implementasi pembelajaran amtsilati sebagai metodedigilib.uin-suka.ac.id/10224/1/bab i, iv, daftar...

71
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AMTSILATI SEBAGAI METODE PRAKTIS MENDALAMI AL-QUR’AN DAN MEMBACA KITAB KUNING (Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam Disusun Oleh: IDAH MUFIDAH 08420031 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012

Upload: others

Post on 28-Oct-2019

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AMTSILATI SEBAGAI METODE

PRAKTIS MENDALAMI AL-QUR’AN DAN MEMBACA KITAB KUNIN G

(Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-fajar

Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam

Disusun Oleh:

IDAH MUFIDAH

08420031

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2012

v

MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

الناسيسروا وال تعسروأ بشروا وال تنفروا وكان يحب التحفيف والـتيسير على

Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw. Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah saw.

suka memberikan keringanan kepada manusia.suka memberikan keringanan kepada manusia.suka memberikan keringanan kepada manusia.suka memberikan keringanan kepada manusia.

(al(al(al(al----Bukhari, I: 38)Bukhari, I: 38)Bukhari, I: 38)Bukhari, I: 38)1

1 http://www.sttis.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=83:hadis-hadis-tentang-

metode-pendidikan&catid=29:wisata-rohani&Itemid=120, akses 11 Juni 2011.

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada

Almamater Tercinta

Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

vii

ABSTRAK

IDAH MUFIDAH (08420031). Implementasi Pembelajaran Amtsilati Sebagai Metode Praktis Mendalami Al-qur’an Dan Membaca Kitab Kuning (Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penerapan metode Amtsilati sebagai metode praktis dalam mendalami Al-qur’an dan membaca kitab kuning dan implementasinya dalam pengkajian kitab kuning dan pembelajaran bahasa Arab dan kekurangan serta kelebihan metode tersebut

Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (field research) yang masuk dalam kategori penelitian kualitatif, dengan mengambil latar pondok pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. data yang penulis peroleh bersumber dari pengasuh pondok pesantren, ustadz-utadz, dan santri-santri di pondok pesantren Al-fajar. Analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu cara berfikir dalam pembahasan yang konkret selanjutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umun. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan verifikasi data dengan membandingkan antara hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang ada.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan terkait proses pembelajaran Amtsilati yaitu: (1) Proses pembelajaran Amtsilati di dalam kelas dimulai dengan muqaddimah, dilanjutkan dengan penyajian materi yaitu judul materi beserta contoh pertama dan keterangan dibaca oleh guru dan diperhatikan oleh siswa, kemudian siswa meneruskan membaca contoh beserta keterangan yang ada sesuai dengan materi yang sedang dipelajari hinga selesai. Kemudian guru memberikan penjelasan materi secara focus dan tidak bolah melebar. Selanjutnya guru memberikan post tes secara tidak tertulis, tanya jawab, kesimpulan, dan penutup. (2) adapun kegiatan yang mendukung Amtsilati di luar waktu pembelajaran diantaranya adalah hafalan dilaksanakan seminggu sekali dengan menghadap langsung pada guru, hulashoh dibaca setiap sebelum pengajian. (3) Hasil pembelajaran Amtsilati diimplementasikan dalam pengkajian kitab-kitab kuning, dan juga dalam pembelajaran bahasa Arab (4) Hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar adalah terbatasnya waktu pembelajaran Amtsilati serta adanya sistem pembelajaran berbasis kelas sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mempelajari Amtsilati. (5) penerapan metode Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar efektif dalam membantu siswa terutama dalam proses belajar membaca kita kuning dan kaidah-kaidah bahasa Arab. Terbukti dengan prestasi Juara I lomba Marhalah Ula Putri Kitab Ta’limu Ta’allim Musabaqoh Fahmi Kutubit thurots Kabupaten Tegal 2011 oleh Eliyatul ‘Izzah santri ponpes Al-fajar kelas VII MTs yang sebelumnya belum pernah mempelajari ilmu alat dan tandingannya adalah seluruh pondok pesantren se-kabupaten Tegal. Kata kunci: Implementasi, Metode Amtsilati, Pondok Pesantren Al-fajar.

viii

ا������

� و ���� ا���ان ٠٨٤٢٠٠٣١إ�ا� ����ة ( ����� ا��را&� " أ�$��#" آ ��� ا������ ��( � ,(

(Lebaksiu)��)+ آ7�8ا (Babakan)و�6اءة آ�4 ا���اث.( درا&� �����0� /# ��.� " ا��-�" ,+,+آ+ن

)٢٠١٢&;� (Tegal)��:+ل

� و ���� ا���ان ���" أ�$��# " آ ��� ا������ /# ���( �.�ف ا�)0@ /# إ?��اف إ=�اءات ا�

و�6اءة آ�4 ا���اث �L � )��.+ و /KاJH.+ وGH+�I.+. هBا ا�)0@ ,0@ آ��BCD, ,E اAوان ��)0@ /# ��.�

�� ا���ا6)�, (Tegal)��:+ل (Lebaksiu)��)+آ7�8ا (Babakan)" ا��-�" ,+,+آ+ن� , +.�H+�M L�. و=

+.�I+�, N��0� وآ+ن.+.,+�O و ,B��+&Aوا ,�.��� أ�$��# �Q إ�ى ���ا�H+�M Rل �;+ه+;� .�H+SKا� �S ,��,+��وا�

RH+�I BCأ ��CAو/# ا +.T�? �S �H+�0ص ا�+�Iإ +.�/ VI+آ #�� �H+�M.+ ا��KGو� �ا�:��� �����0��� ا�� ,

.�H+SKا� �S ��,+���+RH ا���ا6)� وا�I Q�, �Iر+���� ا�� , �H+�0ا� �7دى ��ا=�� ا�)0@. &

) :#� +��+RH ا�)0@, وه# آI X�, @M+(ل ا�+;�+دا ?�# آ�+,� ا�)0@, ����+ت ا��را&� " ١إ?? (

#�� ”أ�$��+ذ ���KTKع وا�A$�� اYو� :)�ء ,+ا������, و,0@ ا��+دة , �&Aأ ا�� L��8# و ,�+I.+ و

-Kز أن Y دة+��+ذ ��&Aح ا�^ �S .�CAا �;? +.I+�, و �ب ا�_�$+�a أ ا��� �S ,ذ+�&Aب /# ,�+ن اa ا�

).���bو� .�ca0اآ�ة, وا�B��+ذ �� aب ,78ال ا�CAى, وا�&Aا d� �S .دة+�� ?Q ا�e) ا�;^+ط ا�Bى ٢

� +��+ذ, ��J " أ�$��# " ,b+رج ا��NG آ&Aة أ�+م ا�i+(�� ا�;B� ��ة /# اK(&Aع , � j�0ا� : #

) .������أ N(6 ا� �ca0, ٣ا��ا���,� �درا& #/ kا�Bاث , وآ��� درا&� " أ�$��# " /# إ��+ء آ�4 ا�( �& (

)٤������.� " ا��-�" وه# ا�V6K ا���0ود ا�Bى -�N ا�, " #�� ) وا���6K+ت ا��# �K=� ?;� درا&� " أ�$�

��+ج اAو6+ت ا�:$��ة, Mإ #�? N�-��� /# ا��KGل ����/# ا��6K�� NG+, و,-+4I ا�CA آ+ن �;��l ا��+�Hة ا�

��.� " ا��-�" �6 &+ر �;B &)�� &;� ا��+د�� و�6 أ�S أ�Sا ��Cا ?�# ٥(, " #�) أن � )�� درا&� " أ�$�

� ا� �)� /# ?�Kم ا���ان و?�Kم آ�4 ا���اث, و��� �Iل ?�# ��+و�� �ا�0+� �B. وه�ا���,� �HاK6 �/��� #�?

� ��:+ل, وا��+eHة ������M� اAو�# ��;8+ء ,� +.���;+ول ا��ر=� ا��+eHة اAو�# /# �8+,�� �6اءة ا�:�4 و/.

��,+8��.+ 6)�.+.وآ+VI /# ه�B ا��Oب و+�إ&�.+ إ���� ا��eة ه# ا� +�)� ا�8;� ا�8+,�� ا��# �� ���� ه�B ا�:

� ��:+ل������ك ,-��L ا���+ه� ,^)Se-Kabupaten Tegal(.

ix

KATA PENGANTAR

�� ا� ا��� � اا���

+I��& #�? مa8ة وا�aGوا� Q���+��� ��Mر Yو �+ أر&�;+ك إ �ا�0�� p رب ا��+���Q ا��+ E/ NH آ�+,o ا�:�

�� و?�# أ�o و o(0c أ=���Q, أ�+ ,��. 0�

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan. Meskipun dalam prosesnya penulis banyak menemui

hambatan, namun atas pertolongan Allah SWT ahirnya penulis dapat

menyelesaikannya dengan baik. Penulis menyadari dalam skripsi ini jauh dari kata

sempurna karena masih banyak kekurangan-kekurangan di dalamnya, namun

demikian penulis berharap skripsi yang sederhana ini dapat menjadi bekal bagi

penulis dalam meniti masa depan, serta dapat memberikan sumbangsih bagi

pendidikan bangsa di masa mendatang.

Selesainya penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan,

dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap

kerendahan hati penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie.

2. Bapak Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.Pd selaku Ketua prodi Pendidikan Bahasa

Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga.

4. Bapak Drs. Dudung Hamdun, M.SI Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa Arab,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

x

5. Bapak Drs. H. Adzfar Ammar, MA. selaku dosen penasehat akademik yang

telah dengan sabar memberikan arahan selama penulis menjalani study di

UIN Sunan kalijaga Yogyakarta.

