irau nuwi ulung dari dayak lundayeh

Upload: sang-pencerah

Post on 16-Feb-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Irau Nuwi Ulung Dari Dayak Lundayeh

    1/2

    Irau Nuwi Ulung dari Dayak Lundayeh

    Masyarakat Adat Dayak Lundayeh memiliki tradisi mendirikan ulung

    atau tiang sebagai wujud kesyukuran. Tradisi ini yang ditampilkan saat

    Festival Irau ke!.

    Menampilkan upacara Ngukub Fulung, Irau Nuwi Ulungmenjadi sajian pembuka

    pementasan kebudayaan di Festival Irau tahun ini. Sajian dari Dayak Lundayeh

    ini menampilkan upacara adat yang berhubungan dengan alam dan lingkungan,

    dimana manusia dimandatkan oleh sang pencipta untuk memelihara, mengelola

    dan mempertahankannya.

    Upacara gukub Fulung adalah upacara yang diselenggarakan untuk menjalin

    hubungan dengan alam agar diperkenankan membuka hutan untuk mengolah

    ladang dan diberikan hasil yang maksimal. Upacara ini menyimbolkan kegiatan

    manusia, mulai dari mencari lokasi, menyiapkan lahan, menanam hingga menuai

    hasil.

    Sedangkan, !esta u"i Ulung adalah upacara adat yang bertujuan sebagai tanda

    kemenangan di medan perangyang digambarkan berdirinya Ulung atau tiang

    disamping #uaye $ana atau buaya. #uaya ini digambarkan sebagai sebuah

    kekuatan yang tidak dapat ditaklukkan oleh kekuatan manusia.

    Upacara adat #u"i Ulung banyak menyedot perhatian pengunjung. !asalnya,

    tiang tinggi yang didirikan memerlukan banyak bantuan manusia. #ahkan untuk

    mendirikan tiang, diperlukan empat utas tali yang besar. Setiap tali dipegang

    oleh puluhan orang.

    %!endirian Ulung ini melambangkan persatuan. Sebagaimana kita lihat bersama

    tadi, pendirian Ulung dilakukan oleh tidak hanya masyarakat Dayak Lundayeh,

    tapi juga berbagai etnis masyarakat yang ada. #ahkan ada pula dari $I dan

    !olri,& kata #upati Malinau, Dr 'ansen $! MSi.

    'ansen sendiri dalam upacara adat ini mendapat gelar Fadan Liu #urung. Fadan

    Liu #urung adalah nama dan sekaligus gelar seorang pemimpin dan pahla"an

    suku Lundayeh yang menurut legenda memiliki kharisma dan kekuatan yang tak

    tertandingi oleh siapapun.

    (ehebatan dan kekuatan yang dimiliki oleh Fadan Liu #urung digunakan untuk

    menyelamatkan masyarakatnya yang tertindas dimanapun berada bahkan dalam

    legenda atau %mumuh& dikisahkan Fadan Liu #urung temitingmaya yang langit,

    ngurar laput buda, fad medcing lun langit batadan menggunakan pelangi

    sebagai jembatan dari bumi menuju angkasa hanya untuk menyelamatkan

    masyarakat pengikutnya yang dita"an penguasa angkasa.

    Fadan Liu #urung juga dikenal sebagai pemimpin yang penuh kasih dan rendah

    hati yang menyebut nama besarnya dengan istilah seh ngadan kudeng kini,

    ngadan dat tidcan remarar, ini uwi I Fadan Liu Burung, meski kehebatan dan

    kepahla"anannya telah terdengar sampai ke ujung bumi.

  • 7/23/2019 Irau Nuwi Ulung Dari Dayak Lundayeh

    2/2

    Sepanjang masa kekuasaannya Fadan Liu) #urung menggunakan kehebatan dan

    kemampuannya untuk mempertahankan serta memperjuangkan terciptanya

    ketentraman dan hidup yang penuh damai bagi masyrakat pengikutnya. Fadan

    Liu #urung juga dikisahkan sebagai pemimpin yang bijaksana bahkan kepada

    la"an dan ta"anannya, yang dipercaya dan mempercayai para pengikutnya

    yang diberi peran dan tanggung ja"ab sesuai dengan talenta yang dimiliki.

    !enobatan dan pemberian gelar Fadan Liu) #urung kepada #upati Malinau,

    adalah harapan masyarakat Lundayeh agar kekuatan, kebijaksanaan dan

    kemampuan yang dimiliki oleh Fadan Liu) #urung diji"ai dan tersalur dalam diri

    sang pemimpin.

    Setelah Ulung berdiri tegak, maka #uaye $ana dimusnahkan melalui tarian

    pemusnahan. !ersis disamping Ulung ini dibuatkan patung buaya yang sangat

    besar. Setiap orang, dipimpin oleh Fadan Liu #urung melakukan tarian sambil

    berpegangan pundak mengelilingi Ulung dan #uaye $ana. Mereka yang terlibat

    mendirikan Ulung juga ikut dalam tarian ini.

    (emudian pemusnahan dilakukan oleh #upati 'ansen, sebagai seorang Fadan Liu

    #urung. Dia mengangkat sebilah mandau. Sebelum ditebaskan ke tubuh #uaye

    $ana, ada mantra yang dibacakan sebagai simbol kemenangan.

    %(eanekaragaman itu yang menyatukan dalam membangun Malinau ini.

    Mendirikan ulung atau tiang atau tugu ini, mereka mendirikannya bersama*

    sama, tidak pandang itu dari suku mana.,& kata 'ansen.

    Dia menjelaskan, budaya itu adalah aset bangsa. Dalam konteks #hineka

    $unggal Ika, keragaman ini harus diman+aatkan dalam pembangunan. ilai

    keberagaman ini akhirnya bisa menjadi satu kekuatan.

    %Ulung ini bukan barang yang ringan, tidak bisa didirikan oleh satu dua orang.

    $idak juga bisa didirikan oleh satu dua suku. (ebersamaan dari keragaman itu

    yang menghasilkan Ulung bisa berdiri tegak,& paparnya.

    'ansen menambahkan, posisi pendirian Ulung ini berada di titik nol kilometer

    (abupaten Malinau. ini menandakan, Ulung yang dibangun dari keragaman akan

    menyimbolkan pusat gerak (abupaten Malinau.

    Upacara ini ditutup dengan Maman Merarar yakni makan bersama. Makanan

    disajikan adalah nasi, bentuknya seperti tumpeng besar, dikelilingi oleh sayur

    mayur dan sejumlah lauk pauk. Setiap anak, akan menyuapi orangtuanya

    terlebih dahulu sebagai simbol ke"ajiban anak kepada orangtua yang telah

    bersusah payah membesarkan.