integrated marketing communication (imc) dan …
TRANSCRIPT
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
59
INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) DAN STRETEGI
BRAND EQUITY DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Budiyanto
[email protected] Universitas Muhammadiyah Purworejo
Abstrak Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.Model hubungan pemasaran berbasis komunikasi merupakan dasar dari usaha pemasaran baru yang berfokus pada konsumen. Terdapat perubahan pararel dalam teori komunikasi dan pemasaran dan adanya perpotongan (intersection) antara komunikasi dan pemasaran. Meskipun komunikasi selalu menjadi eleman penting dalam pemasaran, peningkatan dalam interaksi membuat komunikasi menjadi elemen pemasaran yang lebih berharga dengan mengidentifikasi beberapa point yang menghubungkan dua disiplin ilmu tersebut. Point-point dari membangun brand equity memerlukan (1) identitas merek internal, (2) integrasi dari brand identity kedalam keseluruhan program pemasaran perusahaan, seperti produk, harga, iklan, promosi, dan keputusan distribusi. Keyword: MEA, IMC, Brand Equity
PENDAHULUAN
Pada saat ini seluruh negara di
kawasan asia tenggara khususnya negara
yang tergabung dalam ASEAN
menghadapi suatu era perdagangan bebas
bersama. Khususnya pada bidang
ketenaga kerjaan yang memungkinkan
perpindahan dari suatu negara di kawasan
ASEAN yang bebas. MEA adalah sebuah
agenda integrasi ekonomi negara-negara
ASEAN yang bertujuan untuk
menghilangkan, jika tidak,
meminimalisasi hambatan-hambatan di
dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas
kawasan, misalnya dalam perdagangan
barang, jasa, dan investasi. Hal ini
dilakukan agar daya saing ASEAN
meningkat serta bisa menyaingi Cina dan
India untuk menarik investasi asing.
Penanaman modal asing di wilayah ini
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
lapangan pekerjaan dan meningkatkan
kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang
diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) ini nantinya
memungkinkan satu negara menjual
barang dan jasa dengan mudah ke negara-
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 60
negara lain di seluruh Asia Tenggara
sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Tujuan utama MEA 2015 yang
ingin menghilangkan secara signifikan
hambatan-hambatan kegiatan ekonomi
lintas kawasan tersebut,
diimplementasikan melalui 4 pilar utama,
yaitu:
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan
basis produksi internasional (single
market and production base) dengan
elemen aliran bebas barang, jasa,
investasi, tenaga kerja terdidik dan
aliran modal yang lebih bebas
2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya
saing ekonomi yang tinggi (competitive
economic region), dengan elemen
peraturan kompetisi, perlindungan
konsumen, hak atas kekayaan
intelektual, pengembangan
infrastruktur, perpajakan, dan e-
commerce;
3. ASEAN sebagai kawasan dengan
pengembangan ekonomi yang merata
(equitable economic development)
dengan elemen pengembangan usaha
kecil dan menengah, dan prakarsa
integrasi ASEAN untuk negara-negara
CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos,
dan Vietnam); dan
4. ASEAN sebagai kawasan yang
terintegrasi secara penuh dengan
perekonomian global (integration into
the global economy) dengan elemen
pendekatan yang koheren dalam
hubungan ekonomi di luar kawasan,
dan meningkatkan peran serta dalam
jejaring produksi global.
Maka diharapkan dalam era MEA
ini fungsi dari Integrated marketing
communication dapat di optimalkan oleh
seluruh komponen yang terlibat dalam
pemasaran. Adapun Integrated marketing
communication didefinisikan sebagai
konsep perencanaan komunikasi
pemasaran yang mengakui nilai tambah
suatu rencana yang komprehensif yang
mengevaluasi peran strategis berbagai
disiplin komunikasi dan menggabungkan
disiplin-disiplin ini untuk memberikan
kejelasan, konsistensi, dan dampak
maksimum melalui integrasi pesan-pesan
yang berlainan dengan mulus (Kotler,
2005). Integrated marketing
communication digambarkan sebagai
public relations, marketing, dan
advertaising (Don Schultz, Dick
Christian, Ted Spiegel, dan Stan
Tannenbaum, 1991). Dasar dari IMC
berasal dari marketing communication
strategy. Disini tidak adanya definisi dari
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
61
IMC yang universal serta adanya banyak
penafsirannya. Menurut Dolizer
definisinya sesuai dengan negara yang
mana: proses penampilan suatu integrasi
marketing communication merupakan
suatu stimuli yang benar dengan tujuan
dari hal yang diinginkan tentang
tanggapan dari pasar tersebut seperti
set...dan setting dari saluran untuk
menerima, menginterpretasikan sesuai dan
bertindak sesuai dengan pesan dari pasar
untuk kepentingan mengidentifikasi pesan
baru yang ada dipasar. Menurut James
Hutton (2002), marketing communication
didefinisikan dengan ketika ”berbagai
informasi atau maksud yang membantu
kearah mengidentifikasi, merangsang atau
mencukupi kekurangan pelanggan atau
needs. Ada definisi yang lebih tepat dari
marketing communication adalah
”koordinasi yang strategis dari berbagai
komunikasi yang menyatakan tujuannya
untuk mengoptimalkan dampak dari suatu
komunikasi persuasif pada konsumen dan
pendengar non-konsumen dengan
koordinasi unsur-unsur seperti dari
marketing mix seperti, iklan, public
relations, promosi, direct marketing, dan
package design.
