tetapi mendholimi atau mengkhianati individu atau
kelompok makhluk lainnya dalam komunitas penghuni bumi sebagaiman ayat
dalam surah An-Nisa ayat 58
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat.”
Walaupun dalam fitrahnya manusia adalah khalifah fil ardh namun sikap
kepemimpinan itu harus terus di pupuk dan diasah dengan nilai-nilai islami.
Sebagai upaya membentuk jiwa pemimpin yang juga tidak melupakan bahwa
tujuan utama manusia di bumi adalah untuk beribadah dengan Allah. Jadi sebisa
mungkin manusia cerdas memposisikan dirinya. Satu sisi manusia adalah hamba
Allah, manusia adalah khalifah fil ardh, dan sisi lainnya manusia adalah bagian
dari manusia itu sendiri. Dari pengamatan penulis, terdapat beberapa kegiatan
yang mengacu pada pemahaman khalifah fil ardh oleh Mahasiswa Pecinta Alam
Mitapasa IAIN Salatiga dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian dari
masyarakat. Diantaranya
73
a. Sudah tiga tahun terahir mengadakan peringatan hari lingkungan.
Bekerjasama mapala se-Salatiga dan warga salatiga untuk aksi cabut paku di
pohon, bersih kali, donor darah, seminar lingkungan.
b. Mengadakan diskusi umum tentang lingkungan di sekitar kampus. Ini
merupakan wujud aksi kecil organisasi Mapala Mitapasa untuk menggugah
kesadaran bersama untuk lebih peka dan cinta lingkungan
74
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian serta pemahaman yang mengacu pada rumusan
masalah, dan pembahasan hasil penelitian yang diuraikan secara deskriptif di
dalam BAB IV, maka dapat di simpulkan mengenai aktualisasi Kode Etik
Pecinta Alam dalam pendidikan islam pada mahasiswa Pecinta Alam Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
1. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia, mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA
IAIN Salatiga berbeda-beda dalam memahaminya, namun garis besarnya
sama yaitu berusaha mengamalkan nilai-nilai Kode Etik Pecinta Alam
dalam kehidupan sehari-hari. Ada dari mereka yang menyikapinya dengan
pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan ada juga yang
memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.
Sebagian besar menyadari bahwa lebih banyak yang merusak bumi dari
pada mereka yang peduli.
B. Di sisi lain, organisasi pecinta alam IAIN Salatiga juga sudah menerapkan
untuk menghargai sesama ciptaan Allah. Baik di lingkungan kampus maupun
di alam bebas. Diantaranya ada yang memulai dengan memperkaya
75
pengetahuan lingkungan, menyadari untuk lebih bijaksana menggunakan
energi baik yang tidak bisa diperbarui maupun yang bisa di perbarui.
C. Saran
Berdasarkan pada pembahasan hasil penelitian, maka dengan
kerendahan hati, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Kepada seluruh anggota Mapala Mitapasa untuk terus menggali dan
mengamalkan nilai islam dimanapun berada
2. Menjadi pelopor dakwah dengan lingkungan, dengan aktif di
lingkungan menjadi sarana kita untuk meraih pahala mengingat
konsep lingkungan dalam al-Qur’an sangat banyak dan studi
kasusnya dekat dengan kehidupan kita sehari-hari
3. Tetap terus melestarikan dan menghidupi bumi, tanah air kita
dimana kita berpijak. Dan berpegang teguh terhadap ajaran yang kita
pilih yaitu agama islam. Kegiatan apapun itu bila tidak diniatkan
untuk Allah SWT akan percuma dan sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Mujiyono. 2001. Agama Ramah Lingkungan. Jakarta: Paramedin.
Agusindiyanto, Aqrom Kuswanjono. 2002. Agama Bahayadan Bencana. Yogyakarta:
Mizan Pustaka.
Arifin. H. M. 1987. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bima Aksara.
