inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan...

120
INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI JUNEF MURTRI SUSANTYO DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: lamhanh

Post on 03-Feb-2018

276 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN

DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

JUNEF MURTRI SUSANTYO

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN

DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

JUNEF MURTRI SUSANTYO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 3: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

RINGKASAN

JUNEF MURTRI SUSANTYO (E34060994). Inventarisasi Keanekaragaman

Jenis Tumbuhan di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Dibimbing

oleh SISWOYO dan ERVIZAL A.M. ZUHUD.

Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) merupakan kawasan pelestarian

alam yang memiliki ekosistem asli berupa perpaduan ekosistem gunung berapi

dengan hutan dataran tinggi seluas ± 6.410 ha. Interaksi yang terjalin antara

masyarakat dengan taman nasional perlu dikembangkan untuk mendukung

kelestarian taman nasional dan sepenuhnya membawa kesejahteraan bagi

masyarakat setempat. Adanya taman nasional seharusnya dapat memberikan

manfaat, tidak hanya untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam, tetapi juga

kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian

ini diperlukan dalam memberikan masukan kepada pihak pengelola taman

nasional dan masyarakat dalam pengelolaan TNGM. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan kondisi umum areal, menginventarisasi dan menganalisis

kekayaan dan tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan dan mengidentifikasi

kegunaan jenis-jenis tumbuhan ke dalam beberapa kelompok kegunaan di

kawasan TNGM.

Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Juni hingga Agustus

2010. Data yang digunakan berupa data sekunder meliputi kondisi umum lokasi

dan data primer meliputi : jenis dan jumlah tingkat permudaan semai, pancang,

habitus herba, semak, perdu, epifit, liana; jenis, jumlah dan diameter tingkat tiang

dan pohon. Pengambilan data primer dilakukan dengan orientasi lapang, analisis

vegetasi menggunakan metode garis berpetak dan pembuatan herbarium.

Pengolahan data dilakukan dengan menghitung indeks nilai penting, indeks

kekayaan jenis Margaleft, indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wienner dan

pola penyebaran Morisita serta mengidentifikasi kegunaan jenis tumbuhan.

Total jenis tumbuhan yang ditemukan pada kawasan TNGM sebanyak 108

jenis dari 52 famili, dengan famili terbanyak yaitu Euphorbiaceae dan Fabaceae (7

jenis). Kekayaan dan keanekaragaman jenis tertinggi terdapat pada zona rimba di

tipe ekosistem hutan pegunungan tengah dan yang terendah terdapat pada zona

inti 1 tipe ekosistem hutan pegunungan atas. Pola penyebaran tumbuhan rata-rata

cenderung mengelompok.

Jenis tumbuhan yang ditemukan dikelompokkan ke dalam 11 kelompok

kegunaan. Kegunaan tumbuhan yang paling banyak dapat dimanfaatkan adalah

untuk penghasil pangan yaitu sebanyak 32 jenis dari 24 famili. Saran yang perlu

dilakukan dalam penelitian ini antara lain : rehabilitasi kawasan hutan TNGM

yang rusak akibat erupsi perlu dilakukan dengan menanam jenis-jenis asli

setempat pada zona rehabilitasi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pasca

erupsi mengenai inventarisasi tumbuhan dan pihak pengelola perlu melakukan

kegiatan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat terkait

dalam memberikan pengetahuan tentang tumbuhan berguna di TNGM.

Kata Kunci : Taman Nasional Gunung Merapi, Keanekaragaman spesies

tumbuhan

Page 4: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

SUMMARY

JUNEF MURTRI SUSANTYO (E34060994). Inventory of Plant Species

Diversity in Gunung Merapi National Park. Under supervision of SISWOYO

and ERVIZAL A.M. ZUHUD.

Gunung Merapi National Park (TNGM) is a nature conservation area

which has a native ecosystem in the form of blend with the forest ecosystem

volcanic highland area of ± 6410 ha. The interaction that exists between

communities and national park should be developed to support the preservation of

national park and fully bring prosperity to the local community. The existence of

national park should be able to provide benefits, not only to preserve natural

resources, but also prosperity for local communities. In this regard, research is

needed in providing inputs to the park managers and communities in the

management TNGM. This study aimed to describe the general condition of the

area, inventory and analyze the wealth and diversity of plant species and identify

the medicinal uses of plants into different groups in the region TNGM usefulness.

The research was done in merapi mount national park in 3 (three) month

from June to August 2010. It was used some equipment such as : compass

Brunton, GPS, diameter measuring tool, trash bag and digital camera. The

research was used a secondary data of research location general condition and

primary data which are covering : various kind of species, amount and diameter of

poles and tree stages; various kind of species and amount of herb, undershrub,

shrub, epiphyte and liana habitus. The primary data were collected by field

orientation, vegetation analyzing with nested line transect method and herbarium

making. The data were analyzed to find out the importance value, index of species

richness, index of species diversity, pattern of plants spread and the use of plant

species.

Total plant species found in the region TNGM 108 species from 52

families, with most of the family Euphorbiaceae and Fabaceae (7 species). The

highest species richness and diversity found in jungle zones in mountain forest

ecosystem types and the lowest was found in the core zone of an upper mountain

forest ecosystem types. The pattern of distribution plants on average tend to be

clumped.

Plant species are found grouped into 11 groups of usability. Usefulness of

the most widely plant can be utilized is for producing food that is as many as 32

species from 24 families. Advice needs to be done in this study include:

rehabilitation of forest areas damaged by the eruption TNGM needs to be done by

planting local native species in rehabilitation zone, further research needs to be

done after the eruption of an inventory of plants and the manager needs to conduct

training activities, counseling and assistance to the people involved in providing

useful knowledge about plants in TNGM.

Key words : Gunung Merapi National Park, Species diversity

Page 5: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Inventarisasi

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Taman Nasional Gunung Merapi adalah

benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan

belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2011

Junef Murtri Susantyo

NRP E34060994

Page 6: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Judul Penelitian : Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di

Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

Nama Mahasiswa : Junef Murtri Susantyo

NRP : E34060994

Departemen : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas : Kehutanan

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Siswoyo, M.Si Prof. Dr. Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS

NIP. 19650208 199203 1 003 NIP. 19590618 198503 1 003

Mengetahui,

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, M.S.

NIP. 19580915 1984030 1 003

Tanggal Lulus :

Page 7: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, atas seizin-Nya penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan karya ilmiah yang berjudul “Inventarisasi

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi”.

Skripsi ini merupakan syarat dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan dalam program studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Siswoyo, M.Si dan

Bapak Prof. Dr. Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS selaku dosen pembimbing atas

bimbingan dan arahannya. Penghargaan penulis sampaikan pula kepada seluruh

staff Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan masyarakat sekitar

Gunung Merapi yang telah membantu penulis di lapangan dalam memperoleh

data untuk penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,

pengelola TNGM dan masyarakat sekitar Gunung Merapi untuk pengelolaan

kawasan konservasi. Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu saran dan kritik akan penulis terima dengan tangan

terbuka. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pengelolaan

lingkungan hidup kita dimasa yang akan datang.

Bogor, Februari 2011

Penulis

Page 8: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal

14 Juni 1988 dari pasangan Ayah Henry Murdiyanto dan Ibu

Susiawati sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Pada

tahun 2006 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bogor dan pada

tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur seleksi

Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Penulis memilih

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan.

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di sejumlah organisasi

kemahasiswaan yakni menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA), anggota Kelompok Pemerhati

Flora (KPF Raflessia) dan Pemerhati Fotografi Konservasi (FOKA), menjadi

panitia Bina Corps Rimbawan 2008 dan panitia Gebyar Himakova 2008 dan

kepanitiaan lainnya yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu.

Pada tahun 2008 penulis melaksanakan Praktek Pengelolaan Ekosistem

Hutan (P2EH) di Baturraden dan Cilacap dan pada tahun 2009 penulis juga

melaksanakan Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Gunung Walat Sukabumi,

Cibadak dan KPH Cianjur. Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Praktek Kerja

Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Gunung Merapi

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Kawasan

Taman Nasional Gunung Merapi di bawah bimbingan Ir. Siswoyo, MSi dan Prof.

Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS.

Page 9: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas seizin-Nya

lah penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Penulis

sedikit banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung

maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu (Susiawati), Bapak (Henry Murdiyanto), Kakak (Ury Ristiyana R. &

Vanki Murdwiningrum) dan Adik (Katania Rosela P.) serta seluruh keluarga

atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya.

2. Bapak Ir. Siswoyo, MSi dan Bapak Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS

yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

3. Bapak Ir. Muhdin, M.ScF.Trop selaku penguji Departemen Manajemen

Hutan, Ibu Dr. Lina Karlinasari, S.Hut, M.Sc selaku penguji Departemen

Hasil Hutan dan Bapak Dr. Ir. Basuki Wasis, MS selaku penguji Departemen

Silvikultur.

4. Seluruh staf pengajar dan Karyawan/wati di Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, yang telah memberi bekal ilmu kepada

penulis.

5. Seluruh staff, pegawai dan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional

Gunung Merapi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu banyak dalam pengumpulan data.

6. Arga Pandiwijaya dan Alvian Febri Anggana teman seperjuangan penelitian di

Taman Nasional Gunung Merapi.

7. Om Nono dan keluarga di Klaten atas tumpangan menginap serta

keramahtamahannya selama penulis melakukan penelitian.

8. Syafitri dan keluarga atas pinjaman Motor AB 3583 QU yang telah menemani

memutari Gunung Merapi

9. Keluarga KSHE 43 Cendrawasih atas kebersamannya selama ini hingga akhir

nanti.

10. Rekan-rekan HIMAKOVA atas kerjasama dan pengalamannya di lapangan.

Page 10: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

11. Wisma lestari crew : Aga, Ferry, Oby, James dan Marlo atas tumpangan

kostannya.

12. Teman-teman Fakultas Kehutanan MNH, THH dan SVK yang telah bersama-

sama menuntut ilmu di dunia Kehutanan.

13. Dan semua mahluk ciptaan-Nya, namun maaf tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu, tetapi nama kalian akan selalu tertulis di hati.

Bogor, Februari 2011

Penulis

Page 11: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………. .................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

1.3 Manfaat Penelitian ..................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keanekaragaman Sumberdaya Alam Hayati Indonesia............... 3

2.2 Potensi Tumbuhan di Indonesia ................................................. 3

2.3 Keanekaragaman Hayati ............................................................ 8

2.4 Pola Penyebaran Tumbuhan ....................................................... 8

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu ...................................................................... 9

3.2 Alat dan Bahan .......................................................................... 9

3.3 Metode Penelitian ...................................................................... 10

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Letak dan Luas Kawasan ............................................... 18

4.2 Topografi ................................................................................... 22

4.3 Iklim dan Hidrologi ................................................................... 24

4.4 Geologi dan Tanah ..................................................................... 24

4.5 Kondisi Flora dan Fauna ............................................................ 25

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keanekaragaman Hayati Tumbuhan........................................... 28

5.1.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ...................................... 28

5.1.2 Kekayaan Jenis Tumbuhan ................................................ 31

5.1.3 Indeks Kekayaan Jenis Tumbuhan .................................... 36

5.1.4 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan .................................... 38

Page 12: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

5.1.5 Dominasi Tumbuhan ......................................................... 41

5.1.6 Kerapatan Tumbuhan ........................................................ 45

5.1.7 Pola Sebaran Tumbuhan ................................................... 48

5.2 Kelompok Kegunaan Jenis-jenis tumbuhan di Kawasan TNGM 51

5.2.1 Tumbuhan Obat ................................................................ 52

5.2.2 Tumbuhan Hias ................................................................. 55

5.2.3 Tumbuhan Penghasil Pangan ............................................ 56

5.2.4 Tumbuhan Pakan Ternak .................................................. 57

5.2.5 Tumbuhan Aromatik dan Penghasil Minyak Atsiri ............ 58

5.2.6 Tumbuhan Bahan Pewarna dan Tanin ............................... 58

5.2.7 Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan ............................. 59

5.2.8 Tumbuhan Ritual Adat & Keagamaan ............................... 61

5.2.9 Tumbuhan Penghasil Bahan Tali, Anyaman & Kerajinan .. 61

5.2.10 Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar ................................... 61

5.2.11 Tumbuhan Kegunaan Lainnya......................................... 62

5.3 Jenis-jenis Tumbuhan Berguna Lainnya..................................... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................... 67

6.2 Saran ......................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 68

LAMPIRAN .............................................................................................. 71

Page 13: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Lokasi pengumpulan data primer.......................................................... 11

2. Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan ........................................... 13

3. Potensi jenis tumbuhan di kawasan TNGM .......................................... 26

4. Daftar jenis burung yang terdapat di kawasan TNGM .......................... 26

5. Daftar jenis mamalia yang terdapat di kawasan TNGM ........................ 27

6. Daftar jenis herpetofuna di kawasan TNGM ......................................... 27

7. Kekayaan jenis tumbuhan di kawasan TNGM ...................................... 31

8. Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan famili di kawasan TNGM ........ 32

9. Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitus di kawasan TNGM ...... 34

10. Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan tingkat pertumbuhan di

kawasan TNGM ................................................................................... 35

11. Indeks kekayaan jenis tumbuhan berhabitus pohon pada tiap tingkat

pertumbuhan di kawasan TNGM .......................................................... 37

12. Indeks kekayaan jenis tumbuhan bawah pada tiap habitus di kawasan

TNGM ................................................................................................. 37

13. Indeks kekayaan jenis tumbuhan epifit dan liana di kawasan TNGM .... 38

14. Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan berhabitus pohon di kawasan

TNGM ................................................................................................. 39

15. Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan bawah pada tiap tingkat

pertumbuhan di kawasan TNGM .......................................................... 40

16. Indeks keanekaragaman jenis epifit dan liana di kawasan TNGM ......... 41

17. Daftar jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP)

tertinggi pada berbagai tingkat pertumbuhan pohon di kawasan TNGM 42

18. Daftar jenis tumbuhan bawah yang memiliki INP tertinggi di kawasan

TNGM ................................................................................................. 44

19. Daftar jenis epifit dan liana yang memiliki INP tertinggi di kawasan

TNGM ................................................................................................. 45

20. Kerapatan total jenis tumbuhan berbagai tingkat pertumbuhan pohon

di kawasan TNGM ............................................................................... 46

21. Kerapatan total jenis tumbuhan bawah di kawasan TNGM ................... 47

22. Kerapatan total jenis epifit dan liana di kawasan TNGM ...................... 48

23. Pola penyebaran tumbuhan berhabitus pohon pada berbagai tingkat

pertumbuhan di kawasan TNGM .......................................................... 49

24. Pola penyebaran berbagai habitus tumbuhan bawah di kawasan TNGM 50

Page 14: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

25. Pola penyebaran tumbuhan epifit dan liana di kawasan TNGM ............ 51

26. Kelompok kegunaan jenis-jenis tumbuhan di kawasan TNGM ............. 52

27. Daftar Jenis tumbuhan obat yang terdapat di kawasan TNGM .............. 53

28. Daftar jenis tumbuhan hias yang terdapat di kawasan TNGM ............... 55

29. Daftar jenis tumbuhan pangan yang terdapat di kawasan TNGM .......... 56

30. Daftar jenis tumbuhan pakan ternak yang terdapat di kawasan TNGM . 57

31. Daftar jenis tumbuhan aromatik dan penghasil minyak atsiri yang

terdapat di kawasan TNGM .................................................................. 58

32. Daftar jenis tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin yang

terdapat di kawasan TNGM .................................................................. 59

33. Daftar jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan yang terdapat di

kawasan TNGM ................................................................................... 60

34. Daftar jenis tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan yang

terdapat di kawasan TNGM .................................................................. 61

35. Daftar jenis tumbuhan penghasil kayu bakar yang terdapat di kawasan

TNGM ................................................................................................. 62

36. Daftar jenis tumbuhan kegunaan lainnya yang terdapat di kawasan

TNGM ................................................................................................ 63

37. Daftar jenis tumbuhan berguna lainnya yang terdapat di kawasan

TNGM ................................................................................................. 63

Page 15: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Pola penyebaran individu suatu populasi 8

2. Peta lokasi penelitian TNGM ............................................................... 9

3. Skema penempatan transek dan petak-petak pengukuran pada analisis

vegetasi dengan metode garis berpetak ................................................. 12

4. Kawasan zona pemanfaatan wisata alam telogo muncar ....................... 28

5. Kawasan zona rimba ............................................................................ 29

6. Kawasan zona inti 2 bukit pelawangan ................................................. 30

7. Kawasan zona inti 1 (kiri) dan manisrejo (kanan). ................................ 30

8. Grafik kekayaan jenis tumbuhan di kawasan TNGM ............................ 31

9. Grafik kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan famili ............................. 33

10. Grafik kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitusnya pada

kawasan TNGM ................................................................................... 34

11. Kina (Cinchona pubeschens) ................................................................ 54

12. Bunga Edelweiss (Anaphalis javanica) ................................................ 55

13. Rumput Kulonjono (Pennisetum purpureum) ....................................... 58

14. Akasia Deguren (Acacia decurens) ...................................................... 59

15. Dadap Pri (Erythrina luthosperma) ...................................................... 60

16. Akasia Deguren (Acacia decurens) sebagai penghasil kayu bakar ........ 62

17. Aggrek Pandan (Vanda tricolor) dan Parijoto (Medinella speciosa) ..... 64

18. Salak, tanaman pangan khas desa Ngablak, Magelang .......................... 64

19. Pohon Tesek (Dodonaea viscosa Jacq.) ................................................ 65

20. Bambu Ampel, Bambu Apus, Bambu Legi, Bambu Pagar, Bambu

Betung ................................................................................................. 65

21. Anggrek (Lycopodium cernuum), Kropok (Selliguea feei) dan pakis

dedak (Pteridium aquilinum Kuhn.) ..................................................... 66

Page 16: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian (Taman Nasional Gunung Merapi) .................... 72

2. Daftar nama spesies tumbuhan yang ditemukan di TNGM ................... 73

3. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona pemanfaatan

tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ........................................ 77

4. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona

pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ................... 77

5. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona pemanfaatan

tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ........................................ 77

6. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona

pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ................... 78

7. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona pemanfaatan

tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ........................................ 78

8. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona pemanfaatan

tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ........................................ 78

9. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat epifit pada zona pemanfaatan

tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ........................................ 79

10. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona pemanfaatan

tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ........................................ 79

11. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 79

12. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 79

13. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 80

14. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 80

15. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 81

16. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 81

17. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat epifit pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 81

18. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 82

19. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 82

Page 17: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

20. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 82

21. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 83

22. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 83

23. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 84

24. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 84

25. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 85

26. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 85

27. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 85

28. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 85

29. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 85

30. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 86

31. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semak pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 86

32. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 86

33. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 86

34. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 87

35. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 87

36. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 87

37. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 88

38. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 88

39. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 88

Page 18: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

40. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 89

41. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona inti 1 tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 89

42. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona inti 1 tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 89

43. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona inti 1 tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 89

44. Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona inti 1 tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 89

45. Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona pemanfaatan tipe

ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ............................................... 90

46. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona pemanfaatan

tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ........................................ 90

47. Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona pemanfaatan tipe

ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ............................................... 90

48. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon pada zona pemanfaatan tipe

ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ............................................... 90

49. Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona pemanfaatan tipe

ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ............................................... 91

50. Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona pemanfaatan tipe

ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ............................................... 91

51. Pola penyebaran tumbuhan tingkat epifit pada zona pemanfaatan tipe

ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ............................................... 91

52. Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona pemanfaatan tipe

ekosistem hutan dataran rendah, TNGM ............................................... 91

53. Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 91

54. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 91

55. Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 92

56. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 92

57. Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 92

58. Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 93

59. Pola penyebaran tumbuhan tingkat epifit pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 93

Page 19: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

60. Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 93

61. Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 93

62. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 93

63. Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 94

64. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon rimba pada zona tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 94

65. Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 95

66. Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 95

67. Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM ....................................... 95

68. Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 95

69. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 95

70. Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 95

71. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 96

72. Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 96

73. Pola penyebaran tumbuhan tingkat semak pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 96

74. Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 96

75. Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona rimba tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 96

76. Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 96

77. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 97

78. Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 97

79. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 97

Page 20: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

80. Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 97

81. Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 98

82. Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 98

83. Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona inti 1 tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 98

84. Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona inti 1 tipe

ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM ............................................ 98

85. Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona inti 1 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 98

86. Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona inti 1 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM........................................ 98

87. Daftar nama spesies tumbuhan hasil inventarisasi tumbuhan di SPTN

wilayah I dan II tahun 2008 (jalur Kinahrejo dan Selo) ......................... 99

Page 21: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) merupakan kawasan pelestarian

alam yang memiliki ekosistem asli berupa perpaduan ekosistem gunung berapi

dengan hutan dataran tinggi dan pegunungan yang dikelola dengan sistem zonasi

dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Penunjukan Kawasan Hutan

Gunung Merapi sebagai Taman Nasional Gunung Merapi sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 pada tanggal 4 Mei 2004

tentang perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar Alam dan Taman

Wisata Alam pada kelompok Hutan Gunung Merapi seluas ± 6.410 ha, yang

terletak di Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jawa Tengah serta

Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keseluruhan kawasan ini sangat penting bagi masyarakat dan wilayah

sekitarnya karena berfungsi sebagai penyangga kehidupan dalam satuan ekosistem

sumberdaya alam dan bertindak sebagai daerah tangkapan air. Oleh karena itu

kawasan ini memiliki nilai strategis yang sangat penting dalam upaya

mewujudkan implementasi pilar-pilar konservasi. Penegakan konservasi di

TNGM mengikuti paradigma pengelolaan baru yaitu participatory approach dan

community based management sehingga diperlukan pendekatan partisipatif

dengan masyarakat setempat agar kepentingan masyarakat yang telah berjalan

selama ini dapat selaras dengan kepentingan konservasi taman nasional.

Dengan ditetapkannya kawasan Gunung Merapi menjadi taman nasional

akan ada perhatian dari pemerintah daerah untuk menjaga kelestarian alam yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan mayarakat sekitar. Tetapi dalam

kenyataannya, penetapan TNGM ini mengundang banyak penolakan dari

masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi, karena dengan penetapan

tersebut masyarakat tidak bisa leluasa memanfaatkan hutan di kawasan Gunung

Merapi untuk pemenuhan kebutuhan mereka.

Page 22: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Interaksi yang terjalin antara masyarakat dengan taman nasional perlu

dikembangkan untuk mendukung kelestarian taman nasional dan sepenuhnya

membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Adanya taman nasional

seharusnya dapat memberikan manfaat, tidak hanya untuk menjaga kelestarian

sumberdaya alam, tetapi juga kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Hal

lainnya yang perlu diperhatikan adalah keunikan Gunung Merapi sebagai gunung

berapi yang masih aktif sehingga tumbuh-tumbuhan yang terdapat disana

memiliki keunikan tersendiri karena dapat beradaptasi dengan ekosistem yang

bervulkanik.

Untuk mendukung hal yang disebutkan di atas perlu pengumpulan data

potensi tumbuhan di TNGM. Potensi tumbuhan yang terdapat di kawasan TNGM

dilakukan melalui kegiatan inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan.

Sehingga diharapkan data potensi jenis-jenis tumbuhan beserta manfaatnya dapat

diketahui dan upaya konservasi dapat terus berjalan dan lebih baik lagi.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menganalisis keanekaragaman jenis-

jenis tumbuhan pada kawasan TNGM.

2. Mengidentifikasi kegunaan jenis-jenis tumbuhan ke dalam beberapa kelompok

kegunaan.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan data dasar

untuk bahan masukan bagi pihak pengelola dan masyarakat dalam pengelolaan

TNGM dalam upaya pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan

keanekaragaman jenis tumbuhan di wilayah tersebut.

Page 23: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keanekaragaman Sumberdaya Alam Hayati Indonesia

Sumberdaya hayati Indonesia, baik yang berupa tumbuhan, hewan,

maupun jasad renik sangat beranekaragam. Bila dibandingkan dengan daerah-

daerah tropik lainnya terlebih lagi dibandingkan dengan daerah beriklim sedang

dan dingin. Ditaksir sebanyak 30.000 jenis tumbuhan terdapat di Indonesia.

Jumlah tersebut menjadi lebih besar lagi bila jenis-jenis lumut dan ganggang

diperhitungkan. Kekayaan keanekaragaman hayati tersebut merupakan salah satu

modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan nasional, sehingga dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun,

pemanfaatan tersebut harus sesuai dengan kemampuan (carrying capacity),

karakteristik, dan fungsinya (Ismanto, 2007).

Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati sebagai penyedia berbagai

barang dan jasa, mulai dari pangan, energi, dan bahan produksi hingga sumber

daya genetik bahan dasar pemuliaan tanaman komoditas serta obat dan selain

berfungsi juga untuk mendukung sistem kehidupan, maka pemanfaatan

keanekaragaman hayati harus dilakukan dengan benar (Anonim, 2002). Menurut

Retnoningsih (2006) dalam Suhartrislakhadi (2007) dengan mengetahui potensi

dan manfaatnya diharapkan penghargaan terhadap sumberdaya hayati dan

keanekaragaman genetiknya semakin meningkat, sehingga tingkat kerusakan yang

terjadi dapat ditekan.

2.2 Potensi Tumbuhan di Indonesia

Indonesia memiliki hutan yang sangat luas, tercatat 143.970.000 hektar

luasan hutan tersebar di seluruh pulau. Tidak heran jika hutan yang sangat luas

itu, memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi (Sastrapradja et al.,

1992). Selain diakui sebagai komunitas yang paling kaya, hutan tropika Indonesia

diakui pula sebagai salah satu bagian dunia yang menyisakan kehidupan liar, yang

dapat membangkitkan keajaiban dan kekaguman manusia.

Page 24: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Dalam perkembangan hidupnya, manusia mengenal betul keadaan

sekelilingnya dan memperhatikan segala sesuatu yang bisa dipakai untuk

mempertahankan hidupnya. Salah satu benda hidup yang berada disekitar manusia

adalah tumbuh-tumbuhan. Manusia benar-benar memperhatikan tumbuh-

tumbuhan karena merupakan salah satu benda yang sangat penting dalam menjaga

kelangsungan hidupnya, yaitu sebagai sumber makanan pokok (Kartiwa dan

Martowikrido, 1992).

Menurut Purwanto dan Walujo dalam Kartikawati (2004), tumbuhan

berguna dikelompokkan berdasarkan pemanfaatannya antara lain tumbuhan

sebagai bahan pangan, sandang, bangunan, obat-obatan, kosmetika, alat rumah

tangga dan pertanian, tali-temali, anyam-anyaman, pelengkap upacara adat dan

kegiatan sosial, minuman, dan kesenian.

2.2.1 Tumbuhan Obat

Menurut Zuhud, Ekarelawan, dan Riswan (1994), tumbuhan obat adalah

seluruh jenis tumbuhan obat yang diketahui dan dipercaya mempunyai khasiat

obat, yang dikelompokkan menjadi : (1) tumbuhan obat tradisonal, yaitu jenis

tumbuhan yang diketahui atau dipercayai masyarakat mempunyai khasiat obat dan

telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional; (2) tumbuhan obat modern,

yaitu jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa

atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat

dipertanggungjawabkan secara medis; dan (3) tumbuhan obat potensial, yaitu

jenis tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang

berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah medis atau penggunaannya

sebagai bahan obat tradisonal sulit ditelusuri.

2.2.2 Tumbuhan Hias

Tumbuhan hias adalah tumbuhan yang memiliki nilai estetika keindahan.

Tumbuhan hias merupakan komoditi holtikultura non-pangan yang digolongkan

ke dalam holtikultur, dalam kehidupan sehari-hari dibudidayakan untuk hiasan

dalam dan luar rumah (Arafah, 2005).

Page 25: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Secara umum, tanaman hias dikelompokan menjadi dua, yaitu tanaman

hias dun dan tanaman hias bunga. Tanaman hias daun yaitu jenis tanaman hias

yang memiliki bentuk dan warna daun yang unik. Sementara daya tarik tanaman

hias bunga terletak pada bentuk, warna, dan aroma bunganya (Ratnasari, 2007).

