Judul

: Terapi Infliximab, Azathioprine, atau kombinasi keduanya untuk penyakit Crohns.

Sumber Penulis

: New England Journal of Medicine , 15 April 2010. : Jean Frederic Colombel, M.D., William J. Sandborn, M.D., Walter Reinisch, M.D., Gerassimos J. Mantzaris, M.D., Ph.D., Asher Kornbluth, M.D., Daniel Rachmilewitz, M.D., Simon Lichtiger, M.D., Geert DHaens, M.D., Ph.D., Robert H. Diamond, M.D., Delma L. Broussard, M.D., Kezhen L. Tang, Ph.D., C. Janneke van der Woude, M.D., Ph.D., and Paul Rutgeerts, M.D., Ph.D., for the SONIC Study Group*

Presentan

: Astri Yuliani

Pembimbing : dr. Eny Ambarwati Sp.PD FINASIM

Abstrak Latar belakang Perbandingan antara kemanjuran dan dosis aman Infliximab dan azathioprine atau

kombinasi keduanya untuk penyakit crohns masih belum diketahui. Metode Percobaan dilakukan secara acak dan pemberian obat secara tunggal kombinasi tidak di ketahui dokter maupun pasiennya. Kami mengevaluasi kemanjuran Infliximab secara

tunggal dan azathioprine secara tunggal maupun kombinasi keduanya kepada 508 orang dewasa yang menderita penyakit chrons sedang dan berat yang belum pernah mencoba obat yang menekan sistem imun maupun terapi biologis. Pasien secara acak diberikan suntikan Infliximab secara intra vena sebanyak 5 mg/kgBB, pada minggu 0,2, dan 6 setiap 8 minggu ditambah capsul plasebo setiap hari ; azathioprine diberikan secara oral 2,5 mg/kgBB setiap hari ditambah suntikan plasebo sesuai jadwal. Atau kombinasi kedua obat tersebut. Pasien menerima studi kasus untuk pengobatan selama 30 minggu atau boleh memilih meneruskan pengobatan sampai 50 minggu.

1

Hasil Dari 169 pasien yang menerima terapi kombinasi 96 (56,8%) mengalami perbaikan klinis dengan tidak diproduksinya hormon kortikosteroid pada minggu ke 26 ( batas waktu utama), dibandingkan dengan 75 dari 169 (44,4%) pasien yang mendapat terapi Infliximab (p= 0,02) dan 51 dari 170 pasien (30%) yang menerima terapi azathioprine (p