intervensi dan rasional

36
3.3 Intervensi dan Rasional Pemenuhan informasi b.d. adanya evaluasi diagnostik, intervensi kemoterapi, raioterapi, rencana pembedahan esofagus, dan rencana perawatan rumah Tujuan: dalam waktu 1 x 24 jam informasi kesehatan terpeuhi. Kriteria evalusai: Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang doiberikan. Pasien termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah diberikan. Intervensi Rasional Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang prosedur diagnostik intervensi kemoterapi, radiasi, pembedahan esofagus, dan rencana perawatan rumah. Tingakat pengetahuan dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi pasien. Perawat menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi indivisu pasien. Dengan mengetahui tingkat pengetahuan tersebut perawat dapat lebih terarah dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan pengetahuan pasien secara efektif dan efisien. Cari sumber yang meningkatkan penerimaan informasi. Keluarga terdekat dengan pasien perlu dilibatkan dalam pemenuhan informasi untuk menurunkan risiko misinterpretasi terhadap informasi yang diberikan. Jelaskan dan lakukan intervensi prosedur diagnostik radiologi dengan barium. Pemeriksaan radiologi dengan barium tidak menyebabkan rasa sakit. Perawat mempersiapkan informed consent setelah pasien mendapatkan penjelasan. Persiapan dan

Upload: sii-neng-eckha

Post on 03-Aug-2015

406 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Intervensi Dan Rasional

3.3 Intervensi dan RasionalPemenuhan informasi b.d. adanya evaluasi diagnostik, intervensi kemoterapi, raioterapi, rencana pembedahan esofagus, dan rencana perawatan rumahTujuan: dalam waktu 1 x 24 jam informasi kesehatan terpeuhi.Kriteria evalusai: Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang

doiberikan. Pasien termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah diberikan.

Intervensi RasionalKaji tingkat pengetahuan pasien tentang prosedur diagnostik intervensi kemoterapi, radiasi, pembedahan esofagus, dan rencana perawatan rumah.

Tingakat pengetahuan dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi pasien. Perawat menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi indivisu pasien. Dengan mengetahui tingkat pengetahuan tersebut perawat dapat lebih terarah dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan pengetahuan pasien secara efektif dan efisien.

Cari sumber yang meningkatkan penerimaan informasi.

Keluarga terdekat dengan pasien perlu dilibatkan dalam pemenuhan informasi untuk menurunkan risiko misinterpretasi terhadap informasi yang diberikan.

Jelaskan dan lakukan intervensi prosedur diagnostik radiologi dengan barium.

Pemeriksaan radiologi dengan barium tidak menyebabkan rasa sakit. Perawat mempersiapkan informed consent setelah pasien mendapatkan penjelasan. Persiapan dan penjelasan yang rasional sesuai tingkat individu akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemeriksaan diagnostik.

Jelaskan dan lakukan intervensi pada pasien yang akan dilakukan pemeriksaan diagnostik dab terapi secara endoskopik.

Pasien sangat penting untuk mengetahui bahwa pemeriksaan endoskopi dan biopsy sangat penting untuk mendiagnosis karsinoma esofagus, terutama untuk membedakan anatar karsinoma epidermal dan adenokarsinoma. Pengetahuan ini dapat memberikan pengetahuan pasien dan akan meningkatkan tingkat kooperatif dari pasien.

Jelaskan tentang terapi dengan kemoterapi.

Pasien perlu bahwa kemoterapi diberikan sebagai pelengkap terapi operasi dan terapi radiasi.

Jelaskan tentang terapi radiasi. Pengetahuan tentang karsinoma

Page 2: Intervensi Dan Rasional

esofagus bersifat radiosensitive dan pada kebanyakan pasien, radiasi eksternal memberikan efek penyusustan tumor sehingga akan menambah semangat pada pasien untuk melakukan terapi.

Jelaskan dan lakukan pemenuhan atau persiapan pembedahan, meliputi: Diskusikan jadwal pembedahan.

Diskusikan lamanya pembedahan.

Lakukan pendidikan kesehatan preoperatif.

Programkan instruksi yang didasarkan ppada kebutuhan individu direncanakan dan diimplementasikan pada waktu yang tepat.

Pasien dan keluarga harus diberitahu waktu dimulainya pembedahan. Apabila rumah sakit mempunyai jadwal kamar operasi yang padat, lebih baik pasien dan keluarga diberitahukan dengan banyaknya jadwal operasi yang telah ditetapkan sebelum pasien.

Kurang bijaksana bila memberitahukan poasien dan keluarganya tentang lamanya waktu operasi yang akan dijalalani. Penundaan yang tidak diantisipasi dapat terjadi karena berbagai alasan. Apabila pasien tidak kembali pada waktu yang diharapakan, keluarga akan menjadi cemas. Anggota keluarga harus menunggu dalam ruang tungggu bedah untuk mendapat berita yang terbaru dari staf.

Manfaat dari instruksi preoperative telah dikenal sejak lama. Setiap pasien diajarkan setiap individu, dengan mempertimbangkan segala keunikan ansietas, kebutuhan, dan harapan-harapannya.

Jika sesi penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum pembedahan, pasien mungkin tidak ingat tentang apa yang telah dikatakan. Jika instruksi diberikan terlalu dekat dengan waktu pembedahan, pasien mungkin tidak dapat berkonsentrasi atau belajar karena ansietas atau efek dari medikasi praanestesi.

