informasi laporan penyelenggaraan … fileberdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, tantangan dan...
TRANSCRIPT
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
1
INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2011
Sesuai dengan amanat pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 3 Tahun 2007, berikut ini kami sampaikan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah tahun anggaran 2011.
Penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Sleman
tahun 2011 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun
2005-2025 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Tahun 2011-2015 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun
2010.
Sesuai dengan kerangka acuan tersebut, telah ditetapkan visi Kabupaten
Sleman yaitu terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir batin,
berdaya saing, dan berkeadilan gender pada tahun 2015. Untuk mencapai visi
tersebut ditetapkan 5 misi yaitu 1) meningkatkan tata kelola pemerintahan yang
baik melalui peningkatan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima
bagi masyarakat; 2) meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan
yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat; 3) meningkatkan kemandirian
ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat dan penanggulangan kemiskinan; 4)
memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan
lingkungan hidup; serta 5) meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di
segala bidang.
Berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang
dihadapi Pemkab Sleman, maka penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan tahun 2011 sebagai tahun pertama dari rangkaian pelaksanaan
RPJMD tahun 2011-2015, diprioritaskan untuk 1) penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran; 2) Revitalisasi Pertanian dan Ketahanan Pangan; 3) Menjaga
kualitas kesehatan; 4) Peningkatan kualitas pendidikan; 5) Peningkatan ekonomi
masyarakat yang berbasis potensi lokal; 6) Peningkatan tata kelola pemerintahan
yang baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik; 7) Menjaga kualitas
sarana prasarana publik, sumber daya alam dan lingkungan hidup; dan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
2
8) Peningkatan keamanan ketertiban, dan pengelolaan bencana alam.
1. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran
Prioritas penanggulangan kemiskinan dan pengangguran pada tahun 2011
dilaksanakan dengan kebijakan untuk penjaminan masyarakat miskin terhadap
pelayanan dasar, peningkatan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat.
Strategi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran diorientasi-
kan pada keterpaduan dan sinergisme antar sektor, dengan harapan masyarakat
miskin memiliki kesempatan dan kemampuan untuk menciptakan aktivitas
perekonomian dan sosial keluarga.
Penjaminan masyarakat miskin dilaksanakan di bidang kesehatan, melalui
pelayanan JPKM. Pada APBD tahun 2011 telah dilakukan fasilitasi penjaminan
kesehatan sebanyak 127.472 orang, dan fasilitasi pelayanan jamkesmas yang
didanai APBN kepada 202.763 orang. Selain itu bagi masyarakat rawan miskin
yang sakit difasilitasi dengan Bantuan Sosial Kesehatan terhadap 1.283 orang,
serta pemberian makanan tambahan bagi 5.250 balita dan 465 ibu hamil dan ibu
nifas. Perlu kami tambahkan bahwa Program JPKM juga melayani peserta yang
mampu secara mandiri.
Penjaminan juga disasarkan untuk keberlanjutan pendidikan siswa SMK
dan SMA dari keluarga miskin melalui bantuan jaminan pendidikan bagi siswa tidak
mampu sebanyak 4.043 siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar setiap anak di
Sleman minimal berpendidikan SMK dan SMA.
Untuk memperbaiki kehidupan keluarga miskin Pemkab Sleman
memfasilitasi perbaikan rumah tidak layak huni berupa 12 ribu zak semen dan
bantuan stimulan bedah rumah 34 unit. Bantuan juga diberikan oleh Kementerian
Perumahan sebanyak 100 unit, Kementrian Sosial sebanyak 100 unit dan
Pemerintah Propinsi sebanyak 140 unit.
Upaya penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat
miskin dilakukan dengan peningkatan kapasitas pengetahuan, ketrampilan,
bantuan peralatan, dan kemudahan mengakses permodalan usaha melalui
perguliran. Pelatihan yang diberikan kepada masyarakat miskin adalah ketrampilan
dengan memanfaatkan potensi lokal dan dapat secara langsung memberikan nilai
ekonomis. Kegiatan tersebut antara lain pelatihan industri kecil kerajinan kertas,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
3
kerajinan bambu, kerajinan batu, kerajinan pengolahan limbah penggergajian,
kerajinan batik, dan sablon. Masyarakat miskin yang telah memperoleh pelatihan
ataupun ketrampilan diberi akses mendapatkan pembinaan dan modal kerja.
Pembinaan diberikan kepada 840 kelompok masyarakat dan bantuan penguatan
modal diberikan kepada 225 kelompok .
Upaya lain yang dilakukan dalam penanggulangan kemiskinan adalah
fasilitasi pembuatan KTP dan Kartu Keluarga bagi warga miskin sebanyak 3.190
KTP, 1.658 Kartu Keluarga dan 228 akta kelahiran, fasilitasi distribusi raskin serta
distribusi kartu Rumah Tangga Miskin kepada 37.416 RTM. Selain itu juga
pemberian bimbingan sosial dan bantuan bagi keluarga miskin non potensial
(kesrakat) dan lansia rentan sosial melalui bimbingan sosial kepada 30 KK miskin,
pelatihan homecare kader pendamping lansia 35 orang, bantuan kebutuhan dasar
kepada 30 KK miskin non potensial serta bantuan kebutuhan dasar 300 orang
lansia rentan sosial ekonomi
Pemberdayaan masyarakat juga dilaksanakan melalui pendampingan
PNPM Perkotaan dan PNPM Perdesaan. PNPM Perkotaan dengan dana
pendampingan dari APBD sebesar Rp550 juta yang ditujukan bagi 75 desa di 15
Kecamatan berupa bantuan langsung masyarakat kepada 75 BKM. PNPM
Perdesaan digunakan untuk simpan pinjam perempuan (SPP) sebesar 25% dan
sisanya untuk kegiatan pengembangan sarana prasarana fisik, kesehatan dan
pendidikan. Terdapat 33 kelompok Usaha Sosial Ekonomi Produktif (USEP) Lanjut
Usia yang berhasil mengembangkan dana bergulir mencapai Rp2,95 milyar lebih.
Kelompok USEP Ibu Rumah Tangga sebanyak 145 kelompok yang berhasil
mengembangkan dana bergulir mencapai Rp1,7 milyar lebih, dan 54 kelompok
USEP Karang Taruna berhasil menghimpun dana mencapai Rp182 juta lebih.
Terkait dengan upaya mengatasi permasalahan pengangguran, kebijakan
kami adalah mewajibkan semua pengembangan usaha di Sleman, memanfaatkan
70% tenaga kerja lokal dan meningkatkan kapasitas ketrampilan para pencari kerja
agar siap kerja. Pada tahun 2011 di Sleman terdapat 1.031 perusahaan dengan
jumlah tenaga kerja yang terserap di perusahan-perusahaan tersebut sebanyak
56.222 pekerja. Dibanding tahun sebelumnya penyerapan tenaga kerja meningkat
5,42% dengan jumlah 2.890 pekerja.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
4
Upaya perluasan lapangan kerja juga dilaksanakan melalui program
pelayanan penempatan tenaga kerja terdaftar, meliputi Angkatan Kerja Lokal,
Angkatan Kerja Antar Daerah, dan Angkatan Kerja Antar Negara dengan dukungan
peran sektor swasta dan masyarakat. Pada tahun 2011 tercatat 4.050 pencari kerja
terdaftar. Dari jumlah tersebut yang tersalurkan sebanyak 85,93% atau 3.480
orang. Capaian tersebut meningkat 42,38% dari tenaga kerja terdaftar yang
disalurkan pada tahun 2010.
