implementasi program posyandu di wilayah kerja …
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN
MEDAN KOTA TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh
DEYANA TRIANDRA MARISKA
NIM. 141000277
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
Universitas Sumatera Utara
IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN
MEDAN KOTA TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
DEYANA TRIANDRA MARISKA
NIM. 141000277
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
Universitas Sumatera Utara
i
Judul Skripsi : Implementasi Program Posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan
Kota Tahun 2019
Nama Mahasiswa : Deyana Triandra Mariska
Nomor Induk Mahasiswa : 141000277
Departemen : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui
Pembimbing:
( dr. Fauzi, S.K.M.)
NIP. 14005264900
Dekan
( Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.)
NIP. 196803201993082001
Tanggal Lulus: 13 Desember 2019
Universitas Sumatera Utara
ii
Telah diuji dan dipertahankan
Pada tanggal: 13 Desember 2019
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : dr. Fauzi, S.K.M.
Anggota : 1. dr. Rusmalawati, M.Kes.
2. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
iv
Abstrak
Memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, yang paling utama untuk
memperoleh penurunan angka kematian ibu dan bayi. Agar masyarakat dapat
memperoleh pelayanan lengkaap secara lebih mudah disatu tempat, maka
dibentuk sebuah integrasi upaya swadaya masyarakat dinamakan Pos Pelayanan
Terpadu atau disingkat posyandu yang dilaksanakan oleh Puskesmas Teladan
Kecamatan Medan Kota. Penelitian yang digunakan merupakan penelitian
kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Teladan Kecamatan Medan Kota dengan informan sebanyak 10 orang, yaitu
kepala puskesmas, koordinator pelaksana program posyandu, kepala lingkungan,
kepala lurah, kader posyandu bagian penimbangan, kader posyandu bagian
pencatatan, kader posyandu bagian penyuluhan, ibu balita yang sering posyandu,
ibu balita yang jarang posyandu, dan ibu balita yang tidak pernah posyandu.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan juga
dilengkapi dengan cara observasi. Analisis data dilakukan secara manual dengan
menulis hasil wawancara kemudian meringkas hasil tersebut kedalam bentuk
matriks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pelaksanaan Posyandu di
Wilayah Medan Kota belum berjalan dengan baik sesuai dengan petunjuk
Kementrian Kesehatan. Dalam proses pelaksanaan posyandu sudah cukup baik
karena masyarakat sudah mulai aktif untuk datang ke posyandu melakukan
imunisasi, penimbangan, pemberian makanan tambahan untuk balita.
Kata kunci: Implementasi, posyandu
Universitas Sumatera Utara
v
Abstract
Empower the community and make it easy for the community to obtain basic
health services, most importantly to reduce maternal and infant mortality. In
order for the community to be able to obtain faster services more easily in one
place, an integrated non-governmental effort was formed called the Integrated
Service Post or abbreviated as posyandu which was carried out by the Teladan
Health Center in Medan City District. The research used is a qualitative research.
This research was conducted at Posyandu in the Work Area of the Teladan
District Health Center in Medan City with 10 informants, namely the Head of the
Puskesmas, Posyandu program coordinator, Head of the environment, Head of
the Village Head, Head of Posyandu in weighing section, Posyandu Cadre in the
recording section , Posyandu cadre in the counseling section, mothers of toddlers
who are often posyandu, mothers of toddlers who are rarely posyandu, and
mothers of toddlers who have never been posyandu. Data collection is done by in-
depth interviews and also equipped with observation. Data analysis was
performed manually by writing the results of the interview then summarizing the
results into a matrix. The results showed that the procedures for implementing
Posyandu in Medan Kota Region were not going well according to the Ministry of
Health's instructions. In the process of implementing the posyandu it is already
quite good because the community has begun to actively come to the posyandu to
carry out immunizations, weighing, and providing additional food for toddlers.
Keywords: Implementation, posyandu
Universitas Sumatera Utara
vi
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Implementasi Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu
syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara.
4. dr. Fauzi, S.K.M., selaku Dosen Pembimbing saya yang telah memberikan
bimbingan, saran, dukungan, nasehat, dan arahan untuk kesempurnaan
penulisan skripsi ini.
5. dr. Rusmalawaty, M.Kes., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
bimbingan, masukan dan saran-saran kepada penulis dalam perbaikan skripsi
ini.
Universitas Sumatera Utara
vii
6. Putri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H., selaku Dosen Penguji II
saya yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan dan saran saran
kepada penulisan perbaikan skripsi.
7. Dra. Lina Tarigan, Apt., M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan saran kepada penulis selama kuliah di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
8. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, terutama Departemen Administasi Kebijakan Kesehatan
yang telah banyak memberikan bantuan selama penulisan mengikuti
pendidikan.
9. Dr. Suryadi Panjaitan, M.Kes., Sp.PDFINASIM., selaku Kepala Puskesmas
Teladan Kecamatan Medan Kota yang telah memberikan izin penelitian dan
seluruh staf atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan
penelitian.
10. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis tercinta (H. Ridwan, S.H., M.H.,
dan Hj. Sri Lestina Hajar, S.H.) yang senantiasa memberikan motivasi, doa,
kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materi yang tidak terhingga
dan tidak akan pernah bisa terganti kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada saudara-saudari penulis tercinta
August Perdana Riswansyah dan Deasy Dwintasari Tinawan yang telah
memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan skripsi penulis, teman-teman PBL, teman-teman
LKP, dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ix
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
Daftar Istilah xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 7
Tujuan Penelitian 7
Tujuan umum 7
Tujuan khusus 7
Manfaat Penelitian 8
Tinjauan Pustaka 9
Konsep Implementasi 9
Pengertian Posyandu 13
Tujuan posyandu 14
Sasaran posyandu 14
Penyelenggaraan Posyandu 14
Kader 15
Petugas puskesmas 17
Stakeholder (unsur pembina dan penggerak terkait) 18
Kegiatan Posyandu 20
Kesehatan ibu dan anak 21
Pil KB 21
Imunisasi 21
Penimbangan dan pemberian vitamin A 21
Pencegahan dan penanggulangan diare 22
Tingkat Perkembangan Posyandu 22
Posyandu pratama 22
Posyandu madya 22
Posyandu purnama 23
Posyandu mandiri 24
Universitas Sumatera Utara
x
Landasan Teori 24
Kerangka Berpikir 25
Metode Penelitian 27
Jenis Penelitian 27
Lokasi dan Waktu Penelitian 27
Subjek Penelitian 27
Definisi Konsep 28
Metode Pengumpulan Data 29
Metode Analisis Data 29
Hasil Penelitian dan Pembahasan 31
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 31
Letak umum geografis 31
Sarana kesehatan 31
Karakteristik Informan 32
Perkembangan Posyandu yang Ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Teladan Kecamatan Medan Kota
33
Pihak-Pihak yang Ikut Serta dalam Penyelenggaraan Program
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
35
Sarana dan Prasarana 37
Sumber Pendanaan untuk Posyandu 38
Persiapan Pra H Posyandu 41
Pelaksanaan Program Posyandu Pada Saat Hari Buka Posyandu 42
Pelaksanaan Posyandu Post H 44
Keterbatasan Penelitian
46
Kesimpulan dan Saran 47
Kesimpulan 47
Saran
47
Daftar Pustaka 49
Lampiran 51
Universitas Sumatera Utara
xi
Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu 15
2 Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu 24
3 Karakteristik Informan
32
Universitas Sumatera Utara
xii
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Landasan teori 25
2 Kerangka berpikir 25
Universitas Sumatera Utara
xiii
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1 Pedoman Wawancara 51
2 Matriks 59
3 Surat Izin Penelitian 65
4 Surat Selesai Penelitian 66
5 Dokumentasi 67
Universitas Sumatera Utara
xiv
Daftar Istilah
AKI Angka Kematian Ibu
AKB Angka Kematian Bayi
BAPPEDA Badan Perencana Pembangunan Daerah
BGM Bawah Garis Merah
BPMPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
D/S Datang per Sasaran
KB Keluarga Berencana
KEK Kurang Energi Kronis
KIA Kesehatan Ibu dan Anak
KIE Komunikasi, Edukasi dan Komunikasi
KMS Kartu Menuju Sehat
LPM Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
MMD Musyawarah Masyarakat Desa
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHC Primary Health Care
PKK Pemberdaya Kesejahteraan Keluarga
PKMD Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
PMT Pemberian Makanan Tambahan
POKJANAL Kelompok Kerja Operasional
POSYANDU Pos Pelayanan Terpadu
PUS Pasangan Usia Subur
PUSKESMAS Pusat Kesehatan Masyarakat
SMD Survei Mawas Diri
SOP Standard Operating Procedures
UKBM Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
WUS Wanita Usia Subur
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1
Pendahuluan
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan dapat dijadikan sebagai
salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia di
sebuah negara, karena melalui pelayanan kesehatan dapat dilihat maju atau
tidaknya suatu negara. Selain itu, kesehatan merupakan faktor penting bagi
individu, karena tingkat kesehatan individu mempengaruhi tercapainya suatu
kondisi yang sejahtera.
Sehubungan dengan hal di atas, maka kesehatan merupakan salah satu
faktor dalam mencapai tingkat kesejahteraan sosial suatu masyarakat seperti yang
dinyatakan dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan
sosial pasal 1 ayat 1 bahwa kesejahteraan sosial merupakan kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Dalam rangka memberdayakan dan mengembangkan kemampuan
masyarakat dalam bidang kesehatan maka mulai Tahun 1975 pemerintah
mengenalkan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang setahun
kemudian ditetapkan bahwa PKMD merupakan pendekatan strategis untuk
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Berkembangnya PKMD memunculkan banyak UKBM seperti Pos
Penimbangan Balita, Pos Imunisasi, Pos KB Desa, dan Pos Kesehatan. Agar
masyarakat dapat memperoleh pelayanan lengkap secara lebih mudah di satu
Universitas Sumatera Utara
2
tempat maka dibentuk sebuah integrasi upaya swadaya masyarakat yang
dinamakan Pos Pelayanan Terpadu atau disingkat Posyandu (Hartono, 2011).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, yang paling utama untuk
memperoleh penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kementerian Kesehatan RI,
2011).
Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama posyandu dan sebagai
salah satu program perbaikan gizi masyarakat. Penimbangan balita dimaksudkan
untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan balita penting
dilakukan setiap 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu untuk mengetahui tumbuh
kembang balita, setelah balita di timbang akan di catat di buku KMS sehingga
akan terlihat berat badannya naik, tidak naik ataupun turun. Adapun kegiatan
penimbangan balita yang biasa dilakukan di posyandu meliputi pendaftaran
pengunjung posyandu, penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
posyandu, mencatat hasil penimbangan di buku KMS, melaksanakan kegiatan
penyuluhan, serta memberikan pelayanan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI,
2011).
