implementasi program adiwiyata di sd …tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135...

392
IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD NEGERI KOTAGEDE 3 TAHUN AJARAN 2016/ 2017 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nur Rochmah Fajarina NIM 13108241046 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2017

Upload: lamdang

Post on 01-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD NEGERI

KOTAGEDE 3 TAHUN AJARAN 2016/ 2017

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh :

Nur Rochmah Fajarina

NIM 13108241046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JULI 2017

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

i

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD NEGERI

KOTAGEDE 3 TAHUN AJARAN 2016/ 2017

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh :

Nur Rochmah Fajarina

NIM 13108241046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JULI 2017

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

ii

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD NEGERI

KOTAGEDE 3 TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Oleh:

Nur Rochmah Fajarina

NIM 13108241046

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program

adiwiyata serta faktor pendukung dan penghambat implementasi program

adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 pada tahun ajaran 2016/ 2017.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif fenomenologi. Subyek penelitian

adalah Kepala Sekolah, guru dan siswa. Obyek penelitian yaitu situasi sosial yang

menunjukkan implementasi program adiwiyata meliputi perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif menggunakan model interaktif Miles

& Huberman meliputi pengumpulan data, kondensasi data, display data, dan

penarikan kesimpulan. Uji Keabsahan menggunakan teknik triangulasi sumber

dan teknik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Implementasi Program Adiwiyata

di SD Negeri Kotagede 3 pada tahun ajaran 2016/2017 dilakukan dengan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari masing-masing komponen Adiwiyata

yaitu; kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan,

kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung

ramah lingkungan. Secara umum implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri

Kotagede 3 sudah dilaksanakan dengan baik sesuai standar dan perencanaan yang

telah disusun. Namun, pelaksanaan program masih perlu ditingkatkan lagi untuk

membentuk perilaku warga sekolah yang bekarakter peduli lingkungan. (2) Faktor

pendukung implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 antara lain

kondisi lingkungan sekitar, partisipasi dan dukungan warga sekolah, kemampuan

guru, kebijakan pemerintah, sumber dana, dan jenis kegiatan. Faktor penghambat

implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 antara lain kurangnya

kepedulian dan partisipasi warga sekolah, beban tugas guru terlalu berat,

kurangnya kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) atau media, dan kondisi lingkungan sekitar yang kurang mendukung.

Kata Kunci: Program Adiwiyata

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

iii

THE IMPLEMENTATION OF ADIWIYATA PROGRAM IN

ELEMENTARY SCHOOL

By:

Nur Rochmah Fajarina

NIM 13108241046

ABSTRACT

This study aims to describe the implementation of adiwiyata program as

well as the factors of the implementation of the adiwiyata program in elementary

school.

This research was a qualitative research of phenomenology. The Subjects

were the principals, teachers and students. The object was social situation which

shows the implementation of adiwiyata program including planning,

implementation, and evaluation. Data collection techniques used observation,

interviews, and documentation. Data analysis techniques used Miles & Huberman

interactive models including data collection, data condensation, data display, and

conclusions. The Validity Test used source and techniques triangulation.

The results indicate that (1) The Adiwiyata Program is implemented based

on the components of adiwiyata consisted of environmentally school policy,

environment-based curriculum, partisipatory-based school activities, and

management of enviromentally support facilities through planning,

implementation, and evaluation. The Adiwiyata Program is implemented

according to the standards and plans that have been prepared. However, the

implementation of the program needs to be improved to developing environmental

based behavior. (2) The supporting factors of the adiwiyata program are

environmental condition, participation and support, teacher’s ability, policy, funds,

and activities. The obstacle factors are lack of concern and participation, teacher’s

task load, and lack of the teacher’s ability.

Keyword: Adiwiyata Program

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

iv

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

v

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

vi

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis persembahkan

karya ini kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga.

2. Almamater.

3. Nusa dan Bangsa.

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas nerkat rahmat dan karunia-Nya,

Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana pendidikan dengan judul “Implementasi Program

Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017” dapat disusun

sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari

bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Ali Mustadi, S. Pd., M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

yang telah memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama

penyusunan Tugas Akhir Skripsi.

2. Bapak Kharisma Arief Abdullah selaku reviewer instrumen penelitian tugas

akhir skripsi yang telah memberikan saran sehingga penelitian ini tugas akhir

skripsi dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

3. Dr. Ali Mustadi, S. Pd., M. Pd., Drs. Sigit Dwi Kusrahmadi, M. Pd., dan

Nurtanio Agus Purwanto, M. Pd. selaku Ketua Penguji, Sekretaris, dan Penguji

yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap

Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Bapak Suparlan, M. Pd. I. selaku ketua jurusan pendidikan sekolah dasar yang

telah mendukung kelancaran penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

5. Ibu Lilik Marmawati, S. Pd. selaku Kepala SD Negeri Kotagede 3 yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian tugas akhir skripsi di SD Negeri

Kotagede 3.

6. Para guru dan staf SD Negeri Kotagede 3 yang telah memberikan ijin dan

bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.

7. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam

penyusunan tugas akhir skripsi.

8. Semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan skripsi ini.

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

ix

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah berikan semua pihak di atas

menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan

Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak

lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 20 Juni 2017

Penulis

Nur Rochmah Fajarina

NIM 13108241046

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN iv

HALAMAN PERSETUJUAN v

HALAMAN PENGESAHAN vi

HALAMAN PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 7

C. Fokus Penelitian 8

D. Rumusan Masalah 8

E. Tujuan Penelitian 8

F. Manfaat Penelitian 8

BAB II LANDASAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 10

1. Pengertian Adiwiyata 10

2. Tujuan Adiwiyata 15

3. Pelaksana Adiwiyata 20

4. Prinsip Adiwiyata 23

5. Komponen Adiwiyata 26

a. Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan 26

1) Perencanaan 27

2) Pelaksanaan 30

3) Evaluasi 34

b. Kurikulum Berbasis Lingkungan 35

1) Perencanaan 35

2) Pelaksanaan 38

3) Evaluasi 40

c. Kegiatan Lingkungan Berbasis Lingkungan 41

1) Perencanaan 41

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

xi

2) Pelaksanaan 42

3) Evaluasi 45

d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan 45

1) Perencanaan 45

2) Pelaksanaan 47

3) Evaluasi 48

6. Pembinaan Adiwiyata 49

7. Manfaat Adiwiyata 50

B. Penelitian yang Relevan 52

C. Pertanyaan Penelitian 54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 57

B. Tempat dan Waktu Penelitian 58

C. Subyek dan Obyek Penelitian 58

D. Sumber Data 59

E. Teknik Pengumpulan Data 59

F. Instrumen Penelitian 61

G. Teknik Analisis Data 68

H. Keabsahan Data 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Sekolah 73

1. Lokasi Sekolah 73

2. Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Kotagede 3 75

B. Deskripsi Hasil Penelitian 76

1. Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan 76

a. Perencanaan 76

b. Pelaksanaan 83

c. Evaluasi 90

d. Faktor Pengaruh Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan 93

2. Kurikulum Berbasis Lingkungan 96

a. Perencanaan 96

b. Pelaksanaan 99

c. Evaluasi 103

d. Faktor Pengaruh Kurikulum Berbasis Lingkungan 107

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 109

a. Perencanaan 109

b. Pelaksanaan 116

c. Evaluasi 122

d. Faktor Pengaruh Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 124

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan 127

a. Perencanaan 127

b. Pelaksanaan 132

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

xii

c. Evaluasi 139

d. Faktor Pengaruh Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah

Lingkungan 142

C. Pembahasan

1. Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan

a. Perencanaan 145

b. Pelaksanaan 151

c. Evaluasi 156

d. Faktor Pengaruh Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan 159

2. Kurikulum Berbasis Lingkungan 161

a. Perencanaan 161

b. Pelaksanaan 163

c. Evaluasi 166

d. Faktor Pengaruh Kurikulum Berbasis Lingkungan 168

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 169

a. Perencanaan 169

b. Pelaksanaan 172

c. Evaluasi 175

d. Faktor Pengaruh Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 177

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan 178

a. Perencanaan 178

b. Pelaksanaan 181

c. Evaluasi 186

d. Faktor Pengaruh Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah

Lingkungan 189

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 191

B. Saran 191

DAFTAR PUSTAKA 193

LAMPIRAN 196

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi 62

Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Kepala Sekolah 63

Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Koordinator

Kebijakan Berwawasan Lingkungan 64

Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Koordinator

Kurikulum Berbasis Lingkungan 64

Tabel 5. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Koordinator

Kegiatan Berbasis Partisipatif 65

Tabel 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Koordinator

Sarana dan Prasarana Ramah Lingkungan 65

Tabel 7. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Siswa 66

Tabel 8. Kisi-Kisi Check-list Dokumentasi 67

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Analisis Data Kualitatif Model Interactive Miles &

Huberman 69

Gambar 2. Triangulasi Sumber 72

Gambar 3. Triangulasi Teknik 72

Gambar 4. Visi, Misi, dan Tujuan sekolah yang terpasang di lobby

sekolah 78

Gambar 5. Sertifikat little vet, sebagai salah satu misi sekolah mendidik

siswa menjadi manusia humanis peduli lingkungan 78

Gambar 6. Dokumen RKAS jangka panjang 2011- 2018 81

Gambar 7. Dokumen RKAS jangka pendek 2016-2017 81

Gambar 8. Salah satu yel-yel terkait visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 85

Gambar 9. Papan alokasi penggunaan dana BOS di lobby sekolah 87

Gambar 10. Kalender Pendidikan SD Negeri Kotagede 3 87

Gambar 11. Salah satu tata tertib yang terpasang di sudut kelas 89

Gambar 12. Dokumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) 91

Gambar 13. Papan Laporan Penggunaan Dana BOS oleh SD Negeri

Kotagede 3 92

Gambar 14. Salah faktor pendukung kebijakan sekolah berwawasan

lingkungan adalah partisipasi warga sekolah 94

Gambar 15. Masih ada siswa masih membeli makan dan minum di luar

sekolah ketika pulang sekolah. 96

Gambar 16. Buku Kurikulum SD Negeri Kotagede 3 99

Gambar 17. Pembelajaran membatik menggunakan zat pewarna alami 102

Gambar 18. Majalah dinding tempat memajang hasil karya siswa dalam

pembelajaran 102

Gambar 19. Angket kemampuan guru mengembangkan indikator dan

instrumen pembelajaran LH 106

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

xv

Gambar 20. Siswa aktif melaksanakan pengamatan lingkungan

sekitarnya untuk menemukan panjang, lebar dan luas benda-

benda di sekelilingnya 107

Gambar 21. Beberapa siswa kurang dapat mengikuti pembelajaran

menggunakan metode diskusi dengan tertib 109

Gambar 22. Daftar Kegiatan Partisipatif Siswa 113

Gambar 23. Kegiatan PHBS Siswa SD Negeri Kotagede 3 113

Gambar 24. Salah satu surat perjanjian kerja sama SD Negeri Kotagede 3 116

Gambar 25. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka 120

Gambar 26. Siswa membersihkan kebun kelas 120

Gambar 27. Bukti Kemitraan SD Negeri Kotagede 3 dengan Stasiun TV

RCTI 122

Gambar 28. Siswa mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan

pembuatan kompos oleh INSTIPER Yogyakarta 122

Gambar 29. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan penyuluhan

pembuatan pupuk kompos 126

Gambar 30. Siswa belum dapat berpartisipasi dalam kegiatan ‘Rasater’

dengan baik 127

Gambar 31. Surat pemberitahuan bantuan peralatan untuk lomba kantin

sehat 128

Gambar 32. Peraturan/ tata tertib kantin 132

Gambar 33. Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135

Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135

Gambar 35. Area kebun sekolah yang dihiasi oleh mural/ lukisan siswa 137

Gambar 36. Kantin sekolah sudah tidak menggunakan plastik sebagai

pembungusnya 138

Gambar 37. Wadah bekas makan siswa dikembalikan dan di cuci oleh

penjaga kantin 138

Gambar 38. Sapu berserakan di sudut salah satu kelas 140

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

xvi

Gambar 39. Masih ada siswa masih membeli makan dan minum di luar

sekolah ketika pulang sekolah 142

Gambar 40. Kantin sekolah yang penuh ketika istirahat 144

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Keterangan Reviewer 197

Lampiran 2. Lembar Observasi Catatan Anekdot 198

Lampiran 3. Instrumen Wawancara dengan Kepala Sekolah 199

Lampiran 4. Instrumen Wawancara dengan Guru Koordinator Kebijakan

Berwawasan Lingkungan 203

Lampiran 5. Instrumen Wawancara dengan Guru Koordinator Kurikulum

Berbasis Lingkungan 204

Lampiran 6. Instrumen Wawancara dengan Guru Koordinator Kegiatan

Berbasis Partisipatif 205

Lampiran 7. Instrumen Wawancara dengan Guru Koordinator Sarana dan

Prasarana Ramah Lingkungan 206

Lampiran 8. Instrumen Wawancara dengan Siswa 208

Lampiran 9. Instrumen Dokumentasi 211

Lampiran 10. Kondensasi Data Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah dan

Guru 212

Lampiran 11. Kondensasi Data Hasil Wawancara dengan Siswa 245

Lampiran 12. Kondensasi Data Hasil Observasi 289

Lampiran 13. Dokumentasi 305

Lampiran 14. Penyajian Data Triangulasi 315

Lampiran 15. Analisis Tujuan Program Adiwiyata 2016 350

Lampiran 16. RPP Terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup 357

Lampiran 17. Struktur Kurikulum 2006 (KTSP) dan 2013 (K13) 361

Lampiran 18. Contoh Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SD

Negeri Kotagede 3 363

Lampiran 19. Kemitraan SD Negeri Kotagede 3 366

Lampiran 20. Web Sekolah 368

Lampiran 21. Surat Keputusan Sekolah Adiwiyata Tahun 2016 369

Lampiran 22. Surat Izin Penelitian 373

Lampiran 23. Surat Keterangan Penelitian 374

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia hidup dan berinteraksi di dalam sebuah lingkungan. Lingkungan

mencakup semua benda hidup dan mati yang ada di dalam ruang yang ditempati

oleh makhluk hidup. Lingkungan dapat digambarkan sebagai tempat interaksi,

interrelasi dan interdependensi semua makhluk yang ada di bumi ini. Kondisi

lingkungan merupakan hal yang sudah seharusnya menjadi perhatian manusia saat

ini, khususnya untuk masyarakat Indonesia. Hal tersebut terjadi karena kerusakan

lingkungan banyak terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

menyatakan bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah

mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Kerusakan karena faktor alam seperti letusan gunung api, gempa bumi, tsunami

dan angin topan atau badai merupakan kerusakan lingkungan yang tidak dapat

dihindari. Namun, kerusakan lingkungan akibat faktor eksternal seharusnya dapat

ditekan.

Kerusakan lingkungan akibat faktor eksternal merupakan kerusakan akibat

oleh ulah manusia seperti pembangunan pabrik secara besar-besaran mau tidak

mau akan mengubah kondisi lingkungan disekitarnya misalnya pencemaran udara

karena cerobong asap. Contoh lainnya adalah penebangan hutan secara liar yang

berakibat pada erosi, tanah longsor dan banjir yang baru-baru ini marak terjadi di

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

2

Indonesia. Kerusakan yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi manusia

memang tidak sebesar kerusakan yang diakibatkan faktor alam, namun sekecil

apapun kerusakan yang ditimbulkan tidak dapat diabaikan begitu saja.

Dalam rangka mengubah perilaku dan tata laku seseorang atau sekelompok

manusia untuk memperhatikan lingkungan diperlukan program-program yang

mendidik terutama bagi anak-anak generasi penerus bangsa. Membangun

kehidupan yang berwawasan lingkungan bukanlah perkara mudah yang dapat

dilakukan secara instan. Perlu adanya sarana yang benar-benar tepat dan

dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Pendidikan merupakan jalur yang

tepat untuk menerapkan prinsip berkelanjutan dan etika lingkungan hidup.

Program Adiwiyata merupakan salah satu program pengelolaan lingkungan

hidup melalui jalur pendidikan. Program tersebut adalah program untuk

mewujudkan lingkungan belajar yang berlandaskan pada lingkungan hidup.

Program Adiwiyata ini merupakan program hasil kesepakatan kerja sama antara

Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Lingkungan hidup pada tahun

1996. Kesepakatan tersebut diperbaharui pada tahun 2005 dan 2010. Kementerian

Lingkungan Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui Program Adiwiyata pada tahun

2006. Pada awalnya program ini dilaksanakan oleh 10 sekolah di pulau jawa

sebagai model yang melibatkan perguruan tinggi dan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan hidup.

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

3

Menurut Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2013 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Adiwiyata, Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli

dan berbudaya lingkungan, sedangkan Program Adiwiyata adalah program untuk

mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Program Adiwiyata

merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kementerian Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Adiwiyata sendiri

mempunyai arti sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala

ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar

manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita‐cita

pembangunan berkelanjutan.

Program Adiwiyata diharapkan dapat menciptakan warga sekolah,

khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus

mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter

bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam

mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah. Program Adiwiyata menganut

sistem pemberian penghargaan yang merujuk pada kebijakan-kebijakan yang telah

ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud. Dengan

demikian sekolah yang berminat untuk mengikuti Program Adiwiyata tidak akan

merasa terbebani.

Program Adiwiyata ini memiliki 4 (empat) komponen dalam

pelaksanaannya yaitu: (1) kebijakan berwawasan lingkungan, (2) pelaksanaan

kurikulum berbasis lingkungan, (3) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

4

(4) pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Sesuai dengan Peraturan

Menteri Nomor 05 Tahun 2013 Program Adiwiyata ini dilandaskan pada prinsip

edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Komponen kebijakan berwawasan

lingkungan merupakan komponen yang berkaitan dengan kurikulum dan RKAS

(Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah). Komponen pelaksanaan kurikulum

berbasis lingkungan ini meliputi pelaku dalam kegiatan yaitu tenaga pendidik dan

peserta. Komponen kegiatan lingkungan berbasis partisipatif mencakup

pelaksanaan kegiatan yang melibatkan peran pihak lain. Komponen Pengelolaan

sarana pendukung ramah lingkungan mencakup ketersediaan dan kualitas sarana

dan prasarana.

Komponen kebijakan berwawasan lingkungan berkaitan dengan kurikulum,

namun perubahan kurikulum yang diterapkan tidak berdampak buruk pada

pelaksanaan Program Adiwiyata. Program Adiwiyata tetap dapat dilaksanakan

meskipun terdapat perubahan kurikulum. Program Adiwiyata merupakan program

pendidikan lingkungan hidup melalui pendidikan formal yang dapat dilaksanakan

dalam kurikulum manapun. Namun demikian, standar Program Adiwiyata yang

berkaitan dengan kurikulum disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan

sehingga terdapat kesesuaian pelaksanaan Program Adiwiyata dengan kurikulum

yang digunakan.

Sekolah Adiwiyata Mandiri saat ini terdapat 111 sekolah, sedangkan

Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional sejumlah 489 sekolah. Pada tingkat Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) terdapat 5 sekolah dasar (SD) yang memiliki

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

5

gelar penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi D.I.Y pada tahun 2016.

Sekolah Dasar (SD) Negeri Kotagede 3 yang terletak di Jalan Pramuka Sidikan,

Kota Yogyakarta, D.I.Yogyakarta, 55161 merupakan salah satu Sekolah

Adiwiyata tingkat Provinsi Yogyakarta. SD Negeri Kotagede 3 merupakan

Sekolah Adiwiyata tingkat Kota Yogyayakarta 2014, kemudian mendapatkan

penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi peringkat IV pada tahun

2016. Pada tahun 2017, SD Negeri Kotagede 3 mempersiapkan dan mengajukan

diri untuk menuju Sekolah Adiwiyata tingkat nasional. Dalam upaya untuk

menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat nasional, sekolah harus lolos baik dalam

berkas maupun visitasi yang dilakukan oleh Tim Adiwiyata Nasional.

Program Adiwiyata bukan program yang dapat dilakukan secara instan

melainkan harus dilakukan secara berkelanjutan. Hal tersebut dikarenakan

program adiwiyata merupakan program pembiasaan upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup sehingga terbentuk perilaku warga sekolah yang

peduli terhadap keadaan lingkungan hidup. Oleh karena itu, diperlukan

perencanaan yang matang sehingga pelaksanaan program dapat berjalan dengan

baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan studi pendahuluan di SD Negeri Kotagede 3 pada 2 dan 3

Maret 2017 ditemukan bahwa lingkungan sekitar SD Negeri Kotagede 3 bersih

dan tertata dengan rapi, tidak adanya sampah plastik di kantin sekolah, tanaman-

tanaman di SD Negeri Kotagede 3 tertata dengan rapi karena adanya peraturan

mengenai pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup di sekitar sekolah.

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

6

Kegiatan-kegiatan pembelajaran di SD Negeri Kotagede 3 juga disesuaikan

dengan pendidikan lingkungan hidup. Kegiatan pembelajaran memanfaatkan

lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar siswa dan juga sebagai sarana

siswa untuk menerapkan ilmu tentang lingkungan yang telah didapatkannya. SD

Negeri Kotagede 3 sendiri terletak di lingkungan yang tak jauh dari pemukiman

warga dan dekat dengan lingkungan persawahan.

Kebijakan yang diterapkan di Sekolah Adiwiyata seyogyanya memiliki

wawasan lingkungan. Kebijakan tersebut merupakan aturan-aturan yang

digunakan dalam operasional kegiatan sekolah berkaitan dengan upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kebijakan tersebut dapat

tertuang dalam visi, misi dan tujuan sekolah serta dalam kurikulum yang

digunakan di sekolah tersebut. SD Negeri Kotagede 3 pada tahun ajaran 2016/

2017 menggunakan Kurikulum 2013 untuk kelas 1 dan 4, sedangkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas 2, 3, 5, dan 6. Penerapan

Kurikulum 2013 akan dilakukan secara bertahap seiring dengan pergantian tahun

ajaran baru sehingga semua kelas akan menggunakan Kurikulum 2013.

Kurikulum manapun yang digunakan di Sekolah Adiwiyata dalam

pembelajarannya memuat pendidikan lingkungan hidup. Pada dasarnya kurikulum

yang digunakan berbasis pada lingkungan.

Selain kebijakan dan kurikulum, kegiatan sekolah yang melibatkan

partisipasi siswa dalam gerakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

merupakan hal yang wajib ada di Sekolah Adiwiyata. Kegiatan siswa di SD

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

7

Negeri Kotagede 3 antara lain seperti piket harian di dalam kelas, piket

membersihkan lingkungan sekitar kelas, Kecil Menanam Dewasa Memanen

(KMDM), dokter kecil, ecobricks, pembuatan pupuk daun, lomba kebersihan

antar kelas dan lain sebagainya. Kebijakan berwawasan lingkungan, kurikulum

berbasis lingkungan dan kegiatan lingkungan di sekolah berbasis partisipatif

sudah seharusnya diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai dan

ramah lingkungan. Sarana dan prasarana tersebut meliputi sarana dan prasarana

untuk mengatasi masalah lingkungan maupun sarana dan prasarana untuk

menunjang pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini

bermaksud untuk meneliti implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri

Kotagede 3 pada tahun ajaran 2016/ 2017.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. kebijakan berwawasan lingkungan berupa kegiatan-kegiatan dalam Program

Adiwiyata,

2. kurikulum berbasis lingkungan dan pelaku dalam kegiatan Adiwiyata,

3. kegiatan lingkungan berbasis partisipatif berupa kesadaran melaksanakan

kewajiban menjaga lingkungan, dan

4. pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yang meliputi ketersediaan

dan kualitas sarana dan prasarana penunjang Program Adiwiyata.

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

8

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, fokus penelitian ini

terdapat pada implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 tahun

ajaran 2016/ 2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 pada

tahun ajaran 2016/2017?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi Program Adiwiyata

di SD Negeri Kotagede 3 tahun ajaran 2016/ 2017?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini yaitu untuk

sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan dan memaknai implementasi Program Adiwiyata di SD

Negeri Kotagede 3 pada tahun ajaran 2016/ 2017.

2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat implementasi Program

Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 pada tahun ajaran 2016/ 2017.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembang

pendidikan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Adiwiyata secara

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

9

nyata sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan atau

pengayaan Program Adiwiyata.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai sumber refleksi dan evaluasi pelaksanaan Program Adiwiyata yang

telah dilakukan dan bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana kegiatan dan

anggaran sekolah mengenai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Program

Adiwiyata.

b. Bagi Guru

Sebagai pedoman guru untuk melakukan berbagai kegiatan berbasis

lingkungan dalam pembelajaran sebagai salah satu kegiatan dalam Program

Adiwiyata.

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

10

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Adiwiyata

Lingkungan merupakan tempat hidup manusia dengan segala interaksinya.

Menurut Mulyanto (2007: 1) Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang

mempengaruhi suatu organisme; faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup

(biotic factor), atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor). Faktor

organisme meliputi manusia, hewan dan tumbuhan, sedangkan faktor tidak hidup

misalnya suhu, curah hujan, angin, dan arus laut. Sedangkan Mujiharto, Fauzan

dan Eko (2007: 87) mengartikan lingkungan sebagai tempat kita (manusia) berada

atau tinggal, bahkan bumi ini juga dinamakan dengan lingkungan.

Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 32 tahun 2009

bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan digambarkan sebagai tempat

interaksi, interrelasi dan interdependensi semua benda hidup dan mati yang ada di

bumi ini. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa Lingkungan hidup merupakan

lingkungan tempat manusia hidup dan berinteraksi sehari-hari meliputi semua

faktor biotik (hewan dan tumbuhan) dan faktor abiotik (tanah, udara, dan air)

dalam kehidupan manusia.

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

11

Isu lingkungan merupakan permasalahan yang menjadi bahasan oleh

berbagai negara dunia termasuk Indonesia pada saat ini. Terjadi penurunan

kualitas lingkungan hidup yang mengancam kelangsungan hidup manusia dan

makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu diperlukan sebuah gerakan yang

mengedepankan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH).

Pendidikan dianggap menjadi salah satu sarana atau media untuk menggerakkan

roda PPLH dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan. Gerakan PPLH dalam dunia pendidikan sering kali

disebut sebagai pendidikan lingkungan hidup (PLH).

Pendidikan lingkungan hidup terdiri atas dua hal yaitu pendidikan dan

lingkungan hidup. Pendidikan atau edukasi berasal dari bahasa Latin ‘educare’

yang berarti pembimbingan secara berkelanjutan (Suhartono, 2008: 15). Dari arti

tersebut mencerminkan pendidikan sebagai sebuah usaha untuk membimbing

manusia menjadi pribadi yang lebih baik secara terus-menerus secara lahir

maupun batin dan dapat dilakukan secara individual maupun sosial. Driyarkara

(Siswoyo, dkk, 2013: 21) menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha

memanusiakan manusia muda. Manusia muda yang dimaksud adalah manusia

yang belum sempurna, masih tumbuh dan berkembang, dan dipersiapkan untuk

tumbuh dan berkembang menjadi manusia seutuhnya yang utuh dalam potensi

maupun wawasannya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Maida (2012: 9) bahwa

pendidikan dapat definisikan sebagai upaya humanisasi atau memanusiakan

manusia agar dapat bereksistensi sesuai martabatnya sebagai manusia.

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

12

Lingkungan hidup tidak hanya tentang keadaan lingkungan di sekitarnya

tetapi juga mengetahui masalah yang terjadi, apa penyebabnya, bagaimana cara

mengatasi, dan cara mencegah suatu permasalahan yang berkaitan dengan

lingkungan. Dengan begitu pendidikan lingkungan hidup memiliki makna

pembimbingan terencana secara fisik maupun nonfisik kepada manusia menjadi

pribadi yang paham dan memiliki wawasan mengenai lingkungan hidup dan

bagaimana melindungi dan mengelolanya dengan baik. Hal tersebut didukung

pernyataan Daryanto & Suprihatin (2013: 2) yang menyatakan Pendidikan

lingkungan hidup (Environmental Education) merupakan pendidikan yang

mengedepankan wawasan lingkungan kepada peserta didik. Pendidikan

lingkungan hidup adalah proses membangun manusia yang sadar dan peduli

lingkungan secara keseluruhan termasuk masalah-masalah yang ada di lingkungan

saat ini dan pemecahannya serta bagaimana cara penanggulangan yang tepat agar

tidak muncul masalah baru.

Generasi muda menjadi sasaran utama dalam pembentukan karakter peduli

lingkungan dalam rangka mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan. Hal tersebut sesuai dengan Salim (1985: 217) yang

menyebutkan bahwa generasi berusia muda adalah generasi yang paling

berkepentingan dalam pelaksanaan eco-development. Eco-development adalah

pembangunan dengan mengedepankan pengembangan lingkungan hidup. Salim

(1985: 218-19) menyebutkan bahwa generasi muda memiliki tahapan dalam

penghayatan lingkungan hidup, yaitu tahap mengenal berbagai masalah

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

13

lingkungan, tahap pembangkitan kesadaran lingkungan, tahap keterlibatan secara

langsung dalam penanggulangan pencemaran dan masalah lingkungan, serta tahap

peranan generasi muda sebagai motivator lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.

Pendidikan lingkungan hidup terbagi atas 3 (tiga) area, yaitu pendidikan

lingkungan hidup formal, pendidikan lingkungan hidup informal, dan pendidikan

lingkungan hidup nonformal (Daryanto & Suprihatin, 2013: 20). Pendidikan

lingkungan hidup formal merupakan kegiatan lingkungan hidup yang dilakukan di

sekolah formal baik tingkat dasar, menengah, dan tinggi secara terstruktur dan

berjenjang dalam sebuah kurikulum. Pendidikan lingkungan hidup informal

dilakukan diluar sekolah secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan lingkungan

hidup nonformal dilakukan diluar sekolah secara tidak terstruktur dan tidak

berjenjang. Program Adiwiyata sendiri termasuk dalam pendidikan lingkungan

hidup formal di tingkat dasar dan menengah secara terstruktur dan berjenjang

dalam kurikulum.

Adiwiyata merupakan sebuah program yang berkaitan dengan perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup. Program ini merupakan hasil tindak lanjut dari

kesepakatan Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Lingkungan

Hidup. Kesepakatan kerjasama antara Departemen Pendidikan Nasional dan

Kementerian Lingkungan Hidup terjadi pada tahun 1996 yang diperbaharui pada

tahun 2005 dan 2010. Program Adiwiyata merupakan program pendidikan

lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang

dikembangkan sejak tahun 2006.

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

14

Adiwiyata memiliki makna tempat yang baik dan ideal dimana dapat

diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang menjadi

dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan terwujudnya cita-cita

pembangunan berkelanjutan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012: 3). Dengan

begitu, Program Adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang

mampu mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Hal tersebut sesuai

dengan Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Program Adiwiyata yang menggambarkan Program Adiwiyata sebagai program

untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Dengan

demikian Adiwiyata dapat dikatakan sebagai sarana pendidikan lingkungan hidup.

Program Adiwiyata dibentuk untuk mempercepat pengembangan

pendidikan lingkungan hidup (PLH) formal tingkat sekolah dasar dan menengah.

Selain itu, juga merupakan sarana untuk mengembangkan karakter cinta atau

peduli lingkungan pada anak-anak generasi penerus bangsa sehingga paham isu

lingkungan dan mengetahui bagaimana cara menangani sertas mencegah masalah

baru muncul. Sebagai sarana pengembang pendidikan lingkungan hidup,

Adiwiyata memperkuat salah satu pilar pembangunan nasional. Pilar

pembangunan nasional berkelanjutan menurut Budiati (2014: 20) meliputi: (1)

ekonomi, (2) sosial, dan (3) lingkungan hidup. Adiwiyata merupakan penguat dari

pilar lingkungan hidup. Pilar lingkungan hidup menekankan pada pengelolaan

sumber daya alam (SDA) dan lingkungan berkelanjutan (Daryanto & Suprihatin,

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

15

2013: 6). Oleh karena itu, Program Adiwiyata meliputi kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan dan partisipatif.

Inti dari pendidikan lingkungan hidup adalah kesadaran diri seseorang.

kesadaran diri seseorang memang tidak mudah untuk didapatkan dan melalui

proses yang berkelanjutan, terus berkembang dan meluas dari satu tahap ke tahap

yang lainnya. Proses menuju kesadaran lingkungan hidup itulah pendidikan

lingkungan hidup. Oleh karena itu pelaksanaan Program Adiwiyata yang

merupakan salah cara pendidikan lingkungan hidup di sekolah formal harus

benar-benar direncanakan dengan matang dan terkonsep sehingga esensi dari

Program Adiwiyata tentang pendidikan berwawasan lingkungan yang melibatkan

partisipasi aktif pelaksana kegiatan dapat tersampaikan dengan baik.

2. Tujuan Adiwiyata

Tujuan Program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang

bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012). Program Adiwiyata

menuntut setiap individu dalam lingkungan sekolah untuk berpartisipasi secara

aktif dalam kegiatan lingkungan yang diselenggarakan. Sedangkan menurut

Gunawan (2016), tujuan dari Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi

ideal bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah

(guru, siswa dan karyawan). Dengan begitu sekolah dapat bertanggung jawab

dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

16

berkelanjutan. Sejalan dengan hal tersebut Harris & Afdaliah (2016: 318)

mengungkapkan bahwa “The program is aimed at involving every school member

in school activities that focus on creating healthy environment, environmentally

friendly behavior and avoiding negative impact of the environment”. Dengan

begitu tujuan Program Adiwiyata adalah untuk mengikutsertakan setiap warga

sekolah dalam rangka mewujudkan lingkungan sehat dan membentuk perilaku

peduli lingkungan serta menghindari kerusakan pada lingkungan sekitarnya.

Dengan melaksanakan Program Adiwiyata warga sekolah terutama peserta

didik akan lebih akrab dengan kegiatan lingkungan untuk menciptakan perilaku

peduli dan berbudaya lingkungan. Selain itu juga untuk membentuk, mendukung

dan mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter terhadap bidang

ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

World Commision for Environment and Develompment atau WCED

(Sastrapradja, 2010: 5), pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk

memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi-

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembangunan

bekelanjutan ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan sumber daya yang

ada secara bijak dalam pemenuhan kebutuhan yang diperlukan saat ini.

Pembangunan berkelanjutan digambarkan sebagai perpaduan sistem terencana

antara kehidupan manusia dengan alam. Sejalan dengan hal tersebut, Budiati

(2014: 20) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan dilaksanakan untuk

mencapai kesejahteraan generasi sekarang dan di masa yang akan datang dengan

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

17

bersendikan pada pembangunan ekonomi, sosial budaya serta lingkungan hidup

yang berimbang sebagai pilar-pilar yang saling tergantung dan memperkuat satu

sama lain. Sendi pembangunan ekonomi dan sosial budaya merupakan sistem

kehidupan manusia sementara lingkungan hidup merupakan sistem kehidupan

alam. Namun demikian, sistem kehidupan manusia dan sistem kehidupan alam

merupakan sebuah kesatuan yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

Indonesia aktif membahas dan berperan aktif dalam mengatasi kemerosotan

kualitas lingkungan hidup sejak adanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

Pembangunan Berkelanjutan atau World Summit on Sustainable Development

(WSSD) yang diadakan di Johannesburg pada tahun 2002. Pembangunan

berkelanjutan menekankan pada bagaimana menggunakan sarana pemenuhan

kebutuhan saat ini secara bijak sehingga tidak berdampak buruk pada pemenuhan

kebutuhan di masa yang akan datang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

Program Adiwiyata memiliki tujuan untuk menanamkan sikap peduli/ cinta

lingkungan pada anak-anak sekolah hingga mencapai kesadaran lingkungan hidup

dan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada secara bijak.

Tujuan Program Adiwiyata sejalan dengan tujuan dari pendidikan

lingkungan hidup yang dijabarkan oleh Daryanto & Suprihatin (2013: 11-12)

kedalam 6 (enam) kelompok, yaitu kesadaran, pengetahuan, sikap, keterampilan

partisipasi, dan evaluasi. Hal yang sama diungkapkan oleh Harris & Afdaliah

(2016: 313-314) mengenai PLH yang membuat tujuan dalam beberapa kategori

yaitu awareness, knowledge, attitude, skill, participation, dan evaluation. Tujuan

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

18

pendidikan lingkungan hidup dalam kelompok kesadaran/ awareness

dimaksudkan untuk mendorong kesadaran dan kepekaan individu terhadap

lingkungan disekelilingnya. Hal ini sejalan dengan Program Adiwiyata yang

ditujukan untuk menanamkan sikap peduli lingkungan sejak dini. Dalam

kelompok pengetahuan (knowledge), pendidikan lingkungan hidup diharapkan

mampu memberikan pengalaman dan pemahaman dasar tentang lingkungan dan

masalahnya. Dalam kelompok sikap (attitude) ditujukan untuk membentuk sikap

peduli dan peran serta secara aktif dalam peningkatan dan perlindungan

lingkungan.

Pendidikan lingkungan hidup juga dimaksudkan untuk mengembangkan

keterampilan (skill) individu dalam mengidentifikasi dan mencari solusi

permasalahan lingkungan disekitarnya. Tujuan partisipasi (participation)

pendidikan lingkungan hidup berkaitan dengan tujuan sikap pendidikan

lingkungan hidup yaitu untuk mendorong peran serta secara aktif masing-masing

individu dalam gerakan-gerakan pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan terakhir

yang dijabarkan oleh Daryanto & Suprihatin dan Harris & Afdaliah adalah

evaluasi (evaluation), yaitu agar dapat mendorong setiap individu memiliki

kemampuan mengevaluasi pengetahuan lingkungan baik dari segi ekologi, sosial,

ekonomi, politik, dan faktor-faktor pendidikan.

Tujuan-tujuan pendidikan lingkungan hidup yang dijabarkan oleh Daryanto

& Suprihatin serta Harris & Afdaliah memiliki kaitan erat dengan tujuan dari

Program Adiwiyata baik dari segi kesadaran, pengetahuan, sikap, keterampilan,

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

19

partisipasi, dan evaluasi. Dapat dikatakan bahwa Program Adiwiyata memiliki

tujuan yang sama dengan pendidikan lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan

Program Adiwiyata merupakan salah satu bagian atau program yang mendukung

perkembangan pendidikan lingkungan hidup saat ini, khususnya pendidikan

lingkungan hidup sekolah formal.

Puspita R (bp2sdm.menlhk.go.id, 2015) menyatakan bahwa tujuan Sekolah

Adiwiyata adalah untuk membentuk masyarakat sekolah yang peduli dan

berbudaya lingkungan dengan menciptakan sekolah yang lebih baik sehingga

menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah dalam upaya

pelestarian lingkungan hidup. Program Adiwiyata juga bertujuan untuk

mendorong dan membantu sekolah melaksanakan upaya pemerintah dalam

pelestarian dan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, dan warga

sekolah turut bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup

dan pembangunan berkelanjutan. Pada dasarnya Program Adiwiyata bertujuan

untuk memberikan pendidikan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan kepada peserta didik sehingga dapat memberikan

manfaat baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Dalam

lingkup yang lebih luas, Adiwiyata bertujuan untuk mendorong sekolah-sekolah

di Indonesia ikut serta melaksanakan upaya-upaya pemerintah menuju pelestarian

lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang

maupun yang akan datang. Sistem pengelolaan atau manajemen yang baik dan

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

20

sesuai dengan prinsip Adiwiyata dari semua pihak yang terlibat sangat dibutuhkan

dalam Program Adiwiyata.

3. Pelaksana Adiwiyata

Pelaksana atau pelaku dalam sebuah program merupakan kunci utama dari

kesuksesan sebuah program. Sistem yang baik perlu diimbangi dengan tim

pelaksana yang mampu menjalani rangkaian program dengan baik. Program

Adiwiyata merupakan program pendidikan lingkungan yang menuntut partisipasi

dan atau keikutsertaan secara aktif dari para pelaksana program. Tim pelaksana

Program Adiwiyata terdiri atas 4 (empat) tim. Keempat tim tersebut adalah tim

nasional, tim provinsi,tim kabupaten/ kota, dan tim sekolah.

Setiap tim memiliki unsur dan peran serta tugas masing-masing. Peran dan

tugas tersebut harus dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing pihak

sehingga mampu mewujudkan sistem pendidikan lingkungan hidup yang baik

melalui Program Adiwiyata. Berikut ini adalah penjelasan secara lebih rinci

mengenai tim pelaksana Program Adiwiyata.

a. Tim Nasional

Tim nasional adalah tim pelaksana Program Adiwiyata yang ditetapkan oleh

Kementerian Lingkungan hidup melalui Surat Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup. Tim nasional ini terdiri atas Kementerian Lingkungan Hidup

yang bertindak sebagai koordinator, kemudian terdapat Kementerian Pendidikan

Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, LSM pendidikan

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

21

lingkungan, perguruan tinggi, media dan swasta. Peran dan tugas pokok tim ini

adalah sebagai berikut (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012: 5-6).

“Mengembangkan kebijakan, program, panduan, materi pembinaan dan

instrumen observasi, melakukan koordinasi dengan Pusat Pengelolaan

Ekoregion (PPE) dan provinsi, melakukan sosialisasi program dengan

provinsi, melakukan bimbingan teknis kepada Tim provinsi dalam rangka

pembinaan sekolah, menetapkan penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat

nasional, dan melakukan evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan Program

Adiwiyata kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup tembusan kepada

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.”

Dengan begitu, peran dan tugas dari Tim Nasional terkait dengan

perencanaan Program Adiwiyata secara umum termasuk kebijakan, panduan,

materi, dan instumen observasi. Tim Nasional juga bertanggungjawab akan

pelaksanaan progam Adiwiyata mulai dari sosialisasi dan pembinaan tim provinsi

hingga evaluasi dan pelaporan kegiatan Adiwiyata secara umum.

b. Tim Provinsi

Tim Provinsi adalah tim pelaksana Program Adiwiyata yang ditetapkan oleh

gubernur melalui Surat Keputusan Gubernur. Badan Lingkungan Hidup Provinsi

berperan sebagai koordinator dengan anggota Dinas Pendidikan, Kanwil Agama,

LSM pendidikan lingkungan, media massa, perguruan tinggi dan swasta. Adapun

peran dan tugas pokok dari tim ini adalah sebagai berikut (Kementerian

Lingkungan Hidup, 2012: 6).

“Peran dan tugas pokok tim Adiwiyata provinsi adalah mengembangkan

Program Adiwiyata tingkat provinsi, koordinasi dengan kabupaten/ kota,

melakukan sosialisasi program ke kabupaten/ kota, bimbingan teknis kepada

kabupaten/ kotadalam rangka pembinaan sekolah, membuat pilot project

untuk 4 satuan pendidikan yang berbeda (SD, SMP, SMA, SMK) setiap

provinsi, menetapkan penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi, dan

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

22

melakukan evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan Program Adiwiyata

kepada Gubernur tembusan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup.”

Tugas tim Adiwiyata tingkat provinsi adalah mengembangkan Program

Adiwiyata di tingkat provinsi untuk kemudian melakukan pembinaan dan

penghargaan kepada Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi. Tim ini berperan dalam

melakukan sosialisasi program adiwiyata yang telah dikembangkan kepada tim

adiwiyata tingkat kabupaten/ kota. Tim provinsi juga memiliki tanggungjawab

untuk melakukan evaluasi dan memberikan laporan keterlaksanaan Program

Adiwiyata kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Negara

Lingkungan Hidup. Tim Adiwiyata tingkat provinsi memiliki peran dalam pilot

project Program Adiwiyata di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK).

c. Tim Kabupaten/ Kota

Tim Kabupaten/ Kota ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati/

Walikota dengan Badan Lingkungan Kabupaten/ Kota sebagai koordinator.

Lembaga lain dalam tim tingkat Kabupaten/ Kota ini adalah Dinas pendidikan,

Kantor agama, LSM pendidikan lingkungan, media, perguruan tinggi, swasta, dan

Sekolah Adiwiyata mandiri. Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 7)

menjelaskan peran dan tugas pokok dari tim kabupaten/ kota sebagai berikut.

1) Mengembangkan dan melaksanakan Program Adiwiyata tingkat Kabupaten/

Kota.

2) Melakukan sosialisasi Program Adiwiyata.

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

23

3) Membuat pilot project pada 4 (empat) satuan pendidikan yang berbeda (SD,

SMP, SMA, dan SMK) Kabupaten/ Kota.

4) Menetapkan penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten/ Kota.

5) Melaksanakan evaluasi dan laporan pelaksanaan Program Adiwiyata kepada

Bupati/ Walikota tembusan Badan Lingkungan Hidup Provinsi.

d. Tim Sekolah

Tim sekolah ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah dan terdiri

atas guru, siswa dan komite sekolah. Peran dan tugas pokoknya adalah sebagai

berikut (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012: 7).

1) Mengkaji kebijakan, kurikulum, kegiatan, dan sarana prasarana sekolah.

2) Membuat rencana kerja dan anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian, dengan

disesuaikan pada komponen, standar, dan implementasi Adiwiyata.

3) Melaksanakan rencana kerja sekolah.

4) Melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kepada kepala sekolah

tembusan badan lingkungan hidup Kabupaten/ Kota dan Instansi terkait.

Dari penjabaran tersebut dapat dilihat bahwa setiap tim memiliki

keanggotaan, peran, dan tugas pokok masing-masing. Meski demikian tim-tim

tersebut saling terkait satu sama lain untuk bekerja sama secara sinergis sehingga

tercipta sebuah sistem yang baik dan keberhasilan dari Program Adiwiyata.

4. Prinsip Adiwiyata

Prinsip Adiwiyata merupakan pedoman dasar pelaksanaan Program

Adiwiyata. Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2013

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

24

Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, Program Adiwiyata

diaksanakan berdasarkan pada 3 (tiga) prinsip dasar yaitu: a) edukatif, b)

partisipatif, dan c) berkelanjutan. Sedangkan dalam panduan Adiwiyata

(Kementerian Lingkungan Hidup, 2012: 3-4) terdapat 2 (dua) prinsip dasar

pelaksanaan Program Adiwiyata yaitu prinsip partisipatif dan berkelanjutan.

Prinsip edukatif tidak dimasukkan kedalam prinsip pelaksanaan Program

Adiwiyata karenakan Program Adiwiyata dilakukan di lingkungan pendidikan

(sekolah) dimana tujuannya jelas untuk mengedukasikan atau mendidik siswa

terutama mengenai karakter peduli lingkungan. Edukatif sendiri memiliki makna

bahwa seluruh kegiatan memiliki tujuan yang bersifat mendidik.

Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 3) menggambarkan prinsip

partisipatif dimana semua unsur komunitas sekolah terlibat dalam manajemen

sekolah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai

tanggungjawab dan peran masing-masing. Budiati (2014: 122) menyatakan bahwa

partisipasi masyarakat dalam pembangunan lingkungan hidup mutlak diperlukan

karena tanpa adanya partisipasi masyarakat, pembangunan hanyalah menjadikan

obyek semata. Hal ini juga berlaku dalam Program Adiwiyata di sekolah.

Partisipasi dari setiap pihak sangat dibutuhkan agar pelaksanaan program ini

berjalan secara lancar dan memiliki sinergi yang baik. Setiap pihak dalam

komunitas ditempatkan sebagai subyek pelaksana program sehingga diharapkan

memiliki kesadaran, kepedulian dan berperan secara aktif dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, monitoring hingga evaluasi program.

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

25

Prinsip partisipatif dalam kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan Program Adiwiyata sejalan dengan pendekatan Atur-Diri-Sendiri

(ADS) yang disampaikan oleh Soemarwoto (2001: 107-108) yang memperhatikan

karakter egoistis manusia untuk meminimalisir bentrokan antaa pengelolaan

lingkungan hidup dengan egoisme. Pendekatan ADS dalam pembangunan

lingkungan menekankan bahwa tanggungjawab dalam menjaga kepatuhan dan

penegakan hukum perlindungan lingkungan terletak pada masyarakat. Pendekatan

ADS dalam pembangunan lingkungan dan prinsip partisipatif memiliki kesamaan

mengenai keikutsertaan, peran dan tanggung jawab pihak terkait dalam menjaga

dan mengelola lingkungan secara bijak.

Prinsip berkelanjutan memiliki makna kontinuitas pelaksanaan kegiatan.

Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 4) menyatakan prinsip berkelanjutan

bahwa seluruh kegiatan dilakukan secara terencana dan terus menerus secara

komprehensif. Dalam artian Program Adiwiyata bukanlah sebuah program hanya

dilakukan pada saat itu tetapi harus memiliki kelanjutan kegiatan sebagai bentuk

tindak lanjut atas kegiatan yang sudah dilakukan. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa Program Adiwiyata terus berkembang.

Prinsip berkelanjutan dalam Program Adiwiyata ini sejalan dengan program

pembangunan berkelanjutan yang dirumuskan pemerintah sebagai bentuk

pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak

pemenuhan kebutuhan generasi mendatang (Budiati, 2014: 20). Prinsip

berkelanjutan ini menggambarkan perencaaan terstruktur yang akan dilakukan

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

26

manusia pada saat ini dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Apa yang baik

dilakukan pada masa ini dilakukan terus-menerus dan memberikan dampak yang

baik pada keadaan di masa yang akan datang.

5. Komponen Adiwiyata

Untuk mencapai tujuan Program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat)

komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai Sekolah

Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah sebagai berikut (Peraturan

Menteri Nomor 05 tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program

Adiwiyata).

a. Aspek kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan.

b. Aspek kurikulum sekolah berbasis lingkungan.

c. Aspek kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.

d. Aspek pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Penjelasan mengenai keempat komponen Adiwiyata dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi kegiatannya akan dijabarkan sebagai berikut ini.

a. Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan

Pada umumnya sebuah program memerlukan sebuah pengelolaan atau

manajemen. Manajemen memiliki arti sebagai sebuah proses, sebagai sebuah

kolektivitas kumpulan orang yang melakukan kegiatan pengelolaan, dan sebagai

sebuah seni dan ilmu (Indrastuti, dkk, 2009: 95). Hal ini menunjukkan bahwa

manajemen atau pengelolaan bukan hanya sekedar melaksanakan suatu program

tetapi memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan hal-hal

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

27

yang berkaitan dengan tujuan dari pengelolaan itu sendiri. Ismawanto (2009: 95)

menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu tindakan untuk mengurus,

mengatur, mengarahkan, mengemudikan, menjalankan, membina, memimpin, dan

melakukan pengawasan. Semua kegiatan dalam manajemen saling terkait satu

sama lain sehingga menciptakan kinerja yang rapi dan berjalan dengan baik.

Amirin, dkk (2013: 7-8) juga mengungkapkan bahwa manajemen dapat

diartikan sebagai proses atau kegiatan untuk menyelenggarakan atau

melaksanakan sesuatu. Manajemen sebuah program mudahnya adalah pengaturan

sebuah program yang terbagi atas tiga hal, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan

Evaluasi. Begitu pula dalam komponen program adiwiyata kebijakan sekolah

berwawasan lingkungan diperlukan sebuah manajemen yang terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1) Perencanaan

Perencanaan atau Planning adalah kegiatan menyusun rencana tindakan

yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Ismawanto

(2009: 101) menyebutkan bahwa perencanaan adalah pemilihan fakta dan usaha

menghubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat

perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa

yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang

dikehendaki. Dengan kata lain, perencanaan berkaitan dengan tujuan yang akan

dicapai dengan waktu untuk mencapainya. Hal tersebut diperkuat pendapat Sa’ud

& Makmun (2006: 17) bahwa perencanaan adalah proses penyusunan berbagai

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

28

keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan.

Indrastuti, dkk (2009: 102) menyebutkan bahwa perencanaan yang baik

adalah perencanaan yang mengandung unsur 5W dan 1H, yaitu what (apa), why

(mengapa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), dan how (bagaimana).

Pada intinya perencanaan adalah kegiatan untuk menyusun sebuah strategi yang

akan digunakan pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Perencanaan juga meliputi tahap pengorganisasi atau pengelompokkan

atau pembagian kerja. Pembagian kerja menimbulkan sebuah struktur organisasi,

dan dari struktur organisasi tersebut memunculkan hal, kewajiban dan tanggung

jawab kerja sesuai dengan porsinya untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Sa’ud & Makmun (2006: 27) memaparkan hal-hal yang tidak bisa lepas dari

perencanaan yaitu tujuan yang akan dicapai, keadaan yang akan dicapai, keadaan

sekarang, alternatif kebijakan dan prioritas, dan strategi pencapaian tujuan.

Berdasarkan hal tersebut maka perencanaan seharusnya memiliki target dan cara

pencapaian target secara rinci.

Kebijakan disusun untuk menciptakan keadaan yang mendukung dan sesuai

dengan tujuan sebuah program. Rohman (2012: 86) menyebutkan kebijakan

dalam pendidikan atau educational policy sebagai sebuah keputusan berupa

pedoman bertindak yang disusun melalui proses politik untuk suatu arah tindakan,

program, serta rencana-rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan.

Mudahnya kebijakan pendidikan adalah kebijakan yang mengatur penyerapan

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

29

sumber, alokasi, dan distribusi sumber, serta pengaturan perilaku dalam

pendidikan. Kebijakan pendidikan lingkungan hidup diciptakan untuk mendorong

semua pihak berperan serta dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup

dan pelestarian lingkungan hidup (Daryanto & Suprihatin, 2013: 21), maka

kebijakan sekolah berwawasan lingkungan merupakan pedoman/ aturan

penyelenggaran pendidikan yang mengandung tujuan, rancangan, dan aturan

dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah yang terkait dengan

lingkungan agar sejalan dengan tujuan dari Program Adiwiyata.

Perumusan kebijakan dalam dunia pendidikan dapat dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan tertentu. Rohman (2012: 91-94) menjelaskan

pendekatan yang digunakan dalam perumusan kebijakan pendidikan dapat berupa

social demand approach dan man-power approach. Social demand approach

adalah pendekatan yang berdasarkan pada aspirasi, tuntutan, dan kepentingan

masyarakat. Sementara man-power approach lebih menekankan pada kemampuan

SDM. Hal tersebut sesuai dengan yang dipaparkan oleh Sa’ud & Makmun (2006:

233-247) mengenai pendekatan perumusan kebijakan pendidikan meliputi

pendekatan kebutuhan sosial, kebutuhan ketenagakerjaan, dan efisiensi biaya.

Dengan begitu, pendekatan yang digunakan dalam perumusan kebijakan dalam

dunia pendidikan dapat berupa pendekatan kebutuhan sosial (social demand),

kebutuhan ketenagakerjaan (man-power), dan efisiensi biaya.

Perencanaan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan juga berkaitan

dengan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). RKAS tidak hanya

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

30

merencanakan kegiatan pengelolaan dan perlindungan lingkungan tetapi juga

tentang alokasi dana yang digunakan dalam kegiatan yang direncanakan. Oleh

karena itu, sumber dana merupakan salah satu pertimbangan dalam penyusunan

RKAS. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pasal 15 menerangkan bahwa

pendanaan pelaksanaan Program Adiwiyata dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah provinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/ kota.

Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 8) menyatakan bahwa pendanaan

Program Adiwiyata diperoleh dari berbagai sumber yaitu Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Provinsi dan Kabupaten/ Kota dan sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa anggaran

dana dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah merupakan sumber

utama pendanaan pelaksanaan Program Adiwiyata.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan merupakan hal yang sangat penting setelah

perencanaan selesai disusun. Pelaksanaan merupakan tindakan nyata dari kegiatan

yang telah disusun sedemikian rupa dalam tahap perencanaan. Pelaksanaan

program yang baik adalah pelaksanaan yang tidak menyimpang jauh dari apa yang

telah direncanakan. Pelaksanaan dapat berupa actuating (penggerakan) dan

controlling (pengawasan). Ismawanto (2009: 105) menggambarkan actuating

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

31

sebagai sebuah kegiatan untuk menggerakkan diri sendiri secara umum,

menggerakkan orang lain dengan memberi arahan (directing), menggerakkan

orang lain dengan perintah (commanding), menggerakkan orang lain dengan

nasihat dan masukan (motivating), menggerakkan orang lain dengan memberikan

jabatan (staffing), dan menggerakkan orang lain dengan memberi contoh

(leading). Dalam hal ini, menunjukkan bahwa pelaksanaan program tidak hanya

dapat dilakukan secara individual tetapi memerlukan kerjasama dan partisipasi

dari pihak-pihak lain yang terkait. Pengawasan atau Controlling digambarkan

sebagai sebuah kegiatan yang berhubungan dengan mengendalikan atau

mengawasi setiap pekerjaan serta melakukan tindakan koreksi (Ismawanto, 2009:

106). Pengawasan dilakukan selama proses kegiatan suatu program berlangsung

baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan dan evaluasi sehingga kegiatan

yang dilakukan tidak melenceng dari apa yang akan dicapai.

Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan dilaksanakan dengan penerapan

kurikulum dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) terkait

lingkungan dalam mewujudkan pendidikan lingkungan hidup yang baik. Sebelum

adanya kebijakan pemerintah mengenai penerapan kurikulum baru yaitu

kurikulum 2013, kebijakan sekolah berwawasan lingkungan memiliki standar

sebagai berikut ini (Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 10).

a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup.

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

32

b) Rencana kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat program dalam

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Setelah adanya penerapan sistem kurikulum baru yaitu kurikulum 2013

standar kebijakan sekolah berwawasan lingkungan menyesuaikan dengan

kurikulum yang digunakan pada saat itu. Hal ini karena Program Adiwiyata

merupakan sebuah program pendidikan lingkungan hidup yang dapat

diintegrasikan kedalam kegiatan dalam proses pembelajaran menggunakan

kurikulum manapun, baik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maupun

kurikulum 2013. Sekolah-Sekolah Adiwiyata yang diputuskan pemerintah untuk

menggunakan kurikulum 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar Dan Menengah Nomor: 374/KEP/D/KR/2016, menyesuaikan

standar yang digunakan dalam penyusunan kebijakan sekolah berwawasan

lingkungan dalam kurikulum 2013.

Standar kebijakan sekolah berwawasan lingkungan meliputi kurikulum

memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta RKAS

memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Standar kurikulum memuat upaya perlindungan dan pengelolaan hidup dapat

diimplementasikan dengan Visi, misi, dan tujuan sekolah serta struktur kurikulum

yang memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal dan pengembangan diri terkait

dengan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Selain itu,

mata pelajaran wajib dan Mulok yang terkait PLH juga harus dilengkapi dengan

ketuntasan belajar minimal (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012: 11-12).

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

33

Implementasi visi, misi, dan tujuan sekolah memuat kebijakan perlindungan

tercapai ketika visi, misi, dan tujuan tersusun dengan memuat upaya pelestarian

fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan

hidup. Struktur kurikulum memuat muatan lokal, pengembangan diri terkait

peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dicapai dengan

memasukkan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran,

dan kerusakan lingkungan hidup pada komponen mata pelajaran wajib, muatan

lokal, dan pengembangan diri. Pada kurikulum 2013, mata pelajaran telah

diintegrasikan ke dalam tema-tema yang mengandung sub-sub tema dengan 6

(enam) pembelajaran untuk setiap minggunya. Ketuntasan minimal belajar yang

terkait pelestarian fungsi lingkungan dan pencegahan pencemaran atau kerusakan

lingkungan hidup merupakan hal yang mutlak ada sebagai bentuk pencapaian

salah satu implementasi standar kurikulum yang memuat upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

RKAS memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup diimplementasikan melalui RKAS yang memuat program

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi: kesiswaan, kurikulum

dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peran

masyarakat dan kemitraan, peningkatan dan pengembangan mutu. Dengan begitu,

diharapkan agar sekolah memiliki anggaran untuk upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup sebesar 20% dari total anggaran sekolah. Anggaran

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

34

sekolah yang dialokasikan disusun secara proporsional untuk kegiatan kesiswaan,

kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peran

masyarakat dan kemitraan, peningkatan dan pengembangan mutu.

3) Evaluasi

Evaluasi program dibutuhkan setelah pelaksanaan program berlangsung.

Evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang memiliki arti penilaian.

Evaluasi merupakan kegiatan yang memiliki makna sebagai sebuah tindakan

untuk melihat apakah suatu program yang direncanakan telah mencapai tujuan

atau belum, berharga atau tidak berharga, dan untuk melihat tingkat efisiensi

pelaksanaannya. Hal tersebut sesuai dengan Sukiman (2012: 4) yang menyatakan

evaluasi sebagai kegiatan membandingkan tujuan dengan hasil dan juga

merupakan studi yang mengkombinasikan penampilan dengan suatu nilai tertentu.

Dengan begitu evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

perencanaan suatu program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Arifin (2012:

8) menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan

berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu,

berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan.

Oleh karena itu, Evaluasi dapat dianggap sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan langkah perencanaan selanjutnya.

Evaluasi kebijakan berwawasan lingkungan dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana kebijakan berwawasan lingkungan berjalan sesuai dengan tujuan

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

35

yang hendak dicapai. Evaluasi ini merupakan hasil dari adanya pengawasan

(controlling). Pengawasan merupakan kegiatan yang diperlukan sebagai sarana

untuk memeriksa persyaratan lingkungan dipatuhi dalam pelaksanaan program

(Soemarwoto, 2003: 82). Pengawasan terhadap kebijakan berwawasan lingkungan

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program, pembanding

dengan standar yang telah ditentukan, kemudian dapat digunakan untuk

memperbaiki penyimpangan yang terjadi selama proses pelaksanaan berlangsung.

Evaluasi juga berguna untuk mengetahui apakah strategi yang digunakan sudah

tepat atau perlu diperbaiki lagi.

b. Pelaksanaan Kurikulum sekolah berbasis Lingkungan

1) Perencanaan

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional). Dengan demikian terdapat hal yang harus diperhatikan. Pertama,

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Kedua, cara

yang digunakan dalam pembelajaran. Kurikulum sekolah berbasis lingkungan

memiliki makna seperangkat pembelajaran yang berdasarkan pada pendidikan

lingkungan hidup untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pendidikan lingkungan

hidup dikategorikan menjadi awareness, knowledge, attitude, skill, participation,

dan evaluation (Harris & Afdaliah, 2016: 313-314).

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

36

Standar pelaksanaan kurikulum sekolah berbasis lingkungan adalah bahwa

tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran lingkungan hidup dan peserta didik yang mampu melakukan

kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

(Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 10). Hal tersebut juga sesuai dengan

Cheang, et al (2016: 258) bahwa “Without the experience and the competence of

the teachers, any well-designed educational tool would not be able to achieve its

educational value”. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi guru sangat penting dalam rangka mencapai tujuan dan nila dari

pembelajaran yang dilakukan.

Tenaga pendidik dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan

hidup melalui beberapa kegiatan perencanaan pembelajaran seperti berikut ini:

a) menerapkan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang

melibatkan peserta didik secara aktif misalnya dengan demonstrasi, diskusi

atau Focus Group Discussion (FGD), simulasi (bermain peran), debat,

simposium, laboratorium (praktek langsung), penugasan, observasi, project

percontohan, dan lain sebagainya. Dalam kurikulum 2013 pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan scientific yang menekankan pada kegiatan 5M

(Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, dan Mengkomunikasikan) yang

dilakukan oleh siswa;

b) pembelajaran lingkungan hidup yang mengembangkan isu lokal maupun

global sebagai materi pembelajaran;

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

37

c) mengembangkan indikator pembelajaran dan instrumen penilaian yang terkait

dengan pembelajaran perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

d) menyusun rancangan pembelajaran terkait perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup secara lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,

laboratorium, maupun kegiatan di luar kelas;

e) mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program

pembelajaran lingkungan hidup; dan

f) mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran melalui majalah

dinding, buletin sekolah, pameran, website, radio, Televisi (TV), surat kabar,

jurnal, dan lain sebagainya.

Perencanaan pembelajaran dalam kurikulum berbasis lingkungan dilakukan

menggunakan pendekatan terintegrasi. Hal tersebut sesuai dengan Essa (2014: 11)

yang menyebutkan bahwa “Developmentally Appropriate Practice for this age

group, as for earlier ages, involves an integrated approach”. Pendekatan

terintegrasi baik digunakan untuk pembelajaran anak-anak usia dini hingga anak

sekolah dasar. Pendekatan terintegrasi dalam kurikulum bisa juga disebut sebagai

kurikulum terintegrasi. Menurut Suryosubroto (2004: 36) kurikulum terintegrasi

berarti meniadakan batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan

pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Kurikulum terintegrasi ini

diterapkan pada kurikulum 2013 yang mana tidak memiliki batasan mata

pelajaran dalam setiap tema dan sub tema yang digunakan. Pembelajaran dalam

KTSP juga dapat dilakukan secara terintegrasi dengan menggabungkan materi-

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

38

materi yang relevan dari berbagai mata pelajaran ke dalam satu kegiatan

pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan tidak lepas dari proses

pembelajaran dan peserta didik. Peserta didik merupakan faktor penting lain

dalam sebuah proses pembelajaran selain kemampuan tenaga pendidik. Peserta

didik merupakan pelaku yang menerima proses pembelajaran untuk memperoleh

ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh tenaga pendidik atau guru. Tenaga

pendidik harus mempunyai kemampuan memecahkan masalah lingkungan hidup

yang baik dengan mengaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, tenaga pendidik mampu memberikan

contoh dan membimbing peserta didik untuk menerapkan pengetahuan

lingkungan hidup yang dimiliki untuk memecahakan masalah dalam kehidupan

kesehariannya. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah terkait

lingkungan hidup saja tidak cukup bagi peserta didik. Peserta didik harus mampu

mengkomunikasikan hasil pembelajaran yang didapatkannya melalui berbagai

cara dan media seperti majalah sekolah, buletin sekolah, pameran, website, radio,

TV, surat kabar, jurnal, dan lain sebagainya.

Partisipasi aktif dari peserta didik diperlukan dalam pembelajaran agar

terbentuk lingkungan belajar yang maksimal. Ozsoy (2012: p.23) menyebutkan

keterkaitan antara kegiatan pembelajaran lingkungan dengan partisipasi aktif

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

39

siswa dalam kegiatan lingkungan di sekolah untuk menemukan berbagai

pengetahuan sebagai berikut ini.

“Eco-schools provide a learning environment both in and out school in

which to explore what a sustainable lifestyle means. With eco-school

application, students found rich learning settings in which they can

participate environmental activities actively.”

Sekolah lingkungan menyediakan pembelajaran lingkungan baik di dalam

maupun luar sekolah dengan menggali makna dari pembangunan berkelanjutan.

Siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran berbasis

lingkungan yang diselenggarakn oleh sekolah agar mendapatkan informasi dan

pengetahuan mengenai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekitarnya. Model pembelajaran yang sesuai dengan prinsip partisipatif dalam

kegiatan pembelajaran lingkungan ini salah satunya adalah model belajar

penemuan oleh Jerome Bruner. Belajar penemuan ini cocok dilaksanakan di

Sekolah Adiwiyata yang mengedepankan pembelajaran berbasis lingkungan

karena dalam model pembelajaran ini siswa belajar melalui partisipasi aktif

dengan konsep dan prinsip-prinsip agar memperoleh pengalaman dan percobaan-

percobaan yang membuatnya menemukan prinsip-prinsip itu dengan sendirinya

(Dahar, 2011: 79). Dengan belajar penemuan dalam pembelajaran lingkungan,

siswa memiliki kebebasan untuk mempelajari sesuatu dengan mengamati stuktur

atau kerangka dasar pengetahuan dari lingkungan sekitarnya secara aktif.

Kebebasan dalam mempelajari sesuatu dengan melibatkan pengalaman anak juga

diungkapkan oleh Essa (2014: 11) berikut ini.

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

40

“Integrated curriculum acknowledges the importance of all aspects of

human development- social, emotional, physical, cognitive, language, and

creative- rather than focusing primarily on the cognitive. It also involves

learning experiences that promote all aspects of development rather than

separating the day into discrete times.”

Pembelajaran berbasis lingkungan dapat dilakukan dengan kurikulum

terintegrasi karena dalam kurikulum terintegrasi tidak menitik beratkan pada

aspek kognitif saja tetapi memperhatikan semua aspek perkembangan manusia

yang meliputi sosial, afektif, fisik, kognitif, bahasa dan kreativitas dari peserta

didik. Kurikulum terintegrasi juga menyediakan kesempatan pengalaman belajar

secara langsung bagi peserta didik untuk mengembangkan semua aspek

perkembangan manusia. Oleh karena itu, pelaksanaan kurikulum berbasis

lingkungan seharusnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi.

3) Evaluasi

Evaluasi terhadap kurikulum berbasis lingkungan dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dengan tujuan

yang disusun. Evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran dalam kurikulum berbasis

lingkungan dilakukan secara sistematis dan tersetruktur dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal setiap mata pelajaran, muatan lokal, dan kegiatan

pengembangan diri lain. Arifin (2012: 8) menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu

proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan

arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk

membuat suatu keputusan.

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

41

Evaluasi dalam pembelajaran menurut Suryosubroto (2004: 48) dapat

berupa tes formatif dan tes sumatif. Tes formatif adalah evaluasi yang dilakukan

setelah pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa. Tes sumatif adalah evaluasi

yang dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar selesai dilakukan dalam jangka

waktu tertentu (caturwulan/ semester). Teknik tes sendiri terdiri atas tes lisan

tertulis dan tes lisan. Tes tertulis menurut Suryobroto (2004: 49) memiliki bentuk

tes essay atau tes obyektif (pilihan ganda, benar salah, isian/ melengkapi,

menjodohkan, dan jawab singkat).

c. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

1) Perencanaan

Partisipasi atau peran serta secara aktif tidak hanya dalam kurikulum

berbasis lingkungan tetapi juga dibutuhkan dalam kegiatan lain, terutama kegiatan

lingkungan di sekolah. Berawal dari sebuah peran serta secara aktif akan

menumbuhkan rasa memiliki dan peduli pada lingkungan yang ada di sekitarnya.

Menumbuhkan sikap dan perilaku partisipatif tidaklah mudah. Perlu adanya

pembiasaan sejak dini sehingga menjadi sebuah kesadaran untuk berperan serta

secara aktif oleh masing-masing individu. Perencanaan kegiatan yang baik

merupakan salah satu cara agar pembiasaan dapat dilakukan secara maksimal.

Kegiatan berbasis partisipatif direncanakan dengan pendekatan MBS

(Manajemen Berbasis Sekolah) yang melibatkan orang tua dalam kegiatan

pembelajaran, perencanaan pengembangan sekolah dan pengelolaan kelas

(Mustadi, dkk, 2015: 22-23). Selain melibatkan orang tua, MBS juga melibatkan

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

42

peran serta masyarakat dalam berbagai program sekolah seperti dalam

pengambilan keputusan tentang pendidikan di tingkat sekolah, imlab swadana,

dan pengembangan sponsorship/ kemitraan. Keterlibatan orang tua dalam

kegiatan berbasis partisipatif merupakan hal yang vital dan berpengaruh. Mustadi

(2012: 100) menyebutkan bahwa orang tua sangat berpengaruh terhadap

perkembangan karakter anak karena anak belajar lingkungan sejak dari rumah

bersama orang tuanya. Dengan demikian, partisipasi orang tua dalam kegiatan

lingkungan sangat diperlukan untuk membantu perkembangan karakter anak yang

peduli terhadap lingkungannya.

2) Pelaksanaan

Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dilaksanakan berdasarkan prinsip

partisipatif. Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 3) menggambarkan prinsip

partisipatif dengan semua unsur komunitas sekolah terlibat dalam manajemen

sekolah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai

tanggungjawab dan perannya. Budiati (2014: 122) menyatakan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan lingkungan hidup mutlak diperlukan karena

tanpa adanya partisipasi masyarakat, pembangunan hanyalah obyek semata.

Pelaksanaan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif menurut Kementerian

Lingkungan Hidup (2012: 10) memiliki standar untuk melakukan kegiatan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga

sekolah dan menjalin kemitraan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

43

massa, sekolah lain, dan instansi lain). Kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah meliputi pemeliharaan dan

perawatan gedung dan lingkungan sekolah, pemanfaatan lahan dan fasilitas

sekolah, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler, kreativitas dan inovasi warga

sekolah, dan keikutsertaan dalam berbagai kegiatan aksi lingkungan hidup

(Kementerian Lingkungan Hidup, 2012: 15-18). Kegiatan pemeliharaan dan

perawatan gedung dan lingkungan sekolah dilakukan oleh warga sekolah melalui

kegiatan piket kebersihan kelas, Jumat bersih, lomba kebersihan kelas, kegiatan

pemeliharaan taman oleh masing-masing kelas dan lain sebagainya. Pemanfaatan

lahan dan fasilitas sekolah dilakukan oleh warga sekolah sesuai dengan kaidah-

kaidah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Lahan dan fasilitas

sekolah dapat dimanfaatkan dalam pemeliharaan taman, tanaman obat keluarga,

rumah kaca (green house), hutan sekolah, pembibitan, kolam, dan pengelolaan

sampah. Semua kegiatan tersebut menuntut partisipasi aktif dari seluruh warga

sekolah.

Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan

mempertimbangkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan antara lain adalah pramuka,

karya ilmiah remaja, dokter kecil, palang merah remaja, dan pecinta alam.

Kegiatan ekstrakurikuler tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran terkait

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup seperti: pengomposan, tanaman

obat keluarga, biopori, daur ulang sampah, pertanian organik, dan biogas. Selain

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

44

kegiatan ekstrakurikuler masih terdapat kegiatan kreativitas dan inovasi warga

sekolah yang diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu: daur ulang

sampah, pemanfaatan dan pengolahan air, karya ilmiah, karya seni, hemat energi,

dan energi alternatif. Keaktifan dan partisipasi tenaga pendidik dan peserta didik

merupakan hal yang harus dikembangkan. Setidaknya terdapat 6 tenaga pendidik

dan 6 peserta didik ikut dalam kegiatan aksi lingkungan yang diadakan pihak luar.

Kemitraan atau kerja sama dalam upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup merupakan standar kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

selanjutnya. Kemitraan ini dilakukan dengan memanfaatkan narasumber untuk

meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup. Narasumber yang dapat

dimanfaatkan dalam upaya peningkatan pembelajaran lingkungan hidup antara

lain: orang tua, alumni, LSM, Media (pers), dunia usaha, konsultan, instansi

pemerintah daerah terkait, dan sekolah lain. Dukungan dari narasumber terkait

dapat berupa materi kegiatan pendidikan lingkungan hidup seperti pelatihan

PPLH, pengadaan sarana ramah lingkungan, dan pembinaan dalam upaya PPLH.

