influence of exercise zig - zag and practice run run...

155
Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015 1 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM PENGARUH LATIHAN ZIG ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMA NEGERI 9 MAKASSAR (INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN AGAINST BOOMERANG DRIBBLING SKILLS FOOTBALL GAME IN THE STUDENT AFFAIRS 9 SMA MAKASSAR) OLEH: AHMAD RUM BISMAR )* ABSTRACT This study aimed to determine the effects of exercise zig - zag run and exercise boomerang run on dribbling skills in the game of football at SMA Negeri 9 Makassar. This research includes experimental research. The study population was all students SMA Negeri 9 Makassar with a sample of the study 30 male students were selected by random sampling. Data analysis technique used is the technique infrensial analysis using t-test syst Based on the results of data analysis, the study concludes that: (1) there was a significant effect of exercise zig - zag run to the dribbling skills in the game of football at SMA Negeri 9 Makassar, proved to = 11.725> tt = 2.045 (P <α0 , 05); (2) there was a significant effect of exercise boomerang run on dribbling skills in the game of football at SMA Negeri 9 Makassar, proved to = 12.989> tt = 2.045 (P <α0,05); (3) there is a signifi cant difference workout zig - zag run and exercise boomerang run on dribbling skills in the game of football at SMA Negeri 9 Makassar, proved to = 4.431> tt = 2.000 (P <α0,05). Keywords: Exercise Zig-Zag Run, Exercise Boomerang Run, Ball Dribbling Skills PENDAHULUAN Sepakbola merupakan cabang olahraga yang memiliki peminat yang paling besar dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Indikator tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas sepakbola bukan hanya dinikmati

Upload: ngothien

Post on 20-Mar-2019

286 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

1 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

RUN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM

PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA

SMA NEGERI 9 MAKASSAR

(INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN

AGAINST BOOMERANG DRIBBLING SKILLS FOOTBALL

GAME IN THE STUDENT AFFAIRS 9 SMA MAKASSAR)

OLEH:

AHMAD RUM BISMAR )*

ABSTRACT

This study aimed to determine the effects of exercise zig - zag run and

exercise boomerang run on dribbling skills in the game of football at SMA

Negeri 9 Makassar. This research includes experimental research. The

study population was all students SMA Negeri 9 Makassar with a sample of

the study 30 male students were selected by random sampling. Data

analysis technique used is the technique infrensial analysis using t-test

syst

Based on the results of data analysis, the study concludes that: (1) there

was a significant effect of exercise zig - zag run to the dribbling skills in the

game of football at SMA Negeri 9 Makassar, proved to = 11.725> tt = 2.045

(P <α0 , 05); (2) there was a significant effect of exercise boomerang run on

dribbling skills in the game of football at SMA Negeri 9 Makassar, proved to

= 12.989> tt = 2.045 (P <α0,05); (3) there is a significant difference workout

zig - zag run and exercise boomerang run on dribbling skills in the game of

football at SMA Negeri 9 Makassar, proved to = 4.431> tt = 2.000 (P

<α0,05).

Keywords: Exercise Zig-Zag Run, Exercise Boomerang Run, Ball Dribbling

Skills

PENDAHULUAN

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang memiliki peminat yang

paling besar dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Indikator

tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas sepakbola bukan hanya dinikmati

Page 2: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

2

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

sebagai tontonan bersifat rekreatif, akan tetapi aktivitas latihan sepakbola

dilakukan tidak kenal waktu. Dalam permainan sepakbola terdiri dari

beberapa teknik dasar yang ada didalamnya. Salah satu diantaranya adalah

teknik menggiring bola. Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar

dalam permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh setiap pemain.

Menggiring bola adalah gerakan dalam permainan sepakbola yang

mengandung unsur seni, sebab adanya penggunaan beberapa bagian kaki

yang menyentuh bola dengan cara menggulingkan bola di tanah sambil

berlari. Gerakan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dengan

kegiatan olahraga. Untuk dapat melakukan gerakan memerlukan sejumlah

tenaga. Dengan tenaga yang dimiliki seorang dapat melakukan keterampilan

yang dibutuhkan. Gerakan terjadi disebabkan oleh berkontraksi otot. Dari

kontraksi otot-otot tersebut akan menghasilkan tenaga. Untuk meningkatkan

keterampilan dalam permainan sepakbola, khusus dalam teknik dasar

menggiring bola perlu adanya atau harus latihan yang teratur serta

sistematis dengan metode atau bentuk latihan yang tepat. Namun bentuk

latihan yang dilakukan harus spesifik dan lebih mengarah, agar dapat

menunjang peningkatan keterampilan menggiring bola. Seperti halnya

dalam melakukan teknik menggiring bola perlu adanya dukungan kecepatan

lari dan kelincahan.

Kecepatan adalah kemampuan organisme untuk melakukan gerak

dengan mempergunakan waktu yang sesingkat-singkatnya atau kecepatan

lasimnya dipergunakan untuk mengatasi kemampuan perpindahan sebuah

benda. Dalam keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola

unsur kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial. Hal ini terjadi

pada saat seorang pemain akan melewati lawan sehingga dapat

mengancam pertahanan lawan. Pemain perlu memiliki kecepatan lari, sebab

disaat dalam permainan biasanya pemain dituntut untuk bereaksi lebih cepat

untuk mencapai bola yang jauh atau biasa melakukan trik dengan

melakukan tendangan bola kemudian lari dengan cepat. Kelincahan

merupakan suatu bentuk gerakan yang mengharuskan orang atau pemain

untuk bermain dengan pergerakan dengan cepat dan lincah untuk

mengubah arah dan tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang

memiliki atau mempunyai kemampuan untuk mengubah arah atau posisi

tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa

kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Kedua

komponen fisik tersebut merupakan pendukung dalam pengembangan

keterampilan teknik dasar menggiring bola dalam permainan sepakbola.

Oleh karena itu perlu adanya bentuk latihan yang perlu dikembangkan

Page 3: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

3 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

dalam pencapaian dua komponen fisik tersebut. Bentuk latihan zig-zag run

dan latihan boomerang run merupakan dua bentuk latihan yang

menggabungkan dua komponen fisik tersebut yaitu kecepatan dan

kelincahan.

Latihan zig-zag run dan latihan boomerang run memiliki tujuan yang

sama yaitu unutk meningkatkan kinerja pada tungkai untuk dapat bergerak

secara cepat dan lincah. Akan tetapi dalam proses pelaksanaan kedua

bentuk latihan tersebut berbeda. Latihan zig-zag run merupakan bentuk

latihan yang dilaksanakan secara zig-zag dengan melewati tiang,

sedangkan latihan boomerang run dilaksanakan secara berpusat melewati

sebuah titik lingkaran.

Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola

Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam

permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Menggiring

bola adalah gerakan dalam permainan sepakbola yang mengandung unsur

seni, sebab adanya penggunaan beberapa bagian kaki yang menyentuh

bola dengan cara menggulingkan bola di tanah sambil berlari. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Arma Abdullah (1984) bahwa: “Menggiring bola

dapat diartikan seni menggunakan beberapa bagian kaki dalam menyentuh

atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil berlari.” Ilyas

Haddade dan Ismail Tola (1991) mendefenisikannya sebagai berikut:

“Menggiring bola ialah membawa bola ke dalam kontrol sambil berlari, bola

tetap dalam penguasaan (bola berada di dekat kaki) dan dalam

penguasaan untuk dimainkan.” Jadi menggiring bola adalah cara membawa

bola dengan menggunakan kaki dengan tujuan agar bola yang akan

ditendang ke gawang lawan akan lebih dekat. Pendapat lain yang

mendefenisikannya adalah Abd. Adib Rani (1992:27) sebagai berikut:

“Menggiring bola adalah istilah sepakbola untuk lari dengan bola.”

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengertian menggiring bola aadalah

membawa bola dengan berbagai macam teknik sentuhan bola untuk

membuka daerah atau melewati lawan, sehingga pemain mendapat

kesempatan untuk melakukan passing atau tembakan sedekat mungkin ke

gawang atau ke teman. Dari hasil penguraian tersebut tentang pengertian

menggiring bola dalam permainan sepakbola, maka jelas bahwa menggiring

bola adalah salah satu teknik dasar yang memegang peranan dalam

permainan sepakbola. Dengan demikian apabila setiap pemain memiliki

teknik penguasaan bola dengan baik dan benar, sangatlah mudah dan

menentukan keberhasilan suatu tim atau kesebelasan. Apabila kemampuan

Page 4: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

4

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

tersebut dicapai dengan baik dengan sempurna, maka semua bentuk latihan

yang pernah diberikan hendaknya diulangi-ulangi secara tekun agar

semakin mantap. Sebab menggiring bola adalah keterampilan suatu teknik

yang dilakukan dengan cara menggunakan berbagai gerakan kaki sambil

berlari.

Untung Suharjo (1984) memberikan pendapat sebagai berikut:

“Salah satu tuntutan teknik yang harus dikuasai di dalam menggiring bola

adalahlari sambil menguasai bola.” Oleh karena itu untuk meningkatkan

keterampilan atau kemampuan dalam permainan sepakbola, khusus dalam

teknik dasar menggiring bola harus latihan yang teratur serta sistematis

dengan metode atau bentuk latihan yang tepat. Dalam hal ini, pemain harus

selalu berusaha membebaskan diri, melindungi bola dan bergerak maju

melakukan gerakan dan tipuan dalam menggiring bola. Sehubungan dengan

ini Jeff Sneyer (1988) menyatakan bahwa: “Semakin baik penguasaan bola

dan semakin mudah seorang pemain dapat melepaskan diri dari suatu

situasi yang gawat, maka semakin memuaskan mutu permainan

kesebelasan itu.” Jadi sudah jelas bahwa pada dasarnya menggiring bola

adalah suatu usaha untuk menguasai bola, dan atau untuk merebutnya

kembali bila sedang dikuasai oleh lawan. Jadi untuk meningkatkan

kemampuan dalam menggiring bola harus dilakukan berulangkali dengan

latihan yang teratur dan sistematis. Dalam permainan sepakbola dikenal dua

cara teknik. Teknik dengan bola dan teknik tanpa bola, jadi teknik bermain

bola adalah semua gerakan-gerakan yang berguna dalam permainan

sepakbola. Menggiring bola merupakan salah satu teknik dalam permainan

sepakbola yang harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap pemain, hal ini

sangat berguna dalam situasi permainan sebab tanpa penguasaan teknik

tersebut seorang pemain tidak akan dapat bermain dengan baik.

Latihan Zig-Zag Run

Untuk mengembangkan kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan,

dan kelincahan perlu didukung adanya bentuk latihan. Latihan zig-zag run

merupakan bentuk latihan yang dilakukan dengan lari menyilang untuk

mengubah arah dari dan posisi pada waktu bergerak dengan kecepatan

tinggi serta yang membutuhkan skill. Latihan zig-zag run dilakukan pada

lapangan yang tidak licin terdiri dari 5 (lima) titik dan jarak antara tiang 5

meter, caranya pelaku harus berlari secepat mungkin melewati kelima titik

tersebut. Pada latihan zig-zag run proses pelaksanaannya yaitu berlari

melalui tiang pertama kemudian melanjutkan tiang kedua sebagai titik

tengah kemudian berputar untuk berlari ketiang ketiga. Selanjutnya dari

Page 5: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

5 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

tiang ketiga berlari lurus ke tiang keempat, kemudian berputar untuk berlari

kembali ke tiang kedua untuk berputar untuk ke tiang kelima. Dari tiang

kelima melakukan sprint ke tiang pertama.

Latihan Boomerang Run

Latihan boomerang run hampir sama dengan latihan zig-zag run

yaitu menggunakan titik atau tiang lima buah. Namun proses pelaksanaan

berbeda. Latihan boomerang run memiliki tujuan untuk mengembangkan

kekuatan, kecepatan dan kelincahan serta keseimbangan badan.

Pelaksanaan pada latihan boomerang run dilakukan dengan posisi tiang

dipajang sebanyak 5 buah dengan bentuk segi empat dengan jarak 5 meter

antara tiang dan satu tiang berada ditengah. Proses pelaksanaannya

dilakukan dengan berdiri pada tiang pertama kemudian berlari ke tiang

tengah (kedua) kemudian memutar ke kanan dan berlari menuju ketiang

ketiga untuk memutar lagi. Selanjutnya dari tiang ketiga melakukan lari

ketiang keempat, dari tiang keempat lari kembali ke tiang tengah untuk

melakukan putaran kemudian melakukan lari ketiang kelima untuk berputar

dan melakukan lari kembali ketiang pertama.

METODE PENELITIAN

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen lapangan. Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam

penelitian ini terdiri atas: (1) variabel bebas yang terdiri latihan zig-zag run

dan latihan boomerang run, dan (2) variabel terikat yaitu Keterampilan

menggiring bola dalam permainan sepakbola. Dalam penelitian eksperimen

perlu dipilih suatu desain yang tepat dan sesuai dengan tuntutan variabel-

variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian. Desain dalam penelitian

ini adalah : “Randomized Sampel Pretest dan Posttest Group Design”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 9 Makassar. Dengan

demikian kesamaan sifat dari populasi dalam penelitian ini yakni mempunyai

jenis kelamin yang sama. Sampel dipergunakan dalam penelitian adalah

sebanyak 30 orang siswa SMA Negeri 9 Makassar. Beranjak dari itu yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah terdaftar

sebagai pemain sepakbola sebanyak 15 orang. Data yang diperoleh melalui

instrumen tes keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola

baik dari data tes awal maupun data tes akhir, selanjutnya akan dianalisis

dengan menggunakan rumus-rumus statistik.

Page 6: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

6

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif data penelitian pada kedua kelompok yaitu latihan

zig-zag run dan latihan boomerang run terhadap keterampilan menggiring

bola dalam permainan sepakbola dapat dilihat dalam rangkuman hasil

analisis deskriptif yang tercantum pada tabel. Perhitungan data deskriptif

seperti pada lampiran penelitian dapat dilihat pada rangkuman berikut:

Tabel 1. Hasil deskriptif data keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola kedua kelompok

Latihan Deskriptif Tes awal Tes akhir

Latihan Zig-zag

run ( Kelompok A)

N Sum Mean Std. Deviasi Range Min Max

15 228,45

15,2300 1,50566

5,04 13,11 18,15

15 214,72

14,3147 1,56190

5,13 12,11 17,24

Latihan

boomerang run ( Kelompok B)

N Sum Mean Std. Deviasi Range Min Max

15 227,69

15,1793 1,42042

4,50 13,05 17,55

15 195,72

13,0480 1,27730

4,27 11,15 15,42

Berdasarkan rangkuman hasil analisis deskriptif data pada Tabel di

atas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Untuk data tes awal latihan zig-zag run terhadap keterampilan

menggiring bola dalam permainan sepakbola dari 15 jumlah sampel

diperoleh total nilai sebanyak 228,45. Nilai rata-rata yang diperoleh

15,2300 dengan hasil standar deviasi 1,50566. Untuk nilai range

diperoleh 5,04 dari nilai minimal 13,11 dan nilai maksimal 18,15.

2. Untuk data tes akhir latihan zig-zag run terhadap keterampilan

menggiring bola dalam permainan sepakbola dari 15 jumlah sampel

diperoleh total nilai sebanyak 214,72. Nilai rata-rata yang diperoleh

14,3147 dengan hasil standar deviasi 1,56190. Untuk nilai range

diperoleh 5,13 dari nilai minimal 12,11 dan nilai maksimal 17,24.

3. Untuk data tes awal latihan boomerang run terhadap keterampilan

menggiring bola dalam permainan sepakbola dari 15 jumlah sampel

diperoleh total nilai sebanyak 227,69. Nilai rata-rata yang diperoleh

Page 7: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

7 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

15,1793 dengan hasil standar deviasi 1,42042. Untuk nilai range

diperoleh 4,50 dari nilai minimal 13,05 dan nilai maksimal 17,55.

4. Untuk data tes akhir latihan boomerang run terhadap keterampilan

menggiring bola dalam permainan sepakbola dari 15 jumlah sampel

diperoleh total nilai sebanyak 195,00. Nilai rata-rata yang diperoleh

13,0480 dengan hasil standar deviasi 1,27730. Untuk nilai range

diperoleh 4,27 dari nilai minimal 11,15 dan nilai maksimal 15,42.

Pengujian Hipotesis

Hipotesis 1

Ada pengaruh latihan zig-zag run terhadap keterampilan menggiring

bola dalam permainan sepakbola pada siswa SMA Negeri 9

Makassar.

Hipotesis statistik :

Ho = A1 - A2 = 0

H1 = A1 - A2 0

Hasil analisis pada lampiran penelitian dapat dirangkum dalam Tabel

berikut:

Tabel 2. Hasil analisis hipotesis pertama

tobservasi t tabel Keterangan

11,725

2,045

Signifikan

Kesimpulan :

Dari hasil rangkuman Tabel, maka nilai tobservasi = 11,725 > ttabel = 2,045

pada taraf signifikan 95% ( = 0,05). Jadi Ho ditolak dan H1 diterima, berarti

ada perbedaan tes awal dan tes akhir. Jadi ada pengaruh latihan zig-zag run

terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada

siswa SMA Negeri 9 Makassar.

Hipotesis 2

Ada pengaruh latihan boomerang run terhadap keterampilan

menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa SMA

Negeri 9 Makassar.

Hipotesis statistik :

Ho = B1 - B2 = 0

Page 8: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

8

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

H1 = B1 - B2 0

Hasil analisis pada lampiran penelitian dapat dirangkum dalam Tabel

berikut:

Tabel 3. Hasil analisis hipotesis kedua

tobservasi ttabel Keterangan

12,989

2,045

Signifikan

Kesimpulan :

Dari hasil rangkuman Tabel, maka nilai tobservasi = 12,989 > t tabel = 2,045

pada taraf signifikan 95% ( = 0,05). Jadi Ho ditolak dan H1 diterima, berarti

ada perbedaan tes awal dan tes akhir. Kesimpulannya bahwa ada pengaruh

yang signifikan latihan boomerang run terhadap keterampilan menggiring

bola dalam permainan sepakbola pada siswa SMA Negeri 9 Makassar.

Hipotesis 3

Ada perbedaan pengaruh antara latihan zig-zag run dan latihan

boomerang run terhadap keterampilan menggiring bola dalam

permainan sepakbola pada siswa SMA Negeri 9 Makassar.

Hipotesis statistik :

Ho = A2 - B2 = 0

H1 = A2 - B2 0

Hasil analisis pada lampiran penelitian dapat dirangkum dalam Tabel

berikut:

Tabel 4. Hasil analisis hipotesis ketiga

tobservasi ttabel Keterangan

4,431

2,000

Signifikan

Kesimpulan :

Dari hasil rangkuman Tabel, maka nilai tobservasi = 4,431 > ttabel = 2,000 pada

taraf signifikan 95% ( = 0,05). Jadi Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada

perbedaan kedua bentuk latihan tersebut. Kesimpulannya bahwa ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan zig-zag run dan latihan

boomerang run terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan

sepakbola pada siswa SMA Negeri 9 Makassar.

Pembahasan

Hipotesis pertama diterima: ada pengaruh yang signifikan latihan zig-

zag run terhadap keterampilan menggiring dalam permainan sepakbola.

Page 9: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

9 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Sesuai hasil uji-t data tes awal dan data tes akhir keterampilan menggiring

dalam permainan sepakbola pada kelompok latihan zig-zag run, ternyata

dari hasil perhitungan diperoleh nilai t observasi lebih besar dari nilai t tabel

pada taraf signifikan 95%. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis

pertama yang diajukan diterima pada taraf signifikan 95%. Prediksi yang

dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan latihan zig-zag run secara

terprogram dengan sistematis, maka akan dapat meningkatkan keterampilan

menggiring dalam permainan sepakbola bagi pemain sepakbola. Latihan

yang dilakukan secara sistematis akan memberikan perubahan secara

otomatis, seperti halnya dalam latihan zig-zag run untuk menghindar dari

berbagai hadangan disaat menggiring bola. Telah dikemukakan sebelumnya

bahwa gerak dalam melakukan menggiring atau teknik dasar dalam

permainan sepakbola didominasi oleh kemampuan tungkai. Oleh karena itu

bentuk latihan tersebut memiliki fungsi mengoptimalkan hasil keterampilan

menggiring bola dalam permainan sepakbola.

Hipotesis kedua diterima; Ada pengaruh yang signifikan latihan

boomerang run terhadap keterampilan menggiring dalam permainan

sepakbola. Sesuai hasil uji-t data tes awal dan data tes akhir keterampilan

menggiring dalam permainan sepakbola pada kelompok latihan boomerang

run, ternyata dari hasil perhitungan diperoleh nilai t observasi lebih besar

dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95%. Hal tersebut membuktikan bahwa

hipotesis kedua yang diajukan diterima pada taraf signifikan 95%. Prediksi

yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan latihan boomerang

run secara terprogram dengan sistematis, maka akan dapat meningkatkan

keterampilan menggiring dalam permainan sepakbola bagi pemain

sepakbola. Latihan boomerang run juga bertujuan untuk membentuk secara

optimal gerak secara cepat dan lincah.

Hipotesis ketiga diterima; Ada perbedaan pengaruh yang signifikan

antara latihan zig-zag run dan latihan boomerang run terhadap keterampilan

menggiring bola dalam permainan sepakbola. Sesuai hasil uji-t data tes

akhir keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada

kelompok A untuk latihan zig-zag run dan kelompok B untuk latihan

boomerang run, ternyata dari hasil perhitungan diperoleh nilai t observasi

lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95%. Hal tersebut

membuktikan bahwa hipotesis ketiga yang diajukan diterima pada taraf

signifikan 95%. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa kedua bentuk

latihan ini memberikan pengaruh atau peningkatan yang positif terhadap

keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola, namun bila

dibandingkan dengan melihat hasil yang diperoleh pada rata-rata tes akhir

Page 10: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

10

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

serta pengujian statistik uji-t boomerang run, maka latihan boomerang run

lebih efektif dan efesien. Sebab didalam melakukan latihan ini lebih

mengarahkan pada kemampuan kinerja otot-otot tungkai dalam berkontraksi

secara akselarasi dengan melewati tiang dengan tingkat kesulitan yang lebih

tinggi, keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola dalam

prosesnya tentu membutuhkan skill yang tinggi untuk bergerak melewati

berbagai rintangan. Kinerja otot-otot tungkai yang berperan sebagai

penggerak dalam proses dalam melakukan keterampilan menggiring bola

akan lebih meringankan gerakan-gerakan liukan badan dan tungkai melalui

latihan boomerang run dibandingkan dengan latihan zig-zag run.

PENUTUP

Setelah masalah yang telah dirumuskan dan hipotesis yang diajukan

serta ditujang dari hasil yang telah dicapai dari pengolahan data statistik

maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Latihan zig-zag run memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan

sepakbola, (2) Latihan boomerang run memiliki pengaruh yang signfiikan

terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola, dan (3)

Latihan zig-zag run dan latihan boomerang run memiliki perbedaan

pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan menggiring bola pada

permainan sepakbola.

Dari kesimpulan yang dirangkum, maka dapat diberikan suatu

saran-saran sebagai berikut: (1) Bagi guru olahraga bahwa untuk melatih

khusus, perlu lebih mengarah pada teknik dasar dan fisik dalam permainan

sepakbola, kedua bentuk latihan yaitu latihan zig-zag run dan latihan

boomerang run dapat diprogramkan bagi pemain yang kurang memiliki

unsur fisik, (2) Bagi pelatih diharuskan memperhatikan pemain yang dibina

atau dilatih agar kemampuan tungkai dijadikan faktor penunjang dalam

memilih pemain sepakbola, dan (3) Agar hasil penelitian ini dapat dilanjutkan

pada penelitian selanjutnya walaupun dengan cabang olahraga lain dan

dengan kedua bentuk latihan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Barry L. Johnson and Nelson K. 1986. Practical Measurement for Evaluation

in Physical Education. Mc Millian Publishing.

Depdikbud. 1983. Fisiologi Olahraga Modul Akta VB. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi.

Dwijonowinoto Kasiyo, 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. IKIP:

Semarang.

Page 11: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

11 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Fallak, Heinz. 1975., Masalah-masalah Kedokteran Olahraga Latihan

Olahraga dan Coaching.

Fox. 1984. The Physiological Basic of Physical Education and Athletic.

Toronto: Sounders College Publishing.

Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching.

Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Jeff Sneyer. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi Bermain. Jakarta : Rasda

Jaya Putra.

Joseph A. Luxbacher. 1997. Sepakbola; Langkah-Langkah Menuju Sukses.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. (diahli bahasa oleh Agusta

Wibawa).

Jeff Sneyer. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi Bermain. Jakarta: Rasda

Jaya Putra.

Kosasih, Engkos. 1991. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta:

Penerbit Akademik Persindo.

Muchtar, Remmy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

PPTK.

Pate, Ratella dan Mc Clenaghan. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan.

New York : Souders College Publishing. (ahli bahasa Kasiyo

Dwijowinoto)

Radcliffe and Farentinos. 1985. Teknik-Teknik dan Tahap-Tahap Mengajar.

Jakarta: PASI

Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang:

FPOK IKIP.

Sudjana, Nana. 2005. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi,

Tesis dan Desertasi. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Sumantri, Ating. 2006. Aplikasi Matematika dalam Penelitian. Bandung:

Pustaka Setia.

Page 12: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

12

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Page 13: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

13 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PRESTASI

MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA

SISWA PUTRA KELAS X SMK NEGERI 3 MAKASSAR

(CONTRIBUTIONS TO THE ACHIEVEMENT AGILITY AND FLEXIBILITY

TO DRIBBLE IN THE STUDENT SON PLAY FOOTBALL

CLASS X SMK STATE 3 MAKASSAR)

OLEH:

ANTO SUKAMTO )*

ABSTRACT

This study aims to determine how the contribution of agility and flexibility of

the achievements of dribbling in a football game on a male student of class

X SMK Negeri 3 Makassar. The problems of this study are (1) How agility

contribution to the achievement of the dribble in the game of football? (2)

Whether the agility and flexibility may affect the achievement of the dribble in

the game of football ?. The method used is a research method under study

is keleincahan and flexibility to dribble achievement. The sampling technique

used by the author is the technique of random sampling, for sampling of

members of the population at random and stratified proportional. The

samples used were 30 of the 127 students of SMK Negeri 3 Makassar. The

analysis technique used is the statistical analysis includes analysis of

correlation which results in a value of 56.45. The results of the comparison

value with the value of the test statistic rhitung rtabel shows that the value

rhitung = 56.45 is on the right side rtabel value = 0.381 (rhitung greater than

rtabel). The conclusion of this study is that their contribution to the

achievement of agility and flexibility to dribble the male student SMK Negeri

3 Makassar, their contribution to the achievement dribble agility and flexibility

their contribution to the achievement of the dribble. Conclusions based on

these results, it is recommended: 1). It is expected that future researchers to

conduct similar research in order to check the truth of the results of this

study. 2). Although the shuttle-run and Sit and Reach is not the only real

achievement of this type of exercise to dribble sport of football, but it needs

to get the attention of sports coaches and football coaches. 3). In

implementing the program, the sports coach or gym teacher to elements -

elements of the physical motion of the student / athletes.

Keywords: Agility, Flexibility, Dribble.

Page 14: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

14

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

PENDAHULUAN

Sepakbola salah satunya, sebagai cabang olahraga yang sangat

populer hampir disetiap Negara sangatlah menarik setiap orang mampu

melakukan permainan ini sesuai dengan teknik bermain dan juga peraturan

permainan yang ada. Disamping itu sepakbola merupakan jenis olahraga

fisik yang secara menyeluruh melibatkan seluruh anggota badan serta

kemampuan intelektual atau dapat dikatakan sepakbola adalah bentuk

permainan yang memadukan antara seni dan ketrampilan gerak sehingga

tercipta suatu permainan yang menarik, bahwa mereka yang mengamati

pun akan terhanyut atau terbawa oleh irama permainan yang mengasikan.

Seperti cabang-cabang olahraga lain sepakbola juga memerlukan latihan

dan pembinaan kemampuan, apalagi seorang pemain sepakbola ingin

mencapai prestasi yang maksimal. Untuk meningkatkan dan mencapai

prestasi yang setinggi-tingginya dalam permainan sepakbola, seorang

pemain haruslah memiliki 4 kelengkapan pokok yaitu : Pembinaan teknik

(ketrampilan), pembinaan fisik (kesegaran jasmani), pembinaan taktik

(Mental,daya inggat,kecerdasan), dan kematangan juara. Di dalam

permainan sepakbola system dan teknik di gunakan untuk mencapai suatu

tujuan dalam suatu pertandingan. Banyak diantara kita mensalah tafsirkan

atau mencampur adukan pengaertian tentang system dan teknik. Sistem

adalah suatu cara yang menggunakan kerangka atau pola tertentu (patten)

untuk mencapai keberhasilan tujuan yang dirancang sesuai dengan materi

dan diterapkan sebelum suatu kegiatan berlangsung. Taktik adalah suatu

cara yang di gunakan di dalam kerangka atau pola tertentu untuk mencapai

keberhasilan dalam tujuan yang diterapkan ketika suatu kegiatan berlansung

sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Tujuan utama dari

permainan sepakbola adalah untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke

gawang lawan, karena hanya dengan mencetak gol kemenangan bisa

diraih. Salah satu cara agar dapat mencetak gol adalah dengan menggiring

bola, seorang pemain sepakbola yang dengan baik menguasai teknik

menggiring bola dengan baik maka dia akan dengan mudah bisa menerobos

pertahanan lawan guna untuk menghasilkan umpan maupun menendang

langsung ke gawang untuk bisa mencetak gol untuk itulah teknik menggiring

bola dengan baik mutlak diperlukan bagi semua pemain sepakbola.

Kemampuan dan penguasaan teknik menggiring bola memang

sangat menunjang prestasi dalam permainan sepakbola. Masalahnya

adalah untuk dapat menguasai salah satu teknik seperti teknik menggiring

bola sangat diperlukan sekali unsur kondisi fisik yang baik. Dalam

permainan sepakbola seorang pemain yang memiliki kondisi fisik yang baik,

Page 15: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

15 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

akan dapat menerapkan teknik-teknik permainan seperti teknik menggiring

bola dengan baik. Beberapa unsur kondisi fisik yang menunjang pencapaian

prestasi dalam sepak bola antara lain, kekuatan, kecepatan, kelincahan,

tenaga, daya tahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan lain-lain.

Kelincahan

Dalam perkembangan olahraga khususnya prestasi peningkatan

kemampuan atau prestasi adalah tujuan utama. Untuk itu ada beberapa

aspek latihan itu antara lain : latihan fisik,latihan teknik,latihan taktik, dan

maental. Seperti yang dikemukakan oleh Harsono. Tujuan utama pelatihan

olahraga prestasi adalah untuk meningkatakan ketrampilan atau ptrestasi

semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan itu ada empat aspek latihan

yang perlu dilatih secara seksama, yaitu (1) Fisik, (2) Teknik, (3) Taktik, dan

(4) Mental (Harsono, 2005). Kondisi fisik seseorang memang sangat

berpengaruh terhadap kemampuan atau kinerja fisiknya, untuk itu latihan

kondisi fisik sangatlah diperlukan guna untuk menjaga dan meningkatkan

kesegaran jasmani. Bagi olahraga prestasi latihan kondisi fisik merupakan

program wajib yang harus dilakukan dalam pembinaan kemampuan atlet,

selain itu dengan latihan kondisi fisik yang baik maka kemungkinan cidera

bagi atlet saat melakukan kegiatan fisik yang berat dalam suatu

pertandingan dapat dihindari.

Kelincahan sebagai salah satu unsur kondisi fisik ternyata juga

mempunyai pengaruh besar bagi tercapainya prestasi atlit. Untuk itu

pembinaan dan latihan-latihan kelincahan sangatlah diperlukan agar

prestasi maksimal itu bisa diraih. Namun, sebelum membahas lebih jauh

mengenai latihan kelincahan alangkah baiknya kita mengerti dan memahami

tentang kelincahan itu sendiri. Kelincahan atau dalam bahasa Inggrisnya

sering disebut Agility ternyata mempunyai pengertian yang cukup luas. MJS

Poerwodarminta member batasan tentang kelincahan, menurutrnya “Lincah

berarti selalu bergerak (tidak dapat diam, tidak tanang)”. Dari uraian tersebut

dapat dikatakan orang yang selalu bergerak atau tidak dapat diam berarti

sudah mempunyai kelincahan. Dalam dunia olahraga pengertian kelincahan

diatas masih cenderung bersifat umum, karena hampir semua cabang

olahraga membutuhkan gerak. Untuk itu diperlukan batasan lain yang jauh

lebih spesifik sehingga pengertian kelincahan itu lebih mudah dipahami,

seperti pendapat James A Baley “kelincahan pada umumnya didefinisikan

sebagai kemampuan merubah arah dengan cepat dan efektif, sambil

bergerak atau berlari hampir dengan kecepatan penuh” (Baley, 1986). Dari

pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kelincahan bukan hanya

Page 16: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

16

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

menuntut gerak, akan tetapi kemampuan untuk mengubah arah dengan

kecepatan penuh juga sangat diperlukan. Pendapat ini hampir sama dengan

yang dikemukakan oleh Nurhasan “kelincahan diartikan sebagai

kemampuan bergerak kesegala arah dengan mudah dan cepat” (Nurhasan,

1986). Dalam hal ini jelas bahwa kelincahan sangat membutuhkan

kecepatan dalam bergerak atau mengubah arah, dengan kata lain semakin

cepat seseorang mengubah arah dalam bergerak maka kelincahanya juga

semakin baik untuk permainan sepakbola. Sedangkan menurut Iman

Setiawan “kelincahan (agalitas) adalah kemampuan seseorang untuk

mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa

kehilangan keseimbangan” (Setiawan, 2005). Dari pengertian tersebut jelas

sekali bahwa kelincahan bukan hanya bagaimana mengubah arah dengan

cepat dan tepat tapi juga bagaimana menjaga keseimbangan tubuh pada

saat bergerak, ini berarti keseimbangan tubuh sangat diperlukan dalam

kelincahan. Hal serupa dikemukakan oleh Harsono, menurutnya “Orang

yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk menggubah

arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak,

tanpa kehilangan keseimbangan posisi tubuh” (Harsono, 2005). Dari

beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kelincahan,

kombinasi antara kecepatan, reaksi, kelentukan dan keseimbangan

sangatlah diperlukan karena kelincahan merupakan kemampuan untuk

merubah arah secara cepat.

Kelentukan

Salah satu unsur kondisi fisik yang juga sangat berpengaruh

terhadap pencapaian prestasi dalam olahraga adalah kelentukan. Seorang

atlit suatu cabang olahraga seperti senam, atletik, gulat dan permainan yang

dituntut untuk mempunyai keluwesan dalam bergarak. Seorang yang lentuk

akan lebih lincah gerakanya, dan dengan demikian akan lebih baik juga

prestasinya. Dalam bahasa Inggris kelentukan sering disebut flexibility,

sedang dalam bahasa Indonesia “lentuk berarti mudah dikelukan atau lentur,

kelentukan suatu sifat dari benda yang mudah dikelukan”. (Poerwodarminto,

1986). Kelentukan memang sangat diperlukan untuk berbagai cabang

olahaga termasuk sepakbola, akan tetapi kebutuhan taraf kelentukan untuk

masing-masing cabang olahraga berbeda, Pada cabang olahraga senam

kelentukan yang dibutuhkan tidak sama dengan kelentukan untuk cabang

olahraga sepakbola. Pada olahraga senam, seorang atlit atau pesenam

dituntut untuk bergarak dengan kapasitas atau ruang gerak persendian yang

jauh lebih luas daripada pemain atau atlit sepakbola. Sehingga kelentukan

Page 17: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

17 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

yang dibutuhkan pesenam lebih besar dari kelentukan untuk pemain

sepakbola.

Kelentukan/flexibilitas, sering diartikan sebagai kemampuan

seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu

ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cidera

pada persendian dan otot disekitar persendian itu. Pengukuran kelentukan

berkenalan dengan gerakan refleksi dan extensi (Johson dan Nelson,

1969:44). Oleh karena itu kelentukan berpangkal pada luas gerak bagian

tubuh disekitar persendian tertentu, maka skor hasail pengukuran

dipengaruhoi oleh limitasi anatomis, yakni tergantun pada derajat

extensibilitas rata-rata dan lendons. Limitasi secara anatomis berbeda-beda

setiap persendian (Ecker, 1974). Kebutuhan akan taraf kelentukan ini,

adalah berbeda-beda setiap cabang olahraga, sehingga kelentukan yang

dibutuhkan untuk cabang senam misalnya, lebih besar dari cabang renang,

yang menjadi masalah utama adalah taraf mana kelentukan yang baik atau

yang buruk bagi suatu persendian untuk olahraga tertentu. Berbagai studi

mengungkapkan bahwa, anak wanita lebih baik kelentukanya dari pada

anak laki-laki. Penelitian juga banyak mengungkap, bahwa kelentukan itu

dapat ditingkatkan. De Vries (1962), Riddle 9Kusintz dan menev (1958)

meneliti efektifitas antara dua metode melatih kelentukan yaitu “Static srech”

dan “ballistic srech”, yang kesimpulanya adalah tidak ada perbedaan antara

kedua metode itu dalam hal peningkatan kelentuikan. Tapi ridlle

menemukan bahwa kombinasi kedua metode tersebut adalah baik sekali

untuk melatih kelentukan.

Ada kekhawatiran orang awam, bahwa weight training dapat

menyebabkan kekuatan otot (muscule boundnees). Tetapi studi yang

dilakukan Mossey (1956), Kusinotz dan meenev (1958) menyatakan bahwa

weight training tidak akan mengurangi kelentukan persendian. Kekuatan otot

tidak akan terjadi, jikawaktu melakukan weight training gerakan dilakukan

sepenuhnya sesuai dengan ruang gerak maksimum pada sendi yang

bersangkutan (Mc Moris, 1954). Perkembangan kelentukan itu mulai dari

usia kanak-kanak hingga dewasa, dan kemudian berkurang setelah usia itu,

seperti studi Hupprich (1950), Philiph(1955) forbes (1950) dan muller(1954).

Teknik Menggiring Bola

Dalam permainan sepakbola, untuk bisa memenangkan pertandingan

perlu dibentuk tim yang benar-benar tangguh dan mampu menampilkan

mutu permainan yang dapat menguasai ketrampilan teknik dasar, sehingga

pemain dapat memainkan bola dalam situasi dan posisi yang tepat. Salah

Page 18: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

18

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

satu teknik dasar bermain sepakbola yang harus dikuasai oleh pemain

adalah teknik menggiring bola. Menggiring bola merupakan hal yang paling

menyenangkan balam bermain sepakbola, tak jarang banyak sekali pemain

terbaik dunia terkenal karena kemampuanya dalam menggiring bola.

Menggiring bola juga merupakan salah satu unsur teknik yang penting dari

teknik perorangan karena menggiring bola dimaksudkan untuk

menyelamatkan bola apa bila tidak ada kemungkinan untuk pasing dengan

segera. Menggiring bola adalah kegiatan memberi bola dengan

menggunakan kaki pada setiap langkah untuk dibawa ke suatu tujuan

tertentu dari bagian lapangan (Rifa`i, 1984). Jadi,unsur yang penting dalam

menggiring bola adalah gerakan lari dan penguasaan bola, dimana bola

yang bergerak atau bergulir harus dekat dan terkontrol oleh kaki agar mudah

dikuasai atau dikendalikan. Berdasarkan pengertian menggiring bola diatas,

maka agar seorang pemain dapat menggiring bola dengan baik haruslah

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Bola harus selalu dalam

penguasaan kita, (2) Pandangan tidak selalu pada bola (menunduk) tetapi

harus melihat depan atau sekitarnya, dan (3) Imbang mempercepat langkah

atau lari sewaktu bola lepas dari penguasaan.

Dari uraian diatas nampak bahwa seorang pemain sepakbola agar

dapat menggiring bola dengan baik maka ia harus dapat menguasai bola,

pandangan tidak selalu pada bola, serta langkah harus dipercepat sewaktu

bola lepas dari penguasaan agar bola tetap dalam penguasaan. Didalam

menggiring bola pada permainan sepakbola kadang-kadang hanya

dilakukan jika dalam keadaan terpaksa dimana seorang pamain tidak dapat

memberikan bola kepada teman, karena semua teman dijaga oleh lawan.

Maka dengan keadaan itu memaksa pemain tersebut mengiring bola agar

bola tetap dalam penguasaan untuk mendekat ke gawang lawan. Jadi

kegunaan menggiring bola adalah untuk mencapai kesempatan di dalam

memberikan bola atau menggoperkan bola kepada teman dengan cepat.

Kegunaan menggiring bola sebagai berikut: (1) Untuk melewati lawan, (2)

Untuk mencapai kesempatan memberikan bola umpan kepada teman

dengan tepat, dan (3) Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan,

menyelamatkan bola apa bila tidak terpaksa kemungkinan atau kesepatan

untuk segera memberikan operan kepada teman. Kalau menggingat begitu

pentingnya teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola, maka setiap

pemain dalam suatu kesebelasan harus menguasai teknik menguasai teknik

ini dengan baik dan benar.

