interaksi sosial antar anak jalanan (studi etnografi ...lib.unnes.ac.id/26450/1/full.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
INTERAKSI SOSIAL ANTAR ANAK JALANAN (Studi
Etnografi Kehidupan Sosial Anak Jalanan di kawasan
Simpang Lima Kota Semarang)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan
oleh
Eni Purwanti
0301513001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PERSETUJUAN PENGUJI DRAF TESIS
Draf tesis dengan judul “Interaksi Sosial Antar Anak Jalanan (Studi Etnografi
Kehidupan Sosial Anak Jalanan di kawasan Simpang Lima kota Semarang)”
karya,
Nama : Eni Purwanti
NIM : 0301513001
Program Studi : Pendidikan IPS
telah diuji pada tanggal 01 Februari 2016 dan telah direvisi sesuai dengan
masukan tim penguji serta layak untuk diajukan ke siding Panitia Ujian Tesis.
Semarang, Februari 2016
Ketua, Penguji I,
Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si Prof. Dr. Tri Joko Raharjo, M.Pd
NIP. 196208111988032001 NIP. 194711031975011001
Penguji II, Penguji III,
Dr. Much Amien Prof. Dr. Tri Marhaeni P.A., M.Hum
NIP. NIP. 196506091989012001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini
saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
Semarang, 1 Februari 2016
Yang membuat peryataan,
Eni Purwanti
NPM. 0301513001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Interaksi Sosial dintandai adanya tindakan sosial individu yang berdampak
pada orang lain (Max Weber)
2. Konflik yang terjadi dalam masyarakat tidak semata-mata menunjukkan
fungsi negatif, tetapi dapat menimbulkan dampak positif (Lewis Coser)
PERSEMBAHAN:
1. Almamaterku Universitas Negeri Semarang
2. Universitas PGRI Semarang
3. Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga Kota Semarang
v
ABSTRAK
Purwanti, Eni. 2016. Interaksi Sosial antar Anak Jalanan(Studi Etnografi
Kehidupan Sosial Anak Jalanan di kawasan Simpang Lima kota
Semarang). Tesis, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof.
Dr.Tri Marhaeni Pudji A., M.Hum, Pembimbing II Dr. Much Amien.
Kata Kunci : Interaksi Sosial, Anak Jalanan, Konflik
Interaksi sosial antar anak jalanan terjadi karena tindakan sosial yang
dilakukan yang dapat mengakibatkan konflik sosial yang berdampak pada
komunitas anak jalanan maupun komunitas lain. Interaksi sosial antar anak
jalanan, memerlukan penanganan dan perhatian oleh berbagai pihak. Jika
dibiarkan terus menerus akan semakin jauh jarak antara anak jalanan dan
masyarakat dilihat dari berbagai segi kehidupan, terutama dari segi ekonomi dan
sosial.
Tujuan penelitian tesis ini adalah (1) untuk mengkaji konflik yang terjadi
dalam Interaksi Sosial antar Anak Jalanan, (2) untuk menganalisa cara mengatasi
konflik yang terjadi dalam Interaksi Sosial antar Anak Jalanan, (3) untuk
menganalisa dampak Interaksi Sosial antar Anak Jalanan terhadap Tindakan
Sosial yang dilakukan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi. Lokasi Penelitian di
kawasan Simpang Lima kota Semarang. Informan penelitian ini adalah anak
jalanan, pengunjung, dan Pembina yayasan Rumah Singgah Perlindungan Anak
(RSPA) Pelanngi. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini yaitu
observasi, Focus Group Discussion (FGD), dan dokumentasi. Sedangkan teknik
keabsahan datanya menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian ini, pertama: interaksi sosial antar anak jalanan didahului
dengan adanya tindakan sosial. Kedua: faktor pemicu konflik dalam interaksi
sosial antar anak jalanan, yaitu perbedaan individu, perbedaan latar belakang
budaya, perbedaan kepentingan. Ketiga :dampak konflik dalam interaksi sosial
antar anak jalanan yaitu konflik dalam komunitas dapat merusak persatuan
sedangkan konflik dengan komunitas lain dapat meningkatkan solidaritas
komunitas. Keempat: interaksi sosial antar anak jalanan terbentuk karena faktor
budaya dan faktor ekonomi. Penelitian ini menyarankan, (1) anak jalanan perlu
belajar tentang nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, (2) Dinsospora perlu
meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk menangani anak jalanan
dan mengurangi angka anak jalanan, dan (3) Masyarakat mau menerima kehadiran
anak jalanan.
vi
ABSTRACT
Purwanti, Eni. 2016. The Social Interaction among Street Children (Ethnography
study of Social Life of Street Children in Simpang Lima area Semarang
City ). The thesis, for Social and Education Program, Postgraduate
Program, Semarang State University. Counselor I Prof. Dr.Tri Marhaeni
Pudji A., M. Hum, Counselor II Dr. Much Amien.