PUSAT KOMUNIKASI
Komunikasi adalah aktivitas
manusia yang menghubungkan orang
untuk bersama dan menciptakan
hubungan.Hal ini tidak hanya berlaku
dalam pemasaran tetapi juga dalam
lingkup yang luas seperti area politik,
sosial, ekonomi dan psikologi. Hal ini
memberikan sebuah cara untuk
mengembangkan, mengorganisasi dan
menyebarkan pengetahuan.
Definisi komunikasi pemasaran
menurut Chris Fill (2002, hal 12) adalah
proses manajemen dimana organisasi
masuk ke dalam dialog dengan berbagai
audience. Berdasarkan pada pemahaman
dari lingkungan komunikasi audience,
organisasi mengembangkan dan
menampilkan pesan untuk kelompok
stakeholder yang diidentifikasi, dan
mengevaluasi dan bertindak pada respon
yang diterima. Tujuan proses adalah
repositioning organisasi dan
produk/servisnya dalam pikiran anggota
pasar sasaran dengan mempengaruhi
persepsi dan pemahamannya.
Gambar 1 menunjukan proses
yang pararel dari pemasaran dan
komunikasi. Dalam model komunikasi
tradisional (Lasswell 1948) memasukkan
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 62
beberapa istilah antara lain source, the
channel, noise, receiver dan feedback.
Menurut Wilbur Schramm (1955)
mendefinisikan istilah tersebut sebagai
berikut:
1. Source (pengirim) adalah individu
atau organisasi yang mengirimkan
pesan.
2. Channel (saluran) adalah medium atau
melalui apa pesan disampaikan.
3. Noise (gangguan) adalah distorsi
proses komunikasi, sehingga membuat
sulit penerima untuk
mengintepretasikan pesan dari
pengirim (source).
4. Receiver (penerima) adalah individu
atau organisasi yang menerima pesan.
5. Feedback (umpan balik) adalah
komunikasi balik dari penerima
kepada pengirim pada saat menerima
pesan.
Sedangkan dalam proses
pemasaran, sumber (source) adalah
perusahaan, the message (pesan) adalah
produk, channel adalah sistem distribusi,
noise adalah kekacauan persaingan dan
klaim produk, the receiver (penerima)
adalah konsumen dan feedback adalah
informasi yang diterima melalui customer
service, penjualan dan penelitian
pemasaran.
Gambar 1 Paralell Comunication and Marketing Processes
Sumber: Lasswell 1948
PERAN INTEGRASI KOMUNIKASI
Communication Process
Marketing Process
Source
Channel
Noise
Receiver
Massage
Feedback
Company
Product
Distribution
Competition
Customer
Sales, Customer Service and
market research
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 64
Dari persektif teori komunikasi,
model Waterschoot dan Van den Bulte
(1992) dimana posisi persuasi sebagai
fungsi komunikasi pemasaran integratif
berlawanan hubungan antara komunikasi
dan persuasi. Dalam model komunikasi,
persuasi adalah elemen komunikasi dan
komunikasi adalah faktor integratif.
Schramm (1973) membuat hubungan
menjadi jelas “persuasi adalah proses
komunikasi”. Dalam model komunikasi
lain, persuasi hanya satu dari area
tradisional penelitian yang memasukkan
komunikasi massa, interpersonal,
nonverbal, dan organisasi.
Pemikiran bahwa komunikasi
adalah proses integratif sentral dalam
pemasaran ditunjukkan dalam adanya
teori integrated and relationship
marketing. Perpotongan (intersection) dari
kedua teori komunikasi dan pemasaran
telah mendorong adanya model hubungan
pemasaran yang berbasis komunikasi.