Page 19: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

19 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam penelitian,

karena setiap penelitian merupakan metode yang tepat, ketepatan

penentuan dan penerapan metode penelitian dapat menghindari

kemungkinan timbulnya penyimpangan sehingga data yang diperoleh benar-

benar obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Sesuai dengan masalah

dan hipotesa yang telah dirumuskan di atas, maka untuk mengungkapkan

permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Sesuai dengan masalah yang penulis teliti, bahwa di dalam penelitian

terdapat tiga variabel yang dapat penulis kemukakan, variabel tersebut

terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel merupakan

gejala yang menjadi fokus untuk diamati: 1) Variabel bebas (X1) yaitu

kelincahan, 2) Variabel bebas (X2) yaitu kelentukan, dan 3) Variabel terikat

(Y) yaitu prestasi menggiring bola. Variabel bebas disebut juga dengan

variabel independen yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab timbulnya variable dependen (terikat) dalam hal ini

kelincahan dan kelentukan. Sedangkan variabel terikat disebut juga dengan

dependen yakni variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena

adanya variabel bebas, dalam hal ini prestasi menggiring bola. Dalam

penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan alasan bahwa data

yang diperoleh melalui tes dan pengukuran berwujud angka-angka. Mulai

dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan

dari hasilnya, Demikian juga pemahaman kesimpulan penelitian yang lebih

baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan

lain (Arikunto, 2002). Agar lebih mudah dan jelas di dalam mengadakan

suatu penelitian, maka perlu mengetahui lebih dulu berapa jumlah

populasinya. Karena tanpa populasi suatu penelitian tidak mungkin bisa

berjalan. Yang di maksud populasi menurut Sugiyono, populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Jika

penelitian ini merupakan tiap satuan individu dalam kelompok siswa putra

SMK Negeri 3 Makassar II Kelas X dengan jumlah 127 siswa, siswa yang

mengikuti test berjumlah 30 siswa. Sampel adalah sebagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Dan

teknik yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel adalah dengan

teknik pemilihan sampel dimana yang dipilih secara random bukan

individual. Peneliti meneliti secara keseluruhan siswa, peneliti menggunakan

data 30 siswa. Dalam menganalisis data, dipergunakan beberapa rumus

Page 20: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

20

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

yang relevan dengan masalah dan hipotesa yang ada dengan

menggunakan metode statistik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk menentukan apakah koefisien korelasi signifikan atau tidak,

penulis melakukan analisis regresi dengan hasil F hitung lebih besar dari F

tabel. Dengan taraf F tabel taraf kesalahan 5% yaitu dengan nilai F hitung =

56.45 dan F tabel = 3.35. Karena 56.45> 3.35 jadi, koefisien korelasi ganda

yang di temukan adalah signifikan.

Salah satu tahapan yang paling penting dalam melakukan analisis

statistik dan tidak boleh dilewatkan adalah pengujian hipotesis. Pengujian

hipotesis ini dilakukan sebagai pembuktian secara statistik bahwa adanya

kontribusi kelincahan dan kelentukan terhadap prestasi menggiring bola

pada siswa putra SMK Negeri 3 Makassar. Hipotesis statistik dari pengujian

hipotesis dalam penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Ho : β = 0 , tidak ada kontribusi kelincahan dan kelentukan terhadap

prestasi menggiring bola pada siswa putra SMK Negeri 3 Makassar.

Hi : β ≠0 , ada kontribusi kelincahan dan kelentukan terhadap prestasi

menggiring bola pada siswa putra SMK Negeri 3 Makassar.

Seperti yang telah disebutkan, untuk membuktikan hipotesis ini maka

dilakukan perhitungan dengan statistik rhitung yang kemudian hasil

perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai tabel r dengan derajat

bebas n-2 dan tingkat signifikansi sebesar alpha.

Pembahasan

1. Terdapat Kontribusi Kelincahan Terhadap Prestasi Menggiring Bola

Dalam dunia olahraga pengertian kelincahan diatas masih cenderung

bersifat umum, karena hampir semua cabang olahraga membutuhkan gerak.

Untuk itu diperlukan batasan lain yang jauh lebih spesifik sehingga

penggertian kelincahan itu lebih mudah dipahami, seperti pendapat James

A. Baley “kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan

merubah arah dengan cepat dan efektif, Sambil bergerak atau berlari hampir

dengan kecepatan penuh” (Baley, 1986). Dari pendapat tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa kelincahan bukan hanya menuntut gerak, akan

tetapi tetapi kemampuan untuk mengubah arah dengan kecepatan penuh

juga sangat diperlukan. Pendapat ini hampir sama dengan yang

dikemukakan oleh Nurhasan “kelincahan diartikan sebagai kemampuan

bergerak kesegala arah dengan mudah dan cepat” (Nurhasan, 1986). Dalam

hal ini jelas bahwa kelincahan sangat membutuhkan kecepatan dalam

Page 21: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

21 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

bergerak atau mengubah arah, dengan kata lain semakin cepat seseorang

mengubah arah dalam bergerak maka kelincahanya juga semakin baik

untuk permainan sepakbola. Setelah di adakan test kelincahan kelas X di

SMK Negeri 3 Makassar yang berjumalah 127 siswa kami menggambil

sampel yaitu 30 0rang Dalam menganalisis data, dipergunakan beberapa

rumus yang relevan dengan masalah dan hipotesa yang ada dengan

menggunakan metode statistik dan hasil jumlah test kelincahan dari 30

orang langkah selanjutnya adalah mencari mean, mencari standar devisiasi

kelincahan, lalu di hitung dengan kolerasi kelincahan terhadap menggiring

bola. Untuk menentukan apakah koefisien korelasi signifikan atau tidak,

penulis melakukan analisis regresi dengan hasil F hitung lebih besar dari F

tabel. Dengan taraf F tabel taraf kesalahan 5%, koefisien korelasi ganda

yang di temukan adalah signifikan. Maka terdapat kontribusi kelincahan

terhadap menggiring bola.

2. Terdapat Kontribusi Kelentukan Terhadap Prestasi Menggiring Bola

Kelentukan memang sangat diperlukan untuk berbagai cabang

olahaga termasuk sepakbola, akan tetapi kebutuhan taraf kelentukan untuk

masing-masing cabang olahraga berbeda. Pada cabang olahraga senam

kelentukan yang dibutuhkan tidak sama dengan kelentukan untuk cabang

olahraga sepakbola. Pada olahraga senam, seorang atlil atau pesenam

dituntut untuk bergarak dengan kapasitas atau ruang gerak persendian yang

jauh lebih luas daripada pemain atau atlit sepakbola. Sehingga kelentukan

yang dibutuhkan pesenam lebih besar dari kelentukan untuk pemain

sepakbola. Setelah di adakan test kelentukan kelas X di SMK Negeri 3

Makassar yang berjumalah 127 siswa kami menggambil sampel yaitu 30

orang, Dalam menganalisis data, dipergunakan beberapa rumus yang

relevan dengan masalah dan hipotesa yang ada dengan menggunakan

metode statistik dan langkah selanjutnya adalah mencari mean lalu mencari

standar devisiasi kelentukan dan di hitung dengan kolerasi kelentukan

terhadap menggiring bola untuk menentukan apakah koefisien korelasi

signifikan atau tidak, penulis melakukan analisis regresi dengan hasil F

hitung lebih besar dari F tabel. Dengan taraf F tabel taraf kesalahan 5%,

koefisien korelasi ganda yang di temukan adalah signifikan. Maka terdapat

kontribusi kelentukan terhadap menggiring bola.

Page 22: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

22

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

3. Terdapat Kontribusi Kelincahan dan Kelentukan Terhadap Prestasi

Menggiring Bola

Adapun kemampuan fisik yang berpengaruh terhadap ketrampilan

atau prestasi menggiring bola adalah kelincahan dan kelentukan.

Kelincahan merupakan kecepatan untuk merubah arah, untuk dapat

merubah arah diperlukan keleluasan gerak persendian atau kelentukan, dan

kedua hal tersebut sangat menunjang pencapaian prestasi dalam

menggiring bola dengan cepat sehingga memberikan keuntungan serangan

maupun dalam mencetak gol ke gawang lawan untuik penyelesaian akhir.

Menurut peneliti terdahulu sangatlah berpengaruh kelincahan dan

kelentukan terhadap prestasi menggiring bola (Wisnu Hadi Indarmawan

2011, Universitas Nusantara PGRI Kediri). Setelah diadakan test yang di

analisis dengan data mean dan standar devisiasi rumus tersebut dimasukan

kedalam kolerasi untuk mengetahui signifikan atau tidaknya penulisi

melakukan analisis regresi dan hasilnya adalah signifikan, Maka terdapat

kontribusi kelincahan dan kelentukan terhadap menggiring bola.

Tabel 1 Uji Hipotesis

Db r – hitung r – tabel 5% Keterangan

27 56.45 0.381 r hitung > r tabel

Hal ini berarti r hitung (56.45) > r tebel (0.381) artinya uji hipotesis Ho di tolak

dan Ha diterima. Karena Ho ditoak maka, ada kontribusi kelincahan dan

kelentukan terhadap prestasi menggiring bola.

PENUTUP

Secara keseluruhan proses analisis terhadap semua data telah

selesai, maka berdasarkan hasil analisis yang diperoleh mengenai

“Kontribusi kelincahan dan kelentukan terhadap prestasi menggiring bola

dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas X SMK Negeri 3

Makassar tahun ajaran 2014/2015” diperoleh simpulan sebagai berikut: (1)

Adanya kontribusi kelincahan terhadap prestasi menggiring bola, seorang

pemain yang mempunyai kelincahan cukup baik akan lebih mudah dalam

munguasai dan menerapkan teknik menggiring bola, (2) Ada kontribusi

kelentukan terhadap prestasi menggiring bola dalam permainan sepakbola.

Dengan demikian latihan kelentukan sngat dibutuhkan untuk menunjang

kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola, dan (3) Ada

kontribusi kelincahan dan kelentukan terhadap prestasi menggiring bola.

Page 23: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

23 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Memperhatikan kesimpulan-kesimpulan diatas Nampak bahwa unsur

kondisi fisik seperti kelincahan dan kelentukan sangat berkontribusi

terhadap penguasaan teknik salah satunya adalah teknik menggiring bola.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah menyatakan adanya kontribusi

kelincahan dan kelentukan terhadap prestasi menggiring bola dalam

permainan sepakbola pada siswa putra kelas X SMK Negeri 3 Makassar

tahun ajaran 2014/2015. (1) Diharapkan kepada peneliti berikutnya untuk

melakukan penelitian serupa guna mengecek hasil kebenaran penelitian ini.

(2) Walaupun Shuttle-run dan Sit and Reach bukan merupakan satu –

satunya dari jenis latihan terhadap prestasi menggiring bola olah raga sepak

bola namun hal ini perlu mendapat perhatian dari pembina olah raga dan

pelatih sepak bola, dan (3) Dalam melaksanakan program olahraga maka

pelatih atau guru olahraga memperhatikan unsur – unsur gerak fisik para

siswa / atlet.

DAFTAR PUSTAKA

A Baley James ,1986. Pedoman Atletik Teknik Peningkatan Ketangkasan

Dan Stamina. Semarang : Dahara Prez.

Bambang Soekarno. 1999. Pokok-pokok Statistika Untuk Inferensial

Iwan Setiawan, 2005. Manusia dan Olahraga. Bandung. ITB

Nurhasan , 1986. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani, Prinsip

Prinsip dan Penerapannya. Jakarta : Direktorat Jendral Olahraga.

Poerwodarminto, 1986. Buku Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Slamet Rifa’I , 1984. Mengenal Permainan Sepakbola.

Soekatamsi. 1987. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Surakarta: Tiga

Serangkai.

Sugiono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta

Page 24: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

24

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Page 25: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

25 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, KELENTUKAN SPLIT DAN

KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN

TENDANGAN TENDANGAN KEKOMI PADA

KARATEKA RANTING INKANAS UNM

(CONNECTION STRENGTH OF LIMBS, FLEXIBILITY SPLIT AND

DYNAMIC BALANCE WITH ABILITY TO KICK KEKOMI

KARATEKA TWIG INKANAS UNM)

OLEH:

DAHLAN )*

ABSTRACT

Sport karate is a game that requires a lot of physical readiness and mental

stability of every athlete, especially when applying the skills they have.

Particularly in a shot kekomi, this should really be supported by excellent

physical condition. This study aims to determine the relationship of leg strength,

flexibility and balance split dynamic capabilities kekomi kick. This research is

descriptive research. The population of this research is all karateka Ranting

Inkanas UNM with a sample study of 30 people selected by random sampling.

Data analysis technique used is the technique of correlation analysis using

SPSS version 17 o'clock systems at significant level of 95% or 0,05. Based on

the results of data analysis, the study concludes that: (1) there is a significant

relationship with the leg strength kekomi kick ability, proven ro = 0.814 (P =

0.000 < 0,05); (2) there is a significant relationship with the flexibility split kekomi

kick ability, proven ro = -0.665 (P = 0.000 < 0,05); (3) there is a significant

relationship dynamic balance with the ability to kick kekomi, proven ro = 0.787

(P = 0.000 < 0,05); and (4) there is a significant relationship between leg

strength, flexibility and balance split kick kekomi dynamic capabilities, proven

Ro = 0.903 (P = 0.000 < 0,05).

Keywords: Strength Legs, Flexibility Split, Dynamic Balance, Kick Kekomi

Page 26: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

26

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

PENDAHULUAN

Olahraga karate adalah salah satu cabang olahraga yang digemari

oleh masyarakat. Olahraga ini dilakukan oleh semua lapisan masyarakat,

laki-laki maupun perempuan. Kenyataan ini sangat nampak di daerah

khususnya di Sulawesi Barat. Cabang olahraga karate telah menjamur,

sebab sarana dan prasaran sangat terjangkau dan melibatkan banyak

orang. Salah satu usaha untuk menghidupkan cabang olahraga karate,

seorang harus menguasai teknik-teknik dasar cabang olahraga karate serta

peraturan-peraturan yang berlaku. Salah satu diantaranya adalah tendangan

kekomi. Dalam cabang olahraga karate, tendangan kekomi merupakan

salah satu teknik yang mempunyai peran penting. Untuk mencapai tingkat

keterampilan tendangan kekomi yang baik dibutuhkan penguasaan gerakan

teknik tendangan kekomi baik dengan pola latihan yang bervariasi. Jika

ditinjau dari aspek pelaksanaan gerakan tendangan kekomi, tentunya perlu

ditunjang kemampuan tungkai. Tungkai sebagai pelaku utama dalam

melakukan tendangan, sangat perlu didukung oleh kemampuan kondisi fisik.

Unsur fisik yang mampu menunjang pada tungkai adalah kekuatan,

kelentukan dan keseimbangan.

Kekuatan sebagai kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

mengatasi tahanan dalam menjalankan aktivitas fisik. Dalam melakukan

sasaran tendangan, kekuatan otot tungkai sebagai penggerak dalam

melakukan tendangan kekomi pada cabang olahraga karate harus mempunyai

kemampuan fisik kekuatan sebagai dasar kondisi fisik. Pada dasarnya

kekuatan otot tungkai berfungsi untuk menghindari cedera bagi atlet sedangkan

pada tendangan kekomi, atlet akan dituntut untuk mampu memiliki tenaga yang

maksimal. Kelentukan merupakan salah satu dasar pada setiap manusia yang

harus dimiliki. Kelentukan adalah kemampuan otot dan sendi untuk melakukan

aktivitas dengan luwes secara maksimal. Artinya kemampuan otot dan sendi

untuk melakukan suatu aktivitas yang maksimal. Dalam olahraga karate

khususnya teknik tendangan, tungkai merupakan sebagai pukulan kaki. Sebab

seorang atlet yang tidak memiliki kelentukan otot tungkai, maka tidak dapat

melakukan gerakan dengan cepat atau tiba-tiba sehingga tendangan yang

dilakukan sia-sia, terbuang percuma atau akan tidak efektif dan efesien serta

akan muncul ketidakseimbangan. Keseimbangan merupakan kemampuan

seseorang mempertahankan sistem tubuh baik dalam posisi statis maupun

dalam posisi gerak dinamis yang mana keseimbangan juga merupakan hal

yang sangat penting di dalam melakukan suatu gerakan karena dengan

keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu mengkoordinasikan

gerakan-gerakan dan dalam beberapa ketangkasan.

Page 27: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

27 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Karate

Pengertian Karate-Do menurut bahasa Jepang yaitu: Kara = kosong,

te = tangan, Do = jiwa, jika dirangkaikan pengertian dari kata tersebut maka

bermakna sebagai seni beladiri tangan kosong sedangkan pengertian

karate-Do menurut majelis sabuk hitam (MSH) Lemkari Sulawesi Selatan

sebagai berikut: Karate-Do adalah seni keperkasaan yang tujuan akhirnya

bukan menentukan sikap menang dan siapa kalah melainkan mencapai

perpaduan antara ucapan dan usaha menuju kesempurnaan karakter,

melalui tahapan yang dimulai dari pengalaman latihan yang paling besar.

Dalam olahraga karate dikenal beberapa gerkan yang merupakan gerakan

teknik dasar atau dalam karate dikenal dengan istilah Ki-hon. Menurut

Siswojo (1976) membagi teknik dasar karate menjadi empat yaitu : “pukulan,

tendangan, tangkisan, dan elakan.” Sedangkan Sangkala (1989)

mengungkapkan sebagai berikut: “teknik menyerang, teknik serangan

dengan kaki, teknik menangkis dan teknik serangan dengan kepala.”

Dari keempat teknik dasar yang menjadi fokus dalam penelitian

adalah teknik dasar serangan dengan kaki. Didalam teknik dasar serangan

dengan kaki terbagi lagi beberapa bentuk tendangan, menurut Sangkala

(1989) membagi tendangan menjadi: Maegeri (tendangan lurus ke arah

depan), Mawashi Geri (tendangan melingkar), Haisoku/Kogen Geri

(tendangan ke arah kemaluan), Sakuto Geri (tendangan ke samping),

Kansetsu Geri (tendangan ke arah lutut), Hiza Ate (tendangan dengan lutut),

Kekomi (tendangan pisau), ushiro Geri (tendangan ke arah belakang),

Kakato Gedan Geri (tendangan melingkar ke arah paha bagian belakang),

Mawashi Gedan Geri (tendangan melingkar ke arah pha bagian belakang),

Tae Tobi Geri (tendnagan ke depan sambil meloncat), dan Yoko Tobi Geri

(tendangan ke samping sambil meloncat).

Jenis tendangan tersebut dapat diklasifikasikan menurut teknik dan

perkenaan pada kaki seperti: punggung, kaki, ujung telapak kaki, pisau kaki

dan tumit. Dengan menganalisa teknik dan efektifitas teknik-teknik

tendangan di atas maka dalam penelitian yang menjadi fokus adalah kekomi

(tendangan pisau). Menurut Masutatsu Oyama dikutip oleh Sajoto (1995:98)

mengemukakan bahwa: “kira-kira 70% bela diri menggunakan teknik

tendangan dan kekuatan tendangan kurang lebih lima kali lebih besar dari

pukulan”. Teknik tendangan kekomi yang menjadi objek dalam penelitian

menggunakan ujung telapak kaki sebagai perkenaan pada sasaran.

Masutatsu Oyama dikutip oleh Sajoto (1995) mengemukakan bahwa

tendangan kekomi sebagai berikut : Tendangan ini ditujukan pada sasaran

ke muka, perut, dada, dan paha lawan bagian samping. Kekomi adalah

Page 28: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

28

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

tendangan lurus ke samping. Tendangan ini mempergunkan kaki pedang.

Dengan mempergunakan kaki pedang alirkan tenaga dari pinggul bersama-

sama dengan tenaga lecutan dari kaki, tendangan langsung ke arah

sasaran. Hal ini harus diperhatikan dalam melakukan teknik tendangan

adalah menendang dengan cepat, keras dan segera ditarik ke posisi

semula. Perlu diperhatikan adalah tempo yang tepat dalam melancarkan

teknik tendangan, demikian juga dengan faktor balance (keseimbangan)

harus tetap dijaga. Teknik kekomi yang menggunakan ujung samping

telapak kaki bagian luar sebagai perkenaan pada sasaran memiliki

keunggulan dibandingkan teknik tendangan lainnya. Jika dianalisis teknik

tendangan kekomi, maka bentuk kuda-kuda yang digunakan yaitu, zenkutza

dachi, teknik kuda-kuda ini yakni kuda-kuda berat di depan, jarak antara kaki

depan dan kaki belakang sekitar dua pundak. Lutut kaki depan

dibengkokkan, sehingga dari pergelangan kaki hingga lutut tegak lurus. Kaki

depan ditegakkan lurus berat badan ditunjang oleh kaki depan sekitar tujuh

puluh persen. Menurut Herman Kaus (1995) bahwa ; “pembagian berat

badan pada kaki depan dan kaki belakang berbanding tujuh dan tiga (7-3).”

Untuk meningkatkan gerakan lebih lanjut, maka fokus berikutnya

adalah meningkatkan kecepatan. peningkatan dalam pembentukan

kecepatan ditekankan pada anggota tubuh yang diinginkan untuk cepat.

Sehingga dapat memberikan momentum yang besar dalam tubuh obyek

untuk membawa tubuh tersebut pada titik yang diinginkan. Kecepatan

merupakan keahlian yang sering dianggap sangat berharga dalam olahraga

karate. Menurut Harsono (1988) bahwa: “kecepatan adalah keterampilan

untuk melakukan gerakan-gerakan secara berturut-turut dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya”. Kecepatan pada cabang olahraga karate erat

kaitannya dengan gerakan kaki dan tangan. Kecepatan bukan berarti

menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula terbatas

pada gerakan-gerakan anggota tubuh dalam waktu yang singkat. Jika di

analisis proses tendangan kikome maka dapat digambarkan bahwa

persendian lutut (articulatio genu) berfungsi sebagai sumbu (axis), tulang

paha (os femor) berfungsi sebagai lengan gaya tulang betis (os fibula),

tulang kering (os tibia) sebagai lengan beban. Gaya (force) berasal dari

kontraksi otot (muscular) seperti: vastus externus, rectus femoris, vastus

internus, adductor longus, pectineus, biceps femoris sebagai otot penggerak

utama, sedangkan otot-otot seperti semimembranosus, semitendinosus,

gastrocnemius, tibialis anterior, tibialis tuberosity sebagai penghalus gerkan

atau penggerak pembantu.

Page 29: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

29 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Kekuatan

Kekuatan otot dapat memberikan akselarasi untuk menunjang

kemampuan dalam olahraga. Oleh karena kekuatan merupakan komponen

kondisi fisik yang sangat penting guna menunjang komponen-komponen

fisik lainnya. Kualitas kekuatan yang diperlukan pada suatu cabang olahraga

tidaklah sama dengan cabang olahraga lainnya. Misalnya kebutuhan

kekuatan angkat berat berbeda dengan kebutuhan kekuatan pada olahraga

permainan, kebutuhan kekuatan atlet karate berbeda dengan pemain

bulutangkis, kebutuhan kekuatan untuk tendangan kekomi juga berbeda

dengan kekuatan yang diperlukan untuk memukul. Kekuatan itu bersifat atau

spesifik sesuai dengan tuntutan cabang olahraga, demikian pula dalam

proses pengembangan melalui latihan. Seperti halnya dalam cabang

olahraga karate, meskipun diperlukan kelincahan, kelentukan, kelentukan,

keseimbangan, koordinasi, dan sebagainya. Akan tetapi kondisi-kondisi fisik

tersebut tetap harus ditunjang faktor kekuatan untuk dapat memperoleh

kemampuan maksimal dalam gerakan keterampilan karate yang dilakukan.

Harsono (1988) mengemukakan bahwa: “Kekuatan tetap merupakan basis

dari semua komponen kondisi fisik”. Dengan demikian atlet harus cukup kuat

untuk melaksanakan tugas olahraganya secara efesiensi dan tanpa

mengalami lelah yang berlebihan yang disebabkan kekurangan kekuatan.

Kekuatan otot sebagai kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

mengatasi tahanan dalam menjalankan aktivitas fisik. Dalam melakukan

tendangan kekomi, kekuatan otot tungkai sebagai penggerak tenaga yang

akan diperlukan untuk medapatkan ruang gerak yang lebih luas terhadap

jangkauan tendangan yang tepat sasaran. Harsono (1988) mengemukakan

pengertian bahwa: “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk

membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan”. Untuk itu latihan-latihan

yang cocok untuk memperkembangkan kekuatan adalah latihan-latihan

tahanan (resistence exercise), dimana harus mengangkat, mendorong, atau

menarik suatu beban. Beban tersebut bisa beban anggota tubuh kita sendiri,

ataupun beban atau bobot dari luar (external exercise). Agar efektif hasilnya,

maka latihan-latihan tehanan haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga

individu dapat mengeluarkan tenaga makasimal atau hampir maksimal untuk

menahan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga individu dapat

mengeluarkan tenaga maksimal atau hampir maksimal uuntuk menahan

suatu beban. Beban yang digunakan harus sedikit demi sedikit bertambah

berat agar perkembangan otot terjamin dan latihan dilakukan secara

progresif dan tidak berhenti pada beban atau bobot tertentu.

Page 30: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

30

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Otot yang kuat akan dapat melakukan kerja fisik sehari-hari secara

efesien tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Kekuatan otot

merupakan kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok

otot. Pada kontraksi otot memendek dan besarnya pemendekan tergantung

dari beban yang harus ditahan. Permulaan otot melakukan kontraksi adalah

tanpa pemendekansampai mencapai tegangan yang seimbang dengan

beban, kemudian terjadilah kontraksi dengan pemendekan. Kontraksi

maksimal otot banyak dipengaruhi oleh jumlah sel dan besarnya ukuran

otot. Didalam otot selain individu diwarisi keturunan sejumlah serabut otot

tertentu yang jumlahnya tidak bertambah. Tetapi dengan perkembangan

kekuatan yang disebabkan oleh latihan atau aktivitas olahraga, maka

besarnya setiap serabut otot akan bertambah. Untuk seorang atlet karate

perlu mengembangkan kekuatan, sebagai unsur yang sangat menentukan

dalam melakukan gerak keterampilan sehingga mampu menunjukkan

performance. Otot-otot yang kuat terutama otot tungkai bagi atlet karate

akan dapat menentukan kemampuan untuk melakukan suatu tendangan

yang bervariasi seperti halnya pada tendangan kekomi dan dengan

kekuatan seseorang akan mampu mengembangkan daya tahan.

Kelentukan

Untuk cabang olahraga karate khususnya tehnik tendangan kekomi,

kelentukan sangat dibutuhkan utamanya pada saat melakukan gerakan

jangkauan tendangan. Harsono, (1988) memberikan definisi sebagai berikut:

“Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang

gerak sendi, kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh

elastisitas tidaknya otot-otot, tendon dan ligamen”. Kelentukan merupakan

tingkat kemampuan maksimal dalam ruang gerak sendinya. Kemampuan

fisik ini dipengaruhi oleh elastisitas jaringan otot, tendon, ligamen, dan

struktur kerangka tulang. Selain itu, kelentukan juga dipengaruhi oleh usia,

jenis kelamin, volume penampang otot dan aspek psikologis dalam

berolahraga. Jadi perlu pertimbangan yang baik terhadap kelentukan, sebab

cenderung akan mengurangi kemampuan otot dalam amplitudo gerakan

responden otot, jika kelentukan tidak dilatih dengan baik agar gerakan yang

dilakukan bebas dan lentur, sebagaimana yang dikemukakan oleh Paul

Uram (1986) bahwa: “Latihan dalam program atlet tanpa pertimbangan yang

memadai bagi pengembangan kelentukan cenderung untuk mengurangi

jangkauan normal dari gerakan dan membatasi responden otot”. Begitu juga

halnya dalam melakukan tehnik tendangan kekomi pada cabang olahraga

karate, kelentukan memiliki peran yang besar dimana pada saat melakukan

Page 31: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

31 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

gerakan tersebut kelentukan otot pada tungkai dan togok harus lentur agar

pergerakan yang dilakukan tidak terasa kaku dan tegang yang akan

mengakibatkan fatal bagi yang melakukannya. Dari uraian diatas tentang

pengertian kelentukan maka dapat disimpulkan bahwa, kelentukan adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan dengan mudah dan efisien.

Sehingga dalam melakukan gerakan tendangan kekomi karate utamanya,

itu akan lebih mudah dilakukan bila didukung kelentukan yang baik.

Keseimbangan

Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mempertahankan

sistem tubuh baik dalam posisi statis maupun dalam posisi gerak dinamis

yang mana keseimbangan juga merupakan hal yang sangat penting

didalam melakukan suatu gerakan karena dengan keseimbangan yang baik,

maka seseorang mampu mengkoordinasikan gerakan-gerakan dan dalam

beberapa ketangkasan unsur kelincahan, seperti yang dikemukakan oleh

Harsono (1988) bahwa "Keseimbangan berhubungan dengan koordinasi

dan dalam beberapa keterampilan, juga dengan agilitas". Dengan demikian

untuk menjaga keseimbangan dalam melakukan kegiatan jasmani, maka

gerakan-gerakan yang dilakukan perlu dikoordinasikan dengan baik sebagai

usaha untuk mengontrol semua gerakan. Moch. Sajoto (1988) mengatakan

tentang kemampuan menguasai letak titik berat badan yang lebih dikenal

dengan istilah keseimbangan bahwa: Keseimbangan atau balance adalah

kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf ototnya selama

melakukan gerakan yang cepat dengan perubahan letak titik berat badan

yang cepat pula baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam

keadaan gerak dinamis. Harsono (1988) mengemukakan keseimbangan

atau balance adalah: “Kemampuan untuk mempertahankan sistem

neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem

neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi

kita bergerak”. Kajian keseimbangan dalam posisi badan pada saat

bergerak oleh Moch. Sajoto (1988) memberikan pengertian keseimbangan

sebagai "Kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi".

Mempertahankan posisi badan dalam berbagai situasi memerlukan

kemampuan tersendiri oleh atlet. Berbagai pengertian tentang

keseimbangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa keseimbangan

merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot

untuk menahan beban atau tahanan yang dilakukan di dalam beraktivitas

baik secara statis maupun dinamis.

Page 32: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

32

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan metode penelitian harus dapat mengarah pada tujuan

yang diharapkan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah

metode deskriptif secara korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (1992),

mengatakan bahwa: “Variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Adapun variabel penelitian yang

ingin diteliti dalam penelitian ini terdiri atas: 1) Variabel bebas yaitu kekuatan

tungkai, kelentukan split, dan keseimbangan dinamis, dan 2) variabel terikat

yaitu kemampuan tendangan kekomi pada olahraga karate. Desain

penelitian atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Karateka

Ranting INKANAS UNM. Sedangkan sampel yang diambil atau digunakan

dalam penelitian ini berjumlah 30 orang putra dari Karateka Ranting

INKANAS UNM. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara

statistik deskriptif, maupun infrensial untuk keperluan pengujian hipotesis

penelitian. Secara keseluruhan analisis data statistik yang digunakan pada

umumnya menggunakan analisis komputer pada sistem program SPSS

versi 17.00 dengan taraf signifikan 95% atau 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis deskriptif data

Analisis deskriptif meliputi; total nilai, rata-rata, range, maksimal dan

minimum. Dari nilai-nilai statistik ini diharapkan dapat memberi gambaran

umum tentang keadaan data kekuatan tungkai, kelentukan split,

keseimbangan dinamis dan kemampuan tendangan kekomi. Hasil analisis

deskriptif setiap variabel penelitian dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis deskriptif tiap variabel

Variabel / Statistik

N Sum Mean Stdv Range Min. Max.

Kekuatan tungkai

30 3350,00 111,6667 13,18916 48,00 87,00 135,00

Kelentukan split

30 690,00 23,000 4,95497 17,00 15,00 32,00

Keseimbangan dinamis

30 2519,00 83,9667 3,91710 15,00 75,00 90,00

Tendangan kekomi

30 689,00 22,9667 2,28161 7,00 19,00 26,00

Page 33: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

33 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Berdasarkan rangkuman hasil analisis deskriptif data pada tabel di

atas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

5. Untuk data kekuatan tungkai pada Karateka Ranting Inkanas UNM, dari

30 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 3350,00 dan rata-rata

yang diperoleh 111,6667 dengan hasil standar deviasi 13,18916 dari

range data 48,00 antara nilai minimum 87,00 dan 135,00 untuk nilai

maksimal.

6. Untuk data kelentukan split pada Karateka Ranting Inkanas UNM, dari

30 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 690,00 dan rata-rata

yang diperoleh 23,3000 dengan hasil standar deviasi 4,95497 dari range

data 17,00 antara nilai minimum 15,00 dan 32,00 untuk nilai maksimal.

7. Untuk data keseimbangan dinamis pada Karateka Ranting Inkanas

UNM, dari 30 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 2519,00 dan

rata-rata yang diperoleh 83,9667 dengan hasil standar deviasi 3,91710

dari range data 15,00 antara nilai minimum 75,00 dan 90,00 untuk nilai

maksimal.

8. Untuk data kemampuan tendangan kekomi pada Karateka Ranting

Inkanas UNM, dari 30 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak

689,00 dan rata-rata yang diperoleh 22,9667 dengan hasil standar

deviasi 2,28161 dari range data 7,00 antara nilai minimum 19,00 dan

26,00 untuk nilai maksimal.

Analisis statistik inferensial

Hasil-hasil analisis secara lengkap dapat dilihat pada lampiran, sedangkan rangkuman hasil analisis tercantum pada tabel berikut :

Tabel 2. Hasil analisis korelasi dan regresi

Hipotesis N r/R Rs F t Sig.

Hubungan kekuatan tungkai dengan kemampuan tendangan kekomi

30 0,814 0,663 55,12

6 7,425 0,000

Hubungan kelentukan split dengan kemampuan tendangan kekomi

30 -0,665 0,442 22,19

1 -4,711 0,000

Hubungan keseimbangan dinamis dengan kemampuan tendangan kekomi

30 0,787 0,619 45,55

1 6,749 0,000

Page 34: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

34

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Hipotesis N r/R Rs F t Sig.

Hubungan antara kekuatan tungkai, kelentukan split dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan tendangan kekomi

30 0,903 0,816 38,41

4 5,184 0,000

Hasil pengujian hipotesis

Adapun hipotesis yang diuji kebenarannya pada penelitian ini adalah,

sebagai berikut:

a. Hipotesis pertama

Ada hubungan kekuatan tungkai dengan kemampuan tendangan kekomi

pada Karateka Ranting Inkanas UNM.

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang hubungan kekuatan tungkai dengan kemampuan

tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM diperoleh

sesuai rangkuman tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis pertama

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Kekuatan tungkai (X1)

0,814

0,663

55,126

7,425

0,000

Tendangan kekomi (Y)

Hipotesis statistik :

Ho : rx1y = 0 H1 : rx1y ≠ 0

Hasil pengujian :

Berdasarkan hasil pengujian analisis data kekuatan tungkai dengan

kemampuan tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM,

diperoleh nilai korelasi ( r0 ) 0,814 dengan tingkat probabilitas (0,000) <

0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,663. Hal ini berarti

66,3% kemampuan tendangan kekomi dijelaskan oleh kekuatan tungkai.

Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 55,126 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih

kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi

Page 35: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

35 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

kemampuan tendangan kekomi (dapat diberlakukan untuk populasi

dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 7,425 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari

0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan,

atau kekuatan tungkai benar-benar berpengaruh secara signifikan

dengan kemampuan tendangan kekomi. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai

dengan kemampuan tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas

UNM terbukti nilai korelasi ( r0 ) 0,814 dengan tingkat probabilitas (0,000)

< 0,05. Ini membuktikan bahwa kemampuan tendangan kekomi pada

cabang olahraga karate membutuhkan kekuatan tungkai. Kekuatan

merupakan kemampuan dasar dari komponen fisik yang memiliki peran

sangat penting. Dalam melakukan kemampuan tendangan kekomi dapat

tercapai dengan baik bilamana karateka memiliki kekuatan tungkai,

sebab gerakan kemampuan tendangan kekomi merupakan kemampuan

untuk bergerak secara agresif dalam merubah arah pergerakan

tendangan. Oleh karena itu kekuatan tungkai yang dimiliki karateka akan

sangat membantu dalam pergerakan yang dibutuhkan pada saat

melakukan tendangan kekomi. Dengan demikian ada hubungan yang

signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan tendangan kekomi pada

cabang olahraga karate.

b. Hipotesis kedua

Ada hubungan kelentukan split dengan kemampuan tendangan kekomi

pada Karateka Ranting Inkanas UNM.

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang hubungan kelentukan split dengan kemampuan

tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM diperoleh

sesuai rangkuman tabel 4 berikut:

Tabel 4. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis kedua

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Kelentukan split (X2)

-0,665

0,442

22,191

-4,711

0,000

Tendangan kekomi (Y)

Page 36: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

36

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Hipotesis statistik : Ho : rx2y = 0 H1 : rx2y ≠ 0

Hasil pengujian :

Berdasarkan hasil pengujian analisis data kelentukan split dengan

kemampuan tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM,

diperoleh nilai korelasi ( r0 ) -0,665 dengan tingkat probabilitas (0,000) <

0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,442. Hal ini berarti

44,2% kemampuan tendangan kekomi dijelaskan oleh kelentukan split.

Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 22,191 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih

kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi

kemampuan tendangan kekomi (dapat diberlakukan untuk populasi

dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh -4,711 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari

0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan,

atau kelentukan split benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan

kemampuan tendangan kekomi. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa hubungan yang signifikan kelentukan split dengan kemampuan

tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM terbukti nilai

korelasi ( r0 ) -0,665 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. . Ini

membuktikan bahwa kelentukan sangat penting bagi karateka, karena

kelentukan berfungsi disaat posisi tendangan dalam menjangkau

sasaran yang dituju akan memberikan ruang gerak yang lebih luas.

Kemampuan tendangan kekomi membutuhkan jangkauan gerakan yang

lebih luas dan luwes. Oleh karena itu, kelentukan bagi karateka akan

membantu gerak kemampuan tendangan kekomi agar bergerak lebih

halus, luwes tanpa merasakan ketegangan dan kekakuan dalam

pergerakannya. Disamping itu dengan kelentukan akan lebih

meringankan gerakan yang dilakukan. Dengan demikian kelentukan bagi

karateka sangat berhubungan terhadap hasil kemampuan tendangan

kekomi.

c. Hipotesis ketiga

Ada hubungan keseimbangan dinamis dengan kemampuan tendangan

kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM.

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

Page 37: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

37 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang hubungan keseimbangan dinamis dengan kemampuan

tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM diperoleh

sesuai rangkuman tabel 5 berikut:

Tabel 5. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis ketiga

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Keseimbangan dinamis (X3)

0,787

0,619

45,55

1

6,749

0,000

Tendangan kekomi (Y)

Hipotesis statistik :

Ho : rx3y = 0 H1 : rx3y ≠ 0

Hasil pengujian :

Berdasarkan hasil pengujian analisis data keseimbangan dinamis

dengan kemampuan tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas

UNM, diperoleh nilai korelasi ( r0 ) 0,787 dengan tingkat probabilitas

(0,000) < 0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,619. Hal

ini berarti 61,9% kemampuan tendangan kekomi dijelaskan oleh

keseimbangan dinamis. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung

adalah 45,551 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena

probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat

dipakai untuk memprediksi kemampuan tendangan kekomi (dapat

diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh

6,749 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000)

jauh lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien

regresi signifikan, atau keseimbangan dinamis benar-benar berpengaruh

secara signifikan dengan kemampuan tendangan kekomi. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan

keseimbangan dinamis dengan kemampuan tendangan kekomi pada

Karateka Ranting Inkanas UNM terbukti nilai korelasi ( r0 ) 0,787 dengan

tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Ini membuktikan bahwa

keseimbangan sangat penting bagi karateka, posisi dalam melakukan

tendangan kekomi adalah salah satu kaki akan menendang dengan

gaya samping sehingga kaki yang satu akan bertumpu untuk menopang

titik berat badan. Dengan demikian keseimbangan berfungsi untuk

menjaga agar supaya hasil tendangan kekomi dapat dilaksanakan

dengan baik serta tepat pada sasaran. Kemampuan dalam melakukan

tendangan kekomi membutuhkan ketepatan waktu untuk mencapai

Page 38: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

38

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

target atau sasaran yang diinginkan, oleh karena itu dengan adanya

keseimbangan yang dimiliki bagi karateka akan menunjang hasil optimal

dalam melakukan kemampuan tendangan kekomi tersebut.

d. Hipotesis keempat

Ada hubungan kekuatan tungkai, kelentukan split dan keseimbangan

dinamis dengan kemampuan tendangan kekomi pada Karateka Ranting

Inkanas UNM.

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis regresi dari program SPSS tentang

hubungan kekuatan tungkai, kelentukan split dan keseimbangan dinamis

dengan kemampuan tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas

UNM diperoleh sesuai dari rangkuman tabel 6 berikut:

Tabel 6. Hasil analisis regresi untuk hipotesis keempat

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Kekuatan tungkai (X1), Kelentukan split (X2) dan keseimbangan dinamis (X3)

0,903

0,816

38,414

5,184

0,000

Tendangan kekomi (Y)

Hipotesis statistik :

Ho : Rx1,2,3y = 0 H1 : Rx1,2,3y ≠ 0

Hasil pengujian :

Berdasarkan hasil pengujian analisis data antara kekuatan tungkai,

kelentukan split dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan

tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM, diperoleh nilai

regresi ( R0 ) 0,903 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai

R Square (koefesien determinasi) 0,816. Hal ini berarti 81,6%

kemampuan tendangan kekomi dijelaskan oleh kekuatan tungkai,

kelentukan split dan keseimbangan dinamis. Dari uji Anova atau F test,

didapat F hitung adalah 38,414 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh

karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi

dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan tendangan kekomi (dapat

diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh

Page 39: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

39 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

5,184 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000)

jauh lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien

regresi signifikan, atau kekuatan tungkai, kelentukan split dan

keseimbangan dinamis benar-benar berpengaruh secara signifikan

dengan kemampuan tendangan kekomi. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai,

kelentukan split dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan

tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM terbukti nilai

regresi ( R0 ) 0,903 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Ini

membuktikan bahwa seorang karateka membutuhkan ketiga unsur fisik

tersebut, yaitu kekuatan tungkai, keseimbangan dan kelentukan.