Keywords: Social interaction, Street Children, Conflict
Social interaction among street children happen because social action undertaken
can result social conflict have impact community street children as well othes
community. Social interaction among street children, need handling and attention
by all parties. If allowed to continue will getting away between street children and
society seen from various aspects of life, especially in terms of economic and
social.
The research objective of this thesis are (1) to assess the conflicts in social
interaction among street children, (2) to analyze how conflicts that occur in social
interaction among street children, (3) to analyze the impact of social interaction
among the social action for street children who do.
The research uses an ethnographic approach. The Location of research is
Simpang Lima area Semarang City. The informants are street children, visitors,
and rustees of the foundation RSPA Pelanngi. Data collection techniques in this
research are observation, Focus Group Discussion (FGD),and documentation.
More ever technical validity of the data used triangulation techniques
The result of the research, first : social interaction among street children
was preceded by social action. Second: triggering factors of conflict in social
interaction among street children, the individual difference, difference in cultural
background, difference interests. Third: impact of conflict in social interaction
among street children that conflict in the community can damage the unity, while
conflict with other communities can increase the solidarity community. Fourth:
social interaction among street children was formed because cultural factors and
economic factors. The research suggested, (1) street children need to learn about
the values and norms in society, (2) Dinsospora Keep in cooperation with various
parties to handle street children and reduce the number of street children, and (3)
Society would accept attendance street children.
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul “Interaksi Sosial Antar Anak Jalanan (Studi Etnografi Kehidupan
Sosial Anak Jalanan di kawasan Simpang Lima kota Semarang)”. Tesis ini
disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan setinggitingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu
penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali
kepada para pembimbing:Prof. Dr. Tri Marhaeni Pudji Astuti, M.Hum dan Dr.
Much Amien.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak
yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:
1. Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si Direktur Program Pasca Sarjana Universitas
Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama
pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.
2. Prof. Dr. Dewi Lienoor Setyowati, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan IPS
Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini
viii
3. Bapak/ibu dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan IPS, yang banyak
memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh
pendidikan.
4. Bapak Adi Pratondo selaku Kasi Pelayanan Sosial Dinas Sosial, Pemuda dan
Olahraga Kota Semarang.
5. Bapak Ibrahim selaku Pembina yayasan sosial RPSA Pelangi.
6. Seluruh anak-anak jalanan di kawasan Simpang Lima Kota Semarang
7. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2013
8. Semua pihak yang belum bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
berjasa dalam memberikan dorongan, semangat, dan motivasi untuk
menyelesaikan tesis ini
Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,
baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian
ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, 1 Februari 2016
Eni Purwanti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………... ii
PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………..…… iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………… iv
ABSTRAK…………………………………………………………………… v
ABSTRACT..………………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR.………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI……………...………………………… …………………..…... ix
DAFTAR TABEL…….……………………………………………………… xi
DAFTAR BAGAN ………………………………………………………….. xii
DAFTAR GAMBAR..…...……………………………………………..…… xiii
DAFTAR LAMPIRAN…...………………………………………………..... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………… 1
1.2. Identifikasi Masalah ………………………………………………..…..... 8
1.3. Cakupan Masalah ………………………………………………………... 8
1.4. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 8
1.5. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 9
1.6. Manfaat Penelitian…………………………………………………..…… 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
2.1. Kajian Pustaka…………..……………………………………………….. 11
2.2. Landasan Teori…………………………………………………………... 15
