isi krismin

120
77 BAB I KRISTALOGRAFI I.1. Dasar Teori Kristal adalah bahan padat Homogen , biasanya Anisotrop dan tembus air serta menuruti hukum– hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidangnya- bidangnya mengikuti hukum Geometri , jumlah dan kedudukan dari bidang- bidangnya tertentu dan teratur Bahan padat homogen , biasanya Anisotrop dan tembus air, mengandung pengertian : Tidak termasuk di dalamnya cair dan gas Tidak dapat di uraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses – proses Fisika Nama : Okta Friansyah Kurniawan NIM : 101.101.030 Kel : B

Upload: oknis

Post on 02-Oct-2015

278 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

KRISTALOGRAFI

TRANSCRIPT

I

BAB IKRISTALOGRAFI

I.1. Dasar Teori

Kristal adalah bahan padat Homogen , biasanya Anisotrop dan tembus air serta menuruti hukum hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidangnya- bidangnya mengikuti hukum Geometri , jumlah dan kedudukan dari bidang- bidangnya tertentu dan teraturBahan padat homogen , biasanya Anisotrop dan tembus air, mengandung pengertian : Tidak termasuk di dalamnya cair dan gas Tidak dapat di uraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses proses Fisika Menuruti hukum- hukum ilmu pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti hukum geometri, mengandung pengertian : Jumlah bidang dari suatu bentuk Kristal tetap Macam dan bentuk dari bidang Kristal tetap Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap.

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat sifat geometri dari Kristal terutama perkembangan, pertumbuhan,kenampakan bentuk luar, struktur dalam ( Internal ) dan sifat sifat fisis lainnya.

Sifat GeometriMemberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu adan jumnlah serta bentuk bidang luar yang membatasinya.

Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luarBahwa di samping mempelajari bentuk bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi apermukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal yang lain yang masih dalam satu system Kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian

Struktur Dalam Membicarakan susunan dan jumlah sumbu sumbu kristal , juga menghitung Parameter dan parameter Rasio

Sifat Fisis KristalSangant tergantung pada struktur ( susunan atom atomnya ) . Besar kecilnya kristal tidaka mempengaruhi, yang penting bentuk yang di batasi oleh bidang bidang kristal, sehingga akan di kenal 2 zat yaitu kristalin dan NonkristalinMaksud dan tujuan mempelajari kristalografi terutama dlam pengenalan bentuk kristal yang ada pada setiap bentuk kristal, menentukan klas simetri atas dasar jumlah unsur simetri, menggambarakan semua bentuk kristal atas dasar parameter dan parameter rasio, jumlah dan posisi sumbu kristal dan bidang kristal yang dimiliki oleh setiap kristal baik proyeksi orthogonal maupun stereografis.

I.2. Geometri Kristal

I.2.a. Sumbu dan sudut KristalografiSumbu kristalografi adalah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal. Kristal mempunyai 3 bentuk dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tebal. Tetapi dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi sehingga dinamakan proyeksi orthogonal.

Gambar 1.Sumbu dan Sudut Kristalografi

- Sumbu a : sumbu yang tegak lurus dengan bidang kertas.- Sumbu b : sumbu yang horizontal dengan bidang kertas.- Sumbu c : sumbu yang vertikal dengan bidang kertas.Sudut kristalografi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan sumbu-sumbu kristalografi pada titik potong ( pusat kristal ).a) Sudut ialah sudut yang dibentuk antara sumbu b dan sumbu c.b) Sudut ialah sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu c.c) Sudut ialah sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu b.

I.2.b.Dasar Pembagian Sistem Kristalografi

Sistem kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, ini didasarkankan kepada : a. Perbandingan panjang sumbu-sumbu kristalografi.b. Letak atau posisi sumbu kristalografi.c. Jumlah sumbu kristalografi.d. Nilai sumbu c atau vertikal

I.2.c.Tujuh Prinsip Letak Bidang Kristal Terhadap Susuna Sumbu Kristalografi

c+c+

a-a-

b-b+b-b+

a+

{h01}a+

{Hk0}c+c-c-

c+c+

a-a-a-

b-b+b-b+

a+a+b+b-

{hk1}a+

{010}{001}c-c-c-c+

c+

a-

a-

b-b-b+b+

a+a+

{0k1}{100}

c-c-

Gambar 2. tujuh prinsip letak bidang kristal terhadap susuna sumbu kristalografi

I.2.d.Bentuk Bentuk KristalAda 3 macam bentuk kristal yaitu :a) Bentuk TunggalKristal yang di batasi oleh bidang bidang datar / bidang bidang kristal dengan bentuk dan ukuran yang sama, sering dijumpai sebagai bentuk dasar.

Contoh : 4 bidang kristalTetrahrdron111 6 bidang kristal Hexahedron100 8 bidng kristalOktahedron111 12 bidang kristalRhomben Dodecahedron110

b) Bentuk KombinasiBentuk bentuk kristal yang terjadi dari penggabungan dua atau lebih bentuk tunggal yang tidak sama, sehingga pada bentuk tersebut didapatkan dua atau lebih symbol, bidang yang dipakai sebagai symbol bentuk. Bentuk ini hanya terjadi pada system kristal yang sama.Contoh : Kombinasi Hexahedron ( 100 ) + Octahedron ( 111 ) Kombinasi Rhomben Dodecahedron (110) + Tetrakishexahedron (210)

c) Bentuk PertumbuhanPertumbuhan secara teratur antara dua atau lebih bentuk kristal tunggal atau kombinasi dari bentuk yang sama, sehingga akan di dapatkan unsur unsur simetri persekutuan yang sama. Tetapi, apabila kumpulan dari bentuk bentuk tersebut disebut kelompok atau kumpulan kristal ( Crystal Agregate ).Contoh Tetrakishexahedron ( 210 ) Triakisoktahedron ( 211 )

I.3.SISTEM KRISTALSistem kristal adalah bentuk dari suatu kristal dari yang paling sederhana sampai ke bentuk paling rumit. Sistem kristal terbagi menjadi 6 atau 7 sistem. Yang menjadi dasar-dasarnya adalah perbandingan panjang sumbu, letak sumbu, jumlah sumbu, nilai sumbu C.a. Perbandingan panjang sumbu kristalografiDilihat perbandingan sumbunya dibagi menjadi 4 yaitu a = b = c sistem Regulera = b c sistem Tetragonal a = b = d c sistem Hexagonal a b c sistem Orthorombic, Monoklin, Triklin

b. Letak atau posisi sumbu kristalografiDalam peletakannya dibagi menjadi 4 yaitu = = = 90 Reguler, Tetragonal, Orthorombic = = 90 Monoklin 90 Triklin1 = 2 = 3 = 90 dan 1 = 2 = 3 = 120 Hexagonal

c. Jumlah sumbu kristalografiBerdasarkan jumlah sumbunya dibagi menjadi 23 sumbu Reguler, Tetragonal, Orthorombic, Monoklin, Triklin4 sumbu Hexagonal, Trigonal

d. Nilai sumbu C atau sumbu vertikal.Yang menjadi dasar pembagian sistem kristal ada 7 adalah nilai sumbu c pada sistem hexagonal. Pada hexagonal bernilai 6 pada trigonal bernilai 3.I.3.a. Macam-Macam Sistem Kristalografia. REGULER ( CUBIC =ISOMETRIC = TESSERAL = TESSULER )

