isi 1997-2003

22
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyalahgunaan obat-obatan yang terjadi di dunia semakin pesat. Zat-zat baru yang seharusnya hanya untuk obat kini diproduksi dan digunakan secara ilegal. Fenomena ini mengakibatkan persoalan kesehatan yang serius. Demikian benang merah seminar yang digelar United Nation Information Center (UNIC) Jakarta bekerja sama dengan Internasional Narcotics Control Board (INCB) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jakarta, Selasa (5/3). Saat ini, zat kimia yang dikenal sebagai legal higs dan designer drugs belum banyak diketahui masyarakat, namun berpotensi mengancam kesehatan publik. Presiden INCB Reymond Yans mengatakan, perhatian khusus harus diberikan terhadap peningkatan jumlah pengguna obat-obatan untuk pengobatan Attention Deficit Disorder (ADHD). Penggunaan jenis obat-obatan itu di sejumlah negara saat ini sangat tinggi. Menurut data INCB, masyarakat di negara Asia Selatan saat ini paling banyak terjangkit penyakit hepatitis dan HIV akibat penyalahgunaan jarum suntik. "Lebih dari 6 persen pelajar sekolah

Upload: evy-wulandari

Post on 10-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ISI

TRANSCRIPT

Page 1: isi 1997-2003

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Penyalahgunaan obat-obatan yang terjadi di dunia semakin pesat.

Zat-zat baru yang seharusnya hanya untuk obat kini diproduksi dan

digunakan secara ilegal. Fenomena ini mengakibatkan persoalan kesehatan

yang serius. Demikian benang merah seminar yang digelar United Nation

Information Center (UNIC) Jakarta bekerja sama dengan Internasional

Narcotics Control Board (INCB) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) di

Jakarta, Selasa (5/3).

Saat ini, zat kimia yang dikenal sebagai legal higs dan designer

drugs belum banyak diketahui masyarakat, namun berpotensi mengancam

kesehatan publik. Presiden INCB Reymond Yans mengatakan, perhatian

khusus harus diberikan terhadap peningkatan jumlah pengguna obat-obatan

untuk pengobatan Attention Deficit Disorder (ADHD). Penggunaan jenis

obat-obatan itu di sejumlah negara saat ini sangat tinggi.

Menurut data INCB, masyarakat di negara Asia Selatan saat ini

paling banyak terjangkit penyakit hepatitis dan HIV akibat penyalahgunaan

jarum suntik. "Lebih dari 6 persen pelajar sekolah menengah telah

menyalahgunakan obat-obatan penenang di beberapa negara, menyoroti tren

lain penyalahgunaan obat-obatan yang mengkhawatirkan," katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN Bali

Moniaga mengemukakan pendapat senada. Zat katinon yang seharusnya

digunakan untuk pengobatan medis ternyata telah digunakan secara ilegal.

Oleh karena itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

mengawasi secara komprehensif dan efektif peredaran jenis obat di

lapangan. Ini dilakukan untuk mencegah diversi produk NPP ke jalur ilegal

atau sebaliknya.

Pada 2012 tercatat ada 26.458 kasus, yaitu narkotika 17.620 kasus,

fisotropika 1.599 kasus, serta bahan adiktif mencapai 7.239 kasus. "Kasus

tersebut masih akan terus bertambah," katanya.

1

Page 2: isi 1997-2003

2

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan disajikan adalah, sebagai berikut:

a. Data dasar apa saja yang diperlukan pada asuhan kebidanan remaja

dengan penyalahgunaan obat ?

b. Bagaaimana menginterpretasi data dasar pada asuhan kebidanan remaja

dengan penyalahgunaan obat ?

c. Masalah atau diagnosa potensial apa yang dapat terjadi pada asuhan

kebidanan remaja dengan penyalahgunaan obat ?

d. Kebutuhan segera apa yang diperlukan pada asuhan kebidanan remaja

dengan penyalahgunaan obat ?

e. Rencanakan asuhan apa yang dapat diberikan pada asuhan kebidanan

remaja dengan penyalahgunaan obat ?

f. Asuhan apa dilakukan pada asuhan kebidanan remaja dengan

penyalahgunaan obat ?

g. Bagaiman evaluasi dari hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan

pada remaja dengan penyalahgunaan obat ?

1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa semester Vi

Pendidikan Bidan dapat menjelaskan kembali mengenai asuhan

kebidanan yang dapat dilakukan pada klien remaja/pranikah yang

mengalami penyalahgunaan obat.