Perluasan lapangan kerja juga dilakukan secara khusus melalui program
padat karya produktif untuk masyarakat korban Erupsi Merapi tahun 2010. Program
dilaksanakan di 12 Desa untuk 816 orang dari keluarga miskin. Hal tersebut
merupakan langkah darurat jangka pendek untuk membangkitkan perekonomian
warga di wilayah terdampak erupsi merapi.
Perluasan peluang kerja juga dilakukan dengan memotivasi masyarakat
untuk mengembangkan usaha melalui pemberdayaan masyarakat. Berkaitan
dengan hal tersebut pada tahun 2011 telah diluncurkan dana penguatan modal
sebesar Rp20 milyar, yang diberikan kepada 710 kelompok sasaran. Adapun
perinciannya adalah 65 kelompok usaha peternakan, 97 kelompok usaha
perikanan, 163 kelompok usaha pertanian, 40 kelompok usaha industri, dan 29
kelompok usaha koperasi dan 225 kelompok usaha pemberdayaan keluarga dan
perempuan.
Berbagai upaya penanggulan kemiskinan dan pengangguran pada tahun
2011 telah mampu menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Sleman sebesar
2,59% dengan penurunan jumlah KK miskin sebanyak 7.376 KK. Pada pendataan
tahun 2011 terdapat 50.603 KK miskin dari 305.376 KK atau 16,57%, sedangkan
pendataan tahun 2010 jumlah KK miskin sebanyak 57.979 KK miskin dari 303.301
KK atau 19,16%.
2. Revitalisasi Pertanian dan Ketahanan Pangan
Revitalisasi pertanian dan ketahanan pangan yang menjadi prioritas
pembangunan tahun 2011 tidak hanya sekadar untuk memperbaiki produksi dalam
mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga diorientasikan untuk
meningkatkan kontribusi aktivitas pertanian didalam pertumbuhan perekonomian
daerah.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
5
Sektor pertanian pada tahun 2011 masih menjadi unggulan perekonomian
daerah, dengan komposisi terdapat 28,26% masyarakat Sleman yang bermata
pencaharian dari sektor ini. Erupsi Merapi tahun 2010 dan banjir lahar dingin tahun
2011 telah menyebabkan kerusakan yang cukup luas pada lahan pertanian. Akibat
erupsi merapi tahun 2010 sektor pertanian tanaman pangan mengalami kerugian
sebesar Rp236 milyar lebih, komoditas peternakan juga mengalami kerugian
mencapai Rp19 milyar lebih, yang terdiri dari kematian sapi perah yang mencapai
1.780 ekor, sapi potong mencapai 147 ekor serta kambing dan domba mencapai
180 ekor. Di sektor perikanan, juga mengalami kerugian sebesar Rp11 milyar lebih.
Di sektor kehutanan tercatat hutan rakyat seluas 840 ha dan sekitar 1.000 ha lebih
lahan TNGM mengalami kerusakan. Sedangkan lahar dingin telah menyebabkan
5,2 hektare lahan padi siap panen dan 14 buah kolam ikan produksi tertimbun
material, 1 unit kandang ayam petelur dengan kapasitas 10 ribu ekor roboh total,
kematian 7 ekor sapi, 9 ekor kambing.
Berkaitan dengan hal tersebut kebijakan yang diambil pada tahun 2011
adalah pemulihan dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk
mengembalikan mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian yang hilang
ataupun rusak. Hal tersebut dimaksudkan agar produksi pertanian tetap
berkelanjutan dan tidak mengganggu ketersediaan pangan.
Pemulihan sektor pertanian pasca erupsi Merapi dilaksanakan di semua
bidang, baik bidang tanaman pangan dan hortikultura, bidang peternakan, bidang
perikanan, bidang perkebunan maupun kehutanan. Upaya yang dilakukan didalam
pemulihan tersebut adalah memfasilitasi pengembangan sapi perah, sapi potong
dan kambing PE, pengembangan saprodi salak, bibit tanaman buah di Kawasan
Rawan Bahaya III, pemangkasan dan sanitasi kebun, pengelolaan lahan dengan
terasiring, pemulihan bibit ikan, reklamasi lahan, rehabilitasi jaringan irigasi,
pengembangan embung, pengembangan pengolahan hasil pertanian,
pengembangan kawasan salak dan buah naga, peningkatan produksi ternak,
budidaya hortikultura, pengembangan bunga potong, peningkatan produksi, dan
peningkatan produktivitas dan mutu produk hortikultura.
Aktivitas pemulihan telah memotivasi para petani untuk bangkit kembali
mengembangkan budidaya pertaniannya. Hasil produksi walaupun belum pulih
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
6
seperti kondisi tahun 2010, namun produk pertanian pada tahun 2011 masih cukup
memadai walaupun produksi turun. Sebagai gambaran produksi beras sebanyak
147.075 ton menurun 12,53% dibanding tahun 2010. Penurunan tersebut selain
akibat dampak erupsi Merapi, juga terganggunya saluran irigasi dan mewabahnya
hama wereng coklat. Pada tahun 2011 serangan organisme pengganggu tanaman
(OPT) mengakibatkan kurang lebih 2.700 ha tanaman padi mengalami puso
terutama di wilayah Sleman barat.
Penurunan produksi juga terjadi pada komoditas ubi kayu sebesar 29,36%,
sehingga menjadi 14.741 ton, akan tetapi produksi jagung mencapai 30.488 ton,
meningkat 16,81% dibanding tahun sebelumnya, demikian juga produksi kedelai
meningkat 9,93% atau mencapai 775 ton.
Pada sektor perikanan, produksi ikan konsumsi pada tahun 2011 mencapai
18.364 ton naik 26%, produksi ikan hias sebanyak 11 juta ekor lebih, meningkat
sebesar 4,05%, dan produksi benih ikan mencapai 840 juta ekor lebih, meningkat
sebesar 6,91%. Peningkatan produktifitas perikanan tersebut karena peningkatan
produktivitas kolam, meningkatnya jumlah kelompok pembudidaya, serta
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan pembudidaya ikan. Keberhasilan
sektor perikanan mendapatkan apresiasi dengan diraihnya prestasi beberapa
kelompok tani ikan, antara lain Juara I, kategori Kelembagaan UPP dalam rangka
Penghargaan Adibakti Mina Bahari atas nama UPP Sembada Sleman dan Juara I
Kategori Inovasi UMKM Pengolah Hasil Perikanan atas nama Nurul Indah
Khasanah, ST, Kayan, Condongcatur, Depok. Selain itu juga diterima Penghargaan
Adibakti Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Bupati Sleman
atas peran aktif dalam pembangunan kelautan dan perikanan.
