inben industri perbenihan melon

31
INDUSTRI PERBENIHAN SISTEM PERBENIHAN TANAMAN MELON PADA KELAS INDUSTRI BENIH CANGGIH PERUSAHAAN BENIH CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA) “Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Industri Perbenihan” Disusun Oleh Kelompok3: Ricardo P Rajagukguk 150510100105 Andhika Pamungkas 150510100118 Hana Aqmarina 150510100122 Dina Septriana 150510100 Helmi S Ramadhan 150510100203 AGROTEKNOLOGI - C FAKULTAS PERTANIAN 1

Upload: hana-aqmarina

Post on 02-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: INBEN industri perbenihan melon

INDUSTRI PERBENIHAN

SISTEM PERBENIHAN TANAMAN MELON PADA

KELAS INDUSTRI BENIH CANGGIH

PERUSAHAAN BENIH CV. MULTI GLOBAL

AGRINDO (MGA)

“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Industri Perbenihan”

Disusun Oleh Kelompok3:

Ricardo P Rajagukguk 150510100105

Andhika Pamungkas 150510100118

Hana Aqmarina 150510100122

Dina Septriana 150510100

Helmi S Ramadhan 150510100203

AGROTEKNOLOGI - C

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013

1

Page 2: INBEN industri perbenihan melon

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya

bekerja sebagai petani. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

memberikan kontribusi besar dalam perekonomian nasional, yaitu ditinjau dari

peranannya baik dalam perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, maupun

pemasukan devisa non migas.

Dalam dunia pertanian, untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan

kualitas baik harus digunakan benih yang berkualitas. Untuk mendapatkan benih

yang berkualitas, diperlukan kerjasama antara sektor pertanian dan sektor industri

untuk menciptakan suatu bentuk kegiatan usaha dalam produksi benih. Kerja sama

ini turut menyertakan para pemulia tanaman untuk menghasikan benih-benih

tanaman sayuran dan buah-buahan yang memiliki sifat unggul dari segi genetik,

adaptasi lingkungan, dan daya tahan terhadap hama. Sehingga tanaman yang

dihasilkan produksi serta kualitasnya tinggi.

Salah satu terobosan dalam bidang pertanian yang bergerak di bidang plant

breeding, produksi benih dan pemasaran benih yaitu di CV. Multi Global Agrindo

yang didirikan pada tahun 1998. Beberapa varietas unggul pada tanaman

hortikultura yang berhasil ditemukan di CV. MGA khususnya sayuran dan buah-

buahan. Jenis sayur di antaranya : kacang panjang, buncis, pare tomat, cabai dan

terung. Jenis buah: melon dan semangka. Varietas yang dihasilkan antara lain:

Melon Sumo 28, Mai 119, Mai 116, Ladika 108; Semangka Metal 206, Reddi

227, Redtop 212; Tomat Buba 426, Tia 403, Maestro 414; Kacang panjang Bapan,

Dadung Hijau, Rampak Hijau; Buncis Citra; Cabai Rekab, Pertiwi; Pare Mutia

747, Petra 756, Jamrud 707 dan Terong Jelita 568, Silia 505, Teho 555. Dengan

adanya pengembangan berbagai varietas baru, maka perusahaan akan lebih maju

dan dapat bersaing dengan perusahaan lain khususnya perusahaan yang bergerak

dibidang produksi benih hibrida atau F1.

2

Page 3: INBEN industri perbenihan melon

1.2 Tujuan

Menganalisis subsistem perbenihan di CV.MGA dan menganalisis

masalah serta memberikan rekomendasi dari pemecahan masalah tersebut.

1.3 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melalui studi

pustaka yang bersumber dari media elektronik.

3

Page 4: INBEN industri perbenihan melon

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Umum Perusahaan

2.1.1 Sejarah Umum Perusahaan

CV. Multi Global Agrindo (MGA) adalah badan usaha yang bergerak di

bidang perbenihan, khususnya bidang pemuliaan tanaman (Breeding). Kegiatan

Breeding (pemuliaan tanaman) di CV. Multi Global Agrindo (MGA) yang

berkedudukan di Karanganyar sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1980, akan

