ini soklet kita 7

Upload: muhammad-ali-kurniadi-nawir

Post on 19-Jul-2015

484 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PROSES EKSTRAKSI SOKLETASI ISOLASI MINYAK BIJI PEPAYAOLEH Kelompok 7 Kelas C1. Deni Astika 2. Feby Pratama N 3. Heriza Saputri 4. Novita Aprilia 5. Rahmansyah

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2011

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Laporan Ini Telah Diperiksa Dan Dinilai Oleh Dosen Pembimbing Mata Kuliah Praktikum Kimia Organik

Disusun Oleh:

6. Deni Astika 7. Feby Pratama N 8. Heriza Saputri 9. Novita Aprilia 10. Rahmansyah

Pekanbaru, 15 Oktober 2011 Dosen Pembimbing Kimia Organik Asisten Modul Sokletasi Kimia Organik

Drs. Irdoni HS, MS NIP 195704151986091001

Salamun Qaulan NIM. 0707135304

Abstrak Di Indonesia tanaman pepaya tersebar dimana-mana bahkan telah menjadi tanaman perkarangan. Namun selama ini yang dimanfaatkan hanya daging buah dan daun sementara biji pepaya dibuang begitu saja. Oleh karena itu dilakukan percobaan untuk mengetahui kandungan minyak didalam biji pepaya. Percobaan ini menggunakan sampel sebanyak 50,223 gr dan menghasilkan rendemen 2,36 %. abstract In Indonesia the papaya plants scattered everywhere has even become perkarangan plants. But all this is used only while the fruit flesh and seeds of papaya leaves thrown away. Therefore performed experiments to determine the oil content in seeds of papaya. This experiment used a sample of 50.223 grams and generate yield 2.36%.

BAB I PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yangberasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi. Pada kali ini akan dilakukan percobaan dengan menggunakan biji pepaya. Adapun alas an penggunaan biji pepaya sebagai bahan baku adalah untuk melihat apakah biji pepaya memliki kandungan minyak.

1.2.Tujuan 1.2.1. Mempelajari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu bahan alam dengan metoda sokletasi. 1.2.2. Menghitung rendemen.

BAB II LANDASAN TEORI2.1 Dasar Teori Pepaya (carica papaya) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Pepaya menyerupai palma, bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti buah melon. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Helaian daunnya menyerupai telapak tangan manusia. Apabila daun pepaya tersebut dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak bahwa daun pepaya tersebut simetris. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang apabila penampang buahnya dipoting melintang. Tanaman ini juga dibudidayakan di kebun-kebun luas karena buahnya yang segar dan bergizi. Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis, di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m DPL). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi. Di Indonesia pepaya telah dikenal secara luas oleh masyarakat umum. Jenis pepaya yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu: Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah semangka, rasanya manis. Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan rasanya manis asam Pepaya memiliki banyak manfaat, diantaranya : Buah masak yang populer sebagai buah meja, selain untuk pencuci mulut juga sebagai pensuplai nutrisi/gizi terutama vitamin A dan C. Buah pepaya masak yang mudah rusak perlu diolah dijadikan makanan seperti sari pepaya, dodol pepaya. Dalam industri makanan buah pepaya sering

dijadikan bahan baku pembuatan (pencampur) saus tomat yakni untuk penambah cita rasa, warna dan kadar vitamin. Dalam industri makanan, akarnya dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit ginjal dan kandung kencing. Daunnya sebagai obat penyembuh penyakit malaria, kejang perut dan sakit panas. Bahkan daun mudanya enak dilalap dan untuk menambah nafsu makan, serta dapat menyembuhkan penyakit beri-beri dan untuk menyusun ransum ayam. Batang buah muda dan daunnya mengandung getah putih yang berisikan enzim pemecah protein yang disebut papaine sehingga dapat melunakan daging untuk bahan kosmetik dan digunakan pada industri minuman (penjernih), industry farmasi dan textil.