Page 3: Intervensi Dan Rasional

Beritahu persiapan pembedahan, meliputi: Persiapan intestinal.

Persiapan kulit.

Pembersihan area operasi.

Pembersihan dengan enema atau laksatif mungkin dilakukan pada malam sebelum operasi dan mungkin diluangkan jika tidak efektif. Pemebrsiahn ini adalah untuk mencegah defekasi selama anastesi atau untuk mecegah trauma yang tidak diinginkan pada intestinal selama pembedahan abdomen.

Tujuan dari persiapan kulit preoperative adalah untuk mengurangi sumber bakteri tanpa mencederai kulit. Bial ada waktu, seperti pada beda efektif, pasien dapat diinstruksikan untuk menggunakan sabbun yang mengandung deterjen-germisisda untuk membersihkan area kulit selama bebrapa hari sebelum pembedahan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah organism kulit; persiapan ini dapat dilakukan dirumah.Sebelum pembedahan, pasien harus mendi air hangat dan merelakskan, serta menggunakan sabun iodin. Meskipun hal ini lebih disukai dilakukan pada hari pembedahan, namun waktu yang dijadwalkan untuk pembedahan dapat mengahruskan bahwa hal tersebut dilakukan pada amalam sebelumnya.Tujuan menjadwalkan mandi pembersihan sedekat mungkin dengan waktu pembedahan adalah untuk mengurangi risiko kontaminasi kulit terhadapa luka bedah. Mencuci rambut sehari sebelum pembedahan sangat disarankan kecuali kondisi pasien tidak memungkinkan hal tersebut.

Amat sangat disarankan agar kulit dan area sekitar letak operatif tidak dicukur. Selam mencukur kulit mengalami cidera oleh silet dan menjadi pintu

Page 4: Intervensi Dan Rasional

Pencukuran area operasi

masuk untuk bakteri; jaringan yang cidera ini dapat bertindak sebagai substrat untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu, makin jauh interval antara bercukur dengan operasi, makin tinggi angka infeksi luka pascaoperatif. Kulit yang dibersihkan dengan baik, tetapi tidak dicukur jarang menyulitkan disbanding dengan kulit yang dicukur (Mackenzie, 2004).

Pencukuran area operasi dilakukan apbila protokol lembaga atau ahli bedah mengharuskan kulit untuk dicukur, pasien diberitahukan tentang prosedur mencukur, dibaringkan dalam posisi yang nyaman, dan tidak memajang bagian yang tidak perlu (Smeltzer, 2002).

Beritahu persiapan pembedahan: Persiapan istirahat dan tidur.

Persiapan rambut dan kosmetik.

Istirahat merupakan hal yang sangat penting untuk penyembuhan normal. Kecemasan tentang pembedahan dapat dengan mudah mengganggu kemmpuan untuk istirahat atau tidur. Kondisi penyakit yang membutuhkan tindakan pembedahan mungkin akan menimbulkan rasa nyeri yang sangat hebat sehingga mengganggu istirahat.Perawat harus memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk pasien. Dokter sering memberi obat hipnotik-sedatif atau antiansietas pada amalm hari sebelum pembedahan. Obat-obatan hipnotik-sedatif (misal flurazepam [dalmane]) menyebabkan dan mempercepat pasien tidur. Obat-obatan antiansietas (misal alprazolam [xanax], diazepam [valium] bekerja pada korteks cerebral dan sistem limbik untuk menghilangkan ansietas (Smeltzer, 2002).

Untuk menghindari cidera, perawat meminta pasien melepas jepit rambutnya sebelum masuk ke ruang

Page 5: Intervensi Dan Rasional

Pemeriksaan alat bantu (protese) dan perhiasan.

Persiapan administrasi dan informed consent.

operasi. Rambut aplsu juga harus dilepas. Rambut panjang bisa dikepang atau tetap pada tempatnya. Pasien akan memakai tutup kepala sebelum memasuki ruang operasi. Selama dan setelah pembedahan, ahli anastesi dan perawat mengkaji kulit dan membrane mukosa untuk menentukan kadar oksigenasi dan sirkulasi pasien. Oleh karena itu, seluruh riasan muka (lipstick, bedak, pemerah muka, dan cat kuku) harus dihilangkan untuk memperlihatkan warna kulit dan kuku yang normal.

Pasien harus melepas semua prostese, termasuk gigi palsu lengkap atau sebagian, kaki palsu, mata palsu, dan lensa kontak. Alat bantu dengar, bulu mata palsu, dan kacamata juga harus dilepas. Apabila pasien memiliki brace (alat penopang) atau bidai, perawat meminda dokter untuk menentukan apakah alat-alat tersebut dilepas atau tidak.Pada banyak lembaga, perawat harus mendokumentasikan daftar seluruh alat prostese atau barang-barang pribadi termasuk perhiasan dan menyimpannya sesuai kebijakan lembaga. Perawat juga boleh memberikan prostese dan perhiasan kepada keluarga.

Pasien sudah menyelasaikan administrasi dan mengetahui secara finansial biaya pembedahan. Pasien sudah mendapat penjelasan dan mentandatangani informed consent.

Ajarkan aktivitas pada postoperasi, meliputi: Latihan napas diafragma. Salah satu tujuan dari asuhan

keperawatan preoperative adalah untuk mengajar apsien cara untuk meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum. Hal ini dicapai dengan

Page 6: Intervensi Dan Rasional

Latihan tungkai.

memperagakan apada apsien bagaimana melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas dengan lambat. Pasien diletakkan dalam posisis duduk untuk memberikan ekspansi paru secara maksimum (J.M.Matassarin Black, 1997).Pernapasan diafragmatik mengacu pada pendatarn kubah diafragma selam inspirasi dengan mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk.selam ekspirasi, otot-otot abdomen berkontraksi.