tetapi pada waktu itu belum menggunakan wadah yang bernama MGA. Pada

waktu itu kegiatan breeding mula-mula bertempat di rumah Bapak Mulyono

Herlambang di Jalan Raya Solo-Tawangmangu km.30, Desa Gerdu Blero,

Karangpandan kabupaten Karanganyar. Jantung dari kegiatan breeding ini adalah

R&D (Riset and Development). R&D adalah kegiatan penelitian dan

pengembangan varietas baru, maksudnya setelah CV. MGA

mengadakanpenelitian-penelitian terhadap varietas baru, varietas tersebut

dikembangkan menjadi varietas-varietas unggul berkualitas tinggi. Akibat

besarnya pembiayaan R&D ini, kegiatan pemuliaan tanaman di CV. MGA sempat

mengalami kemandegan karena kekurangan pembiayaan. Akan tetapi pada tahun

1993 oleh Bapak Mulyono Herlambang yang tidak lain adalah pendiri CV. MGA,

kegiatan pemuliaan tanaman tersebut dihidupkan kembali. Baru pada tahun 1998

didirikanlah CV. Multi Global Agrindo (MGA) sebagai wadah kegiatan

pemuliaan tanaman, yang berkedudukan di Karanganyar tepatnya di Jalan Raya

Solo-Tawangmangu Km.30, Desa Gerdu Blero, Karangpandan Kabupaten

Karanganyar. CV. MGA memasarkan produknya dengan merek “Tunas Berlian”.

CV Multi Global Agrindo mempunyai lahan produksi ± 10 Ha. Lahan

tersebut merupakan lahan kepemilikan sendiri dan lahan sewaan yang tersebar di

daerah karanganyar. Lahan MGA antara lain terletak di daerah Singit, Bangsri,

Bolong, Salam dan STA (Sub Terminal Agribisnis). Dengan awal produksi benih

tahun 2004 dan mulai pemasaran tahun 2005 yang tersebar baik di pulau Jawa

maupun di luar pulau Jawa dan bahkan sampai ke luar negeri seperti Jepang.

Meskipun baru berdiri ± 11 tahun namun CV MGA telah banyak menerima

4

Page 5: INBEN industri perbenihan melon

penghargaan antara lain: tahun 2003 Pengembangan Usaha Hortikultura dari

Dirjen Bina Produksi Hortikultura, tahun 2004 Pengembangan benih Hortikultura

dari Presiden RI, tahun 2004 SIDDHA KERTA dari Menteri Negara Riset dan

Teknologi serta tahun 2005 Pemulia Tanaman dari HKTI. Dengan latar belakang

ini maka CV. MGA diharapkan bisa berperan sebagai pelopor Breeding di

Indonesia untuk menghasilkan benih unggul hibrida (F1) bermutu tinggi yang

dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun luar negeri.

2.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi CV. Multi Global Agrindo :

2.1.3 Ruang Lingkup Usaha

Sebagaimanadisebutkandalam Anggaran Rumah Tangga-nya, CV. Multi

Global Agrindo (MGA) bergerak dalam bidang konsultan, perdagangan hasil

bumi, kontraktor, dan perbenihan. Akan tetapi sekarang ini CV. Multi Global

Agrindo (MGA) lebih menfokuskan kegiatan usahanya dalam bidang perbenihan,

5

Page 6: INBEN industri perbenihan melon

dengan melakukan pemuliaan tanaman (breeding).Berikut ini urutan langkah-

langkah kerja breeding (pemuliaan tanaman) yang dilakukan oleh CV. Multi

Global Agrindo (MGA) :

1. Pegumpulan plasma nuftah

2. Penggaluran

3. Test Cross (istilah CV. MGA)

4. Tes Kombinasi (istilah CV. MGA)

5. Seleksi calon varietas

6. Uji multi Lokasi

7. Pelepasan Varietas

8. Produksi benih

9. Sertifikasi benih

10. Pemasaran

Sejalan dengan R&D yang tidak henti-hentinya dilakukan oleh CV. Multi

Global Agrindo (MGA) dalam kurun waktu kurang lebih 12 tahun antara tahun

1993-2005 telah menghasilkan 24 varietas baru. Penemuan varietas baru ini

merupakan akumulasi pula dari kegiatan R&D tahun-tahun sebelumnya semenjak

tahun 1980.Dari 24 varietas baru yang lahir, telah terdapat 10 varietas baru yang

telah dilepas/mendapat SK Menteri Pertanian dan 14 varietas telah diajukan untuk

proses pelepasan varietas. Varietas tersebut antara lain :