Mungkin karena saking mudahnya didapat, di indonesia, sering kita melihat biji pepaya suka dibuang percuma setelah selesai dimakan bagian dagingnya. Padahal di luar negeri, biji pepaya menjadi salah satu objek penelitian.

Dalam bukunya Wahju Mulyana, Bercocok Tanam Pepaya, terbitan Aneka Ilmu menyebutkan bahwa biji pepaya yang sudah ditumbuk halus, lalu dicampur dengan cuka dengan larutan sedang, merupakan obat yang mujarab sekali untuk mengatasi masuk angin. Biji pepaya bisa juga untuk mengatasi cacingan (Read more:http://www.obatherbalalami.com/2011/06/khasiat-hebat-biji pepaya.html#ixzz1gZu6Dysc) . Caranya sangat mudah, yaitu dengan menelan biji pepaya beberapa buah secara langsung. Kandungan pada buah pepaya matang Buah pepaya matang sangat unggul dalam hal betakaroten (276 mikrogram/100 g), betacryptoxanthin (761 mikrogram/100 g), serta lutein dan zeaxanthin (75 mikrogram/100 g). Betakaroten merupakan provitamin A sekaligus antioksidan yang sangat ampuh untuk menangkal serangan radikal bebas. Vitamin A yang diperoleh dari 100 g buah pepaya matang berkisar antara 1.094-18.250 SI, tergantung dari varietasnya. Sementara betacryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin lebih banyak berperan sebagai antioksidan untuk mencegah timbulnya kanker dan berbagai penyakit degeneratif. Sumbangan vitamin yang sangat menonjol adalah vitamin C (62-78 mg/100 g) dan folat (38 mikrogram/100 g). Kadar serat per 100 gram buah masak 1,8 gram. Serat pepaya sangat dikenal manfaatnya dalam memperlancar proses buang air besar (BAB) dan mencegah sembelit. Satu potong pepaya berukuran 140 gram mampu memberikan sumbangan vitamin C sebanyak 150 persen dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari (AKG), serta sumbangan serat sebanyak 10 persen dari AKG. Komposisi mineral pada buah pepaya matang sangat bagus, yaitu dominan potasium (257 mg/100 g) dan sangat sedikit sodium (3 mg/100 g). Rasio potasium terhadap sodium yang tinggi sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya hipertensi. Mineral lain yang terkandung dalam jumlah lumayan adalah kalsium, besi, magnesium, fosfor, zinc, dan selenium. Keunggulan lain dari buah pepaya adalah rendah lemak, tanpa kolesterol, rendah sodium.

Tabel. Komposisi gizi pepaya masak, pepaya muda, dan daun pepaya per 100 gram Zat Gizi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin A (SI) Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg) Air (g) pepaya masak 46 0,5 0 12,2 23 12 1,7 365 0,04 78 86,7 pepaya muda 26 2,1 0,1 4,9 50 16 0,4 50 0,02 19 92,3 Daun pepaya 79 8,0 2,0 11,9 353 63 0,8 18.25 0,15 140 75,4

Yogyakarta- Kebanyakan masyarakat memanfaatkan buah pepaya hanya untuk dikonsumsi daging buah dan daunnya, dan membuang bijinya. Baru baru ini sekelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan - Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) melakukan penelitian terhadap ekstrak biji buah pepaya dan berhasil mengungkapkan jika biji buah tersebut ternyata juga berkhasiat bagi kesehatan manusia. Hal tersebut disampaikan salah satu peneliti, Mutiah Nuraini, di Kampus Terpadu UMY, Selasa