Ketentuan:Sumbu: a = b = cSudut : = = = 900Karena Sb a = Sb b = Sb c, maka disebut juga Sb a.Cara menggambar:Sudut a+/ b+ = 300a : b : c = 1 : 3 : 3

a-

b-

c-

Gambar 3. Sistem Reguler

Dalam sistem reguler terdapat beberapa ketentuan seperti sebagai berikut:1. Dalam keadaan sebenarnya : Jumlah sumbu ada 3 yaitu sumbu a = b = c disebut juga sumbu a = = = 90 2. Cara penggambaran : Sudut a+ dengan b- = 30 Perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3

b. TETRAGONAL ( QUADRATIC )

Ketentuan:Sumbu : a = b cSudut : = = = 900Karena Sb a = Sb b sidebut juga Sb aSb c bisa lebih panjang/lebih pendek dari Sb a atau Sb b.Bila Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b maka disebut bentuk Columnar.Bila Sb c lebih pendek dari Sb a dan Sbb maka disebut bentuk Stout.Cara Menggambar :Sudut a+ /b- = 300.a : b : c = 1 : 3 : 6

a-

b-

c-

Gambar 4. Sistem Tetragonal

Dalam sistem tetragonal terdapat beberapa ketentuan seperti sebagai berikut :1. Dalam keadaan sebenarnya : Jumlah sumbu ada 3 yaitu sumbu a = b c Sudut = = = 90 Sumbu c bila lebih panjang dari sumbu a atau b maka disebut Columnar ( panjang )bila lebih pendek disebut Stout ( gemuk ).2. Cara penggambaran : Sudut a+ dengan b- = 30 Perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 3 :6c. Ketentuan :Ada 4 sumbu yaitu a, b, c, d.Sumbu a = b = d cSudut 1 = 2 = 3 = 900.Sudut 1 = 2 = 3 = 1200.Sumbu a, b, d terletak dalam satu bidang horizontal dan membentuk sudut 60 0.Cara menggambar :a+ /b- = 170.b+/ d- = 39 0.b : d : c = 3 : 1 : 6HEXAGONAL

a-

c-

d-

c-

Gambar 5.Sistem Hexagonal

Dalam sistem hexagonal terdapat beberapa ketentuan seperti sebagai berikut :1. Dalam keadaan sebenarnya : Jumlah sumbu ada 4 yaitu sumbu a = b = d c Sudut 1 = 2 = 3 = 90 dan 1 = 2 = 3 = 120 Sumbu c bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu a. Sumbu a, b dan d terletak dalam bidang horisontal membentuk sudut 602. Cara penggambaran : Sudut a+ dengan b- = 17 dan sudut b+ dengan d- = 39 Perbandingan panjang sumbu b: d : c = 3 : 1 :6

d-c+c+

Orde IIId+

a-a-b-b-b+c+

a+d-a+b+

d+d-

a-

c-c-b+b-

Orde Ia+

d+Orde IIc-

Gambar 6. Cara penarikan sumbu a pada Sistem Hexagonal & Trigonald. Ketentuan :Sumbu a = b = d cSudut 1 = 2 = 3 = 900.Sudut 1 = 2 = 3 = 1200.Cara mengganbar :Sama dengan system hexagonal, hanya Sumbu c bernilai 3, penarikansumbu a sama dengan system hexagonal.TRIGONAL (RHOMBOHEDRAL)

a -

b-d-c-

Gambar 7.Sistem Hexagonal

Dalam sistem trigonal terdapat beberapa ketentuan seperti sebagai berikut :1. Dalam keadaan sebenarnya : Jumlah sumbu ada 4 yaitu sumbu a = b = d c Sudut 1 = 2 = 3 = 90 dan 1 = 2 = 3 = 120 Sumbu a, b dan d terletak dalam bidang horisontal membentuk sudut 60 Sumbu c bernilai 32. Cara penggambaran : Sudut a+ dengan b- = 17 dan sudut b+ dengan d- = 39 Perbandingan panjang sumbu b: d : c = 3 : 1 :6e. ORTHOROMBIC (RHOMBIC = PRISMATIK = TRIMETIC)

Ketentuan :Sumbu a b c.Sudut = = = 900Sumbu c adalah Sumbu terpanjang.Sumbu a adalah Sumbu terpendek.Sumbu a disebut Bracky.Sumbu b disebut Macro.Sumbu c disebut Basal.Cara menggambar :Sudut a+ /b- = 30 0.a = b = c = 1 : 4 : 6

c-

b-

c-

Gambar7.SistemOrthorombik

Dalam sistem tetragonal terdapat beberapa ketentuan seperti sebagai berikut:1. Dalam keadaan sebenarnya : Jumlah sumbu ada 3 yaitu sumbu a b c Sudut = = = 90 Sumbu c terpanjang dan sumbu a terpendek. Sumbu a = brachy Sumbu b = macroSumbu c = basal2. Cara penggambaran : Sudut a+ dengan b- = 30 Perbandingan panjang sumbu a: b : c = 1 : 4 :6f. MONOKLIN ( OBLIQUE = MONOSYMETRIC = CINORHOMBIC= HEMIPRISMATIK = MONOCLINOHEDRAL )

Ketentuan :Sumbu a b c.Sudut = = 90 0 ; 900Sumbu a disebut Sumbu Clino.Sumbu b disebut Sumbu Ortho.Sumbu c disebut Sumbu Basal.Cara menggambar :Sudut a+/ b- = 450.a : b: c = 1 : 4 : 6.Sumbu c adalah Sumbu terpanjang.Sumbu a adalah Sumbu terpendek.

a-

b-

c-

Gambar7.Sistem Monoklin Dalam sistem tetragonal terdapat beberapa ketentuan seperti sebagai berikut:1. Dalam keadaan sebenarnya : Jumlah sumbu ada 3 yaitu sumbu a b c Sudut = = 90 , 90 Sumbu c terpanjang dan sumbu a terpendek. Sumbu a = clinoSumbu b = orthoSumbu c = basal2. Penggambarannya : Sudut a+ dengan b- = 45 Perbandingan panjang sumbu a: b : c = 1 : 4 :6g. TRIKLIN( ANORTHIC = ASYMETRIC = CLINOHOMBOHEDRAL )

Ketentuan :Sumbu a b c.Sudut 900.Semua Sumbu a, b, c saling berpotongan dan membentuk sudut miring tidak sama besar.Cara menggambar :Sudut a+/ c- = 450.Sudut b+/ c- = 800.a : b: c = 1 : 4 : 6.

a-

b-

c-

Gambar7.Sistem Triklin

Dalam sistem tetragonal terdapat beberapa ketentuan seperti sebagai berikut :1. Dalam keadaan sebenarnya : Jumlah sumbu ada 3 yaitu sumbu a b c Sudut 90 Semua sumbu saling berpotongan dan membetuk sudut miring tidak sama besar. Sumbu a = brachySumbu b = macroSumbu c = basal2. Cara penggambaran : Sudut a+ dengan c- = 45 dan b+ dengan c- = 80 Perbandingan panjang sumbu a: b : c = 1 : 4 :6I.4.Simbol KristalografiI.4.a.Parameter Bidang Dan Parameter Rasio.

c +a -b - b + a + c -Parameter bidang hkl :Oh = 1 bagian.Ok = 3 bagian.O1 = 6 bagian.Parameter rasio bidang hkl :Oh = Ok : O1 = 1 : 3 : 6

Gambar 11 . Simbol Weiss dan Miller.

Simbol Weiss = Bagian yang tak terpotong Satuan ukur

Simbol Miller = _____Satuan Ukur______ Bagian yang tak terpotong-Simbol weiss dipakai dalam penggambaran kristal ke dalam proyeksi orthogonal dan proyeksi stereografis.-Simbol miller dipakai dalam penggambaran kristal kedalam suatu kristal.

