interaksi obat vitamin b6
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 Interaksi Obat Vitamin B6
1/9
EFEK SUPLEMENTASI Fe, ASAM FOLAT DAN VITAMIN B 12TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)
PADA PEKERJA WANITA(DI KABUPATEN SUKOHARJO)
Program StudiMagister Epidemiologi
MuwakhidahE4D005076
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2009
ARTIKEL PUBLIKASI
-
8/11/2019 Interaksi Obat Vitamin B6
2/9
2
Effect Iron, Folic Acid, and B12 Supplementation To The Increase HemoglobinLevel To Female Workers In Sukoharjo
Muwakhidah1, Suharyo Hadisaputro2, Endang Purwaningsih3
ABSTRACT
Background : A high prevalence of anemia on female workers in Indonesiaabout 30-46,6 %. Causes of anemia are nutrition and non nutrition. Cause ofanemia is not only iron deficiency but because micronutrient deficiency includefolic acid, B12, B2,B6, Zinc, etc. To solve that problem, supplementation may be
an efective way for decreased nutritional anemia on short time.Objectives : this research was aimed to understand the effect of twice weeklyiron, folic acid and B12 supplementation as well as hemoglobin level amongteenagers womens twice weekly during 12 weeksMethods : The design of this study was randomized Control Group pretestposttest with double blind. The number of responden was 95 femaleworkers..They were divided into three groups. The first group was received ironand b12 supplementation . The second group was received iron, folic acid andb12 supplementation and the third group was received iron and folic acidsupplementation. A week before supplementation was provided vitamin A andAlbendanzole.Results : This research showed that means hemoglobin level was increased
2,19 mg/dl and body mass indeks increased 0,13. Nutrition intake was less thanrecommended daily allowence. Characteristic and nutrition intake were notsignificantly different between group. After supplementation there was decreaseof percentage anemia status. There was a significance increase of hemoglobinlevel after supplementation in three groups (p=0,000). The increase ofhemoglobin level was not significantly different between group (p=0,856).Conclusion : After supplementation there was a significance increase ofhemoglobin level in three groups, but not significantly different between group.Suplementation to be continue and nutrition education to female workers toincrease knowledge and daily intake.
Key words: Micronutrien, supplementation, female workers
1 Mahasiswa Magster Epidemiologi Program Pascasarjana UNDIP Semarang2 Magister Epidemiologi Pascasarjana UNDIP3 Bagian Gizi Fakultas Kedokteran UNDIP
-
8/11/2019 Interaksi Obat Vitamin B6
3/9
3
PENDAHULUAN
Prevalensi anemia padapekerja di Indonesia masih cukuptinggi. Anemia dapat menurunkanproduktivitas kerja. Pekerja yanganemia produktivitas kerjanya 20 %lebih rendah dibandingkan denganpekerja yang sehat dengan gizibaik1). Berdasarkan hasil surveianemia di Kabupaten Sukoharjomasih menjadi permasalahankesehatan. Penanganan anemiadalam jangka pendek yang efektif
adalah dengan suplementasi, namunmenurut beberapa penelitiandiketahui bahwa suplementasi besisaja tidak dapat meningkatkan kadarHb secara bermakna.
Asam folat dan vitamin B12diperlukan dalam pembentukan seldarah merah. Telah banyakdilaporkan penelitian di Bangladeshdan dan Indonesia tentangsuplementasi Fe dan asam folat 2,3.Hal ini dikarenakan penyebab
anemia sekarang tidak hanyadefisiensi besi tetapi juga defisiensizat gizi mikro yang lain seperti AsamFolat, Vitamin B12, B2, B6, Zn, Cudll. Pada penelitian di Bangladeshdiketahui bahwa suplementasi Fe(besi) dan asam folat dapatmeningkatkan kadar Hb padapekerja wanita. Vitamin B12diperlukan untuk mengubah asamfolat dalam bentuk aktif, oleh karenaitu dalam penelitian ini akandianalisis pengaruh suplementasiFe, asam folat dan vitamin B12 padapekerja wanita.