(13/9). Penelitian ini dibimbing oleh S. Orbayinah (Bagian Biokimia FKIKUMY) dan dibantu tiga mahasiswa lainnya, D. Asharini, A.P. Dewi, N.Wulandari. Menurut Mutiah , dalam penelitiannya mengenai jus biji buah Pepaya (Carica papaya L), mereka menemukan jika biji pepaya terbukti secara signifikan dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL (lipoprotein densitas rendah), serta meningkatkan kadar HDL. Analisa ini memberikan hasil signifikan yang bermanfaat bagi orang dengan konsumsi jus biji buah pepaya karena berdasarkan analisis fitokimia, ekstrak biji pepaya ini menunjukkan

adanya alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, anthraquinones, dan anthocyanosides. Dengan adanya kandungan ekstrak tersebut, biji buah ini mempunyai efek hipolipidemia dan anti oksidan dalam darah. terangnya. Lebih lanjut Mutiah menerangkan jika efek hipolipidemia sangat berguna bagi terapi alternatif hiperlipidemia yang disebabkan adanya lemak nabati atau kolesterol dalam jumlah terlalu tinggi. Jika kalori dalam makanan yang dikonsumsi melebihi dari batas yang diperlukan oleh tubuh, kalori yang berlebihan akan tersimpan di dalam otak dalam bentuk trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal tersebut menyebabkan kandungan lemak dalam darah meningkat, paparnya. Secara khusus saponin yang ada dalam biji buah pepaya, bermanfaat untuk menurunkan aktifitas kolesterol serum seperti aksi resin, yaitu dengan mengurangi sirkulasi enterohepatik asam empedu. Melalui penghambatan reaksi oksidasi kolesterol LDL ini maka dapat menurunkan kadar kolesterol darah, tambah Mutiah.

Sementara itu, Fitokimia sendiri biasanya merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat menangkap radikal

bebas. Flavonoid menghentikan tahap awal reaksi dengan membebaskan satu atom hydrogen dari gugus hidroksilnya yang kemudian berikatan dengan satu radikal bebas. Dengan ikatan ini maka akan menstabilkan radikal peroksi yang membuat energi aktivasi berkurang, dan selanjutnya akan menghambat atau menghalangi reaksi oksidasi dari kolesterol LDL. Mutiah menyadari penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung mengalami peningkatan saat ini dengan adanya konsep back to nature dan krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang relatif lebih mahal harganya. Sediaan jus yang dikembangkan melalui biji buah pepaya ini juga menjadi pemikiran agar masyarakat dapat mengkonsumsinya dengan lebih mudah dan praktis. Ia juga berharap penelitian yang dilakukan timnya dapat memberikan referensi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut bagi pengembangan jus biji pepaya sebagai obat antihiperlipidemia dan apabila terbukti efektif mempercepat penurunan kadar kolesterol, LDL, serta meningkatkan kadar HDL, maka jus biji pepaya ini potensial untuk dikembangkan sebagai terapi

alternatif hiperlipidemia pada manusia.

Minyak dan Lemak Minyak dan lemak merupakan molekul-molekul trigliserida. Perbedaannya adalah minyak berbentuk cair pada suhu kamar sedangkan lemak berbentuk padat pada suhu kamar. Minyak merupakan bahan cair yang disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak tak jenuh yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya sehingga mempunyai titik lebur yang rendah. Sedangkan lemak mempunyai kandungan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap sehingga mempunyai titik lebur yang tinggi. Minyak dan lemak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya sebagai berikut : 1. Bersumber dari nabati 2. Biji-bijian palawija Kulit buah tanaman tahunan Biji-bijian tanaman tahunan

Bersumber dari hewani Susu hewan peliharaan Daging hewan peliharaan Hasil laut

2.3

Ekstraksi Sokletasi Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair

dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Suyitno, 1989). Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah :

Tipe persiapan sampel Waktu ekstraksi Kuantitas pelarut Suhu pelarut Tipe pelarut