1. Terong : JELITA dan SI LILA.

2. Melon : MAI 116, MAI 119, SUMO, LADIKA.

3. Tomat :MAESTRO, TIA, TITANIK.

4. Semangka :RED TOP, METAL, REDDI.

5. Timun :TINA, TERA.

6. Cabe :PERTIWI, REKAB.

7. Pare :MUTIA, PETRA, JAMRUD.

8. Kacang panjang :BAPAN, DADUNG HIJAU.

9. Buncis :CITRA

10. Sawi :SERA-SERA

6

Page 7: INBEN industri perbenihan melon

2.2 Subsistem Perbenihan Tanaman Melon

2.2.1 Subsistem Pengelolaan plasma nutfah

Koleksi dilakukan secara berkesinambungan baik dari lokal Indonesia

ataudari manca negara. Biasanya dilakukan oleh petugas lapangan seperti petugas

bagian pemasaran atau brider atau tukar-menukar dengan instansilain seperti

Balisca atau dengan perusahaan benih lainya

2.2.2 Subsistem Pengembangan Varietas Unggul

Dalam kurun waktu kurang lebih 12 tahun antara tahun 1993-2005 telah

menghasilkan 24 varietas baru. Penemuan varietas baru ini merupakan akumulasi

pula dari kegiatan R&D tahun-tahun sebelumnya semenjak tahun 1980.Dari 24

varietas baru yang lahir, telah terdapat 10 varietas baru yang telah

dilepas/mendapat SK Menteri Pertanian dan 14 varietas telah diajukan untuk

proses pelepasan varietas.

Berikut macam benih melon (Cucumis melo L) yang diprodiksi oleh CV.

Multi Global Agrindo adalah :

1. MAI 116 (Melon Asli Indonesia 116) Karakteristik buah yang dihasilkan:

Buah lonjong, kulit buah hijau, kasar dan berurat, buah masak pada 60-75

hari setelah tanam, daging buah berwarna oranye, berat 2,5 kg/buah

2. MAI 119 (Melon Asli Indonesia 119) Karekteristik buah yang dihasilkan

buah bulat, kulit buah hijau, tebal, buah masak pada 60-75 hari setelah

tanam, daging buah berwarna oranye, berat buah 2,5 kg/buah.

3. SUMO (Suka Usaha Melon Oke) Karakteristik buah yang dihasilkan: buah

bulat, kulit hijau kekuningan, buah masak pada 60-75 hari setelah tanam,

daging buah berwarna kuning, berat buah 2,5 kg/buah.

4. LADIKA (Lahir Di Karanganyar) Karakteristik buah yang dihasilakan :

buah lonjong, warna kulit buah berwarna kuning setelah masak, buah

masak pada 60-75 hari setelah tanam, daging buah oranye, berat buah 1,8-

2,2 kg/buah

7

Page 8: INBEN industri perbenihan melon

2.2.3 Subsistem Produksi Benih

Cara budidaya melon diawali dari proses pembibitan sampai dengan

penyeleksian benih melon untuk kemudian dijadikan sebagai komoditas

melon unggul.

Budidaya tanaman melon ini melalui beberapa proses yaitu :

1. Persiapan Lahan

pengolahan lahan merupakan kegiatan untuk memperbaiki struktur tanah

sehingga tanah menjadi gembur, aerase dan drainase menjadi lebih baik

serta membentuk bedengan–bedengan sebagai tempat tumbuh tanaman

melon. Pengolahan tanah ini dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan

dan produksi tanaman menjadi optimal. Pengolahan lahan diawali dengan

pembersihan sisa tanaman yang berada pada lahan tersebut untuk

kemudian dicangkul tanahnya supaya tanah tersebut menjadi gembur.

Setelah dilakukan penggemburan tanah maka dilakukan pembuatan

bedengan setengah jadi. Setelah bedengan siap maka untuk selanjutnya

dilakukan penambahan pupuk kandang, dolomit (untuk menurunkan

keasaman tanah) dan pupuk kimia dengan dosis pupuk kandang yaitu 1

ton/500m2, dolomit 1 kw/500m2 dan pupuk kimia Za 24 kg/500m2, SP36

21 kg/500m2, KCl 10 kg/500m2. Setelah pemberian campuran ini selesai

dilakukan penimbunan tanah agar bedengan yang dibuat menjadi

sempurna. Pembuatan bedengan pada tanaman melon ini memiliki pajang

maksimum 15 m, tinggi 50 cm, lebar 100 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi

dan lebar parit ini disesuaikan dengan keadaan musim pada saat

penanaman.

Pemasangan mulsa dilakukan pada saat panas terik matahari, hal ini

bertujuan agar mulsa memuai sehingga rapat menutup bedengan dan tanah

dalam keadaan basah. Setelah itu untuk mengancing mulsa tersebut

digunakan pasak penjepit dari bambu dan dikaitkan di sisi – sisi bedengan

agar mulsa tidak terlepas. Setelah mulsa terpasang maka dilanjutkan

dengan pembuatan lubang tanam pada mulsa dengan menggunakan kaleng

susu bekas berdiameter 10 cm dengan jarak tanam 70x60 cm. Kegiatan

pembuatan lubang tanam ini dilakukan satu minggu sebelum dilakukan

8

Page 9: INBEN industri perbenihan melon

penanaman. Kegiatan selanjutnya setelah pembuatan lubang tanam adalah

pemasangan lanjaran setinggi 2,5 m pada setiap lubang tanam. Bagian

lanjaran yang masuk kedalam tanah ± 20 cm.