Tujuan peningkatan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pascaoperatif adalah untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah stasis vena, dan ungtuk menunjang fungsi pernafasan yang optimal.Pasien ditunjukkan bagaimana berbalik dari satu sisi ke sisi lainnya dan cara untuk mengambil psoisi lateral. Posisi ini kan digunakan pada pascaoperatif (bahkan sebelum pasie sadar) dan dipertahankan setipa dua jam.Latihan ekstremitas meliputi ekstensi dan fleksi lutut serta sendi panggul (sama dengan mengendarai sepeda selama posisi berbaring miring). Telapak kaki diputar seperti membuat lingkaran sebesar mungkin menggunakan jari kaki. Siku dan bahu juga dilatih ROM. Pada awalnya pasien dibantu dan diingatkan untuk mrlakukan latihan ini, tetapi selanjutnya dianjurkan untuk melakukan secara mandiri. Tonus otot dipertahankan sehinggga ambulasi akan lebih mudah dilakukan (Smeltzer, 2002).Perawat diingatkan untuk tetap melnggunakan mekanik tubuh yang tetap dan menginstriuksikan pasien untuk melakukan hala yang sama.

Page 7: Intervensi Dan Rasional

Ketika pasien dibaringkan dala posisi apa saja, tubuhnya dipertahankan dalam kelurusan yang sesuai.

Beritahu pasien dan keluarga kapan pasien sudah bisa dikunjungi.

Pasien akan mendapat manfaat bila mengetahui kapan keluarganya dan temannya bisa berkunjung setelah pembedahan.

Beri informasi tentang manajemen nyeri keperawatan

Manajemen nyeri dilakukan untuk peningkatan kontrol nyeri pada pasien.

Bari tahu pasien dan keluarga dengan hati-hati dan pada fase awal pascaoperasi pasien akan mendapat perawatan intensif, serta akan terdapat banyak selang yang ada di8 tubuh pasien.

Perawat menjelaskan dengan hati-hati agar tidak terjadi keputusan untuk membatalkan intervensi bedah. Perawat member penekanan bahwa dengan dirawat di ruang intensif dan kegunaan beberapa selang merupakan intervensi untuk mempercepat kesembuhan apsien. Hal ini selain meningkatkan kooperatif pasien juga akan membuat pasien tidak terkejut setelah sadar pascaanastesi dengan berbagai selang yang ada pada tubuhnya pascaesofagektomi.

Berikan informasi npada pasien yang akan menjalani perawatan rumah meliputi: Anjurkan pada pasien dan keluarga

untuk beberapa menit mellihat kondisi insisi bedah baik adanya kondisi infeksi-inflamasi atau adanya komplikasi lain dan segera lapor dengan dokter tentang kondisi abnormal yang didapatkan.

Hindari merokok.

Upaya ini dapat menurunkan risiko yang lebih berbahaya.

Pasien yang sebelum pembedahan telah terbiasa merokok, apabila telah pulang ke rumah akan mengulangi kebiasaan ini. Penjelasan bahwa dampak dari asap rokok akan memperlambat proses penyembuhan mungkin akan dapat diterima oleh apsien.Merokok berperan dalam memperburuk kondisi penyakit kanker esofagus melalui tiga cara, meliputi hal-halk berikut:1. Menghirup asap akan

meningkatkan kadar karbon

Page 8: Intervensi Dan Rasional

Anjurkan untuk membersihkan badan, tetapi tidak disarankan melakukan mandi rendam atau shower.

Hindari aktivitas berat pascaoperasi.

Hindari minum, kopi, teh, coklat, minum kola, minuman beralkohol, dan makan yang sulit dicerna.

Anjurkan makan secara rutin 6-8

monoksida (CO) darah. Hemoglobin, komponen darah yang mengangkut osigen, lebih mudah terikat kepada karbon monoksida daripada oksigen. Jadi oksigen yang disuplai ke jaringan esofagus untuk proses penyembuhan menjadi sangat kurang.

2. Asam nikotinat pada tembakau memicu pelepasan katekolamin yang menyebabkan kontriksi arteri. Keadaan ini menyebabkan aliran darah dan oksigenasi jaringan menjadi terganggu.

3. Merokok meningkatkan adhesi thrombosit, mengakibatkan kemungkinan peningkatan pembentukan thrombus yang akan memperpanjang proses penyembuhan akibat penurunan suplai darah pada area lokal.

Seka badan pada pascaoperasi esofagektomi dapat mengeliminasi kotoran dan jaringan debris pada kulit. Mandi rendam dan shoer pada fase awal di rumah akan mengganggu kondisi luka pascaoperasi.

Aktvitas berat diperbolehkan 12 minggu setelah pembedahan. Untuk pekerjaan ringan, aktivitas rutin ringan, dan berhubungan seksual dapatr dilakukan apabila pasien bisa dan dilakukan secara berhati-hati. Mengendarai sepeda motor atau mobil dianjurkan 3 minggu setelah menjalani perawatan rumah (Mackenzie, 2004).

Komponen ini dapat memperlama pengosongan lambung, memperberat peristaltik, dan memperberat iritasi pada gastrointestinal.