Penimbangan balita sangat penting dalam deteksi dini kasus gizi kurang
dan gizi buruk. Dengan rajin menimbang balita, maka pertumbuhan balita dapat
dipantau secara intensif. Sehingga bila berat badan anak tidak naik ataupun jika
Universitas Sumatera Utara
3
ditemukan penyakit akan dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan
pencegahan supaya tidak menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat
ditemukan, maka penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin
baik. Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tata laksana kasus anak gizi buruk
akan mengurangi risiko kematian sehingga angka kematian akibat gizi buruk
dapat ditekan. Tindak lanjut dari hasil penimbangan selain penyuluhan juga
pemberian makanan tambahan dan pemberian suplemen gizi (Kementerian
Kesehatan RI, 2011).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2018, cakupan
balita ditimbang (D/S) Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2018 sebesar 86,24%,
terjadi peningkatan apabila dibandingkan pada Tahun 2017 sebesar 85,45%, dan
Tahun 2016 sebesar 70,96%. Sedangkan, cakupan D/S di Kota Medan Tahun
2016 sebesar 88,78%, pada Tahun 2017 sebesar 84,42%, dan terjadi peningkatan
pada Tahun 2018 menjadi sebesar 87,30%
Cakupan penimbangan balita yang masih rendah erat kaitannya dengan
peran kader posyandu sebagai penggerak kegiatan posyandu. Kader posyandu
merupakan anggota masyarakat yang bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk
menyelenggarakan kegiatan posyandu secara sukarela (Kementerian Kesehatan
R1, 2012).
Puskesmas Teladan terletak di Kota Medan dan salah satu puskesmas yang
terdapat di Kecamatan Medan Kota selain Puskesmas Pasar Merah dan Puskesmas
Simpang Limun. Berdasarkan laporan Puskesmas Teladan Tahun 2018 diketahui
bahwa terdapat 22 buah Posyandu yang mana semuanya termasuk posyandu
Universitas Sumatera Utara
4
purnama dan terbagi di Kelurahan Teladan Barat ada 7 buah, Kelurahan Masjid
ada 4 buah, Kelurahan Pasar Baru ada 3 buah, Kelurahan Pusat Pasar ada 3 buah,
dan di Kelurahan Pandau Hulu ada 5 buah. Jumlah petugas posyandu seluruhnya
adalah 17 orang dan terdiri dari 5 orang kader di setiap posyandu.
Pada wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota sepanjang
Tahun 2018 jumlah seluruh balita yang ada sebesar 1.928 balita, dari jumlah
tersebut yang ditimbang sebanyak 1.684 balita dengan pencapaian D/S pada
Tahun 2018 sebesar 86,7%, dan jumlah balita yang BGM sebanyak 45 balita
(2,33%). Jika dibandingkan dengan puskesmas lain di Kecamatan Medan Kota
cakupan tersebut tergolong rendah, dimana cakupan penimbangan D/S Tahun
2018 di Puskesmas Pasar Merah sebesar 88,17% (Profil Kesehatan Puskesmas
Teladan, 2018).
Menurut Profil Kesehatan Kota Medan balita di Kelurahan Teladan Barat
setiap tahun menurun jumlah balita yang ditimbang dan setelah dilakukan
penelitian dari 5 kelurahan, kelurahan Teladan Barat memiliki angka jumlah anak
yang berat badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang
dalam % (N/D) yang tidak stabil. Menurut hasil survei beberapa balita hasil
penimbangannya tidak naik bahkan cenderung menurun. Jumlah anak yang berat
badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang (N/D) sebesar
62,5%.
Berdasarkan survei pendahuluan pada bulan Agustus 2019 didapatkan
bahwa tenaga yang diperlukan dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota sudah mencukupi dari segi kuantitas.
Universitas Sumatera Utara
5
Hal ini terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa setiap posyandu telah
memiliki masing-masing 5 kader dan petugas puskesmas sebanyak 4 orang yang
bertugas melaksanakan posyandu. Sedangkan, sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh posyandu meliputi meja, kursi, dan penimbangan gantung. Sampai saat ini,
dana untuk pembuatan makanan tambahan masih berasal dari puskesmas,
dikarenakan dana dari masyarakat belum mencukupi, dan kurangnya kepedulian
masyarakat akan posyandu.
Sementara itu, tugas kader tidak hanya di hari buka posyandu melainkan
sebelum hari buka dan sesudah hari buka posyandu. Menurut wawancara dengan
petugas puskesmas yang mendampingi kader, didapatkan bahwa kader
menginformasikan tentang hari buka posyandu kepada warga setempat beberapa
jam sebelum posyandu di buka, dimana seharusnya dilakukan beberapa hari
sebelumnya. Hal ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab kader dalam
bekerja.
Selanjutnya, peneliti melakukan pengamatan pada saat hari buka
posyandu. Pada saat kegiatan penimbangan, kader terlihat mengabaikan tata cara
menimbang balita dengan benar. Kader hanya menimbang balita seadanya saja
terlebih lagi pada saat peserta dalam kegiatan penimbangan balita ramai, kader
menimbang hanya 1 menit agar kegiatan penimbangan balita cepat selesai. Selain
itu, kader hanya menerka hasil timbangan bayi/balita tersebut bila bayi/balita
menangis tidak mau ditimbang. Kemudian setelah kegiatan posyandu selesai
adanya kader yang langsung pulang dan meninggalkan tempat sebelum
melengkapi dan menyelesaikan pencatatan buku laporan.
Universitas Sumatera Utara
6
Pelaksanaan kegiatan penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas
Teladan yang belum terlaksana dengan baik berdampak pada sulitnya mendeteksi
sedini mungkin masalah pertumbuhan pada balita sehingga mengakibatkan kasus
gizi buruk. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Teladan, tercatat
ditemukannya kasus gizi buruk pada balita 1 orang pada Tahun 2017, dan 1 orang
pada Tahun 2018.
Menurut wawancara dengan kader yang terlibat dalam pelaksanaan
program posyandu didapatkan bahwa pelatihan bagi kader dalam penimbangan
balita yang diberikan petugas puskesmas tidak dilakukan secara
berkesinambungan/berkelanjutan sehingga dalam pelaksanaan tugasnya, masih
banyak kader yang kinerjanya kurang baik. Selanjutnya, ibu balita berpendapat
bahwa imunisasi saja sudah lengkap, dan tidak perlu datang lagi ke posyandu
untuk melakukan penimbangan berat badan. Hal ini menyebabkan tidak
terpantaunya tumbuh kembang balita.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Ariska (2016) tentang analisis
implementasi program posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit
Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2016
menunjukkan bahwa persiapan yang dilakukan kader sebelum hari buka posyandu
yaitu menyebarkan hari buka posyandu di masjid, sedangkan pada hari buka
posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan dan penyuluhan yang
dilakukan kader atau petugas puskesmas, dan pada hari selesai dilaksanakannya
posyandu yaitu membuat catatan hasil kegiatan posyandu, membuat diagram
SKDN. Kendala yang ditemukan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Pintu
Universitas Sumatera Utara
7
Langit adalah banyaknya ibu balita yang tidak ikut melakukan penimbangan balita
karena bekerja atau karena keperluan lainnya sehingga puskesmas diharapkan
dapat meningkatkan komunikasi dalam pelaksanaan program posyandu terutama
dalam hal penentuan jadwal dan jam buka posyandu.
Temuan penelitian Regina (2016) tentang evaluasi kegiatan utama
pelayanan posyandu di Kecamatan Jatinangor menunjukkan bahwa kegiatan
utama pelayanan posyandu masih belum terlaksana dengan baik, seperti
kurangnya dukungan SDM, dana dan prasarana, dan bantuan dan melalui
advokasi lintas sektor, kemudian tidak terlaksananya penyuluhan setiap selesai
dilakukan penimbangan sehingga perlu dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
secara berkala terhadap kegiatan utama posyandu.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
penelitian yaitu bagaimanakah implementasi program posyandu dalam
penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota
Tahun 2019.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum. Untuk menganalisis implementasi program posyandu
dalam penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan
Medan Kota Tahun 2019.
Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis input (Tenaga, dana, sarana dan prasarana) pelaksanaan
program posyandu dalam penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas
Universitas Sumatera Utara
8
Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2019.
2. Untuk menganalisis proses (tugas kader) pelaksanaan program posyandu
dalam penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan
Medan Kota Tahun 2019.
3. Untuk menganalisis output (cakupan D/S) pelaksanaan program posyandu
dalam penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan
Medan Kota Tahun 2019
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi posyandu dalam hal peningkatan pelaksanaan
dalam upaya kesehatan ibu dan anak.
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
9
Tinjauan Pustaka
Konsep Implementasi
Kusumanegara (2010) mendefinisikan implementasi sebagai proses
administrasi dari hukum yang didalamnya tercakup keterlibatan berbagai actor,
organisasi, prosedur, dan teknik yang dilakukan agar kebijakan yang telah
ditetapkan mempunyai akibat, yaitu tercapainya tujuan kebijakan. Implementasi
dapat dikonseptualisasikan sebagai proses karena yang didalamnya terdapat
serangkaian aktivitas yang berkelanjutan. Konsep implementasi juga harus
diperhatikan dari berbagi aspek pemahaman seperti proses, output, dan outcome.
Fungsi implementasi sendiri berguna untuk membentuk suatu hubungan
yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran kebijakan publik
sebagai outcome kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu fungsi
implementasi terdiri pula dari cara-cara atau sarana-sarana tertentu yang
dirancang/didesain secara khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-
tujuan dan sasaran-sasaran yang yang dikehendaki. Mendalami implementasi
berarti berusaha untuk memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu
program diberlakukan atau dirumuskan, yakni peristiwa dan kegiatan-kegiatan
yang terjadi setelah proses legislasi, baik menyangkut usaha-usaha untuk
memberikan dampak tertentu pada masyarakat ataupun peristiwa-peristiwa
(Wahab, 2008).
Terdapat beberapa model implementasi menurut para ahli. Berikut
diuraikan beberapa model-model tersebut.
Universitas Sumatera Utara
10
1. Model Donald Van Metter dan Carl Van Horn
Menurut Van Matter dan Carl Van Horn (dalam Kusumanegara, 2010) ada
6 variabel yang memengaruhi kinerja kebijakan, yaitu:
a. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan ini dapat diukur apabila ukuran dan tujuan
kebijakan realistis dengan sosiokultur yang ada di level pelaksana
kebijakan.
b. Sumberdaya
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari
kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
c. Sikap/Kecenderungan Pelaksana
Penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak
mempengaruhi keberhasilan dari implementasi kebijakan. Hal ini sangat
mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil
formulasi orang-orang yang terkait langsung dengan kebijakan yang
memahami secara mendalam permasalahan.
d. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana
Dalam implementasi kebijakan public komunikasi merupakan hal yang
sangat penting. Semakin baik komunikasi diantara para agen pelaksana
maka diasumsikan kesalahan-kesalahan yang terjadi akan lebih kecil.
e. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Menurut Van Metter dan Van Horn hal terakhir yang perlu diperhatikan
guna menilai kinerja implementasi adaah sejauh mana lingkungan
Universitas Sumatera Utara
11
eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah
ditetapkan. Lingkungan social, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif
dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.
Oleh karena itu upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus
memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal.