Komunikasi merupakan elemen integratif
untuk membantu mendekatkan jarak
antara perusahaan, konsumen dan
stakeholder lainnya.
Peran dari marketing
communication adalah untuk menciptakan
dan memelihara brand dan kesetiaan pada
produk yang secara positif memberikan
pemikiran gagasan pada memori
konsumen. Ada bebrapa prinsip yang
memiliki peran untuk mengintegraikan
komunikasi pemasaran. Beberapa faktor
kunci yang perlu diperhatikan antara lain
bahwa para agen komunikasi yang utama
sudah menggabungkan atau
mengkombinasikan dengan para agen
lain, peningkatan jumlah klien yang sudah
sangat maju, peningkatan biaya pada
periklanan yang konvensional, kompetisi
yang terus meningkat diseluruh dunia,
mengurangi produktivitas dari media
tradisional, penurunan biaya pada akses
data based dan juga penurunan pesan dari
media yang bersih. Penggunaan dari
strategi marketing communication yang
utama terletak pada masing-masing target
pendengar utama yang merupakan dasar
dari perencanaan teori IMC. Dasar bagi
program komunikasi pemasaran yang
terintegrasi adalah didasarkan dengan
model komunikasi Lewis Hersey (2001),
(gambar 2).
Gambar 2
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 64
Communication Model
Sumber: Lewis Hersey (2001),
Pengirim menghadirkan pesan dari 1
organisasi kepada konsumen, yang mana 2
diwakili penerima. Pesan dikirim melalui 3
tipe medium yang berbeda, yang 4
menginterpretasikan pesan itu pada 5
konsumen. Penerima mempunyai 6
kemampuan untuk menyediakan suatu 7
tanggapan kembali pada pengirim pesan 8
serta komunikasikan pesan tersebut, 9
apakah mampu dipahami serta efektif. 10
Sebagai contoh, ketika suatu iklan 11
ditujukan pada konsumen melalui media 12
televisi apakah mampu merebut perhatian 13
konsumen secara visual. Dimana rencana 14
komunikasi pemasaran yang baik terjadi 15
ketika konsumen dapat dengan mudah dan 16
tepat menginterpretasikan pesan awal 17
ketika iklan yang dimaksud tersebut 18
dikirimkan. Banyak perusahaan 19
berkomunikasi dengan pelanggan melalui 20
berbagai saluran media. 21
Media tradisional meliputi 22
komunikasi pribadi (secara lisan) dan 23
mass media (televisi dan radio). 24
Marketing mix didefinisikan oleh Philip 25
Kotler sebagai ”campuran dari variabel 26
pemasaran yang dapat diawasi, bahwa 27
penggunaan yang dapat dipastikan untuk 28
mengejar tingkat penjualan dipasar” 29
(Lewis Hersey, 2002). Target pemasaran 30
yang utama adalah kemampuan untuk 31
mengkombinasi prinsip dari marketing 32
mix kedalam suatu perencanaan yang 33
membantu dalam proses ekonomi. 34
Asumsinya dengan penggunaan marketing 35
mix banyak cara untuk mencukupi 36
Sender
Noise
Receiver
Feed back
Feed back
Noise
Medium
Massage
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
65
kebutuhan konsumen. Tiap-tiap aspek dari 37
produk, harga, promosi, dan tempat dapat 38
diubah sesuai kebutuhannya (E. Jerome 39
McCarthy, 1981). Dapat ditunjukkan 40
dengan gambar 3 berikut: 41
Gambar 3 Marketing Mix Model
Sumber: Lewis Hersey, (2001).
Alat dari marketing
communication adalah periklanan,
penjualan, promosi, public relations, dan
kewiraniagaan. Kombinasi dari aspek
tersebut secara umum disebut mix (Fill,
2000). Perpaduan antar hal tersebut dapat
menciptakan IMC yang sukses.
Komunikasi persuasif dapat
dipandang pada tiga prinsip yang berbeda.
Pertama, meyakinkan atau bujukan dapat
dilihat dalam bentuk proses negosiasi
antar orang. Kedua, meyakinkan dapat
dilihat pada material propoganda yang
secara khas dibuat oleh pemerintah.
Ketiga, ketika pengirim pesan mulai
memperkenalkan opininya dalam
kelompok besar dimana tidak adanya
umpan balik dari orangtersebut. Ada
banyak unsur dalam persuaion disusun.