Pada fase awal pascaesofagoktomi

Page 9: Intervensi Dan Rasional

kali sehari.

Anjurkan untuk minum pada setiap akan menelan.

Hindari makan 3 jam sebelum tidur.

Anjurkan tmbang berat badan sendiri.

Anjurkan untuk semuanya melakukan manajemen nyeri njonfarmakologik pada saat nyeri muncul.

pasien dianjurkan makan dengan konsistensi lunak dan dilakukan secara rutin 6-8 kali sehari.

Konsisten yang lunak pada makanan akan mempermudah pencernaan oleh gastrointestinal.

Intervensi untuk mencegah terjadinya refluks.

Monitor terhadap keberhasilan intake nutrisi. Apabila terjadi penambahan berat abdan yang signifikan lebih dari 4,5 kg dalam dua minggu, lakukan konsultasi dengan dokter yang merawat.

Beberapa agen nyeri farmakologik biasanya memberikan reaksi negative pada gastrointestinal.

Berikan motivasi dan dukungan moral. Intervensi untuk meningkatkan keinginan pasien dalam pelaksanaan prosedur pengambilan fungsi pascabedah esofagektomi.

Risiko injuri b.d. pascaprosedur bedah reseksi esofagusTujuan: dalam waktu 2 x 24 jam pascaintervensi reseksi esofagus, pasien tidak mengalami injuri.Kriteria evaluasi: TTV dalam batas normal Kondisi kepatenan selang dada optimal. Tidak terjadi infeksi insisi.

Intervensi RasionalLakukan perawatan di ruang intensif. Untuk menurunkan risiko injuri dan

agar memudahakn intervensi pasien selama 48 jam dirawat di ruang intensif.

Kaji faktor-faktor yang meningkatkan injuri.

Pada saat pascaoperasi, pada pasien akan terdapat banyak drain pda tubuh pasien. Keterampilan perawatan kritis diperlukan agar pengkajian vital dapat sistematis dilakukan.

Kaji status neurologis dan laporkan apabila terdapat perubahan status neurologis.

Pengkajian status neurologis dilakukan pada setiap penggantian sif jaga. Setiap adanya perubahan status neurologis

Page 10: Intervensi Dan Rasional

merupakan salah satu tanda terjadi komplikasi bedah. Penurunan responsivitas, perubahan pupil, gangguan atau kelemahan yang bersifat satu sisi (unilater), ketidakmampuan dalam kontrol nyeri tatu perubahan neurologis lainnya perlu dilaporkan pada tim medis untuk mendapatkan intervensi selanjutnya.

Perhatikan status hemodinamik yang optimal. Lakukan hidrasi awal pascaoperasi.

Pantau kondisi status cairan sebelum memberikan cairan kristaloid atau komponen darah.

Pantau pengeluaran urin rutin.

Pasien akan mendapat cairan intravena sebagai pemeliharaan status dinamik.

Jenis cairan yang digunakan kombinasi dari NaCl 0,9% dan RL dengan jumlah 100-200 ml/jam dan dilakukan pada 12-16 jam pertama setelah pembedahan (mackenzei, 2004). Cairan ini akan membantu memelihara keadekuatan sirkulasi dari volume darah sebagai proteksi pada organ vital dan mencegah kondisi hipovolemia pascabedah (sideranko, 1993).

Pada periode immediate pascaoperasi pemberian cairan kristaloid atau komponen darah dilakukan setelah pasien tidak mengalami kelebihan cairan. Hal ini perlu diperhatikan perawat karena pada intervensi esofagotomi juga dibersihkan jaringan limfatik mediastinum. Hilangnya limfatik pada mediastinum memberikan predisiposisi terjadinya edema pulmonal karena berkurangnya drainase limfatik pada sistem respirasi (Gregoire, 1998). Kondisi malnutrisi dan kurang protein juga akan menambah berat kondisi edema pulmonal.

Pasien pascaprosedur esofagektomi akan mengalami transudasi cairan ke intersisial. Perawat memantau produksi urine dalam kisaran 30 ml/jam sebagai

Page 11: Intervensi Dan Rasional

Evaluasi sehari-hari dan dokumentasikan intake dan output cairan.

bats dalam pemberian rehidrasi optimal (Gregoire, 1998).

Perawat mendokumentasikan jumlah urine dan jam pada saat pencatatan. Perawat memeriksa kepatenan jalan urine pada tempatnya.

Monitor kondisi selang nasogastrik. Secara umum pasien pascaesofagektomi akan terpasang selang nasogastrik. Perawat berusaha untuk tidak mengubah posisi, mengangkat, memanipulasi, atau mengirigasi selang kecuali memang diperlukan untuk terapi. Hal ini untuk menurunklan risiko keruusakan anstomosis. Perawat selalu memonitor pengeluaran dari selang dan menjaga kepatenan selang.

Lakukan pencegahan trombosis vena profunda.

Respons thrombosis vena profunda secara patofisiologi dimulai dengan adanya inflamasi ringan sampai berat di vena yang terjadi dalam kaitannya dengan pembekuan darah. Komplikasi dapat terjadi dari sejumlah penyebab, termasuk cedera pada vena yang disebabkan oleh strap yang terlalu ketat atau penahan tungkai pada waktu operasi, tekanan dari gulungan selimut di bawah lutut, hemokonsentrasi akibat kehilangan cairan atau dehidrasi, atau yang lebih umum lagi adalah melambatnya aliran darah dalam ekstremitas akibat metabolism melambat dan depresi sirkulasi setelah pembedahan. Kemungkinan juga beberapa faktor ini berinteraksi untuk menghasilkan thrombosis. Tungkai kiri lebih sering terkena disbanding yang kanan.