2.4.Sokletasi Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara pelarutngngan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi. Sokletasi digunakan untuk pelarut yang relatif stabil dan tahan terhadap pemanasan. Prinsip sokletasi adalah pelarutngngan secara terus menerus sehingga pelarutngngan lebih sempurna dengan memakai pelarut yang relatif sedikit. Jika pelarutngngan telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang tersari. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah menguap atau mempunyai titik didih yang rendah. Cara kerja sokletasi adalah sebagai berikut : Serbuk kering yang akan diekstraksi berada di dalam kantong sampel yang diletakkan pada alat ekstraksi (tabung soklet). Tabung soklet yang berisi kantong sampel diletakkan diantara labu destilasi dan pendingin, disebelah bawah dipasang pemanas. Setelah pelarut ditambahkan melalui bagian atas alat soklet dan pemanas dihidupkan, pelarut dalam labu didih menguap dan mencapai pendingin, berkondensasi dan menetes ke atas kantong sampel sampai mencapai tinggi tertentu/maksimal (sama tinggi

dengan pipa kapiler), pelarut beserta zat yang tersari didalamnya akan turun ke labu didih melalui pipa kapiler. Pelarut beserta zat yang tersari pada labu didih akan menguap lagi dan peristiwa ini akan terjadi berulang-ulang sampai seluruh zat yang ada dalam sampel tersari sempurna (ditandai dengan pelarut yang turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat diperiksa dengan pereaksi yang cocok). Adapun prinsip sokletasi ini adalah Pelarutan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila pelarutan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang terekstrak. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi : 1. Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alcohol 2. Titik didih pelarut rendah. 3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan. 4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi. 5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan. 6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa senyawa trepenoid dan lipid lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa senyawa yang diekstraksi. Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Proses pengambilan minyak dari biji jarak dapat dilakukan dengan ekstraksi sokletasi. Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi. Adapun prinsip sokletasi ini adalah penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah

menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi. Proses penyaringan yang berulang-ulang pada proses sokletasi bergantung pada tetesan yang mengalir pada bahan yang diekstraksi. Sampel pelarut yang digunakan bening atau tidak berwarna lagi.Umumnya prosedur sokletasi hanya pengulangan, sistematis dan pemisahan dengan menggunakan labu untuk ekstraksi sederhana tetapi lebih merupakan metoda yang spesial, dan alat yang digunakan lebih kompolek.Oleh karena itu alat soklet cenderung mahal. 2.2. Macam-Macam Pelarut 1. Pelarut Non-Polar Heksana Benzena Toluena Dietil eter Kloroform Etil asetat

2. Pelarut Polar 1,4-Dioksana Tetrahidrofuran (THF) Diklorometana (DCM) Aseton Asetonitril (mecn)

Dimetilformamida (DMF) Dimetil sulfoksida (DMSO) Asam asetat N-Butanol Isopropanol (IPA) N-Propanol Etanol Metanol Asam format Air

Gambar 2. Rangkaian alat soklet

Sebuah representasi skematis dari ekstraktor soklet : 1. batu didih 2. labu didih 3. distillation path 4. thimble 5. sample chamber 6. saluran aliran balik 7. saluran aliran balik keluar

8. ekspansi adaptor 9. condensor 10. air pendingin masuk 11. air pendingin keluar Sebuah soklet ekstraktor adalah bagian dari peralatan laboratorium ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von soxhlet ia awalnya dirancang untuk ekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, ekstraktor soxhlet tidak terbatas pada ekstraksi lipid. Biasanya, ekstraksi soxhlet hanya diperlukan dimana senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut, dan pengotor yang tidak larut dalam pelarut. Jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang signifikan dalam penyaringan kemudian pelarut yang sederhana dapat digunakan untuk memisahkan senyawa dari substansi larut. Uap pelarut melewati sebuah lengan penyulingan, dan membanjiri tabung soxhlet yang berisi thimbel. Kondensor memastikan bahwa setiap uap pelarut dingin, dan menetes kembali ke dalam perumahan ruang bahan padat. Ruang yang ada pada bahan padat perlahan terisi dengan pelarut hangat. Beberapa senyawa yang diinginkan kemudian akan larut dalam pelarut hangat. Ketika ruang soxhlet hampir penuh, ruangan secara otomatis dikosongkan oleh sisi lengan saluran aliran balik, dengan pelarut mengalir kembali ke labu distilasi. Siklus ini terjadi berulang-ulang kali. Pada setiap siklus, sebagian dari senyawa non-volatile larut dalam pelarut. Setelah setelah terjadi beberapa kali siklus senyawa yang diinginkan terkonsentrasi pada labu destilasi. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran

organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi : 1. Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alcohol. 2. Titik didih pelarut rendah. 3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan. 4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi. 5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan. 6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa senyawa trepenoid dan lipid lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa senyawa yang diekstraksi. Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya. Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih efisien, karena: 1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang kali.