6. Bapak Drs. H. Syamsuddin Asyrofi, M.M selaku pembimbing skripsi yang

telah dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan mencurahkan

segenap waktu, pikiran, tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan dalam

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

8. Bapak KH. Fatchudin dan Ibu Nyai Hj. Fasichah selaku pengasuh Pondok

Pesantren Al-Fajar yang telah memberikan izin, waktu, tempat, nasihat serta

bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian.

9. Ustadzah Aenul Latifah, Ustadzah Nur Anisah, Ustadz Mukhtarom Asyarofi,

dan seluruh keluarga besar pondok pesantren al-Fajar yang telah memberikan

Informasi, dukungan dan sambutan yang hangat selama penulis

melaksanakan penelitian.

10. Ayahanda Bapak Jamaludin, Ibunda Kholifah, dan Adinda Fajar Ilham,

Terima kasih tiada henti atas segala do’a yang tiada henti, motivasi, dan kasih

sayang yang begitu nyata dan tulus, serta dorongan moral dan materil yang

tak pernah putus.

11. Sahabat terdekatku Izzul rizqy FA, terimaksih telah menunjukan sisi lain dari

lentiknya pelangi dalam ukiran perjalananku.

xi

12. KPMDB Yogyakarta, serta seluru kawan-kawan seperjuangan dari Brebes

(Rina, Didi, Mas Pur, Mas Sugeng, Mas diar, Yu ilah, Abah kasmo, mas ali,

dll) terima kasih atas segala dukungannya sebagai sesama warga asli Brebes.

13. kawan-kawan serta adik-adikq yang centil di Wisma Retansa (Mba Umi,

Indul, Santi, Lely, kanti, lina, dll), terimakasih telah memberi warna lain dari

kehidupanq dengan hari-hari yang penuh canda, tawa, hingga segalanya

terasa ringan.

14. Teman-teman PBA-A dan semua yang belajar dan berproses bersama di UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu, terimakasih untuk semua yang telah membuat saya terus maju.

Penulis hanya dapat mendoakan semoga keikhlasan, dukungan, arahan,

bimbingan dan bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah yang terus

mengalir menjadi pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Amin.

Yogyakarta, 12 juli 2012

Penulis,

Idah mufidah

NIM. 08420031

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN........................................................... ii SURAT PERNYATAAN BERJILBA ........................................................... iii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ................................ iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi ABSTRAKSI ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN .......................................... xvii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat penelitian .................................................... 5 D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7 E. Kerangka Teoritik ........................................................................ 9 F. Metode Penelitian ........................................................................ 22 G. Sistematika Pembahasan .............................................................. 31

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN Al-FAJAR A. Letak Geografis ............................................................................. 33 B. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-fajar Babakan 34 C. Visi dan Misi …………………………………………………… 38 D. Struktur Organisasi Pondok Pesantren ......................................... 38 E. Guru dan Karyawan ..................................................................... 41 F. Keadaan Santri ……………………………………………......... 43 G. Kondisi Sarana dan Prasarana …………………………….......... 44 H. Kegiatan di Pondok Pesantren Al-fajar ........................................ 48 I. Kurikulum Pondok Pesantren Al-fajar ......................................... 53 J. Sumber Dana Pondok Pesantren Al-fajar ..................................... 54

BAB III PROSES PEMBELAJARAN AMTSILATI DI PONDOK PESANTREN AL-FAJAR

A. Pembelajaran Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal ............................................................................. 56 1. Perencanaan Pembelajaran .................................................... 57 2. Pelaksanaan metode Amtsilati ………………………...…… 65 3. Penilaian …………………………………………………… 71

B. Implementasi Pembelajaran Amtsilati ………………………….. 73 1. Penerapan Dalam Kegiatan Kajian Rutin Kitab Kuning …… 73 2. Penerapan Kaidah-Kaidah Pada Pembelajaran Bahasa Arab di

Sekolah ……………………………………………………... 73

xiii

C. Analisis Data ……………………………................................... 74 1. Pembelajaran Amtsilati ……………………………………. 74 2. Faktor Pendukung dan penghambat ..................................... 87 3. Kekurangan dan Kelebih ...................................................... 88

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 89 B. Saran-Saran .................................................................................. 91 C. Kata Penutup ................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Susunan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-fajar .... 39 Tabel 2 : Susunan Pengurus Pondok-Pesantren Al-fajar .... 40 Tabel 3 : Daftar Nama Guru Pondok Pesantren Al-fajar .... 42 Tabel 4 : Dafta Karyawan Pondok Pesantren Al-fajar .... 43 Tabel 5 : Data Jumlah Santri Pondok pesantren Al-fajar Tahun2007-2010 43 Tabel 6 : Data Jumlah Santri tahun Ajaran 2011/2012 .... 44 Tabel 7 : Data Gedung di Pondok Pesantren Al-fajar .... 44 Tabel 8 : Jadwal Kegiatan Santri Pondok Pesantren Al-faja .... 49 Tabel 9 : Daftar Prestasi Pondok pesantren Al-fajar .... 52 Tabel 10 : Jadwal Amtsilati Madrasah Diniyah Maslahatul Huda .... 65

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Observasi Proses Pembelajaran Amtsilati .... 71 Gambar 2 : Observasi Kegiatan Setoran Hafalan .... 71 Gambar 3 : Observasi Kegiatan Penilaian Non Tes di dalam Kelas .... 72

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Pengumpulan Data ................................................... 97 Lampiran 2 Hasil Observasi ........................................................................ 100 Lampiran 3 Contoh Soal Ujian Amtsilati.................................................... 104 Lampiran 4 Contoh Kartu Setoran Hafalan Khulashoh Alfiyah Ibnu malik 107 Lampiran 5 Brosur Pondok Pesantren Al-fajar ........................................... 108 Lampiran 6 Bukti Seminar Proposal ........................................................... 110 Lampiran 7 Surat Ijin PenelItin ................................................................... 111 Lampiran 8 Sertifikat PPL I ......................................................................... 115 Lampiran 9 Sertifikat PPL-KKN Integratif................................................. 116 Lampiran 10 Sertifikat TIK ......................................................................... 117 Lampiran 11 Sertifikat TOEC ..................................................................... 118 Lampiran 12 Sertifikat IKLA ...................................................................... 119 Lampiran 14 Sertifikat Tahsin Al-Qur’an ................................................... 120 Lampiran 15 Kartu Bimbingan Skripsi ....................................................... 121 Lampiran 16 Curiculum Vitae .................................................................... 122

xvii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan

pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543 b/u/1987.

Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain

lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan

huruf latin.

Huruf ArabHuruf ArabHuruf ArabHuruf Arab NamaNamaNamaNama Huruf LatinHuruf LatinHuruf LatinHuruf Latin NamaNamaNamaNama

alif اTidak

dilambangkan Tidak dilambangkan

ba b be ب

ta t te ت

ṡa ṡ es (dengan titik di atas) ث

jim j je ج

ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

kha kh ka dan ha خ

dal d de د

xviii

Ŝal Ŝ zet (dengan titik diatas) ذ

ra r er ر

zai z zet ز

sin s es س

syin sy es dan ye ش

ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص

ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض

ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) ط

ẓa ẓ ظzet (dengan titik di

bawah)

ain ...‘... koma terbalik di atas‘ ع

gain g ge غ

fa f ef ف

qaf q ki ق

kaf k ka ك

lam l el ل

mim m em م

nun n en ن

wau w we و

ha h ha هـ

hamzah ...’.. apostrof ء

ya y ye ي

xix

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

a) Vokal tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat,

transliterasinya sebagai berikut:

TandaTandaTandaTanda NamaNamaNamaNama Huruf LatinHuruf LatinHuruf LatinHuruf Latin NamaNamaNamaNama

Fatḥah a a ـــــــ

Kasrah i i ـــــــ

ḍammah u u ـــــــ

b) Vokal rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:

Tanda dan HurufTanda dan HurufTanda dan HurufTanda dan Huruf NamaNamaNamaNama Gabungan Gabungan Gabungan Gabungan

HurufHurufHurufHuruf NamaNamaNamaNama

Fatḥah dan ya ai a dan i ..... ي

Fatḥah dan wau au a dan u ..... و

xx

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan

huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan Harkat dan Harkat dan Harkat dan

HurufHurufHurufHuruf NamaNamaNamaNama

Huruf dan Huruf dan Huruf dan Huruf dan

TandaTandaTandaTanda NamaNamaNamaNama

....ا ....يFatḥah dan alif

atau ya ā

a dan garis di

atas

Kasrah dan ya ī ــــ يi dan garis di

atas

....وḍammah dan

wau ū

u dan garis di

atas

4. Ta Marbuṭah

Transliterasi untuk ta marbuṭah ada dua, yaitu:

1) Ta marbuṭah hidup

Ta marbuṭah yang hidup atau mendapat harkat fatḥah, kasrah dan

ḍammah, transliterasinya adalah /t/.

2) Ta marbuṭah mati

Ta marbuṭah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya

adalah /h/.

Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbuṭah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah

maka ta marbuṭah itu ditransliterasikan dengan /h/.

xxi

Contoh: ل+�O+�ا �Tرو - rauḍah al-aṭfāl

- rauḍatul aṭfāl

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid.

Dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf,

yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh: �,ر+; - rabbanā

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu: ال . namun, dalam sistem transliterasinya kata sandang itu

dibedakan antara kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan

kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.

1) Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama

dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

Contoh: N=�ا� - ar-rajulu

2) Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan

bunyinya.

Contoh: ����ا - al-qalamu

xxii

Baik diikuti oleh syamsiah maupun qamariah, kata sandang ditulis

terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda

sambung/hubung.

7. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya

terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah terletak diawal kata,

maka tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh: Nاآ – akala

8. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis

terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab

yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau

harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata

tersebut bisa dilakukan dengan dua cara: bisa dipisah perkata dan bisa pula

dirangkaikan.