2.2.3 Tumbuhan Penghasil Pangan

Menurut Poerwadarminto (1983), tumbuhan pangan adalah segala sesuatu

yang tumbuh, berakar, berdaun, berbatang, berakar, berdaun dan dapat dimakan

atau dikonsumsi oleh manusia (apabila dikonsumsi oleh hewan disebut pakan).

Contohnya adalah buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, dan tumbuhan yang

mengandung karbohidrat.

2.2.4 Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak

Menurut Manetje dan Jones (1992) dalam Kartikawati (2004), pakan

ternak adalah tanaman konsentrasi rendah dan mudah dicerna yang merupakan

penghasil pakan bagi satwa herbivora. Pada umumnya tumbuhan penghasil pakan

ternak merupakan tumbuhan yang memiliki serat yang cukup tinggi (Dwanasuci,

2006).

Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai pakan ternak adalah rumput

gajah. Rumput gajah merupakan keluarga rumput rumputan (poaceae). Rumput

gajah cukup baik untuk silase, berproduksi tinggi, disukai ternak, dan dapat

digunakan untuk perbaikan kesuburan tanah. Selain itu, cukup aditif terhadap

keasaman tanah, tahan terhadap kekeringan namun tidak tahan terhadap genangan

air (Soegiri et al., 1982).

2.2.5 Tumbuhan Penghasil Minyak Atsiri (Tumbuhan Aromatik)

Minyak atsiri merupakan minyak yang diperoleh dengan cara ekstraksi

atau penyulingan dari daun, akar, batang, kulit, getah, dan bunga yang berasal dari

bagian tumbuhan (Kartikawati, 2004). Tumbuhan penghasil minyak atsiri

mempunyai ciri bau dan aroma, karena fungsi minyak atsiri yang paling

dibutuhkan adalah sebagai pengharum.

Page 26: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Tanaman atsiri dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu (1) tanaman

atsiri utama, yaitu tanaman yang hanya menghasilkan minyak atsiri, (2) tanaman

atsiri alternatif, yaitu tanaman yang menghasilkan produk lain disamping minyak

atsiri, (3) limbah (hasil samping), dimana minyak atsiri dapat diproduksi sebagai

hasil samping (Hobir, 2004)

2.2.6 Tumbuhan Penghasil Bahan Pewarna dan Tanin

Menurut Lemmens et al. (1999) dalam Arafah (2005), tanin nabati

merupakan bahan dari tumbuhan, yang memiliki rasa pahit dan kelat, seringkali

berupa ekstrak dari pegagan atau bagian lain terutama daun, buah, dan puru. Hasil

dari penyamakan kulit dengan tanin berupa kulit samak yang banyak sekali

manfaatnya, selain samak kulit juga dapat digunakan untuk menyamak jala, tali,

dan layar. Selain itu, tanin juga digunakan sebagai perekat, bahan pewarna, dan

mordan.

Menurut Lemmens et al. (1999), pewarna nabati adalah pewarna yang

berasal dari tumbuhan. Bahan ini diekstrak dengan jalan fermentasi, direbus, atau

secara kimiawi, dari sejumlah kecil zat kimia tertentu yang terkandung di dalam

jaringan tumbuhan.

Lebih lanjut Heyne (1987) mengemukakan, masyarakat Indonesia telah

banyak menggunakan tumbuhan sebagai bahan pewarna nabati dan sudah lama

mengenal pewarna alami tumbuhan untuk pewarna makanan, pewarna anyaman

dan pewarna kain dan kapas.

2.2.7 Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan

Pohon-pohon di hutan merupakan sumber bahan bangunan yang dapat

digunakan secara berkesinambungan. Pemanfaatan kayu oleh masyarakat Dayak

Meratus biasanya dilakukan apabila ingin membuat rumah. Biasanya pemilihan

jenis-jenis kayu tersebut berdasarkan pertimbangan kekuatan kayu dan ketahanan

terhadap rayap (Kartikawati, 2004).

Page 27: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

2.2.8 Tumbuhan untuk Ritual Adat dan Keagamaan

Diantara pengetahuan tentang tumbuhan yang dimiliki oleh masyarakat,

terdapat tumbuhan yang bersifat spiritual, magis, dan ritual. Demikian pula

pemanfaatannya, salah satunya yaitu pemanfaatan di bidang upacara adat.

Indonesia memiliki kurang lebih 350 etnis budaya yang memiliki pengetahuan

etnobotani dalam pemanfaatan maupun penggunaannya di masing-masing daerah

khususnya yang dipakai untuk upacara adat. Dalam upacara-upacara adat yang

dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan daur

hidup, tumbuhan banyak digunakan untuk keperluan tersebut (Kartiwa dan

Martowikrido, 1992).

2.2.9 Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman dan Kerajinan

Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan adalah tumbuhan yang

biasa digunakan untuk membuat tali, anyaman maupun kerajinan. Beberapa

tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat untuk membuat anyaman

adalah jenis rotan dan bambu (Widjaja et al., 1988).

2.2.10 Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar

Pada dasarnya semua tumbuhan berkayu atau bentuk pohon dapat

digunakan sebagai kayu bakar (Purwanto dan Walujo, 1992). Menurut Inama

(2008) kayu bakar merupakan sumberdaya hayati yang sangat penting bagi

masyarakat yang tidak memiliki sumber energi lain seperti listrik, minyak tanah

atau gas.

Menurut Sutarno (1996) dalam Jalaraya (2008), jenis pohon yang

ditujukan untuk pemenuhan kayu bakar, harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

Beradaptasi pada rentangan kondisi lingkungan yang luas;

Pertumbuhan cepat, volume hasil kayu maksimal tercapai dalam waktu yang

singkat;

Tidak merusak tanah dan menjaga kesuburannya;

Tahan terhadap penyakit dan hama;

Pengelolaannya singkat waktunya;

Page 28: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Tahan terhadap kekeringan dan toleran iklim yang lain;

Pertumbuhan tajuk baik, siap tumbuh pertunasan yang baru;

Memiliki manfaat yang lain yang menguntungkan pertanian;

Menghasilkan kayu yang mudah dibelah;

Kadar air rendah dan relatif cepat dikeringkan;

Menghasilkan sedikit asap dan tidak beracun apabila dibakar;

Tidak memercikan api dan cukup aman apabila dibakar; dan

Menghasilkan kayu yang padat dan lebih lama dibakar;

2.3 Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman jenis adalah suatu karakteristik tingkatan komunitas

berdasarkan organisasi biologisnya serta dapat digunakan untuk menyatakan

struktur komunitas. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1998), apabila derajat

kenakeragaman lebih kecil dari satu berarti keanekaragaman jenis pada petak

tersebut rendah, berkisar antara satu dan tiga disebut sedang, dan jika lebih besar

dari tiga disebut mempunyai nilai keanekaragaman jenis pada petak tinggi.

2.4 Pola Penyebaran Tumbuhan

Individu-individu yang ada di dalam populasi mengalami penyebaran di

dalam habitatnya mengikuti salah satu di antara tiga pola penyebaran. Menurut

Odum (1993), tiga pola penyebaran yang dimaksud antara lain distribusi acak

(random), distribusi merata (uniform), dan distribusi mengelompok (clumped).

Gambar 1 Pola penyebaran individu suatu populasi (Gopal dan Bhardwaj, 1979)

Page 29: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan TNGM Kabupaten Sleman propinsi

D.I. Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Klaten, dan Boyolali Propinsi Jawa

Tengah . Waktu penelitian di lapang selama 3 (tiga) bulan yaitu dari bulan Juni-

Agustus 2010.

Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Merapi

Gambar 2 Peta lokasi penelitian TNGM.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dokumen atau

laporan dari instasi tertentu, tumbuhan untuk pembuatan herbarium dan alkohol

70%. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Peralatan pembuatan petak ukur : Kompas, tambang plastik 100 m dan golok.

2. Peralatan pengukur kondisi lapangan : GPS.

3. Peralatan pengukur dimensi pohon : pita diameter

Page 30: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

4. Peralatan pembuatan herbarium : kertas koran, kantong plastik besar (trash

bag), gunting, label.

5. Thally sheet untuk analisis vegetasi, kamera digital dan alat tulis.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan

Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari

data sekunder dan data primer.

a. Data Sekunder

Data ini berupa informasi tentang kondisi umum lokasi penelitian (Taman

Nasional Gunung Merapi), yang meliputi sejarah kawasan, letak dan luas, geologi

dan tanah dalam bentuk peta atau literatur, topografi, iklim, vegetasi dan satwa,

sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat.

b. Data Primer

Data primer dilakukan dalam bentuk hasil survey lapangan yang meliputi

data : jenis dan jumlah tingkat permudaan pohon (semai, pancang, tiang, pohon),

jumlah dan habitus tumbuhan bawah (herba, semak, perdu) serta liana dan epifit.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur terhadap

dokumen-dokumen yang pernah ada sebelumnya, baik dari buku-buku maupun

laporan penelitian yang pernah dilakukan di kawasan TNGM.

b. Data Primer

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data primer,

meliputi :

(1). Orientasi Lapangan

Orientasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data

dan informasi yang diperlukan guna memverifikasi lokasi pengumpulan data yang

telah direncanakan sebelumnya. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penentuan

Page 31: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

lokasi pengumpulan data, meliputi : tipe zonasi, tipe ekosistem, ketinggian

tempat, panjang jalur dan jumlah plot seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Lokasi Pengumpulan Data Primer Tipe Zonasi Tipe Ekosistem Ketinggian tempat

(mdpl)

Panjang Jalur

(m)

Jumlah Plot

(Plot)

Zona Inti 1 Hutan Hujan

Pegunungan atas

2.570 m dpl 100 5

Zona Inti 2 Hutan Hujan

pegunungan bawah

1.200 m dpl 200 10

Zona Rimba

(Ngargomulyo)

(Kemalang)

(Gunung Bibi)

(Selo)

Hutan Hujan

Pegunungan bawah

Hutan Hujan

pegunungan tengah Hutan Hujan

pegunungan tengah

Hutan hujan

Pegunungan atas

1.300 m dpl

1.400 m dpl

1.700 m dpl

1.600 m dpl

1.800 m pdl

2.100 m dpl

2.300 m dpl

200

200

200

200

200

200

100

10

10

10

10

10

10

5

Zona

Pemanfaatan

wisata alam

Hutan hujan dataran

rendah

930 m dpl

1.000 m dpl

100

100

5

5

(2). Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi dalam plot pengamatan dilakukan dengan menggunakan

metode kombinasi jalur garis berpetak pada unit contoh berbentuk jalur sepanjang

100-200 m, dengan arah tegak lurus kontur atau aliran sungai. Metode analisis

vegetasi mengikuti metode yang dikembangkan Kusmana (1997), yakni

pengamatan vegetasi dilakukan pada suatu petak yang dibagi-bagi kedalam petak-

petak berukuran 20x20 m2, 10x10 m

2, 5x5 m

2, dan 2x2 m

2. Petak berukuran

20x20 m2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat pertumbuhan

pohon (diameter ≥20 cm), epifit, dan liana; petak berukuran 10x10 m2 untuk

pengambilan data vegetasi tingkat tiang (diameter 10-<20 cm); petak berukuran

5x5 m2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat pancang (diameter

<10 cm, tinggi > 1.5 m); dan 2x2 m2. digunakan untuk pengambilan data vegetasi

tingkat semai (anakan pohon yang baru tumbuh hingga anakan pohon yang

mempunyai tinggi hingga 1,5 m) dan tumbuhan bawah. Bentuk unit contoh

pengamatan vegetasi seperti disajikan pada Gambar 3.

Page 32: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

B

C

D

A

Transek

Gambar 3 Skema penempatan transek dan petak-petak pengukuran pada analisis

vegetasi dengan metode garis berpetak.

Keterangan:

A = Petak pengukuran untuk pohon, epifit, liana dan parasit (20 x 20 m2)

B = Petak pengukuran untuk tiang (10 x 10 m2)

C = Petak pengukuran untuk pancang (5 x 5 m2)

D = Petak pengukuran untuk semai dan tumbuhan bawah (2 x 2 m2)

Data yang dicatat dalam pengamatan vegetasi pada seluruh tingkat

pertumbuhan parameter yang diukur pada setiap petak contoh, meliputi:

1. Jenis, jumlah, tinggi bebas cabang, tinggi total dan diameter tingkat pohon

(pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada atau dbh ± 130 cm dari

permukaan tanah atau 20 cm diatas banir) lebih besar dari 20 cm.

2. Jenis, jumlah, tinggi bebas cabang, tinggi total dan diameter tingkat tiang

(pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada dari permukaan tanah

atau 20 cm diatas banir) adalah 10 - 20 cm).

3. Jenis, jumlah, tinggi bebas cabang dan diameter tingkat pancang (anakan

pohon dengan tinggi > 1,5 meter atau pohon muda dengan diameter setinggi

dada < 10 cm).

4. Jenis dan jumlah tingkat semai (anakan pohon mulai dari tingkat kecambah

sampai yang memiliki tinggi < 1,5 meter), dan tumbuhan bawah yaitu

tumbuhan selain permudaan pohon misalnya herba, semak dan perdu.

(3). Pembuatan Herbarium

Pembuatan herbarium dilakukan terhadap semua jenis tumbuhan yang

ditemukan di areal pengamatan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

pembuatan herbarium ini adalah:

Page 33: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

1. Mengambil contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan

daunnya, pengambilan contoh herbarium dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan kegiatan analisis vegetasi.

2. Contoh herbarium tadi dipotong dengan menggunakan gunting daun dengan

panjang kurang lebih 40 cm.

3. Kemudian contoh herbarium dimasukkan ke dalam kertas koran dengan

memberikan label yang berukuran 3 cm x 5 cm. label berisi keterangan

tentang nomor jenis, nama lokal, lokasi pengumpulan dan nama

pengumpul/kolektor.

4. Selanjutnya beberapa herbarium disusun diatas sasak yang terbuat dari bambu

dan disemprot atau direndam dengan alkohol 70%.

5. Herbarium lalu di oven pada 50 o -70

o C.

6. Herbarium yang sudah kering lengkap dengan keterangan-keterangan yang

diperlukan diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiahnya di LIPI.

3.3.2 Identifikasi Jenis Tumbuhan Berguna

Identifikasi jenis-jenis tumbuhan berguna dilakukan melalui dua tahap

kegiatan, yaitu (a) identifikasi jenis tumbuhan secara umum dan (b) identifikasi

jenis tumbuhan berguna. Identifikasi jenis-jenis tumbuhan berguna dikerjakan

dengan melakukan cek silang dengan berbagai buku/literatur dan sumber-sumber

lainnya tentang tumbuhan berguna yang ada. Agar mempermudah dalam

penyajian, maka dilakukan pengelompokkan berdasarkan kelompok kegunaan

dengan menyaring dari tiap-tiap kegunaan masing-masing jenis tumbuhan.

Tabel 2 Klasifikasi Kelompok Kegunaan Tumbuhan

No Kelompok Kegunaan

1 Tumbuhan obat

2 Tumbuhan hias

3 Tumbuhan penghasil pangan

4 Tumbuhan pakan ternak

5 Tumbuhan penghasil minyak atsiri (tumbuhan aromatik)

6 Tumbuhan bahan pewarna dan tanin

7 Tumbuhan penghasil bahan bangunan

8 Tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan

9 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan

10 Tumbuhan penghasil kayu bakar

11 Lainnya

Sumber : Purwanto dan Waluyo (1992)

Page 34: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

3.3.3 Pengolahan dan Analisis Data

Data vegetasi hutan yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan dihitung

nilai-nilai : frekuensi jenis, kerapatan jenis, dominasi jenis, indeks nilai penting,

indeks keanekaragaman jenis, indeks kekayaan jenis dan pola penyebaran.

a. Indeks Nilai Penting

Untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi, maka pada masing-

masing petak ukur dilakukan analisis kerapatan, frekuensi dan dominansi untuk

setiap jenis tumbuhan (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kerapatan suatu jenis (K) (ha)contoh petak Luas

jenissuatu Individu Jumlah

Kerapatan relatif suatu jenis (KR) 100%jenisseluruh Kerapatan

jenissuatu Kerapatan

Frekuensi suatu jenis (F) petakseluruh Jumlah

ditemukan jenispetak subJumlah

Frekuensi relatif suatu jenis (FR) %100jenisseluruh Frekuensi

jenissuatu Frekuensi

Dominasi suatu jenis (D) (Ha)contoh petak Luas

jenissuatu dasar bidang Luas

Dominasi relatif suatu jenis (DR) %100jenisseluruh Dominasi

jenissuatu Dominasi

Indeks Nilai Penting (INP)

Untuk tingkat semai dan pancang : INP = KR + FR

Untuk tingkat tiang dan pohon : INP = KR + FR + DR

Total Indeks Nilai Penting (INP) untuk setiap tingkat pohon, tiang,

pancang, semai, dan tumbuhan bawah, dihitung untuk setiap tipe ekosistem. Nilai

INP setiap tipe ekosistem menggambarkan kondisi vegetasi.

b. Tingkat Keanekaragaman Jenis

Untuk menghitung keanekaragaman jenis digunakan Indeks

Keanekaragaman Shannon (H’) dengan persamaan sebagai berikut (Magurran,

1988) :

Page 35: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

ii LnPPH ' Dimana N

NP

i

i

Keterangan :

H’ : Indeks Keanekaragaman Shannon

Ni : Jumlah individu suatu jenis

N : jumlah individu seluruh jenis

Nilai H’ ≥ 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenisnya tinggi, nilai

H’ antara 2 – 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenisnya sedang dan apabila

nilai H’ < 2 menunjukkan keanekaragaman jenisnya rendah.

c. Kekayaan jenis (Species richness)

Pengukuran kekayaan jenis dalam plot pengamtan, pendekatan yang

digunakan adalah Indeks kekayaan jenis Margaleft (Margaleft 1958 dalam

Ludwig & Reynold 1988), dengan persamaan sebagai berikut:

N

SR

ln

1-1

Keterangan:

R1 = Indeks kekayaan Margaleft

S = Jumlah jenis

N = Jumlah individu

Indeks kekayaan Margalleft (R1) adalah indeks yang menunjukkan

kekayaan jenis suatu komunitas, dimana besarnya nilai ini dipengaruhi oleh

banyaknya jenis dan jumlah individu pada areal tersebut. Berdasarkan Magurran

(1988), besaran R1 < 3,5 menunjukkan kekayaan jenis tergolong rendah, R1 = 3,5-

5,0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang dan R1 > 5,0 tergolong tinggi.

d. Pola Penyebaran Jenis Tumbuhan

Untuk mengetahui pola penyebaran dari jenis-jenis tumbuhan dari masing-

masing transek, menyebar merata (uniform), menyebar acak (random) atau

mengelompok (clumped), sehingga dapat diketahui kecenderungan pola

penyebaran jenis. Dihitung dengan rumus Indeks Penyebaran Morisita (Id)

(Morisita, 1962 dalam Krebs, 1978).

Page 36: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

ii

ii

xx

xxnId

2

2

)(

Keterangan :

Id : Indeks jumlah penyebaran Morisita

n : jumlah Petak ukur

Xi : Jumlah individu pada setiap petak ke-i

Selanjutnya dilakukan Chi-Square dengan rumus sebagai berikut :

Indeks Keseragaman (UniformIndeks) (Mu)

1)(

975,02

ix

xnXMu

i

Keterangan :

Mu : Indeks keseragaman

975,02X : Nilai Chi-square dari tabel dengan derajat bebas n-1 selang kepercayaan

97.5%

Xi : Jumlah Individu dari suatu jenis pada petak ukur ke-i

n : Jumlah petak ukur

Indeks Pengelompokkan (Clumped Indeks) (Mc)

1)(

025,02

ix

xnXMc

i

Keterangan :

Mc : Indeks pengelompokkan

025,02X : Nilai Chi-square dari tabel dengan derajat bebas n-1 selang kepercayaan

2,5%

Untuk menghitung dan menentukan standar Morisita pola penyebaran

tumbuhan, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Mcn

McIdIp

5,05,0 , jika Id ≥ Mc > 1,0

1

15,0

Mc

IdIp , jika Mc ≥ Id > 1,0

1

15,0

Mu

IdIp , jika 1,0 > Id > Mu

Mu

MuIdIp

5,05,0 , jika 1,0 > Mu > Id

Page 37: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Standar indeks penyebaran Morisita (Ip) memiliki interval -1,0 sampai 1,0

dengan batas kepercayaan 0,5 dan -0,5

Dari nilai Ip yang dihasilkan maka dapat diketahui pola penyebaran suatu

jenis tumbuhan dari suatu komunitas antara lain :

Ip = 0 menunjukan pola penyebaran acak (random)

Ip > 0 menunjukan pola penyebaran mengelompok (clumped)

Ip < 0 menunjukan pola penyebaran merata (uniform)

Page 38: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah, Letak dan Luas Kawasan

4.1.1 Sejarah Kawasan

Kawasan Gunung Merapi merupakan kawasan hutan negara yang

dilindungi sejak tahun 1931, bernilai penting dan strategis karena berfungsi

sebagai daerah tangkapan air yang bermanfaat bagi wilayah Sleman, Yogyakarta,

Klaten, Boyolali, Magelang dan sekitarnya. Merupakan tipe hutan tropis dengan

kondisi gunung api yang sangat aktif. Kawasan hutan ini sebelumnya merupakan

kawasan yang seluruhnya berfungsi sebagai hutan lindung, kecuali seluas 198,5

Ha yang terletak di Kabupaten Sleman telah ditunjuk sebagai Cagar Alam

Plawangan Turgo dan seluas 131 Ha sebagai Hutan Taman Wisata Alam yang

ditetapkan berdasarkan SK Mentan No.155/Kpts/Um/8/1975. Kawasan Hutan

Lindung yang berada dalam wilayah administratif daerah Propinsi DIY

mencakup 1.461 Ha.

Penunjukan Kawasan Hutan Gunung Merapi sebagai TNGM sesuai

dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang

perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung pada tanggal 4 Mei 2004. Cagar Alam

dan Taman Wisata Alam pada Kelompok Hutan Gunung Merapi seluas ± 6.410

ha, yang terletak di Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jawa

Tengah serta Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Taman Nasional Gunung Merapi terbagi menjadi dua Seksi Pengelolaan

Taman Nasional (SPTN). SPTN I : Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang,

dan SPTN II : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

Dalam Rencana Penglolaan Taman Nasional (RPTN) periode 2005-2024

pembagian zonasi dalam kawasan TNGM didasarkan pada 3 aspek yaitu:

1. Aspek ekologis : keanekaragaman hayati yang merupakan bagian integral dari

konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Berdasarkan aspek ini,

keberadaan TNGM yang memiliki potensi keanekaragaman hayati yang khas

dan kaya akan jenis menjadi fokus perlindungan dari tekanan kepadatan

populasi di sekelilingnya.

Page 39: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

2. Aspek kebijaksanaan dan peraturan perundangan : Sistem zonasi pada

kawasan taman nasional adalah impikasi langsung dari UU No 5 Tahun 1990

pasal 32. Hal ini akan berpengaruh langsung terhadap pengelolaan, tingkat

perlindungan dan tingkat sangsi terhadap pelanggaran pada setiap zonasi.

3. Aspek azas manfaat : Pembagian zona di TNGM memperhatikan tingkat

ketergantungan masyarakat terhadap potensi sumberdaya alam dan lahan di

kawasan TNGM. Ketergantungan sumberdaya alam biasanya pada kebutuhan

kayu bakar, rumput, dan bahan galian C berupa pasir. Selain itu pemanfaatan

lahan yang perlu diakomodasi adalah pemanfaatan wisata serta peruntukan

kawasan untuk penelitian dan pendidikan.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut zona-zona yang terdapat di TNGM

sesuai dengan RPTN setelah di review adalah :

1. Zona Inti

Zona inti adalah bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam

baik biota ataupun fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh

manusia yang mutlak dilindungi. Fungsi zona inti adalah perlindungan

keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas. Zona Inti di TNGM

seluas ± 852,87 ha terdiri dari :

Zona Inti 1 (± 651,68 ha)

Zona inti 1 adalah bagian taman nasional yang merupakan kawasan

rumput alami yang merupakan transisi antara pasir ke hutan (ecotone)

Zona Inti 2 (± 201,19 ha)

Zona inti 2 adalah bagian taman nasional yang merupakan kawasan

ekosistem Merapi yang utuh dan mutlak dilindungi dan tidak diperkenankan

adanya perubahan oleh aktifitas manusia, merupakan alih fungsi dari Cagar Alam

Plawangan Turgo. Kriteria fisiknya antara lain : memeliki jenis tumbuhan lebih

dari 100 jenis per hektar, memiliki jenis tumbuhan endemik, memiliki ekosistem

khas, merupakan habitat dan atau daerah jelajah satwa dilindungi. (Zona

perlindungan/pengawetan tumbuhan dan satwaliar beserta ekosistemnya).

Page 40: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

2. Zona Rimba

Zona rimba adalah bagian taman nasional yang karena letak, kondisi dan

potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona

pemanfaatan. Zona Rimba di TNGM seluas ± 2.585,50 ha merupakan hutan

sekunder dan hutan tanaman lainnya, merupakan buffer taman nasional. Kriteria

penentuan zona rimba antara lain berdasarkan kerapatan jenis kurang dari 100

species per hektar, kerapatan tegakan kurang dari 100 pohon per hektar,

kelerengan lebih dari 45 % peka terhadap erosi.

3. Zona Pemanfaatan

Zona Pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang karena letak,

kondisi dan potensinya alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan

pariwisata alam dan kondisi/jasa lingkungan lainnya. Zona pemanfaatan di Taman

Nasional Gunung seluas ± 257,69 ha diperuntukan bagi pusat kegiatan rekreasi,

kunjungan wisata dan kegiatan pemanfaatan lain. Kriteria fisik yang menjadi

dasar ditetapkan sebagai zona pemanfaatan di TNGM antara lain memiliki obyek

wisata yang menarik dan memungkinkan untuk dikembangkan. Terdapat 5 (lima)

pusat pengembangan wisata (zona pemanfaatan) di TNGM, yaitu :

1. Plawangan Turgo, Kaliurang, Sleman, DI. Yogyakarta seluas ± 141,69 ha

2. Selo, Boyolali, Jawa Tengah seluas ± 27,43 ha

3. Deles, Klaten, Jawa Tengah seluas ± 18,18 ha

4. Cepogo – Musuk, Boyolali, Jawa Tengah seluas ± 15,39 ha

a. Musuk seluas ± 14,39 ha

b. Gunung Bibi seluas ± 1 ha

5. Dukun Srumbung, Magelang, Jawa Tengah seluas ± 64,39 ha

a. Jurangjero, seluas ± 14,39 ha

b. Ngablak seluas ± 50 ha

4. Zona Lainnya

4.1 Zona Volkano Aktif

Zona volcano aktif adalah bagian dari TNGM berupa puncak Gunung

Merapi dan bagian gunung lainnya yang secara alami menjadi daerah aktivitas

Page 41: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

aktif vulkanik Gunung Merapi. Zona ini berupa Gunung Anyar dan wilayah

luncuran material Gunung Merapi ke arah Kabupaten Magelang berupa tumpukan

batu, pasir dan material lain yang masih labil dan berbahaya untuk diadakan

kegiatan di atasnya. Zona volcano aktif di TNGM seluas ± 868,85 ha.

4.2 Zona Tradisional

Zona tradisional adalah bagian dari taman nasional yang ditetapkan untuk

kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang karena kesejarahan

mempunyai ketergantungan dengan sumber daya alam. Zona tradisional di TNGM

seluas ± 579,05 ha merupakan areal yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

sekitar Gunung Merapi secara tradisional untuk pemanfaatan rumput di bawah

tegakan, perencekan, dan pemanfaatan Getah Pinus.

