implementasi strategi pembelajaran small group discussion...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL
GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS DI
KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh
WIWI DADAHRI
NIM 083911011
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Wiwi Dadahri
NIM : 083911011
Jurusan/Program Studi: PGMI
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau
karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang drujuk sumbernya.
Semarang, 11 Mei 2012
Saya yang menyatakan,
Wiwi Dadahri
NIM: 083911011
NOTA PEMBIMBIN
Kepada
Yth. Dekan Fakultas T
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.
Dengan ini diberitahu
koreksi naskah skripsi
Judul : IM
SM
PE
JA
Nama : W
NIM : 08
Jurusan : PG
Program Studi : PG
Saya memandang bah
Fakultas Tarbiyah IAIN
Wassalamu’alaikum W
BING Semarang, 11 M
ltas Tarbiyah
Wr. Wb.
ritahukan bahwa saya telah melakukan bimbinga
kripsi dengan:
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMB
SMALL GROUP DISCUSSION PA
PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI
JATIROKEH SONGGOM BREBES
Wiwi Dadahri
083911011
PGMI
PGMI
g bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat di
h IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Mu
m Wr. Wb
Pembimbing I,
Dr. Hj. Sukasi
NIP. 19570202
11 Mei 2012
bingan, arahan dan
PEMBELAJARAN
PADA MATA
I MI AL-FALAH
pat diajukan kepada
ng Munaqasah.
ing I,
ukasih, M.Pd
70202 199203 2 001
NOTA PEMBIMBIN
Kepada
Yth. Dekan Fakultas T
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.
Dengan ini diberitahu
koreksi naskah skripsi
Judul : IM
SM
PE
JA
Nama : W
NIM : 08
Jurusan : PG
Program Studi : PG
Saya memandang bah
Fakultas Tarbiyah IAIN
Wassalamu’alaikum W
BING Semarang, 12 M
ltas Tarbiyah
Wr. Wb.
ritahukan bahwa saya telah melakukan bimbinga
kripsi dengan:
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMB
SMALL GROUP DISCUSSION PA
PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI
JATIROKEH SONGGOM BREBES
Wiwi Dadahri
083911011
PGMI
PGMI
g bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat di
h IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Mu
m Wr. Wb
Pembimbing I
Dr. Ahwan Fa
NIP. 19780933
12 Mei 2012
bingan, arahan dan
PEMBELAJARAN
PADA MATA
I MI AL-FALAH
pat diajukan kepada
ng Munaqasah.
ing II,
an Fanani, M.Ag
8093302003121001
ABSTRAK
Judul : Implementasi Strategi Pembelajaran Small Group Discussion
Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes
Penulis : Wiwi Dadahri
NIM : 083911011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. Studi ini dimaksudkan untuk membahas tentang: (1) Implementasi strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata pembelajaran IPS problematika, serta upaya mengatasinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan: (1) Observasi, yaitu untuk mengamati proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. (2) Interview atau wawancara yaitu untuk mengetahui tentang berbagai informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan strategi pembelajaran Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. (3) Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penerapan strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, yang berupa rencana pembelajaran, data guru, karyawan, data siswa serta dokumen kegiatan dan lain-lain.
Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pembelajaran Small Group
Discussion yang diterapkan dalam pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgm Brebes dilakukan melalui tiga tahapan, yakni tahap persiapan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran, serta tahap evaluasi pembelajaran.
Pada praktiknya, kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sudah hampir mendekati teori yang ada. Ini dibuktikan persiapan guru dalam proses pembelajaran yang telah melalui tahapan-tahapan seperti yang di atas; seperti pada pelaksanaan metode diskusi kelompok, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru menerangkan prosedur pelaksanaan pembelajaran, membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima siswa, serta meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Hasil penelitian di atas, diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan rujukan bagi para civitas akademik, para tenaga pengajar, dan semua pihak yang membutuhkannya di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab latin dalam skripsi ini
berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.I Nomor 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata
sandang {al} disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.
Huruf Huruf Huruf Huruf HijaiyahHijaiyahHijaiyahHijaiyah Huruf Latin Huruf Latin Huruf Latin Huruf Latin Huruf Huruf Huruf Huruf HijaiyahHijaiyahHijaiyahHijaiyah Huruf Latin Huruf Latin Huruf Latin Huruf Latin
{t ط a ا
{z ظ b ب
‘ ع t ت
g غ \s ث
f ف j ج
q ق {h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م \z ذ
n ن r ر
w و zzzz ز
ssss � h س
’ ء sy ش
y ي {s ص
{d ض
Bacaan Maad: Bacaan Diftong:
ã = panjang او = au
î = i panjang اي = ai
ũ = u panjang
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji syukur senantiasa penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul ”Implementasi Strategi Pembelajaran Small Group Discussion pada mata
pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi agung
Muhamad SAW. Rasul terakhir yang membawa risalah Islamiyah, penyejuk dan
penerang hati umat sehingga selamat dunia akhirat serta mendapatkan syafaat di
hari kiamat kelak.
Dengan penuh rasa syukur, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan, bimbingan dan
motivasi dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini, terutama kepada;
1. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang;
2. Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. selaku pembimbing I dan Dr. Ahwan Fanani M.Ag.
selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
fikirannya di tengah kesibukan yang teramat padat. Terima kasih atas nasihat,
motivasi dan bimbingan yang sungguh tiada ternilai harganya. Mudah-
mudahan Allah SWT membalas atas semua kebaikannya;
3. Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. selaku wali studi yang selalu memberikan dukungan
dan motivasi serta arahan bagi penulis;
4. semua dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberi penulis bekal ilmu pengetahuan dengan penuh kesabaran dan
pengertian;
5. staf karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang senantiasa
membantu penulis dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan
administrasi penulis selama belajar;
6. staf pengelola perpustakaan baik Fakultas, Institut, maupun TPM yang telah
memberikan pelayanan yang baik ketika penulis membutuhkan bahan rujukan
sebagai referensi;
7. Keluarga besar MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes yang telah
berkenan memberikan bantuan dan kerjasamanya;
8. Setiawati Sintha Era S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS kelas VI yang telah
berkenan memberikan waktu, bantuan dan kerjasama yang baik bagi penulis
dalam mengadakan penelitian;
9. Orang tuaku tersayang yang dengan segala usaha , ketulusan, kasih sayang,
serta dukungan yang tidak pernah lelah baik materiil maupun spiritual
sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Strata Satu (S1);
10. Kedua kakakku yang selalu memberikan doa dan dukungannya, terimakasih
atas dukungannya akhirnya aku bisa membuktikan kepada kalian bahwa aku
bisa;
11. Pak Ustadz yang dengan kerendahan hatinya selalu memberiku pencerahan
hati, terima kasih atas doanya pak;
12. Teruntuk (Nodi Asrudy) orang yang selalu memberikan doa, dukungan,
motivasi serta semangat demi terselesaikannya skripsi dan studi penulis;
13. Seluruh teman-teman seperjuanganku PGMI A 2008;
14. Bapak Imam Santoso, Mbak Pipit dan Mas Hasan yang telah memberikan
tempat dan suasana rumah yang nyaman;
15. Semua pihak yang mungkin belum dan tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu penulis alam penyusunan skripsi ini.
Demikianlah ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, penulis hanya
bisa berdoa semoga doa, dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak
menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT, dan semoga skripsi ini
berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, 11 Mei 2012 Penulis, Wiwi Dadahri 083911011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................................ii
PENGESAHAN ................................................................................................................iii
NOTA PEMBIMBING .....................................................................................................iv
ABSTRAK .......................................................................................................................vi
TRANSLITERASI ..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................viii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................7
D. Metode Penelitian ................................................................................7
BAB II : STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA
PELAJARAN IPS
A. Kajian Pustaka ..................................................................................................... 14
B. Strategi Pembelajaran ..........................................................................................16
1. Pengertian Strategi Pembelajaran ..............................................................16
2. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion.........................................22
3. Pembelajaran IPS .....................................................................................29
C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas VI MI .............................33
D. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion dalam Pembelajaran IPS ..........34
BAB III : IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP
DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH
SONGGOM BREBES
A. Gambaran Umum MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes.....................33
1. Tinjauan Historis MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes.....40
2. Visi dan Misi MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes ..........40
3. Letak Geografis MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes ......41
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ....................................................42
5. Struktur Organisasi ................................................................................44
6. Sarana dan Prasarana .............................................................................46
7. Ekstra Kurikuler ....................................................................................47
B. Penerapan Strategi Pembelajaran Small Group Discussion Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VI
MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
1. Perencanaan Pembelajaran ....................................................................47
2. Peran Guru ............................................................................................49
3. Pelaksanaan Pembelajaran .....................................................................50
4. Evaluasi Pembelajaran ...........................................................................52
BAB IV : ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP
DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH
SONGGOM BREBES
A. Analisis Penerapan Strategi Small Group Discussion Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI
MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
1. Analisis Perencanaan Pembelajaran .....................................................58
2. Analisis Peran Guru .............................................................................60
3. Analisi Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................62
4. Analisis Evaluasi Pembelajaran ...........................................................65
B. Problematika dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Strategi Small Group
Discussion di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
1. Faktor Pendukung ................................................................................67
2. Faktor Penghambat ..............................................................................68
3. Upaya Mengatasi Problematika ...........................................................70
C. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Small Group Discussion dalam Penerapan
Pembelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
1. Kelebihan Strategi Pembelajaran Small Group Discussion .................71
2. Kekurangan Strategi Pembelajaran Small Group Discussion ..............72
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................................74
B. Saran .............................................................................................................75
C. Penutup .........................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 2 Surat Izin Riset
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Riset
Lampiran 4 Surat Keterangan Melaksanakan Ko Kurikuler
Lampiran 6 Transkip Ko. Kurikuler
Lampiran 7 Riwayat Hidup
Lampiran 8 Pedoman Observasi
Lampiran 9 Pedoman Dokumentasi
Lampiran 10 Instrumen Evaluasi Proses
Lampiran 11 Pedoman Wawancara
Lampiran 12 Transkip Wawancara
Lampiran 13 Silabus Pembelajaran
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 15 Nama Kelompok
Lampiran 16 Contoh Soal
Lampiran 17 Contoh Soal PR
Lampiran 18 Nilai Hasil Observasi
Lampiran 19 Lampiran Foto
Lampiran 20 Sertifikat OPAK Fakultas
Lampiran 21 Sertifikat OPAK Institut
Lampiran 22 Piagam Orientasi Akademik dan Orientasi Keagamaan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan
suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha dalam pembaharuan
sistem pendidikan nasional, karena pendidikan pada hakekatnya adalah usaha
membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, dan proses belajar
mengajar terjadi manakala adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik
atau sesama peserta didik. Dalam interaksi tersebut pendidik memerankan fungsi
sebagai pengajar atau fasilitator dalam belajar, sedangkan peserta didik sendiri
sebagai pelajar atau individu yang belajar.
Belajar hakekatnya tidak hanya pada mata pelajar saja, tetapi penguasaan,
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam
keterampilan dan cita-cita. Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Madjid
dalam kitab at-tarbiyah wa turuqu tadris, mengemukakan yang dimaksud belajar
adalah;
تغيرا فيها فيحدث سابقة خبرة على يطرأ املتعلم ذهن فى تغيير هو التعلم أن ١.جديدا
Sesungguhnya belajar merupakan perubahan di dalam orang yang belajar (murid) yang terdiri atas pengalaman lama, kemudian menjadi perubahan baru
Dalam konteks dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran
yang lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran adalah seorang pendidik
sementara peserta didik kurang dilatih untuk mengembangkan pengetahuan yang
diterimanya sehingga potensi diri yang ada pada peserta didik kurang dapat
diaktualisasikan secara optimal.
1 Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Madjid, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-Tadrisi,
Juz.1., (Mesir: Darul Ma’arif, 1979), hlm. 179
2
Tampak pada rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih
memprihatinkan. Hal ini tentunya merupakan hasil dari kondisi pembelajaran
yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta
didik itu sendiri, dalam arti substansial bahwa proses pembelajaran hingga dewasa
ini masih memberikan dominasi pendidik dan tidak memberikan akses bagi anak
didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses
berfikirnya.2
Pembelajaran dijadikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu
bertolak belakang dari landasan dan selalu mengindahkan sejumlah asas-asas
tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pembelajaran
merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat. Dalam
Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang berhubungan dengan pembelajaran,
diantaranya yaitu: (al-alaq:1-5),
اقرأ وربك الأكرم ﴾٢﴿ علق من الإنسان خلق ﴾١﴿ خلق الذي ربك باسم اقرأ﴿٣﴾ يالذ لم٤﴿ بالقلم ع﴾ لمع انالإنا سم لم لمع٥﴿ ي﴾
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan ,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya” (QS. Al-Alaq:1-5) 3
Pembelajaran dewasa ini bukan hanya sekedar transfer of knowledge dari
pendidik kepada peserta didik, jika yang ditekankan hanya sebatas transfer of
knowledge semata tanpa transfer of value maka peserta didik hanya mengetahui
tentang fakta-fakta, tanpa perubahan tingkah laku yang berarti, sementara para
pendidik pun selalu mengindahkan metodologi pembelajaran, anggapan mereka
merencanakan & melaksanakan metodologi pembelajaran akan mempersulit
pekerjaan mereka.
2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), hlm. 5
3 Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 2006), hlm. 1271.
3
Metodologi pembelajaran yang diterapkan dalam dunia pendidikan di
Indonesia sendiri masih tetap mempertahankan cara-cara tradisional seperti
ceramah & menghafal, cara-cara semacam ini dianggap mempermudah &
memperingan pekerjaan pendidik, akan tetapi justru sebaliknya bagi peserta didik.
Cara-cara seperti dalam belajar ini yang membuat peserta didik bosan dan malas
jika mendengarkan informasi yang disampaikan oleh pendidik, Jika secara
psikologis siswa kurang tertarik dengan strategi yang digunakan guru, maka
dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik (feed back) psikologis
yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran.
Guru yang mengetahui seberapa besar minat belajar siswa terhadap suatu
mata pelajaran yang disampaikan, akan lebih mudah melaksanakan tugas
mengajar & mendidik. Bila siswa berminat terhadap suatu pelajaran dengan
sendirinya dia akan memperhatikan pelajaran dalam jangka waktu tertentu.4 Oleh
karena itu sebuah proses pembelajaran sudah seharusnya menggunakan strategi
belajar yang banyak melibatkan peserta didik bukan hanya sekedar transfer of
knowledge dari pendidik.
Telah diketahui bahwasannya hidup di dunia ini tidak sendiri, melainkan
hidup juga perlu bantuan orang lain karena kita merupakan makhluk sosial yang
selalu membutuhkan orang lain, begitu halnya dengan IPS, dengan pengetahuan-
pengetahuan serta sikap sosial yang dipelajari dalam ilmu pengetahuan ini, maka
diharapkan manusia/peserta didik dapat menyesuaikan diri/ menempatkan diri
dalam kehidupan masyarakatnya dan lingkungan sosialnya.
IPS sendiri merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan
membentuk peserta didik menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab serta menjadi warga negara yang cinta damai. Pada dasarnya pendidikan
IPS itu sendiri bertujuan untuk menjadikan manusia yang baik dalam
kehidupannya. Baik dalam kehidupannya dalam artian manusia tidak mengalami
kesulitan hidup dalam memenuhi berbagai macam kebutuhannya dengan sumber-
sumber yang relatif langka, manusia bisa hidup secara harmonis dengan
4 Sardjiyo, dkk, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 28.
4
lingkungan dan ruang hidupnya, ia mempunyai pengetahuan, sikap, dan
kepedulian sosial yang tinggi di tengah-tengah kehidupan sosialnya, sangat
menghargai nilai-nilai agama, sejarah, budaya, sosial, politik, ekonomi dan
lainnya, dan dengan nilai-nilai itu menjadi pengarah dan pengendali sikap dan
perilaku dalam kehidupannya.