Contoh: Q�6ا��از ��C K.� p+Iوا

- Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn

- Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīn

9. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,

dalam translitersasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf

kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, diantaranya huruf kapital

digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan

xxiii

kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis

dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal

kata sandangnya.

Contoh: لK&إ�+ ر ��Wa mā MuMuMuMuḥḥḥḥammadunammadunammadunammadun ill - و�+ 0� ā rasūl

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila

dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu

disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang

dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semenjak dulu hingga saat ini peran bahasa Arab sangat penting

karena Bahasa Arab merupakan kunci pembuka bagi pemahaman dan studi

Islam dari sumber-sumber aslinya (Al-qur’an dan HadiŚ). Selain kedua

pedoman tersebut, di lingkungan pondok pesantren hususnya Salafiy juga

menggunakan kitab-kitab klasik berbahasa Arab (baca: Kitab kuning) atau

juga sering disebut kitab gundul sebagai sumber belajar dalam mendalami

agama Islam, dan semua sumber tersebut menggunakan teks berbahasa Arab.

Oleh karena itu tidak salah jika dikatakan bahwa studi Islam tidak bisa

dilepaskan dari studi bahasa Arab.

Dalam mempelajari teks-teks tersebut, penting bagi kita untuk

terlebih dahulu mempelajari ilmu alat yang akan mengantarkan kita dalam

memahami teks tersebut secara lebih tepat, cepat dan mudah. Ilmu alat yang

dimaksudkan adalah kaidah-kaidah bahasa arab seperti nahwu, ṣaraf, dsb.

Amtsilati merupakan metode terbaru dan praktis bagi para pemula

untuk mendalami Al-Qur’an dan membaca kitab kuning, kitab Amtsilati

terdiri dari 5 jilid Amtsilati, 1 khulasah Alfiyah Ibnu Malik (Ringkasan dari

sya’ir Alfiyah), 2 jilid Tatimah, 1 Qa’idati, dan 1 ṣarfiyah.

2

Pengarang metode Amtsilati ini adalah KH. Taufiqul Hakim yang

juga sebagai pimpinan pondok pesantren Darul Falah, Jepara.1

Metode Amtsilati terinspirasi dari metode cepat membaca Al-qur’an

yaitu metode qiro’ati . Jika dalam metode qiro’ati orang bisa belajar membaca

Al-qur’an dengan cepat, maka dengan metode Amtsilati orang akan dapat

membaca dan memahami kitab gundul/ kitab tanpa harokat.2 Baik dari kitab

yang ringan seperti kitab safinatunnajah, kitab yang sedang maupun kitab

yang bobot isinya lebih berat, karena pada dasarnya mempelajari Amtsilati

hampir sama dengan mempelajari nahwu ṣaraf pada umumnya.

Awalnya KH. Taufiqul Hakim menyimpulkan bahwa ternyata tidak

semua naẓam atau sya’ir dalam kitab Alfiyah yang disebut-sebut sebagai

babonnya gramatikal arab itu digunakan dalam praktek membaca kitab

kuning. Beliau menyimpulkan bahwa dari 1000 naẓam Alfiyah yang

terpenting hanya berjumlah sekitar 100 sampai 200 bait, sementara naẓam

lainnya sekedar penyempurna. Dengan bekal hafalan dan pemahaman beliau

terhadap kitab Alfiyah, beliau mulai menyusun metode Amtsilati. Penyusunan

tersebut dia mulai dari peletakan dasar-dasarnya kemudian terus berkembang

sesuai kebutuhan.3

1 Syarief el-baly, Metode Amtsilati, http://www.kontra24.org/2009/10/metode-

Amtsilati.html , akses 28 Desember 2011. 2Abdul Rosyid, KH. Taufiqul Hakim, Penemu Metode Cepat Membaca Kitab,

http://www.Amtsilati.com/ , akses 28 Desember 2011. 3 Ibid

3

Amtsilati memberi rumusan berpikir untuk memahami bahasa Arab.

Di sana ada rumusan sistematis untuk mengetahui bentuk atau posisi satu kata

tertentu. Hal ini dapat dilihat pada rumus utama isim dan fi’il atau tabel. Lalu

juga ada rumus bayangan ḍamīr untuk mengetahui jenis atau kata tertentu;

penyaringan melalui ẓauq (sensitivitas) dan syiyāqul kalām (konteks

kalimat).4

Pondok Pesantren Al-fajar merupakan salah satu pondok pesantren

yang ada di kabupaten Tegal. Awalnya pondok pesantren ini merupakan

sebuah asrama putri yang di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan keislaman

seperti di pondok pesantren, kemudian asrama putri ini diresmikan menjadi

pondok pesantren pada tahun 2006.

Sejak awal berdirinya pondok pesantren Al-fajar, pengasuh pondok

pesantren yaitu KH. Fathuddin berharap santri lulusan pondok pesantren

tersebut benar-benar menjadi santri yang berkualitas dalam berbagai bidang

dan bisa terjun di masyarakat dengan bekal pengetahuan agama islam yang

mumpuni terutama agar santri pandai membaca dan memahami kitab kuning,

karena hazanah pengetahuan islam banyak yang bersumber dari kitab-kitab

tersebut.

Namun pada saat itu banyak santri yang belum bisa membaca dan

memahami kitab-kitab (kitab kuning) yang telah diajarkan karena berbagai

faktor, diantaranya adalah: (1) para santri berasal dari latar belakang

pendidikan yang berbeda-beda sebelumnya, (2) santri belum pernah

4 Abdul Rosyid, KH. Taufiqul Hakim... ... ..., 28 Desember 2011

4

mempelajari ilmu alat yang akan digunakan untuk membaca dan memahami

kitab kuning, (4) belum adanya jadwal husus di Pondok Pesantren Al-fajar

untuk mengajarkan ilmu-ilmu alat seperti nahwu, Şaraf, dsb.

Dari berbagai permasalahan tersebut, maka pengasuh pondok

pesantren memutuskan untuk menerapkan metode Amtsilati untuk diajarkan

kepada para santri sebagai bekal untuk dapat membaca dan memahami

tulisan-tulisan arab termasuk kitab suci Al-qur’an dan kitab-kitab klasik yang

biasa disebut dengan kitab kuning.

Amtsilati mulai digunakan dan diajarkan di Pondok Pesantren Al-fajar

pada tahun 2007. Pada awalnya pengasuh memanggil dua ustadz dari Pondok

Pesantren Darul Falah pondok pesantren pusat Amtsilati yaitu ustadz

Syaifuddin dan ustadz Ali Mukarrom untuk mengajarkan Amtsilati di Pondok

Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal.

Hingga saat ini Amtsilati masih diajarkan dengan baik dan lancar di

Podok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal. Pihak pondok pesantren

menganggap bahwa metode tersebut sangat efektif dalam membantu para

santri untuk bisa membaca dan memahami kitab kuning dan memahami

kaidah bahasa Arab.

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis akan menguraikan secara

jelas dan rinci dan menganalisis proses pelaksanaan metode pembelajaran

Amtsilati di Pondok Pesantren A-Fajar Babakan Lebaksiu tegal.

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi proses pembelajaran Amtsilati sebagai metode

praktis mendalami Al-qur’an dan membaca kitab kuning di Pondok

Pesantren Al-fajar?

2. Apa saja hambatan yang dialami selama proses pelaksanaan metode

Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan dan menganalisis implementasi dan proses

pelaksanaan pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis

mendalami Al-qur’an dan membaca kitab kuning di Pondok

Pesantren Al-fajar secara rinci dan jelas.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis hambatan-hambatan yang

dialami oleh pihak pondok pesantren selama menerapkan metode

Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar.

2. Manfaat penelitian

a. Bagi Peneliti

1) Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

studi pada jenjang Strata satu (S1) dalam Pendidikan Bahasa

Arab.

6

2) Menambah hazanah pengetahuan peneliti mengenai metode

pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis dalam

mendalami Al-qur’an dan kitab kuning serta teks-teks berbahasa

arab lainnya.

b. Bagi Lembaga

1) Salah satu sarana untuk memperkenalkan nama almamater Al-

fajar pada masyarakat luas sebagai salah satu lembaga

pendidikan pondok pesantren di kabupaten Tegal yang

menggunakan metode pembelajaran Amtsilati.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai

bahan evaluasi dalam proses belajar mengajar Amtsilati di

Pondok Pesantren Al-fajar untuk mencetak santri-santri yang

berkualitas.

c. Bagi Pembaca

1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

keilmuan secara tertulis bagi perkembangan pendidikan islam

agar pendidikan Islam lebih maju.

2) Untuk menambah wawasan bagi para pembaca yang budiman,

sebagai informasi maupun pertimbangan untuk penelitian lebih

lanjut mengenai metode pembelajaran Amtsilati.