Gerakan kemampuan tendangan kekomi membutuhkan pergerakan

yang sangat singkat dalam proses pelaksanaannya. Segala sesuatu

yang dilakukan dengan aktifitas tinggi membutuhkan kemampuan fisik

yang baik, dengan demikian proses pelaksanan kemampuan tendangan

kekomi merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara cepat yang

tentunya membutuhkan kemampuan fisik seperti kekuatan tungkai,

keseimbangan dan kelentukan. Hasil dalam unsur fisik tersebut sangat

membantu dalam pergerakan kemampuan tendangan kekomi, sebab

dengan ditopang keseimbangan, pergerakan kemampuan tendangan

kekomi akan lebih terarah. Kekuatan tungkai adalah kemampuan otot

pada tungkai untuk dapat melakukan gerakan secara maksimal. Tungkai

sebagai penggerak dalam gerakan tendangan akan selalu bergerak

untuk melakukan tendangan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan

telah mengungkapkan bahwa kemampuan tendangan kekomi meiliki

hubungan dengan kekuatan otot tungkai. Keagresifan seorang atlet

dalam perubahan-perubahan arah gerakan tendangan sangat

membutuhkan sebuah kekuatan pada otot tungkainya. Agar kemampuan

tendangan ini diperoleh dengan cepat maka dibutuhkan kecepatan.

Pada cabang olahraga karate khususnya teknik tendangan kekomi,

tungkai merupakan sebagai pukulan kaki. Sebab seorang atlet yang

tidak memiliki kekuatan otot tungkai, maka tidak dapat melakukan

gerakan dengan cepat atau tiba-tiba sehingga tendangan yang dilakukan

sia-sia, terbuang percuma atau akan tidak efektif dan efesien dan

biasanya ini akan muncul ketidak seimbangan. Untuk itu keseimbangan

bagi atlet karate harus dimiliki guna mempertahankan segala gerakan

baik yang ingin dilakukan maupun setelah melakukan gerakan.

Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mempertahankan

sistem tubuh baik dalam posisi statis maupun dalam posisi gerak

Page 40: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

40

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

dinamis yang mana keseimbangan juga merupakan hal yang sangat

penting di dalam melakukan suatu gerakan karena dengan

keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu mengkoordinasikan

gerakan-gerakan dan dalam beberapa ketangkasan. Keseimbangan

merupakan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh baik dalam

keadaaan diam maupun pada saat bergerak. Oleh karena itu disaat

melakukan gerakan kecepatan tendangan, maka membutuhkan kestabilan

posisi tubuh di saat melakukan tendangan tersebut. Posisi kaki yang satu

dalam melakukan tendangan tentu akan memberikan beban yang berat

bagi kaki yang menjadi penopang titik berat badan. Dalam keadaan seperti

ini, bila atlet tidak memiliki keseimbangan tentu dalam pelaksanaannya

akan kurang maksimal, disebabkan tidak mampu menahan titik berat

badan. Disamping itu bahwa gerakan yang dilakukan perlu adanya

keluwesan dalam melakukannya sehingga gerakan tersebut tidak kaku.

Oleh karena itu kelentukan akan membantu dalam mencapai target serta

gerakan akan lebih akurat. Pergerakan kemampuan tendangan kekomi

merupakan kecakapan melakukan tendangan secara cepat, sehingga

dalam mencapai target perlu jangkauan dan keluwesan gerakan secara

baik.

PENUTUP

Sesuai dari hasil analisis pengujian hipotesis dengan berdasar pada

masalah yang diajukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1)

Ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan

tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas UNM, 2) Ada hubungan

yang signifikan kelentukan split dengan kemampuan tendangan kekomi

pada Karateka Ranting Inkanas UNM, 3) Ada hubungan yang signifikan

keseimbangan dinamis dengan kemampuan tendangan kekomi pada

Karateka Ranting Inkanas UNM, dan 4) Ada hubungan yang signifikan

antara kekuatan tungkai, kelentukan split dan keseimbangan dinamis

dengan kemampuan tendangan kekomi pada Karateka Ranting Inkanas

UNM.

Agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kemampuan tendangan kekomi bagi atlet, maka saran yang dapat

dikemukakan sebagai berikut: 1) Pelatih diharapkan dapat meningkatkan

penampilan kemampuan tendangan kekomi pada karateka dengan

penerapan bentuk metode latihan yang sesuai dengan teknik dasar yang

dikembangkan tanpa mengabaikan komponen fisik yang dibutuhkan dalam

menunjang pada penampilannya, 2) Hendaknya ketiga komponen yang

Page 41: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

41 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

terkait atau yang dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan tendangan

kekomi yaitu kekuatan tungkai, keseimbangan dan kelentukan dapat

dijadikan sebagai indikator dalam penilaian maupun memilih atlet, dan 3)

Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar

pada penelitian yang relevan agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan

untuk memperkaya khasanah disiplin ilmu keolahragaan, khususnya dalam

upaya meningkatkan kemampuan tendangan kekomi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek.

Jakarata : PT. Rineka Citra.

Barry L. Johnson dan J.K Nelson. 1986. Practical Meassurements for

Evaluation in Physical Education. New York : Fourth Edition Mac

Millan Publishing Company.

Bompa. 1983. Theory and Methodology of Training the Key to Athletic

Performance. Iowa Kendall/Hunt Publishing Company.

Dwijonowinoto Kasiyo, 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. IKIP:

Semarang.

Fox. 1984. The Physiological Basic of Physical Education and Athletic.

Toronto : Sounders College Publishing.

Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching.

Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.

Lutan, dkk. 1991. Manusia dan Olahraga. Bandung: Diterbitkan atas

kerjasama ITB dan FPOK IKIP Bandung

Nakayama, Masatoshi. 1995. Karate Yesteday and Today. Kodansa

Internasional, Tokyo, New York, San Frasisco: Japan Karate

Association, Translated By Herman Kauz

Namiek. S. 1992. Belajar Karate Secara Sistematis. Semarang: Aneka Ilmu

Oyama, Masutatsu. 1994. Teknik Oyama Karate Seri Kihon. Penerjemah JB.

Sujoto. 1996. Jakarta: Elex Media Komputindo Gramedia

Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi

Soekarman. 1985. Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet.

Bandung : Tarsito.

Subroto, Ilham Hakim. 1996. Dasar-Dasar Karate, Melatih Kemampuan Fisik

dan Mental Sebagai Atlet Karate. Solo: CV. Aneka

Page 42: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

42

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Page 43: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

43 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

PADA KELAS 9 DI SMP NEGERI 2 MAKASSAR

(STUDY ON THE EVALUATION OF LEARNING HEALTH SPORT AND

PHYSICAL EDUCATION 9 IN CLASS 2 STATE IN SMP MAKASSAR)

OLEH:

H. ABRAHAM RAZAK )*

ABSTRACT

This research was conducted in SMP Negeri 2 Makassar. The research subjects in

this study were students of class IX SMP Negeri 2 Makassar totaling 135 people.

This study is a descriptive study, the instrument used in this study a questionnaire

instrument. The questionnaire used in this study is an open structured questionnaire

form for such instruments to obtain data on the Implementation of Learning

Evaluation of Physical Education and Health In Grade 9 of SMPN 2 Makassar and

data analysis techniques used are percentage analysis. The results of the

implementation study Physical Education, Sport and Health have shown that for

psychomotor aspects: physical fitness and sports skills. Physical fitness aspects,

aspects of agility shuttle run test 80.74%, the aspect of strength tests sit up 100%,

the aspect of speed tests run 60 meters of 54.07%, the aspect of muscular

endurance and muscular endurance tests shoulder 81.48%, aspects of power hold

the heart and lungs a test run 12 minutes 85.92%, aspects of the sport football skills

tests dribble 96.29%, basketball throwing and catching a ball test, test dribble

97.04%, volleyball test pasing on and pasing down 97.04%, 0% swimming, athletics

97.77%, rhythmic gymnastics without morning gymnastics assays 10.37%, aspects

of the camp and the basics of rescue school environment P3K matter 22.22%, and

the introduction of the material culture of healthy living sexually transmitted diseases

(STDs) 90.37%, the cognitive aspects of sports knowledge of physical education

64.23%, knowledge of regulatory aspects 76.68%, historical aspects of sport

material progress 53.33% sport, health aspects of knowledge work LKS material

physical education and health 93.33%. Affective aspects of sportsmanship 64.21%,

65.18% disciplinary aspect, the aspect of responsibility 57.60%, 39.40% cooperation

aspect, the aspect of confidence 52.55%, and 80.74% honesty aspects. Based on

these results we can conclude that for the aspects of the evaluation of Physical

Education and Health for psychomotor aspects is generally quite good, the

evaluation of Physical Education, Sport and Health on the cognitive aspects is

generally quite good, and the evaluation of Physical Education and Health for

aspects affective is generally quite good.

Keywords: Evaluation of Learning, Aspect Psychomotor, Cognitive, Affective

Page 44: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

44

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

PENDAHULUAN

Intensitas pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan juga berbeda dengan mata pelajaran lain. Dalam Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan aspek yang dicakup lebih komplek tidak hanya mencakup

unsur-unsur kognitif tetapi juga aspek sosial kemasyarakatan juga menjadi prioritas

utama. Hal ini diperkuat oleh pendapat Rijsdrop (dalam Winarno 2006) yang

menyebutkan bahwa Intensitas pembelajaran Pendidikan Jasmnai, Olahraga, dan

Kesehatan meliputi empat pokok pikiran, yaitu: (1) Pembentukan gerak, (2)

Pembentukan prestasi, (3) Pembentukan sosial, (4) dan pembentukan badan.

Berdasar pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari proses

pendidikan secara keseluruhan karena bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan

sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

nasional. Sebagaimana berlangsungnya pendidikan di sekolah pada umumnya,

maka mata pelajaran pendidikan jasmani, Olahraga, dan Kesehatan memiliki

beberapa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Badan

Standar Nasional Pendidikan tahun 2006 menjabarkan beberapa tujuan dari

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan antara lain: mengembangkan

keterampilan pengeloaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan

kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani dan

olahraga yang terpilih, (2) meningkatkan pertumbuhan fisik dan penembangan psikis

yang lebih baik, (3) meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, (4)

meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-milai yang

terkandung dalam pendidikan, Olahraga, dan Kesehatan, (5) mengembangkan

sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan

demokratis, (6) mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri

sendiri, orang lain dan lingkungan, (7) memahami konsep aktifitas jasmani dan

olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan

fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap

yang positif. Sedangkan menurut Lawson dan Placek (dalam Winarno 2006)

disebutkan bahwa tujuan utama Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di

sekolah lanjutan adalah untuk: (1) memberi kesempatan siswa belajar bergerak

secara terampil dan cekatan, (2) memberi kesempatan siswa untuk memahami

berbagai pengaruh dan akibat keterlibatan mereka dalam kegiatan jasmani yang

menggembirakan, (3) membantu siswa untuk memadukan keterampilan baru yang

dibutuhkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya, (4)

meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan

keterampilan mereka secara rasional.

Page 45: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

45 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Dengan melakukan evaluasi, guru dapat mengetahui berhasil atau tidaknya

pelaksanaan program pembelajaran dan sejauh mana prestasi belajar yang dicapai

oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar. Evaluasi merupakan salah satu

komponen sistem pembelajaran/pendidikan yang berguna membantu guru

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dalam hal pengambilan keputusan

untuk menentukan nilai yang akan diberikan kepada siswa, sehingga

keberadaannya tidak dapat terelakkan dalam setiap kegiatan/proses pembelajaran.

Evaluasi adalah suatu instrumen yang digunakan oleh guru untuk membuat

pertimbangan-pertimbangan yang akan digunakan untuk penilaian kemajuan belajar

murid-muridnya. Disamping menilai kemajuan belajar murid, evaluasi yang

dilakukan oleh guru berkaitan pula dengan program pendidikan. Oleh karena itu,

evaluasi berkaitan erat dengan tugas guru, murid dan program pendidikan. Dalam

evaluasi, terdapat tiga aspek kemampuan yang akan diukur yaitu terdiri dari aspek

afektif, kognitif, dan psikomotorik. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang disajikan disekolah,

dalam kegiatan sehari-hari lebih banyak berorientasi pada kawasan psikomotor,

dibanding dengan kawasan kognitif dan afektif. Hal ini diperkuat oleh pendapat

Annarino (dalam Winarno, 2006) yang mengembangkan taksonomi tujuan

pendidikan jasmani meliputi: (1) kawasan fisik: kekuatan, daya tahan, dan

kelentukan, (2) kawasan psikomotor: kemampuan perseptual-motorik, (3) kawasan

kognitif atau perkembangan intelektual yang terdiri dari: pengetahuan, kemampuan,

dan keterampilan intelektual, (4) kawasan afektif, meliputi perkembangan personal,

sosial dan emosional.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru olahraga diperoleh keterangan

ada beberapa siswa yang pandai dalam melakukan keterampilan yang diajarkan

sekaligus memiliki pemahaman kognitif yang bagus juga, akan tetapi ada siswa

yang terkadang tidak terlalu menguasai dalam keterampilan tetapi sangat pandai

dalam penguasaan kognitifnya. Hal ini tentunya harus mendapatkan perhatian yang

berbeda oleh guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam melakukan

evaluasi karena hal yang paling diutamakan dalam Pendidikan Jasmani adalah

aspek psikomotor. Kriteria penilaian masing-masing guru Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan di SMP Negeri 2 Makassar pun juga berbeda. Misalnya,

guru Penjasorkes kelas 8 dan 9 menjelaskan bahwa pelaksanaan evaluasi yang

biasa beliau lakukan adalah kadang-kadang diawal kegiatan dan paling sering

disetiap akhir kegiatan pembelajaran. Dengan rincian aspek yang dinilai 70%

psikomotorik, 20% kognitif, dan 10% afektif. Menurut guru Penjasorkes kelas 7 dan

8 berpendapat bahwa tidak ada aspek kognitif, karena aspek kognitif sudah

termasuk ke dalam aspek psikomotorik. Dengan alasan jika siswa tersebut sudah

dapat melakukan aspek psikomotorik berarti siswa tersebut sudah menguasai aspek

kognitif juga. Akan tetapi aspek psikomotorik tetap menjadi aspek yang paling

dominan dalam penilaian yaitu dengan persentase 70% psikomotorik, 30% afektif

dan penilaian dilakukan selalu diakhir kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut

guru Penjasorkes kelas 7 dan 8 memberikan pendapat bahwa penilaian yang beliau

Page 46: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

46

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

lakukan adalah pada proses dan di setiap akhir kegiatan pembelajaran dengan tidak

mempersoalkan aspek kognitif dengan melihat kenyataan dan fakta tingkat

kemampuan dan intelengensi yang dimiliki siswa SMP Negeri 2 Makassar yang

berada diatas standar. Sedangkan yang menjadi masalah menurut beliau adalah

pada aspek psikomotorik yang sangat kurang. Hal ini tentunya akan berpengaruh

pada bobot penilaian itu sendiri. Jika aspek psikomotor yang ditonjolkan maka

secara otomatis siswa tersebut akan memperoleh nilai yang akan jelek, maka aspek

kognitif yang akan lebih dominan untuk menutup kekurangan penilaian tersebut.

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan tabel nilai rapor siswa SMP Negeri 2

Makassar:

No Rentangan nilai Persentase

1 60-69 5,56

2 70-79 39,13

3 80-89 26,81

Dari nilai rapor diketahui sebesar 5,56% siswa memperoleh nilai rapor untuk

mata pelajaran pendidikan jasmani dengan rentangan nilai 60-69, dan 39,13% siswa

mendapat nilai dengan rentangan 70-79, dan sebesar 26,81% siswa mendapat nilai

dengan rentangan nilai antara 80-89. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan nilai

siswa untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani di SMP Negeri 2 Makassar sangat

bervariasi. Berdasar pada kenyataan tersebut, bahwasanya persentase terbanyak

terdapat pada skor 70. Persentase terbesar pada skor-skor tersebut diperoleh

siswadari berbagai aspek penilaian dalam pelaksanaan evaluasi utamanya evaluasi

yang berkaitan dengan aspek penting yang menjadi penilaian dalam Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan yaitu aspek psikomotor. Hal ini tentunya

bertolak belakang dengan kenyataan dan aspek utama yang dinilai dalam

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Sebagaimana kita ketahui bersama

di SMP Negeri 2 Makassar dengan keadaan siswa yang rata-rata memiliki tingkat

penguasaan kognitif yang cukup tinggi ditambah dengan aspek psikomotor yang

menjadi aspek yang paling dominan didalam penilaian, seharusnya nilai rapor yang

mereka peroleh lebih baik dan berada diatas SKM (Standar Kelulusan Minimal).

Pengertian Evaluasi

Secara umum evaluasi dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk

menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,

objek, dan lain-lain) (Dimyati & Mudjiono, 1999). Sedangkan menurut Sarifudin

(1979) menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses mendapatkan informasi dan

mengunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.

Pendapat senada juga dikemukakan Sudjana (1990) yang menjelaskan bahwa

evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat

dari segi tujuan, gagasan, caara bekerja, pemecahan, metode, materi dll. Wand dan

Brown (dalam Dimyati & Mudjiono 1999) mengemukakan bahwa evaluasi

Page 47: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

47 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan menurut

Sarifudin (1979) evaluasi adalah suatu penilaian tentang aspek yang dihubungkan

dengan situasi aspek-aspek yang lainnya, sehinga didapat gambaran yang

menyeluruh, yang disoroti/ ditinjau dari berbagai aspek. Hal itu juga dipertegas oleh

Joesmani (1988) yang menyebutkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang

sistematis untuk mengetahui kemampuan yang dicapai siswa dalam pengajaran.

Dalam evaluasi biasanya sudah ditentukan pendekatan-pendekatan dan kriteria-

kriterianya sehingga berdasar kriteria tersebut dapat ditentukan atau diberikan

keputusan tentang status individu tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian yang

telah disebutkan dapat diambil kesimpulan tentang bahwa evaluasi merupakan

proses yang sistematis untuk memperoleh informasi tentang pencapaian

kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar untuk selanjutnya dapat

dipergunakan dalam pengambilan keputusan.

Agar pelaksanaan evaluasi dapat lebih efektif, maka diperlukan prinsip-

prinsip sebagai berikut: (a) evaluasi harus sesuai dengan filsafat hidup suatu

bangsa, (b) dilakukan secara obyektif, (c) dilaksanakan sebelum, selama, dan

setelah berlangsungnya proses belajar mengajar, (d) menganut prinsip kontinyuitas,

(e) prinsip menyeluruh, (f) dipimpin dan dikelola oleh orang yang ahli dalam

bidangnya, (g) hasil evaluasi harus diinterpretasikan untuk semua individu tentang

aspek sosial, mental, fisik dan psikologisnya. (Winarno, 2004). Keterlaksanaan dan

keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan ditentukan oleh keberhasilan peneliti

dalam merancang dan menetukan prosedur penelitian. Oleh karena itu, peneliti

diharapkan memperhatikan beberapa tahapan/langkah yang perlu dilaksanakan.

Prosedur yang dimaksud adalah tahapan pokok yang harus dilaksanakan dalam

kegiatan evaluasi. Dimyati & Mudjiono (1999) menyebutkan ada 6 tahapan yang

harus dilalui dalam evaluasi yaitu: (a) persiapan, meliputi menyeleksi butir-butir tes

yang telah disiapkan, menyiapkan peralatan dan fasilitas, menyiapkan kartu

penilaian dan petunjuk, dan menyiapkan kebutuhan penunjang lain, (b) penyusunan

alat ukur, (c) pelaksanaan pengukuran, seperti pemanasan, demonstrasi dan

memberikan penjelasan, (d) pengolahan hasil pengukuran, seperti menghitung skor

mentah, (e) penafsiran dan penginterpretasikan hasil pengukuran, (f) pelaporan dan

pengunaan hasil evaluasi.

Karakteristik Pembelajaran Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, setiap mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah memiliki karaktersitik yang berbeda. Untuk mata pelajaran

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, pembelajaran yang dilakukan tentu

memiliki karekteristik yang berbeda dengan mata pelajaran yang lainnya. Depdiknas

(2006) menjelaskan karakteristik pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan untuk SMP adalah sebagai berikut: (a). Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMP, yang

mempelajari dan mengkaji gerak manusia secara interdisipliner. Gerak manusia

adalah aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan

Page 48: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

48

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

kebugaran jasmani dan keterampilan motorik, mengembangkan sikap dan perilaku

agar terbentuk gaya hidup yang aktif. Aktivitas jasmani yang dilakukan berupa

aktivitas bermain, permainan, dan olahraga, (b). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan menggunakan pendekatan interdisipliner, karena melibatkan berbagai

disiplin ilmu seperti anatomi, fisiologi, psikologi, sosiologi, dan ilmu-ilmu yang lain.

Pendukung utama Pendidikan Jasmani adalah ilmu keolahragaan yang mencakup

filsafat olahraga, sejarah olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, fisiologi

olahraga, dan biomekanika olahraga, (c). Materi Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan berupa kajian terhadap gerak manusia yang dikemas dalam muatan

yang esensial, faktual, dan aktual. Materi ini disampaikan dalam rangka memberikan

kesempatan bagi siswa untuk tumbuh dan berberkembang secara proporsional

yang mencakup ranah psikomotor, kognitif, dan afektif. Dari pernyataan tersebut

dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan untuk SMP adalah dengan mempelajari dan mengkaji gerak

manusia secara interdisipliner melalui aktivitas jasmani yang disajikan dalam bentuk

praktek maupun teori yang mencakup ranah psikomotor, kognitif, dan afektif

sebagai hasil belajar bagi peserta didik. Materi Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan berupa kajian terhadap gerak manusia yang dikemas dalam muatan

yang esensial, faktual, dan aktual. Setelah pembelajaran dilaksanakan, untuk

mengetahui dampak atau pengaruh dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan

apakah peserta didik dapat menguasai materi yang diberikan oleh pendidik maka

kegiatan penilaian mutlak harus dilakukan.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini menggunakan

rancangan survei (observasi). Ditinjau dari tujuan penelitian, maka penelitian ini

termasuk jenis penelitian deskriptif, karena penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui dan mendeskripsikan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kelas 9 SMP Negeri 2 Makassar. Adapun

variabel yang diteliti adalah Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kelas 9 di SMP Negeri 2 Makassar.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Makassar Jalan Lawu no. 12 Kediri, dan

waktu penelitiannya adalah pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2014. Subyek

penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Makassar yang

berjumlah 135 orang siswa. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah

instrumen non tes yaitu survei (observasi) dan angket serta wawancara terstruktur

sebagai perlengkapan untuk memperoleh data. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini berupa angket terstruktur terbuka karena instrumen tersebut untuk

mendapatkan data tentang Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kelas 9 SMP Negeri 2 Makassar.

Instrumen angket penelitian berupa angket yang disusun mengacu pada tabel kisi-

kisi instrument yang dikembangkan dari tabel penjabaran variabel yang disajikan

dalam Tabel 1.1 Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data dianalisis dengan

Page 49: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

49 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

menggunakan statistik deskriptif kuantitatif yang berupa rata-rata hitung, modus

(frekuensi yang paling banyak muncul) dan persentase rumusnya adalah:

P = N

F x 100% (Sudijono, 1989)

P : Presentase

F : modus (frekuensi yang paling banyak muncul)

N : Jumlah Responden

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan dan dibahas studi tentang pelaksanaan

evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada siswa

kelas IX di SMP Negeri 2 Makassar.

A. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Siswa Kelas IX Di SMP Negeri 2 Makassar Dilihat dari Aspek

Psikomotor

1. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Kebugaran Jasmani

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada kelas IX di SMP Negeri 2

Makassar dilihat dari aspek kebugaran jasmani terdiri dari kelincahan, kekuatan,

daya tahan otot, daya tahan jantung dan paru-paru. Gilang (2007) mendefinisikan

kebugaran jasmani sebagai kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi)

terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan

sehari-hari) tanpa menimbulakan kelelahan yang berlebihan yang berarti.

Pembahasan tentang pelaksanaan evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan pada kelas IX di SMP Negeri 2 Makassar pada aspek kebugaran jasmani

berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV adalah sebagai berikut:

a. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Kelincahan

Pada aspek kelincahan intrumen yang digunakan guru dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah tes

shuttle run dengan persentase 80,74%. Shuttle run adalah lari bolak-balik dengan

cara memindahkan balok yang berjarak 4-10 meter. Besarnya persentase

menunjukkan seringnya guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

memberikan materi shuttle run untuk mengukur kelincahan siswa. Hal ini juga

didukung oleh adanya fasilitas seperti banyaknya balok kayu pendukung dan respon

siswa terhadap tes shuttle run serta sistem kompetisi yang sangat menarik dan

sangat mudah dilakukan oleh siswa.

Page 50: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

50

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

b. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Kekuatan

Pada aspek kekuatan intrumen yang digunakan guru dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah tes sit

up dengan persentase 100%. Besarnya persentase menunjukkan bahwa guru untuk

aspek kebugaran jasmani kekuatan selalu memberikan tes sit up yaitu tes untuk

meningkatkan kekuatan otot perut kepada siswa. Sit up adalah salah satu bentuk

latihan kekuatan dengan dengan cara tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan

kedua tangan diletakkan dibelakang kepala, kemudian badan diangkat hingga

duduk dengan posisi kedua tangan tetap dibelakang kepala.

c. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Kecepatan

Pada aspek kecepatan intrumen yang digunakan guru dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah tes lari

60 meter dengan persentase 54,07%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek

kebugaran jasmani kecepatan guru kurang dalam melaksanakan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk aspek kecepatan. Salah satu

penyebab kurangnya guru pendidikan kasmani olahraga dan kesehatan

memberikan tes lari 60 meter ini disebabkan tidak ada lapangan rumput yang

mendukung untuk melakukan tes lari 60 meter. Disekolah hanya ada lapangan

dengan lapisan aspal sehingga dikhawatirkan membahayakan keselamatan dari

siswa sendiri.

d. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Daya Tahan Otot

Pada aspek daya tahan otot intrumen yang digunakan guru dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

adalah tes daya tahan otot dan bahu dengan persentase 81,48%. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk aspek kebugaran jasmani daya tahan otot guru sering

memberikan tes tersebut dalam melaksanakan evaluasi pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan untuk aspek daya tahan otot. Tes daya tahan otot dan bahu

atau lebih dikenal dengan gerobak berjalan disamping menarik bagi siswa juga

pelaksanaannya sangat mudah dilakukan yaitu dengan cara berjalan dengan

menggunakan kedua lengan dan kaki dipegang oleh salah seorang teman dan

dapat dilakukan berulang-ulang dengan jarak yang bisa ditempuh 15-20 meter.

e. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Daya Tahan Jantung dan

Paru-paru

Pada aspek daya tahan jantung dan paru-paru intrumen yang digunakan

guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan adalah tes lari 12 menit dengan persentase 85,92% . Hal ini

Page 51: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

51 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

menunjukkan bahwa untuk aspek kebugaran jasmani daya tahan jantung dan paru-

paru guru sering memberikan tes lari 12 menit dalam melaksanakan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk aspek daya tahan otot. Tes lari

12 menit merupakan salah satu tes untuk mengukur seberapa besar daya tahan

jantung dan paru-paru sehingga dapat diketahui tingkat kebugaran jasmaninya.

2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Keterampilan Cabang Olahraga

a. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Sepakbola

Pada aspek sepak bola intrumen yang digunakan guru dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

adalah tes menggiring bola dengan persentase 96,29% . Hal ini menunjukkan

bahwa untuk aspek keterampilan cabang olahraga sepak bola guru sering

memberikan tes menggiring bola dalam melaksanakan evaluasi pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan karena menggiring bola merupakan keterampilan dasar

yang harus dikuasai dalam permainan sepak bola. Menggiring bola dilakukan

dengan menggunakan kaki bagian dalam (kura-kura kaki). Hal ini juga didukung

oleh luasnya lapangan sehingga memungkinkan siswa untuk melakukan

keterampilan ini dengan mudah.

b. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Basket

Pada aspek keterampilan cabang olahraga basket intrumen yang digunakan

guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan adalah tes melempar dan menangkap bola serta mengiring bola dengan

persentase 97,04% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek keterampilan cabang

olahraga basket guru sering memberikan tes melempar dan menangkap bola serta

tes menggiring bola dalam melaksanakan evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan. Melempar dan menangkap serta menggiring bola merupakan

keterampilan dasar yang harus dikuasai dalam permainan basket, sehingga untuk

dapat memainkan permainan basket keterampilan dasar tersebut harus benar-benar

dikuasai oleh siswa.

Disamping itu di SMP Negeri 2 Makassar juga mempunyai lapangan basket

yang memadai sehingga sangat memungkinkan guru pendidikan jasmani olahraga

dan rekreasi untuk memberikan materi tes melempar dan menangkap bola. serta

menggiring bola.

c. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Bola Voli

Pada aspek bolavoli intrumen yang digunakan guru dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah tes

Page 52: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

52

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

pasing atas dan pasing bawah dengan persentase 97,04%. Hal ini menunjukkan

bahwa untuk aspek keterampilan cabang olahraga bola voli guru sering memberikan

tes pasing atas dan pasing bawah dalam melaksanakan evaluasi pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan karena tes pasing atas dan pasing bawah

merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai dalam permainan bola voli.

Pasing bawah dilakukan dengan cara menggenggam kedua tangan lengan lurus

pandangan kearah datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk sedangkan untuk

pasing atas sama seperti halnya pada pasing bawah yang membedakan hanya

pada posisi tangan yang membentuk huruf u dan ayunan dilakukan dengan

mendorong ke depan sampai posisi lengan lurus.

d. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Renang

Pada aspek renang guru tidak pernah memberikan dalam evaluasi

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan persentase 0% .

Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek renang guru tidak pernah memberikan

renang dalam melaksanakan evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

Hal ini disebabkan tidak adanya fasilitas kolam renang dan resiko yang terlalu besar

ketika mengajarkan materi tentang renang.

e. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Atletik

Pada aspek atletik intrumen yang digunakan guru dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah tes lari

jarak pendek dengan persentase 97,77% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek

keterampilan cabang olahraga atletik guru sering memberikan tes lari jarak pendek

dalam melaksanakan evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini

didukung oleh adanya lintasan yang cukup dan aman untuk melakukan lari jarak

pendek yang lokasinya berada di depan sekolah.

f. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Senam Irama Tanpa Alat

Pada senam irama tanpa alat intrumen yang digunakan guru dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

adalah tes senam pagi dengan persentase 10,37% . Hal ini menunjukkan bahwa

untuk aspek keterampilan cabang olahraga senam irama tanpa alat guru jarang

memberikan tes senam pagi dalam melaksanakan evaluasi pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan. Mengenai sarana dan prasarana disekolah sebetulnya

mendukung untuk melakukan kegiatan tersebut akan tetapi guru menganggap

kegitan tersebut akan menggangu proses belajar yang lain karena suara yang

ditimbulkan karena diadakan dilapangan.

Page 53: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

53 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

g. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Perkemahan dan Dasar-dasar Penyelamatan

Di sekolah

Pada aspek perkemahan dan dasar-dasar penyelamatan di sekolah

intrumen yang digunakan guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah P3K dengan persentase

22,22% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek perkemahan dan dasar-dasar

penyelamatan di sekolah guru jarang memberikan materi P3K dalam melaksanakan

evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini disebabkan karena

guru hanya memberikan materi P3K pada saat bulan puasa saja dan materi ini

sering diberikan pada ekstrakurikuler pramuka yang diikuti siswa jadi guru sangat

jarang memberikan materi tersebut pada saat jam pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan.

h. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Budaya Hidup Sehat

Pada aspek budaya hidup sehat intrumen yang digunakan guru dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

adalah pengenalan penyakit menular seksual (PMS) dengan persentase 90,37% .

Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek budaya hidup sehat materi pengenalan

penyakit menular (PMS) sering guru berikan dalam melaksanakan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini disebabkan karena materi

tersebut sangat menarik dan siswa sangat tertarik karena sudah menjadi fenomena

dikalangan masyarakat juga merupakan salah satu program dari sekolah serta

didukung oleh banyaknya informasi yang dapat siswa peroleh misalnya dari internet

sehingga diharapkan siswa dapat menerapkan budaya hidup sehat ke dalam

kehidupannya sehari-hari.

B. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Pada Kelas IX Di SMP NEGERI 2 Makassar

Dilihat dari Aspek Kognitif

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada kelas IX di SMP Negeri 2

Makassar dilihat dari aspek kognitif adalah pengetahuan pendidikan jasmani dan

olahraga, pengetahuan tentang peraturan, sejarah cabang olahraga, dan

pengetahuan kesehatan. Bloom (dalam Sudjana 1990) menjelaskan ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni

aspek pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

Pembahasan tentang pelaksanaan evaluasi pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan pada kelas IX di SMP Negeri 2 Makassar pada aspek kognitif

berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

Page 54: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

54

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

1. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Pengetahuan Pendidikan Jasmani Dan

Olahraga

Pada aspek pengetahuan pendidikan jasmani dan olahraga guru telah

melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

dengan persentase 64,23% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek kognitif

pengetahuan pendidikan jasmani olahraga guru sering memberikan materi tentang

pengetahuan pendidikan jasmani olahraga dalam melaksanakan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini juga berkaitan dengan

kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa di SMP Negeri 2 Makassar,

seharusnya guru lebih memamfaatkan potensi tersebut untuk menambah nilai yang

sudah diperoleh siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.

2. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Pengetahuan Tentang

Peraturan

Pada aspek pengetahuan tentang peraturan guru telah melaksanakan

evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan

persentase 76,68%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek konitif pengetahuan

tentang peraturan guru sering memberikan materi tentang pengetahuan tentang

peraturan dalam melaksanakan evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan. Materi pengetahuan peraturan juga berkaitan dengan potensi yang

dimiliki siswa yang sangat antusias dalam mempelajari peraturan semua cabang

olahraga misalnya peraturan dalam cabang olahraga basket.

3. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Sejarah Cabang Olahraga

Pada aspek sejarah cabang olahraga materi yang sering guru berikan

dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan adalah perkembangan cabang olahraga dengan persentase 53,33%. Hal

ini menunjukkan bahwa untuk aspek kognitif sejarah cabang olahraga materi

perkembangan cabang olahraga guru sudah cukup melaksanakan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Untuk aspek sejarah cabang olahraga

guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan guru hanya memperkaya materi

tersebut juga disebabkan karena materi tersebut sudah ada di LKS sehingga guru

jarang menerangkan langsung kepada siswa.

4. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Pengetahuan Kesehatan

Pada aspek pengetahuan kesehatan tugas yang sering guru berikan dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

adalah mengerjakan LKS materi penjas dan kesehatan dengan persentase 93,33%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru sering memberikan tugas kepada siswa untuk

Page 55: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

55 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

mengerjakan LKS disamping untuk memperkaya pemahaman terhadap materi

tentang pengetahuan kesehatan guru juga bertujuan untuk menambah nilai siswa

jika dalam praktek keterampilan cabang olahraga nilainya tidak memenuhi syarat.

C. Pembahasan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Dilihat Dari Aspek Afektif

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada kelas IX di SMP NEGERI 2

Makassar dilihat dari aspek afektif adalah sportif, disiplin, tanggung jawab,

kerjasama, percaya diri. Krathwohl (dalam Sudijono, 2006) menjelaskan bahwa

dalam aspek afektif terdapat lima katagori yaitu menerima, menanggapi,

menghargai, mengatur/mengorganisasikan, dan karakterisasi. Pembahasan tentang

pelaksanaan evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada kelas IX di

SMP NEGERI 2 Makassar pada aspek afektif berdasarkan hasil penelitian pada Bab

IV adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Sportif

Pada aspek sportif guru sering menanamkan sikap displin dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

dengan persentase 64,21%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek afektif sportif

guru sudah cukup menanamkan sikap sportif dalam pelaksanakan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Sikap sportif sangat diperlukan dalam

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan karena jika siswa memiliki jiwa sportif

maka siswa tersebut akan saling menghargai baik kepada teman, dan menerima

dengan lapang dada semua keputusan dari wasit apabila siswa tersebut dalam

suatu pertandingan.

2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Disiplin

Pada aspek disiplin guru sering menanamkan sikap displin dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

dengan persentase 65,18% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek afektif disiplin

guru sudah cukup menanamkan sikap disiplin dalam pelaksanakan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Disiplin adalah sikap mentaati dan

patuh pada peraturan yang ada. Sikap disiplin ini akan membawa dampak yang

sangat besar bagi siswa karena semua yang mereka kerjakan akan berjalan secara

teratur dan tentunya akan membawa kepada kesuksesan.

3. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Tanggung Jawab

Pada aspek tanggung jawab guru kurang dalam menanamkan sikap disiplin

dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan dengan persentase 57,60% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek

Page 56: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

56

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

afektif tanggung jawab guru kurang menanamkan sikap disiplin dalam

pelaksanakan evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Seharusnya

guru lebih menanamkan sikap tanggung jawab untuk menumbuhkan rasa berani

menerima konsekuensi terhadap apa yang telah siswa lakukan misalnya

bertanggungg jawab mengganti kaca yang pecah apabila tanpa sengaja siswa

memecahkan kaca tersebut.

4. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Kerjasama

Pada aspek kerjasama guru sangat kurang dalam menanamkan sikap

displin dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan dengan persentase 39,40% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk

aspek afektif kerjasama guru sangat kurang dalam menanamkan sikap disiplin

dalam pelaksanakan evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Siswa di

SMP Negeri 2 Makassar cenderung indivudualis dan kurang menjalin kerjasama

antar sesama siswa. Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab guru untuk

menumbuhkan sikap kerjasama dikalangan siswa agar tercipta suasana kompak

dan saling membutuhkan.

.

5. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Percaya diri

Pada aspek percaya diri guru kurang dalam menanamkan sikap percaya diri

dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan dengan persentase 52,55% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek

afektif percaya diri guru kurang dalam menanamkan sikap percaya diri dalam

pelaksanakan evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Ada beberapa

siswa yang terkadang kurang memiliki rasa percaya diri sehingga cenderung

menjauh dari teman-temannya. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

harus bisa menumbuhkan kepercayaaan diri dari siswa tersebut sehingga siswa

tersebut bersemangat untuk mengikuti materi-materi yang akan diajarkan.

6. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dilihat Dari Aspek Kejujuran

Pada aspek afektif kejujuran guru sering menanamkan sikap kejujuran

dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan dengan persentase 80,74% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk aspek

afektif kejujuran guru sangat menanamkan sikap jujur dalam pelaksanakan evaluasi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Kejujuran sangat ditanamkan oleh

guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan hal ini terbukti dengan tingginya

persentase yang diperoleh dari hasil penelitian.

Page 57: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

57 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

PENUTUP

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Pelaksanaan evaluasi Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk aspek

psikomotor secara umum cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sudah melaksanakan

evaluasi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada, akan tetapi untuk

renang guru sama sekali tidak memberikan materi tersebut disebabkan tidak

adanya sarana dan prasarana pendukung seperti kolam renang dan

kekhawatiran akan besarnya resiko yang akan ditimbulkan apabila kegiatan

tersebut dilakukan. Aspek senam irama tanpa alat guru jarang memberikan

materi tersebut dikarenakan kondisi lingkungan yang kurang mendukung

misalnya suara musik akan menggangu kegiatan belajar siswa yang lain dan

pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan diluar lapangan,dan aspek

perkemahan dan dasar-dasar penyelamatan dilingkungan sekolah guru hanya

memberikan materi tersebut pada bulan puasa saja.

2. Pelaksanaan evaluasi Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk

aspek kognitif secara umum cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sudah melaksanakan

evaluasi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sesuai

dengan kurikulum yang ada.

3. Pelaksanaan evaluasi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk

aspek afektif secara umum cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sudah melaksasnakan

evaluasi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Akan

tetapi untuk aspek kerjasama guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan kurang menanamkan sikap kerjasama dikalangan siswa hal ini

disebabkan oleh karakter siswa di SMP Negeri 2 Makassar yang cenderung

individualis sehingga guru harus lebih meningkatkan lagi menumbuh dan

menanamkan sikap kerjasama ini.

Beberapa saran yang ada kaitannya dengan penelitian tentang pelaksanaan

evaluasi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan sebagai berikut:

1. Bagi Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan hendaknya

lebih meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata kuliah yang berhubungan

dengan penilaian untuk meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkan.

2. Bagi sekolah hendaknya meningkatkan kinerja guru pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan ketika melaksanakan kegiatan proses evaluasi

pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dengan sering

mengikutsertakan guru dalam seminar dan kepelatihan yang berhubungan

dengan pelaksanaan evaluasi demi semakin berkualitasnya guru pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan daammenjalankan fungsinya.

Page 58: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

58

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

3. Bagi guru hendaknya lebih kreatif dan terus mengembangkan diri untuk

meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan evaluasi Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

4. Bagi peneliti lain hendaknya terus mengembangkan dan melakukan penelitian

lagi tetang pelaksanaan evaluasi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

di sekolah lain demi kemajuan pendidikan kita khususnya Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, 1988. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remadja Karya.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Budiwanto, Setyo.2004. Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga Jurusan Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Malang.

Depdiknas. 2006. Penilaian Lima Kelompok Mata Pelajaran. Direktorat Pembinaan

SMA, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati & Mudjiono, 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Putra.

Djuwairiyah, Siti. 2007. Pelatihan Jardiknas. Penerapan Metode Belajar Aktif

Sebagai Upaya Membantu Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa

Kelas 6, (Online), (http://72.14.235.132/search?q=cache:rA-

dAw4f8CcJ:media.diknas.go.id/media/document/5302.pdf+definisi+%22pe

mbelajaran%22&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id ( diakses tgl 29 april 2009)

Imron, Ali, 1995. Teori Belajar Pembelajaran. Malang: Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Proyek IKIP Malang.

Joesmani, 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta: Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan.

Mardianto, Drs. 1991. Penyusunan Alat Evaluasi Pendidikan Dan Olahraga.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek Operasi

Dan Perawatan Fasilitas.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2000. Pedoman Penulisan karya

Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sarifudin, Aip, 1979. Evaluasi Olahraga. Jakarta: Rora Karya.

Sekilas SMPN 1 Malang, (http://www.smpn1-mlg.sch.id/pro_sekilas.php, diakses tgl

20 April 2009).

Sudjana, Nana, 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sudjiono, Anas, 2006. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Tim Penyiapan Naskah Edisi Keempat. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Malang: Universitas Negeri Malang

Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.

Usman, Moh, 1991. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 59: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

59 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, diakses tgl 20 Maret 2009

Winarno, M.E, 2006. Dimensi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Malang: Laboraturium Jurusan Ilmu Keolahraaan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Malang.