2. Persemaian

Bahan tanam yang digunakan dalam budidaya tanaman melon (Cucumis

melo L) berasal dari benih. Benih tersebut kemudian digunakan sebagai

bahan tanam yang didahului dengan proses pembibitan. Pembibitan melon,

diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu. Penyemaian benih

tersebut menggunakan media pasir : arang sekam dengan perbandingan

1:1.

Setelah 4 hari bibit dipindahkan ke polybag hal ini bertujuan agar

perakaran pada bibit tanaman melon dapat berkembang. Media tanam

yang digunakan untuk transplanting tanaman melon ini adalah tanah :

pupuk kandang : arang sekam dengan perbandingan 2:1:1. Setelah

tanaman berusia 10 hari di tempat transplanting maka bibit melon

kemudian dapat dipindahkan ke lahan.

3. Penanaman

Penanaman tanaman melon yaitu memindahkan bibit dari tempat

penyemaian ke areal pertanaman yang telah disiapkan. Hal ini bertujuan

agar keperluan zat hara yang dibutuhkan tanaman terpenuhi yaitu mulai

dari awal penanaman dilakukan sampai dengan panen. Penanaman bibit

tanaman ini dilahan sebaiknya dilakukan pada pagi hari ataupun pada sore

hari untuk menghindari stres akibat terkena sinar matahari. Sebelum

penanaman tanaman melon dilakukan maka dilakukan perendaman tanah

disekitar bedengan (dileb) agar bedengan basah. Setelah itu sebelum

tanam, media pada bibit disiram sampai basah agar media tidak pecah saat

polibag dibuka dan setelah itu bibit ditanam pada lubang tanaman pada

bedengan sedalam 2-3 cm dengan posisi bibit dalam keadaan tegak dan

bagian bibit tidak menyentuh mulsa plastik yang digunakan. Setelah

selesai penanaman maka bibit yang sudah ditanam disiram untuk

mengurangi tingkat kelayuan.

9

Page 10: INBEN industri perbenihan melon

4. Pemeliharaan

a. Pengairan

Pengairan pada pemeliharaan tanaman melon dilakukan pada saat mulai

tanam, pembungaan sampai panen dilakukan dengan jumlah, cara dan

waktu yang tepat. Pengairan dilakukan dengan penggenangan parit pada

bedengan ataupun menyiram langsung pada setiap lubang tanam dengan

menggunakan botol berukuran 250 ml. Pada awal tanam sampai berumur 2

minggu penyiraman dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali pada waktu

pagi dan sore hari. Tatapi penyiraman ini tidak boleh dilakukan terlalu

basah karena dapat menyebabkan kebusukan pada akar tanaman.

Pengairan dikurangi saat terjadi pembentukan bunga yaitu sekitar berumur

25 HST. Pada fase ini penyiraman cukup dilakukan 2 kali seminggu,

tergantung dari kebasahan tanah tempat menanam melon tersebut karena

jika tanah terlalu basah akibat disiram terlalu banyak maka dapat

menyebabkan tepungsari terlalu basah, sehingga penyerbukan tidak

sempurna dan mengakibatkan bunga rontok serta mengalami kebusukan

akar. Pada saat pembentukan dan mulai terjadi pembesaran buah pengairan

dilakukan 3 hari sekali sampai dengan terjadinya tahap pembentukan jala,

penyiraman dilakukan dengan cara menggenangi parit antar bedengan

hingga mencapai 2/3 tinggi bedengan lubang tanam. Selanjutnya untuk

penyiraman saat pematangan buah yaitu setelah tanaman berumur 55 hari,

maka penyiraman dikurangi atau dapat pula dihentikan sampai pada saat

panen, tergantung dengan tingkat kebasahan tanah agar produksi benih

menjadi optimal.

b. Penyulaman

Penyulaman adalah suatu kegiatan mengganti tanaman yang telah ditanam

ke lahan dengan tanaman yang baru yang sama jenisnya karena tanaman

yang ditanam sebelumnya mengalami kematian. Penyulaman tanaman ini

dilakukan maksimal sampai 5 hari setelah tanam. Hal tersebut disebabkan

karena apabila penyulaman dilakukan setelah 5 HST maka pertumbuhan

tanaman melon menjadi tidak seragam. Penyulaman tanaman melon ini

10

Page 11: INBEN industri perbenihan melon

sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun pada sore hari dengan tujuan untuk

menghindari stress pada tanaman melon.