Lakukan intervensi menurunkan injuri pada sistem pernafasan, meliputi: Monitor adanya komplikasi pasca-

esofagektomi pada sistem pernapasan.

Resiko komplikasi pada sitem pernapasan merupakan kondisi yang paling sering terjadi pada pasien pascebedah esofagektomi. Ketidakmampuan dalam melakukan

Page 12: Intervensi Dan Rasional

Monitor kondisi selang dada dan area sekitar insisi selang.

Monitor adanya tanda dan gejala ARDS.

pembersihan jalan napas merupakan kondisi yang paling sering menyebabkan atelektasis, pneumonia, dan ARDS (Makenzei, 2004). Intervensi lanjutan lihat pada intervensi diagnosis ketidakefektifan jalan napas.

Pengeluaran material pascaesofagektomi normalnya tidak lebih dari 100-200 ml/jam pada hari pertama (Orriger, 2001). Perawat memeriksa kepatenan selang dada, menilai kondisi luka dari adanya nyeri lokal, dan melalui respons peradangan loka. Perawat melakukan palpasi untuk mendeteksi adanya emfisema subkutis yang meruapakan salah satu komplikasi dan sering terjadi pada pasien esofagektomi.

Kondisi ARDS meruapakan salah satu komplikasi pascaesofagektomi transhiatal yang berhubungan dengan akibat hilangnya kelenjar limfatik dari mediastinum dan transudasi cairan ke interstisial. Meskipun mekanisme ARDS pada esofagektomi transhiatal belum dimengerti, tetapi respons dari inflamasi sistemik dipercaya menjadi peran penting tentang kondisi ini (Makenzei, 2004). Oleh karena kondisi ARDS tidak bisa diprediksi, maka pada fase awal pascaesofagektomi transhiatal perawat menjaga kondisi pemberian terapi oksigen secara optimal.

Monitor adanya komplikasi kebocoran anastomosis esophageal pascabedah dan lakukan intervensi untuk mencegah atau menurunkan kondisi tersebut.

Kondisi kebocoran merupakan salah satu komplikasi yang tersering pada pascaoperasi esofagektomi. Tanda dan gejala yang lazim didapat, meliputi: hiertermi 38,60C, nyeri inflamsi, takipnu dan takikardia secara tiba-tiba, hipoksemia emfisema subkutan (Rentz, 2003), pengeluaran cairan dari luka bedah leher, akumulasi cairan pada sekitar luka, dan perubahan warna pada selang drainase. Apabila didapatkan

Page 13: Intervensi Dan Rasional

adanya tanda dan gejala ini secepatnya dilaporkan ke tim medis untuk intervensi selanjutnya.Intervensi untuk mencegah komplikasi ini sebagai berikut:1. Tidak memberikan makanan

terlalu awal.2. Jaga secara ketat bahwa tidak ada

intake oral untuk sementara.3. Lakukan manajemen nyeri.

Bantu menyangga sekitar luka pasien pada saat latihan batuk efektif atau ajarkan menggunakan bantal apabila pasien akan batuk.

Menurunkan tarikan pada kulit akibat peningkatan dari intraabdomen sekunder dari batuk akan menurunkan stimulus nyeri sehingga pasien mendapat dukungan serta kepercayaan diri untuk melakukan pernapasan diafragma karena pada kondisi klinik sebagian besar pasien pascaoperasi takut untuk melakukan latihan pernapasan diafragma dan batuk efektif.

Kolaborasi untuk pemberian antibiotik pascaopearsi.

Antibiotik menurunkan risiko infeksi yang akan menimbulkan reaksi inflamasi lokal dan dapat memperlama proses penyembuhan pascaunduplikasi lambung.

Actual/risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. kemampuan batuk menurun, nyeri pascaoperasiTujuan: Dalam waktu 2 x 24 jam pascabedah esofagektomi, bersihan jalan napas pasien tetap optimal.Kriteria evaluasi: Jalan naps bersih, tidak ada akumulasi darah pada jalan napas. Suara naps normal, tidak ada bunyi napas tambahan seperti stidor. Tidak ada penggunaan otot bantu napas. RR dalam batas normal 12-20 x/menit.

Intervensi RasionalKaji dan monitor jalan napas. Deteksi awal untuk interpretasi

selanjutnya. Salah satu cara untuk mengetahui apakah pasien bernapas atau tidak adalah dengan menempatkan telapak tangan di atas hidung dan mulut pasien untuk merasakan hembusan napas. Gerakan toraks dan diafragma tidak selalu menandakan pasien bernapas.

Baeri oksigen 3 liter/menit. Pmberian oksigen dilakukan pada fase

Page 14: Intervensi Dan Rasional

awal pascaoperasi. Pemenuhan oksigen dapat membantu meningkatkan PaO2

dicairan otak yang akan mempengaruhi pengaturan pernapasan.

Bersihkan sekresi pada jalan napas dan lakukan suctioningapabila kemampuan mengevakuasi sekret tidak efektif.

Kesulitan penapasan dapat terjadi akibat sekresi lender yang berlebihan. Membalikkan pasien dari satu sisi ke sisi yang lainnya memungkinkan cairan yang terkumoul untuk keluar dari sisi mulut. Jika gig pasien mengatup, mulut dapat dibuka secara manual dengan spatel lidah yang dibungkus kasa, tetapi hati-hati.Mukus yang menyumbat faring atau trakea diisap dengan ujung pengisap faringeal atau kateter nasal yang dimasukkan ke dalam nasofaring atau orofaring.