Peran komite sekolah sebagai fasilitator untuk membangun kemitraan dalam

rangka mewujudkan pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup merupakan hal yang penting dan tidak bisa

dianggap remeh. Komite sekolah merupakan media yang memfasiltasi kemitraan

sekolah dengan pihak yang lainnya. Kemitraan yang dimaksud bukan hanya

menempatkan sekolah sebagai pihak yang mendapatkan materi dan dukungan,

melainkan juga menempatkan sekolah sebagai narasumber pembelajaran

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

45

lingkungan hidup bagi sekolah lain, seminar, pemerintah daerah, dan lain

sebagainya. Dukungan yang dapat diberikan oleh sekolah dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain: bimbingan teknis

pembuatan biopori, pengelolaan sampah, pertanian organik, dan biogas.

3) Evaluasi

Evaluasi kegiatan lingkungan berbasis lingkungan juga dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian pelaksanaan dengan tujuan program adiwiyata dan standar

yang telah di tetapkan. Hasil evaluasi kegiatan lingkungan berbasis lingkungan

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada

periode yang akan datang. Sukiman (2012: 4) menyatakan evaluasi sebagai

kegiatan membandingkan tujuan dengan hasil dan juga merupakan studi yang

mengkombinasikan penampilan dengan suatu nilai tertentu. Dengan begitu

evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan perencanaan

suatu program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Arifin (2012: 8)

menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan

untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan

kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan. Evaluasi merupakan bahan

pertimbangan dalam menentukan langkah perencanaan selanjutnya.

d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.

1) Perencanaan

Sarana merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

sarana pendukung ramah lingkungan merupakan alat-alat yang digunakan untuk

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

46

mengatasi permasalahan dan mendukung pembelajaran lingkungan hidup di

sekolah. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan

meliputi ketersediaan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan

hidup di sekolah dan ketersediaan sarana prasarana untuk mendukung proses

pembelajaran lingkungan hidup di sekolah (Kementerian Lingkungan Hidup,

2012: 19-20). Perencanaan dilakukan setelah melakukan kajian terhadap

lingkungan yang ada di sekitar sekolah agar sarana yang disediakan sesuai dengan

kebutuhan sekolah.

Tersedianya sarana prasarana harus diimbangi dengan peningkatan kualitas

pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan.

Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan sesuai dengan

fungsinya, seperti: ruangan memiliki pengaturan cahaya dan ventilasi udara secar

alami, pemeliharaan dan pengaturan pohon peneduh dan penghijauan, dan

penggunaan paving block. Peningkatan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas

sanitasi sekolah memiliki 4 (empat) unsur mekanisme pengelolaan dan

pemeliharaan sarana meliputi: penanggung jawab, tata tertib, pelaksana (daftar

piket), dan pengawas.

Peningkatan sarana prasarana sekolah juga meliputi peningkatan kualitas

pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan. Kantin melakukan 3 (tiga) upaya

dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah

lingkungan. Dalam hal ini kantin tidak menjual makanan/ minuman yang

mengandung bahan pengawet/ pengenyal, pewarna, perasa yang tidak sesuai

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

47

dengan standar kesehatan, tidak menjual makanan yang terkontaminasi,

kadaluarsa, dan tidak menjual makanan yang dikemas tidak ramah lingkungan

seperti: plastik, styrofoam, aluminium foil.

Pada dasarnya komponen pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan

merupakan kegiatan manajemen sarana prasarana sekolah. Amirin, dkk (2013: 79)

mengungkapkan bahwa manajemen sarana prasarana merupakan proses

pendayagunaan semua komponen sarana dan prasarana sekolah dalam menunjang

proses pendidikan untuk mencapai tujuan dari pendidikan tu sendiri. Dalam

konteks Program Adiwiyata maka pengelolaan sarana prasarana difokuskan pada

sarana prasarana pendukung upaya PPLH dan PLH yang ramah lingkungan.

Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana meliputi pengadaan, pendistribusian,

penggunaan dan pemanfaatan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan

barang-barang yang dimililki oleh sekolah (Amirin, dkk, 2013: 79-87). Kegiatan-

kegiatan dalam pengelolaan sarana tersebut terkait dan mempengaruhi satu sama

lain.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan harusnya

dilaksanakan sesuai dengan standar pengelolaan sarana pendukung ramah

lingkungan meliputi ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah

lingkungan dan peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang

ramah lingkungan di sekolah (Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 11). Sarana

prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah sesuai

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

48

standar dari Permendiknas nomor 24 tahun 2007 seperti: air bersih, sampah

(penyediaan tempat sampah terpisah dan komposter), tinja, air limbah/ drainase,

ruang terbuka hijau, dan kebisingan/ getaran/ radiasi. Sarana prasarana pendukung

proses pembelajaran lingkungan hidup antara lain; pengomposan, pemanfaatan

dan pengelolaan air, hutan/ taman/ kebun sekolah, green house, tanaman obat

keluarga, kolam ikan, biopori, sumur resapan, dan biogas. Pelaksanaan kegiatan

pengadaan dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan melibatkan

partisipasi dari semua warga sekolah sesuai dengan Kementerian Lingkungan

Hidup (2012: 3) bahwa prinsip partisipatif dimana semua unsur komunitas

sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran masing-masing.

3) Evaluasi

Evaluasi terhadap sarana pendukung ramah lingkungan merupakan salah

satu bagian dalam manajemen sarana prasarana yaitu inventarisasi dan

penghapusan (Amirin dkk, 2012: 78-79). Melalui inventarisasi dapat diketahui

jumlah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah

lingkungan di sekitar sekolah dan mendukung kegiatan pembelajaran berbasis

lingkungan. Sarana yang tidak mendukung kemudian dapat dihapuskan atau

digantikan dengan yang baru. Hasil inventarisasi dan penghapusan tersebut dapat

digunakan sebagai acuan dalam analisis kesesuaian pelaksanaan dengan tujuan

program.

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

49

6. Pembinaan Adiwiyata

Pembinaan Adiwiyata adalah tindakan yang dilakukan oleh organisasi/

lembaga atau pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan Adiwiyata melakukan

pembinaan untuk meningkatkan pencapaian kinerja Program Adiwiyata yang

membawa dampak positif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

(Kementerian Lingkungan Hidup, 2012: 10). Pembinaan Adiwiyata merupakan

suatu rangkaian yang dilakukan untuk membina, mendampingi dan mengawasi

jalannya pelaksanaan Program Adiwiyata. Pembinaan Adiwiyata dalam Permen

Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata meliputi

sosialisasi, bimbingan teknis, pembentukan sekolah model atau percontohan,

pendampingan, dan monitoring serta evaluasi program. Dengan kata lain

pembinaan Adiwiyata dimulai sejak awal dimulainya program hingga evaluasi

program yang sudah berjalan.

Pembinaan Program Adiwiyata dilakukan oleh tim pembina yang terdiri dari

tim nasional, tim provinsi, dan tim kabupaten/ kota. Tim pembina kabupaten/ kota

melakukan pembinaan ke sekolah dan melaporkan hasil pembinaan kepada tim

pembina provinsi dengan tembusan kepada tim nasional. Demikian pula dengan

tim provinsi yang melakukan pembinaan terhadap tim dari kabupaten/ kota, maka

laporan hasil diserahkan kepada tim pembina nasional. Tim pembina nasional

melakukan pembinaan terhadap tim pembina provinsi dan melaporkannya kepada

menteri bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta menteri

pendidikan. Pembinaan Program Adiwiyata dilakukan dengan berdasarkan pada

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

50

komponen-komponen Program Adiwiyata, standar pelaksanaan dalam setiap

komponen serta prinsip dasar pelaksanaan Program Adiwiyata.

Tujuan pembinaan Adiwiyata menurut Kementerian Lingkungan Hidup

(2012: 10) adalah untuk meningkatkan kemampuan sekolah dalam mewujudkan

Sekolah Adiwiyata, meningkatkan kemampuan kelembagaan dan sumber daya

manusia dalam pengelolaan Program Adiwiyata, dan meningkatkan kinerja

pengelolaan Adiwiyata baik di provinsi maupun di kabupaten/ kota termasuk

sekolah dan masyarakat sekitar. Pembinaan Program Adiwiyata dilakukan secara

berkala dan berkelanjutan. Pembinaan dilakukan dalam rangka menuju penilaian

Adiwiyata. Penilaian Adiwiyata sendiri dilakukan berdasarkan kesiapan dari pihak

sekolah. Sekolah yang merasa telah memenuhi standar yang telah ditentukan

dapat mengajukan diri sebagai calaon Sekolah Adiwiyata dengan menyampaikan

dokumen berdasarkan lembar evaluasi Sekolah Adiwiyata. Setelah dinyatakan

lolos verifikasi dokumen maka akan dilakukan visitasi sekolah untuk melihat

kondisi nyata sekolah sesuai dengan dokumen yang telah diberikan.

7. Manfaat Adiwiyata

Program Adiwiyata merupakan program yang bergerak dalam bidang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk

mencapai keseimbangan lingkungan baik di masa kini maupun di masa yang akan

datang. Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 4) menjabarkan beberapa

keuntungan mengikuti Program Adiwiyata, diantaranya adalah sebagai berikut ini.

“Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar

kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah, meningkatkan

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

51

efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan

pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi, menciptakan

kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih

nyaman dan kondusif, menjadi tempat pembelajaran tentang nilai‐nilai

pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi

warga sekolah dan masyarakat sekitar, dan meningkatkan upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan

pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi

lingkungan di sekolah.”

Puspita R (bp2sdm.menlhk.go.id, 2015) menyatakan bahwa sekolah yang

menerapkan Program Adiwiyata dapat merasakan manfaat baik bagi penerapan

sistem belajar, proses belajar, dan hasil pembelajaran. Program Adiwiyata

memberikan dampak positif bagi warga sekolah pada umumnya dan peserta didik

pada khususnya. Gunawan (2016: 94) menyampaikan bahwa keberadaan sekolah

peduli dan berwawasan lingkungan akan membangun pondasi pada diri anak

sebagai dasar dalam pembentukan etika lingkungan. Penanaman Pendidikan

Lingkungan Hidup sedini mungkin melalui lingkungan sekolah akan menjadi

bekal yang kuat bagi anak untuk mewujudkan kesadaran dan kedisiplinan

sehingga menghasilkan budaya bersih dan sehat, serta munculnya perilaku dan

upaya pelestarian lingkungan, penghijauan dan perilaku hemat energi yang dapat

mendukung pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Landriany (2014: 84) menyatakan bahwa penghargaan Sekolah Adiwiyata,

terutama Sekolah Adiwiyata mandiri dilakukan setelah penilaian yang ditekankan

pada nilai perilaku dan sikap warga sekolah terhadap penyelamatan lingkungan

dan penyelamatan bumi. Perilaku dan sikap yang dimaksud seperti bagaimana

warga sekolah memelihara dan merawat lingkungannya, memanfaatkan sumber

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

52

daya secara bijak, mengelola sampah, dan lain sebagainya. Dengan begitu,

Program Adiwiyata adalah program untuk membiasakan peserta didik belajar dan

terlibat langsung dalam mengenali lingkungan dengan segala permasalahan dan

cara-cara mengatasinya. Program Adiwiyata membawa dampak baik bagi

perkembangan pola pikir peserta didik agar bersikap bijak dalam memanfaatkan

sumber daya yang ada dan menjaga keberadaannya di masa yang akan datang.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah penelitian

oleh Tri Astuti Rokhmani tentang implementasi pendidikan karakter peduli

lingkungan di SD Negeri Gedongkiwo pada tahun 2016. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di SD

negeri Kotagede 3 dilaksanakan melalui (a) kebijakan sekolah berwawasan

lingkungan, (b) pelaksanaan kurikulum sekolah berbasis lingkungan, (c) kegiatan

lingkungan berbasis partisipatif, dan (d) pengelolaan sarana pendukung ramah

lingkungan. Implementasi di SD Negeri Gedongkiwo sudah sampai pada tahap

tindakan moral, namun belum sampai pada tahap pembiasaan karena masih perlu

diingatkan untuk selalu peduli lingkungan.

Relevansi penelitian yang dilakukan Tri Astuti Rokhmani dengan penelitian

ini yaitu Program Adiwiyata yang dilakukan di SD Negeri Gedongkiwo. Adapun

perbedaannya terletak pada fokus penelitian dan setting penelitian. Fokus

penelitian Tri Astuti Rokhmani adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan beserta

kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

53

di SD Negeri Gedongkiwo. Penelitian ini terfokus pada pelaksanaan Program

Adiwiyata dalam komponen- komponen yang harus dicapai beserta faktor

pendukung dan penghambat yang dihadapi SD Negeri Kotagede 3.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Ika

Maryani tentang pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata ditinjau dari aspek

kegiatan partisipatif di SD Negeri Ungaran pada tahun 2014. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pelaksanaan program dalam aspek kegiatan partisipatif

berjalan dengan baik dilihat dari capaian rerata pada aspek context, input, process,

dan product. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program Sekolah

Adiwiyata antara lain merger sekolah yang mengakibatkan manajemen sekolah

sulit, kurangnya monev terkait kegiatan siswa dan guru mengenai pendidikan

lingkungan hidup, minimnya bahan ajar, kurangnya kedasaran guru untuk

melakukan penelitian mengenai pendidikan lingkungan hidup, dan rotasi guru

yang membuat kinerja program menjadi kurang maksimal.

Relevansi penelitian Ika Maryani dengan penelitian ini yaitu pelaksanaan

Program Adiwiyata di Sekolah Adiwiyata. Adapun perbedaan penelitian terletak

pada setting penelitian dan fokus penelitian. Penelitian Ika Maryani memiliki

setting tempat penelitian di SD Negeri Ungaran, sedangkan penelitian ini

memiliki setting tempat di SD Negeri Kotagede 3. Fokus penelitian yang

dilakukan Ika Maryani adalah pelaksanaan Program Adiwiyata dari segi kegiatan

lingkungan berbasis partisipatif. Fokus penelitian ini adalah pelaksanaan Program

Adiwiyata berdasarkan komponen program dan kendala yang dihadapi.

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

54

Penelitian oleh Ellen Landriany tentang implementasi kebijkan Adiwiyata

dalam upaya mewujudkan pendidikan lingkungan hidup di SMA Kota Malang

pada tahun 2014 merupakan penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini.

Hasil penelitian Ellen Landriany menunjukkan bahwa kebijakan lingkungan hidup

di sekolah dituangkan dalam SK dan terintegrasi dalam masing-masing pelajaran.

Sosialisasi kegiatan dilakukan dengan pendekatan pada siswa. Faktor penghambat

pelaksanaan Program Adiwiyata adalah satuan tugas yang tidak tepat waktu,

sekelompok siswa yang belum paham pelestarian dan pengelolaan lingkungan

hidup, sumber dana, dan dukungan masyarakat dan instansi lain.

Relevansi penelitian yang dilakukan Ellen Landriany dengan penelitian ini

yaitu pelaksanaan Program Adiwiyata. Adapun perbedaan penelitian terletak pada

setting penelitian dan fokus penelitian. Setting penelitian Ellen Landriany terletak

di SMA Kota Malang, sedangkan penelitian ini dilaksanakan dengan setting

temapt di SD Negeri Kotagede 3. Fokus penelitian Ellen Landriany adalah

implementasi kebijakan Adiwiyata dalam upaya mewujudkan pendidikan

lingkungan hidup, sedangkan penelitian ini memiliki fokus penelitian pada

implementasi Program Adiwiyata dan faktor pendukung dan penghambat

implementasi Program Adiwiyata.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka pertanyaan penelitian ini

adalah:

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

55

1. Bagaimana pelaksanaan Program Adiwiyata dalam komponen kebijakan

sekolah berwawasan lingkungan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasinya?

2. Bagaimana pelaksanaan Program Adiwiyata dalam komponen pelaksanaan

kurikulum sekolah berbasis lingkungan meliputi perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasinya?

3. Bagaimana pelaksanaan Program Adiwiyata dalam komponen kegiatan

lingkungan berbasis partisipatif meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasinya?

4. Bagaimana pelaksanaan Program Adiwiyata dalam komponen pengelolaan

sarana pendukung ramah lingkungan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasinya?

5. Apasaja pendukung dan penghambat yang ditemui selama pelaksanaan

Program Adiwiyata dalam komponen kebijakan sekolah berwawasan

lingkungan?

6. Apasaja pendukung dan penghambat yang ditemui selama pelaksanaan

Program Adiwiyata dalam komponen pelaksanaan kurikulum sekolah

berbasis lingkungan?

7. Apasaja pendukung dan penghambat yang ditemui selama pelaksanaan

Program Adiwiyata dalam komponen kegiatan lingkungan berbasis

partisipatif?

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

56

8. Apasaja pendukung dan penghambat yang ditemui selama pelaksanaan

Program Adiwiyata dalam komponen sarana pendukung ramah lingkungan?

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

57

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Ghony & Almanshur

(2012: 25) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan

menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi. Penelitian

kualitatif menekankan pada kualitas atau hal terpenting dari suatu barang atau jasa

berupa data-data verbal dan bukan merupakan angka-angka. Sugiyono (2007: 9)

menjelaskan bahwa:

“penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi, analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologi

(phenomenology) yaitu penelitian kualitatif dimana pengumpulan data dilakukan

dengan observasi partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam

pengalaman hidupnya (Sugiyono, 2011: 14). Penelitian fenomenologi dilakukan

untuk menggambarkan suatu peristiwa dan kaitan-kaitannya dengan orang-orang

yang terlibat dalam situasi tersebut dengan menggunakan data berdasarkan

kenyataan yang ada di lapangan. Dengan begitu, data-data dalam penelitian ini

adalah data-data verbal yang sistematis dan apa adanya mengenai pelaksanaan

Program Adiwiyata dan kendala-kendala yang ditemui di SD Negeri Kotagede 3.

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

58

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kotagede 3 yang terletak di Jalan

Jalan Pramuka Sidikan, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, 55161. Penelitian

dilakukan sejak bulan Maret-April 2017.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ditentukan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu tersebut misalnya orang yang dianggap paling tahu mengenai data yang

diteliti atau seseorang yang memiliki wewenang sehingga memudahkan peneliti

dalam mengeksplorasi obyek atau situasi yang diteliti. Dengan demikian, subyek

penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa SD Negeri Kotagede 3.

Kepala Sekolah merupakan narasumber utama selaku pemimpin dan penanggung

jawab Tim Adiwiyata SD Negeri Kotagede 3, Empat orang guru yang terdiri atas

koordinator setiap bidang dalam Tim Adiwiyata SD Negeri Kotagede 3, dan 12

siswa dari kelas 1-6 yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Program Adiwiyata.

Obyek penelitian dinyatakan sebagai sebuah situasi sosial. Spradley

(Sugiyono, 2007: 215) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif terdapat

social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat

(place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Obyek penelitian merupakan aktivitas seseorang atau sekelompok orang pada

tempat penelitianyang berkaitan dengan data penelitian. Obyek penelitian dalam

penelitian ini adalah aktivitas warga SD Negeri Kotagede 3 yang berkaitan

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

59

dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Program Adiwiyata beserta

dengan faktor pendukung dan penghambatnya.

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan warga SD

Negeri Kotagede 3 yang berkaitan dengan pelaksanaan Program Adiwiyata yang

diperoleh melalui observasi dan wawancara. Selebihnya merupakan sumber data

tambahan dokumen berupa kurikulum, silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan foto.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan utama dari sebuah penelitian adalah mendapatkan data-data. Oleh

karena itu diperlukan sebuah teknik pengumpulan data. Dengan demikian teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Peneliti dalam penelitian ini melakukan pengamatan di SD Negeri Kotagede

3 mengenai bentuk-bentuk kegiatan dalam Program Adiwiyata baik dalam

pembelajaran di dalam kelas maupun pembelajaran di luar kelas. Aspek yang

diamati adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

dari empat komponen Program Adiwiyata, yaitu kebijakan sekolah yang

berwawasan lingkungan, kurikulum sekolah berbasis lingkungan, kegiatan

lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

60

lingkungan. Observasi dilakukan menggunakan catatan anekdot dan juga catatan

lapangan.

2. Wawancara

Wawancara atau interview memiliki banyak jenis atau macam wawancara.

Esterberg (Sugiyono, 2007: 233) mengemukakan bahwa terdapat beberapa macam

wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstrukur, dan tidak terstruktur.

Adapun dalam penelitian ini menggunakan wawancara semiterstrukur kategori in-

depth interview, dimana pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan

wawancara terstrukur. Wawancara ini dilakukan untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka dengan pihak narasumber memberikan pendapat dan ide-

idenya mengenai topik yang diberikan oleh pewawancara. Peneliti dalam

penelitian ini melakukan wawancara terhadap Kepala Sekolah sebagai narasumber

utama. Kemudian wawancara kepada empat orang guru yang berperan sebagai

koordinator bidang dalam Tim Adiwiyata SD Negeri Kotagede 3, serta 12 siswa

SD Negeri Kotagede 3 yang terdiri atas kelas 1 hingga kelas 6.

3. Dokumentasi

Peneliti dalam penelitian ini mengumpulkan data berupa foto kegiatan

implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3, artikel, berita terkait,

serta surat-surat keputusan atau surat resmi lainnya baik dari kepala sekolah

maupun badan terkait yang mendukung pengimplementasian Program Adiwiyata

di SD Negeri Kotagede 3. Dengan begitu teknik pengumpulan data menggunakan

dokumentasi adalah kegiatan mendokumentasikan atau merekam semua kegiatan

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

61

terkait Program Adiwiyata yang berlangsung selama penelitian dilaksanakan di

SD Negeri Kotagede 3 serta mengumpulkan dokumen-dokumen yang sudah ada

di SD Negeri Kotagede 3 berupa surat keputusan, kurikulum, RPP, Silabus,

peraturan, foto-foto, dan dokumen lain yang terkait dengan penelitian. Hasil

dokumentasi digunakan sebagai data tambahan dan atau pendukung penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Arikunto (2002: 136) memaparkan bahwa instrumen penelitian adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga hasilnya mudah diolah. Instrumen penelitian

banyak jenisnya, antara lain adalah angket, ceklis (check-list) atau daftar centang,

pedoman wawancara, dan pedoman pengamatan. Adapun instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Lembar Observasi Catatan Anekdot

Lembar observasi menggunakan catatan anekdot digunakan sebagai

panduan peneliti dalam melaksanakan pengamatan terhadap subyek dan obyek

penelitian di SD Negeri Kotagede 3. Kisi-kisi lembar observasi catatan anekdot

disusun dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan standar dari empat

komponen Program Adiwiyata yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi program serta kendala yang dihadapi oleh pelaksana Program Adiwiyata.

Adapun kisi-kisi instrumen lembar observasi anekdot pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

62

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi

No Variabel Indikator

1 Kebijakan Sekolah

Berwawasan

Lingkungan

a. Visi, Misi, dan Tujuan

b. Struktur kurikulum dalam mata pelajaran,

muatan lokal, dan pengembangan diri

c. Ketuntasan Minimal

d. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

e. Faktor Pendukung dan Penghambat

2 Kurikulum Sekolah

Berbasis Lingkungan

a. Pelaksanaan Pembelajaran

b. Media sosialisasi hasil pembelajaran

c. Faktor Pendukung dan Penghambat

3 Kegiatan

Lingkungan Berbasis

Partisipatif

a. Pelaksanaan kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

b. Kemitraan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup

c. Faktor Pendukung dan Penghambat

4 Pengelolaan Sarana

Pendukung Ramah

Lingkungan

a. Ketersediaan sarana dan prasarana

b. Pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana

c. Pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan

d. Faktor Pendukung dan Penghambat

2. Pedoman Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan peneliti dalam

melaksanakan wawancara dengan narasumber di SD Negeri Kotagede 3. Kisi-kisi

lembar observasi disusun berdasarkan standar komponen Program Adiwiyata

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Wawancara

dilakukan kepada Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa. Kisi-kisi pedoman

wawancara dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan yang dapat berkembang

seiring dengan perkembangan data penelitian yang ditemukan. Berikut ini adalah

kisi-kisi pedoman wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru koordinator masing-

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

63

masing komponen Program Adiwiyata, dan Siswa SD Negeri Kotagede 3 yang

terlibat dalam pelaksanaan Program Adiwiyata.

Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Kepala Sekolah

No Variabel Indikator

1 Kebijakan Sekolah

Berwawasan

Lingkungan

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

Kebijakan Sekolah

Faktor Pendukung dan Penghambat

2 Kurikulum Sekolah

Berbasis Lingkungan

Perencanaan Pembelajaran

Pelaksanaan Pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran

Faktor Pendukung dan Penghambat

3 Kegiatan Lingkungan

Berbasis Partisipatif

Kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan

Kemitraan sekolah

Faktor Pendukung dan Penghambat

4 Pengelolaan Sarana

Pendukung Ramah

Lingkungan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana

Pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan

Faktor Pendukung dan Penghambat

Wawancara juga dilakukan kepada guru SD Negeri Kotagede 3 sejumlah 4

orang yang tergabung dalam Tim Adiwiyata SD Negeri Kotagede 3. Keempat

narasumber tersebut merupakan guru koordinator bidang kebijakan berwawasan

lingkungan, guru koordinator bidang kurikulum berbasis lingkungan, guru

koordinator bidang kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan guru

koordinator bidang sarana dan prasarana ramah lingkungan. Kisi-Kisi

berkembang menjadi butir-butir pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman

wawancara kepada koordinator bidang kebijakan berwawasan lingkungan Tim

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

64

Adiwiyata SD Negeri Kotagede 3. Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman

wawancara kepada guru koordinator kebijakan berwawasan lingkungan.

Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Koordinator

Kebijakan Berwawasan Lingkungan

No Variabel Indikator

1 Kebijakan Sekolah

Berwawasan

Lingkungan

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

Kebijakan Sekolah

Faktor Pendukung dan Penghambat

Pertanyaan-pertanyaan selama wawancara dapat berkembang sesuai dengan

data yang diperoleh selama kegiatan wawancara. Pertanyaan yang diajukan

meliputi kegiatan perencaaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta faktor-faktor

pendukung dan penghambat dalam kebijakan sekolah berwawasan lingkungan.

Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Koordinator

Kurikulum Berbasis Lingkungan

No Variabel Indikator

1 Kurikulum Sekolah

Berbasis Lingkungan

Perencanaan Pembelajaran

Pelaksanaan Pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran

Faktor Pendukung dan Penghambat

Kisi-Kisi berkembang menjadi butir-butir pertanyaan yang digunakan

sebagai pedoman wawancara kepada koordinator bidang kurikulum berbasis

lingkungan Tim Adiwiyata SD Negeri Kotagede 3. Pertanyaan meliputi kegiatan

guru maupun siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

serta kendala yang dihadapinya. Pertanyaan-pertanyaan selama wawancara dapat

berkembang untuk menggali data-data yang diperlukan dalam penelitian.

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

65

Tabel 5. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Koordinator

Kegiatan Berbasis Partisipatif

No Variabel Indikator

1 Kegiatan Lingkungan

Berbasis Partisipatif

Kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan

Kemitraan sekolah

Faktor Pendukung dan Penghambat

Kisi-Kisi tersebut berkembang menjadi butir-butir pertanyaan yang

digunakan sebagai pedoman wawancara kepada koordinator bidang kegiatan

lingkungan berbasis partisipatif Tim Adiwiyata SD Negeri Kotagede 3.

Pertanyaan-pertanyaan selama wawancara dapat berkembang agar memungkinkan

peneliti untuk menggali data-data yang diperlukan dalam penelitian. Pertanyaan

meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan faktor pendukung dan

penghambat kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.

Tabel 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Koordinator Sarana

dan Prasarana Ramah Lingkungan

No Variabel Indikator

1 Pengelolaan Sarana

Pendukung Ramah

Lingkungan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana

Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

Faktor Pendukung dan Penghambat

Kisi-Kisi tersebut berkembang menjadi butir-butir pertanyaan yang

digunakan sebagai pedoman wawancara kepada koordinator bidang sarana dan

prasana ramah lingkungan Tim Adiwiyata SD Negeri Kotagede 3. Pertanyaan-

pertanyaan selama wawancara dapat berkembang agar memungkinkan peneliti

untuk menggali data-data yang diperlukan dalam penelitian. Pertanyaan meliputi

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

66

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sarana dan prasana ramah

lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 serta kendala yang dihadapi.

Setelah Kepala Sekolah dan Guru, wawancara juga dilakukan kepada siswa

SD Negeri Kotagede 3 mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Berikut ini adalah kisi-

kisi pedoman wawancara kepada siswa SD Negeri Kotagede 3.

Tabel 7. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Siswa

No Variabel Indikator

1 Kebijakan Sekolah

Berwawasan

Lingkungan

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup di Sekolah

2 Kurikulum Sekolah

Berbasis Lingkungan

Pelaksanaan Pembelajaran

Faktor Pendukung dan Penghambat

3 Kegiatan Lingkungan

Berbasis Partisipatif

Kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan

Kemitraan sekolah

Faktor Pendukung dan Penghambat

4 Pengelolaan Sarana

Pendukung Ramah

Lingkungan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana

Pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan

Faktor Pendukung dan Penghambat

Kisi-kisi pedoman wawancara kepada siswa dikembangkan menjadi butir-

butir pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa narasumber mulai dari kelas 1

hingga kelas 6. Pertanyaan dalam kegiatan wawancara dapat berkembang sesuai

dengan keadaan yang ditemukan di lapangan.

3. Dokumentasi

Instrumen dokumentasi dalam penelitian ini menggunakan bentuk check list,

yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya (Arikunto, 2010: 202).

Dengan menggunakan check-list peneliti menggunakan tanda atau tally untuk

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

67

setiap pemunculan gejala yang dimaksud. Berikut ini adalah kisi-kisi check list

dokumentasi dalam penelitian ini.

Tabel 8. Kisi-Kisi Check-list Dokumentasi

No Variabel Indikator

1 Kebijakan Sekolah

Berwawasan

Lingkungan

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Surat Keputusan

RKAS

Peraturan Sekolah

2 Kurikulum Sekolah

Berbasis Lingkungan

Kurikulum

Silabus

RPP

Foto Pembelajaran

Media Sosialisasi Hasil Belajar

3 Kegiatan Lingkungan

Berbasis Partisipatif

Daftar Kegiatan Siswa

Kemitraan

Foto Kegiatan Siswa

4 Pengelolaan Sarana

Pendukung Ramah

Lingkungan

Jadwal Piket

Inventaris Sekolah

Foto Sarana dan Prasarana Sekolah

Kantin Sekolah

Kisi-kisi tersebut merupakan pedoman dokumentasi yang dapat berkembang

sesuai dengan keadaan alami yang ada di lapangan. Dokumen-dokumen

pendukung Program Adiwiyata dapat bertambah seiring dengan perkembangan

penelitian yang dilakukan.

4. Lembar Catatan Lapangan

Catatan lapangan atau Fieldnotes merupakan hasil rekaman berupa kata/

kalimat yang dicatat dalam sebuah format tertentu berdasarkan temuan konkret di

lapangan (Herdiansyah, 2015: 148). Catatan lapangan memuat detail kejadian

terkait dengan subyek dan obyek penelitian yang terjadi di lapangan di luar

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

68

observasi anekdot, wawancara dan dokumentasi selama berlangsungnya kegiatan

penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan hingga setelah selesai di lapangan. Data yang diperoleh menggunakan

teknik pengumpulan data kemudian dipilih dan dianalisis untuk memperoleh suatu

kesimpulan penjelasan mengenai apa yang sedang diteliti. Sugiyono (2011: 333)

menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi. Penyusunan sistematis data tersebut dapat berupa pengorganisasi

data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kualitatif model Interactive Miles & Huberman (Miles, Huberman & Saldana,

2014: 7). Analisis data kualitatif model Interactive memiliki empat kegiatan yaitu

data collection, data condensation, data display, dan conclusion drawing/

verifying. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan analisis data kualitatif Model

Interactive menurut Miles & Huberman berikut ini.

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

69

Miles dan Huberman menjelaskan bahwa langkah-langkah analisis data

penelitian kualitatif adalah sebagai berikut.

1. Pengumpulan data atau Data collection

Data Collection atau pengumpulan data adalah tahap dimana peneliti

mengumpulkan data terkait subyek dan obyek penelitian sebanyak mungkin.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Data yang terkumpul selanjutkan diseleksi sehingga menghasilkan data-data yang

valid dan dapat disajikan atau jika data yang ditemukan telah mengalami suatu

titik jenuh maka data tersebut dapat segera disajikan.

2. Data condensation

Data condensation memiliki konsep yang sama dengan reduksi data. Data

yang diperoleh di lapangan akan terus bertambah jumlahnya dan harus segera

Data collection

Data display

Data

condensation

Conclusion

drawing/

verifying

Gambar 1. Bagan Analisis Data Kualitatif Model Interactive Miles &

Huberman

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

70

dicatat atau diketik secara teliti dalam bentuk yang uraian yang rinci. Data-data

yang diperoleh tersebut harus segera direduksi yaitu dipilih hal-hal pokok,

difokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicari pola atau temanya untuk

memudahkan analisis data. Secara singkat, dalam tahap data condensation

terdapat reduksi data yang merupakan kegiatan untuk menyusun data-data yang

ada secara singkat sistematis agar mudah untuk dipahami.

3. Penyajian Data atau Data Display

Penyajian data atau data display merupakan kegitan menampilkan data ke

dalam uraian singkat, bagan, grafik, matrik, hubungan antar kategori, flowchart,

dan sejenisnya. Penyajian data dilakukan untuk memudahkan pemahaman

terhadap apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang telah

dipahami.

4. Penarikan Kesimpulan/ Verifkasi atau Conclusion Drawing/ Verifying

Data yang diperoleh dianalisis sejak awal. Data-data tersebut merupakan

sumber pertimbangan pengambilan kesimpulan awal. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah seiring berkembangnya

data yang ditemukan dalam penelitian. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

merupakan penemuan baru yang belum pernah ada berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih gelap sehingga setelah diteliti

menjadi lebih jelas (Sugiyono, 2011: 343). Kesimpulan akhir penelitian dilakukan

secara induktif, yaitu kesimpulan diambil setelah seluruh data yang terkumpul

selesai dianalisis.

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

71

Dalam sebuah penelitian kualitatif tahapan analisis data tidak selalu runtut

dan sistematis. Tahapan analisis data saling terkait satu sama lain dan dapat

berkembang sesuai dengan data yang ditemukan di lapangan. Penelitian kualitatif

akan terus dilaksanakan hingga data-data yang ditemukan mengalami suatu titik

kejenuhan dimana data-data yang di dapatkan dengan berbagai teknik dan

berbagai sumber memiliki kesamaan dan tidak ada sesuatu yang baru ditemukan

dalam kegiatan penelitian.

H. Keabsahan Data

Keabsahan data maksudnya adalah bahwa temuan-temuan dalam penelitian

dapat dipercaya. Sugiyono (2011: 365) menerangkan bahwa salah satu uji

keabsahan data dalam penelitian kualitatif adalah uji kredibilitas. Uji kredibilitas

ini dilakukan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi sendiri memiliki

makna pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi

teknik sebagai berikut ini.

1. Triangulasi Sumber; yaitu cara menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dari beberapa

sumber tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama,

yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber yang didapatkan

tersebut. Data-data yang telah dianalisis tersebut akan menghasilkan suatu

kesimpulan yang selanjutnya dimintakan persetujuan atau kesepakatan dari

narasumber.

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

72

2. Triangulasi Teknik; yaitu cara menguji kredibilitas dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda untuk mengecek

apakah hasil data yang didapatkan sama tau tidak ketika menggunakan teknik

yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik berupa

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari ketiga

teknik tersebut dianalisis mana yang sama dan mana yang berbeda, sehingga

dapat segera dipastikan kebenarannya.

Kepala Sekolah

Guru Siswa

Gambar 2. Bagan Triangulasi Sumber

Observasi

Wawancara Dokumentasi

Gambar 3. Bagan Triangulasi Teknik

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Lokasi Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kotagede 3 yang beralamat di

Jalan Pramuka, Sidikan, Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota

Yogyakarta. SD Negeri Kotagede 3 merupakan Sekolah Adiwiyata tingkat

provinsi sejak tahun 2016, setelah sebelumnya merupakan Sekolah Adiwiyata

tingkat kota pada tahun 2015. SD Negeri Kotagede 3 merupakan salah satu

sekolah yang memiliki kemitraan dengan salah satu stasiun televisi swasta pada

tahun 2007 untuk membangun gedung sekolah yang rusak akibat gempa bumi

pada tahun 2006.

SD Negeri Kotagede 3 memiliki dua gedung sekolah, gedung utama terletak

di utara jalan dan merupakan gedung berlantai dua yang berisi ruang kepala

sekolah, ruang guru, kelas-kelas, ruang kesenian, ruang BK, UKS, ruang koperasi,

perpustakaan, kantin, mushola, aula, kamar mandi, ruang komputer, lapangan

upacara, rumah penjaga, tempat parkir guru dan siswa, area hidroponik, kandang

burung, kolam ikan, dan taman kelas. Gedung lain merupakan lapangan olahraga

milik SD Negeri Kotagede 3 yang terletak di sebelah barat daya gedung utama. Di

dalam lapangan olahraga tersebut terdapat kebun sekolah yang dikelola oleh

setiap kelas. Selain itu terdapat area kandang ayam dan kelinci, area bank sampah,

rumah penjaga, dan gudang penyimpanan alat olahraga.

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

74

Secara umum, SD Negeri Kotagede 3 memiliki kondisi fisik yang baik,

walaupun lapangan olahraga SD Negeri Kotagede 3 sedang tidak terawat karena

sedang ada proyek pembangunan gedung baru. Kondisi lingkungan SD Negeri

Kotagede 3 cukup aman dan tidak bising karena tidak terletak di pinggir jalan

utama. Namun, SD Negeri Kotagede 3 cukup mudah ditemukan karena terdapat

papan petunjuk untuk menuju sekolah tersebut. Sebelah timur SD Negeri

Kotagede 3 berbatasan dengan jalan dan kawasan rumah penduduk, di sebelah

utara dan barat berbatasan dengan rumah penduduk, sedangkan sebelah selatan

berbatasan dengan jalan dan area persawahan. Fasilitas listrik dan air di SD

Negeri Kotagede 3 memadai serta terdapat saluran telepon dan jaringan internet.

SD Negeri Kotagede 3 merupakan Sekolah Adiwiyata sehingga di halaman

sekolah maupun lapangan olahraga terdapat tanaman peneduh yang membuat

lingkungan sejuk dan teduh. Selain tanaman peneduh, gedung utama SD Negeri

Kotagede 3 memiliki taman-taman berisi tanaman hias dan bunga yang dikelola

setiap kelas serta pot-pot hidroponik berisi tanaman hias. Kebun kelas yang berisi

berbagai tanaman obat dan sayur atau buah yang membuat suasana lebih hijau dan

asri terdapat di area lapangan olahraga SD Negeri Kotagede 3. Dinding-dinding

lapangan olahraga dihiasi dengan kreasi mural dan lukisan siswa-siswi SD Negeri

Kotagede 3. Sarana yang dimiliki oleh SD Negeri Kotagede 3 pun mendukung

pendidikan berbasis lingkungan seperti tempat sampah, komposter, wastafel,

mesin pencacah daun, dan alat-alat kebersihan yang mudah ditemui di kelas

maupun di beberapa titik sudut sekolah.

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

75

2. Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Kotagede 3

SD Negeri Kotagede 3 memiliki visi, misi, dan tujuan seperti berikut ini.

a. Visi SD Negeri Kotagede 3

Terwujudnya sekolah unggul dan berkarakter, peduli lingkungan, beriman,

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Misi SD Negeri Kotagede 3

1) Melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK untuk tercapainya prestasi bagi

seluruh warga sekolah.

2) Mengimplementasikan pendidikan karakter lngsung terintegrasi ke seluruh

pembelajaran

3) Menciptakan situasi dan kondisi lingkungan sekolah yang bersih, sehat, indah,

dan nyaman untuk pelaksanaan pembelajaran.

4) Mendidik siswa menjadi manusia humanis yang peduli lingkungan.

5) Mendidik dan meneladani siswa berbudi pekerti luhur, beriman, dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Tujuan SD Negeri Kotagede 3

Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian,

berakhlak mulia untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan yang lebih

tinggi.

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

76

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan

a. Perencanaan

Perencanaan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan terbagi atas

perencanaan visi, misi, dan tujuan sekolah, perencanaan RKAS, dan perencanaan

kebijakan atau peraturan sekolah.

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Kepala sekolah menjelaskan visi, misi, dan tujuan sekolah yang

direncanakan telah mencakup upaya pengelolaan dan perlindungan lingkungan

hidup dan sudah ada sejak tahun 2011 sebagai bentuk dukungan terhadap

PAIKEM dan kemudian semakin dikembangkan wawasan lingkungannya melalui

Program Adiwiyata. Pernyataan kepala sekolah mengenai perkembangan visi,

misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 adalah sebagai berikut.

“Sudah lama sekali mbak. Sebelum Adiwiyata. Saya pindah ke sini tahun

2011 terus melihat visi-misi kok rasanya perlu diperbaharui. Waktu itu pas

PAIKEM itu mbak. PAIKEM kan lingkungannya harus mendukung ya, nah

dari situ mulai dikembangkan pendidikan lingkungannya kemudian setelah

itu baru ada tentang Sekolah Adiwiyata itu mbak dan pendidikan

lingkungannya semakin digerakkan.”(wawancara I A.2a, LM: 14 Maret

2017)

Pernyataan kepala sekolah tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan

guru sebagai berikut.

“Perlindungan dan pengelolaan hidup sudah meskipun belum secara tersurat

tapi secara tersirat ada pengelolaan lingkungan hidup. Di visi salah satunya

ada yang menunjukkan peduli terhadap lingkungan. Itu di papan visi, misi di

lobby depan bisa dilihat mbak. Disitu ada salah satunya tentang sekolah

berwawasan lingkungan hidup. Kalau untuk misinya untuk mewujudkan visi

peduli lingkungan contohnya rasater, ada taman juga, taman itu yang

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

77

mengelola siswa di bantu forum kelas. Memang anak yang menanam tapi

kan namanya anak-anak pada perawatannya kurang maksimal, nah itu nanti

di bantu oleh forum.”(wawancara I A.1b, NS: 14 Maret 2017)

“Karena saya baru disini ya, jadi sudah berarti berawal kalau nggak salah

tahun 2014 itu kan sekolah kita juara sekolah sehat dan setelah itu baru

sekolah kita merintis jadi Sekolah Adiwiyata.”(wawancara I A.2b, NS: 14

Maret 2017)

Berdasarkan pernyataan guru, Visi, misi dan tujuan SD Negeri Kotagede 3

sudah memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara

tersirat dalam salah satu visi yaitu peduli lingkungan. Kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain

rasater dan taman yang dikelola oleh kelas dan forum kelas, dan kebun. Visi, misi,

dan tujuan tersebut sudah sejak lama dimulai pada tahun 2014 saat menjuarai

sekolah sehat dan mulai merintis Sekolah Adiwiyata.

Peneliti menanyakan tentang proses perencanaan visi, misi, dan tujuan SD

Negeri Kotagede 3. Kepala sekolah (wawancara I A.3a, LM: 14 Maret 2017)

menyatakan bahwa visi, misi, an tujuan sekolah dilakukan melalui rapat antara

kepala sekolah, guru, dan perwakilan komite dengan mengumpulkan ide-ide dari

berbagai pihak kemudian mendiskusikan yang paling baik dan tepat untuk

dipergunakan sebagai visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3. Hal ini

didukung oleh pernyataan guru mengenai visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede yang berkaitan dengan upaya pengelolaan dan perlindungan lingkungan

ditentukan melalui rapat sekolah dengan mempertimbangkan pengarahan oleh

BLH Kota Yogyakarta bahwa “Tentunya sekolah yang menetapkan lewat rapat.

Untuk Sekolah Adiwiyata ada pengarahan dari BLH, karena sekolah ada

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

78

kerjasama dengan BLH Kota Yogyakarta.” (wawancara I A.3b, NS: 14 Maret

2017)

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru dapat ditarik

kesimpulan bahwa visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 sudah mencakup

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sejak sebelum dinobatkan

sebagai salah satu Sekolah Adiwiyata. Penentuan visi, misi, dan tujuan sekolah

dilakukan melalui rapat sekolah dengan mempertimbangkan ide, kritik dan arahan

dari berbagai pihak. Data tersebut diperkuat dengan adanya dokumentasi yang

membuktikan bahwa terdapat visi, misi, dan tujuan sekolah yang berkaitan dengan

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dokumen sertifikat juara

harapan II lomba little vet “fauna sahabat anak” tahun 2016 juga merupakan salah

satu bukti bahwa SD Negeri Kotagede 3 mengikuti berbagai kegiatan terkait

lingkungan sebagai misi dalam mewujudkan sekolah yang berwawasan dan peduli

lingkungan.

Gambar 4. Visi, Misi, dan Tujuan

sekolah yang terpasang di lobby

sekolah

Gambar 5. Sertifikat little vet, sebagai

salah satu misi sekolah mendidik siswa

menjadi manusia humanis peduli

lingkungan

Berdasarkan hasil wawancara yang diperkuat dengan hasil dokumentasi

tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

79

Kotagede 3 telah disesuaikan dengan upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup bahkan sejak sebelum dinobatkan sebagai salah satu Sekolah

Adiwiyata tingkat Kota Yogyakarta dan tingkat Provinsi Yogyakarta. Sekolah

menentukan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai pertimbangan dan dari

berbagai pihak, salah satunya adalah BLH Kota Yogyakarta yang ikut

memberikan pengarahan dalam perencanaan kegiatan Sekolah Adiwiyata sesuai

dengan visi, misi, dan tujuan sekolah.

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

Perencanaan RKAS dilakukan melalui rapat sekolah dengan berbagai

pertimbangan sepeti dalam perencanaan visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepala

sekolah menyatakan bahwa RKAS disusun melalui rapat dengan pertimbangan

ide-ide yang muncul dan disesuaikan dengan anggaran dana BOS dan BOSDA

yang ada.

“Dengan Rapat mbak. Kaya penentuan visi misi tadi. Dikumpulkan ide-

idenya nanti baru dikupas tuntas dan diputuskan bersama mana yang

sekiranya bisa digunakan. Kadang ada ide dari wali murid lewat forum kelas

disampaikan ke Wali Kelas dan nanti disampaikan di rapat besar mbak. Nah

dari ide-ide kegiatan yang ada itu dipilah disesuaikan dengan anggaran dana

BOS dan BOSDA yang ada.”(wawancara I B.1a, LM: 14 Maret 2017)

Sementara guru (wawancara I B.1b, NS: 14 Maret 2017) menyatakan hal

yang sama dengan kepala sekolah tentang penyusunan RKAS dilakukan oleh tim

penyusun melalui rapat dan sosialisasi kepada guru lain sebelum pengesahan

untuk mendapatkan kritik, saran dan masukan yang membangun. Ketika terdapat

kegiatan yang belum direncanakan sebelumnya tetapi harus dilaksanakan maka

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

80

perlu pertimbangan skala prioritas kebutuhan sekolah. Guru (wawancara I B.2b.1),

NS: 14 Maret 2017) juga menyatakan bahwa kondisi lingkungan dan sumber dana

merupakan pertimbangan dalam penyusunan RKAS. Selain itu pendekatan

lingkungan yang digunakan dalam penyusunan kegiatan dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di SD Negeri Kotagede 3 adalah

pemilahan dan pengelolaan sampah, yang kemudian diikuti dengan

mengedepankan hemat energi, cinta satwa dan keanekaragaman hayati

(Wawancara I B.2b.2), NS: 14 Maret 2017). Hal tersebut didukung dengan

pernyataan kepala sekolah sebagai berikut.

“Kondisi lingkungan sekitar, Dana dan yang pasti pastisipasi. Partisipasi

dari orang tua penting loh mbak. Kalau orang tuanya aja tidak peduli ya

susah mbak untuk mengadakan kegiatan.”(wawancara I B.2a.1), LM: 14

Maret 2017)

“Iya ada pendekatannya. Kalau disini sampah yang paling utama karena

melihat sampah yang dihasilkan itu banyak sekali setiap harinya jadi terpikir

bagaimana untuk menguranginya. Selain sampah, ada keanekaragaman

hayati dan juga energi.”( wawancara I B.2a.2), LM: 14 Maret 2017)

Kepala sekolah menjelaskan bahwa lingkungan, dana, dan partisipasi

merupakan pertimbangan dalam penyusunan RKAS. Pendekatan lingkungan yang

digunakan sebagai pertimbangan perencanaan RKAS adalah pengelolaan sampah

sebagai pendekatan utama dan pendekatan lain seperti keanekaragaman hayati dan

energi.

Kepala sekolah (wawancara I B.3a, LM: 14 Maret 2017) mengungkapkan

bahwa RKAS diperlukan untuk mengatur kegiatan dan anggaran yang dimiliki

oleh sekolah agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal tersebut didukung dengan

pernyataan guru (wawancara I B.3b, NS: 14 Maret 2017) yang mengungkapkan

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

81

bahwa RKAS dibutuhkan untuk menata kegiatan dan anggaran SD Negeri

Kotagede 3. Dengan begitu, RKAS diperlukan untuk mengatur kegiatan dan

anggaran yang dimiliki sekolah sehingga memiliki manfaat yang semaksimal

mungkin.

Berdasarkan hasil dokumentasi didapatkan bahwa SD Negeri Kotagede 3

memiliki RKAS yang terdiri atas RKAS jangka panjang dan RKAS jangka

pendek. RKAS jangka panjang disusun mulai tahun 2011 hingga tahun 2018.

Sementara RKAS jangka pendek disusun untuk kegiatan dan anggaran periode

2016-2017. Hasil dokumentasi menunjukkan bahwa anggaran dana dalam RKAS

di SD Negeri Kotagede 3 sebesar Rp. 565.610.000,00 yang berasal dari dana BOS

Rp. 277.600.000,00; dana BOSDA sebesar Rp. 260.250.000,00; dan dana BOS

provinsi sebesar Rp. 27.760.000,00. Sekitar Rp. 113.122.000 atau 20% dari total

anggaran dana telah digunakan untuk kegiatan terkait dengan lingkungan hidup di

SD Negeri Kotagede 3 dan akan ditingkatkan lagi penggunaan anggaran dana

sekolah dalam upaya PPLH dan PLH pada periode selanjutnya hingga 70%.

Gambar 6. Dokumen RKAS jangka

panjang 2011- 2018

Gambar 7. Dokumen RKAS jangka

pendek 2016-2017

Berdasarkan dari hasil wawancara dan dokumentasi dapat disimpulkan

bahwa RKAS disusun untuk mengatur kegiatan dan anggaran baik secara jangka

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

82

panjang maupun jangka pendek melalui rapat sekolah dengan pertimbangan

berbagai hal. Pertimbangan tersebut seperti lingkungan sekitar, sumber dana,

partisipasi warga sekolah dan orang tua, pendekatan lingkungan yang digunakan,

dan kritik, saran atau masukan yang membangun dari guru di luar tim penyusun

RKAS.

Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup di Sekolah

Peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sekolah ini

meliputi peraturan-peraturan atau tata tertib yang disusun sekolah dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Menurut kepala sekolah

penyusunan peraturan atau tata tertib sekolah dilakukan melalui rapat seperti pada

penyusunan visi, misi, dan tujuan sekolah serta penyusunan RKAS seperti berikut

ini.

“Sama seperti dengan RKAS melalui rapat. Kalau menyusun peraturan

sekolah disesuai dengan program dan kegiatan yang dilakukan di sekolah

misalnya untuk hemat energi ada peraturan mematikan lampu pada siang

hari.”(wawancara I C.1a, LM: 14 Maret 2017)

Kepala sekolah menjelaskan bahwa peraturan atau tata tertib yang ada di

lingkungan sekolah disesuaikan dengan RKAS yang telah disusun sebelumnya.

Sementara guru (wawancara I C.1b, NS: 14 Maret 2017) mengungkapkan bahwa

penyusunan kebijakan dan peraturan hampir sama dengan RKAS berdasarkan

pada kebutuhan sekolah. Dari data yang diungkapkan kepala sekolah dan guru

tersebut dapat disimpulkan bahwa peraturan atau tata tertib SD Negeri Kotagede 3

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

83

disusun melalui rapat dengan pertimbangan kegiatan, program dan kebutuhan

sekolah sesuai dengan RKAS yang telah disusun.

Hal tersebut diperkuat dengan adanya dokumen RKAS jangka panjang dan

jangka pendek yang memuat berbagai kegiatan sekolah memiliki aturan-aturan

pelaksanaan tersendiri. Misalnya program kantin bebas sampah yang dimulai

sejak tahun 2016 mengharuskan pedagang di kantin untuk tidak menggunakan

plastik sebagai bahan pembungkus makanan dan minuman melainkan

menggunakan kotak makan kecil, piring, mangkuk, dan gelas. Dengan begitu,

kebijakan atau peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup akan

disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan sekolah serta RKAS yang telah disusun.

b. Pelaksanaan

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Kepala sekolah (wawancara I D.1a, LM: 14 Maret 2017) memaparkan

bahwa penginternalisasian visi, misi, dan tujuan sekolah sudah dilakukan dengan

pembiasaan kegiatan sehari-hari menggunakan contoh dan teladan nyata dari guru

kepada siswa-siswa dan bukan hanya menggunakan nasehat. Selain itu terdapat

lagu dan pemasangan papan tentang visi, misi, dan tujuan sekolah di depan lobby.

Hal serupa juga diungkapkan oleh guru seperti berikut ini.

“Sosialisasi ketika upacara kemudian ketika apel. Kemudian sekolah juga

membuat visi misinya itu dibuat lagu yang dinyanyikan oleh anak kan

otomatis anak-anak hafal. Selain itu dengan memasang plang-plang visi-

misi di lobby, di kelas. Pelaksanaannya itu tidak terjadwal jadi include

dengan pembelajaran juga bisa.” (wawancara I D.1b, NS: 14 Maret 2017)

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

84

Menurut guru, visi, misi,dan tujuan sekolah disosialisasikan kepada siswa

ketika upacara maupun apel. Sekolah memiliki cara khusus agar anak-anak hafal

dengan visi dan misi SD Negeri Kotagede 3, yaitu dengan cara membuat lagu atau

yel-yel berisi visi dan misi sekolah. Pemasangan papan visi, misi, dan tujuan

sekolah juga terpasang diberbagai sudut sekolah seperti lobby sekolah dan kelas-

kelas. Pelaksanaan visi, misi, dan tujuan sekolah sendiri dapat dimasukkan ke

dalam kegiatan pembelajaran siswa. Sebagaian siswa SD Negeri Kotagede 3

mengetahui visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3, namun beberapa masih

belum hafal dan mengetahui visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3.

“Tahu, yang sekolah unggul peduli lingkungan itu.”(wawancara V A.1a,

NB: 17 Maret 2017)

“Enggak, eh... yang di nyanyian itu o mbak? Aku tapi lupa e mbak.”

(wawancara V A.1c, TG: 18 Maret 2017)

“Visinya tahu. SD N KG 3 terwujudnya sekolah unggul, berkarakter peduli

lingkungan, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau

misinya enggak.” (wawancara V A.1g, SY: 25 Maret 2017)

“Pernah di kasih tahu sama bu guru. Nggak hafal.”(wawancara V A.1j, FI: 1

April 2017)

Sebagian besar siswa SD Negeri Kotagede 3 sudah mengetahui adanya visi,

misi, dan tujuan yang terkait dengan lingkungan hidup. Siswa juga mengetahui

bahwa SD Negeri Kotagede 3 merupakan Sekolah Adiwiyata yang berwawasan

peduli terhadap lingkungan sekitar seperti berikut ini.

”Tahu. Sekolah yang peduli dengan lingkungan sekitar.” (wawancara V

A.2b, AN: 17 Maret 2017)

“Tahu. Sekolah yang memperhatikan lingkungan.” (wawancara V A.2d, SL:

18 Maret 2017)

Kls: “Tahu. sekolah yang peduli lingkungan.” (wawancara V A.2l, KL: 1

April 2017)

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

85

Berdasarkan data dari wawancara dapat disimpulkan bahwa visi, misi, dan

tujuan sekolah telah diinternalisasikan kepada siswa melalui berbagai cara seperti

sosialisasi, teladan, lagu, pemasangan papan visi, misi, dan tujuan diberbagai

sudut sekolah, dan memasukkannya dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa

siswa yang belum memahami visi, misi, dan tujuan sekolah meskipun siswa telah

mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 merupakan Sekolah Adiwiyata yang

berwawasan dan peduli terhadap lingkungan.

Hasil observasi menunjukkan bahwa visi, misi, dan tujuan disosialisasikan

menggunakan media sosialisasi berupa papan visi, misi, dan tujuan sekolah di

berbagai tempat seperti lobby sekolah, ruang kepala sekolah, ruang guru ruang

perpustakaan, dan setiap ruang kelas. Visi dan misi sekolah juga dikenalkan

melalui sebuah lagu atau yel-yel. Hal tersebut didukung dokumentasi lirik yel-yel

visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 dan dokumentasi pemasangan papan

visi, misi, dan tujuan sekolah di sudut sekolah seperti di lobby (Gambar 4).

Pelaksanaan visi, misi, dan tujuan sekolah di SD Negeri Kotagede 3 sudah

dilakukan dengan baik dan dengan cara yang menarik perhatian dan minat siswa.

Gambar 8. Salah satu yel-yel terkait visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

86

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

RKAS dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Kepala sekolah memaparkan bahwa RKAS dilakukan secara

berkelanjutan dengan melibatkan seluruh warga sekolah baik guru dan karyawan

maupun siswa-siswi SD Negeri Kotagede 3 sebagai berikut ini.

“Kegiatan yang disusun dalam RKAS tentu saja dilaksanakan kalau yang

kaitannya dengan lingkungan itu ada perawatan taman sekolah, perawatan

kebun, Rasater atau Radius Satu Meter, jadi kalau ada sampah yang

jaraknya satu meter dari siswa diambil dan dimasukkan dalam sampah

sesuai dengan jenisnya dan masih banyak lagi kegiatan lainnya mbak.

Dalam pelaksanaannya itu harusnya guru dan karyawan juga memiliki peran

selain memberi pengarahan guru itu juga memberikan contoh kepada anak-

anak. Dan itu nggak bisa hanya dilakukan sekali tapi harus

berkelanjutan.”(wawancara I E.1a, LM: 14 Maret 2017)

“Pastinya ya ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang sudah disusun

tadi. Guru bertugas untuk mengarahkan dan membimbing siswa. Begitu

juga orang tua harus memiliki partisipasi. Seperti kemarin pas Hari

Menanam Nasional itu kita mengadakan kegiatan penanaman pohon yang

melibakan orang tua. Kalau contoh partisipasi warga sekolah itu seperti

Bank Sampah itu kan dikelola bersama nanti anak-anak ikut mengumpulkan

sampah-sampah yang kira-kira bisa di daur ulang seperti kertas-kertas tak

terpakai itu. Lalu ada juga kegiatan ecobrick, siswa mengumpulkan sampah-

sampah yang dimiliki di rumah dimasukkan ke dalam botol nanti setelah

penuh dibawa ke sekolah dan diserahkan ke wali kelas. Saya dan guru-guru

lain juga begitu mbak. Biar anak-anak itu melihat contohnya.” (wawancara I

E.2a, LM: 14 Maret 2017)

Berdasarkan wawancara kepala sekolah tersebut, kegiatan sekolah terkait

upaya perlindungan dan pengelolaan sampah yang ada dalam RKAS antara lain

perawatan taman sekolah, perawatan kebun, Rasater (Radius Satu Meter) yaitu

siswa wajib untuk mengambil sampah yang ada dalam jarak satu meter di

sekelilingnya kemudian membuangnya ke tempat sampah sesuai jenisnya,

kegiatan penanaman pohon, dan ecobrick. Seluruh warga sekolah memiliki peran

dan wajibt berpartisipasi dalam kegiatan yang telah direncanakan dalam RKAS.

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

87

Hal serupa juga diungkapkan oleh guru (wawancara I E.1b, NS: 14 Maret

2017) yang mengungkapkan bahwa RKAS digunakan sebagai acuan atau

pedoman pelaksanaan kegiatan yang melibatkan seluruh warga sekolah. Guru

memberikan contoh kegiatan yang dilakukan antara lain adalah Rasater (Radius

Satu Meter), Semutlis (Sepuluh Menit Untuk Lingkungan Sekolah), dan Jumat

Bersih. Guru juga mengungkapkan bahwa semua warga sekolah memiliki peran

aktif dalam pelaksanaan RKAS sebagai salah satu bentuk pendidikan karakter

peduli lingkungan (wawancara I E.2b, NS: 14 Maret 2017).

Dalam observasi, peneliti menemukan bahwa RKAS dilaksanakan secara

transparan karena dalam pengamatan ditemukan papan yang menunjukkan

pengalokasian dana BOS dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Hal tersebut diperkuat

dengan adanya dokumentasi papan alokasi penggunaan dana BOS dan juga

kalender pendidikan SD Negeri Kotagede 3 yang terdapat di lobby sekolah.

Gambar 9. Papan alokasi penggunaan

dana BOS di lobby sekolah

Gambar 10. Kalender Pendidikan SD

Negeri Kotagede 3 di lobby sekolah

Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah dan guru serta diperkuat

dengan hasil observasi dan dokumentasi, dapat disimpulkan bahwa RKAS di SD

Negeri Kotagede 3 dilaksanakan dengan baik secara transparan dan melibatkan

partisipasi seluruh warga sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam RKAS

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

88

antara lain rasater, semutlis dengan piket kelas, jumat bersih dengan perawatan

tanaman di taman dan kebun, bank sampah, dan ecobrick

Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup di Sekolah

Pelaksanaan kebijakan atau peraturan di SD Negeri Kotagede 3 dilakukan

dengan berbagai cara seperti mengadakan penyuluhan kebijakan dan peraturan

kepada siswa dan orang tua/ wali, memasang papan tata tertib, dan memberi

contoh menaati tata tertib. Hal tersebut sesuai kepala sekolah yang menyatakan

bahwa sekolah memberikan penyuluhan baik pada siswa maupun orang tua dan

juga memasang papan tata-tertib sekolah (wawancara I F.1a, LM: 14 Maret 2017).

Pernyataan kepala sekolah didukung oleh pernyataan guru terkait pelaksanaan

kebijakan dan peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

melibatkan seluruh warga sekolah dan orang tua siswa dalam sosialisasi kebijakan

sekolah dan pelaksanaan kebijakan di SD Negeri Kotagede 3 sebagai berikut.

“Kebijakan dan peraturan disosialisasikan tidak hanya kepada siswa tetapi

juga orang tua. Agar siswa mengingat tata tertib sekolah memasang papan-

papan tata tertib dan juga guru memberi contoh serta mengingatkan siswa.”

(wawancara I F.1b, NS: 14 Maret 2017)

Guru menyebutkan bahwa pemasangan papan tata tertib dan memberikan

contoh secara nyata dapat membantu siswa mengingat tata tertib yang harus

ditaati selain melalui upaya sosialisasi. Hasil wawancara dengan siswa

menunjukkan bahwa siswa mengetahui dan terlibat secara aktif dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di sekitarnya. Peraturan yang

diketahui oleh siswa diantaranya adalah membuang sampah pada tempatnya,

menghemat air, menghemat listrik, merawat tanaman, melakukan jadwal piket,

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

89

menjaga kebersihan, kerja bakti pada hari Jumat setelah senam, membeli makan

di tempat yang sudah di sediakan, mengurangi sampah plastik, tidak merusak

fasilitas sekolah, radius satu meter (rasater), dan sepuluh menit untuk lingkungan

sekolah (semutlis). Sepuluh menit untuk lingkungan sekolah dilakukan oleh

masing-masing siswa sebelum masuk sekolah dengan merawat lingkungan

sekolah agar tetap bersih dan asri.

Hasil observasi menunjukkan bahwa peraturan atau tata tertib di SD Negeri

Kotagede dibuat tertulis dan di pasang di beberapa tempat seperti ruang kepala

sekolah, perpustakaan, ruang guru, setiap ruang kelas, taman sekolah, dekat

wastafel dan tempat wudhu mushola sekolah. Pelaksanaan peraturan masih

terkendala dengan adanya siswa yang belum menaati peraturan/ tata tertib sekolah.

Dengan begitu, guru masih harus mengingatkan dan menasehati siswa yang

melanggar peraturan. Data tersebut didukung dengan adanya dokumentasi

mengenai papan peraturan yang harus ditaati oleh setiap siswa SD Negeri

Kotagede 3. Poster-poster mengenai kegiatan berhemat dan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) ditempelkan di berbagai sudut sekolah dan kelas.

Gambar 11.Salah satu tata tertib yang terpasang di sudut kelas

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

90

c. Evaluasi

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Kepala sekolah mengungkapkan bahwa Pengamatan terhadap sikap warga

sekolah merupakan salah satu cara mengetahui tingkat internalisai visi, misi, dan

tujuan SD Negeri Kotagede 3 sebagai berikut ini.

“Diamati, mbak. Sejauh ini siswa tahu sudah tapi belum konsisten

pelaksanaannya. Masih harus selalu diingatkan apalagi untuk anak-anak SD.

Untuk mengetahui apakah sudah terinternalisasi tentunya dengan

mengadakan evaluasi bisa secara lisan maupun dilihat tindakannya.”

(wawancara I G.1a, LM: 14 Maret 2017)

Dalam wawancara tersebut kepala sekolah memberikan penilaian bahwa

internalisasi visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 masih perlu ditingkatkan,

mengingat masih terdapa warga sekolah yang mengetahui visi, misi, dan tujuan

sekolah tetapi belum dapat melakukan tindakan sesuai dengan visi, misi dan

tujuan sekolah. Hal tersebut didukung pernyataan guru yang menyatakan bahwa

siswa harus diamati sikap dan tindakan agar sesuai dengan visi, misi, dan tujuan

sekolah yang telah ditetapkan (wawancara I G.1b, NS: 14 Maret 2017)

Siswa sendiri sudah mengetahui bahwa visi, misi, dan tujuan sekolah

diperlukan untuk mewujudkan sekolah yang diharapkan, meskipun beberapa

siswa masih kurang peduli terhadap keberadaan visi, misi, dan tujuan sekolah

serta fungsinya seperti pada hasil wawancara berikut ini.

“Penting. Biar menang lomba Adiwiyata.”(wawancara V C.1a, NB: 17

Maret 2017)

“Ya perlu. Buat apa ya? Nggak tahu.” (wawancara V C.1c, TG: 18 Maret

2017)

“Nggak, nggak tahu ding.” (wawancara V C.1e, AR: 18 Maret 2017)

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

91

“Perlu. Biar sekolahnya bagus terus bisa ikut Adiwiyata terus

menang.” .”(wawancara V C.1h, AG: 25 Maret 2017)

Evaluasi visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 yang dilakukan

melalui pengamatan kepala sekolah dan guru serta penilaian diri oleh siswa di

dukung dengan adanya dokumentasi analisis tujuan Program Adiwiyata dalam

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) tahun 2016 (Lampiran 15).

Gambar 12. Dokumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

Menurut kepala sekolah (wawancara I H.1a, LM: 14 Maret 2017) RKAS

yang telah direncanakan oleh SD Negeri Kotagede 3 berjalan baik dan harus

diusahakan untuk terlaksana seluruhnya sesuai dengan perencanaan. Kegiatan

insidental berhasil dilaksanakan meskipun belum maksimal. Sedangkan menurut

guru (wawancara I H.1b, NS: 14 Maret 2017) Kegiatan dan anggaran SD Negeri

Kotagede 3 berjalan sesuai dengan RKAS dengan berbagai pertimbangan prioritas

untuk kegiatan insidental.

Hasil observasi menunjukkan bahwa evaluasi RKAS dilakukan secara

transaparan dengan bukti dokumentasi adanya papan pengumuman di depan ruang

kepala sekolah yang memaparkan laporan penggunaan dana BOS. Dengan begitu,

Evaluasi RKAS yang telah disusun SD Negeri Kotagede 3 dilakukan secara

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

92

transparan terhadap warga sekolah dan orang tua dan atau wali murid. Dalam

evaluasi RKAS terlihat bahwa RKAS berjalan cukup baik tetapi masih perlu

dimaksimalkan sesuai dengan skala prioritas sekolah.

Gambar 13. Papan Laporan Penggunaan Dana BOS oleh SD Negeri Kotagede 3

Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup di Sekolah

Evaluasi peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah oleh kepala sekolah (wawancara I I.1a, LM: 14 Maret 2017) diungkapkan

bahwa warga SD Negeri Kotagede 3 sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan

kebijakan dan peraturan yang berlaku. Sementara itu, guru menambahkan bahwa

masih terdapat siswa yang belum menaati peraturan seperti dalam pernyataan “Ya

sudah cukup berhasil. Meskipun ya masih ada aja anak yang masih harus

diingatkan untuk mematuhi tata-tertib ( wawancara I I.1b, NS: 14 Maret 2017)”.

Evaluasi diri siswa menunjukkan bahwa siswa mengetahui alasan

dibentuknya peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah serta memahami bahwa menaati peraturan merupakan kewajibannya

sebagai seorang siswa agar tidak mendapatkan hukuman dan menciptakan

lingkungan sekolah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah. Namun, masih

ada siswa yang memerlukan bimbingan untuk memahami bahwa peraturan

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

93

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah diperlukan untuk

mewujudkan sekolah yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuannya.

Hasil observasi menunjukkan bahwa evaluasi kebijakan sekolah dilakukan

oleh guru dan kepala sekolah melalui pengamatan sikap dan kemudian

mengadakan bimbingan, bahkan SD Negeri Kotagede 3 memiliki ruang

bimbingan tersendiri. Hasil dokumentasi menunjukkan dokumen evaluasi diri

sekolah (gambar 12) dan analisis tujuan Program Adiwiyata (lampiran 15).

d. Faktor pengaruh kebijakan sekolah berwawasan lingkungan

Faktor pendukung kebijakan sekolah berwawasan lingkungan

Kepala sekolah mengungkapkan bahwa terdapat banyak faktor pendukung

dalam komponen kebijakan sekolah berwawasan lingkungan yang meliputi visi,

misi, tujuan sekolah; RKAS; dan kebijakan atau tata tertib sekolah sebagai berikut

ini.

“Banyak. Kalau untuk perencanaan dan pelaksanaan saya kira hampir sama

mbak kaya dana, tenaga, lahan, dan kegiatannya. Kalau tenaganya serempak

dan bisa kontinu waktu kegiatan yang ada, ya kegiatannya bisa optimal.

Optimal dengan memanfaatkan masa yang ada. Kalau evaluasi

pendukungnya ya kesediaan dan keterbukaan dari pihak-pihak yang di

evaluasi itu yang memudahkan evaluasi kegiatannya apalagi kalau evaluasi

lisan itu kan keaktifan dan partisipasi anak membantu sekali.”(wawancara I

J.1a, LM: 14 Maret 2017)

Berdasarkan pernyataan tersebut, bentuk dukungan perencanaan dan

pelaksanaan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan adalah ketersediaan dana,

tenaga, lahan dan jenis kegiatan. Sedangkan untuk evaluasi keaktifan, partisipasi,

dan keterbukaan subyek evaluasi menjadi bentuk dukungan pelaksanaan evaluasi

kebijakan sekolah berwawasan lingkungan. Faktor pendukung lain juga

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

94

diungkapkan bahwa “Untuk yang mendukung seperti Dana BOS dan BOSDA,

Power dari kepala sekolah, guru dan siswa yang terlibat aktif, lingkungan yang

menjamin, dan juga komite sekolah” (wawancara I J.1b, NS: 14 Maret 2017).

Pernyataan tersebut diperkuat dokumentasi yang menunjukkan bahwa warga

sekolah mengikuti kebijakan sekolah berwawasan lingkungan yang direncanakan.

Gambar 14. Partisipasi warga sekolah dalam melaksanakan kebijakan

berwawasan lingkungan SD Negeri Kotagede 3

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung pelaksanaan

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan sekolah berwawasan

lingkungan meliputi:

1) ketersediaan dana,

2) partisipasi warga sekolah dan komite,

3) lingkungan yang mendukung, dan

4) kegiatan yang selaras.

Faktor penghambat kebijakan sekolah berwawasan lingkungan

Kepala sekolah mengungkapkan faktor penghambat dalam komponen

kebijakan sekolah berwawasan lingkungan (wawancara I K.1a, LM: 14 Maret

2017) antara lain seperti masih ada guru yang hanya memberikan anak perintah

dan tidak memberikan contoh yang benar. Selain itu pihak luar sekolah yang

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

95

kadang kurang mendukung pelaksanaan aturan dan kegiatan yang telah dibuat

oleh SD Negeri Kotagede 3. Sementara guru mengungkapkan faktor penghambat

seperti berikut ini.

“Kalau untuk perencanaan dan pelaksanaan ya paling beban tugas guru yang

tidak sebanding dengan jam kerjanya mbak. Kebanyakan bebannya, jadi

yang kurang maksimal. Terus adanya orang tua yang kurang peduli,

maksudnya di sekolah anak sudah diberi tahu ini itu untuk menjaga

lingkungan, buang sampah sesuai dengan tempatnya dan jenisnya tapi

ketika dirumah balik lagi orang tua tidak mengingatkan atau saat kegiatan

yang melibatkan orang tua tapi orang tuanya kurang peduli dan kurang aktif.

Kalau evaluasinya itu masih terkendala dengan penyusunan laporan mbak.

Laporan sih sudah tapi mungkin analisisnya kurang mendalam. Sebabnya ya

tadi itu jam kerja dan beban tugasnya tidak sebanding. Ya bisa dikatakan

kurang personil.” (wawancara I K.1b, NS: 14 Maret 2017)

Berdasarkan pada penyataan guru, faktor penghambat dalam kebijakan

sekolah berwwasan lingkungan adalah beban tugas tugu yang terlalu berat,

kurangnya kepedulian orang tua, serta kurang mendalamnya analisis laporan

evaluasi karena beban tugas guru dan kekurangan personel. Dengan begitu dapat

disimpulkan bahwa faktor penghambat kebijakan sekolah berwawasan sekolah

antara lain:

1) kurangnya kepedulian dari beberapa pihak-pihak terkait,

2) tidak sebandingnya beban tugas dengan jam kerja guru,

3) kurang mendalamnya analisis laporan evaluasi, dan

4) kurangnya personil.

