instrumentasi geothermal.pdf

6
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu instrumentasi meliputi pelaksanaan atau  pengawasan dari perencana an, pemasang an dan  penggu naan sistem instrumentasi, termasuk semua jenis  penguk uran dan pengendal ian. Penguk uran tersebut digunakan untuk mengukur variabel fisis, yaitu berupa  perubahan nilai awal dari parameter menuju nilai akhir saat proses berlangsung, yang termasuk didalamnya adalah kenaikan temperatur serta pressure. Kekayaan alam Indonesia memang melimpah ruah, dari mulai sumber daya alam sampai sumber daya mineral semua tersedia. Sumber daya mineral yang melimpah di negara tercinta ini antara lain emas, tembaga,  platina, nikel, timah, batu bara, migas, dan panas bumi. Panas bumi (geothermal ) adalah salah satu kekayaan sumber daya mineral yang belum banyak dimanfaatkan. Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas  bumi telah diman faatkan untuk pembang kit listrik di Itali a sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor non-listrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergant ungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas  bumi telah dimanfa atkan untuk pembangk it listrik di 24  Negara, termasuk Indonesi a. Disamp ing itu  fluida  panas bum i juga dimanfaatkan untuk sektor non-listrik di

Upload: gomgom

Post on 08-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Ilmu instrumentasi meliputi pelaksanaan atau pengawasan dari perencanaan, pemasangan dan penggunaan sistem instrumentasi, termasuk semua jenis pengukuran dan pengendalian. Pengukuran tersebut digunakan untuk mengukur variabel fisis, yaitu berupa perubahan nilai awal dari parameter menuju nilai akhir saat proses berlangsung, yang termasuk didalamnya adalah kenaikan temperatur serta pressure.

    Kekayaan alam Indonesia memang melimpah ruah, dari mulai sumber daya alam sampai sumber daya mineral semua tersedia. Sumber daya mineral yang melimpah di negara tercinta ini antara lain emas, tembaga, platina, nikel, timah, batu bara, migas, dan panas bumi. Panas bumi (geothermal) adalah salah satu kekayaan sumber daya mineral yang belum banyak dimanfaatkan.

    Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Italia sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor nonlistrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu negaranegara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia. Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor nonlistrik di

  • 2

    72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dll.

    Sistem panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225C), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150-225oC). Pengalaman dari lapangan-lapangan panas bumi yang telah dikembangkan di dunia maupun di Indonesia menunjukkan bahwa sistem panas bumi bertemperatur tinggi dan sedang, sangat potensial bila diusahakan untuk pembangkit listrik. Potensi sumber daya panas bumi Indonesia sangat besar, yaitu sekitar 27500 MWe , sekitar 30-40% potensi panas bumi dunia.

    Energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan karena fluida panas bumi setelah energi panas diubah menjadi energi listrik, fluida dikembalikan ke bawah permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi. Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan tekanan reservoir dan mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida panas bumi setelah fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya recharge (rembesan) air permukaan, menjadikan energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan (sustainable energy). Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.

  • 3

    Steam yang berasal dari separator perlu dijaga tekanan nya agar pada saat keluar dari separator dan menuju turbin steam tersebut tidak akan merusak turbin atau bahkan akan mampu membakar turbin jika tekanan dari steam tidak dijaga. Tujuan lain dalam menjaga tekanan turbin adalah agar turbin dapat mampu untuk bekerja secara optimal dan dapat memberikan uotput daya listrik yang maksimum dan sesuai dengan set point yang diinginkan.

    Gambar 1.1 Diagram alir proses PLTPB Pada separator juga terdapat kandungan non

    condensable gas (NCG) pada steam yang dapat mempengaruhi tekanan output steam dari separator. Untuk dapat mengatasi NCG ini diperlukan sistem pengendalian tekanan output dari separator. Dalam tugas akhir ini akan menggunakan sistem pengendalian ON-OFF. 1.2 Permasalahan

    Pada pelaksanaan tugas akhir ini terdapat permasalahan yaitu, bagaimana mendapatkan pressure

  • 4

    yang sesuai dengan set poin karena steam dari separator inilah dapat menentukan dapat menggerakkan turbin atau tidak.

    1.3 Batasan Masalah Perlu diberikan beberapa batasan permasalahan

    agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari tujuan. Adapun batasan permasalahan dari sistem yang dirancang ini adalah :

    Plant yang dikendalikan adalah pressure pada separator .

    Variable process yang dimonitor dan dikendalikan adalah besar kecilnya pressure dari steam yang akan masuk kedalam turbin.

    Sistem pengendalian yang dipakai adalah pengendalian ON-OFF

    1.4 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah untuk merancang dan membangun suatu sistem pengendalian untuk pressure yang ada pada separator yang nantinya akan dapat menggerakkan turbin dengan set point yang sudah ditentukan sebelumnya. 1.5 Sistematika Laporan Dalam penyusunan tugas akhir ini, sistematika laporan akan disusun secara sistematis yang terbagi dalam beberapa bab, yakni dengan perincian sebagai berikut: BAB I Pendahuluan

    Bab ini berisi tentang penjelasan latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, dan sistematika laporan.

    BAB II Tinjauan Pustaka

  • 5

    Pada bab ini berisikan tentang teori-teori penunjang tugas akhir.

    BAB III Perancangan dan Pembuatan Alat Dalam bab ini akan dijelaskan secara

    detail mengenai langkah-langkah yang harus dilslui untuk mencapai tujuan dan simpulan akhir dari penelitian. Produk akhir dari tahap ini adalah prancangan dan model yang siap untuk dibuat, diuji, dan dianalisa

    BAB IV Pengujian Alat dan Analisa Data Pada bab ini mxerupakan tindak lanjut dari Bab III, dimana pengujian yang telah dilakukan dan akan didapatkan data, baik data berupa grafik maupun tabulasi, kemudian akan dilakukan analisa dan pembahasan.

    BAB V Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini adalah berisi mengenai kesimpulan pokok dari keseluruhan rangkaian penelitian yang telah dilakukan serta saran yang dapat dijadikan rekomendasi sebagai pengembangan penelitian selanjutnya.

  • 6

    [Halaman ini sengaja dikosongkan]