7

D. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis membaca dan mengamati beberapa skripsi yang ada,

penulis menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian ini

namun tetap berbeda dengan penelitian yang penulis laksanakan, diantaranya

adalah:

Pertama, penelitian yang dilakukan saudara Kasyiful Kurob dengan

judul penelitian “Metode Pengajaran Amtsilati Metode Praktis Mendalami

Al-qur’an dan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Falah

Sidorejo bangsri Jepara Jawa Tengah”, Skripsi tersebut membahas mengenai

proses pembelajaran Amtsilati mulai dari tujuan pembelajaran Amtsilati,

metode, beserta teknik evaluasi dalam pengajaran Amtsilati di pondok

pesantren pusat Amtsilati yaitu Pondok Pesantren Darul Falah Bangsri Jepara

Jawa Tengah.5

Perbedaan skripsi saudara Kasyiful Kurob dengan skripsi ini adalah

skripsi saudara Kasyiful Kurob menjelaskan secara rinci mengenai metode

Amtsilati mulai dari perencanaan sampai pada evaluasinya di Pondok

Pesantren Darul Falah yaitu pondok pesantren Salafiy pusat Amtsilati di

mana para santri secara husus datang untuk mempelajari kitab Amtsilati yang

merupakan kitab primer yang diajarkan kepada para santri, penguasaan

terhadap kitab tersebut merupakan tujuan utama dan sebagai tolak ukur agar

5 Kasyiful Kurob, “Metode Pengajaran Amtsilati Metode Praktis Mendalami Al-qur’an

dan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Falah Sidorejo Bangsri Jepara Jawa Tengah”, Skripsi, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2004)

8

santri dapat diwisuda dan dinyatakan lulus, sedangkan dalam penelitian yang

akan dilaksanakan ini mengambil lokasi di pondok Pesantren Al-fajar

Babakan Lebaksiu Tegal yang mana Amtsilati merupakan salah satu materi

yang diajarkan dalam kurikulum madrasah diniyah pondok pesantren tersebut

disamping materi-materi atau kitab-kitab lain. Para santri tidak secara husus

datang untuk mempelajari Amtsilati tetapi juga untuk melaksanakan

pendidikan formal di sekolah-sekolah sekitar pondok pesantren. Peneliti

yakin proses pembelajaran Amtsilati di sini tidak sepenuhnya sama dengan di

Pondok Pesantren Darul Falah meskipun Prosedurnnya tidak jauh berbeda.

Kedua, penelitian Akbar Fu’ad dengan penelitiannya yang berjudul

“Pembelajaran Qowa’id dengan Menggunakan Metode Amtsilati di Pondok

Pesantren Cijantung Ciamis”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui

sistem pembelajaran qawa’id dengan menggunakan metode Amtsilati di

Pondok Pesantren Cijantung Ciamis, dan keefektifan pembelajaran qawa’id

dengan menggunakan metode Amtsilati di pondok pesantren tersebut.6

Perbedaan dengan skripsi ini adalah fokus penelitian skripsi saudara

Akbar Fuad tertuju pada pembelajaran qawa’id dengan menggunakan motode

Amtsilati, sedangkan pada skripsi ini fokusnya tertuju pasa proses

pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar.

Ketiga, skripsi Enceng Fu’ad Syukron dengan judul “Pembelajaran

Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunni Darussala Maguwoharjo Sleman

6 Akbar Fu’ad, “Pembelajaran Qawa’id dengan Menggunakan Metode Amtsilati di

Pondok Pesantren Cinjantung Ciamis”, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010)

9

Yogyakarta (Studi Tentang Penerapan Thariqah Al-Qiraah)”. Dalam

penelitiannya dijelaskan tentang penerapan Thariqah al-Qira’ah mulai dari

tujuan Thariqah al-Qira’ah, proses pelaksanaannya, serta problematika

penerapannya di Pondok Pesantren Sunni Darussalam Maguwoharjo Sleman

Yogyakarta.7

Skripsi Enceng Fu’ad Syukron membahas tentang penerapa Thariqoh

Al-qira’ah dalam pembelajaran kitab kuning, sedangkan skripsi ini membahas

tentang implementasi pembelajaran amtsilati untuk mempelajari kitab kuning.

Oleh karena itulah penulis menilai bahwa skripsi ini berbeda dengan

skripsi-skripsi sebelumnya.

E. Kerangka teoritik

1. Metode Pembelajaran Amtsilati

Dalam dunia pesantren, mempelajari ilmu-ilmu alat yang

digunakan untuk memahami kitab-kitab klasik berbahasa Arab seperti

nahwu, sharof, dan lain sebagainya dipandang sebagai hal wajib bagi

para santri, karena dengan menguasai ilmu-ilmu tersebut para santri akan

dapat memahami kitab-kitab tersebut secara tepat. Amtsilati adalah

sebuah kitab yang disampaikan dengan metode Amtsilati pula, yaitu

metode praktis untuk mendalami Al-qur’an dan membaca kitab kuning

bagi para pemula.

7 Enceng Fuad Syukron, “Pembelajaran KitabK uning di Pondok Pesantren Sunni

Darussalam Maguwoharjo Sleman Yogyakarta” . Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga: 2010)

10

Metode tersebut diberi nama ”Amtsilati” yang terinspirasi dari

metode belajar cepat membaca Al-quran, yakni ”Qiro'ati”. Jika dalam

metode Qiro'ati orang bisa belajar membaca Al-qur’an dengan cepat,

maka dengan metode Amtsilati orang juga akan dapat membaca dan

memahami kitab ‘gundul’ kitab tanpa harakat. KH. Taufiqul Hakim

mengatakan:

“Terdorong dari metode Qiro'ati yang mengupas cara membaca yang ada harokatnya, saya ingin menulis yang bisa digunakan untuk membaca yang tidak ada harokatnya. Terbetiklah nama Amtsilati yang berarti beberapa contoh dari saya yang sesuai dengan akhiran "ti" dari Qiro'ati. Mulai tanggal 27 Rajab 2001, saya merenung dan bermujahadah, dimana dalam thoriqoh ada do'a khusus, yang jika orang secara ikhlas melaksanakannya, insya Allah akan diberi jalan keluar dari masalah apapun oleh Allah dalam jangka waktu kurang dari 4 hari. Setiap hari saya lakukan mujahadah terus-terusan sampai tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan dengan Nuzulul Qur'an”.8

Metode Amtsilati juga disusun mengingat sulitnya mempelajari

ilmu alat untuk membaca kitab kuning terutama bagi tingkat pemula,

baik anak-anak maupun dewasa. Kitab-kitab qawa’id klasik yang

menjadi rujukan dalam belajar qawa’id kurang terfokus pada materi

pembahasannya. Sebagai contoh pembahasan kalam dan kitab jurmiyyah,

di mana dalam kitab tersebut dijelaskan mengenai pengertian kalam

adalah “Lafaẓ yang tersusun berfaedah dan disengaja”. Dalam

pembahasan tersebut terdapat salah satu poin pembentuk kalam yaitu

lafadz, pembahasan langsung beralih pada pengertian lafadz yang

didefinisikan sebagai “suara yang mengandung huruf hijaiyah”.

8 Pengurus besar NU, “Taufiqul Hakim, Penemu Metode Cepat Belajar Kitab Kuning”,

http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/13/8376/Tokoh/Penemu_Metode_Cepat_Belajar_Kitab_Kuning. html, akses 17 Januari 2012

11

Pembahasan selanjutnya tentang pengetian “suara”. Peralihan

pembahasan atau pembahasan yang tidak terfokus itulah yang menjadi

kendala peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang utuh

mengenai kalam itu sendiri, sehingga keinginan untuk dapat membaca

kitab kuning dapat tercapai karena banyaknya persoalan yang

mengikutinya seperti pepatah jawa yang mengatakan “nguber buceng

kelangan deleg” (mengejar hal-hal kecil kehilangan tujuan yang besar).9

Dalam metode Amtsilati, mengafal dan praktik merupakan kegiatan

mutlak dalam proses pembelajaran. Karena dengan kegiatan tersebut para

santri akan dapat dengan mudah mengingat dan memahami kaidah-

kaidah bahasa Arab yang merupakan inti dari kitab Amtsilati.

2. Tahap-Tahap Pembelajaran

a. Perencanaan Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan

adalah proses, cara, perbuatan merencanakan. Sementara

pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang

belajar.

Dalam buku yang berjudul Perencanaan Pembelajaran karya

Abdul Majid bahwa perencanaa pembelajaran dibangun dari dua

kata yaitu: Perencanaan berarti menetukan apa yang akan dilakukan,

dan Pembelajaran berarti proses yang diatur dengan langkah-

9 Taufiqul Hakim, Amtsilati Program Pemula Kitab Kuning, (Jepara: Al-Falah Offset,

2004), hlm. 40-41

12

langkan tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang

diharapkan.10

Pada Intinya perencanaan pembelajaran adalah kegiatan

memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai

hasil pengajaran yang diinginkan.11

Perencanaan pembelajaran merupakan design dari proses

pembelajaran, evaluasi, hingga nantinya di dapat suatu hasil

pembelajaran. Perencanaan ini ditujukan untuk mengambil langkah

tepat untuk perbaikan jika setelah proses pembelajaran selesai

ditemukan adanya beberapa kelemahan dalam pelaksanaan proses

pembelajaran tersebut.

Komponen dari perencanaan pembelajaran diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalaah cita-cita atau harapan yang

ingin di capai dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Tujuan

dalam pembelajaran merupakan komponen yang dapat

mempengaruhi komponen pengajaran lainnya.12.

10 http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnya-perencanaan-

pembelajaran, Akses jum’at 06 Juli 2012

11 Hamzah B. Uno, Perencanaa Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 2 12

12 http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnya-perencanaan-

pembelajaran, Akses jum’at 06 Juli 2012

13

2) Guru

Guru atau pendidik merupakan salah satu komponen

penting dalam perencanaan pembelajaran karena dia lah yang

secara langsung mengelola aktivitas pendidikan di lapangan (di

dalam kelas).

3) Siswa

Siswa atau peserta didik merupakan komponen yang

sangat penting dalam proses pembelajaran, karena tanpa adanya

peserta didik maka pembelajaran tidak akan dapat di laksanakan.

Peserta didik adalah makhluk yang di samping memiliki

fitrah bersifat kodrati atau pembawaan yang baik juga memiliki

fitrah berupa potensi yang bisa dikembangkan ke arah positif

atau negatif.13

4) Kurikulum

Kurikulum adalah rancangan pendidikan yang terdiri dari

seperangkat komponen pendukung guna mencapai tujuan

lembaga pendidikan bersangkutan.14

5) Materi

Materi adalah bahan berupa pengetahuan, keterampilan

nilai dan sikap yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan15

13 Ahmad janan Asifudin, Mengungkit Pilar-Pilar Pendidikan Islam (Tinjauan Filosofis),

(Yogyakarta: 2009), hlm. 116 14 S. Nasution, pengembangan Kurikulum, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1990), hlm.