2. Model George Edward III
Menurut George Edward III (dalam Widodo, 2011) terdapat 4 faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi yaitu factor komunikasi,
sumber daya, disposisi dan struktur pelaksana.
a. Komunikasi
Diartikan sebagai proses penyampaian informasi komunikator kepada
komunikan. Hal ini menyangkut bagaimana program dikomunikasikan
kepada organisasi dan/atau publik. Implementor harus mengetahui apa
yang harus dilaksanakan, apa yang menjadi tujuan dan sasaran sehingga
mengurangi distorsi implementasi. Jika tujuan dan sasaran tidak jelas dan
bahkan tidak diketahui samasekali oleh kelompok sasaran maka
kemungkinan akan menjadi resistensi dari kelompok sasaran. Komunikasi
memiliki beberapa dimensi yaitu:
1) Dimensi transmisi yaitu menghendaki agar program tidak hanya
disampaikan kepada pelaksana kebijakan namun juga disampaikan
kepada kelompok sasaran dan pihak lain yang berkepentingan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
12
2) Dimensi kejelasan yaitu menghendaki agar kebijakan yang
ditransmisikan kepada pelaksana, target group, dan yang
berkepentingan secara jelas sehingga mereka mengerti maksud, tujuan,
sasaran, serta substansi program sehingga masing-masing mengetahui
apa yang mesti dipersiapkan serta dilaksanakan untuk mensukseskan
kebijakan tersebut secara efektif dan efisien.
3) Dimensi konsistensi yang diperlukan agar informasi tidak simpang siur
sehingga membingungkan pelaksana kepentingan, target group dan
pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Sumberdaya
Sumberdaya merupakan hal yang penting dalam implementasi. Apabila
implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan maka
implementasi tidak akan berjalan dengan efektif. Sumberdaya ini meliputi
sumberdaya manusia, sumberdaya anggaran, sumberdaya peralatan, dan
sumberdaya kewenangan.
c. Disposisi
Disposisi merupakan watak dan karakter/sikap yang dimiliki implementor
dalam menjalankan program seperti komitmen, kejujuran, dan sifat
demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik maka dia
akan menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan. Jika implementor memiliki sifat /perspektif yang
berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses implementasi kebijakan
menjadi tidak efektif.
Universitas Sumatera Utara
13
d. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi merupakan struktur bertugas mengimplementasikan
program seperti ketersediaan SOP (standard operating procedures) dan
stuktur organisasi masyarakat yang bertugas melaksanakan program.
Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Posyandu mensinergikan berbagai layanan yang
dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan dan kesehatan gizi, pendidikan dan
perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan, dan
kesejahteraan sosial. Wadah ini dibimbing oleh petugas puskesmas, lintas sektor
dan lembaga terkait lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat
sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara
lain: gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare.
Definisi lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
14
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu dan Bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Tujuan posyandu. Adapun tujuan dari Posyandu menurut Kementerian
Kesehatan RI (2011), yaitu:
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak, dan balita.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan – kegiatan yang lain yang menunjang kemampuan
hidup sehat.
5. Pendekatan dan pemerataan penanganan kesehatan kepada masyarakat dalam
usaha meningkatkan cakupan.
6. Peningkatan dan penggunaan peran serta masyarakat dalam alih tehnologi
untuk swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat.
Sasaran posyandu. Sasaran pada Posyandu adalah seluruh masyarakat,
yaitu terutama. (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
1. Bayi
2. Anak balita
3. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
4. Pasangan usia subur (PUS)
Penyelenggaraan Posyandu
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan setiap satu bulan sekali, untuk
hari dan waktu ditentukan dari hasil kesepakatan, hari buka posyandu juga bisa
Universitas Sumatera Utara
15
buka lebih dari sekali jika diperlukan. Tempat penyelenggaraan kegiatan
Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman
rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah
satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh
masyarakat.
Kegiatan ini digerakkan oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis
dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal
jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah
yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah.
Tabel 1
Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu
Langkah Kegiatan Pelaksana
Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan kesehatan
Kader atau kader
bersama petugas
kesehatan
Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2011
Selain itu, terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak.
Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan
Posyandu adalah sebagai berikut (Kementerian Kesehatan RI, 2011):
Kader. Adapun tugas kader dalam pelaksanaan posyandu yaitu sebagai
berikut:
1. Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
16
a. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat.
b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.
c. Mempersiapkan sarana Posyandu.
d. Melakukan pembagian tugas antar kader.
e. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.
f. Mempersiapkan bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
penyuluhan.
2. Pada hari buka Posyandu (Kementerian Kesehatan RI, 2011), antara lain:
a. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas,
ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada
Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan status
imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orang tua tentang pola asuh
yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita,
dan lain sebagainya.
c. Membimbing orang tua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil
pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
d. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini,
kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok
dan demonstrasi dengan orang tua/keluarga anak balita.
e. Memotivasi orang tua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik
pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
Universitas Sumatera Utara
17
f. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke
posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari posyandu berikutnya.
g. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila
ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
h. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka
Posyandu.
3. Di luar hari buka Posyandu, antara lain:
a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas
dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita
b. Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang
mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita
yang datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan
berat badannya naik.
c. Melakukan tindak lanjut terhadap 1. Sasaran yang tidak datang. 2. Sasaran
yang memerlukan penyuluhan lanjutan.
d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu
saat hari buka.
e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri
pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan
Petugas puskesmas. Kehadiran tenaga kesehatan puskesmas yang
diwajibkan di posyandu satu kali dalam sebulan. Peran petugas puskesmas pada
Universitas Sumatera Utara
18
hari buka posyandu antara lain sebagai berikut (Kementerian Kesehatan RI,
2011):
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah
5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas puskesmas, pelayanan
kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali
sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka posyandu lebih dari satu kali
dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader
Posyandu sesuai dengan kewenangannya
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan
sesuai dengan kebutuhan Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan
anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.
Stakeholder (unsur pembina dan penggerak terkait). Adapun tugas dan
tanggungjawab dari stakeholder tersebut adalah (Kementerian Kesehatan RI,
2011):
1. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
Posyandu kecamatan:
a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
b. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu.
Universitas Sumatera Utara
19
c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
2. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja
Posyandu desa/kelurahan:
a. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
Posyandu.
b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari
buka Posyandu
c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau
sebutan lainnya.
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
3. Instansi/Lembaga Terkait:
a. Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
(BPMPD) berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan,
penggerakan peran serta masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan,
pengembangan metode pendampingan masyarakat, teknis advokasi,
fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
b. Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana
dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA
Universitas Sumatera Utara
20
atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga
teknis kesehatan.
c. SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan,
penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
d. BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan
program dan anggaran serta evaluasi.
e. Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas
Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan
dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai dengan peran dan
fungsinya masing-masing.
Kegiatan Posyandu
Posyandu dilaksanakan setiap sebulan sekali, untuk tanggal dan waktunya
ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK desa / kelurahan serta petugas
kesehatan dari puskesmas. Pelayanan masyarakat dilakukan dengan sistim 5 meja,
yakni:
Meja 1 : Pendaftaran.
Meja 2 : Penimbangan.
Meja3 : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat).
Meja4 : Komunikasi / penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.Kegiatan
Meja 5 : Tindakan (pelayanan imunisasi, pemberian vitamin A dosis tinggi berupa
obat tetes mulut tiap bulan Februari dan Agustus, pengobatan ringan, pembagian
pil atau kondom, konsultasi KB-Kesehatan) (Cahyanti, 2016).
Kegiatan posyandu terdiri dari 5 program utama, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
21
Kesehatan ibu dan anak. Kegiatan posyandu pada kesehatan ibu dan
anak yaitu terdiri dari:
1. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
2. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februari dan
Agustus)
3. PMT
4. Imunisasi
Pil KB. Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan
puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila
tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat
dilakukan pemasangan IUD dan implant.
Imunisasi. Pelayanan imunisasi di posyandu hanya dilaksanakan oleh
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program
terhadap bayi dan ibu hamil.
Penimbangan dan pemberian vitamin A. Pelayanan gizi di posyandu
dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat
badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi,
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet
Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat
badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah
(BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke puskesmas atau poskesdes.
Universitas Sumatera Utara
22
Pencegahan dan penanggulangan diare. Pencegahan diare di
posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Penanggulangan diare di posyandu dilakukan melalui pemberian oralit.
Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas
kesehatan. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)
Tingkat Perkembangan Posyandu
Perkembangan masing-masing posyandu tidak sama. Dengan demikian,
pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Untuk
mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah dikembangkan metode dan alat
telaahan perkembangan posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah
Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat
perkembangan posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat menurut
Kementerian Kesehatan RI (2011), yaitu sebagai berikut:
Posyandu pratama. Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum
mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan posyandu belum terlaksana secara
rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.
Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan posyandu, di samping karena
jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.
Posyandu madya. Posyandu Madya adalah posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih
Universitas Sumatera Utara
23
rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola
kegiatan posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul posyandu dengan metode
simulasi.
2. Menerapkan SMD dan MMD di posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan
masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan
cakupan Posyandu.
Posyandu purnama. Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah
dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah
kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih
dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain:
Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman
masyarakat tentang dana sehat. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat
tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK.
Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat
desa/kelurahan, serta untuk kepentingan posyandu mengikutsertakan pula
pengurus posyandu.
Universitas Sumatera Utara
24
Posyandu mandiri. Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari
50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu.
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan
program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat
dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan
masalah dan kemampuan masing-masing
Tabel 2
Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu
Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
Frekuensi penimbangan <8 ≥8 ≥8 ≥8
Rerata kader tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5
Rerata cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%
Cakupan kumulatif KIA* <50% <50% ≥50% ≥50%
Cakupan kumulatif KB <50% <50% ≥50% ≥50%
Cakupan kumulatif imunisasi <50% <50% ≥50% ≥50%
Program tambahan - - + +
Cakupan dan sehat <50% <50% <50% ≥50%
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2011
Landasan Teori
Teori Ivancevich et al (2007) yang meliputi masukan, proses serta
keluaran merupakan acuan atau landasan teori yang diimplementasikan dalam
pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
25
Gambar 1. Landasan teori
Kerangka Berpikir
Gambar 2. Kerangka berpikir
Keterangan:
Adapun definisi dari kerangka pikir penelitian, yaitu:
1. Input
Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :
a. Tenaga adalah orang yang bertugas dalam pelaksanaan kegiatan posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Teladan
b. Sarana dan Prasarana adalah seluruh bahan dan peralatan yang digunakan
dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan
Input
a. Tenaga
b. Sarana
dan
Prasarana
c. Dana
Proses
Pelaksanaan kegiatan posyandu :
a. Tugas kader :
- Mempersiapkan tempat
posyandu
- Mempersiapkan sarana
Posyandu
- Melakukan pendaftaran
sasaran posyandu
- Melakukan penimbangan
- Membuat diagram batang
(balok) SKDN
Output
Cakupan
pelaksanaan
program
posyandu dalam
penimbangan
balita, yaitu :
- cakupan D/S
>80%
Masukan (Input)
- Man - Materials
- Money - Machine
- Methods - Market
Proses:
- Planning
- Organizing
- Staffing
- Directing
- Controlling
Keluaran
(Output)
Universitas Sumatera Utara
26
c. Dana adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk diperguanakan dalam
pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan.