Pasca Erupsi Merapi, budidaya peternakan mengalami peningkatan
populasi. Populasi sapi potong sebanyak 51.706 ekor meningkat 9,93%, sapi perah
sebanyak 3.522 ekor meningkat 12,38%, kambing sebanyak 35.732 ekor
meningkat 12,23%, domba sebanyak 70.698 ekor meningkat 9%, ayam buras
sebanyak 1.538.058 ekor meningkat 4,1%, ayam petelur sebanyak 1.668.820 ekor
meningkat 16,4%, ayam pedaging sebanyak 2.713.870 ekor meningkat 7,6%, itik
sebanyak 205.815 ekor meningkat 2,46% dan burung puyuh sebanyak 916.305
ekor meningkat 4,19%. Tidak demikian dengan produksi hasil peternakan seperti
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
7
telur, susu dan daging, yang mengalami penurunan pada tahun 2011. Untuk
produksi susu sebanyak 2.756 ton menurun 40%. Produksi daging sebanyak
19.749 ton menurun 7,5% dan produksi telur sebanyak 17.647 ton menurun 2,7%.
Pada sektor perkebunan, produksi tembakau rakyat meningkat 65,17% dan
tembakau virginia sebesar 714,28% karena didukung oleh iklim yang sesuai untuk
tembakau sehingga pertumbuhannya optimal. Untuk pengelolaan bidang
kehutanan pada tahun 2011 difokuskan pada pemulihan hutan, peningkatan
perlindungan konservasi, rehabilitasi lingkungan dan sumber daya alam serta
peningkatan peran serta masyarakat dalam Gerakan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan. Upaya pengelolaan bidang kehutanan tersebut dapat mengurangi 4,13%
luas lahan kritis akibat Erupsi Merapi dan meningkatkan 19,53% luas hutan rakyat.
Penyelenggaraan revitalisasi pertanian dilakukan sekaligus dalam rangka
meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, dalam konteks ketersediaan
pangan, distribusi dan akses pangan, penganekaragaman dan keamanan pangan
serta penanganan kerawanan pangan. Revitasisasi pertanian dan ketahanan
pangan dilaksanakan dengan meningkatkan peran masyararat dan pihak swasta.
Ketersediaan pangan pada tahun 2011 secara umum mengalami surplus,
meliputi beras surplus sebanyak 63.865 ton, jagung surplus; 22.833 ton, kacang
tanah surplus: 2.834 ton, ubi kayu surplus: 4.992 ton dan ubi jalar surplus; 1.078
ton. Keberhasilan mempertahankan surplus beras dan komoditas pangan lainnya
tersebut, didukung kegiatan peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk
pertanian, penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, sekolah
lapang petani, peningkatan kemampuan petani, penyuluhan, penerapan teknologi
pertanian/perkebunanan tepat guna, pelatihan penerapan teknologi pertanian/
pertanian modern bercocok tanam, bimbingan standard dan prosedur cara
pertanian yang baik dan penerapan SRI (System Rice Intensification).
Tingkat konsumsi masyarakat Sleman untuk beras sebesar 63,70 kg per
kapita sama dengan tahun sebelumnya, sedangkan angka nasional sebesar 120
kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi protein hewani mencapai 19,26 kg/kapita/hari,
meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 16,29 kg/kapita/tahun. Tingkat
konsumsi ikan sebesar 27,78 kg/kapita/hari, meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya yang hanya 26,73kg/kapita/tahun.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
8
Keberhasilan dalam sektor pertanian dan ketahanan pangan telah
mendapatkan penghargaan secara nasional, yaitu dalam rangka Pekan Nasional
Pertanian diberikan Penghargaan Kepala Dinas Berprestasi atas nama Ir. Slamet
Riyadi Martoyo, MM dan Penyuluh Pertanian Berprestasi atas nama Sumarsini, SP
dan Rini Tri Puspanti, S.Pt.
Penghargaan dalam bidang ketahanan pangan Kategori Penghargaan
Adhikarya Pangan Nusantara juga diberikan kepada Drh. Sugi Winarsih Dokter
Hewan Kecamatan Tempel dan Kelompok Tani Kedelai Margo Mulyo, Bendungan,
Sumberharjo, Prambanan. Penghargaan tingkat nasional kategori Penghargaan
Ketahanan Pangan juga diberikan kepada Ratijo tokoh pelaku usaha hortikultura
Jamur, Niron, Pandowoharjo, Sleman; IG. Siswiyanto HP, tokoh pelaku usaha
Florikultura, Hargobinangun, Pakem; Kelompok Tani Jambu Air, Tani Rukun,
Krasaan, Jogotirto, Berbah; Sriyanto, Kelompok Sidomakmur, Budidaya Tebu,
Tirtomartani, Kalasan; Penyuluh Swakarsa Predikat Teladan, atas nama
H.Habudin, A.Md., Kejambon Lor, Sindumartani, Ngemplak dan Gapoktan
Berprestasi atas nama Gapoktan Sidomulyo, Godean.
Aktivitas pembangunan pertanian di Sleman pada tahun 2011 mampu
memberikan kontribusi pada PDRB harga berlaku sebesar 12,56% dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 6,16%.
3. Peningkatan kualitas pendidikan
Kebijakan untuk mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan dilakukan
dengan upaya mempertahankan wajib belajar 12 tahun, meningkatkan kualitas dan
kuantitas tenaga pendidikan, mewujudkan iklim belajar yang kompetitif berdasar pada
potensi akademis dan budi pekerti, serta meningkatkan aksesibilitas layanan PAUD.
Untuk meningkatkan SDM pendidik, upaya yang dilakukan antara lain
melalui evaluasi kinerja 150 kepala sekolah sebagai bahan penataan kepala
sekolah, validasi data pendidik sebanyak 7.924 PNS, fasilitasi sertifikasi guru
sebanyak 2.000 orang, penilaian angka kredit 1.267 guru, serta pemberian insentif
GTT, GTY, PTT, pamong PAUD sebanyak 7.348 orang. Secara kuantitatif rata-rata
persentase jumlah guru layak mengajar jenjang SD sebesar 58,19%, SMP 82,12%
dan SMA/SMK 88,47%. Ketidaklayakan akibat latar pendidikan yang belum
memenuhi standar kualifikasi S1/DIV, karena masih berpendidikan SPG dan D2.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
9
Untuk menyelesaikan permasalahan ini diperlukan dukungan pemerintah pusat
khususnya dalam hal pendanaan.
Pada tahun 2011, beberapa sekolah mampu berada di posisi 10 besar
hasil nilai Ujian Akhir Nasional tingkat provinsi. Pada jenjang sekolah dasar, SDN
Delegan 3 Prambanan berada pada peringkat kedua, dan SDN Kenaran I
Prambanan pada peringkat keenam. Untuk jenjang SMP, SMPN 4 Pakem pada
peringkat pertama, SMPN 1 Godean pada peringkat ketiga dan SMPN 4 Depok
pada peringkat kelima. Pada jenjang SMA, SMAN 1 Godean pada peringkat
keenam untuk bidang studi IPS, SMAN 2 Pakem pada peringkat kedelapan untuk
bidang studi IPA dan SMA Kolese De Brito pada peringkat kedua untuk bidang
studi bahasa. Sedangkan untuk SMK tercatat SMKN 1 Godean pada peringkat
kelima dan SMKN 2 Depok pada peringkat kesembilan.