Contoh : bidang hal yang tersebut kita gambarkan dalam susunan salip sumbu sistem reguler, maka bidang hal tersebut memotong : Sumbu a pada 1 bagian a+ Sumbu d pada 1 bagian b+ Sumbu c pada 2 bagian c+

maka : Simbol WeissSimbol Millera : b : c1/1 : 1/1 : 2/1( 1 1 2 )........................1/1 1/1 .....................( 2 2 1 )

I.4.b.Klas SimetriPengelompokaan dalam klas simetri didasarkan pada : Sumbu simetri Bidang simetri Titik simetri atau pusat simetri.

Sumbu simetriSumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal, dimana bila kristal tersebut diputar 3600 dengan garis tersebut sebagai poros utamanya, maka pada kedudukan tertentu, kristal tersebut akan menunjukan kenampakan-kenampakan seperti semula.Ada 4 jenis sumbu simetri :a. Sumbu simetri gyreBerlaku bila kenampakan satu sama lain pada, kedua belah pihak/ kedua ujung sumbu sama dinotasikan dengan huruf L ( linier ) atau g ( gyre ). Penulisan nilai pada kan atas atau kanan bawah notasi.Contoh : L4 = L4 = g4 = g4 BigyreApabila kristal diputar 3600 dengan sumbu tersebut sebagai poros putarannya, akan muncul 2 kali kenampakan.Contoh : L2 = L2 = g2 = g2

TrigyreApabila kristal diputar 3600 dengan sumbu tersebut sebagai poros putarannya, akan muncul 3 kali kenampakan.Contoh : L3 = L3 = g3 = g3 TetragyreApabila kristal diputar 3600 dengan sumbu tersebut sebagai poros putarannya, akan muncul 4 kali kenampakan.Contoh : L4 = L4 = g4 = g4

HexagyreApabila kristal diputar 3600 dengan sumbu tersebut sebagai poros putarannya, akan muncul 6 kali kenampakan.Contoh : L6 = L6 = g6 = g6

b. Sumbu Simetri Gyre Polairberlaku bila kenampakan ( konfigurasi ) satu sama lain pada ke dua belah pihak berbeda / tidak sama. Jika salah satu sisinya berupa sudut atau corner maka pada sisi lainya berupa bidang atau plane. Dinotasikan dengan huruf L atau g.Contoh : L2 = g2

c. Sumbu Cermin Putar ( Gyroide )Dinotasikan dengan huruf S ( Spiegel Axepy ) = Sumbu Spigel.Sumbu cermin putar didapatkan dari kombinasisuatu perputarn dimana, sumbu tersebut sebagai poronya, dengan pencerminan ke arah suatu bidan cermin putar yang tegak lurus dengan sumbu tersebut bidang cermin ioni disebut dengan cermin putaran atau bidang normal.Macam macam Gyroide : Digyroide ( S2 )Sumbu cermin putar bernilai 2, besar perputaran 1800 yang artinya satu putaran bernilai 1800 menuju 18 dilanjutkan dengan pencermiana tegak lurus bidang cermin putaran menempati 1 kembali. Trigyroide ( S3 )Sumbu cermin putar bernilai 3, besar perputaran 1200. dalam penentuan dan cara mandapatkan sumbu bernilai 3 caranya sama dengan Digyroide. Tetragyroide ( S4 )Sumbu cermin putar bernilai 4. besar perputara 900, maka akan terjadi kenampakan beru element simetri dari 1 lewat 1 menempati 2. Pada kenampakan pertama, Tetragyroide merupakan Digyroide, asal susunan keseluruhan diputar sebesar 1800 Hexagyroide ( S6 )Sumbu cermin putar bernialai 6, besar perputaran 600.

d. Sumbu Inversi Putar

Sumbu ini merupakan hasil perputaran dengansumbu tersebut sebagai poros perputarannya, dilanjutkan dengan menginverskan auat membalik melalui titik atau pusat simetri pada sumbu tersebut yang disebut Sentrum Inversi. Cara penulisan nya : , dan sebagainya. Dan sering pula ditulis dengan huruf L . Kemudian disebelah kanan atas ditulis nilai dan kanan bawah ditulis i.Contoh :L4i , L6i dan sebagainya. Bidang SimetriBidang simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal dan membelah kristal menjadi 2 bagian yang sama besar, dimana bagian yang satu dengan yang merupakan pencerminan dari bagian belahan yang lainnya. Bidang simetri di notasikan dengan P ( Plane ) atau m ( mirror). Bidang simetri dikelompokan menjadi 2 yaitu :a) Bidang Simetri UtamaMerupakan bagian yang dibuat melalui 2 buah sumbu simetri utama kristal dan menjadi 2 bagian yang sama besar :Bidang simetri ini ada 2 yaitu : Bidang Simetri Utama Horisontal dinotasikan dengan h (bidang ABCD) Bidang Simetri Utama Vertikal dinotasikan dengan v (Bidang KLMN dan OPQR)

c+

a-

b-b+

a+

c-

Gambar 12.Bidang simetri utamab) Bidang Simetri Tambahan / Intermediet / DiagonalBidang simetri diagonal merupakan bidang simetri yang dibuat hanya melalui satu sumbu simetri utama kristal. Bidang ini sering disebut dengan bidang diagonal saja dan dinotasikan dengan dCatatan : Dalam menghitung jumlah bidang simetri, dihitung dahulu bidang simetri utama, baru dihitung simetri tambahannya.

c+

a-

b-b+

a+

c-

Gambar 13.Sistem Hexagonal

Titik Simetri atau Pusat Simetri (Centrum = C)Pusat simetri adalah titik dalam kristal, dimana melaluinya dapat ibuat garis lurus, sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain mempunyai jarak yang sama, di jumpai kenampakan yang sama pula berupa tepi, sudut, dan bidang.Pada pusat simetri selalu berhimpit dengan pusat kristal, tetapi pusat kristal belum tentu merupakan pusat simetri.

I.4.c.Penentuan Klas Simetri Penentuan klas simetri berdasarkan pada kandungan unsur-unsur simetri yang di miliki oleh setiap bentuk kristal. Ada beberapa cara untuk menentukan klas simetri suatu bentuk kristal, diantaranya yang umum digunakan adalah sebagai berikut:I.4.a.1Menurut Herman Mauguin (Hm) Sistem Reguler Pada kristal sistem reguler dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: I. Menerangkan nilai sumbu a (sumbu a, b, c) yang bernilai 4 atau 2 dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu tersebut.

Notasi : 2, 4, , , Angka yang menunjukan nilai sumbu dan huruf m menunjukan adanya bidang yang tegak lurus sumbu a tersebut

II. Menerangkan sumbu simetri bernilai 3. Apakan sumbu simetri yang bernilai 3 itu juga bernilai 6 atau hanya bernilai 3 saja. Maka bagian ini ditulis 3 atau .III. Menerangkan ada atau tidaknya sumbu intermediate bernilai 2 dan ada tidaknya bidang simetri diagonal yang tegak lurus dengan sumbu diagonal tersebut tersebut.

Notasi : 2, m, , atau tidak adaContoh :

Klas Hexoctahedral........ Klas Pentagonal Icositetrahedral........ 4 3 2 4 3 2

Klas Hextetrahedral........ 3 m 3 m

Klas Dyakisdodecahedral................... - Klas Tetratohedris.............................. 2 3 2 3 -

Sistem TetragonalPada kristal sistem tetragonal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :I. Menerangkan nilai sumbu c yang bernilai 4 atau tidak bernilai sama sekali dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c.

