info buku t kepupusan kriteria majemuk pdf
DESCRIPTION
ITTRANSCRIPT
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar ii
KATA PENGANTAR
Pada pengantar ini saya berusaha mengemukakan latar belakang
pemikiran sistem (System Thinking) dan tujuan buku ini dapat
dijelaskan berkenaan dengan aplikasi ilmu sistem saat sekarang.
Penjelasan ini dapat memberikan alasan mengapa anda perlu
menyediakan waktu untuk memahami buku ini.
Pemikiran sistem menurut Chekckland (1981) dapat dipandang
sebagai suatu reaksi terhadap kegagalan ilmu pengetahuan alam
manakala dihadapkan pada permasalahan yang kompleks dan dinamis
yang terjadi pada sistem sosial. Ilmu sistem mengajarkan pendekatan
holistik dan bukan reduksionis yang selalu berupaya mengurai
persoalan yang kompleks menjadi bagian-bagiannya agar dapat
dipelajari dan diinterpretasi.
Sedangkan holistik mengkaji keterkaitan yang mendalam dari
bagian-bagian tertentu serta menggunakan model simulasi dan
bukannya eksperimen laboratorium dalam upaya untuk memahami
perilaku dunia nyata. Konsep General System Theory oleh Bertalanffy
(1968) membangun pendekatan sistem yang holistik tersebut menjadi
disiplin ilmu sistem dan erat terkait dengan ruang lingkup teori
organisasi serta teknik pengambilan keputusan.
The Fifth Discipline oleh Senge (1995) berkembang dari
dinamika sistem menjadi dasar dari mekanisme organisasi
pembelajaran. Banyak ahli menerapkan versi dari pendekatan sistem
yang mempopulerkan teori chaos dan fuzzy dalam manajemen.
Chekckland (1994) dan Jackson (2000) memperkenalkan Soft System
Methodology (SSM) di bidang ilmu pengetahuan terapan dengan
pemikiran pluralis.
Tujuan buku ini secara langsung berkaitan dengan aplikasi ilmu
sistem pada mellinium ketiga sebagai suatu sumber dukungan dan
bimbingan praktis dari berbagai prespektif sistem manajemen. Buku ini
menjadi penting dalam memperkaya rancang bangun Sistem Penunjang
Keputusan (Decision Support System) dengan menerapkan SSM serta
metoda semi-kuantitatif lainnya. Semoga buku ini bermanfaat bagi
pengkayaan khasanah masyarakat ilmiah, khususnya untuk pendidikan
sarjana dan pascasarjana serta para manajer yang berminat di bidang
kesisteman dan pengambilan keputusan pada khususnya.
Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE
Kepala Lab. Teknik dan Manajemen Industri – IPB
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar iii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb.,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan hidayahNya, buku yang berjudul “Teknik dan
Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk” ini dapat tersusun. Persoalan pengambilan keputusan publik, manajerial dan bisnis bersifat kompleks, dinamis, kadang kurang terstruktur dan melibatkan kelompok pengambil keputusan yang kepentingannya berbeda, sehingga dalam perumusannya memerlukan teori dan teknik yang handal dan operasional untuk diimplementasikan. Penyelesaian persoalan melibatkan kriteria mejemuk dan alternatif dengan berbagai karakteristik dan struktur yang bersifat dinamis dan probabilistik. Kemajuan di bidang teori keputusan telah memungkinkan dikembangkan teknik dan metode pengambilan keputusan yang mampu membantu dalam pemecahan persolan tersebut. Penyelesaian persoalan ditekankan pada aspek komprehensivitas, efektivitas dengan tetap memperhatikan aspek efisiensi metode maupun dalam penerapannya Buku ini mendiskusikan secara ilustratif tahap demi tahap suatu cara pandang dalam penyelesaian persoalan yang sulit dan kompleks yang diekspresikan secara sistemik tetapi sederhana dengan mengunakan alat bantu teknik keputusan. Aspek yang dikaji diawali dengan konsepsi sistem dan teori keputusan, pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja, pemanfatan teknik keputusan dalam pelaksanaan manajemen kualitas total, perumusan strategi dengan analisa SWOT, pengambilan keputusan dengan voting, penyelesaian persoalan kompleks dengan proses hirarki analitik (Analytical Hierarchy Process-AHP), teknik pemodelan dengan interpretasi struktural (Intepretative structural modeling-ISM) dan metode pengembangan dan penerapan sistem penunjang keputusan (Decision Support System-DSS) dalam formulasi kebijakan dan manajemen bisnis. Integrasi teknik pengambilan keputusan dalam suatu sistem manajemen basis model (Model based management system) dari sistem penunjang keputusan dan aplikasinya pada kasus perumusan kebijakan pengembangan industri juga disajikan dalam buku ini. Untuk memberikan gambaran komprehensif, prototipe aplikasi sistem yang merupakan hasil riset penulis dan mahasiswa bimbingan penulis:
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar iv
Arfan Sutiyono dan Heti Muspitawati juga disertakan di bagian akhir buku ini. Buku ini sesuai untuk dibaca bagi kalangan mahasiswa, staf pengajar perguruan tinggi, peneliti dan industri yang menaruh minat pada teknik dan analisa keputusan serta formulasi kebijakan pada khususnya dan manajemen kuantitatif pada umumnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terutama untuk istriku Lisa Chandrasari, anakku Sugoi Marsaputra dan semua keluarga atas motivasinya, serta kolega dan mahasiswa bimbingan penulis: Heru Kustanto, Arfan Sutiyono, Heti Muspitawati, dan Sri Martini yang telah membantu mewujudkan konsep tulisan menjadi buku yang terintegrasi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Proyek Peningkatan Mutu Sarjana (QUE), Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan andil dalam penulisan buku ini. Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE, selaku Ketua Laboratorium Teknik dan Manajemen Industri, jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIN), Institut Pertanian Bogor (IPB) yang telah memberikan dorongan dan bimbingan untuk berkarya yang bermutu dan bermanfaat bagi khalayak. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada Prof. Hiroyuki Tamura dari Universitas Osaka Jepang, yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan dalam publikasi ilmiah dan karya profesional. Penulis menyadari dalam buku ini masih dijumpai beberapa kekurangan, untuk itu diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bogor, 2004