Berdasarkan indikator aksesbilitas pendidikan menunjukkan peningkatan
pada angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) terutama
jenjang SD dan SMA/SMK/MA, sedangkan pada jenjang SMP/MTs mengalami
penurunan. APK tingkat SD/MI sebesar 116,45% naik 0,03%, jenjang SMP/MTs
turun 1,8% menjadi 113,68% dan jenjang SMA/SMK/MA naik 0,49% menjadi
77,66%. Sedangkan APM jenjang SD/MI meningkat 0,78% menjadi 101,51%,
jenjang SMP/MTs turun 2,06% menjadi 79,65% dan jenjang SMA/SMK/MA naik
0,01% menjadi 54,04%. Tingkat kelulusan SD, SMP, SMA/SMK mencapai 94,53%.
Data rata-rata persentase kelulusan jenjang SD sebesar 97,74%, SMP 90,01% dan
SMA/SMK 95,83%.
Upaya peningkatan akses pendidikan, dilakukan melalui penyelenggaraan
pendidikan non formal paket B setara SMP dan C setara SMA. Kelompok belajar
paket B diikuti oleh 380 warga belajar dan paket C sebanyak 400 warga belajar.
Pendidikan non formal ini sangat mendukung upaya meningkatkan angka melek
huruf, sehingga angka melek huruf mencapai 95,45%.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk mempersiapkan anak masuk ke
jenjang pendidikan dasar meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011,
terdapat play group (kelompok bermain) sebanyak 219 lembaga dengan jumlah
siswa 6.755 anak dan 1.046 pamong belajar, 507 satuan PAUD Sejenis dengan
jumlah warga belajar sebanyak 20.580 anak dan 2.442 pamong belajar, Taman
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
10
Penitipan Anak (TPA) 107 lembaga dengan jumlah anak yang dititipkan 2.739 anak
dengan pamong belajar sebanyak 516 orang.
Upaya meningkatkan literasi masyarakat dilakukan dengan optimalisasi
pelayanan perpustakaan daerah dan penyebaran atau peningkatan akses tehadap
buku perpustakaan ke masyarakat. Untuk pemerataan pelayanan ke seluruh
lapisan masyarakat telah dilaksanakan layanan Perpustakaan Keliling dan
Perpustakaan Elektronik Keliling di 47 lokasi, dengan jumlah pengunjung 61.691
orang dan layanan kantong perpustakaan desa dan instansi sebanyak 14
perpustakaan desa, pendampingan terhadap 7 perpustakaan desa, dan supervisi
pembinaan pada 9 perpustakaan SD dan 3 perpustakaan instansi.
4. Menjaga kualitas kesehatan
Untuk menjaga kualitas kesehatan disasarkan untuk mewujudkan
persentase balita gizi buruk sebesar 0,50%, angka kematian bayi sebesar 5,80 per
1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan sebesar kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup, meningkatnya jumlah KB mandiri sebesar 2%, serta
angka harapan hidup waktu lahir sebesar 74,6.
Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), meningkatkan akses pelayanan dan
manajemen mutu pelayanan kesehatan secara merata dan terjangkau, serta
optimalisasi pelayanan di puskesmas dan RSUD. Pemasyarakatan PHBS
dilakukan melalui sosialisasi dan pembinaan secara sinergi lintas sektoral PKK-KB-
Kesehatan-Pendidikan, dan pemantauan PHBS rumah tangga terhadap 41.672 KK.
Strategi lain untuk mendukung upaya tersebut, juga dilaksanakan akselerasi desa
siaga aktif sebanyak 40 desa.
Mengantisipasi ancaman kasus penyakit menular berupa DBD, HIV/AIDS,
dan TBC, dilakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan. Penyakit
DBD merupakan penyakit endemis di Kabupaten Sleman dan endemis nasional.
Jumlah kasus DBD pada tahun 2011 tercatat 163 kasus dengan kematian nihil.
Jumlah kasus ini menurun dibandingkan tahun lalu dimana tahun 2010 jumlah
kasus tercatat 603 dan kematian 3 orang. Penanganan DBD dilakukan melalui
pemantauan jentik pada institusi perkantoran, pendidikan dan kesehatan di 9
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
11
wilayah endemis DBD, penyemprotan insektisida di 135 lokasi, pelayanan
imunisasi bagi 12.128 bayi, 14.524 ibu hamil dan di 547 sekolah.
Kasus HIV/AIDS sampai akhir tahun 2011, penderita yang tercatat di
wilayah Kabupaten Sleman berjumlah 276 orang. Penanganan peyakit HIV/AIDS
dilakukan melalui upaya penemuan dan pendampingan bagi penderita, deteksi dini
penyalahgunaan NAPZA, serta pengembangan implementasi sistem pelaporan
narkotika dan psikotropika. Sedangkan untuk penanganan penyakit TBC antara
lain dilakukan dengan konsultasi klinis TB, sosialisasi ke pondok pesantren,
pengobatan dan penyediaan ruang rawat inap khusus TB paru.
Keberhasilan di bidang kesehatan tergambar pada rata-rata usia harapan
hidup mencapai 75,78 tahun, di atas rata-rata provinsi 74 tahun dan nasional 70,6
tahun. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup sebesar 5,25 yang lebih
baik daripada angka provinsi sebesar 16 dan angka nasional sebesar 34 per 1.000
kelahiran hidup. Pada tahun ini jumlah ibu melahirkan meninggal sebanyak 15
orang (jika diproyeksikan dengan angka kematian per 100.000 ibu melahirkan/AKI
sebesar 122), sementara AKI di Provinsi DIY sebesar 124 dan Nasional sebesar
228. Sedangkan persentase gizi buruk balita sebesar 0,5% masih lebih baik
dibanding provinsi sebesar 0,68% dan nasional sebesar 4,9%. Keberhasilan sektor
kesehatan mendapatkan apresiasi di tingkat nasional dengan diraihnya
Penghargaan Kabupaten Sehat Swasti Swaba Wiwerda untuk Kabupaten Sleman,
serta Penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala untuk Bupati Sleman.
5. Peningkatan ekonomi masyarakat yang berbasis potensi lokal
Peningkatan ekonomi masyarakat yang berbasis potensi lokal, diupayakan
melalui promosi peningkatan minat investasi, peningkatan kualitas sarana
prasarana pasar tradisional, peningkatan akses permodalan bagi usaha industri
mikro dan kecil serta perluasan jaringan pemasaran, promosi peningkatan daya
tarik dan daya saing pariwisata.
Untuk membantu upaya promosi wisata telah dibentuk Badan Promosi
Pariwisata Kabupaten (BPPS) yang merupakan lembaga independen untuk
meningkatkan citra kepariwisataan di Sleman. Dengan dibentuknya BPPS ini
diharapkan semakin meningkatkan kerjasama dengan pelaku pariwisata dari luar
daerah untuk memperluas promosi dan meningkatkan sinergi antara dinas
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
12
pariwisata di tingkat provinsi, badan promosi dari kabupaten/kota lainnya, dan
dengan pemerintah pusat. Dengan upaya tersebut jumlah kunjungan wisatawan
nusantara meningkat 2,51% dari 2,9 juta menjadi sekitar 3 juta orang. Wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Sleman 262 ribu orang. Sedangkan rata-rata
lama tinggal wisatawan dibandingkan tahun lalu masih sama 2,5 hari untuk
wisatawan nusantara dan 2,7 hari untuk wisatawan mancanegara.