2. 3.

Waktu yang digunakan lebih efisien. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.

Sokletasi dihentikan apabila : Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi. Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi. Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik. Keunggulan sokletasi : 1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang. 2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit. 3. Proses sokletasi berlangsung cepat. 4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit. 5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat-Alat yang Digunakan Satu set / unit alat soklet Water Bath Gelas Piala 100 ml Erlenmeyer 100 ml Gelas Ukur 50 ml Corong

3.2 Bahan-Bahan yang Digunakan Biji pepaya Heksan K2Cr2O7 Kertas saring 3.3 Prosedur Percobaan 1. Bersihkan soklet, masukkan 3 butir batu didih dan keringkan, timbang, catat berat labu + batu didih. 2. Siapkan contoh dari biji karet. Biji biji karet digiling halus dan dikeringkan. 3. Buat selongsong (timbel) dari kertas saring, ukurannya disesuaikan dengan besarnya tabung soklet. Timbang berat selongsong kosong. 4. Isi selongsong dari kertas saring dengan contoh. Timbang berat selongsong + contoh. Berat contoh saja dapat dihitung. 5. Masukkan selongsong yang berisi contoh kedalam tabung soklet. 6. Sambungkan tabung soklet yang berisi contoh dengan labu soklet, jangan lupa mengolesi bagian ujung yang disambungkan dengan vaselin, untuk memudahkan waktu membukanya nanti. 7. Berdirikan labu pada mantel pemanas, dan tabung soklet yang tersambung pada labu di klem kan pada standar, posisinya harus berdiri tegak lurus.

8. Masukkan pelarut n-heksana dari mulut tabung soklet, sampai terisi penuh. Setelah penuh, pelarut dengan sendirinya akan turun ke labu soklet. Setelah tabung soklet kosong pelarut, tambahkan lagi n-heksana sampai contoh yang ada dalam tabung terendam sempurna. 9. Pasangkan pendingin pada mulut tabung soklet. Jangan lupa mengolesi bagian yang disambung dengan vaselin. 10. Alirkan air pendingin dari kran, periksa kalau ada kebocoran, kalau ada, harus diperbaiki sebelum pekerjaan dilanjutkan. 11. Hidupkan mantel pemanas, dan proses sokletasi dimulai. 12. Pelarut yang ada dalam labu akan menguap karena pemanasan. Uap naik kebagian atas, dan diembunkan oleh pendingin, menetes kedalam tabung soklet dan menumpuk dalam tabung sambil merendam contoh. Waktu merendam inilah n-heksana akan menarik minyak karet dari jaringan biji buaj karet. Bila tabung soklet penuh oleh pelarut yang telah melarutkan minyak karet, maka dengan sendirnya pelarut akan turun kelabu. Di labu pelarut kembali menguap dan meninggalkan minyak. Pelarut yang menguap kembali naik dan mengembun kedalam tabung soklet untuk merendam contoh sekaligus melarutkan minyak yang masih tersisa dalam biji karet. Setelah penuh kembali turun kelabu sambil membawa minyak. Sirkulasi tersu terjadi selama proses, sehingga akhirnya semua minyak terlarutkan oleh n heksana. 13. Bila proses dipandang telah siap, amka mantel pemanas dimatikan. Biarkan beberapa saat, kemudian selongsong contoh dikeluarkan dari dalam tabung soklet, diremas, sehingga kering pelarut, pelarut hasil remasan dimasukkan kedalam tabung soklet. 14. Setelah contoh dikeluarkan, unit alat dipasangkan kembali, dan matel pemanas dihidupkan lagi. Dimulai proses pengambilan pelarut. Amati dengan teliti, bila tabung sudah hampir penuh, pemanas cepat dimatikan, dan pelarut yang ada dalam tabung diambil, disimpan dalam botol tersendiri. Kalau terlambat, tabung sempat penuh, maka semua pelarut