Notasi : 4, , II. Menerangkan nilai sumbu lateral ( selain sb c ), dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu lateral tersebut.

Notasi : 2, m, atau tidak adaIII. Menerangkan nilai sumbu intermediate dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu tersebut.

Notasi : 2, m, , atau tidak adaContoh :

Klas Ditetragonal bipyramidal............ Kals Tetragonal Trapezohedral........... 4 2 2 4 4 2 Klas Ditetragonal Pyramidal........... 4 m m 4 m m

Klas Tetragonal Scalenohedral................ 2 m 2 m

Klas Tetragonal Bipyramidal................... - - Klas Tetragonal Pyramidal...................... 4 4 - -

Klas Tetragonal Bisphenoidal................. - -

Sistem Hexagonal dan TrigonalPada kristal sistem hexagonal dan trigonal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:I.

Menerangkan nilai sumbu c yang bernilai 6, atau 3, tidak bernilai sama sekali dan ada tidaknya bidang simetri horizontal yang tegak lurus dengan sumbu c.

Notasi : 3, 6, , ,II. Menerangkan nilai sumbu lateral ( sb a, b, d ), dan ada tidaknya bidang simetri vertical yang tegak lurus dengan sumbu lateral tersebut.

Notasi : 2, m, atau tidak adaIII. Menerangkan nilai sumbu intermedite dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu intermediet tersebut.

Notasi : 2, m, , atau tidak adaContoh :

Klas Dihexagonal Bipyramidal... Klas Hexagonal Trapezohedral. 6 2 2 6 2 2 Klas Dihexagonal Pyramidal. 6 m m 6 m m

Klas Hexagonal Bipyramidal................ - - Klas Hexagonal Pyramidal................... 6 6 - -

Klas Ditrigonal Bipyramidal...... m 2 m 2

Klas Trigonal Bipyramidal - - Klas Ditrigonal Pyramidal.................... 3 m 3 m -

Klas Trigonal Rhombohedral... - - Klas Trigonal Piramidal....................... 3 3 - -Sistem OrthorombicPada kristal sistem orthorombic dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :I. Menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu a tersebut.

Notasi : 2, m, II. Menerangkan nilai sumbu b, dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu tersebut.

Notasi : 2, m, III. Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu tersebut.

Notasi : 2, Contoh :

Klas Orthorombic Bipyramidal.. Klas Orthorombic Bisphenoidal..2 2 2 2 2 2 Klas Orthorombic Pyramidal..m m 2 m m 2Sistem MonoklinPada kristal sistem Monoklin hanya ada satu bagian, yaitu Menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu b.

Notasi : 2, m, Contoh : Klas Prismatic. Klas Spenoidal. 2 Klas Domatic... m

Sistem TriklinPada kristal sistem Triklin hanya mempunyai dua klas simetri, yaitu: Mempunyai pusat simetri klas Pinacoidal, notasi Tidak mempunyai pusat simetri klas Assymetric,notasi 1

I.4.c.2Menurut Schoenfish ( Sc )Sistem RegulerDapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :I. Menerangkan nilai sumbu C.untuk itu ada dua kemungkinan yaitu sumbu c bernilai 4 atau bernilai 2.Notasi : O bila bernilai 4 dan T bila bernilai 2III. Menerangkan kandungan bidang simetrinya, apabila kristal tersebut mempunyai : Bidang simetri horizontal ( h ) Bidang simetri vertical ( v ) Bidang simetri diagonal ( d )Maka notasinya adalah h Bila mempunyai : Bidang simetri horizontal ( h ) Bidang simetri vertical ( v )Maka notasinya adalah hBila mempunyai : Bidang simetri vertical ( v ) Bidang simetri diagonal ( d )Maka notasinya adalah v

Bila mempunyai : Bidang simetri diagonal ( d )Maka notasinya adalah dContoh : Klas Hexagonal Oh Klas Pentagonal Icositetrahedron.... O Klas Hextetrahedral. Td Klas Dyakisdodecahedral Th Tetrahedral Pentagonal Dodecahesdral T

Sistem Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorombic, Monoklin dan Triklin.Terdapat tiga bagian, yaitu :1. Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus dengan sumbu c, yaitu sumbu lateral (sumbu a, b, d ) atau sumbu intermediet, ada dua kemungkinan :Notasi : D ( Diedrish ) jika sumbu bernilai 2 C ( Cyklish ) jika tidak bernilai1. Menerangkan nilai sumbu c, nilai sumbu c ditulis di sebelah kanan agak ke bawah dari notasi D atau C. Misalnya : D2, C2, D3, C3.1. Menerangkan kandungan bidang simetrinyaBila mempunyai :6. Bidang simetri horizontal ( h )6. Bidang simetri vertical ( v )6. Bidang simetri diagonal ( d )Maka notasinya adalah h Bila mempunyai : Bidang simetri horizontal ( h ) Bidang simetri vertical ( v )Maka notasinya adalah hBila mempunyai : Bidang simetri vertical ( v ) Bidang simetri diagonal ( d ) Maka notasinya adalah vBila mempunyai : Bidang simetri diagonal ( d ) Maka notasinya adalah dContoh:-Klas Ditetragoal Bypramidal..C4v-Klas Tetragonal Trapezohedral...D4h-Klas Ditetragonal Pramidal.D2d-Klas Tetragonal ScalenohedralD-Klas Tetragonal BypramidalC4h-Klas Tetragonal Pyramidal..C4-Klas Tetragonal Bisphenoidal..S4-Klas Dihexagonal Pyramidal...D6h -Klas Dihexagonal BypramidalC6h-Klas Hexagonal Trapezohedral...D6-Klas Hexagonal Bipyramidal..........C6h-Klas Hexagonal Pyramidal.C6-Klas Trigonal Bipyramidal.....C3h-Klas Trigonal Trapezohedral...D3-Klas Trigonal Rhombohedral..C3i-Klas Trigonal Pyramidal..C3-Klas Ditrigonal Scalenohedral.D3d-Klas Ditrigonal BypiramidalD3h-Klas Ditrigonal Pyramidal...C3v-Klas Orthorombik Pyramidal...C2v-Klas Orthorombik Bisphenoidal..D2-Klas Orthorombik Bipyramidal...D2h-Klas Prismatik..C3h-Klas Spenoidal.C2-Klas Domatic...C1h-Klas PinacoidalCi-Klas AsymetricC1Keterangan : untuk Sistem Monoklin, sumbu b dianggap sebagai sumbu cBAB IIMINERALOGI FISIK

II. 1. DASAR TEORIMineral adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik dalam bentuk individu ataupun dalam bentuk kesatuan antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisis, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana arti mineral berlainan bahkan dikacaukan dukalangan awam.sering diartikan sebagai bahan buormanik (anorganik). Maka pengertian jelas dari kenyataannya batas mineral oleh bebrapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun penyesuaian umum untuk definisinya.Definisi mineral meburut beberapa ahli : L.G. Berry dan B. Masson, 1959Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom tertentu dan tersusun secara teratur.

D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

A.W.R.Potter dan H. Robbinson, 1977Mineral adalah suatu bahan padat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertenu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetapi dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.Dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan suatu anomali ataupun pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut juga mineral, walaupun tidak termasuk di dalam definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral mempunyai sifat sebagai berikut yaitu bahan alam mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap berupa unsur tunggal atau senyawa.Definisi mineral kompilasi adalah Suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia yang tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat berupa cair dan gas.