Instruksikan pasien untuk pernapasan dalam dan melakukan batuk efektif.

Pada psien pascaoperasi dengan tingkat toleransi yang baik, maka pernapasan diafragma dapat meningkatkan ekspansi paru. Untuk memperbesar ekspansi dada dan pertukaran gas, beragam tindakan adalah sebagai berikut. Sebagai contoh, meminta psien untuk menguap atau dengan melakukan inspirasi maksimal.

Lakukan fisioterapi dada, meliputi:

Tetapkan lokasi pada setiap segmen paru-paru.

Jaga posisi pasien jangan sampai jatuh, gunakan pagar penngaman yang ada pad sisi tempat tidur.

Tujuan dari fisioterapi dada adalah memfasilitasi pembersihan jalan naps dar sekresi yang tidak dapat dilakukan dengan batuk efektif, meningkatkan pertukaran udara yang adekuat, menurunkan frekuansi pernafasan, dan meningkatkan ventilasi dan pertukaran udara.

Perawat melakukan auskultasi agar dapat menetukan area paru dengan bunyi napas ronkhi sebagai dasar untuk menentukan pengaturan posisi.

Sebelum melakukan intervensi perawat mengkaji tingkat kemampuan dan kooperatif pasien. Apabila tingkattoleransi dari pasien tidak optimal, perawat menjada dan

Page 15: Intervensi Dan Rasional

Lakukan diskusi dengan pasien tentang teknik penatalkasanaan dan demostrasikan langkah demi langkah prosedur yang akan dilaksanakan.

Lakukan vibrasi dan perkusi.

mencegah trauma sekunder dari intervensi seperti memasang pagar pengaman.

Apabila kemampuan toleransi pasien baik, maka penjelasan dan kooperatif pasien akan menibgkatkan efisiensi dan efektivitas tindakan.

Pemberian perkusi dan vibrasi sesuai area penumpukan sekret akan memobilisasi sekret dari ajaln napas kecil ke jalan anaps besarsehingga mudah dibatukkan.

Lakukan nebulizer. Nebulizer digunakan dengan cara menghirup larutan obat yang telah diubah menjadibentuk kabut. Pengiriman obat melalui ebulizer ke jlan naps sangat cepat sehingga aksinya lebih cepat dalam mengencerkan sekresi sekret pada jalan napas. Dengan kombinasi antar nebulizer dengan fisioterapi dada akan meningkatkan evaluasi sekret dari jalan naps. Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan di amna suar napas tidak ada atau berkurang kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui tuba endotrakeal tube yang menggunakan tekanan positif.

Evaluasi dan monitor keberhasilan intervensi pembersihan jalan napas.

Apabial tingkat toleransi pasien tidak optimal, maka lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk segera dilakukan terapi endoskopik atau pemasangan tamponade balo.

Risiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. kurangnya intake makanan yang adekuat.Tujuan: Setelah 3 x 24 jam pada apsien nonoperasi dan setelah 7 x 24 jam pascebedah, intake nutrisi dapat optimla dilaksanakan.Kriteria evaluasi: Pasien dapat menunjukkan metode menelan makanan yang tepat. Terjadi penurunan gejala refluks esofagus, meliputi: odinofagia

berkurang, pirosisi berkurang, RR dalam batas normal 12-20 x/menit. Berat badan pada hari ke-7 pascabedah 0,5 kg.

Page 16: Intervensi Dan Rasional

Intervensi RasionalIntervensi nonoperasi: Anjurkan pasien makan dengan

perlahan dan mengunyah makanan dengan seksama.

Evalusi adanya alergi makanan dan kontraindikasi makanan.

Sajikan makanan dengan cara yang menarik.

Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa yang disukai pasien (sesuai indikasi).

Pantau intake dan output, anjurkan untuk timbang berat badan secara periodik (sekali seminggu).

Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan, sertasebelum dab sesudah intervensi/pemeriksaan peroral.

Makanan dapat lewat dengan mudah ke lambung.

Beberapa pasien mungkin mengalami alergi terhadap beberapa komponen makanan tertentu dan beberapa penyakit lain, seperti diabetes mellitus, hipertensi, goat, dan lainnya sehingga memberikan manifestasi terhadap persiapan komposisi makanan yang akan diberikan.

Membantu merangsang nafsu makan.

Memperhitungkan keinginan individu dapat memperbaiki intake nutrisi.

Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.

Menurunkan rasa tidak enak karena sisa makanan yang juga bau obat yang dapat merangsang pusat muntah.

Intervensi pascabedah Kaji kondisi dan toleransi

gastrointestinal pascaoseofagektomi.

Lakukan perawatan mulut.

Setelah esofagektomi pasien tidak bioleh mendapat asupan apapun dari mulut dalam waktu 7 x 24 jam untuk menghindari kebocoran pada anastomosis atau formasi fistula. Pasien akan memakai selang nasogastrik yang terapsang alat penghisap berkelanjutan dengan tekanan rendah (low-level continuous or intermittent suction). Obat-obatan oral akan dihancurkan dan dimasukkan melalui selang nasogastrik dan tidak boleh ditelan.

Intervensi untuk menurunkan risiko infeksi oral.