Marimin
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vi DAFTAR TABEL .................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x
I. SISTEM DAN TEORI KEPUTUSAN A. SISTEM ................................................................................ 1
A.1. Pengertian Sistem .................................................. . 1 A.2. Pendekatan Sistem .................................................... 3 A.3. Tahapan Pendekatan Sistem ................................... 4 A.4. Keunggulan Pendekatan Sistem ............................. 8 A.5. Kelemahan Pendekatan Sistem ............................... 10
B. TEORI KEPUTUSAN.......................................................... 11 B.1. Permasalahan Keputusan....................................... . 11 B.2. Lingkup Keputusan .................................................. 12 B.3. Tahapan Keputusan ................................................ . 13
II. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS INDEKS
KINERJA A. TEKNIK PERBANDINGAN INDEKS KINERJA ........... 16 B. METODE BAYES ................................................................ 17
B.1. Kriteria Bayes ............................................................. 18 B.2. Prosedur Bayes .......................................................... 19 B.3. Contoh Aplikasi Bayes ............................................. 20
C. METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL C.1. Prosedur MPE ............................................................ 21 C.2. Keuntungan Metode MPE ....................................... 22 C.3. Contoh Aplikasi Metode MPE ................................ 22
D. METODE DELPHI .............................................................. 23 D.1. Prosedur Delphi ........................................................ 24 D.2. Keunggulan Metode Delphi .................................... 26 D.3. Kelemahan Metode Delphi...................................... 27 D.4. Contoh Aplikasi Delphi ........................................... 27
III. ALAT DAN METODE UNTUK PELAKSANAAN MANAJEMEN KUALITAS TOTAL A. PENGERTIAN DAN DIMENSI MANAJEMEN
KUALITAS TOTAL ............................................................ 30
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar vi
B. BERBAGAI ALAT UNTUK MELAKSANAKAN TQM 32 C. QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) ............... 32
C.1. Pengertian QFD ......................................................... 32 C.2. Tahapan QFD ............................................................ 33 C.3. Keuntungan QFD ...................................................... 33 C.4. Matriks House of Quality (HOQ) .............................. 34 C.5. Aplikasi QFD ............................................................. 38
D. PENGENDALIAN PROSES STATISTIKA ...................... 39 D.1. Diagram Sebab Akibat ............................................. 39 D.2. Check Sheet .................................................................. 42 D.3. Diagram Pareto ......................................................... 42 D.4. Diagram Skater ......................................................... 44 D.5. Histogram .................................................................. 45 D.6. Stratifikasi .................................................................. 47 D.7. Run Chart dan Control Chart ..................................... 47
IV. PERUMUSAN STRATEGI DENGAN ANALISA SWOT A. IDENTIFIKASI POSISI PERUSAHAAN/INSTITUSI ... 58 B. TAHAPAN ANALISA SWOT .......................................... 59 C. CONTOH APLIKASI ......................................................... 61
C.1. Tahap Evaluasi Data Internal dan Eksternal Perusahaan ................................................................. 61
C.2. Tahap Pembuatan Matriks Internal Eksternal dan Matriks SWOT ................................................... 61
C.3. Tahap Pengambilan Keputusan .............................. 63
V. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PEMUNGUTAN SUARA (VOTING) A. PEMUNGUTAN SUARA SATU NOL ............................ 65
A.1. Satu Orang Dipilih dari Dua Calon........................ 65 A.2. Satu Orang Dipilih dari Tiga Calon atau Lebih ... 66
B. PEMUNGUTAN SUARA SISTEM PREFERENSIAL .... 71 B.1. Ekspresi Suara ............................................................ 71 B.2. Prosedur Penghitungan Suara ................................. 72
VI. PROSES HIRARKI ANALITIK A. MODEL KEPUTUSAN DENGAN AHP ......................... 76 B. PRINSIP KERJA AHP ........................................................ 78 C. CONTOH APLIKASI ......................................................... 79
C.1. Perumusan Masalah ................................................. 79 C.2. Pembobotan Kriteria................................................. 80 C.3. Penyelesaian dengan Manipulasi Matriks ............ 81
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar vii
C.4. Pembobotan Alternatif ............................................. 83 C.5. Penyelesaian dengan Persamaan Matematik ........ 86 C.6. Consistency Ratio (CR) ............................................... 88 C.7. Penggabungan Pendapat Responden .................... 89
D. PENYELESAIAN AHP DENGAN CRITERIUM DECISION PLUS................................................................. 89
VII. TEKNIK PERMODELAN INTERPRETASI STRUKTURAL (INTERPRETATIVE STRUCTURAL MODELLING) A. METODE ISM ...................................................................... 93 B. IMPLEMENTASI ISM ........................................................ 100 C. INTERPRETASI OUTPUT ISM ......................................... 112
