interna ppt ensefalopati hipertensi
DESCRIPTION
Interna Ppt ensefalopati hipertensiTRANSCRIPT
P E M B I M B I N G : D R . S I G YA O C TA R ID I S U S U N O L E H : D R . A D H I , D R . T U L U S , D R . D E D E N ,
D R . TA N T I , D R . L E O N , D R . TA N T R I . D R . D E F I
LAPORAN KASUSENSEFALOPATI
HIPERTENSI
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. J• Umur : 40 Tahun • Jenis Kelamin : Perempuan• Alamat : Pondok Lunang• Agama : Islam• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Tgl Masuk RS : 16-08-2015• Tanggal periksa : 16-08-2015• Anamnesa : Autoanamnesa
KELUHAN UTAMA : KEJANGRiwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke IGD RSUD Mukomuko dengan keluhan kejang sejak ± 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang selama ± 2.menit. Kejang seluruh tubuh, tangan dan kaki kelojotan dan mata melirik ke atas. Setelah kejang pasien tertidur. Kejang sebanyak 2x di rumah.
• Sejak ± 3 jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan sakit kepala, sakit kepala tidak di rasakan berputar. Sakit kepala di rasakan semakin memberat dan membuat pasien tidak sadarkan diri. Pasien menyangkal adanya mual dan muntah saat kepala terasa sakit, pasien masih mengingat kejadian sebelum kejang. Pasien juga mengatakan leher dan pundak terasa berat sehingga kepala sulit di gerakkan.
Riwayat Penyakit Dahulu : • Pasien pernah mengalami keluhan yang sama
seperti sekarang ini sebelumnya• Pasien pernah berobat ke dokter spesialis syaraf
dan di lakukan pemeriksaan CT-Scan dan di katakan tidak ada kelainan.
• DM (-), riwayat hipertensi (+) dan tidak rutin kontrol tekanan darah. Riwayat trauma kepala (-)
Riwayat Penyakit Keluarga : • Keluarga pasien tidak ada yang mengeluhkan
keluhan yang sama seperti pasien. Riwayat penyakit lain dalam keluarga tidak ada
Riwayat Pengobatan :• Riwayat konsumsi obat penurun tekanan darah tinggi namun tidak teratur
Riwayat Habituasi :• Pasien sering makan-makanan bersantan, makanan yang berminyak dan asin
PEMERIKSAAN FISIK• Kesadaran : Compos mentis• Tekanan darah : 280/120 mmHg• Nadi : 100x/menit• Pernapasan : 20x/menit• Suhu : 36,3oC
Kepala : Bentuk Normocephali• Rambut : hitam, distribusi merata,
tidak mudah dicabut• Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-) , Reflek cahaya (+/+) , isokor
• Telinga : Bentuk normal , serumen (-/-), sekret (-/-)
• Hidung : Pernapasan cuping hidung(-), deviasi septum (-), sekret (-/-) , oedem konka (-/-)
• Mulut : Bibir basah, sianosis (-)• Leher : Pembesaran kelenjar tiroid
tidak ada, JVP (5+3) cmH20, KGB tidak teraba membesar
ToraksPulmo Anterior :• Inspeksi : Bentuk dan gerak dada
simetris• Palpasi : Krepitasi (-), masa (-),
Vocal fremitus +/+.• Perkusi : sonor seluruh lapang
paru.• Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)Pulmo Posterior :• Inspeksi : DBN• Palpasi : Krepitasi (-), masa (-),
Vocal fremitus normal +/+• Perkusi : sonor seluruh lapang
paru• Auskultasi : vesikuler +/+, Ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)Cor • Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba • Perkusi :
• Batas jantung kanan : ICS IV Linea sternalis dextra
• batas jantung kiri : ICS V Linea Midclavicularis sinistra
• pinggang jantung : ICS III linea Parasternalis sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I - II, regular,• murmur (-), gallop (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
• Inspeksi : Datar, Tidak tampak distensi, collateral vena (-)
• Auskultasi: Bising usus (+), metallic sound (-), borboric sound (-)
• Perkusi : Tympani seluruh lapang perut.
• Palpasi : Suple, Nyeri tekan (-), Defans Muskular (-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas
• Edema (-)• Kekuatan otot (5-5-5-
5)• Capilarry refill time <
2 detik• Refleks fisiologis :
N/N• Refleks patologis :
-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG (16-08-2015)
• Kolesterol total : 325 mg/dl• Gula Darah Sewaktu : 92 mg/dl• EKG
RESUME
• kejang sejak ± 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang selama ± 2.menit. Kejang seluruh tubuh, tangan dan kaki kelojotan dan mata melirik ke atas. Setelah kejang pasien tertidur. Kejang sebanyak 2x di rumah.