4.3 Zona Rehabilitasi

Zona rehabilitasi adalah bagian dari taman nasional yang karena

mengalami kerusakan, sehingga perlu dilakukan kegiatan pemulihan komunitas

hayati dan ekosistemnya yang mengalami kerusakan. Zona rehabilitasi di TNGM

seluas ± 829,69 ha adalah berupa kawasan TNGM yang mengalami kerusakan

akibat letusan Gunung Merapi, bekas area penambangan, serta sempadan Sungai

Kaliworo, Kali Senowo dan Kali Blongkeng.

4.4 Zona Religi, Budaya dan Sejarah

Zona religi, budaya dan sejarah adalah bagian dari taman nasional yang

didalamnya terdapat situs religi, peninggalan warisan budaya dan atau sejarah

yang dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan, perlindungan nilai-nilai budaya

atau sejarah. Zona ini seluas ± 15,82 ha merupakan kawasan tempat

diselenggarakannya Upacara Labuhan Merapi, di wilayah administratif Desa

Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta.

4.5 Zona Mitigasi Bencana

Zona mitigasi bencana adalah bagian dari TNGM yang karena sifat

alaminya sebagai daerah lintasan aliran lahar dan material yang timbul akibat

aktivitas vulkanik Gunung Merapi harus dipelihara sebagai upaya pengurangan

resiko bencana. Zona mitigasi di TNGM seluas ± 147,34 ha berupa alur Sungai

Kaliworo di Kabupaten Klaten, alur Kali Senowo serta alur dan sempadan Kali

Blongkeng di Kabupaten Magelang.

Page 42: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

4.1.2 Letak dan Luas Kawasan

Secara administrasi pemerintahan, TNGM terletak di Kabupaten

Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jateng, serta Kabupaten Sleman di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis terletak antara 110o15’ –

110o37’ BT dan 07

o22’ – 07

o52’ LS. Luas TNGM sendiri sebesar ± 6.410 ha yang

terdiri dari 1.283,99 ha di DIY dan 5.126,01 ha di Jateng. Adapun batas-batas

kawasan ini, yakni:

1. Bagian utara dilingkupi oleh pegunungan yang merupakan pertemuan antara

Gunung Merbabu dan Gunung Merapi sendiri. Batas alam ini dibentuk dari

hulu Sungai Pepe di wilayah timur dan hulu Sungai Pabelan di wilayah barat

termasuk dalam Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah.

2. Kaki gunung bagian timur dan selatan merupakan wilayah yang datar dan

merupakan persawahan dengan kesuburan tanah yang tinggi. Bagian timur ini

membentang sampai bertemu dengan Sungai Bengawan Solo dan bagian

selatan bertemu dengan hulu Sungai Dengkeng.

3. Hulu Sungai Progo menjadikan batas alam gunung di bagian barat.

4.2 Topografi

Keadaan topografi di kawasan TNGM dapat dibedakan berdasarkan kondisi pada

masing-masing kabupaten yaitu :

a. Kabupaten Klaten:

Bagian barat dan utara wilayah Kab. Klaten berupa lereng Gunung Merapi

yang berbatasan dengan Kab. Sleman.

Landai sampai berbukit dengan ketinggian tempat 100–150 m dpl merupakan

daerah penghasil tembakau ekspor.

b. Kabupaten Boyolali :

Berada diantara Gunung Merapi yang masih aktif dan Gunung Merbabu yang

sudah tidak aktif, dengan ketinggian tempat 75–1.500 m dpl. Empat sungai

melintas di wilayah ini (Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul). Disamping itu

ada sumber-sumber air lain berupa mata air dan waduk.

Page 43: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

c. Kabupaten Magelang :

Tiga kecamatan terpilih merupakan bagian lereng Gunung Merapi yang ke

arah Barat, terletak pada ketinggian sekitar 500 m dpl, makin ke arah puncak

Gunung Merapi kelerengan lahan semakin curam.

d. Kabupaten Sleman:

Mulai landai hingga lahan yang memiliki kelerengan sangat curam dengan

ketinggian tempat 100–1.500 m dpl. Di bagian paling utara merupakan lereng

Gunung Merapi yang miring ke arah Selatan. Di lereng Selatan Gunung

Merapi terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang

merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang. Di Bagian lereng puncak

Merapi reliefnya curam sampai sangat curam. Bagian selatan dari ketiga

kecamatan terpilih masih berupa lahan persawahan dengan sistem teras yang

cukup baik, sedangkan bagian tengah berupa lahan kering dan paling utara

merupakan bagian dari lereng gunung Merapi yang berupa hutan

Secara umum kondisi topografi di kawasan TNGM merupakan bentang

alam yang sangat khas, yaitu puncak Merapi dengan lerengnya yang menuju ke

segala arah dengan lereng yang sangat curam di wilayah yang dekat dengan

puncak dan semakin melandai ke arah bawah. Lereng Merapi di bagian Timur

(Selo) relatif lebih terjal, sementara di bagian Barat dan Utara (Babadan,

Kinahrejo) relatif lebih landai. Arah letusan gunung api sangat jarang menuju ke

Timur, yang paling sering menuju ke arah Barat Daya. Proses letusan sering

terjadi, dan lereng Barat sering menerima dampak letusan, sehingga lereng Barat

akan semakin landai. Wilayah puncak Gunung Merapi sampai ketinggian tempat

1.500 m dpl, merupakan daerah terjal dengan kemiringan lebih dari 30o. Wilayah

yang paling luas adalah kawasan dengan kemiringan 12o–30

o terletak pada

ketinggian tempat 750–1.500 m dpl, dan merupakan daerah resapan air.

Wilayah puncak Gunung Merapi sampai ketinggian tempat 1.500 m dpl,

merupakan daerah terjal dengan kemiringan lebih dari 30o. Wilayah yang paling

luas adalah kawasan dengan kemiringan 12o-30

o terletak pada ketinggian tempat

750-1.500 m dpl, dan daerah inilah yang merupakan daerah resapan air.

Page 44: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

4.3 Iklim dan Hidrologi

Tipe iklim berdasarkan Schmidt dan Fergusson termasuk tipe iklim C atau

agak basah. Curah hujan bervariasi dengan curah terendah sebesar 875 mm/tahun

dan curah hujan tertinggi sebesar 2.527 mm/tahun. Bulan basah terjadi pada bulan

November sampai bulan Mei sedangkan bulan kering terjadi pada bulan Juni

sampai dengan Oktober.

Secara umum di wilayah Gunung Merapi terdapat 3 Daerah Aliran Sungai

(DAS) utama, yaitu DAS Progo (bagian barat), DAS Opak (bagian tengah) dan

DAS Bengawan Solo (bagian timur). Sistem sungai yang terbentuk oleh ketiga

sungai besar tersebut membentuk tiga bagian pola aliran sungai sebagai berikut :

a. Berawal dari kerucut Gunung Merapi, anak-anak sungai menyebar

membentuk pola aliran radial centrifugal.

b. Di bagian lereng kaki gunung, anak-anak sungai tersebut mengalir relatif

sejajar menuruni lereng, membentuk pola sub parallel.

c. Seluruh anak sungai masuk ke sungai utamanya di dataran alluvial kaki

lereng vulkanik yang membentuk pola aliran sub dendritik.

Kawasan ini juga merupakan kawasan dengan cadangan air tanah yang

melimpah dan banyak dijumpai mata air yang banyak dimanfaatkan untuk irigasi,

perkebunan, peternakan, perikanan, objek wisata dan untuk air kemasan.

4.4 Geologi dan Tanah

Secara geologis, wilayah TNGM terletak pada perpotongan antara dua

sesar, yaitu sesar transversal dan sesar longitudinal Pulau Jawa. Batuan utama

penyusun Gunung Merapi terdiri dari 2 fase, yaitu :

1. Endapan vulkanik Gunung Merapi Muda yang tersusun oleh tufa, lahar,

breksi dan lava andesitis hingga basaltis yang penyebarannya merata di

seluruh wilayah Gunung Merapi

2. Endapan vulkanik kwarter tua yang terdapat secara lokal pada topografi

perbukitan kecil di sekitar Gunung Merapi muda yang merupakan bagian dari

aktivitas Gunung Merapi tua, yaitu terdapat di Bukit Gono, Turgo,

Plawangan, Maron dan dinding bagian timur kawah gunung api Merapi.

Page 45: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Jenis tanahnya terdiri dari regosol. Bahan induk tanah adalah material

vulkanis. Tanah regosol merupakan tanah yang tergolong muda sehingga belum

mengalami perkembangan profil. Tanah ini dicirikan oleh warna tanah kelabu

sampai kehitaman dengan tekstur tanah yang tergolong kasar yaitu tanah berpasir.

Struktur tanah belum terbentuk sehingga termasuk tekstur granuler. Dengan

struktur ini maka kemampuan untuk menyerap air cukup tinggi, namun

kandungan bahan organiknya relatif rendah. Kemasaman tanah pada umumnya

netral.

Selain jenis tanah regosol, juga ditemukan tanah andosol. Jenis tanah ini

ditemukan di Kecamatan Cepogo dan Kecamatan Selo. Karakteristik tanah ini

dicirikan oleh tekstur geluh debuan, struktur remah atau gumpal remah,

konsistensi gembur, permeabilitas sedang, bahan organik sedang hingga rendah

dengan pH 5,0-5,5 serta KTK dan kejenuhan basa tinggi.

4.5 Kondisi Flora Fauna

4.5.1 Flora

Kawasan TNGM memiliki tiga zona penyusun vegetasi, yaitu :

1. Zona atas, pada zona ini berlangsung proses xyrocere, yaitu suksesi primer

yang terjadi pada hutan batuan kering, sehingga vegetasinya didominasi jenis

lumut, rerumputan, herba dan perdu

2. Zona tengah, merupakan hutan alam pegunungan tropis

3. Zona bawah, merupakan zona interaksi antara manusia dan alam yang

vegetasinya didominasi oleh tanaman dengan pola agroforestry, yang meliputi

agroforestry pola rumput-rumputan, pola komoditi komersial, pola

holtikultura, pola pangan dan pola kayu-kayuan

Pada kawasan hutan alam TNGM didominasi oleh jenis Rasamala

(Altingia excelsa Noronha.), Kina (Cinchona pubeschens), Dadap Pri (Erythrina

luthosperma Miq.), Pasang Kletak (Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus.ex

Soepadmo, dan Akasia Deguren (Acacia decurrens Willd.). Sedangkan pada

hutan tanaman didominasi oleh jenis Pinus (Pinus merkusii Jungh & De. Vr.).

Pada kawasan hutan ini dijumpai pula jenis anggrek langka, yaitu Vanda tricolor.

Jenis anggrek lainnya yang ada tidak kurang dari 54 jenis. Jenis tumbuhan yang

Page 46: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

ditemukan di kawasan TNGM berdasarkan statistik Balai TNGM 2009 disajikan

pada Tabel 3 secara lengkap disajikan pada Lampiran 87.

Tabel 3 Jenis Tumbuhan di Kawasan TNGM No Uraian Jenis Jumlah

Jenis

Jumlah

Famili

Keterangan

1 Tumbuhan Berguna :

Pohon

Semak

Rumput

Perdu

Palem

Bambu

Paku

43

6

10

2

2

7

28

10

1

1

1

1

1

1

Laporan Hasil Inventarisasi Tumbuhan di

SPTN Wilayah I dan II Tahun 2008 (Jalur

Kinahrejo dan Selo)

Hasil Penelitian Mahasiswa IPB Thn 2009

Hasil Penelitian Mahasiswa UNY Thn 2009

2 Jamur 93 37 Hasil Penelitian Mahasiswa Biologi UNY

Thn 2009

3 Anggrek 54 1 Hasil Penelitian Tahun 2006

Sumber : Laporan Inventarisasi Tumbuhan Balai TNGM dan Hasil-hasil Penelitian di TNGM.

4.5.2 Fauna

Potensi fauna yang terdapat di kawasan TNGM berdasarkan hasil praktik

kerja lapang Yusri et al. (2010), disajikan pada Tabel 4, 5 dan 6.

Tabel 4. Daftar jenis burung yang terdapat di kawasan TNGM No Nama lokal Nama Ilmiah

1 Alap-alap sapi Falco moluccensis

2 Bentet kelabu Lanius schach

3 Cabe gunung Dicaeum sanguinolentum 4 Cabe jawa Dicaeum trochileum

5 Cekakak jawa Halcyon cyanoventris

6 Cekakak sungai Todirhamphus chloris

7 Cinenen gunung Orthotomus cuculatus

8 Cipoh kacat Aegithina tiphia

9 Cucak kutilang Pynonotus aurigaster

10 Elang hitam Ictinaetus malayensis

11 Elang ular bido Spilornis cheela

12 Gagak Hutan Corvus enca

13 Jalak suren Sturnus contra

14 Kacamata gunung Zosterops montanus 15 Kapinis Apus affinis

16 Kepodang Oriolua chinensis

17 Pijantung kecil Arachnothera longirostra

18 Prenjak Prinia familiaris

19 Raja udang meninting Alcedo meninting

20 Srigunting hitam Dicrurus macrocervus

21 Srigunting kelabu Dicrurus leucophaeus

22 Tekukur Streptopelia chinensis

23 Walet gunung Collocalia vulcanocum

24 Walet linchi Collocalia linchi

25 Walet sarang hitam Collocalia maxima 26 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus

Page 47: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Tabel 5. Daftar jenis mamalia yang terdapat di kawasan TNGM No Nama lokal Nama Ilmiah

1 Babi hutan Sus scrofa

2 Bajing Callosciurus notatus

3 Garangan Herpestes brachyurus

4 Kijang Muntiacus muntjak

5 Linsang Prionodon lingsang

6 Macan tutul Panthera pardus 7 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis

8 Musang luwak Paradoxurus hermaproditus

9 Trenggiling Manis javanica

10 Tupai Tupaia javanica

Tabel 6. Daftar jenis herpetofuna di kawasan TNGM No Nama lokal Nama Ilmiah

1 Kadal Eutropis multifasciata

2 Katak sawah Fejervarya sp.

3 Kongkang racun Rana hosii

4 Ular piton Phyton reticulatus

5 Ular welang Bungarus fasciatus

6 Viper tanah Trimeresurus albolabris

Page 48: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keanekaragaman Hayati Tumbuhan

5.1.1 Kondisi Zona Taman Nasional

a. Zona Pemanfaatan Wisata Alam (Hutan Dataran Rendah)

Zona pemanfaatan wisata alam adalah bagian taman nasional yang karena

letak, kondisi dan potensinya alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk

kepentingan pariwisata alam dan kondisi/jasa lingkungan lainnya. Zona

pemanfaatan di TNGM seluas ± 257,69 ha diperuntukan bagi pusat kegiatan

rekreasi, kunjungan wisata dan kegiatan pemanfaatan lain.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, zona pemanfaatan wisata alam

yang paling terkenal di kawasan Gunung Merapi adalah Wisata Alam Telogo

Muncar, Kaliurang, D.I.Yogyakarta. Di tempat ini terdapat objek-objek wisata

yang menarik seperti Air Terjun Telogo Muncar dan Menara Gardu Pandang

Prono Jiwo sebagai pos pengamatan Gunung Merapi.

Jenis tumbuhan yang terdapat pada kawasan zona pemanfaatan wisata

alam kebanyakan merupakan tumbuhan eksotik dari luar kawasan yang sengaja

ditanam untuk memperindah tempat wisata ini. Selain itu, di kawasan wisata ini

juga banyak terdapat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang

menjadikan daya tarik tersendiri wisata alam Telogo Muncar. Kondisi kawasan

Zona Pemanfaatan Wisata Alam Telogo Muncar disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Kawasan Zona Pemanfaatan Wisata Alam Telogo Muncar.

Page 49: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

b. Zona Rimba (Hutan Pegunungan Bawah, Hutan Pegunungan Tengah

dan Hutan Pegunungan Atas)

Zona rimba adalah bagian taman nasional yang karena letak, kondisi dan

potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona

pemanfaatan. Zona Rimba di TNGM seluas ± 2.585,50 ha merupakan hutan

sekunder dan hutan tanaman lainnya, yang merupakan buffer taman nasional.

Tipe ekosistem hutan pegunungan bawah yang dijadikan lokasi penelitian

berada di Ngargomulyo Kabupaten Magelang, tipe ekosistem hutan pegunungan

tengah berada di Deles, Kabupaten Klaten dan Gunung Bibi Kabupaten Boyolali.

Sedangkan tipe ekosistem hutan pegunungan atas berada di Selo, Kabupaten

Boyolali.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, Gunung Bibi Kecamatan Cepogo

Kabupaten Boyolali merupakan zona rimba yang masih alami, indah dan paling

terjaga diantara zona rimba lainnya. Hal ini dikarenakan peran serta masyarakat

yang sangat tinggi dalam menjaga kelestarian alam Gunung bibi. Walaupun masih

alami, kawasan Gunung Bibi juga merupakan hutan sekunder. Hal ini dikarenakan

bencana alam erupsi Gunung Merapi turut serta dalam pembentukan suksesi hutan.

Kondisi kawasan Zona Rimba disajikan Gambar 5.

Gambar 5 Kawasan Zona Rimba.

c. Zona Inti 2 (Hutan Pegunungan Bawah)

Bagian taman nasional yang merupakan kawasan ekosistem Merapi yang

utuh dan mutlak dilindungi dan tidak diperkenankan adanya perubahan oleh

aktifitas manusia, namun berdasarkan hasil pengamatan di lapangan zona ini lebih

Page 50: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

sering dimanfaatkan untuk pemanfaatan wisata alam karena terdapat objek wisata

Goa Jepang yang merupakan sebuah objek wisata goa peninggalan jaman jepang

dimana goa-goa tersebut memiliki 24 mulut goa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola Taman Nasional,

daerah zona inti 2 dahulu merupakan Cagar Alam Plawangan Turgo, namun

setelah kawasan ini berubah menjadi Taman Nasional, daerah ini menjadi zona

inti 2 tanpa dikelilingi buffer atau zona rimba. Hal ini dikarenakan jika cagar alam

dijadikan zona rimba, maka akan turun kelas. Kondisi kawasan Zona inti 2

disajikan pada Gambar 5.

Gambar 6 Kawasan Zona Inti 2 Bukit Plawangan

d. Zona Inti 1 (Hutan Pegunungan Atas)

Bagian taman nasional yang merupakan kawasan rumput alami yang

merupakan transisi antara pasir ke hutan (ecotone). Pada areal ini, tumbuhan yang

mendominasi adalah manisrejo (Vaccinium varingfolium Miq.) Kondisi kawasan

Zona inti I dan tumbuhan manisrejo disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7 Kawasan zona inti 1 (kiri) dan Manisrejo (kanan).

Page 51: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

5.1.2 Kekayaan jenis tumbuhan

a. Kekayaan Jenis Tumbuhan berdasarkan Zona dan tipe Ekosistem

Berdasakan hasil penelitian menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan

di kawasan TNGM ditemukan sebanyak 108 jenis dari 52 famili. Kekayaan jenis

tumbuhan pada kawasan TNGM disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Kekayaan jenis tumbuhan di kawasan TNGM

Zona Tipe Ekosistem Jumlah Jenis

Zona Pemanfaatan Wisata Alam Hutan Dataran Rendah 23

Zona Rimba Hutan Pegunungan Bawah 38

Hutan Pegunungan Tengah 43

Hutan Pegunungan Atas 17

Zona Inti 2 Hutan Pegunungan Bawah 27 Zona Inti 1 Hutan Pegunungan Atas 8

Dari total jenis yang ditemukan sebanyak 108 jenis, tidak semua

tumbuhannya dapat teridentifikasi nama ilmiah dan familinya. Jenis tumbuhan

yang teridentifikasi sampai tingkat jenis sebanyak 100 jenis dan yang tidak

teridentifikasi sebanyak 8 jenis. Secara grafis kekayaan jenis tumbuhan pada

setiap kawasan di kawasan TNGM disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8 Grafik kekayaan jenis tumbuhan di kawasan TNGM

Berdasarkan Gambar 8, kekayaan jenis tumbuhan terbanyak ditemukan di

Zona Rimba pada tipe ekosistem Hutan Pegunungan Tengah, hal ini diduga

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

0 5

10 15 20 25 30 35 40 45

Ju

mla

h J

en

is

Zona dan Tipe Ekosistem

Grafik Kekayaan Jenis Tumbuhan di Kawasan TNGM

Zona Pemanfaatan Wisata Alam Hutan Dataran Rendah Zona Rimba Hutan Peg. Bawah

Zona Rimba Hutan Peg. Tengah

Zona Rimba Hutan Peg. Atas

Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah

Zona Inti 1 Hutan Pegunungan Atas

Page 52: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

1. Zona Rimba pada tipe ekosistem hutan Pegunungan Tengah berada pada

daerah Gunung Bibi, Boyolali. Masyarakat sekitar kawasan hutan ini jarang

merambah hutan sekitar kawasan TNGM.

2. Menurut masyarakat setempat aliran lahar, lava dan awan panas dari Gunung

Merapi tidak melewati kawasan hutan ini, sehingga terhindar dari kerusakan

akibat erupsi merapi.

3. Masyarakat sangat menjaga kawasan hutan ini dari gangguan luar dan dapat

berkerjasama dengan baik dengan pihak pengelola taman nasional dalam

menjaga kawasan hutan.

Zona rimba pada tipe ekosistem hutan pegunungan bawah menempati

urutan kedua dalam kekayaan jenis tumbuhan di kawasan TNGM. Wilayah ini

berada pada kawasan hutan Ngargomulyo, Magelang. Berdasarkan pengamatan di

lapangan daerah ini jarang dirambah oleh masyarakat setempat karena untuk

mencapai lokasi ini harus melewati hutan pinus sejauh ± 2 km. Selain itu pula

peran serta masyarakat sangat tinggi dalam menjaga kelestarian hutan di wilayah

ini.

Kekayaan jenis tumbuhan yang paling rendah ditemukan pada kawasan

Zona inti 1 pada tipe ekosistem hutan pegunungan atas dengan ketinggian tempat

2.500 mdpl lebih dan hanya ditemukan 8 jenis.

b. Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan famili

Berdasarkan famili tumbuhannya, jenis tumbuhan yang ditemukan di

kawasan TNGM dapat dikelompokkan kedalam 52 famili. Kekayaan jenis

tumbuhan yang teridentifikasi berdasarkan famili di kawasan TNGM disajikan

pada Tabel 8.

Tabel 8 Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan famili di kawasan TNGM

Zona Tipe Ekosistem Jumlah Jenis Jumlah Famili

Zona Pemanfaatan

Wisata Alam

Hutan Dataran Rendah 23 18

Zona Rimba Hutan Pegunungan

Bawah

38 23

Hutan Pegunungan

Tengah

43 28

Hutan Pegunungan Atas 17 15

Zona Inti 2 Hutan Pegunungan

Bawah

27 21

Zona Inti 1 Hutan Pegunungan Atas 8 6

Page 53: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Adapun beberapa contoh famili dengan jumlah jenis tumbuhan tertinggi

yaitu famili Euphorbiaceae dan Fabaceae (masing-masing 7 jenis), moraceae (6

jenis, poaceae (5 jenis), urticaceae, lauraceae dan asteraceae (masing-masing 4

jenis), araliaceae, fagaceae, rutaceae dan rubiaceae (masing-masing 3 jenis),

araceae, cucurbitaceae, ericaceae, lamiaceae, melastomaceae, meliaceae, rosaceae,

symplocaceae dan zingiberacaeae (masing-masing 2 jenis) dan sisanya sebanyak

33 jenis hanya ditemui 1 famili. Secara grafis jumlah jenis tumbuhan yang

tetinggi pada beberapa famili disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9 Grafik kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan famili

c. Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitus

Dilihat dari habitusnya, jenis-jenis tumbuhan di kawasan TNGM dapat

dikelompokkan ke dalam 6 (enam) macam yaitu pohon (semai, tiang, pancang,

pohon), herba, semak, perdu, epifit dan liana. Secara grafis kekayaan jenis

tumbuhan berdasarkan habitus di kawasan TNGM disajikan pada Gambar 10.

Grafik Kekayaan Jenis Berdasarkan Famili

7 7

6 5

4 4 4

3 3 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2

0 2 4 6 8

Euphorbiaceae Fabaceae Moraceae

Poaceae Asteraceae Lauraceae Urticaceae Araliaceae Fagaceae

Rubiaceae Rutaceae Araceae

Cucurbitaceae Ericaceae

Lamiaceae Melastomatac

Meliaceae Rosaceae

Symplocaceae Zingiberaceae

Fa

mili

Jumlah Jenis

Page 54: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Gambar 10 Grafik kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitusnya pada

kawasan TNGM

Dari Gambar 10 terlihat bahwa habitus pohon memiliki kekayaan jenis

tumbuhan tertinggi, sedangkan semak memiliki kekayaan jenis terendah. Untuk

lebih mendetailnya, kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitusnya di kawasan

TNGM disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan habitus di kawasan TNGM

Zona Tipe

Ekosistem

Jumlah Jenis pada Habitus

Pohon Herba Semak Perdu Epifit Liana

Zona

Pemanfaatan

Hutan Dataran

Rendah

13 7 0 1 1 1

Zona Rimba Hutan Peg.

Bawah

15 15 0 2 3 2

Hutan Peg.

Tengah

29 10 0 1 0 3

Hutan Peg.

Atas

4 8 1 3 0 1

Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah

18 7 0 1 0 1

Zona Inti 1 Hutan Peg.

Atas

2 5 0 1 0 0

Berdasarkan Tabel 9, kekayaan jenis tumbuhan tertinggi ditemukan pada

habitus pohon terdapat pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan

tengah (29 jenis) dan terendah ditemukan pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan

pegunungan atas (2 jenis). Kekayaan jenis tumbuhan pada habitus herba tertinggi

ditemukan pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegnungan bawah (15 jenis)

dan terendah terdapat pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas (5

jenis). Untuk habitus semak hanya ditemukan pada zona rimba di tipe ekosiste

Page 55: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

hutan pegunungan atas. Untuk habitus perdu, tertinggi ditemukan pada zona rimba

di tipe ekosistem hutan pegunungan atas (3 jenis). Sedangkan epifit tertinggi

ditemukan pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah (3 jenis) dan

tidak ditemukannya habitus epifit pada zona rimba di tipe ekosistem hutan

pegunungan tengah dan hutan pegunungan atas serta pada zona inti 2 tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah dan zona inti 1 tipe ekosistem hutan

pegunungan atas. Untuk habitus liana tertingi ditemukan pada zona rimba hutan

pegunungan tengah (3 jenis) dan tidak ditemukannya habitus liana pada zona inti

1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas.

Menurut Marsono (1991), ada beberapa fakor yang menentukan suatu

jenis habitus tumbuhan ditemukan di suatu tempat seperti flora setempat, habitat

(iklim, tanah dll), waktu dan kesempatan. Tidak ditemukannya habitus semak

pada zona dan tipe ekosistem lain selain zona rimba pada tipe ekosistem hutan

pegunungan atas dimungkinkan karena faktor-faktor tersebut. Sama halnya

dengan tidak ditemukannya suatu jenis tumbuhan di suatu tempat. Pada umumnya

pertumbuhan tumbuhan bawah (herba, semak, perdu) sangat bergantung pada

sinar matahari. Karena semakin banyak cahaya matahari yang menembus lantai

hutan, maka akan memacu pertumbuhan vegetasi tumbuhan bawah.

d. Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan tingkat pertumbuhannya

Dilihat dari tingkat pertumbuhannya, jenis-jenis tumbuhan di kawasan

TNGM dapat dikelompokkan ke dalam empat macam yaitu semai, pancang, tiang

dan pohon. Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan tingkat pertumbuhan di

kawasan TNGM disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan tingkat pertumbuhan di kawasan

TNGM

Zona Tipe Ekosistem Jumlah Jenis pada Tingkat Pertumbuhan

Semai Pancang Tiang Pohon

Zona

Pemanfaatan

Hutan Dataran

Rendah

8 4 5 8

Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 5 7 7 16 Hutan Peg. Tengah 6 12 10 25

Hutan Peg. Atas 1 2 4 3

Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah 5 7 6 12

Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas 1 2 0 0

Page 56: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Kekayaan jenis tumbuhan tertinggi pada tingkat pertumbuhan pancang,

tiang dan pohon ditemukan pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan

tengah, sedangkan terendah ditemukkan pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, bahkan pada lokasi ini tidak ditemukkan vegetasi tingkat tiang

dan pohon. Dari Tabel 8 terlihat juga bahwa mayoritas jumlah jenis pada tingkat

semai, pancang dan tiang cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan kekayaan

jenis pohon. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya jenis-jenis pohon yang sulit

beregenerasi dan adanya gangguan pada pertumbuhan permudaannya, sehingga

untuk jenis-jenis ini sangat rentan terjadinya kepunahan apabila terjadi gangguan

seperti bencana alam. Untuk mengatasi hal-hal itu perlu dilakukan upaya dari

manusia agar proses regenerasi dari jenis-jenis tumbuhan tersebut dapat berjalan

dengan baik dan kelestarian jenis-jenis tumbuhan dapat tetap terjaga.

e. Kekayaan jenis tumbuhan berdasarkan status perlindungannya

Berdasarkan status perlindungannya, pada kawasan TNGM ditemukan

satu jenis tumbuhan yang dilindungi dan termasuk ke dalam status perlindungan

CITES Appendix II yang mengartikan bahwa jenis tersebut tidak segera terancam

kepuahan, tapi dapat dimungkinkan terancam punah bila tidak dimasukkan ke

dalam daftar dan perdagannya terus berlanjut. Tumbuhan tersebut masyarakat

lokal menyebutnya penjirit (Rauvolfia serpentina (L.) Benth. Ex Kurz).