c. Sanitasi

Sanitasi adalah kegiatan menjaga kebersihan kebun dengan cara

membersihkan area pertanaman dari gulma dan kotoran yang lain. Sanitasi

kebun ini dilakukan dengan cara mencabut/membersihkan gulma yang

tumbuh disekitar tanaman utama dengan cara mencabut ataupun

mencangkulnya. Pencabutan gulma yang tumbuh ini dilakukan sampai

dengan perakarannya, hal ini diharapkan agar tanaman gulma ini tidak

tumbuh lagi. Gulma yang tumbuh pada parit bedengan minimal

dibersihkan setiap seminggu sekali sedangkan gulma yang tumbuh pada

lubang tanam dibersihkan minimal 3 hari sekali. Sanitasi kebun ini

haruslah dilakukan secara intensif agar tanaman melon dapat tumbuh

dengan optimal.

d. Pemupukan

Pemupukan pada tanaman melon (pupuk susulan) ini diberikan setiap

minggu yaitu pada 7 HST pemupukan berupa pupuk NPK dengan

konsentrasi 20 gr/lt sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman, pada 14 HST

berupa pupuk NPK konsentrasi 40 gr/lt sebanyak 200 ml larutan

pupuk/tanaman, pada 21 HST yaitu pada saat menjelang pembungaan

yaitu diberikan pupuk sususlan NPK dengan konsentrasi 20 gr/lt sebanyak

200 ml larutan pupuk/tanaman selanjutnya untuk 28 HST setelah

pembungaan maka konsentrasi pupuk NPK yang diberikan adalah 20 gr/lt

sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman. Sedangkan untuk pupuk KNO3

diberikan pada saat tanaman berumur 45 HST dengan konsentrasi 1 gr/lt

air sebanyak 200 ml larutan/tanaman. Pemberian pupuk susulan pada

tanaman melon ini diberikan dengan cara dilarutkan dalam air dan

disiramkan disekitar tanaman.

e. Rompes dan Pengikatan

Perompesan merupakan kegiatan memangkas ataupun membuang cabang–

cabang yang tidak produktif. Tujuan dari perompesan itu sendiri adalah

11

Page 12: INBEN industri perbenihan melon

agar proses produksi berlangsung maksimal, mengurangi kelembapan

dalam tajuk tanaman sehingga akan mengurangi resiko terserangnya hama

penyakit dan perompesan ini juga digunakan sebagai perangsang

pertumbuhan tunas–tunas produktif.

Sebelum di rompes tanaman melon sebelumnya di ikatkan pada lanjaran

yaitu ketika tanaman melon berusia 12 HST atau telah memiliki 5 daun.

Pengikatan ini dilakukan 4 hari sekali sampai ikatan mencapai ujung

lanjaran. Perompesan dilakukan pada ruas ke 8 sampai ke 11. Sedangkan

canag 9-11 dibiarkan dibiarkan tumbuh sebagai tempat buah tumbuh.

f. Casting

Casting adalah kegiatan penutupan dengan menggunakan kertas minyak

pada bunga betina melon yang belum mekar dan siap disilangkan. Casting

ini bertujuan agar bunga betina dari tanaman melon ini tidak tercampuri

oleh bunga jantan tanaman serumah ataupun untuk menghindari

penyarbukan yang tidak diinginkan.

Casting pada tanaman melon ini dilakukan pada pukul 12 siang sampai

sore hari, tujuannnya pemilihan waktu ini adalah untuk memudahkan

pemilihan bunga yang siap mekar pada keesokan harinya.

g. Kohe

Kohe adalah kegiatan menyerbukkan bunga jantan dan bunga betina dari

tanaman melon yang telah disiapkan yang berasal dari tanaman berbeda

sehingga tercipta hasil/buah yang hibrid. Kohe pada tanaman melon ini

dilakukan pada pagi hari yaitu pada saat pukul 7 sampai pukul 10. Hal

tersebut disebabkan karena pada pukul 10 lebih, bunga yang telah

mengalami perlakuan casting tersebut sudah layu jadi tidak akan maksimal

jika dilakukan kohe.

h. Pengendalian OPT

Pengendalian OPT dilakukan cara mencegah penyebaran OPT yang

menyerang tanaman. Pengendalian OPT ini dilakukan secara kultur teknis,

kimiawi, mekanik ataupun fisik. Pengendalian OPT dengan cara kimiawi

dilakukan apabila serangan OPT tersebut sudah sangan serius dan tidak

12

Page 13: INBEN industri perbenihan melon

dapat dikendalikan dengan pengendalian kultur teknis, fisik ataupun

mekanis.