Prinsip tersebut meliputi (Fill, 2000):
1. Intent: melakukan buukan atau rayuan
dengan sengaja, atau secara kebetulan
kita membujuknya.
2. Coercion: melakukan paksaan
tanpakomitmen hanya untuk
mendapatkan keuntungan saja.
3. Context: suatu perilaku yang diubah
serta dibatasi konteksnya saja.
4. Plurality: dapat melakukan bujukan
pada satu orang atau bahkan banyak
orang. Dapat melakukan bujukan
berdasarkan dirimu sendiri.
Promotion Price
Direct Marketing
Public Relation
Personal Selling
Consumer promotion
Advertising
Distribution Product
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 66
5. Presence: secara fisik kamu dapat
berkomunikasi dengan orng lain
(memberikan komunikasi yang
maksimum) atau berkomunikasi via
telepon atau kata-kata yang tertulis.
6. Media: komunikasi dapat dilakukan
dengan berbagai cakupan dari media.
Penggunaan iklan pada media
dapat memamerkan produknya akan
berpengaruh lebih baik dibanding orang
yang tidak memamerkan produknya.
Penggunaan iklan yang dapat membujuk
yang digunakan pada pasar konsumen
yang berkaitan dengan fakta bahwa
persepsi publik dapat diubah dengan
mudah melalui format yang baik dari
periklanan. Peran dari periklanan dari
konsep integrated marketing
communication adalah jelas dalam bauran
promosi ini. Iklan digambarkan sebagai
komunikasi komersil melalui mass media,
dengan sponsor didalamnya. Bukti
menunjukkan bahwa keefektifan dari
iklan akan mendorong perusahaan untuk
menginvestasikan dananya pada
pembuatan iklan yang baik guna menarik
konsumen.
Iklanan juga dapat mempengarugi
psikologis konsumen. Pengaruh ini
digunakan untuk menciptakan suatu
perasaan dari emosi konsumen terhadap
nama merek tersebut.
Secara psikologis meliputi
(Hutton, 2002):
1. Awarnes: kemempuan konsumen
untuk mengenali dan mengingat suatu
variasi nama merek dagang dari
berbagai macam konteks.
2. Knowledge: pemahaman konsumen
dari merek dan kemampuan
menyediakan manfaat tertentu.
3. Association: persepsi konsumen dari
berbagai macam faktor yang
berhubungan dengan merek tersebut.
Assosiasi dapat menunjukkan manfaat
bagi, orang, situasi konsumsi serta
orng lain.
4. Feeling: perasaan konsumen pada
suatu merek.
5. Purchase intentions: tujuan konsumen
untuk membeli suatu brand.
Karena komunikasi yang efektif
merencanakan pekerjaan, maka
perusahaan mestinya tidak memeriksa
target audience dan mengikuti koreksi
format atau model periklanan tradisional.
Banyak kerangka yang sudah muncul dari
pengkombinasian aspek pekerjaan
periklanan. Menurut Hall dan O’Malley
kerangka periklanan yang utama adalah:
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
67
1. The sales framework: iklan
mempunyai dampak langsung dalam
jangka pendek, tesedia untuk dijual.
Hanya untuk dijual serta memiliki
efek yang benar dari hasil iklan
tersebut.
2. The persuasion framework: ajakan
yang mana secara ber angsur-angsur
mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian.
3. The involvement framework:
keterlibatan iklan dalam bekerja
dengan pedoman gambar dari target
pendengar terlihat dalam iklan.
4. The salience framework: salience
model didasarkan pada landasan
pemikiran yang mana iklan
kedudukannya diluar, yang secara
radikal berbeda dengan semua iklan
yang lain pada kelas produk yang
sama.
Model ini membantu dalam
menentukan sasaran hasil untuk iklan dan
mengidentifikasi lebih jauh lagi strategi
komunikasi serta menghilangkan
pengaruh dari model. Model menyatakan
bahwa suatu langkah konsumen ketika
mereka dibujuk untuk melakukan
pembelian pada suatu produk (Kenneth
Clow, 2002):
1. awarness
2. knowledge
3. liking
4. preference
5. conviction
6. the actual purchase
Model ini berbagi kualitas dengan
konsep lain tentang perubahan sikap.
Teori yang utama adalah konsep dari teori
cognitive, affective, dan conative yang
merupakan unsur dari attitude (Kennet
Clow, 2002). Elemen dari cognitive
adalah mental dari konsumen tentang
produk. Elemen affective adalah sikap
dari konsumen tentang produk.