Realita yang terjadi di lapangan adalah mayoritas peserta didik enggan
terhadap mata pelajaran IPS, mereka sudah terdoktrin paham bahwa IPS adalah
mata pelajaran yang menjemukan dan sebatas mata pelajaran hafalan yang tidak
perlu diseriusi, apalagi ditambah dengan strategi mengajar yang digunakan oleh
sebagian pendidik adalah metode ceramah tanpa variasi metode lain. Metode ini
merupakan metode yang amat laku keras di dalam proses pembelajaran, metode
ceramah ini dianggap sebagai metode yang praktis digunakan, pendidik tidak
perlu repot-repot membuat persiapan kegiatan pembelajaran. Guru malas jika
harus menyediakan alat dan media. Pekerjaan guru dirasa lebih ringan sebab tidak
memerlukan alat dan bahan praktik, cukup dengan menjelaskan konsep-konsep
yang ada pada buku ajar atau referensi lain5, sementara penerapan model
pembelajaran variatif dirasa mempersulit pekerjaan guru. Persiapan guru lebih
rumit dan membutuhkan banyak biaya itulah suatu kenyataan di lapangan,
masalah seperti ini banyak dijumpai dalam proses belajar mengajar.
Sudah sewajarnya seorang pendidik memberikan materi pelajaran dengan
berbagai metode yang melibatkan keaktifan siswa, yaitu pembelajaran aktif
inovatif kreatif dan menyenangkan. Sementara itu sebuah metode pembelajaran
bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan
penggunaan atau ketepatan strategi yang dipakai. Hasil pembelajaran yang baik
haruslah bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan
pengetahuan, akan tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku
secara terpadu. Sebaik apapun metodenya jika tidak disertai dengan strategi
pembelajaran yang tepat pun tidak mungkin berhasil.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau
5 Trianto, Mendesain, hlm. 6.
5
setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Suatu proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung apabila dapat memberikan keberhasilan bagi siswa maupun guru itu sendiri.6
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes, banyak siswa yang kurang paham atau menguasai
mata pelajaran IPS apabila strategi yang digunakan guru hanya ceramah. Karena
strategi mengajar dengan hanya mengandalkan ceramah tidak akan efektif dengan
berbagai alasan seperti: sebagian dari mereka tidak memperhatikan apa yang
disampaikan oleh pendidik, mereka asyik berbicara sendiri dengan temannya dan
pendidik kurang optimal mengawasi siswanya.
Alasan-alasan tersebut merupakan indikasi bahwasannya dalam kegiatan
belajar mengajar seorang pendidik harus mengubah cara pandang bahwasannya
datang hanya untuk memberikan pengetahuan kepada siswa, kemudian hal
demikian bisa dilakukan dengan ceramah agar siswa dapat lebih cepat menangkap
materi. Sebenarnya pandangan yang demikian merupakan pandangan yang keliru
dan paham yang mengatakan siswa itu bak kertas kosong dan tugas dari seorang
guru adalah menulis sesuka hati itu juga merupakan pandangan yang salah besar,
karena pada hakekatnya siswa akan lebih paham terhadap materi jika siswa yang
melakukan sendiri dan menemukan sendiri pengetahuannya. Seperti yang
dikemukakan oleh Melvin L. Silberman bahwasannya:
Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami. Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.7
6 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:
RaSSAIL, 2008), hlm. 31.
7 Melvin L Silberman, Active Learning, (Allyn and Bacon, Boston, 1996), hlm. 3.
6
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Melvin S. Silberman
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa siswa akan lebih menguasai
pengetahuan jika mereka dilibatkan secara penuh dalam kegiatan pembelajaran,
bukan hanya guru yang aktif memberikan ceramah akan tetapi justru muridlah
yang harusnya aktif. Dasar pemikiran di ataslah yang menjadikan guru mata
pelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes mengubah strategi yang
selama ini diterapkan dalam pembelajaran IPS, kegiatan pembelajaran yang
biasanya dilakukan dengan ceramah, sekarang divariasikan dengan salah satu
pembelajaran aktive learning yaitu Small Group Discussion.
Hal demikian dimaksudkan agar nantinya pembelajaran IPS yang
berlangsung di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dapat menjadikan peserta
didik menjadi lebih aktif dan lebih mengetahui terhadap materi yang dipelajari
bukan sebatas fakta dan konsep belaka, melainkan dapat melatih siswa dalam
memecahkan masalah bersama dengan kelompoknya. Sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, karena guru yakin bahwa student
centered akan lebih efektif dari pada teacher centered. Berdasarkan pemikiran di
atas, skripsi ini berusaha untuk mengetahui kegiatan pembelajaran IPS melalui
strategi pembelajaran Small Group Discussion dengan judul “IMPLEMENTASI
STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA
PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM
BREBES”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran Small Group Discussion
dalam pembelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes?
2. Apa saja problematika dalam penerapan strategi pembelajaran Small Group
Discussion mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes dan upaya mengatasinya?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari data/ informasi yang
kemudian data tersebut dianalisis dan diolah secara sistematis dalam rangka
menyajikan gambaran tentang penerapan strategi Small Group Discussion pada
mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes.
Adapun secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan strategi Small Group Discussion pada mata
pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes.
2. Untuk mengetahui problematika dalam penerapan strategi Small Group
Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes serta upaya mengatasinya.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoretis
Manfaat teoritis yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi pengembangan khazanah
keilmuan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pendidik
Kegunaan bagi guru mata pelajaran adalah agar dapat mengetahui
lebih dalam lagi konsep strategi pembelajaran Small Group Discussion
serta problematika & upaya mengatasinya ketika menerapkan strategi
pembelajaran Small Group Discussion.
b. Bagi peserta didik
Sedangkan manfaat bagi peserta didik itu sendiri adalah
menumbuhkan keaktifan, kemampuan bekerjasama, kemampuan
berkomunikasi serta suasana pembelajaran yang menyenangkan.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) oleh karena itu
obyek penelitiannya adalah berupa obyek di lapangan yang sekiranya mampu
memberikan informasi tentang kajian penelitian.
8
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode penelitian, antara lain:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (qualitative
research) yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.8 Beberapa
deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang
mengarah pada penyimpulan.
Mengutip Bodgan dan Taylor, Lexy J. Moleong mengatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.9
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yakni
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada dalam proses belajar mengajar
IPS kelas di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. Yakni proses
yang dilakukan guru mata pelajaran IPS dalam tahapan proses pembelajaran
dan perilaku peserta didik dalam pembelajaran serta interaksi selama proses
pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik dengan guru mata pelajaran
IPS.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dimana penelitian ini
dilaksanakan di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes yang
beralamatkan di jalan raya Jatirokeh Songgom Brebes, dengan berbagai
pertimbangan sebagai berikut:
1) Lokasi sekolah yang strategis dan dekat dengan tempat tinggal
masyarakat
8 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 60.
9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 3.
9
2) Suasana sekolah yang mencerminkan sekolah berlatar belakang
pondok pesantren sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
3) Semua pihak sekolah yang bersedia membantu untuk mengadakan
penelitian.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini diadakan dalam kurun waktu satu bulan terhitung
mulai dari izin penelitian baik secara lisan maupun tertulis dengan
ditunjukkan surat rekomendasi dari pihak kampus Fakultas Tarbiyah.
Sedangkan penelitian atau proses pengumpulan data dimulai dari tanggal
01 Februari – 28 Februari 2012.
3. Sumber Penelitian
Sumber penelitian dalam penelitian ini adalah berasal dari MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes sebagai pihak yang melaksanakan strategi Small
Group Discussion yang meliputi peserta didik kelas VI dan Guru mata
pelajaran IPS yang menjadi obyek kajian penelitian, serta semua pihak yang
ada kaitannya dengan penerapan strategi Small Group Discussion.
4. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah perihal yang akan diteliti dalam sebuah
kegiatan penelitian untuk menghindari permaslahan yang terlalu luas. Oleh
karena itu fokus dalam penelitian ini adalah pengkajian tentang penerapan
strategi Small Group Discussion dalam pembelajaran IPS pada kelas VI di MI
Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes yang meliputi pendidik dan peserta didik,
proses belajar mengajar serta lingkungan pembelajaran.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur maupun data yang
dihasilkan dari data empiris. Jadi dalam penelitian deskriptif kualitatif ini,
penulis menelaah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian
untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan alat utama bagi praktek penelitian
lapangan tersebut.
10
Pengumpulan data empirik, penulis menggunakan beberapa metode
yaitu:
a. Observasi atau pengamatan
Mengutip Banister dalam Haris Herdiansyah observasi berasal dari
bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti. Memperhatikan
dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran
perilaku yang dituju.10
Metode observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian.11 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data
dengan hanya mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS
kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dengan menerapkan
strategi pembelajaran Small Group Discussion sekaligus pengamatan
terhadap lingkungan sekitar.
b. Interview atau wawancara
Metode interview yaitu metode pengumpulan data atau informasi
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula.12 Dalam wawancara ini peneliti menggunakan
wawancara yang lebih bebas dalam pelaksanaannya. Tujuannya adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat & ide-idenya. Metode ini digunakan
untuk mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS serta
peserta didik.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu salah satu metode pengumpulan data
tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat
10
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika,
2010), hlm. 131.
11
S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm.
158. 12
S. Margono, Metodologi, hlm. 165.
11
kabar, majalah, notulen, dan sebagainya.13 Metode dokumentasi peneliti
gunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi, data guru,
data siswa, data karyawan, data-data lain yang terdapat di MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes, sebagai data pelengkap yang tidak diperoleh
dari observasi dan wawancara.
6. Metode Analisis Data
Menurut Bodgan dalam Sugiyono “Data analysis is the process of
systematically searching and arranging the interview transcript,
fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own
understanding of them and to enable you to present what you have
discovered to others” Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. 14
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama proses
di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.15 Sehingga analisis data
kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah
pengumpulan data.
a. Analisis deskriptif
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan data yang diperoleh dari hasil
interview, observasi, serta dokumentasi. Dalam artian data yang
diwujudkan bukan dalam bentuk angka-angka melainkan dalam bentuk
laporan dan uraian data deskriptif.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik data hasil
wawancara, observasi maupun dokumentasi selama mengadakan
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 274.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 2008), hlm. 244.
15
Sugiyono, Metode, hlm. 245
12
penelitian di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes tentang “Strategi
Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes” yang kemudian data tersebut diolah dan
dianalisis sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, yaitu secara
induktif.
b. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
dan waktu.
1) Triangulasi sumber Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data
yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2) Triangulasi teknik Triangulasi teknik digunakan untuk kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalkan data yang telah diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi atau dokumentasi. Jika dengan melalui tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau bisa jadi semuanya benar akan tetapi karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3) Triangulasi waktu Triangulasi waktu digunakan untuk mengecek kredibilitas data
dalam waktu yang berbeda. Karena waktu sering mempengaruhi kredibilitas data, bisa jadi data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.16
16
Sugiyono, Metode, hlm. 273-274.
13
BAB II
STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA
MATA PELAJARAN IPS
A. Kajian Pustaka
Berdasarkan judul skripsi diatas, ada beberapa kajian yang telah dilakukan
oleh peneliti yang lain, yang relevan dengan penelitian ini, dengan segala
kemampuan, penulis berusaha menelusuri dan menelaah beberapa hasil kajian
antara lain:
Pertama skripsi Yayuk Afiana lulus tahun 2004 dengan judul “Penerapan
metode diskusi pada pembelajaran PAI di SMUN Jumantono Karanganyar”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode diskusi mampu
membangun kreativitas & daya kritis siswa dalam mempelajari mata pelajaran
PAI di SMUN Jumantono, hal ini dibuktikan dengan keaktifan siswa untuk
berargumen dalam kelompok maupun dalam diskusi kelas.1
Kedua skripsi Nur Hayati (073111515) dengan judul “Studi tentang
penerapan metode PAIKEM pada pembelajaran Fiqh di MI Al-hidayah Tugu
Semarang”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana metode PAIKEM tersebut
ketika diterapkan dalam pembelajaran Fiqh dan hasilnya siswa terlihat lebih
antusias dan berkesan dibenak siswa dengan adanya metode PAIKEM tersebut.2
Ketiga skripsi Muhamad Syekhudin (3105180) Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang lulus tahun 2009 dengan judul “(Penerapan model
pembelajaran berbasis PAIKEM strategi Index Card Match dan Small Group
Discussion pada mata pelajaran Qur’an Hadits (Studi pada kelas VII MTs Asy-
syafiiyah Jatibarang-Brebes)” hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
pembelajaran Qur’an Hadits kelas VII MTs Asy-syafiiyah Jatibarang Brebes
1 Yayuk Afiana, “Penerapan metode diskusi pada pembelajaran PAI di SMUN
Jumantono Karanganyar” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
2004)
2 Nur Hayati, “Studi tentang penerapan metode PAIKEM pada pembelajaran Fiqh di MI
Al-hidayah Tugu Semarang” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang,
2009)
14
dengan menerapkan strategi pembelajaran Index Card Match dan Small Group
Discussion secara keseluruhan sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya
penyusunan RPP dan instrumen pembelajarannya sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai. Suasana pembelajaran juga terlihat aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan. Hal tersebut terlihat dari keaktifan peserta didik dalam
bertanya, mengemukakan pendapat dalam diskusi, membacakan kartu yang
dipegang masing-masing, keaktifan guru dalam memberikan jawaban, memantau
diskusi dll.3
Keempat skripsi Nur Hudayana (3105073) Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang lulus tahun 2010 dengan judul “Upaya meningkatkan
motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI materi pokok binatang
halal dan haram melalui model pembelajaran Small Group Discussion (Studi
tindakan di kelas VIII E Semester II SMP N 31 Semarang)” hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran PAI yang tidak menggunakan strategi Small
Group Discussion hanya didapatkan nilai 1190 dengan prosentase 49,58 %.
Kemudian setelah kegiatan pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi
pembelajaran Small Group Discussion pada tahap siklus I meningkat menjadi
1540 dengan prosentase 64,16 %, dan setelah diadakannya siklus II yaitu proses
pembelajaran dengan strategi Small Group Discussion yang efektif, motivasi
belajar dari peserta didik meningkat menjadi 1689 dengan prosentase 70,37 %.
Kelima Ismail SM, M.Ag dalam karyanya yang berjudul “ Strategi
Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
kreatif, Efekif, dan menyenangkan) dalam buku tersebut dijelaskan beberapa
strategi pembelajaran yang salah satu diantaranya adalah strategi Small Group
Discussion yang menekankan pada keaktifan peserta didik baik dalam
kelompoknya maupun di dalam kelas dan dengan adanya salah satu strategi
pembelajaran ini diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
3 Muhamad Syekhudin “Penerapan model pembelajaran berbasis PAIKEM strategi Index
Card Match dan Small Group Discussion pada mata pelajaran Qur’an Hadits (Studi pada kelas
VII MTs Asy-syafiiyah Jatibarang-Brebes” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang,2009)
15
kondusif, mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih
menekankan pada siswa atau student centered.
Dari penelitian tersebut diatas, sekilas memang tampak adanya persamaan
dengan permasalahan yang akan dilakukan/dikaji oleh penulis, namun dalam
penelitian ini penulis lebih menitikberatkan pada strategi pembelajaran Small
Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-falah Jatirokeh
Songgom Brebes.
B. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
a. Definisi strategi pembelajaran
Secara umum strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.4 Adapun
strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-
murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi belajar mengajar
merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar
agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan
materi saja tidaklah cukup, ia harus menguasai berbagai metode atau
teknik penyampaian materi yang diajarkan dan harus mengetahui
kemampuan anak yang menerima. Pemilihan metode dan teknik yang tepat
kiranya memerlukan keahlian tersendiri, para pendidik harus pandai
memiliki dan mempergunakan teknik apa yang akan digunakan.
Dalam konteks dunia pendidikan, istilah strategi merupakan
kebijakan-kebijakan yang mendasar dalam pengembangan pendidikan
sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Hamruni menegaskan bahwa istilah strategi dalam konteks pendidikan
4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), hlm. 139.
16
adalah “a plan, method, or series of activities designed to achieves a
particular education goal”5 strategi adalah rencana, cara atau rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kemudian dalam aplikasi pembelajaran, strategi adalah langkah-langkah
atau tindakan-tindakan yang mendasar dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai sasaran pendidikan maupun tujuan pembelajaran.