Tumbuhan ini juga biasa disebut dengan nama lainnya yaitu pule pandak.

Berdasarkan pengamatan di lapang, populasi jenis ini sangat rendah.

Tumbuhan ini ditemukkan pada zona inti 2 di tipe ekosistem hutan pegunungan

bawah. Dahulunya, tempat ini merupakan cagar alam plawangan turgo. Belum

diketahui secara pasti apakah tumbuhan ini asli merapi atau sengaja ditanam.

Namun yang pasti jenis ini harus mendapatkan perhatian konservasi.

5.1.3 Indeks kekayaan jenis tumbuhan

Indeks kekayaan Margalleft (R1) adalah indeks yang menunjukkan

kekayaan jenis suatu komunitas, di mana besarnya nilai ini dipengaruhi oleh

banyaknya jenis dan jumlah individu pada areal tersebut. Berdasarkan Magurran

(1988), besaran R1 < 3,5 menunjukkan kekayaan jenis tergolong rendah, R1 = 3,5-

Page 57: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

5,0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang dan R1 > 5,0 tergolong tinggi.

Di bawah ini akan ditampilkan nilai indeks kekayaan jenis pada berbagai habitus.

a. Habitus pohon

Indeks kekayaan jenis tumbuhan berhabitus pohon pada tiap tingkat

pertumbuhan di kawasan TNGM disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11 Indeks kekayaan jenis tumbuhan berhabitus pohon pada tiap tingkat

pertumbuhan di kawasan TNGM

Zona Tipe Ekosistem R1 pada tingkat pertumbuhan

Semai Pancang Tiang Pohon

Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 2,37 0,90 1,41 1,66

Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 1,31 1,35 2,27 2,86

Hutan Peg. Tengah 1,72 2,73 2,08 4,27

Hutan Peg. Atas 0,00 0,26 0,85 0,52

Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah 1,82 2,33 1,53 2,42

Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas 0,00 0,51 - -

Nilai R1 rata-rata pada tiap tingkat pertumbuhan di seluruh petak

penelitian di kawasan TNGM dapat dikatakan rendah dengan nilai R1 < 3,5. Nilai

indeks kekayaan jenis terbesar terdapat pada habitus pohon pada zona rimba di

tipe ekosistem hutan pegunungan tengah dengan nilai 4,27 dan hanya masuk

kategori yang tergolong sedang, sedangkan pada tingkat pertumbuhan lainnya

termasuk kedalam kategori rendah.

b. Habitus tumbuhan bawah

Nilai indeks kekayaan jenis habitus tumbuhan bawah di kawasan TNGM

disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12 Indeks kekayaan jenis tumbuhan bawah pada tiap habitus di kawasan

TNGM Zona Tipe Ekosistem R1 pada habitus

Herba Semak Perdu

Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 1,22 - 0,00

Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 2,30 - 0,36

Hutan Peg. Tengah 1,51 - 0,00

Hutan Peg. Atas 1,26 0,00 0,51

Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah 1,22 - 0,00

Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas 0,79 - 0,00

Secara umum indeks kekayaan jenis tumbuhan bawah termasuk rendah.

Pada habitus herba nilai tertinggi sebesar 2,30 yaitu pada zona rimba di tipe

Page 58: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

ekosistem hutan pegunungan bawah; sedangkan terendah terdapat pada zona inti 1

di tipe ekosistem hutan pegunungan atas dengan nilai 0,79. Pada habitus semak

hanya ditemukan 1 jenis, yaitu pada zona rimba di tipe ekosistem hutan

pegunungan atas; sedangkan untuk habitus perdu hampir merata dan nilai tertinggi

terdapat pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan atas sebesar 0,51.

c. Habitus epifit dan liana

Nilai indeks kekayaan jenis habitus epifit dan liana di kawasan TNGM

disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Indeks kekayaan jenis tumbuhan epifit dan liana di kawasan TNGM

Zona Tipe Ekosistem R1 pada habitus

Epifit Liana

Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 0,00 0,00

Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 0,96 0,00

Hutan Peg. Tengah - 0,80

Hutan Peg. Atas - 0,00

Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah - -

Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas - -

Habitus epifit tidak ditemukkan pada tiap zona dan tipe ekosistem. Epifit

hanya ditemukkan pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah

dengan nilai indeks kekayaan jenis sebesar 0,96 dan pada zona pemanfaatan di

tipe ekosistem hutan dataran rendah dengan nilai indeks 0 atau hanya ditemukkan

satu jenis tumbuhan epifit saja; sedangkan pada habitus liana, nilai indeks

kekayaan jenis tertinggi pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan

tengah dengan nilai 0,80 (rendah).

5.1.4 Keanekaragaman jenis tumbuhan

Keanekaragaman jenis menyatakan suatu ukuran yang menggambarkan

variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah jenis

dan kelimpahan relatif dari setiap jenis. Kelimpahan jenis tumbuhan sebagai salah

satu indikator untuk menduga keanekaragaman jenis tumbuhan pada suatu

komunitas yang dapat ditunjukkan secara kuantitatif dan kualitatif. Secara

kuantitatif dengan perhitungan nilai indeks keanekaragaman Shannon Wienner.

Nilai H’ ≥ 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenisnya tinggi, nilai H’ antara

Page 59: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

2 – 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenisnya sedang dan apabila nilai H’

< 2 menunjukkan keanekaragaman jenisnya rendah. Secara kualitatif,

keanekaragaman jenis tidak lain adalah jumlah seluruh jenis tumbuhan yang dapat

ditemukan pada suatu kondisi habitat tertentu. Hal ini karena jumlah jenis pada

suatu kondisi habitat tertentu yang lebih banyak dari kondisi habitat lainnya dapat

dianggap lebih beragam jenisnya.

a. Habitus pohon

Indeks keanekaragaman jenis untuk berbagai tingkat pertumbuhan habitus

pohon pada setiap tipe vegetasi hutan TNGM disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14 Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan berhabitus pohon di kawasan

TNGM

Zona Tipe Ekosistem H’ pada tingkat pertumbuhan

Semai Pancang Tiang Pohon

Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 2,00 1,07 1,38 1,25

Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 1,07 1,38 1,91 1,80

Hutan Peg. Tengah 1,50 2,22 1,95 2,51

Hutan Peg. Atas 0,00 0,69 0,98 0,74

Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah 1,58 1,73 1,31 2,23

Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas 0,00 0.68 - -

Keterangan : H’ = Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener

Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa nilai indeks keanekaragaman jenis

tumbuhan pada setiap zonasi dan tipe ekosistem pada umumnya termasuk rendah

dan hanya beberapa tingkat pertumbuhan yang termasuk sedang.

Nilai indeks keanekaragaman jenis tertinggi untuk semai (2,00) terdapat

pada Zona Pemanfaatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah sedangkan

terendah terdapat pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas (0,00)

yang berarti hanya ditemukkan satu jenis tumbuhan saja.

Untuk tingkat pancang, indeks keanekaragamn tertinggi terdapat pada

zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan tengah sebesar 2,22 dan terendah

terdapat pada zona inti 1di tipe ekosistem hutan pegunungan atas sebesar 0,68.

Pada tingkat tiang hampir merata dan tertinggi terdapat pada zona rimba di tipe

ekosistem hutan pegunungan tengah (1,95).

Untuk tingkat pohon, indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada zona

rimba ekosistem hutan pegunungan tengah sebesar 2,51 dan terendah terdapat

Page 60: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

pada zona rimba pegunungan atas dengan nilai 0,74. Namun pada zona inti 1 di

tipe ekosistem hutan pegunungan atas tidak ditemukkan tingkat pohon.

Dari hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman di atas terlihat bahwa

terdapat kecenderungan nilai indeks keanekaragaman tumbuhan tingkat pohon

lebih tinggi daripada tingkat tiang, pancang dan semai pada setiap kawasan hutan.

Kecenderungan ini menunjukkan bahwa regenerasi beberapa jenis tumbuhan tidak

berjalan dengan baik atau populasinya menurun, sehingga dinamika hutan menuju

ke suatu kondisi yang tidak sama dengan kondisi semula. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain adanya dominasi jenis-jenis tertentu yang

menyebabkan tertekannya jenis-jenis lain, persaingan yang sangat tinggi antar

jenis tumbuhan dan adanya gangguan dari luar.

b. Tumbuhan bawah

Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan bawah pada setiap tipe vegetasi

hutan TNGM disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15 Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan bawah pada tiap tingkat

pertumbuhan di kawasan TNGM Zona Tipe Ekosistem H' pada habitus

Herba Semak Perdu

Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 1,56 - 0,00

Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 2,17 - 0,40

Hutan Peg. Tengah 1,13 - 0,00

Hutan Peg. Atas 1,53 0,00 0,85

Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah 1,22 - 0,00

Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas 1,14 - 0,00

Keterangan : H’ = Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener

Secara umum indeks keanekaragaman jenis tumbuhan pada habitus herba

termasuk rendah, kecuali pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan

bawah yang memiliki tingkat keanekaragaman sedang (2,17). Pada habitus semak

hanya ditemukan 1 jenis pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan

atas; sedangkan pada habitus perdu termasuk rendah keanekaragaman jenisnya.

c. Habitus epifit dan liana

Indeks keanekaragaman jenis untuk habitus epifit dan liana pada setiap

tipe vegetasi hutan TNGM disajikan pada Tabel 16.

Page 61: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Tabel 16 Indeks keanekaragaman jenis epifit dan liana di kawasan TNGM

Zona Tipe Ekosistem H' pada habitus

Epifit Liana

Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 0 0

Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 0,99 0,35

Hutan Peg. Tengah - 0,93

Hutan Peg. Atas - 0

Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah - 0

Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas - -

Keterangan : H’ = Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener

Habitus epifit hanya ditemukan pada Zona Pemanfatan di tipe ekosistem

hutan dataran rendah dan zona rimba hutan pegunungan bawah. Untuk habitus

epifit, keanekaragaman jenis tertinggi ditemukan pada zona rimba hutan

pegunungan bawah dengan nilai indeks keanekaragaman jenis (H’) sebesar 0,99;

sedangkan untuk habitus liana, keanekaragaman jenis tertinggi terdapat pada zona

rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan tengah dengan nilai keanekaragaman

jenis (H’) sebesar 0,93. Pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas

tidak ditemukkan habitus epifit dan liana.

5.1.5 Dominasi tumbuhan

Dominasi suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan penguasaan

suatu jenis terhadap komunitas. Penguasaan suatu jenis terhadap jenis-jenis lain

ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP), Volume, biomassa, persentase

penutupan tajuk, luas bidang dasar atau banyaknya individu dan kerapatan

(Soerianegara dan Indrawan 1998).

INP merupakan besaran yang menunjukkan kedudukan (dominansi) suatu

jenis terhadap jenis lain dalam suatu komunitas. Jenis tumbuhan yang

mendominasi suatu areal tertentu menunjukkan bahwa jenis tumbuhan tersebut

memiliki tingkat adaptasi dan kesesuaian yang lebih tinggi daripada jenis lainnya.

Makin besar INP suatu jenis, maka peranannya dalam komunitas tersebut semakin

penting. INP tertinggi suatu jenis tumbuhan pada suatu ekosistem menunjukkan

bahwa jenis tumbuhan tersebut paling dominan pada ekosistem tersebut.

Page 62: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

a. Habitus Pohon

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat terlihat adanya perbedaan

jenis yang mendominasi di setiap lokasi kawasan hutan. Komposisi dan struktur

suatu vegetasi merupakan fungsi dari beberapa faktor, yaitu : flora setempat,

habitat (iklim, tanah dan lain-lain), waktu dan kesempatan (Marsono, 1991).

Adanya perbedaan komposisi vegetasi pada setiap tipe kawasan hutan disebabkan

oleh faktor-faktor tersebut.

Nilai INP tertinggi berbagai tingkat pertumbuhan pohon pada tiap

kawasan hutan di TNGM disajikan pada Tabel 17 secara lengkap disajikan pada

Lampiran 3-44.

Tabel 17 Daftar jenis tumbuhan dengan Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada

berbagai tingkat pertumbuhan pohon di kawasan TNGM Zona Tipe

Ekosistem

Tingkat

Prtumb.

Nama Lokal Nama Ilmiah INP

(%)

Zona

Pemanfaatan

Hutan

Dataran

Rendah

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

Kina

Kina

Puspa

Rasamala

Cinchona pubescens Vahl

Cinchona pubescens Vahl

Schima wallichii(DC) Korth

Altingia excelsa Noronha.

42,48

88,31

111,21

183,32 Zona Rimba Hutan

Peg.

Bawah

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

Kemaduh

Kemaduh

Kemaduh

Dadap Pri

Laportes stimulans Miq.

Laportes stimulans Miq.

Laportes stimulans Miq.

Erythrina lithosperma Miq.

102,59

96,54

52,73

141,34

Hutan

Peg.

Tengah

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

Pasang

Sowo

Sowo

Pasang Kletak

Quercus sundaica Blume

Engelherdia spicata Blume.

Engelherdia spicata Blume.

Lithocarpus elegans (Bl)

Hatus ex Soepadmo

98,61

40,07

67,38

79,39

Hutan

Peg. Atas

Semai

Pancang Tiang

Pohon

Akasia Deguren

Akasia Deguren Gesik

Akasia Deguren

Acacia decurrens Willd.

Acacia decurrens Willd Elaeocarpus pierrei K.& V.

Acacia decurrens Willd.

200,00

101,58 158,10

223,17

Zona Inti 2 Hutan

Peg.

Bawah

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

Kina

Duwet

Kina

Rasamala

Cinchona pubescens Vahl

Eugenia cumini Merr.

Cinchona pubescens Vahl

Altingia excelsa Noronha.

53,33

52,74

174,94

69,69

Zona Inti 1 Hutan

Peg. Atas

Semai

Pancang

Akasia Deguren

Akasia Deguren

Acacia decurrens Willd.

Acacia decurrens Willd.

200,00

109,52

Pada Tabel 17 terlihat bahwa pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan

dataran rendah, tingkat semai dan pancang didominasi oleh Kina (Cinchona

pubeschens Willd.) dan tingkat tiang didominasi oleh puspa (Schima wallichii

(D.C.) Korth.) dan tingkat tiang didominasi oleh Rasamala (Altingia excelsa

Noronha.). Pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, tingkat

semai, pancang dan tiang didominasi oleh kemaduh (Laportes stimulans Miq.)

Page 63: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

yang merupakan tumbuhan yang dapat membuat kulit menjadi gatal jika

menyentuhnya. Pada tingkat pohon didominasi oleh Dadap Pri (Erythrina

lithosperma Miq.).

Pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan tengah, tingkat

semai didominasi ialah pasang (Quercus sundaica Blume); tingkat pancang dan

tiang didominasi olah sowo (Egelherdia spicata Blume.); dan tingkat pohon

didominasi ialah pasang kletak (Lithocarpus elegans (Bl) Hatus ex. Soepadmo).

Pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan atas, tingkat semai,

pancang dan pohon didominasi oleh Akasia deguren (Acacia decurrens Willd).

Menurut petugas lapang dan masyarakat sekitar, akasia deguren ialah tumbuhan

yang cepat sekali tumbuh dan menyebar. Padahal tumbuhan ini merupakan

tumbuhan yang berasal dari luar kawasan dan sengaja ditanam untuk

merehabilitasi lahan yang rusak, namun tumbuhan ini malah mendominasi

sehingga terjadilah invasi.

Pada zona inti 2 di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, pada tingkat

tiang didominasi oleh tumbuhan kina (Cinchona pubescens Vahl.) namun pada

tingkat pohon didominasi oleh rasamala (Altingia excelsa Noronha).

Pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas, tingkat

pertumbuhan tiang dan pohon tidak ditemukan, sedangkan pada tingkat semai dan

pancang didominasi oleh Akasia deguren (Acacia decurrens Willd.). Hal ini

dikarenakan lokasinya berada di ketinggian tempat di atas 2.500 mdpl, sehingga

sulit sekali tumbuhan berhabitus pohon untuk hidup.

b. Tumbuhan bawah

Nilai INP tertinggi pada tumbuhan bawah (herba, semak dan perdu) di

kawasan TNGM disajikan pada Tabel 18, sedangkan secara lengkap disajikan

pada Lampiran 3-44.

Page 64: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Tabel 18 Daftar jenis tumbuhan bawah dengan INP tertinggi di kawasan TNGM

Zona Tipe

Ekosistem

Habitus Nama

Lokal

Nama Ilmiah INP

Zona

Pemanfaatan

Hutan

Dataran Rendah

Herba

Perdu

Lombokan

Kaliandra

Eupatorium riparium Regel

Calliandra calothyrsus Meissn.

61,40

200,00

Zona Rimba Hutan Peg.

Bawah

Herba

Perdu

Srunen

Jokotuo

Eupatorium riparium Regel

Scoparia dulcis L.

66,02

133,33

Hutan

Peg.Tengah

Herba

Perdu

Lombokan

Miren

Eupatorium riparium Regel

Thespesia lampas Dalz & Gibs

145,23

200,00

Hutan Peg.

Atas

Herba

Semak

Perdu

Lombokan

Cepokogeni

Manisrejo

Eupatorium riparium Regel

Rhododendron javanicum Benn.

Vaccinium Varingfolium Miq.

95,99

200,00

48,70

Zona Inti 2 Hutan Peg.

Bawah

Herba

Perdu

Lombokan

Kemiren

Eupatorium riparium Regel

Thespesia lampas Dalz & Gibs

111,36

200,00

Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas

Herba Perdu

Blaba'ang Manisrejo

Arundinella nepalensis Trin. Vaccinium varingfolium Miq.

126,14 200,00

Dari Tabel 18 bahwa pada habitus herba di semua lokasi didominasi oleh

jenis tumbuhan lombokan/telasian/sunen (Eupatorium riparium Regel.) kecuali

pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas dengan ketinggian

tempat 2.500 mdpl, didominasi oleh jenis rumput blaba’ang (Arundinella

nepalensis Trin.).

Pada habitus semak, hanya ditemukan satu jenis tumbuhan yaitu

cepokogeni (Rhododendron javanicum Benn.) yang terdapat pada zona rimba di

tipe ekosistem hutan pegunugan atas. Pada habitus perdu, jenis tumbuhan yang

mendominasi pada semua lokasi adalah miren/kemiren/klepon (Thespesia lampas

Dalz & Gibs) kecuali pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas

yang didominasi oleh Manisrejo (Vaccinium varingfolium Miq.) Hal ini

kemungkinan disebabkan karena ketinggian tempat pada kawasan ini lebih dari

2.500 mdpl, sehingga hanya vegetasi ini yang dapat beradaptasi dengan

lingkungan tersebut.

c. Habitus epifit dan liana

Nilai INP tertinggi habitus epifit dan liana di kawasan TNGM disajikan

pada Tabel 19 dan secara lengkap disajikan pada Lampiran 3-44.

Page 65: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Tabel 19 Daftar jenis epifit dan liana yang memiliki INP tertinggi di kawasan

TNGM

Zona Tipe

Ekosistem

Habitus Nama Lokal Nama Ilmiah INP

Zona

Pemanfaatan

Hutan

Dataran

Rendah

Epifit

Liana

Jalumampang

Rembet

Epipremnun pinnatum Engld.

Rubus moluccanus L.

200,00

200,00

Zona Rimba Hutan Peg.

Bawah

Epifit

Liana

Ipik

Brembet

Ficus superba Miq.

Rubus moluccanus L.

92,85

177,08 Hutan Peg.

Tengah

Liana Rembetan Rubus moluccanus L. 90,00

Hutan Peg.

Atas

Liana Rembet Rubus moluccanus L. 200,00

Zona Inti 2 Hutan Peg.

Bawah

Liana Rembet Rubus moluccanus L. 200,00

200,00

Zona Inti 1 Hutan Peg.

Atas

- - - -

Pada habitus epifit, jenis tumbuhan hanya ditemukan pada zona

pemanfaatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah dan zona rimba di tipe

ekosistem hutan pegunungan bawah. Jenis tumbuhan Ipik (Ficus superba Miq.)

mendominasi pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, pada

zona pemanfaatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah didominasi oleh jenis

jalumampang (Epipremnun pinnatum Engl.). Sedangkan di lokasi lainnya tidak

ditemukan jenis tumbuhan yang termasuk habitus epifit.

Pada habitus liana, Jenis rembet/brembet/rembetan (Rubus moluccanus L.)

mendominasi di setiap zona dan tipe ekosistem TNGM, sedangkan pada zona inti

1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas tidak ditemukannya jenis tumbuhan

yang termasuk habitus epifit dan liana.

5.1.6 Kerapatan tumbuhan

Kerapatan jenis tumbuhan adalah salah satu indikator untuk menduga

kepadatan jenis sumberdaya alam hayati berupa tumbuhan pada suatu komunitas.

Kerapatan dari suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan jumlah atau

banyaknya suatu jenis per satuan luas (Indriyanto, 2006). Makin besar kerapatan

suatu jenis, makin banyak individu jenis tersebut per satuan luas. Kerapatan pada

suatu areal dapat memberikan gambaran ketersediaan dan potensi sumberdaya

alam hayati berupa tumbuhan.

Page 66: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

a. Habitus pohon

Di bawah ini pada Tabel 20 disajikan rekapitulasi nilai kerapatan jenis

tumbuhan pada berbagai tingkat pertumbuhan pohon di kawasan TNGM. Nilai

kerapatan masing-masing jenis tumbuhan di kawasan TNGM secara lengkap

disajikan pada Lampiran 3-44.

Tabel 20 Kerapatan jenis tumbuhan pada berbagai tingkat pertumbuhan pohon di

kawasan TNGM Zona Tipe

Ekosistem

Tingkat

Pertumb.

Nama Lokal Nama Ilmiah Kerapatan

(Ind/ha)

Zona Pemanfaatan

Hutan Dat. rendah

Semai Pancang

Tiang

Pohon

Kina Puspa

Kina

Puspa

Rasamala

Cinchona pubescens Vahl Schima wallichii (DC)Korth.

Cinchona pubescens Vahl

Schima wallichii (DC)Korth

Altingia excelsa Noronha.

1.000 560

70

70

95

Zona Rimba Hutan Peg.

Bawah

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

Kemaduh

Kemaduh

Wilodo B.

Dadap pri

Laportes stimulans Miq.

Laportes stimulans Miq.

Ficus lepicarpa Blume

Erythrina luthosperma Miq.

1.500

960

15

115

Hutan Peg.

Tengah

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

Pasang

Pasang

Pasang

Pasang Kletak

Quercus sundaica Blume

Quercus sundaica Blume

Quercus sundaica Blume

Lithocarpus elegans (Bl) Hatus ex Soepadmo

916

146

66

80

Hutan Peg.

Atas

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

Akasia Deg.

Gesik

Gesik

Akasia Deg.

Acacia decurrens Willd.

Elaeocarpus pierrei K.& V.

Elaeocarpus pierrei K.& V.

Acacia decurrens Willd.

166

666

133

58

Zona Inti 2 Hutan Peg.

Bawah

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

Kina

Duwet

Kina

Kina

Cinchona pubescens Vahl

Eugenia cumini Merr.

Cinchona pubescens Vahl

Cinchona pubescens Vahl

750

200

680

60

Zona Inti 1 Hutan Peg.

Atas

Semai

Pancang

Akasia Deg.

Sonto

Acacia decurrens Willd.

Sarcosperma sp.

500

320

Pada Tabel 20 terlihat bahwa kerapatan terbesar pada tingkat pohon

terdapat pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah yaitu dadap

pri (Erythrina luthosperma Miq.) sebesar 115 ind/ha. Pada tingkat tiang kerapatan

terbesar terdapat pada zona inti 2 di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah yaitu

kina (Cinchona pubescens Vahl.) sebesar 680 ind/ha. Pada tingkat pancang

tertinggi terdapat pada zona pemanfaatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah

yaitu puspa (Schima wallichii) sebesar 560. Pada tingkat semai tertinggi terdapat

pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah yaitu Kemaduh

(Laportes stimulans Miq.) sebesar 1.500 ind/ha.

Tinggi dan rendahnya kerapatan populasi tumbuhan pada tingkat semai,

pancang, tiang dan pohon di kawasan TNGM dipengaruhi oleh banyak faktor

Page 67: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

lingkungan. Selain akibat pengaruh faktor lingkungan, perubahan kerapatan

dipengaruhi juga oleh adanya kelahiran dan kematian (Gopal dan Bhardwaj, 1979;

Resosoedarmo et al., 1986).

b. Tumbuhan bawah

Kerapatan tumbuhan bawah (herba, semak dan perdu) di kawasan TNGM

berkisar antara 250-62.500 individu/ha, dimana kerapatan tumbuhan pada habitus

herba berkisar dari 250-62.500 individu/ha, pada habitus semak hanya terdapat

pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan atas dengan nilai kerapatan

333 individu/ha, dan perdu berkisar antara 360-5.833 individu/ha. Yang menarik

adalah pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas yang didominasi

oleh Manisrejo (Vaccinium varingfolium Miq.). Terdapat hamparan perdu

manisrejo yang besarnya mencapai sebesar tingkat tiang dengan nilai kerapatan

sebesar 4.720 individu/ha.

Rekapitulasi nilai kerapatan total jenis tumbuhan bawah di kawasan

TNGM disajikan pada Tabel 21, sedangkan nilai kerapatan tiap jenis tumbuhan

disajikan secara lengkap pada Lampiran 3-44.

Tabel 21 Kerapatan total jenis tumbuhan bawah di kawasan TNGM Zona Tipe

Ekosistem

Habitus Nama Lokal Nama Ilmiah Kerapatan

(Ind/ha)

Zona

Pemanfaatan

Hutan Dat.

rendah

Herba

Perdu

Cakarayam

Kaliandra

Boerhaavia erecta L.

Calliandra calothyrsus Meis.

12.250

5.750

Zona Rimba Hutan Peg.

Bawah

Herba

Perdu

Srunen

Jokotuo

Eupatorium riparium Regel

Scoparia dulcis L.

23.000

1.375

Hutan Peg.

Tengah

Herba

Perdu

Lombokan

Klepon

Eupatorium riparium Regel

Thespesia lampas D.&G.

27.000

8.166 Hutan Peg.

Atas

Herba

Semak

Perdu

Telasian

Cepokogeni

Miren

Eupatorium riparium Regel

Rhododendron javanicum B.

Thespesia lampas D.&G.

24.666

333

5.833

Zona Inti 2 Hutan Peg.

Bawah

Herba

Perdu

Lombokan

Kemiren

Eupatorium riparium Regel

Thespesia lampas D.&G.