Bahruddin. 2017. Pendidikan Humanistik. Jogjakarta: Ar_Russ Media.
Bakker, Anton. 1995. Kosmologidan Ekologi. Yogyakarta: Kanisius.Sri Lestari dan
Ngatini. 2010. Pendidikan Islam Kontekstual.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daradjat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bima Aksara.
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Guawan, Heri.2014.Pendidikan Islam Kajian Teoritisdan Pemikirantokoh. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
http://mahorpalaunm.blogspot.co.id/2013/04/kode-etik-pencinta-alam-indonesia.html
Ilya, Muhjiddin,dkk. 2011. Teologi Lingkungan.Yogyakarta: Muhamandiyah
Keraf, A.Sonny. 2010. Krisisdan Bencana Lingkungan Hidup Global. Yogyakarta:
Kanisius Press.
Kristianto, Ir Philip. 2004.Ekologi Industri. Yogjakarta: Andi Ofset.
Kutanegara, Made. 2014. Membangun Masyarakat Indonesia Peduli Lingkungan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiyah Bagi Mahasiswa.
Yogyakarta: Trust Media.
Moleong. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Bima Aksara
Nilai Dasar Mapala Mitapasa 2015.
Safii, L. 1999. Cintailah Lingkunganku. Jakarta:PT. Tiga Serangkai.
Soemarwoto, Otto. 1985. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:
Djambatan.
Soerianegara, I dan Indrawan, 1983. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Fakultas
Kehutanan IPB.
Sukur, Abdul.2014.Profesi Pendidik.Salatiga:STAIN Salatiga Press.
Suparni, Niniek. 1994. Hukum Lingkungan. Jakarta: Sinar Grafika.
Tim Dosen IKIP Malang. 1988. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Triharyanto, Agung. 2012. Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. Surakarta: PT
Aksarra Sinergi Media.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurul Fitrianingsih
Tempat/ Tanggal Lahir : Kab. Semarang 03 September 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarga Negaraan : Indonersia
Agama : Islam
Alamat : Krajan, RT 14 RW 03 Tengaran, Kecamatan
Tengaran Kab. Semanrang 50775
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
SD Negeri 03 Tengaran : Lulus Tahun 2004
MTs Negeri Susukan : Lulus Tahun 2007
MAN Tengaran : Lulus Tahun 2010
Demikian, Riwayat ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 3 September 2016
Penulis
Nurul fitrianingsih
NIM. 11111213
Pedoman Wawancara
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
b. Bagaimana sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
Wawancara : 10
Koresponden : AJ
Waktu : senin, 21 Juni 2016
Tempat : kantin pak sabar
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“Faham, walau belum menyelruh”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“Berusaha untuk selalu menjaga keharmonisan hidup sesama mahluk karena hal
itulah yang mungkin bisa membuat lingkungan seimbang. Dan terus belajar,
menggali makna-makna kehidupan dan bagaimana kita beralam. Menyadari
bahwa yang menempati alam ini bukan hanya manusia tetapi ada mahluk-mahluk
lain yang harus kita jaga kelestariaanya.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“Kita semua, bukan hanya pemangku jabatan namun semua pihak ikut terlibat
dalam kelestarian alam“
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“Ya jika kita mampu menghargai mahluk lain yang diciptakan Allah
keseimbangan akan terjaga, Berupa semaksimal mungkin menjaga keharmonisa
alam”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“Eksploitasi yang sesuai dengan kebutuhan tanpa ego yang diprioritaskan”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“Keterbatasan ilmu materi dan tenaga”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“Memperkaya diri dengan pengetahuan lingkungan”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa,
Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“Memulai dari diri sendiri, yang kemudian menyebar ke masyarakat sekitar”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh, bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“Setiap manusia adalah pemimpin, minimal meminpin diri sendiri”
Pedoman wawancara
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan
Allah?
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada
Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan
alam itu?
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan
alam?
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga
dan melestarikan alam?