Winarno, ME. 2004. Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Jakarta:

Center For Human Capacity Development.

Page 60: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

60

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Page 61: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

61 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN

TUBUH DENGAN PRESTASI LEMPAR LEMBING GAYA JINGKAT

PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 5 MAKASSAR

(RELATIONSHIP BETWEEN THE MUSCLE STRENGTH OF ARM AND

BODY WITH ACHIEVEMENT FLEXIBILITY JAVELIN STYLE

HOPSCOTCH IN CLASS XI SMK STATE 5 MAKASSAR)

OLEH:

H. AD’DIEN )*

ABSTRACT

One area to watch sports, coaching, development and performance

improvement is athletics. Athletic cloned partitions guess prioritize because

athletics is the parent of all branches of athletics olahraga.Salah one number

is throwing lembing.Nomor this type are often contested on athletics

championships, both Tertiary school, local, national or international. At first

glance we can see that we want to conduct a study in the field of sports,

especially athletics. This study aims to determine the extent of influence

(correlation) between the arm muscle strength and flexibility of the

achievements of the javelin. Average population in this study is the son of a

class XI student of SMK Negeri 5 Makassar.Sampel as many as 30

students, data collection techniques using the test measurements, in order

to gather data from the independent variables denoted x and the dependent

variable is denoted y. Conclusion The results of this study were (1) There is

a relationship between the strength of the arm muscles to the achievement

of the javelin by 0.98 Rx2y results of correlation so-Compute r> R-Table. (2)

There is a correlation between the flexibility of the achievements of the

javelin is based on results of correlation of 0.42 Rx3y so-Compute r> r-

Table. (3) There is an arm muscle strength, and flexibility towards the javelin

achievement based on test results correlation Ry (1.2) 0.97 so-Compute r>

r-Table.

Keywords: Arm Muscle Strength, Body Flexibility, Javelin, Hopscotch Style.

Page 62: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

62

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

PENDAHULUAN

Lempar lembing adalah salah satu cabang bagian dari atletik yang

secara tidak sengaja masyarakat sering malakukan kegiatan tersebut,

apalagi masyarakat pada jaman dahulu untuk mencari makanan dengan

berburu menggunakan lembing, memanah dan melempar. Berlanjut dari

jaman berburu ke jaman kerajaan,, salah satu alat untuk berperang adalah

lembing. Di Yunani kegiatan melempar lembing sudah dilakukan sejak

jaman prasejarah dam dalam perkembangannya selain berburu akhirnya

menjadi salah satu cabang olahraga atlantik. Begitu juga kaum bangsawan

Eropa pada abad pertengahan dalam pemeliharaan badan juga melakukan

lima macam kegiatan olahraga salah satunya melempar lembing. Inggris

terkenal sebagai bangsa penjajah dunia, mereka sangat berperan dalam

penyebaran bentuk permainan ini. Dari beberapa teknik lempar lembing

salah satu diantaranya yang sanagt penting adalah kekuatan lemparan dan

kelentukan. Untuk mendapatkan hasil lemparan yang maksimal makna yang

kita perlukan adalah kondisi yang prima (fit) dan pemanasan yang cukup

untuk persiapan melempar lembing. Dalam kenyataannya ada dua macam

unsur fisik yaitu fisik secara umum dan secara khusus yang sangat

mendukung dalam olahraga, seperti yang dijelaskan Suharno HP. (1985)

dalam bukunya menyatakan bahwa “Unsur-unsur fisik secara umum yang

perlu ditingkatkan meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan,

dan kelenturan.Sedangkan unsur fisik secara khusus mencakup stamina,

daya ledak reaksi, koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan.”Unsur ini

dikhususkan untuk lempar lembing saja, olahraga lainnya pun juga

memerlukan unsur-unsur di atas. Dengan kaitannya kegiatan lempar

lembing dapat di artikan bahwa untuk mendapatkan hasil lemparan yang

maksimal dan baik diperlukan otot yang kuat, terutama otot lengan dan

bahu. Sesuai dengan pengertian push up yaitu bahan untuk membuat daya

tahan otot lokal dengan bahu. Sedangkan kelentukan dapat diartikan

kemampuan seseorang melakukan bermacam-macam aktifitas fisik yang

ditentukan oleh kelentukan seluruh tubuh atau persendian tertentu.Selain itu

diperlukan adanya kelentukan tubuh pada saat melempar lembing dan

sesuai melempar. Kelentukan itu didapat setelah pemenasan dan latihan

yang lama sehingga akan mendapatkan otot yang sudah terbiasa dengan

kegiatan yang kita lakukan. Apabila pemanasan yang menjadikan kebiasana

sebelum olahraga itu tidak dilakukan menyebabkan ketidakseimbangan otot

pada saat melempar yang akhirnya akan menderita cidera. Karena bila

sebuah otot bergerak kesatu arah, otot lainnya bergerak dalam arah yang

berlawanan, otot-otot ini disebut otot-otot antagonistic.Perbandingan otot

Page 63: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

63 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

antagonistic ini diseimbangkan dengan tepat. Jika salah satu jauh lebih kuat

dari pada otot lainnya akan timbul ketidakseimbangan. Otot yang lebih kuat

akan mengalahkan otot yang lemah, sehingga menyebabakan kerusakan

dalam serabut-serabut tendonya. Pengobatannya adalah dengan

memperkuat otot yang lemah dan meregangkan otot yang kuat.

Kekuatan Otot Lengan

Secara umum tentang kekuatan merupakan kemamapuan dari suatu

otot untuk mendesakkan suatu tekanan terhadap suatu perlawanan, dalam

hal ini Harsono HP, menyatakan bahwa “Satu-satunya yang esensial dan

yang mutlak dipergunakan guna meningkatkan prestasi dalam olahraga

adalah faktor strength atau kekuatan.” Berangkat dari sini, maka kekuatan

otot lengan adalah kemampuan seseorang menggunakan suatu kekuatan

badan ke dalam suatu gerakan yang sangat cepat terhadap suatu objek

atau lembing, dalam hal ini Iskandar Z.A dan Engkos Kosasih menjelaskan

tentang kekuatan otot yang lebih khusus, yaitu: “Dalam hubungan yang

khusus dengan respon otot, kekuatan dasar adalah kemampuan otot atau

sekumpulan otot-otot untuk mendesak tentang yang berhubungan melalui

jangkauan yang lengkap dari pergerakan tanpa perlawanan dari suatu otot

atau yang tidak berhubungan. Kekuatan khusus seringkali merupakan suatu

daerah persoalan dalam pengembangan kekuatan, untuk itu sering kali

membuat lemahnya otot lainnya berhubungan dengan suatu daerah lain

yang khusus berasal dari otot, jika seorang atlet berusaha untuk

mengembangkan otot khusus. Dia akan menggunkan peralatan yang

mengembangkan sebanyak mungkin seluruh jangkauan kekuatan.”

Kekuatan otot akan berpengaruh sekali dalam olehraga salah satunya

adalah lempar lembing guna menghasilkan power atau tenaga ledak otot

disamping kekuatan otot itu sendiri, juga kekuatan dan kontraksinya, dengan

kata lain otot-otot lengan kuat sangat mendukung bagi atlet lempar lembing

dalam mencapai lemparan atau prestasi yang baik. Sebaiknya bagi mereka

yang otot-otot lengannya lemah akan sulit untuk mencapai lemparan atau

prestasi yang baik. Dunia olahraga tidak asing lagi dengan istilah pish up,

sering kali kegiatan push up dilakukan pada pemenasan atau latihan untuk

cabang olahraga yang menggunakan kekuatan tangan dan bahu. Bagi

mereka yang senang olahraga push up memang banyak manfaatnya.

Menurut Sadoso Sumardjono (1990) menyebutkan bahwa manfaat dari push

up adalah penguatan atau pengembang otot-otot dada, lengan, dan bahu.

Sedangkan cara melakukan push up menurut By Barry L Johnsen yaitu :

“Push up adalah dari suatu gerakan mulai dari posisi istirahat atau tidur

Page 64: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

64

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

condong ke depan dengan tangan lurus atau tegak, pelaku menurunkan

tubuhnya sampai dada menyentuh tikar dan kemudian mendorong ke atas

sampai tangan lurus menyangga. Badan harus tidak melengkung ke atas

tetapi memelihara suatu garis lurus selama latihan.”

Kelentukan

Kelentukan atau fleksibilititas telah lama dipertimbangkan dalam

dunia olahraga sebagai aspek kesegaran jasmani, walaupun belum nampak

dilaksanakan secara meluas. Sedangkan kelentukan itu sendiri menurut

Suharno H.P (1973), adalah “Suatu kemampuan dalam melaksanakan

gerakan dengan amplitude yang luas/kemampuan seseorang melakukan

gerakan-gerakan jasmani atas usaha kelentukan tubuh/persendian tertentu.”

Sedang menurut Kusnadi, Uray Yohanes, S. Budiwanto (1988),

menyimpulkan bahwa kelentukan diartikan sebagai “Kemampuan seseorang

melakukan bermacam-macam aktifitas fisik yang ditentukan oleh kelentukan

seluruh tubuh atau persendian tertentu.” Bila diambil pengertian dari

keduanya pada dasarnya sama yaitu kelentukan tubuh seorang atlet dalam

melakukan gerakan fisik. Dari pengertian tersebut di atas Suharno HP.

(1973), membedakan kelentukan tubuh menjadi dua, yaitu : 1) Kelentukan

tubuh secara umum ialah kemampuan seseorang dalam gerakan dengan

amplitude yang mana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada

umumnya menghadapi hidup sehari-hari, dan 2) Kelentukan tubuh secara

khusus adalah kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitude yang

luas dan berseni dalam satu cabang olahraga. Kelentukan pada rentangan

gerakan yang dapat terjadi pada berbagai persendian tubuh. Seseorang

dapat memiliki kelentukan tubuh yang besar pada persendian tertentu

sedang di persendian lain tidak, karena jarang orang memiliki kelentukan

tubuh secara maksimal (seluruh tubuh). James A Baley (1985) dalam

bukunya berjudul Pedoman Atlet Teknik Peningkatan Ketangkasan dan

Stamina menyebutkan bahwa “sSalah satu persendian yang dimilikinya

sangat lentuk jika digerakkan ke arah tertentu jika digerakkan ke arah lain

sangat kaku.” Seseorang bisa saja memiliki hip fleksor yang sangat lentuk

(misalnya karena ia mampu menyentuh ujung jari kaki gengan tangan tanpa

menekuk kedua lututnya, akan tetapi hip extensornya sangat kaku terbukti

ketidak mampuannya dalam menekukkan punggungnya). Banyak juara

angkat besi mempunyai tubuh yang sangat lentuk seperti mampu

melakukan spit dan back hand (meneuk punggung). Setiap orang mampu

melakukan kelentukan tubuh dengan latihan-latihan terlebih dahulu. Dalam

Page 65: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

65 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

olahraga sangat banyak diperlukannya suatu kelentukan tubuh dalam

melakukan gerakan yang ringan maupun berat.

Analisa Gerakan Lempar Lembing

Sebelum uraian analisa gerakan lempar lembing diberikan, perlu

kiranya untuk diketahui adanya cara memegang lembing dengan batul

sehingga dapat melakukan lemparan yang efektif dan efisien. Dan

memberikan rotasi pada lembing sehingga stabil saat meleyang di udara.

Ada tiga macam cara memegang lembing yang hingga saat ini masih

dipakai oleh para atlet atau pelempar lembing dalam perlombaan lempar

lembing, cara-cara tersebut ialah:

a. Cara Finlandia

Pada pegangan cara Finlandia, posisi jari telunjuk memegang badan

lembing dibelakang balutan jari ini tidak melengkung penuh, tetapi agak

lupus sehingga membentuk garis lurus dengan lengan bawah. Jari

tengah melingkari pada tepi belakangnya. Ibu jari yang diluruskan

memegang pada bagian itu juga, sehingga ujung kedua jari itu

bersentuhan. Dua jari yang lain dengan jari panjang saling bersentuhan.

b. Cara Amerika

Pada jenis ini posisi jari telunjuk memegang bagian belakang balutan,

tiga jari lainnya berhimpit dan mereggang pada jari telunjuk, ibu jari

diletakkan pada tepi belakang dari pegangan/balutan dan pada tubuh

lembing dalam keadaan lurus. Dalam hal ini lari telunjuklah yang

memegang peranan penting dalam melempar, dengan cara ini sudut

yang dibentuk anatr lembing dan pegangan tangan lebih besar dari

pada cara Finlandia.

c. Pegangan Tang

Pegangan tang ini lembing terletak diantara jari telunjuk dan jari tengah

yang tepat dibelakang balutan.

Dengan jenis pegangan di atas kemungkinan cidera sedikit di atasi dan

kemungkinan hasil yang diperoleh akan maksimal. Disamping cara

memegang lembing, ada satu lagi yang harus diketahui oleh para pelempar

yaitu cara memegang lembng saat permulaan hingga pada saat sikap untuk

melempar yang sebenarnya. Sedangkan cara membawa lembing yang

biasa dipakai oleh para atlet lembing, antara lain seperti di bawah ini :

a. Dibawa di atas pundak.

Cara membawa lembing di atas pundak, mata lembing pada posisi

serong ke atas, siku kanan menunjuk ke depan. Cara ini pada umumnya

digunakan untuk awalan dengan gaya jingkat atau gaya Amerika.

Page 66: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

66

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

b. Dibawa di muka bahu

Dengan cara ini, mata lembing mengarah ke bawah serong, cara ini

banyak digunakan oleh pelempar yang menggunakan awalan langkah

atau gaya silang (Finlandia).

c. Dibawa dengan lengan di bawah

Lembing dibawa dengan lengan kanan menghadap ke bawah lurus.

Mata lembing mengarah serong ke atas, ekor lembing dekat tanah/

menghadap ke atas. Cara ini memudahkan pelempar memperoleh

posisi siap melakukan lemparan setelah melakukan awalan.

Prinsip-prinsip dari pada semua jenis nomor lempar menurut Anna

Abdullah dalam bukunya Olahraga untuk Perguruan Tinggi Sastra Budaya

Yogyakarta (1981) menyatakan bahwa: 1) Sudut lepas benda yang

dilemparkan sekitar 40º-45º, 2) Titik lepas benda yang dilemparkan sejauh-

jauhnya ke depan, 3) Kecepatan awal sebesar mungkin dan tidak boleh ada

saat berhenti, 4) Pada saat melempar harus ada tumpuan dari kaki, tidak

dilakukan dengan melompat, dan 5) Kekuatan lemparan datang dari

belakang benda yaitu kekuatan yang berasal sejak dari ujung kaki belakang,

panggul, perut, lengan, bahu, pergelangan tangan dan jari-jari tangan.

Jika lempar lembing ditinjau menurut teori gerak, maka prestasi lempar

lembing merupakan hasil kerja resultan kekuatan otot bagian tubuh. Tujuan

memperlajari atau menganalisa gerak teknik melempar adalah untuk

mengarahkan kecepatan horizontal sewaktu meluncur, dan memberikan

kecapatan lebih besar pada lembing dengan cara menggerakkan tenaga

tubuh sebesar mungkin, dengan bantuan menempatkan sudut pelepasan

lembing yang paling baik.

Pada tahap melempar ini, pelempar melakukan usaha persiapan

dengan cara membuat langkah jingkat. Sementara itu lembing sudah berada

di belakang dengan sikap lengan lurus dan tubuh meliuk ke belakang

merendah. Dengan sikap itu akan diperoleh keadaan seimbang yang sanagt

diperlukan untuk mengatur ketepatan gerak seanjutnya dan kekuatan yang

lebih besar pula yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya mengenai tahap

persiapan melempar, U. Jonath E. Haag. R. Krempel dalam bukunya atletik

II Lembing dan Lomba Ganda menyatakan dengan penjelasan tentang

tahap-tahap/unsur-unsur biomekanik yang terpenting pada posisi melempar:

a. Mata melihat dengan menatap pada titik fiktif lurus ke depan.

b. Poros lembing dan poros bahu sejajar dengan lengan atas pada

perpanjangan poros bahu.

c. Sikap badan yang membungkuk ke belakang, menguntungkan dalam

menggunakan tenaga.

Page 67: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

67 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

d. Langkah terakhir yang lebih panjang menyebabkan penurunan titik

berat badan, dan langkah pinggul hampir sejajar dengan poros bahu.

e. Terjadi kontak dengan tanah yang baik pada kedua kaki, kaki kiri

mengerim terletak 0.

f. Sampai 30 derajat di atas tanah dan kaki kanan di tempatkan 10

sampai 45 derajat keluar, mempercepat jalan, percepatan lembing

dan mencegah tubuh merosok ke bawah pada pinggul.

Unsur biomekanik tersebut merupakan keadaan optimal bagi sudut

mengeluarkan dan melemparkan lembing pada gerak pelemparan yang

akan segera mengikuti. Titik berat badan akan berpindah sepanjang bagian

atas tungkai kiri pinggang, dada menonjol kedepan dan menimbulkan

tegangan busur. Dengan demikian apabila urutan penggunaan tungkai,

badan, dan lengan dengan baik akan menghasilkan lemparan yang

sempurna. Menurut Jose Manuel Balles Tores dan Julio Alvarsz, dalam

bukunya Pedoman Latihan Dasar Atletik yang paling utama dalam lempar

lembing adalah: 1) Peganglah lembing memanjang arah tangan, 2)

Lebarkan langkah terakhir dan tambahlah sedikit membengkokkan kaki

kanan, 3) Larilah pada saat melakukan lari awalan, 4) Selalu meletakkan

berat badan pada kaki belakang, 5) Bentuklah satu pilihan antara bagian

atas dengan bagian bawah pundak dalam posisi tertutup, 6) Luruskan

lengan pelempar dan telapak tangan pelempar selalu di atas, 7) Usahakan

kaki kiri jauh ke depan tariklah atau seretlah kaki ini.

Hal-hal ini yang harus dihindari oleh atlet lempar lembing adalah: 1)

Memegang lembing dengan tangan tegang, 2) Melompat tinggi ke atas,

lengan bawah tangan pada saat langkah terakhir, 3) Melakukan langkah

silang, 4) Memaksa bahu selalu menghadap ke belakang, 5) Pembengkokan

pada pinggul dan memberikan kesempatan tubuh membengkok ke depan,

6) Pembengkokan lengan pelempar dan menempatkan lembing di luar garis

lembing, 7) Menempatkan kaki depan di tanah terlalu jauh ke samping kiri,

dan 8) Melempar melingkari sisi kanan dan kiri.

Namun untuk memperoleh ketepatan langkah awalan perlu digunakan

tanda-tanda (check mark), agar langkah dapat selalu tepat pada tanda yang

dipasang.Sehingga dapat menghindari kesalahan pada saat lembing di

lepaskan. Dengan demikian akan mendapatkan hasil yang maksimal seperti

yang diharapkan atlet maupun pelatih yang menanganinya.

Page 68: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

68

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Hubungan Kekuatan Otot Lengan Kelentukan Tubuh dengan Pretasi

Lempar Lembing Gaya Jingkat

Dalam kegiatan olehraga, tubuh kita jelas sekali berperan penting

dalam kemaksimalan dalam melakukan gerakannya. Begitu juga dalam

lempar lembing gaya jingkat, kekuatan otot lengan dan kelentukan tubuh

sangat berperan penting saat melakukan lemparan dan akhir melempar.

Push up merupakan aktifitas fisik yang erat kaitannya dengan kekuatan otot-

otot dari pada lengan. Selain untuk menguatkan otot lengan, push up juga

dapat digunakan untuk mengukur kekuatan otot lengan. Push up juga sering

disebut dengan istilah tengkurap angkat badan, yang gerakannya sudah

dikenal oleh masyarakat luas dan sudah banyak yang melakukannya. Dan

untuk menfaat yang diperoleh dari gerakan ini adalah untuk

mengembangkan dan menambah kekuatan serta daya tahan otot-otot

lengan dan bahu. Menurut ahli yang bernama Hasnan Said dalam bukunya

menyebutkan bahwa :”Tes push up bertujuan untuk mengukur kekuatan dan

daya tahan otot lengan dan bahu”. Dari penjelasan tersebut maka dapat

disimpulkan juga bahwa push up juga ada hubungannya dalam peningkatan

prestasi lempar lembing gaya jingkat yang terutama mengandalkan

kekuatan otot lengan. Semakin kuat otot lengan maka akan jauh hasil

lemparan yang dihasilkan. Untuk kelentukan juga sanagt diperlukan dalam

kegiatan olahraga yang banyak melakukan gerakan atau sedikit gerakan

tanpa mempunyai kelentukan yang bagus atlet tidak dapat memperoleh

hasil yang maksimal dalam melakukan kegiatan olahraganya. Walaupun

nantinya pengaruh akan kelentukan tubuh itu sendiri sedikit, tetapi

kelentukan masih ada pengaruhnya. Sedang kelentukan tubuh itu sendiri

menurut Suharno HP. (1973) adalah “Suatu kemampuan dalam melakukan

gerakan dengan emplitude yang luas seseorang dalam melakukan gerakan-

gerakan jasmani”. Kusnadi Uray Yohanes, S. Budiwanto juga menyimpulkan

bahwa kelentukan dapat diartikan “Kemampuan seseorang dalam

melakukan bermacam-macam aktifitas fisik yang ditentukan oleh kelentukan

seluruh tubuh dan persendian tertentu”. Dari penjelasan dan penjabaran

variabel di atas maka, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel di atas

mempunyai pengaruh dengan peningkatan prestasi lempar lembing gaya

jingkat.

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan masalah yang teliti, bahwa di dalam penelitian ini terdapat

variabel yang dapat penulis kemukakan yaitu: 1) Variabel bebas atau

independent variabel (X1), 2) Variabel bebas yang kedua ini memuat tentang

Page 69: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

69 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

unsur kekuatan otot lengan. Kekuatan otot lengan ini harus dimiliki oleh

setiap atlit yang nantinya juga akan mendukung ketepatan smash, 3)

Variabel bebas atau independent variabel (X2) Variabel bebas yang ketiga

ini memuat tentang unsur kelentukan. Kelentukan ini harus dimiliki oleh

setiap atlit yang nantinya juga akan mendukung prestasi lempar lembing,

dan 4) Variabel terikat atau dependent variabel (Y), Variabel ini merupakan

variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas diatas. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah prestasi lempar lembing. Dalam penelitian ini

pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

pengambilan data secara langsung di lapangan melakukan tes, diantaranya

adalah kekuatan otot lengan, kelentukan dan tes prestasi lempar lembing.

Kuantitatif karena data berupa angka. Dalam penelitian ini peneliti ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sehingga disini dapat disebut

yang menjadi penelitian populasi adalah semua siswa kelas XI SMK Negeri

5 Makassar tahun 2014 sebanyak 30 orang. Teknik adalah alat untuk

mencapai metode dengan menggunakan metode eksperimen, maka teknik

analisis untuk menguji di dalam hipotesa terutama hipotesa nol. Maka kita

mnggunakan cara-cara berfikir kualitas data yang diperoleh harus

mengalami kuntifikasi artinya perubahan sesuatu dalam bentuk jumlah.

Perubahan kualitas dalam bentuk kuantitas atau penentuan dalam suatu nilai

dalam bentuk jumlah. Dengan statistik yaitu menggunakan berbagai rumus

statistik yang ada. Penelitian statistik ini merupakan penelitian yang

menggunakan hipotesa. Analisis data yang digunakan dengan cara

mengkorelasikan hasil tes dari variabel bebas yang berupa kekuatan otot

lengan, dan kelentukan dengan variabel terikat yang berupa prestasi lempar

lembing.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Data

Kegiatan yang dilakukan analisa data adalah melakukan perhitungan

dengan menggunakan rumus-rumus statistik yang sesuai dengan masalah

yang diteliti guna untuk memperoleh etimasi atau tafsiran dan signifikan atau

keberartian dari adanya hubungan kekuatan otot lengan, dan kelentukan

terhadap prestasi lempar lembing gaya jingkat. Setelah dilakukan

pengecekan secara menyeluruh hasil pengolahan data dari ketiga alat

pengumpulan data yang diperoleh dari 30 sampel semua dapat diolah.

Sedangkan untuk menganalisa data yang diperoleh dari ketiga alat

pengumpulan data, kekuatan otot lengan, dan kelentukan terhadap prestasi

Page 70: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

70

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

lempar lembing gaya jingkat, baik menggunakan komputer maupun manual.

Data diperoleh:

1. Mean

Mean Kekuatan Otot Lengan (X1) 49,4

Kelentukan (X2) 49,8

lempar lembing gaya jingkat (Y) 49,3

2. Uji Korelasi

a. Korelasi antara X1 terhadap Y

Rx1y = 0,98

b. Korelasi antara X2 terhadap Y

Rx2y = 0,42

c. Korelasi antara X1, dan X2 terhadap Y

Ry(1,2,) = 0,97

d. Koefisien determinasi (R2) = 0,94

Data perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 8

Pengujian Hipotesa penelitian

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Yaitu hubungan kekuatan otot lengan terhadap lempar lembing gaya

jingkat, untuk kepentingan hipotesis diubah nihil (Ho) yang berbunyi :

Tidak ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap lempar lembing

gaya jingkat. Dan (Ha) yang berbunyi: Ada hubungan kekuatan otot

lengan terhadap lempar lembing gaya jingkat. Untuk pengujian ini

dilakukan pengetesan signifikan rx2y dalam taraf signifikan 5% seperti

Nampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.

Hasil perhitungan hipotesis pertama

N r – Hitung r – Tabel 5% Signifikan/Non

signifikan

30 0,98 0,361 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan (r-Hitung)> r-Tabel, yang

berarti nilainya signifikan.

2. Pengujian Hipotesis kedua

Yaitu hubungan kelentukan terhadap lempar lembing gaya jingkat, untuk

kepentingan hipotesis diubah nihil (Ho) yang berbunyi: Tidak ada

hubungan kelentukan terhadap lempar lembing gaya jingkat. Dan (Ha)

yang berbunyi: Ada hubungan kelentukan terhadap lempar lembing gaya

Page 71: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

71 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

jingkat. Untuk pengujian ini dilakukan pengetesan signifikan rx3y dalam

taraf signifikan 5% seperti Nampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 3 Hasil perhitungan hipotesis kedua

N r – Hitung r – Tabel 5% Signifikan/Non

signifikan

30 0,42 0,361 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan (r-Hitung) > r-Tabel, yang

berarti nilainya signifikan

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Yaitu hubungan, kekuatan otot lengan dan kelentukan terhadap lempar

lembing gaya jingkat, untuk kepentingan hipotesis diubah nihil (Ho) yang

berbunyi: Tidak ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan

kelentukan terhadap lempar lembing gaya jingkat. Dan (Ha) yang

berbunyi: Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan

terhadap lempar lembing gaya jingkat. Untuk pengujian ini dilakukan

pengetesan signifikan ry(1,2,3) dalam taraf signifikan 5% seperti Nampak

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4 Hasil perhitungan hipotesis keempat

N r – Hitung r – Tabel 5% Signifikan/Non

signifikan

30 0,97 0,361 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas , hasil perhitungan (r-Hitung)>r-Tabel, yang

berarti nilainya signifikan.

4. Pengujian Koefisien determinasi (R2)

Yaitu ada hubungan yang kuat antara kekuatan otot lengan dan

kelentukan terhadap lempar lembing gaya jingkat. Untuk pengujian ini

dilakukan pengetesan dalam taraf kriteria antara > 0,5 – 0,75 seperti

Nampak pada tabel dibawah ini:

Tabel 5 Hasil perhitungan koefisien determinasi

N R2 – Hitung Taraf kriteria Kriteria

30 0,94 >0,5 - 0,75 Korelasi Kuat

Page 72: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

72

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan (R2-Hitung) mencapai taraf

kriteria antara >0,5 – 0,75 yang berarti mempunyai korelasi yang kuat.

Interprestasi

Dari hasil data baik menggunakan bantuan computer maupun manual

menggunakan kalkulator dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan (bermakna/berarti) antara kekuatan

otot lengan terhadap lempar lembing gaya jingkat.

Kekuatan otot lengan merupakan salah satu unsur penting yang

mempengaruhi prestasi lempararan atlet, karena itu kekuatan otot

lengan akan sangat menentukan kualitas lempar lembing gaya jingkat.

2. Terhadap hubungan yang signifikan (bermakna/bararti) antara

kelentukan terhadap lempar lembing gaya jingkat.

Dalam olahraga lempar kelentukan juga mempunyai peran penting,

apabila seorang atlet mempunyai kelentukan yang baik maka akan lebih

mudah menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang

gerak seluas mungkin terutama pada saat melakukan lemparan tanpa

mengalami cidera.

3. Terdapat hubungan yang signifikan (bermakna/berarti), kekuatan otot

lengan dan kelentukan terhadap lempar lembing gaya jingkat.

Olahraga lempar leming membutuhkan kemampuan yang bersifat

komprehensif termasuk fisik, teknik, mental dan strategi (Graurav,

Singh,2010). Dalam melakukan lempar lembing gaya jingkat, selain

dibutuhkan postur tubuh yang tinggi ,seorang atlet juga harus memiliki

kekuatan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan kelentukan tubuh

yang baik untuk mencapai prestasi yang maksimal.

PENUTUP

Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka kesimpulan

yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Ada

hubungan kekuatan otot lengan terhadap prestasi lempar lembing gaya

jingkat pada siswa kelas XI SMK Negeri 5 Makassar tahun 2014, 2) Ada

hubungan kelentukan terhadap prestasi lempar lembing gaya jingkat pada

siswa kelas XI SMK Negeri 5 Makassar tahun 2014, dan 3) Ada hubungan

antara kekuatan otot lengan dan kelentukan prestasi lempar lembing gaya

jingkat pada siswa kelas XI SMK Negeri 5 Makassar tahun 2014. Dari hasil

penelitian dapat diketahui kekuatan otot lengan dan kelentukan terhadap

kelentukan prestasi lempar lembing gaya jingkat pada siswa kelas XI SMK

Negeri 5 Makassar tahun 2014 Dalam penelitian ini variabel tersebut

Page 73: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

73 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

memiliki hubungan yang signifikan. Dikarenakan seluruh populasi yang

digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini melakukan penelitian

dengan sungguh-sungguh atau sepenuhnya.

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil maka untuk para

pengajar, pembina, pelatih khususnya nomor lempar, dan para olahragawan

dapat disarankan sebagai berikut : 1) Dalam upaya untuk meningkatkan

kemampuan lempar hendaknya memperhatikan faktor-faktor komponen fisik

baik itu postur tubuh, otot lengan dan kelentukan yang dimiliki, 2) Kepada

para pelatih atletik nomor lempar agar hasil penelitian ini dijadikan bahan

acuan dalam melatih. Dalam hal ini komponen fisik kekuatan otot lengan

dan kelentukan dalam latihan dapat diperhatikan, dan 3) Kepada para orang

tua atlet dapat memperhatikan gizi anak-anaknya agar dapat tumbuh baik

menjadi tinggi dan memiliki komponen fisik yang baik sehingga lebih mudah

diarahkan pada prestasi yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bolabasket. (Online). Tersedia: http://library.

um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/permainan-bola-basket-

nuril-ahmadi-editor-alee-32575.html, diunduh 10 September2014.

Arikunto, Suharsimi Dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.

Daryanto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. (Online). Tersedia:http://

penelitiantindakankelas07.blogspot.com/2014/04/pengertian-belajar-

dan-mengajar.html(daryanto, diunduh 10 September 2014).

Djamarah. 2008. Belajar Pembelajaran.(Online). Tersedia:http://misterchand

89.blogspot.com/2013/03/beberapa-pengertian-hasil-belajar.html,

diunduh 10 September 2014.

Gerlach, S Vernon dan Ely Donal P. 2011.Teaching And Madian-A

SystematicApproach Arsyad. (Online), Tersedia: http://www.amazon.

com/Vernon-S. Gerlach/e/B001HPXCNE, diunduh 10 September

2014.

Slameto. 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mempengaruhi

PrestasiBelajar. (Online). Tersedia: https://ewintri.wordpress.com/tag/

Page 74: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

74

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-menurut-slameto/,

diunduh 10September 2014.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Pembukaan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003.

PERBASI. 2006. Bolabasket Untuk Semua. Jakarta: Perbasi.

Page 75: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

75 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, KEKUATAN OTOT LENGAN,

DAN KELENTUKAN TERHADAP KETEPATAN SMASH

PADA BKMF BOLVOLI FIK UNM

(RELATIONSHIP BETWEEN THE HIGH AUTHORITY, STRENGTH OF,

AND ACCURACY OF ARM MUSCLE SMASH ON FLEXIBILITY

BKMF VOLLEYBALL FIK UNM)

OLEH:

H. NUKHRAWI NAWIR )*

ABSTRACT

This research was conducted because of the need for efforts to improve the

ability smash in particular on women athletes in the game of volleyball. In

this case the necessary height to support and arm muscle strength and

flexibility are adequate. That to get good results smash accuracy required

height supports, arm muscle strength and flexibility are good also. This study

aims to determine whether there is a relationship between height, arm

muscle strength, and flexibility of the accuracy smash. The method used is

correlational analysis techniques, research is a population of 30 subjects.

Test data collection using height measurement, arm muscle strength by

doing tests Modified Push Up for 30 seconds, and flexibility by means of

trunk flexion / counter measure. Conclusion The results of this study were (1)

There is a relationship between height of the accuracy smash based on

results of correlation of 0.75 Rx1y so-Compute r> r-Table. (2) There is a

relationship between the strength of the arm muscles to smash accuracy

based on results of correlation of 0.57 Rx2y so-Compute r> R-Table. (3)

There is a correlation between the flexibility of the accuracy smash based on

results of correlation of 0.75 Rx3y so-Compute r> r-Table. (4) There is a

relationship between height, arm muscle strength, and flexibility of the

accuracy of test results correlation smash by Ry (1,2,3) 0,62 so-Compute r>

r-Table.

Keywords: Height, Arm Muscle Strength, Flexibility, Accuracy of Smash

Volleyball

Page 76: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

76

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

PENDAHULUAN

Permaianan bolavoli pada awal ide dasarnya adalah permainan

memantul-mantulkan bola (to volley) oleh tangan atau lengan dari dua regu

yang bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu.

Untuk masing-masing regu, lapangan dibagi dua sama besar oleh net atau

tali yang di bentangkan di atas lapangan dengan ukuran tertentu. Prinsip

bermain bolavoli adalah menjaga bola jangan sampai jatuh di lapangan

sendiri dan berusaha menjatuhkan bola di lapangan lawan atau mematikan

bola di pihak lawan. Peraturan dasar yang digunakan adalah bola harus

dipantulkan oleh tangan, lengan atau bagian depan badan dan anggota

badan,bola harus di seberangkan kelapangan lawan melalui atas net.

Seiring perkembangan tujuan bermain bolavoli, dan saling berinteraksinya

dari masing-masing tujuan orang bermain bolavoli, maka cara-cara atau

teknik-teknik bermainpun semakin berkembang. Untuk dapat melaksanakan

seluruh ketrampilan dasar bermain bola voli,minimal pemain memiliki enam

ketrampilan teknik, yaitu : Sikap penjagaan dan cara bergerak ke arah bola,

Pasing dan umpan, Spike/smash, Blok/bendungan, Servis, dan

Penyelamatan bola. Karakteristik permainan bolavoli sangat membutuhkan

komponen biomotorik. Dari teknik dasar tersebut yang menjadi fokus

perhatian dalam sampel ini adalah teknik smash. Teknik yang sering

digunakan dalam permainan bolavoli adalah gerakan teknik smash/spike.

Melakukan teknik smash harus dilakukan dengan konsep gerakan yang

berkesinambungan dalam panjang lengan dan tinggi badan. Teknik pukulan

diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai

dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang

optimal. Bolavoli dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan

tangan. Dalam kondisi-kondisi tertentu cara memainkan bola yang datang

akibat servis bawah dapat sama dapat pula berbeda dengan cara

memainkan bola yang datang akibat servis atas. Ketinggian bola passing

dapat berbeda atau harus sama dengan ketinggian bola umpan.Begitu juga

umpan bola kepada Spiker yang tinggi harus berbeda atau harus sama

dengan spiker yang pendek. Namun demikian secara umum cara meminkan

bola yang paling efektif dalam permainan bolavoli adalah menggunakan

tangan atau lengan. Bagian tangan yang digunakan adalah: (1) Telapak

tangan, (2) jari-jari tangan, dan (3) pergelangan tangan. Telapak tangan

digunakan pada saat memukul bola (misalnya dalam spike atau servis).

Jari-jari tangan digunakan pada saat mengoper atau menempatkan bola ke

sasaran tertentu. Pergelangan tangan akan lebih bagus digunakan saat

menerima bola yang datang keras, karena memiliki tulang dan otot besar di

Page 77: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

77 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

sekitar lengan dan bahu, karena itu kekuatan otot lengan akan sngat

menentukan kualitas pukulan seseorang smasher.

Smash dapat dilakukan dengan maksimal apabila di dukung oleh

teknik pukulan yang benar dan memiliki power yang kuat, kekuatan

melompat dengan ketinggian lompatan atau dikenal dengan istilah explosit

strenght ikut berperan agar hasil smash menjadi lebih terarah. Hasil

penelitian Hespanol, Neto, Arruda dan dini, 2007 menunjukkan bahwa

latihan kekuatan lompatan lebih baik dengan intermittent tes melompat of 4

set of 15 detik dibanding dengan continuous tes melompat 60 detik.

(Mutohir,T.C.dkk. 2013). Dalam permainan bolavoli, kadang kala bola harus

dimainkan dengan menggunakan tenaga yang kuat, kadang kala bola harus

dimainkan dengan tenaga yang lemah namun terarah. Kedua macam

penggunaan tenaga tersebut akan memungkinkan bola sulit atau mudah

untuk dimainkan kembali baik oleh teman seregu atau lawan. Selain dalam

cara memainkan bola, penggunaan kekuatan tenaga digunakan dalam suatu

gerak sebelum memainkan bola, misalnya gerak melompat saat melakukan

servis, spike atau smash. Sesuai dengan fungsinya, kekuatan tenaga akan

diperoleh jika dalam gerakan tersebut melibatkan kontraksi sekelompok otot

besar, sementara ketepatan gerak akan terjadi jika otot-otot kecil berfungsi

dalam mengarahkan gerak. (Toto Subroto,dkk 2008:)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan teknik

smash tinggi badan sangat penting karena harus memiliki kekuatan,

koordinasi, keseimbangan,kelentukan serta ketepatan, sehingga faktor tinggi

badan itu sangat berhubungan dengan teknik smash dalam permainan

bolavoli. Tinggi badan berguna untuk menghalangi lawan saat melakukan

penyerangan dalam usaha pemain untuk memasukkan bola kedaerah

lawan. Atlet yang berbadan tinggi lebih banyak menguntungkan untuk tim.

Meskipun demikian pada kenyataannya peneliti melihat dibeberapa

turnamen-turnamen bola voli putri, belum tentu orang yang bertubuh tinggi

memiliki ketepatan smash yang baik dibanding orang yang bertubuh

pendek, maka diperlukan latihan-latihan khusus seperti latihan kekuatan,

terutama kekuatan otot lengan agar dapat menghasilkan pukulan yang

keras, dan kelentukan, baik itu kelentukan pols tangan ataupun kelentukan

anggota tubuh yang lain untuk menghindari cidera saat bermain.

Tinggi Badan

Postur tubuh sangat di butuhkan dalam permainan bola voli

khususnya seorang smasher,sebab dapat melompat secara optimal untuk

menjangkau lebih tinggi di atas net. Tinggi badan seseorang ditentukan oleh

Page 78: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

78

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

tulang dan otot. Orang yang berpostur tinggi otomatis memiliki tulang yang

panjang, demikian pula sebaliknya. Tulang sebagai alat pasif dan otot

sebagai alat gerak aktif. Orang yang tinggi memiliki togok panjang dan juga

ditunjang dengan tungkai panjang. Ketika melakukan smash, orang yang

bertungkai panjang akan memiliki sudut gerakan yang lebih luas

dibandingkan sebaliknya. Orang yang memiliki badan yang tinggi diyakini

dalam dirinya juga memiliki keberanian yang tinggi dalam bertindak.Orang

yang memiliki postur tinggi lebih tinggi memiliki keberanian dibanding

dengan mereka yang memiliki postur dibawah rata-rata. (Miftah, 2010).

Anwar Pasau (1988:81) berpendapat : Orang yang mempunyai fisik tinggi

dan besar rata-rata akan mempunyai kemampuan fisik lebih baik seperti

kekuatan, kecepatan, daya tahan jantung dan paru-paru, daya tahan otot,

dibandingkan dengan orang yang bertubuh kecil dan pendek.

Tinggi badan yang ideal dan seimbang merupakan salah satu syarat

untuk mencapai prestasi dalam cabang olahraga, terutama dalam cabang

olahraga bolavoli khususnya pada beberapa teknik dasar termasuk smash.

Perlu diketahui bahwa badan yang ideal khususnya pemain bolavoli pada

umumnya badan yang elastis dengan kecenderungan pada bentuk tubuh

yang atletis (mesomorph).(Dewi Nuryanti: 2013) Berikut ini adalah faktor-

faktor yang mempengaruhi tinggi badan: 1) cukup gizi, 2) Faktor keturunan

juga menentukan tinggi badan seseorang, 3) hormon pertumbuhan

berfungsi merangsang pertumbuhan tulang, 4) dukungan lingkungan.

Aktifitas yang dapat mengoptimalkan tinggi badan: 1) Stretching : gerakan

meregangkan badan, 2) Hanging : bergantung dengan kedua tangan, 3)

Kicking : menendang-nendangkan kan kaki, 4) Biking : bersepeda dapat

merangsang pertambahan panjang kaki, dan 5) Swimming, dan 6).

Olahraga basket atau voli sangat baik merangsang pertumbuhan badan.

Namun bila cara-cara di atas tidak diikuti dengan latihan yang dilakukan

secara rutin maka hasilnyapun akan kurang. Oleh karena itu disini akan

dijelaskan latihan apa saja yang harus dilakukan secara konsisten agar bisa

menambah tinggi badan: 1) Gerakan lari cepat jarak pendek (sprint), 2)

Gerakan Menendang, 3) Gerakan melompat, 4) Bersepeda, 5) Berenang,

dan 6) Gerakan Berayun.