3-4

14

6) Metode

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.16

7) Evaluasi

Evaluasi pendidikan adalah penaksiran/penilaian terhadap

pertumbuhan dan kemajuan murid-murid ke arah tujuan atau

nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum17.

Fungsi dari evaluasi pendidikan adalah untuk

mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai

di mana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan murid

dalam mencapai tujuan-tujuan kurikuler.18

b. Proses pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan realisasi dari rencana-rencana

yang telah di susun sebelumnya di dalam kelas atau di dalam suatu

kelompok belajar.

c. Evaluasi (Penilaian) Pembelajaran

Seperti di jelaskan sebelumnya, bahwa evaluasi adalah

penaksiran/penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan murid-

murid ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam

15 Abdurrahman an-Nahlawiy, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan islam, dalam

keluarga, di sekolah dan di masyarakat, terj. H.M.D. dahlan dan H.M.I. Soelaeman, (Bandung: CV Diponegoro, 1989), hlm. 65

16 16 http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnya-perencanaan-

pembelajaran, Akses 06 juli 2012.

17 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi pengajaran, (Bandung: renadja karya CV,1988), hlm. 3

18 Ibid

15

kurikulum. Evaluasi dilaksanakan setelah selesainya materi tertentu

atau setelah selesainya proses pembelajaran.

3. Kitab Kuning dan Metode Pembelajarannya

a. Pengertian Kitab Kuning

Dalam dunia pesantren istilah kitab kuning bukan merupakan

sesuatu yang asing, tetapi sudah menjadi santapan belajar sehari-hari

bagi para santri dalam mendalami agama islam.

Kitab kuning merupakan kitab-kitab klasik yang ditulis

berabad-abad yang lalu19, yaitu buku-buku berbahasa Arab yang

dipakai dalam lingkungan pesantren20. Kitab-kitab klasik ini disebut

dengan kitab kuning karena kertas buku yang berwarna kuning yang

dibawa dari Timur Tengah pada awal abad kedua puluh.21

Penggunaan nama “kitab kuning” ini lazim digunakan untuk

merujuk pada karya-karya para sarjana islam abad pertengahan. Isi

yang disajikan kitab kuning hampir selalu terdiri dari dua komponen

yaitu komponen matan dan komponen syarah.22

Sehingga secara garis besar kitab kuning adalah kitab

berbahasa Arab yang merupakan kitab-kitab klasik karya para

sarjana Islam abad pertengahan. Kitab ini ditulis berabad-abad yang

19 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di

Indonesia , (Bandung: Mizan, 1995), hlm. 17 20 Ibid hlm. 131 21 Ibid hlm. 132 22 M. Dawam Raharjo, Pergulatan Dunia Pesantren, (Jakarta: P3M, 1985), hlm. 55

16

lalu, ditulis/dicetak diatas kertas berwarna kuning yang berisi

komponen matan dan komponen syarah.

b. Karakteristik Kitab Kuning

Seperti kita tilik dari pengertiannya, kitab kuning memiliki

ciri has tersendiri yang jarang ditemui dalam buku-buku lain dan hal

ini yang membedakannya dengan kitab-kitab lain. Ciri-ciri tersebut

adalah:

1) Pada umumnya merupakan hasil karya abad pertengahan 2) Struktur kalimatnya banyak dimulai dengan kata kerja 3) Banyak menggunakan kata ganti (ḍamir) 4) Struktur kata yang digunakan dalam bahasanya mengenal

Isytiqaq atau perubahan yang terjadi dalam kata itu sendiri 5) Kitab kuning yang disebut juga kitab gundul pada umumnya

tidak berharakat 6) Ukurannya besar, hurufnya kecil-kecil serta tidak mengenal titik

atau koma 7) Struktur kalimat dalam bahasanya mengenal i’rab atau

perubahan bentuk ahir kata 8) Penyajiannya sederhana dalam sistematika, pergeseran dari sub

topik ke sub topik lain tidak menggunakan alinea baru, tetapi dengan pasal atau kode

9) Pada umumnya disajikan dalam dua komponen matan dan syarah, matan terletak di luar garis segi empat yang mengelilingi syarah.

10) Penjilidan kitab kuning biasanya dengan sistem korasan, di mana lembaran-lembarannya dapat dipisahkan sehingga dapat memudahkan pembaca untuk menelaahnya kembali sambil santai tanpa harus menggotong seluruh tubuh kitab yang kadang-kadang mencapai ratusan halaman.23

Pada masa sekarang, karakteristik-karakteristik tersebut

tidaklah mutlak untuk menggambarkan kitab kuning atau kitab

klasik. Karena sekarang banyak penerbit dan percetakan berskala

23 M. Dawam Raharjo, Pergulatan, ... ... ..., hlm. 55

17

internasional mencetak kitab-kitab kuning dengan format dan

penampilan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan pada masa

sekarang. Diantaranya yaitu kitab-kitab tersebut sekarang tidak

hanya dicetak dengan kertas berwarna kuning saja, tetapi juga ada

yang dicetak dengan kertas berwarna putih. Selain itu beberapa kitab

juga tidak hanya dicetak dengan sistem korasan tetapi dengan

penjilidan yang semestinya seperti kitab dan buku-buku lain pada

umumnya.

c. Metode Pengajaran/ Penyampaian Kitab Kuning

Secara Etimologi istilah metodologi berasal dari bahasa

Yunani, yakni dari kata metodos yang berarti cara atau jalan, dan

logos yang berarti ilmu. Sedangkan secara semantik, metodologi

berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau

jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang

efektif dan efisien.24

Sebuah metode dikatakan baik apabila sesuai dengan tujuan

yag akan di capai, namun dalam sebuah proses pembelajaran tidak

ada metode yang seutuhnya dikatakan baik ataupun buruk, karena

masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Guru sebagai

pelaksana metode bertugas memilih metode pembelajaran yang

paling tepat dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

24

Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2011), hlm. 72

18

pembelajaran yang akan di capai serta memberikan variasi dalam

penggunaan metode yang dipilih.

Dalam penyampaian kitab kuning di pondok pesantren, pada

umumnya menggunakan beberapa metode diantaranya adalah

Sorogan, bandongan, Wetonan dan Wetonan.

1) Metode Sorogan

Istilah Sorogan berasal dari bahasa Jawa, yaitu: “Sorog”,

yang berarti sodor. Jadi Sorogan mempunyai arti “sodoran”.

Yang dimaksud di sini adalah para santri diberi materi oleh kyai

atau ustadznya, setelah mempelajarinya santri tersebut

menyampaikan materi kembali kepada kyai atau ustadz untuk

dievaluasi.

Menurut Imam Bawani, Sorogan ialah aktifitas pengajaran

secara individual, di mana santri menghadap secara bergiliran

kepada ustadz atau kyai, untuk membaca, menjelaskan atau

menghafal pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Bila

santri telah dianggap menguasai, maka ustadz atau kyai akan

menambahnya dengan materi baru, biasanya dengan

membacakan, mengartikan, memberi penjelasan, dll. kemudian

santri meninggalkan tempat tersebut untuk pergi ke tempat lain

guna mengulang atau merenungkan kembali apa yang telah

diberikan kepadanya, sementara telah menghadap santri lainnya

19

kepada ustadz atau kyai untuk melakukan dan mendapat

perlauan yang sama, demikian seterusnya.25

2) Metode bandongan

Metode Bandongan adalah merupakan salah satu metode

penyampaian kitab kuning dimana pelaksanaannya adalah santri

mendengarkan, sedangkan ustadz atau kyai menyampaikan

dengan membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan seringkali

mengulas kitab yang diajarkan, sementara para santri

memperhatikan kitab kuningnya masing-masing serta membuat

catatan-catatan tentang kata-kata atau buah pikiran yang

dianggap sulit.26

3) Metode Wetonan

Kata Wetonan berasal dari bahasa jawa “weton”, yang

berarti metu atau keluar. Maksudnya dalam penyampaian atau

penyelenggaraan metode ini hanya pada waktu-waktu tertentu,

tidak setiap hari, bisa jadi mingguan atau bulanan. Dan dalam

pengajian Wetonan ini tidak hanya diikuti oleh santri dalam

saja, akan tetapi juga dapat diikuti oleh santri luar, atau

masyarakat umum yang ingin mengaji pada waktu-waktu

tertentu.27

25 Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),

hlm. 105 26 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1994), hlm. 18 27 Marwan Saridjo, dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, (Jakarta: Dharma Bakti,

1987), hlm.1

20

Sedangkan menurut Imam bawani, metode Wetonan ialah

kegiatan pengajaran dimana seorang ustadz atau kyai membaca,

menterjemahkan dan mengupas pengertian kitab tertentu,

sementara para santri dalam jumlah yang terkadang cukup

banyak, mereka bergerombol duduk mengelilingi ustadz atau

kyai selama suara beliau dapat didengar, dan masing-masing

santri membawa kitab yang tengah dikaji, sambil jika perlu

memberi syakal (harokat) dan menulis penjelasannya di sela-

sela kitab tersebut.28

Jadi Wetonan pada dasarnya adalah sistem gabungan dari

metode ceramah dan tanya jawab dengan inti translation dan

gramatikal method.29

4) Metode diskusi atau MuŜakaroh

Diskusi merupakan pertemuan ilmiah untuk bertukar

pikiran mengenai suatu masalah. Metode penyampaian bahan

pelajaran ini berarti di mana seorang guru memberikan

kesempatan kelompok-kelompok peserta didik untuk

mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan

pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai

alternatif pemecahan atas segala masalah hususnya masalah

28 Imam Bawani, Tradisionalisme, ... ... ..., hlm. 98 29 Sutarto, “Efektifitas Metode Pengajaran Kitab Kuning... ... ... ..., hlm. 18

21

diniyah, seperti: Ibadah, akidah, dan masalah agama pada

umumnya.30

4. Metode Pengajaran Bahasa Arab

Dalam bagian satu telah dijelaskan arti dari metode atau method.