1.3.2 Tujuan Khusus

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa semester VI

Pendidikan Bidan mampu untuk :

h. Mengkaji data dasar pada remaja dengan penyalahgunaan obat

i. Menginterpretasi data dasar pada asuhan kebidanan remaja

dengan penyalahgunaan obat

j. Mengantisipasi masalah atau diagnosa potensial pada asuhan

kebidanan remaja dengan penyalahgunaan obat

Page 3: isi 1997-2003

3

k. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada asuhan kebidanan

remaja dengan penyalahgunaan obat

l. Merencanakan asuhan secara menyeluruh pada asuhan

kebidanan remaja dengan penyalahgunaan obat

m. Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan pada asuhan

kebidanan remaja dengan penyalahgunaan obat

n. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada

remaja dengan penyalahgunaan obat

Page 4: isi 1997-2003

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyalahgunaan Obat

Obat adalah adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan,

hewan, mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk

mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit, dan atau

menyembuhkan penyakit.

Penyalahgunaan obat atau "drug abuse" berasal dari kata "salah

guna" atau "tidak tepat guna" merupakan suatu penyelewengan penggunaan

obat bukan untuk tujuan medis/ pengobatan atau tidak sesuai dengan

indikasinya.

Obat terlarang tersebut mencakup psikotropika, alkohol, tembakau,

dan zat adiktif dan yang memabukkan lainnya. Obat-obat ini apabila

digunakan secara tidak benar akan menyebabkan perubahan pikiran,

perasaaan, dan tingkah laku pemakainya serta menyebabkan gangguan fisik

dan psikis dan kerusakkan susunan saraf pusat bahkan sampai menyebabkan

kematian. Secara farmakologik, obat-obatan ini dapat menyebabkan

terjadinya toleransi, depedensi atau ketergantungan berupa adiksi dan

habituasi, intoksikasi dan gejala putus obat (withdrawal syndrome).

Hampir 60-70% remaja mempunyai pengalaman buruk dengan zat-

zat terlarang, 10-15% mempunyai masalah dengan alkohol dan obat

terlarang lainnya dan 1-5% mengalami ketergantungan terhadap bahan

kimia. Pada para remaja seringkali tidak ditemukan keluhan primer maupun

sekunder. Tanda dan gejala klinis pada remaja pengguna obat jarang terjadi

namun overdosis yang akut merupakan masalah yang utama.

2.2. Penggolongan Penggunaan Obat

Penggunaan obat dapat digolongkan ke dalam 4 kelompok:

1. Eksperimental

Penggunaan obat hanya bersifat mencoba-coba karena ingin tahu atau

sebagai pengalaman. Biasanya hanya sekali/ beberapa kali kemudian

3

Page 5: isi 1997-2003

5

berhenti. Penggunaan seperti ini berkaitan dengan sifat remaja yang

ingin coba-coba.

2. Social

Pemakaian obat-obatan dijadikan salah saru cara untuk berpartisipasi

dalam kegiatan yang menyenangkan, misalnya: pesta, camping, disko,

untuk mengisi waktu luang. Pemakaian kategori ini bisa berhenti, bisa

pula berkelanjutan.

3. Medisinal

Penggunaan obat-obatan untuk tujuan pengobatan, misalnya untuk

tujuan menghilangkan kecemasan (anxiety). Penggunaan ini bisa

berkelanjutan, tadinya untuk obat karena dengan menggunakan obat

tersebut mengalami ketenangan, tetapi akhirnya jadi menikmati.

Adakalanya dipergunakan sendiri sendiri (tanpa resep dokter) untuk

melarikan diri dari masalah kehidupan, akhirnya menjadi kebiasaan.

4. Adiktif

Penggunaan obat untuk pengalaman pribadi, menggunakan satu atau

lebih jenis obat.

2.3. Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Penyalahgunaan Obat

1. Frekuensi dari penggunaan obat sering dikaitkan dengan factor pribadi,

social, dan keluarga.

a. Faktor Pribadi

Biasanya pengguna adalah orang yang terbuka terhadap pengalaman

baru, tidak takut mencoba dan senang bereksperimen, toleran

terhadap penyimpangan, meyukai kebebasan pribadi, tetapi

penyesuaian diri mereka kurang baik dan mempunyai hambatan

soaial, serta tidak mempunyai minat terhadap keluarga dan agama.

b. Faktor Sosial

Penggunaan obat dipengaruhi oleh sifat atau bentuk hubungan dari

kelompok teman. Makin seseorang berhubungan dengan kelompok,

makin berorientasi pada kelompok. Oleh karena itu,

penyalahgunaan obat banyak terjadi pada remaja, karena remaja

Page 6: isi 1997-2003

6

mengutamakan teman, bila ada masalah dia akan “lari” ke

kelompoknya.

c. Keluarga

Keluarga memiliki peran penting dalam terjadinya penyalahgunaan

obat. Orangtua dan hubungan antar keluarga dapat menjadi contoh

bagi terjadinya penyalahgunaan obat. Orangtua yang menggunakan

obat akan menjadi contoh bagi anak-anaknya. Sifat hubungan

orangtua-anak juga berpengaruh. Orangtua yang selalu permisif atau

terlalu menolak anak, tidak memberikan pengawasan yang adekuat,

sehingga tidak dapat membantu memecahkan masalah anak.