Aktivitas industri pada tahun 2011 masih didominasi oleh industri kecil dan
rumah tangga sebanyak 15.449 unit dari 15.564 unit. Peningkatan kapasaitas
pelaku terus diupayakan melalui pelatihan para pelaku industri, peningkatan mutu
dan desain, inovasi dan peningkatan produk, kemasan dan packing, ketrampilan
teknologi olahan, sertifikat halal dan pemberian bantuan teknologi ATBM.
Akibat erupsi Merapi maka 1.489 Industri Kecil Menengah (IKM) menderita
kerusakan, untuk itu telah disalurkan bantuan bagi IKM yang berada di Kecamatan
Cangkringan, Pakem, Ngaglik, dan Turi. Bantuan yang diberikan kepada 37
kelompok IKM berupa 404 unit mesin dan peralatan senilai Rp.1,4 milyar berasal
dari dana APBN dan APBD Provinsi DIY. Untuk menguatkan kemandirian Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) telah digulirkan bantuan modal selama 2001-2011
sebesar Rp.6,596 milyar.
Guna menumbuhkan ekonomi kerakyatan, tetap didorong aktivitas koperasi
untuk menyangga kegiatan ekonomi masyarakat. Kondisi perkoperasian
menunjukkan bahwa dari 604 unit koperasi yang terdata kondisi aktif 541 unit
(89,56%), kondisi pasif 9 unit (1,49%) dan koperasi beku 54 buah (8,94%). Jika
dibandingkan data tahun 2010 jumlah koperasi aktif naik 4,64%, jumlah koperasi
pasif tetap sama dan jumlah koperasi beku turun 25%. Jumlah anggota koperasi
mencapai 234.584 orang. Untuk memacu pertumbuhan koperasi yang sehat maka
telah digulirkan modal usaha dari tahun 2001 sampai tahun 2011 sebanyak Rp
17,782 milyar untuk 461 koperasi. Kemajuan pembangunan koperasi di Sleman
telah diakui dengan diterimanya penghargaan Pramodia Madya Nugraha Koperasi
dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, untuk Bupati Sleman,
Penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, dan penghargaan
Jasa Bakti Koperasi untuk Drs. Kasana dari KUD Pakem sebagai penggerak
koperasi.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
13
Pembangunan sektor perdagangan difokuskan pada pengembangan
pasar, perlindungan konsumen dan fasilitasi peningkatan eksport, pengembangan
prasarana dan sarana pasar, serta pembinaan bagi pedagang pasar dan PKL.
Perlindungan konsumen dilakukan dengan pengamanan produk - produk melalui
peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa berupa monitoring barang
yang rusak dan kadaluwarsa di toko – toko, swalayan dan pasar, serta monitoring
harga 20 komoditas secara rutin. Untuk melindungi produk masyarakat telah
dilaksanakan fasilitasi Sertifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk 14
merk dagang terdaftar dan 1 paten hak cipta.
Selain itu telah diupayakan pengendalian terhadap tumbuhnya pasar
modern dengan terbitnya Peraturan Bupati Sleman nomor 13 tahun 2010 tentang
Penataan Lokasi Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan. Revitalisasi terhadap
pasar tradisional agar tercipta pasar yang bersih dan nyaman, dilakukan dengan
rehabilitasi 9 pasar tradisional, pembinaan pedagang pasar, fasilitasi pembentukan
dan pembinaan pengurus paguyuban pasar, penataan tempat dagangan dan jenis
mata dagangan di 7 UPT Pelayanan Pasar dan peningkatan pelayanan pedagang
pasar di 40 pasar dan Taman Kuliner. Upaya peningkatan ekspor dilakukan
dengan fasilitasi promosi perdagangan internasional dengan mengikuti 6 pameran
produk UKM di Jakarta dan di Yogyakarta yang diikuti 29 pengusaha UKM serta
pelatihan manajemen ekspor impor terhadap 25 pengusaha.
Perkembangan investasi di Kabupaten Sleman menunjukkan peningkatan
yaitu pada tahun 2011 nilai investasi dari 41 unit usaha PMA mencapai US$185
juta, meningkat 13,92% dibandingkan dengan tahun 2010 dan mampu menyerap
tenaga kerja 6.385 orang. Sedangkan 32 unit usaha PMDN memiliki nilai investasi
Rp827 miliar, meningkat 148,33% dibandingkan dengan tahun 2010, dengan
penyerapan tenaga kerja 9.269 orang. Sedangkan nilai invetasi untuk 31.566 unit
usaha investasi non PMA/PMDN meningkat 108,61% menjadi Rp3,03 triliun,
dengan penyerapan tenaga kerja 249.189 orang.
Berbagai upaya meningkatan ekonomi masyarakat yang berbasis potensi
lokal, telah berhasil mencapai sasaran pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan sektor industri pengolahan sebesar 3,44%, pertumbuhan sektor
perdagangan, hotel dan restoran tercapai 6,75%, pertumbuhan sektor jasa-jasa
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
14
tercapai 5,38%, serta meningkatnya investasi Non PMA/PMDN sebesar 18,60%.
6. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik
Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik, disasarkan untuk mewujudkan hasil evaluasi sistem
pengendalian intern pemerintah kategori baik, kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan publik, dan perencanaan pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat.
Upaya yang dilakukan yaitu peningkatan kapasitas pemerintah daerah untuk
mewujudkan manajemen pengelolaan pemerintahan yang profesional, mampu
mengatasi permasalahan daerah, meningkatkan pengelolaan administrasi dan
pelayanan masyarakat yang cepat, tepat dan terjangkau.
Untuk memberikan pelayanan prima bagi masyarakat dilakukan dengan
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD) di RSUD, seluruh puskesmas, UPT laboratorium, dan UPT JPKM.
Keberhasilan peningkatan kualitas pelayanan tercermin dengan sertifikasi ISO
9001:2008 pada 19 Puskesmas, Dinas Kesehatan, RSUD Sleman dan 7 Sekolah
Menengah Kejuruan.
Selanjutnya untuk mendukung perbaikan sistem pemerintahan dan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat telah diupayakan pengembangan
sistem berbasis teknologi informasi, melalui pengembangan Sistem Informasi
Manjemen berbasis digital (SIM). Sampai saat ini telah ada 31 SIM pendukung
kinerja aparatur. Selain itu dilakukan pengadaan alat studio dan komunikasi di
Kecamatan Cangkringan dan Tritis, 1 unit sirine di Kaliurang, radio komunikasi HT
dan tower triangle di 7 SKPD. Selain itu juga dilakukan pengembangan blue print
dan penyusunan dokumen teknis e-government.