22.250

360

Zona Inti 1 Hutan Peg.

Atas

Herba

Perdu

R. Blaba'ang

Manisrejo

Arundinella nepalensis Trin.

Vaccinium Varingfolium Miq.

62.500

4.720

Kerapatan tumbuhan bawah selalu bernilai tinggi karena disebabkan oleh

sifat tumbuhan bawah bersifat ruderal. Ruderal ialah selalu dijumpai pada

lingkungan yang mengalami gangguan yang tinggi tetapi berpotensi produktif.

Pada umumnya terdiri dari jenis herba yang mempunyai umur yang pendek

dengan produksi biji yang sangat tinggi. Jenis-jenis ini umumnya menempati fase

awal dari suksesi (Sastroutomo, 1990).

Page 68: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

c. Habitus epifit dan liana

Nilai kerapatan tumbuhan total habitus epifit dan liana disajikan pada

Tabel 22 sedangkan nilai kerapatan setiap jenisnya disajikan pada lampiran 3-44.

Tabel 22 Kerapatan total jenis epifit dan liana di kawasan TNGM

Zona Tipe

Ekosistem

Habitus Nama Lokal Nama Ilmiah Kerapatan

(Ind/ha)

Zona

Pemanfaatan

Hutan Dat.

rendah

Epifit

Liana

Jalumampang

Rembetan

Epipremnun pinnatum E.

Rubus moluccanus L.

2

15

Zona Rimba Hutan Peg.

Bawah

Epifit

Liana

Ipik

Brembet

Ficus superba Miq.

Rubus moluccanus L.

5

18

Hutan Peg.

Tengah

Liana Ketepeng Cassia alata Linn.

4

Hutan Peg.

Atas

Liana Rembet Rubus moluccanus L. 45

Zona Inti 2 Hutan Peg.

Bawah

Liana Rembet Rubus moluccanus L. 5

Zona Inti 1 Hutan Peg.

Atas

- - - -

Dari Tabel 22 terlihat bahwa pada habitus epifit nilai kerapatan tertinggi

berada pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah yaitu ipik

(Ficus superba Miq.) sebesar 5 individu/ha, dan nilai kerapatan terendah berada di

lokasi yang sama yaitu jalumampang (Epipremnun pinnatum E.) sebesar 1

individu/ha. Sedangkan di lokasi lain selain zona pemanfaatan di tipe ekosistem

hutan dataran rendah tidak ditemukkan habitus epifit sehingga tidak ada nilai

kerapatannya. Pada habitus liana, nilai kerapatan tertinggi terdapat pada zona

rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan atas yaitu rembet (Rubus moluccanus

L.) dengan nilai kerapatan sebesar 45 individu/ha.

5.1.7 Pola sebaran tumbuhan

Setiap jenis tumbuhan dalam suatu komunitas akan mempunyai pola

penyebaran yang tersendiri. Pola ini dapat memiliki persamaan dengan jenis

lainnya tetapi tidak mungkin seluruhnya sama. Di bawah ini disajikan macam-

macam pola penyebaran tumbuhan pada masing-masing habitus di tiap zona dan

tipe ekosistem di kawasan TNGM.

Page 69: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

a. Habitus pohon

Berdasarkan perhitungan nilai indeks penyebaran tumbuhan diketahui

bahwa sebagian besar pola penyebaran tumbuhan habitus pohon pada berbagai

tingkat pertumbuhan adalah mengelompok.

Pola penyebaran tumbuhan berhabitus pohon pada berbagai tingkat

pertumbuhan pada berbagai lokasi di kawasan TNGM secara lengkap disajikan

pada Lampiran 45-86, sedangkan rekapitulasinya disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23 Pola penyebaran tumbuhan berhabitus pohon pada berbagai tingkat

pertumbuhan di kawasan TNGM Zona Tipe

Ekosistem

Tingkat

Pertumbuhan

Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Zona

Pemanfaatan

Hutan

Dataran

Rendah

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

1,05

2,14

1,98

0,96

0,65

0,77

0,60

0,90

1,55

1,35

1,62

1,15

0,04

0,54

0,52

-0,10

Mengelompok

Mengelompok

Mengelompok

Merata

Zona Rimba Hutan Peg.

Bawah

Semai

Pancang

Tiang Pohon

1,17

1,51

1,75 1,08

0,95

0,87

0,22 0,94

1,06

1,16

2,06 1,07

0,50

0,50

0,35 0,50

Mengelompok

Mengelompok

Mengelompok Mengelompok

Hutan

Peg.

Tengah

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

6,27

1,81

2,20

1,07

0,23

0,76

0,82

0,95

1,98

1,30

1,22

1,06

0,57

0,50

0,51

0,50

Mengelompok

Mengelompok

Mengelompok

Mengelompok

Hutan

Peg. Atas

Semai

Pancang

Tiang

Pohon

-

1,27

1,31

1,63

-

0,80

0,74

0,80

-

1,27

1,36

1,27

-

0,49

0,42

0,50

-

Mengelompok

Mengelompok

Mengelompok

Zona Inti 2 Hutan

Peg.Bawah

Semai

Pancang Tiang

Pohon

3,33

0,66 1,26

1,15

0,21

-0,26 0,74

0,93

2,25

3,00 1,40

1,10

0,56

-0,08 0,32

0,50

Mengelompok

Merata Mengelompok

Mengelompok

Zona Inti 1 Hutan

Peg. Atas

Semai

Pancang

-

1,66

-

0,41

-

2,19

-

0,27

-

Mengelompok

Pada setiap zona dan tipe ekosistem dapat terlihat rata-rata pola

penyebaran habitus pohon pada tiap tingkat pertumbuhan cenderung

mengelompok. Pola mengelompok ini menurut Heddy et al. (1986) terjadi karena

berbagai sebab antara lain kondisi lingkungan jarang yang seragam seperti

perbedaan kondisi tanah dan iklim serta pola reproduksi dari suatu individu-

individu anggota populasi bagi tumbuhan yang bereproduksi secara vegetatif.

Hanya terdapat beberapa pola penyebaran yang merata yaitu pada zona

pemanfaatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah pada tingkat pohon dan pada

daerah zona inti 2 di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah. Pola merata ini

mencerminkan adanya interaksi negatif seperti persaingan untuk ruang dan unsur

Page 70: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

hara atau cahaya. Namun pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan

atas dan zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas pada tingkat semai

tidak didefinisikan pola penyebarannya karena nilai derajat indeks morisitanya 0

(nol). Hal ini disebabkan karena pada pengukuran di lapangan hanya ditemukan

satu individu tumbuhan.

b. Habitus tumbuhan bawah

Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks penyebaran tumbuhan bawah

pada kawasan TNGM dapat diketahui bahwa sebagian besar pola penyebaran

tumbuhan bawah adalah mengelompok. Pola penyebaran masing-masing jenis

tumbuhan pada habitus tumbuhan bawah disajikan secara rinci pada Lampiran 45-

86, sedangkan rekapitulasinya disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24 Pola penyebaran berbagai habitus tumbuhan bawah di kawasan TNGM

Zona Tipe

ekosistem

Habitus Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Zona Pemanfaatan

Hutan Dataran Rendah

Herba Perdu

1,12 1,18

0,95 0,71

1,07 1,45

0,50 0,20

Mengelompok Mengelompok

Zona Rimba Hutan Peg.

Bawah

Herba

Perdu

1,17

3,50

0,97

0,32

1,03

1,92

0,50

0,54

Mengelompok

Mengelompok

Hutan Peg.

Tengah

Herba

Perdu

1,26

3,69

0,96

0,86

1,04

1,17

0,50

0,54

Mengelompok

Mengelompok

Hutan Peg.

Atas

Herba

Semak

Perdu

1,19

15,00

1,54

0,96

-7,37

0,81

1,04

13,19

1,26

0,50

0,63

0,50

Mengelompok

Mengelompok

Mengelompok

Zona Inti 2 Hutan Peg.

Bawah

Herba

Perdu

1,33

5,00

0,95

0,21

1,07

2,25

0,51

0,67

Mengelompok

Mengelompok

Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas

Herba Perdu

1,34 1,97

0,97 0,93

1,04 1,12

0,51 -0,08

Mengelompok Merata

Dari Tabel 24, dapat terlihat bahwa pola sebaran yang terjadi pada habitus

tumbuhan bawah di setiap zona dan tipe ekosistem cenderung mengelompok,

kecuali pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas pada habitus

perdu yang termasuk merata. Kondisi ini dapat dilihat di lapang dimana tumbuhan

berhabitus perdu yang ditemukan pada daerah ini didominasi oleh manisrejo

(Vaccinium varingfolium Miq.) yang tumbuh secara merata di kawasan ini. Hal ini

menurut Heddy et al. (1986), tumbuhan yang dominan di hutan jaraknya akan

teratur karena kompetisi yang sangat kuat untuk mendapatkan cahaya dan unsur

hara.

Page 71: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

c. Habitus Epifit dan liana

Pola penyebaran tumbuhan epifit dan liana di kawasan TNGM disajikan

pada Tabel 25, sedangkan pola penyebaran masing-masing jenis tumbuhan di

kawasan TNGM secara lengkap disajikan pada Lampiran 45-86.

Tabel 25 Pola penyebaran tumbuhan epifit dan liana di kawasan TNGM

Zona Tipe

Ekosistem

Habitus Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Zona Pemanfaatan

Hutan Dataran Rendah

Epifit Liana

- 0,00

- -0,26

- 3,00

- -0,39

- Merata

Zona Rimba Hutan Peg.

Bawah

Epifit

Liana

2,85

4,16

-0,44

0,32

2,97

1,92

0,46

0,56

Mengelompok

Mengelompok

Hutan Peg.

Tengah

Liana 2,71 -0,17 2,52 0,50 Mengelompok

Hutan Peg.

Atas

Liana 2,64 0,67 1,46 0,53 Mengelompok

Zona Inti 2 Hutan Peg.

Bawah

Liana 10,00 -5,3 11,02 0,44 Mengelompok

Zona Inti 1 Hutan Peg.

Atas

- - - - - -

Pada Tabel 25 terlihat bahwa sebagian besar pola penyebaran tumbuhan

pada habitus epifit dan liana di kawasan TNGM adalah mengelompok, kecuali

pola penyebaran pada zona pemanfaatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah

pada habitus liana yang termasuk merata.

5.2 Kelompok Kegunaan Jenis-jenis Tumbuhan di Kawasan TNGM

Jumlah jenis tumbuhan berguna yang ditemukan di kawasan TNGM

sebanyak 108 jenis dari 53 famili dan dapat digolongkan menjadi 11 (sebelas)

kelompok kegunaan yaitu pemanfaatan sebagai tumbuhan obat, hias, penghasil

pangan, pakan ternak, penghasil aromatik (minyak atsiri), bahan pewarna dan

tanin, bahan bangunan, keperluan ritual adat dan keagamaan, anyaman dan

kerajinan, penghasil kayu bakar dan kegunaan lainnya.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, informasi dari masyarakat, dan studi

literatur menunjukan bahwa masih banyak tumbuhan yang ditemukan belum

diketahui kegunaannya oleh masyarakat, hal ini disebabkan karena pengetahuan

masyarakat yang kurang akan kegunaan jenis-jenis tumbuhan tersebut. Sebagian

besar jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat adalah berdasarkan

informasi secara turun temurun dari orangtua dan nenek moyang mereka yang

Page 72: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

telah memanfaatkan jenis-jenis tumbuhan sebelumnya. Adapun jumlah jenis

tumbuhan dan famili tumbuhan yang termasuk kedalam kelompok kegunanan

tertentu disajikan pada Tabel 26.

Tabel 26 Kelompok Kegunaan Jenis-jenis Tumbuhan di kawasan TNGM No Kelompok Kegunaan Jumlah Jenis Jumlah Famili

1 Tumbuhan obat 30 22

2 Tumbuhan hias 5 4

3 Tumbuhan penghasil pangan 32 24 4 Tumbuhan pakan ternak 16 11

5 Tumbuhan aromatik & Penghasil minyak

atsiri

4 3

6 Tumbuhan bahan pewarna dan tanin 10 8

7 Tumbuhan penghasil bahan bangunan 13 10

8 Tumbuhan ritual adat & keagamaan 1 1

9 Tumbuhan penghasil bahan tali, anyaman

dan kerajinan

17 10

10 Tumbuhan penghasil kayu bakar 9 8

11 Tumbuhan Kegunaan Lainnya 11 9

Berdasarkan Tabel 26 terlihat bahwa sebagian besar jenis tumbuhan yang

ditemukan pada areal hutan kawasan TNGM masuk ke dalam kelompok

kegunaan pangan dengan jumlah jenis yang ditemukan sebanyak 32 jenis dari 24

famili diikuti dengan kegunaan tumbuhan obat yaitu sebanyak 30 jenis dari 22

famili. Tumbuhan yang paling sedikit dapat dimanfaatkan terdapat pada kelompok

kegunaan tumbuhan ritual adat dan keagamaan dengan 1 jenis hal ini dikarenakan

pada setiap daerah memiliki kepercayaan yang berbeda dalam memanfaatkan

tumbuhan sebagai ritual adat dan keagamaan.

5.2.1 Tumbuhan Obat

Indonesia termasuk negara yang memiliki hutan alam tropika yang kaya

akan keanekaragaman jenis tumbuhan obat. Diperkirakan mencapai kurang lebih

1300 jenis tumbuhan yang telah diketahui secara pasti berkhasiat obat dan

terdapat di hutan tropika Indonesia (Zuhud, Ekarelawan dan Riswan, 1994).

Berdasarkan pengamatan di lapangan, informasi dari masyarakat sekitar

hutan serta studi literatur, jumlah jenis tumbuhan obat yang ditemukan pada

kawasan TNGM berjumlah 30 jenis dari 22 famili.

Bagian tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat untuk obat

adalah akar, kulit kayu, daun, batang, rimpang dan buah tergantung dari jenis

tumbuhan yang dimanfaatkan. Penggunaan tumbuhan obat oleh masyarakat antara

Page 73: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

lain dengan cara direbus terlebih dahulu bagian yang akan digunakan, ditumbuk,

dan dimakan langsung. Sebagian besar jenis tumbuhan yang digunakan oleh

masyarakat adalah dari habitus tumbuhan bawah, hanya sebagian kecil saja yang

memanfaatkan habitus pohon. Habitus pohon biasanya yang dimanfaatkan adalah

kulit kayu seperti Kina (Cinchona pubeschens). Masyarakat menggunakan jenis

tumbuhan tertentu untuk obat berdasarkan pengalaman orang tua terdahulu. Di

bawah ini disajikan beberapa jenis tumbuhan yang berkhasiat obat, bagian yang

digunakan dan khasiatnya (Tabel 27).

Tabel 27 Daftar jenis tumbuhan obat yang terdapat di kawasan TNGM No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Bagian yang

digunakan

Khasiat

1 Ande-ande Antidesma

tetrandum Bl.

Euphorbiaceae Kulit kayu Stamina

2 Anggring Trema cannabina

Lour.

Ulmaceae Akar Kencing

berdarah 3 Bendo Artocarpus elastica

Reinw.

Moraceae Getah

Daun

Disentri

TBC

4 Bubukuan Strobilanthes cernus

Blume.

Acanthaceae Daun Kencing batu

5 Dilem Pogostemon

hortensis Backer.

Lamiaceae Semua bagian Sakit perut

Bau Badan

6 Dlundung

Gunung

Pouzolzia viminea

Wedd.

Urticaceae Akar Muntah darah

7 Duwet Eugenia cumini

Merr.

Myrtaceae Daun, Bunga

Biji

Kencing Manis

Diabetes

8 Girang Leea aequata Linn. Vitaceae Batang Daun

Penghangat Demam

9 Gondang Ficus variegata Bl. Moraceae Akar

Kuliy kayu

Anti racun

Muntah darah

10 Jalumampang Epipremnun

pinnatum Engl.

Araceae Batang Salah urat

11 Kedoyo Amoora

aphanamixis

Roem&Schult

Meliaceae Batang luar Masuk angin

12 Kemaduh Laportes stimulans

Miq.

Urticaceae Cairan pada

Batang

Batuk

13 Ketepeng Cassia alata Linn. Fabaceae Daun Herpes

Penyakit kulit 14 Kina Cinchona pubescens

Vahl.

Rubiaceae Kulit kayu Malaria

15 Kleci Caesalpinia crista

Linn.

Fabaceae Akar

Daun

Biji

lambung

Pelancar Haid

Cacingan

16 Lempuyang Zingiber

aromaticum Val.

Zingiberaceae Rimpang Menambah

nafsu makan

17 Lenglengan Leucas

lavandulivolia R.Br.

Lamiaceae Semua bagian Obat luar dan

dalam

18 Lumut/

cakarayam

Boerhaavia erecta

L.

Nyctaginaceae Semua bagian Bronkhitis,

kanker 19 Penjirit Rauvolfia serpentina

(L.) Benth. Ex Kurz

Apocynaceae Akar Sesak nafas

Nyeri perut

Page 74: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Bagian yang

digunakan

Khasiat

20 Prian Maesa tetranda

(Roxb.) DC.

Myrsinaceae Akar Demam

21 Pung Dichrostachys

cinerea W&A.

Fabaceae Akar, Buah Cacingan

22 Rembet Rubus moluccanus

L.

Rosaceae Akar

Daun

Kejang perut

Sariawan,batuk

23 Sampang Evodia latifolia Dc. Rutaceae Daun Kejang-kejang

24 Tanganan Melicope latifolia

(DC) T.G. Hartley

Rutaceae Daun Membersihkan

badan

25 Tebonan Polygoum chinense L.

Polygonaceae Cairan batang Obat mata

26 Trawas Litsea odorifera Val Lauraceae Daun Sariawan

Pelancar ASI

Sakit perut

27 Uci-uci Kebo Basella rubra Linn Basellaceae Daun Pelancar BAB

Persalinan

28 Urang-urangan Villebrunea

rubescens Blume.

Urticaceae Cairan batang Memperlancar

kencing, Mata

bengkak,

Cacar

29 Dok Sterculia

macrophylla Vent.

Sterculiaceae

Biji Campuran

jamu 30 Dadap Pri Erythrina

luthosperma Miq.

Fabaceae Kulit

Tunas

Daun muda

Demam

Obat mata

Persalinan,

pelancar asi

Di bawah ini adalah contoh jenis tumbuhan obat yaitu kina yang sering

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan TNGM (Gambar 10). Kina

merupakan tumbuhan obat khas desa Kinahrejo, sehingga nama desa ini pun

mengambil dari nama tumbuhan kina. Walaupun tumbuhan kina sendiri

merupakan tumbuhan yang berasal dari luar Indonesia.

Gambar 11 Kina (Cinchona pubescens Vahl.)

Tabel 27 (lanjutan)

Page 75: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

5.2.2 Tumbuhan Hias

Setiap bagian dari tumbuhan itu dapat dikatakan sebagai tumbuhan hias

karena mempunyai bagian yang menarik, seperti bentuk daun, batang dan akar

yang menarik dan unik ataupun dari warna daunnya yang bagus. Tumbuhan hias

merupakan komoditi holtikultura non-pangan yang digolongkan ke dalam

holtikultur, dalam kehidupan sehari-hari dibudidayakan untuk hiasan dalam dan

luar rumah (Arafah, 2005).

Potensi tumbuhan hias yang ditemukan di kawasan TNGM adalah

berjumlah 5 jenis tumbuhan dari 4 famili. Jenis-jenis tumbuhan hias yang

ditemukan pada kawasan TNGM disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28 Daftar jenis tumbuhan hias yang terdapat di kawasan TNGM No. Nama Daerah Nama Ilmiah Famili

1 Cepoko geni Rhododendron javanicum Benn. Ericaceae

2 Edelweiss Anaphalis javanica (Bl.) Boerl. Asteraceae

3 Gundi Lespedeza junghuhniana Bakh.f. Fabaceae

4 Ketepeng Cassia alata Linn. Fabaceae

5 Manisrejo Vaccinium varingvolium Miq. Ericaceae

Bagian tumbuhan yang paling umum digunakan untuk menjadi tumbuhan

hias adalah bagian bunga, karena bagian bunga memiliki warna-warna yang

menarik dan mempunyai nilai eksotik. Masyarakat memanfaatkan tumbuhan hias

untuk ditanam di pekarangan rumah dan ada juga beberapa yang memanfaatkan

tumbuhan hias untuk dijual contohnya yaitu tumbuhan Edelweiss (Anaphalis

javanica). Tumbuhan lain yang dapat dimanfaatkan menjadi tumbuhan hias

namun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat adalah tumbuhan

cepokogeni (Rhododendron javanicum Benn.) yang memiliki bunga yang sangat

indah berwarna merah dan kuning.

Gambar 12 Bunga Edelweiss (Anaphalis javanica (Bl.) Boerl.)

Page 76: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

5.2.3 Tumbuhan Penghasil Pangan

Sebagian besar masyarakat memanfaatkan tumbuhan pangan dari bagian

daun, buah, bunga, dan umbi tergantung jenis tumbuhan yang dimanfaatkan.

Potensi tumbuhan pangan yang ditemukan di kawasan TNGM sebanyak 32 jenis

dari 24 famili. Adapun jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pangan oleh

masyarakat, disajikan pada Tabel 29.

Tabel 29 Daftar jenis tumbuhan pangan yang terdapat di kawasan TNGM

No Nama

Daerah

Nama Ilmiah Famili Bagian yang

digunakan

1 Ande-ande Antidesma tetrandum BI. Euphorbiaceae Buah

2 Anggring Trema cannabina Lour. Ulmaceae Daun

3 Banyon Pilea trinervia Wight. Urticaceae Daun

4 Belimbing

Kosek

Acronychia trifoliate Zoll. Rutaceae Daun

5 Bendo Artocarpus elastica Reinw. Moraceae Biji

6 Bilung Kebo Begonia hirtella Link. Begoniaceae Batang 7 Duwet Eugenia cumini Merr. Myrtaceae Buah

8 Gambas Sechium edule Sw. Cucurbitaceae Umbi, Buah

9 Ganen Clidentia hirta Don. Melastomataceae Buah

10 Ganon Marumia muscosa Bl. Melastomataceae Buah

11 Gondang Ficus variegata Bl. Moraceae Daun

12 Ipik Ficus superba Miq. Moraceae Daun

13 Kayu Manis Cinnamomum burmanii Bl. Lauraceae Kulit batang

14 Kendung Helicia javanica Bl. Protaceae Pucuk daun

15 Ketepeng Cassia alata Linn. Fabaceae Daun, Buah

16 Kopi Coffea robusta Lindl.Ex.De.Willd Rubiaceae Biji

17 Koyam Acalypha caturus Bl. Euphorbiaceae Daun 18 Lenglengan Leucas lavandulivolia R.Br. Lamiaceae Daun

19 Lodo Hutan Piper sulcatum Blume Piperaceae Biji

20 Manisrejo Vaccinium varingvolium Miq. Ericaceae Daun

21 Pakis kadut Polystichum obtusum J.Sm. Aspidiaceae Daun

22 Pare Hutan Momordica chorantia Linn. Cucurbitaceae Buah

23 Prian Maesa tetranda (Roxb.) DC. Myrsinaceae Buah

24 Rasamala Altingia excelsa Noronha. Hamamelidaceae Daun

25 Talas-talasan Colocasia sibthorpioides Lmk. Araliaceae Umbi

26 Tanganan Schefflera polybotrya Koord. Araliaceae Daun

27 Tanganan Trevesia sundaica Miq. Araliaceae Kuncup bunga

28 Tebonan Polygoum chinense L. Polygonaceae Batang

29 Tepus Achasma megalochilos Griff. Zingiberaceae B uah 30 Uci-uci Kebo Basella rubra Linn Basellaceae Daun

31 Urang-

urangan

Villebrunea rubescens Blume. Urticaceae Bunga

32 Waderan Corchorus acutangulus Lamk. Tiliaceae Daun

Terdapat banyak sekali tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pangan, Namun tidak semuanya dijadikan sebagai tumbuhan pangan pokok

sebagai pengganti nasi. Tumbuh-tumbuhan penghasil pangan tersebut sekedar

dapat dimakan dan tidak membahayakan bagi kesehatan.

Page 77: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

5.2.4 Tumbuhan Pakan Ternak

Pada umumnya tumbuhan penghasil pakan ternak merupakan tumbuhan

yang memiliki serat yang cukup tinggi. Sebagian besar hewan ternak yang

dimiliki oleh masyarakat adalah sapi, baik sapi perah ataupun sapi pedaging.

Potensi tumbuhan berguna sebagai pakan ternak yang ditemukan sebanyak

16 jenis 11 famili. Adapun jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai pakan

ternak disajikan pada Tabel 30.

Tabel 30 Daftar jenis tumbuhan pakan ternak yang terdapat di kawasan TNGM

No. Nama Daerah Nama Ilmiah Famili

1 Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. Fabaceae

2 Anggring Trema cannabina Lour. Ulmaceae

3 Banyon Pilea trinervia Wight. Urticaceae

4 Ipik Ficus superba Miq. Moraceae

5 Jalumampang Epipremnun pinnatum Engl. Araceae

6 Kebak Ficus alba Reinw. Moraceae

7 Krembi Homalanthus populneus Pax Euphorbiaceae

8 Lenglengan Leucas lavandulivolia R.Br. Lamiaceae

9 Petungan ijo Commelina benghalensis Linn. Commelinaceae

10 Rumput Bason Paspalaum conyugatum Poaceae

11 Rumput Blaba’ang Arundinella nepalensis Trin. Poaceae

12 Rumput Cowean Otelia alismoides Pers. Hydrocharitaceae

13 Rumput Gajian Panicum distachyum Linn. Poaceae

14 Rumput Grepak Polytoca bracteata R.Br. Poaceae

15 Rumput Kulonjono Pennisetum purpureum Schum. Poaceae

16 Rumput Teki Cyperus rotundus Linn. Cyperaceae

Jenis-jenis rumput tersebut umum digunakan untuk meningkatkan nilai

produksi susu dan daging. Jenis rumput pakan ternak yang paling sering

dimanfaatkan adalah rumput kulonjono, bahkan rumput ini sengaja ditanam di

dalam kawasan TNGM untuk persediaan rumput saat musim kemarau seperti di

daerah Ngargomulyo yang sengaja dijadikan sebagai zona pemanfaatan

tradisional. Selain itu rumput kulonjono merupakan keluarga rumput-rumputan

(Poaceae) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak

(Ruminansia) yang alamiah di Asia Tenggara (Anonim, 2005) disajikan pada

Gambar 13.

Page 78: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Gambar 13 Rumput Kulonjono (Pennisetum purpureum Schum.)

5.2.5 Tumbuhan Aromatik dan Penghasil Minyak atsiri

Potensi tumbuhan berguna sebagai tumbuhan aromatik dan penghasil

minyak atsiri yang ditemukan di kawasan TNGM adalah sebanyak 4 jenis dari 3

famili. Adapun jenis-jenis tumbuhan yang berguna sebagai tumbuhan aromatik

dan penghasil minyak atsiri disajikan pada Tabel 31.

Tabel 31 Daftar jenis tumbuhan Aromatik dan Minyak atsiri TNGM No. Nama Daerah Nama Ilmiah Famili

1 Dilem Pogostemon hortensis Backer. Lamiaceae

2 Kayu Manis Cinnamomum burmanii Bl. Lauraceae

3 Rasamala Altingia excelsa Noronha. Hamamelidaceae

4 Trawas Litsea odorifera Val Lauraceae

Namun pada kenyataannya di lapangan masyarakat belum memanfaatkan

tumbuhan aromatik dan penghasil minyak atsiri. Hal ini dimungkinkan karena

kurangnya pengetahuan untuk menghasilkan tumbuhan aromatik dan penghasil

minyak atsiri. Selain itu juga untuk menghasilkan bahan aromatik dan minyak

atsiri perlu pengolahan lebih lanjut yang lebih rumit dan dengan proses yang

lama.