2.2.1. Interaksi Sosial ………………………………...……………………... 15
2.2.2. Anak Jalanan…………………………………………………………. 24
2.2.3. Kehidupan Sosial…………..………………………………………… 26
2.3. KerangkaTeoritis……….……………………………………………….. 27
2.4. Kerangka Berpikir...…………………………………………………….. 29
BAB III METODE PENELITIAN
x
3.1. Jenis Penelitian………………………………...…………………....... 30
3.2. Lokasi Penelitian dan waktu pelaksanaan……………...……………. 36
3.3. Fokus Penelitian……………………………………………………… 37
3.4. Sumber Data…………………………………………………….......... 38
3.5. Jenis Data…………………………………………………….............. 40
3.6. Teknik Pengumpulan Data……………………………………...……. 40
3.7. Uji Keabsahan Data………………………………………………….. 43
3.8. Teknik analisis data………………………………………………….. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum daerah Penelitian……………….……………………. 46
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………..……...…..………………….. 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………… 89
5.2. Implikasi ……………………………………...……………………….... 90
5.2. Saran ………………………………………………………………..…... 91
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…… 92
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Waktu Pelaksanaan Penelitian……………………...……………… 36
Tabel 3.2. Profil Informan Utama………..……...……………………….…….. 38
Tabel 3.3. Profil Informan Pendukung ………...………………………………. 38
Tabel 3.4. Lembar Observasi ……………………...…………………………… 41
Table 4.1. Jenis Tindakan Sosial……………………...……………...………… 49
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Kerangka Berfikir…………… ………………………………… 29
Bagan 2.1. Teknik Analisis Data………… ………………………………… 45
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Suasana wawancara bersama beberapa anak jalanan…………… 54
Gambar 4.2. interaksi antar anak jalanan di Simpang Lima………………….. 59
Gambar 4.3. Interaksi sosial antar anak jalanan ketika berada di Rumah
Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Pelangi ………………………………….. 60
Gambar 4.4. Interaksi sosial antar anak jalanan dengan komunitas yang lain... 61
Gambar 4.5. suasana anak-anak jalanan antusias menyaksikan temannya unjuk
kebolehan …………………………………………………………………….. 62
Gambar 4.6. anak jalanan di trotoar jalan di kawasan Simpang Lima ……….. 64
Gambar 4.7. anak jalanan yang memakai tindik dan mewarnai rambut.……… 65
Gambar 4.8. suasana anak jalanan saat saling mengejek dalam berinteraksi
bersama dengan komunitasnya ………………………………………………. 68
Gambar 4.9.anak jalanan lebih asyik bermain sendiri dengan hewan di Bonbin
Mangkang ………………..…………………………………………………… 72
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.transkip FGD dan wawancara …….....……………………..…… 93
Lampiran 2. Pedoman Wawancara……...…………………………………… 109
Lampiran 3. Daftar Informan……………...………………………………… 110
Lampiran 4. Profil Anak Jalanan Usia Sekolah……...…………………..… 113
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian…………..………………………………… 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anak Indonesia merupakan aset yang sangat besar sebagai potensi
sumber daya manusia yang tak ternilai harganya. Negara harus menjamin
keberadaan anak-anak Indonesia dalam kebutuhan sosial, mental, maupun
kebutuhan perkembangan fisik mereka. Indonesia telah memiliki kekuatan hukum
yang seharusnya dapat memberikan proteksi terhadap anak(UU Nomor 4 Tahun
1979 tentang kesejahteraan anak Indonesia).
Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia tahun 1945 Pasal 34, yang secara tegas mengamanahkan bahwa: Fakir
miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, bahkan Indonesia telah ikut
meratifikasi Konvensi Hak-hak anak Dunia atau “ The World Convention On The
Rights Of Child pada tahun 1989, lewat keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 1990 yang konteksnya adalah, setiap anak dengan tidak melihat
jenis kelamin, asal usul bangsa dan negara, Suku Agama Ras dan Agama
(SARA), yang memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Hak atas kelangsungan hidup atau servival rights, yang meliputi hak untuk
mempertahankan hidup atau the rights of life hak atas tingkat kehidupan
yang laik dan atas pelayanan kesehatan yang baik atau the rights to the
higiest standart of health and medical care attainnable.
2
b. Hak anak untuk berkembang atau development rights mencakup atas
pendidikan, informasi, kegiatan seni dan budaya, kebebasan berfikir,
berkeyakinan dan beragama, hak anak cacat atas pelayanan, perlakuan,
pendidikan yang khusus, serta waktu luang.
c. Hak Perlindungan atau protection rights terdiri dari perlindungan dari
segala bentuk eksploitasi, perlakuan kejam, serta perlakuan sewenang-
wenang dalam proses peradilan pidana.
d. Hak Partisipasi, atau participation rights yaitu kebebasan menyatakan
pendapat, berkumpul, berserikat, serta ikut serta dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut dirinya atau the rights of child to express her,
his views in all matter affecting the child.
Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1988 Pasal 6 ayat
(2). Anak-anak Indonesia dapat dijadikan anak asuh, ditingkatkan skillnya melalui
Dinas sosial, dibina mentalnya agar kembali kepada kondisi anak yang normal
dan wajar agar tumbuh dan berkembang secara baik, sehingga potensi ini dapat
memberikan kontribusi mewujudkan masyarakat madani dalam pembangunan
bangsa. Dalam buku “Intervensi Psikososial” (Depsos, 2001:20), anak jalanan
adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah
atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.
Anak-anak jalanan semakin termarjinalkan antara masyarakat kelas
menengah dan menengah atas. Untuk menghilangkan stigma masyarakat dengan
menegaskan bahwa anak jalanan juga sama seperti anak-anak lainnya yang harus
dilindungi dan diangkat martabat hidup mereka. Apabila kesenjangan ini semakin
3
membuat komunitas anak jalanan semakin besar, dan kepedulian pandangan
masyarakat yang semakin antipati terhadap mereka, maka dimasa-masa yang akan
datang akan muncul permasalahan baru. Misalnya terbentuk geng, kelompok
premanisme yang meresahkan masyarakat.
Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah menyatakan , kondisi anak di
Indonesia sesungguhnya sangat memprihatinkan, terutama di kota besar, seperti
Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, dan Medan. Kehadiran anak jalanan
sering mewarnai hampir diseluruh jalan protokol, di lorong kumuh, dibawah
jembatan, digubuk sepanjang rel kereta api, berjuang mempertahankan hidup,
menanti belas kasihan orang sebagai pengemis, tanpa mempedulikan keras dan
kejamnya kehidupan, demi sesuap nasi tanpa ada kepedulian dan perlindungan
dari pemerintah terhadap hal tersebut. Hal ini jelas mengganggu aktivitas
masyarakat, karena dapat menimbulkan banyak masalah sosial yang kompleks.
Keberadaan anak jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh sebagian besar
masyarakat, mereka dianggap mengganggu keamanan dan kenyamanan.
(http://badandiklat.jatengprov.go.id/index.php?p=wi&m=dt&id=47,diakses pada 4
Maret 2015).
Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah juga menyatakan, Kota Semarang
adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia yang dihadapkan kepada
problema anak-anak jalanan. Di Kota Semarang anak jalanan dapat dijumpai
ketika melintas disepanjang jalan Setiabudi, Jatingaleh, Diponegoro, MT.
Haryono, Johar, Simpang Lima, Tugu Muda, Siliwangi.
(http://badandiklat.jatengprov.go.id/index.php?p=wi&m=dt&id=47,diakses pada 4
Maret 2015).
4
Berdasarkan hasil observasi awal pada Maret 2015 di Dinas Sosial,
Pemuda dan Olahraga (Dinsospora). Penangangan Anak Jalanan di kota Semarang
ditangani oleh (Dinsospora) yang bekerjasama dengan Rumah Penanggulangan
Sosial Anak (RPSA) yang dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Praja, TNI, Polisi,
Lembaga Hukum. Rumah Penanggulangan Sosial Anak yang diajak bekerjasama
dengan Dinsospora kota Semarang antara lain Yayasan Bina Anak Bangsa,
Yayasan Emas, Yayasan Ish Sofa RPSA Pelangi, Yayasan Rumpin, Yayasan
Setara. (Adi Pratondo, Kepala Seksi Pelayanan Sosial Dinsospora Kota
Semarang)
Sesuai dengan Perda Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2014 anak jalanan
akan ditangani oleh Pemkot Semarang beserta jajarannya melalui, pendataan,
termasuk pemetaan daerah sumber, sosialisasi, pemantauan, pengendalian dan
pengawasan, dan kampanye. Namun kenyataan dilapangan masih banyak
dijumpai anak jalanan yang mengganggu ketertiban umum serta menimbulkan
masalah sosial lainnya.
Kawasan Simpang Lima merupakan salah satu tempat yang memberi ciri
khas bagi kota Semarang. Tempat ini juga merupakan alun-alun yang berada di
tengah-tengah persimpangan Jl. Pandanaran di sebelah barat, Jl. A. Yani di
sebelah timur, Jl. Gajahmada dan Jl. Pahlawan di sebelah Selatan, sementara
disebelahtimurlautadaJl.KH.AhmadDahlan.(http://ms.wikipedia.org/w/index.php?
title=Simpang_Lima&oldid=2899398).