Permasalahan dalampenelitian ini adalah apakah adapengaruh kombinasi Fe, asam folatdan vitamin B12 terhadappeningkatan kadar Hb pada pekerjawanita. Tujuan penelitian adalahmengetahui efek suplementasi Fe,asam folat dan vitamin B12 terhadap
peningkatan kadar Hb pada pekerja
wanita. Hipotesis penelitian adalah
ada pengaruh suplementasikombinasi Fe, asam folat danVitamin B12 terhadap peningkatankadar Hb pada pekerja wanita.
METODE PENELITIANPenelitian ini termasuk
penelitian eksperimental murnidengan rancangan randomizedcontrol group pretest postestdengandouble blind. Pada penelitian inidilakukan pemeriksaan kadar Hb
awal dan kadar Hb akhir pada 3kelompok yaitu kelompok A (diberisuplemen Fe dan vitamin B12),kelompok B (diberi Fe, asam folatdan vitamin B12) dan kelompok C(diberi Fe dan asam folat). Subyekpenelitian ini adalah pekerja wanitadi PT Tyfountex Sukoharjo yangberusia 15-45 tahun. Pada awalpenelitian dilakukan pemeriksaankadar Hb kemudian pekerja wanitayang mempunyai kadar Hb (8-11,5
mg/dl) dan memenuhi kriteria inklusidimasukkan dalam penelitian.Sebelum pemberian suplementasidilakukan pemberian obat cacingAlbendanzole dan vitamin Akemudian diukur berat badan dantinggi badan. Selama suplementasiberlangsung juga dilakukanpencatatan makanan sehari selama6 kali. Pengumpulan data dilakukandengan wawancara menggunakankuesioner. Setelah 12 minggupemberian suplementasi kemudiandilakukan pemeriksaan kadar Hbakhir. Pemeriksaan kadar Hbdilakukan dengan metodeCyanmethemoglobin. Pengolahandan analisis data menggunakanprogram SPSS versi 11.5 dan untukmengolah data asupan makanandigunakan program Nutrisurvey.
-
8/11/2019 Interaksi Obat Vitamin B6
4/9
4
HASIL PENELITIANResponden yang anemia
sesuai dengan kriteria inklusi padaawal penelitian sebanyak 157 orang,responden yang bersedia sebanyak144 orang, namun responden yangdapat mengikuti penelitian ini sampaipemeriksaan Hb akhir sebanyak 95orang dengan droup out subyeksebanyak 49 orang. Respondenkelompok A 48 orang dengan dropout sebanyak 17 orang, kelompok Bsebanyak 48 orang dengan drop outsebanyak 16 orang dan kelompok C
48 orang dengan drop out subyeksebanyak 16 orang. Angka drop outyang tinggi karena pada saatpengumpulan data ada efisiensipekerja sehingga 42 respondenterkena PHK (Pememutusan
hubungan Kerja). Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa umur
responden sebagian besar 20-35tahu sebanyak 52,6 % dengan umurtermuda 24 tahun dan umur tertua45 tahun. Sebagian besarresponden berpendidikan SLTAsebanyak 55,8 %. Responden yangberstatus menikah sebesar 89,5 %,dan pendapatan semua respondensudah di atas UMR serta masa kerjasebagian besar responden di ataslebih dai 10 tahun. Pada masing-masing kelompok tidak ada
perbedaan umur, pendapatan,pendidikan status perkawinan danmasa kerja (nilai p > 0,05).
Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Distribusi karakteristik responden menurut kelompok perlakuan
KelompokKarakteristikResponden A B C
Nilai p
Umur Responden Pendidikan
- Dasar- Lanjutan
Status Perkawinan- Menikah- Belum Menikah
Masa Kerja
Pendapatan
34,94 7,16
13 (42 %)18 (58 %)
26 ( 83,9 %)5 (16,1 %)
14,82 1,241000354,8 52068.1
34,41 6,23
13 (40,6 %)19 (59,4 %)
30 (93,75 %)2 (6,25 %)
13,20 1.071025125 51554,6
35,22 6,89
13 (40,6 %)18 (59,4 %)
30 (90,6 %)2 (9,4 %)
13,81 1.07960125,- 320770
0,888 (1)
0,825 (2)
0,431 (2)
0,668 (2)0,452 (2)
(1) Uji Anova(2) Uji Kruskal WallisA : kelompok yang diberi suplementasi Fe dan Vitamin B12
B : Kelompok yang diberi suplementasi Fe, asam folat dan vitamin B12C : Kelompok yang diberi suplementasi Fe dan asam folat
Status gizi dalam penelitianini dengan mengukur indeks MassaTubuh (IMT) pada awal dan akhirpenelitian. Rerata IMT awal padaresponden adalah 23,79 dan rerataIMT akhir 23,91 dengan perubahanIMT sebesar 0,13. Dari hasil ujiAnova dan Kruskall Wallis diketahuiTidak ada perbedaan Perubahan
IMT pada masing-masing kelompok
perlakuan. Demikian juga untukselisih kadar Hb dari hasil statistikmenunjukkan bahwa tidak adaperbedaan yang bermakna baikkadar Hb awal, Hb akhir maupunselisih kadar Hb pada masing-masing kelompok perlakuan. Untuklebih Jelasnya dapat dilihat padatabel 2 dibawah ini.
-
8/11/2019 Interaksi Obat Vitamin B6
5/9
5
Tabel 2. Perubahan Status Gizi dan Kadar Hb Responden
KelompokStatus Gizi Responden
A B C
Nilai p
Perubahan kadar Hb
Rerata standar deviasi
Nilai minimum
Nilai maksimum
2,3 1.40-0,664,67
2,15 1.24-0,113,94
2,14 1.21-0,564,44
0,856 (1)
Perubahan IMT
Rerata Standar deviasi
Nilai minimum
Nilai maksimum
-0,16 0.49-1,560,48
0,26 1.19-2,074,22
0,27 1.11-1,254,74
0,225(2)
(1) Uji Anova(2) Uji Kruskal Wallis
Asupan gizi respondensebagian besar masih di bawahkecukupan gizi yang dianjurkan(AKG) 2004. Rerata asupan energisebesar 1110,3 kkal/hr dan darimasing-masing kelompok perlakuantidak berbeda bermakna. Rerataasupan protein 35,73 mg/hr masihkurang dari kecukupan yangdianjurkan yaitu 50 mg/hari. Hasilstatistik menunjukkan tidak adaperbedaan asupan protein padamasing-masing kelompok perlakuan(p=0,555). Asupan Fe respondendengan rerata 7,25 mg/hr masihkurang dari kecukupan yangdianjurkan yaitu sebesar 26 mg/hrdan tidak menunjukkan perbedaanasupan Fe pada masing-masingkelompok perlakuan (p=608). Rerata
asupan Asam Folat 119,98 g/hrdan tidak menunjukkan adanyaperbedaan diantara kelompokperlakuan (p=0,268). Rerata asupanvitamin C sebesar 22,75 mg/hr dantidak menunjukkan adanyaperbedaan diantara kelompok(p=0,461). Rerata asupan vitaminB12 sebesar 1,40 g/hr masih
kurang dari kecukupan zat gizi yangdianjurkan sebesar 2,40 g/hr. Hasiluji statistik diketahui adanyaperbedaaan asupan vitamin B12pada masing-masing kelompokperlakuan (p=0,045). Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Sebagian besar respondenmempunyai kebiasaan minum teh(72,90 %), dari responden yangminum teh 38,50 % minum teh 1gelas /hari, 24 % 2 gelas /hari, dan10,4 % 3 gelas/hari. Teh dapatmengganggu penyerapan zat gizibila dikonsumsi saat makan atauselang kurang dari 2 jam ,sedangkan bila dikonsumsi setelahlebih dari 2 jam tidak mengganggupenyerapan.