Hal tersebut didukung dengan dokumentasi foto kegiatan yang

menunjukkan masih kurangnya kepedulian beberapa pihak terhadap kebijakan

yang dibuat sekolah. Berikut ini adalah dokumentasi dari kondisi luar sekolah

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

96

ketika pulang sekolah dimana banyak penjual yang masih tetap berjualan di luar

sekolah meskipun sudah dilarang oleh pihak SD Negeri Kotagede 3. Selain itu,

beberapa siswa masih tetap membeli makan dan minum dari penjual di luar

sekolah meskipun sudah dilarang. Hal tersebut dikarenakan beberapa siswa

tersebut beranggapan makanan dan minuman dari penjual di luar sekolah sama-

sama sehat dan enak dengan makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah.

Gambar 15. Beberapa siswa membeli makan dan minum di luar sekolah ketika

pulang sekolah.

2. Kurikulum Sekolah Berbasis Lingkungan

a. Perencanaan

Kurikulum yang digunakan oleh SD Negeri Kotagede 3 adalah kurikulum

2013 dan KTSP. Kurikulum 2013 untuk kelas 1 dan 4, sedangkan KTSP

digunakan pada kelas 2, 3, 5, dan 6. Kepala sekolah memaparkan bahwa dalam

perencanaan kurikulum sekolah berbasis lingkungan berdasarkan pada silabus dari

pusat (wawancara II A.1a, LM: 14 Maret 2014). Guru dapat mengembangkan dan

menyusun Indikator dan kegiatan pembelajaran dalam RPP terintegrasi dengan

pendidikan lingkungan hidup. Dengan begitu Kompetensi Inti (KI) dalam

kurikulum 2013 atau Standar Kompetensi dalam KTSP dan Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan guru dalam pembelajaran sudah berdasar pada acuan

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

97

silabus dari pusat dan guru hanya mengembangkan indikator serta kegiatan

pembelajaran. Guru mengungkapkan hal yang sama dengan kepala sekolah

sebagai berikut ini.

“Silabus sudah ada acuannya. Indikator dan RPP bisa dikembangkan. Untuk

yang terintegrasi dengan pendidikan lingkungan, sebelum memilih mana

yang bisa diintegrasikan harus punya GBIM tentang Pendidikan

Lingkungan Hidup. Dari situ dapat dicupliki yang sesuai, tergantung mata

pelajaran dan materi yang diajarkan. Kalau di K13 malah lebih gampang

kan sudah ada tema-temanya biasanya di dalamnya sudah ada tentang PLH-

nya.”(wawancara II A.1b, RN: 15 Maret 2017)

Berdasarkan pada pernyataan kepala sekolah dan guru tersebut dapat

disimpulkan bahwa perencanaan kurikulum berbasis lingkungan dilakukan

dengan menggunakan silabus yang sudah ada dari pusat sebagai acuan kompetensi

inti atau standar kompetensi serta kompetensi dasar pembelajaran. Guru dapat

mengembangkan indikator dan kegiatan-kegiatan dalam RPP terintegrasi dengan

pendidikan lingkungan hidup sesuai dengan mata pelajaran dan materi yang

sedang di pelajari.

Banyak kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan yang pernah

direncanakan oleh guru SD Negeri Kotagede 3 kepala sekolah mengungkapkan

contoh kegiatan pembelajaran terintegrasi dengan lingkungan hidup yang pernah

direncanakan SD Negeri Kotagede 3. Kegiatan tersebut antara lain adalah

berkebun, memilah sampah, daur ulang, pengamatan lingkungan sekitar yang

diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran seperti IPA, Olahraga, dan SBK

tergantung pada materi yang dipelajari (wawancara II A.2a, LM: 14 Maret 2017).

Contoh lain juga diungkapkan oleh guru sebagai berikut.

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

98

“Banyak, contohnya Pengelolaan sampah, rasater, terus kegiatan kegiatan

memperingati hari-hari terkait lingkungan. Itu semua bisa dimasukkan

dalam pembelajaran di dalam kelas tapi ya cari yang sesuai dengan materi

yang dipelajari.”(wawancara II A.2b, RN: 15 Maret 2017)

Menurut kepala sekolah perbedaan penggunaan kurikulum 2013 dengan

KTSP tidak mempengaruhi pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dalam

Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3. Kepala sekolah mengungkapkan

bahwa pembelajaran berbasis lingkungan tetap dapat berjalan meskipun

kurikulum berganti seperi berikut ini.

“Saya kira tidak masalah. Walaupun kurikulumnya berganti Program

Adiwiyata akan tetap bisa dilakukan. Tidak ada perbedaan mencolok

kecuali mungkin dalam K13 ada tema-tema yang memang sudah terintegrasi

dengan PLH jadi guru malah lebih mudah melakukan pembelajaran

terintegrasi dengan lingkungan hidup.” (wawancara II A.3a, LM: 14 Maret

2017).

Guru (wawancara II A.3b, RN: 15 Maret 2017) juga mengungkapkan hal

yang sama bahwa pembelajaran lingkungan hidup tetap berlangsung meskipun

terdapat pergantian kurikulum karena tetap dapat diintegrasikan kedalam kegiatan

pembelajaran. Data perencanaan kurikulum berbasis lingkungan SD Negeri

Kotagede 3 dari kepala sekolah dan guru diperkuat dengan adanya dokumentasi

terkait kurikulum berbasis lingkungan di SD Negeri Kotagede antara lain struktur

kurikulum sekolah (lampiran 17), RPP (lampiran 16), buku kurikulum sekolah

yang memuat silabus pembelajaran setiap kelas baik dengan kurikulum 2013

maupun KTSP, serta terdapat angket pengembangan indikator oleh guru.

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

99

Gambar 16. Buku Kurikulum SD Negeri Kotagede 3

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran berbasis lingkungan dilakukan dengan berbagai

pendekatan dan metode pembelajaran. Kepala sekolah mengungkapkan tentang

pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru-guru SD Negeri Kotagede 3

dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan bahwa

pembelajaran “Disesuaikan dengan materi dan juga kebutuhan saat itu”

(wawancara II B.1a, LM: 14 Maret 2017).

Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah tersebut, pendekatan dan

metode yang digunakan guru dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi yang

dipelajari serta apa yang sedang dibutuhkan dalam pembelajaran tersebut.

Sedangkan dari hasil wawancara pada guru didapatkan hasil bahwa pendekatan

dan metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran bervariasi

tergantung pada materi dan kebutuhan pembelajaran. Guru juga mengungkapkan

alasan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang bervariasi

beserta contohnya sebagai berikut ini.

“Bervariasi mbak biar nggak bosen dan disesuaikan dengan materi

pembelajaran, keadaan kelas, dan kebutuhan siswa. Contohnya pas SBK itu

lebih ke kegiatan yang membuat sesuatu dengan memanfaatkan misalnya

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

100

kertas koran, plastik, botol jadi sebuah hiasan.” (wawancara II B.1b, RN: 15

Maret 2017).

Pembelajaran di luar kelas juga pernah dilakukan oleh guru SD Negeri

Kotagede 3. Kepala sekolah (wawancara II B.2a, LM: 14 Maret 2017

mengungkapkan bahwa pembelajaran di luar kelas yang pernah di lakukan oleh

guru misalnya ecobrick, praktek penjernihan air, dan pengamatan lingkungan

sekitar. Hal serupa juga diungkapkan oleh guru bahwa pembelajaran di luar kelas

pernah di lakukan oleh guru misalnya pengamatan pencemaran lingkungan sekitar

dan pemilahan sampah (wawancara I B.2.a.2).2), RN: 15 Maret 2017). Selain

pembelajaran di luar kelas, guru SD Negeri Kotagede 3 juga pernah mencoba

untuk mengangkat isu lingkungan dan mengembangkannya dalam pembelajaran

berbasis lingkungan seperti keterangan kepala sekolah dan guru berikut ini.

“Bisa saja. Misalnya guru mengadakan pembelajaran tentang pupuk organik

karena melihat banyak sampah organik yang ada di sekolah kemudian

dicoba untuk dijadikan bahan pembelajaran salah satunya dengan

menjadikannya pupuk organik melalui komposter.” (wawancara II B.3a,

LM: 14 Maret 2017)

“Ada mbak. Itu tadi yang sampah kan bisa dijadikan sumber untuk

dikembangkan dalam pembelajaran.” (wawancara II B.3b, RN: 15 Maret

2017))

Dengan banyaknya kegiatan pembelajaran yang bervariatif tentu saja

terdapat hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri

Kotagede 3 tidak dibiarkan begitu saja melainkan diseleksi yang terbaik untuk

dipamerkan. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh kepala sekolah

berikut ini.

“Media sosialisasi di SD sini ada web, mading juga. Kalau produk-produk

biasanya diambil ang paling bagus terus dipajang, di etalase depan itu. Atau

misalnya taplak meja hasil membatik bisa digunakan untuk taplak meja

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

101

setiap kelas. Pokoknya disesuaikan saja.”(wawancara II B.4a, LM: 14 Maret

2017)

Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah didapatkan bahwa media

sosialisasi hasil pembelajaran disesuaikan dengan produk yang dihasilkan antara

lain web, mading, dan pameran. Guru juga mengungkapan hal yang sama dengan

kepala sekolah bahwa media sosialisasi produk hasil belajar siswa SD Negeri

Kotagede 3 bervariasi, untuk koleksi perpustakaan, mading, hingga dipajang

untuk dijadkan hiasan atau sekedar dipamerkn kepada siswa lain dan pengunjung

SD Negeri Kotagede 3 (wawancara II B.4b, RN: 15 Maret 2017).

Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa pernah

mempelajari materi pelajaran yang berkaitan dengan lingkungan sekitar,

menggunakan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran untuk mengamati

pencemaran di lingkungan sekitar seperti memanfaatkan lingkungan sekitar

sebagai obyek pengamatan, memanfaatkan sampah untuk bahan dasar kerajinan,

dan menggunakan bahan-bahan pewarna alami dari sekitar dalam pelajaran

membatik. Siswa juga pernah melakukan pembelajaran secara langsung di

lingkungan sekitarnya seperti di halaman sekolah, taman dan kebun sekolah, serta

area luar sekolah seperti sungai kecil di sebelah barat sekolah dan area

persawahan di depan sekolah. Menurut siswa pembelajaran berbasis lingkungan

yang dilakukan di luar kelas menyenangkan dan tidak membosankan seperti

berikut ini.

“Seneng, ora mboseni”(wawancara VI A.4c, TG: 18 Maret 2017)

“Di luar lebih seru” (wawancara VI A.4f, FL: 18 Maret 2017)

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

102

“Seneng banget” (wawancara VI A.4i, SN: 25 Maret 2017)

Data yang diperoleh dari wawancara dengan dengan kepala sekolah, guru

dan siswa diperkuat dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa SD Negeri

Kotagede 3 sudah melaksanakan pembelajaran terintegrasi dengan lingkungan

sekitar. Terbukti dengan adanya berbagai metode dan kegiatan dalam

pembelajaran yang telah melibatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber

belajar. Kegiatan dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru-guru sudah

bervariasi dan tidak monoton. Pembelajaran juga sudah melibatkan keaktifan

siswa. Kemudian, produk hasil Pembelajaran yang berupa produk dipamerkan di

etalase depan ruang guru atau digunakan sebagai hiasan, terdapat juga papan

majalah dinding untuk menempelkan hasil karya siswa, bahkan terdapat koleksi

kliping mengenai lingkungan hidup yang dibuat oleh siswa.

Hasil dokumentasi menunjukkan bukti web sekolah (lampiran 20), foto

kegiatan pembelajaran, daftar media sosialisasi hasil inovasi pembelajaran, dan

juga foto majalah dinding yang memuat hasil karya siswa dalam pembelajaran.

Gambar 17. Pembelajaran membatik

menggunakan zat

pewarna alami

Gambar 18. Majalah dinding tempat

memajang hasil karya

siswa dalam pembelajaran

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

103

c. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran dengan kurikulum berbasis lingkungan dilakukan

mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran

dilakukan oleh guru tergantung pada kebutuhan saat itu. Kepala sekolah dan guru

sama-sama mengungkapkan bahwa evaluasi dalam pembelajaran sangat

diperlukan seperti pada pernyataan berikut ini.

“Perlu sekali untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran tapi itu

tergantung pada apa yang dibutuhkan pada waktu itu. Misalnya untuk

evaluasi setiap bab menggunakan ulangan harian.”(wawancara II C.1a, LM:

14 Maret 2017)

“Sangat diperlukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Biasanya include

dengan mapel bisa tertulis bisa lisan. Tergantung apa yang

dibutuhkan.”( wawancara II C.1b, RN: 15 Maret 2017)

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa sebuah evaluasi memang sangat

diperlukan. Oleh karena ibu, SD Negeri Kotagede melakukan evaluasi terhadap

pembelajaran bebasis lingkungan yang telah dilakukan. Menurut wawancara

dengan kepala sekolah evaluasi pembelajaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran dengan cara lisan ataupun tulisan baik pre-test maupun post-test

(wawancara II C.4a, LM: 14 Maret 2017). Guru juga mengungkapkan bahwa

evaluasi pembelajaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru

dan pembelajarannya sebagai berikut ini.

“Setiap guru melakukan evaluasi sesuai kebutuhannya. Misalnya

pembelajaran SBK dilihat dari hasta karyanya atau misalnya ecobrick

dilakukan dengan melihat produk siswa di hari sampah.”( wawancara II

C.4b, RN: 15 Maret 2017)

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

104

Dengan adanya evaluasi maka terdapat kriteria penilaian dalam evaluasi.

Kepala sekolah (wawancara II C.2a, LM: 14 Maret 2017) menyatakan bahwa

sistem penilaian dalam pembelajaran lingkungan terintegrasi dengan mata

pelajaran dilakukan dengan teknik dan instrumennya berdasarkan kebutuhan

penilaian menurut guru. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran

ditentukan bersama dalam rapat sekolah. Guru mengungkapkan hal yang

mendukung pernyataan kepala sekolah berikut ini.

“Penilaiannya kadang lisan kadang tertulis. “(wawancara II C.2b.1), RN: 15

Maret 2017)

“ KKM tergantung pada mapelnya mbak dan itu ditentukan secara bersama-

sama lewat rapat.” “(wawancara II C.2b.2), RN: 15 Maret 2017)

Siswa juga mengungkapkan bahwa guru sering mengadakan evaluasi.

Evaluasi tersebut dilakukan tergantung pada kebutuhan kelas. Evaluasi dapat

dilakukan baik dengan tes tertulis maupun tes lisan. Bentuk tes tersebut seperti

quiz, ulangan harian, Tes Pengendali Mutu (TPM), Ujian Tengah Semester (UTS),

dan Ujian Akhir Semester (UAS). Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah,

guru, dan siswa dapat disimpulkan bahwa evaluasi kurikulum berbasis lingkungan

di SD Negeri Kotagede 3 telah dilakukan dengan baik, baik secara lisan maupun

tertulis dengan KKM yang telah ditentukan.

Kepala sekolah mengungkapkan alasan pembelajaran dilaksanakan dengan

berbasis lingkungan yaitu untuk mengembangkan rasa peduli siswa terhadap

lingkungannya serta mengetahui bagaimana cara mengelola dan mengatasi

masalah lingkungannya (wawancara II C.3a, LM: 14 Maret 2017). Kepala sekolah

juga menyebutkan bahwa pembelajaran dengan kurikulum berbasis lingkungan

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

105

sudah menunjukkan keberhasilan namun penanaman karakter pada warga sekolah

masih harus terus ditingkatkan (wawancara II C.5a, LM: 14 Maret 2017). Hal

yang sama juga diungkapkan oleh guru seperti berikut ini.

“Setiap yang kita lakukan dalam pembelajaran tidak lepas dari anak. Jadi

lingkungan sekitar siswa juga terlibat dalam proses pembelajaran agar siswa

lebih mudah memahami materi yang diajarkan karena dekat dengan

kehidupannya.”(wawancara II C.3b, RN: 15 Maret 2017)

“Menurut saya sudah lumayan berhasil dalam pembelajaran. tapi ya

namanya penanaman karakter itu kan lama ya mbak dan nggak bisa Cuma

sekali jadi harus terus berlanjut dan ditingkat dari hari ke hari.”(wawancara

II C.5b, RN: 15 Maret 2017)

Siswa NB (wawancara VI B.1a, NB: 17 Maret 2017) menyatakan guru sering

melakukan evaluasi pembelajaran ketika materi selesai, tengah semester, dan

akhir semester. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari beberapa siswa berikut

ini.

“Kalau materinya sudah selesai.” (wawancara VI B.1c, TG: 18 Maret 2017)

“Iya ada tes, kadang lisan tapi ada tertulis juga. Kaya TPM.” (wawancara VI

B.1g, SY: 25 Maret 2017)

“Ya, ada ulangan kalau materinya sudah selesai” (wawancara VI B.1i, SN:

25 Maret 2017)

Dengan bergitu, evaluasi pembelajaran dilakukan guru sesuai dengan

kebutuhan. Evaluasi dapat dilakukan baik dengan tes tertulis maupun tes lisan.

Tes yang pernah dilakukan oleh guru SD Ngeri Kotagede 3 terhadap siswa antara

lain adalah quiz, ulangan harian, TPM, UTS, dan UAS. Selain itu, siswa juga

dapat mengungkapkan alasan dan manfaat dari pembelajaran menggunakan

kurikulum berbasis lingkungan sebagai berikut ini.

“Biar bisa mengamati secara langsung kan jadi menyenangkan dan mudah

dimengerti.”( wawancara VI B.2b, AN: 17 Maret 2017)

“Jadi lebih tahu tentang keadaan lingkungan.” (wawancara VI B.3b, AN: 17

Maret 2017)

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

106

“Agar tidak bosan di dalam kelas” (wawancara VI B.2d, SL: 18 Maret

2017)

“Nggak ngebosenin” (wawancara VI B.3d, SL: 18 Maret 2017)

“Agar pelajarannya menyenangkan dan kita jadi lebih kenal sama

lingkungan” (wawancara VI B.3i, SN: 25 Maret 2017)

Berdasarkan pernyataan siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran perlu

melibatkan lingkungan sekitar diantaranya adalah untuk lebih mengenal

lingkungan sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi, serta

dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif, kreatif, variatif, dan

menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi ditemukan data bahwa kepala

sekolah dan guru lain terlibat dalam penilaian produk hasil pembelajaran siswa

yang akan dipamerkan karena pada pembelajaran membatik dengan teknik jumput

dan menggunakan bahan pewarna alami yang menghasilkan produk berupa taplak

meja, guru lain dan kepala sekolah terlibat dalam pemilihan produk yang paling

baik. Dokumentasi yang mendukung kegiatan evaluasi kurikulum berbasis

lingkungan adalah dokumen evaluasi diri sekolah (gambar 12) dan analisis tujuan

Program Adiwiyata (lampiran 15) serta adanya bukti angket kemampuan guru

dalam mengembangkan indikator dan instrumen pembelajaran lingkungan hidup

di SD Negeri Kotagede 3.

Gambar 19. Angket kemampuan guru mengembangkan

indikator dan instrumen pembelajaran LH

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

107

d. Faktor pengaruh kurikulum berbasis lingkungan

Faktor pendukung kurikulum berbasis lingkungan

Faktor pendukung kurikulum berbasis lingkungan menurut kepala sekolah

adalah kemampuan guru, lingkungan yang mendukung, dan keaktifan siswa

(wawancara II D.1a, LM: 14 Maret 2017). Guru juga mengungkapkan tentang

faktor pendukung kurikulum berbasis lingkungan yang meliputi lingkungan,

kemampuan guru, dukungan pihak terkait dan semangat anak (wawancara II D.1b,

RN: 15 Maret 2017).

Sementara itu, siswa menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis lingkungan

menyenangkan karena beberapa faktor, antara lain (1) kegiatan yang bervariatif,

(2) keterlibatan (partisipasi siswa), dan (3) lingkungan sekitar sekolah yang

mendukung. Hasil observasi menunjukkan bahwa kesadaran siswa untuk

berpartisipasi aktif dan keadaan lingkungan sekitar merupakan faktor pendukung

kurikulum berbasis lingkungan di SD Negeri Kotagede 3. Hal tersebut juga

didukung dengan adanya dokumentasi kegiatan pembelajaran yang melibatkan

keaktifan siswa.

Gambar 20. Siswa aktif melaksanakan pengamatan lingkungan

sekitarnya untuk menemukan panjang, lebar dan luas

benda-benda di sekelilingnya.

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

108

Faktor penghambat kurikulum berbasis lingkungan

Kurikulum berbasis lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 memiliki

beberapa faktor penghambat, berikut ini adalah faktor penghambat menurut

kepala sekolah.

“Kendalanya dari siswanya itu lebih pada konsentrasi atau fokus anak dan

motivasinya yang kurang. Kalau untuk guru terkendala dalam menyiapkan

medianya cukup atau enggak.”(wawancara II E.1a, LM: 14 Maret 2017)

Berdasarkan pernyataan tersebut, kepala sekolah menyatakan bahwa faktor

penghambat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berbasis

lingkungan adalah konsentrasi (fokus) siswa, motivasi siswa yang kurang, dan

kemampuan guru untuk menyediakan media. Guru (wawancara II E.1b, RN: 15

Maret 2017) juga mengungkapkan hal yang tidak jauh beda dengan apa yang telah

diungkapkan oleh kepala sekolah, yaitu bahwa fakor penghambat perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berbasis lingkungan adalah kemampuan

guru dalam penyusunan RPP terintegrasi lingkungan, kepedulian warga sekolah

kurang, dan kurangnya dukungan orang tua.

Siswa mengungkapkan bahwa kesulitan pembelajaran berbasis lingkungan

terletak pada pengkondisian kelas yang terkadang ramai jika di luar kelas dan

keadaan lingkungan yang kurang mendukung kenyamanan belajar di lingkungan

secara langsung, misalnya cuaca yang sangat panas. Dari observasi terlihat bahwa

penghambat kurikulum berbasis lingkungan adalah kesadaran dan tanggungjawab

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

109

siswa yang kurang. Dokumentasi pembelajaran juga menunjukkan beberapa siswa

yang tidak mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tertib.

Gambar 21. Beberapa siswa kurang dapat mengikuti pembelajaran

menggunakan metode diskusi dengan tertib

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

a. Perencanaan

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di SD Negeri

Kotagede 3 meliputi kegiatan pemeliharaan, pengelolaan dan pemanfaatan

lingkungan hidup terutama yang berada di sekitar sekolah. Kepala sekolah

mengungkapkan bahwa sekolah memiliki strategi perencaan pemeliharaan gedung

dan lingkungan sekolah yang dilakukan oleh semua pihak baik siswa, guru,

maupun karyawan. Siswa diwajibkan untuk memiliki jadwal piket yang terdiri

atas piket kelas, piket taman, dan piket kebun. Kerja bakti membersihkan

lingkungan sekolah juga dilakukan secara bersama-sama seluruh warga sekolah

setiap hari jumat setelah senam (wawancara III A.1a, LM: 14 Maret 2017). Hal

tersebut juga diungkapkan oleh guru sebagai berikut.

“Ada jadwal piket. Ada semutlis atau sepuluh menit untuk lingkungan

sekolah, anak-anak menyisihkan sepuluh menit setiap harinya untuk

lingkungan sekolah. Jumat setelah senam juga dilakukan kerja bakti yang

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

110

diikuti semua siswa, biasanya yang kecil di taman, yang gedhe-gedhe di

kebun yang di lapangan olahraga itu. Ada juga bank sampah” (wawancara

III A.1b, AT: 25 Maret 2017)

Dengan begitu, pemeliharaan gedung dan fasilitas SD Negeri Kotagede 3

direncanakan untuk dilakukan oleh seluruh warga sekolah dengan cara

membentuk jadwal piket, mencanangkan kegiatan semutlis (sepuluh menit untuk

lingkungan sekolah), menggerakkan kerja bakti jumat pagi, dan juga bank sampah.

Untuk kegiatan piket harian, siswa juga mengungkapkan keterlibatannya dalam

penyusunan jadwal piket sebagai berikut ini.

“Ada kelompoknya urut absen.” (wawancara VII A.1e, AR: 18 Maret 2017)

“Kelompoknya urut absen tiap hari beda-beda. Kalau piket kebun sam piket

taman bareng sama kelas B. Soalnya kan kebun sama tamannya ada satu.”

(wawancara VII A.1h, AN: 25 Maret 2017)

“Giliran tiap anak.” (wawancara VII A.1k, AF: 1 April 2017)

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa jadwal piket dibuat oleh siswa

bersama guru. Semua siswa akan mendapatkan giliran untuk melaksanakan piket.

Setiap hari dilakukan oleh satu kelompok. Untuk anggota kelompok dapat

dilakukan secara acak maupun urut absen, tergantung dari guru. Khusus untuk

piket kebun dan taman jadwal piket dilakukan dengan menggabungkan kelas A

dan kelas B.

Pemanfaatan lahan dan fasilitas sekolah juga sudah direncanakan sekolah

dengan pembagian yang adil bagi setiap kelasnya. Kepala sekolah dan guru sama-

sama mengungkapkan tentang pembagian lahan untuk taman kelas di gedung

utama dan kebun kelas yang berada di area lapangan olahraga SD Negeri

Kotagede 3 sebagai berikut ini.

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

111

“Perkelas memiliki lahannya sendiri-sendiri. kalau untuk taman ada di

lingkungan sini dan kebunnya ada di lapangan olahraga sana. Untuk kebun

itu akan tetap sama tempatnya meskipun kelasnya naik. Jadi misal kelas 1

dapat bagian utara ya sampai kelas 6 nanti tetap disitu. Kalau kelas 6 udah

lulus, nah lahan bekan kelas 6 itu untuk kelas 1 yang baru masuk. Di

lapangan olahraga itu juga ada lukisan dinding yang buat juga siswa dari

kelas 4, 5, dan 6.” (wawancara III A.2a, LM: 14 Maret 2017)

“Ada pembagiannya. Di kotak-kotak yang akan dibagi ke setiap kelas dan

area itu pemiliknya tetap. Tidak akan berubah kecuali sudah lulus.”

(wawancara III A.2b, AT: 25 Maret 2017)

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa terdapat pembagian lahan taman

dan kebun untuk setiap kelas. Taman berada di kawasan gedung utama SD Negeri

Kotagede 3, sedangkan untuk kebun berada di wilayah lapangan olahraga. Kebun

tersebut akan menjadi milik kelas yang sama dari kelas 1 hingga kelas 6. Ketika

kelas 6 lulus, maka kebun tersebut akan menjadi milik kelas 1 yang baru. Dinding

lapangan olahraga yang sekaligus kebun SD Negeri Kotagede 3 dihaisi dengan

lukisan dinding yang dibuat oleh siswa dari kelas 4, 5, dan 6.

SD Negeri Kotagede 3 juga memiliki perencanaan mengenai kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan pengembangan kreativitas dan inovasi lainnya.

Kepala sekolah (wawancara III A.3a, LM: 14 Maret 2017) menyebutkan kegiatan

ekstrakurikuler pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang secara

langsung terlibat dengan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup serta

menuntut partisipasi aktif dari setiap siswa SD Negeri Kotagede 3. Hal serupa

juga diungkapkan oleh guru sebagai berikut ini.

“Ekstrakurikuler banyak, mbak. Tapi yang terkait pelestarian lingkungan

misalnya pramuka. Dalam pramuka itu siswa kan dikenalkan bagaimana

lingkungan sekitarnya” (wawancara III A.3b, AT: 25 Maret 2017)

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

112

Dengan begitu, kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan kegiatan

berbasis partisipatif SD Negeri Kotagede 3 yang memuat pendidikan lingkungan

hidup di dalam pelaksanaannya. Ekstrakurikuler lain hanya sekedar memberikan

penguatan atau motivasi untuk mengembangkan karakter peduli lingkungan.

Kegiatan lain yang direncanakan oleh SD Negeri Kotagede 3 dalam

mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa diungkapkan oleh kepala sekoalh

dan guru dalam pernyataan berikut ini.

“Ada ecobrick, rasater. Ecobrick berawal dari sebelum kantin sehat jadi di

kantin itu masih menggunakan plastik belum box makanan seperti sekarang.

Setiap harinya sampah plastik itu banyak sekali nah dari situ tercetus

bagaimana jika sampah itu digunakan untuk ecobrick. Kalau sekarang

karena sudah kantin sehat, anak-anak kalau di rumah ada sampah plastik, di

potong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam botol sampai penuh. Nanti

kalau sudah penuh di setorkan ke sekolah lewat wali kelasnya. Sekarang

sudah berjalan seperti itu mbak. Tapi belum jadi apa-apa karena masih

menunggu penuh. Nggak cuma siswa sebenarnya, guru juga melakukan itu.”

(wawancara III A.4a.1), LM: 14 Maret 2017)

“Membuat kerajinan dari barang-barang bekas juga pernah. Pigura dari

koran bekas, bunga dari plastik dan botol bekas. Itu yang dipajang di depan

kantor guru itu semuanya adalah hasil kreativitas dari anak-anak. Kegiatan-

kegiatan seperti ini penting mbak, bisa jadi sarana pengembangan imajinasi

dan kreativitasnya siswa. Kadang ada anak yang kreatif sekali dalam

memanfaatkan barang bekas jadi barang-barang yang bagus tapi ya ada

yang biasa saja.” (wawancara III A.4a.2), LM: 14 Maret 2017)

”Pemanfaatan sampah bekas menjadi kerajinan-kerajinan yang di pajang di

depan kantor guru itu. Semua itu di buat oleh siswa dari bahan-bahan yang

tidak terpakai misalnya koran bekas jadi pigura, pewarna alami untuk

membatik, plastik jadi tas atau bunga pernah juga daun nangka dibuat jadi

mahkota untuk keperluan lomba apa ya dulu itu, nari kalau tidak salah. Ada

ecobrick juga. Jadi di ecobrick siswa mengumpulkan sampah plastik kering

di potong kecil-kecil dimasukkan ke botol bekas sampai kalau diremas tidak

berbunyi, tidak ada ruang kosong lagi, nanti kalau udah penuh dibawa ke

sekolah untuk dibentuk menjadi kerajinan tertentu. Kegiatan kegiatan itu

bisa dilakukan di luar kelas maupun di dalam kelas tapi biasanya di dalam

kelas kalaupun luar kelas paling ya waktu pramuka,” (wawancara III A.4b,

AT: 25 Maret 2017)

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

113

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pengembangan kreativitas dan inovasi bagi warga sekolah contohnya adalah (a)

ecobrick (pengumpulan sampah plastik dalam botol untuk dibentuk menjadi

sebuah karya), (b) hasta karya menggunakan bahan-bahan dari barang tidak

terpakai atau daur ulang, dan (c) pemanfaatan bahan-bahan alami dalam

pembelajaran. Kegiatan pengembangan kreativitas dan inovasi diperlukan untuk

mengasah perkembangan kreativitas dari siswa dan dapat dilakukan baik di dalam

maupun luar kelas, seperti ekstrakurikuler pramuka. Berdasarkan hasil observasi

didapatkan hasil bahwa kepala sekolah dan guru mensosialisasikan kepada

seluruh siswa tentang kegiatan yang akan dilaksanakan baik melalui lisan.

Sekolah memasang banner tentang karakter yang harus dimiliki siswa yang salah

satunya adalah peduli lingkungan sebagai pengingat siswa untuk meningkatkan

partisipasi siswa dalam kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Data dokumentasi juga menunjukkan adanya daftar kegiatan berbasis partisipatif

siswa, daftar kegiatan dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan

terdapat jadwal piket siswa

Gambar 22. Daftar Kegiatan Partisipatif

Siswa

Gambar 23. Kegiatan PHBS Siswa SD

Negeri Kotagede 3

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

114

Kemitraan

Kegiatan berbasis partisipatif lain yang direncanakan oleh SD Negeri

Kotagede 3 adalah mengenai kerja sama atau kemitraan sekolah dengan pihak lain.

Kepala sekolah (wawancara III B.2a, LM: 14 Maret 2017) menyatakan bahwa SD

Negeri Kotagede 3 memiliki kemitraan dengan beberapa pihak luar untuk

mendukung dan membantu penyelenggaraan berbagai kegiatan di SD Negeri

Kotagede 3. Masyarakat, Badan Lingkungan Hidup (BLH), LSM Lingkungan,

organisasi pengepul sampah, orang tua/ wali murid, dan berbagai pihak lain

seperti stasiun televisi, perguruan tinggi dan merek produk tertentu merupakan

mitra kerja SD Negeri Kotagede 3. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan

oleh guru sebagai berikut.

“Pelu, biar bisa membantu kegiatan-kegiatan yang ada disini.”(wawancara

III B.1b, AT: 25 Maret 2017)

“Untuk yang Adiwiyata.. BLH, komite sekolah, orang tua, masyarakat,

LSM Lestari apa itu pokoknya bergerak di bidang lingkungan hidup. Bank

sampah juga dengan pengepul.” (wawancara III B.2b, AT: 25 Maret 2017)

Guru tersebut mengungkapkan bahwa sebuah kemitraan diperlukan untuk

dapat membantu penyelenggaraan kegiatan di SD Negeri Kotagede 3. Mitra kerja

SD Negeri Kotagede 3 dalam Program Adiwiyata antara lain BLH, komite

sekolah, orang tua/ wali murid, masyarakat, lembaga lingkungan hidup seperti

LSM Lestari Indonesia dan pengepul sampah. Dengan begitu, kemitraan yang

dijalin oleh SD Negeri Kotagede 3 dimaksudkan untuk membantu

penyelenggaraan kegiatan sekolah terutama kegiatan pendukung Program

Adiwiyata. Mitra kerja SD Negeri Kotagede 3 dalam upaya perlindungan dan

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

115

pengelolaan lingkungan hidup meliputi; BLH, LSM lingkungan, organisasi

pengepul sampah, orang tua/ wali, komite sekolah, dan instansi/ perguruan tinggi

tertentu.

Mitra kerja didapatkan dengan beberapa cara. Kepala sekolah (wawancara

III B.3a, LM: 14 Maret 2017) mengungkapkan bahwa mitra kerja SD Negeri

Kotagede 3 didapatkan melalui penawaran dari pihak luar yang kemudian di

seleksi oleh pihak SD Negeri Kotagede 3. Selain itu, SD Negeri Kotagede 3 juga

berinisiatif untuk mencari mitra kerja yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan

di SD Negeri Kotagede 3. Hal serupa diungkapkan oleh guru sebagai berikut ini.

“Ada yang menawarkan kadang juga kita yang cari. Situasional sih

mbak.”(wawancara III B.3b, AT: 25 Maret 2017)

Dengan begitu, dapat diambil kesimpulan bahwa mitra kerja SD Negeri

Kotagede 3 didapatkan melalui seleksi penawaran yang masuk ke SD negeri

Kotagede 3 dan permintaan kerja sama oleh sekolah kepada pihak yang

dibutuhkan. Hal ini didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa

kemitraan atau kerjasama SD Negeri Kotagede 3 didapatkan dari tawaran pihak

lain dan dipertimbangkan oleh sekolah. Contohnya dengan adanya pihak

mahasiswa INSTIPER Yogyakarta yang menawarkan kepada sekolah mengenai

sosialisasi cara pembuatan kompos organik menggunakan alat pencacah daun dan

komposter. Tawaran tersebut kemudian dipertimbangkan oleh pihak sekolah

setelah melalui diskusi dengan pihak terkait. Data dokumentasi juga menunjukkan

adanya surat perjanjian kerja sama sekolah dengan beberapa pihak.

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

116

Gambar 24. Salah satu surat perjanjian kerja sama SD Negeri Kotagede 3

b. Pelaksanaan

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang di SD

Negeri Kotagede 3 dilakukan dengan baik sesuai dan berbasis partisipatif. Warga

sekolah sudah sebagian besar ikut berpartisipasi secara sadar dan aktif dalam

berbagai kegiatan terkait pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup di SD

Negeri Kotagede 3. Meski demikian baik guru, karyawan maupun siswa harus

saling mengingatkan satu sama lain agar pembentukan karakter peduli dan

berbudaya lingkungan berlangsung secara berkelanjutan. Hal tersebut terlihat dari

pernyataan kepala sekolah sebagai berikut ini.

“Sudah sadar, aktif juga dalam kegiatan lingkungan yang dilakukan.

Pedulinya sudah kelihatan tapi ya masih tetep harus saling mengingatkan

kan Adiwiyata itu harus berjalan secara terus-menerus

berkelanjutan.“(wawancara III C.1a.1), LM: 14 Maret 2017)

“Ya itu tadi mbak harus saling mengingatkan baik guru, siswa, maupun

karyawan. Untuk sistem denda yang sering digunakan itu sebenarnya

kurang aktif ya untuk mengembangkan sikap mau, peduli, dan berbudaya

lingkungan” (wawancara III C.1a.2), LM: 14 Maret 2017)

Guru (wawancara III C.1b, AT: 25 Maret 2017) mengungkapkan bahwa

partisipasi warga SD Negeri Kotagede 3 sudah baik karena warga sekolah sudah

mau untuk ikut berperan aktif dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut didukung

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

117

dengan hasil wawancara dengan siswa yang menunjukkan bahwa sebagian besar

siswa memang sudah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan

lingkungan secara aktif.

“Piket kelas, piket kebun, piket taman. Aku belom ikut ekstra.” (wawancara

VII B.1d., SL: 18 Maret 2017)

“Rasater, semutlis, ecobrick. Tapi ecobrick bikinnya di rumah. jadi

bungkus-bungkus sampah plastik dipotong-potong masukin ke botol sampe

nggak bisa dipencet pencet. Nanti nek udah penuh dibawa ke sekolah.”

(wawancara VII B.1h, AN: 25 Maret 2017)

“Ikut rasater, bank sampah, piket, ecobrick, kalau ekskulnya ikut pramuka

yang ada lingkungannya.” (wawancara VII B.1i, SN: 25 Maret 2017)

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa siswa SD Negeri Kotagede

memang telibat dalam berbagai kegiatan sekolah terkait dengan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup di sekitarnya seperti bank sampah, piket kelas,

piket kebun, piket taman, rasater, ecobrick, semutlis, kerja bakti,

danekstrakurikuler pramuka. Siswa juga sudah dapat melaksanakan kegiatan

wajibnya seperti jadwal piket rutin sesuai jadwal masing-masing. Namun, masih

terdapat beberapa siswa yang memang masih perlu untuk diingatkan tentang

kewajibannya tersebut seperti siswa (wawancara VII B.2c, TG: 18 Maret 2017)

yang melakukan piket sesuai jadwal meski terkadang lupa. Terdapat siswa

(wawancara VII B.2d, SL: 18 Maret 2017) yang mengatakan bahwa dirinya

melakukan piket sesuai jadwal meski terkadang malas karena terdapat temannya

yang tidak melakukan piket sesuai dengan jadwal. Siswa tahu apa yang harus

dilakukan ketika mendapat giliran piket.

Siswa sendiri sudah mengetahui apa yang harus dilakukan olehnya ketika

mendapat giliran piket. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa ketika piket antara

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

118

lain menyapu, membersihkan papan tulis, mengatur letak meja, menyusun buku-

buku, menyirami tanaman, mencabuti rumput liar di kebun dan taman kelas.

Selain kegiatan piket rutin siswa, siswa juga terlibat secara aktif dalam kegiatan

untuk melatih kreativitas dan inovasi dari bahan bekas. Bahkan siswa merasa

senang mengikuti kegiatan yang dilakukan tersebut. Kegiatan tersebut antara lain

membuat bunga dari bahan bekas seperti plastik, botol atau sedotan, membatik

dengan pewarna alami, dan membuat hiasan cetak timbul.

Siswa aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh

sekolah. Sementara untuk kegiatan aksi lingkungan yang dilakukan diluar sekolah

beberapa siswa pernah mengikuti dan sebagian lagi belum pernah bahkan tidak

mengikuti kegiatan aksi lingkungan yang diadakan di luar sekolah seperti berikut

ini.

“Kadang ikut kerja bakti di depan sekolah. Waktu itu juga pernah ikut kerja

bakti di taman situ itu lho mbak. Terus menanam pohon juga pernah.”

(wawancara VII B.5a, NB:17 Maret 2017)

“Apa to, mbak?” (wawancara VII B.5d, SL:18 Maret 2017)

“Aku enggak. Tapi nggak tahu kalo yang lain.” (wawancara VII B.5f, FL:

18 Maret 2017)

“Pernah. Kerja bakti di lingkungan sekitar seperti di depan sama samping

sekolah.” (wawancara VII B.5g, AG: 25 Maret 2017)

“Di sekolah ikut, tapi di luar Nggak ngerti.” (wawancara VII B.5l, KL:1

April 2017)

Hasil observasi di SD Negeri Kotagede 3 menunjukkan bahwa terdapat

banyak kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang melibatkan

partisipasi warga sekolah terutama siswa SD Negeri Kotagede 3. Diantaranya

adalah:

1) piket kelas, piket taman, dan piket kebun;

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

119

2) semutlis (sepuluh menit untuk lingkungan sekolah);

3) pemasangan poster-poster untuk menjaga lingkungan, membuang sampah

pada tempatnya dan menghemat energi

4) ekstrakurikuler pramuka,

5) adanya berbagai tanaman dan hewan yang dipelihara di lingkungan untuk

melatih kepedulian siswa terhadap makhluk hidup lain dengan terlibat

menjaga dan merawatnya seperti menyirami tanaman, mencabuti gulma,

memberi makan hewan dan membersihkan kandangnya,

6) rasater (radius satu meter),

7) terdapat juga program kegiatan inovatif dan kreativitas seperti menghias pot-

pot hidroponik, atau hiasan cetak timbul;

8) hidroponik;

9) bank sampah; dan

10) pembibitan tanaman.

Kegiatan yang telah direncanakan oleh sekolah melibatkan warga sekolah

terutama siswa secara aktif, meskipun pada kenyataannya masih terdapat beberapa

siswa yang kurang peduli dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut dan masih

harus diingatkan dan dibimbing oleh bapak dan ibu guru serta kepala sekolah. Hal

tersebut dengan dokumentasi pelaksanaan berbagai kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan yang melibatkan partisipasi warga SD Negeri Kotagede 3

dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup seperti membersihkan kebun kelas..

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

120

Gambar 25. Siswa mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler pramuka

Gambar 26. Siswa membersihkan

kebun kelas

Kemitraan

Kemitraan sekolah dilaksanakan dengan cukup baik, baik dalam bentuk

berupa kerja sama penyelenggaraan kegiatan maupun dalam bentuk pengadaan

barang. Kepala sekolah (wawancara III D.1a, LM: 14 Maret 2017) menyatakan

bahwa bentuk kemitraan SD Negeri Kotagede 3 dengan berbagai pihak dapat

berupa kegiatan maupun barang. Misalnya kerja sama untuk mengadakan

pelatihan dengan lembaga atau institusi tertentu, kerja bakti bersama dengan

masyarakat sekitar, dan bisa juga dalam bentuk barang seperti BLH yang

memberikan bantuan barang berupa tempat sampah. Hal serupa juga diungkapkan

oleh guru seperti berikut ini.

“Pengarahan, pembinaan untuk peningkatan kemampuan sekolah dalam

Adiwiyata. Misalnya pembinaan pengelolaan sampah atau kantin sehat

dengan begitu kan sekolah jadi lebih tau. Ada guru khusus untuk pelatihan

recycle dan reuse limbah atau sampah unorganik. Ada juga workshop

seperti workshop cinta satwa yang diikuti oleh perwakilan

siswa.”(wawancara III D.1b, AT: 25 Maret 2017)

Kegiatan kemitraan memang berjalan dengan cukup baik. Namun begitu

bukan berarti siswa mengetahui kemitraan atau kerja sama yang dilakukan oleh

sekolah dengan pihak lain. Sebagian besar siswa tidak mengetahui tentang

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

121

kemitraan atau kerja sama yang dilakukan oleh sekolah dengan pihak lain

meskipun dirinya ikut berpatisipasi aktif dalam setiap kegiatan hasil kemitraan

tersebut. Beberapa siswa mengetahui bahwa kegiatan yang diikutinya adalah hasil

kerja sama sekolah dengan pihak lain. Namun, selebihnya sebagian besar siswa

hanya mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah tanpa mengetahui kegiatan

tersebut terselenggara atas kerja sama sekolah dengan pihak lain. Siswa hanya

menganggap bahwa kegiatan yang dilakukan menarik dan seru, serta dapat

menambah pengetahuan mereka tentang lingkungan hidup di sekitar sekolah dan

tempat tinggalnya.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kemitraan sekolah dilakukan dengan

orang tua siswa dan pihak lain seperti lembaga pendidikan lain, puskesmas

setempat, dan jasa “Fotocopy Rahayu”. Kemitraan tersebut dapat diperoleh

setelah melalui diskusi dan dengan pertimbangan kebermanfaatan untuk sekolah.

Dokumentasi juga menunjukkan bukti adanya pelaksanaan kemitraan seekolah

dengan pihak lain sebagai berikut ini dan pada lampiran 19 mengenai kemitraan

SD Negeri Kotagede 3 dengan Yayasan Lestari Indonesia dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan serta dengan UD Aneka Jaya sebagai

pengepul sampah dalam kegiatan bank sampah. Dokumentasi juga menunjukkan

mengenai kerja sama antara SD Negeri Kotagede 3 dengan stasiun RCTI dalam

pembangunan infrastruktur sekolah setelah adanya gempa bumi pada tahun 2006

dan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos oleh INSTIPER

Yogyakarta pada bulan Maret 2017.

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

122

Gambar 27. Bukti Kemitraan SD

Negeri Kotagede 3 dengan Stasiun TV

RCTI

Gambar 28. Siswa mengikuti kegiatan

penyuluhan dan pelatihan pembuatan

kompos oleh INSTIPER Yogyakarta

c. Evaluasi

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Evaluasi Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di SD

Negeri Kotagede 3 menurut kepala sekolah (wawancara III E.1a, LM: 14 Maret

2017) sudah sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

karena dikembangkan menggunakan pendekatan lingkungan hidup. Selain itu,

kepala sekolah juga mengungkapkan bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dapat dilihat dari

kepedulian dan kesadaran lingkungan dari warga sekolah yang sudah menjadi rasa

dalam diri masing-masing individu sehingga warga sekolah menjadi berbudaya

lingkungan (wawancara III E.2a, LM: 14 Maret 2017). Hal yang sama juga

diungkapkan oleh guru sebagai berikut ini.

“Ya tentu sesuai karena perencanaan kegiatan itu disesuai dengan upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.” (wawancara III E.1b, AT:

25 Maret 2017)

“Ketika karakter siswa, guru, maupun karyawan sudah peduli pada

lingkungan dan tidak hanya pada satu waktu tapi masih terus berproses dari

waktu ke waktu, berkelanjutan.” (wawancara III E.2b, AT: 25 Maret 2017)

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

123

Kegiatan yang dilakukan oleh SD Negeri Kotagede 3 sudah sesuai dengan

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan karena perencanaan kegiatan

dilakukan dengan menggunakan pendekatan lingkungan hidup. Indeks

keberhasilan sendiri terlihat dari karakter peduli lingkungan dari warga sekolah

yang sudah menjadi budaya dan dilakukan secara berkelanjutan. Hasil wawancara

siswa menunjukkan bahwa siswa mengetahui apa yang harus dilakukannya dalam

kegiatan-kegiatan yang menuntut partisipasinya secara aktif berikut ini.

“Mengingatkan temannya”(wawancara VII D.1a, NB: 17 Maret 2017)

“Bilangin ke bu guru biar di nasehati.”(wawancara VII D.1c, TG: 18 Maret

2017)

“Dicatet terus kasihin ke bu guru.”(wawancara VII D.1d, SL: 18 Maret

2017)

“Mengajak piket” (wawancara VII D.1l, KL: 1 April 2017)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa ketika terdapat

teman yang tidak melaksanakan jadwal piket siswa mampu mengingatkan dan

mengajak temannya untuk piket. Selain itu, siswa juga meminta guru untuk

menasehati dan mengingatkan temannya. Hasil observasi menunjukkan bahwa

evaluasi kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan baik

melalui pengamatan maupun tes lisan. Kepala sekolah dan guru sering melakukan

pengamatan terhadap sikap dan perilaku partisipatif siswa sehari-hari. Guru juga

melakukan evaluasi secara lisan misalnya dengan menanyakan pelaksanaan

jadwal piket pada hari itu tentang siapa siswa yang tidak melaksanakan piket

dengan baik. Evaluasi tidak hanya dilakukan secara lisan dan pengamatan tetapi

juga dianalisis dalam analisis tujuan Program Adiwiyata (lampiran 15) dan dalam

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) (gambar 12).

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

124

Kemitraan

Evaluasi kemitraan sekolah juga dilakukan dengan cara yang hampir sama

dengan evaluasi kegiatan lain seperti dengan analisis tujuan Program Adiwiyata

(lampiran 15) dan dalam Evaluasi Diri Sekolah (EDS) (gambar 12). Kemitraan

yang telah dilakukan harus dilakukan evaluasi agar sekolah mengetahui apakah

kemitraan tersebut menguntungkan sekolah atau tidak. Menurut kepala sekolah

(wawancara III F.1a, LM: 14 Maret 2017), kemitraan mampu meringankan beban

kerja sekolah dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup Program Adiwiyata. Hal serupa juga diungkapkan oleh guru

(wawancara III F.1b, AT: 25 Maret 2017) tentang kemitraan yang mampu

digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SD Negeri Kotagede 3

termasuk dalam hal sarana dan prasarana pendukung kegiatan pendidikan.

Sebagian besar siswa memang tidak mengetahui kemitraan atau kerjasama

yang dilakukan oleh SD Negeri Kotagede 3 dengan pihak lain. Hal tersebut

dikarenakan kebanyakan siswa hanya mengikuti kegiatan yang diselenggarakan

sekolah tanpa memperhatikan penyelenggara kegiatan tersebut. Meski demikian,

siswa mengetahui perlunya sebuah kerjasama agar pekerjaan lebih mudah dan

ringan sehingga tujuan yang ingin dicapai lebih mudah dicapai.

d. Faktor pengaruh kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

Faktor pendukung kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

Kepala sekolah mengungkapkan faktor pendukung kegiatan lingkungan

berbasis partisipatif SD Negeri Kotagede 3 sebagai berikut ini.

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

125

“Untuk dukungan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif itu ya kewajiban

dari pemerintah untuk mengadakan kegiatan yang melibatkan siswa. Siswa

kan fokus dalam sebuah pendidikan, ya siswanya harus

terlibat.”(wawancara III G.1a, LM: 14 Maret 2017)

Faktor pendukung dalam kegiatan berbasis partisipatif adalah kewajiban

dari pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan dengan melibatkan siswa

secara aktif sebagai subyek pendidikan. Sementara itu, guru (wawancara III G.1b,

AT: 25 Maret 2017) mengungkapkan bahwa kebutuhan sekolah merupakan faktor

pendorong kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di SD Negeri Kotagede 3.

Dengan begitu, kewajiban penyelenggaraan pendidikan melibatkan keaktifan

siswa serta kebutuhan sekolah merupakan faktor pendukung sekolah

merencanakan kegiatan berbasis partisipatif di SD Negeri Kotagede 3. Siswa

sendiri mengungkapkan bahwa faktor pendukung kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 adalah kegiatan yang bervariasi,

keinginan siswa untuk berkembang, dan pengemasan kegiatan yang menarik dan

tidak hanya di kelas dan melibatkan seluruh siswa.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kesadaran untuk berpartisipasi secara

aktif dari siswa, guru, karyawan maupun masyarakat sekitar merupakan faktor

yang mendukung keberhasilan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di SD

Negeri Kotagede 3. Dokumentasi foto selama kegiatan sekolah seperti penyuluhan

pembuatan pupuk kompos juga menunjukkan adanya partisipasi aktif dari siswa

seperti berikut ini.

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

126

Gambar 29. siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan

penyuluhan pembuatan pupuk kompos

Faktor penghambat kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

Faktor penghambat dari kegiatan berbasis partisipatif tidak jauh dari

kesadaran untuk berpartisipasi. Kepala sekolah (wawancara III H.1a, LM: 14

Maret 2017) mengungkapkan bahwa kesadaran warga sekolah juga merupakan

kendala yang paling sering ditemui dalam kegiatan sekolah berbasis partisipasi

warga sekolah karena masih saja warga sekolah terutama siswa yang masih belum

sadar untuk berpartisipasi aktif dan harus selalu diingatkan. Guru (wawancara III

H.1b, AT: 25 Maret 2016) juga menyatakan bahwa kendala dalam kegiatan

sekolah berbasis partisipasi berasal dari anak-anak yang masih kurang peduli dan

kurang aktif sehingga masih memerlukan pembinaan dan bimbingan.

Siswa tidak merasa mengalami kesulitan atau kendala yang dalam

mengikuti kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan sekolah. Hanya saja

rasa malas dan lingkungan teman sebaya yang tidak berpartisipasi membuat siswa

tidak berpartisipasi. Hasil observasi menunjukkan masih terdapat siswa yang

kurang dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diadakan sekolah sehingga

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

127

siswa yang lain menjadi malas untuk berpartisipasi. Hasil dokumentasi berikut

merupakan salah satu bukti kurangnya kesadaran berpartisipasi.

Gambar 30. Kurangnya Kesadaran Partisipatif Siswa dalam Kegiatan “Rasater”

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

a. Perencanaan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan

pendidikan. Terlebih dalam pendidikan lingkungan hidup, sarana dan prasarana

yang digunakan dituntut agar mampu mengatasi masalah lingkungan hidup dan

mendukung kegiatan pembelajaran. Sarana dan prasarana yang digunakan tentu

haruslah ramah lingkungan. Kepala sekolah (wawancara IV A.1a, LM: 14 Maret

2017) mengungkapkan bahwa SD Negeri Kotagede 3 menggunakan RAPBS

dengan sumber dana utama BOS dan BOSDA dalam merencanakan kegiatan

melengkapi sarana dan prasarana dan juga tambahan bantuan ataupun hadiah dari

pihak luar sekolah. Kekurangan sarana dan prasarana dalam kegaitan

pembelajaran dapat dilengkapi oleh masing-masing guru kelas tergantung

kebutuhan saat itu. Guru juga mengungkapkan mengenai RAPBS dalam

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

128

perencanaan ketersediaan sarana dan prasaran ramah lingkungan di SD Negeri

Kotagede 3 sebagai berikut ini.

“Ada APBS. Disitu sudah direncanakan anggaran untuk melengkapi sarana

dan prasarana. Ada juga bantuan dari luar misalnya bak sampah, komposter,

media pembelajaran juga ada tapi beberapa, biasanya sih guru yang

menyiapkan kalo media pembelajarannya kurang.”(wawancara IV A.1b,

WJ: 25 Maret 2017)

Dengan begitu, sarana dan prasarana di SD Negeri Kotagede 3 dapat

dilengkapi menggunakan RAPBS dengan sumber dana utama BOS dan BOSDA,

bantuan dari pihak luar sekolah, dan inisiatif guru untuk melengkapi kekurangan

sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran saat itu. Hal tersebut didukung

dengan hasil dokumentasi berupa daftar inventaris sarana dan prasarana SD

Negeri Kotagede 3 dan surat pemberitahuan bantuan penyediaan sarana dari Dinas

Pendidikan seperti berikut ini.

Gambar 31. Surat pemberitahuan bantuan peralatan untuk lomba kantin sehat

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Upaya pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana

pendukung pembelajaran lingkungan dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

129

1) memberlakukan jadwal piket siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan dan

juga menjaga dan merawat alat-alat kebersihan yang digunakannya, seperti

sapu, kemoceng, kain pel, dan tempat sampah;

2) peraturan untuk menjaga fasilitas, misalnya peraturan untuk tidak boleh

mencoret-coret dinding sekolah; dan

3) memberikan contoh tindakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

secara langsung kepada siswa.

Hal tersebut berdasar pada pernyataan kepala sekolah dan guru berikut ini.

“Untuk upaya pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana

itu bisa dengan mengadakan piket, piket kelas, piket kebun, piket taman.

Piket kelas itu nggak cuma nyapu ngebersihin kelasnya tapi juga menjaga

agar alat-alat, barang yang ada di kelas itu tetap dalam keadaan baik. Nyuci

lap/ kain pel juga tugas anak-anak. Sapu dan kemoceng diletakkan kembali

di tempatnya dengan benar agar tidak cepat rusak. Anak-anak harus

dikenalkan bukan hanya menjaga kebersihan tapi juga menjaga alat-alat

kebersihannya. Tempat sampah juga dicuci.”(wawancara IV B.1a, LM: 14

Maret 2017)

“Ya dengan mengajak anak-anak untuk menjaga sarana dan prasarananya.

Dengan peraturan misalnya dilarang mencorat-coret tembok dan fasilitas

lain. Anak-anak itu harus dipandu dengan contoh, tidak bisa hanya dengan

kata-kata.”(wawancara IV B.1b, WJ: 25 Maret 2017)

Perencanaan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

akan disosialisasikan kepada warga sekolah melalui berbagai cara. Kepala sekolah

(wawancara IV B.2a, LM: 14 Maret 2017) menyebutkan bahwa sosialiasi

dilakukan kepada warga sekolah ketika upacara, apel, atau dalam pembelajaran.

Selain sosialisasi, pemasangan poster-poster untuk menghemat energi

ditempelkan di beberapa titik di sekolah seperti lobby, kelas, dekat wastafel, dan

kamar mandi untuk mengingatkan warga sekolah untuk menggunakan sumber

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

130

energi secara bijak. Hal serupa juga diungkapkan oleh guru (wawancara IV B.2b,

WJ: 25 Maret 2017) yang mengatakan bahwa perencanaan pemanfaatan fasilitas

sekolah secara bijaksana disosialiasikan menggunakan poster hemat energi yang

dibuat oleh siswa dalam lomba membuat poster.

Siswa sendiri mengungkapkan bahwa Bapak/ Ibu guru mengajarkan kepada

siswa untuk menggunakan listrik, air, dan alat tulis kantor (ATK) secara hemat

dengan cara memberikan nasehat melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

maupun di luar KBM, dan juga menggunakan poster. Hasil observasi yang

menunjukkan bahwa rencana pengelolaan dan pemeliharaan sarana ramah

lingkungan disosialisasikan kepada warga sekolah secara lisan oleh kepala

sekolah. Dokumentasi menunjukkan bahwa terdapat jadwal piket yang

ditempelkan di dinding kelas ataupun di dekat taman sekolah.

Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

Kantin sehat dan ramah lingkungan yang direncanakan oleh SD Negeri

Kotagede 3 pada tahun 2016/ 2017 adalah kantin bebas sampah plastik. Kepala

sekolah (wawancara IV C.1a, LM: 14 Maret 2017) menyampaikan bahwa kantin

SD Negeri Kotagede 3 menerapkan prinsip kantin sehat bebas sampah plastik.

Makanan yang di jual merupakan makanan sehat. Tempat yang digunakan adalah

tempat makan kecil, piring, mangkuk, dan gelas sehingga tidak ada sampah

plastik. Tempat makan yang sudah digunakan dikembalikan ketempat yang

disediakan untuk dicuci oleh penjualnya. Penjaja makanan di luar sekolah juga

sudah diminta untuk tidak berjualan di sekitar sekolah, tetapi tidak efektif karena

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

131

para penjual tetap kembali setelah beberapa hari. Siswa yang telah diberi

pengetahuan tentang makanan sehat dan makanan tidak sehat pun masih sering

jajan di luar sekolah ketika pulang. Hal serupa juga diungkapkan oleh guru

sebagai berikut ini.

“Sudah satu semester ini kantin disini menerapkan kantin bebas sampah

plastik. Jadi, semua makanan tidak ada yang dibungkus plastik.

Makanannya ditempatkan dalam tempat kecil-kecil, kalau minumannya

gelas. Nanti kalau udah selesai dikembalikan dan dicuci oleh

penjualnya.”(wawancara IV C.1b, WJ: 25 Maret 2017)

Dengan begitu, kantin SD Negeri Kotagede 3 menerapkan prinsip kantin

sehat bebas sampah plastik. Makanan yang dijual merupakan makanan sehat.

Tempat yang digunakan adalah tempat makan kecil, piring, mangkuk, dan gelas

sehingga tidak ada sampah plastik. Tempat makan yang sudah digunakan

dikembalikan ketempat yang disediakan untuk dicuci oleh penjualnya. Penjual

makanan di luar sekolah sudah diminta untuk tidak berjualan di sekitar sekolah.

Kantin sehat dan ramah lingkungan yang bebas sampah plastik ini

direncanakan oleh SD Negeri Kotagede 3 dengan pertimbangan untuk

mengurangi jumlah sampah plastik yang sebelumnya sangat banyak seperti yang

diungkapkan oleh kepala sekolah dan guru berikut ini.

“Pertimbangan utamanya pengurangan sampah plastik. Dulu itu sampah

plastik yang dari kantin itu sangat banyak setiap harinya.” (wawancara IV

C.2a, LM: 14 Maret 2017)

“Pertimbangannya ya kesehatan makanannya dan kebersihan. Untuk satu

semester ini kita menggalangkan kantin bebas sampah plastik jadi ya

pertimbangannya itu pengurangan penggunaan plastik.” (wawancara IV

C.2b, WJ: 25 Maret 2017)

Hasil dokumentasi menunjukkan bahwa terdapat peraturan dalam

pelaksanaan kantin sehat dan ramah lingkungan yang bebas sampah plastik di SD

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

132

Negeri Kotagede 3. Selain itu juga terdapat surat pemberitahuan bantuan oleh

Dinas Pendidikan berupa sarana penunjang kantin sehat SD Negeri Kotagede 3

(gambar 30).

Gambar 32. Peraturan/ tata tertib kantin

b. Pelaksanaan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3

digunakan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup di sekitar sekolah dan atau

sebagai penunjang kegiatan pembelajaran lingkungan hidup. Kepala sekolah

(wawancara IV D.1a, LM: 14 Maret 2017) mengungkapkan bahwa alat-alat yang

digunakan untuk mengatasi berbagai masalah di lingkungan sekolah seperti

tempat sampah yang dipisahkan berdasarkan jenis sampahnya, komposter, dan

mesin pencacah daun. Sedangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan

pembelajaran disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Jika alat atau bahan yang

dibutuhkan tidak ada di sekolah, maka guru dan siswa mempersiapkan secara

bersama-sama dari rumah dan tidak memberatkan siswa.

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

133

Guru juga mengungkapkan bahwa alat-alat yang digunakan untuk mengatasi

berbagai masalah di lingkungan sekolah sudah cukup baik dengan adanya barang-

barang seperti komposter, tempat sampah, mesin penggiling sampah, dan mesin

pencacah daun. Sedangkan untuk sarana penunjang kegiatan pembelajaran

dinyatakan sebagai berikut ini.

“Tergantung materi dan juga pelajaran yang dipelajari. Kalau di pelajaran

olahraga pembelajaran lingkungan hidup itu bisa menggunakan lingkungan

sekitar sebagai sarana pembelajaran, misalnya pemilahan sampah-sampah

yang ada di sekitar lapangan olahraga diintegrasikan dalam pelajaran

olahraga menggunakan permainan estafet pemilihan sampah berdasarkan

jenisnya.”(wawancara IV D.1b, WJ: 25 Maret 2017)

Siswa juga telah mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan yang

dimiliki sekolah seperti tempat sampah sesuai jenisnya, alat kebersihan,

komposter dan mesin pencacah daun. Dengan begitu, sarana yang digunakan

untuk mengatasi berbagai masalah di lingkungan sekolah seperti tempat sampah

yang dipisahkan berdasarkan jenis sampahnya, komposter, mesin penggiling

sampah, dan mesin pencacah daun. Sedangkan sarana penunjang kegiatan

pembelajaran lingkungan hidup di sekolah disesuaikan dengan mata pelajaran dan

materi yang dipelajari. Lingkungan sekolah merupakan sarana pembelajaran yang

dapat diintegrasikan dalam pembelajaran. Guru dan siswa dapat melengkapi

sarana pembelajaran dari rumah dengan catatan tidak memberatkan siswa.

Pernyataan kepala sekolah, guru dan siswa SD Negeri Kotagede 3 tersebut

didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa sarana pendukung

ramah lingkungan yang disediakan sekolah antara lain:

1) tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya,

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

134

2) alat kebersihan seperti sapu, kemoceng, penghapus papan tulis,

3) mesin pencacah daun,

4) komposter,

5) tempat pembuangan sampah sementara,

6) daerah serapan air/ biopori,

7) wastafel, dan

8) buku-buku pendukung pendidikan lingkungan hidup.

Dokumentasi juga menunjukkan adanya sarana pendukung ramah

lingkungan yang digunakan untuk mengatasi masalah lingkungan sekitar maupun

digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu sarana pendukung ramah

lingkungan yang ada di SD Negeri Kotagede 3 adalah sarana tempat sampah yang

telah di klasifikasikan berdasarkan jenis sampahnya. Tempat sampah berwarna

hijau merupakan tempat sampah untuk sampah organik, sisa makanan, kulit buah,

dan dedaunan. Tempat sampah berwarna merah merupakan tempat sampah untuk

sampah plastik, kresek, gabus, dan plastik kemasan. Tempat sampah berwarna

kuning digunakan untuk menampung sampah kertas, kardus, koran, dan box/

kotak. Sarana pendukung kegiatan pembelajaran yang disediakan antara lain buku

pegangan pendidikan lingkungan hidup untuk setiap kelas dari kelas 1 hingga

kelas 6.

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

135

Gambar 33. Tempat sampah sesuai

dengan jenisnya di depan kelas

Gambar 34. Buku pendukung

pendidikan lingkungan hidup

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Kepala sekolah (wawancara IV E.1a, LM: 14 Maret 2017) mengungkapkan

bahwa siswa sudah terlibat dalam upaya pemeliharaan sarana dan prasarana

sekolah sebatas pada menjaga alat-alat kebersihan saat piket. Guru (wawancara IV

E.1b, WJ: 25 Maret 2017) juga mengungkapkan hal yang sama mengenai siswa

yang sudah terlibat dalam upaya pemeliharaan sarana prasarana dengan melihat

contoh yang diberikan oleh warga sekolah yang lain. Siswa sendiri juga

mengungkapkan bahwa siswa telah melakukan kegiatan untuk memelihara sarana

dan prasarana ramah lingkungan di sekolah seperti berikut ini.

1) Mengembalikan barang yang dipakai ketempat semula

2) Membersihkan dan merawatnya dengan baik

3) Tidak menggunakannya sebagai mainan.

Siswa memahami bahwa semua warga sekolah termasuk dirinya memiliki

tanggungjawab atas kebersihan lingkungan sekitar sekolah. Siswa mengetahui apa

yang harus dilakukan untuk menghemat listrik, air dan ATK seperti mematikan

lampu dan alat elektronik lain bila tidak dipakai dan mematikan kran air setelah

memakainya. Siswa juga mengetahui bahwa sarana dan prasarana sekolah perlu

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

136

dipelihara agar terawat dan dapat dipakai dalam jangka waktu lama dan harus

melaporkan kerusakan pada sarana dan prasarana yang diketahuinya kepada guru

agar diperbaiki atau diganti.

Hasil observasi menunjukkan bahwa Kegiatan pemanfaatan dan

pemeliharaan sarana pendukung ramah lingkungan yang dilakukan oleh warga SD

Negeri Kotagede 3 antara lain adalah:

1) membersihkan tempat sampah,

2) mengembalikan alat kebersihan yang dipakai ketempat semula dengan baik

dan benar,

3) mengembalikan buku ketempat semula

4) membersihkan alat-alat seperti mesin pencacah daun.

5) menggunakan air dengan seperlunya, dan

6) menggunakan dinding lapangan olahraga sebagai tempat mural/ lukisan siswa

untuk mengurangi tindak vandalisme yang merusak.

Dokumentasi dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pendukung

ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 terlihat dalam gambar 29 dimana

siswa berpartisipasi aktif dalam menggunakan mesin pencacah daun dan ikut

membersihkannya ketika mengikuti kegiatan penyuluhan cara membuat pupuk

kompos. Selain itu juga terlihat dalam foto lingkungan kebun sekolah yang dihiasi

oleh mural/ lukisan siswa berikut ini.

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

137

Gambar 35. Area kebun sekolah yang dihiasi oleh mural/ lukisan siswa

Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

Kantin SD Negeri Kotagede 3 direncanakan sebagai kantin bebas sampah

plastik. Pada pelaksanaannya, kepala sekolah (wawancara IV F.1a, LM: 14 Maret

2017) dan guru (wawancara IV F.1b, WJ: 25 Maret 2017) mengungkapkan bahwa

kantin bebas sampah di SD Negeri Kotagede 3 dikelola oleh sekolah dan pihak

luar sebagai penjual makanan. Sekolah hanya bertindak untuk mengawasi

jalannya kantin bebas sampah sesuai dengan kebijakan yang telah disusun. Kepala

sekolah dan guru juga mengungkapkan bahwa kantin di SD Negeri Kotagede 3

merupakan kantin sehat karena makanan dan minuman yang dijual sudah

makanan dan minuman yang sehat dan bergizi, serta sudah ramah lingkungan

karena merupakan kantin bebas sampah plastik.

Sebagian besar siswa lebih suka makan di kantin sekolah karena sudah

memahami bahwa makanan kantin sekolah lebih bersih dan lebih sehat daripada

makanan yang dijual oleh pedagang kaki lima di luar sekolah. Masih ada siswa

yang membeli makanan pada pedagang keliling di luar sekolah ketika pulang

sekolah, padahal ketika istirahat siswa sudah dilarang membeli makan di luar.

Begitu pula hasil observasi yang menunjukkan bahwa:

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

138

1) kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan kantin sehat yang bebas sampah

plastik,

2) semua makanan dan minuman yang dijual dibungkus menggunakan wadah

yang dapat di pakai ulang seperti box makanan kecil, piring, mangkuk dan

gelas,

3) siswa mengembalikan bekas wadah makan dan minumnya ketempat yang telah

disediakan,

4) pedagang kantin akan mencuci bekas wadah makan dan minum siswa,

5) kantin sekolah dikelola oleh tiga orang penjual dengan pengawasan dari guru

dan kepala sekolah, dan

6) kantin sekolah hanya melayani pembelian ketika jam istirahat.

Hasil dokumentasi mengenai pelaksanaan kantin sehat dan ramah lingkungan

yang bebas sampah plastik di SD Negeri Kotagede 3 menunjukkan bahwa

makanan dan minuman yang dijual sudah tidak dijual menggunakan plastik

sebagai pembungkus tetapi menggunakan tempat makan dan minum yang akan

dicuci oleh penjual setelah digunakan oleh siswa sebagai berikut ini.

Gambar 36. Kantin sekolah sudah tidak

menggunakan plastik sebagai

pembungusnya.

Gambar 37. Wadah bekas makan

siswa dikembalikan dan di cuci oleh

penjaga kantin

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

139

c. Evaluasi

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah dievaluasi dengan daftar

inventaris sarana dan prasarana sekolah dan juga menggunakan analisis tujuan

Program Adiwiyata (lampiran 15) dalam dokumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

(gambar 12). Kepala sekolah (wawancara IV G.1a, LM: 14 Maret 2017)

mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana di SD Negeri Kotagede 3 sudah

cukup memadai dan masih harus ditingkatkan lagi. Hal yang sama juga

diungkapkan oleh guru dan siswa SD Negeri Kotagede 3 sebagai berikut ini.

“Saya kira sudah cukup memadai.”(wawancara IV G.1b, WJ: 25 Maret

2017)

“Sudah cukup.” (wawancara VIII E.1a, NB: 17 Maret 2017)

“Sudah.” (wawancara VIII E.1e, AR: 18 Maret 2017)

“Sudah.” (wawancara VIII E.1k, AF: 1 April 2017)

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Evaluasi dari pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pendukung ramah

lingkungan SD Negeri Kotagede 3 juga dilakukan menggunakan analisis tujuan

Program Adiwiyata (lampiran 15) dalam dokumen EDS (gambar 12). Kepala

sekolah (wawancara IV H.1a, LM: 14 Maret 2017) mengungkapkan bahwa

kesadaran warga sekolah untuk menggunakan fasilitas sekolah secara bijak sudah

mulai terlihat, meskipun beberapa orang masih memerlukan bimbingan lebih

lanjut. Guru (wawancara IV H.1b, WJ: 25 Maret 2017) juga mengatakan bahwa

sikap peduli lingkungan warga sekolah sudah mulai terlihat dengan kesadaran

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

140

untuk menghemat energi listrik dan air. Sedangkan siswa sendiri mengetahui

bahwa perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat habis.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kepala sekolah dan guru melakukan

pengecekan secara langsung terhadap kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan

sarana pendukung ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3. Dokumentasi

kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pendukung ramah lingkungan di

SD Negeri Kotagede 3 antara lain gambar 29 yang menunjukkan bahwa siswa

dapat berpartisipasi secara aktif dalam menggunakan mesin pencacah daun dan

ikut membersihkannya setelah menggunakan serta gambar dimana alat (sarana)

kebersihan di suatu kelas terlihat berantakan dan tidak teratur pada salah satu hari

sebagai berikut ini.

Gambar 38. Sapu berserakan di sudut salah satu kelas

Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

Kantin sehat dan ramah lingkungan yang bebas sampah plastik di SD Negeri

Kotagede 3 dievaluasi melalui analisis tujuan Program Adiwiyata (lampiran 15)

dalam dokumen EDS (gambar 12). Menurut kepala sekolah (wawancara IV I.1a,

LM: 14 Maret 2017) warga sekolah menanggapi kebijakan kantin secara positif.

Sudah mulai membiasakan diri untuk mengurangi penggunaan plastik. Jika siswa

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

141

terpaksa menggunakan plastik untuk tempat makan dari rumah, plastik bungkus

makanan tersebut dibawa pulang dan dapat digunakan untuk ecobrick.

Guru (wawancara IV I.1b, WJ: 25 Maret 2017) juga mengungkapkan

pendapatnya mengenai warga sekolah sudah mulai terbiasa untuk mengurangi

penggunaan plastik untuk mewujudkan kantin sehat dan ramah lingkungan yang

bebas sampah plastik. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan bagi siswa

SD Negeri Kotagede 3 karena menurut mereka makanan dan minuman yang

disediakan kantin enak, bersih, sehat, bergizi, dan murah. Kepala sekolah

(wawancara IV I.2a, LM: 14 Maret 2017) dan guru (wawancara IV 1.2b, WJ: 25

Maret 2017) mengungkapkan bahwa SD Negeri Kotagede 3 sudah pernah

meminta agar pedagang makanan tidak berjualan di depan sekolah, namun hal

tersebut hanya bertahan sementara. Hal itu disebabkan karena pedagang tersebut

akan kembali berjualan di depan sekolah setelah beberapa hari.