Batas-batas definisi mineral : Suatu bahan alamHarus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh tenaga manusia tidak dapat disebut sebagai mineral. Walaupun kadang-kadang pembuatannya akan sangat sulit dibedakan dengan kristal alam tetapi tetap tidak dapat disebut sebagai mineral.Contah :NaCl dibuat di alam disebut halite sedang yang dibuat di laboratorium disebut sebagai Natrium Klorida.

Mempunyai sifat-sifat fisis Warna, kilap, kekerasan, perawakan kristal, gores, belahan, dan lai-lain.mempunyai sifat-sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhdap api oksidasi, api reduksi, pelentingan, penggarangan, dll.

Berupa unsur tunggal atau persenyawaan tetap Mineral merupakan unsure tunggal misalnya Diamond (C), Graphyte (C), Native Silver (Ag), dll. Mineral berupa unsur kimia sederhana seperti Barite (BaSO4), Zircon (ZrSIO4), Cassiterite (SnO2), Magnetite (Fe3O4) Mineral yang berupa senyawa kimia kompleks misalnya Epistolite (NaCa)(CbTiMgMn)SiO2(OH), Polymignyti (CaFeYZrTh)(CbTiTa)O4.

Pada umumnya anorganis : batasan ini mengandung arti mineral yang luasMineral umumnya bukan hasil suatu kahidupan tetapi ada beberapa mineral yang merupakan hasil kehidupan yang disebut minera organik seperti Ambert, Asphalat, Mallite.

HomogenMengandung batasan bahwa suatu mineral tidak bisa diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika. Dapat berupa pdat, cair dan gasBerupa padat Quartz (SiO2) ; Barite (BaSO4)Berupa vairan : air raksa ( HgS)Dalam buku Minerals and Mining in Indonesia compiled Soetardjo Sigit, M.M. Purbo Wadiwijoyo, Bambang Sulasmoro, Suharsono Wirjosudjono,, 1969,

Mineralogi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :1. Mineralogi Fisik2. Mineralogi Kimiawi

Maksud dan Tujuan1. Menyelidiki secara fisik dari mineral2. Mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral

Alat-alat yang Dipergunakan1. Skala kekerasan Mohs2. Keping porselin3. Loupe4. Timbangan analitik5. Piknometer6. MagnitII. 2. Deskripsi MineralMineral mempunyai sifat-sifat fisik antara lain :a. Warna (Colour)Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang mengenai permukaan minerl tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan sebagian dipantulkan (refleksi). Warna penting untuk membedakan antara mineral akibat pengotoran dan warna asli (tetap) yang berasal dari elemen utama pada mineral tersebut.Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada mineral disebut dengan nama Idiochromatic .Misal : -Sulfur berwarna kuning Pyrite berwarna kuning loyang-Magnetite berwarna hitamWarna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsure lain, sehngga memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut dengan nama Allochromatic.Misal :Halite, warna dapat berubah-ubah : abu-abu biru bervariasi kuning coklat gelap merah muda

Kwarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/pengotoran, warna berubah-ubah menjadi : violet merah muda coklat-hitam

Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu pada mineral disebut nama Chromophores.Misal :Ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan Chromophores dalam mieral Cu sekunder ,maka akan memberikan warna hijau dan biru.

Faktor yang dapat mempengaruhi warna :a. Komposisi kimiab. Struktur kristal dan ikatan atomc. Pengotoran dari mineral

b. Perawakan Kristal (Crystal Habit)Perawakan kristal (crystal habit), bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang membangunnya, termaksud bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut. Kita perlu mengenal beberapa perawakan kristal yang terdapat pada jenis mineral tertentu, sehingga perawakan kristal dapat dipakai untuk penentuan jenis mineral, walaupun perawakan kristal bukan merupakan cirri tetep mineral.Contoh : Mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun (foliated) Amphibol,selalu menunjukan perawakan kristal meniang (columnar)Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Pearl,1975) yaitu ;A. Elongated habits (meniang / berserabut )B. Flattened habits (lembaran tipis)C. Rounded habits (membutir)a. Elongated Habits1. Meniang ( Columnar )Bentuk kristal prismatik yang menyerupai bentuk tiang.Contoh : Tourmaline, Phyrolusit, Wollastonite.2. Menyerat ( Fibrous )Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil. Contoh : Asbestos, Gypsum, Tremolit, Silimanite, Pyrophyllite.3. Menjarum ( Acicular )Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil.Contoh : Natrolite, Glaucophane.4. Menjaring ( Reticulate )Bentuk kristal yang kecil panjang tersusun menyerupai jaring.Contoh : Rulite, Cerussite.5. Merabut ( Capillery )Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai rambut.Contoh : Cuprite, Bysolit.6. Membintang ( Stellated )Bentuk kristal yang menyerupai bintang.Contoh : Pirofilit.7. Membenang ( Filliform )Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang.Contoh : Silver8. Mondok ( Stound,tubby,Equant )Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu c lebih pendek dari sumbu yang lain.Contoh : Zircon9. Menjari ( Radiated )Bentuk kristal yang menyerupai bentuk jari.Contoh : Markasit.b. Flattened Habits1. Membilah ( Bladed )Bentuk kristal yang panjang, tipis menyerupai bilah kayu. Contoh : Kyanite, Kavalerit. 2. Memapan ( Tabular )Bentuk kristal yang menyerupai bentuk papan, dimana perbandingan antara tebal dan lebar tidak terlalu jauh.Contoh : Barite, Hypersthene, Hematite.3. Membata ( Blocky )Bentuk kristal yang menyerupai bentuk bata.Contoh : Microcline, Calcite.4. Mendaun ( Foliated )Bentuk kristal pipih yang berlapis.Contoh : Mika, Chlorite, Talc.

5. Memencar ( Divergen )Bentuk kristal yang meyerupai kipas terbuka.Contoh : Aragonite, Gypsum, Millerite.6. Membulu ( Plumose )Bentuk kristal yang menyerupai tumbukan bulu.Contoh : Mikac. Rounded Habits1. Mendada ( Mamillary )Bentuk kristal yang menyerupai buah dada.Contoh : Malachite, Opal, Hemimorphite.2. Membulat jari ( Colloform radial )Bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar menyerupai bentuk jari. Contoh : Pyrolorhyte.3. Mengginjal ( Rentiform )Bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal. Contoh : Hematite4. Membulat ( Colloform )Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat. Contoh : Glauconite, Bismuth, Smalite, Cobaltite, Franklinite5. Membutir ( Granular )Bentuk kristal yang menyerupai butiran. Contoh : Olivine, Anhydrite, Chromite, Sodalite, Rhodochrosite.6. Stalaktit (Stalactic )Bentuk kristal yang membulat dengan lithologi gamping. Contoh : Goethite7. Memisolit ( Pisolitic)Bentuk kristal yang lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah. Contoh : Gibbsite, Pisolitic, Opal (variasi halite)c. Kilap (Luster)Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi). Intensiitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila makin besar indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomik mineral kakdang-kadang ditentukan oleh kilapnya.Macam-macam kilap :a. Kilap Logam ( Metallic Luster )Mineral-mineral opaq yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau lebih, contoh : Galena, Native metal, Sulphide , Pyrite.b. Kilap Sub-metalik ( Sub Metallic Luster )Terdapat pada mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6 sampai 3, contoh : - Cuprite( n = 2.85 ) - Cinnabar( n = 2.90 ) - Hematite ( n = 3.00 ) - Alabandite( n = 2.70 )c. Kilap Bukan Logam ( Non Metallic Luster )Mineral-mineral yang mempunyai warna terang dan dapat membiaskan,dengan indeks bias kuramg dari 2,5. Gores dari mineral-mineral ini biasanya tak berwarna atau berwarna muda.Macam-macam kilap bukan logam : Kilap kaca ( vitreous Luster )Kilap yang ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas.Contoh : - Quatrz- Carbonates- Sulphates- Spinel- Silicates- Fluoriote- Garnet- Leucite- COrondum- Halite yang segar Kilap Intan ( adamantite Luster )KIlap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau permata.Contoh :- Diamond- Sphalerite- Cassiterite- Zircon- Sulfur- Rutile Kilap lemak ( greasy luster )Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena lemak, akibat proses oksidasi.Contoh :- Nepheline yang sudah teralterasi .- Halite yang sudah terkena udara. Kilap lilin ( waxy luster )Merupakan kilap separti lilin yang khas.Contoh :- Serphentine Ceragyrite Kilap sutera ( silky luster )Kilap seperti yan gterdapat pada mineral-mineral yang parallel atau berserabut ( parallel fibrous structure )Contoh :- Asbestos- Serpentine- Selenite (variasi Gypsum)- Hematite Kilap mutiara ( pearly luster )Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk lembaran dan menyerupai mutiara.Contoh : - Talc- Gypsum- Mika Kilap tanah ( earthy luster )Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk tidak dipantulkan kembali.Contoh : - Kaolin- Diatomea- Montmorilonite- Pyrolusite- Chalk- Variasi OchresTidak sulit untuk membedakan antara kilap logam dengan bukan logam, perbedaannya jelas sekali. Tetapi dalam membedakan jenis-jenis kilap logam akan sulit sekali. Padahal perbedaan inilah yang sangat penting dalam deskripsi mineral, karena dapat untuk menentukan jenis suatu mineral tertentu.d. Kekerasan ( Hardness )Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap goresan ( scratching). Penentuan kekerasan relative mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan mineral yang rata pada mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya.