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
Wawancara : 01
Koresponden : DO
Waktu : senin, 21 Juni 2016
Tempat : beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“Pemaknaan kode etik pecinta alam dari anggota pecinta alam beragam,
pengalaman dan juga cara pandangang seseorang mempengaruhi. Menurut
saya kode etik pecinta alam adalah kesepakatan bersama yang di dalamnya
memuat tentang bagaimana kita bersikap kepada alam, sesama ciptaan
Allah.”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“Menghargai dan saling menjaga sesama ciptaan Allah.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“Manusia, pecinta alam dan pemerintah”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“Menjaga lingkungan dimana pun berada dan dimulai dari diri sendiri.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“Memulai dengan niat, kemudian tindakan dari hal-hal kecil”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“Rasa malas untuk berbuat”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“Memperbari niat”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“Saling menjaga dan saling mrngingatkan.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh, bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“Sebagai pemimpin, minimal memimpin diri sendiri, sekitar dan lainnya”
Wawancara : 02
Koresponden : DI
Waktu : senin, 21 Juni 2016
Tempat : Beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“Faham namun tidak banyak”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“Alam anugerah dari Allah, kita harus menjaganya sebagai realisasi rasa
syukur kepada Allah”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“Semua orang”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“menjaganya, memeliharanya dengan tindakan. Misalanya masalah sampah,
memilah sampah orgaik dan anorganik supaya lebih mudah dalam
mengolahnya”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“memilah sampah yang kemudian mengolahnya, meminimalisir penggunaan
energi”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“rasa malas dan tidak mau bertindak, kurangnya pengetahuan akan
lingkungan dan kesadaran bersama akan lingkungan”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“Memperbanyak diskusi dan refleksi bersama akan lingkungan”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“bersama-sama berpartisipasi tentang lingkungan. Menjadi penggerak untuk
aksi lingkungan”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“pemimpin dalam segala hal, yang dimintai pertangungjawabannya di
kemudian hari”
Wawancara : 03
Koresponden : AZ
Waktu : senin, 21 Juni 2016
Tempat : beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“Belum tentu, karena jarang juga membacanya”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“menjaga, merawatnya dan bersahabat dengannya. Kita butuh mereka dan
mereka pun butuh kita. Apalagi dalam tataran rantai makanan, manusia
berada dalam posisi tertinggi. Sebagai produsen pertama yang berarti yang
mempunyai kepentinggan terhadap alam yang paling besar. Sudah
selayaknya kita yang harus lebih menjaganya, melestarikannya”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“umat manusia”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“dimana kerusakan alam tidak lebih besar dari pada kelestarian alam”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“menanam pohon, ikut aksi lingkungan”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“kemalasan diri sendiri”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“ikut organisasi”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“berkontribusi terhadap kelestarian alam sebagai titipan Allah.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“sebagai hamba yang diberi amanah menjadi wakilNya di bumi, namun juga
harus di imbangi dengan jiwa amanah, menjaga”
Wawancara : 04
Koresponden : WA
Waktu : Senin, 21 Juni 2016
Tempat : Beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“belim sepenuhnya paham, setidakknya tahu”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“manusia mahluk social, saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Ada
hubunganb simbiosis mutualisme. Karena manusia yang punya akal, jadi
yang berperan paling aktif menjaga lingkungan.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“manusia yang punya akal dan kesadaran bahwa kita hidup berantung
dengan alam”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“kita tidak bisa hidup sendiri. Karena pada dasarnya manusia adalah mahluk
sosial, baik sesama manusia maupun dengan mahluk ciptaan Allah yang lain
saling membutuhkan. di alam ini disadari atau tidak ada hubungan simbiosis
mutualisme. Tidak melakukan hal-hal negatif. Karena saya percaya apa yang
kita lakukan akan kembali kepada kita, jadi bila kita berlaku baik kepada
sesama ciptaan Allah yang lain, mereka pun akan berlaku baik pada kita.
