irau nuwi ulung dari dayak lundayeh
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Irau Nuwi Ulung Dari Dayak Lundayeh
1/2
Irau Nuwi Ulung dari Dayak Lundayeh
Masyarakat Adat Dayak Lundayeh memiliki tradisi mendirikan ulung
atau tiang sebagai wujud kesyukuran. Tradisi ini yang ditampilkan saat
Festival Irau ke!.
Menampilkan upacara Ngukub Fulung, Irau Nuwi Ulungmenjadi sajian pembuka
pementasan kebudayaan di Festival Irau tahun ini. Sajian dari Dayak Lundayeh
ini menampilkan upacara adat yang berhubungan dengan alam dan lingkungan,
dimana manusia dimandatkan oleh sang pencipta untuk memelihara, mengelola
dan mempertahankannya.
Upacara gukub Fulung adalah upacara yang diselenggarakan untuk menjalin
hubungan dengan alam agar diperkenankan membuka hutan untuk mengolah
ladang dan diberikan hasil yang maksimal. Upacara ini menyimbolkan kegiatan
manusia, mulai dari mencari lokasi, menyiapkan lahan, menanam hingga menuai
hasil.
Sedangkan, !esta u"i Ulung adalah upacara adat yang bertujuan sebagai tanda
kemenangan di medan perangyang digambarkan berdirinya Ulung atau tiang
disamping #uaye $ana atau buaya. #uaya ini digambarkan sebagai sebuah
kekuatan yang tidak dapat ditaklukkan oleh kekuatan manusia.
Upacara adat #u"i Ulung banyak menyedot perhatian pengunjung. !asalnya,
tiang tinggi yang didirikan memerlukan banyak bantuan manusia. #ahkan untuk
mendirikan tiang, diperlukan empat utas tali yang besar. Setiap tali dipegang
oleh puluhan orang.
%!endirian Ulung ini melambangkan persatuan. Sebagaimana kita lihat bersama
tadi, pendirian Ulung dilakukan oleh tidak hanya masyarakat Dayak Lundayeh,
tapi juga berbagai etnis masyarakat yang ada. #ahkan ada pula dari $I dan
!olri,& kata #upati Malinau, Dr 'ansen $! MSi.
'ansen sendiri dalam upacara adat ini mendapat gelar Fadan Liu #urung. Fadan
Liu #urung adalah nama dan sekaligus gelar seorang pemimpin dan pahla"an
suku Lundayeh yang menurut legenda memiliki kharisma dan kekuatan yang tak
tertandingi oleh siapapun.
(ehebatan dan kekuatan yang dimiliki oleh Fadan Liu #urung digunakan untuk
menyelamatkan masyarakatnya yang tertindas dimanapun berada bahkan dalam
legenda atau %mumuh& dikisahkan Fadan Liu #urung temitingmaya yang langit,
ngurar laput buda, fad medcing lun langit batadan menggunakan pelangi
sebagai jembatan dari bumi menuju angkasa hanya untuk menyelamatkan
masyarakat pengikutnya yang dita"an penguasa angkasa.
Fadan Liu #urung juga dikenal sebagai pemimpin yang penuh kasih dan rendah
hati yang menyebut nama besarnya dengan istilah seh ngadan kudeng kini,
ngadan dat tidcan remarar, ini uwi I Fadan Liu Burung, meski kehebatan dan
kepahla"anannya telah terdengar sampai ke ujung bumi.
-
7/23/2019 Irau Nuwi Ulung Dari Dayak Lundayeh
2/2
Sepanjang masa kekuasaannya Fadan Liu) #urung menggunakan kehebatan dan
kemampuannya untuk mempertahankan serta memperjuangkan terciptanya
ketentraman dan hidup yang penuh damai bagi masyrakat pengikutnya. Fadan
Liu #urung juga dikisahkan sebagai pemimpin yang bijaksana bahkan kepada
la"an dan ta"anannya, yang dipercaya dan mempercayai para pengikutnya
yang diberi peran dan tanggung ja"ab sesuai dengan talenta yang dimiliki.
!enobatan dan pemberian gelar Fadan Liu) #urung kepada #upati Malinau,
adalah harapan masyarakat Lundayeh agar kekuatan, kebijaksanaan dan
kemampuan yang dimiliki oleh Fadan Liu) #urung diji"ai dan tersalur dalam diri
sang pemimpin.
Setelah Ulung berdiri tegak, maka #uaye $ana dimusnahkan melalui tarian
pemusnahan. !ersis disamping Ulung ini dibuatkan patung buaya yang sangat
besar. Setiap orang, dipimpin oleh Fadan Liu #urung melakukan tarian sambil
berpegangan pundak mengelilingi Ulung dan #uaye $ana. Mereka yang terlibat
mendirikan Ulung juga ikut dalam tarian ini.
(emudian pemusnahan dilakukan oleh #upati 'ansen, sebagai seorang Fadan Liu
#urung. Dia mengangkat sebilah mandau. Sebelum ditebaskan ke tubuh #uaye
$ana, ada mantra yang dibacakan sebagai simbol kemenangan.
%(eanekaragaman itu yang menyatukan dalam membangun Malinau ini.
Mendirikan ulung atau tiang atau tugu ini, mereka mendirikannya bersama*
sama, tidak pandang itu dari suku mana.,& kata 'ansen.
Dia menjelaskan, budaya itu adalah aset bangsa. Dalam konteks #hineka
$unggal Ika, keragaman ini harus diman+aatkan dalam pembangunan. ilai
keberagaman ini akhirnya bisa menjadi satu kekuatan.
%Ulung ini bukan barang yang ringan, tidak bisa didirikan oleh satu dua orang.
$idak juga bisa didirikan oleh satu dua suku. (ebersamaan dari keragaman itu
yang menghasilkan Ulung bisa berdiri tegak,& paparnya.
'ansen menambahkan, posisi pendirian Ulung ini berada di titik nol kilometer
(abupaten Malinau. ini menandakan, Ulung yang dibangun dari keragaman akan
menyimbolkan pusat gerak (abupaten Malinau.
Upacara ini ditutup dengan Maman Merarar yakni makan bersama. Makanan
disajikan adalah nasi, bentuknya seperti tumpeng besar, dikelilingi oleh sayur
mayur dan sejumlah lauk pauk. Setiap anak, akan menyuapi orangtuanya
terlebih dahulu sebagai simbol ke"ajiban anak kepada orangtua yang telah
bersusah payah membesarkan.