VIII. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM) A. PRINSIP DASAR SISTEM PENUNJANG
KEPUTUSAN ...................................................................... 117 B. KONSEP DAN RANCANG BANGUN SISTEM
PENUNJANG KEPUTUSAN ............................................ 119 C. CONTOH APLIKASI SISTEM PENUNJANG
KEPUTUSAN ...................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 136
DAFTAR ISTILAH PENTING ........................................................... 190 INDEKS ............................................................................................... 199
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Pengertian Sistem ......................................................... 1 Gambar 1.2. Proses transformasi input menjadi output ............... 2 Gambar 1.3. Skema proses transformasi sistem dengan
mekanisme pengendalian ........................................... 3 Gambar 1.4. Tahapan pendekatan sistem (Eriyatno, 1998) .......... 5 Gambar 1.5. Diagram lingkar sebab akibat Sistem Perencanaan
Investasi Produk Agroindustri Komoditas Umbi-umbian ........................................................................... 7
Gambar 1.6. Diagram kotak gelap ................................................... 8 Gambar 1.7. Diagram input output Sistem Perencanaan
Investasi Produk Agroindustri Komoditas Umbi-umbian ........................................................................... 10
Gambar 1.8. Diagram pengambilan keputusan dengan intuisi (Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985) ........................ 12
Gambar 1.9. Diagram pengambilan keputusan dengan analisa keputusan (Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985) .... 13
Gambar 1.10. Siklus data, informasi, keputusan dan aksi .............. 14 Gambar 1.11. Garis besar langkah –langkah siklus analisa
keputusan rasional ...................................................... 15 Gambar 3.1. Alat untuk menciptakan TQM ................................... 32 Gambar 3.2. Dua aspek utama QFD (Gaspersz, 2001) .................. 35 Gambar 3.3. Matriks rumah kualitas ............................................... 36 Gambar 3.4. Rumah kualitas sayuran segar PT.X .......................... 40 Gambar 3.5. Diagram sebab akibat .................................................. 41 Gambar 3.6. Diagram Pareto masalah kerusakan sayuran segar (Paprika) pada minggu pertama bulan Januari
2002 ................................................................................. 45 Gambar 3.7. Histogram ...................................................................... 47 Gambar 3.8. Diagram alir penggunaan peta kontrol ..................... 49 Gambar 3.9. Grafik kendali R untuk temperatur ruang
pengemasan .................................................................. 55 Gambar 3.10. Grafik kendali X_bar temperatur ruang
pengemasan .................................................................. 57 Gambar 4.1. Posisi perusahaan pada berbagai kondisi................. 59 Gambar 4.2. Diagram Matrik SWOT dan kemungkinan strategi
yang sesuai .................................................................... 60 Gambar 4.3. Posisi PT. X ................................................................... 63 Gambar 4.4. Matriks SWOT PT. X ................................................... 64
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar ix
Gambar 6.1. Contoh struktur hirarki dalam AHP ......................... 78 Gambar 6.2. Hubungan sasaran, kriteria dan alternatif dalam
AHP ................................................................................ 80 Gambar 6.3. Hasil perhitungan bobot kriteria ............................... 83 Gambar 6.4. Hasil akhir seluruh bobot............................................ 85 Gambar 6.5. Hasil Brainstroming ....................................................... 90 Gambar 6.6. Struktur hirarki ............................................................. 90 Gambar 6.7. Hasil pengisian nilai kriteria ...................................... 91 Gambar 6.8. Grafik hasil pengolahan akhir AHP .......................... 91 Gambar 6.9. Tampilan hasil data ...................................................... 92 Gambar 7.1. Diagram Teknik ISM (Saxena, 1992) .......................... 99 Gambar 7.2. Tampilan Awal Program ISM-TMI............................ 101 Gambar 7.3. Penggantian Password pada Program ISM-TMI ....... 102 Gambar 7.4. Pengetikan Password pada Program ISM-TMI ......... 102 Gambar 7.5. Tampilan Menu pada Program ISM-TMI ................. 103 Gambar 7.6. Input Data Elemen dan Sub Elemen.......................... 105 Gambar 7.7. Input Perbandingan Berpasangan antar Sub
Elemen Tujuan Program ............................................. 109 Gambar 7.8. Hasil Interpretasi Program ISM-TMI ........................ 110 Gambar 7.9. Hasil Reachibility Matrix Final Elemen Tujuan
Program ......................................................................... 112 Gambar 7.10. Revisi SSIM Final Elemen Tujuan Program ............. 112 Gambar 7.11. Matriks Driver Power-Dependence untuk Elemen
Tujuan Program ............................................................ 113 Gambar 7.12. Diagram Model Struktural dari Elemen Tujuan
Program ......................................................................... 114 Gambar 8.1. Struktur pendekatan sistem pada proses
pengambilan keputusan .............................................. 120 Gambar 8.2. Struktur dasar SPK ....................................................... 121 Gambar 8.3. Bagan alir pengembangan aplikasi SPK .................. 123 Gambar 8.4. Konfigurasi model AgroplanVest 1.1 ......................... 126 Gambar 8.5. Tampilan model Analisa prioritas Produk