Berdasarkan hasil observasi, kontrol terhadap pelaksanaan kantin bebas

sampah plastik di SD Negeri Kotagede 3 dilakukan oleh kepala sekolah dan guru

dengan melakukan pengecekan secara langsung terhadap keadaan kantin sekolah.

Dokumentasi menunjukkan bahwa kantin sekolah sudah tidak menggunakan

plastik sebagai pembungkusnya (gambar 36). Dokumentasi juga menunjukkan

bahwa masih terdapat penjual makanan di luar sekolah ketika jam pulang sekolah

meskipun sudah ada peraturan yang melarang penjual untuk berjualan di area SD

Negeri Kotagede 3. Beberapa siswa masih membeli makanan atau minuman di

luar sekolah ketika pulang sekolah meski terdapat larangan jajan sembarang bagi

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

142

siswa. Hal tersebut karena siswa masih beranggapan bahwa makanan dan

minuman di dalam dan luar sekolah sama-sama enak dan sehat. Selain itu juga

disebabkan karena kantin yang terlalu sempit dan sesak.

Gambar 39. Masih ada siswa masih membeli makan dan minum di luar

sekolah ketika pulang sekolah.

d. Faktor pengaruh pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan

Faktor pendukung pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan

Komponen sarana pendukung ramah lingkungan dalam Program Adiwiyata

di SD Negeri Kotagede memiliki beberapa faktor pendukung antara lain adalah

partisipasi dan kesadaran warga sekolah dan dukungan orang tua. Hal ini sesuai

dengan yang disebutkan oleh kepala sekolah dan guru sebagai berikut ini.

“Apa ya mbak, mungkin ya partisipasi dan kesadaran dari warga sekolah

sendiri untuk mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah.”(wawancara IV J.1a, LM: 14 Maret 2017)

“Dukungan dari orang tua itu membantu sekali dalam pengelolaan sarana

dan prasarana sekolah. Kalau orang tua peduli kan lebih mudah untuk

mengkondisikan.”(wawancara IV J.1b, WJ, 25 Maret 2017)

Sementara itu, siswa menyebutkan mengenai faktor pendukung sarana

kantin sehat dan ramah lingkungan yang bebas sampah di SD Negeri Kotagede 3.

Faktor yang menyebabkan kantin sekolah menjadi kantin sehat dan ramah

lingkungan adalah menurut siswa adalah makanan dan minuman yang dijual

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

143

adalah makanan dan minuman sehat serta tidak menggunakan plastik sebagai

pembungkus makanan dan minumannya.

Hasil observasi menunjukkan bahwa faktor pendukung pengelolaan sarana

pendukung ramah lingkungan antara lain adalah kesadaran dari siswa untuk

menjaga, merawat dan memelihara sarana yang dimiliki sekolah tanpa harus

disuruh atau diminta oleh guru serta partisipasi dan kesadaran dari pihak lain

seperti pedagang di kantin sekolah. Hal tersebut juga terlihat dari dokumentasi

kegiatan yang menunjukkan bahwa siswa mampu berpartisipasi secara sadar dan

aktif tanpa paksaan dari pihak manapun dalam memelihara sarana dan prasarana

sekolah (gambar 29) serta kesadaran dari pedagang di kantin sekolah yang

menjalankan kantin sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sekolah

(gambar 36& gambar 37).

Faktor penghambat pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan

Faktor penghambat sarana pendukung ramah lingkungan menurut kepala

sekolah (wawancara IV K.1a, LM: 14 Maret 2017) berasal dari masyarakat yang

ikut memanfaatkan tetapi kurang peduli untuk merawat sarana dan prasarana SD

Negeri Kotagede 3. Sedangkan menurut guru (wawancara IV K.1b, WJ: 25 Maret

2017) pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan terutama

dalam penyelenggaraan kantin sehat dan ramah lingkungan terhambat oleh siswa

dan pedagang keliling yang kurang menyadari bahwa makanan yang dijual di luar

belum terjamin kebersihan dan kesehatannya. Selain itu pedagang di luar sekolah

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

144

yang masih tetap berjualan meskipun sudah terdapat peraturan untuk tidak

berjualan di area sekolah.

Siswa sendiri mengungkapkan kekurangan dari pelayanan sarana kantin

sehat dan ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 antara lain karena terlalu

sesak karena lahan yang sempit sedangkan jumlah anak banyak, budaya antri

kurang, dan juga sikap malas anak untuk mengembalikan bekas tempat makan dan

minumnya. Dalam hasil observasi terlihat bahwa faktor penghambat pengelolaan

saran pendukung ramah lingkungan antara lain:

1) siswa yang kurang sadar akan pentingnya menjaga dan merawat fasilitas

sekolah,

2) pihak lain yang kurang bisa mendukung program sekolah, contohnya

pedagang makanan dan minuman di luar sekolah, dan

3) kondisi kantin yang kurang luas sehingga siswa harus berdesak-desakan.

Dokumentasi berupa foto yang menunjukkan masih ada siswa masih

membeli makan dan minum di luar sekolah ketika pulang sekolah (gambar 39)

dan foto keadaan kantin sekolah saat istirahat berikut ini merupakan salah satu

bukti faktor penghambat pelayanan kantin sehat.

Gambar 40. Kantin sekolah yang penuh ketika istirahat

Page 163: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

145

C. Pembahasan

Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 merupakan salah satu

program pendidikan lingkungan hidup formal yang dilakukan di sekolah formal

tingkat dasar secara terstruktur dan berjenjang dalam sebuah kurikulum. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Daryanto & Suprihatin (2013: 20) yang

menyatakan area pendidikan lingkungan hidup formal, informal, dan nonformal.

Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 dilaksanakan berdasarkan

komponen-komponen Program Adiwiyata seperti yang tercantum dalam Peraturan

Menteri Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Adiwiyata.

Komponen tersebut adalah kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum

berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan

sarana pendukung ramah lingkungan. Implementasi setiap komponen Adiwiyata

terbagi atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan

a. Perencanaan

Perencanaan komponen kebijakan sekolah berwawasan lingkungan SD

Negeri Kotagede 3 mengandung unsur tujuan yang akan dicapai dan deskripsi

bagaimana cara mencapai keadaan sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Hal

tersebut sesuai dengan Indrastuti, dkk (2009: 102) yang menyatakan bahwa

perencanaan yang baik adalah perencanaan yang mengandung unsur 5W dan 1H,

yaitu what (apa), why (mengapa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), dan

how (bagaimana). Serta sesuai dengan Sa’ud & Makmun (2006: 27) memaparkan

Page 164: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

146

hal-hal yang tidak bisa lepas dari perencanaan yaitu tujuan yang akan dicapai,

keadaan yang akan dicapai, keadaan sekarang, alternatif kebijakan dan prioritas,

dan strategi pencapaian tujuan. Unsur dalam perencanaan ini tidak hanya ada

dalam komponen kebijakan berwawasan lingkungan tetapi juga dalam

perencanaan komponen lainnya.

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Visi SD Negeri Kotagede 3 adalah Terwujudnya sekolah unggul dan

berkarakter, peduli lingkungan, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Dengan begitu, visi SD Negeri Kotagede 3 sudah terkait dengan lingkungan

hidup dengan mewujudkan sekolah yang peduli lingkungan. Misi SD Negeri

Kotagede 3 telah memuat pendidikan lingkungan hidup, yaitu menciptakan situasi

dan kondisi lingkungan sekolah yang bersih, sehat, indah, dan nyaman untuk

pelaksanaan pembelajaran dan mendidik siswa menjadi manusia humanis yang

peduli lingkungan. Visi dan misi tersebut digunakan untuk mewujudkan tujuan

sekolah yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, keterampilan,

kepribadian, berakhlak mulia untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan

yang lebih tinggi. Dengan visi, misi, dan tujuan tersebut maka SD Negeri

Kotagede 3 telah memiliki susunan visi, misi, dan tujuan sekolah yang memuat

upaya pelestarian fungsi lingkungan.

Visi, misi, dan tujuan sekolah tersebut disusun sejak sebelum SD Negeri

Kotagede 3 belum memiliki gelar sebagai salah satu Sekolah Adiwiyata. Visi,

misi, dan tujuan sekolah yang terkait dengan pelestarian fungsi lingkungan

Page 165: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

147

disusun untuk mendukung kegiatan pendidikan lingkungan hidup yang

terintegrasi dalam kurikulum yang digunakan oleh SD Negeri Kotagede 3. Dalam

Hal ini, SD Negeri Kotagede 3 menggunakan kurikulum 2006 (KTSP) untuk kelas

2, 3, 5, dan 6, serta kurikulum 2013 (K13) untuk kelas 1 dan 4. Dalam setiap

kurikulum terdapat pendidikan lingkungan hidup yang terintegrasi kedalam mata

pelajaran wajib dan/ atau muatan lokal seperti seni batik dan/ atau kegiatan

pengembangan diri seperti ekstrakurikuler pramuka yang wajib bagi siswa SD

Negeri Kotagede 3. Hal tersebut sesuai dengan standar kebijakan berwawasan

lingkungan dalam Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 11) yaitu bahwa

kurikulum yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

dengan salah satu indikatornya adalah tersusunnya visi, misi dan tujuan sekolah

yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan, pencemaran dan kerusakan

lingkungan hidup. Visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 telah disusun

tujuan PLH sesuai dengan Daryanto & Suprihanto (2013: 11-12) dan Harris &

Afdaliah (2016: 313-314) tentang tujuan PLH yang meliputi aspek kesadaran

(awareness), pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), keterampilan (skill),

partisipasi (paticipation), dan evaluasi (evaluation).

Penyusunan visi, misi, dan tujuan sekolah dilakukan melalui rapat sekolah

dengan berbagai pertimbangan termasuk ide, kritik dan arahan dari berbagai pihak

termasuk BLH. Hal ini sesuai dengan Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 7)

yang menyebutkan peran dan tugas pokok tim Adiwiyata tingkat sekolah untuk

mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah, kurikulum

Page 166: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

148

sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana. Dilihat dari pertimbangan yang

digunakan dalam perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah, SD Negeri Kotagede 3

menggunakan pendekatan kebutuhan sosial (social demand approach) seperti

yang diungkapkan oleh Rohman (2012: 91) dan Sa’ud & Makmun (2006: 233-

237) bahwa pendekatan kebutuhan social (social demand approach) cenderung

untuk menjawab tuntutan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah disusun sebagai suatu landasan

dalam penyelenggaraan pendidikan di sebuah sekolah. Rencana kegiatan dan

anggaran SD Negeri Kotagede 3 terbagi atas dua, yaitu rencana jangka panjang

dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang SD Negeri Kotagede 3 berisi

mengenai program kerja jangka panjang mulai dari tahun 2011 hingga tahun 2018.

Sedangkan untuk rencana jangka pendek sendiri dilakukan setiap tahun ajaran

baru dan berisi program kegiatan tahunan.

RKAS disusun dengan berbagai pertimbangan. SD Negeri Kotagede 3

menggunakan pertimbangan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup dalam menyusun RKAS. Pendekatan lingkungan hidup yang digunakan

dalam penyusunan RKAS tahun 2016/ 2017 di SD Negeri Kotagede 3 terfokus

pada pengelolaan sampah. Dengan begitu, kegiatan-kegiatan yang dilakukan SD

Negeri Kotagede 3 pada tahun ajaran 2016/ 2017 banyak berkaitan dengan

pengelolaan sampah, misalnya ecobrick dan penyuluhan tentang pengolahan

sampah organik menjadi kompos. Lebih dari 20% Rencana kegiatan dan anggaran

Page 167: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

149

SD Negeri Kotagede 3 sudah memuat upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup baik dari segi kegiatan kesiswaan, kurikulum dan kegiatan

pembelajaran, tenaga pendidik, maupun sarana prasarana sekolah. Bahkan pada

pada EDS tahun 2016 diungkapkan bahwa RKAS sudah memuat 70% upaya

PPLH dan akan ditingkatkan menjadi 100%.

Anggaran dana sekolah berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) yang kemudian

dikelola sebagaimana mungkin untuk berbagai hal termasuk pembiayaan kegiatan

kesiswaan, kegiatan pembelajaran dan peningkatan mutu lainnya dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekitar sekolah. Sumber dana

menjadi salah satu pertimbangan yang muncul dalam rapat pembuatan rencana

kerja dan pengalokasian anggaran sekolah. Selain sumber dana, kajian kondisi

lingkungan sekitar, partisipasi warga sekolah dan orang tua, kemampuan dari guru

untuk mengadakan kegiatan serta pendekatan lingkungan yang digunakan menjadi

pertimbangan SD Negeri Kotagede 3 dalam rapat penyusunan RKAS.

SD Negeri Kotagede 3 telah melakukan tugas dan peran dalam penyusunan

RKAS sesuai dengan tugas dan peran tim Sekolah Adiwiyata menurut

Kementerian Lingkungan Hidup (2012) yaitu untuk membuat rencana kerja dan

mengalokasikan anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian kondisi lingkungan

hidup sekolah, kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana

sekolah. RKAS jangka panjang dan jangka pendek SD Negeri Kotagede 3 sudah

sesuai dengan standar dari Kementerian Lingkungan Hidup (2012:11) yang

Page 168: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

150

menyatakan bahwa RKAS dalam Program Adiwiyata memuat program dalam

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Anggaran yang digunakan

untuk upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di SD Negeri

Kotagede 3 sudah melampaui standar dari Kementerian Lingkungan Hidup (2012:

11) yang sebesar 20% dari total anggaran sekolah. Sementara itu, dilihat dari

pertimbangan-pertimbangan penyusunan RKAS, pendekatan yang digunakan

dalam perumusan kebijakan RKAS adalah pendekatan kebutuhan sosial (social

demand approach), kebutuhan ketenagakerjaan (man-power approachi), dan juga

efisiensi biaya sesuai pendapat Rohman (2012: 91) dan Sa’ud & Makmun (2006:

233-237) yang mengungkapkan bahwa perumusan kebijakan pendidikan dapat

dilakukan dengan pendekatan kebutuhan sosial (social demand approach),

kebutuhan ketenagakerjaan (man-power approach), dan juga efisiensi biaya.

Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup

Peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah

merupakan peraturan atau tata tertib yang harus ditaati oleh siswa dalam upaya

pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup. Dengan begitu, peraturan atau tata

tertib yang disusun berdasarkan pada RKAS yang telah disusun oleh SD Negeri

Kotagede 3. Peraturan tersebut dibutuhkan untuk mewujudkan rencana-rencana

yang telah disusun. Misalnya, untuk mendukung program kantin bebas sampah

plastik SD Negeri Kotagede 3 yang dimulai sejak tahun 2016 sekolah membuat

kebijakan agar pedagang di kantin tidak menggunakan plastik sebagai bahan

pembungkus makanan dan minuman tetapi menggunakan kotak makan kecil,

Page 169: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

151

piring, mangkuk, dan gelas serta larangan bagi siswa untuk membeli makanan di

luar kantin sekolah. Dengan begitu, perencanaan peraturan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan pada pendekatan kebutuhan

sosial atau social demand approach seperti yang digambarkan oleh Rohman

(2012: 91) dan Sa’ud & Makmun (2006: 233-237) bahwa social demand

approach atau pendekatan kebutuhan sosial cenderung untuk menjawab tnututan

dari lingkungan sekitarnya.

b. Pelaksanaan

Secara umum pelaksanaan setiap komponen dalam Program Adiwiyata di

SD Negeri Kotagede 3 tidak hanya dengan melakukan tindakan nyata dari

perencanaan yang telah disusun, tetapi juga termasuk kegiatan penggerakan dan

pengawasan. SD Negeri Kotagede 3 telah melakukan pelaksanaan penggerakan

diri sendiri baik diri guru, karyawan maupun siswa. Sekolah juga telah

memberikan arahan, perintah, masukan, nasehat, jabatan serta contoh yang nyata

dalam mewujudkan pelaksanaan yang sesuai dengan perencanaan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Ismawanto (2009: 105) bahwa kegiatan penggerakan dalam

pelaksanaan meliputi kegiatan untuk menggerakkan diri sendiri, orang lain dengan

memberi arahan (directing), orang lain dengan perintah (commanding), orang lain

dengan nasihat dan masukan (motivating), orang lain dengan memberikan jabatan

(staffing), dan orang lain dengan memberi contoh (leading).

Pelaksanaan komponen tidak lepas dari kegiatan pengawasan. Kegiatan

pengawasan sendiri termasuk dalam kegiatan pelaksanaan namun terkait dengan

Page 170: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

152

kegiatan evaluasi setelah pelaksanaan. Hal tersebut sejalan dengan Ismawanto

(2009: 106) yang menyatakan bahwa pengawasan merupakan sebuah kegiatan

yang berhubungan dengan mengendalikan atau mengawasi setiap pekerjaan serta

melakukan tindakan koreksi.

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Visi, misi, dan tujuan sekolah yang dimiliki SD Negeri Kotagede 3

dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan melalui berbagai hal

seperti sosialisasi, teladan, lagu/ yel-yel, pemasangan papan visi, misi, dan tujuan

diberbagai sudut sekolah seperti di lobby sekolah, ruang kepala sekolah, ruang

bimbingan & konseling, ruang perpustakaan dan masing-masing ruang kelas.

Sosialiasi visi, misi, dan tujuan sekolah dalam upaya PPLH juga dapat

diintegrasikan ke dalam komponen kegiatan mata pelajaran wajib, muatan lokal,

dan/ atau pengembangan diri.

Visi, misi, dan tujuan sekolah di SD Negeri Kotagede 3 sudah

diimplementasikan dengan baik menggunakan cara yang menarik perhatian dan

minat siswa. Namun demikian, masih terdapat siswa kelas rendah belum

memahami visi, misi, dan tujuan sekolah walaupun mengetahui bahwa SD Negeri

Kotagede 3 merupakan Sekolah Adiwiyata yang berwawasan dan peduli

lingkungan. Hal tersebut terjadi karena siswa kelas rendah masih cenderung hanya

mengikuti apa yang dicontohkan dan pembiasaan visi, misi, dan tujuan sekolah

pada anak kelas rendah belum cukup lama. Siswa-siswa tersebut memerlukan

pembinaan dan bimbingan dalam memahami visi dan melaksanakan misi untuk

Page 171: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

153

mencapai tujuan SD Negeri Kotagede 3 yang telah direncanakan. Pembinaan dan

bimbingan kepada siswa tidak berhenti sekali saja, tetapi terus berjalan dan

berkembang dari waktu ke waktu.

Implementasi visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 dilakukan dengan

baik sesuai dengan salah satu indikator dari standar kebijakan berwawasan

lingkungan yang diungkapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (2012), yaitu

struktur kurikulum yang digunakan terkait dengan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Implementasi visi, misi, dan tujuan sekolah dilaksanakan sesuai

dengan prinsip Program Adiwiyata dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 05 Tahun 2013 dan Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 3-4) yaitu

prinsip edukatif, berkelanjutan, dan partisipatif. Implementasi visi, misi, dan

tujuan sekolah dengan prinsip edukatif, berkelanjutan, dan partisipatif mampu

mendorong perkembangan karakter peduli lingkungan warga sekolah karena

warga sekolah terlibat secara langsung dan terus-menerus.

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

SD Negeri Kotagede 3 telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan RKAS

yang direncanakan baik RKAS jangka panjang tahun 2011-2018 maupun RKAS

jangka pendek tahun ajaran 2016/ 2017. Kegiatan tersebut antara lain rasater,

semutlis dengan piket kelas, jumat bersih dengan perawatan tanaman di taman dan

kebun, bank sampah, ecobrick, kantin sehat dan ramah lingkungan yang bebas

sampah plastik, hidroponik, dan lain sebagainya. Pelaksanaan RKAS di SD

Negeri Kotagede 3 dilakukan secara transparan oleh pihak sekolah dan melibatkan

Page 172: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

154

partisipasi berbagai pihak baik warga sekolah maupun pun pihak dari luar sekolah

seperti komite sekolah, masyarakat, orang tua siswa dan mitra kerja SD Negeri

Kotagede 3. Hal tersebut sesuai dengan salah satu peran dan tugas pokok tim

Adiwiyata sekolah dalam Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 7) yaitu untuk

melaksanakan rencana kerja yang disusun sekolah.

Kegiatan dan Anggaran SD Negeri Kotagede 3 direncanakan bukan hanya

tentang kegiatan dan sumber dana sekolah melainkan tentang bagaimana sekolah

mengalokasikan sumber daya yang ada secara proporsional untuk kegiatan-

kegiatan yang sesuai dengan Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 12) yaitu

mengenai kegiatan kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan

kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, budaya dan

lingkungan sekolah, peran masyarakat dan kemitraan, serta peningkatan dan

pengembangan mutu pendidikan. Kegiatan-kegiatan tersebut haruslah melibatkan

partisipasi pihak-pihak terkait yang menjadi subyek dalam upaya PPLH dan PLH.

Hal tersebut sesuai dengan prinsip pelaksanaan Program Adiwiyata dalam

Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 3) dan Budiati (2014: 22) yaitu prinsip

partisipatif dimana semua unsur komunitas sekolah harus terlibat sesuai dengan

tanggung jawab dan perannya masing-masing.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di SD Negeri Kotagede 3 sudah 70%

lebih memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

meliputi kegiatan kesiswaan seperti ekstrakurikuler dan kegiatan pengembangan

kreativitas dan inovasi siswa, kegiatan pembelajaran terintegrasi dengan

Page 173: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

155

pendidikan lingkungan hidup, hingga pengadaan sarana pendukung yang ramah

lingkungan. Hal tersebut tentu sudah melampaui standar Sekolah Adiwiyata

tentang anggaran sekolah dalam Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 11-12)

yaitu bahwa anggaran sekolah untuk upaya PPLH adalah 20% dari total anggaran

sekolah.

Anggaran dana untuk kegiatan SD Negeri Kotagede 3 juga sudah sesuai

dengan asal sumber dana yang diungkapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata

pasal 15 dan Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 8) yang menerangkan bahwa

pendanaan pelaksanaan Program Adiwiyata diperoleh dari berbagai sumber yaitu

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Kabupaten/ Kota dan sumber lain yang

tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup di Sekolah

Peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di SD Negeri

Kotagede 3 diwujudkan dengan berbagai peraturan dan tata tertib yang sesuai

dengan kegiatan dan program sekolah. Peraturan tersebut digunakan untuk

menciptakan kondisi sekolah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah. oleh

karena itu, masing-masing warga sekolah harus mengetahui dan memahami

peraturan tersebut. Untuk itu di SD Negeri Kotagede 3 melakukan penyuluhan

tentang kebijakan dan peraturan kepada warga sekolah dan juga orang tua/ wali

siswa. Orang tua/ wali perlu mengetahui peraturan sekolah agar orang tua/ wali

Page 174: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

156

dapat berpartisipasi dalam membentuk sekolah yang sesuai dengan yang

diharapkan dengan cara mengingatkan siswa ketika dirumah.

Selain mengadakan penyuluhan, SD Negeri Kotagede 3 juga melakukan

pemasangan papan tata tertib dan poster berisi tata tertib di berbagai sudut sekolah.

Hal ini untuk mengingatkan siswa tentang peraturan yang ada di SD Negeri

Kotagede 3 setiap saat. Sosialiasasi dan pemasangan papan tata tertib memang

sudah menjadi cara yang selalu digunakan untuk membentuk siswa yang menaati

peraturan tanpa harus diingatkan. Guru, kepala sekolah, dan karyawan tidak hanya

mengingatkan siswa tentang peraturan tetapi juga ikut menaati peraturan yang ada.

Dengan begitu, siswa akan mengikuti apa yang dilakukan oleh guru, kepala

sekolah, dan karyawan tanpa paksaan. Pelaksanaan peraturan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 melibatkan partisipasi siswa

dan warga sekolah lainnya secara aktif. Hal tersebut sesuai dengan Kementerian

Lingkungan Hidup (2013: 3) dan Budiati (2014: 122) tentang prinsip partisipatif

dengan semua unsur komunitas sekolah terlibat sebagai subyek dengan

tanggungjawab dan peran masing-masing.

c. Evaluasi

SD Negeri Kotagede 3 melakukan evaluasi terhadap komponen-komponen

Adiwiyata untuk mengetahui kualitas atau mutu Program Adiwiyata di SD Negeri

Kotagede 3. Hal ini sesuai dengan tugas dan peran tim Adiwiyata sekolah

menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 7) untuk melakukan pemantauan

dan evaluasi terhadap pelaksanaan komponen-komponen Adiwiyata yang telah

Page 175: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

157

direncanakan termasuk kebijakan berwawasan lingkungan dalam Program

Adiwiyata. Dan juga sesuai dengan Arifin (2012: 8) yang menyatakan evaluasi

adalah suatu proses sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas

sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Evaluasi terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana visi, misi, dan tujuan sekolah telah berhasil dilaksanakan. Visi, misi,

dan tujuan SD Negeri Kotagede telah memuat upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan dalam visi untuk mewujudkan sekolah berkarakter peduli

lingkungan dan dengan misi untuk menciptakan situasi dan kondisi lingkungan

sekolah yang bersih, sehat, indah, dan nyaman untuk pelaksanaan pembelajaran

serta mendidik siswa menjadi manusia humanis yang peduli lingkungan.

Evaluasi terhadap visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 dilakukan

melalui pengamatan oleh kepala sekolah dan guru terhadap pengetahuan siswa

mengenai visi, misi, dan tujuan sekolah dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup sebagai Sekolah Adiwiyata. SD Negeri Kotagede 3

melakukan evaluasi terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah pada evaluasi diri

sekolah yang dilakukan setiap tahunnya dengan membandingkan tingkat

pencapaian implementasi visi, misi, dan tujuan sekolah pada akhir tahun dengan

target pencapai yang disusun pada awal tahun ajaran. Kegiatan evaluasi visi, misi,

dan tujuan sekolah SD Negeri Kotagede 3 dilaksanakan sesuai dengan pendapat

Sukiman (2012: 4) bahwa evaluasi merupakan kegiatan membandingkan tujuan

Page 176: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

158

awal dengan hasil dan untuk menentukan kualitas sesuatu sebagai pertimbangan

dalam membuat keputusan baru. Hal tersebut sesuai dengan Arifin (2012: 8) yang

menyatakan evaluasi adalah suatu proses sistematis dan berkelanjutan untuk

menentukan kualitas sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

Evaluasi terhadap RKAS dilakukan setiap akhir tahun melalui evaluasi diri

sekolah dan rapat tahunan penyusunan laporan pertanggungjawaban. Dalam

evaluasi RKAS tersebut akan dibahas mengenai semua kegiatan yang telah

direncanakan dan dilaksanakan dengan kendala dan cara mengatasinya. Seluruh

kegiatan yang telah direncanakan oleh SD Negeri Kotagede 3 diusahakan untuk

dapat dilaksanakan seluruhnya dan juga dievaluasi keseluruhan program tersebut

termasuk evaluasi untuk penggunaan dana BOS. Selain melakukan evaluasi, tim

sekolah juga menyampaikan laporan hasil evaluasi kepada kepala sekolah dengan

tembusan badan lingkungan hidup kota serta intansi terkait lainnya.

Evaluasi RKAS sendiri memang dilakukan oleh tim sekolah sebagai salah

satu tugasnya sesuai dengan Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 7) yang

menyatakan tugas tim sekolah untuk melakukan pemantauan dan evaluasi

terhadap pelaksanaan rencana kegiatan yang sudah disusun. Pemantauan dan

evaluasi ini akan berguna dalam perencanaan tujuan yang akan dicapai berikutnya

sesuai dengan pendapat Sukiman (2012: 4) dan Arifin (2012: 8) yang menyatakan

evaluasi adalah suatu proses sistematis dan berkelanjutan untuk membandingkan

Page 177: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

159

tujuan hasil dan menentukan kualitas berdasarkan pertimbangan dan kriteria

tertentu sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan baru.

Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup di Sekolah

Peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup juga dieveluasi

dengan cara yang sama dengan evaluasi terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah

serta RKAS. Evaluasi dilakukan dengan pengamatan sikap warga sekolah

terhadap peraturan yang berlaku dan kemudian menganalisis keadaan dalam

evaluasi diri sekolah. Evaluasi terhadap kebijakan SD Negeri Kotagede 3

menunjukkan bahwa warga sekolah sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan

kebijakan yang berlaku. Namun, beberapa siswa belum menaati peraturan yang

telah dibuat oleh sekolah. Hal tersebut disebabkan oleh adanya

ketidaksempurnaan proses sosialiasi peraturan serta tidak adanya sanksi yang

tegas terhadap siswa pelanggar peraturan. Tugas SD Negeri Kotagede 3 untuk

mengurangi jumlah siswa yang melanggar peraturan dapat dilakukan dengan

bimbingan terhadap siswa yang masih belum menaati kebijakan sehingga dapat

membentuk warga sekolah terutama siswa yang berkarakter peduli lingkungan.

d. Faktor pengaruh kebijakan sekolah berwawasan lingkungan

Faktor pendukung kebijakan sekolah berwawasan lingkungan

Dalam suatu tindakan atau terdapat faktor-faktor yang mendorong sesuatu

untuk menjadi tindakan atau kegiatan yang baik dan bermanfaat. Banyak hal yang

mendukung kebijakan berwawasan lingkungan di SD Negeri Kotagede 3. Faktor

Page 178: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

160

pendukung tersebut antara lain adalah ketersediaan sumber dana, partisipasi warga

sekolah dan komite, lingkungan yang mendukung, dan jenis kegiatan yang selaras.

Ketersediaan sumber dana menjadi faktor pendukung kebijakan berwawasan

lingkungan karena sumber dana memiliki pengaruh yang besar dalam penyusunan

RKAS. Jumlah sumber dana akan mempengaruhi anggaran kegiatan yang akan

dilakukan sekolah. Selain sumber dana faktor lingkungan sekitar yang mendukung

juga menjadi faktor pendukung untuk kebijakan berwawasan lingkungan.

Lingkungan yang mendukung juga merupakan faktor yang mempengaruhi RKAS

yang disusun. Lingkungan yang mendukung dan sumber dana yang memadai akan

mendorong perencanaan kegiatan yang bervariatif dan inovatif. Kegiatan yang

variatif dan inovatif tersebut diharapkan untuk menarik minat warga sekolah

untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan tersebut. Partisipasi aktif dari

warga sekolah dalam pelaksanaan kebijakan berwawasan lingkungan akan

menciptakan keadaan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah.

Faktor penghambat kebijakan sekolah berwawasan lingkungan

Kebijakan berwawasan lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 memiliki

faktor penghambat dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasinya. Faktor

penghambat terebut antara lain kurangnya kepedulian dari beberapa pihak-pihak

terkait, tidak sebandingnya beban tugas dengan jam kerja guru, kurang

mendalamnya analisis laporan evaluasi, dan kurangnya personil. Kepedulian

pihak lain antara lain adalah kepedulian dari orang tua. Ketika kebijakan sekolah

disosialisasikan kepada siswa dan orang tua, masih terdapat orang tua yang

Page 179: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

161

kurang peduli terhadap kebijakan yang diterapkan sekolah sehingga siswa msih

terkadang melanggar kebijakan yang ditentukan karena orang tua di rumah tidak

mengingatkan anak. Selain itu, partisipasi orang tua dalam berbagai kegiatan dan

kebijakan menghambat jalannya kebijakan berwawasan lingkungan.

Guru dituntut untuk dapat berpartisipasi aktif baik dalam sosialisasi,

pelaksanaan, maupun evaluasi kebijakan berwawasan lingkungan. Sayangnya,

jam kerja guru dengan beban tugas yang dimiliki tidak seimbang. Hal tersebut

mengakibatkan guru kurang maksimal dalam menjalankan tugas dan perannya.

Misalnya saja dalam kegiatan evaluasi diri sekolah, analisis yang dilakukan

kurang mendalam karena beban tugas guru yang telalu berat sehingga tahap

analisis data kurang maksimal. Beratnya beban tugas guru tersebut juga antara

lain dikarenakan oleh kurangnya kemampuan atau personil tim.

2. Kurikulum Sekolah Berbasis Lingkungan

a. Perencanaan

SD Negeri Kotagede 3 merupakan salah satu sekolah yang menerapkan

kurikulum 2013 sebagai kurikulumnya. Pelaksanaan kurikulum 2013

dilaksanakan secara bertahap mulai dari kelas 1 dan 4. Sedangkan kelas 2, 3, 5,

dan 6 masih menggunakan kurikulum 2006 (KTSP). Meski demikian, pendidikan

lingkungan hidup tetap dapat diintegrasikan dalam dua kurikulum tersebut. Dalam

kurikulum 2013, pendidikan lingkungan hidup terintegrasi dalam pembelajaran

melalui tema dan subtema yang digunakan setiap harinya. Dalam KTSP

pendidikan lingkungan hidup terintegrasi kedalam materi dalam mata pelajaran

Page 180: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

162

tertentu. Dengan perubahan kurikulum, pendidikan lingkungan tetap harus

dirancang berdasarkan kurikulum yang digunakan dengan memperhatikan rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan dalam pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran dilakukan oleh masing-masing guru dengan

berdasarkan pada silabus yang sudah ada. Pada perencanaan pembelajaran dengan

KTSP guru menggunakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari silabus

sedangkan indikator dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Begitu pula dengan rencana pembelajaran dalam Kurikulum 2013, Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar berasal dari buku panduan sementara indikator

dikembangkan oleh guru.

Kegiatan dalam pembelajaran juga ditentukan oleh guru dengan

pertimbangan kebutuhan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di

dalam kelas maupun luar kelas dengan berbagai variasi strategi, pendekatan,

model,dan metode pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan di

SD Negeri Kotagede 3 sudah merata dari kelas 1 hingga kelas 6. Perbedaan

kurikulum yang digunakan tidak mempengaruhi perencanaan pembelajaran

berbasis lingkungan di SD Negeri Kotagede 3. Hal ini terjadi karena pendidikan

lingkungan hidup tetap dapat diintegrasikan kedalam kegiatan pembelajaran

dalam kurikulum apapun. Tentunya dengan diimbangi dengan kompetensi guru

yang mumpuni untuk merencanakan pembelajaran berbasis lingkungan yang

menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Page 181: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

163

Perencanaan kurikulum berbasis lingkungan dilaksanakan SD Negeri

Kotagede 3 sebagai salah satu tugas sekolah. Perencanaan kurikulum dilakukan

oleh masing-masing guru untuk memenuhi standar dari Kementerian Lingkungan

Hidup (2012: 10) mengenai pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan adalah

bahwa tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran lingkungan hidup. Hal tersebut juga sesuai dengan Cheang, et al

(2016: 258) yang menyatakan bahwa tanpa pengalaman dan kompetensi guru,

saran pembelajaran sebaik apapun tidak akan mampu digunakan untuk mencapai

tujuan dan nilai dari pendidikan. Dengan demikian, seorang guru sudah

seharusnya mengembangkan kompetensinya agar dapat memanfaatkan fasilitas

pembelajaran dengan baik dalam rangka mencapai tujuan dari pendidikan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap mulai dari kelas

1 dan 4. Sedangkan kelas 2, 3, 5, dan 6 masih menggunakan kurikulum 2006

(KTSP). Meski demikian, pendidikan lingkungan hidup tetap dapat diintegrasikan

dalam dua kurikulum tersebut. Dalam kurikulum 2013, pendidikan lingkungan

hidup terintegrasi dalam pembelajaran melalui tema dan subtema yang digunakan

setiap harinya. Dalam KTSP pendidikan lingkungan hidup terintegrasi kedalam

materi dalam mata pelajaran tertentu. Guru bertugas dan berperan dalam

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terintegrasi dengan

pendidikan lingkungan baik dalam kurikulum 2013 maupun KTSP.

Page 182: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

164

Pelaksanaan pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan tenaga

pendidik tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuan dari peserta didik. Baik tenaga

pendidik maupun peserta didik memiliki pengaruh yang sama terhadap

pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan. Kegiatan pembelajaran berbasis

lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 telah dilakukan dengan baik karena telah

menggunakan variasi kegiatan dan metode pembelajaran baik di dalam kelas

maupun di luar kelas. Selain itu, guru juga sudah mencoba untuk mengangkat isu

lingkungan di sekitar siswa ke dalam materi pembelajaran. Misalnya, isu

mengenai sampah, guru mengadakan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan sampah sebagai bahan pembelajaran dan menghasilkan produk

belajar berupa barang-barang daur ulang sampah yang di pajang di etalase sekolah

atau ruang kelas sebagai hiasan. Dengan mengangkat isu lingkungan di sekitar

siswa ke dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat lebih memahami upaya PPLH

serta materi pembelajaran yang dipelajari saat itu.

Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan

oleh guru sangat diperlukan mengingat pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini

akan berdampak pada evaluasi kurikulum berbasis lingkungan SD Negeri

Kotagede 3. Untuk mengembangkan partisipasi siswa, guru di SD Negeri

Kotagede 3 menggunakan pembelajaran terintegrasi dengan pendekatan student

centered dimana siswa merupakan fokus utama dalam pembelajaran dan subyek

pembelajaran. Selain itu metode yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan

pembelajaran juga divariasikan dengan mempertimbangkan keterlibatan siswa

Page 183: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

165

dalam kegiatan pembelajaran. Siswa sendiri sudah berpartisipasi dalam berbagai

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Siswa dapat mengikuti berbagai

metode dan model pembelajaran yang diterapkan. Siswa juga sudah memiliki

kemampuan untuk mengkomunikasikan hasil belajarnya dihadapan orang lain

dengan cara pameran atau memasangnya pada majalah dinding yang

menampilkan hasil karya siswa.

Pelaksanaan pembelajaran terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup

dalam kurikulum 2013 maupun KTSP sesuai dengan Suryosubroto (2004: 36)

yang menyatakan bahwa dalam kurikulum terintegrasi tidak ada batas antara

berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau

keseluruhan. Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum berbasis lingkungan

berpusat pada siswa sebagai subyek pembelajar. Hal tersebut sesuai dengan

standar kurikulum berbasis lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (2012:

10) mengenai peserta didik yang mampu melakukan kegiatan pembelajaran

tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan pembelajaran

berbasis lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 dilaksanakan dengan prinsip

edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip Program Adiwiyata

yang termuat dalam Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Adiwiyata. Pembelajaran di SD Negeri Kotagede 3

dilakukan dengan prinsip edukatif dimana tujuan pembelajaran tersebut adalah

untuk mendidik siswa mengenai karakter peduli lingkungan. Hal ini juga sesuai

dengan Ozsoy (2013: p.23) karena siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan

Page 184: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

166

pembelajaran lingkungan yang dilakukan oleh guru baik di dalam maupun luar

kelas. Secara umum kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan SD Negeri

Kotagede 3 dilaksanakan dengan baik dan lancar meskipun masih terdapat

beberapa siswa yang kurang mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

baik. Pembelajaran kurikulum berbasis lingkungan di SD Negeri Kotagede 3

dilakukan dengan terintegrasi agar siswa dapat mengembangkan semua aspek

perkembangan manusia sesuai dengan Essa (2014: 11) berikut ini yang

mengungkapkan bahwa kurikulum terintegrasi memuat semua aspek

perkembangan manusia yang meliputi aspek sosial, afektif, fisik, kognitif, bahasa,

dan kreativitas. Selain itu, kurikulum terintegrasi melibatkan pengalaman peserta

didik secara langsung dalam pembelajaran. Pengalaman secara langsung tersebut

membuat siswa lebih senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga

akan lebih mudah untuk memahami isi materi yang disampaikan. Pembelajaran di

alam terbuka memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memperoleh

pengalaman secara langsung lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran di

dalam kelas. Oleh karena itu, pembelajaran dengan melibatkan alam atau

lingkungan sekitar peserta didik sangat dianjurkan dalam penyelenggaraan

pendidikan dengan kurikulum berbasis lingkungan.

c. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran SD Negeri Kotagede 3 dilakukan berdasarkan pada

kebutuhan kelas masing- masing. Evaluasi dapat dilakukan baik dengan tes

tertulis maupun tes lisan. Tes yang dilakukan seperti quiz, ulangan harian, TPM,

Page 185: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

167

UTS, dan UAS. Tes tersebut dapat berupa pilihan ganda, isian singkat, dan/ atau

essay. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan afektif siswa peduli terhadap

lingkungan guru dan kepala sekolah dapat mengamati sikap siswa pada

pembelajaran dan setelah pembelajaran berlangsung. Evaluasi pembelajaran juga

dapat dilakukan dengan memperhatikan produk hasil belajar siswa yang

dipamerkan baik di etalase hasil karya siswa maupun majalah dinding, web

sekolah dan lain sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan Suryosubroto (2004: 48)

yang menyatakan bahwa evaluasi dapat berupa tes formatif yang dilakukan

setelah pokok bahasan selesai dipelajari atau tes sumatif yang dilakukan setelah

kegiatan belajar mengajar selesai dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan

teknik tes lisan tertulis maupun tes lisan. Bentuk tes dalam evaluasi pembelajaran

SD Negeri Kotagede 3 sesuai dengan bentuk tes tertulis menurut Suryobroto

(2004: 49) yaitu tes essay dan tes obyektif yang dapat berupa pilihan ganda, benar

salah, isian/ melengkapi, menjodohkan, atau jawab singkat.

Evaluasi terhadap pembelajaran lingkungan hidup dilakukan baik oleh

masing-masing guru maupun sekolah secara bersamaan. Evaluasi diri sekolah

yang dilakukan setiap tahun merupakan salah satu cara mengevaluasi kegiatan

pembelajaran kurikulum berbasis lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 secara

umum. Dalam EDS tersebut akan dikupas tuntas mengenai pelaksanaan

kurikulum berbasis lingkungan beserta kendala yang muncul untuk menemukan

solusi yang tepat mengatasi kendala tersebut. Untuk itu, sekolah juga meminta

masing-masing guru untuk mengisi angket pengembangan indikator dan

Page 186: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

168

instrumen kegiatan pembelajaran. Angket tersebut akan digunakan oleh sekolah

dalam analisis tujuan Program Adiwiyata komponen pelaksanaan kurikulum

berbasis lingkungan.

Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan.

Hal tersebut sesuai dengan Arifin (2012: 8) yang menyatakan bahwa evaluasi

adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas

(nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu

untuk membuat suatu keputusan, dan Sukiman (2012: 4) yang menyatakan

evaluasi sebagai kegiatan membandingkan tujuan dengan hasil dan juga

merupakan studi yang mengkombinasikan penampilan dengan suatu nilai tertentu.

d. Faktor pengaruh kurikulum berbasis lingkungan

Faktor pendukung kurikulum berbasis lingkungan

Kurikulum berbasis lingkungan memiliki faktor yang mendukung

keberhasilan pembelajaran terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup.

Faktor tersebut antara lain adalah kemampuan guru, kegiatan yang bervariatif,

keterlibatan (partisipasi siswa), dukungan pihak lain dan lingkungan sekolah yang

mendukung. Faktor pendukung tersebut saling terkait satu sama lain sehingga

menciptakan pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan yang sesuai dengan

standar Sekolah Adiwiyata yang ditentukan Kementerian Lingkungan Hidup.

Kemampuan guru untuk menciptakan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang

variatif, inovatif dan menarik akan meningkatkan keterlibatan siswa di dalam

Page 187: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

169

pembelajaran. Dengan keterlibatan siswa secara aktif tanpa paksaan tersebut,

siswa akan lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran yang dipelajarinya.

Selain itu keadaan lingkungan sekitar SD Negeri Kotagede yang memungkinkan

guru untuk melaksanakan pembelajaran langsung di alam mendukung

keberhasilan kurikulum berbasis lingkungan yang direncanakan. Dukungan dan

partisipasi orang tua mendorong siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

Faktor penghambat kurikulum berbasis lingkungan

Faktor penghambat pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan yang

dialami SD Negeri Kotagede 3 berkebalikan dengan faktor pendukungnya. Meski

sebagian besar guru memiliki kemampuan untuk menyusun rencana pembelajaran

berbasis lingkungan dengan baik, namun masih terdapat guru yang kurang mampu

menyusun RPP yang terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup dan belum

menyediakan media pembelajaran lingkungan hidup yang tepat dalam kegiatan

pembelajarannya. Hal tersebut berdampak pada fokus dan motivasi belajar siswa

yang kurang saat berlangsungnya pembelajaran. Selain itu, lingkungan sekitar

termasuk warga sekolah lain dan orang tua siswa terkadang kurang mendukung

berlangsungnya kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan di sekolah.

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

a. Perencanaan

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Perencanaan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

SD Negeri Kotagede 3 sebenarnya dilakukan dengan menggunakan RKAS.

Page 188: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

170

RKAS tersebut memuat berbagai kegiatan sekolah terkait dengan pemeliharaan

dan pengelolaan lingkungn hidup yang terencana bagi warga sekolah. Kegiatan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di SD Negeri Kotagede 3

meliputi kegiatan pemanfaatan dan perawatan lahan dan fasilitas sekolah, kegiatan

ekstrakurikuler, kegiatan pengembangan kreativitas dan inovasi warga sekolah

serta keikutsertaan dalam kegiatan aksi lingkungan di luar sekolah.

Kegiatan yang direncanakan oleh SD Negeri Kotagede 3 disusun untuk

terkait dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dalam

perencanaan kegiatan disebutkan bahwa semua warga sekolah meliputi guru,

siswa dan karyawan akan terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan. Bahkan,

pihak luar seperti komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat juga akan

dilibatkan dalam berbagai kegiatan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan Kementerian Lingkungan Hidup (2012:

3) dan Budiati (2014: 122) yang menyatakan bahwa partispasi semua unsur

komunitas sekolah dalam manajemen sekolah yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam kegiatan

upaya PPLH dan pembangunan lingkungan hidup agar upaya PPLH dan

pembangunan lingkungan tidak hanya menjadi obyek semata.

Perencanaan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif SD Negeri Kotagede

3 memenuhi standar komponen kegiatan lingkungan berbasis lingkungan seperti

dalam Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 15-16) yaitu melaksanakan

Page 189: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

171

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi

warga sekolah yang diimplementasikan melalui kegiatan seperti berikut ini.

1) Terdapat kegiatan sekolah untuk memelihara dan merawat gedung dan

lingkungan sekolah dengan melibatkan warga sekolah.

2) Sekolah dapat memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah PPLH

3) Terdapat kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan upaya PPLH.

4) Terdapat kegiatan kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya PPLH.

5) Partisipasi dalam kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan pihak luar.

Kemitraan

Kegiatan kemitraan atau kerja sama diperlukan untuk membantu

meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah

dengan bantuan dari pihak lain. Mitra kerja SD Negeri Kotagede 3 dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi; BLH, LSM lingkungan,

organisasi pengepul sampah, orang tua/ wali, komite sekolah, dan perguruan

tinggi tertentu. Bentuk kerja sama yang dilakukan dapat berupa kerja sama fisik

seperti bantuan fasilitas maupun non-fisik seperti pelatihan dan penyuluhan. Mitra

kerja SD Negeri Kotagede 3 didapatkan melalui seleksi penawaran yang masuk ke

SD negeri Kotagede 3 dan permintaan kerja sama oleh sekolah kepada pihak yang

dibutuhkan. Kemitraan tidak hanya diwujudkan dengan kegiatan yang dilakukan

di lingkungan SD Negeri Kotagede 3 tetapi juga kemitraan dengan pihak lain di

luar lingkungan sekolah dalam upaya PPLH. Perencanaan kemitraan di SD Negeri

Kotagede 3 sesuai dengan Kementerian Lingkungan Hidup (2013: 3) dan Budiati

Page 190: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

172

(2014: 122) tentang prinsip partisipatif yang melibatkan semua unsur komunitas

sekolah terlibat dalam kegiatan perlindungan dan pengelolaanlingkungan hdiup

sebagai subyek dengan tanggungjawab dan peran masing-masing unsur komunitas

sekolah.

b. Pelaksanaan

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan

mempertimbangkan partisipasi aktif dari warga sekolah dan juga keberlanjutan

kegiatan tersebut. Kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus

melibatkan seluruh elemen sekolah dan dilakukan secara terus menerus sebagai

upaya pembentukan karakter peduli lingkungan. Kegiatan-kegiatan di SD Negeri

Kotagede 3 sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan standar kegiatan

lingkungan berbasis partisipatif yang melaksanakan kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah. Kegiatan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ini meliputi kegiatan

pemanfaatan, perawatan, dan pemeliharaan fasilitas sekolah; pengembangan

kegiatan ekstrakurikuler; pengembangan kegiatan pengembangan kreativitas dan

inovasi; dan keikutsertaan dalam kegiatan lingkungan di luar lingkungan sekolah.

Kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan dalam upaya daur ulang sampah, hemat

energi, pengelolaan air, dan pemanfaatan lingkungan.

Kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup telah sesuai

dengan Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 10) bahwa kegiatan lingkungan

Page 191: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

173

berbasis partisipatif memiliki standar untuk melakukan kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah. Selain itu juga

sesuai dengan Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 16) bahwa kegiatan

kreativitas dan inovasi dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup meliputi daur ulang sampah, pemanfaatan dan pengolahan air, karya ilmiah,

hemat energi, dan energi alternatif. SD Negeri Kotagede 3 telah mengembangkan

kegiatan kreativitas dan inovasi dalam hampir seluruh kategori tersebut. Namun

lebih fokus pada sampah dan cara pengelolaannya.

Pelaksanaan kegiatan berbasis partisipatif SD Negeri Kotagede 3 juga telah

dilaksanakan berdasarkan prinsip Program Adiwiyata seperti dalam Kementerian

Lingkungan Hidup (2012: 3-4) dan dan Budiati (2014: 122) bahwa Adiwiyata

dilaksanakan dengan menggunakan prinsip partisipatif dimana semua unsur

komunitas sekolah terlibat sebagai subyek dengan tanggungjawab dan peran

masing-masing. Unsur komunitas termasuk orang tua dan masyarakat. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Mustadi, dkk (2015: 22-23) bahwa Kegiatan

berbasis partisipatif dalam pendekatan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang

melibatkan orang tua dalam kegiatan pembelajaran, perencanaan pengembangan

sekolah dan pengelolaan kelas.

Kegiatan partisipatif siswa juga sesuai dengan Soemarwoto (2001: 107-108)

mengenai pendekatan Atur-Diri-Sendiri (ADS) yang memperhatikan karakter

egoistis manusia untuk meminimalisir bentrokan antaa pengelolaan lingkungan

hidup dengan egoisme. Pendekatan ADS dalam kegiatan lingkungan berbasis

Page 192: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

174

partisipatif dapat dilihat dalam tanggungjawab individu dalam menjaga dan

mengelola lingkungan hidup dengan baik tanpa adanya paksaan dari pihak

atasannya. Pendekatan Atur-Diri-Sendiri menuntut pihak yang terlibat sebagai

pelaksana serta pengawas bagi dirinya sendiri.

Kemitraan

Pelaksanaan kemitraan oleh SD Negeri Kotagede 3 dengan pihak lain sudah

cukup baik. SD Negeri Kotagede 3 memiliki berberapa mitra kerja yang bekerja

sama baik secara fisik maupun non-fisik. Kerja sama yang dilakukan oleh SD

Negeri Kotagede 3 tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh sekolah. Kerjasama atau

kemitraan yang dilakukan SD Negeri Kotagede 3 dapat berupa kerjasama fisik

maupun kerjasama non-fisik. Kerja sama fisik dapat berupa bantuan sarana

ataupun dana untuk mengembangkan kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Kerja sama non fisik dapat berupa upaya peningkatan mutu

atau kualitas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Mitra kerja SD Negeri Kotagede 3 dapat berasal dari mana saja asalkan

sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Mitra kerja

SD Negeri Kotagede 3 antara lain LSM lingkungan, Lembaga pendidikan lainn,

media massa, masyarakat sekitar, dan puskesmas. Hal ini sesuai dengan standar

kegiatan lingkungan berbasis partisipatif terkait dengan kemitraan dalam

Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 17) yang mana sekolah dapat menjalin

kemitraan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan

Page 193: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

175

berbagai pihak yang meliputi masyarakat, pemerintah, swasta, media dan sekolah

lain. Kemitraan berjalan dengan baik bahkan tanggapan siswa dalam kegiatan

hasil kemitraan sekolah dengan pihak lain sendiri antusias dan dapat melibatkan

diri secara aktif. Akan tetapi, beberapa siswa masih tidak mengetahui bahwa

kegiatan tersebut merupakan kegiatan hasil kerja sama sekolah dengan pihak lain.

Hal tersebut terjadi karena siswa masih kurang peduli siapa yang

menyelenggarakan kegiatan di sekolahnya dan hanya mengikuti kegiatan yang

diselenggarakan sekolah hanya karena kewajiban yang ditentukan oleh sekolah.

c. Evaluasi

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Evaluasi kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam

kegiatan lingkungan berbasis partisipatif perlu dilakukan. SD Negeri Kotagede 3

telah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi kegiatan

pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas dan lingkungan sekolah, kegiatan

ekstrakurikuler, kegiatan pengembangan inovasi dan kretivitas siswa serta

kegiatan aksi lingkungan di luar sekolah. Evaluasi dilakukan ketika suatu kegiatan

selesai dilakukan atau dalam kurun waktu tertentu seperti melalui evaluasi diri

sekolah dengan melakukan analisis tujuan Program Adiwiyata apada akhir tahun.

Analisis tersebut menggambarkan keadaan yang telah dicapai saat ini dan keadaan

yang akan dicapai pada periode selanjutnya. Dengan begitu, evaluasi tidak hanya

untuk mengetahui tingkat kualitas kegiatan perlindungan dan pengelolaan

Page 194: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

176

lingkungan hidup tetapi juga menentukan cara untuk mengatasi kendala yang

ditemui demi mendapatkan pencapaian yang lebih baik lagi.

Evaluasi dilaksanakan oleh SD Negeri Kotagede 3 sebagai salah satu tugas

dan peran sekolah dalam Program Adiwiyata sesuai dengan Kementerian

Lingkungan Hidup (2012: 7) yang menyatakan tugas dan peran tim Adiwiyata

sekolah adalah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah

direncanakan dan dilaksanakan. Evaluasi untuk mengetahui kualitas kegiatan

PPLH sesuai dengan pendapat Sukiman (2012: 4) dan Arifin (2012: 8) yang

menyatakan evaluasi sebagai proses sistematis dan berkelanjutan untuk

membandingkan tujuan dengan hasil dan menentukan kualitas berdasarkan

kriteria tertentu sebagai pertimbangan pembuatan keputusan baru.

Kemitraan

Evaluasi terhadap kemitraan sekolah dilakukan dengan cara yang sama

dengan evaluasi terhadap kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan

hidup. Evaluasi dilakukan melalui evaluasi diri sekolah menggunakan analisis

tujuan Program Adiwiyata. Dalam analisis tersebut digambarkan bagaimana

keadaan kemitraan pada saat ini dan diputuskan apa yang menjad target

pencapaian pada periode yang akan datang. Evaluasi kemitraan di SD Negeri

Kotagede 3 melibatkan seluruh mitra kerja sekolah untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dan kebermanfaatan kemitraan yang dilaksanakan.

Mitra kerja SD Negeri Kotagede 3 antara lain BLH Kota Yogyakarta, LSM

Yayasan Lestari Indonesia, dan INSTIPER Yogyakarta sebagai narasumber dalam

Page 195: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

177

peningkatan kualitas pembelajaran lingkungan hidup. Dengan begitu, kemitraan

SD Negeri Kotagede 3 sesuai dengan standar kegiatan lingkungan berbasis

partisipatif dalam Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 17) pada hal kemitraan

yang menunjukkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat 3 (tiga) mitra kerja yang

dimanfaatkan narasumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup.

Evaluasi kemitraan dilakukan SD Negeri Kotagede 3 dilakukan sebagai

tugas dan peran sekolah dalam Program Adiwiyata sebagaimana dijabarkan dalam

Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 7) bahwa tim sekolah memiliki tugas dan

peran untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah

direncanakan dan dilaksanakan. Evaluasi kemitraan SD Negeri Kotagede 3

bertujuan untuk mengetahui kualitas kemitraan sebagaimana Sukiman (2012: 4)

dan Arifin (2012: 8) yang menyatakan evaluasi adalah suatu proses sistematis dan

berkelanjutan untuk membandingkan tujuan hasil dan menentukan kualitas

berdasarkan kriteria tertentu sebagai pertimbangan pembuatan keputusan baru.

d. Faktor pengaruh kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

Faktor pendukung kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

Kewajiban penyelenggaraan pendidikan melibatkan keaktifan siswa serta

kebutuhan sekolah merupakan faktor pendukung SD Negeri Kotagede 3 untuk

merencanakan kegiatan berbasis partisipatif. Orang tua juga merupakan faktor

pendukung dalam kegiatan lingkungan berbasis lingkungan untuk membentuk

karakter peduli lingkungan anak dari rumah. Hal tersebut sesuai dengan Mustadi

(2012: 100) bahwa orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter

Page 196: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

178

anak karena anak belajar lingkungan sejak dari rumah bersama orang tuanya.

Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup dan

kemitraan dipengaruhi oleh jeniss kegiatan yang rencanakan oleh sekolah. Variasi

kegiatan akan menarik perhatian dan minat siswa untuk ikut berpartisipasi dalam

kegiatan pengembangan diri siswa tersebut. Pengemasan kegiatan yang menarik

sangat mendukung kegiatan berbasis partisipatif di SD Negeri Kotagede 3.

Faktor penghambat kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

Kegiatan berbasis partisipatif di SD Negeri Kotagede 3 memiliki faktor

penghambat kesadaran siswa untuk berpartisipasi. Rendahnya kesadaran

partisipasi siswa akan menghambat pelaksanaan kegiatan berbasis partisipatif.

Seluruh warga sekolah dan orang tua yang kurang peduli dan kurang

berpartisipasi secara aktif akan menghambat pelaksanaan kegiatan berbasis

partisipatif SD Negeri Kotagede 3.Siswa yang melihat temannya tidak

berpartisipasi sering kali berpikir untuk apa berpartisipasi jika temannya tidak

berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan upaya PPLH SD Negeri Kotagede 3.

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

a. Perencanaan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan

pendidikan yang dituntut agar mampu mengatasi masalah lingkungan hidup dan

mendukung kegiatan pembelajaran. SD Negeri Kotagede 3 telah melakukan

kajian terhadap sarana dan prasarana yang ada dan dibutuhkan oleh sekolah

Page 197: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

179

kemudian membuat anggaran untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung

upaya PPLH dan PLH. Hal tersebut sesuai dengan salah satu tugas dan peran tim

Adiwiyata sekolah dalam Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 7) untuk

mengkaji kondisi sarana prasarana sekolah dan membuat rencana kerja dan

pengalokasian anggaran. Melihat tujuan dari perencanaan kelengkapan saran

untuk mengatasi masalah lingkungan dan mendukung pembelajaran maka dapat

disimpulkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kelengkapan

sarana dan prasarana adalah pendekatan kebutuhan sosial (social demand

approach) seperti yang diungkapkan oleh Rohman (2012: 91) dan Sa’ud &

Makmun (2006: 233-237) bahwa pendekatan kebutuhan social (social demand

approach) cenderung untuk menjawab tuntutan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Perencanaan ketersediaan sarana pendukung ramah lingkungan ini juga

sesuai dengan manajemen sarana prasarana sekolah yang disampaikan oleh c

bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan sarana prasarana sekolah meliputi

kegiatan pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan pemanfaatan, pemeliharaan,

inventarisasi, dan penghapusan barang-barang yang dimililki oleh sekolah. Sarana

dan prasarana di SD Negeri Kotagede 3 dapat dilengkapi menggunakan RAPBS

dengan sumber dana utama BOS dan BOSDA, bantuan dari pihak luar sekolah

seperti mitra kerja, dan inisiatif guru untuk melengkapi kekurangan sarana dan

prasarana kegiatan pembelajaran saat itu. Hal ini sesuai dengan Kementerian

Lingkungan Hidup (2012: 8) yang mengungkapkan bahwa pembiayaan Program

Page 198: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

180

Adiwiyata berasal dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/ Kota, dan

sumber lain yang tidak mengikat sesuai undang-undang.

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Perencanaan terhadap pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

lingkungan dilakukan seiring dengan perencanaan kelengkapan sarana dan

prasarana pendukung ramah lingkungan dan kegiatan pemeliharaan dan

pengelolaan lingkungan sekolah. Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana

melibatkan seluruh warga sekolah bahkan masyarakat dan orang tua/ wali siswa.

Hal tersebut terjadi karena pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah tidak hanya

cukup dilakukan oleh beberapa orang tetapi harus semua pihak terkait untuk

memelihara sarana dan prasarana sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Dalam pengelolaan sarana dan prasarana ramah lingkungan SD Negeri

Kotagede 3 semua pihak berperan aktif sesuai dengan peran dan tanggungjawab

masing-masing. Kepala sekolah sebagai penanggungjawab, guru sebagai

pengawas dan siswa sebagai pelaksana tata tertib pengelolaan sarana dan

prasarana yang ada. Hal tersebut sesuai dengan standar pengelolaan sarana

pendukung ramah lingkungan dalam Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 19)

bahwa pengelolaan dan pemeliharaan sarana memiliki 4 (empat) unsur mekanisme

yaitu penanggung jawab, tata tertib, pelaksana (daftar piket), dan pengawas.

Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

Kantin sekolah merupakan salah satu fasilitas yang harus dimiliki sebuah

sekolah. Kantin untuk Sekolah Adiwiyata haruslah sebuah kantin yang sehat dan

Page 199: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

181

juga ramah lingkungan. Kantin SD Negeri Kotagede 3 sudah menerapkan

peraturan bahwa makanan dan minuman yang dijual di kantin adalah makanan

yang sehat dan bergizi, tidak kadaluarsa dan tidak menggunakan bahan pengemas

plastik lagi. Hal ini mengingat kajian lingkungan SD Negeri Kotagede 3 pada

tahun 2016. 2017 yang mengedepankan sampah dan pengelolaannya sehingga

kantin SD Negeri Kotagede 3 merupakan kantin sehat ramah lingkungan yang

bebas sampah plastik. Makanan dibungkus menggunakan kotak makan kecil,

piring, atau mangkuk, sedangkan minuman menggunakan gelas plastik.

Perencanaan kantin sehat ramah lingkungan yang bebas sampah plastik di SD

Negeri Kotagede 3 ini sesuai dengan standar kantin yang sehat dan ramah

lingkungan menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 20), yaitu kantin

sekolah yang tidak menjual makan/ minuman yang mengandung bahan pengawet/

pengenyal, pewarna atau perasa yang tidak sesuai dengan standar kesehatan, tidak

menjual makanan dan minuman yang telah kadaluarsa atau terkontaminasi, dan

tidak menjual makanan atau minuman yang dikemas dengan bahan yang tidak

ramah lingkungan seperti plastik, styrofoam, dan aluminium foil.

b. Pelaksanaan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Kelengkapan sarana dn prasarana dipenuhi melalui RKAS dan juga

kemitraan. Sarana dan prasarana yang disediakan oleh SD Negeri Kotagede 3

terbagi atas sarana dan prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup

dan sarana prasarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup. Sarana

Page 200: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

182

mengatasi permasalahan lingkungan hidup di SD Negeri Kotagede 3 meliputi

saluran air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah, mesin pencacah

daun, dan komposter), saluran tinja, saluran air limbah/ drainase, dan ruang

tebuka hijau (taman dan kebun). Sementara untuk sarana pendukung pembelajaran

lingkungan hidup antara lain adalah pengomposan, pemanfaatan dan pengelolaan

air, hutan/ taman/ kebun sekolah, green house, TOGA, kolam ikan, bioporim

sumur resapan, dan biogas.

Hal tersebut sesuai dengan standar pengelolaan sarana pendukung ramah

lingkungan dalam Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 19) bahwa ketersediaan

sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan meliputi sarana untuk

mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah dan juga sarana prasarana

pendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah. Selain itu juga sesuai

dengan standar sarana dan prasarana sekolah dalam Permendiknas nomor 24

tahun 2007 meliputi air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah,

komposter), tinja, air limbah/ drainase, ruang tebuka hijau, dan kebisingan/

getaran/ radiasi.

SD Negeri Kotagede 3 telah menyediakan sarana dan prasarana untuk

mengatasi masalah lingkungan di sekolah. Air bersih di SD Negeri Kotagede 3

sudah baik dengan adanya 3 (tiga) sumur di lingkungan sekolah yang tepatnya

berada di lapangan olahraga dan kebun sekolah, di lingkungan gedung utama

sekolah, dan di rumah penjaga sekolah. Untuk menjamin kebersihan dan

kelayakan air sekolah bahkan melakukan uji kelayakan terhadap air dari ketiga

Page 201: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

183

sumur tersebut. Untuk memudahkan siswa dalam menggunakan air bersih,

sekolah telah mengalirkan air ke setiap kamar mandi, tempat wudhu, bahkan

wastafel yang ada di beberapa sudut sekolah.

Masalah sampah di SD Negeri Kotagede 3 sudah ditangani dengan sarana

dan prasarana yang baik mengingat bahwa kajian lingkungan dalam Program

Adiwiyata tahun 2016/ 2017 di SD Negeri Kotagede 3 adalah tentang sampah dan

pengelolaannya. Tempat sampah yang terpisahkan berdasarkan jenisnya sudah ada

di setiap kelas dan di beberapa sudut sekolah. Tempat pengumpulan sampah

sementara juga sudah ada di sebelah barat sekolah. Mesin pencacah daun dan

komposter juga sudah disediakan oleh SD Negeri Kotagede 3 untuk

memanfaatkan sampah organik di lingkungan sekolah menjadi pupuk kompos.

Saluran pembuangan tinja dan sistem drainase di SD Negeri Kotagede 3

juga sudah baik. Lingkungan gedung utama sekolah terdapat titik-titik biopori dan

daerah resapan air. Lapangan upacara di gedung utama menggunakan paving

block sehingga air hujan tetap dapat terserap tanah. Sedangkan lapangan olahraga

dibiarkan tetap menggunakan tanah. Tahun sebelumnya sudah diadakan

penanaman rumput di lapangan olahraga akan tetapi karena sedang ada

pembangunan gedung di sekitar lapangan olahraga perawatan rumput di lapangan

olahraga menjadi kurang sehingga banyak yang mati. Ruang terbuka hijau di SD

Negeri Kotagede 3 sudah cukup memadai karena di seluruh penjuru sekolah

ditanami berbagai macam tanaman sehingga lingkungan sekolah nampak sejuk,

hijau, dan asri.

Page 202: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

184

Sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembelajaran lingkungan hidup

SD Negeri Kotagede 3 juga sudah cukup memadai. Sekolah telah menyediakan

alat untuk membuat kompos (mesin pencacah daun dan komposter), taman

sekolah, kebun sekolah, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), hidroponik, kolam

ikan, kandang hewan (burung, ayam, dan kelinci), biopori. Sekolah juga

menyediakan buku-buku bacaan siswa tentang pemeliharaan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Sarana dan prasarana tersebut dapat mendukung pelaksanaan

pembelajaran berbasis lingkungan di SD Negeri Kotagede 3. Guru dan siswa

dapat mempersiapkan sarana dan prasarana lain yang belum ada di sekolah. Orang

tua biasanya juga terlibat dalam penyediaan sarana dan prasarana pendukung

kegiatan pembelajaran yang belum dapat disediakan oleh sekolah.

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan oleh seluruh

warga SD Negeri Kotagede 3 dengan cara seperti mengembalikan barang yang

dipakai ketempat semula, membersihkan dan merawatnya dengan baik, dan tidak

menggunakannya sebagai mainan. Pada dasarnya, pemanfaatan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana ramah lingkungan dilakukan agar sarana dan prasarana

tersebut terawat dan dapat dipakai secara maksimal dalam jangka waktu lama.

Kerusakan sarana harus segera diperbaiki agar tidak mengganggu pelaksanaan

upaya PPLH. Kegiatan yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3 tersebut

diatas merupakan beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai upaya pemeliharaan

sarana dan prasarana sekolah sebagaimana dalam Kementerian Lingkungan Hidup

Page 203: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

185

(2012: 19) yang menyatakan bahwa peningkatan kualitas pengelolaan dan

pemanfaatan sarana dan prasarana lingkungan hidup dapat dilakukan dengan

pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah ramah lingkungan dan fasilitas sanitasi

serta memanfaatkan sumber energi listrik, air dan ATK secara bijaksana.

Pemingkatan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana ramah

lingkungan sekolah memiliki garis tanggung jawab, pengawas dan pelaksana

(daftar piket) dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Masing-masing

siswa memiliki tugas piket setiap harinya secara bergantian yang terbagi atas piket

kelas, piket taman, dan piket kebun. Teman sebaya dapat menjadi pengawas

jalannya piket namun lebih pada guru kelas yang menjadi pengawas pelaksanaan

piket. Selain itu terdapat tata tertib yang harus ditaati oleh masing-masing siswa.

Tata tertib tersebut selain disosialiasikan secara lisan juga disosialisasikan

menggunakan poster-poster seperti poster membuang sampah pada tempatnya,

menghemat listrik dan air, serta larangan untuk merusak tanaman. Hal ini sesuai

dengan standar pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan dalam

Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 19) bahwa pengelolaan dan pemeliharaan

sarana memiliki 4 (empat) unsur mekanisme yaitu penanggung jawab, tata tertib,

pelaksana (daftar piket), dan pengawas.

Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

Kantin sehat dan ramah lingkungan yang direncanakan oleh SD Negeri

Kotagede 3 adalah kantin yang sehat dan bebas dari sampah plastik. Pelayanan

kantin SD Negeri Kotagede 3 sudah baik. Pedagang mengikuti peraturan yang

Page 204: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

186

dibuat oleh sekolah untuk menjual makanan dan minuman bersih dan sehat yang

tidak lagi dibungkus menggunakan plastik. Pelayanan kantin SD Negeri Kotagede

3 juga sudah baik dengan pedagang yang ramah dan murah senyum. Pedagang

kantin juga menaati peraturan untuk tidak melayani siswa yang membeli makan

dan minum pada saat jam pelajaran masih berlangsung.

Pedagang di kantin sekolah sudah menjual makanan menggunakan kotak

makan kecil, piring, atau mangkuk dan minuman menggunakan gelas. Bekas

tempat makan dan minum siswa dicuci oleh pedagang kantin. Jumlah sampah

plastik di SD Negeri Kotagede sudah berkurang banyak karena kantin sudah tidak

lagi menyisakan sampah plastik setiap harinya. Pelayanan kantin sekolah selalu

dikontrol oleh guru dan kepala sekolah. Hal tersebut sesuai dengan tugas dan

peran tim sekolah dalam Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 7) untuk

memberikan pemantauan pada jalannya kegiatan yang sudah direncanakan.

c. Evaluasi

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah dapat dievaluasi dengan melihat

daftar inventaris sarana dan prasarana sekolah pada awal tahun ajaran baru dan

akhir tahun ajaran baru. Apakah terjadi peningkatan jumlah sarana dan prasarana

sekolah atau justru penurunan jumlah sarana dan prasarana pendukung ramah

lingkungan di SD Negeri Kotagede 3. Kelengkapan sarana dan prasarana ramah

lingkungan dianalisis dalam analisis tujuan Program Adiwiyata pada evaluasi diri

sekolah setiap tahunnya untuk mengetahui sejauh mana sarana dan prasarana

Page 205: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

187

dapat mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah serta ketersediaan

sarana dan prasarana pendukung kegiatan pemebelajaran lingkungan hidup. Hal

tersebut sesuai dengan standar ketersediaan sarana dan prasarana pendukung

ramah lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 19) tentang

ketersediaan sarana dan prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan

hidup di sekolah serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

pemebelajaran lingkungan hidup. Evaluasi kelengkapan sarana dan prasarana juga

sesuai dengan pendapat Amirin dkk (2012: 78-79) yang menyatakan tentang

kegiatan dalam manajemen sarana prasarana terkait pengadaan, pendistribusian,

inventarisasi, dan penghapusan barang yang tidak sesuai standar.

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Evaluasi dari pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pendukung ramah

lingkungan SD Negeri Kotagede 3 juga dilakukan dengan cara yang sama dengan

evaluasi kelengkapan sarana dan prasarana ramah lingkungan SD Negeri

Kotagede 3. Hal tersebut karena kelengkapan dan pemanfaaatan serta

pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan saling terkait

satu sama lain. Pemanfaatan dan pemeliharaan yang baik akan membuat sarana

dan prasarana pendukung ramah lingkungan bertahan lama dan dapat

dimanfaatkan secara maksimal. Dalam hal ini, semua warga sekolah terlibat

dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan. Bahkan

masyarakat sekitar juga ikut terlibat di dalamnya. Guru dan kepala sekolah

memiliki tugas untuk mengawasi dan mengevaluasi pemanfaatan dan

Page 206: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

188

pemeliharaan sarana dan prasarana ramah lingkungan secara rutin dari satu waktu

ke waktu untuk megetahui kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.

Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas sarana dan

prasarana lingkungan dengan rancangan awal juga sesuai dengan pendapat

Sukiman (2012: 4) dan Arifin (2012: 8) yang menyatakan evaluasi adalah suatu

proses sistematis dan berkelanjutan untuk membandingkan tujuan hasil dan

menentukan kualitas berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai

pertimbangan dalam membuat keputusan baru.

Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

Kantin sekolah merupakan salah satu sarana dan prasarana sekolah. oelh

karena itu evaluasi terhadap pelayanan kantin juga dilakukan dengan cara yang

sama dengan evaluasi terhadap sarana dan prasarana pendukung ramah

lingkungan yang lain. Kantin SD Negeri Kotagede 3 sudah memenuhi standar

yang ditentukan Kementerian Lingkungan Hidup (2012: 20)yaitu bahwa kantin

sehat dan ramah lingkungan tidak menjual makanan/ minuman yang tidak sesuai

dengan standar kesehatan dan/ atau makanan yang terkontaminasi dan kadaluarsa

serta tidak menjual makanan menggunakan kemasan yang tidak ramah lingkungan

seperti plastik, styrofoam, dan aluminium foil. Sayangnya masih terdapat penjual

makanan dan minuman yang berjualan di luar sekolah ketika jam pulang sekolah.