Orangtua yang control and acceptance jarang mengakibatkan anak

jatuh dalam penyalahgunaan obat.

2. Tahapan dalam penggunaan obat

a. Tahapan minuman keras. Yang lebih berpengaruh adalah factor

orangtua dan factor social dibandingkan dengan kepribadian anak

itu sendiri.

b. Tahap penggunaan mariyuana. Factor kepribadian lebih

berpengaruh karena pemakaian mariyuana memperlihatkan

perubahan tingkah laku, prestasi sekolah kurang baik. Kalau control

orangtua cukup kuat, dapat mempengaruhi anak untuk tidak

melakukannya.

c. Penggunaan obat yang lebih keras (mengisap, menyayat). Mereka

yang berada pada tahap ini biasanya mempunyai masalah dalam

kepribadian. Biasanya sudah secara teratur menggunakan obat-

obatan tersebut. Mereka cenderung menarik diri/ membatasi diri

dari kegiatan kelompok, akhirnya merasa depresi karena tidak

berhasil memecahkanmasalah hidup. Hal yang perlu dipahami

adalah bahwa walaupun tahap ini lebih dipengaruhi oleh adanya

masalah dalam kepribadian, tapi tetap tidak lepas dari pengaruh

orangtua.

Page 7: isi 1997-2003

7

3. Factor genetic

Sudah ada predisposisi pada anak/ pengguna. Bila dilihat dari

sejarahnya, orangtua juga termasuk pemakai obat-obatan, sedang factor

social sebagai pencetus.

2.4. Penyebab Penyalahgunaan Obat

1. Kegagalan yang di alami dalam kehidupan

Tidak memiliki rasa percaya diri ataupun kurang mendapat kasih

sayang orang tua dapat menyebabkan timbulkan penyalahgunaan obat

di kalangan remaja. Misalnya saja, orang tua yang terbilang sukses

dalam berkarir tetepi kurang memberi perhatian kepada keluarga,

adanya perselisihan di keluarga hingga mengalami kehancuran (Broken

Home).

2. Pergaulan yang bebas dan lingkungan yang kurang tepat.

Menurut teori Waddington, mengenai “develope mental land scape”,

jika seorang anak di tempatkan pada suatu lingkungan tertentu, maka

sulitlah bagi kalangan tersebut untuk mengubah pengaruhnya, terlebih

lagi jika lingkungan itu sangat kuat mempengaruhi anak tersebut.

Dengan demikian untuk mencegah penggunaan narkoba, maka  land

scape (lingkungan) yang baik saat ini adalah lingkungan Islam. Sebagai

orang tua seharusnya dapat memperingatkan anaknya agar tidak bergaul

dengan teman yang berakhlak tidak baik.

3. Kurangnya siraman agama

Upaya yang perlu di lakukan adalah membangkitkan kesadaran

beragama dan menginformasikan hal-hal yang positif dan bermanfaat

kepada para remaja. Karena, pada zaman sekarang ini sangt sedikit para

remaja yang sadar akan pentingnya siraman agama.

4. Keinginan untuk sekadar mencoba

Keyakinan bahwa bila mencoba sekali takkan ketagihan adalah salah

satu penyebab penggunaan obat-obatan, karena sekali memakai maka

mengalami ketagihan dan sulit untuk di hentikan. Maka dari itu, bila

seseorang ingin terhindar dari pemakaian obat-obatan, harus dapat

Page 8: isi 1997-2003

8

menjauhkan dirinya dari hal-hal yang memungkinkan untuk mencoba

dan bersentuhan dengan obat-obatan.