Pengkajian kitab kuning tidak dapat terpisah dari bahasa Arab terutama

pada segi qawa’idnya, karena kitab kuning adalah kitab berbahasa Arab

dan kebanyakan tidak berharokat. Maka langkah pertama dalam

memahaminya adalah kemampuan membaca dengan baik dan benar

sebelum selanjutnya memahami makna dan maksudnya secara tepat yaitu

dengan ilmu qawa’idnya.

Oleh karena itu penulis menilai bahwa metode pengajaran bahasa

Arab yang relevan dengan kegiatan pembelajaran Amtsilati adalah

metode Qawa’id, karena pada dasarnya Amtsilati merupakan kitab yang

berisi materi kaidah-kaidah bahasa Arab yang tersusun secara sistematik

sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Qawaid atau Nahwu ṣaraf dalam bahasa arab berarti tata bahasa.

Nahwu merupaka kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah adanya

bahasa. Kaidah-kaidah ini lahir karena adanya kesalahan-kesalahan

dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu, nahwu itu dipelajari agar

pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu

memahaminya dengan benar dan baik tulisan (membaca dan menulis

30 Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 777

22

dengan benar) maupun dalam bentuk ucapan (bicara dengan benar).

Dapat dikatakan bahwa penguasaan kaidah-kaidah nahwu merupakan

sarana berbahasa akan tetapi bukan tujuan akhir dari pembelajaran

bahasa.

Metode Qawa’id adalah cara menyajikan materi bahasa Arab

dengan menguraikan struktur kalimat, atau fungsi (kedudukan) kata-kata

dalam suatu kalimat.

Dalam pembelajaran kitab kuning, metode ini juga banyak

diterapkan, yaitu ketika guru hendak menerjemahkan teks, terlebih

dahulu menguraikan kedudukan-kedudukan kata yang akan

diterjemahkan agar tidak salah dalam pengambilan arti.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya adalah langkah-langkah operasional

dan ilmiah yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam mencari jawabah atas

rumusan masalah penelitian yang dibuatnya.31

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reaserch) dan

termasuk dalam kategori penelitian kualitatif, dengan pendekatan

deskriptif analitik, disebut kualitatif karena sumber data utama penelitian

31 Sembodo Ardi Widodo, dkk., pedoman penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA

Fakultas Tarbiyah,(Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 15

23

ini adalah berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati

atau diwawancarai.32

Lebih lanjut Hadari Nawawi dan Mimi Martini mengemukakan

bahwa metode penelitian kualitatif atau yang biasa disebut dengan

penelitian naturalistik adalah metode penelitian yang bersifat atau

memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan yang

sewajarnya atau sebagaimana adanya (Natural Setting), dengan tidak

dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.33

Penelitian ini dikatakan sebagai penelitian dengan pendekatan

yang bersifat deskripif analitik karena penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan keadaan yang sedang terjadi ketika penelitian berlangsung,

menganalisis keunggulan-keunggulan proses yang sedang terjadi,

kemudian menyajikan apa adanya secara sistematis.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-fajar Babakan

Lebaksiu Tegal, dengan pertimbangan bahwa Pondok Pesantren Al-fajar

adalah satu-satunya pondok pesantren di kabupaten Tegal yang

menggunakan Metode Pembelajaran Amtsilati.

32 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).

hlm. 112 33 Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan,(Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1996). hlm. 174

24

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam semester genap selama

kurang lebih 3 bulan yaitu pada bulan Maret, April sampai bulan Mei.

4. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

1) Pengasuh Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal.

Dari pengasuh akan diperoleh informasi maupun data

secara menyeluruh mengenai penerapan metode Amtsilati

sebagai metode praktis dalam mendalami Al-qur’an dan kitab

kuning di Pondok Pesantren Al-fajar mulai dari perencanaan,

refleksi, hingga berbagai penghambat dan pendukung dari

metode pembelajaran Amtsilati ini.

2) Guru-guru Pondok Pesantren Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal.

Dari Guru peneliti memperoleh data pendukung lainnya

mengenai penerapan metode Amtsilati beserta kesulitan-kesulitan

dalam mengajarkannya.

3) Santri Putra dan Putri Pondok Pesantren Al-fajar Babakan

Lebaksiu Tegal.

Dari santri-santri yang ada, akan diperoleh data

mengenai tanggapan santri tentang kegiatan pembelajaran

Amtsilati sebagai metode praktis dalam mempelajari Al-qur’an

dan kitab kuning. Di Pondok Peasntren Al-fajar Babakan

Lebaksiu Tegal.

25

b. Objek Penelitian

Sedangkan Objek dalam penelitian penulis adalah:

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Amtsilati.

5. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka

penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga metode

pengumpulan data yaitu wawancara, Observasi, dan dokumentasi. Akan

tetapi metode utama yang penulis gunakandalam penelitian ini adalah

metode Observasi, karena penulis akan meneliti proses pelaksanaan

pembelajaran Amtsilati secara langsung.

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan

secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian.34 Berdasarkan tingkat partisipasi dalam observasi,

Observasi ini dapat dibedakan menjadi beberapa kategori

diantaranya adalah: Observasi nonpartisipasi, Observasi pertisipatif,

34 Amirul Hadi, Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,

2003), hlm.129

26

Observasi partisipasi moderat, Observasi partisipasi aktif dan

Observasi partisipasi lengkap.35

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi

sebagai metode utama dalam penelitian ini, teknik yang digunakan

adalah observasi partisipasi pasif yaitu peneliti datang di tempat

kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut.

Hasil observasi ini adalah berupa data-data berupa fakta

yang diperoleh secara langsung dari lapangan yang kemudian akan

di interpretasikan sesuai dengan data asli yang diperoleh tersebut .

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti,

metode Observasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data

tentang pelaksanaan atau penerapan metode Amtsilati yang terjadi

secara langsung di dalam kelas di Pondok Pesantren Al-fajar

Babakan lebaksiu Tegal.

b. Wawancara/ Interview

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.

Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara

35 Syamsuddin AR dan Vismaia s Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,

(Bandung,:Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 100-102

27

lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur dan

Muh.Surya, 1985).36

Dalam penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat

dilakukan dengan dua fungsi. Pertama, wawancara sebagai strategi

utama dalam mengumpulkan data. Ke dua, wawancara sebagai

penunjang bagi teknik lain, seperti observasi partisipan, analisis

dokumen, dan fotografi.37 Dalam penelitian ini wanwancara

digunakan untuk dua fungsi tersebut.

Pada pelaksanaan wawancara, peneliti menggunakan metode

wawancara bebas (baca: terbuka) terpimpin serta mendalam. Artinya

penulis bebas menanyakan apa saja selama dalam batas etika, namun

penulis memiliki catatan sederet pertanyaan yang akan diajukan

sebagai catatan terstruktur agar wawancara berjalan dengan baik dan

tidak terlalu melebar. peneliti mengadakan wawancara tanpa

mengambil jarak secara langsung artinya komunikasi berjalan apa

adanya, kemudian data yang diperoleh dijadikan sebagai salah satu

dumber data tanpa ada perubahan atau rekayasa.

Dalam hal ini metode wawancara digunakan peneliti untuk

memperoleh keterangan sebanyak-banyaknya tentang permasalahan

yang akan penulis teliti, diantaranya yaitu untuk memperoleh data

36 Sevli, Teknik Pengumpulan Data, http://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-

pengumpulan-data/ 29 Desember 2011. 37 Hadari Nawawi dan Mimi Martini, penelitian Terapan, ... ... ..., hlm. 95

28

tentang konsep atau perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, juga faktor

pendukung dan penghambat dalam penerapan metode Amtsilati di

Pondok Pesantren Al-fajar.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

dari sumber nonmanusia. Sumber ini terdiri atas dokumen dan

rekaman. Lincoln dan Guba (1985) mengartikan “rekaman” sebagai

setiap tulisan atau pertanyaan yang dipersiapkan oleh atau untuk

individu atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu

peristiwa. Beberapa contoh rekaman adalah nilai siswa, kurikulum,

satuan pembelajaran. Adapun kata “dokumen”, digunakan untuk

mengacu pada setiap tulisan atau bukan selain “rekaman”, yaitu

tidak dipersiapkan secara husus untuk tujuan tertentu, seperti surat-

surat, buku harian, naskah, editorial surat kabar, catatan kasus, skrip

televisi, foto-foto.38

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk

mencari beberapa dokumen penting yang berkaitan dengan

pelaksanaan metode Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar.

Misalnya sejarah singkat Pondok Pesantren Al-fajar, visi, misi,

Struktur Organisasi, Jumlah Guru, Jumlah santri, Data hasil evaluasi,

38 Syamsuddin AR, Vismaia s Damayanti, Metode Penelitian ... ... ... ..., hlm. 108

29

Foto-foto pelaksanaan pembelajaran, sarana prasarana dan lain

sebagainya.

6. Metode Analisis data

Analisa data diperlukan untuk merangkum apa yang telah

diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, ajeg

dan benar. Analisis data juga diperlukan untuk memberikan jawaban

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.39

Metode Analisa Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah metode analisis kualitatif yang bersifat deskriftif, dengan

menggunakan alur berfikir induktif, yaitu proses berpikir yang berangkat

dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari

fakta dan peristiwa itu ditarik kesimpulan yang bersifat umum.40

Menurut Miles dan Huberman (1984) dan Yin (1987), tahap

analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak

pengumpulan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data; pada tahap ini kegiatan analisis data selama

pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami

fenomena sosial yang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang

dapat dianalisis.