Padahal sekolah sudah pernah meminta agar pedagang keliling tersebut tidak

berjualan di area lingkungan SD Negeri Kotagede 3. Awalnya area sekolah bersih

dari pedagang keliling selama beberapa hari, namun kemudian pedagang tersebut

Page 207: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

189

kembali lagi berjualan di depan sekolah. Siswa memang sudah diberikan

pengetahuan mengenai bahaya dari membeli makan dan minum sembarangan,

tetapi masih terapat siswa yang tetap membeli makanan dan minuman

sembarangan ketika pulang sekolah.

d. Faktor pengaruh pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan

Faktor pendukung pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan

Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan memiliki faktor

pendukung yaitu partisipasi dan kesadaran warga sekolah dan dukungan orang tua.

Partisipasi dan kesadaran warga sekolah dalam melaksanakan pengelolaan dan

pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara bijak menyebabkan

keberhasilan sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar

yang telah ditentukan dan dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan

lingkungan maupun mendukung pembelajaran berbasis lingkungan di SD Negeri

Kotagede 3. Dukungan orang tua dan masyarakat juga memiliki dampak positif

dalam pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan SD Negeri Kotagede 3.

Orang tua dan masyarakat dapat berperan aktif dalam memberikan contoh yang

baik dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan

kepada peserta didik.

Faktor penghambat pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan

Selain faktor pendukung, pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan

juga sering kali menghadapi faktor penghambat dalam pelaksanaannya. Faktor

penghambat tersebut antara lain kurangnya kepedulian dan tanggungjawab

Page 208: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

190

beberapa oknum masyarakat sekitar dalam upaya pemanfaatan dan pengelolaan

sarana dan prasarana sekolah secara bijak agar dapat dimanfaatkan secara

maksimal dalam jangka waktu yang cukup lama. Tidak hanya masyarakat sekitar

sekolah, tetapi kepedulian siswa sendiri masih perlu ditingkatkan lagi. Beberapa

siswa masih kurang dapat bertanggungjawab dalam pemeliharaan sarana dan

prasarana pendukung ramah lingkungan SD Negeri Kotagede 3.

Pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan yang bebas sampah plastik

sendiri memiliki beberapa kendala seperti kondisi kantin yang terlalu sesak karena

lahan yang sempit sedangkan jumlah anak banyak, budaya antri kurang, dan juga

sikap malas anak untuk mengembalikan bekas tempat makan dan minumnya.

Beberapa faktor tersebut yang menyebabkan terhambatnya pelayanan kantin

sekolah secara maksimal. Belum lagi oknum pedagang keliling yang masih

berjualan di lingkungan sekolah meskipun sudah diberikan pengertian mengapa

terdapat larangan untuk berjualan di lingkungan SD Negeri Kotagede 3.

Page 209: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

191

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut ini.

1. Implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 pada tahun ajaran

2016/2017 dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari

masing-masing komponen Adiwiyata yaitu; kebijakan sekolah berwawasan

lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis

partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Secara

umum implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3 sudah

dilaksanakan dengan baik sesuai standar dan perencanaan yang telah disusun.

Namun, pelaksanaan program masih perlu ditingkatkan lagi untuk membentuk

perilaku warga sekolah yang bekarakter peduli lingkungan.

2. Faktor pendukung implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3

antara lain kondisi lingkungan sekitar, partisipasi dan dukungan warga sekolah,

kemampuan guru, kebijakan pemerintah, sumber dana, dan jenis kegiatan.

Faktor penghambat implementasi Program Adiwiyata di SD Negeri Kotagede 3

antara lain kurangnya kepedulian dan partisipasi warga sekolah, beban tugas

guru terlalu berat, kurangnya kemampuan guru dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau media, dan kondisi lingkungan sekitar

yang kurang mendukung.

Page 210: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

192

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut ini.

1. Kepala sekolah dan guru harus lebih tegas dalam menyikapi siswa yang tidak

peduli terhadap lingkungan hidup disekitarnya.

2. Kepala sekolah perlu memberikan motivasi dan apresasi kepada guru dalam

pembuatan RPP menggunakan metode, media, dan kegiatan yang bervariasi.

3. Kepala sekolah perlu menyusun kembali menyusun tugas dan peran masing-

masing guru dalam Program Adiwiyata agar beban tugas guru tidak terlalu

berat sehingga guru dapat bekerja secara maksimal.

4. Kepala sekolah dan guru perlu mengadakan pendampingan dan pembimbingan

secara rutin dalam kegiatan berbasis partisipatif siswa untuk meningkatkan

partisipasi siswa.

5. Kontrol terhadap sarana dan prasarana sekolah sebaiknya dilakukan secara

rutin untuk mengetahui kualitas sarana dan prasarana sekolah.

6. Pemberian motivasi, pendampingan dan pembimbingan terhadap orang tua/

wali murid perlu ditingkatkan.

7. Kerjasama antar penanggungjawab perlu ditingkatkan agar pelaksanaan

Program Adiwiyata lebih maksimal.

Page 211: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

193

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, T.M; Sutiman; Sudiyono; Wahyuningrum, MM; Suyud; Niron, M.D.;

Raharja, S.; Bustari, M; Sutapa, M; Agus P, N.; Lestari, S.; Diat P, L.; dan

Rahmawati, T. (2013). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kemenag

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

V. Jakarta: Rineka Cipta

Budiati, L. (2014). Good Governance dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Bogor: Ghalia Indonesia

Cheang, C.C.; Winnie So, W.M.; Zhan, Y.; and Tsoi, K.H. (2017). Education for

sustainability using a campus eco-garden as a learning environment.

International Journal of Sustainability in Higher Education, Vol. 18 Issue: 2

pp.242-262 diakses dari https://doi.org/10.1108/IJSHE-10-2015-0174 pada

12 Juni 2017

Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Daryanto & Suprihatin, A. (2013). Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup.

Yogyakarta: Gava Media

Essa, E.L. (2014). Introduction to Early Childhood Education, Seventh Edition,

International Edition. Wadsworth: Cengange Learning

Ghony, M. D & Almanshur, F. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Gunawan, Z. (2016). Pengembangan Program Adiwiyata dalam Mewujudkan

Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Jurnal Pendidikan Vol. 3 (No. 2,

Januari - Juni 2016). Hlm 82-95. Diakses dari

http://pedagogik.jurnal.iainuruljadid.ac.id/index.php/pedagogik/article/view/

15/18 pada 10 Januari 2017

Harris, I. & Afdaliah. (2016). Promoting the Greening Curriculum: A note on the

Implementation of Environmental Education in Indonesian School.

International Journal of Applied Environment Sciences volume 11, Number

1 (2016), pp. 309-323. Diunduh pada 31 Mei 2017 dari

https://www.ripublication.com/ijaes16/ijaesv11n1_24.pdf

Herdiansyah, H. (2015). Wawancara, Observasi, dan Focus Group sebagai

Instumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Indrastuti, dkk. (2009). Ekonomi dan Kehidupan SMA/ MA untuk Kelas XII.

Jakarta: Depdiknas

Ismawanto. (2009). Ekonomi 3: untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Depdiknas

Page 212: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

194

Kemdikbud. (2016). SK Dirjen Dikdasmen Nomor: 374/KEP/D/KR/2016. Diakses

pada 1 Januari 2017 pukul 18: 15 WIB dari

http://dikdasmen.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/07/SK-Dirjen-

Dikdasmen_Satuan-Pendidikan-Pelaksana-K13.zip

Kementerian Lingkungan Hidup. (2009). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Diakses dari

https://www.google.co.id/jdih.menlh.go.id/pdf/ind/UU-1-2009-UU-No-32-

2009_Combine.pdf pada 16 Januari 2017 pukul 19: 47WIB

. (2012). Panduan Adiwiyata: Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup

. (2013). Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2009

tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Diakses pada 2 Januari

2017 dari http://blh.jogjaprov.go.id/po-content/uploads/Permen-LH-No-05-

th-2013-Tentang-Pedoman-Adiwiyata.pdf

Landriany, E. (2014). Implementasi Kebijakan Adiwiyata dalam Upaya

Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal

Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2 (Nomor 1, January

2014). Hlm 82-88. Diakses dari

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmkpp/article/viewFile/1739/1834 pada

1 Februari 2017 pukul 13:51 WIB

Maida, K. (2012). Kitab Suci Guru: Motivasi Pembakar Semangat Guru.

Yogyakarta: Araska

Miles, Mathew B., Huberman, A. Michael, & Saldana, Johnny. (2014).

Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. Thousand Oaks: SAGE

Publication, Inc.

Mujiharto; Fauzan, M.U; & Eko, H. (2007). Pengetahuan Sosial Geografi Kelas

XI SMA/ MA. Jakarta: Sinar Grafika

Mulyanto, H.R. (2007). Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mustadi, A. (2012). Optimalisasi Peran Orang Tua dalam Character Building

Anak dalam Setting Keluarga. Proceeding Seminar Nasional IKA UNY

2012. Diakses Pada 15 Juni 2017 pukul 15.00 WIB dari

https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=en&user=

dq4z5iAAAAAJ&cstart=20&pagesize=80&citation_for_view=dq4z5iAAA

AAJ:MXK_kJrjxJIC

Mustadi, A.; Ambarwati, U.; Murti, R.C.; dan Supartinah. (2015). Evaluasi

Penerapan Program Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan,

Volume 8, Nomor 1, Maret 2015. Diakses dari

http://journal.uny.ac.id/index.php/jpip/issue/view/827 pada 02 Juni 2017

Page 213: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

195

Ozsoy, S. (2012). Can eco-shools improve elementary school student

environmental literacy levels?. Asia-Pacific Forum on Science Learning and

Teaching, Volume 13, Issue 2, Article 3, p.1-p.25. Diunduh dari

https://www.ied.edu.hk/apfslt/download/v13_issue2_files/ozsoy.pdf pada 31

Mei 2017

Puspita R, Heny. (2015). Adiwiyata Mewujudkan Sekolah yang Berbudaya

Lingkungan. Diakses dari

http://bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/index.php/umum/59-adiwiyata-

mewujudkan-sekolah-yang-berbudaya-lingkungan.html pada tanggal 21

November 2016 pukul 09:10 WIB.

Ristekdikti. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Diakses dari https://www.google.co.id/

kelembagaan.ristekdikti.go.id/UU_no_20_th_2003.pdf pada tanggal 16

Januari 2017 pukul 19: 47 WIB

Rohman, A. (2012). Kebijakan Pendidikan: Analisis Dinamika Formulasi dan

Implementasi. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Salim, E. (1985), Lingkungan Hidup & Pembangunan. Jakarta: Mutiara

Sastrapradja, S. D. (2010). Memupuk Kehidupan di Nusantara: Memanfaatkan

Keanekaragaman Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Saud, U.S. & Makmun, A.S. (2006). Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan

Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Siswoyo, D.; Sulistyono, T.; Dardiri, A.; Rohman, A.; Hendrowibowo, L.; dan

Sidharto, S. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Soemarwoto, O. (2003). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

. (2004). Atur Diri Sendiri: Paradigma Baru Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sukiman. (2011). Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani

. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

2010. Jakarta: PT Rineka Cipta

Suhartono, S. (2008). Wawasan Pendidikan: Sebuah Pengantar Pendidikan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Page 214: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

196

LAMPIRAN

Page 215: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

197

Lampiran 1. Surat Keterangan Reviewer

Page 216: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

198

Lampiran 2. Lembar Observasi Catatan Anekdot

LEMBAR OBSERVASI

PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

DI SD NEGERI KOTAGEDE 3 YOGYAKARTA

Hari/Tanggal : ............................................................................

Lokasi : ............................................................................ No Variabel Indikator Deskripsi Hasil Observasi

1 Kebijakan Sekolah

Berwawasan

Lingkungan

f. Visi, Misi, dan Tujuan

g. Struktur kurikulum dalam mata pelajaran, muatan

lokal, dan pengembangan diri

h. Ketuntasan Minimal

i. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

j. Faktor Pendukung dan Penghambat

2 Kurikulum Sekolah

Berbasis Lingkungan

d. Pelaksanaan Pembelajaran

e. Media sosialisasi hasil pembelajaran

f. Faktor Pendukung dan Penghambat

3 Kegiatan Lingkungan

Berbasis Partisipatif

d. Pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan

e. Kemitraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup

f. Faktor Pendukung dan Penghambat

4 Pengelolaan Sarana

Pendukung Ramah

Lingkungan

e. Ketersediaan sarana dan prasarana

f. Pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

g. Pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan

h. Faktor Pendukung dan Penghambat

Page 217: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

199

Lampiran 3. Instrumen Wawancara dengan Kepala Sekolah

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

DI SD NEGERI KOTAGEDE 3 YOGYAKARTA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Sub-Variabel Indikator Pertanyaan

Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan

Perencanaan Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah

1. Apakah visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 sudah memuat aspek perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup?

2. Sejak kapan visi, misi, dan tujuan tersebut dicetuskan?

3. Bagaimana proses penentuan visi, misi, dan tujuan sekolah?

RKAS 1. Bagaimana proses perencanaan kegiatan dan anggaran sekolah?

2. Bagaimana pertimbangan dalam penyusunan RKAS di SD Negeri Kotagede 3?

3. Apakah RKAS diperlukan? Mengapa begitu?

Kebijakan Sekolah 1. Bagaimanakah penyusunan kebijakan atau peraturan sekolah?

Pelaksanaan Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah

1. Bagaimana cara/ kegiatan yang dilakukan sekolah sehubungan dengan penginternalisasian visi,

misi, dan tujuan sekolah?

RKAS 1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan dan anggaran sekolah yang disusun dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

2. Bagaimanakah peran warga sekolah dalam pelaksanaan RKAS yang telah disusun?

Kebijakan Sekolah 1. Bagaimana pelaksanaan kebijakan atau peraturan yang diterapkan di SD N Kotagede 3?

Evaluasi Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah

1. Apakah visi, misi, dan tujuan sekolah sudah terinternalisasikan dengan baik dalam diri seluruh

warga sekolah?

RKAS 1. Bagaimanakah prosentase keberhasilan pelaksanaan RKAS yang telah disusun?

Kebijakan Sekolah 1. Bagaimanakah sikap dan perilaku warga sekolah menyikapi kebijakan sekolah?

Faktor Pengaruh Faktor Pendukung 1. Bagaimanakah bentuk hal-hal dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari

kebijakan sekolah berwawasan lingkungan?

Faktor Penghambat 1. Bagaimanakah kendala yang ditemui baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, maupun

dari evaluasi kebijakan sekolah berwawasan lingkungan?

Page 218: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

200

Kurikulum Sekolah Berbasis Lingkungan

Perencanaan Pembelajaran 1. Apakah bapak/ ibu guru menyusun indikator, silabus, dan RPP lingkungan hidup?

Bagaimanakah cara?

2. Bagaimanakah contoh kegiatan pembelajaran terintegrasi dengan lingkungan hidup yang

pernah dilaksanakan oleh bapak/ ibu guru?

3. Dengan adanya perubahan peralihan kurikulum dari KTSP ke K13, bagaimanakah perbedaan

pelaksanaan pembelajaran lingkungan hidup diantara keduanya?

Pelaksanaan Pembelajaran 1. Bagaimana sistem pembelajaran (pendekatan dan metode) yang digunakan bapak/ ibu guru

dalam pembelajaran?

2. Bagaimana sistem penilaian dalam pembelajaran lingkungan hidup?

3. Apakah bapak/ ibu pernah melakukan pembelajaran di luar kelas, langsung dari alam, atau

laboratorium?

4. Apakah isu lingkungan yang ada saat ini pernah coba bapak/ ibu kembangkan menjadi sebuah

materi pembelajaran di dalam kelas?

5. Mengapa pelaksanaan pembelajaran perlu melibatkan lingkungan sekitar siswa?

Evaluasi Pembelajaran 1. Apakah evaluasi pembelajaran diperlukan? Mengapa?

2. Apakah bapak/ ibu guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran? Bagaimana caranya?

3. Bagaimana tingkat keberhasilan pembelajaran terintegrasi lingkungan hidup menurut bapak/

ibu?

Faktor Pengaruh Pendukung 1. Bagaimanakah bentuk hal-hal yang mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran berbasis lingkungan?

Penghambat 1. Apakah kendala yang bapak/ ibu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

berbasis lingkungan?

Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

Perencanaan Kegiatan

Pemeliharaan dan

1. Bagaimana strategi dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah?

2. Bagaimana pemanfaatan lahan dan fasilitas sekolah oleh warga sekolah?

Page 219: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

201

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1. Apakah kegiatan ekstrakurikuler yang direncanakan sesuai dengan pendidikan lingkungan

hidup?

2. Apakah sekolah menyediakan kegiatan pengembangan kreativitas dan inovasi bagi warga

sekolah?

Kemitraan Sekolah 1. Apakah kemitraan atau kerja sama sekolah diperlukan? Mengapa?

2. Siapakah yang menjadi mitra kerja sekolah dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup?

3. Bagaimana cara sekolah mendapatkan mitra kerja dalam perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup?

Pelaksanaan Kegiatan

Pemeliharaan dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1. Bagaimanakah partisipasi dari warga sekolah dalam pelaksanaan seluruh kegiatan yang

direncanakan?

Kemitraan Sekolah 1. Bagaimanakah bentuk kemitraan/ kerja sama sekolah dengan pihak lain?

Evaluasi Kegiatan

Pemeliharaan dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1. Menurut bapak/ ibu, apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan?

2. Bagaimana kriteria sebuah kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan dikatakan

berhasil?

Kemitraan Sekolah 1. Bagaimanakah keuntungan yang diperoleh sekolah melalui kemitraan tersebut?

Faktor Pengaruh Pendukung 1. Faktor seperti apakah yang mendorong perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan

lingkungan berbasis partisipatif?

Penghambat 1. Kendala apakah yang ditemui dalam kegiatan sekolah berbasis partisipasi warga sekolah?

Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

Perencanaan Kelengkapan Sarana

dan Prasarana

1. Bagaimanakah cara sekolah melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan?

Pemanfaatan dan

Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana

1. Bagaimana langkah yang direncanakan sekolah dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan

kualitas sarana dan prasarana pendukung pembelajaran lingkungan?

2. Bagaimana langkah yang direncanakan sekolah dalam upaya pemanfaatan fasilitas sekolah

Page 220: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

202

secara bijaksana?

Pelayanan Kantin

Sehat dan Ramah

Lingkungan

1. Bagaimana kebijakan sekolah dalam peningkatan kualitas layanan kantin sekolah yang sehat

dan ramah lingkungan?

2. Apakah pertimbangan utama dalam penyusunan kebijakan mengenai kantin sekolah?

Pelaksanaan Kelengkapan Sarana

dan Prasarana

1. Apakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk mengatasi berbagai masalah

lingkungan di sekolah?

2. Apakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pendukung kegiatan pembelajaran

lingkungan hidup di sekolah?

Pemanfaatan dan

Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana

1. Bagaimana keterlibatan siswa dalam upaya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah?

Pelayanan Kantin

Sehat dan Ramah

Lingkungan

1. Siapakah yang mengelola kantin?

2. Bagaimana pelaksanaan kantin sehat dan ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3?

Evaluasi Kelengkapan Sarana

dan Prasarana

1. Apakah sarana dan prasarana yang sudah tersedia di sekolah sudah dapat mengatasi masalah

dan mendukung pembelajaran lingkungan di sekolah?

Pemanfaatan dan

Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana

1. Menurut bapak/ibu, bagaimana sikap warga sekolah dalam menanggapi penggunaan fasilitas

sekolah secara bijak?

Pelayanan Kantin

Sehat dan Ramah

Lingkungan

1. Menurut bapak/ibu, bagaimanakah sikap warga sekolah dalam menanggapi adanya kebijakan

kantin sehat dan ramah lingkungan?

2. Bagaimana tindak lanjut bapak/ ibu terhadap penjual makanan yang masih menjajakan

makanan menggunakan plastik, terutama pada penjual yang ada di luar lingkungan sekolah?

Faktor Pengaruh Pendukung 1. Bagaimanakah bentuk faktor pendukung pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah

lingkungan?

Penghambat 1. Bagaimana kendala yang dihadapi Penghambat oleh sekolah dalam pengelolaan sarana dan

prasarana pendukung ramah lingkungan?

Page 221: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

203

Lampiran 4. Instrumen Wawancara dengan Guru Koordinator Kebijakan Berwawasan Lingkungan

PEDOMAN WAWANCARAPELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

DI SD NEGERI KOTAGEDE 3 DENGAN GURU KOORDINATOR KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Sub-Variabel Indikator Pertanyaan

Perencanaan Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah

1. Apakah visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 sudah memuat aspek perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup?

2. Sejak kapan visi, misi, dan tujuan tersebut dicetuskan?

3. Bagaimana proses penentuan visi, misi, dan tujuan sekolah?

RKAS 1. Bagaimana proses perencanaan kegiatan dan anggaran sekolah?

2. Bagaimana pertimbangan dalam penyusunan RKAS di SD Negeri Kotagede 3?

3. Apakah RKAS diperlukan? Mengapa begitu?

Kebijakan Sekolah 1. Bagaimanakah penyusunan kebijakan atau peraturan sekolah?

Pelaksanaan Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah

1. Bagaimana cara/ kegiatan yang dilakukan sekolah sehubungan dengan penginternalisasian visi,

misi, dan tujuan sekolah?

RKAS 1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan dan anggaran sekolah yang disusun dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

2. Bagaimanakah peran warga sekolah dalam pelaksanaan RKAS yang telah disusun?

Kebijakan Sekolah 1. Bagaimana pelaksanaan kebijakan atau peraturan yang diterapkan di SD N Kotagede 3?

Evaluasi Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah

1. Apakah visi, misi, dan tujuan sekolah sudah terinternalisasikan dengan baik dalam diri seluruh

warga sekolah?

RKAS 1. Bagaimanakah prosentase keberhasilan pelaksanaan RKAS yang telah disusun?

Kebijakan Sekolah 1. Bagaimanakah sikap dan perilaku warga sekolah menyikapi kebijakan sekolah?

Faktor

Pengaruh

Pendukung 1. Bagaimanakah bentuk hal-hal dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari

kebijakan sekolah berwawasan lingkungan?

Penghambat 1. Bagaimanakah kendala yang ditemui baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, maupun dari

evaluasi kebijakan sekolah berwawasan lingkungan?

Page 222: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

204

Lampiran 5. Instrumen Wawancara dengan Guru Koordinator Kurikulum Berbasis Lingkungan

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

DI SD NEGERI KOTAGEDE 3 DENGAN GURU KOORDINATOR KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN

Sub-Variabel Indikator Pertanyaan

Perencanaan Pembelajaran 1. Apakah bapak/ ibu guru menyusun indikator, silabus, dan RPP lingkungan hidup? Bagaimanakah

cara?

2. Bagaimanakah contoh kegiatan pembelajaran terintegrasi dengan lingkungan hidup yang pernah

dilaksanakan oleh bapak/ ibu guru?

3. Dengan adanya perubahan peralihan kurikulum dari KTSP ke K13, bagaimanakah perbedaan

pelaksanaan pembelajaran lingkungan hidup diantara keduanya?

Pelaksanaan Pembelajaran 1. Bagaimana sistem pembelajaran (pendekatan dan metode) yang digunakan bapak/ ibu guru dalam

pembelajaran?

2. Bagaimana sistem penilaian dalam pembelajaran lingkungan hidup?

3. Apakah bapak/ ibu pernah melakukan pembelajaran di luar kelas, langsung dari alam, atau

laboratorium?

4. Apakah isu lingkungan yang ada saat ini pernah coba bapak/ ibu kembangkan menjadi sebuah

materi pembelajaran di dalam kelas?

5. Mengapa pelaksanaan pembelajaran perlu melibatkan lingkungan sekitar siswa?

Evaluasi Pembelajaran 1. Apakah evaluasi pembelajaran diperlukan? Mengapa?

2. Apakah bapak/ ibu guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran? Bagaimana caranya?

3. Bagaimana tingkat keberhasilan pembelajaran terintegrasi lingkungan hidup menurut bapak/ ibu?

Faktor Pengaruh Pendukung 1. Bagaimanakah bentuk hal-hal yang mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran berbasis lingkungan?

Penghambat 1. Apakah kendala yang bapak/ ibu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

berbasis lingkungan?

Page 223: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

205

Lampiran 6. Instrumen Wawancara dengan Guru Koordinator Kegiatan Berbasis Partisipatif

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

DI SD NEGERI KOTAGEDE 3 DENGAN GURU KOORDINATOR KEGIATAN BERBASIS PARTISIPATIF

Sub-Variabel Indikator Pertanyaan

Perencanaan Pemeliharaan dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1. Bagaimana strategi dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah?

2. Bagaimana pemanfaatan lahan dan fasilitas sekolah oleh warga sekolah?

3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler yang direncanakan sesuai dengan pendidikan lingkungan

hidup?

4. Apakah sekolah menyediakan kegiatan pengembangan kreativitas dan inovasi bagi warga

sekolah?

Kemitraan Sekolah 1. Apakah kemitraan atau kerja sama sekolah diperlukan? Mengapa?

2. Siapakah yang menjadi mitra kerja sekolah dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup?

3. Bagaimana cara sekolah mendapatkan mitra kerja dalam perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup?

Pelaksanaan Pemeliharaan dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1. Bagaimanakah partisipasi dari warga sekolah dalam pelaksanaan seluruh kegiatan yang

direncanakan?

Kemitraan Sekolah 1. Bagaimanakah bentuk kemitraan/ kerja sama sekolah dengan pihak lain?

Evaluasi Pemeliharaan dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1. Menurut bapak/ ibu, apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan?

2. Bagaimana kriteria sebuah kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan dikatakan

berhasil?

Kemitraan Sekolah 1. Bagaimanakah keuntungan yang diperoleh sekolah melalui kemitraan tersebut?

Faktor Pengaruh Pendukung 1. Faktor seperti apakah yang mendorong perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan

lingkungan berbasis partisipatif?

Penghambat 1. Kendala apakah yang ditemui dalam kegiatan sekolah berbasis partisipasi warga sekolah?

Page 224: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

206

Lampiran 7. Instrumen Wawancara dengan Guru Koordinator Sarana dan Prasarana Ramah Lingkungan

PEDOMAN WAWANCARAPELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA DI SD NEGERI KOTAGEDE 3

DENGAN GURU KOORDINATOR SARANA DAN PRASARANA RAMAH LINGKUNGAN

Sub-Variabel Indikator Pertanyaan

Perencanaan Kelengkapan 1. Bagaimanakah cara sekolah melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan?

Pemanfaatan dan

Pemeliharaan

1. Bagaimana langkah yang direncanakan sekolah dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan

kualitas sarana dan prasarana pendukung pembelajaran lingkungan?

2. Bagaimana langkah yang direncanakan sekolah dalam upaya pemanfaatan fasilitas sekolah

secara bijaksana?

Pelayanan Kantin

Sehat dan Ramah

Lingkungan

1. Bagaimana kebijakan sekolah dalam peningkatan kualitas layanan kantin sekolah yang sehat

dan ramah lingkungan?

2. Apakah pertimbangan utama dalam penyusunan kebijakan mengenai kantin sekolah?

Pelaksanaan Kelengkapan 1. Apakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk mengatasi berbagai masalah

lingkungan di sekolah?

2. Apakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pendukung kegiatan pembelajaran

lingkungan hidup di sekolah?

Pemanfaatan dan

Pemeliharaan

1. Bagaimana keterlibatan siswa dalam upaya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah?

Pelayanan Kantin

Sehat dan Ramah

Lingkungan

1. Siapakah yang mengelola kantin?

2. Bagaimana pelaksanaan kantin sehat dan ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3?

Evaluasi Kelengkapan 1. Apakah sarana dan prasarana yang sudah tersedia di sekolah sudah dapat mengatasi masalah

dan mendukung pembelajaran lingkungan di sekolah?

Pemanfaatan dan

Pemeliharaan

1. Menurut bapak/ibu, bagaimana sikap warga sekolah dalam menanggapi penggunaan fasilitas

sekolah secara bijak?

Pelayanan Kantin

Sehat dan Ramah

1. Menurut bapak/ibu, bagaimanakah sikap warga sekolah dalam menanggapi adanya kebijakan

kantin sehat dan ramah lingkungan?

Page 225: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

207

Lingkungan 2. Bagaimana tindak lanjut bapak/ ibu terhadap penjual makanan yang masih menjajakan

makanan menggunakan plastik, terutama pada penjual yang ada di luar lingkungan sekolah?

Faktor Pengaruh Pendukung 1. Bagaimanakah bentuk faktor pendukung pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah

lingkungan?

Penghambat 1. Bagaimana kendala yang dihadapi Penghambat oleh sekolah dalam pengelolaan sarana dan

prasarana pendukung ramah lingkungan?

Page 226: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

208

Lampiran 8. Instrumen Wawancara dengan Siswa

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

DI SD NEGERI KOTAGEDE 3 DENGAN SISWA

Sub-Variabel Indikator Pertanyaan

Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan

Pelaksanaan Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah

1) Apakah kamu tahu visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3?

2) Apakah kamu tahu SD Negeri Kotagede 3 adalah sekolah adiwiyata? Dan apakah adiwiyata

itu?

Kebijakan Sekolah 1) Apakah peraturan sekolah tentang lingkungan yang ada di sekolah?

2) Bagaimana peranmu dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan di SD Negeri Kotagede

3?

3) Bagaimanakah kegiatan rutin terkait lingkungan hidup yang dilakukan warga SD Negeri

Kotagede 3?

Evaluasi Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah

1. Menurutmu, apakah kamu kamu perlu mengetahui visi, misi, dan tujuan sekolah? Mengapa?

Kebijakan Sekolah 1) Menurutmu, mengapa terdapat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah?

2) Mengapa kamu perlu menaati peraturan sekolah?

3) Apakah kamu sudah melakukan tindakan sesuai dengan peraturan sekolah?

Kurikulum Sekolah Berbasis Lingkungan

Pelaksanaan Pembelajaran 1) Apakah kamu sudah pernah belajar materi yang berkaitan dengan lingkungan?

2) Apakah kamu pernah melakukan pembelajaran dengan media dari lingkungan sekitar?

Bagaimanakah pelaksanaan pembelajarannya? Ceritakanlah pengalamanmu dalam

pembelajaran tersebut!

3) Dimanakah pembelajaran tersebut dilakukan?

4) Bagaimanakah perasaanmu ketika mengadakan pembelajaran di luar kelas?

Evaluasi Pembelajaran 1) Apakah bapak/ ibu sering mengadakan ulangan harian atau tes? Kapan dilaksanakan?

Page 227: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

209

2) Menurutmu, mengapa pembelajaran dilakukan dengan melibatkan lingkungan sekitarmu?

3) Apakah manfaat yang kamu dapatkan dari pembelajaran berkaitan dengan lingkungan?

Faktor Pengaruh Pendukung 1) Menurutmu, apakah yang menyebabkan pembelajaran berbasis lingkungan menyenangkan?

Penghambat 1) Apakah kesulitan yang kamu temui dalam menerima pembelajaran berbasis lingkungan?

Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

Perencanaan Kegiatan

Pemeliharaan dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1) Bagaimana jadwal piket harian di kelasmu?

Pelaksanaan Kegiatan

Pemeliharaan dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1) Kegiatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup?

2) Apakah kamu melakukan jadwal piket harian dengan baik dan rutin?

3) Apakah yang kamu dan teman-temanmu lakukan ketika melakukan piket harian?

4) Apakah kamu pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan bekas yang ada di sekitarmu?

Jika sudah, apa yang kamu buat? Bagaimana perasaanmu?

5) Apakah kamu dan teman-temanmu pernah mengikuti kegiatan aksi lingkungan baik di

lingkungan sekolah maupun di luar sekolah?

Kemitraan Sekolah 1) Apakah kamu mengetahui kerjasama yang dilakukan sekolah dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan?

2) Bagaimanakah kegiatan yang dilakukan sekolah dengan pihak dari luar sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang pernah kamu ikuti?

Evaluasi Kegiatan

Pemeliharaan dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1) Bagaimanakah tindakan yang kamu lakukan ketika ada siswa yang tidak melaksanakan piket?

Kemitraan Sekolah 1) Menurutmu, mengapa sekolah bekerjasama dengan pihak luar dalam perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup?

Faktor Pengaruh Pendukung 1) Apakah yang membuat kamu senang dan ingin mengikuti kegiatan sekolah dalam

perlindungan dan pengelolaan lingkungan?

Page 228: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

210

Penghambat 1) Apakah kesulitan yang kamu rasakan dalam mengikuti kegiatan sekolah dalam perlindungan

dan pengelolaan lingkungan?

Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

Perencanaan Pemanfaatan dan

Pemeliharaan

1) Apakah bapak/ ibu guru mengajarkanmu untuk berhemat dalam menggunakan listrik, air, dan

ATK?

Pelaksanaan Kelengkapan 1) Apakah sarana pendukung ramah lingkungan SD Negeri Kotagede 3 yang kamu ketahui?

Pemanfaatan dan

Pemeliharaan

1) Apakah yang kamu lakukan untuk memelihara sarana dan prasarana ramah lingkungan di

sekolah seperti alat-alat kebersihan dan gedung sekolah?

2) Siapakah yang bertugas untuk membersihkan lingkungan sekolah?

3) Apakah yang kamu lakukan ketika melihat sarana dan prasarana sekolah rusak?

4) Mengapa kamu perlu memelihara sarana dan prasarana sekolah?

5) Apakah kegiatan yang kamu lakukan untuk menghemat listrik, air, dan ATK?

Pelayanan Kantin

Sehat dan Ramah

Lingkungan

1) Apakah kamu lebih suka membeli makan di kantin sekolah/ luar sekolah? Mengapa?

Evaluasi Kelengkapan 1) Menurutmu, bagaimanakah sarana dan prasarana yang disediakan sekolah? Apakah sudah

memadai dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

Pemanfaatan dan

Pemeliharaan

1) Menurutmu, mengapa perilaku hemat dalam penggunaan listrik, air, dan ATK diperlukan?

Pelayanan Kantin

Sehat dan Ramah

Lingkungan

1) Menurutmu, bagaimana kualitas makanan dan minuman yang disediakan di kantin sekolah?

2) Menurutmu, bagaimana pelayanan kantin sekolah?

Faktor Pengaruh Pendukung 1) Apakah yang menjadi alasan pelayanan kantin di sekolahmu sehat dan ramah lingkungan?

Penghambat 1) Menurutmu, apakah kekurangan dari pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan di SD

Negeri Kotagede 3?

Page 229: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

211

Lampiran 9. Instrumen Dokumentasi

CHECK-LIST DOKUMENTASI

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA SD NEGERI KOTAGEDE 3

Berikan tanda centang (√) pada indikator yang telah diperiksa.

No Variabel Indikator Ketersediaan

(√)

Keterangan

1 Kebijakan

Sekolah

Berwawasan

Lingkungan

Visi, Misi, dan Tujuan

Sekolah

Surat Keputusan

RKAS

Peraturan Sekolah

2 Kurikulum

Sekolah

Berbasis

Lingkungan

Kurikulum

Silabus

RPP

Foto Pembelajaran

3 Kegiatan

Lingkungan

Berbasis

Partisipatif

Daftar Kegiatan

Siswa

Foto Kegiatan Siswa

4 Pengelolaan

Sarana

Pendukung

Ramah

Lingkungan

Jadwal Piket

Inventaris Sekolah

Foto Sarana dan

Prasarana Sekolah

Page 230: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

212

Lampiran 10. Kondensasi Data Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru

Kondensasi Data Hasil Wawancara

Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan Program Adiwiyata

Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017

(Wawancara I)

A. Perencanaan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

1. Apakah visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 sudah memuat aspek perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

No Narasumber Jawaban Kondensasi Kesimpulan

a. LM Sudah, mbak. Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Kotagede

3 sudah memuat aspek perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

SD Negeri Kotagede 3 memiliki

Visi, Misi dan Tujuan yang

berkaitan dengan pengelolaan

lingkungan. b. NS Perlindungan dan pengelolaan hidup sudah

meskipun belum secara tersurat tapi secara tersirat

ada pengelolaan lingkungan hidup. Di Visi salah

satunya ada yang menunjukkan peduli terhadap

lingkungan. Itu di papan visi, misi di lobby depan

bisa dilihat mbak. Disitu ada salah satunya tentang

sekolah berwawasan lingkungan hidup. Kalau untuk

misinya untuk mewujudkan visi peduli lingkungan

contohnya rasater, ada taman juga, taman itu yang

mengelola siswa di bantu forum kelas. Memang

anak yang menanam tapi kan namanya anak-anak

pada perawatannya kurang maksimal, nah itu nanti

di bantu oleh forum.

Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Kotagede

3 sudah memuat aspek perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

2. Sejak kapan visi, misi, dan tujuan tersebut dicetuskan?

a. LM Sudah lama sekali mbak. Sebelum adiwiyata.

Saya pindah ke sini tahun 2011 terus melihat visi-

misi kok rasanya perlu diperbaharui. Waktu itu

pas PAIKEM itu mbak. PAIKEM kan

lingkungannya harus mendukung ya, nah dari situ

Visi, misi, dan tujuan sekolah berkaitan dengan

lingkungan sudah ada sejak 2011 sebagai dukungan

terhadap PAIKEM kemudian setelah adanya

Program Adiwiyata visi, misi, dan tujuan tentang

lingkungan semakin dikembangkan.

Visi, Misi, dan Tujuan SD

Negeri Kotagede 3 tentang

lingkungan sudah ada sejak

lama, bahkan sebelum

melaksanakan program

Page 231: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

213

mulai dikembangkan pendidikan lingkungannya

kemudian setelah itu baru ada tentang Sekolah

Adiwiyata itu mbak dan pendidikan

lingkungannya semakin digerakkan.

adiwiyata.

b. NS Karena saya baru disini ya, jadi sudah berarti

berawal kalau nggak salah tahun 2014 itu kan

sekolah kita juara sekolah sehat dan setelah itu

baru sekolah kita merintis jadi sekolah adiwiyata.

Visi, misi, dan tujuan sekolah berkaitan dengan

lingkungan hidup sudah ada sejak lama dan benar-

benar kelihatan ketika menjuarai lomba sekolah

sehat pada 2014 dan seterusnya.

3. Bagaimana proses penentuan visi, misi, dan tujuan sekolah?

a. LM 1) Ya itu tadi mbak karena ada PAIKEM

awalnya terus Visi, Misi dan Tujuannya

diperbaharui agar menciptakan lingkungan

yang sesuai dengan kebutuhan PAIKEM.

Siapa yang terlibat dalam penentuan visi, misi,

dan tujuan sekolah?

2) Ya semuanya mbak. Ada kepala sekolah,

guru, dan juga perwakilan komite. Guru

biasanya menyampaikan ide dalam rapat

dengan sosialisasi. Kemudian nanti akan

dibahas dan dikupas bersama dalam rapat

untuk mencari yang paling baik.

Penentuan visi, misi, dan tujuan sekolah dilakukan

melalui rapat antara kepala sekolah, guru, dan

perwakilan komite. Ide-ide yang terkumpul dibahas

dan dicari yang paling baik dan tepat dipergunakan

di sekolah.

Visi, misi, dan tujuan

sekolah yang berkaitan

dengan lingkungan

ditetapkan oleh sekolah

dan perwakilan komite

melalui rapat dengan

mempertimbangkan

pengarahan dari BLH.

b. NS Tentunya sekolah yang menetapkan lewat rapat.

Untuk sekolah adiwiyata ada pengarahan dari

BLH, karena sekolah ada kerjasama dengan BLH

Kota Yogyakarta.

Visi, misi, dan tujuan sekolah ditentukan oleh

sekolah dengan pengarahan dari BLH.

B. Perencanaan RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)

1. Bagaimana proses perencanaan kegiatan dan anggaran sekolah?

a. LM Dengan Rapat mbak. Kaya penentuan visi misi

tadi. Dikumpulkan ide-idenya nanti baru dikupas

RKAS disusun oleh sekolah melalui rapat dengan

mempertimbangkan ide-ide yang dikemukakan baik

RKAS disusun melalui

rapat oleh tim penyusun

Page 232: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

214

tuntas dan diputuskan bersama mana yang

sekiranya bisa digunakan. Kadang ada ide dari

wali murid lewat forum kelas disampaikan ke

Wali Kelas dan nanti disampaikan di rapat besar

mbak. Nah dari ide-ide kegiatan yang ada itu

dipilah disesuaikan dengan anggaran dana BOS

dan BOSDA yang ada.

oleh guru maupun wali murid melalui forum kelas

masing masing dan disesuaikan dengan anggaran

dana BOS dan BOSDA.

dengan pertimbangan ide

dari guru-guru ataupun

forum kelas.

b. NS Kondisional mbak. Kadang ada kegiatan yang

belum direncanakan tapi harus dilakukan yang

tidak masalah jika harus dilaksanakan karena

memang dibutuhkan. Kalau biasanya disusun

lewat rapat gitu kan ada Tim Penyusun RKAS,

sebelum diputuskan disosialisasikan dulu ke

guru-guru agar dapat kritik atau masukan. Tim itu

juga yang nantinya menyusun laporan RKAS.

RKAS disusun oleh Tim Penyusun dengan

mempertimbangkan kritik dan masukan dari guru-

guru. Kegiatan yang direncanakan bisa bertambah

apabila memang harus dilakukan.

2. Bagaimana pertimbangan dalam penyusunan RKAS di SD Negeri Kotagede 3?

a. LM 1) Kondisi lingkungan sekitar, Dana dan yang

pasti pastisipasi. Partisipasi dari orang tua

penting loh mbak. Kalau orang tuanya aja

tidak peduli ya susah mbak untuk

mengadakan kegiatan.

Dalam program adiwiyata terdapat beberapa

kajian atau pendekatan lingkungan yang

digunakan dalam kegiatannya. Pendekatan

manakah yang digunakan SD Negeri Kotagede

3?

2) Iya ada pendekatannya. Kalau disini sampah

yang paling utama karena melihat sampah

yang dihasilkan itu banyak sekali setiap

harinya jadi terpikir bagaimana untuk

menguranginya. Selain sampah, ada

Kondisi lingkungan, sumber dana, dan Partisipasi

orang tua menjadi pertimbangan dalam penyusunan

RKAS di SD Negeri Kotagede 3.

Kajian atau pendekatan lingkungan yang digunakan

SD Negeri Kotagede 3 fokus pada pengelolaan

sampah kemudian keanekaragaman hayati dan

Kondisi lingkungan dan

sumber dana menjadi

pertimbangan dalam

penyusunan RKAS di SD

Negeri Kotagede 3

Kajian atau pendekatan

lingkungan yang

digunakan SD Negeri

Kotagede 3 fokus pada

Page 233: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

215

keanekaragaman hayati dan juga energi. penghematan energi. pengelolaan sampah.

Namun demikian, kegiatan

yang lain seperti

keanekaragama hayati,

peduli lingkungan dan

penghematan energi juga

dilaksanakan.

b. NS Dana BOS dan BOSDA dan Lingkungan mbak.

Dalam program adiwiyata terdapat beberapa

kajian atau pendekatan lingkungan yang

digunakan dalam kegiatannya. Pendekatan

manakah yang digunakan SD Negeri Kotagede

3?

Hemat energi jelas, peduli lingkungannya yang

ditekankan. Lebih ke ini sampah. Pemilahan

sampah kemudian pengelolaan daur ulangnya

sampah. Kemudian ada cinta satwa juga. Itu ada

hewan-hewan di kandang depan itu, di lapangan

olahraga juga daa ya walaupun kenyataannya

akhirnya mati. Keanekaragaman tanaman juga

ada. Kalau di sekolah khusus tanaman hias.

Kalau di kebun sana ada apotek hidup, sayuran

dan tanaman keras.

Kondisi lingkungan dan sumber dana menjadi

pertimbangan dalam penyusunan RKAS di SD

Negeri Kotagede 3.

Kajian atau pendekatan lingkungan yang digunakan

SD Negeri Kotagede 3 fokus pada pemilahan dan

pengelolaan sampah tetapi juga mengedepankan

hemat energi, cinta satwa, dan keanekaragaman

hayati.

3. Apakah RKAS diperlukan? Mengapa begitu?

a. LM Tentu saja. Agar kegiatan yang dilakukan itu

teratur dengan baik dan dana yang ada dapat

dimanfaatkan dengan baik.

RKAS diperlukan untuk mengatur kegiatan dan

anggaran yang dimiliki SD Negeri Kotagede 3 agar

dapat dimanfaatkan dengan baik.

RKAS diperlukan untuk

mengatur kegiatan yang

akan dilakukan dengan

anggaran yang dimiliki

sehingga memiliki manfaat

yang maksimal.

b) NS Ya perlu dong, mbak. Biar kegiatan dan

anggarannya itu tertata dengan baik.

RKAS dibutuhkan untuk menata kegiatan dan

anggaran di SD Negeri Kotagede 3.

C. Perencanaan Kebijakan Sekolah

1. Bagaimanakah penyusunan kebijakan atau peraturan sekolah?

a. LM Sama seperti dengan RKAS melalui rapat. Kalau Kebijakan atau peraturan sekolah disusun melalui Kebijakan atau peraturan

Page 234: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

216

menyusun peraturan sekolah disesuai dengan

program dan kegiatan yang dilakukan di sekolah

misalnya untuk hemat energi ada peraturan

mematikan lampu pada siang hari.

rapat dan disesuaikan dengan program dan kegiatan

yang berlaku di sekolah.

sekolah disusun melalui

rapat seperti penyusunan

RKAS dengan

pertimbangan kebutuhan

SD Negeri Kotagede 3. b. NS Hampir sama dengan RKAS. Kebijakan dan

peraturan sekolah disesuaikan dengan kebutuhan

sekolah.

Proses penyusunan kebijakan dan peraturan hampir

sama dengan RKAS berdasarkan kebutuhan sekolah.

D. Pelaksanaan Visi, Misi, dan Tujuan

1. Bagaimana cara/ kegiatan yang dilakukan sekolah sehubungan dengan penginternalisasian visi, misi, dan tujuan sekolah?

a. LM Melalui pembiasaan sehari-hari. Memberikan

contoh bagaimana baiknya. Memberi teladan itu

yang penting apalagi dengan anak-anak SD yang

masih sangat perlu contoh secara nyata bukan

Cuma nasehat saja. Kalau biar anak-anak tahu

visi-misinya ada lagunya mbak selain itu juga ada

tulisan-tulisan tentang visi-misi itu di lobby.

Penginternalisasian visi, misi, dan tujuan sekolah

dilakukan dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari

menggunakan contoh dan teladan nyata dari guru

kepada siswa-siswa dan bukan hanya menggunakan

nasehat. Selain itu terdapat lagu dan pemasangan

papan tentang visi, misi, dan tujuan sekolah di depan

lobby.

Penginternalisasian visi,

misi, dan tujuan sekolah

dapat dilakukan dengan

berbagai cara seperti:

1) sosialisasi,

2) teladan,

3) lagu.

4) pemasangan papan visi,

misi, dan tujuan, dan

5) memasukkannya dalam

pembelajaran.

b. NS Sosialisasi ketika upacara kemudian ketika apel.

Kemudian sekolah juga membuat visi misinya itu

dibuat lagu yang dinyanyikan oleh anak kan

otomatis anak-anak hafal. Selain itu dengan

memasang plang-plang visi-misi di lobby.

Pelaksanaannya itu tidak terjadwal jadi include

dengan pembelajaran juga bisa.

Penginternalisasian visi, misi, dan tujuan sekolah

dilakukan melalui sosialisasi setiap upacara dan

apel, lagu, pemasangan papan visi, misi, dan tujuan

sekolah serta memasukkannya dalam pembelajaran.

E. Pelaksanaan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan dan anggaran sekolah yang disusun dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

a. LM Kegiatan yang disusun dalam RKAS tentu saja

dilaksanakan kalau yang kaitannya dengan

lingkungan itu ada perawatan taman sekolah,

perawatan kebun, Rasater atau Radius Satu

Meter, jadi kalau ada sampah yang jaraknya satu

RKAS dalam upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup di sekolah adiwiyata dilakukan

secara berkelanjutan dengan melibatkan seluruh

warga sekolah baik guru dan karyawan maupun

siswa-siswi SD Negeri Kotagede 3. Kegiatan yang

Perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup di SD N Kotagede

dilakukan dengan

menggunakan RKAS

Page 235: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

217

meter dari siswa diambil dan dimasukkan dalam

sampah sesuai dengan jenisnya dan masih banyak

lagi kegiatan lainnya mbak. Dalam

pelaksanaannya itu harusnya guru dan karyawan

juga memiliki peran selain memberi pengarahan

guru itu juga memberikan contoh kepada anak-

anak. Dan itu nggak bisa hanya dilakukan sekali

tapi harus berkelanjutan.

dilakukan seperti Rasater (Radius Satu Meter),

perawatan tanaman di taman dan kebun.

sebagai acuan atau

pedoman pelaksanaan.

Kegiatan yang dilakukan

antara lain:

1) rasater,

2) semutlis dengan

piket kelas, dan

3) jumat bersih dengan

perawatan tanaman

di taman dan

kebun.

b. NS RKAS itu kan bisa dijadikan sebagai pedoman

pelaksanaan. Kalau untuk pelaksanaannya yang

berdasarkan RKAS itu. Untuk yang kegiatan

berkelanjutan itu ada Rasater, yaitu Radius satu

meter di sekeliling siswa kalau ada sampah

diambil dan dimasukkan kedalam sampah, ada

Semutlis, Sepuluh menit untuk lingkungan

sekolah itu bisa piket membersihkan kelas seperti

menyapu dan membuang sampah. Ada juga itu

tiap Jumat bersih setelah senam biasanya siswa

dan guru bersama-sama membersihkan taman

dan kebun kelas. Taman kelas itu ada di

lingkungan sini kalau untuk kebunnya ada di

lapangan olahraga sana. Biasanya itu untuk

taman dan kebun kelas itu selalu sama setiap

tahun tempatnya jadi selama enam tahun kelas itu

akan bertanggungjawab dengan sepetak tanah itu.

RKAS digunakan sebagai acuan atau pedoman

pelaksanaan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut

melibatkan seluruh warga sekolah. Contoh kegiatan

yang dilakukan ada Rasater (Radius Satu Meter),

Semutlis (Sepuluh Menit Untuk Lingkungan

Sekolah), dan Jumat Bersih.

2. Bagaimanakah peran warga sekolah dalam pelaksanaan RKAS yang telah disusun?

a. LM Pastinya ya ikut berpartisipasi dalam kegiatan-

kegiatan yang sudah disusun tadi. Guru bertugas

untuk mengarahkan dan membimbing siswa.

Begitu juga orang tua harus memiliki partisipasi.

Seperti kemarin pas Hari Menanam Nasional itu

Warga sekolah memiliki peran yang sangat penting.

Guru memiliki tugas untuk mengarahkan dan

membimbing siswa dalam pelaksanaan kegiatan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Guru dan kepala sekolah tidak hanya memberikan

Pelaksanaan RKAS tidak

lepas dari peran aktif

warga sekolah dalam setiap

kegiatannya.

Page 236: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

218

kita mengadakan kegiatan penanaman pohon

yang melibakan orang tua. Kalau contoh

partisipasi warga sekolah itu seperti Bank

Sampah itu kan dikelola bersama nanti anak-anak

ikut mengumpulkan sampah-sampah yang kira-

kira bisa di daur ulang seperti kertas-kertas tak

terpakai itu. Lalu ada juga kegiatan ecobrick,

siswa mengumpulkan sampah-sampah yang

dimiliki di rumah dimasukkan ke dalam botol

nanti setelah penuh dibawa ke sekolah dan

diserahkan ke wali kelas. Saya dan guru-guru lain

juga begitu mbak. Biar anak-anak itu melihat

contohnya.

nasehat atau perintah kepada siswa tetapi juga

dengan memberikan contoh tindakan secara nyata

seperti pengumpulan sampah-sampah bekas yang

dapat digunakan dalam bank sampah dan juga dalam

ecobrick.

b. NS Ya semua warga sekolah harus berpartisipasi

mbak. Adiwiyata kan bukan sekedar lomba mbak

tapi kan pendidikan karakternya yang penting.

Semua warga sekolah memiliki peran aktif dalam

pelaksanaan RKAS sebagai salah satu bentuk

pendidikan karakter peduli lingkungan.

F. Pelaksanaan Kebijakan Sekolah

1. Bagaimana pelaksanaan kebijakan atau peraturan yang diterapkan di SD Negeri Kotagede 3?

a. LM Memberi tahukan adanya kebijakan peraturan itu

tidak hanya kepada anak tapi juga orang tua

ketika awal masuk itu sehingga orang tua juga

bisa mengingatkan anak. Pas terima rapor juga

diingatkan lagi. Di penjuru sekolah juga di

pasang tata-tertib untuk mengingatkan siswa.

Sekolah memberikan penyuluhan baik pada siswa

maupun orang tua dan juga memasang papan tata-

tertib sekolah.

Pelaksanaan kebijakan atau

peraturan di SD N

Kotagede 3 dilakukan

dengan cara:

a) mengadakan

penyuluhan kebijakan

dan peraturan kepada

siswa dan orang tua/

wali,

b) pemasangan papan tata

tertib,

c) memberi contoh

menaati tata tertib.

b. NS Disosialisasikan kepada siswa dan juga orang tua.

Di kelas kelas di pasang papan tata-tertib. Di

beberapa sudut sekolah termasuk lobby juga ada.

Jadi siswa bisa membaca dan ingat tata tertib.

Guru juga berperan untuk memberikan contoh

dan mengingatkan siswa.

Kebijakan dan peraturan disosialisasikan tidak hanya

kepada siswa tetapi juga orang tua. Agar siswa

mengingat tata tertib sekolah memasang papan-

papan tata tertib dan juga guru memberi contoh serta

mengingatkan siswa.

Page 237: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

219

G. Evaluasi Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

1. Bagaimanakah cara bapk/ ibu mengetahui visi, misi, dan tujuan sekolah sudah terinternalisasikan dengan baik atau kurang dalam diri seluruh warga

sekolah?

a. LM Diamati, mbak. Sejauh ini siswa tahu sudah tapi

belum konsisten pelaksanaannya. Masih harus

selalu diingatkan apalagi untuk anak-anak SD.

Untuk mengetahui apakah sudah terinternalisasi

tentunya dengan mengadakan evaluasi bisa

secara lisan maupun dilihat tindakannya.

Pengamatan terhadap sikap warga sekolah

merupakan salah satu cara mengetahui tingkat

internalisai visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3. Warga sekolah sudah tahu akan visi,

misi, dan tujuan sekolah, akan tetapi masih perlu

ditingkatkan lagi internalisasinya.

Evaluasi Internalisasi visi,

misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 dilakukan

dengan pengamatan sikap

warga sekolah dan

internasinalisasi masih

harus ditingkatkan lagi

baik dari segi pengetahuan,

sikap, maupun tindakan.

b. NS Diamati, mbak. Untuk siswa harus masih selalu

diingatkan. Namanya juga siswa kan masih

sering lupa.

Guru melakukan pengamatan dan mengingatkan

siswa untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan

visi, misi, dan tujuan sekolah.

H. Evaluasi RKAS

1. Bagaimanakah evaluasi dari RKAS yang telah disusun?

a. LM Harus 100% terlaksana semua sesuai dengan

rencana dan LPJ. Nanti kalau ada uang sisa yang

dikembalikan. Kalau kegiatan insidental banyak

yang berhasil hanya saja perawatan kebun dan

taman itu kurang maksimal karena kadang jadwal

piket taman dan kebun itu tidak terlaksana.

Sejauh ini RKAS yang telah direncanakan oleh SD

Negeri Kotagede 3 berjalan baik dan harus

diusahakan untuk terlaksana seluruhnya sesuai

dengan perencanaan. Kegiatan insidental berhasil

dilaksanakan meskipun belum maksimal.

Evaluasi RKAS

menunjukkan bahwa

pelaksanaan RKAS yang

disusun SD Negeri

Kotagede 3 berjalan cukup

baik dan masih perlu

dimaksimalkan sesuai

dengan skala prioritas

sekolah.

b. NS 75% sudah terlaksana dengan baik tapi yang

sudah direncanakan harus dilaksanakan

semuanya. Kalau ada yang mendadak dan harus

dilaksanakan ya harus dipikirkan prioritasnya.

Kegiatan dan anggaran SD Negeri Kotagede 3

berjalan sesuai dengan RKAS dengan berbagai

pertimbangan prioritas untuk kegiatan insidental.

I. Evaluasi Kebijakan Sekolah

1. Bagaimanakah evaluasi sikap dan perilaku warga sekolah dalam menyikapi kebijakan sekolah?

a. LM Ya sudah baik. Sudah lumayan tertib. Warga SD Negeri Kotagede 3 sudah

melaksanakan kegiatan sesuai dengan kebijakan

dan peraturan yang berlaku.

Evaluasi kebijakan sekolah

menunjukkan bahwa warga

SD Negeri Kotagede 3 sudah

cukup menaati kebijakan dan b. NS Ya sudah cukup berhasil. Meskipun ya masih ada Warga SD Negeri Kotagede 3 sudah cukup

Page 238: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

220

aja anak yang masih harus diingatkan untuk

mematuhi tata-tertib.

menaati tata-tertib SD Negeri Kotagede 3. peraturan SD Negeri

Kotagede 3. Namun,

sosialisasi masih tetap

dilakukan. Salah satunya

melalui pemasangan papan

tata tertib di sudut-sudut

sekolah.

J. Faktor Pendukung

1. Bagaimanakah bentuk hal-hal dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kebijakan sekolah berwawasan lingkungan?

a. LM Banyak. Kalau untuk perencanaan dan

pelaksanaan saya kira hampir sama mbak kaya

dana, tenaga, lahan, dan kegiatannya. Kalau

tenaganya serempak dan bisa kontinu waktu

kegiatan yang ada, ya kegiatannya bisa optimal.

Optimal dengan memanfaatkan masa yang ada.

Kalau evaluasi pendukungnya ya kesediaan dan

keterbukaan dari pihak-pihak yang di evaluasi itu

yang memudahkan evaluasi kegiatannya apalagi

kalau evaluasi lisan itu kan keaktifan dan

partisipasi anak membantu sekali.

Bentuk dukungan perencanaan dan pelaksanaan

kebijakan sekolah berwawasan lingkungan adalah

ketersediaan dana, tenaga, lahan dan jenis

kegiatan. Sedangkan untuk evaluasi keaktifan,

partisipasi, dan keterbukaan subyek evaluasi

menjadi bentuk dukungan pelaksanaan evaluasi

kebijakan sekolah berwawasan lingkungan.

Faktor pendukung

pelaksanaan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi

kebijakan sekolah

berwawasan lingkungan

meliputi:

a) ketersediaan dana,

b) partisipasi warga sekolah

dan komite,

c) lingkungan yang

mendukung, dan

d) kegiatan yang selaras. b. NS Untuk yang mendukung seperti Dana BOS dan

BOSDA, Power dari kepala sekolah, guru dan

siswa yang terlibat aktif, lingkungan yang

menjamin, dan juga komite sekolah.

Faktor pendukung kebijakan sekolah berwawasan

lingkungan melputi dana, power kepala sekolah,

partisipasi guru dan siswa, keadaan lingkungan,

dan juga pihak komite sekolah.

K. Faktor Penghambat

1. Bagaimanakah kendala yang ditemui baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, maupun dari evaluasi kebijakan sekolah berwawasan lingkungan?

a. LM Kendalanya itu kalau guru hanya sekedar “ndawuhi” saja,

padahal memberikan contoh itu kan lebih baik daripada

cuman menyuruh anak untuk melakukan. Selain itu juga

kadang dari pihak luar sekolah itu menjadi kendala

tersendiri seperti contohnya pembakaran sampah. Kita

Kendala perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

kebijakan sekolah berwawasan lingkungan

seperti masih ada guru yang hanya memberikan

anak perintah dan tidak memberikan contoh

yang benar. Selain itu pihak luar sekolah yang

Kebijakan sekolah

berwawasan

lingkungan SD Negeri

Kotagede 3 memiliki

kendala sebagai

Page 239: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

221

sudah menghimbau untuk tidak membakar sampah tapi ya

kadang masih ada, masih harus diingatkan lagi. Kalau

sekarang sih sudah nggak ada yang bakar sampah disekitar

sini. Terus untuk program sekolah sehat itu kan kita punya

aturan tidak boleh ada pedagang yang jualan di luar

sekolah, kalau setelah dikasih tahu ya bersih nanti setelah

beberapa minggu balik lagi, namanya juga orang jualan

mbak.

kadang kurang mendukung pelaksanaan aturan

dan kegiatan yang telah dibuat oleh SD Negeri

Kotagede 3.

berikut:

5) kurangnya

kepedulian dari

beberapa pihak-

pihak terkait,

6) tidak

sebandingnya

beban tugas

dengan jam kerja

guru,

7) kurang

mendalamnya

analisis laporan

evaluasi, dan

8) kurangnya

personil.

b. NS Kalau untuk perencanaan dan pelaksanaan ya paling beban

tugas guru yang tidak sebanding dengan jam kerjanya

mbak. Kebanyakan bebannya, jadi yang kurang maksimal.

Terus adanya orang tua yang kurang peduli, maksudnya di

sekolah anak sudah diberi tahu ini itu untuk menjaga

lingkungan, buang sampah sesuai dengan tempatnya dan

jenisnya tapi ketika dirumah balik lagi orang tua tidak

mengingatkan atau saat kegiatan yang melibatkan orang

tua tapi orang tuanya kurang peduli dan kurang aktif.

Kalau evaluasinya itu masih terkendala dengan

penyusunan laporan mbak. Laporan sih sudah tapi

mungkin analisisnya kurang mendalam. Sebabnya ya tadi

itu jam kerja dan beban tugasnya tidak sebanding. Ya bisa

dikatakan kurang personil.

Perencanaan dan pelaksanaan kebijakan sekolah

berwawasan lingkungan terkendala dengan

perbandingan beban tugas guru dan jam kerja

yang tidak sebanding serta kurang pedulinya

orang tua dengan aturan dan kegiatan yang

dicanangkan oleh SD Negeri Kotagede 3.

Sementara untuk evaluasi terkendala dengan

analisis dalam laporan yang kurang mendalam

sebagai akibat dari beban tugas yang terlalu

banyak dan kurangnya personil.

Kondensasi Data Hasil Wawancara

Kurikulum Sekolah Berbasis Lingkungan Program Adiwiyata

Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017

(Wawancara II)

A. Perencanaan Pembelajaran

1. Apakah bapak/ ibu guru menyusun indikator, silabus, dan RPP lingkungan hidup? Bagaimanakah cara?

a. LM Kurikulum yang digunakan di sini KTSP dan

K13. KTSP untuk kelas 2,3,5 dan 6. K13 kelas 1

Silabus sudah ada acuan dari pusat. Indikator dan

kegiatan pembelajaran dalam RPP terintegrasi

Silabus sudah terdapat

acuannya yang berasal dari

Page 240: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

222

dan 4. Untuk silabus sudah ada acuan dari pusat.

Indikator dan RPP yang terintegrasi dengan

pendidikan lingkungan hidup disusun oleh

masing-masing guru kelas. Biasanya juga melalui

KKG (Kelompok Kerja Guru) guru dapat

mengembangkan kegiatan-kegiatan

pembelajaran.

dengan pendidikan lingkungan hidup dapat

dikembangkan dan disusun sendiri oleh guru.

pusat. Guru dapat

mengembangkan indikator

dan kegiatan-kegiatan

dalam RPP terintegrasi

dengan pendidikan

lingkungan hidup sesuai

dengan mata pelajaran dan

materi yang sedang di

pelajari. b. RN Silabus sudah ada acuannya. Indikator dan RPP

bisa dikembangkan. Untuk yang terintegrasi

dengan pendidikan lingkungan, sebelum memilih

mana yang bisa diintegrasikan harus punya

GBIM tentang Pendidikan Lingkungan Hidup.

Dari situ dapat dicupliki yang sesuai, tergantung

mata pelajaran dan materi yang diajarkan. Kalau

di K13 malah lebih gampang kan sudah ada

tema-temanya biasanya di dalamnya sudah ada

tentang PLH-nya.

Silabus sudah ada acuannya. Indikator dan kegiatan

dan RPP dapat dikembangkan oleh guru dengan

penyesuaian materi pendidikan lingkungan hidup

dengan mata pelajaran dan materi yang diajarkan.

2. Bagaimanakah contoh kegiatan pembelajaran terintegrasi dengan lingkungan hidup yang pernah direncanakan oleh bapak/ ibu guru?

a. LM Banyak. Berkebun, memilah sampah, daur ulang,

pemanfaatan lingkungan sekitar, bahkan

mengamati pencemaran yang terjadi di

lingkungan sekitar itu sudah termasuk kegiatan

pembelajaran lingkungan hidup. Biasanya itu

masuk dalam pelajaran IPA, Olahraga atau SBK,

pelajaran lain juga bisa tergantung pada

materinya.

Contoh kegiatan pembelajaran terintegrasi dengan

lingkungan hidup yang pernah direncanakan SD

Negeri Kotagede 3 diantaranya adalah berkebun,

memilah sampah, daur ulang, pengamatan

lingkungan sekitar yang diintegrasikan dalam

berbagai mata pelajaran seperti IPA, Olahraga, dan

SBK tergantung pada materi yang dipelajari.

Banyak kegiatan

pembelajaran terkait

dengan lingkungan hidup

yang pernah direncanakan

oleh guru-guru di SD

Negeri Kotagede 3.

Kegiatan tersebut harus

diperhatikan kesesuaian

dengan materi yang

dipelajari contohnya

kegiatan daur ulang

sampah yang dimasukkan

dala mata pelajaran SBK,

b. RN Banyak, contohnya Pengelolaan sampah, rasater,

terus kegiatan kegiatan memperingati hari-hari

terkait lingkungan . Itu semua bisa dimasukkan

dalam pembelajaran di dalam kelas tapi ya cari

yang sesuai dengan materi yang dipelajari.

Banyak kegiatan pembelajaran terkait dengan

lingkungan hidup yang pernah direncanakan oleh

guru-guru di SD Negeri Kotagede 3. Kegiatan

tersebut disesuaiakan dengan materi yang dipelajari.

Page 241: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

223

atau pengamatan terhadap

pencemaran lingkungan

melalui mata pelajaran

IPA.

3. Dengan adanya perubahan peralihan kurikulum dari KTSP ke K13, bagaimanakah perbedaan pelaksanaan pembelajaran lingkungan hidup diantara

keduanya?

a) LM Saya kira tidak masalah. Walaupun kurikulumnya

berganti program adiwiyata akan tetap bisa

dilakukan. Tidak ada perbedaan mencolok

kecuali mungkin dalam K13 ada tema-tema yang

memang sudah terintegrasi dengan PLH jadi guru

malah lebih mudah melakukan pembelajaran

terintegrasi dengan lingkungan hidup.

Peralihan kurikulum dari KTSP 2006 ke Kurikulum

2013 tidak menjadi masalah bagi program adiwiyata.

Program adiwiyata tetap dapat berjalan.

Perbedaannya mungkin hanya terletak pada kegiatan

pembelajarannya. Dalam Kurikulum 2013 tema-

tema yang digunakan mayoritas sudah terintegrasi

dengan PLH.

Peralihan kurikulum dari

KTSP 2006 ke Kurikulum

2013 tidak membawa

perbedaan pelaksanaan

pembelajaran yang besar.

Pelaksanaan pendidikan

lingkungan hidup tetap

terintegrasi dengan

pelaksanaan pembelajaran.

Perbedaan keduanya

teletak pada orientasi yang

digunakan, K13

menggunakan orientasi

pada tema sedangkan

KTSP menggunakan

orientasi pada mata

pelajaran.

b) RN Tidak ada perbedaan. Sama-sama include dalam

mata pelajaran. Hanya saja K13 berdasarkan

tema kalau KTSP murni mapel yang sesuai.

Peralihan kurikulum dari KTSP 2006 ke Kurikulum

2013 tidak membawa dampak perbedaan dalam

pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran keduanya terintegrasi dalam proses

pembelajaran hanya saja K13 berorientasi pada

tema, sedangkan KTSP berorientasi pada mapel.

B. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Bagaimana sistem pembelajaran (pendekatan dan metode) yang digunakan bapak/ ibu guru dalam pembelajaran?

a. LM Disesuaikan dengan materi dan juga kebutuhan

saat itu.

Pendekatan dan metode yang digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan

materi yang dipelajari dan kebutuhan pembelajaran.

Pendekatan dan metode

yang digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran

bervariasi sesuai dengan

materi dan kebutuhan

pembelajaran.

b. RN Bervariasi mbak biar nggak bosen dan

disesuaikan dengan materi pembelajaran,

keadaan kelas, dan kebutuhan siswa. Contohnya

Pendekatan dan metode yang digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran bervariasi tergantung

pada materi dan kebutuhan pembelajaran.

Page 242: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

224

pas SBK itu lebih ke kegiatan yang membuat

sesuatu dengan memanfaatkan misalnya kertas

koran, plastik, botol jadi sebuah hiasan.

2. Apakah bapak/ ibu pernah melakukan pembelajaran di luar kelas, langsung dari alam, atau laboratorium?

a. LM Kalau di luar kelas pernah. Kalau laboratorium

belum kelihatannya. Ada ecobrick, hidroponik,

ada juga menjernihkan air atau sekedar

mengamati lingkungan sekitar juga pernah.

Pembelajaran di luar kelas pernah di lakukan oleh

guru misalnya ecobrick, praktek penjernihan air, dan

pengamatan lingkungan sekitar.

Guru pernah melakukan

pembelajaran di luar kelas

dengan pertimbangan

materi yang dipelajari.

b. RN Ada mbak. Misalnya pas materi pencemaran

siswa diajak untuk mengamati pencemaran yang

terjadi di lingkungan sekitar terus diajak untuk

memilah sampah-sampah yang ada di sekitar

sekolah.

Pembelajaran di luar kelas pernah di lakukan oleh

guru misalnya pengamatan pencemaran lingkungan

sekitar dan pemilahan sampah.

3. Apakah isu lingkungan yang ada saat ini pernah coba bapak/ ibu kembangkan menjadi sebuah materi pembelajaran di dalam kelas?

a. LM Bisa saja. Misalnya guru mengadakan

pembelajaran tentang pupuk organik karena

melihat banyak sampah organik yang ada di

sekolah kemudian dicoba untuk dijadikan bahan

pembelajaran salah satunya dengan

menjadikannya pupuk organik melalui

komposter.

Isu lingkungan yang pernah dikembangkan

dikembangkan dalam materi pembelajaran terkait

dengan pengelolaan sampah organik menjadi pupuk

organik melalui komposter.

Isu lingkungan yang

pernah dikembangkan

dalam pembelajaran terkait

dengan pengelolaan

sampah

b. RN Ada mbak. Itu tadi yang sampah kan bisa

dijadikan sumber untuk dikembangkan dalam

pembelajaran.

Isu lingkungan yang pernah dikembangkan dalam

pembelajaran terkait dengan pengelolaan sampah.

4. Bagaimanakah media sosialisasi produk hasil pembelajaran siswa di SD Negeri Kotagede 3?

a) LM Media sosialisasi di SD sini ada web, mading

juga. Kalau produk-produk biasanya diambil ang

paling bagus terus dipajang, di etalase depan itu.

Atau misalnya taplak meja hasil membatik bisa

digunakan untuk taplak meja setiap kelas.

Media sosialisasi produk hasil belajar siswa SD

Negeri Kotagede 3 bervariasi, mulai dari web,

mading, hingga dipajang untuk dijadkan hiasan atau

sekedar dipamerkn kepada siswa lain dan

pengunjung SD Negeri Kotagede 3.

Media sosialisasi produk

hasil belajar siswa SD

Negeri Kotagede 3

bervariasi, mulai dari web,

mading, hingga dipajang

Page 243: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

225

Pokoknya disesuaikan saja. untuk dijadkan hiasan atau

sekedar dipamerkn kepada

siswa lain dan pengunjung

SD Negeri Kotagede 3.

b) RN Oh, hasil belajarnya apa dulu... kalau kliping-

kliping gitu bisa ditaruh di perpustakaan atau di

ruang kepala sekolah sebagai arsip. Kalau poster,

puisi atau gambar bisa di pajang di mading.

Kalau barang-barang kerajinan bisa dimanfaatkan

sebagai hiasan atau sekedar dipamerkan di etalase

depan ruang guru, itu.

Media sosialisasi produk hasil belajar siswa SD

Negeri Kotagede 3 bervariasi, untuk koleksi

perpustakaan, mading, hingga dipajang untuk

dijadkan hiasan atau sekedar dipamerkn kepada

siswa lain dan pengunjung SD Negeri Kotagede 3.

C. Evaluasi Pembelajaran

1. Apakah evaluasi pembelajaran diperlukan? Mengapa?

a. LM Perlu sekali untuk mengetahui keberhasilan

pembelajaran tapi itu tergantung pada apa yang

dibutuhkan pada waktu itu. Misalnya untuk

evaluasi setiap bab menggunakan ulangan harian.

Evaluasi pembelajaran diperlukan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan atau pencapaian

pembelajaran siswa. Evaluasi dilakukan oleh guru

tergantung pada kebutuhan saat itu.

Evaluasi pembelajaran

diperlukan untuk

mengetahui sejauh mana

keberhasilan pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran

dilakukan oleh guru

tergantung pada kebutuhan

saat itu.

b. RN Sangat diperlukan untuk mengetahui hasil belajar

siswa. Biasanya include dengan mapel bisa

tertulis bisa lisan. Tergantung apa yang

dibutuhkan.

Evaluasi pembelajaran diperlukan untuk mengetahui

hasil belajar siswa. Evaluasi dilakukan oleh guru

tergantung pada kebutuhan saat itu.

2. Bagaimana sistem penilaian dalam pembelajaran lingkungan hidup?

a. LM Pembelajaran lingkungan hidup kan terintegrasi

dengan mata pelajaran lain dan ada KKMnya

masing-masing. KKM itu ditentukan bersama.

Kalau cara penilaiannya atau instrumennya itu

tergantung gurunya dan keperluannya.

Penilaian dalam pembelajaran lingkungan

terintegrasi dengan mata pelajaran dilakukan dengan

teknik dan instrumennya berdasarkan kebutuhan

penilaian menurut guru. KKM dalam penilaiannya

ditentukan bersama.

Penilaian dalam

pembelajaran lingkungan

terintegrasi dengan mata

pelajaran dilakukan dengan

teknik dan instrumennya

baik lisan maupun tertulis

berdasarkan kebutuhan

penilaian menurut guru.

