inginku sempurnakan separuh agamaku
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Inginku Sempurnakan
Separuh Agamaku
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki kemampun untuk menikah
maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih
menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah
karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
1
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku
www.muslim.or.id
penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
editor bahasa: Tim muslim.or.id
perwajahan muka & isi: B.S. Gia
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak
artikel yang ada di muslim.or.id dengan menyertakan muslim.or.id sebagai sumber
artikel
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
2
Daftar Isi Pendahuluan ..................................................................................................................... 3
Menyempurnakan Separuh Agama .................................................................................. 4
Kenapa Masih Ragu untuk Menikah? .............................................................................. 6
Menempuh Jalan yang Benar ......................................................................................... 11
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
3
Pendahuluan Di zaman ini tidak ragu lagi penuh godaan di sana-sini. Di saat wanita-
wanita sudah tidak lagi memiliki rasa malu. Di saat kaum hawa banyak yang
tidak lagi berpakaian sopan dan syar‟i. Di saat perempuan lebih senang
menampakkan betisnya daripada mengenakan jilbab yang menutupi aurat.
Tentu saja pria semakin tergoda dan punya niatan jahat, apalagi yang masih
membujang. Mau membentengi diri dari syahwat dengan puasa amat sulit
karena ombak fitnah pun masih menjulang tinggi. Solusi yang tepat di kala
mampu secara fisik dan finansial adalah dengan menikah.
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
4
Menyempurnakan Separuh Agama Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh
agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.”
(HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani
dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)
Lihat bahwa di antara keutamaan menikah adalah untuk
menyempurnakan separuh agama dan kita tinggal menjaga diri dari
separuhnya lagi. Kenapa bisa dikatakan demikian? Para ulama jelaskan bahwa
yang umumnya merusak agama seseorang adalah kemaluan dan perutnya.
Kemaluan yang mengantarkan pada zina, sedangkan perut bersifat serakah.
Nikah berarti membentengi diri dari salah satunya, yaitu zina dengan
kemaluan. Itu berarti dengan menikah separuh agama seorang pemuda telah
terjaga, dan sisanya, ia tinggal menjaga lisannya.
Al Mula „Ali Al Qori rahimahullah dalam Mirqotul Mafatih Syarh
Misykatul Mashobih berkata bahwa sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
“bertakwalah pada separuh yang lainnya”, maksudnya adalah bertakwalah
pada sisa dari perkara agamanya. Di sini dijadikan menikah sebagai
separuhnya, ini menunjukkan dorongan yang sangat untuk menikah.
Al Ghozali rahimahullah (sebagaimana dinukil dalam kitab Mirqotul
Mafatih) berkata, “Umumnya yang merusak agama seseorang ada dua hal
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
5
yaitu kemaluan dan perutnya. Menikah berarti telah menjaga diri dari salah
satunya. Dengan nikah berarti seseorang membentengi diri dari godaan
syaithon, membentengi diri dari syahwat (yang menggejolak) dan lebih
menundukkan pandangan.”
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
6
Kenapa Masih Ragu untuk Menikah? Sebagian pemuda sudah diberikan oleh Allah keluasan rizki. Ada yang
kami temui sudah memiliki usaha yang besar dengan penghasilan yang
berkecukupan. Ia bisa mengais rizki dengan mengolah beberapa toko online.
Ada pula yang sudah bekerja di perusahaan minyak yang penghasilannya
tentu saja lebih dari cukup. Tetapi sampai saat ini mereka belum juga menuju
pelaminan. Ada yang beralasan belum siap. Ada lagi yang beralasan masih
terlalu muda. Ada yang katakan pula ingin pacaran dulu. Atau yang lainnya
ingin sukses dulu dalam bisnis atau dalam berkarir dan dikatakan itu lebih
urgent. Dan berbagai alasan lainnya yang diutarakan. Padahal dari segi
finansial, mereka sudah siap dan tidak perlu ragu lagi akan kemampuan
mereka. Supaya memotivasi orang-orang semacam itu, di bawah ini kami
utarakan manfaat nikah yang lainnya.
Menikah akan membuat seseorang lebih merasakan ketenangan.
Coba renungkan ayat berikut, Allah Ta‟ala berfirman,
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum: 21)
Lihatlah ayat ini menyebutkan bahwa menikah akan lebih tentram
karena adanya pendamping. Al Mawardi dalam An Nukat wal „Uyun berkata
mengenai ayat tersebut, “Mereka akan begitu tenang ketika berada di samping
pendamping mereka karena Allah memberikan pada nikah tersebut
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
7
ketentraman yang tidak didapati pada yang lainnya.” Sungguh faedah yang
menenangkan jiwa setiap pemuda.
Jangan khawatir, Allah yang akan mencukupkan rizki
Dari segi finansial sebenarnya sudah cukup, namun selalu timbul was-
was jika ingin menikah. Was-was yang muncul, “Apa bisa rizki saya mencukupi
kebutuhan anak istri?” Jika seperti itu, maka renungkanlah ayat berikut ini,
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki
dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-
Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32)
Nikah adalah suatu ketaatan. Dan tidak mungkin Allah membiarkan
hamba-Nya sengsara ketika mereka ingin berbuat kebaikan semisal menikah.
Di antara tafsiran Surat An Nur ayat 32 di atas adalah: jika kalian itu
miskin maka Allah yang akan mencukupi rizki kalian. Boleh jadi Allah
mencukupinya dengan memberi sifat qona‟ah (selalu merasa cukup) dan boleh
jadi pula Allah mengumpulkan dua rizki sekaligus (Lihat An Nukat wal „Uyun).
Jika miskin saja, Allah akan cukupi rizkinya. Bagaimana lagi jika yang bujang
sudah berkecukupan dan kaya?