Responden yang minumsuplemen sebesar 24 %. Jenissuplemen yang dikonsumsi antaralain CDR, hemaviton, redoxon,sangobion dan tonikum bayer,namun frekuensi minum suplemensebagian besar tidak tentu, hanyapada saat diperlukan saja sepertipada saat kecapekan dll.
-
8/11/2019 Interaksi Obat Vitamin B6
6/9
6
Tabel 3. Distribusi Asupan Gizi Responden Menurut KelompokPerlakuan
KelompokKadar Hb Responden
A B C
Nilai p
Asupan Energi (Kkal/hr)
Rerata
standar deviasi
Nilai minimum
Nilai maksimum
1076,47288,23604,501682,50
1147,27348,04603,902040,70
1106,09322,56576,801750,40
0,680 (1)
Asupan Protein (g/hr)
Rerata
Standar deviasi
Nilai minimum
Nilai maksimum
34,389,9118,10
51,40
37,5112,5118,40
72,50
35,2512,6715,20
68,60
0,555 (1)
Asupan Fe (mg/hr)
Rerata
Standar deviasi
Nilai minimum
Nilai maksimum
6,753,212,7014,40
7,704,332,6026,40
7,273,633,0017,80
0,608 (1)
Asupan Asam Folat (g/hr)
Rerata
standar deviasi
Nilai minimum
Nilai maksimum
112,9847,1449,30
267,60
131,7850,3645,80
240,10
114,9653,392,30
330,20
0,268 (1)
Asupan Vitamin B12 (g/hr)
Rerata
Standar deviasi
Nilai minimum
Nilai maksimum
1,091,260,205,60
1,831,910,207,70
1,272,180,1013,00
0,045 (2)
Asupan Vitamin C (mg/hr)
Rerata
Standar deviasi
Nilai minimum
Nilai maksimum
22,5313,813,0065,5
25,2318,540,6082,10
20,4912,592,0059,30
0,461 (1)
(1) Uji Anova(2) Uji Kruskal Wallis
Morbiditas responden padapenelitian diukur denganmenggunakan kuesioner selamasuplementasi. Penyakit yangditanyakan meliputi penyakit diaredan ISPA serta keluhan keluhan lainselama suplementasi. Hasil statistikmenunjukkan tidak ada perbedaanpada masing-masing kelompok baikpada penyakit ISPA maupun diare.
Keluhan yang di derita selamasuplementasi seperti pusing/sakitkepala/migrain dan pegal-pegal. Halini kemungkinan karena beban kerjayang berat dan kecapekan sertaasupan zat gizi yang kurangsehingga menyebabkan daya tahantubuh menurun, sedangkan untukpenyakit infeksi dan kronis lainnyaseperti Tuberculosa, malaria,
-
8/11/2019 Interaksi Obat Vitamin B6
7/9
7
HIV/AIDS, keganasan tidak dilakukanpemeriksaan. Penyakit infeksi dapat
menghambat absorpsi besi dalamtubuh dikarenakan besi akandipergunakan sebagai makananessensial untuk pertumbuhan bakteridan mikroorganisme sehingga akanmemperparah keadaan infeksinya 4.sehingga pada penyakit kronis terjadipenurunan kadar Hb/ kadar Hbmenjadi rendah.
Setelah diberi suplementasiterjadi penurunan status anemia.