Kawasan Simpang Lima dijadikan sebagai pusat Alun-alun Semarang
berdasarkan atas usulan Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno dengan alasan
5
Pusat alun-alun yang semula berada di Kawasan Kauman telah beralih fungsi
menjadi Pusat Perbelanjaan. Rencana pembangunan Lapangan Pancasila waktu itu
dipilih di ujung jalan Oei Tiong Ham (Jl Pahlawan). Lapangan Pancasila
kemudian dapat terbangun pada tahun 1969. Saat ini Lapangan Pancasila sudah
menjadi ruang terbuka yang biasa digunakan oleh masyarakat Semarang untuk
beraktifitas. Kota Semarang sendiri menjadi identik dengan Simpang Lima,
karena pusat kegiatan dan keramaian berada disini.
(http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Simpang_Lima&oldid=2899398).
Menurut Muhammad Ridha Azzaki dan Djoko Suwandono (2013:232),
dalam penelitiannya yang berjudul “persepsi masyarakat terhadap aktivitas ruang
terbuka publik di kawasan Simpang Lima”, menyatakan Kawasan Simpang Lima
memiliki fungsi kawasan sebagai pusat bisnis dengan kepadatan aktivitas tinggi
oleh masyarakat yang berkunjung. Dengan hasil penelitiannya, aktivitas yang
dilakukan ada tiga yaitu aktivitas sosial, aktivitas rekreasi dan olahraga, sehingga
menyebabkan kawasan Simpang Lima selalu dipadati oleh masyarakat.
Sejumlah anak jalanan tampak di kawasan Simpang Lima. Anak-anak
tersebut mengemis dan mengamen di hadapan pengunjung pusat keramaian.
Alasan mengapa mengamen atau mengemis bermacam-macam, mulai dari untuk
membeli buku sekolah, untuk membayar biaya sekolah, untuk makan dan
sebagainya. Salah seorang anak jalanan, WS usia 8 tahun, mengatakan sudah
melakoni pekerjaannya sebagai pengemis lebih dari 2 tahun. Hal itu rutin ia
lakukan setelah sepulang dari sekolah. “Pulang sekolah, ganti pakaian terus turun
ke jalan untuk cari uang,” WS mengaku untuk membantu orang tua, sebab kedua
6
orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap. (http://yayasansetara.org/kota-layak-
anak-anjal-makin-marak-radar-semarang-2012/, diakses pada 28 februari 2015).
Penelitian tersebut diatas dilakukan sebelum diterbitkannya Perda Kota
Semarang Nomor 5 Tahun 2014 tentang anak jalanan. Pada tahun 2015
seharusnya mulai direalisasikan peraturan tersebut untuk meminimalisir jumlah
anak jalanan, tetapi kenyataan dilapangan masih banyak anak jalanan yang dapat
dijumpai di kawasan Simpang Lima. Kehadiran anak jalanan dianggap sangat
meresahkan karena mengganggu ketertiban, keamanan dan kenyamanan
masyarakat.
Hasil observasi awal pada bulan April 2015 di kawasan Simpang Lima
menunjukkan jika kurangnya perhatian oleh berbagai pihak terhadap anak jalanan,
membuat mereka merasa diabaikan keberadaannya di dalam masyarakat. Hal ini
memicu mereka membuat komunitas sendiri dan lebih sering berinteraksi dengan
komunitasnya saja. Mereka merasa lebih diakui dalam komunitas tanpa
dibedakan, akan tetapi ketika harus berinteraksi dengan orang lain diluar
komunitas mengalami kesulitan. Misalnya, ketika anak jalanan sedang mengamen
di Kawasan Simpang Lima, mereka juga mempunyai keinginan untuk makan yang
enak, bisa berbelanja, bersantai tetapi karena alasan ekonomi mereka harus tetap
mengamen. Melihat keadaan seperti ini, ada yang merasa iba kemudian
memberikan sejumlah uang tetapi ada juga yang tidak peduli.
Interaksi Sosial antar anak jalanan membuat mereka sulit untuk
berinteraksi dengan masyarakat umum. Hal ini jika terus dibiarkan maka akan
menimbulkan banyak masalah sosial yang semakin kompleks yang harus
7
ditangani. Semakin sering anak jalanan hanya berinteraksi dalam komunitasnya,
maka akan menimbulkan konflik yang dapat berdampak bagi orang lain.