Dari ayat di atas, Ibnu Mas‟ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
8
“Carilah kaya (hidup berkecukupan) dengan menikah.” (Lihat Tafsir Al
Qur‟an Al „Azhim mengenai tafsir ayat di atas).
Disebutkan pula dalam hadits bahwa Allah akan senantiasa menolong
orang yang ingin menjaga kesucian dirinya lewat menikah. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda tentang tiga golongan yang pasti mendapat pertolongan Allah. Di
antaranya,
“… seorang yang menikah karena ingin menjaga kesuciannya.” (HR.
An Nasai no. 3218, At Tirmidzi no. 1655. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan).
Ahmad bin Syu‟aib Al Khurasani An Nasai membawakan hadits tersebut
dalam Bab “Pertolongan Allah bagi orang yang nikah yang ingin menjaga
kesucian dirinya”. Jika Allah telah menjanjikan demikian, itu berarti pasti. Maka
mengapa mesti ragu?
(Orang yang menikah berarti menjalankan sunnah para Rasul
Allah Ta‟ala berfirman,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum
kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.” (QS. Ar
Ra’du: 38).
Ini menunjukkan bahwa para rasul itu menikah dan memiliki keturunan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
9
“Empat perkara yang termasuk sunnah para rasul, yaitu sifat malu,
memakai wewangian, bersiwak dan menikah.” (HR. Tirmidzi no. 1080 dan
Ahmad 5/421. Hadits ini dho’if sebagaimana kata Syaikh Al Albani dan Syaikh
Syu’aib Al Arnauth. Namun makna hadits ini sudah didukung oleh ayat Al
Qur’an yang disebutkan sebelumnya)
Menikah lebih akan menjaga kemaluan dan menundukkan
pandangan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah.1 maka
menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih
menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah
karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari no. 5065 dan
Muslim no. 1400).
Imam Nawawi berkata makna baa-ah dalam hadits di atas terdapat dua
pendapat di antara para ulama, namun intinya kembali pada satu makna, yaitu
sudah memiliki kemampuan finansial untuk menikah. Jadi bukan hanya
mampu berjima‟ (bersetubuh), tapi hendaklah punya kemampuan finansial, lalu
menikah. Para ulama berkata, “Barangsiapa yang tidak mampu berjima‟ karena
ketidakmampuannya untuk memberi nafkah finansial, maka hendaklah ia
berpuasa untuk mengekang syahwatnya.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim)
1 Baa-ah ada tiga penyebutan lainnya: [1] al baah ( 2(, ]اْلَباَءة ] al baa’ (اْلَباء), dan [3] al baahah
.Lihat Syarh Muslim, An Nawawi, 5/70, Mawqi’ Al Islam .(اْلَباَهت)
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
10
Itulah keutamaan menikah. Semoga membuat mereka-mereka tadi
semakin terdorong untuk menikah. Berbeda halnya jika memang mereka ingin
seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang belum menikah sampai beliau
meninggal dunia. Beliau adalah orang yang ingin memberi banyak manfaat
untuk umat dan itu terbukti. Itulah yang membuatnya mengurungkan niat
untuk menikah demi maksud tersebut. Sedangkan mereka-mereka tadi di atas,
bukan malah menambah manfaat, bahkan diri mereka sendiri binasa karena
godaan wanita yang semakin mencekam di masa ini.
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
11
Menempuh Jalan yang Benar Kami menganjurkan untuk segera menikah di sini bagi yang sudah
berkemampuan, bukan berarti ditempuh dengan jalan yang keliru. Sebagian
orang menyangka bahwa menikah harus lewat pacaran dahulu supaya lebih
mengenal pasangannya. Itu pendapat keliru karena tidak pernah diajarkan oleh
Islam. Pacaran tentu saja akan menempuh jalan yang haram seperti mesti
bersentuhan, berjumpa dan saling pandang, ujung-ujungnya pun bisa zina
terjadilah MBA (married be accident). Semua perbuatan tadi yang merupakan
perantara pada zina diharamkan sebagaimana firman Allah Ta‟ala,
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’: 32)
Kemudian nasehat kami pula bagi mahasiswa yang masih kuliah (masih
sekolah) bahwa bersabarlah untuk menikah. Sebagian mahasiswa yang belum
rampung kuliahnya biasanya sering “ngambek” pada ortunya untuk segera
nikah, katanya sudah tidak kuat menahan syahwat. Padahal kerja saja ia belum
punya dan masih mengemis pada ortunya. Bagaimana bisa ia hidupi istrinya
nanti? Kami nasehatkan, bahagiakan ortumu dahulu sebelum berniat menikah.
Artinya lulus kuliah dahulu agar ortumu senang dan bahagia karena itulah
yang mereka inginkan darimu dan tugasmu adalah berbakti pada mereka.
Setelah itu carilah kerja, kemudian utarakan niat untuk menikah. Semoga Allah
mudahkan untuk mencapai maksud tersebut. Oleh karenanya, jika memang
belum mampu menikah, maka perbanyaklah puasa sunnah dan rajin-rajinlah
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
12
menyibukkan diri dengan kuliah, belajar ilmu agama, dan kesibukan yang
manfaat lainnya. Semoga itu semakin membuatmu melupakan nikah untuk
sementara waktu.
Adapun yang sudah mampu untuk menikah secara fisik dan finansial,
janganlah menunda-nunda! Jangan Saudara akan menyesal nantinya karena
yang sudah menikah biasa katakan bahwa menikah itu enaknya cuma 1%,
yang sisanya (99%) “enak banget”. Percaya deh!
Semoga sajian ini bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.
Panggang-Gunung Kidul, 26 Jumadal Ula 1432 H (29/04/2011)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Saran dan masukan silahkan layangkan ke alamat email:
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I
13