Agroindustri Potensial ............................................... 127 Gambar 8.6. Tampilan hasil keluaran model Analisa Prioritas
Lokasi Agroindustri Potensial .................................... 130 Gambar 8.7. Tampilan hasil keluaran model Analisa Prakiraan
Pasar Produk Agroindustri ......................................... 132 Gambar 8.8. Tampilan hasil keluaran model Analisa Kelayakan
Finansial Usaha Agroindustri .................................... 133
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar x
DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Permasalahan Manajemen ................................................. 11 Tabel 2.1. Matrik awal penilaian alternatif pemilihan industri
yang paling layak ................................................................ 17 Tabel 2.2. Matrik hasil transformasi melalui teknik perbandingan
indeks kinerja ..................................................................... 17 Tabel 2.3 Pay off Matrik ......................................................................... 18 Tabel 2.4. Matrik keputusan penilaian media iklan yang sesuai
dengan Teknik Bayes ......................................................... 20 Tabel 2.5. Penilaian alternatif produk agroindustri potensial ....... 23 Tabel 2.6. Hasil perhitungan dengan MPE ........................................ 23 Tabel 2.7. Lembar evaluasi dalam Metode Delphi ........................... 26 Tabel 2.8. Nilai preferensi masing-masing pengambil keputusan . 28 Tabel 2.9. Hasil akhir Metode Delphi ................................................. 29 Tabel 3.1 Lembar periksa keluhan pelanggan pada minggu
pertama bulan Juli 2001(Departemen Pengiriman PT.X ) .................................................................................... 42
Tabel 3.2. Masalah kerusakan pada sayuran segar (Paprika) pada minggu pertama bulan Januari 2002 ..................... 43
Tabel 3.3. Masalah kerusakan kumulatif pada sayuran segar (Paprika) pada minggu bulan Januari 2002 .................... 44
Tabel 3.4. Data temperatur ruang pengemasan ................................ 46 Tabel 4.1. Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Evaluasi Faktor
Eksternal (EFE) (Muspitawati, 2002) ................................ 62 Tabel 5.1. Distribusi Electoral Vote dan perolehan suara dalam
pemilihan presiden di suatu negara ................................ 57 Tabel 5.2. Iterasi dalam pembagian kursi/wakil dengan
prosedur rata-rata tertinggi ............................................ 68 Tabel 5.3. Iterasi dalam pembagian kursi/wakil dengan
prosedur sisa suara terbanyak ....................................... 71 Tabel 7.1. Keterkaitan antara Sub Elemen pada Teknik ISM .......... 98 Tabel 7.2. Contoh Structural Self Interaction Matrix (SSIM) Awal Elemen Tujuan Program Industrialisasi Pertanian ........ 106 Tabel 7.3. Contoh Reachability Matrix (RM) Elemen Tujuan
Program Industrialisasi Pertanian .................................... 106 Tabel 7.4. Hasil Reachability Matrix Final Elemen Tujuan Program Industrialisasi Pertanian dan Interpretasinya ................ 107
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xi
Tabel 7.5. Sructural Self Interaction Matrix (SSIM) Final yang telah memenuhi Aturan Transivitas Elemen Tujuan Program Industrialisasi Pertanian .................................... 108
Tabel 8.1. Penilaian alternatif produk agroindustri potensial ....... 128 Tabel 8.2. Hasil perhitungan model Analisa Prioritas Produk
Agroindustri ........................................................................ 128 Tabel 8.3. Hasil perhitungan model Analisa Prioritas Lokasi
Agroindustri Potensial ...................................................... 128 Tabel 8.4. Nilai asumsi yang digunakan dalam analisa kelayakan
finansial agroindustri tepung tapioka ............................. 134 Tabel 8.5. Hasil analisa kelayakan finansial agroindustri tepung
tapioka dengan tiga kondisi yang berbeda ..................... 134
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kajian Strategi Peningkatan Kualitas Produk
Industri Sayuran Segar .................................................. 139 Lampiran 2. Penentuan jumlah anggota DPR RI hasil pemilu
tahun 1999 ......................................................................... 157 Lampiran 3. Model Sistem Manajemen Ahli Perencanaan
Investasi Produksi Agroindustri Komoditas Umbi-umbian .............................................................................. 168
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xiii
II. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS INDEKS KINERJA
Bab ini mendeskripsikan berbagai teknik pengambilan keputusan berbasis Indeks Kinerja dan Penerapannya pada berbagai kasus pengembangan agroindustri.
TEKNIK PERBANDINGAN INDEKS KINERJA
Teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performaance
Index, CPI) merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaiaan atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j). Formula yang digunakan dalam teknik CPI adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Aij = nilai alternatif ke-i pada kriteria ke – j Xij (min) = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j A(i + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke – j X(I + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke – j Pj = bobot kepentingan kriteria ke – j Iij = indeks alternatif ke- I Ii = indeks gabungan kriteria pada alternatif ke –I i = 1, 2, 3,…, n j = 1, 2, 3,…, m
Tabel 2.1. memperlihatkan matrik awal penilaian alternatif yang di
transformasi menjadi Tabel 2.2. dengan menggunakan Teknik Perbandingan Indeks Kinerja. Sebagai ilustrasi, terdapat 3 alternatif yang dinilai yaitu Industri Minyak Sawit, Industri Pengolahan Teh dan Industri Coklat Bubuk dengan kriteria kelayakan IRR (Internal Rate of Return), B/C (Benefit/Cost Ratio) dan Pay Back Period (waktu pengembalian modal).