39

Nana Syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 155

40 Sutrisno Hadi, Metodologi Reasearch II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 142

30

b. Reduksi data; menurut Miles dan Huberman reduksi data diartikan

sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang

muncul dari catatan di lapangan.

c. Penyajian data; dalam hal ini Miles dan Huberman mengemukakan

bahwa yang dimaksud penyajian data adalah menyajikan

sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

d. Menarik kesimpulan atau verifikasi; Dalam menganalisis data pada

penelitian ini, penulis akan menggunaka 4 teori tersebut yaitu

pengumpulan data, Reduksi data, penyajian data, dan menarik

kesimpulan

7. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai data pembanding data itu.

Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber

yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.41 Hal tersebut dapat

dicapai dengan jalan:

41 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 373

31

a. Membandingkan dataa hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang

pemerintahan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.42

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini, penyusun membagi ke dalam tiga bagian

yang meliputi bagian awal, bagian utama dan bagian ahir. Untuk perincian

adalah sebagai berikut:

Pertama, adalah bagian awal yang terdiri atas halaman judul skripsi,

halaman pernyataan keasalian, halaman pengesahan, halaman motto, halaman

persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,

dan daftar lampiran.

Ke-dua, adalah bagian utama skripsi ini terdiri dari empat bab yaitu:

42 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian, ... ... ..., hlm. 192-196

32

BAB I berisi Pendahuluan yang merupakan gambaran umum

penelitian yang akan mengantarkan pada pembahasan selanjutnya yang lebih

mendalam. Pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,

metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II menjelaskan tentang gambaran umum Pondok Pesantren Al-

fajar Babakan Lebaksiu Tegal yang meliputi letak dan keadaan Geografis,

Sejarah Berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi, keadaan ustadz

dan santri, sarana dan prasarana, kurikulum dan kegiatan Pondok Pesantren

Al-fajar, serta sumber dana Pondok Pesantren Al-fajar.

BAB III menjelaskan hasil penelitian mengenai pelaksanaan

pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis mendalami Al-qur’an dan

membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Al-fajar. Yaitu menguraikan

secara rinci mengenai latar belakang diterapkannya metode Amtsilati dan

langkah-langkah penerapan pembelajaran Amtsilati, hambatan yang dialami

selama proses pembelajaran Amtsilati, serta kekurangan dan kelebihan

Metode Pembelajaran Amtsilati di Podok Pesantren Al-fajar.

BAB IV berisi penutup yang meliputi kesimpulan dari inti

pembahasan, dan saran-saran, serta kata penutup.

Ke-tiga merupakan bagian ahir skripsi yang meliputi daftar pustaka,

riwayat hidup penyusun, serta lampiran-lampiran.

89

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang penulis lakukan

terkait dengan Implementasi Pembelajaran Amtsilati sebagai metode praktis

memahami Al-qur’an dan membaca kitab kuning, penulis mendapatkan

kesimpulan sebagai berikut:

1. proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar meliputi

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Perencanaan pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar

meliputi: Tujuan pembelajaran, Guru, Siswa, kurikulum, materi, waktu

pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian.

Proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar di

awali dengan Muqaddimah, penyajian materi, penilaian, dan penutup.

Proses pembelajaran Amtsilati sangat memperhatikan pada kemampuan

santri secara individual, oleh karena itu tidak ada tugas yang bersifat

kelompok.

Penilaian dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan non-tes.

Penilaian dengan tes dilakukan pada ahir jilid, pada saat MID semester,

dan pada saat ujian Ahir semester. Sedangkan penilaian non-tes dilakukan

dengan setoran hafalan Khulashah Alfiyah Ibnu malik dan rumus-rumus

90

qo’idati, menilai keaktifan siswa di kelas, dan juga respon siswa saat

menjawab pertanyaan dari guru.

Materi-materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran

Amtsilati diimplementasikan melalui praktek-praktek secara langsung

baik pada saat proses pembelajaran maupun dalam kajian kitab-kitab

kuning di pondok pesantren Al-fajar dengan cara santri secara bergiliran

membaca kiab kuning yang akan dikaji, ustadz mengamati, jika ada

bagian yang dibaca salah maka ustadz akan menanyakan alasan dan dasar

bait yang ada di dalam kitab Amtsilati dan Khulashoh ibnu malik.

2. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan metode Amtsilati di pondok

pesantren Al-fajar adalah Kurikulum berbasis kelas yang diterapkan di

Madrasah Diniyah Maslaatul Huda di nilai kurang cocok untuk mata

pelajaran Amtsilati karena merugikan bagi siswa yang memiliki

kemampuan lebih karena untuk naik pada jilid selanjutnya harus

menunggu Siswa lain yang tidak lulus ujian jilid selanjutnya melakukan

remidi.

Hambatan lain adalah waktu pembelajaran yang sedikit yaitu

hanya 2X45 menit setiap satu minggu membuat waktu pembelajaran

Amtsilati menjadi lebih lama, padahal Amtsilati merupakan metode

praktis mendalamai Al-qur’an dan membaca kitab kuning.

91

B. Saran-saran

1. pengasuh Pondok pesantren

a. Pengasuh pondok pesantren sudah membimbing, mendorong, serta

memotivasi ustadz, akan tetapi hendaknya pengsuh dapat lebih

membimbing serta melakukan pengawasan terhadap kinerja ustadz,

hususnya ustadz yang mengajar Amtsilati.

b. Untuk lebih meningkatkan dan memajukan kualitas santri, hendaknya

pengasuh bekerjasama dengan ustadz untuk menyusun waktu yang

lebih banyak dan lebih kondusif untuk pembelajaran Amtsilati, karena

penurut peneliti waktu untuk pembelajaran Amtsilati di pondok

pesantren Al-fajar sangat kurang sehingga hasilnya pun kurang

maksimal.

c. Pengasuh bekerja sama dengan ustadz yang mengajar Amtsilati untuk

merumuskan kembali kurikulum dan metode pembelajaran Amtsilati

yang lebih tepat agar pembelajaran Amtsilati lebih efektif.

2. ustadz

a. Hendaknya ustadz selalu menciptakan suasana belajar yang lebih

menyenangkan sebagai upaya peningkatan kualitas belajar santri.

b. Hendaaknya ustadz menggunakan metode yang inovatif agar santri

tidak merasa cepat jenuh dalam mempelajari Amtsilati, karena hal

tersebut dapat berpengaruh pada hasil belajar santri.

92

c. Guru Amtsilati berkoordinasi dengan guru Amtsilati yang lain agar

dalam proses pembelajaran maupun standar penilaiannya sama

sehingga akan mempengaruhi output santri yang sama kualitasnya.

3. Santri

a. Hendaknya santri lebih sering berkomunikasi dengan ustadz untuk

membahas mengenai materi-materi Amtsilati agar pemahaman materi

menjadi lebih matang.

b. Hendaknya santri lebih sering mengulang pelajaran dan belajar

mempraktekkan materi yang telah dipelajari dengan banyak membaca

teks-teks berbahasa arab yang tidak berharokat agar pengetahuan yang

telah didapat lebih matang.

A. Kata penutup

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,

karunia, hidayah, serta inayah yang telah diberikan lepada penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul: Implementasi

Pembelajaran Amtsilati Sebagai Metode Praktis Mendalami Al-qur’an Dan

Membaca Kitab Kuning (Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren

Al-fajar Babakan Lebaksiu Tegal Tahun 2012) tanpa halangan yang berarti.

Penulis menyadari di dalam pembahasan skripsi ini terdapat banyak

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian sebagai bahan

perbaikan skripsi ini.

93

Penulis berharap semoga hasil penulisan skripsi ini bermanfaat

hususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian. Tak lupa

kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga

skripsi ini bisa diselesaikan, semoga segala amal perbuatan baik kita

membawa ke arah yang lebih baik, Amin ya Rabbal’alamin

94

DAFTAR PUSTAKA

An-Nahlawiy, Abdurrahman, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan islam, dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat, terj. H.M.D. dahlan dan H.M.I. Soelaeman, Bandung: CV Diponegoro, 1989.

AR, Syamsuddin dan Vismaia s Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Asifudin, janan, Ahmad, Mengungkit Pilar-Pilar Pendidikan Islam (Tinjauan Filosofis), Yogyakarta: Suka-press, 2009.

Bawani, Imam, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.

Dawam Raharjo, Muhamad, Pergulatan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985.

Dhofier, Zamahsyari, Tradisi Pesantren, Jakarta: P3ES, 1994.

Fu’ad, Akbar, Pembelajarab Qawa’id Dengan Menggunakan Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Cijantung Ciamis, Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2010.

Fuad Syukron, Enceng, Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunni Darussalam Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2010.

Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2003.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Reaserch II, Yogyakarta: Andi Offset, 1989. Hakim, Taufiqul, Amtsilati Program Pemula Kitab Kuning, Jepara: Al-Falah

Offset, 2004.

95

Izzan, Ahmad, Metodologi Pembelajaran bahasa Arab”, Bandung: Humaniora, 2011

J, Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001.

Komarudin,http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnyaperencanaan-pembelajaran, Akses jum’at 06 Juli 2012.

Kurob, Kasyiful, Metode Pengajaran Amtsilati Metode Praktis Mendalami Al-Qur’an dan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Falah Sidorejo Bangsri Jepara Jawa Tengah, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, Yogyakarta: Perpustakaan IAIN Sunan Kalijaga, 2004.

Nasution, S, pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1990.

Nawawi, Hadari dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996.

Pengurus besar NU, “Taufiqul Hakim, Penemu Metode Cepat Belajar Kitab Kuning”,http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/13/8376/Tokoh/Penemu_Metode_Cepat_Belajar_Kitab_Kuning.html, akses 17 Januari 2012.

Purwanto, Ngalim, M, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi pengajaran, Bandung: Remadja karya CV,1988.

Rosyid, Abdul, KH. Taufiqul Hakim Penemu Metode Cepat Membaca Kitab, http://www.amtsilati.com/, akses 28 Desember 2011.