Sedangkan istilah strategi pembelajaran banyak para ahli yang
mendefinisikannya antara lain:
1) Kozma (dalam Sanjaya 2007) secara umum menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang
dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada
peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
2) Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran
dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh
mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup,
dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengelaman
belajar kepada peserta didik.6
Seorang guru di samping harus menguasai berbagai metode
pembelajaran dia juga harus menguasai teknik dan strategi agar metode
yang telah dikuasainya bisa diterapkan dengan tepat dalam suatu
pembelajaran. Karena begitu pentingnya suatu pembelajaran bagi anak
didik dalam kehidupannya maka menjadi penting pulalah agar proses
pembelajaran bisa berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Kegiatan
belajar mengajar atau pembelajaran disini tidaklah lain adalah untuk
menanamkan sejumlah komponen norma kedalam jiwa anak didik.
b. Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ada beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik, prinsip penggunaan
strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran
5 Hamruni H, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan,
(Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 1.
6 Hamruni, Strategi, hlm. 2.
17
cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan, setiap
strategi pembelajaran memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
Prinsip- prinsip penggunaan strategi pembelajaran adalah sebagai
berikut;
1) Berorientasi pada tujuan (kompetensi)
Segala aktivitas pendidik dan peserta didik seharusnya
diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Mengajar
adalah suat proses yang bertujuan oleh karena itu keberhasilan suatu
strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran.
2) Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi,
melainkan belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik.
3) Individualitas
Mengajar merupakan usaha mengembangkan setiap individu
peserta didik. Walaupun mengajar pada sekelompok peserta didik,
namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku
setiap peserta didik.
4) Integritas
Mengajar haruslah dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh pribadi peserta didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi aspek afektif, dan
psikomotorik.
5) Interaktif
Prinsip interaktif mengandung artian bahwa mengajar bukan
hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru kepada siswa,
akan tetapi mengajar pada hakekatnya adalah proses mengatur
lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk untuk belajar. Dengan
demikian, proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru
dan siswa, antara siswa dengan siswa, maupun antara siswa dengan
lingkungannya. 7
c. Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses penambahan
informasi dan kemampuan baru. Oleh karena itu seorang guru harus
menentukan strategi apa yang tepat agar proses pembelajaran dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
7 Hamruni, Strategi, hlm. 21-22.
18
Sebelum seorang guru itu menentukan strategi pembelajaran yang
dapat digunakan, maka ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan
yaitu:
1) Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran
3) Pertimbangan dari sudut siswa
4) Pertimbangan dari sudut strategi8
2. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion
a. Pengertian Small Group Discussion
Strategi Small Group Discussion adalah salah satu strategi
pembelajaran aktif dimana dalam proses pembelajaran peserta didik dibagi
menjadi kelompok-kelompok kecil guna memecahkan dan mendiskusikan
beberapa topik permasalahan. Topik yang didiskusikan berupa materi yang
sesui dengn Stndar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Berkaitan dengan pola cara yang dipakai oleh seorang guru untuk
menyampaikan informasi ilmu pengetahuan, di dalam Al-Qur’an telah
disebutkan bahwasannya dalam menyeru atau mengajak seseorang untuk
beribadah kepada Allah SWT hendaknya menggunakan beberapa metode
atau pola yang bijaksana dan bantahlah mereka dengan cara-cara yang
baik. Di antara cara-cara yang baik itu adalah dengan cara diskusi.
Sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an surat An-Nahl : 125.
عبيل إلى ادس كبر ةكمبالح ظةعوالمو ةنسالح ملهادجي وبالت يه نسإن أح كبر وه لمأع نل بمض نع هبيلس وهو لمأع يندتهبالم
﴿١٢٥﴾
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
8 Hamruni, Strategi, hlm. 24-25.
19
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl:125) 9 Berdasarkan pedoman pada dalil Al-Qur’an tersebut, ada dua
pendekatan yang dipakai untuk menyeru kepada orang lain agar ia taat dan
patuh terhadap perintah Allah, yaitu hikmah dan mauidzah (nasehat).
Sedangkan strategi yang bisa dipakai adalah salah satunya dengan
menggunakan diskusi kelompok kecil.
Diskusi merupakan percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang
tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang
suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan
jawaban atas suatu masalah.10 Sedangkan diskusi kelompok (Group
Discussion) dapat diartikan sebagai jalan untuk memecahkan suatu
masalah yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat
mendekati kebenaran dalam proses belajar mengajar (PBM), yang dapat
merangsang murid untuk berfikir sistematis, kritis dan bersikap dalam
menyumbangkan pikiran-pikirannya untuk memecahkan suatu
permasalahan. Sedangkan tujuan penggunaan model diskusi adalah untuk
mendorong (memotivasi) dan memberi stimulasi (rangsangan) kepada
peserta didik agar berfikir dengan renungan yang dalam (reflective
thinking).11
Dalam belajar kelompok kecil (small group), pengetahuan yang
total yang ada dalam kelompok cenderung lebih besar jika dibandingkan
dengan yang dimiliki oleh peserta didik perorang.12 Oleh karena itu,
dengan adanya strategi pembelajaran Small Group Discussion ini, sangat
memungkinkan bagi seorang pendidik untuk bisa memberikan soal-soal
9 Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 2006), hlm. 536.
10 Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar Disekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 179
11 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
205.
12 Daniel Mujis dan David Reynolds, Effective Teaching, Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 82.
20
yang relative lebih sulit jika dibandingkan dengan jika diberikan kepada
peserta didik secara perseorangan. Dengan demikian pembelajaran ini
memungkinkan siswa untuk berfikir kritis, sistematis dan saling
menyumbangkan fikirannya baik dalam kelompoknya maupun secara
klasikal.
Pembelajaran dengan strategi Small Group Discussion lebih
mengutamakan pola kerjasama dalam kelompok kecil sehingga peserta
didik tidak ada yang merasa bahwa dirinya yang paling pintar dan
menguasai materi. Dengan adanya strategi Small Group Discussion,
diharapkan peserta didik terbiasa untuk mengeluarkan pendapat &
bekerjasama dalam mengembangkan keterampilan sosial.
b. Langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran Small Group
Discussion
Dalam penerapan strategi pembelajaran Small Group Discussion
ini, pendidik perlu memperhatikan langkah-langkah penerapannya agar
proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif & efisien, langkah-
langkah tersebut adalah:
1) Pendidik membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil (maksimal
5 murid).
2) Guru memberikan soal studi kasus sesuai dengan Standar Kompetensi
(SK) & Kompetensi Dasar (KD).
3) Guru menginstruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan
jawaban soal tersebut.
4) Guru memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam
diskusi.
5) Guru menginstruksikan setiap kelompok melalui juru bicara yang
ditunjuk menyajikan hasil diskusinya dalam forum kelas.
6) Guru melakukan klarifikasi, penyimpulan & tindak lanjut. 13
c. Ciri-ciri strategi pembelajaran Small Group Discussion
Diantara ciri-ciri dari pembelajaran Small Group Discussion antara
lain:
1) Adanya kerjasama antar sesama anggota kelompok.
13 Ismail, SM, Strategi, hlm. 87.
21
Kerja kelompok kecil berhubungan dengan prestasi bila
interaksi kelompoknya bersifat saling menghormati dan inklusif. Dan
berhubungan negatif dengan prestasi bila interaksi kelompok tidak
saling menghormati atau tidak setara. Yang demikian ini, berarti dalam
kerja kelompok tidak ada asas saling memberi dan saling menerima.
2) Adanya keterampilan berbagi dalam kelompok.
Hal ini dapat berarti bahwa dalam diskusi kelompok kecil,
keterampilan berbagi sangat diperlukan, berbagi yang dimaksud disini
adalah saling berbagi pengetahuan, materi bersama teman
sekelompoknya.
3) Adanya peran aktif atau keterampilan partisipasi dari masing-masing
anggota kelompok.
Peran aktif disini yang dimaksud adalah seyogyanya peserta
didik itu aktif dalam kegiatan diskusi, aktif yang dimaksud adalah aktif
dalam mengutarakan jawaban ataupun pertanyaan, hal demikian
merupakan keterampilan berpartisipasi dalam kelompok.14
Dari ketiga ciri tersebut, maka dalam setiap pembelajaran
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion peserta didik
dituntut untuk memiliki berbagai macam keterampilan seperti yang
telah dikemukakan di atas, sehingga strategi Small Group Discussion
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Agar sebuah diskusi dapat tercapai efektif, maka yang tidak kalah
pentingnya adalah peran seorang guru. Guru sebagai seorang fasilitator
perlu memperhatikan agar permasalahan-permasalahan seperti diantaranya
mengatasi perdebatan masing-masing siswa dalam kelompok maupun
dalam forum kelas, atau dalam kebanyakan kelas, beberapa peserta didik
berbicara banyak sekali dan yang lainnya tak mau bicara sepatah katapun.
Untuk mengatasi keadaan ini di samping menggunakan teknis yang berupa
14 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),
hlm. 120.
22
keterampilan guru sendiri, ada juga strategi yang bisa ‘memaksa’ mereka
untuk mengatasi keadaan seperti di atas.
d. Peran Guru dalam memimpin diskusi kelompok
Guru merupakan elemen penting yang langsung bersinggungan
dengan peserta didik, guru harus mempunyai kemampuan-
kemampuan/kompetensi sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah, dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang melalui pendidikan profesi.15 Salah satu usaha dalam meningkatkan
mutu pendidikan dapat dilakukan dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien. Dalam kegiatan
pembelajaran, peserta didik bukan hanya duduk diam dan mendengarkan
apa yang disampaikan pendidik, akan tetapi peserta didik dilibatkan secara
penuh dalam kegiatan pembelajaran
Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu kegiatan belajar
aktif, siswa ditantang untuk mengemukakan pendapatnya ataupun
mengomentari pendapat siswa yang lain, seorang guru ketika kegiatan
pembelajaran diskusi berlangsung tidaklah hanya sebagai penonton saja
akan tetapi seorang guru juga memerankan peran yang penting, yaitu
sebagai fasilitator. Dibawah ini adalah menu bantuan ketika seorang guru
memfasilitasi kegiatan diskusi:
1) Kemukakan kembali apa yang telah dikatakan siswa agar ia merasa
bahwa pendapatnya telah dipahami dan siswa yang lain bisa
mendengarkan ikhtisar dari apa yang telah disampaikan secara
panjang lebar.
2) Pastikan agar seorang guru itu memahami kata-kata yang
disampaikan oleh siswa atau perintahkan siswa untuk memperjelas
apa yang dia maksud.
15 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2005), hlm. 11.
23
3) Berikan pujian kepada pendapat yang menarik dan mendalam.
4) Perjelaslah kembali sumbang saran siswa terhadap diskusi dengan
menggunakan contoh, atau sarankan cara baru untuk membahas
persoalan.
5) Semarakkan diskusi dengan mempercepat prosesnya,
menggunakan humor atau jika perlu dengan memacu semangat
kelompok untuk memberikan lebih banyak sumbang saran.
6) Tunjukkan ketidaksepahaman (dengan halus) terhadap pendapat
siswa untuk memicu diskusi lebih lanjut.
7) Perantarai perbedaan pendapat antar siswa dan redakan ketegangan
yang mungkin timbul.
8) Tampung semua pendapat, tunjukkan kaitannya satu sama lain.
9) Ubahlah proses kelompok dengan mengubah metode untuk
mengundang partisipasi atau menghantarkan kelompok menuju
tahap evaluasi gagasan yang telah dikemukakan sebelum
dibentuknya kelompok.
10) Ikhtisarkan (dan catat bila perlu) pendapat-pendapat utama
kelompok.16
e. Kelebihan dan kekurangan strategi Small Group Discussion
Sebuah strategi pembelajaran, pastilah memiliki kelebihan dan
kekurangan, begitu juga dengan strategi Small Group Discussion, strategi
pembelajaran ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan.
1) Kelebihan strategi Small Group Discussion
a) Semua peserta didik bisa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Mengajarkan kepada peserta didik agar mau menghargai pendapat
orang lain dan bekerjasama dengan teman yang lain.
c) Dapat melatih dan mengembangkan sikap sosial dan demokratis
bagi siswa.
d) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi bagi siswa.
e) Mempertinggi partisipasi peserta didik baik secara individual
dalam kelompok maupun dalam kelas.
f) Mengembangkan pengetahuan mereka, karena bisa saling bertukar
pendapat antar siswa baik dalam kelompoknya maupun dengan
kelompok yang lain.
16 Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusamedia, 2009), hlm. 52-54.
24
2) Kekurangan strategi Small Group Discussion
a) Diskusi biasanya lebih banyak memboroskan waktu, sehingga
tidak sejalan dengan prinsip efisiensi.17
b) Dapat menimbulkan ketergantungan pada kelompok sehingga ia
tidak ikut terlibat dalam kegiatan diskusi, karena hanya
mengandalkan teman dalam kelompoknya.
c) Dapat menimbulkan dominasi dari kelompok yang sekiranya lebih
banyak dan lebih mampu mengungkapkan ide sehingga kelompok
yang lain tidak memberikan kontribusi yang berarti.
d) Bagi guru, diskusi kelompok kecil dapat mempersulit dalam
mengelola iklim kelas.
3. Pembelajaran IPS
a. Pengertian IPS
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial” atau yang lebih familiar
disingkat IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan
menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik
dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di negara
lain, khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika
Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal Social Studies di negara lain itu
merupakan sebuah kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia
dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di
Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan, pertama
kali digunakan dalam kurikulum 1975.18
Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1990-an sebagai
hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan
dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975.19 Dimana dalam
kurikulum 1975 mengelompokkan tiga jenis pendidikan, yakni pendidikan
17 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2005), hlm. 208.
18 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 19.
19 Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: CV Yasindo Multi Aspek, 2008), hlm. 6.
25
umum, pendidikan akademis, dan pendidikan keahlian khusus, kemudian
dalam kurikulum 1975 tersebut juga dikemukakan secara eksplisit istilah
mata pelajaran IPS yang merupakan perpaduan dari mata pelajaran
sejarah, geografi dan ekonomi.
Sementara itu gagasan tentang IPS di Indonesia sendiri banyak
mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan
Social Studies yang terjadi di luar negeri terutama perkembangan pada
NCSS. Sebagai organisasi profesional yang cukup besar pengaruhnya
dalam memajukan Social Studies, NCSS bahkan sudah mampu
mempengaruhi pemerintah dalam menentukan kebijakan kurikulum
persekolahan.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan
membentuk peserta didik menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab serta menjadi warga negara yang cinta damai. Pada
dasarnya pendidikan IPS itu sendiri bertujuan untuk menjadikan manusia
yang baik dalam kehidupannya. Baik dalam kehidupannya dalam artian
manusia tidak mengalami kesulitan hidup dalam memenuhi berbagai
macam kebutuhannya dengan sumber-sumber yang relatif langka, manusia
bisa hidup secara harmonis dengan lingkungan dan ruang hidupnya, ia
mempunyai pengetahuan, sikap, dan kepedulian sosial yang tinggi di
tengah-tengah kehidupan sosialnya, sangat menghargai nilai-nilai itu
menjadi pengarah dan pengendali sikap dan perilaku dalam
kehidupannya.20
Menurut Sapriya, IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan
untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang
menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai
(attitudes and value) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi
20 Sa’dun Akbar, Hadi Sriwiyana, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS,
(Yogyakarta: Cipta Medika, 2010), hlm. Xi.
26
warga negara yang baik. Sardjiyo dkk (2008) mengungkapkan bahwa
pengertian dari IPS itu sendiri yakni bidang studi yang mempelajari,
menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan
meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.
IPS itu sendiri mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata
pelajaran IPS memuat Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui
mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta damai.
Masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan
berat karena kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami
perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.21
b. Fungsi, Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS
1) Fungsi dan peranan mata pelajaran IPS
Fungsi dari mata pelajaran IPS adalah untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi
sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis. Selain itu dengan mempelajari IPS, siswa tidak hanya
disuguhi konsep-konsep belaka, akan tetapi siswa secara langsung
dapat mengamati dan mempelajari norma-norma/peraturan serta
kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut
sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan
masyarakat.
2) Tujuan mata pelajaran IPS
21 Agung Eko Purwana, et.al., Pembelajaran IPS MI, (ttp: LAPIS PGMI, 2009), hlm. 8-
15.