2.5. Gejala Dini Penyalahgunaan Obat

1. Perubahan Psikologis

a. Malas belajar

b. Mudah tersinggung

c. Sulit berkonsentrasi

2. Dampak psikologis dan sosial lain secara umum

a. Emosi yang tidak terkendali

b. Kecenderungan berbohong

c. Tidak memiliki tanggung jawab

d. Hubungan dengan keluarga, guru dan teman serta lingkungannya

terganggu

e. Cenderung menghindari kontak komunikasi dengan orang lain

f. Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan

g. Tidak peduli dengan nilai atau norma yang ada

h. Cenderung melakukan tindak pidana kekerasan

3. Resiko pemulihan penyalahgunaan obat

a. Umumnya seorang pengguna Narkoba membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk pemulihan kondisi fisik, psikis dan sosial. Dalam

tahap pemulihan untuk kembali pada kondisi yang wajar, korban

harus menjalani program rehabilitasi

b. Dibutuhkan biaya yang besar, waktu, upaya, kerja keras, disiplin,

niat yang kuat dan kerjasama antara keluarga dan lembaga/pusat

rehabilitasi untuk pemulihan

c. Tidak ada jaminan sama sekali bahwa ia tidak dapat kambuh/

menggunakan lagi, sekalipun seorang pecandu sudah pulih beberapa

tahun. Pemulihan adalah perjuangan seumur hidup.

Page 9: isi 1997-2003

9

2.6. Obat-obatan yang Banyak Beredar di Masyarakat

1. Ganja, di sebut juga dengan mariyuana, grass/rumput, pot, cannabis,

joint, hashish, cimeng.

2. Heroin, di sebut juga dengan putaw, putih, PT, bedak, etep.

3. Morfin, yaitu narkoba yang di olah dari candu/opium yang mentah.

4. Kokain, di sebut juga dengan crack, coke, girl, lady.

5. Ekstasi, di sebut juga  dengan ineks, kancing.

6. Shabu-shabu, di sebut juga dengan es, ss, ubas, kristal, mecin.

7. Amphetamin, di sebut juga dengan speed.

8. Zat Hirup. Berbagai jenis bahan perekat yang di pasarkan sebagai bahan

bangunan juga sering kali di salah gunakan untuk di hirup, antara lain:

lem kayu (sejanis aica aibon), cat, thinner.

9. Obat Penenang, di sebut juga pil koplo. Berbagai obat penenang dan

obat tidur (anti-insomnia) juga sring di pakai oleh pecandu. Obat-

obatan in masuk daftar G dan psikotropika, tetapi di perjualbelikan

secara bebas di kios-kios kaki lima.

2.7. Reaksi Khas Pada Kasus Penyalahgunaan Zat Aktif dan Terapinya

1. Alkohol

Gambaran klinis keadaan mentalnya adalah agresif, tingkah laku yang

melawan, gangguan kejiwaan, mengantuk dan berbicara terputus-putus.

Terapinya dengan menggunakan perawatan penunjang dan memperbaiki

kelainan metabolisme (hipoglikemia, asidosis).

2. Antikolinergik, atropin, beladona, benzotropin dan sekelasnya

Adapun gambaran klinisnya adalah amnesia, citra diri yang berubah,

sensori yang berkabut, koma, kekacauan, konvulsi, disorientasi,

mengantuk,kegelisahan, tingkah laku yg kasar dan halusinasi visual.

Terapinya dengan perawatan penunjang, fisostigmin yang harus

disediakan dalam keadaan yang membahayakan jiwa misalnya koma,

depresi nafas, hipertensi hebat, dan kejang yang tidak terkontrol.

Page 10: isi 1997-2003

10

3. Kelompok Kanabis: mariyuana, kashish, THC, minyak hash, sinsemilla

Mempunyai gambaran klinis cemas, anoreksia kemudian mengalami

peningkatan nafsu makan, kekacauan depersonalisasi, seperti mimpi,

berkayal, gembira yang berlebihan, halusinasi, panik, paranoid, distorsi

penggal waktu. Terapinya tdk ada yang khusus dianjurkan kecuali

dengan menggunakan diazepam pada kasus kecemasan yang hebat.

4. Obat Penekan CNS ( Sistem Syaraf Pusat seperti barbiturat dll)

Gambaran klinis: koma, delirium, kekacauan, disorientasi, mengantuk ,

bicara terputus-putus, hipotensi, ataksia, konvulsi, hipotermia, depresi

nafas, edema paru. Terapinya dengan perawatan penunjang dan

mantapkan jalan nafas, diureksa paksa, alkalinasi urin, hemodialisis,

penunjang tekanan darah.

5. Obat Perangsang CNS (Uppers) misal obat anti gemuk

Gambaran klinis: menyerang, cemas, nafsu makan turun,kurang tidur,

delirium, halusinasi, impulsif, berkabut, gelisah, aritmia, pandangan

kabur, koma dilatasi pupil, hipertensi,mulut kering, takikardia, tremor,

stroke. Terapinya dengan haloperidol, diazepam dan pasien harus diajak

bicara.