5.2.6 Tumbuhan Bahan Pewarna dan Tanin

Potensi tumbuhan berguna sebagai bahan pewarna dan tanin yang terdapat

di kawasan TNGM sebanyak 10 jenis dari 8 famili. Adapun jenis-jenis tumbuhan

yang berguna sebagai bahan pewarna dan tanin disajikan pada Tabel 32.

Page 79: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Tabel 32 Daftar jenis tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin di kawasan

TNGM No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Bagian

digunakan

Kegunaan

1 Akasia

Deguren

Acacia decurrens

Willd.

Fabaceae Biji Pewarna

2 Dempul Glochidion

arborescens Bl.

Euphorbiaceae Kulit Batang Pewarna

3 Jalumampang Epipremnun pinnatum

Engl.

Araceae Akar gantung Penghitam gigi

4. Krembi Homalanthus

populneus Pax

Euphorbiaceae Kulit batang,

daun

Pewarna

5 Lodo Symplocos javanica

(Bl.) Kurz

Symplocaceae Kulit kayu Pewarna batik

6 Jirek Symplocos

cochinchinensis

(Lour.) Moore

Symplocaceae Kulit kayu Pewarna

7 Pinus Pinus merkusii Jungh

& De Vr

Pinaceae Getah Pewarna batik

8 Sampang Evodia latifolia Dc. Rutaceae Getah Pewarna

9 Uci-uci Kebo Basella rubra Linn Basellaceae Buah Pewarna

10 Urang-urangan Villebrunea rubescens

Blume.

Urticaceae Getah Pewarna

Pada kenyataannya di lapangan, sebagian besar masyarakat sudah jarang

menggunakan bahan pewarna nabati karena mereka lebih suka memakai bahan

pewarna yang mudah dicari dan praktis. Di bawah ini contoh jenis tumbuhan

bahan pewarna dan tanin yang terdapat di kawasan TNGM (Gambar 14).

Gambar 14 Akasia Deguren (Acacia decurrens Willd.)

5.2.7 Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan

Tumbuhan penghasil bahan bangunan biasanya berasal dari habitus pohon

dan bagian tumbuhan yang digunakan adalah kayu. Tumbuhan berkayu yang

digunakan mempunyai kekuatan cukup besar, berdiameter besar, tinggi, kulitas

kayunya baik dan tahan lama untuk dibuat tiang dan bahan bangunan rumah.

Page 80: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Namun pemanfaatan tumbuhan untuk penghasil bahan bangunan yang

berasal dari kawasan TNGM sudah sangat jarang dilakukan. Masyarakat lebih

banyak menggunakan kayu bangunan yang berasal dari lahannnya atau tegalannya

sendiri. Jarangnya pemanfaatan sumberdaya alam berupa kayu oleh masyarakat

sekitar Taman Nasional dikarenakan sebagian masyarakat masih percaya adanya

mitos dari nenek moyang tentang larangan penebangan pohon didalam kawasan

hutan dan kepercayaan masyarakat untuk menjaga hutan.

Potensi tumbuhan berguna sebagai penghasil bahan bangunan yang

ditemukan di kawasan TNGM adalah sebanyak 13 jenis dari 10 famili. Adapun

jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan yang sering dimanfaatkan oleh

masyarakat sekitar TNGM disajikan pada Tabel 33.

Tabel 33 Daftar jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan di kawasan TNGM No. Nama Daerah Nama Ilmiah Famili

1 Bendo Artocarpus elastica Reinw. Moraceae

2 Cemara Casuarina junghuhniana Miq. Casuarinaceae 3 Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. Fabaceae

4 Dempul Glochidion arborescens Bl. Euphorbiaceae

5 Duwet Eugenia cumini Merr. Myrtaceae

6 Nangkaan Litsea diversifolia Blume Lauraceae

7 Pasang Quercus sundaica Blume. Fagaceae

8 Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus ex. Soepadmo Fagaceae

9 Pinus Pinus merkusii Jungh & De Vr Pinaceae

10 Pung Dichrostachys cinerea W&A. Fabaceae

11 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. Theaceae

12 Rasamala Altingia excelsa Noronha. Hamamelidaceae

13 Tambal Persea rimosa (Bl.) Kosterm. Lauraceae

Di bawah ini adalah contoh jenis tumbuhan penghasil bahan bangunan

yang terdapat di kawasan TNGM. (Gambar 15)

Gambar 15 Dadap Pri (Erythrina lithosperma Miq.)

Page 81: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

5.2.8 Tumbuhan Keperluan Ritual Adat dan Keagamaan

Potensi tumbuhan berguna sebagai keperluan ritual adat dan keagamaan

yang ditemukan pada kawasan TNGM ditemukan 1 jenis dari 1 famili. Tumbuhan

tersebut ialah Woang (Prunus javanica (T&B) Miq.). Bunga dari pohon woang

biasa digunakan pada upacara adat dan dapat dipercaya dapat mengusir roh jahat.

Walaupun masyarakat sekitar TNGM sendiri tidak memanfaatkannya untuk

upacara adat dan mengusir roh jahat.

5.2.9 Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman dan Kerajinan

Potensi tumbuhan berguna sebagai penghasil tali, anyaman dan kerajinan

yang ditemukan pada kawasan TNGM sebanyak 17 jenis dari 10 famili. Berikut

contoh jenis tumbuhan yang berguna sebagai penghasil tali, anyaman dan

kerajinan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TNGM disajikan pada

Tabel 34.

Tabel 34 Daftar jenis tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan di kawasan

TNGM No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Hasil barang

1 Ande-ande Antidesma tetrandm BI. Euphorbiaceae Gagang Golok

2 Bendo Artocarpus elastica Reinw. Moraceae Tali

3 Dempul Glochidion arborescens Bl. Euphorbiaceae Anyaman

4 Dlundung Gunung

Pouzolzia viminea Wedd. Urticaceae Tali

5 Gambas Sechium edule SW Cucurbitaceae Anyaman

6 Gondang Ficus variegata Bl. Moraceae Kain

7 Kebak Ficus alba Reinw. Moraceae Sendok nasi, tali

8 Jokotuo Scoparia dulcis L. Scrophulariaceae Kerajinan

9 Kemiren Thespesia lampas Dalz & Gibs Malvaceae Kerajinan

10 Kendung Helicia javanica Bl. Protaceae Tangkai

kampak

11 Lodo Symplocos javanica (Bl.) Kurz Symplocaceae Perkakas rumah

tangga, ukiran

12 Tutup Mallotus rhizinoides Muell. Euphorbiaceae Perkakas

13 Waderan Corchorus acutangulus Lamk. Tiliaceae Benang 14 Walik angin Mallotus paniculata Muell. Euphorbiaceae Tali

15 Wilodo Banyu Ficus lepicarpa Blume. Moraceae Tali

16 Wilodo Jowo Ficus fulva Elmer. Moraceae Tali

17 Dok Sterculia macrophylla Vent. Sterculiaceae Peti kemas

5.2.10 Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar

Pada dasarnya semua tumbuhan berkayu atau bentuk pohon dapat

digunakan sebagai kayu bakar (Purwanto dan Walujo, 1992). Meskipun

masyarakat sekitar kawasan TNGM sudah mendapatkan subsidi kompor gas gratis

dari pemerintah, namun intensitas penggunaan kayu bakar lebih sering digunakan

Page 82: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

dari pada gas. Umumnya masyarakat mengambil kayu bakar dari ranting-ranting

pohon yang sudah berjatuahn atau biasa disebut krecek.

Potensi tumbuhan berguna sebagai penghasil kayu bakar di kawasan

TNGM sebanyak 9 jenis dari 8 famili tumbuhan yang ditemukan. Adapun contoh

beberapa jenis tumbuhan yang berguna sebagai penghasil kayu bakar yang sering

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TNGM disajikan pada Tabel 35.

Tabel 35 Daftar jenis tumbuhan penghasil kayu bakar di kawasan TNGM No. Nama Daerah Nama Ilmiah Famili

1 Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. Fabaceae

2 Anggring Trema cannabina Lour. Ulmaceae

3 Belimbing Kosek Acronychia trifoliate Zoll. Rutaceae

4 Cemara Casuarina junghuhniana Miq. Casuarinaceae

5 Gondang Ficus variegata Bl. Moraceae

6 Kedupai Mischocarpus oppositifolius (Lour.) Merr. Sapindaceae

7 Kaliandra Calliandra calothyrsus Meissn. Fabaceae

8 Marong Cratoxylon clandestinum Dyer. Guttiferaceae

9 Sowo Engelhardia spicata Blume. Juglandaceae

Di bawah ini adalah contoh jenis tumbuhan yang berguna sebagai

penghasil kayu bakar yang terdapat di kawasan TNGM. (Gambar 16)

Gambar 16 Akasia Deguren (Acacia decurrens Willd.) sebagai penghasil kayu

bakar

5.2.11 Tumbuhan Kegunaan lainnya

Maksud dari tumbuhan kegunaan lainnya disini ialah jenis tumbuhan yang

memiliki manfaat lain selain sepuluh kelompok kegunaan sebelumnya dan jenis

tumbuhan lainnya yang belum diketahui manfaatnya. Berikut dibawah ini

merupakan jenis-jenis tumbuhan yang masuk ke dalam kelompok kegunaan

lainnya disajikan pada Tabel 36.

Page 83: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Tabel 36 Daftar jenis tumbuhan kegunaan lainnya No Nama Lokal Nama Ilmiah Nama Famili Kegunaan

1 Gesik Elaeocarpus pierrei K.&V. Elaeocarpaceae Jarang Digunakan

2 Gondang Ficus variegata Bl. Moraceae Penghasil lilin

3 Irengan Eupatorium riparium Reg. Asteraceae Menjaga tanah agar

tidak longsor

4 Lombokan/

srunen/ telasian

Eupatorium riparium

Regel

Asteraceae Penutup tanah

5 Lotro Wendlandia glabrata DC. Rubiaceae Jarang digunakan

6 Sapen Buddleja asiatica Lour. Loganiaceae Jarang Digunakan

7 Sonto Sarcosperma sp. Sarcospermaceae Jarang digunakan

8 Tepus Achasma megalochilos

Griff.

Zingiberaceae Bahan baku kertas

9 Umbelumbelan Saurauia bracteosa DC. Actinidiaceae -

10 Wiung Turpinia sphaerocarpa

Hassk.

Staphyleaceae -

5.3 Jenis-jenis Tumbuhan Berguna Lainnya

Berikut di bawah ini merupakan jenis-jenis tumbuhan berguna lainnya yang

ditemukan di kawasan TNGM, disajikan pada Tabel 37.

Tabel 37 Daftar jenis tumbuhan lainnya yang ditemukan di kawasan TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah Nama Famili Kegunaan

1 Parijito Medinella speciosa L. Melastomataceae Obat, Hias

2 Anggrek Pandan Vanda tricolor Orchidaceae Hias

3 Kantong semar Nephentes gymnapora Nepenthaceae Hias

4 Salak Salacca zalacca Voss. Arecaceae Pangan

5 Tesek Dodonaea viscosa Jacq. Sapindaceae Ritual adat

6 Bambu Betung Dendrocalamus asper Poaceae Tali & kerajinan 7 Bambu Apus Gigantochloa apus Poaceae Tali & kerajinan

8 Bambu Cendani Bambusa multiplex Poaceae Hias, Kerajinan

9 Bambu Ampel Bambusa vulgaris Poaceae Tali & kerajinan

10 Bambu Legi Gigantochloa atter Poaceae Tali & kerajinan

11 Pandan Pandanus sp Pandanaceae Tali & kerajinan

12 Paku-pakuan Lycopodium cernuum Lycopodiaceae -

13 Kropok Selliguea feei Polypodiaceae -

14 Pakis Dedak Pteridium aquilinum

(Kuhn.)

Pteridaceae -

15 Palem Piji Cyrtostachys lakka Arecaceae Hias

16 Aren Arenga pinnata Arecaceae Pangan

17 Kayu angin Usnea misaminensis Parmeliaceae Obat

Masyarakat memanfaatkan tumbuhan hias untuk ditanam di pekarangan

rumah mereka dan juga ada beberapa yang memanfaatkan tumbuhan hias untuk

dijual seperti anggrek pandan (Vanda tricolor) dan parijoto (Medinella speciosa)

yang merupakan tumbuhan hias khas dari Gunung Merapi (Gambar 17).

Page 84: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Gambar 17 Anggrek Pandan (Vanda tricolor) & Parijoto (Medinella speciosa L.)

Di beberapa daerah di kawasan TNGM terdapat tanaman yang sengaja

ditanam sebagai tumbuhan pangan contohnya adalah salak. Di desa ngablak, Kab.

Srumbung sengaja dijadikan sebagai daerah agrowisata karena begitu banyaknya

salak yang dihasilkan dari daerah ini. Di bawah ini adalah contoh jenis tumbuhan

salak yang dimanfaatkan oleh masyarakat (Gambar 18).

Gambar 18 Salak Tanaman Pangan khas Desa ngablak, Magelang

Tumbuhan tesek digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gagang keris,

dan dipercaya memiliki kemampuan untuk menolak serangan dari ilmu hitam,

sedangkan potongan kayu dapat digunakan jimat saat bepergian. Di bawah ini

adalah contoh jenis tumbuhan yang berguna sebagai keperluan ritual adat dan

keagamaan yang terdapat pada kawasan TNGM yaitu tesek. (Gambar 19)

Page 85: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Gambar 19 Pohon Tesek (Dodonaea viscosa Jacq.)

Jenis-jenis bambu yang ditemukan sebagian besar ditemukan pada

kawasan Tritis-Turgo yang merupakan sebuah kawasan dengan tegakan bambu

seluas ± 250 Ha. Penduduk sekitar kawasan memanfaatkan jenis-jenis bambu

yang ada untuk digunakan sebagai penghasil tali, anyaman dan kerajinan. Di

bawah ini adalah beberapa jenis contoh bambu yang digunakan sebagai penghasil

tali, anyaman dan kerajinan yang terdapat pada kawasan TNGM (Gambar 20).

Gambar 20 Bambu Ampel, Bambu Apus, Bambu Legi, Bambu Pagar, Bambu

Betung

Page 86: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Terdapat tiga jenis tumbuhan yang ditemukan di ketinggian 2500 m dpl

yang berada di zona volkani aktif. Ketiga jenis tumbuhan tersebut adalah Paku-

pakuan (Lycopodium cernuum), Kropok (Selliguea feei) dan pakis dedak

(Pteridium aquilinum Kuhn.). Berikut adalah gambar ketiga jenis tumbuhan

teresebut (Gambar 21).

Gambar 21 Paku-pakuan (Lycopodium cernuum), Kropok (Selliguea feei) dan

pakis dedak (Pteridium aquilinum Kuhn.)

Page 87: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Jumlah jenis tumbuhan yang ditemukan di kawasan TNGM saat penelitian

(Juni-Agustus 2010) sebanyak 108 jenis dari 52 famili. Dilihat dari indeks

kekayaan jenis dan keanekaragaman jenis, umumnya tumbuhan di kawasan

TNGM memiliki nilai indeks yang rendah. Pola penyebaran tumbuhan pada

tiap zona dan tipe ekosistem TNGM cenderung mengelompok.

2. Kegunaan tumbuhan yang dapat digunakan dikelompokkan ke dalam 11

kelompok kegunaan tumbuhan, tertinggi adalah tumbuhan penghasil pangan

(32 jenis) dan terendah adalah tumbuhan untuk keperluan ritual adat dan

keagamaan (1 jenis).

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara periodik pasca erupsi mengenai

inventarisasi tumbuhan agar data yang diperoleh dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat suksesi kawasan hutan TNGM. Hal ini perlu dibuat

rancangan penelitian suksesi secara baik dan terprogram dengan baik oleh

TNGM atau lembaga penelitian lainnya.

2. Rehabilitasi kawasan hutan TNGM yang rusak akibat erupsi gunung merapi

perlu dilakukan dengan menanam jenis-jenis asli setempat di zonasi tertentu

seperti zona rehabilitasi, sehingga terbentuk vegetasi hutan Merapi seperti

semula.

3. Pihak pengelola perlu melakukan kegiatan pelatihan, penyuluhan dan

pendampingan kepada masyarakat terkait dalam memberikan pengetahuan

tentang tumbuhan berguna di kawasan TNGM.

4. Akasia deguren (Acacia decurrens Willd.) yang merupakan tumbuhan invasif

perlu dikendalikan populasinya.

Page 88: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

DAFTAR PUSTAKA

Arafah D. 2005. Studi Potensi Tumbuhan Berguna di Kawasan Taman Nasional

Bali Barat. [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Balai Taman Nasional Gunung Merapi. 2009. Statistik Balai Taman Nasional

Gunung Merapi. Yogyakarta.

Dwanasuci N. 2006. Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Kawasan

Taman Nasional Bali Barat (Studi Kasus di Wilayah Seksi II Buleleng).

[Skripsi]. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ewusie JY. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Terjemahan. ITB Press. Bandung.

Gopal B and Bhardwaj N. 1979. Elements of Ecology. Department of Botany.

Rajasthan University Jaipur. India.

Heddy S, Soemitro SB, dan Soekartomo S. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta:

Rajawali.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I-IV (Terjemahan : de Nuttige

Planten van Indonesie). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan,

Departemen Kehutanan. Jakarta.

Hobir. 2004. Plasma Nutfah Tanaman Atsiri. Perkembangan Teknologi Tanaman

Rempah dan Obat. Jurnal. Vol.XVI. No.1.2004. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan Bogor.

Inama. 2008. Kajian Etnobotani Masyarakat Suku Marind Sendawi Anim di

Kawasan Konservasi Taman Nasional Wasur, Kabupaten Merauke,

Provinsi Papua. [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.

Isdijoso SH. 1992. Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Sandang, Tali Temali dan

Anyam-anyaman. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI,

LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Bogor. Hal: 328-334.

Ismanto. 2007. Inventarisasi Potensi Pakis (Cyathea sp) di Kabupaten Mamuju

Provinsi Sulawesi Barat. Buletin Konservasi Alam Vol. VII (1), April : 48-

56.

Page 89: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Jalaraya M. 2008. Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan pada Areal

Hutan Lindung di Wilayah Bagian Hutan Temayang, KPH Bojonegoro

Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. [Skripsi]. Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Kartikawati SM. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan oleh Masyarakat

Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan Gunung Meratus,

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tesis pada Sekolah Pascasarjana IPB.

Bogor. Tidak diterbitkan.

Kartiwa S, Martowikrido W. 1992. Hubungan antara Tumbuhan dan Manusia

Dalam Upacara Adat di Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya

Nasional Etnobotani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Bogor. Hal:

149-155.

Krebs CJ. 1978. Ecological Methodology. Harper & Row Publisher. New York.

Kusmana. 1997. Metode Survey Vegetasi. PT Penerbit Institut Pertanian Bogor.

Lemmens RMHJ, Soetjipto NW, Van Der Zwan RP, Parren M. 1999. Sumber

Daya Nabati Asia Tenggara 3 Tumbuh-tumbuhan Penghasil Pewarna dan

Tanin. PROSEA Indonesia. Bogor.

Ludwig JA, Reynold JF. 1988. Statistical Ecology. New York: Jhon Wiley and

Sons.

Marsono D. 1991. Potensi dan Kondisi Hutan Hujan Tropika Basah di Indonesia.

Buletin Instiper Volume 2. No. 2. Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta.

Magurran AE. 1988. Statistical Ecology. New York: Jhon Wiley and Sons.

Odum EHLM. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan

dari buku Fundamentals of Ecology. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Poerwadarminto WJS. 1983. Kamus Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka. Jakarta.

Purwanto Y, Walujo EB. 1992. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Tradisional

oleh Masyarakat Tanimbar-Kei. Media Konservasi Vol. IV(2), Juni : 99-

112.

Ratnasari J. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Penebar Swadaya. Jakarta.

Resosoedarmo S, Kartawinata K, dan Soegiarto A. 1986. Pengantar Ekologi.

Bandung: Remadja Rosda Karya.

Page 90: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Sastrapradja O, Sutisna U, Kalima T. 1992. Keanekaragaman Pemanfaatan Jenis-

Jenis Pohon Dipterocarpaceae oleh Penduduk Asli di Indonesia. Prosiding

Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional

RI. Bogor. Hal: 344-357.

Soegiri J, Ilyas HS, Damayanti. 1990. Mengenal Beberapa Jenis Hijauan.

Direktorat Bina Produksi Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta.

Soerianegara I, Indrawan A. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Jurusan Manajemen

Hutan, Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suhartrislakhadi D. 2007. Konservasi Sumberdaya Genetik Tanaman Hutan.

Buletin Konservasi Alam Vol. VII (2), Juni : 22-27.

Sutarno H. 1996. Paket Modul Partisipatif Pemberdayaan Jenis Pohon dalam

Sistem Wanatani. Prosea Indonesia. Yayasan Prosea. Bogor.

Widjaja, Elizabeth A, Uway WM, Sutikno SU. 1988. Tumbuhan Anyaman

Indonesia. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Yusri A, Puspitasari AY, Hidayati S, Nilasari I, Susantyo JM, Anggana AF,

Husein F, Darda AG. 2010. Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapang

Profesi Taman Nasional Gunung Merapi. Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai

Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. dalam

Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika

Indonesia. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 91: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

LAMPIRAN

Page 92: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lam

pira

n 1

Peta L

okasi P

enelitia

n (T

am

an

Nasio

nal G

unu

ng M

erapi)

Page 93: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 2 Daftar Nama Spesies Tumbuhan yang Ditemukan di Kawasan TNGM

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

1 Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. Fabaceae Pohon

2 Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. Euphorbiaceae Pohon

3 Anggring Trema cannabina Lour. Ulmaceae Pohon

4 Apit Clerodendrum sp. Verbenaceae Pohon

5 Balungan Dysoxylum arborescens Miq. Meliaceae Pohon

6 Banyon Pilea trinervia Wight. Urticaceae Herba

7 Belimbing Kosek Acronychia trifoliata Zoll. Rutaceae Pohon

8 Bendo Artocarpus elastica Reinw. Moraceae Pohon

9 Bilung Kebo Begonia hirtella Link. Begoniaceae Herba

10 Bonglu – – Epifit

11 Bubukuan Strobilanthes cernus Blume Acanthaceae Herba

12 Cemara Casuarina junghuhniana Miq. Casuarinaceae Pohon

13 Cepokogeni Rhododendron javanicum Benn. Ericaceae Semak

14 Cicit – – Herba

15 Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. Fabaceae Pohon

16 Dempul Glochidion arborescens Bl. Euphorbiaceae Pohon

17 Dilem Pogostemon hortensis Backer. Lamiaceae Herba

18 Dlundung Gunung Pouzolzia viminea Wedd. Urticaceae Pohon

19 Dok Sterculia macrophylla Vent. Sterculiaceae Pohon

20 Duwet Eugenia cumini Merr. Myrtaceae Pohon

21 Edelweiss Anaphalis javanica (Bl.) Boerl. Asteraceae Herba

22 Gambas Sechium edule Sw. Cucurbitaceae Liana

23 Ganen Clidentia hirta Don. Melastomataceae Herba

24 Ganon Marumia muscosa Bl. Melastomataceae Herba

25 Gesik Elaeocarpus pierrei K.& V. Elaeocarpaceae Pohon

26 Girang Leea Aequata Linn. Vitaceae Herba

27 Gondang Ficus variegata Bl. Moraceae Pohon

28 Gundi Lespedeza junghuhniana Bakh.f. Fabaceae Herba

29 Ipik Ficus superba Miq. Moraceae Epifit

73

Page 94: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

30 Irengan Eupatorium riparium Reg. Asteraceae Herba

31 Jalumampang Epipremnun pinnatum Engl. Araceae Epifit

32 Jirek Symplocos cochinchinensis (Lour.) Moore Symplocaceae Pohon

33 Jokotuo Scoparia dulcis L. Scrophulariaceae Perdu

34 Kajar – – Herba

35 Kaliandra Calliandra calothyrsus Meissn. Fabaceae Perdu

36 Kayu Manis Cinnamomum burmannii (Nees &Th. Nees) Lauraceae Pohon

37 Kebak Ficus alba Reinw. Moraceae Pohon

38 Kecutan – Herba

39 Kedoyo Amoora aphanamixis Roem & Schult Meliaceae Pohon

40 Kedupai Mischocarpus oppositifolius (Lour.) Merr. Sapindaceae Pohon

41 Kedupu – – Pohon

42 Kemaduh Laportes stimulans Miq. Urticaceae Pohon

43 Kemiren/klepon /miren Thespesia lampas Dalz & Gibs Malvaceae Perdu

44 Kendung Helicia javanica Bl. Protaceae Pohon

45 Ketepeng Cassia alata Linn. Fabaceae Liana

46 Kina Cinchona pubescens Vahl. Rubiaceae Pohon

47 Klanti – – Herba

48 Kleci Caesalpinia crista Linn. Fabaceae Pohon

49 Kopi Coffea robusta Lindl. Ex. De Willd. Rubiaceae Pohon

50 Koyam Acalypha caturus Bl. Euphorbiaceae Herba

51 Krembi Homalanthus populneus Pax Euphorbiaceae Pohon

52 Lempuyang Zingiber aromaticum Val. Zingiberaceae Herba

53 Lenglengan Leucas lavandulifolia R.Br. Lamiaceae Herba

54 Lodo Symplocos javanica (Bl.) Kurz. Symplocaceae Pohon

55 Lodo Hutan Piper sulcatum Blume Piperaceae Herba

56 Lombokan/srunen/telasian Eupatorium riparium Regel Asteraceae Herba

57 Lotro Wendlandia glabrata DC. Rubiaceae Pohon

58 Lumut/cakarayam Boerhaavia erecta L. Nyctaginaceae Herba

74

Lampiran 2 (Lanjutan)

Page 95: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

59 Manisrejo Vaccinium varingfolium Miq. Ericaceae Perdu

60 Marong Cratoxylon clandestinum Dyer. Guttiferaceae Pohon

61 Nangkaan Litsea diversifolia Blume Lauraceae Pohon

62 Pakis Kadut Polystichum obtusum J.Sm. Aspidiaceae Herba

63 Pakis Kere – – Herba

64 Pare Hutan Momordica chorantia Linn. Cucurbitaceae Liana

65 Pasang Quercus sundaica Blume Fagaceae Pohon

66 Pasang abang/pasang kletak Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus.ex Soepadmo Fagaceae Pohon

67 Penjirit Rauvolfia serpentina (L.) Benth. ex Kurz. Apocynaceae Herba

68 Petungan Ijo Commelina benghalensis Linn. Commelinaceae Herba

69 Pinus Pinus merkusii Jungh & De Vr Pinaceae Pohon

70 Pohon Meniran – – Pohon

71 Prian Maesa tetrandra (Roxb.) DC. Myrsinaceae Pohon

72 Pung Dichrostachys cinerea W & A. Fabaceae Pohon

73 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. Theaceae Pohon

74 Rasamala Altingia excelsa Noronha. Hamamelidaceae Pohon

75 Rembet Rubus moluccanus L. Rosaceae Liana

76 Rumput Bason Paspalaum conyugatum Poaceae Herba

77 Rumput Blaba'ang Arundinella nepalensis Trin. Poaceae Herba

78 Rumput Cowean Otelia alismoides Pers. Hydrocharitaceae Herba

79 Rumput Gajian Panicum distachyum Linn. Poaceae Herba

80 Rumput Grepak Polytoca bracteata R.Br. Poaceae Herba

81 Rumput Kulonjono Pennisetum purpureum Schum. Poaceae Herba

82 Rumput Teki Cyperus rotundus Linn. Cyperaceae Herba

83 Sampang Evodia latifolia Dc. Rutaceae Pohon

84 Sapen Buddleja asiatica Lour. Loganiaceae Perdu

85 Sarangan Castanopsis argentea Bl. Fagaceae Pohon

86 Selimpet Schismatoglottis calyptrata Z&M Araceae Herba

87 Sembung Blumea balsamifera Dc. Asteraceae Pohon

75

Lampiran 2 (Lanjutan)