Aij = Xij (min) x 100 / Xij (min)
A(i + 1.j) = (X(I + 1.j) )/ Xij (min) x 100
Iij = Aij x Pj
n
Ii = (Iij) j =1
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xiv
Tabel 2.1. Matrik awal penilaian alternatif pemilihan industri yang paling layak
Alternatif Kriteria
IRR (%) B/C PBP (Thn)
1. Industri Minyak Sawit
(CPO)
30 1,1 5
2. Industri Pengolahan Teh 20 1,15 6
3. Industri Coklat Bubuk 25 1,2 4
Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3
Tabel 2.2. Matrik hasil transformasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja
Alternatif Kriteria Nilai
Alternatif Peringkat
IRR B/C PBP (Thn)
1. Industri
Minyak Sawit
(CPO)
150 100 80 109 2
2. Industri
Pengolahan Teh 100 104,5 66.7 91,8 3
3. Industri
Coklat Bubuk 125 109,1 100 111,1 1
Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3
Tabel 2.2. menunjukkan bahwa nilai alternatif 1, 2, dan 3 masing-
masing adalah 109; 91,8; dan 111,1. Dengan demikian alternatif 3 yaitu Industri Coklat Bubuk sebagai peringkat 1 disusul oleh industri minyak sawit dan kemudian industri pengolahan teh.
a. METODE BAYES
Metode Bayes merupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal. Untuk menghasilkan keputusan yang optimal perlu dipertimbangkan berbagai kriteria.
Pembuatan keputusan dengan metode Bayes dilakukan melalui upaya pengkuantifikasian kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan dinyatakan dengan suatu bilangan antara 0 dan 1. Namun sering kali hal ini dianggap sebagai probabilitas pribadi atau subyektif dimana bobot Bayes didasarkan pada tingkat kepercayaan, keyakinan, pengalaman serta latar belakang pengambil keputusan.
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xv
Persamaan Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif sering disederhanakan menjadi:
dimana: Total Nilai i = total nilai akhir dari alternatif ke-i Nilai ij = nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j Krit j = tingkat kepentingan (bobot) kriteria ke-j i = 1,2,3,…n; n = jumlah alternatif j = 1,2,3,…m; m = jumlah kriteria
Nilai peluang didapatkan dari suatu informasi awal yang dapat bersifat subyektif maupun obyektif. Nilai peluang ini dapat diperbaiki dengan adanya informasi tambahan yang didapat dari sejumlah percobaan. Informasi awal tentang nilai peluang ini disebut distribusi prior, sedangkan nilai peluang yang sedang diperbaiki dengan informasi tambahan disebut peluang posterior.
B.1. Kriteria Bayes
Pengambilan keputusan merupakan suatu pemilihan aksi a dari sekelompok aksi yang mungkin (A). Pemilihan aksi harus dengan mengetahui akibat dari aksi terpilih, yang biasanya merupakan fungsi
dari status situasi (state of nature). Suatu status situasi menggambarkan situasi atau keadaan nyata yang sebenarnya dimana aksi akan diaplikasikan.
Nilai kinerja dari setiap aksi a dan status situasi digambarkan dengan menggunakan pay off matrix, yang berbentuk seperti Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Pay off matrix
1 2 . . . n
a
a1 x x . . . a2 x x . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
am . . . . .
m
Total Nilai i = Nilai ij (Kritj) j = 1
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xvi
adalah status situasi yang dapat berupa kondisi, kriteria seleksi atau persyaratan pemilihan, a dapat berupa aksi, strategi atau pilihan, sedangkan x adalah nilai penampakan dari setiap aksi dan status situasi. Apabila satuan (unit) dari setiap x sama, maka dengan matriks ini dapat langsung dilakukan perhitungan untuk pemilihan aksi. Tetapi apabila satuan dari x tidak sama, matriks ini harus diubah dulu ke dalam bentuk CPI (Comparative Performance Index), caranya adalah dengan menentukan nilai minimum pada setiap lajur (setiap status situasi), dan menetapkan nilai minimum tersebut sama dengan seratus. Kemudian nilai lain dalam lajur yang sama dibandingkan dengan nilai minimum tersebut. Akibat dari aksi yang dipilih dapat diukur dengan mengasumsikan adanya suatu fungsi kerugian (loss
function) dengan simbol l(a,) yang merefleksikan kerugian yang
diderita apabila memilih aksi a pada status situasi , serta didefinisikan
untuk setiap kombinasi a dan . Pengambilan keputusan yang dilakukan tanpa adanya percobaan
dibantu dengan penggunaan nilai peluang prior dengan suatu prosedur yang disebut kriteria Bayes. Pada prosedur ini si pembuat keputusan akan memilih aksi yang meminimumkan dugaan kerugian (expected loss) yang dievaluasi menurut nilai peluang prior. Perhitungan dugaan kerugian l(a) untuk diskrit adalah:
Perhitungan dengan kerugian untuk yang kontinyu adalah:
B.2. Prosedur Bayes
Data yang didapatkan dari hasil percobaan dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan. Distribusi peluang posterior dari
adalah suatu distribusi peluang bersyarat dari dengan diberikan X = x. Keputusan dicari dengan menghitung terlebih dahulu distribusi
peluang posterior dari untuk setiap X = x, setelah itu dipilih aksi yang meminimumkan dugaan kerugian ln(a) yang serupa dengan
pernyataan resiko, termasuk biaya percobaan. Untuk yang diskrit perhitungan dugaan kerugian adalah:
l (a) = E [l,(a, )] = l (a,k)P (k)
semua k
l (a) = E [l,(a,(a )] = l (a,y) P (y)dy
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xvii
hX=x (k) adalah distribusi peluang posterior diskrit.