Mengingtkan saya pada hukum kausalitas dan dalam agama pun juga ada
ayat yang menerangkan bahwa kita akan mendapatkan balasan atas
perbuatan yang kita lakukan, dan itu bukan berlaku kepada sesama manusia
saja tapi juga yang lain..”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“konservatif terhadap alam, penaman kembali hutan yang gundul”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“kemampuan diri sendiri, ilmu dan alam.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“lebih kreatif, inovatif, memanfaatkan barang bekas”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“menyadari bahwa yang ada di alam adalah titipan dan berusaha bersama-
sama mejaganya”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“pemimpin yang di beri amanah manjaga dan melestarikan bumi
Wawancara : 05
Koresponden : DO
Waktu : Senin, 21 Juni 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“faham, hanya sekedar mengerti”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“harus peduli alam sekitar, sesama manusia maupun mahluk ciptaan Allah
yang lain”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“saya, dan kita semua yang tinggal di alam”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“merawat, menjaga karena kita juga yang menikmati hasilnya”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“sampah, bagaimanakah kita bijak dengan sampah”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“teledor dan sering hilaf yang disengaja”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“mencari komunitas atau organisasi yang sepaham sebagai upaya saling
mengingatkan”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“aktif di kegiatan lingkungan dan berpartisipasi”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“menjadi pemimpin disegala aspek kehidupan yang kelak dimintai
pertanggungjawabannya.”
Wawancara : 06
Koresponden : NS
Waktu : Senin, 21 Juni 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“paham, belum seutuhnya”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“saling menghargai san menjaga”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“merekan yang tahun dan sadar akan lingkungan”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“sangat banyak,diantaranya berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan.
Seperti tanam pohon, bersih kali dan lainnya”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“komunikasi lingkungan, sosialisasi lingkungan sesuai kelembagaan”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“waktu dan pengalaman”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“bersama-sama kerja tim yang salingmengingatkan”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“memperkaya ilmu dengan diskusi mengenai etika lingkungan, pemahaman
lingkungan”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“seorang yang diberi amanah Allah menjadi penjaga, pemimpin di bumi yang
nantinya akan dipertanyakan pertanggungjawabannya di hari kelak. Dan
sebagai pemimpin umum (bukan pemimpin spesifik tentang satu amanah
tertentu) sudah sepatutnya menjaga keseimbangan baik alam maupun yang
lainnya”
Wawancara : 07
Koresponden : WH
Waktu : Senin, 21 Juni 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“faham, mengingat tentang pecinta alam yang terkandung dalam kode etik
pecinta alam dan member tahu”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“bersyukur, manusia diciptakan sebagai pemimpin sehingga kita harus bisa
menjaga.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“semua manusia. Bukan hanya aktifis lingkungan tetapi semua manusia”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“ketika harus tahu posisi dan harus bertindak seperti apa(kondisional tentang
lingkungannya)”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“dimulai dari individu dan hal-hal kecil. Tentang tidak membuang sampah
sembarangan, merawat tanaman sekitar, tebang pilih, dllm yang berupa
aksilingkungan”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“sifat malas dan lalai”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“saling mengingatkan dan sering di diskusikan.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“ketika kita dilahirkan di suatu lingkungan yang asri, kita mati harisnya
lingkungan itu tetap asri kalo bisa lebih baik lagi malah.bukannya tambah
rusak.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“menjaga apa yang telah Allah tundukkan untuk kehidupan manusia.”
