inhal

9
INHAL ANATOMI BPH BIAS HERKAWENTAR G0013061 2 APRIL 2015 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ACC MAS YUSUF

Upload: bias-herkawentar

Post on 21-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

inhal prostat hiperplasia

TRANSCRIPT

Page 1: Inhal

INHAL ANATOMI

BPH

BIAS HERKAWENTAR

G0013061

2 APRIL 2015

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

2015

ACC

MAS YUSUF

Page 2: Inhal

A. Pengertian

Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami, memanjang keatas

kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutupi orifisium uretra (Brunner

& suddarth, 2001) Benigna Prostat Hiperplasi adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan

(Price, 2006) Benigna Prostat Hiperplasi adalah hiperplasia kelenjer periuretra yang mendesak

jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah(Mansjoer, 2000).

Benigna Prostat Hiperplasi adalah kelenjar prostat bila mengalami pembesaran, organ ini dapat

menyumbat uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-

buli (Purnomo 2011).

Dari pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa benigna prostat hyperplasia

adalah pembesaran dari prostat yang biasanya terjadi pada orang berusia lebih dari 50 tahun yang

mendesak saluran perkemihan

B. Anatomi dan Fisiologi

I. Anatomi

Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang melingkar Bledder neck dan

bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang dewasa kira-kira 20 gram dengan

ukuran rata-rata: panjang 3,4 cm, lebar 4,4 cm, tebal 2,6 cm. Secara embriologis terdiri dari 5

lobus yaitu lobus medius 1 buah, lobus anterior 1 buah, lobus posterior 1 buah, lobus lateral 2

buah. Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan

menjadi satu disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadang-kadang tidak

tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista

kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat. Pada potongan melintang

uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri dari:

a. Kapsul anatomis.

Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler. Jaringan kelenjar

yang terbagi atas 3 kelompok bagian:

1. Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya.

2. Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut juga sebagai

adenomatus zone.

3. Di sekitar uretra disebut periuretral gland. Saluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut

bersama dengan saluran dari vesika seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris

Page 3: Inhal

komunis yang bermuara ke dalam uretra. Menurut Mc Neal, prostat dibagi atas: zona

perifer, zona sentral, zona transisional, segmen anterior dan zona spingter preprostat.

Prostat normal terdiri dari 50 lobulus kelenjar. Duktus kelenjar-kelenjar prostat ini lebih

kurang 20 buah, secara terpisah bermuara pada uretra prostatika, dibagian lateral

verumontanum, kelenjar-kelenjar ini dilapisi oleh selaput epitel torak dan bagian basal

terdapat sel-sel kuboid (Anderson, 1999).

II. Fisiologi

Pada laki-laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur, sedangkan pada orang

dewasa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba. Sedangkan pada

penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik. Pertambahan

unsur kelenjar menghasilkan warna kuning kemerahan, konsisitensi lunak dan berbatas jelas

dengan jaringan prostat yang terdesak berwarna putih ke abu-abuan dan padat. Apabila

tonjolan itu ditekan, keluar cairan seperti susu. Apabila jaringan fibromuskuler yang

bertambah tonjolan berwarna abu-abu padat dan tidak mengeluarkan cairan sehingga batas

tidak jelas. Tonjolan ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai

celah. Terkadang juga penonjolan ini dapat menutupi lumen uretra, tetapi fibrosis jaringan

kelenjar yang berangsur-angsur mendesak prostat dan kontraksi dari vesika yang dapat

mengakibatkan peradangan (Brunner & Suddarth, 2002).

C. Etiologi/Predisposisi

Menurut Alam tahun 2004 penyebab pembesaran kelenjar prostat belum diketahui secara

pasti, tetapi hingga saat ini dianggap berhubungan dengan proses penuaan yang mengakibatkan

penurunan kadar hormone pria, terutama testosteron. Para ahli berpendapat bahwa

dihidrotestosteron yang mamacu pertumbuhan prostat seperti yang terjadi pada masa pubertas

adalah penyebab terjadinya pembesaran kelenjar prostat. Hal lain yang dikaitkan dengan

gangguan ini adalah stres kronis, pola makan tinggi lemak, tidak aktif olahraga dan seksual.

D. Patofisiologi

Menurut Purnomo 2011 pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra

prostatika dan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan

intravesikal. Untuk mengeluarkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan

tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini menyebabkan perubahan anatomik buli-buli

berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli.