Untuk yang kontinyu, distribusi peluang posterior dinyatakan
dalam hX=x (y) , dengan perhitungan dugaan kerugian adalah:
B.3. Contoh Aplikasi Bayes
Contoh aplikasi penggunaan prosedur Bayes adalah dalam penentuan media iklan yang sesuai dari produk baru suatu industri. Prosedur Bayes digunakan untuk menentukan rekapitulasi hasil penilaian kesesuaian media iklan yang telah dilakukan oleh pakar. Tingkat kepentingan indikator ini merupakan informasi awal yang bersifat subyektif. Informasi awal ini akan diubah “harga harapan” (HH) menjadi informasi yang dapat dipercaya. Rumus “harga harapan” untuk merekapitulasi nilai hasil survey pakar adalah sebagai berikut:
dimana ai menyatakan alternatif jawaban, j sebagai indikator, Pij
berupa perolehan dari jawaban ai pada indikator j. Tabel 2.4. menunjukkan penilaian hasil alternatif keputusan
pemilihan media iklan yang sesuai dengan Teknik Bayes. Terdapat 3 alternatif media yang dipertimbangkan, yaitu: radio, televisi, dan surat kabar dengan tiga kriteria yaitu: jangkauan pesan dapat diterima dan dicerna, efektivitas pesan, dan biaya iklan.
Tabel 2.4. Matrik keputusan penilaian media iklan yang sesuai
dengan Teknik Bayes
Alternatif Kriteria Nilai
Alternatif Peringkat
Jangkauan Efektivitas Biaya
1. Radio 4 4 3 3,7 2
ln(a) = E [(l (a,0)] = l (a,k) hX=x (k)
semua k
ln(a) = E [(l (a,0)] = l (a,y) hX=x (y)dy
m
HH (ai) = Pij.P(j); dengan i = 1,2,3,…n j=1
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xviii
2. Televisi 4 5 2 3,8 1
3. Surat Kabar 4 3 1 3,6 3
Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3
Penilaian alternatif pada masing-masing kriteria menggunakan skala hedonik dari (1) sangat kurang bagus sampai (5) sangat bagus untuk kriteria jangkauan, efektivitas, dan biaya. Dengan menggunakan perumusan Bayes, diperoleh nilai alternatif 1,2, dan 3 masing-masing 3,7; 3,8; dan 3,6 sehingga didapat alternatif yang terurut dari yang terbaik adalah alternatif 2, 1, dan 3. Terkadang di dapatkan nilai akhir antar alternatif bedanya kecil sehingga meragukan bagi pengambil keputusan untuk memilih.
METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses. Berbeda dengan Teknik Bayes, MPE akan menghasilkan nilai alternatif yang perbedaannya lebih kontras.
C.1. Prosedur MPE
Dalam menggunakan metode perbandingan eksponensial ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu: menyusun alternatif-altenatif keputusan yang akan dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan atau pertimbangan kriteria, melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif, dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing-masing alternatif.
Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metoda perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut:
dengan :
m
Total nilai (TNi) = (RK ij)TKK j
j=1
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xix
TNi = Total nilai alternatif ke -i
RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i
TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat
n = jumlah pilihan keputusan m = jumlah kriteria keputusan
Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat. Sedangkan penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif, semakin besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial.
C.2. Keuntungan Metode MPE
Metode perbandingan eksponensial mempunyai keuntungan dalam mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa. Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata.
C.3. Contoh Aplikasi Metode MPE
Penilaian terhadap tiga alternatif produk agroindustri berbasis ubi kayu (Tepung tapioka, Keripik singkong, dan Pakan ternak) didapatkan dari hasil wawancara dengan pakar dan pengorganisasian pengetahuan dari berbagai buku tentang ubi kayu. Kriteria yang dipertimbangkan ada tujuh, yaitu potensi pasar, kondisi bahan baku, nilai tambah produk, daya serap tenaga kerja, teknologi yang sudah dipakai, kondisi sosial budaya, dan dampak terhadap lingkungan. Produk yang potensial untuk diinvestasikan tentunya produk yang mempunyai nilai tinggi untuk setiap kriteria. Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-9, seperti terlihat pada Tabel 2.5.
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xx
Tabel 2.5. Penilaian alternatif produk agroindustri potensial
No Kriteria Bobot
Nilai Alternatif Produk
Tepung
tapioka
Keripik
singkong
Pakan
ternak
1 Potensi pasar 9 8 6 6
2 Kondisi bahan baku 8 8 6 8
3 Nilai tambah produk 6 6 4 5
4 Daya Serap tenaga kerja 7 8 6 6
5 Teknologi yang sudah dipakai 5 8 6 6
6 Kondisi sosial budaya 7 8 8 8
7 Dampak terhadap lingkungan 5 6 8 6
Setelah dihitung menggunakan teknik MPE maka akan terlihat
urutan atau prioritas produk agroindustri yang potensial untuk diinvestasikan, seperti pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Hasil pehitungan dengan MPE
Prioritas Alternatif terpilih Nilai MPE
Produk potensial 1 Tepung tapioka 155.267.448
Produk potensial 2 Pakan ternak 29.263.177
Produk potensial 3 Keripik singkong 14.179.040
Dari Tabel 2.6 dapat disimpulkan bahwa produk agroindustri yang paling potensial untuk diinvestasikan adalah tepung tapioka, dengan nilai 155.276.448. Pakan ternak menempati urutan kedua sebagai produk agroindustri yang juga potensial untuk diinvestasikan, diikuti dengan keripik singkong yang menempati uturan ke tiga.
b. METODE DELPHI
Metode Delphi adalah modifikasi dari teknik brainwriting dan survei. Dalam metode ini, panel digunakan dalam pergerakkan komunikasi melalui beberapa kuisioner yang tertuang dalam tulisan. Teknik Delphi dikembangkan pada awal 1950 untuk memperoleh opini ahli. Obyek dari metode ini adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliabel dari sebuah grup ahli. Teknik ini diterapkan diberbagai bidang, misalnya untuk teknologi peramalan, analisa kebijakan publik, inovasi pendidikan, program perencanaan dan lain-lain.