Peningkatan pelayanan juga dilakukan dengan dibukanya akses
komunikasi dan informasi serta aduan dari masyarakat melalui website, sms, dan
media cetak. Aduan masyarakat yang telah masuk dan dikelola untuk
permasalahan sebanyak 288 dan kritikan sebanyak 48, dan semua telah
ditindaklanjuti secara proporsional.
Upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, juga dilakukan
peningkatan kualitas SDM aparat melalui peningkatan kompetensi pegawai,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
15
pembinaan pegawai dengan pemberian penghargaan dan hukuman. Penghargaan
berupa pemberian Satyalencana diberikan pada 299 PNS dan tali kasih diberikan
kepada 221 pegawai purna tugas, sedangkan hukuman telah diberikan bagi
pegawai yang melanggar disiplin yaitu 7 orang menerima sanksi berat, 2 orang
sanksi sedang, dan 8 orang sanksi ringan.
Untuk menjaga kinerja pemerintahan, diupayakan melalui peningkatan
efektifitas pengendalian dan pengawasan internal, serta pembentukan satgas
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) bekerjasama dengan BPKP.
Dengan upaya tersebut pada tahun anggaran 2011 dapat diselamatkan keuangan
negara Rp256.586.900,00.
Akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun 2011 telah
dievaluasi oleh pemerintah melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) sebagaimana ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7
Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan
hasil nilai cukup baik. Oleh karena itu Pemkab Sleman berhasil mendapatkan
penghargaan dari Presiden RI sebagai juara II tingkat Nasional dari 497
Kabupaten/Kota se Indonesia. Prestasi ini lebih baik dibanding tahun 2010 yang
menjadi juara III. Keberhasilan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat,
tercermin dari hasil rata-rata nilai survey Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2011
sebesar 75,44 atau termasuk kategori baik pada mutu pelayanan dan kinerja.
Didalam meningkatkan kualitas pelayanan dan kemandirian Pemerintah
Desa sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, pemerintahan
desa diberi Alokasi Dana Desa (ADD), yang besarnya 10% dari Dana Alokasi
Umum (DAU) setelah dikurangi belanja pegawai. Meskipun sejak tahun 2009 ADD
terus mengalami penurunan dan pada tahun 2011 hanya dialokasikan Rp1,75
milyar, namun tetap diupayakan dana bantuan kepada pemerintah desa dengan
nominal sekitar Rp20 milyar. Bantuan tersebut meliputi hadiah lunas PBB Rp300
juta, tunjangan penghasilan aparatur desa Rp14,08 milyar, tunjangan BPD Rp2,39
milyar, bantuan RT/RW Rp1,65 milyar, bantuan operasional dukuh Rp1,45 milyar,
bantuan penyelenggaraan pilkades Rp350 juta, penggantian kerugian terkena
erupsi Merapi Rp234 juta serta penghargaan bagi perangkat desa purna tugas dan
bantuan lainnya Rp160 juta.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
16
Didalam upaya peningkatan pendapatan daerah, ditempuh melalui
peningkatan efektivitas dan optimalisasi sumber-sumber pendapatan, intensifikasi
dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah dan sumber - sumber
penerimaan lainnya. Capaian target pendapatan daerah dalam APBD tahun 2011
terealisasi 103,05% dari target sebesar Rp1,311 triliun. Realisasi capaian PAD
sebesar Rp203 milyar meningkat 39,03% dari tahun 2010, sedangkan target PAD
2011 sebesar Rp198,719 milyar. Dana Perimbangan sebesar Rp737 milyar, dan
lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp332 milyar.
Untuk realisasi Belanja daerah mencapai Rp1,376 triliun atau 92,83% dari
rencana APBD tahun 2011 sebesar Rp1,278 triliun. Realisasi penerimaan
pembiayaan mencapai Rp111 milyar atau 100% dari rencana. Rencana pengeluar-
an pembiayaan Rp7,13 milyar dapat direalisasikan 85,99%. Pada tahun 2011
pengelolaan APBD yang menggunakan prinsip defisit spending dapat menutup
defisit dan memiliki SILPA (Sisa Lebih Penghitungan Anggaran) Rp138,5 milyar.
Dalam pengelolaan asset daerah, telah dilakukan pendataan dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMDA), yang
diharapkan mampu menciptakan ketertiban pengelolaan asset. Hasil pendataan
asset per 31 Desember 2011 memperlihatkan jumlah asset daerah sekitar Rp2,5
triliun. Asset tersebut antara lain meliputi: tanah, peralatan, gedung dan bangunan,
jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya serta aset konstruksi dalam
pengerjaan.
Disadari bahwa kemampuan APBD sangat terbatas sehingga untuk
membiayai rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Gunung Merapi,
telah dilakukan efisensi terhadap beberapa program dan fasilitasi terhadap pihak
ketiga yang bermaksud membantu. Selama tahun 2011 telah dilakukan perjanjian
kerjasama sebanyak 58 buah terutama dalam rangka penyediaan prasarana dan
sarana pendidikan dan kesehatan. Disamping itu kerjasama dengan pihak ketiga
maupun antar wilayah juga terus dilakukan antara lain dalam Forum Java Promo
untuk pariwisata, dan Kartamantul untuk penanganan masalah perbatasan
Yogyakarta, Sleman dan Bantul.
7. Menjaga kualitas sarana prasarana publik, sumber daya alam dan
lingkungan hidup
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
17
Peningkatan ekonomi masyarakat perlu didukung oleh penyediaan
infrastruktur dan pengelolaan lingkungan hidup, peningkatan pelayanan publik,
memperlancar proses produksi masyarakat dan menjaga harmonisasi lingkungan.
Didalam pemenuhan infrasrtuktur fasilitas transportasi dan distribusi, pada
tahun 2011 dilakukan upaya peningkatan, pemeliharaan dan rehabilitasi jalan dan
jembatan. Upaya tersebut berupa peningkatan jalan di Kecamatan Cangkringan,
Seyegan, Sleman, Prambanan dan Kalasan sepanjang 15,35 km, pemeliharaan
jalan aspal kabupaten 400 km, rehabilitasi 11 ruas jalan kabupaten sepanjang
14,35 km, pembangunan jalan desa di 18 lokasi, peningkatan jembatan 9 buah dan
gorong-gorong 58 m, pemeliharaan jembatan 25 buah dan gorong-gorong 35 buah
dan pembangunan jembatan desa 2 lokasi.
Dalam upaya peningkatan, pemeliharaan dan rehabilitasi jalan dan
jembatan, juga didorong partisipasi aktif masyarakat. Untuk mendorong partisipasi
tersebut, pemerintah memberikan bantuan Gotong Royong dan Aspal sebagai
bantuan stimulan kepada masyarakat. Bantuan tersebut terbukti telah
membangkitkan nilai sebesar 800% dari total bantuan yang diberikan.
Untuk mengembalikan kelancaran prasarana irigasi yang mengalami
kerusakan telah dilakukan rehabilitasi 59 buah Daerah Irigasi, rehabilitasi dan
normalisasi sungai di 6 lokasi dan pengerukan sedimentasi di 15 lokasi,
pembangunan 6 buah bendung dan 18 buah saluran, pembangunan embung /
waduk lapangan Krapyak Barepan, serta pemeliharaan embung dan mata air.