Misal suatu mineral di gores dengan kalsit (H = 3) ternyata mineralmitu tidak tergores, tetapi dapat tergores oleh Fluorite (H = 4), maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 3 dan 4. Dapat pula penentuan kekerasan relative mineral dengan mempergunakan alat-alat sederhana yang sering terdapat di sekitar kita. Misalnya :- Kuku jari manusiaH = 2,5- Kawat tembagaH = 3- Pecahan kacaH = 5,5- Pisau bajaH = 5,5- Kikir bajaH = 6,5- Lempeng bajaH = 7Bila man suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.e. Gores ( Streak )Gores adalh merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda. Gores ini diperoleh dengan cara menggorekan mineral pada permukaan keeping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan lebih dari 6, maka dapat dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi berupa tepung.Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.Contoh :- Quartz = putih / tak berwarna- Gypsum= putih / tak berwarna- Calcite= tak berwarnaMineral bukan logam ( non metalic mineral ) dan berwarna gelap akan memberikan gores yang lebh terang daripada warna mineralnya sendiri.Contoh :- Leucite= warna abu-abu / gores hitam.- Dolomite= warna kuning sampai merah jambu / gores putihMineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang mempunyai warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.Contoh : - Pyrite= warna kuning loyang / gores hitam- Copper= warna merah tembaga / gores hitam- Hematite= warna abu-abu kehitaman / gores merahPada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.Contoh :- Cinnabar= warna dan gores merah- Magnetite= warna dan gores hitam- Azurite= warna dan gores biruf. Belahan ( Ceavage )Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas dan plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata karena belahan merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal. Belahan tersebut akan menghasilkankristal menjadi bagian-bagian yang kecil, yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi : Sempurna ( Perfect )Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah sealain melalui bidang belahannya.Contoh :- Calcite- Muscovite- Galena- Halite Baik ( Good )Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata , tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya .\Contoh : - Feldspar- Hyperstene- Diopsite- Augite- Rhodonite Jelas ( Distinct )Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.Contoh :- Staurolite- Scapolite- Hornblende- Anglesite- Feldspar- Scheelite Tidak Jelas ( Indistinct )Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemunkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.Contoh :- Beryl- Corundum- Platina- Gold- Magnetite Tidak sempurna ( Imperfect )Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.Contoh : - Apatite- Cassiterite- Native sulphurg. Pecahan ( Fracture )Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah..Pecahan dapat dibagi : Choncoidal Pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit bawang.Contoh : - Quartz- Cerrusite- Anglesite- Obsidian- Rutile- Zincite

Hacly Pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta kasar tak beraturan atau seperti tak bergerigi.Contoh :- Copper- Platinum- Silver- Gold Even Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan mendekati bidang datar.Contoh :- Muscovite- Talc- Biotite- Mineral lempung Uneven Pecahan mineral yang menunjukan permukaan bidang pecahnya kasar dan tidak teratur. kebanyakan mineral mempunyai pecahan uneven.Contoh :- Calcite- Marcasite- Choromite- Orthoclas- Rutile- Rhodonite

SplinteryPecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang atau berserabutContoh :- Fluorite- Anhydrite- Antigoite Earthy Pecahan mineral yang hancur seperti tanah.Contoh : - Kaolin- Biotite- Muscovite- Talch. Daya Tahan Terhadap Pukulan ( Tenacity )Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan,penghancuran, dan pemotongan.Macam-macam tenacity: BrittleApabila mineral mudah hancur menjadi tepung halusContoh :- Calcite- Quartz- Marcasite- Hematite

Sectile Apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung.Contoh :- Gypsum- Ceragyrite MalleableApabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.Contoh :- Gold- Copper DuctileDapat di tarik / diulur seperti kawat. Apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan aopabila dilepaskan maka mineral akan kembali seperti semula.Contoh :- Silver- Copper- Olivine- Cerrargyrite Flexible Apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah.Contoh :- Talc- Gypsum- Mika

Elastic Dapat merenggang bila ditarik, dan kembali seperti semula bila dilepaskan.Contoh :- Muscovite- Hematitei. Berat Jenis ( Specific Gravity )Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral di bandingkan dengan berat air pada volume yang sama.

BJ = Dalam penetuan berat jenis dipergunakan alat-alat :1. Piknometer2. Timbangan analitik3. Gelas ukurUntuk penentuan berat jenis ada 2 cara, yaitu :Cara I :Dengan mempergunakan gelas ukur dan timbangan analitik. Mineral dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diisi air, dan jumlah air telah diketahui dengan pasti. Besarnya air yang tumpah atau kenaikan air pada gelas ukur dapat dibaca.Berat jenis dapat diukur dengan berat mineral yang telah ditimbang dibagi dengan volume air yang tumpah.