Page 96: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

88 Semutan Glochidion rubrum Blume Euphorbiaceae Pohon

89 Sonto Sarcosperma sp. Sarcospermaceae Pohon

90 Sowo Engelhardia spicata Blume Juglandaceae Pohon

91 Talas-talasan Colocasia sibthorpioides Lmk. Araliaceae Herba

92 Tambal Persea rimosa (Bl.) Kosterm. Lauraceae Pohon

93 Tanganan Schefflera polybotrya Koord. Araliaceae Pohon

94 Tanganan Melicope latifolia (DC.) T.G.Hartley Rutaceae Pohon

95 Tanganan Trevesia sundaica Miq. Araliaceae Pohon

96 Tebonan Polygonum chinense L. Polygonaceae Herba

97 Tepus Achasma megalochilos Griff. Zingiberaceae Herba

98 Trawas Litsea odorifera Val. Lauraceae Herba

99 Tutup Mallotus rhizinoides Muell. Euphorbiaceae Pohon

100 Uciuji Kebo Basella rubra Linn. Basellaceae Herba

101 Umbel-umbelan Saurauia bracteosa DC. Actinidiaceae Pohon

102 Urang-urangan Villebrunea rubescens Blume. Urticaceae Pohon

103 Waderan Corchorus acutangulus Lamk. Tiliaceae Herba

104 Walik Angin Mallotus paniculata Muell. Euphorbiaceae Pohon

105 Wilodo Banyu Ficus lepicarpa Blume Moraceae Pohon

106 Wilodo Jowo Ficus fulva Elmer. Moraceae Pohon

107 Wiung Turpinia sphaerocarpa Hassk. Staphyleaceae Pohon

108 Woang Prunus javanica (T.& B.) Miq. Rosaceae Pohon

76

Lampiran 2 (Lanjutan)

Page 97: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 3 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. 250 5,26 0,1 7,14 12,40

2 Kemaduh Laportes stimulans Miq. 750 15,78 0,3 21,42 37,21

3 Kendung Helicia javanica Bl. 750 15,78 0,2 14,28 30,07

4 Kina Cinchona pubescens Vahl. 1.000 21,05 0,3 21,42 42,48

5 Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus.ex Soepadmo 500 10,52 0,1 7,14 17,66

6 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 500 10,52 0,1 7,14 17,66

7 Rasamala Altingia excelsa Noronha. 500 10,52 0,1 7,14 17,66

8 Tanganan Melicope latifolia (DC.) T.G.Hartley 500 10,52 0,2 14,28 24,81

Jumlah 4.750 100,00 1,4 100,00 200,00

Lampiran 4 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah,, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Kendung Helicia javanica Bl. 40 3,57 0,1 9,09 12,66

2 Kina Cinchona pubescens Vahl. 480 42,85 0,5 45,45 88,31

3 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 560 50 0,4 36,36 86,36

4 Rasamala Altingia excelsa Noronha. 40 3,57 0,1 9,09 12,66

Jumlah 1.120 100,00 1,1 100,00 200,00

Lampiran 5 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 70 41,17 0,2 28,57 1,06 41,46 111,21

2 Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. 10 5,88 0,1 14,28 0,08 3,16 23,32

3 Bendo Artocarpus elastica Reinw. 10 5,88 0,1 14,28 0,15 6,11 26,28

4 Kina Cinchona pubescens Vahl. 70 41,17 0,2 28,57 0,97 37,77 107,52

5 Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus.ex Soepadmo 10 5.88 0,1 14,28 0,29 11,48 31,65

Jumlah 170 100,00 0,7 100,00 2,57 100,00 300,00

77

Page 98: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 6 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 Bendo Artocarpus elastica Reinw. 5 2,98 0,5 2,98 2,32 7,67 13,64

2 Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 2,5 1,49 0,25 1,49 0,24 0,79 3,77

3 Kayu Manis Cinnamomum burmannii (Nees &Th. Nees) 2,5 1,49 0,25 1,49 0,21 0,69 3,68

4 Kina Cinchona pubescens Vahl. 22,5 13,43 2,25 13,43 1,18 3,91 30,77

5 Jirek Symplocos cochinchinensis (Lour.) Moore 5 2,98 0,5 2,98 0,21 0,70 6,67

6 Pasang Quercus sundaica Blume 5 2,98 0,5 2,98 0,33 1,11 7,08

7 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 30 17,91 3 17,91 4,62 15,23 51,05

8 Rasamala Altingia excelsa Noronha 95 56,71 9,5 56,71 21,21 69,88 183,31

Jumlah 167 100,00 16.75 100,00 30,35 100,00 300,00

Lampiran 7 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Cakar ayam Boerhaavia erecta L. 12.250 37,12 0,4 23,52 60,65

2 Girang Leea Aequata Linn. 250 0,75 0,1 5,88 6,63

3 Kajar - 750 2,27 0,1 5,88 8,15

4 Koyam Acalypha caturus BL. 250 0,75 0,1 5,88 6,63

5 Lombokan Eupatorium riparium Regel 12.500 37,87 0,4 23,52 61,40

6 Slimpet Schismatoglottis calyptrata Z&M 6.000 18,18 0,5 29,41 47,59

7 Talas-talasan Colocasia sibthorpioides Lmk. 1.000 3,03 0,1 5,88 8,91

Jumlah 33.000 100,00 1,7 100,00 200,00

Lampiran 8 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Kaliandra Calliandra calothyrsus Meissn. 5.750 100 0,7 100 200

Jumlah 5.750 100,00 0,7 100,00 200,00

78

Page 99: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 9 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat epifit pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Jalu Mampang Epipremnun pinnatum Engl. 2,50 100 0,1 100 200

Jumlah 2,50 100,00 0,1 100,00 200,00

Lampiran 10 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Rembetan Rubus moluccanus L. 15 100 0,6 100 200

Jumlah 15 100,00 0,6 100,00 200,00

Lampiran 11 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Kopi Coffea robusta Lindl. Ex. De Willd. 250 9.52 0,1 18,18 27,70

2 Kedupu - 125 4.76 0,05 9,09 13,85

3 Kemaduh Laportes stimulans Miq. 1.500 57.14 0,25 45,45 102,59

4 Tanganan Trevesia sundaica Miq. 375 14.28 0,1 18,18 32,46

5 Wilodo Jowo Ficus fulva Elmer. 375 14.28 0,05 9,09 23,37

Jumlah 2.625 100,00 0,55 100,00 200,00

Lampiran 12 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Kedupu - 20 1,20 0,05 3,22 4,43

2 Kemaduh Laportes stimulans Miq. 960 57,83 0,60 38,70 96,54

3 Kopi Coffea robusta Lindl. Ex. De Willd. 160 9,63 0,35 22,58 32,21

4 Sampang Evodia latifolia Dc. 20 1,20 0,05 3,22 4,43

5 Tanganan Trevesia sundaica Miq. 20 1,20 0,05 3,22 4,43

6 Urang-urangan Villebrunea rubescens Blume. 440 26,50 0,35 22,58 49,08

7 Wilodo Jowo Ficus fulva Elmer. 40 2,40 0,1 6,45 8,86

Jumlah 1.660 100,00 1,55 100,00 200,00

79

Page 100: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 13 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 Kedupu - 10 14,28 0,2 16,66 0,22 19,86 50,81

2 Kemaduh Laportes stimulans Miq. 10 14,28 0,2 16,66 0,24 21,77 52,72

3 Sampang Evodia latifolia Dc. 10 14,28 0,2 16,66 0,22 20,16 51,11

4 Tanganan Trevesia sundaica Miq. 10 14,28 0,2 16,66 0,08 8,01 38,96

5 Urang-urangan Villebrunea rubescens Bl. 10 14,28 0,2 16,66 0,08 7,76 38,72

6 Wilodo Banyu Ficus lepicarpa Blume 15 21,42 0,1 8,33 0,19 17,79 47,56

7 wilodo Jowo Ficus fulva Elmer. 5 7,14 0,1 8,33 0,05 4,61 20,09

Jumlah 70 100,00 1,2 100,00 1,11 100,00 300,00

Lampiran 14 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 115 48,93 1 25,31 18,44 67,08 141,34

2 Dok Ficus fulva Reinw. 2,5 1,06 0,10 2,53 0,18 0,66 4,26

3 Gondang Ficus variegata Bl. 2,5 1,06 0,10 2,53 1,13 4,12 7,72

4 Kedupu - 10 4,25 0,40 10,12 0,91 3,31 17,69

5 Kemaduh Laportes stimulans Miq. 1,25 0,53 0,05 1,26 0,03 0,14 1,94

6 Krembi Homalanthus populneus Pax. 1,25 0,53 0,05 1,26 0,06 0,24 2,04

7 Lotro Wendlandia glabrata DC. 3,75 1,59 0,15 3,79 0,25 0,92 6,31

8 Pohon Meniran - 1,25 0,53 0,05 1,26 0,12 0,44 2,24

9 Sampang Evodia latifolia Dc. 55 23,40 0,80 20,25 2,77 10,08 53,74

10 Semutan Glochidion rubrum Bl. 18,75 7,97 0,65 16,45 1,96 7,15 31,59

11 Tanganan Trevesia sundaica Miq. 1,25 0,53 0,05 1,26 0,05 0,19 1,99

12 Tutup Mallotus rhizinoides Muell. 7,5 3,19 0,15 3,79 0,52 1,90 8,89

13 Umbel-umbelan Saurauia bracteosa DC. 5 2,12 0.20 5,06 0,62 2,28 9,47

14 Urang-urangan Villebrunea rubescens Bl. 1,25 0,53 0,05 1,26 0,03 0,14 1,94

15 Wilodo Banyu Ficus lepicarpa Blume 6,25 2,65 0,05 1,26 0,26 0,98 4,90

16 Wilodo Jowo Ficus fulva Elmer. 2,5 1,06 0,10 2,53 0,07 0,27 3,87

Jumlah 235 100,00 3,95 100,00 27,49 100,00 300,00

80

Page 101: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 15 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Bilung Kebo Begonia hirtella Link. 5.125 9,42 0,30 10,16 19,59

2 Cicit - 250 0,45 0,05 1,69 2,15

3 Cowean Otelia alismoides Pers. 250 0,45 0,05 1,69 2,15

4 Kecutan - 875 1,60 0,35 11,86 13,47

5 Rumput Kulonjono Pennisetum purpureum Schum. 375 0,68 0,05 1,69 2,38

6 Lempuyang Zingiber aromaticum Val. 500 0,91 0,15 5,08 6,00

7 Lodo Hutan Piper sulcatum Blume 375 0,68 0,10 3,38 4,07

8 Pakis Kere - 3.125 5,74 0,10 3,38 9,13

9 Petungan Ijo Commelina benghalensis Linn. 4.750 8,73 0,30 10,16 18,90

10 Rumput Bason Paspalaum conyugatum 9.125 16,78 0,30 10,16 26,95

11 Rumput Cowean Otelia alismoides Pers. 375 0,68 0,05 1,69 2,38

12 Srunen Eupatorium riparium Regel 23.000 42,29 0,70 23,72 66,02

13 Tepus Achasma megalochilos Griff. 4.875 8,96 0,25 8,47 17,44

14 Uciuji Kebo Basella rubra Linn. 1.000 1,83 0,15 5,08 6,92

15 Waderan Corchorus acutangulus Lamk. 375 0,68 0,05 1,69 2,38

Jumlah 54.375 100,00 2,95 100,00 200,00

Lampiran 16 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Jokotuo Scoparia dulcis L. 1.375 68,75 0,20 80 148,75

2 Kedoyo Amoora aphanamixis Roem & Schult 625 31,25 0,05 20 51,25

Jumlah 2.000 100,00 0,25 100,00 200,00

Lampiran 17 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat epifit pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Bonglu - 3,75 37,5 0,15 42,85 80,35

2 Ipik Ficus superba Miq. 5 50 0,15 42,85 92,85

3 Jalumampang Epipremnun pinnatum Engl. 1,25 12,5 0,05 14,28 26,78

Jumlah 10 100,00 0,35 100,00 200,00 81

Page 102: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 18 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Brembet Rubus moluccanus L. 18,75 93,75 0,25 83,33 177,08

2 Pare Hutan Momordica chorantia Linn. 1,25 6,25 0,05 16,66 22,91

Jumlah 20 100,00 0,3 100,00 200,00

Lampiran 19 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 166,67 11,11 0,03 12,50 23,61

2 Lodo Symplocos javanica (Bl.) Kurz. 83,33 5,56 0,03 12,50 18,06

3 Pasang Quercus sundaica Blume 916,67 61,11 0,10 37,50 98,61

4 Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) 83,33 5,56 0,03 12,50 18,06

5 Sowo Engelhardia spicata Blume 83,33 5,56 0,03 12,50 18,06

6 Wilodo Ficus fulva Elmer. 166,67 11,11 0,03 12,50 23,61

Total 1.500 100,00 0,27 100,00 200,00

Lampiran 20 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Cemara Casuarina junghuhniana Miq. 13,33 1,79 0,03 3,70 5,49

2 Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 13,33 1,79 0,03 3,70 5,49

3 Dempul Glochidion arborescens Bl. 40,00 5,36 0,03 3,70 9,06

4 Lodo Symplocos javanica (Bl.) Kurz. 40,00 5,36 0,07 7,41 12,76

5 Lotro Wendlandia glabrata DC. 13,33 1,79 0,03 3,70 5,49

6 Pasang Quercus sundaica Blume 146,67 19,64 0,10 11,11 30,75

7 Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus.ex Soepadmo 106,67 14,29 0,13 14,81 29,10

8 Prian Maesa tetrandra (Roxb.) DC. 120,00 16,07 0,10 11,11 27,18

9 Sowo Engelhardia spicata Blume 133,33 17,86 0,20 22,22 40,08

10 Walik Angin Mallotus paniculata Muell. 13,33 1,79 0,03 3,70 5,49

11 Wilodo Ficus fulva Elmer. 93,33 12,50 0,10 11,11 23,61

12 Woang Prunus javanica (T.& B.) Miq. 13,33 1,79 0,03 3,70 5,49

Total 746,67 100,00 0.90 100,00 200.00 82

Page 103: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 21 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. 16,67 6,67 0,10 8.11 0,22 5,47 20,24

2 Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 6,67 2,67 0,07 5,41 0,09 2,28 10,35

3 Dempul Glochidion arborescens Bl. 23,33 9,33 0,17 13,51 0,36 8,88 31,72

4 Lodo Symplocos javanica (Bl.) 6,67 2,67 0,03 2.70 0.09 2.31 7.67

5 Lotro Wendlandia glabrata DC. 6,67 2,67 0,07 5,41 0,12 3,10 11,18

6 Pasang Quercus sundaica Blume 66,67 26,67 0,17 13,51 1,09 27,03 67,21

7 Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus.ex Soepadmo 56,67 22,67 0,27 21,62 0,92 22,97 67,25

8 Puspa Schima Wallichii (DC.) Korth. 6,67 2,67 0,07 5,41 0,12 2,95 11,02

9 Sembung Blumea balsamifera Dc. 3,33 1,33 0,03 2,70 0,08 1,93 5,96

10 Sowo Engelhardia spicata Bl. 56,67 22,67 0,27 21,62 0,93 23,09 67,38

Total 250 100,00 1,23 100,00 4,02 100,00 300

Lampiran 22 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 2,50 1,10 2,50 3 0,27 1,64 5,74

2 Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. 0,83 0,37 0,83 1 0,03 0,20 1,56

3 Anggring Trema cannabina Lour. 0,83 0,37 0,83 1 0,03 0,20 1,56

4 Apit Clerodendrum sp. 1,67 0,73 0,83 1 0,09 0,54 2,27

5 Cemara Casuarina junghuhniana Miq. 10,83 4,76 6,67 8 0,67 3,99 16,75

6 Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 16,67 7,33 7,50 9 2,94 17,65 33,98

7 Dempul Glochidion arborescens Bl. 17,50 7,69 10,00 12 0,98 5,87 25,56

8 D. Gunung Pouzolzia viminea Wedd. 1,67 0,73 0,83 1 0,07 0,44 2,17

9 Gesik Elaeocarpus pierrei K.& V. 1,67 0,73 0,83 1 0,09 0,54 2,27

10 Kebak Ficus alba Reinw. 1,67 0,73 1,67 2 0,20 1,18 3,91

11 Kleci Caesalpinia crista Linn. 0,83 0,37 0,83 1 0,04 0,23 1,60

12 Krembi Homalanthus populneus Pax. 2,50 1,10 2,50 3 0,16 0,97 5,07

13 Lodo Symplocos javanica (Bl.) 5,00 2,20 3,33 4 0,48 2,91 9,11

14 Lotro Wendlandia glabrata DC. 1,67 0,73 1,67 2 0,08 0,45 3,18

15 Marong Cratoxylon clandestinum Dyer. 0,83 0,37 0,83 1 0,15 0,89 2,26 83

Page 104: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

16 Pasang Quercus sundaica Blume 43,33 19,05 8,33 10 2,49 14,96 44,01

17 Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus.ex Soepadmo 80,00 35,16 13,33 16 4,70 28,23 79,39

18 Pinus Pinus merkusii Jungh & De Vr 4,17 1,83 2,50 3 0,77 4,61 9,45

19 Pung Dichrostachys cinerea W & A. 1,67 0,73 1,67 2 0,15 0,92 3,65

20 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 4,17 1,83 3,33 4 0,27 1,61 7,44

21 Sarangan Castanopsis argentea Bl. 1,67 0,73 0,83 1 0,14 0,83 2,57

22 Sembung Blumea balsamifera Dc. 7,50 3,30 2,50 3 0,36 2,19 8,48

23 Sowo Engelhardia spicata Bl. 15,83 6,96 6,67 8 1,21 7,24 22,20

24 Trawas Litsea odorifera Val. 0,83 0,37 0,83 1 0,04 0,23 1,59

25 Wiung Turpinia sphaerocarpa Hassk. 1,67 0,73 1,67 2 0,25 1,50 4,23

Total 227,5 100,00 83,33 100,00 16,66 100,00 300

Lampiran 23 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Banyon Pilea trinervia Wight. 1.083,33 3,33 0,10 8,11 11,44

2 Dilem Pogostemon hortensis Backer. 250,00 0,77 0,03 2,70 3,47

3 Ganen Clidentia hirta Don. 83,33 0,26 0,03 2,70 2,96

4 Ganon Marumia muscosa BL 166,67 0,51 0,03 2,70 3,22

5 Klanti - 500,00 1,54 0,03 2,70 4,24

6 Lombokan Eupatorium riparium Regel 27.000,00 83,08 0,77 62,16 145,24

7 Lumut Boerhaavia erecta L. 833,33 2,56 0,03 2,70 5,27

8 Pakis Kadut Polystichum obtusum J.Sm. 1.750,00 5,38 0,13 10,81 16,20

9 Rumput Gajian Panicum distachyum Linn. 583,33 1,79 0,03 2,70 4,50

10 Rumput Teki Cyperus rotundus Linn. 250,00 0,77 0,03 2,70 3,47

Total 32.500 100,00 1,23 100,00 200,00

Lampiran 24 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Klepon / miren Thespesia lampas Dalz & Gibs 8166,67 100 0,37 100 200

Total 8166.67 100,00 0,37 100,00 200,00 84

Lampiran 22 (lanjutan)

Page 105: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 25 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan tengah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Gambas Sechium edule Sw. 0,83 6,67 3,33 10,00 16,67

2 Ketepeng Cassia alata Linn. 4,17 33,33 10,00 30,00 63,33

3 Rembatan Rubus moluccanus L. 5,00 40,00 16,67 50,00 90,00

Total 10 100,00 30 100,00 200

Lampiran 26 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 166,67 100 0,07 100 200

Jumlah 166.67 100,00 0.07 100,00 200,00

Lampiran 27 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 533,33 44,44 0,53 57,14 101,59

2 Gesik Elaeocarpus pierrei K.& V. 666,67 55,56 0,40 42,86 98,41

Jumlah 1200 100,00 0,93 100,00 200,00

Lampiran 28 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 73,33 32,35 0,47 43,75 1,30 38,15 114,26

2 Gesik Elaeocarpus pierrei K.& V. 133,33 58,82 0,47 43,75 1,89 55,53 158,11

3 Tanganan Schefflera polybotrya Koor. 6,67 2,94 0,07 6,25 0,06 1,80 10,99

4 Cemara Casuarina junghuhniana Miq. 13,33 5,88 0,07 6,25 0,15 4,51 16,64

Jumlah 226,67 100,00 1,07 100,00 3,41 100,00 300,00

Lampiran 29 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 AkasiaDegurn Acacia decurrens Willd. 58,33 77,78 0,60 64,29 3,83 81,11 223,18

2 Cemara Casuarina junghuhniana Miq. 6,67 8,89 0,13 14,29 0,47 9,91 33,09

3 Gesik Elaeocarpus pierrei K.& V. 10,00 13,33 0,20 21,43 0,42 8,97 43,73

Jumlah 75 100,00 0,93 100,00 4,72 100,00 300,00 85

Page 106: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 30 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Rumput Grepak Polytoca bracteata R.Br. 11.166,67 26,48 0,33 15,63 42,11

2 Telasian Eupatorium riparium Regel 24.666,67 58,50 0,80 37,50 96,00

3 Tebonan Polygonum chinense L. 2.166,67 5,14 0,27 12,50 17,64

4 Uciuji Basella rubra Linn. 500,00 1,19 0,07 3,13 4,31

5 Pakis kadut Polystichum obtusum J.Sm. 166,67 0,40 0,07 3,13 3,52

6 Lenglengan Leucas lavandulifolia R.Br. 166,67 0,40 0,07 3,13 3,52

7 Ganon Marumia muscosa BL 1.833,33 4,35 0,27 12,50 16,85

8 Gundi Lespedeza junghuhniana B 1.500,00 3,56 0,27 12,50 16,06

Jumlah 42.166,67 100,00 2,13 100,00 200,00

Lampiran 31 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semak pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Cepokogeni Rhododendron javanicum Benn. 333,33 100 0,07 100 200

Jumlah 333,33 100,00 0,07 100,00 200,00

Lampiran 32 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Manisrejo Vaccinium varingfolium Miq. 1.500,00 19,15 0,20 25,00 44,15

2 Sapen Buddleja asiatica Lour. 500,00 6,38 0,13 16,67 23,05

3 Miren Thespesia lampas Dalz & Gibs 5.833,33 74,47 0,47 58,33 132,80

Jumlah 7.833,33 100,00 0,80 100,00 200,00

Lampiran 33 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Rembetan Rubus moluccanus L. 45 100 0,40 100 200

Jumlah 45 100,00 0.40 100,00 200,00

86

Page 107: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 34 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Kina Cinchona pubescens Vahl. 750 33,33 0,1 20 53,33

2 Woang Prunus javanica (T.& B.) Miq. 250 11,11 0,1 20 31,11

3 Pasang Quercus sundaica Blume 500 22,22 0,1 20 42,22

4 Pasang abang Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus.ex Soepadmo 500 22,22 0,1 20 42,22

5 Duwet Eugenia cumini Merr. 250 11,11 0,1 20 31,11

Jumlah 2.250 100,00 0.5 100,00 200,00

Lampiran 35 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Kina Cinchona pubescens Vahl. 80 15,38 0,2 28,57 43,96

2 Rasamala Altingia excelsa Noronha. 40 7,69 0,1 14,29 21,98

3 Belimbing Kosek Acronychia trifoliata Zoll. 40 7,69 0,1 14,29 21,98

4 Kendung Helicia javanica Bl. 80 15,38 0,1 14,29 29,67

6 Duwet Eugenia cumini Merr. 200 38,46 0,1 14,29 52,75

7 Kemaduh Laportes stimulans Miq. 80 15,38 0,1 14,29 29,67

Jumlah 520 100,00 0,7 100,00 200,00

Lampiran 36 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat tiang pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. 80 7,69 0,2 15,38 0,87 4,57 27,65

2 Kendung Helicia javanica Bl. 80 7,69 0,2 15,38 0,57 2,99 26,07

3 Kina Cinchona pubescens Vahl. 680 65,38 0,5 38,46 13,46 71,09 174,94

4 Pasang abang Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus.ex Soepadmo 120 11,54 0,2 15,38 2,72 14,38 41,30

5 Pung Dichrostachys cinerea W & A 40 3,85 0,1 7,69 0,69 3,64 15,17

6 Sarangan Castanopsis argentea Bl. 40 3,85 0,1 7,69 0,63 3,33 14,87

Jumlah 1.040 100,00 1,3 100,00 18,94 100,00 300,00

87

Page 108: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 37 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pohon pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) D (m2/ha) DR (%) INP (%)

1 Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. 7,5 3,23 0,7 15,56 0,52 2,22 21,00

2 Balungan Dysoxylum arborescens Miq. 10 4,30 0,1 2,22 0,71 3,03 9,56

3 Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 17,5 7,53 0,5 11,11 1,97 8,40 27,04

4 Kedupai Mischocarpus oppositifolius (Lour.) Merr. 7,5 3,23 0,2 4,44 0,49 2,11 9,78

5 Kendung Helicia javanica Bl. 15 6,45 0,4 8,89 0,97 4,13 19,47

6 Kina Cinchona pubescens Vahl. 60 25,81 0,5 11,11 4,07 17,33 54,25

7 Marong Cratoxylon clandestinum Dyer. 15 6,45 0,3 6,67 0,87 3,70 16,82

8 Nangkaan Litsea diversifolia Blume 7,5 3,23 0,2 4,44 0,94 4,00 11,67

9 Pasang Abang Lithocarpus elegans (Bl.) 32,5 13,98 0,5 11,11 3,58 15,25 40,34

10 Pung Dichrostachys cinerea W & A. 7,5 3,23 0,3 6,67 0,68 2,88 12,77

11 Rasamala Altingia excelsa Noronha. 45 19,35 0,7 15,56 8,17 34,79 69,70

12 Tambal Persea rimosa (Bl.) Kosterm. 7,5 3,23 0,1 2,22 0,51 2,16 7,60

Jumlah 232,5 100,00 4,5 100,00 23,49 100,00 300,00

Lampiran 38 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Lombokan Eupatorium riparium Regel 22.250 66,92 0,8 44,44 111,36

2 Waderan Corchorus acutangulus Lamk. 2.000 6,02 0,3 16,67 22,68

3 Tebonan Polygonum chinense L. 500 1,50 0,2 11,11 12,61

4 Irengan Eupatorium riparium Reg. 6.250 18,80 0,1 5,56 24,35

5 Selimpet Schismatoglottis calyptrata Z&M 1.750 5,26 0,2 11,11 16,37

6 Bubukuan Strobilanthes cernus Blume 250 0,75 0,1 5,56 6,31

7 Penjirit Rauvolfia serpentina (L.) Benth. ex Kurz. 250 0,75 0,1 5,56 6,31

Jumlah 33.250 100,00 1,8 100,00 200,00

Lampiran 39 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Kemiren Thespesia lampas Dalz & Gibs 360 100 0,2 100 200

Jumlah 360 100,00 0,2 100,00 200,00 88

Page 109: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 40 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat liana pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Rembet Rubus moluccanus L. 5 100 0,1 100 200

Jumlah 5 100,00 0,1 100,00 200,00

Lampiran 41 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat semai pada zona inti 1 tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 500 100 0,2 100 200

Jumlah 500 100,00 0,2 100,00 200,00

Lampiran 42 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat pancang pada zona inti 1 tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 240 42,86 0,4 66,67 109.52

2 Sonto Sarcosperma sp. 320 57,14 0,2 33,33 90.48

Jumlah 560 100,00 0,6 100,00 200,00

Lampiran 43 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat herba pada zona inti 1 tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Lenglengan Leucas lavandulifolia R.Br. 2.000 2,61 0,2 11,11 13,73

2 Telasian Eupatorium riparium Regel 6.000 7,84 0,4 22,22 30,07

3 Rumput Blaba'ang Arundinella nepalensis Trin. 62.500 81,70 0,8 44,44 126,14

4 Edelweiss Anaphalis javanica (Bl.) Boerl. 4.500 5,88 0,2 11,11 16,99

5 Gundi Lespedeza junghuhniana Bakh.f. 1.500 1,96 0,2 11,11 13,07

Jumlah 76.500 100,00 1,8 100,00 200,00

Lampiran 44 Daftar indeks nilai penting (INP) tingkat perdu pada zona inti 1 tipe ekosistem hutan pegunungan atas, TNGM