27
Secara keseluruhan tujuan dari pendidikan IPS di SD adalah
sebagai berikut.
a) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
b) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
c) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta
bidang keahlian.
d) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif
dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang
menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
e) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. 22
3) Ruang lingkup mata pelajaran IPS
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan23
C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas VI MI
Kelas VI, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami
Perkembangan wilayah
Indonesia, kenampakan
alam dan keadaan sosial
negara-negara di Asia
Tenggara, serta benua-benua
1.1 Mendeskripsikan perkembangan sistem
administrasi wilayah Indonesia
1.2 Membandingkan kenampakan alam dan
keadaan sosial negara-negara tetangga
1.3 Mengidentifikasi benua-benua
22 Sardjiyo dkk, Pendidikan, hlm. 1.28.
23 PERMENDIKNAS RI Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah
28
Kelas VI, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Memahami gejala alam yang
terjadi di Indonesia dan
sekitarnya
2.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa)
alam yang terjadi di Indonesia dan
negara tetangga
2.2 Mengenal cara-cara menghadapi
bencana alam
3. Memahami peranan bangsa
Indonesia di era global
3.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada
era global dan dampak positif serta
negatifnya terhadap kehidupan bangsa
Indonesia
3.2 Mengenal manfaat ekspor dan impor di
Indonesia sebagai kegiatan ekonomi
antar bangsa
D. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion dalam Pembelajaran IPS
Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam hal kemampuan,
sikap dan perilaku dari seorang siswa yang relative permanen sebagai akibat dari
pengalaman atau pelatihan. Perubahan dari kemampuan yang hanya berlangsung
sekejap dan kemudian kembali kepada perilaku semula, menunjukkan bahwa
belum terjadi perubahan peristiwa pembelajaran walaupun mungkin terjadi sebuah
proses pengajaran.
Tugas dari seorang guru adalah membuat proses pembelajaran pada siswa
agar berlangsung secara efektif. Komponen yang paling lumrah dari pekerjaan
guru adalah mengajar sementara itu pekerjaan dari siswa adalah belajar. Akan
tetapi pekerjaan guru bukanlah semata-mata “mengajar” melainkan juga harus
mengerjakan berbagai hal yang bersangkut paut dengan pendidikan murid,
demikian halnya dengan siswa, siswa bukan hanya sebatas “belajar” dalam artian
29
tradisional melainkan ia juga harus berusaha untuk menambah pengetahuan dan
pengalamannya dengan tenaganya sendiri.
Siswa adalah salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral
dalam proses belajar mengajar di kelas. Siswa sebagai pihak yang ingin meraih
tujuan, ingin mencapai hasil secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar
yang perlu diperhatikan adalah siswa, bagaimana keadaan dan kemampuannya.
Sebuah pendapat yang menyatakan bahwa siswa itu hanya diibaratkan seperti
kertas putih yang dapat ditulisi sesuka hati oleh gurunya adalah salah, karena
sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman, proses belajar mengajar
semata-mata tidak hanya gurunya yang aktif dan siswa hanya bertugas
mendengarkan ceramah dari guru akan tetapi siswalah yang harusnya aktif.
Seorang guru seharusnya memberikan kesempatan untuk berfikir dan berbicara,
namun disini bukan berarti peran dari seorang guru menjadi pasif dalam proses
belajar mengajar akan tetapi dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan
strategi Small Group Discussion ini seorang guru hanya sebagai fasilitator.
Strategi Small Group Discussion itu sendiri adalah salah satu strategi
pembelajaran aktif yang bersifat kerjasama, saling tolong menolong dan tanggung
jawab dalam menyelesaikan tugas dari seorang guru lewat diskusi kelompok
kecil. Dalam dunia islam, hal ini bukan merupakan hal yang baru lagi karena
Islam sendiripun menganjurkan untuk tolong menolong dalam kebaikan seperti
disebutkan dalam firman Allah SWT dalam (Q.S al-Ma’dah: 2)
ولا القلائد لاو الهدي ولا الحرام الشهر ولا الله شعائر تحلوا لا آمنوا الذين أيها يانيآم تيالب امرون الحغتبلا يفض نم همبا رانورضإذا وو مللتوا حطادلا فاصو
كمنرمجآن ينم شأن قو وكمدن صع جدسام المروا أن الحدتعوا تناوعتلى والب عر ﴾٢﴿ العقاب شديد الله إن الله واتقوا والعدوان الإثم على تعاونوا ولا والتقوى
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syiar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah
sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya dan apabila
kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan
30
janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (Q.S al-Ma’dah}: 2)24
Suatu pembelajaran bisa dikatakan aktif, inovatif, kreatif & menyenangkan
jika terjadi perubahan tingkah laku yang muncul dalam proses belajar mengajar
berdasarkan rancangan guru, indikator tersebut dapat dilihat dari 5 segi, yaitu:
1) Segi siswa
a. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahan
yang dihadapinya.
b. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar.
c. Penampilan berbagai usaha belajar dalam menjalani dan menyelesaikan
kegiatan belajar sempai mencapai hasil.
d. Kemandirian belajar
2) Segi guru, tampak adanya
a. Usaha mendorong, membina gairah belajar dan berpartisipasi dalam prose
pengajaran secara aktif.
b. Peranan guru yang tidak mendominasi kegiatan belajar siswa.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan
keadaan masing-masing.
d. Menggunakan berbagai metode mengajar dan pendekatan multi media.
3) Segi program tampak hal-hal berikut
a. Tujuan pengajaran sesuai dengan minat, kebutuhan serta kemampuan
siswa.
b. Program cukup jelas bagi siswa dan menantang siswa untuk melakukan
kegiatan belajar.
4) Segi situasi menampakkan hal-hal berikut
a. Hubungan erat antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan
guru, serta dengan unsur pimpinan sekolah.
b. Siswa bergairah belajar
5) Segi sarana belajar tampak adanya
a. Sumber belajar yang cukup.
b. Fleksibilitas waktu bagi kegiatan belajar.
c. Dukungan media pengeajaran.
d. Kegiatan belajar di alam maupun di luar kelas.25
24 Soenarjo, dkk, Al-Qur'an, hlm. 200.
25 Ahmad Tafsir, Meodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 146.
31
Implementasi dari strategi Small Group Discussion dapat diterapkan dalam
pembelajaran IPS dengan cara kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil, hal
ini dimungkinkan karena materi pelajaran IPS bertujuan untuk membekali anak
dengan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan analisis terhadap kondisi
sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis, maka
dari itu seorang guru tidak hanya saja sekedar mengajarkan konsep- konsep, akan
tetapi bagaimana seorang guru harus menciptakan suatu proses pembelajaran IPS
menjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa, karena fakta yang terjadi di
lapangan pembelajaran IPS masih bersifat hafalan, membaca serta masih
didominasi oleh aspek kognitif, sementara pembelajaran di kelas juga masih
menggunakan Teacher Centered. Untuk mengatasi hal demikian disini bisa
diaplikasikan salah satu strategi pembelajaran aktif yaitu Small Group Discussion.
Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran Small Group Discussion, guru
harus mampu meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar dari peserta
didik itu sendiri, sehingga sebelum seorang guru menerapkan sebuah strategi
pembelajaran tertentu, maka seorang guru tersebut harus mampu dalam mengelola
dan melaksanakan strategi Small Group Discussion, seorang guru seyogyanya
mampu meningkatkan motivasi belajar dan prestasi dari peserta didik, sehingga
sebelum memilih strategi pembelajaran tertentu, seorang guru harus mampu
memahami kemampuan anak didiknya yang beragam. Ada yang memiliki tingkat
kepandaian yang tinggi, sedang bahkan ada pula yang rendah. Untuk itu seorang
guru dalam membagi kelas dalam kelompok- kelompok kecil seyogyanya tidak
mengelompokkan anak yang tingkat kepandaiannya tinggi sendiri, sedang sendiri,
dan rendah sendiri, akan tetapi dalam membagi kelas dalam kelompok- kelompok
kecil seyogyanya serang guru itu membagi secara acak, bisa dengan berhitung,
sesuai absen atau yang lainnya sehingga tidak akan muncul kasus kelompok
dominan dan kelompok pasif. Begitu juga seorang guru ketika hendak membagi
kelas dalam kelompok-kelompok, maka seorang guru juga harus mempersiapkan
32
dan menjadi pekerjaan pokok mereka yaitu memastikan kelompok diskusi agar
tiap anggota kelompok berpartisipasi.26
Keberadaan pembelajaran masih bersifat monoton dan masih
mengedepankan Teacher Centered merupakan sumber utama yang turut
memberikan sebuah kontribusi terhadap lemahnya sebuah proses pembelajaran
IPS yang selama ini berdampak pada kegagalan sebuah proses pembelajaran.
Dalam hal ini dapat berawal dari kelemahan sumber daya manusia, kurikulum,
sumber-sumber belajar, media, strategi, metode, pendekatan dan evaluasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran tersebut.
Sebagai salah satu upaya mengatasi hal tersebut, perlu dicari sebuah
strategi pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan yang melibatkan
keaktifan peserta didik secara penuh sehingga memungkinkan proses sosialisasi
dan internalisasi nilai-nilai sosial yang diharapkan dapat tertanam lebih kuat pada
diri pribadi siswa itu sendiri. Salah satu alternatif strategi pembelajaran aktif yang
dapat digunakan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di
sekolah adalah dengan menggunakan strategi Small Group Discussion.
Ironisnya, strategi pembelajaran Small Group Discussion belum banyak
digunakan dalam pembelajaran IPS, walaupun dalam kehidupan masyarakat
Indonesia masih membanggakan sifat gotong royong dan kerjasama, akan tetapi
kebanyakan seorang pendidik enggan menerapkan sistem kerjasama di dalam
kelas karena beberapa alasan. Alasan utama adalah kekhawatiran bahwa akan
terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika ditempatkan dalam
kelompok. Selain itu juga banyak orang yang beranggapan negatif dalam kegiatan
diskusi karena banyak yang beranggapan bahwa jika anak dilibatkan dalam
kelompok, siswa bukannya membahas apa yang telah diinstruksikan oleh gurunya
akan tetapi malah sebaliknya mereka hanya asyik bermain dalam kelompok
tersebut begitu juga dengan kondisi siswa yang biasanya belajar secara individual
kemudian di bentuk dalam kelompok diskusi akan menghambat proses belajar
siswa karena siswa harus mengetahui dan memahami keunikan dan karakteristik
26 Robert E. Slavin, Cooperative Learning terori, riset dan praktik, terj. Lita (London:
Allymand Bacon, 2005), hlm. 252.
33
dari pribadi masing-masing anggota kelompok itu sendiri. Selain itu alasan lain
adalah kerja dari kelompok kecil itu membutuhkan persiapan yang cukup
signifikan dan sejumlah prasyarat yang harus dipenuhi untuk
mengefektifkannya.27
Dalam pelaksanaan strategi Small Group Discussion, seorang guru yang
berperan sebagai ujung tombak dalam pembelajaran harus mampu
meningkatkan motivasi belajar dan prestasi peserta didik dengan tetap
memperhatikan beberapa prinsip yang antara lain: seorang guru harus mampu
memberikan keseimbangan antara reward dan punishment, kebermaknaan
(meaningful), penguasaan keterampilan prasyarat, penggunaan model,
komunikasi yang bersifat terbuka, penggunaan model, komunikasi yang
bersifat terbuka, pemberian tugas yang menantang, latihan yang tepat,
penilaian tugas, penciptaan kondisi yang menyenangkan, keragaman
pendekatan, mengembangkan beragam kemampuan, dan melibatkan indera
sebanyak- banyaknya.28
Kebekuan dalam pembelajaran IPS yang masih monoton dan statis, serta
keengganan dari kalangan pendidik untuk menerapkan beberapa strategi
pembelajaran aktif yaitu Small Group Discussion karena berbagai alasan dan
kekhawatiran sebagaimana dijelaskan diatas, MI Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes mencoba menerapkan strategi Small Group Discussion yang menekankan
aspek kerjasama, berfikir aktif dan cepat dan mampu mengemukakan pendapat di
depan kelas baik bertanya maupun menjawab dalam proses belajar mengajar di
kelas. Strategi ini menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran yang terlibat
aktif dalam menyerap pengetahuan, sementara guru berperan sebagai fasilitator.
Dengan menggunakan strategi Small Group Discussion ini guru yakin bahwa
Student Centered akan lebih efektif dari pada Teacher Centered.
27 Daniel Muijs & David Reynols, Effective, hlm. 82.
28 Ismail SM, Strategi, hlm. 72.
34
BAB III
PENYAJIAN DATA LAPANGAN
A. Gambaran Umum MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
1. Tinjauan Historis MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
merupakan salah satu MI swasta yang ada di wilayah kecamatan Songgom,
lembaga ini bernaung dibawah yayasan Ismiyah Al-Falah dan termasuk salah satu
lembaga pendidikan yang berlatar belakang pondok pesantren.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
berdiri pada tahun 1946 berdasarkan keputusan menteri Pendidikan Republik
Indonesia dengan NSM 15123319290194, Nomor Induk Sekolah 112032917189.
Lembaga ini berdiri diatas tanah dan gedung yang berstatus wakaf bersertifikat
dengan luas tanah 450 M2 dan luas bangunan 360 M
2.1
Demikian sekilas gambaran tentang MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes yang beralamatkan di Jalan raya Jatirokeh Desa Jatirokeh
Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes yang hingga saat ini masih berusaha
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik dalam bidang akademik
maupun non akademik yang tetap berwawaskan ajaran Islam dalam rangka
mengisi hasil kemerdekaan.
2. Visi dan Misi MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Sebagaimana lembaga pendidikan yang lain, MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes juga memiliki visi dan misi yang sejalan danmendukung bagi
tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Adapun visi dan misi tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Visi
Iman dan takwa sebagai dasar berfikir, berbuat dan bercita-cita.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
berprestasi akademik dan non akademik
1 Dokumentasi sekolah, dikutip tanggal 11 Februari 2012
35
2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al-Quran
dan menjalankan ajaran Agama Islam
3) Mewujudkan pembentukan karakter Islam yang mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat
4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan
sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan
5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan
dan akuntabilitas.2
Dengan adanya visi dan misi tersebut diharapkan MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes dapat menciptakan para generasi penerus bangsa yang memiliki
prestasi akademik maupun non akademik untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya dengan tetap memegang teguh ajaran islam dalam
kehidupannya.
3. Letak geografis MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Dilihat secara geografis, letak MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
sangat strategis karena terletak di depan jalan raya Jatirokeh. Desa Jatirokeh
sehingga memudahkan sarana siswa, guru dan karyawan dalam hal transportasi
karena dilalui angkutan umum dari berbagai jurusan.
Walaupun letak dari MI yang dekat dengan jalan raya, akan tetapi proses
belajar mengajar tidak terganggu karena sekolah yang terlindung pagar yang
mengelilingi MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. Letak MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes yang berada disamping pondok pesantren
memudahkan bagi para siswa dalam hal pengawasan dan pelatihan ataupun
pengkajian tentang pengetahuan agama dengan bantuan para ustadz.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes berada di
perkampungan yang lokasinya berbatasan dengan:
a. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan penduduk
b. Sebelah barat berbatasan dengan pondok pesantren Al-Falah
c. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya
d. Sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk
2 Dokumentasi sekolah, dikutip tanggal 13 Februari 2012.
36
Berdasarkan batas-batas MI Al-Falah Jatirokeh tersebut diatas, letak MI
Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sangat strategis karena berbatasan langsung
dengan perumahan penduduk dan jalan raya yang memudahkan sarana
transportasi siswa, sekaligus pondok pesantren yang berfungsi bagi siswa untuk
menambah ilmu keislaman mereka.
4. Keadaan guru, karyawan dan siswa
Kegiatan belajar mengajar di MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes dilaksanakan pada waktu pagi hari yang dimulai pada pukul 07.15-12.25,
menyadari akan pentingnya tenaga pendidikan dan keberhasilan proses belajar
mengajar sesuai dengan visi dan misi MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes, maka lembaga pendidikan ini benar-benar memperhatikan mutu guru. Hal
ini dibuktikan dengan tenaga pengajar yang mengajar di lembaga pendidikan ini
hampir semua guru berlatar belakang pendidikan dan mereka mengampu bidang
studi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Jumlah tenaga seluruhnya
ada 12 orang guru.