Secara umum kondisi saluran irigasi primer dengan kondisi baik meningkat 29,7%
yaitu dari 249.568 m menjadi 323.787 m.
Didalam memfasilitasi kebutuhan air bersih masyarakat telah dilakukan
pemeliharaan jaringan sumur pompa di 11 lokasi, rehabilitasi/pemeliharaan
jaringan air bersih 5 lokasi wilayah merapi, pengadaan Sambungan Rumah (SR)
200 unit, penyediaan air bersih korban Merapi bagi 20.000 jiwa, pemeliharaan
jaringan air bersih/air minum dan reservoir di RSUD Sleman dan RSUD Prambanan
36 unit, pembangunan konstruksi jaringan air bersih (SIPAS) di 3 lokasi yaitu di
Kemirikebo, Boyong dan Sendangarum, serta konstruksi jaringan air minum bersih
di 5 lokasi.
Untuk mengatasi limbah telah dilakukan pembangunan jaringan pelayanan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
18
3 lokasi, pembangunan 5 SR sebanyak 750 unit, pengembangan jaringan air
limbah di Padukuhan Karangwuni, serta penyusunan DED jaringan air limbah 750
SR di Kayen dan Colombo.
Upaya meningkatkan keamanan dan keselamatan berlalulintas, telah
dipasang rambu-rambu lalu lintas sebanyak 200 unit, pengecatan marka jalan
1.500 m2, pemasangan Rambu Pendahuluan Petunjuk Jalan (RPPJ) 20 unit,
pemasangan flashing 3 unit, pengadaan barikade II 15 unit, dan pengadaan traffic
cone 100 unit, Uji emisi kendaraan bermotor pada 500 kendaraan dari 25 lembaga,
pengujian kendaraan bermotor pada 17 ribu kendaraan serta pemeliharaan LPJU
di 2.250 titik dan pemasangan KWH meter 20 kelompok. Selama tahun 2011,
seluruh APILL sebanyak 32 buah dalam kondisi baik, rambu lalu lintas sebanyak
1.875 buah, dalam kondisi baik sebanyak 1.863 buah, sedangkan 2 buah flashlight
dalam kondisi baik. Dengan demikian fasilitas lalu lintas tejaga baik mencapai
99,34%.
Upaya menjaga kualitas lingkungan selain dilakukan dengan penataan
ruang, juga pengaturan pertambangan pengembangan serta penggunaan energi
terbarukan. Pada tahun 2011 telah tersusun peta rencana wilayah pertambangan
dan peta rencana normalisasi DAS berhulu di Gunung Merapi. Pengembangan
energi terbarukan dilakukan pembangunan PLTS 12 unit, pemeliharaan PLTS 10
unit dan 3 unit biogas serta tersedianya Jaringan Listrik Tegangan Rendah dan
Menengah (JTR-JTM) untuk 60 KK di Kecamatan Gamping dan Minggir. Kondisi
lingkungan hidup di Kabupaten Sleman sampai tahun 2011 masih termasuk
kategori baik. Dari hasil pemeriksaan 32 titik kandungan sulfur dioksida, karbon
monoksida, nitrogen, hidrokarbon, timah hitam dan partikel debu di udara, masih di
bawah ambang batas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
dan Keputusan Gubernur DIY Nomor 153 Tahun 2002.
Dalam upaya menjaga kualitas air telah dilakukan pengujian air di 25 titik
pada 5 kecamatan yaitu Turi, Pakem, Kalasan, Gamping dan Sleman, dengan
hasil penelitian bahwa parameter kimia pada semua titik sampel memenuhi
persyaratan kualitas air bersih. Dalam rangka melindungi sumber air minum pada
tahun ini telah ditambah sanitasi berbasis masyarakat di Pringwulung,
Condongcatur Depok, sehingga sampai dengan tahun 2011 berjumlah 11 unit.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
19
Sedangkan dalam pengelolaan sampah, kelembagaan pengelolaan sampah
mandiri sebanyak 64 lembaga, meningkat dari tahun 2010 sebanyak 58 lembaga.
Penanganan sampah oleh pemerintah daerah mencapai 94,54% dari volume
sampah sebanyak 300 ribu meter kubik, dengan sampah yang dapat diangkut dari
TPS ke TPA meningkat dari 250 m3/hari menjadi 350 m3/hari.
Keberhasilan di bidang lingkungan hidup dapat dilihat dari penghargaan
yang diraih oleh Drs. Krido Suprayitno, SE, M.Si sebagai penerima penghargaan
Kalpataru kategori pembina lingkungan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Peringkat I
tingkat provinsi sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup bagi SD Kanisius
Kadirojo dan Sekolah Adiwiyata tahun kedua diraih oleh SD Negeri Nogopuro,
Caturtunggal, Depok.
Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana
perumahan dan pemukiman dilakukan melalui peningkatan peran serta masyarakat
dengan tetap mempertahankan fungsi lingkungan. Beberapa kegiatan yang telah
dilaksanakan antara lain pembangunan prasarana dan sarana rusunawa di 3 lokasi
yaitu Rusunawa Dabag Condongcatur, Rusunawa Mranggen Sinduadi, dan
Gemawang Sinduadi Mlati, fasilitasi pelaksanaan rekompak JRF di 6 desa, yaitu
Desa Wukirharjo, Desa Kepuharjo, dan Desa Umbulharjo Kecamatan Prambanan;
Desa Wukirsari, Desa Sambirejo, dan Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan;
pembangunan jalan di kawasan Land Consolidation (LC) Sinduadi, serta
pembangunan prasarana dan sarana dasar di TPU Seyegan.
8. Peningkatan keamanan ketertiban dan Pengelolaan bencana alam
Erupsi Merapi tahun 2010 telah memberikan limpahan bahan galian batuan
jenis pasir bangunan, yang potensinya mencapai 45 juta m3. Didalam pengelolaan
tambang tersebut dilakukan sekaligus untuk normalisasi aliran sungai. Untuk
pelaksanaannya telah dikeluarkan Keputusan Bupati Sleman tentang Normalisasi
Aliran Sungai Pasca Erupsi Gunung Merapi. Pelaksanaan normalisasi sungai
dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi deposit pasir dan batu di jalur sungai
wilayah masing-masing sungai yang mengganggu aliran sungai.
Kegiatan normalisasi ini dilaksanakan dengan mengutamakan warga
masyarakat setempat dengan penanggungjawab kepala desa setempat. Sesuai
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
20
dengan aturan yang berlaku maka aktifitas tersebut, telah menambah penerimaan
pajak Pengambilan BGGC sehingga melampaui target. Pajak Pengambilan BGCC
tahun 2011 mencapai Rp3,2 milyar, dari target Rp3 milyar.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, dan analisis dari BPPTK (Balai Penyelidikan dan
Pengembagan Teknologi Kegunungapian), maka Pemkab Sleman telah
menetapkan 9 padukuhan di 3 desa di wilayah Kecamatan Cangkringan, menjadi
kawasan yang harus bebas dari hunian. Ke sembilan padukuhan tersebut yaitu
Padukuhan Pelemsari dan Pangukrejo di Desa Umbulharjo. Padukuhan Kaliadem,
Petung, Jambu, dan Kopeng di Desa Kepuharjo. Padukuhan Kalitengah Lor,
Kalitengah Kidul, dan Srunen di Desa Glagaharjo. Hal tersebut memerlukan
komitmen bersama didalam memformulasikan kebijakan dan implementasinya.