Cara II :Dengan mempergunakan alat piknometer dan timbangan analitik

j. Rasa & Bau ( Taste & Odour )Disamping dari sifat-sifat yang sudah dibahas diatas, beberapa mineral mempunyai rasa dan bau.Rasa ( taste ) hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat cair :1. Astringet: rasa yang umum dimiliki oleh sejenis logam2. Sweetist Astinget: rasa seperti pada tawas3. Saline : rasa yang dimiliki seperti garam4. Alkaline: rasa yang dimiliki seperti rasa soda5. Bitter: rasa seperti garam pahit6. Cooling: rasa seperti rasa sendawa7. Sour: rasa seperti asam belerangMelalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volatile melalui pemanasan atau melalui penambahan suatu asam, maka kadan-kadang bau ( odour ) akan menjadi cirri-ciri yang khas dari suatu mineral.1. Alliaceous: Bau seperti bawang, proses pereaksi dati aersenopirit akan menimbulkan bau yang khas2. Horse Radish Odour: Bau dari lobak kuda yang menjadi busuk ( biji selenit yang dipanasi )3. Sulphurous: Bau yang ditimbulkan oleh proses pereaksian pirit atau pemanasan mineral yang mengandung unsure sulfide.4. Bituminous: Bau seperti bau aspal5. Fetid: Bau yang ditimbulkan oleh asam sulfide atau bau busuk seperti telur busuk6. Argiilaceous: Bau seperti lempung basah, seperti serpentin yang mengalami pemanasan, bau kalau pyrargillitekadang raba ( feel) merupakan karakter yang penting. Ada beberapa macam raba, misalnya : smooth ( sepioloite), greasy (talc)k. Sifat kemagnetanSemua mineral mempunyai sifat magnetis, meskipun untuk menunjukkannya dibutuhkan suatu alat khusus. Sebagian kecil dari mineral dalam keadaan asli dapat ditarik oleh magnet baja yang kuat dengan mudah. Mineral-mineral tersebut disebut magnetit (paramagnetit). Misalnya : Magnetit, Pyrotit.Dalam banyak hal, sifat magnetit mungkin berasal dari tenaga induksi bumi, dimana induksi tersebut dari magnet yang sangat kuat.Yang pelu dicatat pada praktikum mineralogi fisik ini adalah mineral yang diselidiki apakah paramagnetit (magnetit) ataukah diamagnetit (non-magnetit). Paramagnetit (magnetit) Mineral tersebut memiliki gaya tarik terhadap magnet. Diamagnetit (non-magnetit)Mineral tersebut memiliki gaya tolak terhadap magnet.l. Derajat ketransparananSifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan mineral tersebut men-transmit sinar cahaya ( berkas sinar ). Sesuai dengan itu, variasi jenis mineral dapat dibedakan atas : Opaque mineral Mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian yang amat tipis. Mineral-mineral ini permukaannya mempunyai kilauan metalik dan meninggalkan berkas hitam atau gelap (logam-logam mulia, belerang, ferric oksida ). Transparant mineral Mineral-mineral yang tembus pandang seperti kaca biasa ( batu-batu kristal dan iceland spar ).

Translusent mineral Mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang seperti kaca frosted ( Calsedon, Gypsum, dan kadang-kadang Opal ). Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non-transparant)Dalam bentuk pecahan-pecahan (fragmen) tetapi tembus cahaya pada lapisan yang tipis ( Feldspar, karbonat-karbonat dan silicon).m. Nama Mineral dan Rumus KimiaDalam menentukan nama mineral dan rumus kimia dilakukan setelah deskripsi diatas selesai. Caranya dengan mencocokkan diskripsi diatas dengan table determinan yang telah disediakan di laboratorium.

77Nama : Okta Friansyah KurniawanNIM : 101.101.030Kel : B

BAB IIIROCK FORMING MINERALS

III.I. DASAR TEORIPada dasarnya kulit bumi dibentuk oleh 99,98 % mineral yang terdapat didalamnya. Mineral mineral tersebut disebut Rock Forming Mineral, dengan mineral utama silika, terutama feldspar yang merupakan kelompok mineral penting. Disamping itu pula ada mineral orthoklas dan microcleane. Mineral-mineral yang penting dalam pembentukan kulit bumi adalah pada Reaksi Bowen : BOWEN REACTION SERIES

12000CaANORTITDiscontinue series Continue series

OLIVIN Mg

PIROKSINBITOWNIT

HORNBLENDELABRADORINANDESINE

OLIGOKLAS

NaFeALBITEBIOTITE

K FELDSPAR

MUSCOVIT

5700QUARTZ

Gambar 14. Bowens Reaction Series

Discontinous series-Mineral yang terbentuk secara tidak terus-menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk mineral Olivin. Kemudian suhu menurun terus-menerus hingga terbentuk mineral Piroksine dimanan mineral Olivin sudah tidak terbentuk lagi. Begitu seterusnya sampai terbentuk mineral Biotite.-Didominasi oleh mineral-mineral Mafic (mineral Gelap) Continue series-Mineral terbentuk secara terus-menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk mineral Anotnite (Plagioklas Ca). kemudian suhu menurun terus-menerus hingga terbentuk mineral Bitownit, tetapi mineral Anotnite masih terbentuk.Begitu seterusnya sampai terbentuk mineral Albite.-Disebut juga dengan kelompok Plagioklas.-Didominasi oleh mineral-mineral Felsik (mineral Terang). Sampai pada suhu yang rendah 5700 mineral Biotite da Albite saling bertemu dan terbentuklah mineral K Feldspar lalu Muskovite dan Quartz.III.1.aMineral Pembentuk Batuan Mineral pembentuk batuan dapat dibedakan atas :1.Felsik mineralIalah mineral yang tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan cerah, serta mempunyai berat jenis kecil atau ringan.Contoh:Quartz, Feldspar, Feldspatoid. Quartz = Kuarsa (SiO2)Sistem:HexagonalB. J:2,56Kekerasan:7Warna:Jernih atau keruh bila terdapat bersama Feldspar, sering terdapat inklusi dari gas, cairan atau mineral lain didalamnya, yang merupakan unsur pengotor dan sangat mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna yang dirujukkan dapat memperkirakan derajat kemurnian dari kuarsa tersebut.Belahan:Tidak punyaPecahan:ConcoidalPenggunaan:Bahan baku industri gelas dan semen FeldsparDibagi dalam 2 golongan : Alkali Feldspar, terdiri dari : - Orthoclase- Anorthoclase- Sanidine- Mikroklin- Adularia Plagioclase, terdiri dari :- Anorthite- Bitownite- Labradorite- Andesine- Oligoclas- AlbitePraktikum megaskopis hanya dapat membedakan Alkali Feldspar (didomonasi orthoklas dan plagioklas). Orthoklas ( KalSi3O8 )Merupakan Feldspar sumber utama dari unsur K di tanah.B. J:2,6Kekeasan:6Warna:Abu-abu kemerahan/ tidak berwarnaSistemkristal:Monoklin, Prismatik, memanjang atau sejajar atau membutir dan massif.Kilap:Vitrous luster dengan kenampakan transparan atau translucent.Penggunaan:Bahan dasar industri keramik Plagioklas (NaCaAl2Si3O8)Dalam penentuan Albite sampai Anorthite, volume prosentase 100% dari An + Ab. Jadi antara Albite sampai Anorthite merupakan anggota Isomorphorus series.Sistem kristal: TriklinB.J: Albite = 2,26; Anorthite = 2,276Kekerasan: 6Warna: Kekuning-kunungan, putih dan merahBelahan : lembaran FeldspatoidMineral ini juga pengganti Feldspar oleh karena terbentuk, bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2 bebas, mineral feldspatoid tidak dibentuk karena yang akan terbentuk adalah feldspar.Mineral yang termasuk dalam Feldspatoid : Nefeline (KNaAl2Si2O4) Leucite (KAlSi2O6) Sodalite (Na4Al3Si3O12) Scapolite (Ca4(Al2Si2O8)3(CO3)) Cancrinite (Na3Ca(Al3Si3O12)CO3(OH2)) Analcite (Na(AlSi2O6)H2O)2.Mafik mineralIalah mineral yang tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap, mempunyai berat jenis besar atau berat.Contoh:Olivin, Piroksen, Ampibhol, Mika. OlivinMerupakan mineral campuran antara Mg2SiO4 (Fosterite) dengan Fe2SiO4 (Fayalite)dalam hal ini Mg lebih dominan dari Fe.B. J:3,27 - 4,27Kekerasan:5,50 7,00Kilap:Vitreous LusterUmumnya terdapat alam batuan beku basa. Contoh : Gabro, Basalt, Peridotite, Dunite. Kelompok PiroksenMerupakan kelompok mineral silikat komplek dan mempunyai hubungan erat dalam struktur kristal, sifat-sofat fisik dan komposisi kimia walaupun mereka mengkristal dalam dua system yang berbeda, yaitu Orthorombic dan Monoklin.Unsur-unsur yang lebih lengkap dari Piroksen mungkin sebagai contoh adalah :- Orthopiroksen Mg, Fe+2 Fe+3Al(SiAlO3)2- Diopside Hedenbregite CaMgFe(SiO3)2- Aufite (CaMgFe+2)(MgFe+2AlFe+3)(SiAlO3)2Dala petrologi biasanya secara megaskopis disebut saja Piroksen dengan cirri warna hijau sampai hijau kehitaman, mempunyai belahan dengan sudut lebih kurang 900. AmpiboleAmpibole mungkin dapat dibagi menjadi lima seri yaitu Antopylite,Cumingtonite-Qrunerite,TremoliteActinolite, Aluminian ampibolite sodic amphibole. Struktur amphibole adalah tetrahedral SiO4 dan struktur rantai ganda dan menghasilkan rasio Si : O = 4 : 11 pengganti 1 : 3 rantai tunggal. Secara megaskopis untuk amphibole disebut juga Hornblende dengan variasi hitam, colkat, hijau dan mempunyai belahan membentuk sudut 540 dan 1260. Amphibole dan piroksen mempunyai persamaan dalam batuan beku yang bersifat basa, dengan perbedaan adalah :Amphibole :- Komposisi kimianya mengandung OH.- Kristalnya panjang/prisnatik.- Belahan membentuk sudut 1240.Piroksen : - Komposisi kimianya tidak mengandung OH.- Kristalnya lebih pendek.- Belahan bediri saling tegak lurus.