Sedangkan elemen dari conative adalah
apa yang akan dilakukan konsumen baik
secara fisik maupun mental mengenai
produk tersebut. Model ini mengalir
sesuai pesanan tertentu: Cognitive >
Affective > Conative
Iklan memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian. Keuntungannya
adalah dapat diterapkan dengan cepat dan
mudah serta penyebarannya sangat cepat.
Orang yang mengirimkan pesan memiliki
kontrol dalam isi pesan tersebut. Bila
iklan dianggap kurang efektif oleh
pemasang iklan maka dia dengan cepat
dapat mengakhiri iklan tersebut, serta
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 68
membuat penyesuaian untuk membuat
iklan tersebut menjadi effektif (Thomas L.
Powers, 1989). Sedangkan kerugian yang
didapat adalah perencanaan kontrol
konsumen individu tidak tertarget. Sangat
sulit pengiriman pesan dalam kaitannya
dengan fakta bahwa pesan dibubarkan
dengan medium cepat. Akhirnya pada sisi
financial, bagaimana biaya yang efektif
dalam iklan adalah di pasar.
Bagimana IMC menggunakan
public relation. Menurut James Gruning
dan Todd Hunt, sebagian besar
masyarakat memandang public relation
terjadi ketika ” masyarakat menjadi
pengikut yang menyenangkan dan
publisitas yang sederhana, glad-handling,
lobi, iklan, atau propoganda” (James
Gruning, Todd Hunt; 1984). Dimana
definisi dari public relations dikutip dari
Public Relation News:
Public relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur dari individu atau suatu organisasi dengan orang banyak yang menarik perhatian, dan merencanakan dan melaksanakan suatu program dari suatu tindakan untuk mendapatkan pemahaman dan penerimaan dari publik.
HUBUNGAN INTEGRATED
MARKETING COMMUNICATION
(IMC) DENGAN STRATEGY BRAND
EQUITY
Kitchen dkk (2004), menyatakan
bahwa ”komunikasi merek yang
terintegrasi secara strategis dapat
membantu bisnis bergerak maju yang
sangat kompetitif di abad 21 ini”. Schultz
(1998), brand adalah pusat dari integrated
marketing communication (IMC). Keller
(1993), point dari customer-based brand
equity berasal dari keakraban dan
kekuatan dari asosiasi merek. Menurut
Keller, ”marketing communication
menghadirkan suara dari suatu merek dan
dimana perusahaan dapat menetapkan
dialog dengan konsumen mengenai
tawaran produk mereka (2001). Marketing
communication dapat memberikan tujuan
untuk pengembangan yang kuat pada
barand equity (Keller, 2003). Lagipula
komunikasi pemasaran membantu hal-hal
yang bersifat tanggapan yang baik
terhadap pelanggan (Duncan dan
Moriarty, 1998).
Pada perkembangan yang baru ini,
Kitchen dkk (2004), mengamati IMC
telah meningkat dari ”inside-out” alat
guna promosi menjadi proses yang
strategis yang berhubungan dengan
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
69
manajemen merek. Lebih lanjut lagi, Naik
dan Raman (2003), mencatat bahwa IMC
menekankan pada ”sinergi dari manfaat
keuntungan ke arah berbagai media untuk
membangun brand equity untuk produk
atau jasa”.
Sejalan dengan hal tersebut maka,
kita menggambarkan brand equity
strategy sebagai suatu proses yang
meliputi memperoleh, pengembangan,
memelihara, dan leveraging suatu yang
effectiveness-enhancing, high-quality
merek atau portofolio dari merek. Keller
(2003) mendefinisikan customer-based
brand equity, berarti asosiasi merek yang
sangat baik dan kuat di mata pelanggan.
Keller (1993) mendefinisikan brand
equity sebagai efek dari deferensial dari
pengetahuan merek pada respon
konsumen pada pemasaran dari merek dan
menyarankan pengenalan merek dan
gambaran merek ketika membangun
dihubungkan dengan konsumen. Keller
(2003), mencatat bahwa komunikasi
pemasaran berperan pada brand equity.
Dimana komunikasi yang efektif
memungkinkan pembentukan brand
awareness dan brand image yang positif.
Ini kemudian membentuk struktur
pengetahuan merek, yang mana pada
gilirannya membentuk brand equity.
Schultz (2004a), mendefinisikan
IMC strategy sebagai satuan proses yang
meliputi perencanaan, pengembangan,
pelaksanaan, dan evaluasi dari program
brand communication yang terukur dari
waktu ke waktu dengan konsumen,
pelanggan, prospek, karyawan, rekanan,
serta yang lain yang ditargetkan,
pendengar internal dan eksternal yang
relevan. Oleh karena itu ke efektifan IMC
berpotensi meningkatkan efektifitas dari
portofolio merek perusahaan, oleh
karenanya dapat secara positf
mempengaruhi barand equity.