akan turun kelabu dibagian bawah, sedangkan sekarang kita pada tahap pengambilan pelarut. 15. Bila proses pengambilan pelarut sudah dianggap selesai, yakni minyak dalam labu sudah terlihat lebih pekat, maka pemanas dimatikan, dan alat dilepas menjadi bagian bagiannya. 16. Minyak yang ada dalam labu, dikeringkan lagi dari pelarutnya dengan cara memanaskan dalam oven pada suhu diatas titik didih pelarut. Diovenkan selama 15 menit, kemudian dinginkan dan ditimbang. 17. Pekerjaan seperti nno. 16 dilakukan beberapa kali, sampai didapat berat tetap. 18. Berat minyak dapat dihitung, sehingga persentase minyak dalam biji karet juga dapat dihitung. 19. Minyak hasil sokletasi disimpan pada botol tersendiri.

1.1. Rangkaian AlatAir Keluar Kondensor Air Keluar Soklet Thimble

Labu Didih

Mantel Pemanas

Gambar 3.2. Rangkaian Alat Sokletasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Perhitungan 1. Berat sampel = 50,223 gram 2. Berat selongsong = 3,666 gr 3. kapas = 1,464 gram 4. Berat batu didih + labu didih = 187,550 gram 5. Heksan yang digunakan = 250 ml 6. Pemanasan dan proses sokletasi dimulai pada pukul 10.59 WIB. Proses refluks terjadi sebanyak 20 kali dan berakhir pada jam 14.42 WIB. 7. Dilanjutkan dengan pemanasan di oven selama 30 menit. Berat awal pengovenan = 190,484 gr a. Pemanasan 10 menit pertama b. Pemanasan 10 menit kedua c. Pemanasan 10 menit ketiga d. Pemanasan 10 menit keempat e. Pemanasan 10 menit kelima f. Pemanasan 10 menit keenam g. Pemanasan 10 menit ketujuh = 190,484 gram = 190,405 gram = 190,200 gram = 189,998 gram = 189,789 gram = 189,610gram = 189, 490 gram

h. Pemanasan 10 menit kedelapan = 189, 349 gram i. Pemanasan 10 menit kesembilan= 188,826 gram j. Pemanasan 10 menit kesepuluh = 188,799 gram k. Pemanasan 10 menit kesebelas = 188, 794gram l. Pemanasan 10 menit keduabelas = 188,790 gram m. Pemanasan 10 menit ketigabelas = 188,787 gram

Dari percobaan didapat besarnya rendemen minyak karet dalam biji pepaya adalah sebagai berikut: Massa biji karet yang digunakan = 50,223 gram Berat labu didih + batu didih = 189,550 gram Berat awal = 239.773 gram

Berat akhir = 190,484 gram Jadi, Rendemen minyak karet dalam biji karet adalah:

1.2. Pembahasan Dari hasil percobaan didapatkan rendement sebesar 2,463%. Kecilnya rendemen yang didapat dikarenakan pada dasarnya biji pepaya mengandung sedikit minyak sehingga rendemen yang didapat sangat sedikit.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa rendemen yang didapat sangat sedikit yaitu : 2,463 % karena biji pepaya hanya mengandung sedikit minyak.

1.2. Saran Gunakanlah safety yang lengkap selama melakukan percobaan serta hati hati dalam penggunaan alat sokletasi.

DAFTAR PUSTAKA

Infoana.

2011.

Macam-Macam

Pelarut.

http://infoana.wordpress.com.

4

November 2011 Anonim. 2011. Sokletasi. http://www.bloggerhunter.com/tag/sokletasi. 20

Oktober 2011 http://www.obatherbalalami.com/2011/06/khasiat-hebat-biji pepaya.html#ixzz1gZu6Dysc) Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340