Hama yang menyerang melon diantaranya lalat buah dengan ciri-ciri buah

yang terserang berwarna kehitaman dank eras, timbul bercak bulat,

membusuk dan berlubang kecil. Pengendalianya buah melon yang

terserang lalat buah dikumpulkan lalu dibungkus dengan plastic rapat

kemudian kubur sedalam 1 meter. Pengendalian fisik dengan plastic yang

dilumuri euganol.

Penyakitnya yang sering menyerang melon adalah penyakit bule (penyakit

virusw kuning). Terjadi klorosis pada anak tulang daun muda dan

menyebar keseluruh bagian tanaman hingga tampak menguning, daun

mengeriting ke atas menebal dengan ukuran yang mengecil, pertumbuhan

terhambat atau kerdil.

Pengendalian kultur teknis dengan melakukan sanitasi di sekitar tanaman

melon agar tidak menjadi inang bagi virus tersebut. Pengendalian fisik

atau mekanis dengan melakukan pemusnahan bagi tanaman yang

terserang.

5. Panen

Panen pada melon dilakukan pada pagi hari saat tanaman melon tersebut

berumur 35 hari setelah pembungaan untuk yang berdaging putih, 40 hari

setelah pembungaan yang berdaging merah. Waktu panen tersebu

diperuntukkan untuk melon yang dikonsumsi, sedangkan untuk melon

yang akan dipergunakan benihnya maka waktu panen dilebihkan 5–10 hari

dari waktu panen untuk konsumsi.

Panen juga dapat dilakukan berdasarkan kenampakan fisik dari melon

tersebut, kenampakan tersebut misalnya jaring pada kulit buah telah

terbentuk dengan sempurna, tebal dan merata, adanya retakan yang terjadi

pada pangkal tangkai buah, terjadi perubahan warna kulit buah, kulit buah

terasa lebih halus tidak berbulu, munculnya aroma buah melon yang khas,

daun dan tangkai buah mulai berwarna kuning. Pemanenan melon

dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan mengggunakan

13

Page 14: INBEN industri perbenihan melon

pisau dan disisakan 2-3 cm atau membentuk huruf T dan diletakkan miring

agar getah tanaman melon ini tidak mentee.

6. Pasca Panen

Tahapan selanjutnya adalah kegiatan pengkelasan berdasarkan berat,

bentuk, jala, ukuran tebal dan kadar gula. Untuk pengkelasan berat yaitu

melon yang memiliki berat 1,5 kg termasuk dalam kelas A, melon yang

memiliki berat 1-1,5 kg termasuk dalam kelas B dan yang memiliki berat

kurang dari 1 kg termasuk dalam kelas C. Setelah semua dilakukan maka

selanjutnya adalah pembelahan buah untuk diukur ketebalan buah dan

kadar gula. Pengukuran ketebalan buah dengan menggunakan penggaris

untuk kemudian diukur tinggi buah, lebar buah, tebal samping dan tebal

bawah buah melon dan untuk pengukuran kadar gula dilakukan dengan

menggunakan refraktrometer dan kemudian diukur biasanya dengan

menggunakan satuan OBrik. Setelah semuanya selesai maka dilakukan

pengolahan benih yang diawali dengan pemberian label berdasarkan

keadaan buah dan dilakukan pengkerukan benih untuk kemudian

dicuci/dibersihkan, direndam dengan fungisida dan bakterisida

kemudian dikeringkan.

2.2.4 Subsistem Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih

Sertifikasi benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara

perbanyakan, produksi dan penyaluran benih yang sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia. Dalam rangka

peningkatan produksi pertanian melalui usaha pembinaan benih. Pemerintah

berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 27 tahun 1971

menetapkan dibentuknya ‘‘Badan Benih Nasional‘‘ di Lingkungan Departemen

Pertanian dan badan ini bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian

(Sutopo,1998). Sertifikasi benih merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam

suatu program produksi benih unggul atau yang berkualitas tinggi dari varietas–

varietas yang genetis unggul yang selalu harus terpelihara dan dipertanggung

14

Page 15: INBEN industri perbenihan melon

jawabkan. Adapun tujuannya adalah : (1) menjamin kemurnian dan kebenaran

varietas, dan (2) menjamin ketersediaan benih bermutu secara berkesinambungan.

Sertifi kasi dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pemeriksaan lapangan, pemeriksaan

laboratorium, dan pengawasan pemasangan label (Wahyuni, 2005).