Page 17: Intervensi Dan Rasional

Masukkan 10-20 ml cairan sodium klorida setiap sif jaga melalui selang nasogastrik.

Baerikan nutrisi cair melalui selang nasogastrik pada hari kedua atau ketiga pascabedah atau atas pesanan dari medis.

Kolaborsi untuk pemeriksaan fluroskopi menelan setelah hari ketujuh.

Bila kebocoran tdak terjadi, maka mulai berikan nutrisi oral.

Kolaborasi dengan ahli gizi nutrisi yanga kan digunakan pasien.

Hindari makan 3 jam sebelum tidur.

Pembersihan ini selain untuk menjaga kepatenan selang nasogastrik juga untuk meningkatkan penyembuhan pada area pasca-esofagektomi.

Pemberian nutrisi cair dilakukan untuk memenuhi intake nutrisi melalui gastrointestinal. Penentuan har harus dikolaborasikan dengan tim medis yang merawat pasien karena tim medis mengetahui bagaimana kondisi jaringan pada saat dilakukan esofagektomi.

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi kemampuan jaringan pascabedah.

Pada fase awal pemberian nutrisi oral pasien dianjurkan untuk makan 6-8 bolus kecil makanan setiap hari karena bolus besar makanan tidak bisa ditoleransi gastrointestinal. Pasien juga dihindari bdari komponen makanan yang terlalu hangat atau terlalu dingin (Mackenzie, 2004).

Ahli gizi harus terlibat dalam penentuan komposisi dan jenis makanan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan individu.

Intervensi ini untuk mencegah terjadinya refluks.

Nyeri b.d. iritasi mukosa esofagus, respons pembedahanTujuan: Dalam waktu 7 x 24 jam pascabedah, nyeri berkurang atau terdaptasi.Kriteria evaluasi: Secara subjektif pernyataan nyeri berkurang attau teradaptasi. Skala nyeri 0-1 (0-4) TTV dalam batas normal, wajah apsien rileks.

Intervensi RasionalJelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi

Pendekatan dengan menggunakan relaksasi nonfarmakologi lainnya telah

Page 18: Intervensi Dan Rasional

dan noinvasif. menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.

Lakuakn manajemen nyeri keperawatan, meliputi:

Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST.

Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul.

Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam pada saat nyeri muncul.

Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri muncul.

Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.

Manajemen nyeri merupakan kunci dari pentalaksanaan pasien pascaopeerasi. Keadekuatan kontrol nyeri pascaoperasi esofagektomi merupakan unsure yang paling penting dalam menurunkan mortalitas dan morbiditas (makenzei, 2004). Tsui (1997) melaporkan dengan keadekuatan kontrol nyeri akan menurunkan risiko gangguan kardiovaskular, mempercepat hari rawat, dan menurunkan tingkat kematian pasca-esofagektomi transtorakal. Penelitia ini memberikan arti penting pada perawat yang melakukan manajemen nyeri keperawatan agar kondisi nyeri yang dilaporkan pasien tidak disepelekan dan harus dilakukan intervensi sesuai dengan tingkat toleransi individu.

Pendekatan PQRST dapat secara komprehensif menggali kondisi nyeri pasien. Apabila pasien mengalami skala nyeri 3 (0-4), hal ini merupakan peringatan yang perlu perawat waspadai karena memberikan manifestasi klinik yang bervariasi dari komplikasi pascaoperasi esofagektomi.

Istirahat secara fisiologis akan menurunkan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolism basal.

Meningkatkan intake oksigen sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari iskemia intestinal.

Distrak (pengalihan perhatian) daoat menurunkan stimulus internal.

Distrak (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal.

Page 19: Intervensi Dan Rasional

Rawat pasien di ruang intensif.

Lakukan manajemen sentuhan.

Untuk mengontrol nyeri, pasien harus dirawat di ruang intensif. Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan oengunjung akan membantu meningkatkan kondisi oksigen ruangan yang akan berkutang apabila banyak pengunjung berada di ruangan. Istirahat akan menurunkan kebutuhan oksigen jaringan perifer.

Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri.

Tingkatkan pengetahuan tentang: sebab-sebab nyeri dan menghubungkan berapa nyeri akan berlangsung.

Pengetahuan yang akan dirasakan akan membantu mengurangi nyerinya dan dapat membantu mengembangkan kepathan pasien terhadap rencana terapeutik.

Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian: Analgetik via intravena Analgetik diberikan untuk membantu

menghambat stimulus nyeri ke pusat persepsi nyeri di korteks serebri sehingga nyeri dapat berkurang.

Resiko tinggi infeksi b.d. adanya otot port de entrée dari luka pembedahanTujuan: Dalam waktu 12 x 24 jam tidak terjadin infeksi, terjadi perbaikan pada integritas jaringan lunak.Kriteria evaluasi: Latihan dilepas pada hari ke-12 tanpa adanya tanda-tanad infeksi dan

peradangan apada area luka pembedahan, leukosit dalam bentuk batas normal, TTV dalam batas normal.

Intervensi RasionalKaji jenis pembedahan, hari pembedahan, apakah ada dokter khusus dari tim dokter bedah dalam melakukan perawatan luka.

Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang diharapakan.

Nuat kondisi balutan dalam keadaan bersih dan kering.

Kondisi bersih dan kering akan menghindari kontaminasi komensial dan akan menyebabkan respons inflamasi lokal dan akan memperlama penyembuhan luka.