Komitmen tersebut tidak hanya pada para pengambil kebijakan dan stakeholders
didalam internal wilayah tetapi juga antar wilayah, terutama sekali pada wilayah-
wilayah perbatasan.
Dalam bidang pertanahan pada tahun 2011 telah diproses permohonan
baru izin peruntukan penggunaan tanah (IPPT) sebanyak 1.177 buah dengan hasil
478 buah (40,61%) disetujui, 176 buah (14,95%) ditolak, dan 385 buah (32,71%)
dalam proses, serta penyelesaian tunggakan tahun-tahun sebelumnya sebanyak
180 buah. Upaya peningkatan tertib administrasi pertanahan terus dilakukan
melalui pensertifikatan tanah kas desa sebanyak 232 bidang, inventarisasi
penataan, penguasaan, pemilikan, dan penggunaan pemanfaatan tanah (P4T)
sebanyak 2.623 bidang, pemrosesan dan penerbitan 17 rekomendasi izin pakai
(kekancingan) tanah-tanah Sultan Ground, serta pemrosesan dan penerbitan 21
permohonan izin Gubernur tentang pemanfaatan tanah kas desa meliputi 7 izin
pelepasan TKD dan 14 izin sewa menyewa TKD.
Penertiban administrasi wilayah perbatasan telah dilakukan penegasan
batas wilayah dengan pemasangan dan pemeliharaan pilar batas, pelacakan
kembali dan pemasangan pilar batas wilayah di Kecamatan Turi sebanyak 35 pilar
batas, pemasangan 27 pilar batas wilayah Kecamatan Cangkringan dan 61 patok
batas desa.
Pembangunan kembali Huntap di wilayah Sleman akan dilaksanakan untuk
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
21
3.023 KK yang memerlukan lahan seluas 36,828 ha dengan perincian 34,53 ha
menggunakan tanah Kas Desa dan sisanya menggunakan lahan mandiri. Dalam
penyediaan lahan untuk huntap maka pemerintah akan memfasilitasi sampai
sertifikat hak milik dan telah disiapkan regulasi khusus agar dikemudian hari tidak
menimbulkan masalah baru. Pembangunan huntap diupayakan tidak merubah
struktur masyarakat lokal, dan tahun 2011 telah di bangun 352 unit Huntap.
Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Sleman pada
tahun 2011 secara umum aman dan stabil. Untuk menjaga stabilitas kemanan dan
ketertiban masyarakat tersebut dilakukan pada upaya-upaya preventif dengan cara
penyelesaian konflik di tingkat bawah sehingga tidak menjadi besar. Langkah-
langkah yang ditempuh antara lain monitoring, deteksi dini dan pencegahan
melalui Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, serta mengefektifkan kinerja Badan
Komunitas Intelijen Daerah (BAKOMINDA), sosialisasi peraturan perundang-
undangan, penegakan peraturan daerah melalui operasi PPNS dan penggalakan
siskamling. Selain itu, juga dilaksanakan dengan meningkatkan kerukunan
kehidupan beragama dan pengembangan budaya yang ada di masyarakat. Untuk
itu keharmonisan hubungan antar umat beragama maupun antara umat beragama
terus dibina dan ditingkatkan melalui penyelenggaraan forum komunikasi umat
beragama.
Berkaitan dengan pembinaan generasi muda, selain pemberdayaan
pemuda, dilaksanakan kegiatan dalam rangka pencegahan penyalahgunaan
narkoba, yang banyak kasus dilakukan oleh pemuda. Pembinaan kepemudaan
dilakukan melalui pembinaan 15 organisasi kepemudaan, pemilihan 200 orang
calon peserta Bakti Pemuda Antar Propinsi (BPAP), dan pembinaan budi pekerti
pemuda bagi 85 orang. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencegahan
penyalahgunaan narkoba dilakukan pembinaan dan penyuluhan narkoba bagi
2.400 orang pemuda, dan fasilitasi sarasehan dialog remaja. Disamping itu
ditingkatkan koordinasi dengan Badan Narkotika Kabupaten (BNK), pelaksanaan
penyuluhan penyalahgunaan Napza bagi 120 orang, penyuluhan anti narkoba di
Desa Bokoharjo dan Desa Gayamharjo Kecamatan Prambanan, pembentukan dan
penyampaian bantuan sarana operasional bagi satgas anti narkoba baru di desa
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
22
Sukoharjo Kecamatan Ngaglik dan Desa Sumberadi Kecamatan Mlati, bimbingan
lanjut bagi 12 orang satgas anti narkoba, pembinaan kepada 10 kelompok pemuda
anti narkoba bagi 150 orang dan pembinaan 10 kelompok siswa anti narkoba.
Hasil kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2011, sebagai berikut:
1. Sesuai dengan target kuantitaf pencapaian visi masyarakat Sleman yang
sejahtera lahir dan batin dengan indikator pencapaian Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) pada tahun 2015 sebesar 80 point, kondisi IPM Sleman tahun
terakhir (2010) mencapai 78.20 point, dengan nilai komponen kesehatan
83,43, komponen pendidikan sebesar 84,63 serta komponen pendapatan
sebesar 66,52. Nilai IPM tersebut meningkat dibandingkan perhitungan tahun
sebelumnya sebesar 77,70. IPM tersebut menempatkan Kabupaten Sleman pada
peringkat 13 dari 497 kabupaten dan kota secara nasional. Penggunaan IPM
tahun 2010 karena penghitungan IPM tahun 2011 baru pada dilaksanakan BPS
pada pertengahan tahun ini.
2. Masyarakat berdaya saing didalam visi yang secara kuantitatif ditargetkan
pada pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,98% pada tahun 2015,
pada tahun 2011 tercapai 4,84%.
3. Capaian Masyarakat yang berkeadilan gender tergambarkan dari capaian
indeks pembangunan gender 74,17, dan diperolehnya penghargaan Anugerah
Parahita Ekapraya (APE) oleh presiden atas keberhasilan Pemkab Sleman
dalam menerapkan pengarusutamaan gender.
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah
sesungguhnya merupakan hasil kerjasama yang baik antara masyarakat, DPRD,
pemerintah daerah maupun satuan kerja vertikal. Oleh karena itu kami
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas dukungan dan
kerjasama yang telah terjalin selama ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu Pemerintah Kabupaten Sleman didalam
melaksanakan rehabilitas dan rekonstruksi pasca erupsi gunung Merapi tahun
2010.
Kami berharap keberhasilan yang telah dicapai dapat dipertahankan,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2011
23
bahkan lebih ditingkatkan lagi sehingga mempercepat upaya mewujudkan
masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, sedangkan kekurangan yang ada
menjadi tanggungjawab bersama untuk perbaikan pada masa mendatang. Terima
kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Sleman, 28 Maret 2012 BUPATI SLEMAN,
ttd SRI PURNOMO