Dalam cabang olahraga, termasuk pada permainan bolavoli faktor

tinggi badan merupakan satu faktor terpenting dalam melakukan teknuk-

teknik dasar dan salah satu ukuran yang harus dijadikan penentu untuk

mencari atlet-atlet yang berprestasi. Tinggi badan yang ideal merupakan

dambaan setiap pelatih untuk mencari bibit dalam pembinaan lebih lanjut.

Sebab seorang pemain yang memiliki teknik-teknik dasar yang ideal, maka

Page 79: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

79 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

prestasi yang diharapkan tidak akan tercapai. Demikian halnya pada salah

satu teknik dasar smash pada permainan bolavoli, tinggi badan sangat

mempengaruhi. Sebab didalam melakukan teknik tersebut perlu adanya

suatu pergerakan yang lebih luas atau jangkauan yang lebih efektif untuk

mengendalikan permainan. Lain halnya jika seseorang atau pemain yang

memiliki tinggi badan yang kurang ideal atau dibawah rata-rata standar bagi

pemain bolavoli, maka kemampuan gerakannya kecil walaupun dia lincah,

namun pergerakan yang dilakukan tidak sebanding dengan pemain yang

memiliki tinggi badan yang ideal. Maka, jika ingin memperbaiki tinggi badan,

janganlah bosan untuk melakukan aktivitas yang menyokong pertumbuhan

tulang semisal olahraga basket, renang, voli, dan yang lainnya.( Miftah,

2010:58)

Kekuatan Otot Lengan

Menurut Mathews, kekuatan merupakan suatu dasar untuk mencapai

suatu prestasi dalam suatu cabang yang memerlukan tenaga otot. Alasan

bahwa kekuatan itu sebagai dasar untuk mencapai prestasi adalah sebagai

berikut: 1) Kekuatan adalah perlu untuk dapat tampil kemuka dengan baik,

2) Kekuatan adalah pokok untuk menunjukkan ketangkasan dengan baik, 3)

Kekuatan dinilai tinggi sebagai suatu ukuran daripada physical fitnes, dan 4)

Pemeliharaan kekuatan berfungsi sebagai salah satu usaha untuk

mencegah terjadinya cacat atau kelainan lainnya. (Nurhasan). Menurut

Harsono (1988) mengemukakan bahwa: “kekuatan adalah kemampuan otot

untuk membangkitkan tegangan suatu tahanan. Selanjutnya, Moch. Sajoto

(1988) memberikan definisi sebagai berikut: “Kekuatan adalah kemampuan

kondisi fisik menyangkut kemampuan seorang atlet ketika menggunakan

otot-otot untuk menerima beban dalam waktu tertentu”. Menurut, Ikai dan

Steinhaus, Kekuatan otot melibatkan faktor lain yang kompleks seperti

terungkap oleh beberapa studi, yakni motivasi berpengaruh terhadap

kekuatan. (Nurhasan 2009). Berdasarkan konsep perkembangan kekuatan,

dapat dijelaskan bahwa untuk meningkatkan kekuatan perlu

memperhataikan beberapa hal seperti: metode latihan, jenis kontraksi,

intensitas latihan, berat badan dan lain-lain. Selain itu penerapan prinsip

latihan perlu juiga diperhatikan seperti prinsip reversibel. Kekuatan juga

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut moch. Sajoto (1988)

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan

adalah sebagai berikut:

Page 80: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

80

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

1. Faktor biomekanika, dari dua orang mempunyai jumlah tegangan

yang sama (tegangan otot), akan jauh berbeda dalam

kemampuannya mengangkat beban.

2. Faktor pengungkit, pengungkit diklasifikasikan dalam tiga kelas,

yaitu menurut letak sumbu pengungkit, gaya beban dan gaya

gerak pengungkit.

3. Faktor ukuran, besar kecilnya otot berpengaruh terhadap kekuatan

otot.

4. Faktor jenis kelamin, pria dan wanita mempunyai perkembangan

kekuatan yang sama dalam program latihan, tetapi kenyataan

menunjukkan bahwa pada akhir pubertas anak laki-laki memiliki

ukuran otot lebih besar dibandingkan wanita.

5. Faktor usia, unsur kekuatan laki-laki dan perempuan diperoleh

melalui proses kematangan dan kedewasaan.

Dari uraian diatas, jelas bahwa untuk mengembangkan kekuatan

selain penerapan prinsip-prinsip latihan yang perlu diperhatikan juga perlu

memperhatikan faktor-faktor yang lain yang dapat menunjang atau

mempengaruhi kekuatan sendiri. (Dewi Nuryanti:2012). Untuk mencapai

prestasi yang maksimal, seorang atlet harus memiliki beberapa faktor

penting yang dapat menunjang tercapainya prestasi maksimal. Otot

merupakan salah satu penunjang bagi seorang atlet untuk dapat mencapai

prestasi maksimal. Otot akan berkontraksi lebih kuat apabila diberikan

beban yang lebih berat (sampai pada suatu batas maksimum). Apabila otot

digunakan kekuatan otot lengan pada pemain voli berbeda-beda, hal ini

tergantung pada besar maupun panjang otot. Kekuatan otot lengan

merupakan salah satu unsure penting yang memepngaruhi prestasi bolavoli.

Pada olahraga yang menggunakan otot lengan seperti voli, kekuatan otot

lengan ini penting sekali, karena tidak mungkin seorang perenang dapat

berprestasi tanpa menggunakan lenganya. Kekuatan otot lengan merupakan

salah satu faktor dalam pembinaan prestasi. Berdasarkan uraian diatas

menurut saya kekuatan adalah komponen yang sangat penting dalam

meningkatkan kondisi fisik serta mengakibatkan kontraksi otot sehingga

kekuatan yang digunakan semaksimal mungkin dalam berbagai macam

cabang olahraga tak terkecuali dalam cabang bolavoli.

Kelentukan

Menurut, Edmund R. Burke (2001), Kelentukan, yaitu kemampuan

sendi untuk bergerak dalam jangkauan penuh,adalah salah satu komponen

kunci dari program fitnes yang seimbang,demikian pula dengan daya tahan

Page 81: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

81 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

dan kekuatan kardiovaskular dan otot. Cara untuk meningkatkan atu

mempertahankan fleksibilitas adalah dengan melakukan stretching.

Menurut, Nurhasan, (1986) Kelentukan adalah kemampuan seseorang

untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang

gerak seluas mungkin tanpa mengalami cidera pada persendian dan otot di

sekitar persendian itu. Ada kekawatiran orang awam, bahwa weight training

dapat menyebabkan kekuatan otot (muscule boundness). Tetapi studi yang

di lakukan Mossey (1956), Kusinitz dan Meenev (1958) dalam

Nurhasan,(2009) menyatakan bahwa weight Training tidak akan mengurangi

kelentukan persendian. Perkembangan kelentukan itu mulai dari usia kanak-

kanak hingga dewasa, dan kemudian berkurang setelah usia itu, seperti

studi huprrich (1950), Philips (1955), Forbes (1950) dan muler (1954).

(Nurhasan, 2009)

Ketepatan Smash

Di dalam permainan bolavoli, kemampuan seorang pemain untuk

menyerang di atas net dengan memukul bola sekeras-kerasnya sangat

menentukan sekali dalam pembuatan angka atau nilai untuk meraih

kemenangan. Menurut Bonnie Robinson (1989)dalam bukunya yang

berjudul ‘’bolavoli’’ yang dimaksud smash adalah memukul bola ke bawah

dengan kekuatan yang sangat besar. Jadi di dalam permainan bolavoli

untuk dapat memukul bola smash maka serangan tersebut harus dilakukan

dengan melompat setinggi-tingginya, kemudian memukul bola yang berada

lebih tinggi dari net dengan sekuat tenaga ke daerah lawan. Sedang

menurut Dieter Beutelstahl (2007), smash adalah suatu keahlian yang

esensial, cara yang termudah untuk memenangkan angka. Seorang pemain

yang pandai melakukan smash, atau smasher harus memiliki kegesitan dan

pandai melompat serta mempunyai kemampuan memukul bola sekeras

mungkin. Pemain yang meniliki keahlian ini dapat digolongkan sebagai

pemain yang baik. Pergerakan pemain yang hendak melakukan smash

meliputi beberapa tahap, maka dalam uraian ini akan di bahas mengenai

tahap-tahap pergerakan tersebut.

a. Tahap Pertama : Lari Menghampiri (Run Up)

Untuk tahap lari menghampiri bola ini tergantung dari jenis bola dan

jatuhnya bola. Smasher mulai menghampiri bola kira-kira pada jarak 2,5

meter sampai 4 meter dari jatuhnya bola.Kedua langkah terakhirlah yang

menentukan hasil smash. Pada waktu smasher take off (mulai

melompat) pemain harus memperhatikan baik-baik kedududkan kaki,

kaki yang akan take off harus berada di tanah dahulu dan kaki lainnya

Page 82: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

82

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

disebelahnya. Karena itu kadang kala smasher harus mengubah

langkahnya dahulu sebelum melakukan langkahnya terakhir. Arah yang

diambil harus sedemikian rupa pengaturannya, sehingga pemain akan

berada di belakang bola pada saat ia akan take off. Dengan kata lain

tubuhnya pada saat itu berada pada posisis menghadap net. Lengannya

menjulur ke depan diayunkan ke belakang dan ke atas sesudah langkah

pertama, kemudian diayunkan ke depan sedemikian rupa sehingga pada

saat pemain take off kedua lengan tergantung ke bawah di depan tubuh

pemain.

b. Tahap Kedua : Melompat (Take Off)

Untuk gerakan melompat harus berlangsung secara lancar dan kontinyu

maksudnya tanpa terputus-putus. Pada waktu melompat (take off) kedua

lengan yang menjulur harus digerakkan keatas. Bersamaan dengan

ituntubuh diluruskan, kaki yang dipakai untutk melompat inilah yang

memberikan kekuatan pada take off tersebut. Lengan yang dipakai untuk

memukul juga sisi tubuh tersebut diputar sedikit sehingga menjauhi bola,

punggung akan membungkuk dan lengan pemukul ditekuk sedikit,

lengan yang lain tetap dipertahankan setinggi kepala, lengan inilah yang

akan mengatur keseimbangan secara keseluruhan.

c. Tahap Ketiga : Memukul bola (Hit)

Pada tahap memukul bola ini dapat dikelompokkan macam-macam

smash dan jenis-jenis smash.

1) Berdasarkan tinggi rendahnya bola yang diumpankan oleh set uper

(pengumpan), maka smash dapat di bagi menjadi 4 macam, yaitu :

a) Normal Spike/Open Spike

Untuk jenis smash ini ketinggian bola yang diumpankan 2 meter

diatas net.

b) Semi Spike

Untuk jenis smash ini ketinggian bola yang diumpankan kurang

lebih 1 s/d 2 meter tingginya di atas net.

c) Pull/Quick Spike

Untuk jenis smash ini tidak memerlukan umpan seperti pada

open smash/semi spike, maksudnya smasher memukul tidak

menunggu saat bola yang diumpankan turun, melainkan boal

naik di atas net harus segara dipukul.

d) Straight Spike

Untuk jenis smash ini umpan yang diperlukan adalah bola lurus,

bukan bola-bola yang arahnya pararel.

Page 83: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

83 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

2) Berdasarkan cara memukul bola smash, maka cara memukulpun

terbagi menjadi beberapa jenis pukulan, yaitu :

a) Frontal Smash/smash depan

Cara memukul bola :

(1) Tubuh sudah berada membungkuk sedikit seperti tahap

sebelum ini.

(2) Otot perut ,bahu, dan lengan berkontraksi pada saat

bersamaan. Kontraksi kuat dan terulang beberapa kali

berturut-turut. Kerja sama antar otot-otot inilah yang

menyebabkan lengan terjulur, menyentuh bola dan

memukul.

(3) Pergelangan tangan tidak boleh kaku dan jari-jari tangan

terbuka sedikit.

(4) Bola dipukul pada bagian atas

(5) Sesudah mengadakan kontak dengan bola, lengan pukul itu

bergerak ke depan, ke bawah mengadakan follow trough

yang sempurna.

b) Frontal smash dengan twist atau Smash depan dengan putaran

Cara memukul bola :

(1) Bagian atas dari tubuh diputar, seakan-akan ada poros

vertikalnya.

(2) Biasanya putarannya tergantung dari arah pukulannya.

(3) Putaran tubuh bagian atas ini diikuti dengan putaran kedua

paha.

(4) Seluruh gerakan ini dilakukan sewaktu pemain sedang

melompat. Jadi selama pemain belum bersinggungaan

dengan tanah.

c) Smash dengan pergelangan

Cara memukul bola :

(1) Smash jenis ini hanya menggunakan gerakan pergelangan

tangan saja.

(2) Dengan menggunakan spin yang kuat, bola dapat dipukul

dengan cukup cermat.

d) Dump (Smash pura-pura)

Cara memukul bola :

(1) Pemain melakukan gerakan-gerakan sama dengan pada

waktu hendak memukul frontal smash.

(2) Tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola itu tidak dipukul

melainkan disentuh saja dengan jari-jari tangan.

Page 84: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

84

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

(3) Bola diarahkan ke tempat-tempat lowong di pihak lawan

yang kurang tenaga.

(4) Bola itu dilewatkan mengelilingi blok yang sudah

dipersiapkan oleh lawan untuk menghadapi smash pemain

itu.

(5) Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung

situasi yang dihadapi.

d. Tahap Keempat : Mendarat atau Landing

Cara mendarat ini sama bagi atlit yang melakukan jenis smash yang

ada. Sesudah mengadakan smash atau dump maka mulailah tahap

mendarat ini, yaitu pada saat tubuh bagian atas membungkuk ke depan.

Kaki-kaki diarahkan kedepan untuk mempertahankan

keseimbangan.Pemain mendarat pada kedua kakinya, lutut ditekuk

sesuai dengan kebutuhan pendaratan tersebut.

Hasil penelitian Bahr, Lian, Bahr, 1997, Menunjukkan bahwa pemukul

dalam permainan bola voli sering mengalami cidera khususnya pada

ankle karena pendaratan kaki di wilayah lawan (2013).

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan masalah yang penulis teliti, bahwa di dalam penelitian

ini terdapat variabel yang dapat penulis kemukakan yaitu: 1) variabel bebas

atau independent variabel (X1); Variabel bebas ini memuat tentang tinggi

badan. Tinggi badan ini harus dimiliki oleh setiap atlit yang nantinya bisa

mendukung dalam ketepatan smash. 2) variabel bebas atau independent

variabel (X2); Variabel bebas yang kedua ini memuat tentang unsur

kekuatan otot lengan. Kekuatan otot lengan ini harus dimiliki oleh setiap atlit

yang nantinya juga akan mendukung ketepatan smash, 3) variabel bebas

atau independent variabel (X3); Variabel bebas yang ketiga ini memuat

tentang unsur kelentukan. Kelentukan ini harus dimiliki oleh setiap atlit yang

nantinya juga akan mendukung ketepatan smash, dan 4) variabel terikat

atau dependent variabel (Y); variabel ini merupakan variabel terikat yang

dipengaruhi oleh variabel bebas diatas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah ketepatan smash. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui besar

hubungan antara variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian. Besar

koefisien korelasi dipengaruhi oleh variabilitas nilai-nilai yang dikorelasikan

pengungkapan data penelitian yang dilakukan dengan teknik tes dan

pengukuran pra survey dengan prosedur penelitian meliputi pengukuran dua

variabel atau lebih dari satu sampel subjek. Dalam penelitian ini pendekatan

yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pengambilan data

Page 85: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

85 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

secara langsung di lapangan melakukan tes, diantaranya adalah tes tinggi

badan, kekuatan otot lengan dan kelentukan. Kuantitatif karena data berupa

angka. Sesuai penelitian yang akan dilaksanakan maka yang menjadi

populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (Arikunto, 2010) Dalam

penelitian ini peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.Sehingga

disini dapat disebut yang menjadi penelitian populasi adalah semua atlet

BKMF Bolavoli FIK UNM sebanyak 30 atlet. Teknik adalah alat untuk

mencapai metode dengan menggunakan metode eksperimen, maka teknik

analisis untuk menguji di dalam hipotesa terutama hipotesa nol. Maka kita

mnggunakan cara-cara berfikir kualitas data yang diperoleh harus

mengalami kuntifikasi artinya perubahan sesuatu dalam bentuk jumlah.

Perubahan kualitas dalam bentuk kuantitas atau penentuan dalam suatu

nilai dalam bentuk jumlah. Dengan statistik yaitu menggunakan berbagai

rumus statistik yang ada. Penelitian statistik ini merupakan penelitian yang

menggunakan hipotesa. Analisis data yang digunakan dengan cara

mengkorelasikan hasil tes dari variabel bebas yang berupa tinggi badan,

kekuatan otot lengan, dan kelentukan dengan variabel terikat yang berupa

ketepatan smash.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Data

Kegiatan yang dilakukan analisa data adalah melakukan perhitungan

dengan menggunakan rumus-rumus statistik yang sesuai dengan masalah

yang diteliti guna untuk memperoleh etimasi atau tafsiran dan signifikan atau

keberartian dari adanya hubungan antara tinggi badan, kekuatan otot

lengan, dan kelentukan terhadap ketepatan smash. Setelah dilakukan

pengecekan secara menyeluruh hasil pengolahan data dari ketiga alat

pengumpulan data yang diperoleh dari 30 sampel semua dapat diolah.

Sedangkan untuk menganalisa data yang diperoleh dari ketiga alat

pengumpulan data nilai variabel tinggi badan, kekuatan otot lengan,dan

kelentukan terhadap ketepatan smash, baik menggunakan komputer

maupun manual dan menggunakan kalkulator dapat dilihat pada tabel 1.

Data tabel diatas diperoleh:

3. Mean

Mean 1. Tinggi Badan (X1) 158,03

2. Kekuatan Otot Lengan (X2) 25,06

3. Kelentukan (X3) 9,3

4. Ketepatan Smash ( Y) 12,67

Page 86: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

86

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

4. Uji Korelasi

e. Korelasi antara X1 terhadap Y

Rx1y = 0,75

f. Korelasi antara X2 terhadap Y

Rx2y = 0,57

g. Korelasi antara X3 terhadap Y

Rx3y = 0,75

h. Korelasi antara X1, X2 dan X3 terhadap Y

Ry(1,2,3) = 0,62

i. Koefisien determinasi (R2) = 0,38

Data perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 2

Pengujian Hipotesa penelitian

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Yaitu hubungan tinggi badan terhadap ketepatan smash, untuk

kepentingan hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi :

Tidak ada hubungan tinggi badan terhadap ketepatan smash. Dan (Ha)

yang berbunyi : Ada hubungan tinggi badan terhadap ketepatan smash.

Untuk pengujian ini dilakukan pengetesan signifikan rx1y dalam taraf

signifikan 5% seperti Nampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 2 Hasil perhitungan hipotesis pertama

N r – Hitung r – Tabel 5% Signifikan/Non

signifikan

30 0,75 0,361 Signifikan

Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan (r-Hitung) > r-tabel, yang

berarti nilainya signifikan.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Yaitu hubungan kekuatan otot lengan terhadap ketepatan smash, untuk

kepentingan hipotesis diubah nihil (Ho) yang berbunyi : Tidak ada

hubungan kekuatan otot lengan terhadap ketepatan smash. Dan (Ha)

yang berbunyi : Ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap ketepatan

smash. Untuk pengujian ini dilakukan pengetesan signifikan rx2y dalam

taraf signifikan 5% seperti Nampak pada tabel dibawah ini :

Page 87: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

87 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Tabel 3 Hasil perhitungan hipotesis kedua

N r – Hitung r – Tabel 5% Signifikan/Non

signifikan

30 0,57 0,361 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan (r-Hitung)> r-Tabel, yang

berarti nilainya signifikan.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Yaitu hubungan kelentukan terhadap ketepatan smash, untuk

kepentingan hipotesis diubah nihil (Ho) yang berbunyi :Tidak ada

hubungan kelentukan terhadap ketepatan smash. Dan (Ha) yang

berbunyi: Ada hubungan kelentukan terhadap ketepatan smash.

Untuk pengujian ini dilakukan pengetesan signifikan rx3y dalam taraf

signifikan 5% seperti Nampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 4 Hasil perhitungan hipotesis ketiga

N r – Hitung r – Tabel 5% Signifikan/Non

signifikan

30 0,75 0,361 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan (r-Hitung) > r-Tabel, yang

berarti nilainya signifikan

.

4. Pengujian Hipotesis Keempat

Yaitu hubungan antara tinggi badan, kekuatan otot lengan dan

kelentukan terhadap ketepatan smash, untuk kepentingan hipotesis

diubah nihil (Ho) yang berbunyi : Tidak ada hubungan antara tinggi

badan,kekuatan otot lengan dan kelentukan terhadap ketepatan smash.

Dan (Ha) yang berbunyi : Ada hubungan antara tinggi badan, kekuatan

otot lengan dan kelentukan terhadap ketepatan smash. Untuk pengujian

ini dilakukan pengetesan signifikan ry(1,2,3) dalam taraf signifikan 5%

seperti Nampak pada tabel dibawah ini :

Page 88: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

88

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Tabel 5 Hasil perhitungan hipotesis keempat

N r – Hitung r – Tabel 5% Signifikan/Non

signifikan

30 0,62 0,361 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan (r-Hitung)>r-Tabel, yang

berarti nilainya signifikan.

5. Pengujian Koefisien determinasi (R2)

Yaitu ada hubungan yang kuat antara tinggi badan, kekuatan otot lengan

dan kelentukan terhadap ketepatan smash. Untuk pengujian ini

dilakukan pengetesan dalam taraf kriteria antara > 0,5 – 0,75 seperti

Nampak pada tabel dibawah ini

Tabel 6 Hasil perhitungan koefisien determinasi

N R2 – Hitung Taraf kriteria Kriteria

30 0,38 >0,5 - 0,75 Korelasi Kuat

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan (R2-Hitung) mencapai taraf

kriteria antara >0,5 – 0,75 yang berarti mempunyai korelasi yang kuat.

Interprestasi

Dari hasil data baik menggunakan bantuan computer maupun manual

menggunakan kalkulator dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan (bermakna / berarti) antara tinggi

badan terhadap ketepatan smash.

Anwar Pasau (1988) berpendapat: Orang yang mempunyai fisik tinggi

dan besar rata-rata akan mempunyai kemampuan fisik lebih baik seperti

kekuatan, kecepatan, daya tahan jantung dan paru-paru, daya tahan

otot, dibandingkan dengan orang yang bertubuh kecil dan pendek.

Sehingga faktor tinggi badan sangat berhubungan dengan tehnik smash

dalam permainan bolavoli.

2. Terdapat hubungan yang signifikan (bermakna/berarti) antara kekuatan

otot lengan terhadap ketepatan smash.

Kekuatan otot lengan merupakan salah satu unsur penting yang

mempengaruhi prestasi bolavoli,karena itu kekuatan otot lengan akan

sangat menentukan kualitas pukulan smasher.

Page 89: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

89 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

3. Terhadap hubungan yang signifikan (bermakna/bararti) antara

kelentukan terhadap ketepatan smash.

Dalam permainan bolavoli kelentukan juga mempunyai peran penting,

apabila seorang atlet mempunyai kelentukan yang baik maka akan lebih

mudah menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang

gerak seluas mungkin terutama pada saat melakukan smash tanpa

mengalami cidera.

4. Terdapat hubungan yang signifikan (bermakna/berarti) antara tinggi

badan, kekuatan otot lengan dan kelentukan terhadap ketepatan smash.

Permainan bolavoli membutuhkan kemampuan yang bersifat

komprehensif termasuk fisik, teknik, mental dan strategi (Graurav,

Singh,2010). Dalam melakukan tehnik smash, selain dibutuhkan postur

tubuh yang tinggi ,seorang atlet juga harus memiliki kekuatan,

koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan kelentukan tubuh yang baik

untuk mencapai prestasi yang maksimal.

PENUTUP

Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka kesimpulan

yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Ada

hubungan tinggi badan terhadap ketepatan smash pada BKMF Bolavoli FIK

UNM, 2) Ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap ketepatan smash

pada BKMF Bolavoli FIK UNM, 3) Ada hubungan kelentukan terhadap

ketepatan smash pada BKMF Bolavoli FIK UNM, dan 4) Ada hubungan

antara tinggi badan, kekuatan otot lengan dan kelentukan terhadap

ketepatan smash pada BKMF Bolavoli FIK UNM.

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil dan implikasi

yang ditimbulkan maka untuk para pengajar, pembina, pelatih khususnya

cabang bolavoli, dan para olahragawan dapat disarankan sebagai berikut: 1)

Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan smash hendaknya

memperhatikan faktor-faktor komponen fisik baik itu postur tubuh, otot

lengan dan kelentukan yang dimiliki, 2) Kepada para pelatih olahraga

bolavoli agar hasil penelitian ini dijadikan bahan acuan dalam melatih

bolavoli. Dalam hal ini komponen fisik kekuatan otot lengan dan kelentukan

dalam latihan dapat diperhatikan, dan 3) Kepada para orang tua atlet dapat

memperhatikan gizi anak-anaknya agar dapat tumbuh baik menjadi tinggi

dan memiliki komponen fisik yang baik sehingga lebih mudah diarahkan

pada prestasi yang maksimal.

Page 90: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

90

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

DAFTAR PUSTAKA

Miftah. 2010. Cara Membuat Tubuh Anda Bisa Menjadi Tinggi . Jogjakarta

Arikunto. 2010. ProsedurPenelitian( SuatuPendekatan Praktik). Jakarta:

RinekaCipta.

Mutohir, T.C.dkk. 2011 . Berkarakter Dengan Berolahraga, Berolahraga

Dengan

Berkarakter. Jakarta

Burke,Edmund R. 2001. Latihan Kebugaran Dirumah. Jakarta : PT.

RajaGrafindo

Persada.

Beutelstahl, dieter. 2007. Belajar Bola Vollley. Bandung : Pioner Jaya

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D : Alfabeta

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:CV.Alfabeta

Mutohir,T.C.dkk. 2013. Permainan Bola voli . Surabaya : Graha Pustaka

Media

Utama.

Nurhasan. 1986. Tes dan Pengukuran. Jakarta: Karunia Jakarta

Nurhasan. 2009. Penilaian Pembelajaran Penjas. Jakarta : Universitas

Terbuka

Ismayarti. 2008. Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : LPP UNS

Rujukan berbasis website :

Sajoto, M. 1988. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kekuatan. (Online),

tersedia : http://popvollyball.wordpress.com/.../cara-melatih-kekuatan-

otot lengan//... diakses tanggal 10 Juli 2013

Harsono. 1988. Pengertian Kekuatan. (Online), tersedia: http://popvollyball.

wordpress.com/.../cara-melatih-kekuatan... diakses tanggal 10 Juli 2015

http://www.docstoc.com/docs/73512513/penjas diakses tanggal 10 Juli 2013

www.infonews.web.id/.../cara-mudah-dan-cepat-menambah-tinggi-badan.

tanggal 12 Juli 2015

http://senamaerobic.wordpress.com/.../bagaimana-cara-menambah-tinggi-

badan/ ... diakses tangal 12 Juli 2015

Page 91: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

91 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

KONTRIBUSI DAYA LEDAK LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK

KE BELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM

PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET

BKMF BULUTANGKIS FIK UNM

(CONTRIBUTIONS EXPLOSIVE POWER ARMS AND FLEXIBILITY

TOGOK BACK TO SMASH THE ABILITY BADMINTON

GAME ON ATHLETES BADMINTON BKMF FIK UNM)

OLEH:

HERMAN H. )*

ABSTRACT

Smash is one form of attack that can kill the opponent's defense as well as

to obtain the value or point. In the game of badminton, smash is one

technique that plays an important role, failed and successful team in the

game or match is determined by the player's skill in doing smash. By

mastering technique a good smash, then the team will easily win a match.

This study aims, among others, (1) to determine the contribution of the

explosive power of arms to the ability of a smash in badminton game, (2) to

determine the contribution of flexibility togok to the back of the ability of a

smash in badminton game, and (3) to determine the contribution of the

explosive power of arms and flexibility togok to the back of the ability of a

smash in badminton game. This research is descriptive quantitative

research. The study population was all the athletes BKMF Badminton Nikken

UNM with a sample size of 30 people. Data analysis technique used is the

technique of correlation and regression analysis using SPSS version 15

sed on the results of

data analysis, the study concludes that: 1) the explosive power of arms has

contributed to the ability to smash in the game of badminton athletes

Badminton BKMF Nikken UNM 68.6%, (2) flexibility togok to the rear

contributes to the ability to smash badminton game at UNM Nikken

badminton Athletes BKMF of 80.9%, (3) explosive power and flexibility togok

arm to the rear contributes to the ability of a smash in badminton game at

UNM Nikken badminton Athletes BKMF of 84.8%.

Keywords: Explosive Power Arm, Flexibility Togok Back, Smash Badminton

Page 92: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

92

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

PENDAHULUAN

Permainan bulutangkis adalah permainan yang memerlukan gerakan

yang cepat sesuai dengan laju bola sehingga memerlukan kontrol gerakan

yang tepat, reaksi cepat, dan ketepatan pukulan. Apabila dapat dilakukan

akan nampak bahwa gerakan pukulan yang dilakukan efesien. Gerakan-

gerakan yang dilakukan dalam bermain bulutangkis merupakan reaksi-

reaksi motorik yang dihasilkan dari proses rangsangan pandangan, syaraf

perintah melalui proses informasi pada sistem syaraf. Proses gerakan untuk

memukul bola pada saat mengantisipasi pukulan lawan dimulai dengan

pandangan pada lentingan bola, perhatian atau penglihatan terhadap bola

yang dipukul, kemudian timbul perintah dari syaraf spinal untuk melakukan

respon dalam bentuk gerakan reaksi tangan untuk memukul bola dalam

upaya mengembalikan bola ke lapangan lawan. Daya ledak juga dikenal

dengan istilah tenaga eksplosif yang sangat diperlukan dalam berbagai

cabang olahraga. Hakekatnya bahwa daya ledak merupakan salah satu

komponen fisik, dimana kekuatan dan kecepatan otot dikombinasikan dalam

satu pola gerak. Dalam usaha untuk mengatasi atau menguasai bola pada

saat melakukan pukulan smash diperlukan pengerahan kekuatan secara

maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan perkenaan atau

mencapai bola yang maksimal. Kemampuan kondisi fisik lainnya yang sangat

penting bagi pemain bulutangkis adalah kemampuan untuk melakukan

pukulan secara elastis atau tidak kaku. Sehingga mampu melakukan berbagai

variasi pukulan seperti, servis, forehand, backhand, smash, lob, dan

sebagainya. Unsur kelentukan sangat besar perannya dalam menentukan

kualitas gerakan dalam bermain bulutangkis. Kelentukan akan memberikan

kemampuan kepada pemain untuk melakukan pukulan dengan gerakan teknik

yang benar, pukulan yang tepat, arah bola yang tepat, dan mampu memukul

bola dengan cepat dan keras.. Dengan demikian gerakan dalam memukul

bola pada permainan bulutangkis akan lebih luwes dan gerakan tidak kaku.

Apabila gerakan memukul bola dilakukan dengan gerakan yang elastis dan

luwes dapat memberikan kemampuan kontrol gerakan dan daya ledak lengan

gerakan secara tepat sehingga perkenaan bola dengan raket serta arah

pukulan yang dilakukan sesuai dengan sasaran.

Smash adalah salah satu bentuk serangan yang dapat mematikan

pertahanan lawan sekaligus dapat memperoleh nilai atau point. Dalam

permainan bulutangkis, smash merupakan salah satu teknik yang sangat

memegang peranan penting, gagal dan berhasilnya suatu tim dalam

permainan atau pertandingan banyak ditentukan oleh keterampilan pemain

dalam melakukan smash. Dengan menguasai teknik smash yang baik,

Page 93: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

93 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

maka satu tim akan dengan mudah memenangkan suatu pertandingan.

Untuk mencapai tingkat keterampilan smash dengan baik, maka diperlukan

penguasaan gerakan teknik smash itu sendiri, disamping pola latihan yang

harus bervariasi dengan tujuan mengarah pada peningkatan teknik tersebut.

Sehingga keterampilan smash secara otomatis dan efektif harus ditunjang

oleh beberapa metode latihan yang tepat dan sesuai. Smash merupakan

gerak kerja yang terpenting dan terakhir dalam serangan. Kegagalan untuk

melakukan smash ke daerah lawan akan memberi kesempatan pihak lawan

untuk melakukan serangan balik atau balasan.

Teknik Smash Bulutangkis

Salah satu diantaranya adalah teknik smash. Teknik dasar smash

merupakan salah satu teknik pukulan dalam permainan bulutangkis yang

banyak digunakan untuk mematikan permainan lawan sehingga

kemenangan pun dapat diraih. Menurut Poole (1986) Smash adalah

“pukulan overhead yang keras, diarahkan ke bawah yang kuat, merupakan

pukulan menyerang yang utama dalam bulutangkis.” Sedangkan PB PBSI

(2001) mengemukakan bahwa, “Smash yaitu pukulan overhead yang keras,

diarahkan ke bawah yang kuat, merupakan pukulan menyerang yang utama

dalam bulutangkis.” Pukulan smash merupakan bentuk pukulan keras yang

sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini

adalah keras, laju jalannya shuttlecock cepat menuju lantai lapangan

sehingga pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu,

lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh

yang harmonis. Dalam praktek permainan, pukulan smash dapat dilakukan

dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (king smash). Oleh karena itu,

pukulan Smash dapat berbentuk pukulan smash penuh, pukulan smash

potong, pukulan Smash backhand, dan pukulan smash melingkar di atas

kepala. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menguasai teknik

Smash ini menurut PB PBSI (2006) adalah sebagai berikut :

1. Biasakan bergerak cepat untuk mengambil posisi pukul yang

tepat.

2. Perhatikan pegangan raket

3. Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut dibengkokkan, dan

tetap berkonsentrasi pada shuttlecock.

4. Perkenaan raket dan shuttlecock di atas kepala dengan cara

meluruskan lengan untuk menjangkau shuttlecock itu setinggi

mungkin, dan pergunakan tenaga pergelangan tangan pada saat

memukul shuttlecock.

Page 94: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

94

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

5. Akhiri rangkaian gerakan Smash ini dengan gerak lanjut ayunan

raket yang sempurna di depan badan.

Uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pukulan Smash

merupakan pukulan yang banyak digunakan untuk mematikan permainan

lawan. Teknik pukulan smash ini secara bertahap setiap pemain harus

menguasainya dengan sempurna melalui serangkaian latihan yang

sistematis dan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan, karena hal

ini sangat besar manfaatnya untuk meningkatkan kualitas permainan.

Daya Ledak Lengan

Daya ledak merupakan suatu unsur diantara unsur-unsur komponen

kondisi fisik yaitu kemampuan biomotorik manusia, yang dapat ditingkatkan

sampai batas-batas tertentu dengan melakukan latihan-latihan tertentu yang

sesuai. Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi

suatu hambatan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Lebih lanjut

dikatakan bahwa daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk

mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi (Harre, 1982).

Daya ledak ialah kombinasi dari kecepatan maksimal dan kekuatan

maksimal. Daya ledak ini harus ditunjukkan oleh perpindahan tubuh (dalam

tendangan jauh) atau benda (peluru yang ditolakkan) melintasi udara,

dimana otot-otot harus mengeluarkan kekuatan dengan kecepatan yang

tinggi, agar dapat membawa tubuh atau obyek pada saat pelaksanaan gerak

untuk dapat mencapai suatu jarak (Janssen,1983). Daya ledak ialah

kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan

beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh

(Suharno HP, 1984). Daya ledak atau explosive power adalah kemampuan

otot atau sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan

maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau

sesingkat-singkatnya. Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan

dan kecepatan pada kontraksi otot (Bompa,1983; Fox,1988). Daya ledak

merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk

melakukan aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa

kuat orang memukul, seberapa jauh seseorang dapat melempar, seberapa

cepat seseorang dapat berlari dan lainnya. Radcliffe dan Farentinos (1985)

menyatakan bahwa daya ledak adalah faktor utama dalam pelaksanaan

segala macam ketrampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga.

Berdasar pada definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dua unsur

penting yang menentukan kualitas daya ledak adalah kekuatan dan

kecepatan. Power atau adalah sejumlah mekanik yang bekerja dalam

Page 95: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

95 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

periode waktu tertentu (Ucup Yusuf dan Yadi Sunaryadi, 2000). Power

diartikan juga sebagai hasil kali antara kekuatan dan kecepatan (Arief

Prihastono, 1994). Power adalah kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang

sependek-pendeknya (M. Sajoto. 1995). Pengukuran daya ledak adalah

hasil kali dari berat dan jarak dibagi waktu. Sebelum melatih power terlebih

dahulu perlu dilatih komponen kekuatan kondisi fisik seseorang atlit, yang

dimaksudkan oleh peneliti disini adalah komponen kekuatan maksimal,

karena komponen kondisi fisik kekuatan daya tahan dan kekuatan daya

ledak termasuk dalam komponen kondisi fisik khusus. Kekuatan adalah

kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam

menjalankan aktivitas, kekuatan dapat dibagikan kepada beberapa macam

yaitu: kekuatan maksimal, kekuatan daya ledak dan kekuatan daya tahan

(Suharno. HP, 1979). Kondisi fisik daya ledak termasuk didalam komponen

kondisi fisik khusus. Hanya dalam penelitian ini daya ledak adalah kemampuan

otot tungkai yang kuat dalam meloncat kearah vertical untuk melakukan servis

jumping. Daya ledak berguna untuk meloncat saat mencambuk bola saat

melakukan servis jumping (Suharno. HP, 1979). Untuk meningkatkan power

otot tungkai latihan yang sering digunakan oleh pelatih adalah weight

training, circuit training dan plyometric (Komite Olahraga Nasional Indonesia.

2000). Disamping bentuk-bentuk latihan yang lain, Weight training adalah

bentuk latihan yag efektif untuk mengembangkan komponen kondisi fisik

daya ledak. Daya ledak otot (muscular power) disebut juga sebagai

kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang

dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya (M. Sajoto, 1995). Jadi

daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai yang dikerahkan

dalam waktu yang sependek-pendeknya. Upaya dalam meningkatkan unsur

daya ledak dapat dilakukan dengan cara : a) meningkatkan kekuatan tanpa

mengabaikan kecepatan atau menitik beratkan pada kekuatan; b)

meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan atau menitik

beratkan pada kecepatan; c) meningkatkan kedua-duanya sekaligus,

kekuatan dan kecepatan dilatih secara simultan (Jessen, Schultz dan

Bangertes, 1984). Latihan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan

merupakan latihan untuk meningkatkan kualitas kondisi fisik dengan tujuan

utama meningkatkan daya ledak. Latihan tersebut memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap nilai dinamis jika dibandingkan dengan latihan

kekuatan saja. Adapun dalam mengembangkan daya ledak, beban latihan

tidak boleh terlalu berat sehingga gerakan yang dilakukan dapat

berlangsung cepat dan frekuensinya banyak (Pyke, 1980).

Page 96: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

96

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Berdasar pada beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik

suatu pengertian bahwa daya ledak otot tungkai adalah suatu kemampuan

otot tungkai untuk melakukan aktivitas secara cepat dan kuat untuk

menghasilkan tenaga. Dari beberapa batasan tentang pengertian daya

ledak, dapat dikemukakan bahwa ternyata unsur yang menentukan daya

ledak adalah kekuatan dan kecepatan. Peranan power pada tungkai dan

lengan akan sangat membantu dalam pencapaian khususnya pada smash

bulutangkis. Kemampuan meloncat yang tinggi dengan pukulan yang keras,

sangat diharapkan karena akan menjadi penentu akhir gerakan smash.

Kelentukan

Kelentukan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri

untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang

luas. Kelentukan dipengaruhi oleh elastisitas sendi dan elastisitas otot-otot.

Harsono (1988) menyatakan bahwa lentuk tidaknya seseorang ditentukan

oleh luas sempitnya ruang gerak sendi- sendinya. Jadi kelentukan adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali

oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya

otot-otot, tendon, dan ligamen. Sedangkan Melvin H. William (1990)

menyatakan bahwa kelentukan sangat berguna sekali dalam tindakan

preventif mengatasi cidera dan perbaikan postur yang buruk. Harsono

(1988) menyatakan berdasar hasil-hasil penelitian menyatakan bahwa

perbaikan dalam kelentukan akan dapat: 1) mengurangi kemungkinan

terjadinya cedera-cedera otot dan sendi; 2) membantu dalam

mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan; 3) membantu

memperkembangkan prestasi; 4) menghemat pengeluaran tenaga (efisien)

pada waktu melakukan gerakan- gerakan; dan 5) membantu memperbaiki

sikap tubuh. Kelentukan merupakan unsur fisik yang dan diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan sehari-hari, lebih-lebih bagi atlet suatu cabang

olahraga yang menuntut keluwesan gerak. Karena kelentukan menunjukkan

kualitas yang memungkinkan suatu segmen persendian bergerak

semaksimal mungkin menurut kemungkinan otot atau sekelompok otot untuk

berkontraksi dalam posisi memendek dan memendek secara maksimal.

Kualitas kelentukan tubuh ditentukan oleh elastisitas otot-otot, tendo dan

ligamen atau jaringan pengikat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Harsono

(1988;163) mengatakan bahwa: “Kelentukan adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi, kecuali oleh ruang gerak

sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendo dan

ligamen.” Selain itu menurut Rohantokman (1988:125) bahwa: “Fleksibilitas

Page 97: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

97 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

merupakan rentang gerak persendian yang ada pada satu atau sekelompok

persendian”. Dengan elastisitas otot-otot dan luasnya persendian seseorang

akan lebih mudah menguasai keterampilan gerak dalam berbagai cabang

olahraga dan lebih cepat, karena kemungkinan geraknya akan lebih leluasa

dan gerakan-gerakan yang sulit dapat dilakukannya. Kelentukan (flexibility)

disebut juga kelenturan atau perenggangan. Kelenturan mengacu pada

ruang gerak sendi atau persendian serta elastisitas dari otot-otot, tendo dan

ligamen. Selain dari pendapat tersebut, Stone (1991) mengemukakan

definisi kelentukan sebagai berikut “flexibility is the range of motion in a joit

or series of joints.” Secara bebas diterjemahkan bahwa kelentukan adalah

luas gerak dalam suatu rangkaian persendian.