Adapun siswa MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes pada
tahun 2012 sebanyak 202 siswa, untuk lebih jelasnya keadaan guru dan siswa
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Daftar Guru MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Tahun Pelajaran 2011/20123
No Nama Guru Pendidikan Akhir Jabatan
1 Agus Ahmad Zahzaman S.Hi S1 IAIN Walisongo Kepala Sekolah
2 Abdul Halim A.Md D2 STAIN
Purwokerto
Guru
3 Salimah A.Md D2 STAIN Cirebon Guru
4 Sapuroh S.Ag S1 IAIN Walisongo Guru
5 Said A.Ma D2 STAIN Cirebon Guru
6 Badriyah A.Ma D2 STAIN Cirebon Guru
7 Kasirin A.Ma D2 STAIN Cirebon Guru+TU
8 Neli Zulfah A.Ma D2 STAIN
Purwokerto
Guru
9 Darpuah A.Ma D2 STAIN Cirebon Guru
10 Ekoyati S.Pdi S1 IAIN Walisongo Guru
3 Dokumentasi MI Al-Falah Jatirokeh tahun 2012
37
11 Muasif A.Ma D2 STAIN Cirebon Guru
12 Setiawati Sintha ED, SPd S1 UNNES
Semarang
Guru
Keterangan:
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwasannya ada 4 pendidik yang
telah mendapatkan gelar S1, sebagian besar guru yang ada di MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes adalah lulusan D2 yang berjumlah 7 orang, hal ini
bisa dikatakan bahwa sebagian besar pendidik belum memenuhi kriteria
kualifikasi, namun untuk meningkatkan kualifikasi akademik mereka seluruh
pendidik yang berijazah D2 sedang menempuh studi untuk mendapatkan gelar
S1.
Tabel 3.2
Jumlah Siswa-Siswi MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes Tahun Ajaran 2011-2012
Kelas Jumlah Total
L P
I 19 5 24
II 16 10 26
III 19 16 35
IV 15 21 36
V 19 22 41
VI 23 17 40
Jumlah 111 91 202
Keterangan:
Berdasarkan tabel tentang jumlah siswa di MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes, terlihat bahwasannya jumlah murid terbanyak berada di
kelas V dan VI, sedangkan untuk kelas IV, III, II dan I mengalami penurunan
jumlah peserta didik. Hal ini tentunya yang menjadi masalah intern di
Lembaga Pendidikan tersebut, tidak hanya di MI Al-Falah saja akan tetapi
hampir semua sekolah MI kurang diminati karena orang tua lebih memilih
menyekolahkan anaknya di SD, Berbagai upaya sedang dlakukan untuk
menarik minat siswa-siswi untuk mendaftar dan bersekolah di MI Al-Falah.
38
5. Struktur organisasi
Untuk dapat melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kelancaran serta
kemudahan dalam mengelola dan merapikan administrasi sekolah, maka
disusunlah struktur organisasi sekolah sehingga dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Adapun untuk
struktur organisasi MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes adalah sebagai
berikut:4
4 Dokumentasi MI, dikutip tanggal 13 februai 2012
33
BAGAN 3.1
STRUKTUR ORGANISASI MI ISLAMIYAH AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BEREBES
Keterangan
: Garis Distribusi
: Garis Koordinasi
Kepala MI
Ketua Yayasan
Sekretaris Bendahara
Kebersihan Kurikulum SBK Kesiswaan Pramuka Or/Kes Sosial Keagamaan BP/BK
W.K.
I
W.K.
II
W.K.
III
W.K.
IV
W.K.
VA
W.K.
VB
W.K.
VIA
W.K.
VIB
Guru-Guru
Siswa-Siswi
39
40
6. Sarana dan prasarana MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang menentukan
berhasil atau tidaknya suatu pelaksanaan suatu lembaga pendidikan. Tanpa
adanya sarana dan prasarana tersebut, suatu program pendidikan tidak akan
berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Oleh karena itu MI Islamiyah Al-
Falah Jatirokeh Songgom Brebes sebagai sebuah lembaga pendidikan formal
berusaha secara maksimal dalam hal menyediakan sarana maupun prasarana
yang dibutuhkan dalam hal pelaksanaan pendidikan. Untuk mengetahui sarana
dan prasarana yang disediakan/ yang ada di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Keadaan Sarana dan Prasarana MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes5
No Nama alat perlengkapan Jumlah
1 Kantor kepala sekolah 1 ruang
2 Kantor guru 1 ruang
3 Ruang kelas 8 ruang
4 Perpustakaan 1 ruang
5 Laboratorium IPA 1 ruang
6 Lab Komputer 1 ruang
7 Kamar kecil 1 ruang
8 Komputer 6 unit
9 Printer 2 buah
10 Bel 1 buah
11 Drum band 1 unit
12 Lemari 4 buah
10 Gambar garuda 9 buah
11 Foto presiden & wakil presiden 18 buah
12 Jam dinding 1 buah
13 Papan tulis 8 buah
14 Papan data 4 buah
15 Tiang bendera 1 buah
5 Dikutip dari arsip MI Al-Falah 16 Februari 2012
41
7. Ekstra Kurikuler
Seperti halnya sekolah-sekolah yang lain, MI Al-falah Jatirokeh
Songgom Brebes juga mengadakan ekstra kurikuler untuk menggali potensi
dan kreativitas anak didik sejak di bangku MI, adapun untuk jenis ekstra
kurikuler yang ada adalah sebagai berikut:
a. Pramuka
b. Drumband
c. Rebana
B. Penerapan Strategi Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS
kelas VI MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
1. Perencanaan Pembelajaran
Sesuai dengan perkembangan pendidikan modern, di berbagai lembaga
pendidikan dikembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis
kompetensi (KBK). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, jika dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya (1994 dan KBK) maka KTSP memuat dua ketentuan
yakni standar isi dan standar kelulusan. Pada pelaksanaannya proses
pencapaian kedua standar tersebut sangat terbuka dan diserahkan kepada
daerah masing-masing dan memberikan keleluasaan kepada tingkat satuan
pendidikan untuk mengembangkan kurikulum tersebut sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan peserta didik di sekolah masing-masing.
Dalam penyusunan KTSP, sekolah memerlukan sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan selain mengelola proses belajar mengajar di sekolah,
yaitu:
a. Kemampuan menganalisis potensi dan kekuatan/ kelemahan yang ada di
sekolah.
b. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar.
c. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan.
42
Ketiga kemampuan tersebut merupakan kemampuan baru yang harus
dimiliki oleh sekolah terutama bagi seorang guru. KTSP sendiri memberikan
wewenang kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan.
Proses pembelajaran yang dilakukan di MI Islamiyah Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes juga telah menerapkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Prinsip yang dipergunakan oleh MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes dalam menerapkan KTSP berpusat pada peserta
perkembangan dan peningkatan kemampuan peserta didik baik dari segi
kognitif, afektif maupun psikomotorik dalam menunjang kehidupannya, selain
itu kurikulum tingkat satuan pendidikan di MI Islamiyah Al-Falah
dipersiapkan untuk mengatasi gejolak globalisme yang semakin kuat yang
menuntut kreativitas dari seseorang untuk menghadapinya.
Persiapan yang dilakukan oleh seorang guru untuk merealisasikan apa
yang telah disusun, termuat dalam Silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). RPP dan Silabus merupakan serangkaian kegiatan yang
harus dilakukan untuk mencapai ketuntasan belajar.
Guru IPS kelas VI sebagai fasilitator dalam melaksanakan
pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion
haruslah memiliki kreatifitas dalam mengembangkan materi dan Kompetensi
Dasar setiap pokok pembahasan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Hal yang dilakukan Guru IPS dalam mengembangkan silabus
antara lain:
1) Mendefinisikan dan menentukan jenis-jenis Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar dari setiap bidang studi
2) Mengkonsep setiap bidang studi sesuai pokok bahasan yang akan
disampaikan
3) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari pokok
bahasan serta mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap
43
4) Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi dan kriteria
pencapaiannya
5) Mengembangkan materi sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar
6) Merencanakan proses pembelajaran yang akan dilakukan
7) Membuat penilaian yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar dan tujuan dari pembelajaran.
Selain menyusun Silabus, Guru mata pelajaran IPS juga membuat
perencanaan pembelajaran yang mendukung terlaksananya strategi Small
Group Discussion. Rencana pembelajaran yang dimaksud adalah dalam
bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu sebuah persiapan yang
dilakukan oleh seorang guru dalam setiap kali mengajar. untuk MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes setiap guru mata pelajaran sudah membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), tidak terkecuali guru IPS. Pembelajaran
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion diharapkan dapat
mencapai tujuan pendidikan. Yaitu antara kesesuaian materi pemahaman
siswa dan hasil belajar siswa.
2. Peran Guru
Guru adalah sosok yang terpenting dalam suatu proses pembelajaran,
tidak bisa dipungkiri bahwa tanpa seorang guru tidak akan ada sebuah proses
pembelajaran. Karena pada dasarnya pembelajaran adalah adanya interaksi
antara pendidik dan peserta didik.
Sementara itu sebuah proses pembelajaran dapat berlangsung efektif
manakala dilakukan oleh guru yang profesional dan mempunyai tanggung
jawab yang tinggi dalam mengelola pembelajaran. Guru profesional adalah
guru yang memliki keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi,
serta rasa kebersamaan yang tinggi. Mereka mampu melaksanakan fungsinya
sebagai pendidik yang bertanggung jawab mempersiapkan siswa bagi
peranannya di masa depan.
MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes memposisikan seorang guru
sebagaimana mestinya yakni disamping sebagai pengajar, juga sebagai teman
44
atau sahabat yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Begitu juga suasana
sosialisasi antara kepala sekolah, guru yang satu dengan guru yang lain terlihat
begitu harmonis.
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, seorang guru dituntut untuk
bisa menjabarkan rencana pelaksanaan pembelajaran secara sistematis dengan
target yang lebih konkret, serta didukung pula dengan strategi pembelajaran
yang tepat. Dengan menerapkan strategi pembelajaran Small
GroupDiscussion, guru mempunyai target yang jelas, kerangka berfikir yang
melandasi tindakan yang sistematis dan terarah sesuai dengan kebutuhan
siswa. Sementara itu dalam membuat dan merancang rencana pelaksanaan
pembelajaran, antara guru yang satu dengan guru yang lain terlihat saling
membantu, saling membantu yang dimaksud adalah saling memberi masukan,
menyadari akan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa, kepala
sekolah MI Al-Falah Jatirokeh Songgom selalu berupaya untuk memenuhi
kebutuhan sarana dan prasarana serta mendukung setiap pembelajaran aktif,
kreatif dan menyenangkan. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran
tidak hanya didominasi oleh guru akan tetapi lebih melibatkan keaktifan dari
pesesrta didik.
Dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small
Group Discussion, peran guru dalam kelas terlihat jelas sekali, karena
kegiatan pembelajaran ini dipusatkan pada siswa, maka peran guru dalam
kelas adalah sebagai fasilitator yang memenuhi yang memenuhi kebutuhan
siswa dalam berdiskusi, instruktur yang mengarahkan pada tiap-tiap
kelompok serta mediator yang menengahi siswa ketika mengalami ketegangan
dalam kegiatan diksusi.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh
guru untuk merealisasikan rancangan yang telah disusun baik di dalam silabus
maupun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Strategi yang biasa dipakai dalam kegiatan pembelajaran IPS di MI Al-
Falah adalah metode ceramah, sedangkan strategi-strategi yang lain seperti
45
Small Group Discussion kurang lebih dua bulan sekali baru diterapkan, hal ini
dikarenakan materi dari pelajaran IPS yang terlalu banyak sehingga materi
tidak akan tercapai karena waktu akan tersita untuk kegiatan diskusi, apalagi
untuk kelas VI yang fokus pada Ujian Nasional sehingga guru IPS lebih
memprioritaskan mengejar materi terlebih dahulu agar siswa memiliki konsep
yang matang untuk bekal mereka menghadapi Ujian Nasional. Namun
sebenarnya jika strategi Small Group Discussion ini dilaksanakan pada mata
pelajaran IPS, maka secara langsung akan terjadi sebuah hubungan antara
siswa dan guru secara harmonis serta dapat mewujudkan apa yang diharapkan
yaitu tujuan akhir dari sebuah pembelajaran.
Penggunaaan Strategi Small Group Discussion yang dipilih oleh guru
mata pelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dimaksudkan
untuk menjaga kelangsungan kehidupan sosial di kelas pada khususnya
maupun di sekolah pada umumnya, karena seyogyanya manusia sebagai
makhluk individu juga merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan
bantuan orang lain dalam kehidupannya. Salah satu keterampilan sosial ini
tidak lepas dari mata pelajaran IPS, karena mata pelajaran IPS sendiri
bertujuan mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang
menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai
(attitudes and value) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga
negara yang baik.
Pelaksanaan strategi pembelajaran Small Group Discussion pada
pembelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, berdoa dan
mengabsen siswa.
2) Guru memberikan apersepsi
46
Apersepsi dilakukan secara sederhana yang dimaksudkan untuk
mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan dilanjutkan dengan memberi motivasi kepada siswa.
3) Guru membentuk kelas menjadi 4 kelompok yang dipilih secara acak
berdasarkan hitungan.
4) Guru memberikan pre tes yang berhubungan dengan materi
b. Kegiatan inti
1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan, maslah yang
didiskusikan berupa materi peranan Indonesia pada era global dan
dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia.
Kemudian membagikan soal yang akan didiskusikan sekaligus
memberikan pengarahan sepenuhnya mengenai cara-cara berdiskusi
yang ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Dalam kegiatan
diskusi kelompok kecil ini, guru berfungsi sebagai fasilitator.
2) Siswa bersama dengan kelompoknya masing-masing mendiskusikan
soal yang telah diberikan oleh guru.
3) Kemudian tiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas. Hasil-hasil diskusi yang telah
dipresentasikan oleh perwakilan kelompok di tanggapi oleh semua
siswa dan guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-
laporan tersebut.
4) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan
sekaligus menanggapinya.
5) Guru mengumpulkan hasil laporan diskusi dari tiap-tiap kelompok.6
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberikan kesimpulan
2) Siswa mencatat apa yang disampaikan oleh guru
3) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi,
hal demikian digunakan untuk mengetahui sejauh mana daya serap
siswa terhadap materi yang baru diajarkan.
6 Observasi 16 Februari 2012
47
4) Memberikan tugas yang berupa PR.
5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
4. Evaluasi Pembelajaran dengan Menggunakan Strategi Small Group
Discussion pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, secara umum evaluasi proses
pembelajaran di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes difokuskan pada
hasil pembelajaran siswa yang berupa nilai, baik yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif.
A. Penilaian selama proses pembelajaran
Penilaian selama proses pembelajaran dilaksanakan untuk memperoleh
nilai hasil proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peran
aktif siswa dalam proses pembelajaran dan mendapatkan nilai, baik ranah
kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa dalam siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan berbagai cara, yaitu:
1) Pertanyaan terbuka
2) Observasi langsung guru kepada siswa dalam proses pembelajaran, baik
kepada setiap siswa maupun sebagian siswa di setiap kelas
3) Tugas/praktek individu atau kelompok, tes ini dalam bentuk tes tertulis
(pekerjaan rumah), tugas tertentu (pengamatan dan praktek langsung).7
B. Penilaian akhir
1) Ulangan harian
Ulangan harian dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan kognitif.
Ulangan harian biasanya dilaksanakan setelah pembelajaran satu
Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi selesai sesuai dengan program
semester yang ditetapkan guru.
2) Ujian tengah semester
7 Wawancara dengan guru IPS, dikutip tanggal 16 Februari 2012
48
Ujian tengah semester dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
kognitif siswa yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selama 1
semester berakhir.
3) Ujian akhir semester
Ujian akhir semester dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan kognitif
siswa yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selama 2 semester
(1 tahun ajaran) berakhir.
4) Ulangan kenaikan kelas
Ulangan kenaikan kelas dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
kognitif siswa selama 1 tahun kegiatan pembelajaran sekaligus
menentukan naik kelas/ tidaknya siswa.