2. Proses
Proses (process) adalah kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan
posyandu yang dilakukan oleh kader di wilaya kerja Puskesmas Teladan, yang
terdiri dari:
a. Tugas kader adalah kegiatan yang dilakukan sebelum hari buka Posyandu,
pada hari buka posyandu, dan di luar kegiatan posyandu yang meliputi
pelaksanaan persiapan tempat posyandu, pendaftaran balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya, melakukan penimbangan balita,
dan membuat diagram batang (balok) SKDN.
3. Output
Keluaran (Output) adalah hasil akhir yang diharapkan dari adanya
pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan oleh kader di wilayah kerja
Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :
a. Cakupan D/S, yaitu meningkatnya cakupan penimbangan balita sesuai
dengan standar pelayanan minimal untuk D/S yaitu 80%
Universitas Sumatera Utara
27
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang menggunakan
metode pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan
lebih mendalam tentang pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2019.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Teladan Jl. Sisimangaraja No.65, Teladan Baru, Kecamatan Medan Kota.
Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019
sampai Agustus 2019.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini diambil secara purposive (bertujuan), yaitu
teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang mampu memberi informasi
yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu sebanyak 10 subjek, yang terdiri
dari:
1. Kepala Puskesmas Teladan Medan Kota
2. Koordinator pelaksana program Posyandu Puskesmas Teladan Medan Kota
3. Kepala lingkungan
4. Kepala Lurah Teladan
5. Kader posyandu bagian penimbangan
6. Kader posyandu bagian pencatatan
7. Kader posyandu bagian penyuluhan
Universitas Sumatera Utara
28
8. Ibu balita yang sering ke posyandu
9. Ibu balita yang jarang ke posyandu
10. Ibu balita yang tidak pernah ke posyandu
Definisi Konsep
1. Input
Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :
a. Tenaga adalah orang yang bertugas dalam pelaksanaan kegiatan posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Teladan
b. Sarana dan Prasarana adalah seluruh bahan dan peralatan yang digunakan
dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan
c. Dana adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk diperguanakan dalam
pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan.
2. Proses
Proses (process) adalah kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan
posyandu yang dilakukan oleh kader di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang
terdiri dari :
a. Tugas kader adalah kegiatan yang dilakukan sebelum hari buka Posyandu,
pada hari buka posyandu, dan di luar kegiatan posyandu yang meliputi
pelaksanaan persiapan tempat posyandu, pendaftaran balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya, melakukan penimbangan balita,
dan membuat diagram batang (balok) SKDN.
Universitas Sumatera Utara
29
3. Output
Keluaran (Output) adalah hasil akhir yang diharapkan dari adanya
pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan oleh kader di wilayah kerja
Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :
a. Cakupan D/S, yaitu meningkatnya cakupan penimbangan balita sesuai
dengan standar pelayanan minimal untuk D/S yaitu 80%.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil
observasi/pengamatan dan wawancara mendalam (Indepth Interview) dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan kepada informan yang dijadikan objek
penelitian referensi dari buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan posyandu.
Metode Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009) analisa data
kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu
mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Kemudian, data disajikan dengan
teks yang bersifat naratif, serta dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Triangulasi. Pelaksanaan triangulasi adalah untuk mengkonfirmasi
kebenaran informasi yang disampaikan oleh informan ketika dilakukan
wawancara terstruktur. Pada penelitian ini, triangulasi yang dilakukan adalah :
1. Triangulasi sumber, dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber.
Universitas Sumatera Utara
30
2. Triangulasi metode, dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan metode yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
31
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Letak umum geografis. Puskesmas Teladan terletak di Jalan SM Raja
No.65 Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota. Puskesmas ini
mempunyai wilayah kerja kurang lebih 229,1 Ha dengan akses jalan yang dapat
dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat, yang terdiri dari 5 (lima)
kelurahan yaitu sebagai berikut:
1. Kelurahan Mesjid
2. Kelurahan Teladan Barat
3. Kelurahan Pasar Baru
4. Kelurahan Pusat Pasar
5. Kelurahan Pandahulu I
Secara geografi batas-batas Puskesmas Teladan adalah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Maimun
2. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Teladan Timur
3. Sebelah timur berbatasan dengan Medan Perjuangan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Simpang Limun
Wilayah kerja Puskesmas Teladan memiliki jumlah penduduk sebanyak
36.438 orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 17.444 orang dan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 18.994 orang. Mayoritas mata pencaharian
Penduduk di wilayah kerja ini adalah pedagang dan wiraswasta.
Sarana kesehatan. Sarana kesehatan di lima wilayah kerja puskesmas
meliputi sarana kesehatan untuk bayi, balita, bumil dan bulin. Sarana-sarana
Universitas Sumatera Utara
32
tersebut paling banyak dimanfaatkan oleh ibu hamil dan ibu melahirkan. Sarana
transportasi dimiliki Puskesmas Teladan Tahun 2015 yaitu puskesmas keliling
(ambulance) 1 buah, mobil operasional dinas 1 buah dan sepeda motor 3 buah.
Selain sarana transportasi, puskesmas ini juga dilengkapi dengan beberapa
fasilitas demi menjalankan perannya sebagai fasilitas kesehatan yaitu meja, kursi,
lemari arsip, komputer sebanyak 8 unit, printer 3 unit, kartu berobat pasien, kartu
Family Folder, berkas rekam medik, buku catatan arsip, buku laporan, formulir
kegiatan, buku laporan kegiatan, kartu KIA / KB, buku bendahara, papan tulis dan
lain-lain
Karakteristik Informan
Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3
Karakteristik Informan
Informan Nama Informan Umur
(Tahun) Pendidikan Jabatan
1 dr. Kas Puji Astuti 48 tahun S-1 Kepala Puskesmas
2 Sondang R.
Simanjuntak, S.K.M.
45 tahun S-1 Koordinator pelaksana
program Posyandu
3 Ramli, S.E. 48 tahun S-1 Kepala lingkungan
4 Hotlar 50 tahun SMA Kepala lurah
5 Rusmawati 48 tahun SMP Kader posyandu
6 Zulaikha 45 tahun SMA Kader posyandu
7 Nopriyanti 52 tahun SMP Kader posyandu
8 Siti Hajar 35 tahun SMA Ibu balita yang sering ke
posyandu
9 Nuraini 37 tahun SMP Ibu balita yang jarang ke
posyandu
10 Parini 40 tahun SD Ibu balita yang tidak
pernah ke posyandu
Universitas Sumatera Utara
33
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah informan dalam penelitian
ini adalah 10 informan, yang terdiri dari satu informan kepala puskesmas yang
berusia 48 tahun dengan pendidikan S1, satu informan koordinator pelaksana
program posyandu yang berusia 45 tahun dengan pendidikan S1, satu informan
kepala lingkungan yang berusia 48 tahun dengan pendidikan S1, satu informan
kepala lurah yang berusia 50 tahun dengan pendidikan SMA, tiga informan kader
posyandu bagian penimbangan, pencatatan dan penyuluhan yang masing-masing
berusia 48 tahun, 45 tahun, 52 tahun dengan pendidikan SMP, SMA, dan SMP
dan tiga orang ibu balita yang yang terdiri dari ibu balita yang sering ke posyandu,
yang jarang ke posyandu, dan tidak pernah ke posyandu yang masing masing
berusia 35 tahun, 37 tahun, dan 40 tahun, dan masing-masing berpendidikan
SMA, SMP, dan SD.
Perkembangan Posyandu yang Ada di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan
Kecamatan Medan Kota
Perkembangan masing-masing posyandu tidak sama. Dengan demikian,
pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Untuk
mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah dikembangkan metode dan alat
telaahan perkembangan posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah
Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat
perkembangan posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat menurut
Kemenkes RI (2011), yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu
purnama, dan posyandu mandiri. Adapun pernyataan informan :
“Kalau strata posyandu kami madya, makanya dibilang madya diatas
50%, aktif aktif (Informan 1)”
Universitas Sumatera Utara
34
“Posyandu aktif dek jumlahnya 22, sekarang sudah mulai berkembang
ya, stratanya mulai naik dari madya ke purnama. Kader juga aktif
melakukan sweeping kepada masyarakat yang tidak hadir di posyandu
untuk ditimbang (Informan 2)”
”Perkembangannya baik dek, sejak datang posyandu di desa kami
mudah-mudahan sangat bermanfaat bagi masyarakat desa (Informan 3)”
“Aktif masih, dan makin banyak masyarakat yang berpartisipasi
(Informan 4)”
”Bagus perkembangannya, setiap bulan masyarakat aktif datang ke
posyandu untuk melakukan imunisasi, penimbangan, pemberian
makanan tambahan, dan pelayanan kesehatan. Ibu hamil juga datang ke
posyandu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (Informan 5)”
“Perkembangan posyandu suah cukup bagus, masyrakat juga aktif
datang ke posyandu untuk melakukan imunisasi, penimbangan
pemberian makanan tambahan untuk anak mereka. Terkadang ada juga
ibu hamil yangatang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (Informan
6)”
“Sudah bagus perkembangannya, karena banyak ibu-ibu yang membawa
anaknya ke posyandu (Informan 7)”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa posyandu yang
terdapat di wilayah kerja Puskesmas Teladan sudah berjalan dengan aktif setiap
bulannya. Terdapat 22 posyandu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas
Teladan. Setiap bulan masyarakat aktif datang ke posyandu untuk melakukan
imunisasi, penimbangan, pemberian makanan tambahan, dan pelayanan
kesehatan. Ibu hamil juga datang ke posyandu untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan. Kader juga aktif melakukan sweeping kepada masyarakat yang tidak
hadir di posyandu untuk ditimbang. Selain posyandu balita terdapat juga
posyandu untuk usia lanjut di posyandu wilayah kerja Puskesmas Teladan.
Universitas Sumatera Utara
35
Pihak-Pihak yang Ikut Serta dalam Penyelenggaraan Program Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas
Selain itu, terselenggaranya pelayanan posyandu melibatkan banyak pihak
seperti kader, petugas puskesmas, lurah, camat, dan perangkat lingkungan lainnya.