Lebih lanjut kita menggambarkan
brand identity strategy sebagai satuan
terhadap proses yang meliputi usaha yang
dikoordinasi oleh brand strategy yaitu (1)
pengembangan, mengevaluasi, dan
mengevaluasi brand identity/identities, (2)
komunikasi dari brand identity/identities
kepada semua individu dan kelompok
(internal atau eksternal dalam perusahaan)
serta bertanggung jawab pada komunikasi
pemasaran perusahaan.
Kitchen dkk (2004), point dari
IMC tidak hanya sekedar proses
komunikasi saja, tetapi suatu proses yang
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 70
berhubungan dengan manajemen dan
brands. Penemuan dari Mc Arthur dan
Griffin ( 1997), bahwa tanggung jawab
untuk marketing communication adalah
dengan jelas menjadi urusan dari
manajemen atas, disini menyatakan
bahwa pengembangan strategi IMC
diorientasikan secara strategis bukan
secara tactical saja. Disini maka perlunya
IMC seperti yang dijelaskan oleh Carlos,
Gove, dan Dorsch (2003) menunjukkan
bahwa IMC yang sukses dapat
menghasilkan tanggapan pelanggan sesuai
yang diinginkan. Oleh karenanya IMC
berpotensi dapat membuat perusahaan
lebih efektif dan efisien dalam melakukan
target pasar sesuai yang perusahaan
inginkan, yang pada gilirannya dapat
memberikan target keuangan tercapai
melalui brand equity yang lebih tinggi.
STRATEGI DARI BRAND EQUITY
Membangun dan memanage brand
equity adalah prioritas dari setiap
perusahaan (Keller, 2003). Point-point
dari membangun brand equity
memerlukan (1) identitas merek internal,
(2) integrasi dari brand identity kedalam
keseluruhan program pemasaran
perusahaan, seperti produk, harga, iklan,
promosi, dan keputusan distribusi (Keller,
2003). Walaupun semua program
pemasaran tersebut berpengaruh namun
kami mengusulkan bahwa IMC strategy
dan brand identity strategy sebagai
keseluruhan pembentuk brand equity
strategy.
Bagaimana peran IMC bagi
perusahaan dalam brand equity. Schultz,
Tannenbaum, dan Lauterborn (1993)
dimana adanya suatu ”kontak” adalah
suatu informasi yang tegas dari pelanggan
atau mengenai prospek dari merek
tersebut, termasuk secara lisan dan
pengalaman dari penggunan merek
tersebut. Keller (2001) mencatat adanya
bahwa pelanggan atau prospek dapat juga
mempunyai kontak dengan merek melalui
saluran komunikasi pemasaran, yang
termasuk didalamnya adalah: (1) media
periklanan, (2) mengarahkan tanggapan
dan iklan yang interaktif, (3) tempat
periklanan, (4) titik dari pembelian
periklanan, (5) promosi dagang, (6)
promosi konsumen, (7) even pemasaran
dan sponsorsip, (8) publikasi dan
hubungan dengan masyarakat, (9)
kewiraniagaan.
Disini juga akan diperkenalkan
brand identity contacts dan brand equity
contacts. Brand identity contacts adalah
semua interaksi pengiriman pesan
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
71
mengenai merek antara brand strategy
dan brand stewards. Brand stewards
adalah keseluruhan kesatuan internal dan
eksternal (individu dan kelompok) yang
mempunyai tanggung jawab untuk
mengkomunikasikan merek pada
pelanggan, prospek, dan public (de
Chernartony, 1999). Brand stewards dapat
meliputi iklan dan hubungan masyarakat
dengan para agen, pemasar langsung, dan
penjual. Brand equity contacts adalah
semua interaksi pasar yang di sponsori
merek dengan brand stewerds dan
pelanggan, prospek, dan publik
dimksudkan guna menciptakan atau
memlihara asosiasi yang sangat baik dan
kuat.
Gambar 4 Brand Equity Strategy: A Schematic
Sumber: Madhavaram (2004).