5) Ujian
Ujian dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan kognitif maupun
psikomotorik siswa, ujian ini diperuntukkan bagi siswa-siswi kelas VI
yang menentukan apakah dia lulus atau tidak dari satuan pendidikan
tertentu.
Sementara itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di
kelas VI, maka evaluasi yang digunakan Guru mata pelajaran IPS MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes adalah sebagai berikut:
a) Kuis
Bentuk kuis yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI,
digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prinsip yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang telah lalu secara singkat, bentuknya berupa
pertanyaan lisan dan dilakukan sebelum dimulai pelajaran, hal ini
dilakukan agar peserta didik tetap mengingat materi pelajaran yang telah
lalu. Siswa yang mampu menjawab pertanyaan, akan mendapat nilai
tersendiri yang akan dicatat khusus oleh guru.
b) Penilaian proses
49
Bentuk penilaian yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI,
digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu proses belajar mengajar
yang ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku ke arah yang
positif. Penilaian ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan
dan partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion. Siswa akan mendapat nilai
plus jika selalu berpartisipasi aktif baik secara individual maupun dalam
kelompok. Penilaian proses ini dilakukan pada saat pelaksanaan
pembelajaran dimulai. Dalam penerapan strategi Small Group Discussion
dapat dilihat mana siswa yang aktif dan mana siswa yang pasif. Hal ini
dapat terlihat mulai dari presentasi materi kepada teman/ kelompok lain
serta bagaimana siswa tersebut dapat menghidupkan suasana diskusi kelas.
c) Penilaian tertulis
Tes tertulis merupakan jenis tes yang sering digunakan baik secara
individual maupun kelompok. di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
jenis tes ini biasanya dilakukan pada akhir pembelajaran satu pokok
bahasan. Tes ini bisa berbentuk pilihan ganda maupun essay yang
bermanfaat sebagai alat ukur keberhasilan proses belajar mengajar dalam
ranah kognitif dan afektif.8
d) Penilaian produk
Penilaian produk yang ada di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes digunakan untuk mengetahui sejauh mana daya tangkap siswa
dalam proses belajar mengajar. Penilaian produk ini tidak bisa dipandang
sebelah mata oleh guru karena biasanya sumber informasi dari tes produk
ini tidak hanya diperoleh dari dalam kelas saja tetapi juga dari luar kelas.
Tes ini biasanya berbentuk pembuatan laporan resume maupun tugas PR
mengenai materi pelajaran IPS secara kelompok maupun tugas-tugas lain
yang sifatnya masih berhubungan dengan pelajaran IPS.
8 Wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VI, dikutip tanggal 17 Februari 2012
50
Berdasarkan pemaparan tentang implementasi strategi pembelajaran Small
Group Discussion pada mata elajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes diatas, maka dapat disimpulkan dalam tabel berikut ini:
No Kegiatan Keterangan
1 Perencanaan Pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi
Small Group Discussion
Perencanaan yang dibuat guru mata
pelajaran IPS ketika menggunakan
strategi Small Group Discussion adalah:
membuat Silabus, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2 Peran Guru dalam Pembelajaran
IPS dengan menggunakan strategi
Small Group Discussion
Antara guru yang satu dengan yang
lainnya terlihat saling membantu satu
sama lain, saling memberi masukan agar
pembelajaran dapat tercapai secara
efektif dan efisien, sedangkan Peran guru
dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi Small Group
Discussion adalah sebagai fasilitator,
instruktur dan mediator.
3 Pelaksanaan Pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi
Small Group Discussion
Pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan
dalam tiga kegiatan, yaitu:
a. Kegiatan awal
Berisi salam pembuka, apersepsi, dan
pembentukan kelas menjadi
kelompok-kelompok kecil, dan
pemberian pre-test
b. Kegiatan inti
Berisi tentang inti dari kegiatan
pembelajaran, yaitu: siswa
mendiskusikan & mempresentasikan
soal yang diberikan guru.
51
c. Kegiatan penutup
Berisi tentang kesimpulan
pembelajaran yang dibuat oleh guru
bersama dengan siswa, guru
memberikan pertanyaan sekaligus
memberikan tugas yang berupa PR
serta menutup kegiatan pembelajaran.
4 Evaluasi Pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi
Small Group Discussion
Evaluasi dilaksanakan dalam beberapa
cara yaitu:
a. Kuis
Dilaksanakan dalam bentuk tanya
jawab sebelum kegiatan inti
pembelajaran
b. Penilaian proses
Dilaksanakan dalam bentuk tanya
jawab selama kegiatan pembelajaran
berlangsung
c. Penilaian tertulis
Diberikan ketika akhir pembelajaran
satu pokok bahasan
d. Penilaian produk
Diberikan ketika pembelajaran telah
selesai dalam bentuk tugas resume
atau PR.
52
BAB IV
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI SMALL GROUP DISCUSSION
PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH
JATIROKEH SONGGOM BREBES
A. Analisis Penerapan Strategi Small Group Discussion Pada Mata Pelajaran
IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Pelaksanaan strategi Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di
kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes merupakan sebuah realisasi dari
perpindahan metode pembelajaran konvensional yang dikembangkan berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sesuai dengan KTSP strategi
pembelajaran Small Group Discussion di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran, semua tahapan pembelajaran tersebut telah dilaksanakan
oleh guru mata pelajaran IPS sesuai dengan apa yang telah dirancang dalam
tahapan perencanaan, untuk mengetahui lebih jelas tentang bagaimana tahapan-
tahapan tersebut dapat dijelaskan seperti dibawah ini:
1. Analisis Perencanaan Pembelajaran
Tahapan persiapan yang dilakukan guru mata pelajaran IPS pada saat
kegiatan diskusi kelompok kecil merupakan bagian dari sebuah persiapan untuk
mencapai tujuan dari pembelajaran. Small Group Discussion sebagai strategi
pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes merupakan sebuah variasi dalam kegiatan
pembelajaran, strategi ini digunakan untuk membantu penyampaian fakta dan
konsep dengan tetap memperhatikan tujuan pelaksanaan strategi dan tujuan
pembelajaran.
Agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka
perlu adanya persiapan yang matang dari seorang guru, hal ini untuk menyiasati
proses pembelajaran dengan rekayasa terhadap unsur-unsur instrumental melalui
upaya pengorganisasian yang rasional dan menyeluruh. Sesuai dengan UU
(undang-undang) Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang
53
menyebutkan bahwa guru harus memiliki empat kompetensi yang salah satunya
adalah kompetensi pedagogik, kompetensi pedagogik itu sendiri adalah
kompetensi dalam pengelolaan pembelajaran, yang dimaksud disini adalah
kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Persiapan yang dilakukan guru mata pelajaran IPS kelas VI MIAl-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes sebelum menerapkan strategi Small Group Discussion
adalah dengan membuat persiapan secara tertulis yaitu yang berbentuk Silabus,
dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran). Silabus dan RPP (rencana
pelaksanaan pembelajaran) merupakan perencanaan pembelajaran secara tertulis
yang dijadikan pedoman bagi guru agar dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun.
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap silabus maupun RPP (rencana
pelaksanaan pembelajaran) yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPS kelas VI MI
Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, dalam pembuatannya sudah masuk dalam
kriteria penetapan pembuatan silabus maupun RPP (rencana pelaksanaan
pembelajaran) yang telah diamanatkan pemerintah dalam PP (peraturan
pemerintah) Nomor 19 tahun 2005 yang menyatakan bahwa, perencanaan dari
proses pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP (rencana pelaksanaan
pembelajaran) sekurang-kurangnya memuat tentang tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Secara lebih
rinci dapat dijelaskan seperti dibawah ini:
a. Penyusunan silabus
Silabus yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPS kelas VI memuat
tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, indikator, materi pokok,
kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Semua
komponen ini sudah sesuai dengan PERMENDIKNAS No 41 tahun 2007,
dalam praktek dilapangan ketika guru menerapkan strategi pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion semua yang ada dalam
komponen silabus sudah dilaksanakan sesuai dengan rancangan secara tertulis.
54
b. Penyusunan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)
RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang dibuat oleh guru mata
pelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes ketika
menggunakan strategi Small Group Discussion didalamnya memuat: Standar
kompetensi dan Kompetensi Dasar, Indikator, tujuan pembelajaran, materi
ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang
didalamnya memuat kegiatan awal, inti dan penutup, penilaian hasil belajar
serta sumber belajar.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika pembelajaran
IPS kelas VI dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di MI Al-
Falah berlangsung, seluruh kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah
sesuai dengan prosedural yang ada dalam RPP (rencana pelaksanaan
pembelajaran).
Skenario pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran
Small Group Discussion pun sudah sesuai dengan perencanaan secara tertulis,
yang menjadi nilai tambah lagi adalah RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)
yang dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan, karena biasanya para guru
dalam membuat RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)dibuatkan oleh orang
lain, bahkan jarang sekali guru yang akan mengajar kemudian membuat RPP
(rencana pelaksanaan pembelajaran). Akan tetapi berbeda dengan Ibu S.S Era,
RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) sudah dikerjakan ketika awal tahun
ajaran baru dan benar-benar dikerjakan sendiri.
Persiapan dari guru yang maksimal akan menghasilkan tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien, hal ini tergantung bagaimana konsep yang
disajikan sebelum pelaksanaan strategi pembelajaran Small Group Discussion di
kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sebagai sarana dalam kegiatan
pembelajaran IPS.
2. Analisis Peran Guru
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
memposisikan guru sebagaimana mestinya yakni sebagai pengajar, sementara
komunikasi antara guru yang satu dengan yang lainnya, dengan kepala sekolah
55
maupun dengan siswa terlihat harmonis, terbukti ketika semua guru berada di
dalam ruangan yang sama terjalin keakraban antara satu sama lain. Hal ini sesuai
dengan UU (undang-undang) Nomor 14 tentang Guru dan Dosen yang
menyebutkan seorang guru harus memiliki kompetensi sosial yang mengharuskan
guru memiliki kemampuan komunikasi sosial yang baik dengan peserta didik,
sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota
masyarakat.
Sementara itu dalam pelaksanaan pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes dengan menggunakan strategi Small Group Discussion
peran guru menjadi sangat vital, peran dari guru yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator, mengindikasikan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran aktif, guru diposisikan sebagai fasilitator, yakni hanya
memfasilitasi kegiatan pembelajaran ketika siswa mengalamai kesulitan.
Sehingga siswa yang harus aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ketika pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes dengan menggunakan strategi Small Group Discussion berlangsung,
guru tidak begitu dominan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi siswa
yang aktif hal ini terlihat dari siswa yang mulai banyak bertanya kepada guru
yang bersangkutan maupun saling bertanya kepada teman.
b. Instruktur
Peran guru sebagai instruktur dalam kegiatan diskusi menekankan pada
pengarahan guru kepada tiap-tiap kelompok. Hal tersebut juga terlihat ketika
pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion berlangsung.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru terlihat mendekati kelompok demi
kelompok untuk membantu kesulitan yang dialami kelompok, maupun
menginstruksikan tiap-tiap kelompok untuk menunjuk salah seorang
perwakilan kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusi bersama
kelompoknya.
56
c. Mediator
Peran guru sebagai mediator dalam kegiatan diskusi menekankan pada
Menengahi kegiatan diskusi ketika siswa mengalami perbedaan pendapat dan
terlibat adu mulut. Jika guru tidak menjadi penengah, yang terjadi dalam kelas
adalah kegaduhan suasana kelas.
Ketika pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes dengan menggunakan strategi Small Group Discussion, guru terlihat
memposisikan dirinya sebagai mediator, terlihat ketika ada beberapa siswa
yang berbeda pendapat yang mengakibatkan perdebatan panjang yang
berujung pada pertengkaran khas usia anak MI, yang berujung dengan saling
mengejek satu sama lain, guru mapel IPS berusaha menenangkan dan
menengahi pertengkaran mereka.
Ketiga peran tersebut ketika pembelajaran IPS kelas VI dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion sudah dilaksanakan oleh guru
mata pelajaran IPS kelas VI sesuai dengan tuntutan. Sehingga menjadikan siswa
lebih termotivasi untuk lebih mengembangkan potensi yang ada di dirinya karena
dengan menggunakan pembelajaran aktifpun guru masih mendampingi dan
memperlihatkan sikap yang kooperatif.
3. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
Alokasi waktu mata pelajaran IPS yang hanya 2x35 (dua kali tiga puluh
lima) menit tiap minggu memaksa guru mata pelajaran IPS lebih banyak
menghabiskan waktu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
konvensional, namun sebenarnya guru harus mendukung penuh kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran aktif.
Apabila seorang guru mendukung penuh terhadap strategi pembelajaran aktif,
maka salah satu strategi Small Group Discussion bisa digunakan sebagai alat
bantu untuk menunjang keberhasilan mengajar dan mengadakan variasi dalam
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pelaksanaan pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah
Jatiroekh Songgom Brebes secara prosedural sebagian besar sudah dilaksanakan
57
sesuai dengan apa yang telah direncanakan secara tertulis didalam RPP (rencana
pelaksanaan pembelajaran), Hal ini terlihat dari pelaksanaan pembelajarannya itu
sendiri mulai dari menerangkan prosedur pelaksanaan pembelajaran, membagi
kelas dalam kelompok-kelompok kecil serta meminta perwakilan kelompok untuk
maju dan mempresentasikan hasil diskusi bersama dengan kelompoknya.
Hal yang terlihat tidak sesuai dengan rancangan tertulis adalah dalam hal
pemetaan waktu, alokasi waktu untuk satu kegiatan pembelajaran IPS yang
tertuang dalam RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) adalah 70 (tujuh puluh)
menit. Walaupun setiap tahapan kegiatan pembelajaran sudah dipetakan
waktunya, namun dalam prakteknya setiap tahapan kegiatan pembelajaran alokasi
waktu tidak sesuai dengan yang telah direncanakan dalam RPP (rencana
pelaksanaan pembelajaran), hal ini dikarenakan beberapa sebab yaitu:
a. Guru lebih mengikuti arus pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, guru
tidak memperhatikan efisiensi waktu yang telah direncanakan, akan tetapi
guru terlihat menunggu sampai siswa selesai mengerjakan soal
b. Siswa masih ada yang terlihat kebingungan dalam menjawab soal sehingga
memerlukan waktu yang lama dalam mendiskusikan jawaban bersama dengan
kelompoknya
c. Masih ada siswa yang sibuk bermain sendiri, sehingga ketika guru menegur
siswa yang sibuk bermain sendiri, siswa yang lain tidak fokus lagi kepada soal
yang harus dikerjakan melainkan semua perhatian tertuju kepada siswa yang
ditegur
Guru mata pelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sadar
bahwa pembelajaran IPS tidak mungkin hanya diberikan dengan hafalan konsep
dan fakta. Akan tetapi harus dilaksanakan dengan kegiatan diskusi agar menjadi
bekal bagi mereka menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya sehingga siswa
tidak asing lagi dengan kegiatan diskusi yang melatih kemampuan komunikasi
antar siswa maupun keterampilan berbicara didepan umum.
Pelaksanaan kegiatan Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di
kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes baik secara konsep maupun
58
praktek sudah terlaksana sesuai dengan konsep langkah-langkah dalam penerapan
strategi Small Group Discussion, hal ini terlihat dalam:
1) Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru membagi siswa menjadi 4
(empat) kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 (lima) orang,
pembagian kelompok didasarkan pada urutan bangku.
2) Guru membagi soal studi kasus yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, soal yang diberikan adalah soal yang ada dalam Buku
Sekolah Elektronik yang merupakan buku pegangan guru.
3) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok untuk menjawab dan
mendiskusikan soal yang telah diberikan.
4) Guru mengawasi tiap kelompok dengan berjalan mengelilingi tiap kelompok
untuk memastikan semua siswa memberikan sumbangsih ide maupun
pendapatnya dan menegur siswa yang tidak ikut terlibat dalam kerja
kelompok.
5) Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil
diskusinya ke depan kelas.
Ketika guru memerintahkan perwakilan kelompok untuk maju dan
mempresentasikan hasil diskusinya, siswa terlihat saling menunjuk satu sama
lain untuk maju ke depan kelas. dua Perwakilan kelompok dari empat
kelompok yang ada merupakan siswa yang maju secara terpaksa karena
ditunjuk oleh temannya.