Wawancara : 08
Koresponden : AK
Waktu : Kamis, 30 Juni 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“faham, bahwa pecinta alam yang ada di kode etik pecinta alam
adalahsebagai bukti, realisasi dan tanda kepecintaalamannya”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“saling menjaga dan sebagai ciptaan yang dibekali akal fikiran, kita yang
lebih menjaganya.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“bukan hanya pecinta alam, pemerintah akan tetapi semua terlibat dalam
melestarikan alam.”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“melindungi dan merawat apa yang ada di bumi, agar tetap lestari.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“bagaiamana kita memperlakukan sampah-sampah kita, bagaimana kita
melakukan tebang pilih. Singkatnya semua yang mempengaruhi untuk
kebaikan alam.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“kurangnya kesadaran manusia akan lingkungan, terlalu banyak mengeksplor
alam. Perluasan jalan, penebangan pohon, dll”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“sosialaisasi, pendekatan serta publikasi kesadaran akan lingkungan”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“sebagai manusiaharus menjaga keseimbangan alam, merawat tumbuhan
agar tidak punah”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“seorang hamba yang diamanahi tanggungjawab dan dibekali akal untuk
menjalankannya”
Wawancara : 09
Koresponden : DK
Waktu : Kamis, 30 Juni 2016
Tempat : Beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“faham, walau sebatas tekstual”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“mengenal, menyayangi dan menjaganya”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“manusia sebagai kholifah fil ardh”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“harus menjaganya agar tetap imbang, kanrena kalau tidak imbang akan
terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“mengurangi hal-hal yang merusak alam”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“keterbtasan pengetahuan dan jaringan untuk mengkomunikasikan tentang
lingkungan.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“mulai aktif, baik di lingkungan sendiri, kampus serta aksi-aksi tentang
lingkungan.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“berusaha menjaga keseimbangan, dimanapun berada.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“seorang yang dibaris depan dalam menjaga keseimbangan.”
Wawancara : 11
Koresponden : YY
Waktu : Senin, 30 Juni 2016
Tempat : Kantin Pak Sabar
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“faham, secara makna belum.”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“bahwa bagaimana sikap kita kepada sesama mahluk hidup adalah seperti
yang baik secara undang-undang maupun ayat al-Qur‟an. Ibarat orang
berjalan kita telah memegang peta tentang tujuan kita, sekarang tinggal
langkah yang menentukan, mau disampaikan orang umumnya bila ditanya
bagaimana kita bersikap kepada sesama ciptaan Allah, menghargai,
merawat, dll. Tapi disini bukan hanya teori yang apik melalui pilihan kata-
kata tetapi lebih tepatnya action dari kita. Sebagai seorang yang hidup di
negara hukum, kita memiliki undang-undang yang di dalamnya memuat
bagaimana kita bersikap terhadap alam (sesama ciptaan Allah), begitupun
dalam al Qur‟an maupun hadits juga dibahas bagaimana ki bersikap sudah
begitu banyak landasan kita untuk bersikap maju atau diam di tempat. Kita
tahu sebagai sesama ciptaan Allah harus menghargai, menjaga. Tapi
menghargai dan menjaga yang seperti apa.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
”semua umat”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“mencoba adil, menempatkan sesuatu pada tempatnya.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“menjaganya tetap lestari, ramah energi.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“rasa malas dan apatis”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“lagi berusaha”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“aktif dan peduli dengan acara lingkungan.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“sebagai pelantara penyampai ke semua pihak akan lingkungan.”
Wawancara : 12
Koresponden : ZZ
Waktu : Senin, 4 Juli 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“faham. Tetapi belum menyeluruh”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“saling menghargai dan menjaga keharmonisan hubungan.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“semua manusia”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“bentuk tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah adalah kita peka akan
lingkungan sekitar. Dimana pun kita berada, kita bisa membaca keadaan
sekitar, lantas apa yang bisa kita lakukan sesuai dengan tempatnya. Tentunya
penanganan untuk daerah kota dengan hutan berbeda.jadi menurut saya,
tanggungjawab kepada lingkungan adalah kepekaan dan penanganan sesuai
dengan tempatnya.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“tanam pohon, peduli dan ikut dengan aksi-aksi lingkungan.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“kurangnya motivasi baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“saling mengingatkan.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“sebagai pengkomunikasi aktif tentang masalah dan jalan keluar
lingkungan.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“yang diberi bekal dan diamanahi sebagai wakilnya di bumi.”