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xxi
Metode Delphi dikembangkan oleh Derlkey dan asosiasinya di Rand Corporation, California pada tahun 1960-an. Metode Delphi merupakan metode yang menyelaraskan proses komunikasi suatu grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah yang kompleks.
Pendekatan Delphi memiliki tiga grup yang berbeda yaitu: pembuat keputusan, staff dan responden. Pembuat keputusan akan bertanggungjawab terhadap keluaran dari kajian Delphi. Sebuah grup kerja yang terdiri dari lima sampai sembilan anggota yang tersusun atas staff dan pembuat keputusan, bertugas mengembangkan dan menganalisa semua kuisioner, evaluasi pengumpulan data dan merevisi kuisioner yang diperlukan. Grup staff dipimpin oleh koordinator yang harus memiliki pengalaman dalam desain dan mengerti metode Delphi serta mengenal problem area. Tugas staff koordinator adalah mengontrol staff dalam pengetikan, mailing kuisioner, membagi dan proses hasil serta penjadwalan pertemuan. Responden adalah orang yang ahli dalam masalah dan siapa saja yang setuju untuk menjawab kuisioner.
D.1. Prosedur Delphi
Prosedur Delphi mempunyai ciri-ciri yaitu (1) mengabaikan nama, (2) Iterasi dan Feedback yang terkontrol, (3) respons kelompok secara statistik (Chang et al, 1993). Jumlah dari iterasi kuisioner Delphi bisa tiga sampai lima tergantung pada derajat kesesuaian dan jumlah penambahan informasi selama berlaku. Umumnya kuisioner pertama menanyakan pada individu untuk merespon pertanyaan dalam garis besar. Setiap subsequen kuisioner dibangun berdasarkan respon kuisioner pendahuluan. Proses akan berhenti ketika konsensus mendekati partisipan, atau ketika penggantian informasi cukup berlaku.
Prosedur metode Delphi adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan pertanyaan Delphi
Ini merupakan kunci proses Delphi. Langkah ini dimulai dengan memformulasikan garis besar pertanyaan oleh pembuat keputusan. Jika responden tidak mengerti garis besar pertanyaan maka masukan proses adalah sia-sia. Elemen kunci dari langkah ini adalah mengembangkan pertanyaan yang dapat dimengerti oleh responden. Anggota staff harus menginterview pembuat keputusan benar-benar jelas mengenai pertanyaan yang dimaksud dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan.
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xxii
b. Memilih dan kontak dengan responden Partisipan sebaiknya diseleksi dengan dasar: secara personel responden mengetahui permasalahan, memiliki informasi yang tepat untuk dibagi, transformasi untuk melengkapi Delphi dan responden merasa bahwa agregasi pendapat panel responden akan termasuk informasi yang mereka nilai dan mereka tidak mengakses dengan cara lain. Seleksi aktual dari responden umumnya menyelesaikan melalui penggunaan proses nominasi.
c. Memilih ukuran contoh Ukuran panel responden bervariasi dengan kelompok yang homogen dengan 10-15 partisipan mungkin cukup. Akan tetapi dalam sebuah kasus dimana reference yang bervariasi diperlukan maka dibutuhkan partisipan yang lebih besar.
d. Mengembangkan kuisioner dan test (1) Kuisioner pertama dalam Delphi mengikuti partisipan untuk menulis respon pada garis besar masalah. Sampul surat termasuk tujuan, guna dari hasil, perintah dan batas akhir respon.
e. Analisa kuisioner (1) Analisa kuisioner harus dihasilkan dalam ringkasan yang bersisi bagian-bagian yang diidentifikasi dan komentar dibuat dengan jelas dan dapat dimengerti responden terhadap kuisioner (2). Anggota grup kerja mendokumentasikan masing-masing respon pada kartu indeks, memilih kartu kedalam kategori umum, mengembangkan sebuah konsensus pada label untuk masing-masing kategori dan menyiapkan ringkasan bayangan yang berisi kategori-kategori.
f. Pengembangan kuisioner dan test (2) Kuisioner kedua dikembangkan menggunakan ringkasan responden dari kuisioner (1). Fokus dari kuisioner ini adalah untuk mengidentifikasikan area yang disetujui dan yang tidak, mendiskusikan dan mengidentifikasi bagian yang diinginkan serta membantu partisipan mengetahui masing-masing posisi dan bergerak menuju pendapat yang akurat, responden diminta untuk memilih pada ringkasan bagian kuisioner (1).
g. Analisa kusioner (2) Tugas dari kelompok kerja adalah menghitung jumlah suara masing-masing bagian yang meringkas komentar yang dibuat tentang masing-masing bagian. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan jika informasi lengkap akan membantu untuk
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xxiii
penyelesaian masalah atau paling tidak membuktikan untuk digunakan di berbagai cara.
h. Mengembangkan kuisioner dan test (3) Kuisioner (3) didesain untuk mendorong masukkan proses Delphi.
i. Analisa kuisioner 3 Analisa tahap ini mengikuti prosedur yang sama pada analisa kuisioner (2)
j. Menyiapkan laporan akhir Laporan akhir harus meringkas tujuan dan proses hasil yang baik.