Sertifikasi benih dapat pula dikatakan sebagai satu–satunya metode

pemeliharaan identitas varietas benih yang menjadi sangat penting bagi tanaman

lapangan yang sebagian besar varietasnya dilepaskan secara umum dan benihnya

diperjual belikan di pasaran bebas (Kartasapoetra, 2003). Kegiatan pengawasan

dan sertifikasi ini dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan dan Hotikultura Wilayah II Jawa Tengah dan DIY, Direktorat

Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura (SK. Mentan

No.468/Kpts/OT.210/6/94). Uji mutu benih dilakukan di laboratorium terhadap

contoh benih yang mewakili.Uji mutu yang dilakukan adalah terhadap mutu

genetis, mutu fi siologis, dan mutu fi sik (Wahyuni, 2005).

Tujuan dari penyelenggaraan jaminan mutu adalah untuk:

1. Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja,

dan masyarakat lainnya, baik untuk keselamatan, keamanan dan kesehatan

maupun untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup.

2. Membantu kelancaran perdagangan.

3. Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan.

15

Page 16: INBEN industri perbenihan melon

2.2.5 Subsistem Distribusi dan Pemasaran Benih

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus

dilakukan oleh perusahaan termasuk pengusaha tani dalam usahanya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya dan untuk mendapatkan keuntungan

serta berkembang. Salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya usaha

tersebut tergantung dari bidang pemasarannya (Downey, 1992).

Kegiatan yang dilakukan setelah panen di antaranya adalah sortasi dan

pengkelasan. Pada tempat penampungan, pilih buah dengan menggunakan sarung

tangan. Kriteria melon yang bagus adalah kulitnya mulus, bentuk normal, tidak

cacat karena hama dan penyakit, tidak ada noda getah, serta tidak ada luka memar

(Isnaini, 2007).

Penanganan pasca panen buah melon sangat berpengaruh terhadap kualitas

akhir buah tersebut. Kualitas buah yang baik pada saat panen akan menjadi rendah

apabila penanganan pasca panen dilakukan dengan tidak memperhatikan faktor

yang mempengaruhi proses kerusakan buah. Proses pasca panen meliputi sortasi,

grading, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Apabila proses pasca

panen tersebut dilaksanakan secara baik, maka kualitas buah yang dipanen juga

akan baik (Anonim, 2010).

Untuk lebih menarik calon konsumen sekaligus untuk meningkatkan

volume penjualan, maka CV. Multi Global Agrindo (MGA) memiliki strategi

pemasaran yaitu berupa potongan-potongan harga dengan besaran tertentu.

Potongan harga tersebut diberikan baik kepada toko besar atau agen, maupun

kepada toko kecil atau pengecer. Adapun sistem pemberian potongan harga

tersebut adalah sebagai berikut :

A. Pembayaran dari RI (toko besar/agen)

a) Cash mendapat potongan 6%

16

Page 17: INBEN industri perbenihan melon

b) 10 s/d 15 hari setelah penerimaan barang mendapat potongan 4%

c) 16 s/d hari setelah penerimaan barang mendapat potongan 2%

d) 26 s/d 25 hari setelah penerimaan barang harga normal

B. Pembayaran dari R2 (toko kecil)

a) Cash mendapat potongan 4%

b) 10 s/d 15 hari setelah penerimaan barang mendapat potongan 2%

c) 16 s/d 30 hari setelah penerimaan barang harga normal

Distribusi dan Pemasaran

Untuk memudahkan atau memperlancar agar hasil produksinya

perusahaan memerlukan arus pemasaran atau saluran distribusi. Saluran

distribusi yang dilakukan CV. MGA dapat di gambarkan sebagai berikut :

A. Produsen Konsumen

Dalam hal ini perusahaan tidak melakukan penjualan dari rumah ke rumah

dengan tenaga penjual, melainkan para konsumen secara langsung datang

ke perusahaan. Biasanya konsumen CV. MGA ini berasal dari kalangan

petani setempat dan daerah-daerah lain yang relatif dekat.

B. Produsen Pengecer (kios-kios pertanian) Konsumen

Pada saluran ini perusahaan menyalurkan produknya atas pesanan dari

kios-kios pertanian, untuk selanjutnya produk tersebut dijual lagi kepada

konsumen atau petani. Dalam saluran distribusi ini pihak CV. MGA

memberikan imbalan berupa potongan harga kepada kios-kios pertanian

tersebut dengan besaran tertentu.