Secara keseluruhan terjadipenurunan anemia sebesar 78,95 %setelah pemberian suplementasi.Persentase perubahan status anemiamenjadi tidak anemia adalah padakelompok C dan B hampir samakemudian disusul oleh kelompok A.Gambaran selengkapnya penurunanstatus anemia dapat dilihat padatabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Perubahan status anemia setelah intervensi
Kelompok PerlakuanVariabelKelompok A
(%)Kelompok B
(%)Kelompok C
(%)
Anemia pada Kadar Hb awal
Anemia pada Kadar Hb akhir
Penurunan anemia
10025,8174,19
10018,7581,25
10018,7581,25
Dari tabel di atas masihadanya responden yang anemiapada kelompok A (25,81 %), padakelompok B (18,75 %) dan padakelompok C (18,75 %). Untuk yangmasih anemia perlu dilakukanpemeriksaan lebih lanjut agardiketahui jenis anemia yang dideritamisalnya dengan pemeriksaan MCV(volume eritrosit rata-rata), MCH(hemoglobin eritrosit rata-rata),serum Vitamin B12 dan serum Folat.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkanadanya peningkatan kadar Hbsetelah suplementasi dengan rerata2,19 mg/dl. Hasil statistik dengan ujiPaired T Test juga menunjukkanadanya perbedaan dengan nilai p =0,000, sedangkan untuk diantarakelompok tidak menunjukkan adanyaperbedaan yang bermakna dengannilai p = 0,856. Tidak adanyaperbedaan yang bermakna ini dapat
disebabkan karena kemungkinanresponden mengalami defisiensi besi
saja. Kemungkinan yang lain adalahkarena adanya kontaminasi darisuplemen yang diminum sendiri olehresponden secara tidak tentusehingga menyebabkan adanyainteraksi diantara zat-zat gizitersebut. Adanya interaksi besi,asam folat dan vitamin B12 dalamtubuh sehingga dapat mempengaruhimetabolisme dalam tubuh. Sepertidiketahui bahwa besi dan asam folatdapat meningkatkan metabolisme,demikian juga besi dengan vitaminB12 dapat meningkatkan
metabolisme namun cobalt dalamvitamin B12 jika berinteraksi denganbesi dapat menurunkan absorpsi.Dalam beberapa penelitian vitamin Cjuga dapat meningkatkan absorpsibesi dan menghambat efek dari fitatdan tanin. Di samping itu dalampembentukan hemoglobin tidakhanya besi, asam folat dan vitaminB12 saja yang berperan, tetapi jugazat gizi lain seperti, vitamin B2, B6,Zn, Cu dll. 5, 6.
Tidak adanya perbedaan inikemungkinan juga disebabkan
-
8/11/2019 Interaksi Obat Vitamin B6
8/9
8
karena asupan protein, besi, asamfolat, vitamin B12 dan vitamin C yang
masih kurang dari kecukupan yangdianjurkan. Dalam pembentukanhemoglobin diperlukan zat gizi lainseperti asam amino, dan vitamin B6pada reaksi awal 7. Asupan besi yangkurang juga merupakan defisiensibesi, meskipun dalam diet rata-rata10-20 mg besi hanya 5 % hingga 10% yang sebenarnya diabsorpsi. Besiyang diingesti diubah menjadi ferro didalam lambung dan duodenum sertadiabsorpsi dari duodenum dan
jejunum proksimal, kemudian besidiangkut oleh transferin plasma kesumsum tulang untuk sintesishemoglobin atau tempatpenyimpanan jaringan 8. Asam folatdan vitamin B12 juga diperlukandalam pematangan sel darah merah,di samping itu juga folat mendukungmetabolisme dalam beberapa asamamino termasuk histidin, serin, glisindan methionin 9,6.
Vitamin B12 mendukung
metabolisme asam folat dalambentuk aktif. Tidak adanya faktorintrinsik (sel-sel parietal padakelenjar lambung yang menyekresiglikoprotein) sehingga vitamin B12tidak dapat diabsorpsi oleh usus 9. Disamping itu asam folat bersamadengan vitamin B12 dan B6 sertavitamin B2 berperan penting dalammetabolisme homosisteinmethionin10. Tidak adanyaperbedaan kemungkinan jugadikarenakan adanya penyakit infeksidan penyakit kronis. Di Indonesiasaat ini untuk prevalensi penyakitinfeksi juga masih cukup tinggi.Penyakit infeksi dan kronis sepertigastritis atropik, malaria, HIV/AIDS,keganasan dapat menyebabkanpenurunan kadar Hb 11,12 . Untukmengetahui adanya pengaruh infeksipada suplementasi dengan lebihakurat sebaiknya digunakan
pemeriksaan C-reaktiv protein (CRP)untuk merefleksikan adanya infeksi
dalam tubuh. Hasil penelitian diNepal bahwa frekuensi CRP dalam
merefleksikan adanya infeksi (>5 g/l)pada kelompok yang diberi suplemenFe, asam folat dan zinc lebih rendahdibanding kelompok kontrol 13.