Wawancara : 13
Koresponden : SR
Waktu : Selasa, 4 Juli 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“faham.”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“saling menjaga sesama mahluk”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“semua manusia.”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“menjaganya tetap pada tempatnya.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“memulai dari diri sendiri dan hal kecil.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“kurangnya motivasi untuk berbuat.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“melatih kepekaan.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“sudah sejak lahir manusia di beri fitrah sebagai pemimpin, namun
kepemimpinan itu harus diasah agar tumbuh sesuai nilai-nilai islam.
Pengenalan dan pembekalan akan lingkungan sejak dini akan tertanam
dalam ingatan jangka panjang, sehinga kedepannya kita membentuk generasi
yang sadar lingkungan. Dalam usaha membentuk generasi sadar lingkungan
sejak dini, diperlukan usaha yang continuitas dan disini memerlukan kerja
sama berbagai elemen masyarakat.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“mencoba amanah dan adil.”
Wawancara : 14
Koresponden : UB
Waktu : Selasa, 4 Juli 2016
Tempat : Beskem Mitapasa
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“faham.”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“menghargai dan menjaga.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“semua manusia tidak pandang jabatan dan status.”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“menjaganya letap lestari.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“membuang sampah pada tempatnya, berperilaku ramah lingkungan.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“rasa malas dan kurang motivasi.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“melihat begitu urgennya masalah lingkungan.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“Melihat dari perintah dan laranangan tentang kelestarian lingkungan.
Memperhatikan etika kita terhadap lingkungan. Manusia adalah makhluk
sosial. Ia tidak bisa berdiri sendiri. Di alam maupun dengan sesama manusia.
Dengan berusaha menjaga keseimbangan dengan memegang teguh memayu
hayuning bawana.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“yang menjaga keseimbangan manusia, alam.”
Wawancara : 15
Koresponden : RA
Waktu : selasa, 4 Juli 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“sedikit, belum menyeluruh.”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“saling menjaga dan menghargai.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“semua yang hidup di alam ini.”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“menjaganya tetap lestari.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“imeminimalisir penggunaan energi baik yang bisa diperbarui maupun yang
tidak bisa di perbarui.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“kurangnya kesadaran baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar akan
pentingnya lingkungan.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“sering di adakannya peringatan hari lingkungan dan saling mengingatkan
sesama.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“Sebagai seorang pemimpin di bumi, kita harus berusaha bagaimanapun juga
melestarikan ciptaan Allah, walau pun memang apa yang Allah ciptakan di
bumi ini untuk kepentingan manusia tapi juga harus sesuai mestinya. Kita
mengambil sesuai kebutuhan dan harusnya juga di imbangi dengan
melestarikannnya. Pun, semua itu tidak bisa jauh dengan hubungannya
dengan manusia yang lain. Baik dengan alam maupun dengan sesama
manusia kita saling membutuhkan.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“yang menjaga lingkungan dan semuanya dari kacamata teologi.”
Wawancara : 16
Koresponden : SM
Waktu : Selasa, 4 Juli 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“faham.”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“saling menjaga dan menghargai.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“semua manusia.”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“menjaga amanah Allah.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“berbuat bijak dengan lingkungan.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“keterbatasan dalam berbuat.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“terus menggali nilai-nilaili ngkungan.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“Sebagai yang ditugaskan Allah sebagai khalifah di bumi, kita menjaga
,merawat alam dan sesama manusia kita adalah mahluk sosial. Kita saling
membutuhkan pertolongan orang lain dan sesama manusia kita bagaimana
bersama-sama menjaga alam karena kebutuhan manusia semua dari alam.