Misalnya, komunitas anak jalanan sepakat untuk berkumpul disuatu tempat
setelah mengamen. Bagi anak jalanan, hal ini menunjukkan solidaritas
komunitasnya tetapi bagi masyarakat sangat mengganggu ketertiban umum.
Interaksi sosial antar anak jalanan, diperlukan penanganan dan perhatian
oleh berbagai pihak. Jika dibiarkan terus menerus maka semakin jauh jarak antara
anak jalanan dan masyarakat dilihat dari berbagai segi kehidupan, terutama dari
segi ekonomi dan sosial. Kemudian, komunitas anak jalanan akan semakin besar
dan masyarakat akan semakin menjauh dengan anak jalanan.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian yang akan dikaji tentang “
Interaksi Sosial antar Anak jalanan melalui studi etnografi kehidupan sosial anak
jalanan di kawasan Simpang Lima kota Semarang”. Hal ini tersebut dilakukan
untuk mengkaji interaksi sosial antar anak jalanan dalam komunitasnya dan anak
jalanan dengan masyarakat di kawasan Simpang Lima. Dengan adanya konflik
yang terjadi pada proses interaksi sebagai akibat tindakan sosial yang dilakukan
oleh individu terhadap orang lain sehingga dapat memberikan dampak tertentu.
Dengan menggunakan metode etnografi diharapkan dapat memberikan gambaran
secara utuh tentang interaksi sosial antar anak jalanan pada kehidupan sosial
dalam komunitas anak jalanan maupun dengan masyarakat.
8
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas muncul beberapa identifikasi
masalah sebagai berikut: 1) Interaksi Sosial antar anak jalanan sebagai wujud
kurang meratanya kesejahteraan pada masyarakat, 2) Perbedaan persepsi
masyarakat tentang keberadaan anak jalanan, 3) Penanganan terhadap anak
jalanan yang belum maksimal, 4) Kurangnya kerjasama oleh berbagai pihak
dalam menyelesaikan masalah anak jalanan.
1.3. Cakupan Masalah
Penelitian ini hanya membatasi pada Interaksi Sosial antar anak jalanan
yang didahului adanya timdakan sosial dan dampak yang ditimbulkan akibat
interaksi sosial antar anak jalanan di kawasan Simpang Lima kota Semarang.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan pmasalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konflik yang terjadi dalam interaksi sosial antar anak jalanan di
kawasan Simpang Lima kota Semarang?
2. Bagaimana cara mengatasi konflik yang terjadi dalam interaksi sosial antar
anak jalanan di kawasan Simpang Lima kota Semarang?
3. Bagaimanakah dampak interaksi sosial antar anak jalanan terhadap tindakan
sosial yang dilakukan di kawasan Simpang Lima kota Semarang
9
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mengkaji konflik yang terjadi dalam interaksi sosial antar anak jalanan di
kawasan Simpang Lima kota Semarang
2. Menganalisis cara mengatasi konflik yang terjadi dalam interaksi sosial antar
anak jalanan di kawasan Simpang Lima kota Semarang
3. Menganalisis dampak interaksi sosial antar anak jalanan terhadap tindakan
sosial yang dilakukan di kawasan Simpang Lima kota Semarang
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1.6.1. Manfaat Teoritis
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan
dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah pada permasalahan
dan kondisi di masyarakat, sehingga mendapatkan suatu pengalaman antara
teori dengan kenyataan di lapangan
2. Bagi civitas akademika, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam hal,
kehidupan social anak jalanan serta sebagai bahan penunjang untuk penelitian
selanjutnya.
1.6.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
10
Memberikan masukan kepada peneliti mengenai Interaksi Sosial antar Anak
Jalanan melalui studi Etnografi kehidupan sosial anak jalanan di kawasan
Simpang Lima Kota Semarang.
2. Bagi Anak Jalanan
Memberikan wawasan kepada anak jalanan mengenai interaksi sosial terhadap
tindakan sosial yang dilakukan.
3. Bagi Masyarakat Kota Semarang
Memberikan wawasan bagi masyarakat tentang Interaksi Sosial antar anak
jalanan di kawasan Simpang Lima Kota Semarang.
4. Bagi Pemerintah Kota Semarang
Memberikan informasi dan masukan tentang kenyataan mengenai Interaksi
Sosial antar Anak Jalanan, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya yang lebih
konkret untuk menangani.