6. Kokain

Gambaran klinis: seperti pada obat, konsentrasi meningkat dan suasana

menarik, aritmia, koma, konvulsi dll. Terapi dengan propanolol

intravena untuk kasus keracunan jantung, haloperidol intramaskular 2-5

mg setiap 1-8 jam, diazepam intravena untuk kejang dan selimut dingin

untuk hipertermia.

7. Halusinogen, DMT, LSD, MDMA dll.

Gambaran klinis : cemas, kacau, konvulasi, panic distorsi waktu dan

visual, dilatasi pupil, hiperrefleksi, hipertensi dll. Terapinya dengan

perawatan penunjang dan konseling psikologi di ruangan sepi, hindari

obat-obat anti psikotik.

Page 11: isi 1997-2003

11

8. Opioid, kodein, heroin, metadon dan sekelasnya.

Gambaran klinis sbb : euforia dan stupor, koma dilatasi pupil, hipotensi,

takikardia, kedutan otot, muntah, menguap. Terapinya: Nalokson

melalui intravena atau intramuskkular.

9. Fensiklidin (PCP)

Gambaran klinis sbb :amnesia, cemas,koma, konvulsi, impulsif, tingkah

laku merusak diri sendiri,mutisme, psikosis, ataksia, pengeluaran liur,

disaritmia, mioklonis, takikardia. Terapinya harus didukung konsep

psikologi dan jangan mengajak pasien bicara. Biasanya digunakan

diazepam intravena.

2.8. Akibat Penyalahgunaan Obat

1. Akibat Penyalahgunaan Obat Terhadap Kesehatan.

Secara keseluruhan obat-obatan ini dapat menimbulkan gangguan-

gangguan pada sistem saraf manusia, juga pada organ-organ tubuh

manusia. Obat-obatan ini juga akan mengakibatkan kcanduan/ketagihan

kepada pemakainya dan apabila pemakaian di hentikan, dapat

mengakibatkan kematian. Ciri-ciri kecanduan antara lain: kejang, sakit

perut, badan gemetar, muntah-muntah, mata dan hidung berair,

hilangnya nafsu makan dan hilangnya/berkurangnya berat badan.

2. Akibat Penggunaan Obat Terhadap Lingkungan di Masyarakat

Penggunaan obat-obatan dapat menghilangkan kesadaran pemakainya,

menyebabkan paranoia (linglung), juga dapat membuat pemakainya

menjadi ganas dan liar sehingga dapat mengganggu ketentraman di

masyarakat. Untuk mendapatkan barang-barang haram itu, di perlukan

tidak sedikit biaya, sehingga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan

kriminal seperti pencurian, perampasan ataupun pertengkaran dan tidak

sedikit pula yang menimbulkan pembunuhan.

Page 12: isi 1997-2003

12

2.9. Pencegahan dan Penanggulangan Terhadap Penyalahgunaan Obat

Ada banyak hal untuk mencegah penggunaan obat-obatan antara

lain adalah:

1.Membangkitkan kesadaran beragama, menginformasikan hal-hal positif

dan bermanfaat.

2.Selektif dalam memilih teman.

3.Selektif dalam memilih makanan dan minuman.

4.Menghindarkan diri dari lingkungan yang tidak tepat.

5.Membentuk kelompok-kelompok kecil yang saling mengingatkan.

6.Bila berhadapan dengan orang/teman yang mulai bersentuhan dengan

obat-obatan terlarang, gunakan kasih sayang  untuk menariknya ke

jalan hidup yang lebih sehat.

7.Mengetahui fakta-fakta tentang obat-obatan terlarang termasuk akibat-

akibat yang di timbulkan oleh barang-barang haram tersebut.

Page 13: isi 1997-2003

13

BAB 3

ASUHAN KEBIDANAN

3.1. Pengkajian

3.2.

Page 14: isi 1997-2003

14

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

4.2. Saran

Page 15: isi 1997-2003

15

DAFTAR PUSTAKA

Frakenburg, W.R., Ernde, R.N., Sullivan, W.J. 1985. Early Identification of

Children at Risk. New York: Plenum Press.

http://bayu96ekonomos.wordpress.com/anda-tertarik/artikel-kesehatan/

penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-remaja/

http://www.bnn.go.id/

Mash, Eric J., David A Wolfe. 2005. Abnormal Child Psychology, 3rd ed.

California: Thomson Wadworth.

Nelson, Rita Wicks, dan Allen C. Israel. 1997. Behavior Disorder of Childhood.

New Jersey: Prentice Hall.