Bertolak dari pengertian kelentukan dapat dikatakan bahwa

karakteristik dari kemampuan kelentukan ialah luas geraknya persendian

serta elastisitas dari otot-otot dan tendo serta ligamen, bahkan sebagian

kecil ditentukan juga oleh kulit. Sesuai dengan batasan kelentukan

sebagaimana yang telah dikemukakan, maka kelentukan biasanya

dikembangkan melalui latihan-latihan peregangan otot dan latihan

memperluas ruang gerak persendian. Metode atau cara latihan senantiasa

bertolak dari jenis kelentukan. Untuk itu pergerakan yang dilakukan dalam

melakukan teknik pada cabang olahraga bulutangkis sangat membutuhkan

kelentukan tubuh atau togok dalam menampilkan pola gerakan yang lebih

luas. Uraian tentang pengertian kelentukan maka dapat disimpulkan bahwa,

kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan dengan

mudah dan efisien, sehingga dalam melakukan gerakan smash bulutangkis

utamanya pada saat melayang dan memukul bola, itu akan lebih mudah

dilakukan bila didukung kelentukan yang baik.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah metode

deskriptif secara korelasional. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yang menjadi fokus dalam penelitian, sebagai berikut: 1) variabel bebas

yaitu daya ledak lengan dan kelentukan togok ke belakang, dan 2) variabel

terikat adalah kemampuan smash bulutangkis. Desain penelitian atau

rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pemain bulutangkis

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Dengan demikian

sampel yang digunakan adalah pemain putra BKMF Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Makassar dengan jumlah 30 orang.

Setelah seluruh data penelitian terkumpul, yakni tes dan pengukuran daya

Page 98: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

98

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

ledak lengan, kelentukan togok ke belakang dan kemampuan smash

bulutangkis. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik

deskriptif, maupun inferensial untuk keperluan pengujian hipotesis

penelitian. Secar keseluruhan analisis data statistik yang digunakan pada

umumnya menggunakan sistem komputer dengan program analisis SPSS

Versi 17.00.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran

umum data penelitian. Analisis deskriptif dilakukan terhadap data daya ledak

lengan, kelentukan togok ke belakang, dan kemampuan smash dalam

permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM. Analisis deskrtiptif

meliputi; total nilai, rata-rata, range, maksimal dan minimum. Dari nilai-nilai

statistik ini diharapkan dapat memberi gambaran umum tentang keadaan

data daya ledak lengan, kelentukan togok ke belakang, dan kemampuan

smash dalam permainan bulutangkis. Hasil analisis deskriptif setiap variabel

penelitian dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis deskriptif tiap variabel

N Sum Mean Stdv Range Min. Max.

Daya ledak lengan

30 120,05 4,0017 0,21111 0,80 3,70 4,50

Kelentukan togok ke belakang

30 1170,00 39,0000 3,26950 12,00 34,00 46,00

Smash bulutangkis

30 177,00 5,9000 1,18467 4,00 4,00 8,00

Hasil dari tabel 1 di atas yang merupakan gambaran data daya ledak

lengan, kelentukan togok ke belakang dan kemampuan smash dalam

permainan bulutangkis dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Untuk data daya ledak lengan pada mahasiswa BKMF FIK UNM dari 30

jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 120,05 dan rata-rata yang

diperoleh 4,0017 dengan hasil standar deviasi 0,21111 dari range data

0,80 antara nilai minimum 3,70 dan 4,50 untuk nilai maksimal.

2. Untuk data kelentukan togok ke belakang pada mahasiswa BKMF FIK

UNM dari 30 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 1170,00 dan

rata-rata yang diperoleh 39,0000 dengan hasil standar deviasi 3,26950

Page 99: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

99 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

dari range data 12,00 antara nilai minimum 34,00 dan 46,00 untuk nilai

maksimal.

3. Untuk data kemampuan smash dalam permainan bulutangkis pada

mahasiswa BKMF FIK UNM dari 30 jumlah sampel diperoleh total nilai

sebanyak 117,00 dan rata-rata yang diperoleh 5,9000 dengan hasil

standar deviasi 1,18467 dari range data 4,00 antara nilai minimum 4,00

dan 8,00 untuk nilai maksimal.

Analisis Inferensial

Untuk pengujian hipotesis tersebut maka dilakukan uji korelasi dan

regresi data daya ledak lengan, kelentukan togok ke belakang dan

kemampuan smash dalam permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF

FIK UNM.

1. Ada kontribusi daya ledak lengan terhadap kemampuan smash dalam

permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang kontribusi daya ledak lengan terhadap kemampuan

smash dalam permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM

diperoleh sesuai rangkuman tabel 2 berikut:

Tabel 2. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis pertama

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Daya ledak lengan (X1)

0,828

0,686

61,040

7,813

0,000

Smash bulutangkis (Y)

Hipotesis statistik yang akan di uji:

H0 : Rx1.y = 0

H1 : Rx1.y 0

Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara daya

ledak lengan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis

pada mahasiswa BKMF FIK UNM. Diperoleh nilai korelasi dan regresi

Page 100: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

100

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

0,828 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R Square

(koefesien determinasi) 0,686. Hal ini berarti 68,6% kemampuan smash

dalam permainan bulutangkis dijelaskan oleh daya ledak lengan. Dari uji

Anova atau F test, didapat F hitung adalah 61,040 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05,

maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan smash

dalam permainan bulutangkis (dapat diberlakukan untuk populasi dimana

sampel diambil). Dari uji t diperoleh 7,813 dengan tingkat signifikansi 0,000.

Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak

dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau daya ledak lengan

benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan smash

dalam permainan bulutangkis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

daya ledak lengan memiliki kontribusi terhadap kemampuan smash dalam

permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM sebesar 68,6%.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada kontribusi daya ledak

lengan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis pada

mahasiswa BKMF FIK UNM. Apabila hasil penelitian dikaitkan dengan teori

dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka dalam dasarnya hasil

penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian

terdahulu yang sudah ada. Daya ledak juga dikenal dengan istilah tenaga

eksplosif yang sangat diperlukan dalam berbagai cabang olahraga.

Hakekatnya bahwa power lengan merupakan salah satu komponen fisik,

dimana kekuatan dan kecepatan otot di kombinasikan dalam satu pola

gerak. Harsono (1988) mengemukakan bahwa: “Power lebih diperlukan,

dan boleh dikatakan oleh semua cabang olahraga, oleh karena dalam

power kecuali strength terdapat pula kecepatan”. Ini membuktikan bahwa

teknik dasar smash pada permainan bulutangkis dibutuhkan suatu daya

ledak lengan di saat melakukan pukulan. Pada saat melakukan smash,

yang diharapkan pada pemain adalah bagaimana smash tersebut dapat

dilakukan dengan keras, akurat dan tepat pada sasaran. Daya ledak lengan

merupakan penggabungan antara dua kondisi fisik pada otot lengan untuk

bergerak dengan kuat dan cepat. Oleh karena itu, pemain yang memiliki

power atau daya ledak lengan akan mempunyai pukulan smash yang keras

dan akurat.

2. Ada kontribusi kelentukan togok ke belakang terhadap kemampuan

smash dalam permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

Page 101: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

101 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang kontribusi kelentukan togok ke belakang terhadap

kemampuan smash dalam permainan bulutangkis pada mahasiswa

BKMF FIK UNM diperoleh sesuai dari rangkuman tabel 5 berikut:

Tabel 3. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis kedua

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Kelentukan togok ke belakang (X2)

0,899

0,809

118,224

10,873

0,000 Smash bulutangkis (Y)

Hipotesis statistik yang akan di uji:

H0 : Rx2.y = 0

H1 : Rx2.y 0

Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara

kelentukan togok ke belakang terhadap kemampuan smash dalam

permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM. Diperoleh nilai

korelasi dan regresi 0,899 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05,

untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,809. Hal ini berarti 80,9%

kemampuan smash dalam permainan bulutangkis dijelaskan oleh

kelentukan togok ke belakang. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung

adalah 118,224 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena

probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat

dipakai untuk memprediksi kemampuan smash dalam permainan

bulutangkis (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil).

Dari uji t diperoleh 10,873 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena

probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1

diterima atau koefesien regresi signifikan, atau kelentukan togok ke

belakang benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan smash dalam permainan bulutangkis. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kelentukan togok ke belakang memiliki

kontribusi terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis

pada mahasiswa BKMF FIK UNM sebesar 80,9%. Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa ada kontribusi kelentukan togok ke belakang

Page 102: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

102

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis pada

mahasiswa BKMF FIK UNM. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan

teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka dalam dasarnya hasil

penelitian mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian

terdahulu yang sudah ada. Moch. Sajoto (1988:58) mengatakan bahwa:

“Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya,

untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-

luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen disekitar persendian”.

Kelentukan togok ke belakang berperan dalam gerakan pukulan smash,

sebab seorang pemain akan melakukan tarikan badan ke belakang

untuk mengayunkan raketnya. Hal ini dilakukan guna mendapatkan

gerakan yang lebih luas untuk mendapat ruang agar pukulan smash

dapat lebih keras dan akurat.

3. Ada kontribusi daya ledak lengan dan kelentukan togok ke belakang

terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis pada

mahasiswa BKMF FIK UNM

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis regresi dari program SPSS tentang

hubungan antara daya ledak lengan, daya ledak tungkai, dan kelentukan

togok ke belakang terhadap kemampuan smash dalam permainan

bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM diperoleh sesuai dari

rangkuman tabel 4 berikut:

Tabel 4. Hasil analisis regresi untuk hipotesis ketiga

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Daya ledak lengan (X1), dan kelentukan togok ke belakang (X2)

0,921

0,848

48,326

5,530

0,000

Smash bulutangkis (Y)

Hipotesis statistik yang akan di uji:

H0 : Rx1.2.3.y = 0

H1 : Rx1.2.3.y 0

Hasil pengujian:

Page 103: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

103 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data antara daya ledak

lengan, daya ledak tungkai, dan kelentukan togok ke belakang terhadap

kemampuan smash dalam permainan bulutangkis pada mahasiswa

BKMF FIK UNM. Diperoleh nilai regresi 0,921 dengan tingkat

probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi)

0,848. Hal ini berarti 84,8% kemampuan smash dalam permainan

bulutangkis dijelaskan oleh daya ledak lengan, daya ledak tungkai, dan

kelentukan togok ke belakang. Dari uji Anova atau F test, didapat F

hitung adalah 48,326 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena

probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat

dipakai untuk memprediksi kemampuan smash dalam permainan

bulutangkis (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil).

Dari uji t diperoleh 5,530 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena

probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1

diterima atau koefesien regresi signifikan, atau daya ledak lengan, daya

ledak tungkai, dan kelentukan togok ke belakang benar-benar

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan smash dalam

permainan bulutangkis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

daya ledak lengan, daya ledak tungkai, dan kelentukan togok ke

belakang memiliki kontribusi terhadap kemampuan smash dalam

permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM sebesar

84,8%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada kontribusi daya

ledak lengan dan kelentukan togok ke belakang terhadap kemampuan

smash dalam permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM.

Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir

yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan

memperkuat teori yang sudah ada. Jika unsur kondisi fisik itu tidak atau

kurang tercapai pada suatu tahap latihan tertentu, maka ini dapat

dikatakan bahwa perencanaan dan sistematika latihan itu kurang tepat.

Penguasaan teknik-teknik dasar yang efektif dan efesien, tentu bukan

hanya dalam teknik saja akan tetapi didukung pula oleh adanya

kemampuan kondisi fisik. Diungkapkan Jones (2012) dalam artikelnya

bahwa: Pertimbangan kondisi fisik itu harus dikembangkan didasarkan

pada karakteristik cabang olahraga yang digelutinya, sebab pada suatu

cabang olah raga tertentu mungkin memerlukan komponen kondisi fisik

secara keseluruhan, sedangkan pada cabang lain mungkin hanya

sebagian saja. Jadi masalah peran komponen kondisi fisik ini bersifat

relatif, karena bergantung pada karakteristik cabang olahraganya seperti

dalam permainan bulutangkis. Komponen kondisi fisik tersebut terdiri

Page 104: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

104

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

atas kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, daya tahan, daya

ledak otot, koordinasi, keseimbangan, kelentukan, dan reaksi. Menurut

Subarjah (2012) dalam artikelnya bahwa: Komponen kondisi fisik terdiri

dari komponen-komponen seperti kekuatan otot, daya tahan otot, daya

tahan umum, fleksibilitas, kecepatan, koordinasi, agilitas dan

keseimbangan. Mengembangkan atau meningkatkan kondisi fisik, berarti

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan fisik (physical

abilities) atlet. Setiap usaha peningkatan komponen fisik harus

dikembangkan semua komponen yang ada, walaupun dalam

pelaksanaannya perlu adanya prioritas untuk menentukan komponen

mana yang perlu untuk mendapatkan porsi latihan lebih besar sesuai

dengan olah raga yang ditekuni dalam hal ini bulutangkis. Tidak adanya

salah satu komponen pendukung akan mempengaruhi hasil yang

dicapai. Demikian juga dalam olahraga bulutangkis membutuhkan dasar

fisik yang baik tetapi tidak meninggalkan faktor-faktor yang lain seperti

teknik dan mental. Dengan demikian komponen fisik daya ledak dan

kelentukan merupakan dua komponen kondisi fisik yang ada, dan tidka

bisa terbaikan dalam menunjang kemampuan smash dalam permainan

bulutangkis. Kedua komponen kondisi fisik tersebut sangat

mempenagruhi dan memberikan kontribusi yang sangat signifikan

terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis. Daya ledak

merupakan kemampuan untuk dapat mempergunakan tenaga dalam

waktu yang singat. Daya ledak berfungsi baik saat melakukan take off

untuk melompat menjangkau shuttlecock dan pada saat melakukan

pukulan smash di udara. Disamping itu kelentukan togok ke belakang

akan berperan membantu memberikan ruang gerak dalam melakukan

pukulan smash. Dengan demikian kedua komponen kondisi fisik yang

menjadi bahan penelitian memberikan kontribusi yang besar dalam

melakukan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Daya ledak

merupakan kondisi fisik yang sangat berperan dalam menunjang

kemampuan melakukan smash, baik itu pada tungkai yang digunakan

untuk melompat maupun lengan yang dijadikan sebagai penentu disaat

posisi badan diatas melakukan pukulan. Disamping unsur fisik tersebut,

kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan

dengan mudah dan efisien, sehingga dalam melakukan gerakan smash

bulutangkis utamanya pada saat melayang dan memukul bola, itu akan

lebih mudah dilakukan bila didukung kelentukan yang baik. Karena

kelentukan menunjukkan kualitas yang memungkinkan suatu segmen

persendian bergerak semaksimal mungkin menurut kemungkinan otot

Page 105: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

105 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

atau sekelompok otot untuk berkontraksi dalam posisi memendek dan

memendek secara maksimal. Kualitas kelentukan tubuh ditentukan oleh

elastisitas otot-otot, tendo dan ligamen atau jaringan pengikat. Unsur

kelentukan sangat besar perannya dalam menentukan kualitas gerakan

dalam bermain bulutangkis. Kelentukan akan memberikan kemampuan

kepada pemain untuk melakukan pukulan dengan gerakan teknik yang

benar, pukulan yang tepat, arah bola yang tepat, dan mampu memukul

bola dengan cepat dan keras. Dengan demikian gerakan dalam memukul

bola pada permainan bulutangkis akan lebih luwes dan gerakan tidak

kaku. Apabila gerakan memukul bola dilakukan dengan gerakan yang

elastis dan luwes dapat memberikan kemampuan kontrol gerakan secara

tepat sehingga perkenaan bola dengan raket serta arah pukulan yang

dilakukan sesuai dengan sasaran.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut: 1)

Daya ledak lengan memiliki kontribusi terhadap kemampuan smash dalam

permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM, 2) Kelentukan

togok ke belakang memiliki kontribusi terhadap kemampuan smash dalam

permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF FIK UNM, dan 3) Daya ledak

lengan dan kelentukan togok ke belakang memiliki kontribusi terhadap

kemampuan smash dalam permainan bulutangkis pada mahasiswa BKMF

FIK UNM.

Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka dapat

disarankan sebagai berikut : 1) Bagi pengajar di kampus untuk dapat

memberikan penguasaan teknik pada permainan bulutangkis agar out put

nantinya lebih berkualitas dalam proses pengajarannya secara khususnya

pada teknik bermain bulutangkis, 2) Sebagai bahan informasi bagi pemain

BKMF FIK UNM tentang hasil penelitian yang diperoleh, dan 3) Selain teknik

dan fisik, seorang pemain bulutangkis hendaknya juga menguasai taktik

bermain yang baik. Dengan memperhatikan taktik, berarti pemain harus

memahami kondisi lawan dengan baik. Dengan memiliki taktik yang baik

maka pemain akan dapat merencanakan suatu metode atau cara yang palin

tepat untuk menghadapi lawan dan mampu mengatur tempo kompetisi dari

setiap pertandingan.

Page 106: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

106

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

DAFTAR PUSTAKA

Badriah, Dewi L., 2002, Fisiologi Olahraga dalam Perspektif dan Praktik,

Bandung, Pustaka Ramadhan.

Bahagia, Yoyo, 2000, Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang

Olahraga, Jakarta, Depdikbud.

Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching.

Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.

Panitia POR 7 Djarum. 1990. Pola Dasar Pembinaan Bulu Tangkis Djarum.

Kudus. PB. Djarum

PB. PBSI, 2001. Buku Pedoman Bulutangkis. Jakarta: PB. PBSI.

Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI), 2006,

Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis, Tersedia : http://pbpbsi/

bulutangkis.com.

Razak, Abraham. 1993. Perbandingan Pengaruh Latihan Pliometrik Dengan

Latihan Kekuatan Dan Kecepatan Terhadap Daya Ledak. Surabaya :

Thesis Pasca Sarjana UNAIR.

Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Proyek Pengadaan Buku pada Lembaga Pengembangan Tenaga

Pendidikan. Jakarta.

__________. 1995. Pengembangan dan Pembinaan Kekuatan kondisi Fisik

Dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize.

Samursarjono Sadoso, 1986. Pengetahun Praktis Kesehatan Dalam

Olahraga. Jakarta

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Simanjuntak, Victor G, dkk. 2008. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta: Dirjen Dikti. Depdiknas.

Page 107: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

107 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI, KESEIMBANGAN DAN

KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN

TENDANGAN SABIT CABANG PENCAK SILAT

PADA MAHASISWA BKMF FIK UNM

(RELATIONSHIP BETWEEN LEG LENGTH, LEG MUSCLE STRENGTH

BALANCE AND ABILITY TO KICK SICKLE PENCAK SILAT

BRANCH IN STUDENTS BKMF FIK UNM)

OLEH:

MUH. SAID HASAN )*

ABSTRACT

This study aims to Know long relationship limbs, balance and leg muscle

strength in the Side Kick ability martial arts sport at UNM student .Penelitian

Bkmf Fik was a descriptive study of the three independent variables and the

dependent variable. The population in this study were students Bkmf Faculty

of Sport Science, State University of Makassar. Total sample in this study is

30 person selected was randomly sampling. Data analysis techniques used

correlation with the significant level of 95% or ɑ = 0.05 significant. Based on

test results correlation and regression analysis data can be summarized as

follows: 1). There is a relationship with a leg length of the side kick ability

pencaksilat sport, with a value (ro) = 0.173. with a P value (0.000) <0,05.

2). There is a relationship of balance with the ability of the side kick sport

martial arts, with a value (ro) = 0.724. with a P value (0.000) <0,05. 3).

There is a relationship leg muscle strength with the ability side kick the sport

of martial arts with a value (ro) of 0.186. with a P value (0.000) <0,05. 4)

there is a connection limb length, balance, leg muscle strength with the

ability of the side kick in martial arts sport, proven value (ro) = 0735 with the

P value (0.000) <0,05.

Keywords: Long Legs, Balance, Limb Muscle Strength, Side kick ability

PENDAHULUAN

Olahraga merupakan salah satu aspek yang perlu mendapat

perhatian khusus, dimana dengan kemajuan olahraga suatu daerah akan

dapat membawa nama daerah tersebut menjadi terkenal terutama prestasi

Page 108: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

108

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

yang dicapai oleh atletnya. Pembinaan olahraga di Indonesia dewasa ini

mengalami perkembangan. hal ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat

yang semakin sadar akan pentingnya olahraga itu sendiri, di samping itu

dukungan dan perhatian dari pemerintah dalam menunjang perkembangan

olahraga di negara kita. Suatu kenyataan bahwa ada empat dasar tujuan

manusia melakukan kegiatan olahraga yaitu: 1) Mereka yang melakukan

kegiatan olahraga hanya untuk rekreasi, jadi segalanya dikerjakan dengan

santai dan tidak formal, baik tempat maupun peraturannya. 2) Mereka yang

melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan seperti misalnya anak

– anak sekolah yang diasuh oleh guru olahraga. 3) Mereka melakukan

kegiatan olahraga dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani tertentu.

4).Mereka yang melakukan kegiatan olahraga tertentu untuk mencapai

prestasi, menurut Sajoto (1988). Peranan pembinaan olahraga salah satu

tujuan adalah untuk mengidentifikasikan calon atlet yang mempunyai bakat

berdasarkan jenis olahraga yang sesuai dengan potensi dan minatnya yang

diperkirakan berpeluang untuk berhasil dalam program pembinaan sehingga

dapat mencapai prestasi yang diharapkan, salah satunya adalah cabang

Pencaksilat. Pencak Silat merupakan hasil budaya manusia yang bertujuan

untuk menjaga diri dari bahaya (keamanan) dan kesejahteraan bersama,

seiring perkembangan olahraga beladiri Pencak Silat juga masuk dalam

olahraga prestasi, dan yang membedakan Pencaksilat dengan olahraga

yang lain yaitu empat aspek yang merupakan satu kesatuan bulat, yakni

aspek mental spiritual, beladiri, seni dan olahraga. Olahraga pencak silat

juga akan lebih mudah diterima dan dipahami, karena olahraga ini

merupakan hasil budaya masyarakat Indonesia itu sendiri, Pencak silat

merupakan hasil budaya masyarakat Indonesia untuk mempertahankan

eksistensi dan integritas terhadap alam sekitarnya untuk mencapai

keselarasan hidup guna peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, menurut M. Atok iskandar (1992) Komponen fisik merupakan

salah satu kebutuhan yang harus dimiliki oleh seorang atlet apabila ingin

mencapai suatu prestasi yang lebih baik. Untuk memperoleh prestasi

maksimal, maka perlu penguasaan teknik dasar atau pola gerak yang

terdapat dalam olahraga pencak silat, seperti serangan dan tangkisan,

dimana serangan terdiri dari tendangan dan pukulan. Dalam olahraga

pencak silat, tendangan di bagi dalam empat jenis tendangan yaitu

tendangan sabit / tendangan lurus, tendangan sabit/ samping, tendangan

belakang serta tendangan busur. Dari keempat jenis tendangan tersebut,

penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam salah satu bentuk tendangan

yang dijadikan sebagai variabel dalam penelitian, yaitu tendangan sabit/

Page 109: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

109 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

samping. Teknik dasar tendangan sabit/ samping adalah teknik serangan

yang cukup sering digunakan dalam pertandingan pencak silat, karena

mudah dalam menjangkau sasaran dan lebih banyak dalam memperoleh

poin di bandingkan dengan serangan seperi pukulan. Sejalan dengan hal

tersebut, maka kami akan melakukan kajian ilmiah dengan melakukan suatu

penelitian untuk memaksimalkan peranan tendangan sabit pada mahasiswa

Bkmf Fik Unm Makassar. Dengan alasan, kami melihat bahwa perlunya

kekuatan otot tungkai, keseimbangan serta panjang tungkai untuk

menunjang kontribusi tendangan sabit dalam mendulang point maksimal.

Keseimbangan merupakan salah satu komponen fisik yang erat kaitannya

dalam mempertahankan keseimbangan tumpuan kaki dari beban tubuh

sendiri, panjang tungkai sebagai komponen fisik yang erat kaitannya dalam

mengoptimalkan jangkauan terhadap lawan, kekuatan otot tungkai sebagai

komponen fisik yang berperan dalam memberikan dorongan kekuatan otot

pada tungkai untuk memaksimalkan kecepatan dan kekuatan sehingga

memudahkan dalam memperoleh poin maksimal. Serangan yang cepat dan

mempunyai kekuatan dalam olahraga pencaksilat merupakan hal yang

sangat penting.

Pencak Silat

Pencak silat merupakan seni bela diri asli Indonesia. Sebab seni

beladiri ini lahir dan berkembang di Indonesia, yang telah berumur berabad

dan diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi.

Poerbatjaroko dan Moch. Djomali (1994), memberikan pengertian mengenai

pencaksilat sebagai berikut: Pencak adalah gerakan serang beladiri yang

berupa tari dan berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu yang

biasanya untuk pertunjukan umum. Silat adalah intisari dari pencak, untuk

perkelahian membela diri yang tidak dapat dipertunjukkan di sabit umum.

Sedangkan menurut Djomali (1985) mendefenisikan pencak silat adalah

gerakan serangan bela yang teratur menurut tempat, keadaan dan waktu.

Dapat dipertunjukan dimuka umum berupa olahraga, kesenian, dan

pembelaan diri. Silat adalah intisari dari pencak, untuk pembelaan diri dalam

keadaan yang memaksa, dengan maksud menyelamatkan diri dan

menaklukkan musuh dengan secepat-cepatnya. Berdasarkan pendapat dan

penjelasan beberapa ahli di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa olahraga pencak silat sebagai suatu keterampilan beladiri dan

sebagai sarana, dengan materi pendidikan rohani dan jasmani. Sikap

jasmani adalah sikap kesiapan fisik tubuh untuk melakukan gerakan-

gerakan dengan kemahiran tehnik yang baik. Sedangkan sikap rohani ialah

Page 110: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

110

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

kesiapan mental dan pikiran untuk melakukan tujuan dengan waspada.

Yang memiliki filosofi hidup yang diberi nilai-nilai luhur pencak silat dan

mempunyai kode etik yang biasa disebut dengan nama prasetya pencak

silat. Olahraga bela diri pencak silat adalah cabang olahraga yang tidak jauh

bedanya dengan olahraga bela diri lainnya, dimana di dalamnya terdiri

dalam beberapa pola gerakan atau tehnik dasar. Ada beberapa tehnik dasar

gerakan di dalam pencak silat yang mesti dikuasai, yaitu pukulan,

tendangan, tangkisan, dan elakan. Sedangkan pola yang digunakan adalah

serangan dan bertahan. Serangan merupakan suatu bentuk strategi dalam

bela diri yang dalam keadaan tertentu harus diterapkan baik dalam berlatih

maupun bertanding. Karena dalam olahraga pencak silat serangan dan

tendangan lebih banyak memberi keuntungan dalam memperoleh nilai yang

lebih baik di dalam bertanding bila dibandingkan menggunkan tangan.

Menurut Joko Subroto dan Mochammad Rohadi (1996) mengemukakan,

bahwa tendangan dalam pencak silat adalah serangan dengan

menggunakan kaki/tungkai (disebut tendangan), dapat dilakukan dengan

menggunakan ujung kaki, tumit, dan lutut.

Teknik Dasar Tendangan

Tendangan merupakan pola gerak yang memiliki karakteristik

tertentu yaitu melibatkan anggota tubuh khususnya tungkai bagian bawah

,untuk dijadikan sebagai senjata dalam melancarkan serangan ke sasaran

tubuh lawan. Keadaan selama pertandingan berlangsung menuntut

penguasaan serangan dengan tendangan yang beraneka ragam, agar

serangan yang dilancarkan dapat kelak masuk ke sasaran tubuh lawan.

Sehubungan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perlu

dikemukakan macam-macam tendangan yang terdapat dalam pencaksilat.

Didalam pencaksilat terdiri dari beberapa macam tendangan, sebagaimana

yang dikemukakan oleh M. Otot Iskandar (1992), membagi serangan

dengan kaki menjadi empat macam, yaitu:

1. Tendangan Sabit/ Busur/ Samping

Tendangan sabit/ samping adalah tendangan yang berbentuk busur

dengan menggunakan punggung kaki. Pelaksanaan gerakan tendangan

sabit meliputi mengangkat kaki setinggi lutut lalu luruskan kaki kesamping

dengan tumpuan satu kaki dan perkenaan pada punggung kaki. Badan

dicondongkan sedikit untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika

menyerang. Teknik tendangan samping yang paling banyak digunakan

dalam setiap pertandingan, karena gerakan tersebut sangat susah di

antisipasi mengingat kecepatan dan perkenaan sasaran yang dapat

Page 111: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

111 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

melumpuhkan lawan jika teknik tersebut berhasil mengenai sasaran tepat

yaitu tulang rusuk. Setelah melakukan teknik tendangan sabit ini secepat

mungkin dapat ditekuk atau ditarik ke posisi semula sehingga lawan

susah untuk menangkap kaki tersebut.

2. Tendangan Lurus

Untuk tendangan ke depan atau tendangan lurus, pelaksanaan

tendangan ini dengan cara mengangkat lutut terlebih dahulu ke arah

depan kemudian meluruskan bagian tungkai kaki hingga mencapai

sasaran dengan ujung kaki yang menyentuh ke sasaran. Hal yang perlu

diperhatikan dalam melakukan teknik tendangan adalah menendang

dengan cepat keras dan segera ditarik ke posisi semula. Perlu

diperhatikan dalam tempo yang tepat dalam melancarkan teknik

tendangan, demikian juga dengan faktor balance (keseimbangan) harus

tetap dijaga. Teknik tendangan depan yang menggunakan ujung telapak

kaki sebagai perkenaan pada sasaran memiliki keunggulan dibandingkan

teknik tendangan lainnya. Sebab proses gerakannya sangat mudah

dilakukan dalam posisi bagaimanapun.

3. Tendangan T

Tendangan T adalah sebutan lain untuk macam tendangan dengan nama

gerakan tendangan ke arah Samping. Dalam bahasa Karate tendangan

ini disebut sebagai Yoko-geri. Terdapat berbagai macam variasi

tendangan samping ini. Pada dasarnya tendangan samping memakai

tumit sebagai alat serang atau menggunakan sisi luar telapak kaki atau

ada yang menyebut sebagai pisau kaki.

4. Tendangan Belakang / Putar

Tendangan belakang merupakan tendangan ke arah kebelakang atau

membelakangi musuh, pelaksanaan gerakannya meliputi mengangkat

kaki setinggi lutut, kemudian mengayunkan kaki tendangan ke belakang,

bagian tumit sebagai bagian yang akan masuk ke daerah sasaran lawan.

Bentuk tendangan dipergunakan apabila lawan di belakang. Agar

pelaksanaan tendangan dapat efektif dan efesien, maka harus dilandasi

dengan kuda-kuda yang baik serta dengan sikap tangan dan tubuh yang

benar.

Panjang Tungkai

Panjang tungkai merupakan bagian dari ukuran antropometrik tubuh

yang termasuk dalam kategori panjang tubuh. Potensi tubuh yang dimiliki

seseorang dari segi panjang tungkai dapat menunjang berbagai

penanmpilan gerak dalam olahraga khususnya tendangan dalam olahraga

Page 112: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

112

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

pencak silat.banyak factor yang menentukan suksesnya seorang pesilat

dalam penampilan olahraga. Diantaranya adalah ukuran tubuh ( postur dan

struktur tubuh). Misalnya, untuk melakukan tendangan dalam olahraga

pencak silat memerlukan jankauan dari tungkai penendang untuk mencapai

sasaran ( lawan ) sehingga di perlukan panjang tungkai. “ ukurang panjang

tubuh ( legth wise growth ) melipti : tinggi badan, tinggi duduk, panjang

tungkai, panjang lengan, dal lain-lain. ( Pasau, 1988 ). Panjang tungkai

sangat efektif untuk menunjang kemampuan tendangan dalam olahraga

pencak silat terutama untuk menjangkau sasaran yang senantiasa begerak

menhindar atau menjaga sasaran. Menurut Pasau (1988) bahwa,” orang

yang mempunyai fisik yang tinggi dan besar rata-rata akan mempunyai

kemampuan fisik seperti kekuatan, kecapatan, daya tahan jantung dan paru-

paru, daya tahan otot dan lain-lain, lebih baik daripada orang yang bertubuh

kecil dan pendek, “ beberapa faktor yang perlu dimiliki seorang atlet untuk

mencapai prestasi olahraga seperti pada olahraga pencak silat,. Menurut

peny ( profiling athelete: 71), yaitu “ ukuran dan bentuk antropometris

tubuhnya, kondisi jantung, kekuatan otot, kecepatan, power, agility fungsi

paru-paru. Koordinasi (kondisi neuromuscular), waktu reaksi, dan

keseimbangan.”

Sangat sulit bagi seorang pesilat untuk mencapai prestasi optimal

apabila panjang tungkai kurang menunjang. Olah karena, bisa saja mereka

mempunyai daya ledak yang cukup tetapi panjang tungkai tidak menunjang

sehingga kurang mampu melakukan tendangan yang mencapai sasaran

dengan keras. Dalam olahraga pencak silat. Lawan selalu bergerak

menhindar. Menjaga jarak kemudian melakukan serangan secara tiba-tiba.

Pesilat yang mempunyai tungkai yang lebih panjang. Akan lebih

menguntungkan karena lawan yang selalu bergerak menjaga jarak dapat

ditinjau dari melalui serangan tendangan dengan memanfaatkan panjang

tungkainya. Berbeda dengan pesilat yang mempunyai tungkai yang pendek.

Tentu akan kesulitan untuk melakukan serngan apabila lawannya

mempunyai tungkai yang lebih panjang. Untuk menyerang lawan dengan

tendangan. Diperlukan mobilitas gerak dan kemampuan menjangkau

sasaran tendangan yang di tentukan oleh keadaan panjang tungkai pesilat.

Panjang tungkai bukan factor tunggal untuk menunjang kelincahan

tendangan dalam olahraga pencak silat, tetapi panjang tungkai dapat

digunakan sebagai penentu dalm pemilihan ( talent scouting ) pesilat usia

dini berbakat.

Page 113: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

113 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Keseimbangan

Keseimbangan merupakan seseorang mempertahankan system

tubuh baik dalam tubuh baik salam posisi statis maupun lebih-lebih dalam

posisi gerak dinamis yang mana keseimbangan juga merupakan hal yang

sangat penting di dalam melakukan suatu gerakan karena dengan

keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu mengkoordinasikan

gerakan-gerakan dan dalam beberapa ketangkasan unsur kelincahan.

seperti yang dikemukakan oleh Harsono ( 1988 ) bahwa “ keseimbangan

berhubungan dengan koordinasi diri, dan dalam beberapa keterampilan,

juga dengan agilitas”. Dengan demikian untuk menjaga keseimbangan

dalam melakukan kegiatan jasmani, maka gerakan-gerakan yang dilakukan

perlu dikoordinasikan dengan baik sebagai usaha untuk mengontrol semua

gerakan. Menurut Muchammad Sajoto ( 1988 ) tentang kemampuan

menguasai letak titik berat badan yang lebih dikenal dengan istilah

keseimbangan bahwa: Keseimbngan atau balance adalah kemampuan

seseorang mengendalikan organ-organ syaraf ototnya selama melakukan

gerakan-gerakan yang cepat dengan perubahan letak titik berat badan yang

secara pula baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam keadaan

gerak dinamis. Lebih lanjut Harsono ( 1988 ) mengemukakan bahwa

keseimbangan atau balance adalah “kemampuan untuk mempertaahankan

system neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol system

neuromuscular tersebut dalm suatu posisi sikap yang efisien selagi kita

bergerak”. Adapun keseimbangan terbagi dua jenis, menurut Muchammad

Satojo (1988) yaitu: 1) Keseimbangan ststis adalah kemampuan tubuh

dalam mempertahankan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan

dalam posisi tetap, dan 2) Keseimbangan dinamis adalah kemampuan tubuh

mempertahankan keseimbngan pada waktu melakukan gerakan dari suatu

posisi ke posisi yang lain.

Barrow yang dikutip oleh M. Kasmad Yahya (1994) mendefenisikan

keseimbangan sebagai berikut; Keseimbangan atau balance diartikan

sebagai kemampuan untuk mempertahankan system neuromuscular tubuh

dalam kondisi statis, atau mengontrol system neuromuscular dalam suatu

posisi atau sikap yang efisien sementara bergerak. Kajian keseimbangan

dalam posisi badan pada saat bergerak oleh Moch. Satojo (1988)

memberikan pengertian keseimbangan sebagai “kemampuan untuk

mempertahankan posisi”. Mempertahankan posisi badan dalm berbagai

situasi memerlukan kemampuan tersendiri oleh atlet. Situasi dan kondisi

keseimbangan oleh Rahantoknam (1988) mengemukakan bahwa: 1)

Keseimbangan statis (static balance) adalah keseimbangan mengacu pada

Page 114: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

114

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

kecakapan mempertahankan badan dalam posisi diam, 2) Keseimbangan

dinamis (dinamic balance) adalah keseimbangan yang mengacu kepada

posisi badan bergerak, dan 3) Keseimbangan rotasi (rotation balance)

adalah keseimbangan yang mengacu kepada kecakapan untuk

memepertahanhankan keseimbangan badan pada suatu sumbuh dan

berhubungan terhadap kecepatan untuk memperoleh kembali stimulasi yang

diproduksi oleh vertibular dalam gerakan memutar.

Kekuatan otot tungkai

Untuk melakukan teknik dasar tendangan dalam olahraga pencak

silat. Otot-otot yang bekerja adalah otot tungkai. Sehingga kekuatan otot

tungkai yang mutlak diperlukan untuk menunjang kelincahan tendangan

dalam olahraga pencak silat. “kekuatan adalah kemampuan otot untuk

membangkitakan tegangan terhadap suatu tahanan“ (Harsono.1988).

Kakuatan otot merupakan komponen kondisi fisik yang sangat penting guna

menunjang komponen kondisi fisik yang lainnya. Kekuatan yang dibutuhkan

untuk suatu cabang olahraga tidak sama dengan cabang olahraga lainnya.”

Kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik “ (Harsono,

1988). Misalnya kebutuhan kekuatan untuk melakukan untuk melakukan

tendangan dalan olahraga pencak silat berbeda dengan kebutuhan

kekuatan untuk melakukan pukulan. Pentingnya kekuatan untuk menunjang

kemampuan olahraga termasuk kelincahan tendangan dalam olahraga

pencak silat adalah. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas

fisik, kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang

dari kemungkinan cedera. kekuatan, atlet akan dapat lari lebih cepat,

melempar atau menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras,

demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi (Harsono,

1988). Otot yang kuat membuat kerja otot dalam melakukan aktivitas

olahraga lebih efisien. Otot- otot yang tidak terlatih menjadi lemah dan dapat

menyebabkan serabutnya mengecil (atropy). Kalau dibiarkan dalam waktu

yang lama dapat mengakibatkan kelumpuhan otot. Menurut Fox. Et al

(1988:158) bahwa,” muscular strength may be defined as the force or

tension a muscle, more correctly. A muscle group can exert against a

resistance in the maximal effert.” Diartikan bahwa kekuatan otot sebagai

force atau tegangan suatu otot atau sekelompok otot yang dapat digunakan

untuk manahanbeban pada suatu usaha maksimal. Selanjutnya “kekuatan

adalah kondisi fisik menyangkut kemampuan seseorang atlet pada saat

penggunaan otot-ototnya menerima beban dalam waktu tertentu“

(Harsono,1988:176). Singer (1980) mengemukakan bahwa “strength may be

Page 115: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

115 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

thought of as the capacity of a muscle or group of muscle to exert maximum

pressure against a given resistance in limited period of time.” diartikan

bahwa kekuatan adalah kapasitas dari otot untuk menggerakkan tenaga

maksimal untuk Manahan tekanan beban dalam waktu yang terbatas.

Menurut Harsono (1988:178) bahwa “strength adalah kemampuan otot

untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan “latihan yang cocok

untuk meningkatkan kekuatan adalah ltihan-latihan tahanan (resistence

exercise). Yaitu atlet harus mengankat, mendorong, atau menarik suatu

beban. Beban tersebut bisa beban anggota tubuh sendiri (internal

resistence). Ataupun beban atau bobot dari luar (external resistence).

Kekuatan otot merupakan kontraksi maksimal yang dihasilakan oleh

otot atau sekelompok otot. Pada kontraksi otot memendek dan besarnya

pemendekan bergantung pada beban yang harus ditahan. Permulaan otot

melakukan kontraksi adalah tanpa pemendekan sampai mencapai tegangan

yang seimbang dengan beban. Kemudian terjadilah kontraksi dengan

pemendekan. Kontraksi maksimal otot banyak dipengaruhi oleh jumlah sel

yang dan besarnya ukuran otot. Peningkatan kekuatan yang disebabkan

oleh latihan atau aktivitas olahraga. Besarnya setiap serabut otot akan

bertambah. Menurut Rani,” Selnjutnya Satojo (1988:111) mengemukakan

bahwa “besar kecilnya otot. Benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan ott

“ kualitas kekuatan ditentukan oleh fibril-fibril otot dan tonus otot yang besar.

Bentuk rangka tubuh yang tinggi dan besar akan menunjang kekuatan yang

lebih besar dibandingkan dengan tubuh yang kecil serta otot-otot ang kecil.