6) Setelah kegiatan diskusi kelompok kecil selesai, guru memberikan klarifikasi
yang berupa pemberian jawaban atas soal-soal yang ada, sekaligus bersama-
sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran serta memberikan tugas
yang berupa (PR) pekerjaan rumah.
Terlepas dari langkah kegiatan pembelajaran Small Group Discussion
yang sudah sesuai dengan langkah-langkah secara teoritis, dalam pelaksanaannya
masih ada hal yang perlu dibenahi dalam penerapan strategi Small Group
Discussion kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, yaitu:
a. Siswa laki-laki masih ada yang sibuk bermain sendiri dan mengganggu
aktivitas teman yang lain, hal itu juga yang membuat kebisingan dalam kelas.
59
b. Siswa terlihat masih bingung tentang prosedur pembelajarannya, walaupun
sebelumnya guru telah menerangkan secara detail. Hal ini menurut peneliti
masih wajar karena mereka belum terbiasa dengan pembelajaran diskusi
kelompok kecil.
c. Guru harus lebih tegas dengan memberikan teguran dalam mengatasi siswa
yang masih sibuk dengan permainannya.
d. Siswa masih terlihat saling tunjuk satu sama lain untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas.
e. Siswa masih terlihat malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusinya, hal
ini bisa disiasati dengan sering melaksanakan kegiatan diskusi dalam setiap
pembelajaran.
Adapun strategi Small Group Discussion yang diterapkan di kelas VI MI
Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes pada mata pelajaran IPS bertujuan untuk
melatih siswa mengungkapkan ide/gagasannya baik di dalam kelompok maupun
di depan kelas. Sehingga bisa menjadi bekal bagi mereka dalam memecahkan
masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan kemasyrakatan agar menjadi warga negara yang baik.
4. Analisis Evaluasi Pembelajaran
Bentuk evaluasi secara umum yang digunakan di MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes telah mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak semua guru menggunakan
tiga ranah tersebut untuk mengadakan evaluasi, kebanyakan guru hanya
menggunakan aspek kognitif untuk mengadakan evaluasi.
Alasan guru MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes hanya mengadakan evaluasi
kognitif adalah sebagai berikut:
a. Guru terlihat malas jika harus membuat instrumen dalam evaluasi proses.
b. Guru beranggapan bahwa tidak semua mata pelajaran dapat diadakan dengan
tes psikomotor.
c. Sebagian besar guru menganggap mengajar adalah menyampaikan konsep dan
fakta, sehingga bentuk evaluasi dalam bentuk soal kognitif. Hanya sebagian
kecil guru yang mengajar dengan diselingi strategi pembelajaran aktif.
60
d. Sebagian besar guru terbiasa menggunakan evaluasi kognitif dan hal ini
dianggap mempermudah pekerjaan guru, karena biasanya soal ada dalam LKS
sehingga guru tidak perlu repot-repot dalam membuat soal.
Sedangkan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small
Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, Guru tidak
hanya menggunakan aspek kognitif, akan tetapi juga aspek afektif. Aspek
kognitif, dengan memberikan soal, diantaranya adalah:
a. Soal pilihan ganda
b. Soal isian
c. Soal uraian
Semua bentuk soal tersebut diambil dari LKS (lembar kerja siswa) maupun buku
pegangan guru. Soal-soal tersebut merupakan soal tentang pemahaman aspek
kognitif yang berupa pemahaman konsep/ fakta yang berkaitan dengan materi.
Soal-soal tersebut juga digunakan sebagai kuis yang dilaksanakan sebelum
pembelajaran inti, hal ini digunakan untuk mengetes ingatan siswa tentang materi
sebelumnya, soal-soal tersebut juga digunakan sebagai penilaian produk yang
berupa tugas atau PR yang diberikan ketika pembelajaran usai.
Selain aspek kognitif, untuk mengadakan evaluasi pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion juga terdapat evaluasi
aspek afektif. Evaluasi afektif yaitu penilaian proses yang berupa sikap siswa
dalam kegiatan pembelajaran dan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Sebelum mengadakan pembelajaran, guru sebelumnya sudah membuat
sepuluh instrumen evaluasi proses yang nantinya dijadikan sebagai bahan
pedoman dalam menilai aspek afektif siswa. Evaluasi afektif dilaksanakan oleh
guru mata pelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes agar
setelah proses pembelajaran selesai, siswa tidak hanya sekedar menghafal
konsep/fakta melainkan juga tercermin dalam tingkah laku siswa baik ketika
pembelajaran berlangsung maupun ketika pembelajaran usai.
Namun dalam mengadakan evaluasi pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh
61
Songgom Brebes ini, ranah psikomotor tidak digunakan oleh guru yang
bersangkutan dengan beberapa alasan, diantaranya adalah:
a. Sulit untuk mengukurnya, karena setelah pembelajaran usai tidak diadakan
tindak lanjut.
b. Sulit untuk menentukan instrumen penilaiannya
c. Aspek psikomotor jarang dilaksanakan sehingga guru hanya terbiasa dengan
menggunakan aspek kognitif dan afektif saja.
Dalam praktenya, harusnya guru mata pelajaran IPS tetap menggunakan
evaluasi psikomotor, karena dengan adanya evaluasi psikomotor, guru dapat
mengetahui keterampilan yang didapat siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini dapat bermanfaat bagi siswa untuk membekali siswa
keterampilan sosial yang bisa bermanfaat dalam kehidupan masyarakat, berbangsa
dan bernegara yang mampu menghadapi masalah sosial dalam kehidupannya
kelak.
B. Problematika dalam Pembelajaran IPS dengan menggunakan Strategi
Small Group Discussion di kelas VI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Suatu pembelajaran agar mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang
diharapkan, banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah strategi
pembelajaran yang digunakan, materi yang diberikan, lingkungan dan sarana
belajar serta pendidik dan peserta didik. Keberhasilan strategi Small Group
Discussion dalam kegiatan pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes didukung oleh beberapa faktor pendukung yang menunjang
kegiatan pembelajaran, faktor pendukung dan penghambat tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Guru yang bersangkutan mau untuk menggunakan stratetgi-strategi
pembelajaran aktif, khususnya strategi pembelajaran Small Group
Discussion sehingga dalam pembelajaran IPS tidak hanya menggunakan
metode ceramah akan tetapi ada variasi dalam kegiatan pembelajaran,
walaupun dalam prakteknya strategi pembelajaran Small Group
62
Discussion jarang dilaksanakan, strategi ini digunakan kurang lebih dua
kali dalam sebulan.
b. Antusiasme siswa kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dalam
mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small
Group Discussion, hal ini terlihat dari aktivitas bertanya dan berdiskusi
siswa, siswa merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran karena proses
pembelajaran tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini
dibuktikan dengan setelah proses pembelajaran, beberapa siswa
menyatakan hal demikian yakni merasa senang dan melatih keberanian
dalam berpendapat dan berbicara didepan kelas.1
c. Adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Hal tersebut terlihat ketika pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion berlangsung
guru terlihat membantu kelompok yang mengalami kesulitan dalam
menjawab soal maupun siswa yang mau dan bersedia mendengarkan
penjelasan guru.
2. Faktor Penghambat
a. Materi dari mata pelajaran IPS yang terlalu banyak sehingga jika kegiatan
pembelajaran IPS dilakukan dengan diskusi kelompok kecil, maka materi
pelajaran tidak tercapai. Hal ini yang menjadikan guru yang bersangkutan
lebih banyak menggunakan metode ceramah dengan alasan:
1) Kelas VI yang harus mengejar materi karena harus konsentrasi
terhadap ujian nasional.
2) Dengan menggunakan metode ceramah, materi akan cepat selesai,
karena guru hanya menerangkan, siswa mendengarkan atau bisa juga
siswa hanya disuruh membaca materi sendiri, kemudian menanyakan
hal yang belum paham.
1 Hasil wawancara dengan Sri Wijayanti (siswi kelas VI B), dikutip tanggal 17 Februari
2012
63
b. Ketika pembelajaran IPS menggunakan strategi Small Group Discussion
dilaksanakan, maka akan banyak menyita waktu. Menyita waktu yang
dimaksud disini adalah:
1) Kegiatan diskusi bisa melebar pembahasannya sehingga waktu akan
terbuang untuk pembahasan yang tidak seharusnya dibahas.
Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini yang menjadikan diskusi
menjadi banyak menyita waktu, akan tetapi guru yang bersangkutan
langsung tanggap dan mengembalikan pembahasan diskusi kepada
pokok permasalahan.
2) Pada saat kelompok mengerjakan soal yang telah diberikan, guru mata
pelajaran IPS lebih banyak menunggu sampai siswa selesai
mengerjakan soal, guru yang bersangkutan membuang waktu 10
(sepuluh) menit untuk menunggu hasil jawaban siswa, padahal waktu
yang seharusnya untuk hanya menjawab soal adalah 20 (dua puluh)
menit, akan tetapi melebar menjadi 30 (tiga puluh) menit.
c. Tidak semua siswa kelas VI dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion, sehingga bisa
dikatakan diskusi kurang efektif ketika diterapkan. Ketidak aktifan siswa
tersebut terlihat ketika dalam kegiatan pembelajaran masih ada siswa yang
lebih baik diam dan bermain sendiri sehingga tidak menyumbangkan ide
dalam kelompoknya.
d. Siswa kurang faham dengan skenario pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion, walaupun sebelumnya
sudah diterangkan tentang langkah-langkah kegiatan pembelajarannya
oleh guru yang bersangkutan, namun siswa masih banyak yang terlihat
kebingungan.
e. Siswa terlihat kesulitan dalam menjawab soal, karena soal yang biasanya
diberikan oleh guru mata pelajaran IPS adalah soal-soal uraian yang ada di
LKS (lembar kerja siswa), Sedangkan ketika menggunakan strategi Small
Group Discussion, soal berupa soal studi kasus yang ada di buku paket
pegangan guru, sehingga siswa kesulitan dalam menjawab dan
64
menganalisis soal. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwasannya
keterampilan (skill) siswa dalam menelaah soal agak kurang karena
memang guru jarang melatih keterampilan siswa dalam hal analisis soal.
f. Siswa masih terlihat malu-malu dalam mengungkapkan ide/gagasannya.
Hal ini yang menjadi kendala tersendiri dimana dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi Small Group Discussion
siswa yang harusnya lebih aktif daripada guru dalam kegiatan
pembelajaran. Akan tetapi kenyataan itu muncul ketika pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-
Falah Jatirokeh Songgom Brebes.
g. Siswa saling menunjuk temannya satu sama lain ketika disuruh untuk
untuk membacakan/ mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Ketika hal itu terjadi, guru yang bersangkutan akhirnya menunjuk
beberapa perwakilan siswa untuk maju mewakili kelompoknya.
Demikian merupakan faktor pendukung dan penghambat yang ada dalam
kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion
kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes.
3. Upaya mengatasi Problematika
Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group
Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes tidak bisa lepas
dari berbagai kendala yang muncul seperti yang telah dijelaskan di atas. Untuk
mengatasi problematika tersebut, yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS
kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes adalah dengan cara kegiatan
diskusi sering dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran IPS sehingga bisa
melatih keberanian siswa untuk mengutarakan pendapatnya di depan umum, hal
ini tentunya sesuai dengan tujuan dari IPS yang mempelajari masalah sosial dan
hidup perlu bersosialisasi dengan orang lain.
Untuk mengatasi permasalahan waktu bisa disiasati dengan jika kegiatan
diskusi sudah keluar dari apa yang seharusnya dibahas, maka guru bisa langsung
menyela. Bisa juga dibuat pembagian waktunya agar kegiatan diskusi tidak lagi
menyita waktu.
65
C. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Small Group Discussion dalam
Penerapan Pembelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Banyaknya metode maupun strategi yang dewasa ini di tawarkan,
mengindikasikan kepada seorang pendidik untuk dapat memilih mana yang
sekiranya cocok diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan strategi
pembelajaran juga harus melihat apakah sesuai dengan materi atau tidak/ apakah
dengan menggunakan strategi pembelajaran tersebut akan dapat memahamkan
siswa, karena tidak ada sebuah strategi yang sempurna dan paling cocok, yang ada
adalah antara strategi yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi karena
sebuah strategi pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing.
Berdasarkan hasil penerapan strategi Small Group Discussion pada mata
pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, strategi Small
Group Discussion ini juga tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan, diantara
kelebihan dan kekurangan itu antara lain sebagai berikut:
1. Kelebihan Strategi Small Group Discussion ketika diterapkan dalam
pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
a. Membuat kegiatan pembelajaran menjadi aktif, karena siswa tidak hanya
mendengarkan penjelasan guru, akan tetapi siswa diberi kesempatan untuk
mengungkapkan ide dan gagasannya.
b. Mengajarkan kepada siswa agar mau menghargai pendapat orang lain dan
saling bekerjasama dengan teman yang lain. Ketika hal ini diaplikasikan
dalam kegiatan Small Group Discussion, siswa secara tidak langsung
belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan belajar bekerjasama
dalam mengerjakan soal.
c. Dapat melatih dan mengembangkan sikap sosial dan demokratis bagi
siswa. Hal ini bisa dilatih dengan kegiatan diskusi kelompok kecil sedari
dini sejak usia MI, hal inilah yang menjadikan guru mata pelajaran IPS
menggunakan strategi Small Group Discussion, dengan seringnya
menggunakan strategi ini siswa semakin paham tentang arti dari hidup
sosial serta bisa bersikap demokratis dalam menghadapi masalah.
66
d. Bisa meningkatkan keterampilan berkomunikasi bagi siswa. Siswa yang
biasanya hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru, kurang melatih
komunikasi antara siswa dengan guru maupun dengan siswa yang lain.
Dengan menggunakan strategi Small Group Discussion ini komunikasi
antara siswa dengan guru maupun antar siswa akan terjalin lebih intens.
e. Mengembangkan pengetahuan mereka, karena bisa saling bertukar
pendapat dan pengetahuan antar siswa baik dalam kelompoknya maupun
dengan kelompok yang lain. Dengan kegiatan diskusi kelompok kecil
pengetahuan siswa tidak hanya berasal dari guru akan tetapi berasal dari
siswa lain juga, hal ini berbeda ketika guru menggunakan metode
ceramah, yang menjadi sumber informan hanya guru.
2. Kekurangan Strategi Small Group Discussion ketika diterapkan dalam
pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
a. Dengan kegiatan Small Group Discussion pembelajaran akan lebih banyak
menyita waktu, hal ini dikarenakan pembahasan pada kegiatan diskusi bisa
saja keluar dari apa yang seharusnya dibahas sehingga waktu akan lebih
lama, inilah yang menjadi tugas guru ketika kegiatan diskusi kiranya
sudah keluar dari apa yang seharusnya dibahas, maka guru harus bersikap
tegas dan mengembalikan perdebatan siswa kepada persoalan yang
sebenarnya harus dibahas.
b. Siswa yang kebetulan mendapatkan kelompok dengan siswa yang boleh
dikatakan pandai, akan menimbulkan ketergantungan pada kelompoknya,
sehingga dia hanya mengandalkan teman satu kelompok untuk menjawab
dan mendiskusikan soal yang telah diberikan, sehingga peran siswa
tersebut dalam kelompok tidak memberikan sumbangsih ide/ gagasannya.
c. Pembagian kelompok yang sesuai urutan bangku siswa mengakibatkan ada
dua kelompok yang paling mendominasi dalam kegiatan pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-
Falah Jatirokeh Songgom Brebes ini, sementara kelompok yang lain tidak
memberikan kontribusi yang berarti, mereka tidak terlalu memberikan
sumbangsih ide/pendapatnya yang berarti.
67
d. Ketika pembelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes ini menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion,
kelas yang biasanya kondusif ketika guru menerangkan materi, berubah
menjadi kelas yang ramai dan penuh kebisingan, dan pembagian kelas
menjadi 4 (empat) kelompok Membuat guru sulit jika harus mengawasi
siswa dari depan kelas, akan tetapi guru harus berkeliling mengelilingi
kelompok sehingga dirasa pekerjaan guru menjadi lebih berat karena
perhatian guru bukan hanya pada individu masing-masing siswa
melainkan kelompok juga tidak luput dari perhatian guru.