Saridjo, Marwan, dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta: Dharma Bhakti, 1987.

Sevli,TeknikPengumpulanData,http://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-pengumpulan-data/, akses 29 Desember 2011.

96

Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kualitatif, R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005.

Sumardi, Muliyanto, Pengajaran Bahasa Asing, Jakarta: Sinar Hudaya, 1999.

Sutarto, Efektifitas Metode Pengajaran Kitab Kuning Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Nahdlatut Tullab Kesugihan Cilacap, Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta: Perpustakaan IAIN sunan Kalijaga, 2003.

Syarief el Baly, Metode Amtsilati, http://www.kontra24.org/2009/10/metode Amtsilati. html. akses 28 Desember 2011.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Van Bruinessen, Martin, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat; Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1995.

Widodo, Sembodo Ardi, Pedoman Penulisan skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2006.

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

A. Pedoman Wawancara

1. Pengasuh

a. Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Al-fajar?

b. Apa landasan didirikannya pondok pesantren Al-Fajar?

c. Dari mana pondok pesantren mendapatkan dana untuk operasional

pondok pesantren?

d. Apa alasan pondok pihak pondok pesantren memutuskan untuk

menerapkan Amtsilati sebagai metode pembelajaran ilmu alat?

e. Apa tujuan metode Amtsilati di terapkan di pondok pesantren Al-

fajar?

f. Bagaimana pengasuh mengawasi efektifitas metode Amtsilati yang

di terapkan di Pondok pesantren?

g. Apa kurikulum yang di gunakan di Madrasah diniyah Maslahatul

Huda Pondok Pesantren Al-fajar?

h. Menurut Ibu Nyai apakah faktor penghambat penerapan metode

Amtsilati di pondok pesantren Al-fajar?

i. Apa faktor-faktor pendukung penerapan metode Amtsilati ini?

j. Apa saja kegiatan Ekstakurikuler di pondok pesantren Al-fajar?

k. Apa saja kriteria seseorang untuk dapat mengajarkan amtsilati di

Pondok Pesantren Al-fajar?

l. berapa lama target santri dapat menyelesaikan program Amtsilati di

pondok pesantren Al-fajar?

2. Guru

a. Sudah berapa lama anda mengajar Amtsilati?

b. Apa latar pendidikan anda?

c. Bagaimana pengalaman anda dalam mengajar Amtsilati?

d. Apa tujuan metode Amtsilati di terapkan di pondok pesantren Al-

fajar?

e. Apa saja kriteria calon pengajar Amtsilati?

f. Materi Apa yang paling sulit dipahai oleh santri?

g. Aspek apa saja yang dinilai dalam proses penilaian?

h. bagaimana tindak lanjut hasil penilaiannya?

i. Berapa standar nilai agar siswa dinyatakan lulus?

j. Apa saja kriteria kelulusannya?

k. Strategi apa saja yang anda gunakan dalam menerapkan metode

Amtsilati?

l. bagaimana proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren ini?

m. Dalam pembelajaran Amtsilati ada berapa kitab yang dipakai dan

kapan saja buku-buku tersebut dapat mulai digunakan oleh santri?

n. Dalam satu tahun rata-rata berapa jilid yang bisa diselesaikan satu

kelas?

o. Bagaimana bentuk dan proses penilaian metode pembelajaran

Amtsilati?

p. Apa saja hambatan anda selama mengajakan Amtsilati di pondok

pesantren Al-fajar?

q. Apa saja faktor pendukung metode Amtsilati di pondok pesantren al-

fajar?

B. Pedoman Observasi

1. Letak dan Keadaan Geografis Pondok Pesantren Al-fajar

2. Keadaan Lingkungan Pondok Pesantren Al-Fajar

3. Proses Pembelajaran Amtsilati di Pondok Pesantren Al-fajar

4. Implementasi Pembelajaran Amtsilati pada pengkajian Kitab Kuning di

Pondok Pesantren Al-fajar.

5. Observasi Daftar Trophy Prestasi Pondok Pesantren Al-Fajar

C. Pedoman Dokumentasi

1. Profil Pondok Pesantren Al-fajar

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-fajar

3. Susunan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-Fajar

4. Susunan Pengurus Pondok-Pesantren Al-Fajar

5. Daftar guru/Ustadz di Pondok pesantren Al-fajar

6. Keadaan Karyawan

7. Data Santri

8. Data gedung.

OBSERVASI

Catatan lapangan :1

Tema : Prose pembelajaran Kitab Amtsilati Jilid 4

Kelas : III Putri

Teman : Observasi proses pembelajaran Amtsilati di kelas III Putri

Waktu : Rabu 18 April 2012 Pikul 18.30-19.15

Tempat : Pondok Pesantren Al-fajar

Observer : Idah Mufidah (08420031)

Selepas waktu maghrib, para santri bersiap menuju kelas masing-masing

di Madrasah Diniyah Maslahatul Huda untuk belajar. Jadwal Amtsilati pada hari

itu adalah kelas III putri. Setelah masuk waktu belajar, prosen pembelajarannya

adalah sebagai berikut:

1. Guru membuka dengan salam dan memimpin do’a

2. Guru memberikan soal di papan tulis berupa teks arab yang tidak berharokat,

kemudian siswa membaca dan menjelaskan kedudukannya.

3. Siswa secara bersama-sama mengulangi hafalan rumus qoidati dan khulashoh

Alfiyah Ibnu Malik menurut materi yang telah diajarkan sebelumnya.

4. Setelah selesai guru membacakan judul dan materi, dan setelah selesai santri

mengulangi dan membaca contoh ayat dari awal sampai selesai, bacaan

pertama lengkap tanpa waqof sesuai dengan nahwu dan bacaan kedua

diwaqofkan sesuai dengan tajwid.

5. Siswa megulangi keterangan yang ada di bawah contoh dan membaca dasar

baitnya dengan melihat pada khulashoh, jika sudah hafal boleh tanpa melihat

khulasoh.

6. Siswa berlatih memberi makna, pada bagian latihan memberi makna, titik-

titik dan ayat yang tidak berharokat jangan diisi dengan tulisan tetapi dengan

lisan.

7. Guru menuliskan ayat Al-qur’an di papan tulis, kemudian secara bergantian

siswa ditanyakan i’rob sesuai dengan rumus qaidah yang telah dipelajari dan

dibacakan dasar baitnya.

8. Guru memberikan PR berupa soal latihan atau menulis materi yang ada

kepada para Siswa untuk menilai kualitas dan meningkatkan pemahaman

Siswa.

9. Guru memberi kesempatan kepada para Siswa untuk mengajukan pertanyaan

untuk materi yang belum jelas.

10. Pada bagian Penutup guru menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah

diajarkan dan pesan-pesan kepada para Siswa.

11. Guru menutup dengan bacaan doa dan hamdalah kemudian mengahiri dengan

salam.

OBSERVASI

Catatan lapangan :2

Tema : Proses setoran Hafalan Hulasoh Alfiyah ibnu Malik dan

Rumus-rumus Qo’idati

Kelas : II Putri

Waktu : 24 April 2012, 18.30-20.00

Tempat : Madrasah Diniyah Maslahatul huda Pondok Pesantren Al-

fajar

Observer : Idah Mufidah (08420031)

Pada sesi ini prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Guru membuka dengan salam dan memimpin do’a

2. Siswa mengulang rumus Qo’idati dan Hafalan Khulashoh Al-fiyah Ibnu

Malik

3. Setoran Hafalan dimulai dari siswa yang sudah siap satu per satu

4. Jika ada siswa yang belum hafal atau belum lancar hafalannya, maka siswa

kembali ke tempat duduk dan mengafalnya kembali untuk kemudian

disetorkan kembali pada saat itu jika sudah siap kembali.

5. Jika sudah selesai semua, maka guru menjelaskan sedikit materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

6. Guru menutup dengan do’a dan salam

OBSERVASI

Catatan lapangan :3

Tema : Pembelajaran kitab kuning Mukhtarul Ahadits

Kelas : I Putri

Waktu : 15 april 2012

Tempat : Pondok Pesantren Al-ajar

Observer : Idah Mufidah (08420031)

Pengajian ini dilaksanakan pada mInggu pagi untuk seluruh kelas satu

madrasah Diniyah, sedangkan untuk kelas dua dan seterusnya mengikuti

pengajian kitab ta’limuta’allim di ruangan lain.

Proses pengajiannya adalah sebagai berikut:

1. Guru membacakan kitab kuning dengan metode bandongan.

2. Setelah selesai beberapa baris kemudian guru menunjuk santri secara

bergantian untuk membaca kembali dan menjelaskan kaidah-kaidah dari

kalimat-kalimat yang ditunjuk oleh ustadz kemudian menunjukkan dasar

baitnya.

3. sampai beberapa santri begiliran menjawab.

4. Jika ada santri yang salah dalam menjawab maka di diskusikan bersama di

dalam kelas.

5. guru memberika nasihat-nasihat sebelum pengajian selesai

6. Guru membaca do’a dan menutup pengajian.

CURRICULUM VITAE

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Idah Mufidah

Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 01 Oktober 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Alamat Asal : Temukerep RT05 RW10 Larangan Brebes

Alamat di Yogyakarta : Sapen GK I/619 Yogyakarta

No Telepon : 085869521876

Email : [email protected]

Nama Ayah : Jamaludin S.Pd.SD

Nama Ibu : Kholifah

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. MI Munawirushibyan Temukerep, Lulus Tahun 2001

2. MTs Ma’arif NU 011 Temukerep, Lulus Tahun 2004

3. Madrasah Aliyah Negeri Babakan-Tegal, Lulus Tahun 2007

4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Masuk 2008-2012

5. PP Al-Fajar Babakan-Tegal, Masuk 2004-2007

(Idah Mufidah)