Dengan menggunakan lembar evaluasi seperti terlihat pada Tabel
2.7. proses atau prosedur metode Delphi adalah sebagai berikut: a. Setiap pengambil keputusan (PK) mengisi lembar evaluasi yang
telah disediakan. b. Preferensi semua PK diagregasi untuk mendapatkan pendapat
kelompok. c. Lembar evaluasi dikembalikan kepada PK dengan menyertakan
nilai yang telah diberikan dan rata-rata nilai pendapat kelompok. d. PK mengisi kembali lembar evaluasi, nilai pendapat kelompok
dihitung dan lembar evaluasi dikembalikan kepada PK dengan menyertakan preferensi PK, preferensi sebelumnya dan nilai pendapat kelompok.
e. Langkah (d) diulang sampai didapatkan hasil yang konvergen. Tabel 2.7. Lembar evaluasi dalam metode Delphi
Pengambil Keputusan : ke- i
Ronde evaluasi :
Alternatif Skor
Rataan Kelompok Pengambil keputusan ke-i
No. Diskripsi Lama Baru
1 Alternatif 1 - - -
2 Alternatif 2 - - -
3 Alternatif 3 - - -
Setelah konvergen didapatkan alternatif dan kriteria yang nyata
untuk ditindaklanjuti.
D.2. Keunggulan Metode Delphi
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xxiv
1. Delphi mengabaikan nama dan mencegah pengaruh yang besar satu anggota terhadap anggota lainnya.
2. Kemungkinan untuk menutupi sebuah area geografi yang lebih sempit dan grup besar yang heterogen sehingga dapat berpartisipasi pada basis yang sama.
3. Adanya langkah diskrit. 4. Masing-masing responden memiliki waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan masing-masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang diperlukan untuk mengisi kuisioner.
5. Menghindari tekanan sosial psikologi. 6. Perhatian langsung pada masalah. 7. Memenuhi kerangka kerja. 8. Menghasilkan catatan dokumen yang tepat.
D.3. Kelemahan Metode Delphi
1. Lambat dan menghabiskan waktu. 2. Tidak mengizinkan untuk kemungkinan komunikasi verbal
melalui pertemuan langsung perorangan. 3. Responden dapat salah mengerti terhadap kuisioner atau tidak
memenuhi ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan. 4. Konsep Delphi adalah Ahli. Para ahli akan mempresentasikan
opini yang tidak dapat dipertahankan secara ilmiah dan melebih-lebihkan.
5. Sistematika Delphi menghalang-halangi proses lawan dan mendiami eksplorasi pemikiran.
6. Tidak mengizinkan untuk kontribusi prospektif yang berhubungan dengan masalah.
7. Mengasumsikan bahwa Delphi dapat menjadi pengganti untuk semua komunikasi manusia di berbagai situasi.
D.4. Contoh Aplikasi Metode Delphi
Pemilihan tipe agroindustri yang memiliki prospek cerah jika dikembangkan. Dalam kasus ini, terdapat empat pengambil keputusan yang terdiri dari manajer pengembang bisnis, manajer marketing, pakar agroindustri dan pakar dalam business development. Dari proses brainstorming diperoleh 16 alternatif dan tiga kriteria. Keenam belas alternatif hasil proses brainstorming, yaitu:
1. Industri produk susu 2. Industri gula tebu
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xxv
3. Industri pengolahan ikan 4. Industri pemrosesan buah 5. Industri kelapa sawit 6. Industri ternak hewan 7. Industri perkebunan karet 8. Industri biji mete 9. Perkebunan teh 10. Industri ikan tuna 11. Industri minyak sayur 12. Industri udang 13. Industri tembakau 14. Industri kopi 15. Industri coklat 16. Industri kayu
Kemudian masing-masing pengambil keputusan menilai secara
komprehensif keenem belas alternatif tersebut dengan metode penilaian dengan skala 1 sampai dengan 6. Nilai preferensi yang diberikan masing-masing pengambil keputusan terhadap alternatif dapat dilihat pada Tabel 2.8. Setelah dilakukan penilaian, sistem akan memberikan hasil akhir seperti disajikan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.8. Nilai preferensi masing-masing pengambil keputusan
Ronde Evaluasi =1
Alternatif PK 1 PK 2 PK 3 PK 4 Rata
1 6 5 4 6
2 3 4 5 2
3 6 5 3 6
4 4 4 4 3
5 6 5 5 5
6 3 2 3 4
7 1 3 2 3
8 3 3 2 3
9 3 4 2 4
10 5 4 2 4
11 1 3 3 2
12 2 4 5 3
13 4 5 3 2
14 2 2 3 4
15 5 2 1 3
16 6 5 6 4
Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk
Daftar Gambar xxvi
Tabel 2.9. Hasil akhir metode Delphi
Alternatif Rataan
1 5
2 3
3 6
4 2
5 5
6 4
7 1
8 3
9 3
10 3
11 3
12 3
13 3
14 2
15 1
16 5
Dari hasil akhir tersebut, alternatif yang akan ditindaklanjuti adalah alternatif yang memiliki nilai rataan minimal yang tinggi (5), yaitu alternatif 1, 3, 5 dan 16 yang maing-masing berturut-turut adalah:
- industri produk susu - industri pengolahan ikan - industri kelapa sawit - industri kayu