Seperti ditunjukkan gambar 4
tesebut diatas, kita mengusulkan agar
perusahaan menjadi lebih baik dalam
kinerjanya. Internal brand identity adalah
langkah yang pertama dalam perusahaan
guna membangun brand equity (Keller,
Brand identity contacts
Brand equity contacts
Brand identity strategy
IMC Brand Equity
Brand identity interface
Brand equity interface
Environment, competitors’ brands, and changing customer needs and preferences
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 72
2003). Kita mengargumentasikan bahwa
ada dua hubungan yang tergolong dalam
brand equity strategy: (1) alat penghubung
antara IMC strategi perusahaan dan brand
equity, dan (2) alat penghubung antara
brand identity strategy perusahaan dan
strategi IMC.
Proses komunikasi tradisional
(Lasswell, 1948), menggambarkan aliran
pesan dari pengirim kepada penerima via
elemen seperti kode, media, dan
memecahkan kode, telah mengalami
perubahan yang nyata dan telah
meningkat kedalam suatu proses yang
interaktif dan dinamis (Kotler, 2003).
Bagimanapun juga kerangka yang
tradisional juga diikuti, yang mana
sebagai petunjuk untuk pemahaman dan
penggambaran proses komunikasi merek.
Komunikasi pemasaran yang terintegrasi
telah maju sebagai proses bisnis yang
strategis yang dapat memberikan peran
pada pembentukan brand value (Schultz,
2004a). Brand equity telah dikenal
sebagai sumber yang berharga untuk
manfaat kompetitif bagi semua organisasi
(Aaker, 1991; Bharadwaj, Varadarajan,
dan Fahy 1993; Keller, 1998). Dengan
pentingnya brand equity tidaklah
mengejutkan bahwa banyak organisasi
menyediakan sumber daya bagi
pengembangan strategi yang akan
digunakan pada membangun atau
memelihara merek yang kuat (Schultz dan
Bernes, 1999). Duncan dan Moriarty
(1998) dan Duncan (2000), marketing
communication adalah menempatkan
hubungan yang memungkinkan koneksi
antara usaha perusahaan dan tanggapan
yang baik dari pelanggan.
MODEL PEMASARAN BEBASIS
KOMUNIKASI DAN IMPLIKASI
MANAGERIAL
Karena hubungan stakeholder
sangat dipengaruhi oleh pesan dari dan ke
perusahaan, model bangunan brand
relationship seharusnya
mempertimbangkan brand massage dari
semua sumber internal. Tom Duncan dan
Moriarty (1998, hal 9) mengembangkan
model pemasaran berbasis komunikasi
untuk pengelolaan hubungan yang
ditunjukan dalam gambar 5. Model ini
menunjukan interaksi antara berbagai
sumber pesan dalam organisasi dan
berbagai stakeholder organisasi dalam
level corporate, pemasaran dan
komunikasi pemasaran.
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand
Equity Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
73
Gambar 5
Model Pemasaran berbasis komunikasi untuk pengelolaan hubungan
BRAND VALUE
Corporate Level Message Sources
Administrasi Manufacturing /Opertion
Marketing Finance Human Resource
s
Legal
Cross-Functional Brand Equity (IM) team
Marketing Level Message Sources
Product Mix
Price Mix
Marketing Communication
Mix
Distribution Mix
Cross-Functional IMC Team
Marketing Communication Level Message Sources Personal
Sales Advertising Sales
Promotion Direct
marketing Public Relatio
n
Packging Events
I n t e r a c t i v i t y
Other Stakeholders Employee Investors Financial Community Government Regulators Distributors Supplier Competitor Consumers Local Community Media Interst Group
Customers
Brand Relationship
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 74
Terdapat beberapa implikasi
manajerial dari model hubungan
pemasaran berbasis komunikasi dalam
tiga area yaitu fokus organisasi, proses
dan infrastruktur organisasional.
1. Fokus Organisasi
Karena lebih efektif untuk menjual
pada konsumen yang sudah ada
daripada ke konsumen baru, fokus
perusahaan seharunya menempatkan
tekanan lebih pada hubungan
daripada pada transaksi. Fokus
perusahaan juga seharusnya pada
stakeholder tidak hanya pada
konsumen saja, karena hal ini dapat
membantu perusahaan menghindari
konflik pengiriman pesan untuk
stakeholder atau konsumen yang
overlap (tumpang tindih). Prioritas
stakeholder juga berubah secara
konstan. Sebagai contoh, selama
merger dan akuisisi, komunitas
keuangan dan karyawan mungkin
menjadi dua kelompok stakeholder
terpenting. Sedang selama krisis,
media dapat menjadi kelompok
terpenting. Karena prioritas berubah,
sumber-sumber perusahaan harus
dialokasikan secara tepat.