Kelompok Mika Struktur mika adalah Tetrahedran dalam lembar-lembar, tiap SiO4 memiliki 3 oksigen dan 1 oksigen bebas. Struktur lembar direfresikan oleh belahan bawah pada semua mika adalah elastisitas dan dapat dibedakan dengan. Chorite dan Brittle.

Dari analisis kimia batuan telah membuktikan bahwa hanya beberapa unsur saja yang bertanggung jawab membentuk kerak bumi. Empat orang ahli mengadakan analisis kimia sebanyak 5159 batuan, yaitu oleh : Washington, Nigli, Clarke, Daly dengan unsur-unsur yang ada dalam kerak bumi:- Oksigen ( O )46,6 %- Kalium ( K )2,6 %- Silikon ( Si )27,7 %- Magnesium ( Mg )2,1 %- Aluminium ( Al ) 8,1 %- Unsur lain 1,5 %- Besi ( Fe )5,0 %- Kalsium ( Ca )3,6 %- Natrium ( Na ) 2,8 %

BAB VKESIMPULAN

Cabang-cabang ilmu geologi antara lain : Kristalografi dan Mineralogi, semuanya saling berhubungan dan saling melengkapi satu sama lain. Ilmu-ilmu yang lain juga menjadi dasar atau pedoman. Dari hasil praktikum kristalografi yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1.Dalam kristalografi, unsur yang paling penting adalah penentuan sistem. Penentuan 7 sistem kristalografi didasarkan pada :a. Jumlah sumbu kristalografi.b. Perbandingan panjang sumbu-sumbu kristalografi.c. Letak atau posisi sumbu kristalografi.d. Nilai sumbu c.2Tujuh sistem kristalografi, yaitu :1. Sistem Reguler.2. Sistem Tetragonal.3. Sistem Hexagonal.4. Sistem Trigonal.5. Sistem Orthorombik.6. Sistem Monoklin.7. Sistem Triklin.3.Dalam kristalografi penentuan simbol bentuk berdasarkan pada penentuan simbol Weiss dan Miller.4.Penentuan klas simetri berdasarkan Herman Mauguin (Hm) dan Schoenfish (Sc).

Dari hasil praktikum mineralogi fisik dan kimiawi yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1.Mineral-mineral umumnya terbentuk mengikuti empat cara, yaitu :- Larutan- Magma- Sublimasi- Metamorfisme.2.Warna asli dari element-element utama mineral merupakan warna yang tetap dan karateristik. Sedangkan warna karena adanya campuran dan pengotor merupakan warna yang berubah-ubah.3.Dalam mineralogi fisik yang diselidiki adalah :- warna (Colour)- perawakan kristal (Crystal Habit)- kilap (Luster)- kekerasan (Hardness)- gores (Streak)- belahan (Cleavage)- pecahan (Fracture)- daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)- berat jenis (Spesific Gravity)- rasa dan bau (Taste and Odour)- kemagnetan - derajat ketransparan- nama mineral dan rumus kimia4.Perbedaan sifat-sifat fisik mineral sangatlah penting untuk dikuasai, karena dapat digunakan untuk menentukan jenis/nama suatu mineral. Jumlah mineral yang sangat banyak itu dapat dikelompokkan menurut unsur-unsur yang dikandungnya, yaitu :a. Mineral Silikab. Mineral Oksidac. Mineral Sulfidad. Mineral Sulfate. Mineral Karbonatf. Mineral Native Elementg. Mineral Metamorf5.Praktikum mineralogi kimiawi bertujuan untuk :- Mengetahui sifat-sifat kimia yang penting dari setiap mineral dengan metode yang sesuai.- Melengkapi ata yang diperoleh dari penyelidikan secara fisis.

BAB VIKRITIK DAN SARAN

Dengan berakhirnya acara Praktikum Kristalografi dan Mineralogi ini, praktikan inigin mengajukan beberapa kritik dan saran, besar harapan meningkatkan kualitas dan kemampuan praktikan di masa yang akan datang. Kritik dan saran tersebut tercantum di bawah ini :

a. Saat praktikum saya mengharapkan kepada assisten untuk lebih memperhatikan mahasiswa saat melakukan praktikum seperti penyediaan modul dan lain sebaginya.b. Saya berharap praktikum lebih diperbanyak lagi jangan hanya dilaboratorium saja tapi dilapangan juga sangat penting.c. Mineral atau bahan yang ada dilaboratorium untuk didiskripsi saya rasa masih sangat kurang.d. Saat berjalannya praktikum saya mengharapkan agar assisen menjelaskan dengan lebih terperinci lagi agar mahasiswa banyak yang lebih paham.

Semoga kritik dan saran saya ini dapat dipertimbangkan oleh para assisten supaya praktikum lebih berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Danisworo. C. Prof. Dr. Ir. M.Sc, Suprapto. Ir . MT. 2007. Buku Panduan Mineralogi. Laboratorium Mineralogi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPNVYogyakarta.

Danisworo. C. Prof. Dr. Ir. M.Sc, Suprapto. Ir . MT, Staff Asisten Mineralogi. 2007. Modul Praktikum Kristalografi & Mineralogi. Laboratorium Mineralogi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPNVYogyakarta.

Noor, D., 2008. Pengantar Geologi, Universitas Pakuan, Bogor

Endarto, danang, 2005. pengantar geologi dasar, Lembaga Pengembangan Pendidikan, Surakarta

Nandar Asikin. 1998. Buku Penuntun Kuliah Lapangan Geologi Bayat. Yogyakarta: UPN veteran Yogyakarta.

Kartono, F. susanto. 1996. Petunjuk Praktikum Petrologi. Yogyakarta : UPN veteran Yogyakarta

Agustiawan, yuni. 2006. Laporan Resmi Peraktikum Petrologi dan Mineralogi. Yogyakarta : UPN veteran Yogyakarta

LAMPIRAN