Adapun pernyataan informan :
”Aparatur lingkungan itulah, misalnya PKK, ya kebetulan sekali-sekali
ikut PKK kelurahan (Informan 1)”
“kalau di posyandu yang ikut kamilah petugas puskesmasnya ama kader,
kalo kepala desa gitu jarangnya itu, nggaknya pun tau-tau dia itu
kayaknya (Informan 2)”
”Untuk pembentukan posyandu pertama kali di lingkungan yang ikut
berpartisipasi adalah kepala lingkungan dan aparatur pemerintahan,
anggota posyandu dibentuk kepala lingkungan, perwakilan camat,
perwakilan dinas kesehatan. Sedangkan pada saat pelaksaan posyandu
yang ikut serta adalah petugas puskesmas, kader, dan sesekali kepala
puskesmas, kepala lingkungan, dan penggerak PKK kecamatan
(Informan 3)”
“Setau saya yang ikut serta itu lurah dalam mengeluarkan SK, Kader
itulah memberikan dukungan dan himbauan kepada masyarakat
pengguna posyandu agar hadir tepat waktu saat kegiatan posyandu, ibu
PKK, Tokoh masyarakat, petugas dari puskesmas biasanya ikut juga dek
dalam pelaksanaan posyandu (Informan 4)”
“Kader, kader ikutnya itu semua. Petugas puskesmasnya iya, kepala
puskesmasnya pun kadang-kadang datang kemari dia (Informan 5)”
“Kadang kepala puskesmas kemari tapi paling sering kader-kadernya
ajayang datang (Informan 6)”
“Kader-kadernya saja yang nampak yang lainnya jarang (Informan 7)”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa pihak-pihak yang
ikut serta dalam pembentukan posyandu di Kecamatan Medan Kota yaitu aparatur
lingkungan, PKK lingkungan, dan PKK kecamatan. Menurut kepala Puskesmas
Teladan pihak yang ikut serta dalam melaksanakan posyandu di wilayah kerjanya
Universitas Sumatera Utara
36
adalah kader, petugas puskesmas, kepala lurah, dan camat yang diwakilkan
penggerak PKK kecamatan.
Sumber daya manusia yang diperlukan dalam pelaksanaan posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit sudah mencukupi dari segi kuantitas. Hal
ini terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa setiap posyandu telah
memiliki masing-masing 4 kader dan petugas puskesmas sebanyak 2 orang yang
bertugas melaksanakan posyandu. Keempat kader ini memiliki tugas masing-
masing yaitu 2 untuk pendaftaran, 1 untuk penimbangan, 1 untuk mencatat hasil
penimbangan.
Sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan program posyandu ini
terdiri dari banyak pihak seperti kader, petugas puskesmas, kepala lingkungan,
Pokja/Pokjanal, camat, dan instansi terkait lainnya. Namun secara operasional
posyandu dilaksanakan oleh kader dan petugas kesehatan, sedangkan pihak
lainnya bertugas dalam fungsi pembinaan dan pengawasan.
Lalu jika dilihat dari segi kualitas kader yang dimiliki sudah cukup baik
namun masih perlu ditingkatkan. Kualitas ini dilihat dari kegiatan kader pada saat
sebelum, saat, dan sesudah posyandu. Kegiatan kader sebelum posyandu dibuka
sudah baik yang meliputi mengajak warga untuk datang ke posyandu,
mempersiapkan tempat dan sarana, melakukan pembagian tugas, koordiansi
dengan petugas, dan menyiapkan PMT. Saat kegiatan posyandu masih perlu
ditingkatkan yaitu dari kegiatan penyuluhan masing jarang dilakukan karena kader
belum memiliki pengetahuan yang cukup sehingga belum mampu untuk
melaksanakan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan biasanya diberikan oleh petugas
Universitas Sumatera Utara
37
puskesmas. Lalu setelah hari buka posyandu kader juga telah melakukan sweeping
pada warga yang tidak berhadir dan membuat diagram SKDN dan laporan
lainnya.
Sarana dan Prasarana
“Dari desa, Kami hanya melaksanakan. Tempat, apa semua, desanya itu
nya itu menyediakan. (Informan 1)”
“Kalau alatnya misalnya penimbangan adanya itu masing-masing
posyandu dikasi dari Dinas Kesehatan, itulah yang kami bawa ke
posyandu, kalo alat yang lain kamilah yang bawa, mejalah ada disedian
dari desanya. (Informan 2)”
“Kalo mejanya itu dulu kita buat sendiri, istilahnya partisipasi dari
pemerintahan desanya. Haa trataknya kita belikan. Sama ibu PKK la,
distu masih ada, masih ada disitu meja ama kursinya itu. Timbangan-
timbangan gk dari kita itu, dari puskesmasnya, ditarok orang itu disini.
Saya kurang tau masalah itu, pokoknya timbangan adanya kutengok
disitu. (Informan 3)”
“Itulah dek, alat-alat cukupnya, karena adanya alat kami, baru
timbangan adanya dikasih dari dinas, meja kursi itulah suruh disediain
sama warganya (Informan 4)”
“Untuk sarana dan prasarana di posyandu ini dulu dapat bantuan dari
dinas kesehatan kota medan, seperti dacin itu dek, tapi udah 2 tahun
belakangan gaada bantuan lagi, kalau peralatan seperti meja dan kursi
pun kita terbatas. Mejanya cuma 2 inilah (Informan 5)”
“Biasanya dapat bantuan dari Dinkes Kota Medan, tapisudah 2 tahun
belangan ini tidak ada dapat (Informan 6)”
“Dapat dari Dinkes tapi bulan ini kurang tau (Informan7)”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan program posyandu di wilayah kerja
puskesmas Teladan belum mencukupi seperti terbatasnya meja dan kursi.
Sedangkan untuk alat-alat kesehatan dibawa sendiri oleh petugas puskesmas.
Menurut kader posyandu, bantuan sarana dan prasarana yang diberikan oleh dinas
Universitas Sumatera Utara
38
kesehatan adalah dacin, kemudian untuk meja dan kursi disediakan oleh kader
posyandu dibantu dengan masyarakat sekitar.
Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardani (2010) tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pelaksanaan posyandu
model didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan
kader dan kelengkapan sarana dengan keberhasilan posyandu model serta tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara ketersediaan dana dengan keberhasilan
pelaksanaan posyandu model. Selain itu hasil penelitian Iman (2007) bahwa ciri-
ciri posyandu denagn cakupan penimbangan lebih dari 70% di Kabupaten Gowa
dan Kabupaten Karawang adalah memiliki sarana yang lengkap, ada ketua kader
yang baik, PMT dan pengobatan yang baik, ditambah dukungan dan PMT yang
baik dari bidan dan puskesmas.
Sumber Pendanaan untuk Posyandu
Ada beberapa sumber daya untuk pelaksanaan posyandu yaitu dari
masyarakat, swasta/dunia usaha, hasil usaha yang dilakukan kader, dan dari
pemerintah yang berupa stimulan atau bantuan lainnya. Adapun pernyataan
informan:
”Dana ya dari operasional kesehatan yaitu BOK puskesmas, kalau untuk
kader biasa dana nya ada dari kecamatan (Informan 1)”
“Dananya masih berasal dari BOK puskesmas, semua posyandu sudah
purnama, tapi belum mandiri karena kami belum ada dana sehat nya.
Kalau dana untuk transportasi petugas puskesmas dari BOK sebesar Rp.
40.000 dan dana untuk transportasi kader berasal dari kecamatan yang
dibayar setiap 3 bulan sekali (Informan 2)”
“Kalau dananya, iya, masih dari puskemas, kalo setau kita orang itunya
yang kemari, petugas puskesmasnya, orang itu yang membelikan kadang
makan bubur, kadang makan telor. (Informan 3)”
Universitas Sumatera Utara
39
”Kalau dana mandiri dari masyarakat belum ada, dari puskesmas
(Informan 4)”
“Dana untuk posyandu masih dari puskesmas. Dana untuk transportasi
kader ya ada dek dari kecamatan, tiap 3 bulan sekali itu dikasih Rp.
150.000 per orang . (Informan 5)”
“Sejauh in dana posyandu masih dari puskesmas, tapi umtuk kader itu
dapat dari kecamatan 3 bulan sekali (Imforman 6)”
“Untuk pendanaan posyandu dari puskesmas dan umtuk kader itu dari
kecamatan biasanya (Informan 7)”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa sumber
pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan program posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Teladan masih bersumber dari Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) puskemas karena belum ada dana mandiri dari masyarakat. Selain itu
untuk gaji kader menurut kepala puskesmas bersumber dari dana kecamatan. Gaji
kader yang diberikan saat ini setiap tiga bulan kepada kader adalah sebesar
Rp.150.000.
Sampai saat ini, sumberdaya finansial seluruhnya masih bersumber dari
puskemas yaitu untuk dana pembuatan makanan tambahan. Sedangkan dana dari
masyarakat belum ada karena masyarakat masih kurang kepeduliaannya akan
posyandu. Hal ini mengakibatkan belum ada program tambahan apapun yang
dilakukan di posyandu. Semua informan mengakui bahwa sulit untuk
mengharapkan dana mandiri dari masyarakat. Bahkan masyarakat merasa malas
untuk berkunjung ke posyandu jika tidak diberi makanan tambahan. Dalam
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu (2011) disebutkan bahwa pembiayaan
posyandu berasal dari berbagi sumber, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
40
1. Masyarakat, yaitu melalui:
a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
b. Iuran amsyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan/donator dari perorangan atau kelompok masyarakat
d. Sumber dana social lainnya, missal dana sosial keagamaan, zakat, infaq,
sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya
2. Swasta/Dunia Usaha, yaitu dari peran aktif swasta/dunia usaha yang
diharapkan dapat menunjang pembiayaan posyandu. Misalnya denagn
menjadikan psoayndu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan yang
diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai
sukarelawan posyandu.
3. Hasil Usaha, yakni pengurus dan kader posyandu yang melakukan usaha yang
hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Kegiatan usaha
yang dapat dilakukan misalnya kelompok usaha bersama (KUB), hasil karya
kader posyandu, misalnya kerajinan, tanaman obat keluatga (TOGA).
4. Pemerintah, yang mana bantuan ini diharapkan pada awal pembentukan yakni
berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan
prasarana posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
Posyandu sebagai Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat seyogyanya
merupakan kegiatan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat. Begitu juga
pendanaan diharapkan berasal dari kemandirian masyarakat. Namun di posyandu
Universitas Sumatera Utara
41
wilayah kerja Puksesmas Teladan hal ini belum mampu terlaksana karena
masyarakat yang masih sulit diharapkan bantuan dananya.
Berdasarkan penelitian, upah yang diterima kader meskipun tidak begitu
besar, bagi sebagian kader yang memang berminat menjadi kader posyandu tidak
begitu diharapkan karena, kader yang memang berminat tidak mengejar materi
dalam melaksanakan tugasnya tetapi berdasarkan keinginannya untuk membantu
meningkatkan kesehatan di lingkungan masyarakat sekitarnya. Hal ini sejalan
dengan pendapat Andini (2015), bahwa upah yang lebih tinggi lebih memuaskan
dari pada upah yang rendah, tetapi tidak semua orang mengejar uang. Banyak
orang bersedia menerima upah yang lebih kecil untuk bekerja lebih diinginkan
atau dalam pekerjaan yang memunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja
yang mereka lakukan. Bila upah dilihat berdasarkan pada tuntutan pekerjaan,
tingkat pendidikan, keterampilan individu dan standar pengupahan yang berlaku,
kemungkinan besar akan memberikan kepuasan.
Persiapan Pra H Posyandu
Persiapan yang dilakukan kader sebelum hari buka posyandu adalah
menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat,
mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu, mempersiapkan sarana Posyandu,
melakukan pembagian tugas antar kader, berkoordinasi dengan petugas kesehatan
dan petugas lainnya, dan mempersiapkan bahan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) penyuluhan. Adapun pernyataan informan :
“Sebelum posyandu kan kita beres-beres dulu, timbangannya itu, alat-
alatnya itu, kita bagusin dulu. Kalo mengajak masyarakatnya itu kan
udah diumumkannya itu. Orang itu datangnya itu. (Informan 2)”
Universitas Sumatera Utara
42
“Kalau menyebarkannya kan udah diumumkannya itu dari masjid.