• Sejak ± 3 jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan sakit kepala, sakit kepala tidak di rasakan berputar. Sakit kepala di rasakan semakin memberat dan membuat pasien tidak sadarkan diri. Pasien menyangkal adanya mual dan muntah saat kepala terasa sakit. Pasien juga mengatakan leher dan pundak terasa berat sehingga kepala sulit di gerakkan.
• Pasien pernah mengalami keluhan yang sama seperti sekarang ini sebelumnya. Pasien pernah berobat ke dokter spesialis syaraf dan di lakukan pemeriksaan CT-Scan dan di katakana tidak ada kelainan. Memiliki riwayat hipertensi dan tidak rutin kontrol tekanan darah. Tekanan darah 280/120.
Usulan pemeriksaan : • CT scan atau MRI kepala
Diagnosa: Hipertensi Encephalopati +
DyslipidemiaDd Space Occupying Lesion (SOL)
Recana Terapi• Tirah Baring• Rawat HCU• IVFD Ring Lactat 20 tetes
makro/menit• Kateter urine• Ceftriaxone 1x 2gr (iv)• Captopril 2x 12,5 mg p.o• Amlodipine 1x5 mg p.o• HCT 1x 125 mg p.o• Diazepam 1 ampul bolus
lambat bila kejang (iv)
Prognosis • Quo ad vitam
: Dubia• Quo Ad
functionam : Dubia
• Quo ad sanationam : Dubia
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKAENSEFALOPATI HIPERTENSI
• Ensefalopati hipertensi adalah sindrom klinik akut reversibel yang dicetuskan oleh kenaikan tekanan darah secara mendadak sehingga melampaui batas autoregulasi otak. HE dapat terjadi pada normotensi
yang tekanan darahnya mendadak naik menjadi 160/100 mmHg
• Ensefalopati hipertensi dapat merupakan komplikasi dari berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal
kronis, stenosis arteri renalis, glomerulonefritis akut, toxemia akut, pheokromositoma, sindrom cushing,
serta penggunaan obat seperti aminophyline, phenylephrine. Ensefalopati hipertensi lebih sering ditemukan pada orang dengan riwayat hipertensi
esensial lama
PATOFISIOLOGI ENSEFALOPATI HIPERTENSI AKIBAT REAKSI AUTOREGULASI YANG
BERLEBIHAN
PATOFISIOLOGI ENSEFALOPATI HIPERTENSI AKIBAT KEGAGALAN AUTOREGULASI
MANIFESTASI KLINIS
nyeri kepala hebat
mual muntah
gangguan penglihatan confusion
pingsan sampai koma
defisit neurologis
PENEGAKKAN DIAGNOSISanamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda dan gejala kerusakan target organ
funduskopi untuk melihat ada tidaknya perdarahan retina dan papil edema sebagai tanda peningkatan tekanan intra kranial
Penilaian kardiovaskular juga perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya distensi vena jugular atau crackles pada paru
Urinalisis dan pemeriksaan darah untuk mengetahui kerusakan fungsi ginjal (peningkatan BUN dan kreatinin)
Pemeriksaan CT scan atau MRI kepala dapat menunjukkan adanya edema pada bagian otak dan ada tidaknya perdarahan
• Gambaran CT Scan (kanan) dan MRI (kiri) kepala pada wanita 55 tahun dengan Ensefalopati Hipertensi dan kejang menunjukkan adanya lesi
white matter yang terkonsentrasi pada bagian posterior otak
DIAGNOSIS BANDING
Stroke iskemik atau
hemoragikStroke
trombotik akutPerdarahan intracranial
Encephalitis Hipertensi intracranial
Lesi massa SSP
Kondisi lain yang terjadi bersamaan
dengan peningkatan tekanan darah atau yang memiliki gejala
serupa
TERAPI• Labetalol adalah suatu beta adrenergic blockers, tidak
menurunkan aliran darah otak dan bekerja selama 5 menit untuk administrasi. Dosis inisial alah 20 mg dosis bolus, kemudian 20-80 mg dosis intravena setiap 10 menit sampai tekanan darah yang diinginkan atau total dosis sebesar 300 mg tercapai
• Sodium nitroprusside, sebuah vasodilator, memiliki onset yang cepat (hitungan detik) dan durasi yang singkat dalam bekerja (1-2 menit). Dapat mempengaruhi venodilatasi cerebral yang menghasilkan peningkatan aliran darah otak dan hipertensi intracranial
• Fenildopam (Corlopam), sebuah short acting dopamine agonis (DA1) pada level perifer, dengan durasi pendek dalam bekerja. Ini meningkatkan aliran darah ginjal dan ekskresi sodium dan dapat digunakan pada pasien dengan gejala gagal ginjal
PROGNOSIS
Pada penderita ensefalopati hipertensi, jika tekanan darah tidak segera diturunkan, maka
penderita akan jatuh dalam koma dan meninggal dalam beberapa jam. Sebaliknya apabila tekanan
darah diturunkan secepatnya secara dini prognosis umumnya
baik dan tidak menimbulkan gejala sisa
TERIMA KASIH