2. Proses
Proses seharusnya ditempatkan untuk
memfasilitasi dialog dengan maksud
tertentu dengan konsumen atau
stakeholder lain. Dialog ini
seharusnya dimaksudkan untuk
perusahaan dan target audience.
Sistem juga diperlukan untuk
meyakinkan bahwa semua brand
massage adalah konsisten secara
strategik. Terdapat sebuah proses
yang seharusnya memasukkan misi
perusahaan ke dalam operasi dengan
tetap mengingat pada stakeholder.
Konsistensi dan misi yang
dipertimbangkan dengan baik
membantu memperkuat kepercayaan
brand relationship.
3. Infrastruktur Organisasi
Integrasi adalah proses sistematik
yang memerlukan elemen pendorong
organisasi tertentu. Satu elemen
organisasi untuk meyakinkan bahwa
manajer mempunyai kompetensi inti
dalam integrasi. Oleh karena itu
manajer perlu melakukan hal-hal
berikut:
1. Mengetahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan dan
bagaimana pengaruhnya.
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
75
2. Memahami bagaimana perusahaan
bekerja dan bagaimana pengaruh
komunikasi diciptakan pada
berbagai point kontak.
3. Memahami dan respek terhadap
kekuatan dari berbagai fungsi
pemasaran dan komunikasi
pemasaran.
PENUTUP
Keseluruhan dari integrated
marketing communication (IMC)
merupakan bidang yang baru, yang mana
secara luas diharapkan dapat digunakan
bagi keseluruhan perusahaan guna
memaksimalkan keuntungannya. Pada
artikel ini juga dikemukakan saluran
komunikasi pemasaran, yang termasuk
didalamnya adalah: (1) media periklanan,
(2) mengarahkan tanggapan dan iklan
yang interaktif, (3) tempat periklanan, (4)
titik dari pembelian periklanan, (5)
promosi dagang, (6) promosi konsumen,
(7) even pemasaran dan sponsorsip, (8)
publikasi dan hubungan dengan
masyarakat, (9) kewiraniagaan. Dalam
era MEA fungsi dari Integrated
marketing communication dapat di
optimalkan oleh seluruh komponen yang
terlibat dalam pemasaran. Pembentukan
pasar tunggal yang diistilahkan dengan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
karena memungkinkan satu negara
menjual barang dan jasa dengan mudah
ke negara-negara lain di seluruh Asia
Tenggara sehingga kompetisi akan
semakin ketat.
DAFTAR PUSTAKA
Balasubramanian, Siva K., Beyond Advertising And Publicity: Hybrid Messages And Public Policy Issues. Communication World; Vol. 23, issue 4, pg 29-47.
Clow, Kenneth. Integrated Advertising, Promotion & Marketing Communications. Prentice Hall, New Jersey, 2002.
Dewhirst, Timothy and Brad Davis (2005), “ Brand Strategy and Integrated Marketing Communication (IMC),” Journal of Advertising, Vol 34, no. 4, pp, 81-92.
Duncan, Tom and Sandra E. Moriarty (1998), “A Communication-Based Marketing Model for Managing Relationships,” Journal of Marketing, Vol 62, pp. 1-13.
Fill, Chris (2002), Marketing Communications Contexs, Strategies and Applications, 3th ed. Tottenham Court Road, London: Prentice Hall, Inc.
Budiyanto : Integrated Marketing Communication (IMC) Dan Stretegi Brand Equity
Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 76
Hersey, Lewis. A Performance-Centered Approach To Marketing Education. Journal for Advancement for Marketing Education; Vol. 1, 2001.
Hutton, James G. Marketing Communications: Integrated Theory, Strategy & Tactics. Pentagram Publishing, New Jersey, 2002.
Kotler, P.(2006), Marketing Management, 12eth ed. Upper Saddle River, N.J. : Prentice Hall, Inc.
Kitchen, Philip J., Eagle, Lynne. Conclusions And Caveats. IMC Communique; Winter 2004.
Madhavaram, S; Badrinarayanan, V and McDonald, R (2005), “Integrated Marketing Communication (IMC) and Brand Identity as Critical Componenets of Brand Equity Strategy”, Journal of Advertaising, Vol 34, no. 4, pp, 69-80.
Moriarty, Sandra E., PR AND IMC: The Benefits Of Integration.Public Relations Quarterly; Vol. 39, issue 3, pg 38-44.
Webster, Frederick E., Jr. (1992), “The Changing Role of Marketing in the Corporation,” Journal of Marketing, Vol 56, pp. 1-17.