KKM dalam penilaiannya

ditentukan bersama.

b. RN 1) Penilaiannya kadang lisan kadang tertulis.

Untuk KKM seperti apa bu?

2) KKM tergantung pada mapelnya mbak dan

itu ditentukan secara bersama-sama lewat

rapat.

Penilaian dilakukan baik secara lisan maupun

tertulis. KKM ditentukan bersama.

Page 244: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

226

3. Mengapa pelaksanaan pembelajaran perlu melibatkan lingkungan sekitar siswa?

a. LM Sangat penting melibatkan lingkungan siswa

dalam pembelajaran yang dilakukan. Dengan

begitu siswa jadi tahu keadaan lingkungan

sekitarnya dan bagaimana cara mengelola dan

mengatasi masalah-masalah lingkungan yang ada

di sekitarnya.

Pelaksanaan pembelajaran yang

melibatkan lingkungan sekitar siswa

sangat penting untuk mengembangkan

rasa peduli siswa terhadap

lingkungannya serta mengetahui

bagaimana cara mengelola dan

mengatasi masalah lingkungannya.

Pelaksanaan pembelajaran yang

melibatkan lingkungan sekitar siswa

sangat penting karena dengan

pembelajaran melibatkan lingkungan

sekitar siswa dapat mengembangkan

rasa peduli siswa terhadap

lingungannya dan melatih siswa untuk

mengelola dan mengatasi masalah-

masalah lingkungan yang terjadi di

sekitarnya. Selain itu, siswa lebih

mudah memahami materi yang terkait

dengan lingkungan yang dekat dengan

kehidupan siswa sehari-hari.

b. RN Setiap yang kita lakukan dalam pembelajaran

tidak lepas dari anak. Jadi lingkungan sekitar

siswa juga terlibat dalam proses pembelajaran

agar siswa lebih mudah memahami materi yang

diajarkan karena dekat dengan kehidupannya.

Pelaksanaan pembelajaran tidak lepas

dari diri siswa dan lingkungan

sekitarnya agar siswa lebih mudah

memahami materi yang diajarkan

karena lebih dekat dengan

kehidupannya.

4. Apakah bapak/ ibu guru melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran? Bagaimana caranya?

a. LM Ya. Evaluasi pembelajaran dilakukan guru sesuai

dengan kebutuhannya bisa dalam bentuk lisan

ataupun tertulis, pre-test ataupun post-test.

Evaluasi pembelajaran dilakukan sesuai

dengan kebutuhan pembelajaran dengan

cara lisan ataupun tulisan baik pre-test

maupun post-test.

Evaluasi pembelajaran dilakukan oleh

masing-masing guru sesuai dengan

kebutuhan pembelajarannya melalui

pre-test ataupun post-test baik secara

lisan maupun tertulis dan melalui

produk. b. RN Setiap guru melakukan evaluasi sesuai

kebutuhannya. Misalnya pembelajaran SBK

dilihat dari hasta karyanya atau misalnya

ecobrick dilakukan dengan melihat produk siswa

di hari sampah.

Evaluasi pembelajaran dilakukan sesuai

dengan kebutuhan masing-masing guru,

salah satunya melalui produk hasil

pembelajaran.

5. Bagaimana tingkat keberhasilan pembelajaran terintegrasi lingkungan hidup menurut bapak/ ibu?

a. LM Menurut saya pembelajaran terintegrasi

lingkungan hidup disini kalau dilihat secara

langsung nyata sudah menunjukkan keberhasilan

yang tinggi, tapi ya namanya anak-anak masih

harus sering diingatkan. Jangankan anak-anak,

yang dewasa saja kadang masih harus terus

Pembelajaran terintegrasi lingkungan

hidup sudah menunjukkan keberhasilan

namun penanaman karakter pada warga

sekolah masih harus terus ditingkatkan.

Pembelajaran terintegrasi lingkungan

hidup sudah menunjukkan keberhasilan

namun penanaman karakter pada warga

sekolah masih harus terus berlanjut dan

ditingkatkan.

Page 245: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

227

diingatkan.

b. RN Menurut saya sudah lumayan berhasil dalam

pembelajaran. tapi ya namanya penanaman

karakter itu kan lama ya mbak dan nggak bisa

Cuma sekali jadi harus terus berlanjut dan

ditingkat dari hari ke hari.

Pembelajaran terintegrasi lingkungan

hidup sudah menunjukkan keberhasilan

namun penanaman karakter pada warga

sekolah masih harus terus berlanjut dan

ditingkatkan.

D. Faktor Pendukung

1. Bagaimanakah bentuk hal-hal yang mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berbasis lingkungan?

a. LM Hal-hal yang mendukung pembelajaran berbasis

lingkungan hidup antara lain kemampuan guru,

keaktifan siswa, lingkungan yang mendukung.

Faktor pendukung pembelajaran

berbasis lingkungan dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasinya adalah kemampuan guru,

lingkungan yang mendukung, dan

keaktifan siswa.

Faktor pendukung dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

berbasis lingkungan antara lain:

a) kemampuan guru,

b) kondisi lingkungan,

c) keaktifan siswa, dan

d) dukungan pihak terkait (orang tua

dan komite). b. RN Lingkungan, kemampuan guru, dukungan orang

tua, komite dan semangat anak.

Faktor pendukung pembelajaran

berbasis lingkungan dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasinya adalah lingkungan,

kemampuan guru, dukungan orang tua

dan komite serta semangat anak.

E. Faktor Penghambat

1. Apakah kendala yang bapak/ ibu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berbasis lingkungan?

a. LM Kendalanya dari siswanya itu lebih pada

konsentrasi atau fokus anak dan motivasinya

yang kurang. Kalau untuk guru terkendala dalam

menyiapkan medianya cukup atau enggak.

Kendala perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran berbasis

lingkungan adalah konsentrasi (fokus)

siswa, motivasi siswa yang kurang, dan

kemampuan guru untuk menyediakan

media.

Kendala perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran berbasis

lingkungan adalah:

a) kemampuan guru kurang,

b) konsentrasi dan motivasi siswa

kurang,

c) kepedulian warga sekolah

kurang, dan b. RN Untuk kendala biasanya dalam penyusunan RPP

terintegrasi lingkungan kadang tidak nyambung

Kendala perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran berbasis

Page 246: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

228

antara PLH dengan mapelnya. Terus kurang

pedulinya siswa dan beberapa guru dan karyawan

terhadap pendidikan lingkungan hidup, kadang

juga ada orang tua yang kurang peduli terhadap

kegiatan sekolah terkait lingkungan hidup.

lingkungan adalah kemampuan guru

dalam penyusunan RPP terintegrasi

lingkungan, kepedulian warga sekolah

kurang, dan kurangnya dukungan orang

tua.

d) dukungan orang tua kurang.

Kondensasi Data Hasil Wawancara

Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif Program Adiwiyata

Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017

(Wawancara III)

A. Perencanaan Kegiatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Bagaimana strategi dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah?

a. LM Dengan jadwal piket setiap kelas, ada piket kelas,

piket taman, dan piket kebun. Selain jadwal piket

siswa, petugas kebersihan sekolah dan guru juga

memiliki tanggungjawab dalam pemeliharaan

gedung dan lingkungan sekolah. ada juga kerja

bakti bersama seluruh warga sekolah biasanya

setiap jumat setelah senam.

Pemeliharaan gedung dan lingkungan

sekolah dilakukan baik oleh siswa,

guru, maupun karyawan. Siswa

memiliki jadwal piket yang terdiri atas

piket kelas, piket taman, dan piket

kebun. Kerja bakti membersihkan

lingkungan sekolah juga dilakukan

secara bersama-sama seluruh warga

sekolah setiap hari jumat setelah senam.

Pemeliharaan gedung dan lingkungan

sekolah dilakukan oleh seluruh warga

sekolah dengan cara:

a) jadwal piket,

b) kegiatan semutlis (sepuluh menit

untuk lingkungan sekolah),

c) kerja bakti jumat pagi, dan

d) bank sampah

b. AT Ada jadwal piket. Ada semutlis atau sepuluh

menit untuk lingkungan sekolah, anak-anak

menyisihkan sepuluh menit setiap harinya untuk

lingkungan sekolah. Jumat setelah senam juga

dilakukan kerja bakti yang diikuti semua siswa,

biasanya yang kecil di taman, yang gedhe-gedhe

di kebun yang di lapangan olahraga itu. Ada juga

bank sampah.

Pemeliharaan gedung dan lingkungan

sekolah dilakukan dengan jadwal piket,

kegiatan semutlis (sepuluh menit untuk

lingkungan sekolah), kerja bakti jumat

pagi, dan bank sampah.

2. Bagaimana pemanfaatan lahan dan fasilitas sekolah oleh warga sekolah?

a. LM Perkelas memiliki lahannya sendiri-sendiri. kalau Setiap kelas memiliki lahan taman dan Terdapat pemabagian lahan taman dan

Page 247: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

229

untuk taman ada di lingkungan sini dan kebunnya

ada di lapangan olahraga sana. Untuk kebun itu

akan tetap sama tempatnya meskipun kelasnya

naik. Jadi misal kelas 1 dapat bagian utara ya

sampai kelas 6 nanti tetap disitu. Kalau kelas 6

udah lulus, nah lahan bekan kelas 6 itu untuk

kelas 1 yang baru masuk. Di lapangan olahraga

itu juga ada lukisan dinding yang buat juga siswa

dari kelas 4, 5, dan 6.

kebun masing-masing. Taman berada di

kawasan gedung utama SD Negeri

Kotagede 3, sedangkan untuk kebun

berada di wilayah lapangan olahraga.

Kebun tersebut akan menjadi milik

kelas yang sama dari kelas 1 hingga

kelas 6. Ketika kelas 6 lulus, maka

kebun tersebut akan menjadi milik kelas

1 yang baru. Dinding lapangan olahraga

yang sekaligus kebun SD Negeri

Kotagede 3 dihaisi dengan lukisan

dinding yang dibuat oleh siswa dari

kelas 4, 5, dan 6.

kebun untuk setiap kelas. Taman berada

di kawasan gedung utama SD Negeri

Kotagede 3, sedangkan untuk kebun

berada di wilayah lapangan olahraga.

Kebun tersebut akan menjadi milik

kelas yang sama dari kelas 1 hingga

kelas 6. Ketika kelas 6 lulus, maka

kebun tersebut akan menjadi milik kelas

1 yang baru. Dinding lapangan olahraga

yang sekaligus kebun SD Negeri

Kotagede 3 dihaisi dengan lukisan

dinding yang dibuat oleh siswa dari

kelas 4, 5, dan 6.

b. AT Ada pembagiannya. Di kotak-kotak yang akan

dibagi ke setiap kelas dan area itu pemiliknya

tetap. Tidak akan berubah kecuali sudah lulus.

Teradapat pembagaian lahan taman dan

kebun untuk setiap kelas dengan

pemilik yang sama setiap tahunnya

hingga kelas tersebut lulus.

3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler yang direncanakan sesuai dengan pendidikan lingkungan hidup?

a. LM Kalau ekstakurikuler banyak. Ada pramuka,

drumband, qira’ah, athletik. Tapi mungkin yang

terkait dengan pendidikan lingkungan hidup itu

pramuka. Tidak semua kegiatan di sekolah kan

bisa diintegrasikan dengan pendidikan

lingkungan hidup. Mungkin sekedar

mengingatkan untuk peduli pada lingkungan

sekitarnya bisa, misalnya setelah selesai

dihimbau untuk mengembalikan alat-alat

ketempat semula dan tidak meninggalkan

sampah.

Kegiatan ekstrakurikuler yang memuat

pendidikan lingkungan hidup di SD

Negeri Kotagede 3 adalah

ekstrakurikuler pramuka.

Ekstrakurikuler lain hanya sekedar

memberikan penguatan atau motivasi

untuk mengembangkan karakter peduli

lingkungan.

Ekstrakurikuler pramuka merupakan

kegiatan ekstrakurikuler SD Negeri

Kotagede 3 yang memuat pendidikan

lingkungan hidup di dalam

pelaksanaannya. Ekstrakurikuler lain

hanya sekedar memberikan penguatan

atau motivasi untuk mengembangkan

karakter peduli lingkungan.

b. AT Ekstakurikuler banyak, mbak. Tapi yang terkait

pelestarian lingkungan misalnya pramuka. Dalam

Ekstrakurikuler SD Negeri Kotagede 3

yang terkait pelestarian lingkungan

Page 248: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

230

pramuka itu siswa kan dikenalkan bagaimana

lingkungan sekitarnya.

hidup adalah pramuka.

4. Apakah sekolah menyediakan kegiatan pengembangan kreativitas dan inovasi bagi warga sekolah?

a. LM 1) Ada ecobrick, rasater. Ecobrick berawal dari

sebelum kantin sehat jadi di kantin itu masih

menggunakan plastik belum box makanan

seperti sekarang. Setiap harinya sampah

plastik itu banyak sekali nah dari situ tercetus

bagaimana jika sampah itu digunakan untuk

ecobrick. Kalau sekarang karena sudah kantin

sehat, anak-anak kalau di rumah ada sampah

plastik, di potong kecil-kecil dan dimasukkan

ke dalam botol sampai penuh. Nanti kalau

sudah penuh di setorkan ke sekolah lewat

wali kelasnya. Sekarang sudah berjalan

seperti itu mbak. Tapi belum jadi apa-apa

karena masih menunggu penuh. Nggak cuma

siswa sebenarnya, guru juga melakukan itu.

Selain ecobrick, ada kegiatan lain tidak bu?

2) Membuat kerajinan dari barang-barang bekas

juga pernah. Pigura dari koran bekas, bunga

dari plastik dan botol bekas. Itu yang

dipajang di depan kantor guru itu semuanya

adalah hasil kreativitas dari anak-anak.

Kegiatan-kegiatan seperti ini penting mbak,

bisa jadi sarana pengembangan imajinasi dan

kreativitasnya siswa. Kadang ada anak yang

kreatif sekali dalam memanfaatkan barang

bekas jadi barang-barang yang bagus tapi ya

ada yang biasa saja.

Kegiatan pengembangan kreativitas dan

inovasi bagi warga sekolah contohnya

adalah ecobrick (pengumpulan sampah

plastik dalam botol untuk dibentuk

menjadi sebuah karya), hasta karya

menggunakan bahan-bahan dari barang

tidak terpakai atau daur ulang. Kegiatan

pengembangan kreativitas dan inovasi

diperlukan untuk mengasah

perkembangan kreativitas dari siswa.

Kegiatan pengembangan kreativitas dan

inovasi bagi warga sekolah contohnya

adalah:

a) ecobrick (pengumpulan sampah

plastik dalam botol untuk dibentuk

menjadi sebuah karya),

b) hasta karya menggunakan bahan-

bahan dari barang tidak terpakai

atau daur ulang, dan

c) Pemanfaatan bahan-bahan alami

dalam pembelajaran.

Kegiatan pengembangan kreativitas dan

inovasi diperlukan untuk mengasah

perkembangan kreativitas dari siswa

dan dapat dilakukan baik di dalam

maupun luar kelas, seperti

ekstrakurikuler pramuka.

Page 249: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

231

b. AT Pemanfaatan sampah bekas menjadi kerajinan-

kerajinan yang di pajang di depan kantor guru itu.

Semua itu di buat oleh siswa dari bahan-bahan

yang tidak terpakai misalnya koran bekas jadi

pigura, pewarna alami untuk membatik, plastik

jadi tas atau bunga pernah juga daun nangka

dibuat jadi mahkota untuk keperluan lomba apa

ya dulu itu, nari kalau tidak salah. Ada ecobrick

juga. Jadi di ecobrick siswa mengumpulkan

sampah plastik kering di potong kecil-kecil

dimasukkan ke botol bekas sampai kalau diremas

tidak berbunyi, tidak ada ruang kosong lagi, nanti

kalau udah penuh dibawa ke sekolah untuk

dibentuk menjadi kerajinan tertentu. Kegiatan

kegiatan itu bisa dilakukan di luar kelas maupun

di dalam kelas tapi biasanya di dalam kelas

kalaupun luar kelas paling ya waktu pramuka.

Kegiatan pengembangan kreativitas dan

inovasi bagi warga sekolah contohnya

adalah pemanfaatan sampah bekas

menjadi kerajinan-kerajinan tangan

(hasta karya), pemanfaatan bahan-bahan

alami dalam pembelajaran, ecobrick

(pengumpulan sampah plastik dalam

botol untuk dibentuk menjadi sebuah

karya). Kegiatan pengembangan

kreativitas dan inovasi dapat dilakukan

di dalam maupun di luar kelas,

misalnya dalam ekstrakurikuler

pramuka.

B. Perencanaan Kemitraan Sekolah

1. Apakah kemitraan atau kerja sama sekolah diperlukan? Mengapa?

a. LM Sangat perlu, ya untuk mensupport

mendukung berbagai penyelenggaraan

kegiatan di sekolah.

Kemitraan atau kerjasama dengan pihak lain

diperlukan oleh SD Negeri Kotagede 3

untuk mendukung dan membantu

penyelenggaraan berbagai kegiatan di SD

Negeri Kotagede 3.

Kemitraan atau kerjasama dengan pihak

lain diperlukan oleh SD Negeri

Kotagede 3 untuk mendukung dan

membantu penyelenggaraan berbagai

kegiatan di SD Negeri Kotagede 3

b. AT Pelu, biar bisa membantu kegiatan-kegiatan

yang ada disini.

Kemitraan atau kerjasama dengan pihak lain

diperlukan SD Negeri Kotagede 3 agar dapat

membantu terselenggaranya berbagai macam

kegiatan di sekolah.

2. Siapakah yang menjadi mitra kerja sekolah dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

a. LM Untuk kemitraan ada dari masyarakat

sekitar, RW sekitar sekolah, BLH, LSM di

Masyarakat, BLH, LSM Lingkungan,

organisasi pengepul sampah, orang tua/ wali

Mitra kerja SD Negeri Kotagede 3

dalam upaya perlindungan dan

Page 250: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

232

bidang lingkungan juga ada, Komite

sekolah, Orang tua siswa juga, Bank Sampah

itu juga kerja sama dengan pengepul,

Kadang ada dari produk susu atau makanan-

makanan. Ada juga dari mahasiswa

universitas dan masih banyak lagi. SD kita

juga pernah dapat bantuan dari RCTI untuk

pembangunan sarana dan prasarananya.

murid, dan berbagai pihak lain seperti

stasiun televisi, perguruan tinggi dan merek

produk tertentu merupakan mitra kerja SD

Negeri Kotagede 3.

pengelolaan lingkungan hidup meliputi;

a. BLH,

b. LSM lingkungan.

c. organisasi pengepul sampah,

d. orang tua/ wali,

e. komite sekolah, dan

f. perguruan tinggi tertentu.

b. AT Untuk yang adiwiyata.. BLH, Komite

sekolah, Orang tua, Masyarakat, LSM

Lestari apa itu... pokoknya bergerak di

bidang lingkungan hidup. Bank sampah juga

dengan pengepul.

Mitra kerja SD Negeri Kotagede 3 berkaitan

dengan program adiwiyata meliputi BLH,

masyarakat, LSM lingkungan, komite

sekolah, orang tua/ wali murid, dan

organisasi pengepul sampah.

3. Bagaimana cara sekolah mendapatkan mitra kerja dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

a. LM Untuk mendapat mitra kerja itu banyak

caranya. Ada yang datang menawarkan ke

sekolah. Kalau memang dibutuhkan ya

diterima. Terus bisa juga dengan minta

informasi, inisiatif untuk mencari mitra kerja

dalam pelaksanaan kegiatan tertentu.

Misalnya untuk perbaikan jalan depan

sekolah ini saya coba untuk

mendiskusikannya dengan ketua ketua RW

sekitar sini biar bersama-sama memperbaiki

jalan itu.

Mitra kerja SD Negeri Kotagede 3

didapatkan melalui penawaran dari pihak

luar yang kemudian di seleksi oleh pihak SD

Negeri Kotagede 3. Selain itu, SD Negeri

Kotagede 3 juga berinisiatif untuk mencari

mitra kerja yang dapat membantu

pelaksanaan kegiatan di SD Negeri

Kotagede 3.

Mitra kerja SD Negeri Kotagede 3

didapatkan melalui seleksi penawaran

yang masuk ke SD negeri Kotagede 3

dan permintaan kerja sama oleh sekolah

kepada pihak yang dibutuhkan.

b. AT Ada yang menawarkan kadang juga kita

yang cari. Situasional sih mbak.

Mitra kerja SD Negeri Kotagede 3

didapatkan secara situasional baik melalui

penawaran yang datang kepada SD Negeri

Kotagede 3 maupun penawaran dari sekolah

ke pihak yang dibutuhkan.

C. Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Page 251: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

233

1. Bagaimanakah partisipasi dari warga sekolah dalam pelaksanaan seluruh kegiatan yang direncanakan?

a. LM Sudah sadar, aktif juga dalam kegiatan

lingkungan yang dilakukan. Pedulinya sudah

kelihatan tapi ya masih tetep harus saling

mengingatkan kan adiwiyata itu harus

berjalan secara terus-menerus berkelanjutan.

Bagaimana dengan warga yang kurang

berpartisipasi, bu?

Ya itu tadi mbak harus saling mengingatkan

baik guru, siswa, maupun karyawan. Untuk

sistem denda yang sering digunakan itu

sebenarnya kurang aktif ya untuk

mengembangkan sikap mau, peduli, dan

berbudaya lingkungan.

Partisipasi dari warga sekolah sudah cukup

baik.Warga sekolah sudah berpartisipasi

secara sadar dan aktif dalam berbagai

kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Untuk meningkatkan

partisipasi dan membentuk sikap peduli dan

berbudaya lingkungan, warga sekolah harus

saling mengingatkan satu sama lain dan

dilakukan secara terus-menerus.

Warga sekolah ikut berpartisipasi secara

sadar dan aktif dalam berbagai kegiatan

terkait pemeliharaan dan pengelolaan

lingkungan hidup di SD Negeri

Kotagede 3. Meski demikian baik guru,

karyawan maupun siswa harus saling

mengingatkan satu sama lain agar

pembentukan karakter peduli dan

berbudaya lingkungan berlangsung

secara berkelanjutan.

b. AT Semua berpartisipasi baik guru, siswa,

maupun karyawan. Sejauh ini partisipasi dari

warga sekolah sudah baik, ikut berperan

aktif dalam berbagai kegiatan.

Partisipasi warga SD Negeri Kotagede 3

sudah baik. Warga sekolah ikut berperan

aktif dalam berbagai kegiatan.

D. Pelaksanaan Kemitraan Sekolah

1. Bagaimanakah bentuk kemitraan/ kerja sama sekolah dengan pihak lain?

a. LM Bentuk kemitraan atau kerja sama yang

didapatkan itu bisa berupa kegiatan seperti

pelatihan, kerja bakti bersama. Bisa juga

dalam bentuk barang, misalnya dari BLH itu

ada bantuan tempat sampah.

Bentuk kemitraan SD Negeri Kotagede 3

dengan berbagai pihak dapat berupa kegiatan

maupun barang.

Bentuk kemitraan SD Negeri Kotagede

3 dapat berupa kegiatan maupun dalam

bentuk pengadaan barang.

b. AT Pengarahan, pembinaan untuk peningkatan

kemampuan sekolah dalam adiwiyata.

Misalnya pembinaan pengelolaan sampah

atau kantin sehat dengan begitu kan sekolah

Bentuk kemitraan SD Negeri Kotagede 3

dapat berupa kegiatan pengarahan dan

pembinaan sekolah.

Page 252: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

234

jadi lebih tau. Ada guru khusus untuk

pelatihan recycle dan reuse limbah atau

sampah unorganik. Ada juga workshop

seperti workshop cinta satwa yang diikuti

oleh perwakilan siswa.

E. Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Menurut bapak/ ibu, apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan?

a. LM Sudah ya mbak. Kan memang kegiatan-

kegiatan tersebut direncanakan dengan

pendekatan lingkungan, jadi ya harus sesuai

dengan upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh SD

Negeri Kotagede 3 sudah sesuai dengan

upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena dikembangkan

menggunakan pendekatan lingkungan hidup.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

SD Negeri Kotagede 3 sudah sesuai

dengan upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan karena

perencanaan kegiatan dilakukan dengan

menggunakan pendekatan lingkungan

hidup. b. AT Ya tentu sesuai karena perencanaan kegiatan

itu disesuai dengan upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

Perencanaan kegiatan yang akan dilakukan

disesuaikan dengan upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

2. Bagaimana kriteria sebuah kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan dikatakan berhasil?

a. LM Ketika kepedulian dari warga sekolah tidak

hanya tampak secara tindakan saja tetapi

sudah menjadi rasa dalam diri warga

sekolah. Jadi ketika warga sekolah sudah

sadar dan peduli pada lingkungan di

sekitarnya bukan karena tuntutan peraturan

tapi dari hatinya.

Kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan SD Negeri Kotagede 3 dikatakan

berhasil ketika kepedulian dan kesadaran

lingkungan dari warga sekolah sudah

menjadi rasa dalam diri masing-masing

individu sehingga warga sekolah menjadi

berbudaya lingkungan.

Kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan SD Negeri Kotagede 3

dikatakan berhasil ketika karakter

peduli lingkungan dari warga sekolah

sudah menjadi budaya dan

berkelanjutan.

b. AT Ketika karakter siswa, guru, maupun

karyawan sudah peduli pada lingkungan dan

tidak hanya pada satu waktu tapi masih terus

berproses dari waktu ke waktu,

berkelanjutan.

Kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan SD Negeri Kotagede 3 dikatakan

berhasil ketika warga sekolah memiliki

karakter peduli lingkungan yang

berkelanjutan dari waktu ke waktu.

F. Kemitraan Sekolah

1. Bagaimanakah keuntungan yang diperoleh sekolah melalui kemitraan tersebut?

Page 253: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

235

a. LM Kemitraan itu meringankan beban dari

sekolah. kan ibaratanya ada yang ngewangi

apalagi mengingat beban tugas guru kelas

yang sudah banyak dan masih harus

mengurus adiwiyata juga.

Kemitraan mampu meringankan beban kerja

sekolah dalam pelaksanaan kegiatan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup program adiwiyata.

Kemitraan memiliki dampak postiif

bagi SD Negeri Kotagede 3,

diantaranya adalah:

a. meringkankan beban kerja sekolah

termasuk guru yang memiliki beban

tugas yang tinggi,

b. peningkatan kualitas pendidikan,

dan

c. peningkatan sarana dan prasarana

pendidikan.

b. AT Tentunya membawa dampak positif. Adanya

peningkatan kualitas sekolah baik secara

akademik maupun sarana prasarana

pendukung kegiatan pendidikan. Dengan

adanya pelatihan-pelatihan kan membuat

sekolah jadi lebih tahu bagaimana yang

sebaiknya.

Kemitraan mampu meningkatkan kualitas

pendidikan di SD Negeri Kotagede 3

termasuk dalam hal sarana dan prasarana

pendukung kegiatan pendidikan.

G. Faktor Pendukung

1. Faktor seperti apakah yang mendorong perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan lingkungan berbasis partisipatif?

a. LM Untuk dukungan kegiatan lingkungan

berbasis partisipatif itu ya kewajiban dari

pemerintah untuk mengadakan kegiatan

yang melibatkan siswa. Siswa kan fokus

dalam sebuah pendidikan, ya siswanya harus

terlibat.

Kewajiban dari pemerintah untuk

menyelenggarakan kegiatan dengan

melibatkan siswa secara aktif sebagai subyek

pendidikan merupakan faktor pendorong

kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.

Kewajiban dari pemerintah dan

kebutuhan untuk menyelenggarakan

kegiatan dengan melibatkan siswa

secara aktif sebagai subyek pendidikan

merupakan faktor pendorong kegiatan

lingkungan berbasis partisipatif.

b. AT Kebutuhan sekolah tentunya mendorong

adanya kegiatan lingkungan berbasis

partisipatif. Karena memang butuh ya harus

dilaksanakan.

Kebutuhan merupakan faktor pendorong

kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di

SD Negeri Kotagede 3.

H. Faktor Penghambat

1. Kendala apakah yang ditemui dalam kegiatan sekolah berbasis partisipasi warga sekolah?

a. LM Kendala yang paling sering ditemui itu ya

kesadaran dari warga sekolah untuk

berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan

itu. Masih harus selalu dioprak-oprak,

Kesadaran warga sekolah merupakan

kendala yang paling sering ditemui dalam

kegiatan sekolah berbasis partisipasi warga

sekolah.

Faktor penghambat dalam kegiatan

sekolah berbasis partisipasi adalah

kurangnya kesadaran dan kepedulian

beberapa warga sekolah, terutama siswa

Page 254: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

236

diingatkan terus. terhadap berbagai kegiatan yang

diselenggarakan oleh SD Negeri

Kotagede 3. b. AT Kendalanya itu anak-anak yang kadang

masih kurang peduli, kurang aktif dalam

setiap kegiatan. Mereka masih perlu

pembinaan dan bimbingan.

Kendala kegiatan sekolah berbasis

partisipasi berasal dari anak-anak yang

masih kurang peduli dan kurang aktif dalam

berbagai kegiatan sehingga masih

memerlukan pembinaan dan bimbingan.

Kondensasi Data Hasil Wawancara

Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan Program Adiwiyata

Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017

(Wawancara IV)

A. Perencanaan Ketersediaan Sarana dan Prasarana

1. Bagaimanakah cara sekolah melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan?

a. LM Dianggarkan dalam RAPBS yang sumber

dana utamanya BOS dan BOSDA. Ada

usulan kebutuhan dari setiap kelas. Dari

usulan tersebut dibuat skala kepentingan.

Dipilih kira-kira mana yang lebih

dibutuhkan. Kadang juga ada bantuan sarana

dari BLH kaya tempat sampah karena

menang lomba. Kalau alat-alat yang

dibutuhkan dalam pembelajaran di kelas saat

itu biasanya guru yang menyiapkan kalau

alat yang di sekolah kurang.

SD Negeri Kotagede 3 menggunakan

RAPBS dengan sumber dana utama

BOS dan BOSDA dalam

merencanakan kegiatan melengkapi

sarana dan prasarana dan juga

tambahan bantuan ataupun hadiah dari

pihak luar sekolah. Kekurangan sarana

dan prasarana dalam kegaitan

pembelajaran dapat dilengkapi oleh

masing-masing guru kelas tergantung

kebutuhan saat itu.

Sarana dan Prasarana di SD Negeri Kotagede

3 dapat dilengkapi menggunakan RAPBS

dengan sumber dana utama BOS dan BOSDA,

bantuan dari pihak luar sekolah, dan inisiatif

guru untuk melengkapi kekurangan sarana dan

prasarana kegiatan pembelajaran saat itu.

b. WJ Ada APBS. Disitu sudah direncanakan

anggaran untuk melengkapi sarana dan

prasarana. Ada juga bantuan dari luar

misalnya bak sampah, komposter, media

pembelajaran juga ada tapi beberapa,

biasanya sih guru yang menyiapkan kalo

media pembelajarannya kurang.

SD Negeri Kotagede 3 membuat

anggaran kelengkapan sarana dan

prasarana dalam RAPBS. Selain itu

terdapat bantuan dari pihak luar dan

juga inisiatif guru untuk

mempersiapkan sarana prasarana yang

dibutuhkan dalam kegiatan

Page 255: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

237

pembelajaran.

B. Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

1. Bagaimana langkah yang direncanakan sekolah dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendukung pembelajaran

lingkungan?

a. LM Untuk upaya pemeliharaan dan peningkatan

kualitas sarana dan prasarana itu bisa dengan

mengadakan piket, piket kelas, piket kebun,

piket taman. Piket kelas itu nggak cuma

nyapu ngebersihin kelasnya tapi juga

menjaga agar alat-alat, barang yang ada di

kelas itu tetap dalam keadaan baik. Nyuci

lap/ kain pel juga tugas anak-anak. Sapu dan

kemoceng diletakkan kembali di tempatnya

dengan benar agar tidak cepat rusak. Anak-

anak harus dikenalkan bukan hanya menjaga

kebersihan tapi juga menjaga alat-alat

kebersihannya. Tempat sampah juga dicuci.

Upaya pemeliharaan dan peningkatan

kualitas sarana dan prasarana

pendukung pembelajaran lingkungan

dapat dilakukan dengan

memberlakukan jadwal piket, yang

terbagi atas piket kelas, piket taman,

dan piket kebun. Dalam jadwal piket

tersebut siswa tidak hanya diajarkan

untuk menjaga kebersihan lingkungan

tetapi juga cara menjaga dan merawat

alat-alat kebersihan yang

digunakannya, seperti sapu,

kemoceng, kain pel, dan tempat

sampah.

Upaya pemeliharaan dan peningkatan kualitas

sarana dan prasarana pendukung pembelajaran

lingkungan dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

4) memberlakukan jadwal piket siswa untuk

menjaga kebersihan lingkungan dan juga

menjaga dan merawat alat-alat kebersihan

yang digunakannya, seperti sapu,

kemoceng, kain pel, dan tempat sampah;

5) peraturan untuk menjaga fasilitas,

misalnya peraturan untuk tidak boleh

mencoret-coret dinding sekolah; dan

6) memberikan contoh tindakan

pemeliharaan sarana dan prasarana

sekolah secara langsung kepada siswa. b. WJ Ya dengan mengajak anak-anak untuk

menjaga sarana dan prasarananya. Dengan

peraturan misalnya dilarang mencorat-coret

tembok dan fasilitas lain. Anak-anak itu

harus dipandu dengan contoh, tidak bisa

hanya dengan kata-kata.

Upaya pemeliharaan dan peningkatan

kualitas sarana dan prasarana

pendukung pembelajaran lingkungan

dapat dilakukan dengan

memberlakukan peraturan seperti

dilarang mencoret-coret tembok dan

fasilitas lain. Selain peraturan, anak-

anak harus diberikan contoh.

2. Bagaimana langkah yang direncanakan sekolah dalam upaya pemanfaatan fasilitas sekolah secara bijaksana?

a. LM Dengan sosialisasi waktu upacara, apel pagi

atau juga dapat di dalam kelas terintegrasi

dengan pembelajaran. Menggunakan poster-

poster juga bisa. Misalnya, itu di lobi ada

Upaya pemanfaatan fasilitas sekolah

secara bijaksana dilakukan dengan

sosialiasikan kepada warga sekolah

ketika upacara, apel, atau dalam

Upaya pemanfaatan fasilitas sekolah secara

bijaksana dilakukan dengan sosialiasikan

kepada warga sekolah ketika upacara, apel,

atau dalam pembelajaran. Selain sosialisasi,

Page 256: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

238

poster untuk menghemat listrik, di kelas-

kelas juga ada himbauan untuk mematikan

lampu ketika tidak dipakai di wastafel dan

kamar mandi ada himbauan untuk

menggunakan air secukupnya.

pembelajaran. Selain sosialisasi,

pemasangan poster-poster untuk

menghemat energi ditempelkan di

beberapa titik di sekolah seperti lobby,

kelas, dekat wastafel, dan kamar

mandi untuk mengingatkan warga

sekolah untuk menggunakan sumber

energi secara bijak.

pemasangan poster hemat energi yang dibuat

oleh siswa dalam lomba membuat poster SD

Negeri Kotagede 3. Poster yang terbaik

ditempelkan di beberapa titik di sekolah

seperti lobby, kelas, dekat wastafel, dan kamar

mandi untuk mengingatkan warga sekolah

untuk menggunakan sumber energi secara

bijak.

b. WJ Dengan sosialisasi, pemasangan poster

hemat energi. Poster itu yang buat siswa

juga. Melalui lomba membuat poster nanti

dipilih yang terbaik untuk ditempelkan di

penjuru sekolah.

Upaya pemanfaatan fasilitas sekolah

secara bijaksana dilakukan dengan

sosialiasi menggunakan poster hemat

energi yang dibuat oleh siswa dalam

lomba membuat poster.

C. Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

1. Bagaimana kebijakan sekolah dalam peningkatan kualitas layanan kantin sekolah yang sehat dan ramah lingkungan?

a. LM Sekarang sekolah sudah menerapkan kantin

sehat bebas sampah plastik. Jadi makanan

yang dijual di kantin itu makanan sehat dan

tempatnya sudah tidak menggunakan plastik

lagi tapi sudah menggunakan box makanan

kecil-kecil, pring, mangkuk, dan gelas. Nanti

setelah selesai makanan, tempatnya

dikembalikan ke tempat yang sudah

disedikana dan nanti akan di cuci oleh

penjualnya. Untuk penjualnya ada wali

murid siswa dan ada penjaga sekolah juga.

Untuk penjaja makanan di luar sekolah

bagaimana, bu?

Sudah diminta untuk tidak berjualan di

depan sekolah, setelah diberi tahu ya bersih

Kantin SD Negeri Kotagede 3

menerapkan prinsip kantin sehat bebas

sampah plastik. Makanan yang di jual

merupakan makanan sehat. Tempat

yang digunakan adalah tempat makan

kecil, piring, mangkuk, dan gelas

sehingga tidak ada sampah plastik.

Tempat makan yang sudah digunakan

dikembalikan ketempat yang

disediakan untuk dicuci oleh

penjualnya. Penjaja makanan di luar

sekolah juga sudah diminta untuk

tidak berjualan di sekitar sekolah,

tetapi tidak efektif karena para penjual

tetap kembali setelah beberapa hari.

Siswa yang telah diberi pengetahuan

Kantin SD Negeri Kotagede 3 menerapkan

prinsip kantin sehat bebas sampah plastik.

Makanan yang di jual merupakan makanan

sehat. Tempat yang digunakan adalah tempat

makan kecil, piring, mangkuk, dan gelas

sehingga tidak ada sampah plastik. Tempat

makan yang sudah digunakan dikembalikan

ketempat yang disediakan untuk dicuci oleh

penjualnya. Penjaja makanan di luar sekolah

juga sudah diminta untuk tidak berjualan di

sekitar sekolah.

Page 257: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

239

nanti setelah beberapa hari balik lagi, ya

namanya orang cari rejeki jadi ya gitu mbak.

Kalau sudah begitu ya sekolah lebih

memberikan pengetahuan kepada siswa

tentang makanan sehat saja biar siswa bisa

memilih mana makanan sehat dan mana

yang tidak. Begitu saja masih saja ada anak-

anak yang jajan di luar apalagi pas pulang

sekolah.

tentang makanan sehat dan makanan

tidak sehat pun masih sering jajan di

luar sekolah ketika pulang.

b. WJ Sudah satu semester ini kantin disini

menerapkan kantin bebas sampah plastik.

Jadi, semua makanan tidak ada yang

dibungkus plastik. Makanannya ditempatkan

dalam tempat kecil-kecil, kalau minumannya

gelas. Nanti kalau udah selesai dikembalikan

dan dicuci oleh penjualnya.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3

menerapkan kantin bebas sampah

plastik sehingga semua makanan dan

minuman dilayani menggunakan

tempat makanan dan gelas yang

kemudian dikembalikan setelah

dipakai dan akan dicuci oleh penjual.

2. Apakah pertimbangan utama dalam penyusunan kebijakan mengenai kantin sekolah?

a. LM Pertimbangan utamanya pengurangan

sampah plastik. Dulu itu sampah plastik

yang dari kantin itu sangat banyak setiap

harinya.

Pertimbangan utama dalam

penyusunan kebijakan mengenai

kantin sekolah adalah pengurangan

sampah plastik.

Pertimbangan utama dalam penyusunan

kebijakan kantin SD Negeri Kotagede 3 pada

tahun ajaran 2016/ 2017 adalah upaya

pengurangan penggunaan plastik untuk

mewujudkan kantin bebas sampah plastik. b. WJ Pertimbangannya ya kesehatan makanannya

dan kebersihan. Untuk satu semester ini kita

menggalangkan kantin bebas sampah plastik

jadi ya pertimbangannya itu pengurangan

penggunaan plastik.

Pertimbangan dalam penyusunan

kebijakan mengenai kantin sekolah

adalah kesehatan, kebersihan dan

untuk sejak awal tahun pelajaran

2016/ 2017 pertimbangan utama

kantin sekolah adalah upaya

pengurangan penggunaan plastik.

D. Pelaksanaan Ketersediaan Sarana dan Prasarana

1. Apakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan di sekolah?

a. LM Yang pasti ada tempat sampah. Tempat Alat-alat yang digunakan untuk Alat-alat yang digunakan untuk mengatasi

Page 258: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

240

sampah sudah di sediakan di setiap kelas, di

sudut-sudut sekolah juga ada tempat sampah

yang sudah di pisahkan berdasarkan

jenisnya. Ada juga komposter, mesin

pencacah daun.

mengatasi berbagai masalah di

lingkungan sekolah seperti tempat

sampah yang dipisahkan berdasarkan

jenis sampahnya, komposter, dan

mesin pencacah daun.

berbagai masalah di lingkungan sekolah

seperti tempat sampah yang dipisahkan

berdasarkan jenis sampahnya, komposter,

mesin penggiling sampah, dan mesin

pencacah daun.

b. WJ Sarana dan prasarana yang tersedia sudah

cukup baik seperti ada komposter, tempat

sampah, mesin penggiling sampah, dan

mesin pencacah daun.

Alat-alat yang digunakan untuk

mengatasi berbagai masalah di

lingkungan sekolah sudah cukup baik

dengan adanya barang-barang seperti

komposter, tempat sampah, mesin

penggiling sampah, dan mesin

pencacah daun.

2. Apakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pendukung kegiatan pembelajaran lingkungan hidup di sekolah?

a. LM Tergantung pada materi yang dipelajari.

Kalau ada di sekolah ya pakai alat dan bahan

yang ada di sekolah. kalau tidak ada guru

dan siswa mempersiapkan alat-alatnya

bersama-sama, bisa bawa dari rumah, yang

penting tidak memberatkan siswa.

Sarana dan prasarana pendukung

kegiatan pembelajaran lingkungan

hidup di sekolah disesuaikan dengan

materi yang dipelajari. Jika alat atau

bahan yang dibutuhkan tidak ada di

sekolah, maka guru dan siswa

mempersiapkan secara bersama-sama

dari rumah dan tidak memberatkan

siswa.

Sarana dan prasarana pendukung kegiatan

pembelajaran lingkungan hidup di sekolah

disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi

yang dipelajari. Lingkungan sekolah

merupakan sarana pembelajaran yang dapat

diintegrasikan dalam pembelajaran. Guru dan

siswa dapat melengkapi sarana pembelajaran

dari rumah dengan catatan tidak memberatkan

siswa.

b. WJ Tergantung materi dan juga pelajaran yang

dipelajari. Kalau di pelajaran olahraga

pembelajaran lingkungan hidup itu bisa

menggunakan lingkungan sekitar sebagai

sarana pembelajaran, misalnya pemilahan

sampah-sampah yang ada di sekitar lapangan

olahraga diintegrasikan dalam pelajaran

olahraga menggunakan permainan estafet

pemilihan sampah berdasarkan jenisnya.

Sarana dan prasarana pendukung

kegiatan pembelajaran di sesuaikan

dengan materi dan pelajaran yang

diajarkan. Lingkungan sekitar dapat

menjadi sarana pembelajaran.

Page 259: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

241

E. Pelaksanaan Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

1. Bagaimana keterlibatan siswa dalam upaya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah?

a. LM Kalau dalam upaya pemeliharaan sarana dan

prasarananya siswa itu sebatas piket saja,

merawat alat-alat kebersihan, mencuci lap

pel, mencuci tempat sampah.

Siswa terlibat dalam upaya

pemeliharaan sarana dan prasarana

sekolah sebatas pada menjaga alat-alat

kebersihan saat piket.

Siswa terlibat dalam upaya pemeliharaan

sarana dan prasarana sekolah sebatas pada

menjaga alat-alat kebersihan saat piket dengan

melihat contoh yang diberikan oleh warga

sekolah yang lainnya. b. WJ Siswa tentu terlibat dalam upaya

pemeliharaan sarana dan prasarana tapi

namanya anak SD harus dilakukan dengan

diberi contoh, dari bu kepala, dari guru-guru,

dari karyawan juga.

Siswa terlibat dalam upaya

pemeliharaan sarana prasarana dengan

melihat contoh yang diberikan oleh

warga sekolah yang lain.

F. Pelaksanaan Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

1. Siapakah yang mengelola kantin?

a. LM Kantin dikelola oleh pihak luar, ada wali

murid yang jualan. Tapi ya sekolah tetap

memantau.

Kantin sekolah dikelola oleh pihak

dari luar sekolah termasuk wali murid

dengan pengawasan dari sekolah.

Kantin bebas sampah di SD Negeri Kotagede

3 dikelola oleh sekolah dan pihak luar sebagai

penjual makanan. Sekolah bertindak untuk

mengawasi jalannya kantin bebas sampah

sesuai dengan kebijakan yang telah disusun. b. WJ Kantin ya dikelola oleh sekolah, walaupun

yang jualan dari luar. Sekolah cuma

mengawasi istilahnya.

Kantin sekolah dikelola sekolah

dengan penjual yang berasal dari luar

sekolah dan sekolah bertindak sebagai

pengawas.

2. Bagaimana pelaksanaan kantin sehat dan ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3?

a. LM Sudah bagus. Makanan dan minuman yang

dijual sudah makanan sehat. Sudah ramah

lingkungan juga kan sudah bebas sampah

plastik.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3

sudah merupakan kantin sehat dan

ramah lingkungan karena makanan

dan minuman yang dijual sudah

makanan dan minuman yang sehat dan

bergizi, serta sudah bebas sampah

plastik.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan

kantin sehat karena makanan dan minuman

yang dijual sudah makanan dan minuman

yang sehat dan bergizi, serta sudah ramah

lingkungan karena merupakan kantin bebas

sampah plastik.

b. WJ Sudah baik. Sehat dan ramah lingkungan. Kantin di SD Negeri Kotagede 3

sudah baik, sehat dan ramah

Page 260: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

242

lingkungan.

G. Evaluasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana

1. Apakah sarana dan prasarana yang sudah tersedia di sekolah sudah dapat mengatasi masalah dan mendukung pembelajaran lingkungan di sekolah?

a. LM Relatif. Ya sudah cukup mengatasi masalah

lingkungan tapi masih harus terus

ditingkatkan lagi.

Sarana dan prasarana di SD Negeri

Kotagede 3 sudah cukup memadai

dan masih harus ditingkatkan lagi.

Sarana dan prasarana yang tersedia di SD

Negeri Kotagede 3 sudah cukup memadai

untuk mengatasi masalah dan mendukung

pembelajaran lingkungan di sekolah. b. WJ Saya kira sudah cukup memadai. Sarana dan prasarana di SD Negeri

Kotagede 3 sudah cukup memadai.

H. Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

1. Menurut bapak/ibu, bagaimana sikap warga sekolah dalam menanggapi penggunaan fasilitas sekolah secara bijak?

a. LM Untuk saat ini sudah mulai kelihatan baik dari

bapak ibu guru, siswa mauapun karyawannya.

Kesadaran untuk menggunakan fasilitas secara

bijak sudah mulai muncul dari dalam diri

masing-masing, mungkin beberapa masih

perlu bimbingan lagi.

Kesadaran warga sekolah untuk

menggunakan fasilitas sekolah

secara bijak sudah mulai terlihat,

meskipun beberapa orang masih

memerlukan bimbingan lebih lanjut.

Warga SD Negeri Kotagede 3 sudah mulai

sadar untuk memanfaatkan fasilitas sekolah

secara bijak, terutama dalam penghematan

energi listrik dan air, meskipun beberapa

orang masih memerlukan bimbingan lebih

lanjut.

b. WJ Sudah mulai terbentuk sikap peduli terhadap

lingkungannya serta kesadaran untuk

menghemat energi listrik, air.

Sikap peduli lingkungan warga

sekolah sudah mulai terlihat dengan

kesadaran untuk menghemat energi

listrik dan air.

I. Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

1. Menurut bapak/ibu, bagaimanakah sikap warga sekolah dalam menanggapi adanya kebijakan kantin sehat dan ramah lingkungan?

a. LM Ya tanggapannya positif. Sekarang sudah

mulai terbiasa untuk menggunakan tempat

makanan yang bisa dipakai ulang daripada

menggunakan plastik. Kalau misalnya anak-

anak ada yang bawa makan dari rumah

menggunakan plastik nanti sampah plastiknya

dibawa pulang untuk dimanfaatkan sebagai

ecobrick. Penjual-penjualnya juga sudah

Warga sekolah menanggapi kebijakan

kantin secara positif. Sudah mulai

membiasakan diri untuk mengurangi

penggunaan plastik. Jika siswa terpaksa

menggunakan plastik untuk tempat

makan dari rumah, plastik bungkus

makanan tersebut dibawa pulang dan

dapat digunakan untuk ecobrick.

Warga sekolah menanggapi kebijakan

kantin secara positif. Warga sekolah sudah

mulai membiasakan diri untuk mengurangi

penggunaan plastik. Jika terpaksa

menggunakan plastik, plastik tersebut

dapat dimanfaatkan untuk kegiatan

kreativitas maupun inovatif seperti

ecobrick.

Page 261: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

243

paham kalau memang penggunaan plastik itu

harus dikurangi agar sampah yang dihasilkan

itu tidak banyak.

b. WJ Sudah mulai terbiasa sih mbak untuk

mengurangi sampah plastik.

Warga sekolah sudah mulai terbiasa

untuk mengurangi penggunaan plastik.

2. Bagaimana tindak lanjut bapak/ ibu terhadap penjual makanan yang masih menjajakan makanan menggunakan plastik, terutama pada penjual yang ada

di luar lingkungan sekolah?

a. LM Untuk penjual makanan di kantin sekolah

sudah tidak ada yang menggunakan plastik.

Kalau penjual di depan sekolah sudah pernah

diminta untuk tidak berjualan di depan

sekolah, mbak. Tapi ya balik lagi setelah

beberapa hari.

Penjual di kantin sekolah sudah tidak

ada yang menggunakan plastik

sebagai pembungkus makanannya.

Sedangkan untuk penjual di luar

sekolah, masih ada hingga sekarang.

Meskipun sudah pernah diminta

untuk tidak berjualan di depan

sekolah, tetapi para penjual tersebut

akan kembali setelah beberapa hari.

SD Negeri Kotagede 3 sudah pernah meminta

agar pedagang makanan tidak berjualan di

depan sekolah, namun hal tersebut hanya

bertahan sementara. Hal itu disebabkan karena

pedagang tersebut akan kembali setelah

beberapa hari.

b. WJ Dulu itu sudah bersih, tidak ada pedagang di

depan karena sudah ditegur. Tapi susah mbak,

setelah beberapa hari pedagang itu balik lagi.

Pedagang di depan sekolah pernah

ditegur oleh sekolah untuk tidak

berjualan di depan sekolah, tetapi

setelah beberapa hari kembali.

J. Faktor Pendukung

1. Bagaimanakah bentuk faktor pendukung pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan?

a. LM Apa ya mbak, mungkin ya partisipasi dan

kesadaran dari warga sekolah sendiri untuk

mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah.

Partisipasi dan kesadaran warga

sekolah merupakan faktor

pendukung pengelolaan sarana dan

prasarana pendukung ramah

lingkungan.

Faktor pendukung pengelolaan sarana dan

prasarana pendukung ramah lingkungan di SD

Negeri Kotagede 3 antara lain:

a) partisipasi dan kesadaran warga sekolah,

dan

b) dukungan orang tua. b. WJ Dukungan dari orang tua itu membantu sekali

dalam pengelolaan sarana dan prasarana

sekolah. Kalau orang tua peduli kan lebih

Dukungan orang tua merupakan

faktor pendukung pengelolaan

sarana dan prasarana ramah

Page 262: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

244

mudah untuk mengkondisikan. lingkungan.

K. Faktor Penghambat

1. Bagaimana kendala yang dihadapi Penghambat oleh sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan?

a. LM Penghambatnya itu, kadang kan sekolah ini

digunakan untuk kegiatan kemasyarakatan,

nah kadang ada masyarakat yang ikut

memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah

itu kurang peduli untuk merawat sarana dan

prasarana yang ada.

Penghambat pengelolaan sarana dan prasarana

pendukung ramah lingkungan berasal dari

masyarakat yang ikut memanfaatkan tetapi

kurang peduli untuk merawat sarana dan

prasarana SD Negeri Kotagede 3.

Penghambat pengelolaan sarana

dan prasarana lingkungan terletak

pada masyarakat yang kurang

bertanggung jawab atas sarana dan

prasarana sekolah yang ikut

dimanfaatkan.

Sedangkan, penghambat

penyelenggaraan kantin sehat dan

ramah lingkungan di SD Negeri

Kotagede 3 berasal dari pedagang

keliling yang berjualan di depan

sekolah, dan juga dari siswa yang

masih belum memahami bahwa

makanan yang dijual di luar

sekolah belum terjamin kebersihan

dan kesehatannya.

b. WJ Kalau dari evaluasi diri sekolah yang

dilakukan itu ditemukan bahwa faktor

penghambatnya itu besar pada faktor siswa

dan pihak luar seperti pedagang terutama

pedagang keliling yang di luar sekolah, itu

sangat menghambat dalam penyelenggaraan

kantin sehat dan ramah lingkungan. Kalau

pedagang di luar kan kita nggak tahu apakah

makanan yang di jual itu sehat atau enggak.

Siswanya juga kadang ngeyel masih aja jajan

di luar.

Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung

ramah lingkungan terutama dalam

penyelenggaraan kantin sehat dan ramah

lingkungan terhambat oleh siswa dan pedagang

keliling yang kurang menyadari bahwa

makanan yang dijual di luar belum terjamin

kebersihan dan kesehatannya. Selain itu

pedagang di luar sekolah yang masih tetap

berjualan meskipun sudah terdapat peraturan

untuk tidak berjualan di area sekolah.

Page 263: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

245

Lampiran 11. Kondensasi Data Hasil Wawancara dengan Siswa

Kondensasi Data Hasil Wawancara dengan Siswa

Kebijakan sekolah berwawasan lingkunganProgram Adiwiyata

SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017

(Wawancara V)

A. Pelaksanaan Visi, Misi, dan Tujuan

1. Apakah kamu tahu visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3?

No Narasumber Jawaban Kondensasi Kesimpulan a Nbl

(17-03-2017)

Tahu, yang sekolah unggul peduli

lingkungan itu.

Siswa mengetahui sebagian dari visi, misi, dan tujuan

SD Negeri Kotagede 3.

Sebagian siswa sudah mengetahui

visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3, namun masih

terdapat siswa yang belum hafal

dan juga belum mengetahui visi,

misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3.

b Any Mewujudkan sekolah unggul peduli

lingkungan.

Siswa mengetahui sebagian dari visi, misi, dan tujuan

SD Negeri Kotagede 3.

c Tgr

(18-03-2017)

Enggak, eh... yang di nyanyian itu o

mbak? Aku tapi lupa e mbak.

Siswa belum mengetahui visi, misi, dan tujuan SD

Negeri Kotagede 3.

d Sls

(18-03-2017)

Belum Siswa belum mengetahui visi, misi, dan tujuan SD

Negeri Kotagede 3.

e Arl

(18-03-2017)

Visi tu apa mbak? Siswa belum mengetahui visi, misi, dan tujuan SD

Negeri Kotagede 3.

f Fln

(18-03-2017)

Enggak. Siswa belum mengetahui visi, misi, dan tujuan SD

Negeri Kotagede 3.

g Syf

(25-03-2017)

Visinya tahu. SD N KG 3 terwujudnya

sekolah unggul, berkarakter peduli

lingkungan, beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Kalau misinya

enggak..

Siswa mengetahui visi SD Negeri Kotagede 3 tetapi

belum mengetahui misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede

3.

h Ang

(25-03-2017)

Visi tahu. nyanyi nggak apa-apa? Ah tapi

malu... pokoknya yang mewujudkan

sekolah unggul berkarakter peduli

lingkungan, beriman dan bertakwa kepada

Siswa mengetahui visi SD Negeri Kotagede 3 tetapi

belum mengetahui misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede

3.

Page 264: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

246

Tuhan yang maha esa. Kalau misinya aku

nggak tahu.

i Sln

(25-03-2017)

Tahu. terwujudnya sekolah yang

unggul berkarakter lingkungan apa

ya... itu lho mbak yang di papan

merah-merah ada. Aku belum hafal.

Ada lagunya juga, mbak.

Siswa mengetahui visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 tetapi tidak hafal.

j Fia

(01-04-2017)

Pernah di kasih tahu sama bu guru.

Nggak hafal.

Siswa mengetahui adanya visi, misi, dan tujuan SD

Negeri Kotagede 3 tetapi tidak hafal.

k Af

(01-04-2017)

Tahu. Ada lagunya yang diajarin bu

guru.

Siswa mengetahui visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 tetapi tidak hafal.

l Kls

(01-04-2017)

Nggak. Siswa belum mengetahui visi, misi, dan tujuan SD

Negeri Kotagede 3.

2. Apakah kamu tahu SD Negeri Kotagede 3 adalah sekolah adiwiyata? Dan apakah adiwiyata itu?

a Nbl Tahu dong. Sekolah yang berwawasan

peduli lingkungan.

Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

Siswa mengetahui SD Negeri

Kotagede 3 merupakan sekolah

adiwiyata yang berwawasan dan

peduli pada lingkungan. b Any Tahu. Sekolah yang peduli dengan

lingkungan sekitar.

Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

c Tgr Tahu. Sekolah peduli lingkungan. Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

d Sls Tahu. Sekolah yang memperhatikan

lingkungan.

Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

e Arl Tahu. Sekolah lingkungan. Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

f Fln Tahulah. Sekolah yang berkarakter

peduli lingkungan.

Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

g Syf Tahu. sekolah yang peduli lingkungan. Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

h Ang Tahu. Sekolah peduli lingkungan. Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

Page 265: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

247

i Sln Tahu. Sekolah yang memperhatikan

lingkungan.

Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

j Fia Tahu. Sekolah yang peduli pada

lingkungan.

Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

k Af Tahu. sekolah peduli lingkungan. Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

l Kls Tahu. sekolah yang peduli lingkungan. Siswa mengetahui bahwa SD Negeri Kotagede 3 adalah

sekolah adiwiyata dan mengetahui apa itu adiwiyata.

B. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sekolah

1. Apakah peraturan sekolah tentang lingkungan yang ada di sekolah?

a Nbl Membuang sampah pada tempatnya,

menghemat listrik, menghemat air,

merawat tanaman.

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

Siswa mengetahui peraturan

sekolah tentang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan yang ada

di sekitarnya, diantaranya adalah:

a) membuang sampah pada

tempatnya,

b) menghemat air,

c) menghemat listrik

d) merawat tanaman,

e) melakukan jadwal piket,

f) menjaga kebersihan,

g) membeli makan di tempat

yang sudah di sediakan

h) mengurangi sampah plastik,

dan

i) tidak merusak fasilitas

sekolah.

b Any Tidak menggunakan listrik dan air

secara berlebihan, membuang sampah

berdasarkan jenisnya, piket kelas, piket

taman, piket kebun.

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

c Tgr Mematikan lampu, mematikan kipas

angin, mematikan kran air, merawat

tanaman.

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

d Sls Menyapu, membersihkan lantai,

membuang sampah, menghapus papan

tulis.

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

e Arl Membeli makanan yang sehat di kantin,

tidak menggunakan plastik, mematikan

lampu, mematikan kran air.

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

f Fln Jangan makan diluar sekolah,

membuang sampah pada tempatnya,

menggunakan listrik seperlunya.

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

g Syf Tidak menggunakan energi secara Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

Page 266: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

248

berlebihan. Tidak merusak tanaman.

Bersihin kelas.

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

h Ang Tidak mencoret-coret dinding, tidak

mencoret-coret batang pohon, mencabuti

rumput di kebun, menyapu, mengepel.

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

i Sln Tidak boros energi, mematikan air

setelah dipakai, mematikan lampu, kipas

angin ketika tidak di pakai, membuang

sampah di tempatnya.

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

j Fia Membuang sampah pada tempatnya,

mengurangi plastik, menghemat air

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

k Af Menghemat listrik, menghemat air,

membersihkan kelas, membersihkan

kebun

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

l Kls Mencabuti rumput di kebun, membuang

sampah di tempatnya.

Siswa mengetahui peraturan sekolah tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya.

2. Bagaimana peranmu dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan di SD Negeri Kotagede 3?

a Nbl Ikut dalam kegiatan kegiatannya,

misalnya piket, kerja bakti, nanem

tanaman.

Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

Siswa berperan aktif dalam

kegiatan terkait upaya

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan seperti kerja bakti,

jadwal piket kelas, piket kebun,

dan piket taman.

b Any Ya ikut bersihin lingkungan sekolah. Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

c Tgr Yo nyapu-nyapu, buang sampah di

tempatnya, nggak merusak lingkungan

Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

d Sls Menjaga lingkungan tetap bersih. Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

e Arl Ya ikut Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

Page 267: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

249

f Fln Apa yaaa... paling ikut bersih-bersih Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

g Syf Kerja bakti, piket, terus banyaklah mbak

pokoknya

Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

h Ang Membersihkan lingkungan sekolah,

nyapu, buangin sampah daun.

Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

i Sln Piket kebun, piket taman, piket kelas Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

j Fia Ya ikut kalo ada kegiatan gitu Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

k Af Nanem tanaman, merawat tanaman,

buang sampah, akeh

Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

l Kls Ikut kerja bakti mbak, bersihin kelas

juga

Siswa berperan aktif dalam upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

3. Bagaimanakah kegiatan rutin terkait lingkungan hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3?

a Nbl Kerja bakti habis senam hari jumat di

lapanga, rasater.

Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu rasater dan kerja bakti setelah senam pada hari

Jumat.

Siswa mengetahui jenis kegiatan

rutin terkait lingkungan hidup

yang dilakukan warga SD Negeri

Kotagede 3, yaitu:

a) rasater,

b) semutlis (sepuluh menit untuk

lingkungan sekolah),

c) jadwal piket yang terbagi atas

piket kelas, piket kebun, dan

piket taman,

d) piket satwa, serta

e) kerja bakti membersihkan

lingkungan sekolah pada hari

Jumat setelah senam.

b Any Kerja bakti setiap jumat, nggak setiap

jumat ding mbak.. tapi biasanya jumat

habis senam

Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu kerja bakti setelah senam pada hari Jumat.

c Tgr Tadarus tiap pagi itu o, mbak?

Yang terkait lingkungan apa?

Oh, piket.

Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu jadwal piket.

d Sls Piket Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu jadwal piket.

e Arl Piket, bersihin kebun Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

Page 268: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

250

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu jadwal piket.

f Fln Piket nyapu, bersihin papan tulis, buang

sampah

Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu jadwal piket.

g Syf Membersihkan kebun setiap hari gantian

tiap kelompok kelas A dan B. Terus ada

itu lho mbak sepuluh menit untuk

lingkungan sekolah yang buat bersih-

bersih sebelum masuk misale buang

sampah yang ada di laci.

Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu jadwal piket kebun yang bergantian kelompok

setiap hari dan Semutlis (Sepuluh menit untuk

lingkungan sekolah)

h Ang Nyapu setiap pagi, Rasater. Kalau tiap

pagi juga sebelum masuk habis tadarus

itu biasanya sama bu guru di minta

untuk bersihin tempat duduknya.

Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu jadwal piket, rasater, dan semutlis.

i Sln Piket kebun, piket taman, piket kelas.

Ada piket bersihin kandang burung juga

mbak. Biasanya bareng bu guru pak

guru tapi harinya nggak mesti.

Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu jadwal piket.

j Fia Piket Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu jadwal piket.

k Af Kerja bakti, piket Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu kerja bakti dan jadwal piket.

l Kls Piket, nyapu, ambilin sampah daun yang

deket terus masukin ke tempat sampah.

Siswa mengetahui jenis kegiatan rutin terkait lingkungan

hidup yang dilakukan warga SD Negeri Kotagede 3,

yaitu jadwal piket dan rasater.

C. Evaluasi Visi, misi, dan tujuan sekolah

1. Menurutmu, apakah kamu kamu perlu mengetahui visi, misi, dan tujuan sekolah? Mengapa?

Page 269: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

251

a Nbl Penting. Biar menang lomba adiwiyata. Siswa sudah mengetahui bahwa visi, misi, dan tujuan

sekolah perlu untuk mewujudkan sekolah seperti yang

diharapkan.

Sebagian besar siswa sudah

mengetahui bahwa visi, misi, dan

tujuan sekolah diperlukan untuk

mewujudkan sekolah yang

diharapkan. Beberapa siswa masih

kurang peduli terhadap

keberadaan visi, misi, dan tujuan

sekolah serta fungsinya.

b Any Perlu. Ya biar sekolahnya bagus. Siswa sudah mengetahui bahwa visi, misi, dan tujuan

sekolah perlu untuk mewujudkan sekolah seperti yang

diharapkan.

c Tgr Ya perlu. Buat apa ya? Nggak tahu. Siswa sudah mengetahui bahwa visi, misi, dan tujuan

sekolah perlu tetapi belum mengetahui fungsi dari visi,

misi, dan tujuan sekolah.

d Sls Nggak tahu. Siswa belum mengetahui perlunya dan fungsi dari visi,

misi dan tujuan sekolah.

e Arl Nggak, nggak tahu ding. Siswa belum mengetahui perlunya dan fungsi dari visi,

misi dan tujuan sekolah.

f Fln Nggak tahu, mbak Siswa belum mengetahui perlunya dan fungsi dari visi,

misi dan tujuan sekolah.

g Syf Penting. Biar menang adiwiyatanya. Siswa sudah mengetahui bahwa visi, misi, dan tujuan

sekolah perlu untuk mewujudkan sekolah seperti yang

diharapkan.

h Ang Perlu. Biar sekolahnya bagus terus bisa

ikut adiwiyata terus menang.

Siswa sudah mengetahui bahwa visi, misi, dan tujuan

sekolah perlu untuk mewujudkan sekolah seperti yang

diharapkan.

i Sln Iya, biar sekolahnya nyaman. Siswa sudah mengetahui bahwa visi, misi, dan tujuan

sekolah perlu untuk mewujudkan sekolah seperti yang

diharapkan.

j Fia Perlu. Siswa sudah mengetahui bahwa visi, misi, dan tujuan

sekolah perlu tetapi belum mengetahui fungsi dari visi,

misi, dan tujuan sekolah.

k Af Perlu kayanya. Jadi sekolahnya bagus. Siswa sudah mengetahui bahwa visi, misi, dan tujuan

sekolah perlu untuk mewujudkan sekolah seperti yang

diharapkan.

Page 270: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

252

l Kls Nggak. Eh...perlu ding, nggak tahu

kenapa.

Siswa belum mengetahui perlunya dan fungsi dari visi,

misi dan tujuan sekolah

D. Evaluasi Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sekolah

1. Menurutmu, mengapa terdapat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah?

a Nbl Untuk menjaga lingkungan. Siswa mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah untuk menjaga lingkungan sekolah.

Siswa mengetahui alasan

dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup di sekolah

untuk menjaga lingkungan

sekolah dan mewujudkan sekolah

sesuai dengan visi, misi, dan

tujuan sekolah sehingga menjadi

sekolah adiwiyata. Namun, masih

ada siswa yang memerlukan

bimbingan untuk memahami

bahwa kebijakan perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup

di sekolah diperlukan untuk

mewujudkan sekolah yang sesuai

dengan visi, misi, dan tujuannya.

b Any Biar visi dan misinya terwujud. Siswa mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan

sekolah.

c Tgr Ra ngerti, mbak Siswa belum mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah.

d Sls Biar lingkungannya bersih Siswa mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah untuk menjaga lingkungan sekolah.

e Arl Buat apa ya ? nggak tahu deh Siswa belum mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah.

f Fln Biar sekolahnya bersih, bagus, terawat Siswa mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah untuk menjaga lingkungan sekolah.

g Syf Biar lingkungan bersih dan bisa jadi

adiwiyata.

Siswa mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah untuk menjaga lingkungan sekolah dan

mewujudkan sekolah adiwiyata.

h Ang Biar sekolahnya bisa jadi sekolah

adiwiyata

Siswa mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah untuk mewujudkan sekolah adiwiyata.

Page 271: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

253

i Sln Menciptakan sekolah adiwiyata yang

lingkungannya bersih dan biar pohon-

pohonnya tetep hidup.

Siswa mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah untuk menjaga lingkungan sekolah dan

mewujudkan sekolah adiwiyata.

j Fia Nggak tahu Siswa belum mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah.

k Af Biar sekolahnya bersih Siswa mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah untuk menjaga lingkungan sekolah.

l Kls Biar sekolahnya bagus dan bersih. Siswa mengetahui alasan dibentuknya kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

sekolah untuk menjaga lingkungan sekolah.

2. Mengapa kamu perlu menaati peraturan sekolah?

a Nbl Kan kewajibannya. Biar sekolahnya

teratur, rapi, bagus

Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

Siswa mengetahui bahwa menaati

peraturan merupakan kewajiban

yang harus dilaksanakan sebagai

seorang siswa agar tidak

mendapatkan hukuman dan

menciptakan lingkungan sekolah

sesuai dengan visi, misi, dan

tujuan sekolah.

b Any Kan kewajibannya menaati tata tertib

seekolah,

Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

c Tgr Biar nggak dihukum Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

d Sls Biar nggak dihukum Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

e Arl Biar sekolahnya bagus Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

f Fln Ben nggak dikasih hukuman sama bu

guru

Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

g Syf Agar sekolahnya jadi bagus terus kalo

lomba bisa menang

Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

h Ang Ya kan wajib menaati tata tertib Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

Page 272: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

254

i Sln Biar lingkungannya bersih Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

j Fia Biar sekolahnya enak Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

k Af Agar jadi sekolah adiwiyata mbak Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

l Kls Biar sekolahnya bagus. Siswa mengetahui alasan untuk menaati peraturan yang

dibuat oleh sekolah.

3. Apakah kamu sudah melakukan tindakan sesuai dengan peraturan sekolah?

a Nbl Sudah. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

Siswa sudah melakukan tindakan

sesuai dengan peraturan sekolah.

b Any Sudah. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

c Tgr Sudah. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

d Sls Udah. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

e Arl Dah, mbak. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

f Fln Udah, mbak. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

g Syf Sudah Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

h Ang Sudah mbak, dikit. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

i Sln Sudah, tapi masih sering diingetin. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

j Fia Udah kok. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

k Af Udah, masih sering lupa kadang. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

Page 273: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

255

peraturan sekolah.

l Kls Udah. Siswa sudah melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan sekolah.

Kondensasi Data Hasil Wawancara dengan Siswa

Kurikulum Berbasis Lingkungan Program Adiwiyata

SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017

(Wawancara VI)

A. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Apakah kamu sudah pernah belajar materi yang berkaitan dengan lingkungan?

a Nbl Pernah. Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

Siswa pernah mempelajari materi

pelajaran yang berkaitan dengan

lingkungan. b Any Pelajaran IPA pernah di luar. Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

c Tgr Enggak. Eh, pernah ding mbak. Belajar

tentang sampah-sampah itu.

Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

d Sls Pernah, belajar tentang tanaman-

tanaman di sekolah.

Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

e Arl Pernah kayake. Lupa e mbak. Nek nggak

salah belajar sampah-sampah itu.

Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

f Fln Pernah, belajar tentang sampah terus

tentang merawat tanaman juga.

Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

g Syf Pernah mbak. Pernah pas tema indahnya

lingkungan itu.

Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

h Ang Pernah mbak, mengamati lingkungan. Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

i Sln Pernah nyatet yang ada di lingkungan

sekitar waktu itu.

Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

j Fia Pernah. Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

Page 274: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

256

k Af Udah. Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

l Kls Pernah. Siswa pernah mempelajari materi pelajaran yang

berkaitan dengan lingkungan.

2. Apakah kamu pernah melakukan pembelajaran dengan media dari lingkungan sekitar? Bagaimanakah pelaksanaan pembelajarannya? Ceritakanlah

pengalamanmu dalam pembelajaran tersebut!

a Nbl Pernah, mbak. Pas pelajaran IPA pernah

mengamati lingkungan sekitar,

pencemaran terus disuruh nyatet dan

diprensentasikan gitu.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

Siswa pernah menggunakan

lingkungan sekitar sebagai media

pembelajaran seperti

memanfaatkan lingkungan sekitar

sebagai obyek pengamatan,

memanfaatkan sampah untuk

bahan dasar kerajinan, dan bahan-

bahan pewarna alami dari sekitar

dalam pelajaran membatik.

b Any Udah pernah diminta ke luar kelas terus

liat kondisi lingkungan sekitar terus

nanti dicatat hasilnya dan

dipresentasikan di depan kelas.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

c Tgr Wis tau, mbak. Pokoknya di suruh

keluar kelas. Terus to liat lingkungan

sekitarnya gitu.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran.

d Sls Pernah disuruh nulis tanaman apa aja

yang ada di sekolahan.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

e Arl Pernah mbak. Misah-misah sampah itu.

Sampah plastik, sampah kertas, sama

sampah daun.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

f Fln Pake sampah mbak. Sampahnya disuruh

dipisah-pisahin gitu.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

g Syf Pernah ke sawah depan sekolah itu

mbak. Terus disuruh nyatet ada apa aja

di sawah itu. Pas mbatik juga pernah

pakai pewarna alami dari lingkungan

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

Page 275: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

257

kaya daun jati, kunyit, biji pepaya.

h Ang Pernah buat kerajinan tangan dari

barang-barang bekas yang ada di sekitar

kita kayak kardus, plastik. Kemarin juga

pernah di suruh ke sawah mengamati

yang ada di sawah. Pelajaran Bahasa

Indonesia disuruh buat puisi. Mbatik

juga pernah pakai pewarna alami.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

i Sln Pernah. Kemarin mengamati lingkungan

terus disuruh nyatet benda-benda yang

ada di sawah. Pas pelajaran batik juga

pernah disuruh pakai pewarna alami

kaya kunyit, daun jati, bulet-bulet kecil

untuk warna ungu nggak tahu namanya,

terus daun suji, njuk itu apa.. isinya,

bijinya pepaya.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

j Fia Pernah. Belajar di kebun itu disuruh

nyatet ada tanaman apa aja.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

k Af Pernah disuruh ke lapangan olahraga

terus menulis ada tanaman apa aja.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

l Kls Pernah belajar di kebun liat tanaman-

tanaman di sana.

Siswa pernah menggunakan lingkungan sekitar sebagai

media pembelajaran untuk mengamati pencemaran di

lingkungan sekitar.

3. Dimanakah pembelajaran tersebut dilakukan?

a Nbl Di lingkungan sekolah, di lapangan

sekolah, di kali dekat sekolah

Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah termasuk sungai dekat sekolah.

