inner journey pesan dari rumah cahaya putu yudiantara
TRANSCRIPT
Sebuah Persembahan Sederhana untuk
ANDAYang pastinya mengharapkan buku ini menjadi jauh lebih tebal dari sekedar beberapa halaman bukan?
Dan maafkan saya telah mengecewakan anda ...
Tetapi yakinlah, halaman tipis ini adalah semua yang anda butuhkan
Jika anda menangkap pesan yang disampaikanya dengan Kesadaran.
Cerita itupun dimulai ....
Suatu ketika ada seorang pemuda yang hendak melakukan perjalanan ke Tanah Kebahagiaan
yang akan memberikan suka cita abadi, pemenuhan dan ketak terbatasan, dan dia mendengar
sebuah nasehat seorang tetua yang "tahu" tentang Tanah Kebahagiaan itu, dan bertanya
padanya.
"Dimanakah Tanah Kebahagiaan itu orang tua yang bijak?"
"Entahlah, aku pun tak tahu pasti, tetapi ada peta yang akan menunjukan padamu Tanah
Kebahagiaan yang kau cari itu.
Peta itu terbagi dalam dua belahan, carilah sebagian petanya di puncak merapi, dan temukan
sebagian peta lainya di dasar Samudra Selatan. Padukan kedua peta itu dan akan kau dapati
Peta menuju Tanah Kebahagiaan.
Maka pergilah sang pemuda mendaki puncak merapi dan menyelam ke dasar samudra
selatan. dan dengan susah payah, dengan berdarah-darah peta itu pun ditemukanya, setelah
dia menghadapi dedemit gunung merapi dan jin setan samudera selatan.
Sang pemuda menyatukan peta Tanah Kebahagiaan yang didapatkanya, dan betapa kagetnya
dia, peta itu malah menunjukan fotonya sendiri. bukan peta, tetapi fotonyalah yang dia
dapatkan dari puncak merapi dan dasar samudera selatan.
"Ada apa ini?! munkin bukan ini petanya! aku harus menemukan peta lain!"
Si pemuda itu pun kemudian mencari orang bijak lainya, untuk menanyakan peta Tanah
Kebahagiaan yang dicarinya.
"Pergilah ke dasar gua di dasar Gunung Bromo yang angker, dan di sanalah akan kau
temukan sebuah peti berisi peta Tanah Kebahagiaan" nasehat Sang Bijak Itu.
Maka pergilah sang pemuda ke dasar Bromo, dan harus menghadapi para dedemit, setan dan
jin penjaganya.
Dengan susah payah, si pemuda akhirnya menang dan menemukan peti itu, membukanya
dan menengok isinya.
"Apa lagi ini?!"
Betapa kagetnya si pemuda itu, sebab peti yang digambarkan sang tua bijaksana hanya berisi
cermin, cermin yang sangat jernih yang merefleksikan wajah si pemuda itu sendiri dengan
sangat jelas.
Si pemuda merasa dibodohi para tetua bijak di tanahnya, dan dia sangat kecewa, marah serta
tidak terima.
Namun dia belum menyerah untuk mencari Tanah Kebahagiaan, dan dia harus menemukan
petanya, peta yang benar, peta yang tepat mengantarnya menuju Tanah Kebahagiaan yang
dicarinya.
Maka dikumpulkanyalah orang bijak dari seluruh tanah air dan segala penjuru bangsa, dan
ditanyalah mengenai peta Tanah Kebahagiaan yang asli dan makna di balik peta-peta yang
ditemukanya dari puncak Merapi, dasar Samudera Selatan dan gua angker Gunung Bromo.
Malam itu, terjadi perdebatan yang sangat sengit dari para tetua bijak, sarjana muda dan para
ahli tafsir. Semua memperdebatkan peta Tanah Kebahagiaan. Bahkan setelah setahun berlalu,
perdebatan itu tak kunjung selesai juga, berlanjut sampai tahun-tahun berikutnya, dan tahun-
tahun berikutnya.
Sang pemuda mulai menyerah dan akhirnya mengurungkan keinginanya untuk menemukan
Tanah Kebahagiaan.
“Tanah Kebahagiaan itu pastilah omong kosong belaka!” pikirnya dalam keputusasaan.
Dan cerita itu selesai ...
****
Sekarang adalah giliran anda untuk menangkap makna di balik cerita ini, dengan merenungi
beberapa pertanyaan berikut ini.
******
Kenapa petanya adalah foto?
Kenapa foto itu terbagi dalam dua bagian, satu di puncak gunung dan satu di dasar
samudera?
Kenapa peta berikutnya adalah cermin yang jernih?
Dan kenapa pula cermin jernih itu diketemukan di gua yang dalam dan angker?
Kenapa dua orang bijak itu hanya bisa menunjukan peta, bukan langsung menunjukan
daerah yang dicari?
Kenapa si pemuda tidak puas dengan foto dan cermin yang memetakan Tanah Kebahagiaan?
Kenapa akhirnya perjalanan dibatalkan?
Dan ini penting, apakah isi Puncak Merapi, Samudera Selatan dan Gua Bromo yang
ditemukan sang pemuda?
Kenapa setiap tempat pencarian peta Tanah Kebahagiaan, selalu si pemuda menghadapi
dedemit, jin, setan dan mahluk halus lainya?
Apa relevansi jawaban anda dengan judul buku ini?