Lakukan perawatan luka: Lakukan perawatan luka steril pada

hari kedua pascaoperasi dan diulang setiap 2 hari sekali pada

Perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari untuk menurunkan kontak tindakan dengan luka yang dalam kondisi steril

Page 20: Intervensi Dan Rasional

luka abdomen dan toraks.

Lakukan perawatan luka pada leher 2-3kali sehari atau sesuai pesanan medis.

Lakukan perawatan luka disekitar drain.

Bersihkan luka dan drainase dengan cairan antiseptik jenis iodin providum dengan cara swabbing dari arah dalam ke luar.

Bersihkan bekas sisa iodin providum dengan alkohol 70% atau normal salin dengan cara swabbing dari arah dalam ke luar.

Tutup luka dengan kasa steril dan tutup dengan plester adhesive yang menyeluruh menutupi kasa.

sehinggah mencegah kontaminasi kuman ke luka bedah.

Insisi pada leher yang basah akan dilakukan perawatan luka kering 2-3 kali sehari dengan tujuan untuk mendeteksi kebocoran dari anastomosis pascaesofagektomi.

Semua drain pascaoperasi esofagektomi merupakan material yang menjadi jalan masuk kuman. Perawat melakukan perawatan luka setiap hari atau disesuaikan dengan kondisi pembalut drai, apabila kotor maka harus diganti.

Pembersihan debris (sisafagositosis, jaringan mati) dan kuman sekitar luka dengan mengoptimalkan kelebihan dari iodin providum sebagai antiseptik. Arah dari dalam keluat dapat mencegah kontaminasi kuman ke jaringan luka.

Antiseptik iodin providum mempunyai kelemahan dalam menurunkan proses epitelisasi jaringan sehingga memperlambat pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan dengan alkohol atau normal salin.

Penutupan secara menyeluruh dapat menghindari kontaminasi dari benda atau udara yang bersentuhan dengan luka bedah.

Angkat drainase pascabedah sesuai pesanan medik

Pelepasan sesuai indikasi bertujuan untuk menurunkan risiko infeksi.

Kolaborasi penggunaan antibiotik. Antibiotik injeksi diberikan selama tiga hari pascaoperasi yang kemudian dilanjutkan antibiotik oral sampai jahitan lepas. Peran perawat mengkaji adanya reaksi dan riwayat alergi antibiotik, serta memberikan antibiotic sesuai pesanan dokter.

Kecemasan b.d. prognosis penyakit, misnterpretasi informasiTujuan: dalam waktu 1 x 24 jam pasien secara subjektif melaporkan rasa

Page 21: Intervensi Dan Rasional

cemas berkurang.Kriteria: Pasien mampu mengungkapkan perasaannya kepada perawat. Pasien dapat mendemonstrasikan ketermpilan pemecahan masalahnya

dan perubahan koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi. Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah

standar; pasien dapat rileks dan tidur/istirahat dengan baik. Intervensi Rasional

Monitor respons fisik, seperti kelemahan, perubahan tanda vital, gerakan yang berulang-ulang, catat kesesuaian respons verbal dan nonverbal selama komunikasi.

Digunakan dalam mengevaluasi derajat/tingkat kesadaran/konsentrasi, khususnya ketika melakukan komunikasi verbal.

Anjurkan apsien dan keluarga untuk mengungkapkan dan mengekspresikan rasa takutnya.

Memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi, kejelasan dari rasa takut, dan mengurangi cemas yang berlebihan.

Beri dukungan preoperasi Hubungan emosional yang baik antara perawat dan pasien akan mempengaruhi penerimaanpasien dengan operasi. Aktif mendengar semua kekhawatiran dan keprihatinan pasien adalah bagian penting dari evaluasi praoperatif. Keterbukaan mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan, pilihan anestesi, dan perubahan atau kejadian pascaoperatif yang dharapkan akan menghilangkan banyak ketakuatn tak berdasar terhadap anestesi. Bagi sebagian besar pasien, operasi adalah suatu peristiwa hidup yang bermakna. Kemampuan perawat dan dokter untuk memandang apsien dan keluarganya sebagai manusia yang layak untuk didengarkan dan dimintai pendapat, ikut menetukan hasil pembedahan. Egbert dkk. (1963, dikutip Gruendeman, 2006) memperlihatkan bahwa kecemasan pasien yang dikunjungi dan dimintai pendapat sebelum operasi akan berkurang saat tiba di kamar operasi dibandingkan mereka yang hanya sekedar diberi premedekasi dengan fenobarbital. Kelompok yang mendapat pramedekasi melaporkan rasa mengantuk, tetapi

Page 22: Intervensi Dan Rasional

tetap merasa cemas.Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat.

Member waktu untuk mengekspresikan perasaan, serta menghilangkan cemas dan prilaku adaptasi. Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktifitas dan pengalihan (misal membaca) akan menurunkan terisolasi.

Beri kesempatan kepada psien untuk mengungkapakn ansietasnya.

Pasien yang divonis mengalami kanker esofagus mempunyai tingkat penerimaan yang bervariasi. Dengan pendekatan baik yang sesuai dengan toleransi individu, maka ungkapan yang dikemukakan pasien dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.

Kolaborasi: beri anticemas sesuai indikasi contohnya diazepam.

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.

Catat reaksi dari pasien/keluarga. Berikan kesempatan untuk mendiskuksikan perasaan/konsentrasinya dan harapan masa depan.

Anggota keluarga dengan responnya pada apa yang terjadi dan kecemasannya dapat disampaikan kepada perwat.