Pembelajaran melibatkan

lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah seperti kelas,

taman, dan kebun yang ada di b Any Sungai dekat sekolah atau sawah depan

sekolah.

Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

sungai dan sawah dekat sekolah.

Page 276: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

258

c Tgr Di kelas, di lapangan, di sekolah Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah.

lapangan olahraga SD Negeri

Kotagede 3. Selain itu,

pembelajaran juga dilakukan di

lingkungan luar SD Negeri

Kotagede seperti sungai kecil di

sebelah barat dan area persawahan

yang ada di depan sekolah.

d Sls Di kelas, di sekitar sekolah Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah.

e Arl Di lingkungan sekolah Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah.

f Fln Kelas to, mbak. Eh, nek yang di luar

kelas itu di lapangan olahraga itu mbak

Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah.

g Syf Di lingkungan sekolah, di sawah juga

pernah

Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah dan sawah depan sekolah.

h Ang Di sekitar sini, sawah depan sekolah

misalnya

Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah dan sawah depan sekolah.

i Sln Sawah depan sekolah, mbak Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan sawah

depan sekolah.

j Fia Di kelas, di lapangan, di sekolah Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah.

k Af Di sekolahan Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah.

l Kls Di sekitar sini. Pembelajaran melibatkan lingkungan dilakukan di

lingkungan sekolah.

4. Bagaimanakah perasaanmu ketika mengadakan pembelajaran di luar kelas?

a Nbl Senang. Siswa senang belajar di luar kelas. Siswa senang dan tidak bosan

belajar di luar kelas. b Any Senang. Siswa senang belajar di luar kelas.

c Tgr Seneng, ora mboseni Siswa senang dan tidak bosan belajar di luar kelas.

d Sls Seru, mbak. Siswa senang belajar di luar kelas.

e Arl Senang. Siswa senang belajar di luar kelas.

f Fln Di luar lebih seru. Siswa senang belajar di luar kelas.

g Syf Senang. Siswa senang belajar di luar kelas.

h Ang Senang sekali. Siswa senang belajar di luar kelas.

i Sln Seneng banget. Siswa senang belajar di luar kelas.

Page 277: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

259

j Fia Seru. Nggak bosen. Siswa senang dan tidak bosan belajar di luar kelas.

k Af Senang. Siswa senang belajar di luar kelas.

l Kls Senang. Siswa senang belajar di luar kelas.

B. Evaluasi Pembelajaran

1. Apakah bapak/ ibu sering mengadakan ulangan harian atau tes? Kapan dilaksanakan?

a Nbl Kalau materinya sudah selesai, ulangan.

Ada tengah semester, sama semesteran

juga

Evaluasi dilakukan ketika materi selesai, tengah

semester, dan akhir semester.

Guru sering mengadakan evaluasi

tergantung pada kebutuhan.

Evaluasi dapat dilakukan baik

dengan tes tertulis maupun tes

lisan. Bentuk tes tersebut seperti

quiz, ulangan harian, TPM, UTS,

dan UAS.

b Any Ya, jika materinya sudah selesai.

Kadang, juga ada quiz.

Evaluasi dilakukan ketika materi selesai dan quiz.

c Tgr Kalau materinya sudah selesai. Evaluasi dilakukan ketika materi selesai

d Sls Ya. Tergantung bu guru. Evaluasi dilakukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan.

e Arl Ya. Nggak tau kapan tapi bu guru

biasanya ngasih tau.

Evaluasi dilakukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan.

f Fln Ya. Kapan ya, nggak tahu. Evaluasi dilakukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan.

g Syf Iya ada tes, kadang lisan tapi ada tertulis

juga. Kaya TPM.

Evaluasi dilakukan dengan tes lisan atau tertulis seperti

TPM.

h Ang Ya, tergantung materinya. Evaluasi dilakukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan.

i Sln Ya, ada ulangan kalau materinya sudah

selesai

Evaluasi dilakukan ketika materi selesai.

j Fia Ada ulangan, nggak tahu kapan. Evaluasi dilakukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan.

k Af Ada. Nggak tahu kapan. Evaluasi dilakukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan.

l Kls Ada. Evaluasi dilakukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan.

2. Menurutmu, mengapa pembelajaran dilakukan dengan melibatkan lingkungan sekitarmu?

a Nbl Biar lebih mengenal lingkungannya. Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar.

Siswa mengetahui alasan

pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar diantaranya

adalah untuk:

a) Lebih mengenal lingkungan,

b) Lebih memudahkan siswa

b Any Biar bisa mengamati secara langsung

kan jadi menyenangkan dan mudah

dimengerti.

Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

c Tgr Ben asyik Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

Page 278: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

260

lingkungan sekitar memahami materi,

c) Menciptakan pembelajaran

yang inovatif, kreatif, variatif,

dan menyenangkan..

d Sls Agar tidak bosan di dalam kelas Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

e Arl Ben ra bosen Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

f Fln Biar menyenangkan dan nggak bosen Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

g Syf Ya biar kenal sama lingkungan

sekitarnya mbak.

Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

h Ang Biar kita tahu tentang lingkungan Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

i Sln Agar pelajarannya menyenangkan dan

kita jadi lebih kenal sama lingkungan

Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

j Fia Ben nggak bosan Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

k Af Biar seger, asyik, nggak bosen Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

l Kls Biar seneng, mbak Siswa mengetahui alasan pembelajaran perlu melibatkan

lingkungan sekitar

3. Apakah manfaat yang kamu dapatkan dari pembelajaran berkaitan dengan lingkungan?

a Nbl Lebih mengenal lingkungan dan paham

isinya.

Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

lebih mengenal lingkungan sekitarnya dan memahami

materi pelajaran.

Manfaat pembelajaran melibatkan

lingkungan bagi siswa antara lain:

a) lebih mengenal lingkungan,

b) lebih memahami isi/ materi

pelajaran, dan

c) pembelajaran lebih

menyenangkan dan tidak

membosankan.

b Any Jadi lebih tahu tentang keadaan

lingkungan.

Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

lebih mengenal lingkungan sekitarnya.

c Tgr Jadi seneng Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

lebih senang dalam belajar.

d Sls Nggak ngebosenin Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

tidak mudah bosan dengan pelajaran.

e Arl Lebih kenal lingkungan Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

Page 279: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

261

lebih mengenal lingkungan

f Fln Mengenal lingkungan Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

lebih mengenal lingkungan

g Syf Lebih memahami materinya soalnya

secara langsung belajarnya

Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

lebih memahami materi pelajaran.

h Ang Lebih menyenangkan Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

lebih senang dalam belajar.

i Sln Lebih tahu lingkungan Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

lebih mengenal lingkungan

j Fia Lebih menyenangkan Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

lebih mengenal lingkungan

k Af Nggak jadi bosen sama pelajarannya Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

tidak mudah bosan dengan pelajaran.

l Kls Lebih mengenal lingkungan Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan siswa

lebih mengenal lingkungan

C. Faktor Pendukung

1. Menurutmu, apakah yang menyebabkan pembelajaran berbasis lingkungan menyenangkan?

a Nbl Karena kegiatannya seru terus banyak Siswa senang belajar berbasis lingkungan sekolah

karena banyak kegiatan menarik yang dilakukan.

Pembelajaran berbasis lingkungan

menyenangkan karena beberapa

faktor, antara lain:

a) Kegiatan yang bervariatif,

b) Keterlibatan (partisipasi

siswa),

c) Lingkungan sekitar sekolah

yang mendukung.

b Any Soalnya kalo pelajaran di luar kelas kita

liat secara langsung jadi seneng

Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena dapat melihat lingkungan yang dipelajari secara

langsung.

c Tgr Soale di luar kelas. Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena pelajaran di luar kelas.

d Sls Soalnya bisa sambil lihat-lihat

pemandangan

Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena belajar dapat dilakukan seraya melihat

pemandangan.

e Arl Soalnya bisa jalan-jalan kalo di luar.

Sambil maen juga.

Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena belajar dapat dilakukan sambil bermain.

f Fln Di luar kelas silir mbak, nek di dalam Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

Page 280: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

262

panas karena belajar di luar kelas lebih sejuk daripada di dalam

kelas yang panas.

g Syf Soale kan di luar kelas seger. Nggak

sumpek.

Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena belajar di luar kelas lebih sejuk.

h Ang Kalau di luar kelas, belajarnya nggak

kerasa soalnya sambil bermain sambil

lihat-lihat pemandangan.

Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena belajar di luar kelas sambil bermain dan melihat

pemandangan.

i Sln Seger. Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena belajar di luar kelas lebih sejuk

j Fia Seru aja, nggak ada temboknya, jadi silir Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena belajar di luar kelas lebih sejuk.

k Af Tidak membosankan. Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena belajar di luar kelas tidak membosankan.

l Kls Bisa melihat langsung, nggak cuman

ndengerin doang

Siswa senang belajar di lingkungan sekitar sekolah

karena dengan belajar di luar kelas siswa dapat terlibat

secara langsung dan tidak hanya mendengarkan ceramah

dari guru.

D. Faktor Penghambat

1. Apakah kesulitan yang kamu temui dalam menerima pembelajaran berbasis lingkungan?

a Nbl Rame, susah diatur Pengkondisian pembelajaran susah. Kesulitan pembelajaran berbasis

lingkungan terletak pada

pengkondisian dan keadaan

lingkungan.

b Any Susah diatur, mbak Pengkondisian pembelajaran susah.

c Tgr Nggak ada Siswa tidak mengalami kesulitan.

d Sls Apa ya, nggak ada kayaknya Siswa tidak mengalami kesulitan.

e Arl Nggak ada Siswa tidak mengalami kesulitan.

f Fln Enggak ada Siswa tidak mengalami kesulitan.

g Syf Nggak ada Siswa tidak mengalami kesulitan.

h Ang Males bawa barang nek di luar Pengkondisian pembelajaran susah.

i Sln Ramai Pengkondisian pembelajaran susah.

j Fia Panas Keadaan lingkungan yang kurang mendukung.

k Af berisik Pengkondisian pembelajaran susah.

Page 281: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

263

l Kls rame Pengkondisian pembelajaran susah.

Kondensasi Data Hasil Wawancara dengan Siswa

Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif Program Adiwiyata

SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017

(Wawancara VII)

A. Perencanaan Kegiatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Bagaimana jadwal piket harian di kelasmu?

a Nbl Ganti-gantian mbak. Tiap hari beda-

beda kelompok. Kelompoknya yang

menentukan bu guru. Kalau piket kebun

bareng anak kelas A dan B.

Semua siswa mendapatkan giliran piket. Semua siswa mendapatkan giliran

piket. Setiap hari dilakukan oleh

satu kelompok. Untuk anggota

kelompok dapat dilakukan secara

acak maupun urut absen,

tergantung dari guru. Khusus

untuk piket kebun dan taman

jadwal piket dilakukan dengan

menggabungkan kelas A dan

kelas B.

b Any Gantian mbak. Semua siswa mendapatkan giliran piket.

c Tgr Giliran mbak. Semua siswa mendapatkan giliran piket.

d Sls Ditentukan sama bu guru Semua siswa mendapatkan giliran piket.

e Arl Ada kelompoknya urut absen. Semua siswa mendapatkan giliran piket.

f Fln Gantian tiap hari, mbak. Semua siswa mendapatkan giliran piket.

g Syf Tiap hari udah ada kelompoknya.

Kelompoknya secara acak.

Semua siswa mendapatkan giliran piket.

h Ang Kelompoknya urut absen tiap hari beda-

beda. Kalau piket kebun sam piket

taman bareng sama kelas B. Soalnya

kan kebun sama tamannya ada satu.

Semua siswa mendapatkan giliran piket.

i Sln Ganti-gantian per kelompok tiap hari.

Yang nentuin bu guru.

Semua siswa mendapatkan giliran piket.

j Fia Ganti-gantian. Semua siswa mendapatkan giliran piket.

k Af Giliran tiap anak. Semua siswa mendapatkan giliran piket.

l Kls Gantian Semua siswa mendapatkan giliran piket.

B. Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup?

1. Bagaimanakah kegiatan sekolah yang kamu ikuti dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup? Misalnya kegiatan ekstrakurikuler atau

Page 282: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

264

kegiatan lain yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

a Nbl Bank sampah, kita ikut mengumpulkan

sampah-sampah. Kalau ekstranya ada

drumband, pramuka, tari, qiraah.

Yang ada kaitannya dengan lingkungan

ekskul yang mana?

Pramuka, kadang disuruh bikin-bikin

dari barang bekas gitu.

Siswa terlibat secara dalam kegiatan lingkungan di

sekolah seperti dalam bank sampah dan ekstrakurikuler

pramuka.

Kegiatan sekolah terkait

lingkungan melibatkan partisipasi

dari siswa SD Negeri Kotagde 3.

Kegiatan-kegiatan tersebut antara

lain:

a) bank sampah;

b) piket kelas, piket kebun, piket

taman;

c) rasater,

d) ecobrick,

e) semutlis,

f) kerja bakti, dan

g) ekstrakurikuler pramuka

b Any Gamelan, pramuka, tari tapi yang ada

lingkungan-lingkungannya gitu paling

cuma pramuka.

Siswa terlibat secara dalam kegiatan lingkungan di

sekolah sekolah seperti dalam bank sampah dan

ekstrakurikuler pramuka..

c Tgr Piket setiap hari, aku belum ikut

pramuka. Pramuka kan kelas 3,4,5,6

Siswa terlibat secara langsung dalam piket harian tetapi

belum terlibat dalam pramuka.

d Sls Piket kelas, piket kebun, piket taman.

Aku belom ikut ekstra.

Siswa terlibat secara langsung dalam piket harian tetapi

belum terlibat dalam pramuka.

e Arl Piket, kerja bakti Siswa terlibat secara langsung dalam piket dan kerja

bakti.

f Fln Rasater, sepuluh menit bersih-bersih itu,

piket njuk apa lagi ya. Kalau ekstranya

ada banyak pramuka, qiraah, drumband,

tari, athletik.

Yang ada kaitannya dengan lingkungan

ekskul yang mana?

Pramuka. Kayae cuma itu.

Siswa terlibat secara dalam kegiatan lingkungan di

sekolah seperti dalam rasater, semutlis, piket dan

ekstrakurikuler pramuka.

g Syf Drumband, karawitan. Eh, tapi itu

nggak terkait lingkungan ya. Pramuka

mbak pernah bikin barang-barang dari

barang bekas sama nyatet tanaman-

tanaman yang ada di sekitar sekolah

sama fungsinya.

Siswa terlibat secara dalam kegiatan lingkungan di

sekolah sekolah seperti ekstrakurikuler pramuka..

Page 283: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

265

h Ang Rasater, semutlis, ecobrick. Tapi

ecobrick bikinnya di rumah. jadi

bungkus-bungkus sampah plastik

dipotong-potong masukin ke botol

sampe nggak bisa dipencet pencet. Nanti

nek udah penuh dibawa ke sekolah.

Siswa terlibat secara dalam kegiatan lingkungan di

sekolah sekolah seperti dalam rasater, semutlis, ecobrick

i Sln Ikut rasater, bank sampah, piket,

ecobrick, kalau ekskulnya ikut pramuka

yang ada lingkungannya.

Siswa terlibat secara dalam kegiatan lingkungan di

sekolah sekolah seperti dalam rasater, bank sampah,

piket, ecobrick dan ekstrakurikuler pramuka.

j Fia Piket, rasater Siswa terlibat secara dalam kegiatan lingkungan di

sekolah sekolah seperti piket dan rasater.

k Af Piket kelas, piket kebun, piket taman Siswa terlibat secara dalam kegiatan lingkungan di

sekolah sekolah seperti dalam piket harian.

l Kls Piket, kerja bakti Siswa terlibat secara dalam kegiatan lingkungan di

sekolah sekolah seperti dalam piket dan kerja bakti.

2. Apakah kamu melakukan jadwal piket harian dengan baik dan rutin?

a Nbl Ya piket. nyapu, bersihin papan. Siswa melakukan piket sesuai jadwal. Siswa melakukan piket sesuai

jadwal dan beberapa masih harus

diingatkan untuk melakukan

piket.

b Any Ya, kalau pagi bersih ya siang Siswa melakukan piket sesuai jadwal.

c Tgr Ya, kadang lupa tapi piket pulangnya Siswa melakukan piket sesuai jadwal meski terkadang

lupa.

d Sls Ya, kadang males wong temennya aja

nggak piket

Siswa melakukan piket sesuai jadwal meski terkadang

malas.

e Arl Sering lupa, tapi aku piket kok Siswa melakukan piket sesuai jadwal meski sering lupa

f Fln Ya Siswa melakukan piket sesuai jadwal.

g Syf Ya Siswa melakukan piket sesuai jadwal.

h Ang Ya masih sering diingetin pagi sama

siang

Siswa melakukan piket sesuai jadwal meski masih

sering diingatkan.

i Sln Ya Siswa melakukan piket sesuai jadwal.

j Fia Ya pulang sekolah nek aku Siswa melakukan piket sesuai jadwal.

k Af Ya pagi sama siang. Siswa melakukan piket sesuai jadwal.

Page 284: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

266

l Kls Ya Siswa melakukan piket sesuai jadwal.

3. Apakah yang kamu dan teman-temanmu lakukan ketika melakukan piket harian?

a Nbl Nyapu, bersih-bersih papan, merapikan

buku

Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

Siswa tahu apa yang harus

dilakukan ketika mendapat giliran

piket.

Siswa tahu apa yang harus

dilakukan ketika mendapat giliran

piket contohnya menyapu,

membersihkan papan tulis,

mengatur letak meja, menyusun

buku-buku, menyirami tanaman,

mencabuti rumput liar di kebun

dan taman kelas.

b Any Nyapu,buang sampah, beresin meja.

Kalau di kebun ya cabutin rumput liar,

buang sampah-sampah yang ada

Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

c Tgr Nyapu, buang sampah, menyiram

tanaman

Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

d Sls Nyapu,bersihin kaca, menghapus papan

tulis

Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

e Arl Menyapu, menghapus papan tulis, buang

sampah

Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

f Fln Buang sampah, menyapu Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

g Syf Menyapu, beres-beres buku, nata meja,

hapus papan tulis

Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

h Ang Menyapu, menyiram tanaman Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

i Sln Mencabuti rumput liar di kebun Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

j Fia Nyapu, bersihin meja, menghapus papan

tulis, buang sampah, nyiram taneman

Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

k Af Nyapu, menghapus papan tulis Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

l Kls Buang sampah, menyapu, bersihin meja

dan papan tulis. Nyabutin rumput liar.

Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat

giliran piket.

4. Apakah kamu pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan bekas yang ada di sekitarmu? Jika sudah, apa yang kamu buat? Bagaimana perasaanmu?

a Nbl Pernah. Buat bunga dari bahan plastik.

Bahannya dari kita bawa dari rumah,

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

Siswa pernah membuat kreasi dan

inovasi dari bahan bekas dan

Page 285: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

267

mau buat bunga kayak gimana terserah

kita.

Perasaannya gimana?

Seneng.

dilakukan. merasa senang dengan kegiatan

yang dilakukan. Kegiatan tersebut

antara lain:

a) membuat bunga dari bahan

bekas seperti plastik, botol

atau sedotan,

b) membatik dengan pewarna

alami, dan

c) membuat hiasan cetak

timbul.

b Any Pernah.cetak timbul dari koran. Bikin

hiasan kaya yang dipajang di depan itu.

bentuk yang mau di buat terserah kita

yang buat. Seneng mbak kalo buat buat

kaya gitu.

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

c Tgr Sudah. Membuat kerajinan dari kardus

bekas. Buatnya diberi contoh oleh bu

guru tapi nanti menghiasnya bebas

menurut kita. Seru rasanya.

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

d Sls Udah. Buat lipetan-lipetan dari kertas.

Diajarin sama bu guru. Perasaannya

seneng.

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

e Arl Sudah. Membuat kerajinan dari bahan-

bahan tidak terpakai. Yang nyuruh bu

guru tapi seneng buatnya.

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

f Fln Udah. Buat bunga dari bahan bekas

seperti botol aqua atau sedotan.

Bikinnya disuruh bu guru

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

g Syf Pernah. Membatik menggunakan

pewarna alami. Merah dari daun jati,

ungu dari buah naga, kuning dari kunyit,

hijau dari daun pandan sama suji. Yang

nyuruh pak guru, di kasih contoh sama

diajarin. Seneng mbak.

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

h Ang Sudah, membuat kerajinan dari barang-

barang bekas seperti kardus. Bikinnya

pas pelajaran SBK , kalau nggak selesai

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

Page 286: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

268

di lanjutkan di rumah. perasaannya ya

senenglah mbak.

i Sln Sudah, membatik tapi pewarnanya dari

bahan-bahan alami. Itu pas pelajaran

membatik.

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

j Fia Dah, buat hiasan dari plastik bekas.

Buatnya sama bu guru, diajarin. Seneng

mbak tapi susah buatnya.

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

k Af Pernah. Buat hiasan-hiasan dari bahan-

bahan tidak terpakai.

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

l Kls dah pernah. Buat bunga sama vasnya

dari botol sama plastik sama sedotan.

Siswa pernah membuat kreasi dan inovasi dari bahan

bekas dan merasa senang dengan kegiatan yang

dilakukan.

5. Apakah kamu dan teman-temanmu pernah mengikuti kegiatan aksi lingkungan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah?

a Nbl Kadang ikut kerja bakti di depan

sekolah. Waktu itu juga pernah ikut

kerja bakti di taman situ itu lho mbak.

Terus menanam pohon juga pernah.

Siswa pernah mengikuti kegiatan aksi lingkungan di

sekolah dan di luar sekolah.

Sebagian siswa pernah mengikuti

kegiatan aksi lingkungan di

sekolah dan di luar sekolah.

b Any Pernah kerja bakti di luar sekolah.

kemarin juga ada yang kerja bakti

bersihin kali apa itu namanya.. tapi aku

nggak ikut.

Siswa pernah mengikuti kegiatan aksi lingkungan di

sekolah dan di luar sekolah.

c Tgr Pernah Siswa pernah mengikuti kegiatan aksi lingkungan di

sekolah dan di luar sekolah.

d Sls Apa to, mbak? Siswa tidak mengikuti kegiatan aksi lingkungan.

e Arl Pernah. Siswa pernah mengikuti kegiatan aksi lingkungan di

sekolah dan di luar sekolah.

f Fln Aku enggak. Tapi nggak tahu kalo yang

lain.

Siswa tidak mengikuti kegiatan aksi lingkungan.

Page 287: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

269

g Syf Pernah. Waktu pramuka pernah di suruh

bersihin lingkungan sekitar sekolah.

Siswa pernah mengikuti kegiatan aksi lingkungan di

sekolah dan di luar sekolah.

h Ang Pernah. Kerja bakti di lingkungan

sekitar seperti di depan sama samping

sekolah.

Siswa pernah mengikuti kegiatan aksi lingkungan di

sekolah dan di luar sekolah.

i Sln Kadang ada kerja bakti mbak di luar

sekolah.

Siswa pernah mengikuti kegiatan aksi lingkungan di

sekolah dan di luar sekolah.

j Fia Di sekolah pernah. Di luar enggak. Siswa tidak mengikuti kegiatan aksi lingkungan di luar

sekolah.

k Af Enggak nek di luar. Siswa tidak mengikuti kegiatan aksi lingkungan di luar

sekolah.

l Kls Di sekolah ikut, tapi di luar Nggak

ngerti

Siswa tidak mengikuti kegiatan aksi lingkungan di luar

sekolah.

C. Pelaksanaan Kemitraan Sekolah

1. Apakah kamu mengetahui kerjasama yang dilakukan sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan?

a Nbl Yang sama kampus-kampus itu mbak?

Dulu ada yang kesini kegiatannya bikin

pupuk apa ya itu lupa.

Siswa mengetahui kegiatan yang merupakan kemitraan

sekolah dengan instansi lain.

Sebagian besar siswa tidak

mengetahui perihal kemitraan

yang dilakukan oleh sekolah

dengan pihak lain meskipun

dirinya ikut terlibat di dalam

kegiatan hasil kemitraan tersebut.

b Any Pernah ada yang kesini ngasih caranya

bikin pupuk kompos sama misah-misah

sampah, nggak tahu darimana.

Siswa mengetahui kegiatan yang merupakan kemitraan

sekolah dengan instansi lain.

c Tgr Maksudnya? Siswa tidak mengetahui tentang kemitraan sekolah.

d Sls Nggak tau Siswa tidak mengetahui tentang kemitraan sekolah.

e Arl Tidak tahu. Siswa tidak mengetahui tentang kemitraan sekolah.

f Fln Apa ya? Nggak tahu ah Siswa tidak mengetahui tentang kemitraan sekolah.

g Syf Hee enggak tahu. Siswa tidak mengetahui tentang kemitraan sekolah.

h Ang Yang dikumpulin di lapangan terus

dikasih materi sama orang darimana itu

tentang misah-misah sampah itu, mbak?

Siswa mengetahui kegiatan yang merupakan kemitraan

sekolah dengan instansi lain.

i Sln Nggak tahu Siswa tidak mengetahui tentang kemitraan sekolah.

Page 288: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

270

j Fia Nggak Siswa tidak mengetahui tentang kemitraan sekolah.

k Af Enggak Siswa tidak mengetahui tentang kemitraan sekolah.

l Kls Tidak Siswa tidak mengetahui tentang kemitraan sekolah.

2. Bagaimanakah kegiatan yang dilakukan sekolah dengan pihak dari luar sekolah tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang pernah kamu

ikuti?

a Nbl Seru bisa nambah pengetahuan. Siswa menganggap kegiatan hasil kemitraan sekolah

dengan pihak lain seru dan dapat menambah

pengetahuan.

Sebagian besar siswa mengikuti

kegiatan hasil kerjasama sekolah

dengan pihak luar meskipun tidak

mengetahui bahwa kegiatan

tersebut adalah salah satu bentuk

kemitraan. Siswa menganggap

bahwa kegiatan yang dilakukan

menarik dan seru, serta dapat

menambah pengetahuan.

b Any Menarik Siswa menganggap kegiatan hasil kemitraan sekolah

dengan pihak lain menarik.

c Tgr Nggak tahu.

Kalau kegiatan seperti pelatihan

pemilahan sampah pernah atau bank

sampah pernah ikut?

Oh bank sampah pernah. Suruh

ngumpulin sampah terus dijual itu kan?

Seneng aku

Siswa mengikuti kegiatan hasil kerjasama sekolah

dengan pihak luar meskipun tidak mengetahui bahwa

kegiatan tersebut adalah salah satu bentuk kemitraan.

d Sls Belum pernah ikut.

Bank sampah pernah ikut?

Pernah.

Bagaimana?

Senang, sih.

Siswa mengikuti kegiatan hasil kerjasama sekolah

dengan pihak luar meskipun tidak mengetahui bahwa

kegiatan tersebut adalah salah satu bentuk kemitraan.

e Arl Kegiatan apa sih mbak?

Kegiatan seperti Bank Sampah?

Oh, seneng soalnya dapat uang tapi

uangnya ditabung.

Siswa mengikuti kegiatan hasil kerjasama sekolah

dengan pihak luar meskipun tidak mengetahui bahwa

kegiatan tersebut adalah salah satu bentuk kemitraan.

f Fln Gimana ya.. emm... seru Siswa menganggap kegiatan hasil kemitraan sekolah

Page 289: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

271

dengan pihak lain menarik seru.

g Syf Kegiatan sekolahnya seru Siswa menganggap kegiatan hasil kemitraan sekolah

dengan pihak lain seru.

h Ang Seru mbak, kita jadi tahu kalau sampah

harus di pisah-pisah tempat sampah

hijau buat daun, kertas, merah kaca

logam, kuning sisa makanan. Eh iya

nggak ya, lupa

Siswa menganggap kegiatan hasil kemitraan sekolah

dengan pihak lain seru.

i Sln Apa ya mbak, lupa e

Bank sampah, misalnya.

Oh... ya seru mbak.

Siswa menganggap kegiatan hasil kemitraan sekolah

dengan pihak lain seru.

j Fia Nggak tahu.

Bank sampah pernah?

pernah. Mengumpulkan sampah buat

dijual.

Siswa mengikuti kegiatan hasil kerjasama sekolah

dengan pihak luar meskipun tidak mengetahui bahwa

kegiatan tersebut adalah salah satu bentuk kemitraan.

k Af Nggak tahu.

Kegiatan seperti Bank Sampah?

Oh, pernah. Seneng aku, mbak.

Siswa mengikuti kegiatan hasil kerjasama sekolah

dengan pihak luar meskipun tidak mengetahui bahwa

kegiatan tersebut adalah salah satu bentuk kemitraan.

l Kls Nggak tahu.

Kegiatan seperti Bank Sampah?

Ya, pernah.

Siswa mengikuti kegiatan hasil kerjasama sekolah

dengan pihak luar meskipun tidak mengetahui bahwa

kegiatan tersebut adalah salah satu bentuk kemitraan.

D. Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Bagaimanakah tindakan yang kamu lakukan ketika ada siswa yang tidak melaksanakan piket?

a Nbl Mengingatkan temannya Siswa mengingatkan temannya untuk piket. Ketika ada teman yang tidak piket

Page 290: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

272

b Any Diajak piket Siswa mengajak temannya untuk piket. siswa mengingatkan dan

mengajak temannya untuk piket.

Selain itu juga meminta guru

untuk menasehatinya.

c Tgr Bilangin ke bu guru biar di nasehati Siswa meminta guru untuk menasehati temannya.

d Sls Dicatet terus kasihin ke bu guru Siswa meminta guru untuk menasehati temannya.

e Arl Diajak piket Siswa mengajak temannya untuk piket.

f Fln Mengingatkan Siswa mengingatkan temannya untuk piket.

g Syf Mengajak untuk piket Siswa mengajak temannya untuk piket.

h Ang Diingetin Siswa mengingatkan temannya untuk piket.

i Sln Mengingatkan Siswa mengingatkan temannya untuk piket.

j Fia Diajak piket Siswa mengajak temannya untuk piket.

k Af Dingetin aja Siswa mengingatkan temannya untuk piket.

l Kls Mengajak piket Siswa mengajak temannya untuk piket.

E. Evaluasi Kemitraan Sekolah

1. Menurutmu, mengapa sekolah bekerjasama dengan pihak luar dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

a Nbl Perlu, kan dengan kerja sama

pekerjaannya jadi ringan, lebih mudah.

Kerjasama diperlukan yaitu untuk meringankan

pekerjaan.

Masih ada sswa yang tidak

mengetahui alasan perlunya

kerjasama. Namun, sebagian

besar siswa tahu perlunya

kerjasama agar pekerjaan lebih

mudah dan ringan sehingga tujuan

yang ingin dicapai lebih mudah

dicapai.

b Any Biar tujuannya tercapai. Kerjasama diperlukan yaitu agar tujuannya tercapai.

c Tgr Lebih mudah Kerjasama diperlukan yaitu agar lebih mudah.

d Sls Nggak tau Siswa tidak tahu alasan perlunya kerjasama.

e Arl Agar mudah mengelola lingkungan Kerjasama diperlukan yaitu agar lebih mudah.

f Fln Biar lebih gampang Kerjasama diperlukan yaitu agar lebih mudah.

g Syf Biar jadi sekolah adiwiyata, paling... Kerjasama diperlukan yaitu agar mempermudah menjadi

sekolah adiwiyata.

h Ang Biar bisa menang adiwiyata Kerjasama diperlukan yaitu agar mempermudah menjadi

sekolah adiwiyata.

i Sln Biar sekolahnya bagus Kerjasama diperlukan yaitu agar menjadi lebih bagus.

j Fia Apa ya..Nggak tahu Siswa tidak tahu alasan perlunya kerjasama.

k Af Biar gampang melindungi

lingkungannya

Kerjasama diperlukan yaitu agar lebih mudah

melindungi lingkungan.

l Kls Biar sekolahnya bagus Kerjasama diperlukan yaitu agar lebih bagus.

F. Faktor Pendukung

Page 291: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

273

1. Apakah yang membuat kamu senang dan ingin mengikuti kegiatan sekolah dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan?

a Nbl Seru, menyenangkan Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena seru dan menyenangkan.

Faktor pendukung kegiatan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan di SD Negeri

Kotagede 3 adalah:

a) kegiatan yang bervariasi,

b) keinginan siswa untuk

berkembang, dan

c) pengemasan kegiatan yang

menarik dan tidak hanya di

kelas dan melibatkan seluruh

siswa.

b Any Kalau ada kegiatan gitu bisa gabung

dengan kelas yang lain, jadi ramai

Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena dapat berkumpul dengan teman dari

kelas lain.

c Tgr Kegiatannya banyak tur seru Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena kegiatannya beragam dan seru.

d Sls Seneng aja Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena menyenangkan.

e Arl Soalnya kegiatan sekolah menarik Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena menarik.

f Fln Soalnya biar sekolahnya bagus Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena ingin sekolahnya bagus.

g Syf seru Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena seru.

h Ang Untuk menciptakan lingkungan yang

bersih

Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena ingin menciptakan lingkungan yang

bersih.

i Sln Biar sekolahnya jadi sekolah yang bagus

jadi harus melindungi lingkungan.

Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena ingin sekolahnya bagus dan dapt

menjaga lingkungan.

j Fia Seru, banyak temannya Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena seru dan banyak teman.

k Af Bisa sambil bermain Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena dapat sambil bermain.

l Kls Nggak cuma dikelas Siswa ikut kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan karena kegiatan tidak hanya di kelas.

G. Faktor Penghambat

1. Apakah kesulitan yang kamu rasakan dalam mengikuti kegiatan sekolah dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan?

Page 292: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

274

a Nbl Nggak ada, seneng aja Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah.

Siswa tidak merasakan kesulitan

yang berarti ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan sekolah.

Hanya saja rasa malas dan

lingkungan teman sebaya yang

tidak berpartisipasi membuat

siswa tidak berpartisipasi.

b Any Apa ya, nggak ada deh mbak Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah.

c Tgr Nggak ada Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah.

d Sls Nggak ada, tapi kadang males ding Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah.

e Arl Nggak ada Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah. Hanya saja rasa malas terkadang membuat

siswa tidak berpartisipasi.

f Fln Nggak ada, paling kalo disuruh bawa-

bawa itu males

Siswa tidak merasakan kesulitan berarti ketika

mengikuti kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan sekolah. Hanya saja rasa malas terkadang

membuat siswa tidak berpartisipasi.

g Syf Nggak ada Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah.

h Ang Nggak ada Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah.

i Sln Nggak ada Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah.

j Fia Kadang, males kalo temennya ada yang Siswa merasakan kesulitan ketika lingkungan teman

Page 293: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

275

nggak ikut terus aku jadi pengen nggak

ikut

sebaya mempengaruhi keinginan siswa untuk tidak

berpartisipasi.

k Af Nggak ada Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah.

l Kls Nggak ada Siswa tidak merasakan kesulitan ketika mengikuti

kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

sekolah.

Kondensasi Data Hasil Wawancara dengan Siswa

Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan Program Adiwiyata

SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017

(Wawancara VIII)

A. Perencanaan Pengelolaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

1. Apakah bapak/ ibu guru mengajarkanmu untuk berhemat dalam menggunakan listrik, air, dan ATK?

a Nbl Ya mengajarkan dan memberikan

contoh pas mau mau sekolah atau pas

pelajaran, pas pulang sekolah juga

Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat dengan memberikan

nasehat baik dalam pembelajaran maupun di luar

pembelajaran.

Bapak/ Ibu guru mengajarkan

siswa untuk menggunakan listrik,

air, dan ATK secara hemat

dengan cara memberikan nasehat

melalui KBM maupun di luar

KBM, dan juga menggunakan

poster.

b Any Ya, bu guru kadang mengajak untuk

membuat poster tentang hemat energi

nanti yang paling bagus di pajang

Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat dengan pembuatan

poster mengenai hemat energi.

c Tgr Ya Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat.

d Sls Ya, kadang-kadang Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat.

e Arl Iya mengajarkan Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat.

f Fln Ya berhemat listrik dan air, biasanya ada

poster-poster itu

Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat melalui poster.

Page 294: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

276

g Syf Iya Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat

h Ang Ya Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat

i Sln Mengajarkan Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat

j Fia Mengajarkan Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat

k Af Ya Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat

l Kls Ya Bapak/ Ibu guru mengajarkan siswa untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK secara hemat

B. Pelaksanaan Kelengkapan Sarana dan Prasarana

1. Apakah sarana pendukung ramah lingkungan SD Negeri Kotagede 3 yang kamu ketahui?

a Nbl Komposter, mesin pencacah daun Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti komposter dan mesin

pencacah daun.

Siswa mengetahui sarana

pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti

tempat sampah sesuai jenisnya,

alat kebersihan, komposter dan

mesin pencacah daun.

b Any Tempat sampah berdasarkan jenisnya,

komposter, mesin pencacah daun

Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti tempat sampah sesuai

jenisnya, komposter dan mesin pencacah daun.

c Tgr Komposter, pencacah daun, tempat

sampah

Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti tempat sampah sesuai

jenisnya, komposter dan mesin pencacah daun.

d Sls Tempat sampah Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti tempat sampah.

e Arl Sapu, kain pel, Komposter Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti sapu, kain pel, dan

komposter.

f Fln Komposter Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti komposter.

Page 295: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

277

g Syf Alat kebersihan, komposter Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti alat kebersihan dan

komposter.

h Ang Komposter Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti komposter.

i Sln Komposter, alat pencacah daun Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti komposter dan mesin

pencacah daun.

j Fia Nggak tahu Siswa tidak mengetahui sarana pendukung ramah

lingkungan yang dimiliki sekolah.

k Af Komposter Siswa mengetahui sarana pendukung ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah seperti komposter.

l Kls Ndak tahu Siswa tidak mengetahui sarana pendukung ramah

lingkungan yang dimiliki sekolah.

C. Pelaksanaan Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

1. Apakah yang kamu lakukan untuk memelihara sarana dan prasarana ramah lingkungan di sekolah seperti alat-alat kebersihan dan gedung sekolah?

a Nbl Kalau memakai dikembalikan ke tempat

semula.

Siswa mengembalikan barang yang telah dipakai

ketempat semula.

Siswa melakukan hal-hal berikut

ini untuk memelihara sarana dan

prasarana ramah lingkungan di

sekolah.

4) Mengembalikan barang yang

dipakai ketempat semula

5) Membersihkan dan

merawatnya dengan baik

6) Tidak menggunakannya

sebagai mainan.

b Any Kalau memakai sapu dikembalikan ke

gantungannya. Terus jangan buat

mainan.

Siswa mengembalikan barang yang telah dipakai

ketempat semula dan tidak menggunakannya sebagai

mainan.

c Tgr Jangan dibuat mainan Siswa tidak menggunakannya sebagai mainan.

d Sls Dijaga Siswa menjaga sarana dan prasarana yang disediakan

sekolah.

e Arl Dirawat Siswa merawat sarana dan prasarana yang disediakan

sekolah.

f Fln Jangan dicoret-coret temboknya. Siswa tidak mencorat-coret dinding sekolah.

g Syf Dibersihin Siswa membersihkan sarana dan prasarana yang

disediakan sekolah.

h Ang Kalau pakai dikembalikan ke tempat Siswa mengembalikan barang yang telah dipakai

Page 296: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

278

semula ketempat semula.

i Sln Sapu sama kemoceng jangan dibuat

pukul-pukulan biar nggak patah

Siswa tidak menggunakan alat kebersihan sebagai

mainan.

j Fia Dijaga Siswa menjaga sarana dan prasarana yang disediakan

sekolah.

k Af Dipelihara baik-baik Siswa memelihara dengan baik sarana dan prasarana

yang disediakan sekolah.

l Kls Dibersihakan Siswa membersihkan sarana dan prasarana yang

disediakan sekolah.

2. Siapakah yang bertugas untuk membersihkan lingkungan sekolah?

a Nbl Semuanya Semua warga sekolah bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

Semua warga sekolah

bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan meliputi siswa, guru,

karyawan bahkan masyarakat

sekitar.

b Any Warga sekolah Semua warga sekolah bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

c Tgr Siswa, guru Siswa dan guru bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

d Sls Semua Semua warga sekolah bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

e Arl Siswa dan guru Siswa dan guru bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

f Fln Semuanya Semua warga sekolah bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

g Syf Warga sekolah Semua warga sekolah bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

h Ang Seluruh warga sekolah Semua warga sekolah bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

i Sln Siswa, guru, pak bon, pak satpam,

penjual di kantin

Semua warga sekolah bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

j Fia Semua siswa dan guru Siswa dan guru bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

Page 297: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

279

k Af Semuanya Semua warga sekolah bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

l Kls Semua Semua warga sekolah bertanggungjawab atas kebersihan

lingkungan.

3. Apakah yang kamu lakukan ketika melihat sarana dan prasarana sekolah rusak?

a Nbl Kalo sapu yang rusak bilang sama bu

guru biar diganti

Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

Siswa melaporkan kerusakan

sarana dan prasarana kepada guru

agar diperbaiki atau diganti. b Any Bilang ke bu guru Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

c Tgr Memperbaiki kalo bisa Siswa mencoba memperbaiki kerusakan sarana dan

prasarana yang ditemuinya.

d Sls Bilang bu guru atau pak guru Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

e Arl Bilang sama guru Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

f Fln Bilang bu guru Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

g Syf Lapor ke bu guru biar nanti diperbaiki

atau diganti

Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

h Ang Bilang ke bu guru Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

i Sln Laporin ke ibu atau bapak guru Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

j Fia Bilang guru aja Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

k Af Lapor bu guru Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

l Kls Bilang sama bapak atau ibu guru Siswa melaporkan kerusakan sarana dan prasarana

kepada guru.

4. Mengapa kamu perlu memelihara sarana dan prasarana sekolah?

Page 298: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

280

a Nbl Agar sarana dan prasarana sekolahnya

terawat dan dapat dipakai terus.

Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar

terawat dan dapat dipakai dalam jangka waktu lama.

Sarana dan prasarana sekolah

perlu dipelihara agar terawat dan

dapat dipakai dalam jangka waktu

lama. b Any Biar bisa dipakai terus Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar dapat

dipakai dalam jangka waktu lama.

c Tgr Biar awet Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar dapat

dipakai dalam jangka waktu lama.

d Sls Biar nggak cepet rusak Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar dapat

dipakai dalam jangka waktu lama.

e Arl Agar dapat dipakai terus Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar dapat

dipakai dalam jangka waktu lama.

f Fln Biar nggak rusak Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar dapat

dipakai dalam jangka waktu lama.

g Syf Agar terawat Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar

terawat.

h Ang Biar awet Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar dapat

dipakai dalam jangka waktu lama.

i Sln Agar tidak rusak Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar dapat

dipakai dalam jangka waktu lama.

j Fia Agar dapat digunakan lagi Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar dapat

dipakai dalam jangka waktu lama.

k Af Awet Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar dapat

dipakai dalam jangka waktu lama.

l Kls Terawat Sarana dan prasarana sekolah perlu dipelihara agar

terawat.

5. Apakah kegiatan yang kamu lakukan untuk menghemat listrik, air, dan ATK?

a Nbl Mematikan lampu yang tidak di pakai,

mematikan kipas angin, mematikan kran

air setelah dipakai, tidak mainan kertas

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

Siswa mengetahui apa yang harus

dilakukan untuk menghemat

listrik, air dan ATK seperti

mematikan lampu dan alat

elektronik lain bila tidak dipakai b Any Tidak menghidupkan lampu di siang

hari, mematikan kran air, menggunakan

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

Page 299: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

281

air seperlunya dan mematikan kran air setelah

memakainya. c Tgr Mematikan lampu, kipas angin, TV,

matikan kran air tidak terpakai.

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

d Sls Menggunakan listrik dan air seperlunya. Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

e Arl Matiin lampu pas siang hari. Mematikan

kran air setelah di pakai.

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

f Fln Mematikan lampu, kipas angin di siang

hari. Menggunakan air secukupnya.

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

g Syf Kalo lampunya nggak dipakai

dimatikan. Kalo habis memakai kran

airnya dimatikan.

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

h Ang Mematikan alat-alat listrik yang tidak

dipakai. Mematikan kran air.

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

i Sln Mematikan lampu dan kipas angin yang

tidak dipakai dan menggunakan air

sedikit-sedikit.

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

j Fia Kalo siang lampunya dimatiin.

Menyalakan kran airnya kecil aja jangan

besar-besar.

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

k Af Mematikan lampu. Mematikan kran air

setelah memakainya.

Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

l Kls Matiin lampu. Matiin kran air. Siswa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menghemat listrik, air dan ATK.

D. Pelaksanaan Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

1. Apakah kamu lebih suka membeli makan di kantin sekolah/ luar sekolah? Mengapa?

a Nbl di kantin soalnya lebih bersih. Siswa lebih suka membeli makan di kantin karena lebih

bersih.

Sebagian besar siswa lebih suka

makan di kantin sekolah karena

sudah memahami bahwa makanan

kantin sekolah lebih bersih dan b Any Makan di kantin lebih bersih. Tapi bawa

dari rumah juga kadang-kadang.

Siswa lebih suka membeli makan di kantin karena lebih

bersih.

Page 300: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

282

c Tgr Dua-duanya. Soale dua-duane enak.

Tapi nek di luar pas pulang. Pas

istirahat kan nggak boleh jajan di luar.

Siswa suka membeli makan baik di kantin sekolah dan

luar sekolah karena menurutnya makanan dua tempat

tersebut sama-sama enak. Siswa membeli makanan di

luar sekolah ketika pulang karena ketika istirahat siswa

dilarang untuk membeli makanan di luar sekolah.

lebih sehat daripada makanan

yang dijual oleh pedagang kaki

lima di luar sekolah. Masih ada

siswa yang membeli makanan

pada pedagang keliling di luar

sekolah ketika pulang sekolah,

padahal ketika istirahat siswa

sudah dilarang membeli makan di

luar.

d Sls Di kantin. Soalnya makanannya enak

dan bergizi.

Siswa lebih suka membeli makan di kantin karena

makanan yang dijual enak dan bergizi.

e Arl Dua-duanya. Yo suka aja. Siswa suka membeli makan baik di kantin sekolah dan

luar sekolah.

f Fln Makan di kantin lebih sehat tapi sok

rame banget. Jadi, kadang makan di luar

juga kalau pulang sekolah. kan kalo

istirahat nggak boleh.

Siswa suka membeli makan baik di kantin sekolah dan

luar sekolah karena kadang kantin sekolah ramai sekali.

g Syf Di kantin. Bersih dan enak. Siswa lebih suka membeli makan di kantin karena lebih

bersih dan makanannya enak.

h Ang Kantin. lebih sehat. Siswa lebih suka membeli makan di kantin karena lebih

sehat.

i Sln Kantin. Siswa lebih suka membeli makan di kantin.

j Fia Di dalam dan luar. Kalo di dalam tuh

males balikin tempat makannya.

Siswa suka membeli makan baik di kantin sekolah dan

luar sekolah karena malas untuk mengembalikan tempat

makan yang dipakai oleh kantin sekolah.

k Af Kantin. enak dan bersih. Siswa lebih suka membeli makan di kantin karena lebih

bersih dan makanannya enak.

l Kls Kantin soalnya makanannya enak. Siswa lebih suka membeli makan di kantin karena

makanan yang dijual enak.

E. Evaluasi Kelengkapan Sarana dan Prasarana

1. Menurutmu, bagaimanakah sarana dan prasarana yang disediakan sekolah? Apakah sudah memadai dalam upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup?

a Nbl Sudah cukup. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

cukup memadai.

Sarana dan prasarana yang

disediakan sekolah sudah cukup

Page 301: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

283

b Any Udah cukup. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

cukup memadai.

memadai.

c Tgr Udah. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

memadai.

d Sls Sudah. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

memadai.

e Arl Sudah. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

memadai.

f Fln Sudah. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

memadai.

g Syf Sudah. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

memadai.

h Ang Sudah. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

memadai.

i Sln Sudah. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

memadai.

j Fia Nggak tahu Siswa tidak tahu apakah Sarana dan prasarana yang

disediakan sekolah sudah memadai atau belum.

k Af Sudah. Sarana dan prasarana yang disediakan sekolah sudah

memadai.

l Kls Ndak tahu Siswa tidak tahu apakah Sarana dan prasarana yang

disediakan sekolah sudah memadai atau belum.

F. Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Menurutmu, mengapa perilaku hemat dalam penggunaan listrik, air, dan ATK diperlukan?

a Nbl Perlu, agar energi tidak cepat habis Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

Perilaku hemat energi diperlukan

agar energi tidak cepat habis.

b Any Karena agar energinya nggak cepat

habis

Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

c Tgr Biar nggak boros Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

Page 302: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

284

d Sls Agar nggak cepat habis Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

e Arl Biar awet Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

f Fln Biar nggak habis Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

g Syf Biar nggak cepat abis Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

h Ang Agar energinya tidak habis sehingga

tidak merusak lingkungan

Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis sehinga tidak merusak lingkungan.

i Sln Agar energi tidak cepat habis Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

j Fia Biar nggak boros Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

k Af Ya biar hemat Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

l Kls Biar nggak abis-abis Perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat

habis.

G. Evaluasi Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan

1. Menurutmu, bagaimana kualitas makanan dan minuman yang disediakan di kantin sekolah?

a Nbl Bersih, enak, sehat. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin bersih, enak, dan sehat.

Menurut siswa, makanan dan

minuman yang disediakan kantin

enak, bersih, sehat, bergizi, dan

murah. b Any Sehat, bergizi. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin sehat dan bergizi.

c Tgr Enak, murah. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin enak dan murah.

d Sls Sehat. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin sehat.

e Arl Bergizi. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin bergizi.

Page 303: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

285

f Fln Sehat Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin sehat.

g Syf Enak, sehat. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin enak dan sehat.

h Ang Bersih, sehat, enak, bergizi. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin bersih, sehat, enak, bergizi.

i Sln Bersih dan enak. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin bersih dan enak.

j Fia Enak. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin enak.

k Af Enak, bersih. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin enak dan bersih.

l Kls Enak. Menurut siswa, makanan dan minuman yang disediakan

kantin enak.

2. Menurutmu, bagaimana pelayanan kantin sekolah?

a Nbl Ramah. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan. Pelayanan kantin sudah baik dan

memuaskan bagi siswa SD Negeri

Kotagede 3. b Any Memuaskan. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

c Tgr Penjualnya ramah dan baik. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

d Sls Baik penjualnya. Makanannya enak. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

e Arl Penjualnya lucu dan baik. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

f Fln Suka. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

g Syf Ramah. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

h Ang Memuaskan. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

i Sln Bagus. Penjualnya ramah dan baik. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

j Fia Udah baik. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

k Af Bagus. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

l Kls Bagus sih. Penjualnya baik tapi sering

ngeledekin aku.

Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan.

H. Faktor Pendukung

1. Apakah yang menjadi alasan pelayanan kantin di sekolahmu sehat dan ramah lingkungan?

Page 304: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

286

a Nbl Kan penjualnya udah nggak make

plastik buat pembungkus makanannya.

Jadinya kan kantinnya ramah

lingkungan.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena sudah tidak menggunakan

plastik sebagai pembungkus makanan dan minumannya.

Faktor pendukung kantin di SD

Negeri Kotagede 3 sebagai sehat

dan ramah lingkungan adalah:

a) makanan dan minuman yang

dijual adalah makanan dan

minuman sehat, dan

b) tidak menggunakan plastik

sebagai pembungkus

makanan dan minumannya.

b Any Sudah tidak menggunakan plastik

sebagai pembungkus makanannya.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena sudah tidak menggunakan

plastik sebagai pembungkus makanan dan minumannya.

c Tgr Penjualnya baik dan makanannya enak. Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena penjual yang baik dan

makanan yang enak..

d Sls Sudah tidak menggunakan plastik. Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena sudah tidak menggunakan

plastik sebagai pembungkus makanan dan minumannya.

e Arl Udah nggak make plastik tapi tempat

makanan dan gelas buat tempat makanan

dan minumannya.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena sudah tidak menggunakan

plastik sebagai pembungkus makanan dan minumannya.

f Fln Soalnya makanan yang dijual itu

makanan sehat.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena makanan dan minuman yang

dijual adalah makanan dan minuman sehat.

g Syf Sudah tidak menggunakan pembungkus

plastik.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena sudah tidak menggunakan

plastik sebagai pembungkus makanan dan minumannya.

h Ang Makanannya sehat, penjualnya baik dan

sudah tidak menggunakan plastik lagi.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena makanan dan minuman yang

dijual adalah makanan dan minuman sehat serta sudah

tidak menggunakan plastik sebagai pembungkus

makanan dan minumannya.

i Sln Sudah tidak ada plastik. Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena sudah tidak menggunakan

plastik sebagai pembungkus makanan dan minumannya.

Page 305: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

287

j Fia Nggak make plastik lagi. Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena sudah tidak menggunakan

plastik sebagai pembungkus makanan dan minumannya.

k Af Karena sehat dan nggak ada plastik. Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena sudah tidak menggunakan

plastik sebagai pembungkus makanan dan minumannya.

l Kls Makanan dan minumannya sehat terus

tempatnya bukan plastik lagi.

Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan sehat dan

ramah lingkungan karena makanan dan minuman yang

dijual adalah makanan dan minuman sehat serta sudah

tidak menggunakan plastik sebagai pembungkus

makanan dan minumannya.

I. Faktor Penghambat

2. Menurutmu, apakah kekurangan dari pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3?

a Nbl Terlalu sempit. Kantin SD Negeri Kotagede 3 terlalu sempit. Kekurangan kantin SD Negeri

Kotagede 3 adalah:

a) terlalu sesak karena lahan yang

sempit sedangkan jumlah anak

banyak,

b) budaya antri kurang, dan

c) sikap malas anak-anak untuk

mengembalikan wadah bekas

makan dan minumnya.

b Any Kurang luas jadi sumpek. Kantin SD Negeri Kotagede 3 kurang luas sehingga

sesak. c Tgr Desel-deselan nek beli Kantin SD Negeri Kotagede 3 sesak dan budaya

antri kurang. d Sls Nggak bisa diatur kalo beli. Budaya antri masih kurang. e Arl Terlalu banyak anak. Banyak anak yang membeli makanan di kantin

yang sempit. f Fln Males balikin tempat makanan dan

minumannya. Siswa terkadang malas untuk mengembalikan

tempat makanan dan minuman. g Syf Sempit. Kantin SD Negeri Kotagede 3 terlalu sempit. h Ang Sering nggak kebagian tempat buat

duduk, jadi nek makan cari tempat lain

tapi harus balik lagi balikin wadahnya.

Kan ribet.

Kantin SD Negeri Kotagede 3 terlalu sempit

sehingga siswa mencari tempat lain untuk makan

dan menjadi malas untuk mengembalikan tempat

makanan dan minuman karena jauh. i Sln Terlalu sumpek. Kantin SD Negeri Kotagede 3 terlalu sesak.

Page 306: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

288

j Fia Males bolak-balik. Siswa terkadang malas untuk mengembalikan

tempat makanan dan minuman. k Af Penuh banget Banyak anak yang membeli makanan di kantin

yang sempit sehingga kantin menjadi sangat penuh. l Kls Sempit Kantin SD Negeri Kotagede 3 terlalu sempit.

Page 307: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

289

Lampiran 12. Kondensasi Data Hasil Observasi

Kondensasi Data Hasil Observasi

Implementasi Program Adiwiyata SD Negeri Kotagede 3 Tahun Ajaran 2016/ 2017

Variabel Sub

Variabel

Indikator Deskripsi Hasil Observasi Kesimpulan

Kebijakan

Sekolah

Berwawasan

Lingkungan

Pelaksanaan

Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah

10 Maret 2017 terdapat papan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 di lobby.

11 Maret 2017 terdapat papan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 di ruang kepala sekolah.

13 Maret 2017 terdapat papan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 di ruang guru.

Terdapat beberapa siswa yang menyanyikan

lagu atau yel-yel berkaitan dengan visi dan

misi SD Negeri Kotagede 3 di perpustakaan.

16 Maret 2017 terdapat papan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 di ruang perpustakaan.

Terdapat papan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 di ruang BK

20 Maret 2017 terdapat papan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 di ruang kelas 6A, 6B, 2A dan 2B

21 Maret 2017 terdapat papan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 di ruang kelas 5A, 5B, 4A, dan 4B.

29 Maret 2017 terdapat beberapa siswa di perpustakaan yang

menyanyikan lagu atau yel-yel berkaitan

dengan visi dan misi SD Negeri Kotagede 3 di

perpustakaan.

31 Maret 2017 terdapat papan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 di ruang kelas 1A dan 1B.

1 April 2017 terdapat papan visi, misi, dan tujuan SD Negeri

Kotagede 3 di ruang kelas 3A dan 3B.

Visi, misi, dan tujuan SD

Negeri Kotagede 3

dilaksanakan dengan

menggunakan media

sosialisasi berupa papan

yang berisi visi, misi, dan

tujuan sekolah.

Papan tersebut dipasang di

berbagai tempat seperti

lobby sekolah, ruang kepala

sekolah, ruang guru, ruang

perpustakaan, ruang BK dan

setiap ruang kelas.

Visi, misi, dan tujuan

sekolah dikenalkan melalui

sebuah lagu atau yel-yel.

Page 308: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

290

Peraturan/ Tata

tertib sekolah

11 Maret 2017 terdapat perintah untuk membuang sampah

pada tempatnya yang tertulis melalui poster

di dinding sebelah utara sekolah pintu

masuk.

Terdapat siswa yang terlambat masuk

sekolah. Datang ke sekolah ketika tadarus

sudah dimulai.

Terdapat siswa yang membuang sampah

kertas di koridor sekolah.

15 Maret 2017 terdapat peringatan atau larangan untuk

memetik daun/ bunga di dekat wastafel dan

taman sekolah.

18 Maret 2017 terdapat perintah untuk hemat air di tempat

wudhu mushola sekolah.

20 Maret 2017 terdapat papan tata tertib/ peraturan sekolah di

ruang kelas 2 A, 2B, 6A dan 6B.

21 Maret 2017 terdapat papan tata tertib/ peraturan sekolah di

ruang kelas 5A, 5B, 4A, dan 4B.

23 Maret 2017 terdapat papan tata tertib/ peraturan sekolah di

ruang kepala sekolah.

24 Maret 2017 terdapat papan tata tertib/ peraturan sekolah di

ruang guru.

27 Maret 2017 terdapat siswa yang tidak membuang sampah

sesuai dengan jenisnya, memasukkan

sampah kertas ke tempat sampah berwarna

hijau yang seharusnya untuk sampah

organik, sisa makanan, kulit buah, dan

dedaunan.

31 Maret 2017 terdapat papan tata tertib/ peraturan sekolah di

ruang kelas 1A dan 1B.

Terapat papan tata tertib/ peraturan sekolah

Peraturan atau tata tertib di

SD Negeri Kotagede dibuat

tertulis dan di pasang di

beberapa tempat seperti

ruang kepala sekolah,

perpustakaan, ruang guru,

setiap ruang kelas, taman

sekolah, dekat wastafel dan

tempat wudhu mushola

sekolah.

Masih terdapat siswa yang

tidak menaati peraturan/ tata

tertib sekolah.

Guru mengingatkan dan

menasehati siswa yang

melanggar peraturan.

Page 309: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

291

di ruang kelas 3A dan 3B.

1 April 2017 salah satu guru mengingatkan siswa yang berada

di perpustakaan untuk makan di luar

perpustakaan dan mengembalikan tempat

makannya.

6 April 2017 salah satu guru mengingatkan siswa untuk segera

menghabiskan makan karena waktu istirahat

sudah habis.

RKAS 11 Maret 2017 terdapat papan yang mengambarkan alokasi

penggunaan dana BOS

RKAS dilaksanakan secara

transparan.

Evaluasi RKAS 22 Maret 2017 terdapat laporan penggunaan dana BOS yang

dipasang di papan informasi di depan ruang

kepala sekolah.

Laporan RKAS dilakukan

secara transparan

Peraturan/ Tata

tertib sekolah

16 Maret 2017 terdapat ruang BK yang di gunakan untuk

membimbing siswa yang melanggar

peraturan

Evaluasi dilakukan oleh guru

dan kepala sekolah melalui

pengamatan sikap dan

kemudian mengadakan

bimbingan.

Kurikulum

Sekolah

Berbasis

Lingkungan

Pelaksanaan

Pembelajaran 10 Maret 2017 poster hasil karya siswa dalam pembelajaran di

pajang di lobby sekolah.

11 Maret 2017 pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga

kelas 1A dan 1B digabung menjadi satu

dengan dua guru di lapangan olahraga milik

SD Negeri Kotagede 3. Ketika

pembelajaran olahraga siswa diminta untuk

membawa bekal minuman menggunakan

botol-botol minum yang dapat dipakai

ulang.

13 Maret 2017 Siswa kelas 2 melakukan kegiatan belajar

mandiri di perpustakaan dengan membaca

SD Negeri Kotagede 3 sudah

melaksanakan pembelajaran

terintegrasi dengan

lingkungan sekitar melalui

berbagai kegiatan dalam

pembelajarannya yang

melibatkan lingkungan

sekitar siswa sebagai sumber

belajar.

Kegiatan dan metode

pembelajaran yang dilakukan

oleh guru-guru sudah

Page 310: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

292

buku-buku dan memperhatikan isi buku

tersebut.

Terdapat mading hasil pembelajaran siswa-

siswi yang terpajang di dinding depan kelas

6B disebelah timur lapangan upacara.

14 Maret 2017 kegiatan pembelajaran siswa kelas 5B mata

pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan di

perpustakaan untuk membaca buku dengan

tema sumber daya alam dan pemanfatannya

kemudian menuliskan informasi yang di

dapatkannya.

18 Maret 2017 siswa kelas 6 melakukan kegiatan membatik

dengan teknik jumput menggunakan bahan

pewarna alami dari lingkungan sekitarnya.

Terdapat etalase yang berisi hasil karya

siswa yang dipajang di depan ruang guru

serta beberapa hiasan bunga dari plastik dan

sedotan yang ada di ruang koperasi siswa.

25 Maret 2017 siswa kelas 3B mendapatkan tugas Bahasa

Indonesia untuk membaca buku cerita di

perpustakaan dan membedakan legenda,

cerita rakyat, fabel dan dongeng.

30 Maret 2017 siswa kelas 3A belajar matematika di luar kelas.

Mengamati benda-benda di lingkungan

sekitar sekolah kemudian diukur panjang

sisi-sisinya menggunakan mistar dan

menghitung luas dari benda tersebut.

5 April 2017 Tempat duduk di kelas 3A disusun menjadi

kelompok-kelompok kecil untuk

memudahkan kegiatan diskusi pelajaran

Pkn

bervariasi dan tidak

monoton. Pembelajaran

sudah melibatkan keaktifan

siswa.

Hasil Pembelajaran yang

berupa produk dipamerkan di

etalase depan ruang guru

atau digunakan sebagai

hiasan.

Page 311: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

293

6 April 2017 terdapat hasil karya siswa yang tertata rapi di

belakang kelas 3A berupa miniatur

aquarium dari kardus bekas dan batu-

batuan. Di kelas 3B terdapat celengn tanah

liat yang telah dihias oleh siswa.

Evaluasi Pembelajaran 19 Maret 2017 hasil kegiatan membatik siswa diperlihatkan

kepada beberapa guru dan kepala sekolah

untuk dipilih yang paling baik untuk

digunakan sebagai taplak salah satu meja di

ruang kepala sekolah.

Kepala sekolah dan guru lain

terlibat dalam penilaian produk

hasil pembelajaran siswa yang

akan dipamerkan.

Faktor

Pengaruh

Faktor

Pendukung

13 Maret 2017 Siswa kelas 2 melakukan kegiatan belajar

mandiri membaca buku di perpustakaan

tanpa pengawasan guru.

14 Maret 2017 siswa kelas 5B mau membaca buku dan

mengerjakan tugas tanpa pengawasan guru.

18 Maret 2017 siswa kelas 6 mengikuti pembelajaran

membatik menggunakan teknik jumput dan

pewarna alami dengan antusias dan aktif.

Lingkungan sekitar siswa mendukung

kegiatan membatik menggunakan pewarna

alami.

25 Maret 2017 siswa kelas 3B mau mencari dan membaca

buku cerita di perpustakaan. Bahkan

bertanya kepada petugas perpus mengenai

buku cerita rakyat dan legenda.

30 Maret 2017 siswa kelas 3 antusias dan mau secara aktif

mengerjakan tugas dari guru. Banyak

benda-benda di lingkungan sekitar sekolah

yang dapat dijadikan sumber belajar.

Faktor pendukung kurikulum

berbasis lingkungan antara

lain:

Kesadaran siswa untuk

berpartisipasi aktif

Keadaan lingkungan sekitar

Faktor

Penghambat

13 Maret 2017 Beberapa siswa laki-laki kelas 2 hanya

bertahan untuk membaca selama beberapa

Faktor penghambat

pelaksanaan kurikulum

Page 312: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

294

menit tanpa pengawasan guru, selebihnya

siswa tersebut bersenda gurau dengan

temannya.

30 Maret 2017 beberapa siswa kelas 3 belum menyelesaikan

tugas ketika jam pelajaran selesai karena

sebelumnya hanya bermain-main.

berbasis lingkungan antara lain

kesadaran akan tanggungjawab

siswa yang kurang.

Kegiatan

Lingkungan

Berbasis

Partisipatif

Perencanaan Kegiatan

Perlindungan

dan Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

10 Maret 2017 kepala sekolah mengumumkan agar setiap kelas

membawa semua tempat sampah ke

lapangan upacara untuk dibersihkan.

15 Maret 2017 terdapat banner besar bertuliskan pendidikan

karakter, salah satunya adalah peduli

lingkungan.

Kepala sekolah dan guru

mensosialisasikan kepada

seluruh siswa tentang

kegiatan yang akan

dilaksanakan baik melalui

lisan.

Untuk meningkatkan

patisipasi siswa dalam

kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup, sekolah memasang

banner tentang karakter

yang harus dimiliki siswa

salah satunya adalah peduli

lingkungan sebagai

pengingat siswa.

Kemitraan 27 Maret 2017 terdapat mahasiswa dari INSTIPER Yogyakarta

yang akan mengadakan penyuluhan cara

pembuatan kompos organik, kemudian

berkoordinasi dengan kepala sekolah.

30 Maret 2017 terdapat mahasiswa INSTIPER Yogyakarta

yang melakukan koordinasi pelaksanaan

penyuluhan cara pembuatan kompos

organik pada hari itu.

Kemitraan atau kerjasama

didapatkan dari tawaran pihak

lain dan dipertimbangkan oleh

sekolah.

Pelaksanaan Kegiatan 10 Maret 2017 terdapat siswa yang melakukan piket menyapu Terdapat banyak kegiatan

Page 313: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

295

Perlindungan

dan Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

ruang kelas saat pulang sekolah.

Banyak tanaman hias yang tertata di

sekeliling sekolah.

11 Maret 2017 tempat sampah yang dikumpulkan kemarin

dibersihkan dan dikembalikan ke setiap

kelas.

Masih ada sampah di beberapa sudut

sekolah.

Tanaman di kebun sekolah yang ada di

lapangan olahraga SD Negeri Kotagede 3

kurang tertata karena masih ada

pembangunan gedung.

Terdapat papan pengingat program semutlis

(sepuluh menit untuk lingkungan) di lobby

sekolah.

Terdapat poster-poster hemat energi dan

menjaga lingkungan di lobby sekolah.

13 Maret 2017 terdapat kandang burung dan aquarium di

dekat lobby sekolah.

Terdapat tempat sampah di setiap kelas.

Tempat sampah kuning untuk sampah

kertas, kardus, koran, box/ kotak; merah

untuk sampah plastik, kresek, gabus, dan

kemasan; hijau untuk sampah organik, sisa

makanan, kulit buah, dan dedaunan.

14 Maret 2017 Di sekitar mushola sekolah terdapat poster

bertuliskan kebersihan sebagian iman.

Terdapat siswa yang belum menerapkan

program rasater.

Terdapat sampah yang berserakan di

beberapa sudut sekolah.

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup yang

melibatkan partisipasi warga

sekolah terutama siswa SD

Negeri Kotagede 3.

Diantaranya adalah:

11) piket kelas, piket taman,

dan piket kebun;

12) semutlis (sepuluh menit

untuk lingkungan

sekolah);

13) pemasangan poster-poster

untuk menjaga

lingkungan, membuang

sampah pada tempatnya

dan menghemat energi

14) ekstrakurikuler pramuka,

15) adanya berbagai tanaman

dan hewan yang

dipelihara di lingkungan

untuk melatih kepedulian

siswa terhadap makhluk

hidup lain dengan terlibat

menjaga dan merawatnya

seperti menyirami

tanaman, mencabuti

gulma, memberi makan

hewan dan membersihkan

kandangnya,

16) rasater (radius satu

meter),

Page 314: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

296

15 Maret 2017 terdapat sampah yang tertumpuk di sudut

sekolah di lantai 2

Terdapat siswa yang sedang piket ketika

pagi sepuluh menit sebelum melakukan

tadarus (semutlis) dan pulang sekolah

membuang sampah di kelas ke tempat

penampungan sampah sementara di

samping sekolah.

16 Maret 2017 siswa melakukan piket pagi hari sepuluh menit

sebelum masuk (semutlis) dan siang hari

saat pulang sekolah.

Terdapat pot-pot hidroponik tanaman hias

di penjuru sekolah. Pot-pot tersebut

merupakan hasil kreativitas siswa. Di dalam

pot dipelihara ikan kecil untuk mengurangi

jentik-jentik nyamuk.

17 Maret 2017 siswa membuang sampah di tempat sampah

yang ada di kelasnya ke tempat

penampungan sampah sementara.

Guru mengingatkan siswa untuk

melaksanakan piket.

Siswa kelas 1 melaksanakan piket ketika

pulang sekolah dengan menyapu dan

membersihkan papan tulis.

Terdapat hiasan timbul bertuliskan SD

Negeri Kotagede 3 dari kertas koran bekas

yang merupakan hasil kreativitas dan

inovasi dari siswa-siswi SD Negeri

Kotagede 3.

18 Maret 2017 terdapat ekstrakurikuler untuk kelas 4 dan 5.

Kelas 4 melakukan kegiatan untuk membuat

17) terdapat juga program

kegiatan inovatif dan

kreativitas seperti

menghias pot-pot

hidroponik, atau hiasan

cetak timbul;

18) hidroponik;

19) bank sampah; dan

20) pembibitan tanaman.

Kegiatan yang telah

direncanakan oleh sekolah

melibatkan warga sekolah

terutama siswa secara aktif,

meskipun pada kenyataannya

masih terdapat beberapa siswa

yang kurang peduli dengan

adanya kegiatan-kegiatan

tersebut dan masih harus

diingatkan dan dibimbing oleh

bapak dan ibu guru serta

kepala sekolah.

Page 315: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

297

hiasan menggunakan barang-barang bekas

seperti kardus dan koran. Siswa terlibat

secara aktif. Sedangkan kelas 5

mendapatkan materi tentang sndi morse,

21 Maret 2017 siswa melakukan piket sepuluh menit sebelum

tadarus (semutlis)

Terdapat siswa yang menerapkan program

rasater yaitu membuang sampah yang ada di

sekitarnya.

25 Maret 2017 lingkungan parkir siswa bersih dan rimbun

dengan pepohonan dan juga tanaman hias di

sekelilingnya.

27 Maret 2017 terdapat siswa yang mematikan komputer

perpustakaan setelah menggunakannya.

29 Maret 2017 terdapat jadwal piket taman dan kebun kelas

yang terpasang di dinding dekat taman dan

kebun kelas.

Terdapat tempat pembibitan pohon cabai

menggunakan gelas kertas bekas di sebelah

mushola, tetapi beberapa pohon mati.

Di dekat rumah penjaga sekolah, terdapat

kandang burung dan kolam ikan.

Terdapat barang-barang yang akan

digunakan untuk kegiatan bank sampah.

30 Maret 2017 terdapat hewan ayam, kalkun dan kelinci yang

dipelihara di kandang hewan yang berada di

sebelah selatan area lapangan olahraga dan

kebun sekolah.

Terdapat tempat khusus untuk melakukan

bank sampah.

Terdapat tempat penampungan sampah

Page 316: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

298

khusus sampah organik.

31 Maret 2017 terdapat siswa yang membersihkan kebun

kelasnya.

Terdapat siswa yang mematikan kran air di

wastafel depan kelas setelah di pakai.

3 April 2017 terdapat siswa yang memberi makan ikan di

kolam sekolah.

Guru mengganti ikan yang mati di dalam pot

hidroponik dengan ikan yang baru.

4 April 2017 beberapa siswa tidak mengambil sampah yang

berada dalam radius satu meter di sekelilingnya.

Beberapa siswa melakukan piket membersihkan

sekolah ketika pulang sekolah.

Kemitraan 18 Maret 2017 terdapat orang tua siswa yang ikut membantu

membersihkan dan memanen kebun kelas. `

23 Maret 2017 kepala sekolah mengambil sampel air yang akan

digunakan untuk uji kelayakan air di SD N

Kotagee 3.

30 Maret 2017 Terdapat pelatihan pembuatan sampah organik

menggunakan komposter dari INSTIPER

YOGYAKARTA. Siswa terlibat secara

aktif dalam pelatihan tersebut.

3 April 2017 terdapat pemeriksaan jentik-jentik nyamuk di

sekolah, terutama pada pot-pot hidroponik oleh

pihak puskesmas.

6 April 2017 terdapat kerjasama dengan “Fotocopy Rahayu.”

Kemitraan sekolah dilakukan

dengan orang tua siswa dan

pihak lain seperti lembaga

pendidikan, puskesmas, dan

“Fotocopy Rahayu” .

Kemitraan di dapatkan setelah

melalui diskusi dan dengan

pertimbangan kebermanfaatan

untuk sekolah.

Page 317: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

299

Evaluasi Kegiatan

Perlindungan

dan Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

11 Maret 2017 kepala sekolah melakukan pengecekan terhadap

tempat-tempat sampah yang dikumpulkan di

lapangan upacara apakah sudah dibersihkan

atau belum.

18 Maret 2017 saat selesai melakukan kegiatan ekstrakuriler

pramuka mengenai pemanfaatan barang

bekas, pembina pramuka mengajukan

pertanyaan tentang pemanfaatan barang

bekas kepada siswa.

30 Maret 2017 ketika terdapat penyuluhan tentang pembuatan

kompos oleh INSTIPER Yogyakarta, siswa

mendapatkan pertanyaan seputar pembuatan

kompos setelah sebelumnya mendapatkan

penjelasan.

Evaluasi kegiatan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dilakukan

baik melalui pengamatan

maupun tes lisan.