Fibril-fibril otot dan tonus otot yang besar ada kecendrungan untuk memiliki

kekuatan yang lebih baik. kekuatan otot tungkai diperlukan oleh para pesilat

untuk menendang dengan jangkauan yang optimal. Untuk melakukan

tendangan dalam olahraga pencak silat, kekuatan otot tungkai sangat

menunjang kemampuan tendangan yaitu dapat menghasilkan tendangan

dengan jangkauan yang lebih panjang sehingga lawan sulit untuk menjaga

jarak atau menghindar. Kekuatan otot tungkai yang dikerahkan untuk

menunjang kelincahan tendangan dalam olahraga pencak silat agar

menghasilkan gaya yang menimbulkan gerakan. Kontraksi otot

menimbulkan gaya yang menggerakkan tulang yang satu kearah tulang

yang lainnya melalui ruang gerak sendi tertentu. Sehingga mampu

melakukan tendangan keras dan cepat.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah metode deskriptif pendekatan survai dan

korelasional dengan melibatkan tiga variable, yaitu variable bebas dan

Page 116: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

116

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

variabel terikat. Selain mendeskripsikan data setiap variable yang diamati,

juga mencari koefisien korelasi (keeratan hubungan) antara variable bebas

dan variable terikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat yang diamati. Adapun

variable-variabel tersebut adalah: 1) variabel bebas yang terdiri dari panjang

Tungkai (X1), keseimbangan (X2), dan 3) kekuatan otot tungkai (X3); dan 2)

variabel Terikat yaitu kemampuan Tendangan Sabit/ samping (Y). Desain

penelitian merupakan gambaran atau rancangan tentang hubungan suatu

penelitian dalam mencapai tujuan. Model rancangan (desain) di buat untuk

menggambarkan hubungan kedua variabel bebas dan variabel terikat yang

diamati. Populasi adalah keseluruhan obyek atau yang diteliti. Olehnya itu

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa BKMF FIK

UNM. Sampel adalah pada prinsipnya adalah bagian dari populasi yang

diambil oleh peneliti untuk mewakili populasi. Maka sampel dalam penelitian

ini adalah mahasiswa yang telah memprogramkan Mata kuliah Pencaksilat

dasar. Jumlah sampel sebanyak 30 orang. Yang pilih secara random

sampling.

Hasil Penelitian

Analisis deskriptif

Hasil analisis deskriptif tiap variabel yang merupakan gambaran data

kekuatan panjang tungkai, keseimbangan, dan kekuatan otot tungkai pada

kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencak silat dapat

dikemukakan sebagai berikut:

a. Untuk data panjang tungkai pada cabang olahraga pencak silat

mahasiswa Bkmf Fik Unm dari 30 jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata

(mean) 87.30, nilai tengah (median) 87.00, mode 87, hasil standar

deviasi 3.573, variance 12.769 dari range data 13 antara nilai minimum

80 dan 93 untuk nilai maksimal sehingga diperoleh total nilai sebanyak

2619.

b. Untuk data keseimbangan pada cabang olahraga pencak silat

mahasiswa Bkmf Fik Unm dari 30 jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata

(mean) 8.60, nilai tengah (median) 8.50, mode 9, hasil standar deviasi

2.848, variance 8.110 dari range data 11 antara nilai minimum 4 dan 15

untuk nilai maksimal sehingga diperoleh total nilai sebanyak 258.

c. Untuk data kekuatan otot tungkai pada cabang olahraga pencak silat

mahasiswa Bkmf Fik Unm dari 30 jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata

(mean) 82.97, nilai tengah (median) 83.50, mode 78, hasil standar

deviasi 13.902, variance 193.275 dari range data 54 antara nilai

Page 117: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

117 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

minimum 61 dan 115 untuk nilai maksimal sehingga diperoleh total nilai

sebanyak 2489.

d. Untuk data Kemampuan tendangan Sabit pada cabang olahraga pencak

silat mahasiswa Bkmf Fik Unm dari 30 jumlah sampel diperoleh nilai

rata-rata (mean) 31.13, nilai tengah (median) 30.50, mode 23, hasil

standar deviasi 6.532, variance 42.671 dari range data 25 antara nilai

minimum 20 dan 45 untuk nilai maksimal sehingga diperoleh total nilai

sebanyak 934.

Analisis Inferensial

1. Terdapat Hubungan antara panjang tungkai terhadap kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa

BKMF FIK UNM

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang hubungan panjang tungkai dengan kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa BKMF

FIK UNM diperoleh sesuai dari rangkuman tabel 2 berikut:

Tabel 1. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis pertama

Hipotesis statistik yang akan di uji:

H0 : rx1.y = 0

H1 : rx1.y 0

Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara

panjang tungkai dengan kemampuan tendangan sabit pada cabang

olahraga pencaksilat mahasiswa Bkmf Fik Unm diperoleh nilai korelasi dan

regresi 0.173a dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R

Square (koefesien determinasi) 0.030. Hal ini berarti 3.0% kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat dijelaskan oleh panjang

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Panjang tungkai (X1)

0.173a

0.030

0.865

0.930

0,000

Kemampuan

tendangan Sabit (Y)

Page 118: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

118

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

tungkai. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 0.865 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil

dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat (dapat diberlakukan

untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh -0.930 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil

dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan,

atau panjang tungkai benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan

kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan panjang

tungkai dengan kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga

pencaksilat mahasiswa Bkmf Fik Unm , terbukti nilai korelasi observasi (rx1y)

0.173 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan panjang tungkai

terhadap kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat

mahasiswa BKMF FIK UNM . Apabila hasil penelitian dikaitkan dengan teori

dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian

ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu

yang sudah ada. Ini membuktikan bahwa panjang tungkai memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan tendangan sabit pada

pencaksilat. Panjang merupakan keadaan ukuran antorpometrik tubuh yang

diukur dari trochantor major, panjang tungkai memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan tendangan sabit . Kekuatan otot tungkai

akan memberikan kemampuan tungkai untuk dapat bergerak dengan kuat

dan membantu dalam menopang berat badan dalam posisi kaki terangkat

disaat pergerakkan tendangan. Untuk itu, optimalnya kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat bila seorang mahasiswa

memiliki kekuatan otot tungkai yang baik. Dengan demikian ada hubungan

yang signifikan kekuatan otot tungkai dengan tendangan sabit pada cabang

olahraga pencaksilat.

2. Terdapat hubungan antara keseimbangan terhadap kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa

BKMF FIK UNM

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang hubungan keseimbangan dengan kemampuan tendangan

Page 119: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

119 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa BKMF FIK UNM

diperoleh sesuai dari rangkuman tabel 2 berikut:

Tabel 2. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis kedua

VARIABEL r/R Rs F T Sig.

Keseimbangan (X2)

0.724

0.524

30.874

5.556

0,000

Kemampuan tendangan sabit (Y)

Hipotesis statistik yang akan di uji:

H0 : rx2.y = 0

H1 : rx2.y 0

Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara

keseimbangan dengan kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga

pencaksilat mahasiswa Bkmf Fik Unm. Diperoleh nilai korelasi dan regresi

0.724 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R Square

(koefesien determinasi) 0.524. Hal ini berarti 52.4% kemampuan tendangan

sabit pada cabang olahraga pencaksilat dijelaskan oleh keseimbangan. Dari

uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 30.874 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05,

maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan tendangan

sabit pada cabang olahraga pencaksilat (dapat diberlakukan untuk populasi

dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 5.556 dengan tingkat signifikansi

0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Maka Ho

ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau keseimbangan

benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan tendangan

sabit pada cabang olahraga pencaksilat. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan

kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa

Bkmf Fik Unm, terbukti nilai korelasi observasi (rx1y) 0.724 dengan tingkat

probabilitas (0,000) < 0,05. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan terhadap

kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa

BKMF FIK UNM. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan

kerangka pikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini

mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang

sudah ada. Ini membuktikan bahwa kemampuan tendangan sabit

Page 120: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

120

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

membutuhkan keseimbangan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa

keseimbangan dalam proses penampilan tendangan sabit adalah

terangkatnya paha dengan pangkal jari kaki seperti melakukan tendangan

sabit , maka tungkai dalam menendang harus seimbang dalam

pergerakkannya. keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk

bergerak secara luwes dan tidak mudah jatuh. Dengan keseimbangan yang

dimiliki membantu pergerakan tendangan sabit dengan halus, serta akan

memperoleh kemampuan tendangan secara maksimal. Dengan demikian

ada hubungan yang signifikan keseimbangan dengan kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat.

3. Terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap

kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat

mahasiswa Bkmf FIK UNM

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa Bkmf Fik

Unm di peroleh sesuai dari rangkuman tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis ketiga

VARIABEL r/R Rs F T Sig.

Kekuatan otot tungkai

(X3)

0.186

0.134

1.000

1.000

0.000 Kemampuan

tendangan sabit (Y)

Hipotesis statistik yang akan di uji:

H0 : rx3.y = 0

H1 : rx3.y 0

Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara

kekuatan otot tungkai dengan kemampuan tendangan sabit pada cabang

olahraga pencaksilat mahasiswa Bkmf Fik Unm . Diperoleh nilai korelasi dan

regresi 0.186 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R

Square (koefesien determinasi) 0.134. Hal ini berarti 13.4% kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat dijelaskan oleh kekuatan

Page 121: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

121 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

otot tungkai. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 1.000 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari

0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat (dapat diberlakukan untuk

populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 1.000 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05.

Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau

kekuatan otot tungkai benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan

kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

kekuatan otot tungkai dengan kemampuan tendangan sabit pada cabang

olahraga pencaksilat mahasiswa Bkmf Fik Unm , terbukti nilai korelasi

observasi (rx1y) 0.186 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Hasil

analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan sabit pada

cabang olahraga pencaksilat mahasiswa BKMF FIK UNM. Apabila hasil

penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya,

maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori

dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Ini membuktikan bahwa

kekuatan otot tungkai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kemampuan tendangan sabit.

4. Terdapat hubungan antara panjang tungkai, keseimbangan dan

kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan sabit pada

cabang olahraga pencaksilat mahasiswa BKMF FIK UNM

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis regresi dari program SPSS tentang

hubungan antara panjang tungkai, keseimbangan dan kekuatan otot

tungkai terhadap kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga

pencaksilat mahasiswa Bkmf Fik Unm diperoleh sesuai dari rangkuman

tabel 4 berikut:

Page 122: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

122

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Tabel 4. Hasil analisis regresi untuk hipotesis keempat

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Panjang tungkai (X1), Keseimbangan (X2) dan Kekuatan otot tungkai (X3)

0.735

0.540

10.160

1.526

0.000

Kemampuan tendangan sabit (Y)

Hipotesis statistik yang akan di uji:

H0 : Rx1.2.3.y = 0

H1 : Rx1.2.3.y 0

Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data antara panjang tungkai,

keseimbangan dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan

sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa Bkmf Fik Unm .

Diperoleh nilai regresi 0.735 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05,

untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0.540. Hal ini berarti 54%

kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat dijelaskan

oleh panjang tungkai, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai. Dari uji

Anova atau F test, didapat F hitung adalah 10.160 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05,

maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat (dapat diberlakukan

untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 1.526 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil

dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan,

atau panjang tungkai, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai benar-benar

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan tendangan sabit pada

cabang olahraga pencaksilat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai, keseimbangan dan

kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan sabit pada cabang

olahraga pencaksilat mahasiswa Bkmf Fik Unm , terbukti nilai regresi

observasi (Rx1.2.3.y) 0.735 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Hasil

analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara panjang tungkai, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai terhadap

kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa

BKMF FIK UNM. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan

Page 123: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

123 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

kerangka pikir yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini

mendukung dan memperkuat teori yang sudah ada. Ini membuktikan bahwa

kemampuan tendangan sabit harus ditunjang dengan panjang tungkai,

keseimbangan dan kekuatan otot tungkai. Penggabungan dengan ketiga

unsur gerakan akan lebih efesien sebab penampilan keterampilan

tendangan sabit dilihat secara baik jika kemampuan tungkai yang ditunjang

dengan baik antara kekuatan dan keseimbangan. Di dalam gerakan

kemampuan tendangan sabit mengupayakan pergerakan dengan sentakan

secara cepat dan akurat. Kemampuan tendangan dapat secara cepat dan

akurat, bila tungkai dapat menopang tubuh dengan posisi berdiri pada satu

kaki dan disertai kaki yang satu pada posisi melakukan tendangan. Akurat

yang dimaksud adalah keterampilan menampilkan tendangan sabit secara

tidak kaku dan tegang sehingga hasil yang dicapai begitu mulus. Sentakan-

sentakan kaki dalam melakukan tendangan sabit akan terjadi dengan ketiga

komponen tersebut dapat berintegrasi dengan teknik pelaksanaan pada

tendangan itu sendiri. Dengan demikian setiap siswa harus memiliki

komponen fisik seperti kekuatan dan kelentukan pada tungkai untuk

menunjang kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat.

Dengan demikian panjang tungkai, kekuatan tungkai, dan keseimbangan

memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan tendangan sabit

pada cabang olahraga pencaksilat.

PENUTUP

Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka kesimpulan

yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Ada

hubungan yang signifikan antara panjang tungkai terhadap kemampuan

tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa BKMF FIK

UNM, 2) Ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan terhadap

kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat mahasiswa

BKMF FIK UNM, 3) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot

tungkai terhadap kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga

pencaksilat mahasiswa BKMF FIK UNM, dan 4) Ada hubungan yang

signifikan antara panjang tungkai, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai

terhadap kemampuan tendangan sabit pada cabang olahraga pencaksilat

mahasiswa BKMF FIK UNM.

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil dapat

disarankan sebagai berikut: 1) Diharapkan para Pelatih dan guru untuk lebih

meningkatkan kemampuan profesional dalam mengelola system

pembelajaran atau latihan yang tepat untuk diterapkan di tempat latihan dan

Page 124: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

124

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

ruang kelas masing–masing, sehingga proses belajar mengajar dapat

berdampak positif kepada siswa dan pesilat pada umumnya, dan 2)

Hendaknya Pemerintah turut andil dalam memberikan bantuan sepenuhnya

khususnya untuk kegiatan latihan para pesilat agar bisa maju, berkembang

dan memperoleh prestasi yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Fox, L.E. 1998. The physiological Basic of Physical Education and

Atheletics. Sounders College Publising, New York.

Halim.,Nur.,Ichsan. 2009. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Badan

Penerbit Universitas Negeri Makassar. Makassar

Harsono. 1988. Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching,

Depdikbud Dirjen Dikti.Jakarta

Iskandar Atok, M, Soemardjo, Soegiyanto. 1992. Pencak Silat. Depdikbud

Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, FPOK IKIP

Ujung Pandang.

Lubis.,Johansyah.,2004. Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta: PT.

Rajagrafindo persada.

Naharsari. Nur Dyah. Olahraga Pencak Silat. Ganeca Exact. Bekasi

Sajoto Mohammad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga.

Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Subroto, Joko. 1996. Pembinaan Pencak Silat. CV. Aneka. Solo

Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta . PT Bumi Aksara.

Page 125: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

125 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

KONTRIBUSI KECEPATAN GERAK KAKI DENGAN

KETERAMPILAN BERMAIN TENISMEJA PADA

SISWA SMP NEGERI 9 MAKASSAR

(CONTRIBUTION TO SPEED MOTION WITH LEGS SKILLS TO PLAY

TABLE TENNIS SMP STUDENT AFFAIRS 9 MAKASSAR)

OLEH:

RICARDO v. LATUHERU )*

ABSTRACT

Table tennis game is one game that is nimble and agile, because the ball

was played very lightweight and fast. The movement in table tennis game,

requires a person to be able to anticipate the coming and return batted ball

are both forehand and backhand. Physical needs that are owned by

students who become research material is a factor that supports the

pencapian skills playing table tennis. Speed affects the motion footwork

optimal punch in a table tennis game. This study aims to determine the

contribution of the speed of footwork by playing table tennis skills. This

research is descriptive research. The population of this research is all male

students of SMP Negeri 9 Makassar with a sample study of 40 people

selected by random sampling. Data analysis technique used is the technique

of correlation analysis using SPSS version 17 o'clock systems at significant

of data analysis, the study

concludes that: The speed of footwork has contributed to the skills of playing

table tennis at the Junior High School Students 9 Makassar was 72.4%.

Keywords: Walking Motion Speed, Table Tennis Skills

PENDAHULUAN

Berolahraga yang baik dan benar dapat membuat tubuh sehat dan

kuat, maka pembangunan manusia melalui olahraga dan prestasi tidak

boleh ketinggalan. Hal tersebut akan memberikan pengertian mengenai

pentingnya pendidikan olahraga itu bagi masyarakat. Perlu disadari bahwa

dalam memilih dan melakukan akitvitas sedapat mungkin disesuaikan

dengan kemampuan yang dimiliki. Salah satu di antaranya adalah cabang

olahraga tenismeja. Cabang olahraga itu dapat diikuti dan dimainkan oleh

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 126: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

126

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

semua kelompok usia. Untuk memainkan permainan ini perlu diperhatikan

hal-hal yang tercakup di dalamnya seperti teknik dasar, taktik serta

kemampuan tubuh yang lainnya seperti kondisi fisik, dan psikis. Di samping

itu, kesiapan dan kemantapan serta penguasaan teknik dan taktik yang

diperlukan untuk pencapaian keterampilan. Di dalam berolahraga kesiapan

dan kemantapan melakukan ikut menentukan keberhasilan pencapaian

prestasi disamping penguasaan teknik dan taktik yang diperlukan. Tanpa

adanya penguasaan teknik dan taktik, prestasi puncak sulit untuk dicapai.

Maka dari itu peningkatan dan pemeliharaannya harus selalu diusahakan

bersamaan dengan peningkatan pengusaan teknik dan taktik serta

kemampuan tubuh yang lainnya. Uraian di atas memberikan gambaran

bahwa seorang siswa dapat bermain serta mengembangkan ke arah

peningkatan yang lebih tinggi. Upaya tersebut diharapkan melalui

pembinaan olahraga tenismeja. Usaha-usaha untuk mewujudkan hal

tersebut, diharapkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah ataupun

swasta melalui penyediaan sarana serta prasaranya yang cukup memadai

dalam rangka peningkatan mutu olahraga ini. Dengan animo masyarakat

yang cukup besar terhadap cabang ini dan dapat dimainkan oleh semua

tingkatan atau kelompok usia tanpa memandang jenis kelamin,

memungkinkan terdapat bibit-bibit olahragawan yang dapat dibina menuju

suatu prestasi. Oleh sebab itu, perlu diadakan suatu pembinaan yang lebih

baik lagi. Permainan tenismeja merupakan permainan yang sangat digemari

kalangan masyarakat. Kegemaran bermain tenismeja tersebut ditunjukkan

dengan banyaknya lapangan tenismeja yang sengaja dibuat untuk bermain

di pekarangan rumah. Tenismeja adalah suatu cabang olahraga yang tidak

mengenal umur maupun jenis kelamin. Artinya dapat dimainkan oleh setiap

kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan. Dapat dianggap sebagai

permainan rekreasi, dapat pula sebagai olahraga yang mempunyai teknik

yang harus dipelajari dan ditanggulangi dengan sungguh-sungguh (dilatih).

Permainan tenismeja adalah permainan yang memerlukan gerakan yang

cepat sesuai dengan laju bola sehingga memerlukan kontrol gerakan yang

tepat, reaksi cepat, dan ketepatan pukulan. Apabila dapat dilakukan akan

nampak bahwa gerakan pukulan yang dilakukan efesien. Gerakan-gerakan

yang dilakukan dalam bermain tenismeja merupakan reaksi-reaksi motorik

yang dihasilkan dari proses rangsangan pendengaran, syaraf perintah

melalui proses informasi pada sistem syaraf. Proses gerakan uuntuk

memukul bola pada saat mengantisipasi pukulan lawan dimulai dengan

pendengaran pada lentingan bola, perhatian atau penglihatan terhadap bola

yang dipukul, kemudian timbul perintah dari syaraf spinal untuk melakukan

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 127: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

127 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

respon dalam bentuk gerakan untuk memukul bola dalam upaya

mengembalikan bola ke lawan. Kemampuan kondisi fisik yang sangat

penting bagi pemain tenismeja adalah kemampuan untuk melakukan

pukulan secara efektif dan efesien. Sehingga mampu melakukan berbagai

variasi pukulan seperti, servis, forehand, backhand, topspin, backspin, drive,

loop, dan sebagainya. Unsur kelentukan sangat besar perannya dalam

menentukan kualitas gerakan dalam bermain tenismeja. Kecepatan gerak

kaki juga merupakan faktor penentu dalam menghalau serangan-serangan

lawan. Kecepatan gerak kaki dibutuhkan terutama dalam mengantisipasi

stimulus yang datang. Dengan memiliki kecepatan pergerakan kaki akan

dengan mudah dapat menyiapkan respon guna mengantisipasi stimulus

yang datang tersebut, sehingga bukan hanya sekedar mengembalikan

serangan lawan tetapi juga merupakan serangan balasan yang mematikan.

Keterampilan Bermain tenismeja

Keterampilan adalah kesanggupan menggunakan pengetahuan

seseorang secara efektif dan siap dalam pelaksanaan,serta mencapai

kemantapan dari suatu keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan. Ini

sejalan dengan yang dikemukakan oleh Siregar (1989), bahwa keterampilan

adalah “In the concistent degree of success is achieving on objectivewith

efficiency and effective needs”. Yang dapat diartikan sebagai berikut :

keterampilan adalah derajat kematangan atau kematangan dari suatu

keberhaislan dalam mencapai tujuan secara tepat guna dan efektif.

Selanjutnya MF. Siregar (1974), menemukakan bahwa : “Tehnik sebagai

pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan

tercapainya hasil-hasil lebih baik dalam pertandingan”. Ini berarti bahwa

deangan mengenal seluruh tehnik dasar pukulan tenismeja, pemain akan

dapat bermain tenismeja dengan baik dan akan dapt mengembalikan semua

hasil pukulan lawan yang berbeda di segala arah. Menurut Johnson (1982),

mengemukakan bahwa: “Dengan meningkatkan keterampilan seseorang

pemain akan bertambah baik pula pilihan pukulannya, kecermatan dan

tenaganya bermain, demikian pula kecakapannya untuk menipu lawan”.

Teknik dasar pertama dalam tenismeja ialah teknik grip atau pegangan,

yang terdiri dari pegangan jabat tangan (shakehand grip) dan pegangan

tangkai pena (penholder grip). Dari kedua teknik pegangan ini akan

membedakan kedua jenis pukulan yaitu pukulan forehand dan pukulan

backhand. Pada umumnya pemain tingkat pemula banyak yang

menggunakan pegangan jabat tangan, juga sampai pada pemain yang

berprestasi. Oleh sebab itu, dalam analisis pukulan forehand dan backhand

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 128: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

128

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

ini difokuskan pada pemain yang menggunakan pegangan jabat tangan.

Teknik dasar pukulan ini cukup banyak namun yang menjadi fokus dalam

penelitian ini untuk dianalisis adalah pukulan forehand dan pukulan

backhand. Pengertian dari pukulan forehand dan backhand diartrikan oleh

Hamid Tjatjo (1980) sebagai berikut : Yang dimaksud dengan forehand drive

yaitu memukul bola dengan bagian depan alat pemukul yang pada dasarnya

adalah pengayunan tangan yang memegang alat pemukul dari luar atau dari

samping ke dalam. Sedangkan yang dimaksud dengan backhan drive yaitu

memukul bola dengan bagian depan alat pemukul yang pada dasarnya

lengan diayunkan dari dalam keluar.

Pembahasan tentang pukulan forehand dan backhand disini adalah

pelaksanaan pukulan forehand dan backhand dengan pegangan shakehand

grip. Hal ini disebabkan karena pada umumnya para pemain

menggunakannya. Yang dimaksud dengan pukulan forehand ialah memukul

bola dengan bidang perkenaan bola pada bagian depan bet, dan arah

gerakan dari kanan ke kiri bagi pemain yang memegang dengan tangan

kanan. Sebaliknya pukulan backhand adalah pukulan dengan bidang

perkenaan bola pada bagain belakang bet dan arah gerakan dari kiri ke

kanan bagi pemain yang memegang dengan tangan kanan. Menurut Theo

Bekker (1987) yang diterjemahkan oleh Tjun Surjaman (1993) bahwa:

“Orang yang tidak kidal yangbermain denganpegangan shakehand dengan

sendirinya akan memukul bola dengan backhand jika bola ada di sebelah

kirinya, dan dengan forehand bila bola ada di sebelah kanannya.” Kedua

jenis pukulan ini merupakan pukulan dasar, sehingga dijadikan bahan utama

dalam latihan tenismeja bagi pemain tingkat pemula atau bagi atlet yang

sudah berada di tingkat lanjutan, dimana teknik pukulan ini harus dilakukan

dengan kualitas yang lebih baik. Mengenai pentingnya kedua jenis pukulan

ini dikemukakan oleh Larry Hodges yang diterjemahkan oleh Eri D. Nasution

(1996) sebagai berikut : Pukulan forehand biasanya merupakan pukulan

yang paling kuat karena tubuh tidak menghalangi saat melakukan pukulan,

tidak seperti backhand. Selain daripada pukulan backhand. Smash forehand

yang merupakan pukulan forehand dengan kecepatan penuh akan menjadi

pukulan yang paling kuat. Pukulan backhand dapat digunakan untuk

mengahdapi backspin, tapi biasanya pukulan ini lebih baik untuk

menghadapi topspin. Biasanya pukulan ini tidak sekuat forehand, tetapi

konsistensi dan kecepatan biasanya lebih penting.

Pelaksanaan gerakan pukulan forehand menggunakan pegangan

shakehand melalui proses gerak dimulai dengan kaki kiri di depan, dan kaki

kanan di belakang bagi pemain yang memegang dengan tangan kanan,

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 129: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

129 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

sedangkan pemain yang memegang dengan tangan kiri sebaliknya. Badan

menyerong ke kanan serta lutut agak dibengkokkkan. Selanjutnya bet ditarik

ke samping belakang dengan kepala bet menghadap serong ke bawah

dengan lengan agak ke bawah, pergelangan tangan tidak dibengkokkan.

Posisi tersebut di atas dilakukan pada saat bola lawan menuju ke arah

pemukul. Kemudian lengan di ayunkan ke depan kiri atas dan pada saat itu

terjadi persentuhan antara bola dengan permukaan bet, dengan tujuan arah

bola bergerak melengkung melewati atas net menuju ke lapangan lawan.

Pergelangan tangan ikut membantu menggesek bola ke atas, sehingga bet

berhenti di samping kiri atas kepala. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan

teknik pukulan forehand akan diuraikan sebagai berikut :

(a) Sikap permulaan; Sikap permulaan dalam pukulan tenismeja pada

hakekatnya berkaitan dengan teknik dasar stance (posisi kaki dan

badan). Mengenai bentuk-bentuk stance meliputi posisi menghadap

penuh dengan meja (square stance), posisi menyamping baik

menyamping ke kiri maupun ke kanan (side stance) serta posisi

meodifikasi kedua jenis posisi di atas (open stance). Dengan

menggunakan salah satu posisi tubuh yang dikemukakan di atas,

tangan memegang pemukul (bet) dengan lengan dalam keadaan rileks

serta pandangan pada arah datangnya bola yang terpantul pada meja

posisi bet sedikit dimiringkan ke bawah.

(b) Pelaksanaan; Dalam sikap pelaksanaan ini dikenal dua tahap gerakan

yaitu gerakan mengayun ke belakang (back swing) dan gerakan

mengayun ke depan (foward swing0. untuk gerakan back swing berat

badan dipindahkan ke kaki kanan dengan jalan memutar tubuh ke

belakang yang bertumpuh pada pinggang. Sedangkan untuk foward

swing memutar badan ke depan dan berat badan dipindahkan ke kaki

kiri (bagi yang memegang dengan tangan kanan). Arah gerakan

lengan dari belakang ke depan menuju ke arah dalam bagian badan.

Tepatnya menuju ke sasaran yaitu melewati atas net serta jatuh di

lapangan lawan.

(c) Sikap akhir; Sikap akhir dari pelaksanaan pukulan forehand,

selanjutnya dengan cepat kembali ke posisi semula.

Beberapa kesalahan yang dapat terjadi pada waktu melakukan

pukulan forehand dikemukakan oleh Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaedi

(1992) yaitu :

1. Memukul bola terlalu jauh dari badan (bola terlalu di depan atau

disamping) hal ini dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan badan,

sebagai akibatbya dapat menyebabkan berkurangnya power.

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 130: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

130

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

2. Memukul bola terlalu dekat atau rapat dengan tubuh, hal ini akan

menyebabkan ayunan yang kaku, bergerak mendadak ke depan dan ke

samping untuk menjemput atau memukul bola di tempat bola memantul.

Sehingga jarak antara bola dengan badan tidak terkontrol.

3. Tidak menunggu bola sampai memantul cukup tinggi. Ini adalah

kesalahan perkiraan (judgment) dan mudah untuk dibetulkan.

4. Tidak cukup kukuh memegang bet ketika kontak dengan bola. Biasanya

hal ini dapat menyebabkan pengembalian yanglemah ke net.

5. Mengayun ke atas sebelum mengayun ke depan. Kesalahan ini akan

mengganggu pukulan dari kecepatan dan kekuatan (kekerasan)

penyerangan untuk memperoleh point.

Berdasarkan deskripsi pelaksanaan gerakan pukulan forehand di

atas dianalisa kemungkinan gerak antara lain :

(a) Gerakan pukulan forehand adalah gerakan yang luas meliputi tiga

sumbu gerak yaitu sendi bahu (articulation humeri), sendi siku

(articulatio cubiti), sendi pergelangan tangan (articulatio carpale, dan

jari-jari pergelangan tangan (articulatio metacarpale). Pemanfaatan

sumbu gerak tergantung dari kuat lemahnya pukulan. Dengan

demikian pukulan forehand dapat dilakukan dengan kekuatan yang

berbeda sesuai dengan tujuannya.

(b) Oleh karena luasnya gerakan memberikan kemungkinan

memanfaatkan otot-otot lengan secara maksimal guna menghasilkan

pukulan yang kuat.

Analisis Pelaksanaan gerakan pukulan backhand melalui proses

gerak sebagai berikut : kaki kanan berada di depan dan kaki kiri di belakang

(bagi pemain yang memegang dengan tangan kanan, sedangkan pemain

yang memegang dengan kiri posisi kaki sebaliknya). Badan agak

menyerong ke kiri, lutut dibengkokkan dan bet ke samping badan dekat

dengan pinggang sebelah kiri sehingga lengan atas hampir menempel ke

dada. Pergelangan tangan tidak dibengkokkan serta kepala bet menghadap

ke bawah. Posisi tersebut di atas dilakukan pada saat bola lawan menuju ke

arah pemukul. Selanjutnya lengan diayunkan ke depan atas kanan dengan

perkenaan bola pada bet bagian belakang. Agar bola bergerak dalam suatu

gerak lengkung melewati net ke arah lapangan lawan maka pergelangan

tangan harus membantu gerakan tersebut. Untuk lebih jelasnya

pelaksanaan teknik pukulan forehand akan diuraikan secara terperinci

sebagai berikut:

(a) Sikap permulaan; Sikap permulaan dari pukulan backhand, pada

hakekatnya adalah sikap tubuh yang sama dengan pukulan forehand,

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 131: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

131 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

hanya perbedaannya pada posisi lengan yang memegang bet. Lengan

yang memegang bet berada disamping kiri badan dekat dengan

pinggang dan bagian permukaan bet yang berlawanan dengan

permukaan pada pukulan forehand mengarah ke bola serta sedikit

tertutup.

(b) Sikap pelaksanaan; Bola dipukul pad apantulan tertinggi, pinggang dan

bahu kanan diputar mendekat atau ke arah net pada saat perkenaan

terjadi. Agar bola mengarah pada satu gerak melewati net,

pergelangan tangan harus membantu menggerakkan bola ke depanj

atas arah kanan meja, atau sesuai dengan sasaran pukulan yang

dikehendaki. Bola yang dipukul tidakboleh terlalu jauh dari badan, atau

terlalu dekat dengan badan.

(c) Sikap akhir; Pada akhir melakukan gerakan backhand berat badan

dipindahkan dari kaki kiri ke kaki kanan, gerakan lanjutan setelah

perkenaan bola. Gerakan lanjutan yang pendek memungkinkan

pemukul lebih cepat kembali keposisi semula untuk melakukan

pukulan berikutnya.

Berdasarkan deskripsi pelaksanaan teknik pukulan backhand di atas,

dapat dianalisa kemungkinan geraknya sebagai berikut :

(a) Gerakan backhand adalah gerakan yang sangat terbatas, karena

dibatasi oleh posisi tubuh khususnya gerakan mengayun ke

belakang. Oleh sebab itu otot-otot lengan tidak berkontraksi secara

maksimal. Pada umumnya pusat gerakan pada sendi siku

(articulatio cubiti) dan sendi pergelangan tangan (articulatio

metacarpale).

(b) Gerakan backhand yang maksimal adalah atas bantuan gerakan

pergelangan tangan.oleh sebab itu luas gerak persendian tersebut

sangat dibutuhkan.

Sesuai dengan analisa gerakan pukulan forehand dan pukulan

backhand pada permainan tenismeja, nampak perbedaan antara kedua

jenis pukulan tersebut dalam perkenaan bola pada net, gerakan ayun lengan

serta posisi badan. Dari segi pemanfaatan otot yang berperan yaitu otot-otot

lengan, namun pukulan forehand memerlukan kontraksi otot lengan, namun

pukulan forehand memerlukan kontraksi otot lengan yang lebih besar jika

dibandingkan otot-otot yang berperan dalam pukulan backhand. Menurut

Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaedi (1992) bahwa : Walaupun pada

pokoknya backhand drive adalah kebalikan dari forehand drive, terdapat

beberapa perbedaan di antara kedua teknik pukulan tersebut :

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 132: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

132

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

(a) Pegangan sedikit berbeda. Beberapa pemain khususnya wanita

menggunakan ibu jari ke arah tangan dalam bet (blade) untuk

memperoleh extra support dalam melakukan backhand drive.

(b) Ayunkan bet kebelakang lebih pendek dan pada saat pemukulan

terhadap bola segera pada backhand drive. Ayunan lebih pendek pada

backhand drive akan menghasilkan pukulan tidak sekeras forehand

drive tetapi pada backhand drive memungkinkan untukmelakukan

gerakan tipuan.

(c) Posisi badan yang benar untuk backhand drive lebih dekat ke bola

daripada forehand drive. Ini dapat dipahami karena jangkauan

beckhand drive tidak harus menyilang tubuh.

Bentuk permainan tenismeja melibatkan beberapa teknik gerak dan

perlengkapan, namun yang secara khas adalah penggunaan meja sebagai

tempat bermain. Dengan demikian olahraga tenismeja merupakan

permainan dengan menggunakan alat berupa bet (raket), net dan bola pada

sebuah meja, setiap hasil pukulan harus terpantul pada papan meja. Bola

yang dipukul tetapi tidak masuk pada daerah sebelah net maka tidak akan

memperoleh point atau nilai. seorang pemain juga selalu berusaha

mengembalikan pukulan lawan setelah memantul pada bidang daerahnya.

Pada pelaksanaan bola yang dipukul dan melewati atas net harus

dapat dikembalikan oleh pihak lawan ke tempat yang pertama melakukan

servis dan melewati atas net. Olehnya itu, dapat pula dikatakan bahwa

dalam permainan tenismeja ini ditandai dengan bergeraknya bola secara

bolak-balik melewati atas net atau jaring yang dipukul oleh pemain secara

bergantian. Berdasarkan penjelasan tentang permainan tenismeja

utamanya manfaat dari permainan itu sendiri, tentu tidaklah, mengherankan

kalau permainan ini cukup mendapat perhatian dari anak-anak, remaja

putra-putri, orang dewasa bahkan pada usia lanjut. Olehnya itu, dikatakan

bahwa keterampilan tenismeja adalah hasil belajar dari gerakan-gerakan

atau teknik-teknik dasar yang dimungkinkan peningkatan keterampilan

bermain tenismeja, artinya mempunyai derajat penguasaan gerkan-gerakan

yang efektif dan efesien. Faktor lain yang mendapat perhatian dari individu

yaitu kemampuan intelegensi yang dapat dimanfaatkan untuk menganalisis,

memecahkan masalah dan membuat keputusan. Kemampuan ini sangat

dibutuhkan dlam bermain tenismeja khususnya melakukan forehand atau

backhand. Tanpa memiliki kemampuan-kemampuan tersebut pemain sukar

untuk melakukan kedua keterampilan pukulan karena gerak dari bola yang

datang dengan berbagai posisi dan putaran bola maupun kecepatan gerak

bola.

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 133: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

133 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Kecepatan Gerak Kaki

Kecepatan dapat didefinisikan sebagai laju gerak berlaku untuk

tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh. Faktor yang mempengaruhi

kecepatan, antara lain adalah: kelentukan, tipe tubuh, usia, jenis kelamin).

Kecepatan juga merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan

seseorang dalam mencapai hasil lompatan pada lompat jauh gaya jongkok.

Menurut Dick (1989) (dalam Yudiana, Subardjah, dan Juliantine, 2012)

dalam artikelnya bahwa: ”Kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota

tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan

dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat”.

Seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu

gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah menerima

rangsang. Menurut Schmidt (1991) bahwa: “Kecepatan gerak di definsikan

sebagai suatu karakteristik yang telah ditentukan oleh faktor keturunan dan

secara keseluruhan tidak mudah diubah oleh latihan atau pengalaman.

Lutan (1988), mengartikan bahwa : “Kecepatan gerak sebagai suatu potensi

untuk keberhasilan dalam kegiatan untuk mencapai waktu dalam yang

singkat”. Memperhatikan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan bergerak adalah karakteristik atau potensi yang relatif

permanen dan ditentukan oleh faktor keturunan untuk keberhasilan dalam

melakukan suatu kegiatan olahraga. Schmidt (1991) mengemukakan bahwa

sedikitnya terdapat tiga kecepatan gerak, yaitu: 1) Waktu reaksi, dimana

rangsangan tunggal sangat berperan terhadap respon tunggal, 2) Orientasi

respons, dimana satu dari beberapa respon dipilih untuk kebutuhan dalam

mendapatkan suatu jawaban, dan 3) Kecepatan bergerak, dimana

mengukur waktu hasil gerakan tanpa melalui rangsang. Moch. Sajoto (1988)

mengelompokkan secara garis besar mengenai kemampuan motorik

sebagai berikut : 1) Koordinasi adalah kemampuan untuk menyatukan

berbagai sistem syaraf gerak secara terpisah ke dalam satu pola gerak yang

efesien, 2) Keseimbangan, kemampuan tubuh untuk mempertahankan

posisi dalam bermacam-macam gerakan,dan 3) Kecepatan adalah

kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya, kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dengan

cepat dan tepat. Daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara

eksplosif. Kecepatan gerak kaki dalam bermain tenismeja dimaksudkan

untuk melakukan pergerakan dalam menjangkau bola-bola yang datang ke

berbagai arah, dimana setiap bola yang datang perlu diantisipasi dengan

cepat sehingga dapat mempersiapkan respons mana yang paling tepat dan

cepat untuk mengantisipasi bola yang datang tersebut. Kecepatan gerak

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 134: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

134

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

kaki yang dimaksudkan adalah kecepatan kaki untuk melangkah ke kiri – ke

kanan, ke depan maupun ke belakang untuk menjangkau bola-bola yang

pendek, bola-bola yang panjang serta bola-bola yang menyamping

diperlukan sekali unsur kecepatan bergerak dan bereaksi secara cepat dan

tepat.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian sebagaimana yang kita kenal memberikan garis-

garis yang tepat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya

adalah untuk menjaga agar pengetahuan dicapai dari suatu penelitian dapat

mempunyai harga yang ilmiah serta berkualitas tinggi. Penerapan metode

penelitian harus dapat mengarah pada tujuan yang diharapkan. Metode

yang dipergunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif secara

korelasional. Desain penelitian atau rancangan penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah korelasional. Populasi menurut Sugiyono (2011)

adalah: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dengan

uraian tersebut, maka populasi adalah keseluruhan individu atau obyek yang

ingin diteliti. Olehnya itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

berjumlah 120 siswa putra SMA Negeri 1 Marioriawa. Dengan demikian

sampel yang digunakan adalah siswa putra SMA Negeri 1 Marioriawa

sebanyak 40 orang dari 30% populasi. Teknik pengambilan sampel

menggunakan random sampling. Data yang terkumpul tersebut perlu

dianalisis secara statistik deskriptif, maupun inferensial untuk keperluan

pengujian hipotesis penelitian. Adapun gambaran yang digunakan dalam

peneliitian ini, sebagai berikut: 1) Analisis data secara deskriptif

dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang data, dan 2)

Analisis secara inferensial digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis

penelitian dengan menggunakan uji korelasi dan regresi. Secara

keseluruhan analisis data statistik yang digunakan pada umumnya

menggunakan analisis komputer pada program SPSS versi 17.00 dengan

taraf signifikan 95% atau 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan terhadap data kecepatan gerak kaki, dan

keterampilan bermain tenismeja pada siswa SMP Negeri 9 Makassar.

Analisis deskrtiptif meliputi; total nilai, rata-rata, range, maksimal dan

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 135: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

135 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

minimum. Dari nilai-nilai statistik ini diharapkan dapat memberi gambaran

umum tentang keadaan data kecepatan gerak kaki, dan keterampilan

bermain tenismeja. Hasil analisis deskriptif setiap variabel penelitian dapat

dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis deskriptif tiap variabel.

Variabel / Statistik

N Sum Mean Stdv Range Min. Max.

Kecepatan gerak kaki

40 926,00 23,1500 2,21359 8,00 19,00 27,00

Keterampilan bermain tenismeja

40 1278,00 31,9500 2,42794 11,00 25,00 36,00

Hasil dari tabel 1 di atas yang merupakan gambaran data

kecepatan gerak kaki dan keterampilan bermain tenismeja dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Untuk data kecepatan gerak kaki pada siswa SMP Negeri 9 Makassar

dari 40 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 926,00 dan rata-rata

yang diperoleh 23,1500 dengan hasil standar deviasi 2,21359 dari range

data 8,00 antara nilai minimum 19,00 dan 27,00 untuk nilai maksimal.