Misalnya dari padi, bagaiman kerjasama dari petani yang menanam sampai
dengan konsumen terjaga hubungannya. Dan semua itu merupakan satu-
kesatuan yang tidak dapat di pisahkan.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“yang menjaga dan melestarikan bumi.”
Wawancara : 18
Koresponden : HW
Waktu : Rabu, 6 Juli 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“sedikit mengerti.”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“saling menjaga fungsional hubungan ini.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“semua manusia.”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“menjaganya tetap lestari.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“membuang sampah pada lingkungannya”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“keterbatasan dan berbuat.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“lebih kreatif dalam berbuat.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“walau dalam Al-Qur‟an menegaskan bahwa manusia adalah seabagai
pemimpin di bumi namun ini bukan berati kita bebas mengeksploitasi alam,
bertindak semena-mena dengan alam. Dan walau alam ini di ciptakan untuk
manusia tetapi adanya mereka untuk kita jaga. Tidak bisa dipungkiri kita
bergantung dengan alam. Kita berhidup semua menggambil dari alam. Mulai
dari kebutuhan primer sampai dengan tertier semuanya dari alam. Memang
alam diam ketika kita serakah mengeksploitasi tetapi semua ada batasannya.
Alam pun akan memberi reaksi atas perlakuan kita terhadapnya. Terbukti
bencana di bumi akibat ulah manusia, itu semua karena kita lali,
menglekplotasi tanpa mengimbangi dengan pelestariannya. Semua itu kita
tidak bisa bekerja sendiri. Seperti hanya untuk menjadi sebuah baju, seorang
membuat jarum, seorang yang lain mebuat benang, yang satunya lagi
menjahit dan sampai akhirnya menjadi baju. Belum sampai disini, ada orang
yang ke sekian yang bertugas menjadi distributor dan penjual sampai
akhirnya kita membeli dan memakainya. Itu baru satu contoh padahal di
dunia ini banyak sekali manusia yang bertugas dan saling membantu
menyediakan kebutuhan manusia. Disini kita saling membutuhkan baik
dengan alam maupun dengan manusia. Kita harus saling menghargai baik
dengan alam maupun dengan sesama manusia.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“yang diberi amanah.”
Wawancara : 19
Koresponden : ZA
Waktu : Rabu, 6 Juli 2016
Tempat : Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“sedikit mengerti.”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“saling menghargai dan menyayangi.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“semua manusia.”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“menjagany tetap lestari.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“ikut berpartisipasi dengan dengan aksi-aksi lingkungan.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“kurangnya motivasi dan kesadaran akan lingkungan.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“memperkaya diri dengan pengetahuan lingkungan.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“menjaga ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat sebagai khalifah fil ard
adalah saling menghargai. Seperti misalnya pada hari bumi yang jatuh pada
tanggal 24 April 2016, mapala se-Salatiga dan perwakilan dari warga
setempat mengadakan rentetan acara diantaranya bersih kali Andong
Salatiga. Ini merupakan salah satu wujut kita menjaga ciptaan Allah dan
bagian dari masyarakat”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“yang mendapat amanah.”
Wawancara : 20
Koresponden : BR
Waktu : Rabu, 6 Juli 2016
Tempat : Beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam?
“sedikit mengerti.”
b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah?
“sebagai sesama ciptaan Allah kita harus menghargai, menjaganya.
Bukankah manusia dibumi tugas utamanya adalah untuk ibadah. Dan
sependek yang saya tahu amalan apapun asal baik, bisa di niatkan untuk
beribadah. Bisa juga kita menjaga alam berbilai ibadah bila kita niatkan
untuk ibadah. Menjaganya untuk tetap lestari demi kehidupan yang lebih
baik, untuk anak cucu kita kelak.”
c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam?
“semua manusia.”
d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu?
“menjagany tetap lestari.”
e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam?
“ikut berpartisipasi dengan dengan aksi-aksi lingkungan.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan
melestarikan alam?
“kurangnya motivasi dan kesadaran akan lingkungan.”
g. Dan bagaimana jalan keluarnya?
