intubasi endotrakhea

Upload: putri-adnyani

Post on 06-Mar-2016

248 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Anastesia

TRANSCRIPT

INTUBASI TRAKHEA

INTUBASI ENDOTRAKHEAMUTHIA DESPI UTAMIKOAS ANESTESI 2015INTUBASI ENDOTRAKHEASuatu tindakan untuk menjaga jalan nafas dengan cara memasukkan pipa endotrakhea ke dalam trachea melaui mulut/hidung dengan bantuan laringoskop

Termasuk tindakan anestesi umumTujuan Mempermudah pemberian anesthesiaMempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta mempertahankan kelancaran pernafasanMencegah kemjngkinan terjadinya aspirasi lambung Mempermudah pengisapan sekret trakeobronkial Pemakaian ventilasi mekanis yang lamaMengatasi obstruksi laring akut

INDIKASIKeadaan oksigenasi yang tidak adekuat karena penurunan tekanan O2 yang tidak dapat dikoreksi melalui masker nasalKeadaan ventilasi yang tidak adekuat karena meningkatnya tekanan CO2 di arteriKebutuhan untuk mengontrol dan mengeluarkan secret pulmonal Memberi proteksi terhadap pasien dengan keadaan yang gawatPada pasien yang mudah timbul laringospasmeTrakeostomiPada pasien dengan fiksasi vocal cord

KONTRAINDIKASI

Keadaan trauma jalan nafas / obstruksi yang tidak memungkinkan dilakukan intubasiTrauma servikal yang memerlukan tindakan imobilisasi tulang vertebra servikalJENIS INTUBASIIntubasi oralKeuntungan : lebih mudah dilakukan, bisa dilakukan dengan cepat pada pasien dalam keadaan emergency, resiko terjadinya trauma jalan nafas lebih kecil

Kerugian : tergigit, lebih sulit dilakukan oral hygiene dan tidak nyaman

Intubasi nasalKeuntungan : pasien merasa lebih enak/ nyaman, lebih mudah dilakukan pada pasien sadar, tidak akan tergigitKerugian : pipa ET yang digunakan lebih kecil, pengisapan secret lebih sulit, dapat terjadi kerusakan jaringan dan perdarahan, dan lebih sering terjadi infeksi ( sinusitis )ALAT YANG DIBUTUHKAN1. Laringoskop Untuk melihat laring dan dareah sekitarnya Terdiri dari bagian pegangan (handle) dan bilah (blade) Bentuk blade lengkung (macintosh), bentuk lurus (miller)

2. Naso/endotrakhea tube bermacam jenis menurut kebutuhan (dengan atau tanpa balon, jenis nasal atau oral, terbuat dari bahan karet diperkuat dengan kawat spiral )3. Oropharingeal tube4. Plester5. Introduce madrin6. Connector7. Alat-alat suction 8. Stetoskop, spuit

Mallampati Test Grade 1 : tampak pilar faring, palatum molle dan uvulaGrade 2 : hanya tampak palatum molle dan uvulaGrade 3 : hanya palatum molle yang terlihatGrade 4 :palatum molle tidak terlihat

Langkah intubasiOksigenasi pasien selama 3-5 menit, lalu pasien diberi obat sedasiMelakukan ventilasi (tangan kiri memegang sungkup ke pasien, tangan kanan memberi ventilasiMemberi pelumpuh otot agar mudah melakukan intubasiLakukan intubasi saat onset pelumpuh otot tercapaiMemposisikan pasien dengan leher dalam keadaan fleksi ringan dan kepala dalam keadaan ekstensi Sniffing in the air positionLalu buka mulut pasien dan masukkan laringoskop dengan tangan kiri, lidah disisihkan ke kiri agar tidak menghalangi lapang pandangMasukkan pipa endotracheal menggunakan tangan kanan dengan menyusuri blade laringoskop ke dalam trachea. Masukan hingga cuff tidak terlihat dari belakang pita suara, posisi ET dipertahankan, laringoskop ditarik Cuff dikembangkan dengan udara lewat spuit sekitar 5-10 cc sesuai dengan kebutuhanSegera berikan ventilasi dan oksigenasi, lakukan auskultasi pada apeks dan basal kedua paru, membandingkan suara vesikuler paru kanan dan kiriMemasang pipa orofaringeal (Guedel) dan memfiksasi ET dengan plester

Kesulitan yang sering dijumpaiOtot-otot leher pendek dengan gigi geligi yang lengkapRecoding lower jaw dengan angulus mandibular yang tumpulMulut yang panjang dan sempit dengan arcus palatum yang tinggiGigi incisium atas yang menonjol (rabbit teeth)Kesukaran membuka rahangAbnormalitas pada servical spineKontraktur jaringan leher sebagai akibat combustio Komplikasi Penekanan pada saraf laryngeus superior dan saraf recurrenlaryngeus me rangsang simpatisEfek yang muncul : - nyeri tenggorokan, obliterasi trachea total- system CVS ( disritmia, hipertensi) - system respirasi (spasme laring, bronkus, hipoksia, hiperkarbia)- system saraf pusat (peningkatan TIK)- saluran pencernaan (muntah dan aspirasi isi lambung)Trauma jalan nafas : kerusakan gigi, laserasi bibir, lidah atau mukosa mulut, dislokasi mandibula