2. Untuk data keterampilan bermain tenismeja pada siswa SMP Negeri 9

Makassar dari 40 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 1278,00

dan rata-rata yang diperoleh 31,9500 dengan hasil standar deviasi

2,42794 dari range data 11,00 antara nilai minimum 25,00 dan 36,00

untuk nilai maksimal.

Analisis Inferensial

Ada kontribusi kecepatan gerak kaki terhadap keterampilan bermain

tenismeja pada siswa SMP Negeri 9 Makassar

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan

hipotesis yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis

berdasarkan pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi

dari program SPSS tentang kontribusi kecepatan gerak kaki terhadap

keterampilan bermain tenismeja pada siswa SMP Negeri 9 Makassar

diperoleh sesuai dari rangkuman tabel 2 berikut:

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 136: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

136

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Tabel 2. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis

VARIABEL r/R Rs F t Sig.

Kecepatan gerak kaki (X3)

0,851

0,724

99,486

9,974

0,000 Keterampilan

bermain tenismeja

(Y)

Hasil pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian analisis data antara kecepatan gerak kaki

terhadap keterampilan bermain tenismeja pada siswa SMP Negeri 9

Makassar. Diperoleh nilai korelasi dan regresi 0,580 dengan tingkat

probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi)

0,851. Hal ini berarti 85,1% keterampilan bermain tenismeja dijelaskan

oleh kecepatan gerak kaki. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung

adalah 99,486 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas

(0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk

memprediksi keterampilan bermain tenismeja (dapat diberlakukan untuk

populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 9,974 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari

0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan,

atau kecepatan gerak kaki benar-benar berpengaruh secara signifikan

terhadap keterampilan bermain tenismeja. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kontribusi kecepatan gerak kaki terhadap keterampilan

bermain tenismeja pada siswa SMP Negeri 9 Makassar sebesar 72,4%.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada kontribusi kecepatan

gerak kaki terhadap keterampilan bermain tenismeja pada siswa SMP

Negeri 9 Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori

dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka dalam dasarnya hasil

penelitian mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian

terdahulu yang sudah ada. Kecepatan gerak kaki diperlukan untuk

menunjang gerak dalam melakukan pukulan forehand maupun

backhand. Pada olahraga tenismeja gerak kaki diperlukan untuk

melaksanakan pukulan permainan tenismeja dalam waktu yang cepat,

apalagi permainan olahraga tenismeja dibutuhkan gerakan yang lebih

lincah. Seorang siswa yang bermain tenismeja harus selalu bergerak

untuk menjaga dan merespon setiap gerak laju bola selama bola tidak

mati. Oleh karena itu, siswa perlu mengantisipasi datangnya bola

dengan mengatur gerak kaki yang dimiliki guna mengatur dan

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 137: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

137 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

menempatkan bola yang lebih akurat dan tajam didalam serangan yang

dilakukan. Pergerakan setiap siswa untuk mencapai ketermapilan

bermain tenismeja, juga selalu ditentukan posisi tungkai atau kaki.

Karena setiap pengambilan bola, tungkai akan selamanya bergerak

untuk menciptakan gerak laju bola yang lebih baik, dan selanjutnya

bergerak kembali dalam posisi siap. Dengan demikian kecepatan gerak

kaki memiliki kontribusi terhadap keterampilan bermain tenismeja.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut:

Kecepatan gerak kaki memiliki kontribusi terhadap keterampilan bermain

tenismeja pada siswa SMP Negeri 9 Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan,

maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1) Bagi Mahasiswa:

Diharapkan penelitian ini mendapat kajian lebih lanjut agar dapat lebih

memberikan kontribusi terhadap dunia ilmu keolahragaan dan

pengembangan pembinaan prestasi olahraga khususnya cabang olahraga

tenismeja di daerah, 2) Bagi Pelatih dan Pembina: Diharapkan agar dapat

mengetahui dan memahami tentang pentingnya komponen fisik. Sehingga

dapat memilih metode latihan yang tepat dan sesuai guna memberi

kontribusi terhadap peningkatan ketermpilan bermain tenismeja, 3) Bagi

Guru; Agar supaya lebih berinovasi dalam model pembelajaran dengan

memanfaatkan media yang ada di sekolah, dan 4) Bagi pemerintah untuk

memberikan suatu penghargaan bagi orang tua, pelatih, guru olahraga dan

atlet yang telah memberikan pembinaan prestasi bagi daerahnya sebagai

acuan untuk memotivasi pembinaan prestasi yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bompa, Tudor O. Dan Haff, G. Gregory. 2009. Periodization; Theory and

Methodology of Training. Fifth Edition. United States: Human

Kinetics.

Johny Leach. 1974. Table Tennis Made Easy. California : Wilshire Book.

Mangundap, Alex. 1982. Pengajaran Mengajar dan Melatih Permainan

Tenismeja Serta Beberapa Peraturan Permainan. Ujung Pandang :

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Keolahragaa IKIP.

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 138: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

138

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Muhidin, Sambas Ali dan Abdurahman, Maman. 2007. Analisis Korelasi,

Regresi, Dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Peter Simpson. 1984. Teknik Bermain Pingpong. Bandung : Pioner.

Diterjemahkan Oleh Redaktur Pioner.

Sajoto, Moch. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam

Olahraga. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.

Sanusi, Arsyad. 1980. Tenismeja Untuk Semua Umur. Ujung Pandang :

KONI Sulawesi-Selatan.

Nasution, Eri D. 1996. Tenismeja, Suatu Penguraian Dalam Buku Olahraga

untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Sastra Budaya.

Surjaman, Tjun. 1993. Tenismeja. Jakarta : Sastra Budaya.

Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

________. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Sajoto, Mochammad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.

Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Simanjuntak, Victor G, dkk. 2008. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta: Dirjen Dikti. Depdiknas.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Yudiana, Yunyun. Subardjah, Herman dan Juliantine, Tite. 2012. Latihan

Kondisi Fisik. Artikel. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q= komponen%

20kondisi%20 fisik%20dalam%20olahraga.

)* Dosen PGSD S1 Penjas FIK UNM

Page 139: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

139 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN, KELINCAHAN,

DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLE

DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA

SISWA SMA NEGERI 2 SINJAI

(RELATIONSHIP THE HAND EYE COORDINATION, AGILITY, AND

BALANCE WITH ABILITY DRIBBLE INSIDE THE GAME

BASKETBALL SMA STATE STUDENT 2 SINJAI)

OLEH:

WAHYU JAYADI )*

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship of hand-eye coordination,

agility, and balance with the dribble in the game of basketball. This research

is descriptive research. The population of this research is all male students

of SMA Negeri 2 Sinjai with a sample study of 40 people selected by random

sampling. Data analysis technique used is the technique of correlation

analysis using SPSS version 17 o'clock systems at significant level of 95%

(1) hand-eye coordination has a significant relationship with the dribble in

basketball game at SMA Negeri 2 Sinjai, proven ro = -

0,05); (2) agility has a significant relationship with the dribble in basketball

The balance has a significant relationship with the dribble in basketball game

at SMA Negeri 2 Sinjai, proven ro = -

hand-eye coordination, agility, and balance has a significant relationship with

the dribble in basketball game at SMA Negeri 2 Sinjai, proved Ro = 0.875 (P

= 0.000 < α 0,05).

Keywords: Coordination Hand Eye, Agility, Balance, Dribble Basketball

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di

sekolah berpengaruh besar terhadap perkembangan, sikap dan tingkah laku

anak didik. Oleh karena itu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

yang diajarkan dapat membangkitkan dan mengarahkan potensi pada anak

Page 140: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

140

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

didik serta nantinya sehat serta berkualitas. Perkembangan olahraga secara

umum, sangat menggembirakan karena telah digemari banyak masyarakat

dipelosok tanah air. Dengan bermasyarakatnya olahraga, maka pencarian

bibit untuk pembinaan dapat tercapai pada setiap cabang olahraga.

Meningkatkan besarnya peranan olahraga, maka pelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan selalu dilakukan. Dari sekian banyak materi

bahan pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan salah satunya

adalah materi pelajaran olahraga bolabasket. Bolabasket menjadi olahraga

yang berkembang pesat dengan beberapa alasan bahwa; bolabasket adalah

olahraga tontonan yang menarik yang dapat diikuti oleh pria maupun wanita,

jenis olahraga ini melibatkan banyak para pemain dan juga teknik-tekniknya

yang menarik. Walaupun bolabasket ditemukan sebagai olahraga dalam

ruangan, namun sekarang dimainkan baik dalam ruangan maupun diluar

ruangan dan juga pada semua musim. Permainan bolabasket sangat

ditentukan oleh teknik, taktik dan unsur-unsur fisik. Sebab diantara sekian

banyak cabang olahraga, bolabasket merupakan olahraga yang

memperlihatkan kematangan seseorang dalam dribbling bola, mempassing

bola serta menembak bola dalam keranjang. Dan yang paling penting

mencetak angka atau point sebanyak mungkin ke ruang lawan agar dapat

memenangkan pertandingan. Sesuai dengan pernyataan tersebut diatas,

maka olahraga bolabasket semakin banyak penggemarnya yang bukan

hanya sebagai olahraga pendidikan akan tetapi juga sebagai olahraga

prestasi. Dalam meningkatkan prestasi cabang olahraga bolabasket, maka

penguasaan teknik, bentuk latihan, maupun taktik dalam permainan

bolabasket perlu dikuasai oleh setiap pemain, teknik dan taktik merupakan

dua unsur bagian khusus yang harus diolah oleh para pemain bolabasket.

Latihan teknik merupakan bagian dari olahraga yang dalam pelaksanaannya

membutuhkan ketangkasan. Salah satu teknik dasar dalam permainan

bolabasket yang harus dan sangat penting untuk dikuasai oleh setiap

pemain adalah penguasaan teknik dribbling bola. Sebab pada dasarnya

dribbling bola (memantulkan bola kelantai) merupakan suatu gerakan dasar

didalam permainan bolabasket yang mana harus dikuasai oleh seorang

pemain sehingga dari itu harus dilatih dengan sesering mungkin agar dapat

dikuasai dengan baik. Untuk mencapai keterampilan dribbling bola secara

optimal, tetap dibutuhkan ketekunan latihan yang terprogram dan sistematis,

namun demikian ketekunan latihan belum dapat menjamin peningkatan

keterampilan. Dribbling bola secara efektif tanpa ditunjang dengan

penerapan metode latihan yang tepat dan yang sesuai dengan yang

diinginkan. Dari penjelasan tersebut maka seorang pemain bolabasket

Page 141: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

141 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

sangat memerlukan koordinasi mata tangan, kelincahan dan keseimbangan

sebagai faktor didalam melakukan teknik dasar dribbling dalam permainan

bolabasket agar dalam penampilan akan lebih sempurna. Dalam dribbling

bola, harus cepat mengkoordinasikan gerakan juga harus memiliki

kelincahan agar dapat mengelabuhi lawan sekaligus melewatinya dan

akhirnya dapat kesempatan untuk melakukan tembakan. Kelincahan adalah

kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat

pada waktu sedang bergerak tampa kehilangan keseimbangan atau

kesadaran akan posisi tubuhnya. Dengan adanya keseimbangan yang

dimiliki setiap pemain atau siswa, maka tingkat gerakan dribble yang dimiliki

akan lebih optimal dalam bermain bolabasket.

Teknik Dasar Dribble Pada Permainan Bolabasket

Bolabasket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua regu, saling

memasukkan bola ke keranjang lawan dengan tangan. Permainan ini tidak

diperkenankan menggunakan kaki atau untuk menendang bola dan

menggiring bola. Regu yang memperoleh point terbanyak, keluar sebagai

pemenang. Menurut sejarahnya, permainan ini diciptakan oleh seorang

instruktur dari pendidikan jasmani pada YMCA (Young Mens Cristian

Assosiation), Springfield, Massachusets Amarika Serikat tahun 1891.

Permainan bolabasket yang dikemukakan oleh Yanto Kusyanto (1994)

adalah : Suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu putra atau putri

yang masing-masing regu terdiri dari lima orang pemain. Sedangkan tujuan

permainan ini adalah menghasilkan angka sebanyak-banyaknya dengan

jalan memasukan bola ke basket lawan dan mencegah pemain lawan untuk

membuat nilai. Dalam permainan bolabasket tiap pemain boleh mendorong

bola dengan telapak tangan terbuka, melemparkan, menggelindingkan atau

menggiring bola ke segala arah dalam lapangan permainan. Bolabasket

dimainkan oleh lima pemain pertim, dan pengertian ini dikemukakan oleh

Iman Sodikum (1992) sebagai berikut : Bolabasket merupakan olahraga

yang dimainkan oleh dua regu putra atau putri, yang masing-masing regu

terdiri dari lima orang pemain. Setiap pemain boleh mendorong bola,

memukul bola dengan telapak tangan terbuka, melemparkan menggelinding

atau mendribling kesegala arah dalam permainan bolabasket menuju ring

basket lawan untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya. Berdasarkan

penjelasan diatas maka keterampilan didalam permainan bolabasket secara

efektif dan efisien. Keterampilan ini sangat membantu pelaksanaan

permainan, serta bagian dalam pencapaian prestasi yang lebih maksimal

dan tak lepas dari kerja sama tim yang kompak dan terorganisir.

Page 142: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

142

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Salah satu sisi menarik dari permainan bolabasket yaitu

dilakukannya dribbling yang bervariatif baik arah dan kecepatannya untuk

menerobos lawan dan selanjutnya memasukkan bola ke dalam keranjang.

Banyak angka tercipta diawali dengan dribble yang baik dan diakhiri

tembakan yang akurat. Dribbling pada prinsipnya membawa bola dengan

dipantul-pantulkan dengan satu tangan yang dilakukan dengan berjalan atau

berlari. Berkaitan dengan dribble Arma Abdoellah (1981) menyatakan,

“dribble atau menggiring bola adalah suatu usaha untuk membawa bola ke

depan” Menuzut Ambler Vic (1990) “dribbling adalah membawa bola dengan

cara memantul-mantulkannya”. Pendapat lain dikemukakan A. Sarumpaet

Zulfar Djazet, Parno dan Imam Sadikun (1992) bahwa, “dribble bola

diperbolehkan hanya dengan satu tangan kanan atau kiri saja dan secara

bergantian antara tangan kanan dan kiri. Berdasarkan pengertian dribbling

yang dikemukakan ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, dribble

merupakan suatu cara membawa bola ke depan dengan memantul-

mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan atau secara bergantian baik

dengan berjalan atau berlari. Hal terpenting dan harus diperhatikan dalam

melakukan dribble adalah melindungi bola agar bola tidak mudah direbut

lawan. Seperti dikemukakan Wissle H. (2000) bahwa, “Kemampuan

mendribble dengan tangan lemah dan tangan kuat adalah kunci untuk

meningkatkan permainan anda. Untuk melindungi bola, jagalah agar tubuh

anda berada diantara bola dan lawan”. Dalam melakukan dribble tubuh

mempunyai peran penting jika tangan yang digunakan mendribble lemah,

maka tubuh berfungsi untuk melindungi bola. Oleh karena itu, pada saat

mendribble bola, tubuh harus selalu diantara bola dan lawan. Hal ini

dimasukkan, Jika lawan akan merebut bola maka tubuh siap untuk

menghalangi lawan. Ditinjau dari strategi dan taktik permainan dribbling

merupakan teknik dalam bolabasket yang dapat mendukung terciptanya

angka. Banyak manfaat yang diperoleh melalui dribble. Menurut Aip

Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992) bahwa, “tujuan dribbling adalak agar

(1) lebih cepat menuju ke daerah lawan dalam usaha memasukkan bola ke

dalam keranjang lawan, (2) lebih mudah menyusup dan menerobos ke

daerah pertahanan lawan, dan untuk mengacaukan pertahanan lawan dan,

(3) permainan lawan menjadi tidak berkembang, sehingga permainan

menjadi terhambat”. Banyak manfaat yang diperoleh dari dribble yaitu lebih

cepat menuju ke keranjang lawan, untuk menerobos pertahanan lawan,

untuk mengendalikan permainan. Namun di sisi lain, mendribble bola secara

berlebihan juga tidak baik untuk kepentingan timnya. Seperti dikemukakan

Wissel Hal (2000) bahwa, “jika anda mendribble terlalu banyak, maka tim

Page 143: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

143 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

cenderung tidak bergerak ini memudahkan lawan untuk menghadangnya”.

Hal ini berarti, men-dribble bola berlebihan akan mcmudahkan lawan untuk

menjaga teman seregunya karena tidak bergerak. Tidak menutup

kemungkinan dribble yang berlebihan akan mudah direbut lawan dan pihak

lawan akan dapat melakukan serangan balik. Dribble dapat dilakukan

dengan baik jika menguasai teknik yang baik dan benar. Untuk memperoleh

kualitas dribble yang baik maka seorang pemain harus memahami dan

menguasai teknik dribble. Soebagio Hartoko (1993) memberikan petunjuk

cara melakukan dribble sebagai berikut: 1) Peganglah bola dengan kedua

tangan yang relax, tangan kanan di atas bola, sedang tangan kiri menjadi

tempat terletaknya bola; 2) Berdirilah seenaknya dengan kaki kiri agak

sedikit di depan kaki kanan; 3) Condongkan badan ke depan mulai dan

pinggang; 4) Mulai pantulkan bola dengan tangan kanan, (sebagai

permulaan sebaiknya mata masih melihat bola); 5) Gerakan lengan hampir

sepenuhnya; 6) Jangan memukul bola dengan telapak tangan, tetapi

pantulkan (tekankan) dengan jari-jari dibantu dengan gerakan pergelaragan

tangan; 7) Jinakkan bola dengan sedikit mengkuti bergeraknya ke atas

sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian dipantulkan

kembali; 8) Setelah rahasia gerak, watak dan irama dari pantulan dapat

dirasakan (get the feeling) dengan sikap berdiri ditempat, memulailah

dengan bergerak maju; 9) Mulailah jangan melihat bola, dan percepatlah

gerak; 10) Kemudian menggiring dengan agak rendah, rendah, maju,

mundur cepat, secepatnya, berliku, berkelok dengan rintangan dan lawan.

Petunjuk cara melakukan dribble tersebut harus dipahami dan dikuasai

setiap pemain bolabasket agar diperoleh kualitas dribble yang baik dan

benar. Di dalam pelaksaaaannya dribble dapat dilakukan dengan dribble

bola tinggi dan dribble bola rendah, Hal ini didasarkan pada kebutuhannya

dalam permainan. Seperti dikemukakan A. Sarumpaet dkk, (1992: 229)

bahwa, “sesuai dengan kebutuhannya jenis dribble ada dua cara yaitu: “(1)

dribble bola tinggi (setinggi pinggang), (2) dribble bola rendah (setinggi

lutut)”. Dribbling bola setinggi pinggang digunakan untuk kebutuhan maju

cepat ke depan lurus. Sedangkan dribble readah digunakan untuk

menerobos atau berbelok-belok sainbil mengontrol bola.

Koordinasi

Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat

kompleks. Koordinasi erat hubungannya dengan kekuatan, kecepatan, daya

tahan, kelentukan, dan balance, semua menyumbang dan berpadu di dalam

koordinasi gerak. Oleh karena satu sama lain mempunyai hubungan yang

Page 144: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

144

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

erat. Kalau salah satu unsur tidak ada atau kurang berkembang, maka hal

ini akan mempengaruhi terhadap kesempurnaan koordinasi. Koordinasi

sangat penting untuk menyempurnakan teknik dan taktik. Seperti misalnya

dalam melakukan dribble bola, agar tidak terjadi kesalahan dalam dribble

bola maka harus ada koordinasi antara gerakan mata dengan tangan.

Koordinasi merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang relatif sulit

didefenisikan secara tepat karena fungsinya sangat terkait dengan elemen–

elemen kondisi fisik yang lain dan sangat ditentukan oleh kemampuan

siswa. Koordinasi adalah kemampuan untuk berulang kali mengeksekusi

urutan gerakan lancar dan akurat. Ini mungkin melibatkan indra, kontraksi

otot dan gerakan sendi. Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan

gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien. Tangkudung dan Puspitorini

(2012) mengungkapkan bahwa: “Koordinasi adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan

efesien dan penuh ketepatan”. Koordinasi ini menyatakan hubungan

harmonis berbagai factor yang terjadi pada suatu gerakan. Koordinasi

adalah yang berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan panca

indera seperti penglihatan dan pendengaran, bersama-sama dengan tubuh

tertentu di dalam melakukan kegiatan motorik dan harmonis dan ketepatan

tinggi. Menurut Bompa (1983) (dalam Harsono, 1988) mengungkapkan

bahwa: “Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat

kompleks. Koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya

tahan, dan fleksibilitas”. Oleh karena itu, bentuk latihan koordinasi harus

dirancang dan disesuaikan dengan unsur-unsur kecepatan, kekuatan, daya

tahan, dan kelentukan. Koordinasi adalah kemampuan seseorang

mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola

gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam bolabasket; seorang siswa akan

kelihatan mempunyai koordinasi yang baik bila ia dapat bergerak sambil

membawa bola atau dribble sambil berlari dengan teknik yang benar. Jadi

koordinasi merupakan suatu aktivitas beberapa sistem tubuh dan pola

pergerakan untuk membentuk gerakan individu dan keterampilan yang

diperlukan untuk tujuan tertentu. Untuk melakukan gerakan yang rumit

diperlukan koordinasi. Jadi koordinasi merupakan unsur gerak yang

dibutuhkan oleh setiap manusia untuk melakukan gerakan cabang olahraga.

Lebih rumit suatu gerakan, lebih sulit bagi seseorang menggunakan

koordinasi dalam otak pengendaliannya.

Page 145: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

145 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Kelincahan

Untuk mencari dan menentukan seorang pemain bolabasket yang

baik, maka perlu diketahui tentang kriteria-kriteria yang dapat dijadikan pintu

untuk menentukan seorang pemain yang baik. Telah diketahui bahwa

kekuatan dan kecepatan merupakan kriteria yang paling penting. Namun

kerbehasilan dalam pencapaian teknik dasar yang efesien dan prestasi yang

maksimal tidak dapat ditentukan oleh hanya dari kedua kemampuan fisik

tersebut, akan tetapi kemampuan fisik lainnya turut menunjang pula. Dari

penjelasan tersebut maka seorang pemain bolabasket sangat memerlukan

kelincahan sebagai faktor didalam melakukan teknik dasar permainan

bolabasket agara dalam penampilan akan lebih sempurna. Dalam

permainan bolabasket, kelincahan di perlukan, misalnya dalam melakukan

menggiring bola atau gerak tipu. Dalam dribbling bola, disamping harus

cepat juga harus memiliki kelincahan agar dapat mengelabuhi lawan

sekaligus melewatinya dan akhirnya dapat kesempatan untuk melakukan

tembakan. Mr. Coly Young dan Wilmore yang dikutip Harsono (1988)

mengemukakan bahwa: “Agilitas adalah orang yang mempunyai

kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat

pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan atau

kesadaran akan posisi tubuhnya”. Untuk lebih jelasnya dikemukakan juga

batasan dari James A.Baley (1982) bahwa: “Agility is generally depened as

the ability to change direction guindely and effecti vely wrile moving as

nearly as possible at full speed”. Pendapat tersebut dapat diartikan sebagai

kemampuan merubah arah dengan cepat dan efektif sambil bergerak atau

berlari hampir dalam kecepatan penuh. Dalam semua aktivitas gerak

keterampilan tubuh, komponen fisik kelincahan selalu memberikan peranan

yang amat penting menurut Soekarman (1987) mengungkapkan bahwa:

“Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat pada

waktu bergerak dalam kecepatan tinggi”. Pendapat lain dikemukakan oleh

Moch. Sajoto (1988) yang menyatakan : Kelincahan adalah kemampuan

mengubah arah dengan cepat da tepat, selagi tubuh bergerak dari satu

tempat ketempat yang lain. Dan adapun orang itu dikatakan memiliki

kelincahan yang cukup tinggi,apabila seseorang yang mampu merubah satu

posisi ke posisi yang berbeda, dengan kecepatan yang tinggi dan koordinasi

yang baik. Berdasarkan pendapat tersebut di atas semakin menunjukkan

bahwa didalam permainan bolabasket sangatlah dibutuhkan kelincahan,

karena permainan bolabasket sangat membutuhkan kelincahan sebagai

salah satu faktor pendukung untuk mengecoh dan meloloskan diri dari

kawalan lawan. Kalau beberapa defenisi di atas dianalisa, maka kelincahan

Page 146: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

146

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

berhubungan dengan adanya gerak sebagai kapasitas manusia atau obyek

gerak tersebut berupa gerak tunggal atau gerak berulang-ulang gerakan

berlaku untuk seluruh tubuh, atau bagian-bagian tubuh atau obyek: gerakan

dilakukan dengan memindahkan tubuh dengan secepat cepatnya (usaha

maksimal): akibat gerak terjadilah perpindahan dari tempat atau posisi

tertentu ketempat lain dengan posisi tetap seimbang. Dari berbagai

pendapat tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang

lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk berubah arah dan

posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan

keseimbangan dan kesadaran akan sikap tubuh. Jadi kelincahan bukan

hanya menuntut kecepatan, akan tetapi juga kelenturan tubuh. Dalam

melakukan aktivitas tersebut juga tidak boleh kehilangan keseimbangan dan

harus pula sadar akan posisi tubuh. Gerakan-gerakan demikian banyak

dipergunakan dalam berbagai cabang olahraga, termasuk pada saat

membawa bola atau menggiring dalam permainan bolabasket.

Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-

organ syaraf ototnya, selama melakukan gerak-gerak yang cepat dengan

perubahan letak titik-titik berat badan yang cepat pula baik dalam keadaan

statis maupun lebih-lebih dalam gerak dinamis (Sajoto, 1988). Sedangkan

menurut Harsono (1988) bahwa: “Keseimbangan adalah kemampuan untuk

mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau

mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap

yang efesien selagi kita bergerak”. Demikian juga yang diungkapkan oleh

Halim (2009) bahwa: “Keseimbangan adalah kemampuan seseorang

mengendalikan organ-organ syaraf otot dengan mempertahankan sikap

tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan”. Keseimbangan adalah

kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan

gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera

penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot.

Diperlukan tidak hanya pada olahraga tetapi juga dalam kehidupan sehari-

hari. Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olahraga untuk itu

penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas

dengan baik. Seorang pemain bolabasket apabila memiliki keseimbangan

yang baik, maka pemain akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu

melakukan dribble dengan baik. Keseimbangan merupakan salah satu faktor

yang mendukung dalam pencapaian kemampuan dribble dalam permainan

bolabasket. Keseimbangan berfungsi dalam menjaga posisi badan disaat

Page 147: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

147 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

melakukan gerakan, semua teknik dasar yang diperagakan baik dengan bola

maupun dengan menggunakan bola selalu dilakukan dalam perpindahan titik

berat badan.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan

teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah

penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidik

serta dari situasi penyelidikan. Penerapan metode penelitian harus dapat

mengarah pada tujuan yang diharapkan. Metode yang dipergunakan dalam

penelitian adalah metode deskriptif secara korelasional.

Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif yang bersifat

korelasional. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan

gambaran secara umum tentang variabel-variabel pada penelitian yang

dilaksanakan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi.

Sedangkan penelitian korelasional berupaya menjelaskan ada tidaknya

hubungan berbagai variabel berdasarkan besar kecilnya koefesien korelasi.

Populasi dalam penelitian adalah siswa SMA Negeri 2 Sinjai yang meliputi siswa

putra. Dengan demikian kesamaan sifat dari populasi dalam penelitian ini yakni

mempunyai jenis kelamin yang sama. Sampel dipergunakan dalam penelitian

adalah sebanyak 40 orang putra yang terdaftar sebagai siswa SMA Negeri 2

Sinjai. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan random

sampling. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik

deskriptif, maupun inferensial untuk keperluan pengujian hipotesis

penelitian. Secara keseluruhan analisis data statistik yang digunakan pada

umumnya menggunakan analisis komputer pada program SPSS versi 17.00

dengan taraf signifikan 95% atau 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Ada hubungan koordinasi mata tangan dengan kemampuan dribble

dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang hubungan koordinasi mata tangan dengan kemampuan

Page 148: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

148

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

dribble dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai

diperoleh sesuai rangkuman tabel 1 berikut:

Tabel 1. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis pertama

VARIABEL r/R Rs F t P α

Koordinasi mata tangan (X1)

-0,668

0,446

30,588

-5,531

0,000

0,05 Dribble

bolabasket

bolabasket (Y)

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara

koordinasi mata tangan dengan kemampuan dribble dalam permainan

bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai. Diperoleh nilai korelasi -

0,668 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R Square

(koefesien determinasi) 0,446. Hal ini berarti 44,6% kemampuan dribble

dalam permainan bolabasket dijelaskan oleh koordinasi mata tangan.

Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 30,588 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih

kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi

kemampuan dribble dalam permainan bolabasket (dapat diberlakukan

untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh -5,531

dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh

lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien

regresi signifikan, atau koordinasi mata tangan benar-benar berpengaruh

secara signifikan dengan kemampuan dribble dalam permainan

bolabasket. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koordinasi mata

tangan memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan dribble

dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai terbukti

nilai korelasi -0,668 atau P (0,000) < 0,05. Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan koordinasi mata

tangan dengan kemampuan dribble dalam permainan bolabasket pada

siswa SMA Negeri 2 Sinjai. Apabila hasil penelitian dikaitkan dengan

teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka dalam dasarnya hasil

penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian

terdahulu yang sudah ada. Ini membuktikan bahwa koordinasi mata

tangan sangat menunjang dalam kemampuan dribble dalam permainan

bolabasket. Koordinasi mata tangan merupakan salah satu faktor yang

Page 149: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

149 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

berperan untuk membantu seorang siswa dalam melakukan dribble

bolabasket. Bola yang di dribble merupakan keahlihan dari tangan seorang

siswa untuk mengarahkan bola. Oleh karena itu koordinasi mata tangan

berperan untuk membantu dalam mengontrol bola dengan tepat pada

sasaran tangan. Kemampuan dribble bola atau membawa bola harus di

otomatisasikan dengan gerak pantulan bola, artinya bola yang di dribble

tidak selalu harus dilihat akan tetapi lebih mengarah melihat lawan atau

teman. Sehingga gerak dribble yang dilakukan dapat terkoordinasi dengan

optimal. Dengan demikian koordinasi mata kaki memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kemampuan dribble dalam permainan bolabasket.

2. Ada hubungan kelincahan dengan kemampuan dribble dalam

permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang hubungan kelincahan dengan kemampuan dribble dalam

permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai diperoleh sesuai

dari rangkuman tabel 2 berikut:

Tabel 2. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis kedua

VARIABEL r/R Rs F t P α

Kelincahan (X2) 0,830

0,689

84,36

8

9,185

0,000

0,05

Dribble bolabasket (Y)

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara

kelincahan dengan kemampuan dribble dalam permainan bolabasket

pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai. Diperoleh nilai korelasi 0,830 dengan

tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R Square (koefesien

determinasi) 0,689. Hal ini berarti 68,9% kemampuan dribble dalam

permainan bolabasket dijelaskan oleh kelincahan. Dari uji Anova atau F

test, didapat F hitung adalah 84,368 dengan tingkat signifikansi 0,000.

Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model

regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan dribble dalam

permainan bolabasket (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel

diambil). Dari uji t diperoleh 9,185 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh

Page 150: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

150

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan

H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau kelincahan benar-benar

berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan dribble dalam

permainan bolabasket. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kelincahan memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan dribble

dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai terbukti nilai

korelasi 0,830 atau P (0,000) < 0,05. Hasil analisis statistik menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan kelincahan dengan kemampuan

dribble dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai.

Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir

yang mendasarinya, maka dalam dasarnya hasil penelitian ini

mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu

yang sudah ada. Permainan bolabasket dibutuhkan suatu kelincahan

tangan saat melakukan dribbling bola tersebut. Dribble bola pada

permainan bolabasket merupakan kemampuan pemain atau siswa

membawa bola untuk melakukan suatu serangan dalam penguasaan

tangan pada permainan bolabasket. Pada dasarnya pemain bolabasket

dituntut untuk bereaksi cepat baik didalam menguasai lapangan maupun

menempatkan bola-bola yang lebih akurat. Kelincahan dalam

menyerang pada permainan bolabasket baik dalam pergerakan antara

tangan dengan segala posisi dijadikan sebagai penguasaan lapangan

bagi siswa. Oleh karena itu permainan bolabasket pada kemampuan

teknik melakukan dribble bola perlu adanya gerakan cepat untuk dapat

mengubah arah. Seorang pemain yang memiliki kemampuan melakukan

gerakan dengan cepat dan mampu mengubah arah, akan mudah

melakukan gerakan meskipun dalam keadaan ruang gerak yang sempit.

Kelincahan lebih mampu untuk bereaksi dalam menguasai bola. Dengan

demikian kelincahan memiliki hubungan yang signifikan dengan

kemampuan menggiring bola dalam permainan bolabasket.

3. Ada hubungan keseimbangan dengan kemampuan dribble dalam

permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis korelasi dan regresi dari program

SPSS tentang hubungan keseimbangan dengan kemampuan dribble

dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai diperoleh

sesuai dari rangkuman tabel 3 berikut:

Page 151: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

151 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Tabel 3. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis ketiga

VARIABEL r/R Rs F t P α

Keseimbangan (X3)

-0,828

0,685

82,55

3

-9,086

0,000

0,05

Dribble bolabasket

(Y)

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara

keseimbangan dengan kemampuan dribble dalam permainan bolabasket

pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai. Diperoleh nilai korelasi -0,828 dengan

tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R Square (koefesien

determinasi) 0,685. Hal ini berarti 68,5% kemampuan dribble dalam

permainan bolabasket dijelaskan oleh keseimbangan. Dari uji Anova atau F

test, didapat F hitung adalah 82,553 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh

karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi

dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan dribble dalam permainan

bolabasket (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil).

Dari uji t diperoleh -9,086 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena

probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1

diterima atau koefesien regresi signifikan, atau keseimbangan benar-benar

berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan dribble dalam

permainan bolabasket. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

keseimbangan memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan

dribble dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai

terbukti nilai korelasi -0,828 atau P (0,000) < 0,05. Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa ada hubungan keseimbangan dengan kemampuan

dribble dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai.

Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang

mendasarinya, maka dalam dasarnya hasil penelitian mendukung dan

memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Ini

membuktikan bahwa keseimbangan dapat memudahkan seseorang

menggiring bola dalam keadaan relaks (tidak kaku) dan dapat memberikan

sikap badan yang selalu siap untuk gerakan-gerakan yang selanjutnya,

serta lebih mengefisienkan dalam penggunaan tenaga. Keseimbangan

yang dimaksud adalah kemampuan seseorang mengendalikan sistem

syaraf ototnya (neuro muscular) selama melakukan gerakan-gerakan cepat

dengan perubahan letak dari titik berat badan baik dalam keadaan statis

Page 152: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

152

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

maupun dalam keadaan dinamis. Dalam dribble bola perlu tetap menjaga

keseimbangan tubuh agar tidak mudah terjatuh baik disaat dribble bola

sambil dikawal atau diganggu oleh lawan ataupun tidak. Dengan demikian

keseimbangan memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan

menggiring bola dalam permainan bolabasket.

4. Ada hubungan koordinasi mata tangan, kelincahan, dan

keseimbangan dengan kemampuan dribble dalam permainan

bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai

Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui

antara variable bebas dan variable terikat serta membuktikan hipotesis

yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan

pengolahan data melalui analisis regresi dari program SPSS tentang

hubungan antara koordinasi mata tangan, kelincahan, dan keseimbangan

dengan kemampuan dribble dalam permainan bolabasket pada siswa

SMA Negeri 2 Sinjai diperoleh sesuai dari rangkuman tabel 4 berikut:

Tabel 4. Hasil analisis regresi untuk hipotesis keempat

VARIABEL r/R Rs F t P α

Koordinasi mata tangan (X1),

kelincahan (X2), dan keseimbangan (X3)

0,875

0,765

39,165

4,220

0,000

0,05

Dribble bolabasket

bolabasket (Y)

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data antara koordinasi mata

tangan, kelincahan, dan keseimbangan dengan kemampuan dribble

dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai. Diperoleh

nilai regresi 0,875 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai

R Square (koefesien determinasi) 0,765. Hal ini berarti 76,5%

kemampuan dribble dalam permainan bolabasket dijelaskan oleh

koordinasi mata tangan, kelincahan, dan keseimbangan. Dari uji Anova

atau F test, didapat F hitung adalah 39,165 dengan tingkat signifikansi

0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka

model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan dribble

dalam permainan bolabasket (dapat diberlakukan untuk populasi dimana

sampel diambil). Dari uji t diperoleh 4,220 dengan tingkat signifikansi

0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Maka

Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau

Page 153: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

153 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

koordinasi mata tangan, kelincahan, dan keseimbangan benar-benar

berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan dribble dalam

permainan bolabasket. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

koordinasi mata tangan, kelincahan, dan keseimbangan memiliki

hubungan yang signifikan dengan kemampuan dribble dalam permainan

bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai terbukti nilai regresi 0,875

atau (0,000) < 0,05. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan koordinasi mata tangan, kelincahan, dan

keseimbangan dengan kemampuan dribble dalam permainan bolabasket

pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan

dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, pada dasarnya

hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori yang sudah ada.

Pada dasarnya dribble bola adalah membawa bola tanpa terputus

dengan memantulkan ke lantai. Tujuan menggiring bola antara lain untuk

mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat

permainan. Menggiring bola (dribbling) memiliki beberapa kegunaan

yaitu sebagai berikut : (1) Untuk melewati lawan, (2) Untuk mencari

kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat, dan

(3) Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola

apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan

segera memberikan operan kepada teman. Berdasarkan dari tiga

manfaat yang dimiliki oleh dribble bola dalam permainan bolabasket,

maka perlu ditunjang adanya komponen kondisi fisik seperti koordinasi

mata tangan, kelincahan, dan keseimbangan. Unsur komponen kondisi

fisik koordinasi mata tangan, kelincahan dan keseimbangan yang harus

dimilikinya untuk dapat meningkatkan kemampuan dribble bola pada

permainan bolabasket. Penguasaan bola bagi seorang pemain sangat

dituntut agar hasil yang dicapai dapat optimal. Oleh karena itu koordinasi

mata tangan, kelincahan dan keseimbangan yang dimiliki seorang pemain

akan membantu pergerakan-pergerakan yang akurat, sehingga

kemampuan untuk melakukan teknik dribble bola akan dapat dimiliki

dengan baik. Dengan demikian kecepatan, kelincahan, dan

keseimbangan memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan

dribble bola dalam permainan bolabasket.

PENUTUP

Sesuai dari hasil analisis pengujian hipotesis dengan berdasar pada

masalah yang diajukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1)

Koordinasi mata tangan memiliki hubungan yang signifikan dengan

Page 154: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

154

)* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

kemampuan dribble pada permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2

Sinjai, 2) Kelincahan memiliki hubungan yang signifikan dengan

kemampuan dribble pada permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2

Sinjai, 3) Keseimbangan memiliki hubungan yang signifikan dengan

kemampuan dribble pada permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2

Sinjai, dan 4) Koordinasi mata tangan, kelincahan, dan keseimbangan

memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan dribble pada

permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 2 Sinjai.

Agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kemampuan dribble pada permainan bolabasket bagi siswa di sekolah,

maka saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Guru olahraga di

sekolah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dribble pada

permainan bolabasket dengan penerapan metode pengajaran yang

bervariasi tanpa mengabaikan teknik dasar yang dikembangkan, 2)

Hendaknya pemerintah dalam hal ini pihak sekolah untuk dapat membantu

dalam memfasilitasi guru olahraga sehingga dapat mencapai hasil yang

optimal dalam pengajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Amber, Vic, 1990. Petunjuk Untuk Pelatihan dan Pemain Bola Basket,

Penerbit CV. Pioner Jaya Bandung.

Dwijowinoto, Kasiyo. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan. IKIP Semarang

Press Semarang.

Greg Brittenham. 1989. Bola Basket: Latihan Khusus Pemantapan. Jakarta :

PT. Rajagrafindo Persada.

Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching,

Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta.

Hartono, Soebagio. 1993. Penuntun Belajar Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan I, Penerbit Ganeca Exact Bandung.

Imam, Hidayat. 1991. Olahraga Pilihan Basket. Depdikbud Dirjen PT.

PPLTK. Jakarta

James A. Baley. 1982. Inside Basketball. Conteporary Books Inc. Chicago.

Johnson, Barry. L, Nelson, Jack. K, 1979. Practical Measurement For

Evaluation In Physical Education. Minneapolis: Burgess Publishing

Company.

Machfud Irsyad, 2000 Bolabasket, Buku FIK UNM Makassar.

Nossek, 1988. General Theory of Training. Pan Afrika Ltd, Logos

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung : FPOK IKIP.

Page 155: INFLUENCE OF EXERCISE ZIG - ZAG AND PRACTICE RUN RUN ...digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-wahyujayad-191-2... · PENGARUH LATIHAN ZIG – ZAG RUN DAN LATIHAN BOOMERANG

Competitor, Volume 7, Edisi 1, Pebruari 2015

155 )* Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM

Pribadi Bagus. 1996. Bolabasket di Lengkapi Pemahiran Teknik dan Taktik

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sajoto Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta:

Depdikbud Dirjen Dikti PPTK.

Sarumpaet, A. Djaset, Sulfar. Bahtiar, Parno dan Sadikun, Imam, 1992.

Pemainan Besar. Jakarta, PPTK. Dirjen Dikti Departemen endidikan

dan Kebudayaan RI.

Sodikun Imam, 1992. Olahraga Pilihan Bolabasket, Diktat Materi PGSD,

Jakarta : Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana, Nana. 2005. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi,

Tesis dan Desertasi. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sumantri, Ating. 2006. Aplikasi Matematika dalam Penelitian. Bandung:

Pustaka Setia.

Wissle. 2000. Bola Basket Pendidikan Dasar dan Latihan, Penerbit PT.

Gramedia Jakarta.

Syarifuddin & Muhadi 1992. Pemainan Bolabasket. Jakarta, PPTK. Dirjen

Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.