“memperkaya diri dengan pengetahuan lingkungan.”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai
mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“yang menjaga”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu
mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“yang mendapat amanah.
Gb. 1 Kegiatan bersih kali
Gb.2 Penanaman di kampus 2
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Nurul Fitrianingsih Fakultas/
jurusan
: Tarbiyah/ PAI
Nim : 111 11 213 Dosen PA : Mufiq. S. Ag.
M.Phil
No Nama Tanggal Status Nilai
1. Sertifikat Peserta Opak
tahun 2011
23 Agustus
2011
Peserta 3
2. Sertifikat Peserta AMT
2011
23 Agustus
2011
Peserta 2
3. Sertifikat ODK 2011 24 Agustus
2011
Peserta 2
4. Sertifikat Seminar
Entrepreneurship dan
Koperasi
25 Agustus
2011
Peserta 2
5. Sertifikat UPT
Perpustakaan
20 September
2011
Peserta 2
6. Sertifikat Diklatsar SSC
(III)
22-29 Januari
2012
Panitia 4
7. Sertifikat STAIN (PORS)
IV
17-18 April
2012
Panitia 3
8. Sertifikat SSC BEBEK
CUP IV
1 Juli 2012 Panitia 3
9. Sertifikat SSC CUP II 13-14 Oktober
2012
Panitia 3
10. Sertifikat LPJ dan
MUBES SSC 2012
17 November
2012
Peserta 2
11. Sertifikat Diklatsar SSC
(IV)
7-13 Januari
2013
Panitia 4
12. Sertifikat STAIN (PORS)
V
4-5 Mei 2013 Panitia 4
13. Sertifikat SSC CUP III 9-10 November
2013
Panitia 3
14. Sertifikat LPJ dan
MUBES SSC 2013
30 November
2013
Panitia 3
15. Sertifikat PORS IV SSC 24-25 Maret
2014
Panitia 3
16. Sertifikat Lomba
Orientering Faktapala
STAIN Purwokerto
17-18 Mei
2014
Peserta 3
17. Sertifikat pendidikan
lanjut Mapala Mitapasa
24-26 Mei
2016
Panitia 4
18. SK opak 2014 6 Agustus 2014 Panitia SC 3
19. Sertifikat Opak 2014 6 Agustus 2014 Panitia
20. SK Pendakian Massal dan
Punut Sampah
22 September
2014
Sie. P3K
21. Sertifikat Panitia
Pendakian Massal 2014
22 September
2014
Panitia 3
22. SK Prusiking competition
Mapala Mitapasa
20 November
2014
Sekretaris 3
23. Sertifikat Seminar
Nasional Harmonisasi
Lingkungan
27 Desember
2014
Panitia 8
24. SK Diksar Mapala
Mitapasa
1 Desember
2014
Sie. P3k 4
25. Sertifikat LPJdan MUBES
SSC 2014
6-7 Desember
2014
Panitia 3
26. Sk Pengurus Mapala
Mitapasa
17 Maret 2015 Divisi Panjat
Tebing
4
27. Sertifikat Lomba Panjat
Nasional Aldakawanaseta
30 Mei-1 Juni
2015
Peserta 3
28. SK MMEF 2015 Mapala
MITAPASA
28 September
2015
Panitia 3
29. Sertifikat Sirkuit Panjat
Tebing Jateng bersama
FPTI kota salatiga
13-15
November
2015
Panitia 5
30. Sertivikat Seminar
Internasional
28 Februari
2015
Peserta 8
31. SK Pengurus Mapala
Mitapasa
17 Maret 2016 Sie LH 4
32. Sertifikat IPPBMM- 4 Mei 2016 Peserta 3
PTKIN se -Jawa
33. Sertifikat Kepala Pusat
Kerukunan Umat
Beragama,
KEMENTRIAN AGAMA
RI
30 Mei 2016 Peserta 4