Dengan berbagai kekurangan tersebut, sekiranya kelebihan-kelebihan itu
bisa menutupi kekurangan yang ada. Disinilah seorang guru harus mampu
meminimalisir kekurangan yang ada dengan cara kegiatan diskusi sering
dilaksanakan agar siswa lebih faham dan terbiasa melaksanakan prosedur kegiatan
diskusi kelompok kecil sehingga kekurangan-kekurangan yang ada bisa
diminimalisir keadaannya dengan kelebihan yang ada.
68
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berawal dari sebuah permasalahan yang penulis angkat dalam skripsi ini,
lalu penulis kuatkan dengan beberapa landasan teori, kemudian dibuktikan dengan
mengadakan penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan
bukti nyata dari suatu pernyataan yang diajukan. Kemudian berdasarkan hasil
penelitian dan landasan teori yang ada, maka pada akhir skripsi ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group
Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes secara
prosedural sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan secara tertulis dalam rencana pelaksananaan pembelajaran
(RPP), yaitu: mulai dari menerangkan prosedur pelaksanaan pembelajaran,
membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil serta meminta perwakilan
kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusi. Dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Small Group
Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes telah
terlaksana sesuai dengan konsep dan langkah-langkah dalam penerapan
strategi Small Group Discussion.
2. Problematika yang dihadapi dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan
strategi Small Group Discussion berkisar pada: siswa kurang faham dengan
skenario pembelajaran, siswa kesulitan dalam menjawab soal, siswa terlihat
malu-malu dalam mengungkapkan pendapatnya, serta siswa saling tunjuk
ketika diperintahkan untuk maju mewakili kelompoknya di depan kelas. Hal
yang bisa dilakukan untuk mengatasi problematika dalam penerapan strategi
Small Group Discussion adalah dengan cara kegiatan diskusi sering
dilaksanakan, sehingga dapat melatih keberanian siswa untuk mengutarakan
pendapatnya di depan umum dan melatih keterampilan (skill) berdiskusi sejak
dini. Sementara itu guru juga terlihat kurang dapat mengelola dan terampil
69
dalam pengelolaan kelas sehingga kegiatan pembelajaran menghabiskan
banyak waktu. Sehingga yang harus dilakukan adalah meningkatkan
kompetensi guru dalam pengelolaan kelas dan waktu agar proses
pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.
B. Saran
Mengingat betapa pentingnya beberapa strategi pembelajaran aktif yang
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
mengembangkan potensi, serta mewujudkan suatu pembelajaran yang melibatkan
keaktifan siswa secara penuh dalam pembelajaran, maka dalam hal ini penulis
memberikan beberapa saran yang berhubungan dengan permasalahan diatas.
Saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru
a. Guru harus lebih memiliki persiapan yang matang dalam membuat
perencanaan pembelajaran.
b. Guru harus lebih tegas dalam menanggapi siswa yang masih sibuk dengan
aktivitas bermain.
c. Guru harus memperhatikan efisiensi waktu sehingga waktu yang telah ada
dalam perencanaan pembelajaran bisa dilaksanakan dengan baik.
2. Siswa
a. Tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu suasana kelas
sehingga kelas semakin gaduh.
b. Disiplin waktu dan mempelajari kembali materi yang telah diajarkan guru.
c. Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir.
3. MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Memberikan perhatian yang lebih terhadap pembelajaran yang
berbasiskan inovatif dan kreatif sehingga mampu mendorong siswa lebih
semangat dalam belajar.
4. Orang tua
a. Harusnya benar-benar mengontrol kegiatan belajar siswa didalam rumah.
b. Memberikan dukungan dan pendampingan ketika siswa belajar dirumah.
70
5. Masyarakat
Mendukung penuh terhadap pendidikan, karena pada dasarnya
pendidikan adalah sarana mengembangkan potensi peserta didik.
C. Penutup
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Dengan disertai doa, semoga
skripsi sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi
pembaca pada umumnya.
Sebagaimana pada umumnya karya setiap manusia tentu tidak ada yang
sempurna, oleh karena itu penulis sangat menyadari akan adanya hal itu, sehingga
penulis mengharapkan kritik yang inovatif serta saran yang konstruktif dari para
pembaca, mengingat skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada
kita semua dan memberikan kemanfaatan yang besar pada skripsi yang penulis
susun dengan segenap kemampuan ini. Amin ya Rabbal Alamin..
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Sa’dun, Sriwiyana Hadi, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
IPS, Yogyakarta: Cipta Medika, 2010.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Azis, Sholeh Abdul, dan Madjid, Abdul Azis Abdul, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-
Tadrisi, Mesir: Darul Ma’arif, 1979
Eko Purwana, Agung, et.al., Pembelajaran IPS MI, ttp (tanpa tempat terbit):
LAPIS PGMI, 2009.
H, Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan,
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009.
Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba
Humanika, 2010.
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
----------, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Mujis Daniel, Reynolds David, Effective Teaching, Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
PERMENDIKNAS RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
----------, Pendidikan IPS, Bandung: CV Yasindo Multi Aspek, 2008.
Sardjiyo, dkk, Pendidikan IPS di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.
Silberman, L Melvin, Active Learning, Boston: Allyn and Bacon, 1996.
Slavin E, Robert, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek, Terj. Lita,
London: Allymand Bacon, 2005.
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:
RaSSAIL, 2008.
Soenarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 2006.
Subroto, Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D, Bandung: CV Alfabeta, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Prenada
Media Group, 2009.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen, Jakarta: DEPDIKNAS, 2005.
Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008.
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN
SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA
PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH
JATIROKEH SONGGOM BREBES
Nama : Wiwi Dadahri
NIM : 083911011
Jurusan : PGMI
Program Studi : PGMI
telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, Juni 2012
DEWAN PENGUJI
Penguji I, Penguji II ,
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd Dra. Ani Hidayati, M.Pd
NIP. 19570202 199203 2001 NIP. 19611205 199303 2001
Penguji I, Penguji IV,
Drs. Achmad Sudja’i, M.Ag Drs. Sajid Iskandar Setyohadi
NIP. 19511005 197612 1001 NIP. 19480212 198703 1001
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd Dr. Ahwan Fanani, M.Ag
NIP. 19570202 199203 2 001 NIP. 1978093302003121001
PEDOMAN DOKUMENTASI
Pengumpulan data dokumentasi di lakukan dengan cara wawancara
kepada pihak terkait dan informasi yang berupa dokumen dalam bentuk laporan.
Gambaran umum MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
1. Tujuan Historis
� Sejarah berdirinya
� Visi dan misi
2. Letak geografis
� Nama sekolah
� Letak daerah
� Luas wilayah
3. Struktur organisasi MI Al-Falah Jatirokeh
4. Kondisi guru dan siswa
� Jumlah tenaga pendidik dan karyawan di MI Al-Falah Jatirokeh
� Jumlah siswa dan guru tahun ajaran 2011/2012
5. Kondisi sarana dan pra sarana
� Sarana dan pra sarana pendidikan di MI Al-Falah Jatirokeh
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dengan Guru mata pelajaran IPS
1. Strategi apa yang biasanya dipakai dalam pembelajaran IPS di MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes?
2. Apa saja perencanaan yang anda lakukan dalam penerapan strategi Small
Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)?
3. Bagaimana cara anda mengelola kelas dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion?
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi
Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes?
5. Bagaimana bentuk evaluasi dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan
strategi Small Group Discussion di MI AL-Falah Jatirokeh Songgom Brebes?
6. Apa saja problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi Small Group
Discussion dalam pembelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes & bagaimana upaya mengatasinya?
Wawancara dengan peserta didik kelas VI
1. Menurut pendapatmu bagaimana proses pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)?
2. Apakah keuntungan yang kamu peroleh ketika guru menggunakan strategi
Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)?
3. Kendala apa saja yang kamu hadapi ketika guru menggunakan strategi Small
Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil) dalam pembelajaran IPS?
4. Menurut pendapatmu apakah kekurangan dari strategi Small Group
Discussion ketika diterapkan dalam pembelajaran IPS?
HASIL OBSERVASI NILAI PROSES KELAS VI A MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES
No Nama Nilai proses
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Abdul aziz
2 Aris wanto
3 Atika FZ
4 Khasannudin
5 Khomisatun musyarofah
6 Listiyawati
7 Moh. Riyawan
8 Moh. Zaenuri yazen
9 Moh. Bagus qunullah
10 Moh. Muhtadho
11 Samsul ma’arif
12 Siti taronah
13 Imam tantowi
14 Supri yatno
15 Yumniatul yumna
16 Ratna sari
17 Khoerun Nisa
18 Iis samaiyah
19 Moh. Faisal Amin
20 Mufidah
HASIL OBSERVASI NILAI PROSES KELAS VI B MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES
No Nama Nilai proses
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ayu maesaharani
2 Wulandari
3 A.Faik setiawan
4 A.Wahyudin
5 Abdul wahab
6 Budi hartono
7 Maulana haya
8 Husni mubarok
9 Inayah
10 M.Musmulyadi
11 M.Tasirin
12 Najwa fikri zuhri
13 Putri silvia. N.
14 Samsul falah
15 Santi
16 Sri wijayanti
17 Toriqotun niam
18 Taryanti
19 Triyani
20 sohibi
BENTUK INSTRUMEN EVALUASI PROSES
No Sikap yang diamati Ya Tidak
1 Saling membantu dalam kerja kelompok
2 Memperhatikan usulan teman
3 Memberikan masukan dalam kerja kelompok
4 Tidak bermain sendiri
5 Saling bertanya
6 Membaca bahan materi
7 Tidak menyela anggota lain saat berbicara
8 Aktif menjawab pertanyaan dari kelompok lain
9 Tidak membuat gaduh dalam kelompok
10 Aktif bertanya
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Sekolah : MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Mata Pelajaran : Pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small
Group Discussion
Nama Guru : Setiawati Sintha ED, S.Pd
No Yang diamati Ya Tidak Keterangan
1
Persiapan Guru dalam pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Small
Group Discussion
a. Guru membuat Silabus dan RPP
sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran
b. Guru mempersiapkan anak didik
c. Guru mensetting ruangan kelas
2
Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi Small Group
Discussion
a. Menerangkan materi
b. Tanya jawab
c. Penugasan
d. Kerja kelompok
e. Diskusi kelas
f. fasilitator
g. Klarifikasi & kesimpulan
3
Penutup
a. Memberi tugas
b. Do’a bersama
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Hal : Nilai Bimbingan Skripsi
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kami beritahukan bahwa setelah kami selesai membimbing skripsi Saudara:
Nama
NIM
Judul
:
:
:
Wiwi Dadahri
083911011
Implementasi Strategi Pembelajaran Small Group Discussion Pada
Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes
Maka nilai bimbingannya adalah : ................ ( ...................................................)
Catatan pembimbingan: 1..........................................................................................
2. ........................................................................................
Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 11 Mei 2012
Pembimbing I
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd
NIP. 19570202 199203 2 001
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Hal : Nilai Bimbingan Skripsi
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kami beritahukan bahwa setelah kami selesai membimbing skripsi Saudara:
Nama
NIM
Judul
:
:
:
Wiwi Dadahri
083911011
Implementasi Strategi Pembelajaran Small Group Discussion Pada
Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes
Maka nilai bimbingannya adalah : ................ ( ...................................................)
Catatan pembimbingan: 1..........................................................................................
2. ........................................................................................
Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 12 Mei 2011
Pembimbing II
Dr. Ahwan Fanani, M.Ag
NIP. 1978093302003121001
TRANSKIP WAWANCARA
Wawancara dengan Guru mata pelajaran IPS pada tanggal 17 Februari 2012
1. Strategi apa yang biasanya dipakai dalam pembelajaran IPS di MI Al-Falah
Jatirokeh Songgom Brebes?
Strategi yang saya pakai dalam proses belajar mengajar khususnya pelajaran
IPS itu menggunakan ceramah, kadang-kadang juga menggunakan diskusi.
2. Apa saja perencanaan yang anda lakukan dalam penerapan strategi Small
Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)?
Dalam penerapan strategi diskusi kelompok kecil, yang saya rencanakan
adalah membuat Silabus, RPP dan tentunya membentuk kelompok.
3. Bagaimana cara anda mengelola kelas dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion?
Ketika pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group
Discussion kelas dibentuk menjadi 4 kelompok.
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi
Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes?
Setelah kelompok terbentuk, siswa mendiskusikan soal yang telah saya
bagikan kemudian siswa mempresentasikan di depan kelas kemudian siswa/
kelompok yang lain bisa menambahi.
5. Bagaimana bentuk evaluasi dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan
strategi Small Group Discussion di MI AL-Falah Jatirokeh Songgom Brebes?
Bentuk evaluasi yang digunakan diantaranya dengan membuka pertanyaan/
kuis, penilaian proses, mengerjakan LKS dan tugas yang berupa PR.
6. Apa saja problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi Small Group
Discussion dalam pembelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom Brebes & bagaimana upaya mengatasinya?
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi ketika menggunakan strategi Small
Group Discussion antara lain:
a. Tidak semua siswa aktif, sehingga diskusi ini kurang efektif
b. Kebanyakan anak masih belum bisa menelaah soal
c. Dengan diskusi kelompok kecil ini, banyak menyita waktu sehingga
efisiensi waktu dipertanyakan
d. Materi dari IPS sendiri yang terlampau banyak sehingga jika diskusi
dilaksanakan materi tidak tercapai karena waktu terbuang untuk kegiatan
diskusi.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ketika diterapkan
strategi Small Group Discussion secara umum yaitu dengan cara kegiatan
diskusi sering dilakukan sehingga bisa melatih keberanian siswa untuk
mengutarakan pendapatnya di muka umum, hal ini tentunya sesuai dengan
tujuan dari IPS yang mempelajari masalah sosial dan hidup perlu
bersosialisasi dengan orang lain. Untuk permasalahan waktu bisa disiasati
dengan jika kegiatan diskusi sudah keluar dari apa yang seharusnya dibahas,
maka guru bisa langsung menyela dan bisa juga dibuat pembagian waktunya
agar kegiatan diskusi idak lagi menyita waktu.
Wawancara dengan peserta didik kelas VI
1. Menurut pendapatmu bagaimana proses pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)?
a. Sri Wijayanti
Menyenangkan
b. Yumniatul Yumna
Senang,mudah, tidak ceramah terus
c. Moh. Faisal Amin
Bisa berpendapat, enak.
2. Apakah keuntungan yang kamu peroleh ketika guru menggunakan strategi
Small Group Discussion?
a. Sri Wijayanti
Membuat lebih pandai, mendapatkan pengetahuan baru, bisa
mengutarakan pendapat di depan kelas
b. Yumniatul Yumna
Senang, karena gurunya tidak hanya ceramah saja
c. Moh. Faisal Amin
Melatih keberanian berbicara di depan kelas
3. Kendala apa saja yang kamu hadapi ketika guru menggunakan strategi Small
Group Discussion dalam pembelajaran IPS?
a. Sri Wijayanti
Tidak bisa konsentrasi karena sebagian anak-laki sibuk dengan permainan
mereka
b. Yumniatul Yumna
Tidak mengerti apa maksud guru
c. Moh. Faisal Amin
Terlalu rame, tidak bisa konsentrasi
4. Menurut pendapatmu apakah kekurangan dari strategi Small Group
Discussion ketika diterapkan dalam pembelajaran IPS?
a. Sri Wijayanti
Terlalu ribet, soalnya terlalu susah
b. Yumniatul Yumna
Ada yang pinter ada yang tidak, ada yang mengerjakan ada yang tidak
c. Moh. Faisal Amin
Banyak yang main sendiri.
LAMPIRAN FOTO
FOTO SARANA PRA SARANA
FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN
STRATEGI SMALL GROUP DISCUSSION
LAMPIRAN FOTO
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Wiwi Dadahri
Tempat & Tanggal Lahir : Brebes, 01 April 1989
NIM : 083911011
Alamat Rumah : Ds. Tegallurung RT 004 RW 003 Kec.
Songgom Kab. Brebes 52266
Hp : 085210994778
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN Cenang IV Songgom Lulus Tahun 2002
2. MTS Ma’arif NU IV Songgom Lulus Tahun 2005
3. MAN Babakan Lebaksiu Tegal Lulus Tahun 2008
4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan PGMI 2008
Semarang, 11 Mei 2012
Peneliti,
Wiwi Dadahri
083911011