Tempatnya kan disitunya itu selalu, rumahnya masyarakat, iya mau dia,
karena udah dari dulu-dulunya disitu. Baru berbagi tugas lah kami ada
di balita, ada usia, menimbang, mencatat, nagasih makanannya itu.
Makanan tambahan dari puskesmas, kadang telor, pudding, roti, kami
bagian yang masak (Informan 5)”
“Diumumkan dulu dari masjid,tempat selalu disini dan kami selalu bagi
tugas ada bagian nyatat, nimbang, ngasih makan balita gitu (Informan
6)”
“Pertama diumumkan di masjid terus tempatnya ibu-ibu sudah tau
barulah kami bagi tugas (Informan 7)”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa persiapan yang
dilakukan kader sebelum hari buka posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan
yaitu menyebarkan hari buka yang sudah diumumkan di masjid sebelumnya, lalu
mempersiapkan alat-alat seperti meja, kursi, dan timbangan. Setelah itu kader juga
sudah melakukan pembagian tugas masing-masing. Sedangkan untuk menyiapkan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kadang disiapkan oleh kader, dan kadang
sudah dibawa oleh puskesmas. Dana untuk penyediaan PMT berasal dari
puskesmas dan kader yang bertugas untuk memasaknya.
Pelaksanaan Program Posyandu Pada Saat Hari Buka Posyandu
Kegiatan yang dilakukan kader sewaktu hari buka posyandu adalah
melakukan pendaftaran, membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap
berbagai hasil pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita seperti
penimbangan balita. Adapun pernyataan informan:
“Kalau pelaksanaan posyandu kana ada yang di dalam dan di luar gedung puskesmas. Kalau di dalam ya tiap hari rabu. Kalau di luar gedung itu
biasa 2 orang petugas turun ke posyandu untuk mengawasi kerja kader,
terus mereka nanti memberi penyuluhan, sama imunisasi juga petugas
puskesmas yang melakukannya (Informan 1)”
Universitas Sumatera Utara
43
“Pelaksanaan posyandu dilakukan di dalam gedung setiap hari rabu
pada jam 08.00 setiap minggu, sedangkan untuk di luar gedung
puskesmas Teladan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ada.
kalau diluar gedung, kami perwakilan yang ikut posyandu 2 orang dek,
kami bertugas memberi penyuluhan, dan imunisasi. (Informan 1)”
“Ketika ibu anak balita datang, kami langsung melakukan pendaftaran.
Kemudian pada saat penimbangan saya bersama dengan ibu Syamsiah
menaikkan anak balita kedalam sarung timbang, kemudian saya
mengeser bandul sampai jarum tegak lurus supaya saya tahu berapa
berat badan anak balita, kemudian saya menulis berat badannya
diselembaran kertas dan saya pindahkan juga ke dalam buku KMS anak
balita. Tapi ada sebagian ibu-ibu udah gamau datang mereka ke
posyandu kalau udah lengkap imunisasi anaknya (Informan 5)”
“Pertama kali pendaftaran, lalu ke penimbangan, setelahitu dicatat
beratnya dibuku KMS (Informan 6)”
“Melakukan pendaftaran terlebih dahulu,setelah itu penimbangan dan
dicatat beratnya di KMS tetapi ada juga yang tidak datang lagi karena
sudah lengkap imunisasi anaknya (Informan 7)”
“Ya pertama datang disitu saya daftar bawak KK dek, abistu anak saya
dtimbang sama kader nya. Tapi ya itu timbangannya udah agak lama
jadi samar samar angka nya sekarang, udah gitu penyangga
timbangannya gaada, takut juga kan karna cuma dikaitkan mereka ke
tangga masjid itu aja. Ibu ga bawa KMS, paling kader nyatat timbangan
bayi di buku mereka yang besar itu (Informan 8)”
“Setau ibuk kan bawak KK waktu itu pas mau daftar udah gitu baru
anaknya ditimbang, ada juga diimunisasi. Tapi ibuk dah jarang dek ke
posyandu, pulaknya anak ibu udah lengkapnya imunisasi nya, ngapain
lagi ibuk pikir ke posyandu (Informan 9)”
“Oh ibu ga pernah dek ke posyandu, gatau kalau alur posyandu nya
gimana, ibuk biasa imunisasi sama timbang anak ibuk ke dokter dek
(Informan 10)”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa dalam
pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan yang dilakukan saat
hari buka adalah pendaftaran, penimbangan, pencatatan dan penyuluhan yang
dilakukan petugas kesehatan atau kader. Pelaksanaan posyandu dilakukan di
Universitas Sumatera Utara
44
dalam gedung Puskesmas Teladan setiap hari rabu pada jam 08.00 WIB setiap
minggu, sedangkan untuk di luar gedung Puskesmas Teladan dilakukan sesuai
dengan jadwal yang sudah ada.
Selain itu, saat posyandu dilakukan petugas puskesmas yang datang setiap
minggu berjumlah 2 orang dengan pembagian tugas yaitu melakukan penyuluhan
dan imunisasi. Menurut ibu balita yang sering ke posyandu, pelaksanaan
posyandu dimulai dari pendaftaran dengan menunjukkan kartu keluarga (KK), dan
kemudian balita akan ditimbang dan dievaluasi berat badannya. Sedangkan,
menurut ibu balita yang jarang ke posyandu didapatkan bahwa posyandu hanya
sebatas kelengkapan status imunisasi saja.
Temuan penelitian Andini (2015) menyatakan bahwa kelengkapan status
imunisasi pada balita dapat mempengaruhi seseorang untuk mengajak balitanya ke
posyandu karena mereka beranggapan ke posyandu hanya untuk memperoleh
imunisasi dan penimbangan saja. Status imunisasi tidak lengkap yang
berpartisipasi aktif menimbang balitanya ke posyandu yaitu 58.0% sedikit lebih
tinggi dibanding dengan status imunisasi lengkap dan aktif menimbang balitanya
ke posyandu yaitu 54,0%.
Pelaksanaan Posyandu Post H
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di luar hari buka posyandu adalah
membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang
bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu. Adapun pernyataan informan :
“Sejauh ini sih memang belum ada kami datangin, cuma kalau jumpa
dijalan saya tanya kenapa ga datang, tapi ya gitu memang susah ngajak
ibuk-ibuk ini kalau memang bukan niatnya dek (Informan 2)”
Universitas Sumatera Utara
45
“Gapernah didatangin lah dek, kan ibuk sering ke posyandu (Informan
8)”
“Ada datang orang itu memang nanya aku kenapa nggak datang, kalau
mau ditimbang malas aku, ah bulan depan ajala itu kubilang (Informan
9)”
“Nggak, nggak datang orang itu ke rumah, tapi ditanya orang itu
misalnya pas jumpa kok gadatang ke posyandu kata mereka, gitu aja nya
dek palingan (Informan 10)”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa kegiatan kader
setelah selesai dilaksanakannya posyandu adalah mendiskusikan hasil posyandu
jika ada yang bermasalah seperti bayi di bawah garis merah (BGM), membuat
catatan hasil kegiatan posyandu, membuat diagram SKDN, dan melakukan
sweeping jika ada yang tidak berhadir. Namun sweeping ini masih sebatas
menanyakan ketidakhadiran saja dan belum melakukan kegiatan penimbangan.
Masyarakat mengakui bahwa jika mereka tidak berhadir di posyandu kader akan
datang ke rumah meraka dan menanyakan mengapa tidak berhadir.
Pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit sudah
aktif berjalan setiap minggunya. Kegiatan ini sudah sesuai dengan apa yang
seharusnya dilaksanakan menurut Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu (2011).
Sebelum posyandu yang dilakukan oleh kader adalah mempersiapkan alat-alat
seperti timbangan, meja dan kursi untuk pelaksanaan psoyandu. Disiapkan pula
PMT sebelum pelaksanaan posyandu. Saat posyandu yang dilaksanakan oleh
kader adalah sesuai dengan langkah 5 meja yaitu pendaftaran, penimbangan dan
pencatatan. Namun penyuluhan belum dilakukan oleh kader melainkan petugas
kesehatan dengan seadanya.
Universitas Sumatera Utara
46
Setelah posyandu yang dilakukan adalah merekap laporan yang kemudian
diberikan kepada petugas puskesmas. Lalu petugas puksemas sendiri sebelum
posyandu menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan dan
vaksin untuk imunisasi. Saat posyandu petugas pun memberikan pelayanan
kesehatan kepada ibu hamil yang berkunjung. Lalu setelah posyandu
mengumpulkan laporan yang diberikan oleh kader dan melakukan sweeping
kepada masyarakat yang hadir yaitu menanyakan ketidakhadirannya di posyandu.
Stakeholer lain seperti camat dan kepala lingkungan turut terlibat dalam
pembinaan dan pengawasan terhadap jalannya posyandu.
Keterbatasan Penelitian
Adapun kesulitan dalam melakukan penelitian mengenai implementasi
pelaksanaan program posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan
Medan Kota Tahun 2019, yaitu sulitnya untuk meminta kesediaan narasumber
untuk dijadikan responden dan sulitnya untuk menyesuaikan waktu wawancara
pada responden dikarenakan waktu kerja mereka yang tersita oleh wawancara
penelitian yang peneliti laksanakan.
Universitas Sumatera Utara
47
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai implementasi program posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tenaga yang diperlukan dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja
puskesmas Teladan sudah mencukupi dari segi kuantitas. Dana untuk
program posyandu seluruhnya masih bersumber dari puskemas. Sarana dan
prasarana belum memadai karena timbangan yang digunakan sudah usang,
sehingga angka yang ada pada timbangan sudah hampir pudar.
2. Tugas kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan sudah berjalan
dengan baik, yang dimulai dari pelaksanaan persiapan tempat posyandu,
pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya,
melakukan penimbangan balita, dan membuat diagram batang (balok) SKDN.
3. Cakupan D/S pelaksanaan program posyandu dalam penimbangan balita di
Puskesmas Teladan meningkat setiap tahunnya, pada Tahun 2018 cakupan
D/S sebesar 86,7%.
Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan untuk dapat meningkatkan
kualitas pelaksanaan posyandu, yaitu:
1. Kepada kader posyandu diharapkan dapat berkomunikasi dalam pelaksanaan
program posyandu untuk lebih ditingkatkan seperti dalam hal
Universitas Sumatera Utara
48
penetuan jadwal dan jam posyandu untuk memusyawarahkannya kepada
masyarakat karena sebagian masyarakat tidak bisa berhadir di posyandu
karena bekerja atau karena keperluan lainnya. Lalu kepada puskesmas untuk
meningkatkan komunikasi dalam rapat tribulan puskesmas sehingga dapat
memaksimalkan kinerja posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan
Kecamatan Medan Kota.
2. Kepada petugas puskesmas sebagai fasilitator bagi kader posyandu
diharapkan memberikan pelatihan kepada kader mengenai tata cara
penimbangan balita yang baik dan pelatihan mengenai standar pemantauan
pertumbuhan balita agar meningkatkan kinerja kader dalam membantu
memberikan pelayanan kesehatan di posyandu.