Faktor

Pengaruh

Faktor

Pendukung

10 Maret 2017 siswa melakukan piket tanpa disuruh oleh guru

16 Maret2017 siswa melakukan piket tanpa disuruh oleh guru

17 Maret 2017 guru mau mengingatkan siswa yang belum

menaati peraturan dan kesepakatan yang

dibuat dalam hal piket

Masyarakat sekitar sudah tidak membuang

sampah ke saluran irigasi di sebelah barat

sekolah sehingga lingkungan bersih.

Lingkungan persawahan di depan sekolah

juga bersih.

18 Maret 2017 siswa tanpa disuruh sudah berkumpul di

lapangan olahraga untuk mengikuti

ekstrakurikuler pramuka

21 Maret 2017 terdapat siswa yang dengan kesadaan

melakukan rasater

31 Maret 2017 siswa dengan aktif mengikuti dan mencoba

secara langsung proses pembuatan kompos.

Faktor pendukung

kegiatan lingkungan berbasis

partisipatif antara lain

kesadaran akan partisipasi

aktif dari siswa, guru,

karyawan maupun masyarakat

sekitar.

Page 318: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

300

Guru mendampingi dan terlibat dengan siswa

dalam penyuluhan proses pembuatan

kompos.

Faktor

Penghambat

17 Maret 2017 terdapat siswa yang tidak melakukan piket

30 Maret 2017 terdapat beberapa siswa yang tidak

memperhatikan ketika dilaksanakan

penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos

dan memilih untuk berbincang dengan

temannya sambil duduk-duduk di dekat

kebun sekolah.

4 April 2017 beberapa siswa tidak mengambil sampah yang

berada dalam radius satu meter di sekitarnya.

Faktor penghambat kegiatan

sekolah berbasis partisipatif

berasal dari siswa yang kurang

dapat berpartisipasi secara

aktif dalam kegiatan yang

diadakan sekolah.

Pengelolaan

Sarana

Pendukung

Ramah

Lingkungan

Perencanaan Pengelolaan dan

pemeliharaan

10 Maret 2017 kepala sekolah mengumumkan agar setiap kelas

membawa semua tempat sampah ke

lapangan upacara untuk dibersihkan.

Rencana pengelolaan dan

pemeliharaan sarana ramah

lingkungan di sosialisasikan

kepada warga sekolah secara

lisan

Pelaksanaan Ketersediaan

sarana dan

prasarana

10 Maret 2017 terdapat tempat sampah di beberapa sudut

sekolah.

Terdapat wastafel di depan kelas 6, kelas 1,

dan ruang guru

13 Maret 2017 Terdapat tempat sampah di setiap kelas. Tempat

sampah kuning untuk sampah kertas, kardus,

koran, box/ kotak; merah untuk sampah

plastik, kresek, gabus, dan kemasan; hijau

untuk sampah organik, sisa makanan, kulit

buah, dan dedaunan.

14 Maret 2017 terdapat buku-buku koleksi di perpustakaan

tentang sumber daya alam dan

pemanfaatannya.

Terdapat wastafel di sudut utara dan selatan

Sarana pendukung ramah

lingkungan yang disediakan

sekolah antara lain:

9) tempat sampah

berdasarkan jenis

sampahnya,

10) alat kebersihan seperti

sapu, kemoceng,

penghapus papan tulis,

11) mesin pencacah daun,

12) komposter,

13) tempat pembuangan

sampah sementara,

14) daerah serapan air/

Page 319: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

301

kantin.

15 Maret 2017 terdapat daerah resapan air/ biopori

16 Maret 2017 buku perpustakaan banyak tentang lingkungan

hidup.

25 Maret 2017 Berbagai alat kebersihan seperti sapu dapat

ditemukan di berbagai sudut sekolah.

30 Maret 2017 terdapat mesin pencacah daun dan komposter

yang digunakan untuk pembuatan pupuk

kompos.

31 Maret 2017 terdapat lahan untuk melakukan bank sampah.

4 April 2017 dinding di lapangan olahraga dan kebun dihiasi

oleh lukisan siswa-siswi SD Negeri

Kotagede 3.

biopori,

15) wastafel, dan

16) buku-buku pendukung

pendidikan lingkungan

hidup.

Pengelolaan dan

pemeliharaan

11 Maret 2017 tempat sampah yang dikumpulkan kemarin

dibersihkan dan dikembalikan ke setiap kelas.

13 Maret 2017 terdapat siswa yang tidak mengembalikan

buku-buku di perpus dengan baik

14 Maret 2017 siswa mengembalikan buku-buku di perpus

dengan baik

15 Maret 2017 siswa mengembalikan alat kebersihan yang

digunakan untuk melaksanakan piket

16 Maret 2017 siswa mengembalikan alat kebersihan yang

digunakan untuk melaksanakan piket

21 Maret 2017 alat kebersihan yang digunakan saat piket tidak

dikembalikan dengan benar

25 Maret 2017 sebagian siswa tidak mengembalikan buku

yang dipakai dengan benar

30 Maret 2017 siswa yang ikut membersihkan mesin pencacah

daun

Terdapat siswa yang mematikan kran air di

wastafel depan kelas setelah di pakai.

Kegiatan pengelolaan dan

pemeliharaan sarana

pendukung ramah lingkungan

yang dilakukan oleh warga SD

Negeri Kotagede 3 antara lain

adalah:

7) membersihkan tempat

sampah,

8) mengembalikan alat

kebersihan yang dipakai

ketempat semula dengan

baik dan benar,

9) mengembalikan buku

ketempat semula

10) membersihkan alat-alat

seperti mesin pencacah

daun.

11) menggunakan air dengan

Page 320: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

302

4 April 2017 dinding di lapangan olahraga dan kebun dihiasi

oleh lukisan siswa-siswi SD Negeri

Kotagede 3.

5 April 2017 siswa mengembalikan buku-buku di perpus

dengan baik

seperlunya,

12) menggunakan dinding

lapangan olahraga sebagai

tempat mural/ lukisan

siswa untuk mengurangi

tindak vandalisme yang

merusak.

Pelayanan

Kantin

11 Maret 2017 terdapat warung anak sehat yang terletak

diantara mushola, perpustakaan dan rumah

penjaga.

Kantin sekolah buka ketika jam istirahat

Terdapat tiga pedagang tetapi hanya buka dua

warung saja.

14 Maret 2017 kantin sekolah buka mulai jam istirahat pertama

Makanan dibungkus menggunakan boks kecil

atau menggunakan piring dan mangkuk.

Minuman dijual menggunakan gelas.

Siswa mengembalikan tempat makan dan

gelas ke tempat yang telah disediakan.

Penjual kantin mencuci tempat makan dan

minum yang digunakan siswa.

15 Maret 2017 tidak terdapat sampah plastik di kantin sekolah

Terdapat wastafel tempat siswa mencuci

tangan sebelum makan serta tempat untuk

penjual makanan mencuci bekas makan dan

minum siswa.

16 Maret 2017 terdapat penjual di luar sekolah dan masih

terdapat siswa yang membeli makanan dan

minuman di luar sekolah

17 Maret 2017 terdapat siswa yang membeli makanan dan

minuman di luar sekolah.

Kantin di SD Negeri

Kotagede 3 merupakan

kantin sehat yang bebas

sampah plastik.

Dengan demikian, semua

makanan dan minuman

yang dijual dibungkus

menggunakan wadah yang

dapat di pakai ulang

seperti box makanan kecil,

piring, mangkuk dan

gelas.

Siswa mengembalikan

bekas wadah makan dan

minumnya ketempat yang

telah disediakan.

Pedagang kantin akan

mencuci bekas wadah

makan dan minum siswa.

Kantin sekolah dikelola

oleh tiga orang penjual

dengan pengawasan dari

guru dan kepala sekolah.

Page 321: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

303

20 Maret 2017 makanan di kantin ditata pada pukul 08.30.

terdapat tiga warung yang sudah buka.

25 Maret 2017 terdapat guru yang membeli makanan di kantin

menggunakan mangkuk

29 Maret 2017 terdapat berbagai poster tentang makanan sehat

dan bahaya makan dan minum sembarang di

kantin.

30 Maret 2017 salah sau pedagang di kantin diminta untuk

menyediakan air minum untuk peserta

pelatihan pembuatan pupuk kompos.

31 Maret 2017 kantin mulai ditata pukul 08.30 dan hanya

melayani ketika jam istirahat.

Kantin sekolah hanya

melayani pembelian ketika

jam istirahat.

Evaluasi Pengelolaan dan

pemeliharaan

11 Maret 2017 kepala sekolah melakukan pengecekan terhadap

tempat-tempat sampah yang dikumpulkan di

lapangan upacara apakah sudah dibersihkan

atau belum.

30 Maret 2017 guru dan kepala sekolah memeriksa kondisi

mesin pencacah daun dan komposter

Kepala sekolah dan guru

melakukan pengecekan secara

langsung terhadap kegiatan

pengelolaan dan pemeliharaan

sarana pendukung ramah

lingkungan.

Pelayanan

Kantin

25 Maret 2017 terdapat guru yang mengecek keadaan kantin

sekolah.

30 Maret 2017 kepala sekolah mengunjungi kantin sekolah

untuk melihat keadaan dan meminta salah

satu penjual untuk menyediakan minuman

bagi peserta pelatihan pembuatan kompos.

Kepala sekolah dan guru

melakukan pengecekan secara

langsung terhadap keadaan

kantin sekolah.

Faktor

Pengaruh

Faktor

Pendukung

14 Maret 2017 penjual kantin yang mau mengurangi

penggunaan sampah plastik untuk

mewujudkan kantin sehat bebeas sampah

plastik.

Faktor pendukung pengelolaan

sarana pendukung ramah

lingkungan antara lain adalah

ksadaran dari siswa untuk

Page 322: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

304

Siswa mengembalikan buku-buku di perpus

dengan baik

15 Maret 2017 siswa mengembalikan alat kebersihan yang

digunakan untuk melaksanakan piket

16 Maret 2017 siswa mengembalikan alat kebersihan yang

digunakan untuk melaksanakan piket

30 Maret 2017 siswa mau membersihkan dan menggunakan

mesin pencacah daun secara baik.

5 April 2017 siswa mengembalikan buku-buku di perpus

dengan baik

menjaga sarana yang dimiliki

sekolah tanpa harus disuruh

atau diminta oleh guru serta

partisipasi dan kesadaran dari

pihak lain seperti pedagang di

kantin sekolah.

Faktor

Penghambat

13 Maret 2017 terdapat siswa yang tidak mengembalikan

buku-buku di perpus dengan baik

14 Maret 2017 kantin sekolah sangat penuh ketika jam istirahat

sehingga ada siswa yang tidak mendapatkan

tempat duduk

16 Maret 2017 terdapat siswa yang masih membeli makan dan

minum di luar sekolah

Pedagang yang masih berjualan di sekolah

meskipun sudah dilarang.

17 Maret 2017 terdapat siswa yang masih membeli makan dan

minum di luar sekolah

Siswa berdesak-desakan untuk membeli

makan dan minum di kantin sekolah

21 Maret 2017 alat kebersihan yang digunakan saat piket tidak

dikembalikan dengan benar

25 Maret 2017 sebagian siswa lain tidak mengembalikan buku

dengan benar

4 April 2017 kantin sekolah sangat penuh ketika jam istirahat .

Faktor penghambat

pengelolaan saran pendukung

ramah lingkungan antara lain:

4) siswa yang kurang sadar

akan pentingnya menjaga

dan merawat fasilitas

sekolah,

5) pihak lain yang kurang

bisa mendukung program

sekolah, contohnya

pedagang makanan dan

minuman di luar sekolah,

dan

6) kondisi kantin yang

kurang luas sehingga

siswa harus berdesak-

desakan.

Page 323: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

305

Lampiran 13. Dokumentasi

DOKUMENTASI IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA SD NEGERI KOTAGEDE 3

No Variabel Indikator Ketersediaan

(√)

Gambar/ Keterangan

1 Kebijakan

Sekolah

Berwawasan

Lingkungan

Visi, Misi,

dan Tujuan

Sekolah

Gambar 1a. Papan visi, misi, dan tujuan sekolah di lobby, kelas, dan ruang Bimbingan Konseling

Surat

Keputusan √

Gambar 1b. Sertifikat little vet

Gambar 1c. Piagam Sekolah Adiwiyata

RKAS √

Gambar 1d. Papan alokasi penggunaan dana BOS di lobby sekolah

Page 324: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

306

Gambar 1e. Dokumen Evaluasi Diri

Sekolah (EDS)

Gambar 1f. Papan alokasi waktu kegiatan di lobby

sekolah

Gambar 1g. Dokumen RKAS jangka

panjang 2011- 2018 dan jangka pendek

2016-2017

Gambar 1h. Laporan penggunaan dana BOS di papan

pengumuman depan ruang kepala sekolah

Peraturan

Sekolah √

Gambar 1i. Papan peraturan di ruang

perpustakaan

Gambar 1j. Poster peraturan membuang sampah

Page 325: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

307

Gambar 1k. Peraturan/ tata tertib kantin

Gambar 1l. Tata tertib siswa yang terpasang di kelas

2 Kurikulum

Sekolah

Berbasis

Lingkungan

Kurikulum √

Gambar 2a. Buku kurikulum SD Negeri Kotagede 3

Silabus √

Gambar 2b. Angket kemampuan guru

mengembangkan indikator dan instrumen

pembelajaran LH

Gambar 2c. Salah satu contoh silabus pendidikan

lingkungan hidup

Page 326: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

308

Kegiatan √

Gambar 2d. Pembelajaran membatik

menggunakan zat pewarna alami

Gambar 2e. Pembelajaran menggambar anak kelas 1

dengan setting kelas bebas

Gambar 2f. Pembelajaran di luar kelas

Gambar 2g. Pembelajaran di lingkungan lapangan

olahraga dan kebun sekolah

Gambar 2h. Pembelajaran menggunakan

metode diskusi

Gambar 2i. Pembelajaran Olahraga di lapangan

olahraga

Page 327: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

309

Gambar 2j. Panduan pengembangan

materi pendidikan lingkungan hidup

Media

Sosialisasi

Hasil Belajar

Gambar 2k. Daftar Media Sosialisasi

Hasil Inovasi Pembelajaran

Gambar 2l. Majalah dinding tempat memajang hasil

karya siswa dalam pembelajaran

3 Kegiatan

Lingkungan

Berbasis

Partisipatif

Daftar

Kegiatan

Siswa

Gambar 3a. Daftar kegiatan partisipatif

siswa

Gambar 3b. Jadwal Piket Siswa

Page 328: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

310

Gambar 3c. Jadwal Piket Taman dan

Kebun Siswa

Gambar 3d. Kegiatan PHBS Siswa SD Negeri

Kotagede 3

Kemitraan √

Gambar 3e. Salah satu surat perjanjian

kerja sama SD Negeri Kotagede 3

Gambar 3f. Bukti Kemitraan SD Negeri Kotagede 3

dengan Stasiun TV RCTI

Foto

Kegiatan

Siswa

Gambar 3g. Siswa mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler pramuka

Gambar 3h. Siswa membersihkan kebun kelas

Page 329: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

311

Gambar 3i. Siswa melakukan piket

membersihkan kelas

Gambar 3j. Kunjungan anggota little vet ke suaka

margasatwa Paliyan 2016

Gambar 3k. Siswa mengikuti kegiatan

penyuluhan dan pelatihan pembuatan

kompos oleh INSTIPER Yogyakarta

Gambar 3l. Etalase hasil karya dan kreasi siswa-siswi

SD Negeri Kotagede 3 menggunakan bahan bekas

4 Pengelolaan

Sarana

Pendukung

Ramah

Lingkungan

Jadwal Piket √

Gambar 4a. Jadwal piket manfish

Gambar 4b. Jadwal piket di kelas 5a tertempel di

kelas tetapi tidak terawat

Page 330: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

312

Inventaris

Sekolah √

Gambar 4c. Daftar Inventaris Sarana dan

Prasarana untuk mengatasi permasalahan

lingkungan hidup

Gambar 4d. Daftar Inventaris Sarana dan Prasarana

Pendukung Pembelajaran Lingkungan Hidup di

Sekolah

Foto Sarana

dan

Prasarana

Sekolah

Gambar 4e. Tempat sampah sesuai

dengan jenisnya di depan kelas

Gambar 4f. Sapu berserakan di sudut salah satu kelas

Gambar 4g. Siswa menggunakan mesin

pencacah daun dan ikut membersihkannya

Gambar 4h. Pembibitan salah satu sarana pendukung

pembelajaran lingkungan hidup

Page 331: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

313

Gambar 4i. Hidroponik

Gambar 4j. Tempat pembuangan sampah sementara

Kantin

Sekolah

Gambar 4k. Kantin sekolah yang penuh

ketika istirahat

Gambar 4l. Wadah bekas makan siswa dikembalikan

dan di cuci oleh penjaga kantin

Gambar 4m. Kantin sekolah sudah tidak

menggunakan plastik sebagai

pembungusnya.

Gambar 4n. Masih ada siswa masih membeli makan

dan minum di luar sekolah ketika pulang sekolah.

Page 332: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

314

Gambar 4o. Surat pemberitahuan bantuan

peralatan untuk lomba kantin sehat

Gambar 4p. Kondisi Kantin SD Negeri Kotagede 3

Page 333: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

315

Lampiran 14. Penyajian Data Triangulasi

Penyajian Data Triangulasi Teknik dan Sumber

N

o

Variabel Sub-Variabel Indikator dan

Triangulasi

Teknik

Triangulasi sumber Kesimpulan

Kepala Sekolah Guru Siswa

1

Kebijakan

sekolah

berwawasan

lingkungan

Perencanaan Visi, Misi, dan Tujuan

Wawancara Visi, misi, dan tujuan sudah

memuat aspek berwawasan

lingkungan.

Visi, Misi, dan Tujuan

memiliki aspek berwawasan

lingkungan.

- Valid karena

data dari

kepala sekolah

dan guru

dibuktikan

dengan adanya

dokumen

pendukung

perencanaan

visi, misi, dan

tujuan SD

Negeri

Kotagede 3.

Sudah ada sejak 2011

sebagai dukungan

PAIKEM dan semakin

dikembangkan melalui

program adiwiyata.

Sudah ada sejak lama

terlebih ketika menjuarai

lomba sekolah sehat pada

2014 dan seterusnya.

Ditentukan melalui rapat

pembahasan usulan/ ide

kepala sekolah, guru, dan

perwakilan komite.

Ditentukan oleh sekolah

dengan pengarahan dari

BLH..

Observasi -

Dokumentasi 1a, 1b, 1c

RKAS

Wawancara Disusun oleh sekolah

melalui rapat dan

disesuaikan dengan

anggaran dana BOS dan

BOSDA.

Disusun oleh Tim Penyusun.

Kegiatan yang direncanakan

bisa bertambah sesuai

kebutuhan.

- Valid karena

data dari

kepala sekolah

dan guru

diperkuat oleh

dokumentasi

pendukung. Kondisi lingkungan,

sumber dana, dan

Kondisi lingkungan dan

sumber dana menjadi

Page 334: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

316

Partisipasi orang tua

menjadi pertimbangan.

penyusunan RKAS

pertimbangan dalam

penyusunan RKAS

Kajian atau pendekatan

lingkungan yang digunakan

fokus pada pengelolaan

sampah kemudian

keanekaragaman hayati dan

penghematan energi.

Kajian atau pendekatan

lingkungan yang digunakan

fokus pada pemilahan dan

pengelolaan sampah tetapi

juga mengedepankan hemat

energi, cinta satwa, dan

keanekaragaman hayati.

Diperlukan untuk mengatur

kegiatan dan anggaran yang

dimiliki agar dapat

dimanfaatkan dengan baik.

Dibutuhkan untuk menata

kegiatan dan anggaran.

Observasi

Dokumentasi 1d, 1f, 1g

Kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkunganhidup di sekolah

Wawancara Disusun melalui rapat dan

disesuaikan dengan

program dan kegiatan yang

berlaku di sekolah.

Proses penyusunan kebijakan

dan peraturan hampir sama

dengan RKAS.

- Valid karena

data dari

kepala sekolah

dan guru

diperkuat

dengan

dokumentasi

pendukung.

Observasi -

Dokumentasi 1g

Pelaksanaan Visi, Misi, dan Tujuan

Wawancara Diinternalisasikan melalui

pembiasaan kegiatan

sehari-hari menggunakan

contoh dan teladan nyata

Diinternalisasikan melalui

sosialisasi setiap upacara dan

apel, lagu, pemasangan

papan visi, misi, dan tujuan

Sebagian siswa

sudah mengetahui

visi, misi, dan tujuan

SD Negeri Kotagede

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan teknik

Page 335: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

317

dari guru kepada siswa-

siswa dan bukan hanya

menggunakan nasehat.

Selain itu terdapat lagu dan

pemasangan papan tentang

visi, misi, dan tujuan

sekolah di depan lobby.

sekolah serta

memasukkannya dalam

pembelajaran.

3, namun masih

terdapat siswa yang

belum hafal dan juga

belum mengetahui

visi, misi, dan tujuan

SD Negeri Kotagede

3.

Siswa mengetahui

SD Negeri Kotagede

3 merupakan sekolah

adiwiyata yang

berwawasan dan

peduli pada

lingkungan.

menunjukkan

bahwa

internalisasi

visi, misi, dan

tujuan sekolah

dilaksanakan

dengan baik.

Observasi Visi, misi, dan tujuan SD Negeri Kotagede 3 dilaksanakan dengan menggunakan

media sosialisasi berupa papan yang berisi visi, misi, dan tujuan sekolah.

Papan tersebut dipasang di berbagai tempat seperti lobby sekolah, ruang kepala

sekolah, ruang guru ruang perpustakaan, dan setiap ruang kelas.

Visi, misi, dan tujuan sekolah dikenalkan melalui sebuah lagu atau yel-yel.

Dokumentasi 1a,

RKAS

Wawancara RKAS dalam upaya

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup di sekolah adiwiyata

dilakukan secara

berkelanjutan dengan

melibatkan seluruh warga

sekolah baik guru dan

karyawan maupun siswa-

RKAS digunakan sebagai

acuan atau pedoman

pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan-kegiatan tersebut

melibatkan seluruh warga

sekolah. Contoh kegiatan

yang dilakukan ada Rasater

(Radius Satu Meter),

Semutlis (Sepuluh Menit

Valid karena

data dari dua

sumber dan

tiga teknik

menunjukkan

bahwa RKAS

dilaksanakan

secara

transparan

Page 336: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

318

siswi SD Negeri Kotagede

3. Kegiatan yang dilakukan

seperti Rasater (Radius

Satu Meter), perawatan

tanaman di taman dan

kebun.

Untuk Lingkungan Sekolah),

dan Jumat Bersih.

oelh seluruh

warga sekolah.

Warga sekolah memiliki

peran yang sangat penting.

Guru memiliki tugas untuk

mengarahkan dan

membimbing siswa dalam

pelaksanaan kegiatan

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup. Guru dan kepala

sekolah tidak hanya

memberikan nasehat atau

perintah kepada siswa

tetapi juga dengan

memberikan contoh

tindakan secara nyata

seperti pengumpulan

sampah-sampah bekas yang

dapat digunakan dalam

bank sampah dan juga

dalam ecobrick.

Semua warga sekolah

memiliki peran aktif dalam

pelaksanaan RKAS sebagai

salah satu bentuk pendidikan

karaker peduli lingkungan.

Observasi RKAS dilaksanakan secara transparan.

Dokumentasi 1d, 1f,

Kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah

Wawancara Sekolah

memberikan

Kebijakan dan peraturan

disosialisasikan tidak

Siswa mengetahui dan terlibat secara

aktif dalam upaya perlindungan dan

Valid karena

data dari

Page 337: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

319

penyuluhan baik

pada siswa

maupun orang

tua dan juga

memasang

papan tata-tertib

sekolah.

hanya kepada siswa

tetapi juga orang tua.

Agar siswa mengingat

tata tertib sekolah

memasang papan-papan

tata tertib dan juga guru

memberi contoh serta

mengingatkan siswa.

pengelolaan lingkungan yang ada di

sekitarnya, diantaranya adalah:

a) membuang sampah pada

tempatnya,

b) menghemat air,

c) menghemat listrik

d) merawat tanaman,

e) melakukan jadwal piket,

f) menjaga kebersihan,

g) kerja bakti pada hari Jumat

setelah senam,

h) membeli makan di tempat yang

sudah di sediakan

i) mengurangi sampah plastik,

j) tidak merusak fasilitas sekolah.

k) rasater, dan

l) semutlis (sepuluh menit untuk

lingkungan sekolah).

ketiga sumber

dan teknik

telah

menunjukkan

pelaksanaan

kebijakan

perlindungan

dan

pengelolaan

lingkungan

hidup di

sekolah.

Observasi Peraturan atau tata tertib di SD Negeri Kotagede dibuat tertulis dan di pasang di

beberapa tempat seperti ruang kepala sekolah, perpustakaan, ruang guru, setiap

ruang kelas, taman sekolah, dekat wastafel dan tempat wudhu mushola sekolah.

Masih terdapat siswa yang tidak menaati peraturan/ tata tertib sekolah.

Guru mengingatkan dan menasehati siswa yang melanggar peraturan.

Dokumentasi 1i, 1j, 1k, 1l

Evaluasi Visi, Misi, dan Tujuan

Wawancara Pengamatan terhadap sikap

warga sekolah merupakan

salah satu cara mengetahui

tingkat internalisai visi,

misi, dan tujuan SD Negeri

Guru melakukan

pengamatan dan

mengingatkan siswa

untuk bersikap dan

bertindak sesuai dengan

Sebagian besar siswa

sudah mengetahui bahwa

visi, misi, dan tujuan

sekolah diperlukan untuk

mewujudkan sekolah

Valid karena

data evaluasi

visi, misi, dan

tujuan SD

Negeri

Page 338: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

320

Kotagede 3. Warga sekolah

sudah tahu akan visi, misi,

dan tujuan sekolah, akan

tetapi masih perlu

ditingkatkan lagi

internalisasinya.

visi, misi, dan tujuan

sekolah.

yang diharapkan.

Beberapa siswa masih

kurang peduli terhadap

keberadaan visi, misi, dan

tujuan sekolah serta

fungsinya.

Kotagede

sudah

ditunjukkan

oleh ketiga

sumber dan

dibuktikan

dengan adanya

dokumentasi. Observasi -

Dokumentasi 1e

RKAS

Wawancara Sejauh ini RKAS yang

telah direncanakan oleh SD

Negeri Kotagede 3 berjalan

baik dan harus diusahakan

untuk terlaksana seluruhnya

sesuai dengan perencanaan.

Kegiatan insidental berhasil

dilaksanakan meskipun

belum maksimal.

Kegiatan dan anggaran SD

Negeri Kotagede 3 berjalan

sesuai dengan RKAS dengan

berbagai pertimbangan

prioritas untuk kegiatan

insidental.

- Valid karena

data evaluasi

RKAS dari

kepala sekolah

dan guru

diperkuat

dengan data

observasi dan

dokumentasi.

Observasi Laporan RKAS dilakukan secara transparan.

Dokumentasi 1h

Kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkunganhidup di sekolah

Wawancara Warga SD Negeri

Kotagede 3 sudah

melaksanakan kegiatan

sesuai dengan

kebijakan dan

peraturan yang

berlaku.

Warga SD Negeri

Kotagede 3 sudah cukup

menaati tata-tertib SD

Negeri Kotagede 3.

Siswa mengetahui alasan

dibentuknya kebijakan

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup di sekolah serta

memahami bahwa

menaati peraturan merupakan

kewajiban yang harus

dilaksanakan sebagai seorang

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan teknik

menyatakan

bahwa

kebijakan dan

pengelolaan

hidup di SD

Page 339: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

321

siswa agar tidak

mendapatkan hukuman dan

menciptakan lingkungan

sekolah sesuai dengan visi,

misi, dan tujuan sekolah.

Namun, masih ada siswa

yang memerlukan bimbingan

untuk memahami bahwa

kebijakan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup di sekolah diperlukan

untuk mewujudkan sekolah

yang sesuai dengan visi,

misi, dan tujuannya.

Negeri

Kotagede 3

telah

dilakukan

evaluasi

melalui

evaluasi diri

sekolah.

Observasi Evaluasi dilakukan oleh guru dan kepala sekolah melalui pengamatan sikap dan

kemudian mengadakan bimbingan.

Dokumentasi 1e

Faktor

Pengaruh Faktor Pendukung

Wawancara Bentuk dukungan

perencanaan dan

pelaksanaan kebijakan

sekolah berwawasan

lingkungan adalah

ketersediaan dana, tenaga,

lahan dan jenis kegiatan.

Sedangkan untuk evaluasi

keaktifan, partisipasi, dan

keterbukaan subyek

evaluasi menjadi bentuk

dukungan pelaksanaan

evaluasi kebijakan sekolah

Faktor pendukung kebijakan

sekolah berwawasan

lingkungan melputi dana,

power kepala sekolah,

partisipasi guru dan siswa,

keadaan lingkungan

- Valid karena

data dari

kepala sekolah

dan guru di

dukung

dengan

dokumentasi

berbagai

kegiatan

sekolah yang

melibatkan

keaktifan

warga sekolah

Page 340: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

322

berwawasan lingkungan. dalam

melaksanakan

kebijakan

sekolah.

Observasi -

Dokumentasi 3g, 3h, 3i, 3k, 4g, 4k, 4l, 4n

Faktor Penghambat

Wawancara Kendala perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi

kebijakan sekolah

berwawasan lingkungan

seperti masih ada guru yang

hanya memberikan anak

perintah dan tidak

memberikan contoh yang

benar. Selain itu pihak luar

sekolah yang kadang

kurang mendukung

pelaksanaan aturan dan

kegiatan yang telah dibuat

oleh SD Negeri Kotagede

3.

Perencanaan dan pelaksanaan

kebijakan sekolah

berwawasan lingkungan

terkendala dengan

perbandingan beban tugas

guru dan jam kerja yang

tidak sebanding serta kurang

pedulinya orang tua dengan

aturan dan kegiatan yang

dicanangkan oleh SD Negeri

Kotagede 3. Sementara untuk

evaluasi terkendala dengan

analisis dalam laporan yang

kurang mendalam sebagai

akibat dari beban tugas yang

terlalu banyak dan kurangnya

personil.

- Valid karena

data dari

kepala sekolah

dan guru di

dukung

dengan

dokumentasi

kendala yang

dihadapi

dalam

implementasi

kebijakan

sekolah

berwawasan

lingkungan.

Observasi -

Dokumentasi 4b, 4f, 4n

2 Kurikulum

Sekolah

Berbasis

Lingkungan

Perencanaan Pembelajaran

Wawancara Silabus sudah ada acuan

dari pusat. Indikator dan

kegiatan pembelajaran

dalam RPP terintegrasi

dengan pendidikan

lingkungan hidup dapat

Silabus sudah ada acuannya.

Indikator dan kegiatan dan

RPP dapat dikembangkan

oleh guru dengan

penyesuaian materi

pendidikan lingkungan hidup

- Valid karena

data dari

kepala sekolah

dan guru

diperkuat

dengan adanya

Page 341: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

323

dikembangkan dan disusun

sendiri oleh guru.

dengan mata pelajaran dan

materi yang diajarkan.

dokumentasi

Contoh kegiatan

pembelajaran terintegrasi

dengan lingkungan hidup

yang pernah dilaksanakan

di SD Negeri Kotagede 3

diantaranya adalah

berkebun, memilah

sampah, daur ulang,

pengamatan lingkungan

sekitar yang diintegrasikan

dalam berbagai mata

pelajaran seperti IPA,

Olahraga, dan SBK

tergantung pada materi

yang dipelajari.

Banyak kegiatan

pembelajaran terkait dengan

lingkungan hidup yang

pernah dilakukan oleh guru-

guru di SD Negeri Kotagede

3. Kegiatan tersebut

dilakukan dengan

memperhatikan

kesesuaiannya dengan materi

yang dipelajari.

Peralihan kurikulum dari

KTSP 2006 ke Kurikulum

2013 tidak menjadi masalah

bagi program adiwiyata.

Program adiwiyata tetap

dapat berjalan.

Perbedaannya mungkin

hanya terletak pada

kegiatan pembelajarannya.

Dalam Kurikulum 2013

tema-tema yang digunakan

mayoritas sudah

terintegrasi dengan PLH.

Peralihan kurikulum dari

KTSP 2006 ke Kurikulum

2013 tidak membawa

dampak perbedaan dalam

pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran

keduanya terintegrasi dalam

proses pembelajaran hanya

saja K13 berorientasi pada

tema, sedangkan KTSP

berorientasi pada mapel.

Observasi -

Page 342: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

324

Dokumentasi Gambar 2a, 2b, 2c, 2i

Lampiran 16, Lampiran 17, Lampiran 18.

Pelaksanaan Pembelajaran

Wawancara Pendekatan dan metode

yang digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran

disesuaikan dengan materi

yang dipelajari dan

kebutuhan pembelajaran.

Pendekatan dan metode yang

digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran

bervariasi tergantung pada

materi dan kebutuhan

pembelajaran.

Siswa pernah

mempelajari materi

pelajaran yang

berkaitan dengan

lingkungan.

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan teknik

menunjukkan

bahwa

pelaksanaan

pembelajaran

telah

dilakukan

berdasarkan

kurikulum

berbasis

lingkungan

dengan

memanfaatkan

berbagai

sumber media

sebagai

sosialisasi

pembelajaran.

Pembelajaran di luar kelas

pernah di lakukan oleh guru

misalnya ecobrick, praktek

penjernihan air, dan

pengamatan lingkungan

sekitar.

Pembelajaran di luar kelas

pernah di lakukan oleh guru

misalnya pengamatan

pencemaran lingkungan

sekitar dan pemilahan

sampah.

Siswa pernah

menggunakan

lingkungan sekitar

sebagai media

pembelajaran seperti

memanfaatkan

lingkungan sekitar

sebagai obyek

pengamatan,

memanfaatkan

sampah untuk bahan

dasar kerajinan, dan

bahan-bahan

pewarna alami dari

sekitar dalam

pelajaran membatik.

Isu lingkungan yang pernah

dikembangkan

dikembangkan dalam

materi pembelajaran terkait

dengan pengelolaan

sampah organik menjadi

Isu lingkungan yang pernah

dikembangkan dalam

pembelajaran terkait dengan

pengelolaan sampah.

Pembelajaran

melibatkan

lingkungan

dilakukan di

lingkungan sekolah

seperti kelas, taman,

Page 343: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

325

pupuk organik melalui

komposter.

dan kebun yang ada

di lapangan olahraga

SD Negeri Kotagede

3. Selain itu,

pembelajaran juga

dilakukan di

lingkungan luar SD

Negeri Kotagede

seperti sungai kecil

di sebelah barat dan

area persawahan

yang ada di depan

sekolah.

Siswa senang dan

tidak bosan belajar di

luar kelas.

Media sosialisasi produk

hasil belajar siswa SD

Negeri Kotagede 3

bervariasi, mulai dari web,

mading, hingga dipajang

untuk dijadkan hiasan atau

sekedar dipamerkn kepada

siswa lain dan pengunjung

SD Negeri Kotagede 3.

Media sosialisasi produk

hasil belajar siswa SD Negeri

Kotagede 3 bervariasi, untuk

koleksi perpustakaan,

mading, hingga dipajang

untuk dijadkan hiasan atau

sekedar dipamerkn kepada

siswa lain dan pengunjung

SD Negeri Kotagede 3.

Observasi SD Negeri Kotagede 3 sudah melaksanakan pembelajaran terintegrasi dengan

lingkungan sekitar melalui berbagai kegiatan dalam pembelajarannya yang

melibatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar.

Kegiatan dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru sudah

bervariasi dan tidak monoton. Pembelajaran sudah melibatkan keaktifan siswa.

Hasil Pembelajaran yang berupa produk dipamerkan di etalase depan ruang guru

atau digunakan sebagai hiasan.

Dokumentasi Gambar 2d, 2e, 2f, 2g, 2h, 2i, 2k, 2l,3l

Lampiran 20.

Evaluasi Pembelajaran

Wawancara Evaluasi pembelajaran

diperlukan untuk

mengetahui sejauh mana

Evaluasi pembelajaran

diperlukan untuk mengetahui

hasil belajar siswa. Evaluasi

Guru sering

mengadakan evaluasi

tergantung pada

Valid karena

ketiga sumber

dan teknik

Page 344: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

326

keberhasilan atau

pencapaian pembelajaran

siswa. Evaluasi dilakukan

oleh guru tergantung pada

kebutuhan saat itu.

dilakukan oleh guru

tergantung pada kebutuhan

saat itu.

kebutuhan. Evaluasi

dapat dilakukan baik

dengan tes tertulis

maupun tes lisan.

Bentuk tes tersebut

seperti quiz, ulangan

harian, TPM, UTS,

dan UAS.

menyatakan

bahwa

evaluasi

pembelajaran

dilakukan

untuk

mengetahui

apakah

pembelajarn

sudah berbasis

lingkungan .

Pembelajaran yang

melibatkan lingkungan

sekitar siswa sangat penting

untuk mengembangkan rasa

peduli siswa terhadap

lingkungannya serta

mengetahui bagaimana cara

mengelola dan mengatasi

masalah lingkungannya.

Pembelajaran tidak lepas dari

diri siswa dan lingkungan

sekitarnya agar siswa lebih

mudah memahami materi

yang diajarkan karena lebih

dekat dengan kehidupannya.

Siswa mengetahui

alasan pembelajaran

perlu melibatkan

lingkungan sekitar

diantaranya adalah

untuk:

a) lebih mengenal

lingkungan,

b) lebih

memudahkan

siswa memahami

materi,

c) menciptakan

pembelajaran

yang inovatif,

kreatif, variatif,

dan

menyenangkan..

Evaluasi pembelajaran

dilakukan sesuai dengan

kebutuhan pembelajaran

dengan cara lisan ataupun

tulisan baik pre-test

Evaluasi pembelajaran

dilakukan sesuai dengan

kebutuhan masing-masing

guru, salah satunya melalui

produk hasil pembelajaran.

Manfaat

pembelajaran

melibatkan

lingkungan bagi

siswa antara lain:

Page 345: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

327

maupun post-test. a) lebih mengenal

lingkungan,

b) lebih memahami

isi/ materi

pelajaran, dan

c) pembelajaran

lebih

menyenangkan

dan tidak

membosankan.

Pembelajaran terintegrasi

lingkungan hidup sudah

menunjukkan keberhasilan

namun penanaman karakter

pada warga sekolah masih

harus terus ditingkatkan.

Pembelajaran terintegrasi

lingkungan hidup sudah

menunjukkan keberhasilan

namun penanaman karakter

pada warga sekolah masih

harus terus berlanjut dan

ditingkatkan.

Penilaian dalam

pembelajaran lingkungan

terintegrasi dengan mata

pelajaran dilakukan dengan

teknik dan instrumennya

berdasarkan kebutuhan

penilaian menurut guru.

KKM dalam penilaiannya

ditentukan bersama.

Penilaian dilakukan baik

secara lisan maupun tertulis.

KKM ditentukan bersama.

Observasi Kepala sekolah dan guru lain terlibat dalam penilaian produk hasil pembelajaran

siswa yang akan dipamerkan.

Dokumentasi 1e, 2b

Faktor

Pengaruh Faktor Pendukung

Wawancara Faktor pendukung

pembelajaran berbasis

lingkungan dalam

perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasinya adalah

kemampuan guru,

lingkungan yang

mendukung, dan keaktifan

siswa.

Faktor pendukung

pembelajaran berbasis

lingkungan dalam

perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasinya adalah

lingkungan, kemampuan

guru, dukungan orang tua

dan komite serta semangat

anak.

Pembelajaran

berbasis lingkungan

menyenangkan

karena beberapa

faktor, antara lain:

a) kegiatan yang

bervariatif,

b) keterlibatan

(partisipasi

siswa), dan

Valid karena

ketiga sumber

dan teknik

menunjukkan

bahwa terdapat

faktor-faktor

pendukung

kurikulum

berbasis

lingkungan.

Page 346: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

328

c) lingkungan

sekitar sekolah

yang

mendukung.s

Observasi Faktor pendukung kurikulum berbasis lingkungan antara lain:

kesadaran siswa untuk berpartisipasi aktif, dan

keadaan lingkungan sekitar.

Dokumentasi 2d, 2e, 2f, 2g, 2h, 2i

Faktor Penghambat

Wawancara Kendala perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran berbasis

lingkungan adalah

konsentrasi (fokus) siswa,

motivasi siswa yang

kurang, dan kemampuan

guru untuk menyediakan

media.

Kendala perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran berbasis

lingkungan adalah

kemampuan guru dalam

penyusunan RPP terintegrasi

lingkungan, kepedulian

warga sekolah kurang, dan

kurangnya dukungan orang

tua.

Kesulitan

pembelajaran

berbasis lingkungan

terletak pada

pengkondisian dan

keadaan lingkungan.

Valid karena

ketiga sumber

dan teknik

menunjukkan

faktor-faktor

penghambat

kurikulum

berbasis

lingkungan.

Observasi Faktor penghambat pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan antara lain

kesadaran dan tanggungjawab siswa yang kurang.

Dokumentasi 2e, 2h,

3 Kegiatan

Lingkungan

Berbasis

Partisipatif

Perencanaan Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Wawancara Pemeliharaan gedung dan

lingkungan sekolah

dilakukan baik oleh siswa,

guru, maupun karyawan.

Siswa memiliki jadwal

piket yang terdiri atas piket

kelas, piket taman, dan

Pemeliharaan gedung dan

lingkungan sekolah

dilakukan dengan jadwal

piket, kegiatan semutlis

(sepuluh menit untuk

lingkungan sekolah), kerja

bakti jumat pagi, dan bank

Semua siswa

mendapatkan giliran

piket. Setiap hari

dilakukan oleh satu

kelompok. Untuk

anggota kelompok

dapat dilakukan

Valid karena

ketiga sumber

dan teknik

menunjukkan

perencanaan

kegiatan

perlindungan

Page 347: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

329

piket kebun. Kerja bakti

membersihkan lingkungan

sekolah juga dilakukan

secara bersama-sama

seluruh warga sekolah

setiap hari jumat setelah

senam.

sampah. secara acak maupun

urut absen,

tergantung dari guru.

Khusus untuk piket

kebun dan taman

jadwal piket

dilakukan dengan

menggabungkan

kelas A dan kelas B.

dan

pengelolaan

lingkungan

hidup di SD

Negeri

Kotagede 3.

Setiap kelas memiliki lahan

taman dan kebun masing-

masing. Taman berada di

kawasan gedung utama SD

Negeri Kotagede 3,

sedangkan untuk kebun

berada di wilayah lapangan

olahraga. Kebun tersebut

akan menjadi milik kelas

yang sama dari kelas 1

hingga kelas 6. Ketika kelas

6 lulus, maka kebun

tersebut akan menjadi milik

kelas 1 yang baru. Dinding

lapangan olahraga yang

sekaligus kebun SD Negeri

Kotagede 3 dihaisi dengan

lukisan dinding yang dibuat

oleh siswa dari kelas 4, 5,

dan 6.

Teradapat pembagaian lahan

taman dan kebun untuk

setiap kelas dengan pemilik

yang sama setiap tahunnya

hingga kelas tersebut lulus.

Kegiatan ekstrakurikuler

yang memuat pendidikan

Ekstrakurikuler SD Negeri

Kotagede 3 yang terkait

Page 348: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

330

lingkungan hidup di SD

Negeri Kotagede 3 adalah

ekstrakurikuler pramuka.

Ekstrakurikuler lain hanya

sekedar memberikan

penguatan atau motivasi

untuk mengembangkan

karakter peduli lingkungan.

pelestarian lingkungan hidup

adalah pramuka.

Kegiatan pengembangan

kreativitas dan inovasi bagi

warga sekolah contohnya

adalah ecobrick

(pengumpulan sampah

plastik dalam botol untuk

dibentuk menjadi sebuah

karya), hasta karya

menggunakan bahan-bahan

dari barang tidak terpakai

atau daur ulang. Kegiatan

pengembangan kreativitas

dan inovasi diperlukan

untuk mengasah

perkembangan kreativitas

dari siswa.

Kegiatan pengembangan

kreativitas dan inovasi bagi

warga sekolah contohnya

adalah pemanfaatan sampah

bekas menjadi kerajinan-

kerajinan tangan (hasta

karya), pemanfaatan bahan-

bahan alami dalam

pembelajaran, ecobrick

(pengumpulan sampah

plastik dalam botol untuk

dibentuk menjadi sebuah

karya). Kegiatan

pengembangan kreativitas

dan inovasi dapat dilakukan

di dalam maupun di luar

kelas, misalnya dalam

ekstrakurikuler pramuka.

Observasi Kepala sekolah dan guru mensosialisasikan kepada seluruh siswa tentang

kegiatan yang akan dilaksanakan baik melalui lisan.

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup, sekolah memasang banner tentang karakter yang

harus dimiliki siswa salah satunya adalah peduli lingkungan sebagai pengingat

Page 349: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

331

siswa.

Dokumentasi 3a, 3b, 3c, 3d

Kemitraan

Wawancara Kemitraan atau kerjasama

dengan pihak lain

diperlukan oleh SD Negeri

Kotagede 3 untuk

mendukung dan membantu

penyelenggaraan berbagai

kegiatan di SD Negeri

Kotagede 3.

Kemitraan atau kerjasama

dengan pihak lain diperlukan

SD Negeri Kotagede 3 agar

dapat membantu

terselenggaranya berbagai

macam kegiatan di sekolah.

Valid karena

data dari

kepala sekolah

dan guru

diperkuat

dengan adanya

hasil observasi

dan dokumen

perencanaan

kemitraan

dengan

lembaga lain

oleh SD

Negeri

Kotagede 3.

Masyarakat, BLH, LSM

Lingkungan, organisasi

pengepul sampah, orang

tua/ wali murid, dan

berbagai pihak lain seperti

stasiun televisi, perguruan

tinggi dan merek produk

tertentu merupakan mitra

kerja SD Negeri Kotagede

3.

Mitra kerja SD Negeri

Kotagede 3 berkaitan dengan

program adiwiyata meliputi

BLH, masyarakat, LSM

lingkungan, komite sekolah,

orang tua/ wali murid, dan

organisasi pengepul sampah.

Mitra kerja SD Negeri

Kotagede 3 didapatkan

melalui penawaran dari

pihak luar yang kemudian

di seleksi oleh pihak SD

Negeri Kotagede 3. Selain

itu, SD Negeri Kotagede 3

juga berinisiatif untuk

mencari mitra kerja yang

dapat membantu

Mitra kerja SD Negeri

Kotagede 3 didapatkan

secara situasional baik

melalui penawaran yang

datang kepada SD Negeri

Kotagede 3 maupun

penawaran dari sekolah ke

pihak yang dibutuhkan.

Page 350: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

332

pelaksanaan kegiatan di SD

Negeri Kotagede 3.

Observasi Kemitraan atau kerjasama didapatkan dari tawaran pihak lain dan dipertimbangkan

oleh sekolah.

Dokumentasi Gambar 3e, Lampiran 19

Pelaksanaan Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Wawancara Partisipasi dari warga

sekolah sudah cukup

baik.Warga sekolah sudah

berpartisipasi secara sadar

dan aktif dalam berbagai

kegiatan pemeliharaan dan

pengelolaan lingkungan

hidup. Untuk meningkatkan

partisipasi dan membentuk

sikap peduli dan berbudaya

lingkungan, warga sekolah

harus saling mengingatkan

satu sama lain dan

dilakukan secara terus-

menerus.

Partisipasi warga SD Negeri

Kotagede 3 sudah baik.

Warga sekolah ikut berperan

aktif dalam berbagai

kegiatan.

Kegiatan sekolah

terkait lingkungan

melibatkan

partisipasi dari siswa

SD Negeri Kotagde

3. Kegiatan-kegiatan

tersebut antara lain:

h) bank sampah;

i) piket kelas, piket

kebun, piket

taman;

j) rasater,

k) ecobrick,

l) semutlis,

m) kerja bakti, dan

n) ekstrakurikuler

pramuka

Siswa melakukan

piket sesuai jadwal

dan beberapa masih

harus diingatkan

untuk melakukan

piket.

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan tekniik

telah

menunjukkan

pelaksanaan

kegiatan

perlindungan

dan

pengelolaan

lingkungan SD

Negeri

Kotagede 3.

Page 351: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

333

Siswa tahu apa yang

harus dilakukan

ketika mendapat

giliran piket.

Siswa tahu apa yang

harus dilakukan

ketika mendapat

giliran piket

contohnya menyapu,

membersihkan papan

tulis, mengatur letak

meja, menyusun

buku-buku,

menyirami tanaman,

mencabuti rumput

liar di kebun dan

taman kelas

Siswa pernah

membuat kreasi dan

inovasi dari bahan

bekas dan merasa

senang dengan

kegiatan yang

dilakukan. Kegiatan

tersebut antara lain:

a) membuat bunga

dari bahan bekas

seperti plastik,

botol atau

sedotan,

Page 352: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

334

b) membatik dengan

pewarna alami,

dan

c) membuat hiasan

cetak timbul.

Sebagian siswa

pernah mengikuti

kegiatan aksi

lingkungan di

sekolah dan di luar

sekolah.

Observasi Terdapat banyak kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

melibatkan partisipasi warga sekolah terutama siswa SD Negeri Kotagede 3.

Diantaranya adalah:

a. piket kelas, piket taman, dan piket kebun;

b. semutlis (sepuluh menit untuk lingkungan sekolah);

c. pemasangan poster-poster untuk menjaga lingkungan, membuang sampah pada

tempatnya dan menghemat energi

d. ekstrakurikuler pramuka,

e. adanya berbagai tanaman dan hewan yang dipelihara di lingkungan untuk

melatih kepedulian siswa terhadap makhluk hidup lain dengan terlibat menjaga

dan merawatnya seperti menyirami tanaman, mencabuti gulma, memberi

makan hewan dan membersihkan kandangnya,

f. rasater (radius satu meter),

g. terdapat juga program kegiatan inovatif dan kreativitas seperti menghias pot-

pot hidroponik, atau hiasan cetak timbul;

h. hidroponik;

i. bank sampah; dan

j. pembibitan tanaman.

Kegiatan yang telah direncanakan oleh sekolah melibatkan warga sekolah terutama

Page 353: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

335

siswa secara aktif, meskipun pada kenyataannya masih terdapat beberapa siswa

yang kurang peduli dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut dan masih harus

diingatkan dan dibimbing oleh bapak dan ibu guru serta kepala sekolah.

Dokumentasi Gambar 3g, 3h, 3i, 3j, 3k

Kemitraan

Wawancara Bentuk kemitraan SD

Negeri Kotagede 3 dengan

berbagai pihak dapat

berupa kegiatan maupun

barang.

Bentuk kemitraan SD Negeri

Kotagede 3 dapat berupa

kegiatan pengarahan dan

pembinaan sekolah.

Sebagian besar siswa

tidak mengetahui

perihal kemitraan

yang dilakukan oleh

sekolah dengan pihak

lain meskipun

dirinya ikut terlibat

di dalam kegiatan

hasil kemitraan

tersebut.

Sebagian besar siswa

mengikuti kegiatan

hasil kerjasama

sekolah dengan pihak

luar meskipun tidak

mengetahui bahwa

kegiatan tersebut

adalah salah satu

bentuk kemitraan.

Siswa menganggap

bahwa kegiatan yang

dilakukan menarik

dan seru, serta dapat

menambah

pengetahuan.

Valid karena

ketiga sumber

dan teknik

telah

menunjukkan

pelaksanaan

kemitraan atau

kerja sama

oleh SD

Negeri

Kotagede 3.

Page 354: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

336

Observasi Kemitraan sekolah dilakukan dengan orang tua siswa dan pihak lain seperti lembaga

pendidikan, puskesmas, dan “Fotocopy Rahayu” . Kemitraan di dapatkan setelah

melalui diskusi dan dengan pertimbangan kebermanfaatan untuk sekolah.

Dokumentasi 3e, 3f, 3k

Evaluasi Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Wawancara Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh SD Negeri

Kotagede 3 sudah sesuai

dengan upaya perlindungan

dan pengelolaan

lingkungan karena

dikembangkan

menggunakan pendekatan

lingkungan hidup.

Perencanaan kegiatan yang

akan dilakukan disesuaikan

dengan upaya perlindungan

dan pengelolaan lingkungan

hidup.

Ketika ada teman

yang tidak piket

siswa mengingatkan

dan mengajak

temannya untuk

piket. Selain itu juga

meminta guru untuk

menasehatinya.

Valid karena

data dari

ketiga sumber

diperkuat

dengan hasil

observasi

menunjukkan

evaluasi

kegiatan

perlindungan

dan

pengelolaan

lingkungan

hidup.

Kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan SD

Negeri Kotagede 3

dikatakan berhasil ketika

kepedulian dan kesadaran

lingkungan dari warga

sekolah sudah menjadi rasa

dalam diri masing-masing

individu sehingga warga

sekolah menjadi berbudaya

lingkungan.

Kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan SD

Negeri Kotagede 3 dikatakan

berhasil ketika warga sekolah

memiliki karakter peduli

lingkungan yang

berkelanjutan dari waktu ke

waktu.

Observasi Evaluasi kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan baik

melalui pengamatan maupun tes lisan.

Dokumentasi Lampiran 15, Gambar 12

Kemitraan

Wawancara Kemitraan mampu Kemitraan mampu Masih ada siswa Valid karena

Page 355: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

337

meringankan beban kerja

sekolah dalam pelaksanaan

kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup program adiwiyata.

meningkatkan kualitas

pendidikan di SD Negeri

Kotagede 3 termasuk dalam

hal sarana dan prasarana

pendukung kegiatan

pendidikan.

yang tidak

mengetahui alasan

perlunya kerjasama.

Namun, sebagian

besar siswa tahu

perlunya kerjasama

agar pekerjaan lebih

mudah dan ringan

sehingga tujuan yang

ingin dicapai lebih

mudah dicapai.

data dari

ketiga sumber

menunjukkan

bahwa

evaluasi

terhadap

kemitraan

sekolah telah

dilakukan oleh

SD Negeri

Kotagede 3.

Observasi -

Dokumentasi Lampiran 15, Gambar 12

Faktor

Pengaruh Faktor Pendukung

Wawancara Kewajiban dari pemerintah

untuk menyelenggarakan

kegiatan dengan melibatkan

siswa secara aktif sebagai

subyek pendidikan

merupakan faktor

pendorong kegiatan

lingkungan berbasis

partisipatif.

Kebutuhan merupakan faktor

pendorong kegiatan

lingkungan berbasis

partisipatif di SD Negeri

Kotagede 3.

Faktor pendukung

kegiatan

perlindungan dan

pengelolaan

lingkungan di SD

Negeri Kotagede 3

adalah:

a) kegiatan yang

bervariasi,

b) keinginan siswa

untuk

berkembang, dan

c) pengemasan

kegiatan yang

menarik dan tidak

hanya di kelas

dan melibatkan

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan teknik

menunjukkan

faktor

pendukung

kegiatan

berbasis

partisipatif di

SD Negeri

Kotagede 3.

Page 356: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

338

seluruh siswa.

Observasi Faktor pendukung kegiatan lingkungan berbasis partisipatif antara lain kesadaran

akan partisipasi aktif dari siswa, guru, karyawan maupun masyarakat sekitar.

Dokumentasi 3c, 3g, 3h, 3i, 3j, 3k, 3l,

Faktor Penghambat

Wawancara Kesadaran warga sekolah

merupakan kendala yang

paling sering ditemui dalam

kegiatan sekolah berbasis

partisipasi warga sekolah.

Kendala kegiatan sekolah

berbasis partisipasi berasal

dari anak-anak yang masih

kurang peduli dan kurang

aktif dalam berbagai kegiatan

sehingga masih memerlukan

pembinaan dan bimbingan.

Siswa tidak

merasakan kesulitan

yang berarti ketika

mengikuti kegiatan

perlindungan dan

pengelolaan

lingkungan sekolah.

Hanya saja rasa

malas dan

lingkungan teman

sebaya yang tidak

berpartisipasi

membuat siswa tidak

berpartisipasi

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan teknik

menunjukkan

faktor

penghambat

kegiatan

berbasis

partisipatif di

SD Negeri

Kotagede 3.

Observasi Faktor penghambat kegiatan sekolah berbasis partisipatif berasal dari siswa yang

kurang dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan yang diadakan sekolah.

Dokumentasi 4b, 4f

4 Pengelolaan

Sarana

Pendukung

Ramah

Lingkungan

Perencanaan Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Wawancara SD Negeri Kotagede 3

menggunakan RAPBS

dengan sumber dana utama

BOS dan BOSDA dalam

merencanakan kegiatan

melengkapi sarana dan

prasarana dan juga

SD Negeri Kotagede 3

membuat anggaran

kelengkapan sarana dan

prasarana dalam RAPBS.

Selain itu terdapat bantuan

dari pihak luar dan juga

inisiatif guru untuk

Valid karena

data dari

kepala sekolah

dan guru

mengenai

perencanaan

ketersediaan

Page 357: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

339

tambahan bantuan ataupun

hadiah dari pihak luar

sekolah. Kekurangan sarana

dan prasarana dalam

kegaitan pembelajaran

dapat dilengkapi oleh

masing-masing guru kelas

tergantung kebutuhan saat

itu.

mempersiapkan sarana

prasarana yang dibutuhkan

dalam kegiatan

pembelajaran.

sarana dan

prasarana

sekolah

diperkuat

dengan adanya

dokumentasi

sekolah.

Observasi -

Dokumentasi 4c, 4d, 4o

Pengelolaan dan Pemeliharaan

Wawancara Upaya pemeliharaan dan

peningkatan kualitas sarana

dan prasarana pendukung

pembelajaran lingkungan

dapat dilakukan dengan

memberlakukan jadwal

piket, yang terbagi atas

piket kelas, piket taman,

dan piket kebun. Dalam

jadwal piket tersebut siswa

tidak hanya diajarkan untuk

menjaga kebersihan

lingkungan tetapi juga cara

menjaga dan merawat alat-

alat kebersihan yang

digunakannya, seperti sapu,

kemoceng, kain pel, dan

tempat sampah.

Upaya pemeliharaan dan

peningkatan kualitas sarana

dan prasarana pendukung

pembelajaran lingkungan

dapat dilakukan dengan

memberlakukan peraturan

seperti dilarang mencoret-

coret tembok dan fasilitas

lain. Selain peraturan, anak-

anak harus diberikan contoh.

Bapak/ Ibu guru

mengajarkan siswa

untuk menggunakan

listrik, air, dan ATK

secara hemat dengan

cara memberikan

nasehat melalui

KBM maupun di luar

KBM, dan juga

menggunakan poster.

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan teknik

telah

menunjukkan

perencanaan

pengelolaan

dan

pemeliharaan

lingkungan.

Upaya pemanfaatan Upaya pemanfaatan fasilitas

Page 358: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

340

fasilitas sekolah secara

bijaksana dilakukan dengan

sosialiasikan kepada warga

sekolah ketika upacara,

apel, atau dalam

pembelajaran. Selain

sosialisasi, pemasangan

poster-poster untuk

menghemat energi

ditempelkan di beberapa

titik di sekolah seperti

lobby, kelas, dekat

wastafel, dan kamar mandi

untuk mengingatkan warga

sekolah untuk

menggunakan sumber

energi secara bijak.

sekolah secara bijaksana

dilakukan dengan sosialiasi

menggunakan poster hemat

energi yang dibuat oleh siswa

dalam lomba membuat

poster.

Observasi Rencana pengelolaan dan pemeliharaan sarana ramah lingkungan disosialisasikan

kepada warga sekolah secara lisan.

Dokumentasi 4a, 4b

Pelayanan Kantin

Wawancara Kantin SD Negeri

Kotagede 3 menerapkan

prinsip kantin sehat bebas

sampah plastik. Makanan

yang di jual merupakan

makanan sehat. Tempat

yang digunakan adalah

tempat makan kecil, piring,

mangkuk, dan gelas

sehingga tidak ada sampah

Kantin di SD Negeri

Kotagede 3 menerapkan

kantin bebas sampah plastik

sehingga semua makanan

dan minuman dilayani

menggunakan tempat

makanan dan gelas yang

kemudian dikembalikan

setelah dipakai dan akan

dicuci oleh penjual.

Valid karena

data data dari

guru dan

kepala sekolah

mengenai

pelayanan

kantin

diperkuat

dengan adanya

dokumentasi

Page 359: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

341

plastik. Tempat makan

yang sudah digunakan

dikembalikan ketempat

yang disediakan untuk

dicuci oleh penjualnya.

Penjaja makanan di luar

sekolah juga sudah diminta

untuk tidak berjualan di

sekitar sekolah, tetapi tidak

efektif karena para penjual

tetap kembali setelah

beberapa hari. Siswa yang

telah diberi pengetahuan

tentang makanan sehat dan

makanan tidak sehat pun

masih sering jajan di luar

sekolah ketika pulang.

sekolah.

Pertimbangan utama dalam

penyusunan kebijakan

mengenai kantin sekolah

adalah pengurangan

sampah plastik.

Pertimbangan dalam

penyusunan kebijakan

mengenai kantin sekolah

adalah kesehatan, kebersihan

dan untuk sejak awal tahun

pelajaran 2016/ 2017

pertimbangan utama kantin

sekolah adalah upaya

pengurangan penggunaan

plastik.

Observasi

Dokumentasi 1k, 4o

Pelaksanaan Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Wawancara Alat-alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan Siswa mengetahui Valid karena

Page 360: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

342

untuk mengatasi berbagai

masalah di lingkungan

sekolah seperti tempat

sampah yang dipisahkan

berdasarkan jenis

sampahnya, komposter, dan

mesin pencacah daun.

untuk mengatasi berbagai

masalah di lingkungan

sekolah sudah cukup baik

dengan adanya barang-

barang seperti komposter,

tempat sampah, mesin

penggiling sampah, dan

mesin pencacah daun.

sarana pendukung

ramah lingkungan

yang dimiliki sekolah

seperti tempat

sampah sesuai

jenisnya, alat

kebersihan,

komposter dan mesin

pencacah daun.

data dari

ketiga sumber

dan teknik

telah

menunjukkan

pelaksanaan

ketersediaan

saran dan

prasarana

ramah

lingkungan di

SD Negeri

Kotagede 3.

Sarana dan prasarana

pendukung kegiatan

pembelajaran lingkungan

hidup di sekolah

disesuaikan dengan materi

yang dipelajari. Jika alat

atau bahan yang dibutuhkan

tidak ada di sekolah, maka

guru dan siswa

mempersiapkan secara

bersama-sama dari rumah

dan tidak memberatkan

siswa.

Sarana dan prasarana

pendukung kegiatan

pembelajaran di sesuaikan

dengan materi dan pelajaran

yang diajarkan. Lingkungan

sekitar dapat menjadi sarana

pembelajaran.

Observasi Sarana pendukung ramah lingkungan yang disediakan sekolah antara lain:

a. tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya,

b. alat kebersihan seperti sapu, kemoceng, penghapus papan tulis,

c. mesin pencacah daun,

d. komposter,

e. tempat pembuangan sampah sementara,

f. daerah serapan air/ biopori,

g. wastafel, dan

h. buku-buku pendukung pendidikan lingkungan hidup.

Page 361: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

343

Dokumentasi 4e, 4f, 4g, 4j

Pengelolaan dan Pemeliharaan

Wawancara Siswa terlibat dalam upaya

pemeliharaan sarana dan

prasarana sekolah sebatas

pada menjaga alat-alat

kebersihan saat piket.

Siswa terlibat dalam upaya

pemeliharaan sarana

prasarana dengan melihat

contoh yang diberikan oleh

warga sekolah yang lain.

Siswa melakukan

hal-hal berikut ini

untuk memelihara

sarana dan prasarana

ramah lingkungan di

sekolah.

a. Mengembalikan

barang yang

dipakai ketempat

semula

b. Membersihkan

dan merawatnya

dengan baik

c. Tidak

menggunakannya

sebagai mainan.

Semua warga

sekolah

bertanggungjawab

atas kebersihan

lingkungan meliputi

siswa, guru,

karyawan bahkan

masyarakat sekitar.

Siswa melaporkan

kerusakan sarana dan

prasarana kepada

Valid karena

data dari ketga

sumber dan

teknik

menyatakan

bahwa

pengelolaan

dan

pemliharaan di

SD Negeri

Kotagede 3

telah

dilaksanakan

sebagaimana

mestinya.

Page 362: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

344

guru agar diperbaiki

atau diganti.

Sarana dan prasarana

sekolah perlu

dipelihara agar

terawat dan dapat

dipakai dalam jangka

waktu lama.

Siswa mengetahui

apa yang harus

dilakukan untuk

menghemat listrik,

air dan ATK seperti

mematikan lampu

dan alat elektronik

lain bila tidak

dipakai dan

mematikan kran air

setelah memakainya.

Observasi Kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan sarana pendukung ramah lingkungan yang

dilakukan oleh warga SD Negeri Kotagede 3 antara lain adalah:

a. membersihkan tempat sampah,

b. mengembalikan alat kebersihan yang dipakai ketempat semula dengan baik dan

benar,

c. mengembalikan buku ketempat semula

d. membersihkan alat-alat seperti mesin pencacah daun.

e. menggunakan air dengan seperlunya,

f. menggunakan dinding lapangan olahraga sebagai tempat mural/ lukisan siswa

untuk mengurangi tindak vandalisme yang merusak.

Page 363: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

345

Dokumentasi 3i, 4g, 4h, 4i

Pelayanan Kantin

Wawancara Kantin sekolah dikelola

oleh pihak dari luar sekolah

termasuk wali murid

dengan pengawasan dari

sekolah.

Kantin sekolah dikelola

sekolah dengan penjual yang

berasal dari luar sekolah dan

sekolah bertindak sebagai

pengawas.

Sebagian besar siswa

lebih suka makan di

kantin sekolah

karena sudah

memahami bahwa

makanan kantin

sekolah lebih bersih

dan lebih sehat

daripada makanan

yang dijual oleh

pedagang kaki lima

di luar sekolah.

Masih ada siswa

yang membeli

makanan pada

pedagang keliling di

luar sekolah ketika

pulang sekolah,

padahal ketika

istirahat siswa sudah

dilarang membeli

makan di luar.

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan teknik

menunjukkan

pelaksanaan

pelayanan

kantin sekolah

yang sehat dan

bebas sampah

plastik.

Kantin di SD Negeri

Kotagede 3 sudah

merupakan kantin sehat dan

ramah lingkungan karena

makanan dan minuman

yang dijual sudah makanan

dan minuman yang sehat

Kantin di SD Negeri

Kotagede 3 sudah baik, sehat

dan ramah lingkungan.

Page 364: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

346

dan bergizi, serta sudah

bebas sampah plastik.

Observasi Kantin di SD Negeri Kotagede 3 merupakan kantin sehat yang bebas sampah

plastik.

Dengan demikian, semua makanan dan minuman yang dijual dibungkus

menggunakan wadah yang dapat di pakai ulang seperti box makanan kecil,

piring, mangkuk dan gelas.

Siswa mengembalikan bekas wadah makan dan minumnya ketempat yang telah

disediakan.

Pedagang kantin akan mencuci bekas wadah makan dan minum siswa.

Kantin sekolah dikelola oleh tiga orang penjual dengan pengawasan dari guru

dan kepala sekolah.

Kantin sekolah hanya melayani pembelian ketika jam istirahat.

Dokumentasi 4k, 4l, 4m, 4p

Evaluasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Wawancara Sarana dan prasarana di SD

Negeri Kotagede 3 sudah

cukup memadai dan masih

harus ditingkatkan lagi.

Sarana dan prasarana di SD

Negeri Kotagede 3 sudah

cukup memadai.

Sarana dan

prasarana yang

disediakan

sekolah sudah

cukup

memadai.

Valid karena data

dari ketiga sumber

menunjukkan bahwa

sarana dan prasarana

SD Negeri Kotagede

3 masih perlu

ditingkatkan. Observasi

Dokumentasi

Pengelolaan dan Pemeliharaan

Wawancara Kesadaran warga sekolah

untuk menggunakan

fasilitas sekolah secara

bijak sudah mulai terlihat,

meskipun beberapa orang

masih memerlukan

Sikap peduli lingkungan

warga sekolah sudah mulai

terlihat dengan kesadaran

untuk menghemat energi

listrik dan air.

Perilaku hemat

energi

diperlukan

agar energi

tidak cepat

habis.

Valid karena data

dari ketiga sumber

menyatakan bahwa

evaluasi pengelolaan

dan pemeliharaan

sarana ramah

Page 365: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

347

bimbingan lebih lanjut.

lingkungan

dilakukan melalui

pengamatan perilaku

warga sekolah. Observasi Kepala sekolah dan guru melakukan pengecekan secara langsung terhadap

kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan sarana pendukung ramah

lingkungan.

Dokumentasi 4f, 4g

Pelayanan Kantin

Wawancara Warga sekolah menanggapi

kebijakan kantin secara

positif. Sudah mulai

membiasakan diri untuk

mengurangi penggunaan

plastik. Jika siswa terpaksa

menggunakan plastik untuk

tempat makan dari rumah,

plastik bungkus makanan

tersebut dibawa pulang dan

dapat digunakan untuk

ecobrick.

Warga sekolah sudah

mulai terbiasa untuk

mengurangi penggunaan

plastik.

Menurut siswa, makanan

dan minuman yang

disediakan kantin enak,

bersih, sehat, bergizi, dan

murah.

Valid karena

data dari

ketiga sumber

menunjukkan

kesamaan data

evaluasi

pelayanan

kantin sekolah

yang telah

dilaksanakan.

Penjual di kantin sekolah

sudah tidak ada yang

menggunakan plastik

sebagai pembungkus

makanannya. Sedangkan

untuk penjual di luar

sekolah, masih ada hingga

sekarang. Meskipun sudah

pernah diminta untuk tidak

berjualan di depan sekolah,

tetapi para penjual tersebut

akan kembali setelah

Pedagang di depan

sekolah pernah ditegur

oleh sekolah untuk tidak

berjualan di depan

sekolah, tetapi setelah

beberapa hari kembali.

Pelayanan kantin sudah

baik dan memuaskan bagi

siswa SD Negeri

Kotagede 3.

Page 366: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

348

beberapa hari.

Observasi Kepala sekolah dan guru melakukan pengecekan secara langsung terhadap keadaan

kantin sekolah.

Dokumentasi 4m, 4n

Faktor

Pengaruh Faktor Pendukung

Wawancara Partisipasi dan kesadaran

warga sekolah merupakan

faktor pendukung

pengelolaan sarana dan

prasarana pendukung

ramah lingkungan.

Dukungan orang tua

merupakan faktor

pendukung pengelolaan

sarana dan prasarana

ramah lingkungan.

Faktor pendukung

kantin di SD Negeri

Kotagede 3 sebagai

sehat dan ramah

lingkungan adalah:

c) makanan dan

minuman yang dijual

adalah makanan dan

minuman sehat, dan

d) tidak menggunakan

plastik sebagai

pembungkus

makanan dan

minumannya.

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan teknik

menunjukkan

faktor

pendukung

pengelolaan

sarana

pendukung

ramah

lingkungan di

SD Negeri

Kotagede 3.

Observasi Faktor pendukung pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan antara lain

adalah ksadaran dari siswa untuk menjaga sarana yang dimiliki sekolah tanpa harus

disuruh atau diminta oleh guru serta partisipasi dan kesadaran dari pihak lain seperti

pedagang di kantin sekolah.

Dokumentasi 3i, 4e, 4g, 4l, 4p

Faktor Penghambat

Wawancara Penghambat pengelolaan

sarana dan prasarana

pendukung ramah

lingkungan berasal dari

masyarakat yang ikut

Pengelolaan sarana dan

prasarana pendukung ramah

lingkungan terutama dalam

penyelenggaraan kantin sehat

dan ramah lingkungan

Kekurangan kantin

SD Negeri Kotagede

3 adalah:

d) terlalu sesak

karena lahan yang

Valid karena

data dari

ketiga sumber

dan teknik

menunjukkan

Page 367: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

349

memanfaatkan tetapi

kurang peduli untuk

merawat sarana dan

prasarana SD Negeri

Kotagede 3.

terhambat oleh siswa dan

pedagang keliling yang

kurang menyadari bahwa

makanan yang dijual di luar

belum terjamin kebersihan

dan kesehatannya. Selain itu

pedagang di luar sekolah

yang masih tetap berjualan

meskipun sudah terdapat

peraturan untuk tidak

berjualan di area sekolah.

sempit sedangkan

jumlah anak

banyak,

e) budaya antri

kurang, dan

sikap malas anak-

anak untuk

mengembalikan

wadah bekas makan

dan minumnya.

faktor

pendukung

pengelolaan

sarana

pendukung

ramah

lingkungan di

SD Negeri

Kotagede 3.

Observasi Faktor penghambat pengelolaan saran pendukung ramah lingkungan antara lain:

a. siswa yang kurang sadar akan pentingnya menjaga dan merawat fasilitas

sekolah,

b. pihak lain yang kurang bisa mendukung program sekolah, contohnya pedagang

makanan dan minuman di luar sekolah, dan

c. kondisi kantin yang kurang luas sehingga siswa harus berdesak-desakan.

Dokumentasi 4k, 4n

Page 368: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

350

Lampiran 15. Analisis Tujuan Program Adiwiyata 2016

Page 369: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

351

Page 370: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

352

Page 371: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

353

Page 372: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

354

Page 373: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

355

Page 374: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

356

Page 375: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

357

Lampiran 16. RPP Terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup

Page 376: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

358

Page 377: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

359

Page 378: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

360

Page 379: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

361

Lampiran 17. Struktur Kurikulum 2006 (KTSP) dan 2013 (K13)

Page 380: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

362

Page 381: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

363

Lampiran 18. Contoh Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SD Negeri Kotagede 3

Page 382: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

364

Page 383: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

365

Page 384: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

366

Lampiran 19. Kemitraan SD Negeri Kotagede 3

Page 385: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

367

Page 386: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

368

Lampiran 20. Web Sekolah

Page 387: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

369

Lampiran 21. Surat Keputusan Sekolah Adiwiyata Tahun 2016

Page 388: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

370

Page 389: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

371

Page 390: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

372

Page 391: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

373

Lampiran 22. Surat Izin Penelitian

Page 392: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD …Tempat sampah sesuai dengan jenisnya di depan kelas 135 Gambar 34. Buku pendukung pendidikan lingkungan hidup 135 Gambar …eprints.uny.ac.id/51882/1/Nur

374

Lampiran 23. Surat Keterangan Penelitian