2.3 Analisis

2.3.1 Kendala dan Masalah

CV. MGA merupakan perusahaan yang memproduksi benih hortikultura.

Salah satu benih yang diproduksi di CV. MGA yaitu benih melon. CV. MGA

dalam memproduksi benih melon ternyata masih ada kerusakan benih melon yang

terjadi sehingga diperlukan adanya pengendalian kualitas yang diterapkan oleh

CV. MGA dan mencari penyebab timbulnya kerusakan produk tersebut serta

mencari solusi perbaikan dengan menggunakan alat bantu statistik. Hasil analisis

17

Page 18: INBEN industri perbenihan melon

diketahui faktor penyebab kerusakan benih melon yaitu faktor manusia, peralatan,

bahan baku, lingkungan, dan metode kerja dan penerapan pengendalian kualitas

yang dilakukan CV. MGA yaitu pengendalian bahan baku, proses produksi dan

produk jadi. Berdasarkan alat bantu check sheet diketahui jenis-jenis kerusakan

benih melon yaitu gabuk, kecil, dan kikik. Penggunaan peta kendali p diketahui

bahwa benih melon varietas LADIKA dan MAI 116 berada di luar batas kendali

dan MAI 119 berada di dalam batas kendali yang ditetapkan yaitu batas kendali

atas 0,325 dan batas kendali bawah sebesar 0,323. Berdasarkan diagram pareto

diketahui bahwa 92,13% kerusakan yang terjadi adalah produk rusak jenis gabuk,

jenis kikik sebesar 5,15% dan jenis kecil sebesar 2,72%. Penggunaan diagram

sebab akibat dilihat dari subfaktor kemunculan penyebab yang ditimbulkan

diketahui bahwa faktor dominan penyebab gabuk adalah faktor manusia

selanjutnya faktor lingkungan dan faktor peralatan.

2.3.2 Usulan atau Rekomendasi Penyelesaian Masalah

Setelah mengetahui masalah yang terjadi pada cacat benih di CV.MGA maka

dibuat usulan atau rekomdasi untuk meningkatkan kualitas, sebagai berikut:

18

Page 19: INBEN industri perbenihan melon

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. CV. MGA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi

benihHibrida (F1) khususnya tanaman hortikultura.

2. Segmentasi pasar yang digunakan CV. Multi Global Agrindo (MGA) adalah

segmentasi geografis yaitu dengan cara memasarkan produknya ke daerah-

daerah atau pasar tertentu. Daerah pemasarannya meliputi Pulau Jawa dan

sebagian lagi di luar Pulau Jawa. Namun untuk sementara ini Pulau Jawa

adalah wilayah pemasaran yang paling potensial.

3.2Saran

1. Pengembangan di bagian R&D (Research and Development) sehinggadapat

meningkatkan ketrampilan dan menambah pengalaman dalambidang benih

Hibrida (FI).

2. Memberikan motifasi kepada para R&D (Research and Development)untuk

selalu berusaha menemukan varietas baru, serta karyawan CV.Multi Global

Agrindo untuk selalu mengembangkan dan meningkatkankemampuan

kerjasehingga perusahaan akan lebih maju dan dapatbersaing dengan

perusahaan lain khusunya perusahaan yang bergerakdibidang produksi

benih hibrida (FI).

3. Mempertimbangkan untuk lebih memperluas daerah pemasaran, khususnya

di daerah-daerah lain yang cocok untuk pengembangan hortikultura namun

belum terjangkau oleh produk CV. MGA.

19

Page 20: INBEN industri perbenihan melon

DAFTAR PUSTAKA

RyandaniS. K. 2005. Analisis Strategi Pemasaran Benih Hortikultura di CV. Multi Global Agrindo (MGA) Karanganyar. Tugas akhir Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Solo (UNS).Melalui:<http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=1399> [14/11/11].

Wahyono, Wawan Ardi. 2011. Budidaya Melon (Cucumis Melo L) Untuk Produksi Benih di Multi Global Agrindo (MGA) Karangpandan Karanganyar. Tugas akhir Fakultas Pertanian Program Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertanaman, Universitas Negeri Solo (UNS).Melalui:<http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=19547> [14/11/11].

Suharto, Hery. 2007. Pembenihan semangka (citrullus vulgaris, scard) di CV. Multi Global Agrindo.Tugas akhir Fakultas Pertanian Program Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertanaman, Universitas Negeri Solo (UNS).Melalui:<http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=4388> [14/11/11].

Prasojo. 2007. Pembenihan melon (Cucumis melo L.) di CV. Multi Global Agrindo Karangpandan.Tugas akhir Fakultas Pertanian Program Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertanaman, Universitas Negeri Solo (UNS).Melalui:<http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=5482> [14/11/11].

20