3. Kepada kader posyandu menyarankan ke puskesmas untuk mengganti
peralatan seperti timbangan yang sudah tidak layak digunakan, agar tidak
tejadi kesalahan pada angka timbangan.
Universitas Sumatera Utara
49
Daftar Pustaka
Andini, R. A. (2015). Implementasi program posyandu di Desa Mekarhurip
Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut (Skripsi, Universitas Katolik
Parahyangan). Diakses dari https://library.unpar.ac.id/index.php?p=show_
detail&id=200910?p=show_detail&id=200910
Ardani, Y. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan
pelaksanaan posyandu model (Tesis, Universitas Diponegoro). Diakses
dari https://core.ac.uk/download/pdf/11722781.pdf
Ariska, L. S. (2016). Analisis implementasi program posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota
Padangsidimpuan Tahun 2016. (Skripsi, Universitas Sumatera Utara).
Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/
63760/Cover.pdf?sequence=7&isAllowed=y
Dinas Kesehatan Kota Medan. (2017). Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2017.
Diakses.dari.https://www.depkes.go.id/resources/download/profil/Profil_K
ab_Kota_2016/1275_Sumut_Kota_Medan_2016.pdf
Hartono, B. (2011). Promosi kesehatan: sejarah dan perkembangannya di
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Iman, S., Sudirman, H., Prihatini, S., & Kartika, V. (2007). Ciri-ciri posyandu
dengan cakupan penimbangan >70% di Kabupaten Gowa dan Kabupaten
Karawang. Journal PGM 2007, 30(2), 61-66. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/156721-ID-ciri-ciri-posyandu-
dengan-cakupan-penimb.pdf
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Bekerja Sama dengan Kelompok Kerja
Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu. Diakses dari http://cisdi.org/files/9f1f53a8c4b972590cfb79d
815d48ceaf76e0f16.pdf
Kusumanegara, S. (2010). Model dan aktor dalam kebijakan publik. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Martoyo, S. (2007). Manajemen sumberdaya manusia (Edisi ke-5). Yogyakarta:
BPFE.
Miles, M. B., & Huberman, M. A. (2014). Analisis data kualitatif. Jakarta: UI
Press.
Universitas Sumatera Utara
50
Nilawati, (2008). Pengaruh karakteristik kader dan strategi revitalisasi posyandu
terhadap keaktifan kader di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan
(Skripsi, Universitas Sumatera Utara). Diakses dari
http://repository.usu.ac.id.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu.
Regina, C., Aryuti, S., & Dewi, T. (2016). Evaluasi kegiatan utama pelayanan
posyandu di Kecamatan Jatinangor. Jurnal Kedokteran Universitas
Padjajaran, 3(1), 44-50. Diakses dari http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/
download/16552/9506
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
Wahab, S. A. (2008). Pengantar analisis kebijakan publik. Malang: UMM Press.
Widodo, J. (2011). Analisis kebijakan publik konsep dan aplikasi analisis proses
kebijakan publik. Malang: Bayumedia Publishing.
Universitas Sumatera Utara
51
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KOORDINATOR PELAKSANA
PROGRAM POSYANDU DI PUSKESMAS
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN
MEDAN KOTA TAHUN 2019
Tanggal wawancara :
I. KARAKTERISTIK INFORMAN
A. DATA UMUM
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Jabatan :
B. DATA KHUSUS
1. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program posyandu?
2. Kapan terakhir kader mendapatkan pelatihan dari pihak puskesmas?
3. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung terlaksananya program
posyandu ini?
4. Dari mana saja sumber pendanaan program posyandu?
5. Apakah dana tersebut cukup untuk program posyandu tersebut?
6. Apakah ada kendala yang dihadapi oleh kader dalam pelaksanaan program
posyandu?
7. Apakah ibu balita sering memeriksakan (menimbang) balitanya ke
posyandu?
8. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perkembangan posyandu yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Teladan saat ini?
9. Bagaiamana pembinaan yang dilakukan puskesmas terhadap kader dalam
pelaksanaan posyandu?
Universitas Sumatera Utara
52
10. Apa saja kegiatan yang dilakukan petugas puskesmas saat pelaksanaan
program posyandu?
11. Apakah seluruh kader posyandu aktif melaksanakan tugas di posyandu?
12. Apakah petugas puskesmas melakukan konseling/penyuluhan saat
pelaksanaan posyandu?
13. Apakah ibu menganalisis hasil kegiatan posyandu?
14. Aapakah ibu melakukan deteksi dini bahaya kepada sasaran saat
pelaksanaan posyandu?
15. Apa saja yang dirasakan saat pelaksanaan program posyandu?
16. Bagaimana pencapaian cakupan D/S di posyandu yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Teladan?
Universitas Sumatera Utara
53
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA LINGKUNGAN
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN
MEDAN KOTA TAHUN 2019
Tanggal wawancara :
I. KARAKTERISTIK INFORMAN
A. DATA UMUM
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Jabatan :
B. DATA KHUSUS
1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perkembangan posyandu yang ada di
Kelurahan Teladan saat ini?
2. Siapa sajakah pihak-pihak yang turut serta berperan dalam pelaksanaan
program posyandu?
3. Bagaimana koordinasi yang dilakukan badan pemerintahan lingkungan
setempat dengan pihak lain terkait pelaksanaan posyandu?
4. Apa saja upaya yang telah dilakukan badan pemerintah lingkungan
setempat dalam meningkatkan kinerja posyandu?
5. Bagaimana penggerakan masyarakat yang dilakukan badan pemerintahan
lingkungan setempat untuk memanfaatkan posyandu?
6. Bagaimana dukungan sarana, prasarana, dan pendanaan yang dilakukan
badan pemerintahan lingkungan setempat untuk pelaksanaan posyandu?
7. Bagaimana tindak lanjut hasil kegiatan posyandu yang dilaksanakan badan
pemerintahan lingkungan setempat?
Universitas Sumatera Utara
54
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA LURAH
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN MEDAN
KOTA TAHUN 2019
Tanggal wawancara :
I. KARAKTERISTIK INFORMAN
A. DATA UMUM
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Jabatan :
B. DATA KHUSUS
1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perkembangan Posyandu yang ada di
Kelurahan Teladan saat ini?
2. Siapa sajakah pihak-pihak yang turut serta berperan dalam
penyelenggaraan program Posyandu?
3. Bagaimana koordinasi yang dilakukan badan pemerintahan kelurahan
dengan pihak lain terkait penyelenggaraan posyandu?
4. Apa saja upaya yang telah dilakukan badan pemerintah kelurahan dalam
meingkatkan kinerja Posyandu?
5. Bagaimana penggerakan masyarakat yang dilakukan badan pemerintah
kelurahan untuk memanfaatkan posyandu?
6. Bagaimana dukungan sarana, prasarana, dan pendanaan yang dilakukan
badan pemerintahan kelurahan untuk penyelenggaraan posyandu?
7. Bagaimana tindak lanjut hasil kegiatan posyandu yang dilaksanakan badan
pemerintahan kelurahan?
Universitas Sumatera Utara
55
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER POSYANDU
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN
MEDAN KOTA TAHUN 2019
Tanggal wawancara :
I. KARAKTERISTIK INFORMAN
A. DATA UMUM
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Jabatan :
B. DATA KHUSUS
1. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program posyandu?
2. Kapan terakhir kader mendapatkan pelatihan dari pihak puskesmas?
3. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung terlaksananya program
posyandu ini?
4. Dari mana saja sumber pendanaan program posyandu?
5. Apakah ibu aktif melakukan tugas di posyandu setiap bulannya?
6. Apakah ibu menyebarluaskan hari buka posyandu melalui warga
setempat?
7. Bagaimana ibu mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu?
8. Apakah ibu melakukan pembagian tugas kader?
9. Apakah ibu berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya?
10. Apakah ibu mempersiapkan bahan pemberian makanan tambahn (PMT)
dan penyuluhan untuk dilaksanakan di Posyandu?
11. Apakah ibu melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu?
12. Apakah ibu melaksanakan penimbanagn balita di posyandu?
13. Apakah ibu mencatata hasil penimbangan di buku KIA atau Kartu Menuju
Universitas Sumatera Utara
56
Sehat (KMS) dan mengisi buku register posyandu?
14. Apakah ibu melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan
dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT?
15. Apakah ibu membantu petugas kesehatan dan memberikan pelayanan
kesehatan dan KB sesuai kewenangan?
16. Apakah setelah posyandu selesai, ibu membahas hasil kegiatan serta
melakukan tindak lanjut?
17. Apakah setelah posyandu selesai, ibu melakukan pemutakhiran data
sasaran posyandu?
18. Apakah ibu membuat diagram batang (balok) SKDN setelah selesai
melaksanakan posyandu?
19. Apakah ibu melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang tidak datang
dan sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjut?
20. Apakah ibu melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat dan
menghadiri pertemuan kelompok rutin masyarakat?
Universitas Sumatera Utara
57
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK IBU BALITA
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN
MEDAN KOTA TAHUN 2019
Tanggal wawancara :
1. KARAKTERISTIK INFORMAN
A. DATA UMUM
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Jabatan :
B. DATA KHUSUS
1. Apakah ibu aktif berkunjung ke posyandu setiap bulannya?
2. Menurut ibu, apa yang menyebabkan masyarakat tidak berkunjung ke
posyandu?
3. Pelayanan apa saja yang ibu dapatkan jika berkunjung ke posyandu?
4. Apakah dalam penentuan jadwal dan tempat pelaksaan posyandu
puskesmas atau kepala lurah melakukan komunikasi terlebih dahulu
kepada masyarakat?
5. Apakah pernah dilakukan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat
tentang pelaksanaan posyandu?
6. Apakah kader melakukan kunjungan ke rumah ibu jika ibu tidak
berkunjung ke posyandu?
7. Apakah ibu mendapatkan penyuluhan atau konseling jika berkunjung ke
posyandu?
8. Apakah ibu mengetahui bahwa posyandu itu merupakan UKBM yakni
Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat yakni kegiatan yang dilakukan dari,
oleh, untuk, dan bersama masyarakat?
Universitas Sumatera Utara
58
9. Apa manfaat yang ibu rasakan jika berkunjung ke posyandu?
10. Apakah tokoh masyarakat seperti kepala lurah atau ustadz aktif
menghimbau masyarakat untuk berkunjung ke posyandu?
Universitas Sumatera Utara
59
Lampiran 2. Matriks
Pernyataan Informan (Jenis Penelitian Deskriptif Kualitatif)
- Informan Utama (informan 1-10)
Matriks Pernyataan Informan Penelitian
Matriks Pernyataan Informan Tentang Perkembangan posyandu yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota
Informan Pernyataan
Informan 1 “Kalau strata posyandu kami purnama, makanya dibilang
madya diatas 50%, aktif “. (informan 1)
Informan 2 “Posyandu aktif jumlahnya 22, sekarang sudah mulai
berkembang , stratanya mulai naik dari madya ke purnama.