No Nama Lokal Nama Ilmiah K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Manisrejo Vaccinium varingfolium Miq. 4.720 100 1 100 200

Jumlah 4.720 100,00 1 100,00 200

89

Page 110: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 45 Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona pemanfaatan tipe ekosistem

hutan dataran rendah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. - - - - -

Kemaduh Laportes stimulans Miq. 0,00 -2,15 6,01 -0,16 Merata

Kendung Helicia javanica Bl. 3,33 -2,15 6,01 0,23 Mengelompok

Kina Cinchona pubescens Vahl. 1,67 -1,10 4,34 0,10 Mengelompok

Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) 10,00 -5,30 11,02 0,45 Mengelompok

Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 10,00 -5,30 11,02 0,45 Mengelompok

Rasamala Altingia excelsa Noronha. 10,00 -5,30 11,02 0,45 Mengelompok

Tanganan Melicope latifolia (DC.) T.G.Hart 0,00 -5,30 11,02 -0,08 Merata

Total 1,05 0,65 1,56 0,05 Mengelompok

Lampiran 46 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona pemanfaatan tipe ekosistem

hutan dataran rendah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Kendung Helicia javanica Bl. - - - - -

Kina Cinchona pubescens Vahl. 4,24 0,43 1,91 0,64 Mengelompok

Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 5,05 0,52 1,77 0,70 Mengelompok

Rasamala Altingia excelsa Noronha. 10,00 -5,30 11,02 0,45 Mengelompok

Total 2,14 0,78 1,36 0,55 Mengelompok

Lampiran 47 Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 5,24 -0,05 2,67 0,68 Mengelompok

Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. - - - - -

Bendo Artocarpus elastica Reinw. - - - - -

Kina Cinchona pubescens Vahl. 7,14 -0,05 2,67 0,81 Mengelompok

Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) Hatus. - - - - -

Total 1,99 0,61 1,63 0,52 Mengelompok

Lampiran 48 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon pada zona pemanfaatan tipe ekosistem

hutan dataran rendah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Bendo Artocarpus elastica Reinw. 0,00 -5,30 11,02 -0,08 Merata

Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. - - - - -

Kayu Manis Cinnamomum burmani Bl. - - - - -

Kina Cinchona pubescens Vahl. 2,22 0,21 2,25 0,49 Mengelompok

Panca kidang Symplocos cochinchinensis (Lour.) 10,00 -5,30 11,02 0,45 Mengelompok

Pasang Quercus sundaica Blume 0,00 -5,30 11,02 -0,08 Merata

Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 1,21 0,43 1,91 0,12 Mengelompok

Rasamala Altingia excelsa Noronha. 1,19 0,83 1,27 0,36 Mengelompok

Total 0,97 0,90 1,15 -0,11 Merata

Page 111: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 49 Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona pemanfaatan tipe ekosistem

hutan dataran rendah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Cakar ayam Boerhaavia erecta L. 2,55 0,87 1,21 0,58 Mengelompok

Girang Leea aequata Linn. - - - - -

Kajar - 10,00 -2,15 6,01 1,00 Mengelompok

Koyam Acalypha caturus Bl. - - - - -

Lombokan Eupatorium riparium Regel 2,95 0,87 1,20 0,60 Mengelompok

Slimpet Schismatoglottis calyptrata Z&M 2,64 0,73 1,44 0,57 Mengelompok

Talas-talasan Colocasia sibthorpioides Lmk. 10,00 -1,10 4,34 1,00 Mengelompok

Total 1,13 0,95 1,08 0,50 Mengelompok

Lampiran 50 Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan dataran rendah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Kaliandra Calliandra calothyrsus Meissn. 1,19 0,71 1,46 0,20 Mengelompok

Lampiran 51 Pola penyebaran tumbuhan tingkat epifit pada zona pemanfaatan tipe ekosistem

hutan dataran rendah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Jalu mampang Epipremnun pinnatum Engl. - - - - -

Lampiran 52 Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona pemanfaatan tipe ekosistem hutan

dataran rendah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Rembetan Rubus moluccanus L. 0 -0,26 3,00 -0,40 Merata

Lampiran 53 Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Kopi Coffea robusta Lindl. Ex.D. Willd. 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Kedupu - - - - - -

Kemaduh Laportes stimulans Miq. 4,55 0,08 2,26 0,56 Mengelompok

Tanganan Trevesia sundaica Miq. 6,67 -4,05 7,93 0,41 Mengelompok

Wilodo Ficus fulva Elmer. 20,00 -4,05 7,93 1,00 Mengelompok

Total 1,17 0,96 1,06 0,50 Mengelompok

Lampiran 54 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Kedupu Casuarina junghuhniana Miq. - - - - -

Kemaduh Laportes stimulans Miq. 1,97 0,79 1,29 0,52 Mengelompok

Kopi Coffea robusta Lindl. Ex.D.Willd 0,71 -0,44 2,98 -0,10 Merata

Sampang Symplocos javanica (Bl.) Kurz. - - - - -

Tanganan Wendlandia glabrata DC. - - - - -

Urang-urangan Villebrunea rubescens Blume. 2,34 0,52 1,66 0,52 Mengelompok

Wilodo Jowo Maesa tetrandra (Roxb.) DC. 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Total 1,52 0,88 1,17 0,51 Mengelompok

Page 112: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 55 Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Kedupu - 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Kemaduh Laportes stimulans Miq. 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Sampang Evodia latifolia Dc. 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Tanganan Trevesia sundaica Miq. 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Urang-urangan Villebrunea rubescens Blume. 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Wilodo Banyu Ficus lepicarpa Blume 20,00 -4,05 7,93 1,00 Mengelompok

Wilodo Jowo Ficus fulva Elmer. - - - - -

Total 1,76 0,22 2,07 0,36 Mengelompok

Lampiran 56 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon pada zona rimba tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 1,07 0,89 1,15 0,23 Mengelompok

Dok Ficus fulva Reinw. 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Gondang Ficus variegata Bl. 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Kedupu - 0,00 -0,44 2,98 -0,35 Merata

Kemaduh Laportes stimulans Miq. - - - - -

Krembi Homalanthus populneus Pax - - - - -

Lotro Wendlandia glabrata DC. 0,00 -4,05 7,93 -0,10 Merata

Pohon Meniran - - - - - -

Sampang Evodia latifolia Dc. 1,11 0,77 1,31 0,18 Mengelompok

Semutan Glochidion rubrum Blume 0,44 0,22 2,07 -0,26 Merata

Tanganan Trevesia sundaica Miq. - - - - -

Tutup Mallotus rhizinoides Muell. 8,00 -1,02 3,77 0,63 Mengelompok

Umbel-umbelan Saurauia bracteosa DC. 0,00 -2,36 5,62 -0,15 Merata

Urang-urangan Villebrunea rubescens Bl. - - - - -

Wilodo Banyu Ficus lepicarpa Blume 20,00 -1,52 4,46 1,00 Mengelompok

Wilodo Jowo Ficus fulva Elmer. 0,00 -9,09 14,85 -0,05 Merata

Total 1,09 0,95 1,07 0,50 Mengelompok

Lampiran 57 Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Bilung Kebo Begonia hirtella Link. 4,76 0,75 1,35 0,59 Mengelompok

Cicit - 20,00 -9,09 14,85 1,00 Mengelompok

Cowean Otelia alismoides Pers. 20,00 -9,09 14,85 1,00 Mengelompok

Kecutan - 0,00 -0,68 3,31 -0,30 Merata

Rumput Kulonjono Pennisetum purpureum Sc. 20,00 -4,05 7,93 1,00 Mengelompok

Lempuyang Zingiber aromaticum Val. 3,33 -2,36 5,62 0,25 Mengelompok

Lodo Hutan Piper sulcatum Blume 6,67 -4,05 7,93 0,41 Mengelompok

Pakis Kere - 12,40 0,58 1,58 0,79 Mengelompok

Petungan Ijo Commelina benghalensis Linn. 4,10 0,73 1,37 0,57 Mengelompok

Rumput Bason Paspalaum conyugatum 3,75 0,86 1,19 0,57 Mengelompok

Rumput Cowean Otelia alismoides Pers. 20,00 -4,05 7,93 1,00 Mengelompok

Srunen Eupatorium riparium Regel 1,67 0,94 1,08 0,52 Mengelompok

Tepus Achasma megalochilos Griff. 6,21 0,73 1,36 0,63 Mengelompok

Uciuji Kebo Basella rubra Linn. 7,86 -0,44 2,98 0,64 Mengelompok

Waderan Corchorus acutangulus Lamk. 20,00 -4,05 7,93 1,00 Mengelompok

Total 1,18 0,98 1,03 0,50 Mengelompok

Page 113: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 58 Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Jokotuo Scoparia dulcis L. 4 -0,01 2,39 0,55 Mengelompok

Kedoyo Amoora aphanamixis R & S. 20 -1,52 4,46 1,00 Mengelompok

Total 3,5 0,33 1,92 0,54 Mengelompok

Lampiran 59 Pola penyebaran tumbuhan tingkat epifit pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Bonglu - 0,00 -4,05 7,93 -0,10 Merata

Ipik Ficus superba Miq. 3,33 -2,36 5,62 0,25 Mengelompok

Jalumampang Epipremnun pinnatum Engl. - - - - -

Total 2,86 -0,44 2,98 0,47 Mengelompok

Lampiran 60 Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Brembet Rubus moluccanus L. 4,76 0,28 1,99 0,58 Mengelompok

Pare Hutan Momordica chorantia Linn. - - - - -

Total 4,17 0,33 1,92 0,56 Mengelompok

Lampiran 61 Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan tengah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 30,00 -11,95 17,72 1,00 Mengelompok

Lodo Symplocos javanica (Bl.) Kurz. - - - - -

Pasang Quercus sundaica Blume 15,82 -0,30 2,67 0,74 Mengelompok

Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) - - - - -

Sowo Engelhardia spicata Blume - - - - -

Wilodo Ficus fulva Elmer. 30,00 -11,95 17,72 1,00 Mengelompok

Total 6,27 0,24 1,98 0,58 Mengelompok

Lampiran 62 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan tengah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Cemara Casuarina junghuhniana Miq. - - - - -

Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. - - - - -

Dempul Glochidion sp 30,00 -5,48 9,36 1,00 Mengelompok

Lodo Symplocos javanica (Bl.) Kurz. 10,00 -5,48 9,36 0,52 Mengelompok

Lotro Wendlandia glabrata DC. - - - - -

Pasang Quercus sundaica Blume 10,91 -0,30 2,67 0,65 Mengelompok

Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) 7,50 -0,85 3,39 0,58 Mengelompok

Prian Maesa tetrandra (Roxb.) DC. 10,83 -0,62 3,09 0,64 Mengelompok

Sowo Engelhardia spicata Blume 4,00 -0,44 2,86 0,52 Mengelompok

Walik Angin Mallotus paniculata Muell. - - - - -

Wilodo Ficus fulva Elmer. 10,00 -1,16 3,79 0,62 Mengelompok

Woang Prunus javanica (T.& B.) Miq. - - - - -

Total 1,81 0,76 1,30 0,51 Mengelompok

Page 114: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 63 Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan tengah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. 9,00 -2,24 5,18 0,58 Mengelompok

Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 0,00 -11,95 17,72 -0,04 Merata

Dempul Glochidion sp. 4,29 -1,16 3,79 0,51 Mengelompok

Lodo Symplocos javanica (Bl.) Kurz. 45,00 -11,95 17,72 1,61 Mengelompok

Lotro Wendlandia glabrata DC. 0,00 -11,95 17,72 -0,04 Merata

Pasang Quercus sundaica Blume 7,58 0,32 1,88 0,60 Mengelompok

Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) 5,29 0,19 2,05 0,56 Mengelompok

Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. 0,00 -11,95 17,72 -0,04 Merata

Sembung Blumea balsamifera Dc. - - - - -

Sowo Engelhardia spicata Blume 4,63 0,19 2,05 0,55 Mengelompok

Total 2,21 0,82 1,23 0,52 Mengelompok

Lampiran 64 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan tengah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 0,00 -5,48 9,36 -0,08 Merata

Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. - - - - -

Anggring Trema cannabina Lour. - - - - -

Apit Clerodendrum sp. 30,00 -11,95 17,72 1,00 Mengelompok

Cemara Casuarina junghuhniana Miq. 2,31 -0,08 2,39 0,47 Mengelompok

Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 3,79 0,32 1,88 0,53 Mengelompok

Dempul Glochidion sp 2,57 0,35 1,84 0,51 Mengelompok

Dl. Gunung Pouzolzia viminea Wedd. 30,00 -11,95 17,72 1,00 Mengelompok

Gesik Elaeocarpus pierrei K.& V. 30,00 -11,95 17,72 1,00 Mengelompok

Kebak Ficus alba Reinw. 0,00 -11,95 17,72 -0,04 Merata

Kleci Caesalpinia crista Linn - - - - -

Krembi Homalanthus populneus Pax 0,00 -5,48 9,36 -0,08 Merata

Lodo Symplocos javanica (Bl.) Kurz. 4,00 -1,59 4,34 0,45 Mengelompok

Lotro Wendlandia glabrata DC. 0,00 -11,95 17,72 -0,04 Merata

Marong Cratoxylon clandestinum Dyer. - - - - -

Pasang Quercus sundaica Blume 3,30 0,75 1,33 0,53 Mengelompok

Pasang Kletak Lithocarpus elegans (Bl.) 2,20 0,86 1,18 0,52 Mengelompok

Pinus Pinus merkusii Jungh & De Vr 9,00 -2,24 5,18 0,58 Mengelompok

Pung Dichrostachys cinerea W & A. 0,00 -11,95 17,72 -0,04 Merata

Puspa Schi Schima wallichii (DC.) K. 3,00 -2,24 5,18 0,24 Mengelompok

Sarangan Castanea argentea Bl. 30,00 -11,95 17,72 1,00 Mengelompok

Sembung Blumea balsamifera Dc. 7,50 -0,62 3,09 0,58 Mengelompok

Sowo Engelhardia spicata Blume 4,04 0,28 1,93 0,54 Mengelompok

Trawas Litsea odorifera Val. - - - - -

Wiung Turpinia sphaerocarpa Hassk. 0,00 -11,95 17,72 -0,04 Merata

Total 1,07 0,95 1,06 0,50 Mengelompok

Page 115: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 65 Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan tengah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Banyon Pilea trinervia Wight. 8,85 -0,08 2,39 0,62 Mengelompok

Dilem Pogostemon hortensis Backer. 30,00 -5,48 9,36 1,00 Mengelompok

Ganen Clidentia hirta Don. - - - - -

Ganon Marumia muscosa BL 30,00 -11,95 17,72 1,00 Mengelompok

Klanti - 30,00 -1,59 4,34 1,00 Mengelompok

Lombokan Eupatorium riparium Regel 1,39 0,96 1,05 0,51 Mengelompok

Lumut Boerhaavia erecta L. 30,00 -0,44 2,86 1,00 Mengelompok

Pakis Kadut Polystichum obtusum J.Sm. 10,86 0,35 1,84 0,66 Mengelompok

Rumput Gajian Panicum distachyum Linn. 30,00 -1,16 3,79 1,00 Mengelompok

Rumput Teki Cyperus rotundus Linn. 30,00 -5,48 9,36 1,00 Mengelompok

Total 1,27 0,97 1,04 0,50 Mengelompok

Lampiran 66 Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan tengah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Klepon / miren Thespesia lampas Dalz & Gibs 3,69 0,87 1,17 0,54 Mengelompok

Lampiran 67 Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan tengah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Gambas Sechium edule Sw. - - - - -

Ketepeng Cassia alata Linn. 6,00 -2,24 5,18 0,52 Mengelompok

Rembatan Rubus moluccanus L. 4,00 -1,59 4,34 0,45 Mengelompok

Total 2,73 -0,18 2,52 0,50 Mengelompok

Lampiran 68 Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. - - - - -

Lampiran 69 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Akasia Deguren Acacia decurrensWilld. 1,50 0,56 1,64 0,39 Mengelompok

Gesik Elaeocarpus pierrei K.& V. 2,90 0,65 1,50 0,55 Mengelompok

Total 1,27 0,81 1,28 0,50 Mengelompok

Lampiran 70 Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 1,36 0,16 2,21 0,15 Mengelompok

Gesik Elaeocarpus pierrei K.& V. 3,00 0,56 1,64 0,55 Mengelompok

Tanganan Schefflera polybotrya Koord. - - - - -

Cemara Casuarina junghuhniana Miq. 15,00 -7,37 13,12 1,00 Mengelompok

Total 1,31 0,75 1,37 0,42 Mengelompok

Page 116: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 71 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 2,55 0,75 1,36 0,53 Mengelompok

Cemara Casuarina junghuhniana Miq. 7,50 -1,79 5,04 0,58 Mengelompok

Gesik Elaeocarpus pierrei K.& V. 4,00 -0,67 3,42 0,52 Mengelompok

Total 1,64 0,81 1,28 0,51 Mengelompok

Lampiran 72 Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Rumput Grepak Polytoca bracteata R.Br. 3,06 0,87 1,18 0,55 Mengelompok

Telasian Eupatorium riparium Regel 1,53 0,94 1,08 0,51 Mengelompok

Tebonan Polygonum chinense L. 5,77 0,30 2,01 0,60 Mengelompok

Uciuji Basella rubra Linn. 15,00 -3,19 7,06 0,81 Mengelompok

Pakis kadut Polystichum obtusum J.Sm. - - - - -

Lenglengan Leucas lavandulifolia R.Br. - - - - -

Ganon Marumia muscosa BL 3,82 0,16 2,21 0,55 Mengelompok

Gundi Lespedeza junghuhniana Bakh.f. 2,92 -0,05 2,51 0,51 Mengelompok

Total 1,20 0,97 1,05 0,50 Mengelompok

Lampiran 73 Pola penyebaran tumbuhan tingkat semak pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Cepokogeni Rhododendron javanicum Benn. 15 -7,371 13,119 0,63 Mengelompok

Lampiran 74 Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Manisrejo Vaccinium Varingfolium Miq. 5,00 -0,05 2,51 0,57 Mengelompok

Sapen Buddleja asiatica Lour. 5,00 -3,19 7,06 0,33 Mengelompok

Miren Thespesia lampas Dalz & Gibs 2,34 0,75 1,36 0,53 Mengelompok

Total 1,54 0,82 1,26 0,51 Mengelompok

Lampiran 75 Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona rimba tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Rembet Rubus moluccanus L. 2,65 0,68 1,47 0,53 Mengelompok

Lampiran 76 Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Kina Cinchona pubescens Vahl. 10,00 -2,15 6,01 1,00 Mengelompok

Woang Prunus javanica (T.& B.) Miq. - - - - -

Pasang Quercus sundaica Blume 10,00 -5,30 11,02 0,45 Mengelompok

Pasang abang Lithocarpus elegans (Bl.) 0,00 -5,30 11,02 -0,08 Merata

Duwet Eugenia cumini Merr. - - - - -

Total 3,33 0,21 2,25 0,57 Mengelompok

Page 117: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 77 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Kina Cinchona pubescens Vahl. 0,00 -5,30 11,02 -0,08 Merata

Rasamala Altingia excelsa Noronha. - - - - -

Belimbing Kosek Acronychia trifoliata Zoll. - - - - -

Kendung Helicia javanica Bl. 10,00 -5,30 11,02 1,00 Mengelompok

Duwet Eugenia cumini Merr. 10,00 -0,58 3,51 1,00 Mengelompok

Kemaduh Laportes stimulans Miq. 10,00 -5,30 11,02 1,00 Mengelompok

Total 0,67 -0,26 3,00 -0,08 Merata

Lampiran 78 Pola penyebaran tumbuhan tingkat tiang pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. 0,00 -5,30 11,02 -0,08 Merata

Kendung Helicia javanica Bl. 0,00 -5,30 11,02 -0,08 Merata

Kina Cinchona pubescens Vahl. 2,28 0,61 1,63 0,54 Mengelompok

Pasang abang Lithocarpus elegans (Bl.) 3,33 -2,15 6,01 0,23 Mengelompok

Pung Dichrostachys cinerea W & A. - - - - -

Sarangan Castanea argentea Bl. - - - - -

Total 1,26 0,75 1,40 0,33 Mengelompok

Lampiran 79 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pohon pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Ande-ande Antidesma tetrandum Bl. 3,33 -2,15 6,01 0,23 Mengelompok

Balungan Dysoxylum arborescens Miq. 10,00 -1,10 4,34 1,00 Mengelompok

Dadap Pri Erythrina lithosperma Miq. 0,95 -0,05 2,67 -0,01 Merata

Kedupai Mischocarpus oppositifolius M. 3,33 -2,15 6,01 0,23 Mengelompok

Kendung Helicia javanica Bl. 0,67 -0,26 3,00 0,33 Mengelompok

Kina Cinchona pubescens Vahl. 2,46 0,73 1,44 0,56 Mengelompok

Marong Cratoxylon clandestinum Dyer. 2,67 -0,26 3,00 0,42 Mengelompok

Nangkaan Litsea diversifolia Blume 3,33 -2,15 6,01 0,23 Mengelompok

Pasang Abang Lithocarpus elegans (Bl.) 2,44 0,48 1,84 0,54 Mengelompok

Pung Dichrostachys cinerea W & A. 0,00 -2,15 6,01 -0,16 Merata

Rasamala Altingia excelsa Noronha. 1,11 0,63 1,59 0,09 Mengelompok

Tambal Persea rimosa (Bl.) Kosterm. 10,00 -2,15 6,01 1,00 Mengelompok

Total 1,16 0,93 1,11 0,50 Mengelompok

Lampiran 80 Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Lombokan Eupatorium riparium Regel 1,52 0,93 1,11 0,52 Mengelompok

Waderan Corchorus acutangulus Lamk. 2,86 0,10 2,43 0,53 Mengelompok

Tebonan Polygonum chinense L. 0,00 -5,30 11,02 -0,08 Merata

Irengan Eupatorium riparium Reg. 10,00 0,74 1,42 1,00 Mengelompok

Selimpet Schismatoglottis calyptrata Z&M 5,24 -0,05 2,67 0,68 Mengelompok

Bubukuan Strobilanthes cernus Blume - - - - -

Penjirit Rauvolfia serpentina (L.) Benth. - - - - -

Total 1,33 0,95 1,08 0,51 Mengelompok

Page 118: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 81 Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Kemiren Thespesia lampas Dalz & Gibs 5,00 0,21 2,25 0,68 Mengelompok

Lampiran 82 Pola penyebaran tumbuhan tingkat liana pada zona inti 2 tipe ekosistem hutan

pegunungan bawah, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Rembet Rubus moluccanus L. 10,00 -5,30 11,02 0,45 Mengelompok

Lampiran 83 Pola penyebaran tumbuhan tingkat semai pada zona inti 1 tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. - - - - -

Lampiran 84 Pola penyebaran tumbuhan tingkat pancang pada zona inti 1 tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Akasia Deguren Acacia decurrens Willd. 1,67 -0,76 4,57 0,09 Mengelompok

Sonto Sarcosperma sp. 5,00 -0,17 3,38 0,62 Mengelompok

Total 1,67 0,41 2,19 0,28 Mengelompok

Lampiran 85 Pola penyebaran tumbuhan tingkat herba pada zona inti 1 tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Lenglengan Leucas lavandulifolia R.Br. 5,00 -0,17 3,38 0,62 Mengelompok

Telasian Eupatorium riparium Regel. 2,35 0,68 1,65 0,54 Mengelompok

Rumput Blaba'ang Arundinella nepalensis Trin. 1,31 0,97 1,06 0,51 Mengelompok

Edelweiss Anaphalis javanica (Bl.) Boerl. 5,00 0,56 1,89 0,69 Mengelompok

Gundi Lespedeza junghuhniana Bakh.f. 5,00 -0,76 4,57 0,54 Mengelompok

Total 1,34 0,98 1,05 0,52 Mengelompok

Lampiran 86 Pola penyebaran tumbuhan tingkat perdu pada zona inti 1 tipe ekosistem hutan

pegunungan atas, TNGM

Nama Lokal Nama Ilmiah Id Mu Mc Ip Pola Sebaran

Manisrejo Vaccinium Varingfolium Miq. 0,98 0,94 1,12 -0,09 Merata

Page 119: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

Lampiran 87 Daftar nama spesies tumbuhan hasil inventarisasi tumbuhan di SPTN wilayah I dan

II tahun 2008 (jalur Kinahrejo dan Selo)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus

1 Akasia Dekuren Acacia decurrens Willd. Pohon

2 Alang-Alang Imperata cylindrica (L.) Beauv. Rumput-rumputan

3 Aprika - Pohon

4 Bakoan Sturchium sparganophorum Perdu

5 Bambu Bambusa sp Bambu

6 Beringin Ficus benjamina L. Pohon

7 Beroan - Semak

8 Bilung - Semak

9 Bintani - Pohon

10 Blabakan Lophopetalum javanicum (Zoll.) Turcz. Semak

11 Bubatjaran Scleria sumatrensis Retz. Rumput

12 Cemara Gunung Casuarina Junghuniana Miq. Pohon

13 Cokrogeni Rhododendron javanicum Benn. Perdu

14 Dadap Serep Erythrina lithosperma Miq. Pohon

15 Dempul Glochidion arborescens Bl. Pohon

16 Edelwis Anaphalis javanica (Bl.) Boerl. Perdu

17 Ganen - Rumput-rumputan

18 Gerpak - Rumput-rumputan

19 Gesik - Rumput-rumputan

20 Gondang Ficus variegata Bl. Pohon

21 Imer - Semak

22 Ingress - Rumput-rumputan

23 Irengan Eupatorium riparium Reg. Semak

24 Jalu Mampang Epipremnun pinnatum Engl. Semak

25 Kaliandra Calliandra calothyrsus Meissn. Pohon

26 Kemlanding Gunung - Pohon

27 Kerisan - Rumput-rumputan

28 Kina Cinchona pubescens Vahl. Pohon

29 Klawer - Pohon

30 Kolonjono Pennisetum purpureum Schum. Rumput-rumputan

31 Koronan - Semak

32 Krembi - Semak

33 Kropok Perdu

34 Leng-Lengan Leucas lavandulifolia R.Br. Rumput-rumputan

35 Lulangan Eleusine indica (L.) Gaertn. Rumput-rumputan

36 Lumut-lumutan - Lumut

37 Mahoni Swietenia mahagoni Jacq. Pohon

38 Mangutan - Semak

39 Manisrejo Vaccinium varingfolium Miq. Perdu

40 Nyangkoh - Palm

41 Pacar Banyu Impatiens platypetala Lindley. Semak

42 Pakis Cyatea sp Pakis-pakisan

43 Pancal Kidang Planchonella obovata (R.Br.) Pierre. Palm

44 Pandan Pandanus sp. Palm

45 Pasang Quercus sp Pohon

46 Pebe - Rumput-rumputan

47 Pecutan Pteris ensiformis Burm. F. Rumput-rumputan

48 Pinus Pinus merkusii Jungh & De Vr Pohon

49 Pung - Pohon

Page 120: INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47655/E11jms.pdf · inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus

50 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. Pohon

51 Rasamala Altingia excelsa Noronha. Pohon

52 Rio - Semak

53 Rirembet/Rembet Rubus moluccanus L. Liana

54 Riwono - Liana

55 Ronto - Perdu

56 Rumput Gajah Pennisetum purpureum Schum. Rumput-rumputan

57 Sapian/Sapen Macarangan diepenhorstii (Miq.) Muell. Arg. Semak

58 Sekulan - Perdu

59 Sembu’an - Semak

59 Sengon Gunung Paraserianthes sp Pohon

60 Sonokeling Dalbergia latifolia Roxb. Pohon

61 Sowo - Pohon

62 Tebonan Panicum sp Perdu

63 Tepus Hornstedtia sp Pohon

64 Tesek Rhynchocarpa monophylla Backer. Perdu

65 Tluki - Perdu

Lampiran 87 (Lanjutan)