Page 4: Inhal

Perubahan struktur pada bulu-buli tersebut, oleh pasien disarankan sebagai keluhkan pada

saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal

dengan gejala prostatismus.

Tekanan intravesikal yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian bulibuli tidak terkecuali

pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik

urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesiko ureter. Keadaan keadaan ini jIka

berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh

ke dalam gagal ginjal.

E. Manifestasi Klinis

1. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah :

Obstruksi :

1. Hesistensi (harus menggunakan waktu lama bila mau miksi)

2. Pancaran waktu miksi lemah

3. Intermitten (miksi terputus)

4. Miksi tidak puas

5. Distensi abdomen

Iritasi : frekuensi sering, nokturia, disuria.

2. Gejala pada saluran kemih bagian atas

Nyeri pinggang, demam (infeksi), hidronefrosis.

3. Gejala di luar saluran kemih:

Keluhan pada penyakit hernia/hemoroid sering mengikuti penyakit hipertropi prostat.

Timbulnya kedua penyakit ini karena sering mengejan pada saat miksi sehingga mengakibatkan

peningkatan tekanan intra abdominal (Sjamsuhidayat, 2004).

Adapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan Benigna Prostat Hipertroplasi:

a. Sering buang air kecil dan tidak sanggup menahan buang iar kecil, sulit mengeluarkan

atau menghentikan urin. Mungkin juga urin yang keluar hanya merupakan tetesan belaka.

b. Sering terbangun waktu tidur di malam hari, karena keinginan buang air kecil yang

berulang-ulang.

c. Pancaran atau lajunya urin lemah

d. Kandung kemih terasa penuh dan ingin buang iar kecil lagi

Page 5: Inhal

e. Pada beberapa kasus, timbul rasa nyeri berat pada perut akibat tertahannya urin atau

menahan buang air kecil (Alam, 2004).

G. Penatalaksanaan

1. Modalitas terapi BPH adalah :

a. Observasi yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3-6 bulan kemudian setiap tahun

tergantung keadaan klien.

a. Medikamentosa : terapi ini diindikasikan pada BPH dengan Keluhan ringan, sedang,

sedang dan berat tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan berasal dari phitoterapi

(misalnya : Hipoxis rosperi, serenoa repens, dll), gelombang alfa blocker dan golongan

supresor androgen.

2. Indikasi pembedahan pada BPH adalah :

a. Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin akut (100 ml).

b. Klien dengan residual urin yaitu urine masih tersisa di kandung kemih setelah klien

buang air kecil > 100 Ml.

c. Klien dengan penyulit yaitu klien dengan gangguan system perkemihan seperti retensi

urine atau oliguria.

d. Terapi medikamentosa tidak berhasil.

e. Flowcytometri menunjukkan pola obstruktif.

3. Pembedahan dapat dilakukan dengan :

a. TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat).

1. Jaringan abnormal diangkat melalui rektroskop yang dimasukan melalui uretra.

2. Tidak dibutuhkan balutan setelah operasi.

3. Dibutuhkan kateter foley setelah operasi.

b. Prostatektomi Suprapubis

1. Penyayatan perut bagian bawah dibuat melalui leher kandung kemih.

2. Diperlukan perban luka, drainase, kateter foley, dan kateter suprapubis setelah

operasi.

c. Prostatektomi Neuropubis

1. Penyayatan dibuat pada perut bagian bawah.

2. Tidak ada penyayatan pada kandung kemih.

3. Diperlukan balutan luka, kateter foley, dan drainase.

Page 6: Inhal

d. Prostatektomi Perineal

1. Penyayatan dilakukan diantara skrotum dan anus.

2. Digunakan jika diperlukan prostatektomi radikal.

3. Vasektomi biasanya dikakukan sebagai pencegahan epididimistis.

4. Persiapan buang hajat diperlukan sebelum operasi (pembersihan perut, enema, diet

rendah sisa dan antibiotik).

5. Setelah operasi balutan perineal dan pengeringan luka (drainase) diletakan pada

tempatnya kemudian dibutuhkan rendam duduk.

Pada TURP, prostatektomi suprapubis dan retropubis, efek sampingnya dapat meliputi:

1. Inkotenensi urinarius temporer

2. Pengosongan urine yang keruh setelah hubungan intim dan kemandulan sementara

(jumlah sperma sedikit) disebabkan oleh ejakulasi dini kedalam kandung kemih.