SIMPULAN DAN SARANDari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan adanya perbedaankadar Hb sebelum dan setelahpemberian suplementasi Fe, asamfolat dan vitamin B12, sedangkanuntuk antar kelompok perlakuan tidak
ada perbedaan yang bermaknasetelah pemberian suplementasi.
Bagi Instansi terkait sepertiperusahaan diharapkan dapatmenindaklanjuti hasil penelitian inidengan memberikan suplemenkepada pekerjanya agar dapatmengurangi angka anemia, disamping itu diperlukan penyuluhanpada pekerja wanita agar dapatmeningkatkan pengetahuan tentanganemia dan gizi sehingga dapat
memilih bahan makanan yang bergiziguna peningkatan asupan zat gizidan kadar Hb pekerja wanita. Selainitu diperlukan juga penelitian lebihlanjut untk mengetahui faktorpenyebab anemia yang lebih spesifikdengan desain penelitian eksperimenyang lebih lengkap dan disertaipemeriksaan laboratorium sepertiMCV, serum ferritin, serum asamfolat dan serum vitamin B12.
DAFTAR PUSTAKA1. Suharno D, 1993. Gizi Kerja Pada
Masyarakat Kerja Informal dalamUpaya Kesehatan Kerja SektorInformal Di Indonesia, DepartemenKesehatan RI, Jakarta, 66-157
2. Ahmed F, Khan MR, Jackson A.A.2001. Concomitant SuplementalVitamin A Enhances TheResponse to Weekly SuplementalIron and Folic Acid in Anemic
Teenegers in urban Bangladesh.Am J Clin Nutr 2001;74:108-115
-
8/11/2019 Interaksi Obat Vitamin B6
9/9
9
3. Mulyawati, Y. 2003. PerbandinganEfek Suplementasi Tablet Tambah
Darah Dengan dan Tanpa VitaminC Terhadap Kadar HemoglobinPekerja Wanita di PerusahaanPlywood Jakarta, UniversitasIndonesia. Thesis.
4. Linder MC. Biokimia Nutrisi danMetabolisme. Terjemahan olehAminuddin Parakkasi. Jakarta. UIPress; 1992: 264-282
5. Sandstrom , B, 2001, MicronutrientInteractions : Effect, absorptionand bioavailability. British Journalof Nutrition (2001) suppl 2 : S181-S185.
6. Groff J L ,Gropper, S.S, and Smith,J.L, 2005.Advanced Nutrition andHuman Metabolism, Fourth edition.Wadsworth,a division of ThomsonLearning,Inc. USA . 301-315
7. Murray, RK., Granner, DK.,Robert, KM., Peter, AM., Victor,WR. 1996. Harpers Biochemistry(14th ed.) Appliton & Lange,
Stanford-Connecticut.8. Price, S. A; Wilson L. M, 2006
Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. EGC,edisi 6;255-265
9. Guyton A.C , Hall, J. E, 2008,Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,edisi 11. EGC. Jakarta
10. Shils ME, Shike M, Ross A.C,Caballero B, Cousins RJ, 2005,Modern Nutrition in Health andDisease. Tenth Edition.Lippincott Williams and Wilkins.Philadelphia. 470-497
11. Bender, D.A.2002. Introduction toNutrition and Metabolism, Thirdedition, Taylor Francis Inc, New
York. 380-38412. Ramakrishnan, U. 2001.
Nutritional Anemias. CRC Press,Boca London, New YorkWashingon,DC
13. Christian P, Jiang T, Khatry SK;LeClerq S.C, Shrestha SR; WestKeith P Jr, 2006. Antenatalsupplementation withmicronutrients and biochemicalindicators of status andsubclinical infection in rural Nepal
1-3, Am J Clin Nutr;83: 788-94