Kader juga aktif melakukan sweeping kepada masyarakat
yang tidak hadir di posyandu untuk ditimbang”. (Informan
2)
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Informan 7
“Perkembangannya baik, sejak datang posyandu di desa
kami mudah-mudahan sangat bermanfaat bagi masyarakat
desa “. (Informan 3)
“Aktif masih, dan makin banyak masyarakat yang
berpartisipasi”. (Informan 4)
“Bagus perkembangannya, setiap bulan masyarakat aktif
datang ke posyandu untuk melakukan imunisasi,
penimbangan, pemberian makanan tambahan, dan
pelayanan kesehatan. Ibu hamil juga datang ke posyandu
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan .”(Informan 5)
“Perkembangan posyandu suah cukup bagus.” (Informan 6)
“Sudah bagus perkembangannya, karena banyak ibu-ibu
yang membawa anaknya ke posyandu.” (Informan 7)
Universitas Sumatera Utara
60
Matriks Pernyataan Informan Tentang Pihak-Pihak yang Ikut Serta dalam
Penyelenggaraan Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 ”Aparatur lingkungan itulah, misalnya PKK, ya kebetulan
sekali-sekali ikut PKK kelurahan.” (Informan 1)
Informan 2 “kalau di posyandu yang ikut petugas puskesmasnya sama
kader, kalo kepala desa gitu jarangnya itu.” (Informan 2)
Informan 3 ”Untuk pembentukan posyandu pertama kali di lingkungan
yang ikut berpartisipasi adalah kepala lingkungan dan aparatur
pemerintahan, anggota posyandu dibentuk kepala lingkungan,
perwakilan camat, perwakilan dinas kesehatan. Sedangkan
pada saat pelaksaan posyandu yang ikut serta adalah petugas
puskesmas, kader, dan sesekali kepala puskesmas, kepala
lingkungan, dan penggerak PKK kecamatan.”(Informan 3)
Informan 4 “Setau saya yang ikut serta itu lurah dalam mengeluarkan SK,
Kader itulah memberikan dukungan dan himbauan kepada
masyarakat pengguna posyandu agar hadir tepat waktu saat
kegiatan posyandu, ibu PKK, Tokoh masyarakat, petugas dari
puskesmas biasanya ikut juga dek dalam pelaksanaan
posyandu.” (Informan 4)
Informan 5 “Kader, kader ikutnya itu semua. Petugas puskesmasnya iya,
kepala puskesmasnya pun kadang-kadang datang kemari
dia.”(Informan 5)
Informan 6
Informan 7
“Kadang kepalapuskesmas kemari tapi paling sering kader-
kadernya ajayang datang.”(Informan 6)
“Kader-kadernya saja yang nampak yang lainnya jarang.”
(Informan 7)
Universitas Sumatera Utara
61
Matriks Pernyataan Informan Tentang Sarana dan prasarana
Informan Pernyataan
Informan1 “Dari desa, Kami hanya melaksanakan. Tempat, apa
semua, desanya itu nya itu menyediakan. ”(Informan 1)
Informan 2 “Kalau alatnya misalnya penimbangan adanya itu masing-
masing posyandu dikasi dari Dinas Kesehatan, itulah yang
kami bawa ke posyandu, kalo alat yang lain kamilah yang
bawa, mejalah ada disedian dari desanya.” (Informan 2)
“Kalo mejanya itu dulu kita buat sendiri, istilahnya partisipasi
dari pemerintahan desanya. Timbangan-timbangan gk dari kita
itu, dari puskesmasnya, ditarok orang itu disini. Saya kurang
tau masalah itu, pokoknya timbangan adanya kutengok disitu.”
(Informan 3)
“Itulah dek, alat-alat cukupnya, karena adanya alat kami, baru
timbangan adanya dikasih dari dinas, meja kursi itulah suruh
disediain sama warganya.” (Informan 4)
“Untuk sarana dan prasarana di posyandu ini dulu dapat
bantuan dari dinas kesehatan kota medan, seperti dacin itu dek,
tapi udah 2 tahun belakangan gaada bantuan lagi, kalau
peralatan seperti meja dan kursi pun kita terbatas. Mejanya
cuma 2 inilah.” (Informan 5)
“Biasanya dapat bantuan dari Dinkes Kota Medan, tapisudah 2
tahun belangan ini tidak ada dapat.” (Informan 6)
“Dapat dari Dinkes tapi bulan ini kurang tau.” (Informan7)
Matriks Pernyataan Informan Tentang Sumber pendanaan untuk posyandu
Informan Pernyataan
Informan 1
Informan 2
”Dana ya dari operasional kesehatan yaitu BOK puskesmas,
kalau untuk kader biasa dana nya ada dari kecamatan.”
(Informan 1)
“Dananya masih berasal dari BOK puskesmas, semua posyandu
sudah purnama, tapi belum mandiri karena kami belum ada
dana sehat nya. Kalau dana untuk transportasi petugas
puskesmas dari BOK sebesar Rp. 40.000 dan dana untuk
transportasi kader berasal dari kecamatan yang dibayar setiap 3
bulan sekali.” (Informan 2)
Universitas Sumatera Utara
62
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Informan 7
“Kalau dananya, iya, masih dari puskemas, kalo setau kita
orang itunya yang kemari, petugas puskesmasnya, orang itu
yang membelikan kadang makan bubur, kadang makan
telor.”(Informan 3)
”Kalau dana mandiri dari masyarakat belum ada, dari
puskesmas.” (Informan 4)
“Dana untuk posyandu masih dari puskesmas. Dana untuk
transportasi kader ya ada dek dari kecamatan, tiap 3 bulan
sekali itu dikasih Rp. 150.000 per orang.” (Informan 5)
“Sejauh in dana posyandu masih dari puskesmas, tapi umtuk
kader itu dapat dari kecamatan 3 bulan sekali.” (Informan 6)
“Untuk pendanaan posyandu dari puskesmas dan umtuk kader
itu dari kecamatan biasanya.” (Informan 7)
Matriks Pernyataan Informan Tentang Persiapan Pra H Posyandu
Informan Pernyataan
Informan 2
Informan 5
Informan 7
“Sebelum posyandu kan kita beres-beres dulu, timbangannya
itu, alat-alatnya itu, kita bagusin dulu. Kalo mengajak
masyarakatnya itu kan udah diumumkannya itu. Orang itu
datangnya itu.” (Informan 2)
“Kalau menyebarkannya kan udah diumumkannya itu dari
masjid. Tempatnya kan disitunya itu selalu, rumahnya
masyarakat, iya mau dia, karena udah dari dulu-dulunya disitu.
Baru berbagi tugasla kami ada di balita, ada usila, menimbang,
emncatat, nagasih makanannya itu. Makanan tambahan dari
puskesmas, kadang telor, pudding, roti, kami bagian yang
masak.” (Informan 5)
“Diumumkan dulu dari masjid,tempat selalu disini dan kami
selalu bagi tugas ada bagian nyatat, nimbang, ngasih makan
balita gitu (Informan 6)”
“Pertama diumumkan di masjid terus tempatnya ibu-ibu sudah
tau barulah kami bagitugas.” (Informan 7)
Universitas Sumatera Utara
63
Matriks Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Program Posyandu
Pada Saat Hari Buka Posyandu
Informan Pernyataan
Informan 1
Informan 2
Informan 5
Informan 6
Informan 7
Informan 8
Informan 9
“Kalau pelaksanaan posyandu kana ada yang di dalam dan di
luar gedung puskesmas. Kalau di dalam ya tiap hari rabu.
Kalau di luar gedung itu biasa 2 orang petugas turun ke
posyandu untuk mengawasi kerja kader, terus mereka nanti
memberi penyuluhan, sama imunisasi juga petugas puskesmas
yang melakukannya.” (Informan 1)
“Pelaksanaan posyandu dilakukan di dalam gedung setiap hari
rabu pada jam 08.00 setiap minggu, sedangkan untuk di luar
gedung puskesmas Teladan dilakukan sesuai dengan jadwal
yang sudah ada. kalau diluar gedung, kami perwakilan yang
ikut posyandu 2 orang dek, kami bertugas memberi
penyuluhan, dan imunisasi.” (Informan 2)
“Ketika ibu anak balita datang, kami langsung melakukan
pendaftaran. Kemudian pada saat penimbangan saya bersama
dengan ibu Syamsiah menaikkan anak balita kedalam sarung
timbang, kemudian saya mengeser bandul sampai jarum tegak
lurus supaya saya tahu berapa berat badan anak balita,
kemudian saya menulis berat badannya diselembaran kertas
dan saya pindahkan juga ke dalam buku KMS anak balita. Tapi
ada sebagian ibu-ibu udah gamau datang mereka ke posyandu
kalau udah lengkap imunisasi anaknya.” (Informan 5)
“Pertama kali pendaftaran, lalu ke penimbangan, setelahitu
dicatat beratnya dibuku KMS.” (Informan 6)
“Melakukan pendaftaran terlebih dahulu,setelah itu
penimbangan dan dicatat beratnya di KMS tetapi ada juga yang
tidak datang lagi karena sudah lengkap imunisasi anaknya.”
(Informan 7)
“Ya pertama datang disitu saya daftar bawak KK dek, abistu
anak saya dtimbang sama kader nya. Tapi ya itu timbangannya
udah agak lama jadi samar samar angka nya sekarang, udah
gitu penyangga timbangannya gaada, takut juga kan karna
cuma dikaitkan mereka ke tangga masjid itu aja. Ibuk ga bawa
KMS, paling kader nyatat timbangan bayi di buku mereka
yang besar itu.” (Informan 8)
“Setau ibuk kan bawak KK waktu itu pas mau daftar udah gitu
baru anaknya ditimbang, ada juga diimunisasi. Tapi ibuk dah
Universitas Sumatera Utara
64
Informan 10
jarang dek ke posyandu, pulaknya anak ibu udah lengkapnya
imunisasi nya, ngapain lagi ibuk pikir ke posyandu.” (Informan
9)
“Oh ibu ga pernah dek ke posyandu, gatau kalau alur posyandu
nya gimana, ibuk biasa imunisasi sama timbang anak ibuk ke
dokter dek.” (Informan 10)
Matriks Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Posyandu Post H
Informan Pernyataan
Informan 2
Informan 8
Informan 9
Informan 10
“Sejauh ini sih memang belum ada kami datangin, cuma kalau
jumpa dijalan saya tanya kenapa ga datang, tapi ya gitu memang
susah ngajak ibuk-ibuk ini kalau memang bukan niatnya dek.”
(Informan 2)
“Gapernah didatangin lah dek, kan ibuk sering ke posyandu.”
(Informan 8)
“Ada datang orang itu memang nanya aku kenapa nggak datang,
kalau mau ditimbang malas aku, ah bulan depan ajala itu
kubilang.” (Informan 9)
“Nggak, nggak datang orang itu ke rumah, tapi ditanya orang itu
misalnya pas jumpa kok gadatang ke posyandu kata mereka, gitu
aja nya dek palingan.” (Informan 10)
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian
Universitas Sumatera Utara
66
Lampiran 4. Surat Selesai Penelitian
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran 5. Dokumentasi
Universitas Sumatera Utara
68
Universitas Sumatera Utara