isi makalah case 4

64
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah yang senantiasa disebarkan kepada umat manusia termasuk seluruh anggota tutorial C4 pada khususnya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini berdasarkan pengamatan penyusun dari beberapa sumber. Tujuan pembuatan makalah ini sebagai pembelajaran dan untuk memenuhi standar penilaian dan juga sebagai acuan belajar kami untuk ujian SOCA. Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr.Hans Christian Dharma yang telah membimbing dan mendukung kami selama kelas tutorial dan juga dalam pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua keluarga kami yang selalu dan tanpa lelah mendukung dan mendoakan kami. Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.Atas perhatian saudara kami mengucapkan terima kasih. 1

Upload: siti-maryam-natadisastra

Post on 27-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah Case 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan rahmat-Nya yang

berlimpah yang senantiasa disebarkan kepada umat manusia termasuk seluruh anggota tutorial

C4 pada khususnya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini berdasarkan pengamatan

penyusun dari beberapa sumber. Tujuan pembuatan makalah ini sebagai pembelajaran dan untuk

memenuhi standar penilaian dan juga sebagai acuan belajar kami untuk ujian SOCA.

Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr.Hans Christian

Dharma yang telah membimbing dan mendukung kami selama kelas tutorial dan juga dalam

pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua

keluarga kami yang selalu dan tanpa lelah mendukung dan mendoakan kami.

Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan.Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan

karya tulis ini.Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.Atas perhatian saudara kami

mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 21 Januari 2013

Tutorial C4

1

Page 2: Isi Makalah Case 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. 1

Kasus…………………………………………………………………………….. 3

Materi IDK

a. Manajemen Bencana…………………………………………………….. 6

b. Koordinasi Pada Bencana……………………………………………….. 23

c. Tugas Pokok Kepala Puskesmas………………………………………… 27

d. Evakuasi Pada Bencana…………………………………………………. 29

e. Triage……………………………………………………………………. 31

f. Standar Minimal Lingkungan Pengungsian…………………………….. 33

g. Penyakit Pasca Bencana………………………………………………… 36

h. Gangguan Psikologis Pasca Bencana…………………………………… 40

Referensi………………………………………………………………………... 45

2

Page 3: Isi Makalah Case 4

KASUS MANAGEMEN BENCANA

PAGE 1

Anda adalah dokter lulusan FK UPN yang diterima sebagai PNS dan ditugaskan sebagai

Kepala Puskesmas Ngaglik di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY.

Kecamatan Ngaglik adalah daerah dilereng Selatan Gunung Merapi yang merupakan

salah satu Gunung Berapi teraktif didunia. Ibu Kota Kecamatan adalah Ngaglik yang berjarak

sekitar 20 km dari puncak Merapi.

Data wilayah kecamatan anda sebagai berikut :

- Jumlah dusun.kelurahan 18 pedukuhan

- Jumlah penduduk 4.322 jiwa

Puskesmas anda berada didekat lapangan sepak bola dengan jumlah personil :

- Dokter Umum 2 orang termasuk anda, dokter gigi 1 orang

- Perawat 15 orang

- Tenaga administrasi 4 orang dan laborat 1 orang.

Lokasi Ngaglik berjarak 12 km dari kota Sleman (ibukota kabupaten), mempunyai jalur

pendekat (jalan kabupaten) yang menghubungkan dengan Kaliurang, Pakem, dan Cangkringan

yang merupakan desa dan kota kecamatan yang lebih dekat dengan puncak Merapi. Kaliurang

berjarak 5 km, Pakem 12 km, dan Cangkringan 12 km dari puncak Merapi. Ketiganya

merupakan daerah rawan ancaman awan panas Merapi (Wedus Gembel). Pakem dan

Cangkringan mempunyai Puskesmas. Pakem dipimpin oleh dokter baru dan Cangkringan

dipimpin oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat. Fasilitas kedua Puskesmad belum selngkap

Puskesmas Ngaglik.

Pada tanggal 2 Januari 20XX anda diundang ke Sleman untuk rapat koordinasi BPBD

Sleman. Rapat dipimpin oleh Sekda selaku Ketua BPBD Sleman dan dalam rapat tersebut

berdasarkan surat keputusan Bupati Sleman anda ditunjuk sebagai Kordinator Bidang Wilayah I

3

Page 4: Isi Makalah Case 4

BPBD Sleman. Wilayah I yang meliputi daerah kecamatan Pakem, Ngemplak, Cangkringan dan

Ngaglik. Camat Ngaglik ditunjuk sebagai Korwil I.

Meskipun Merapi masih dalam kondisi aktiv normal, tetapi anda segera mengadakan

rapat Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Wilayah I.

Dalam rapat koordinasi tersebut, Siapa saja yang anda undang? Materi rapat/koordinasi

apa yang dikemukakan? Setelah rapat, kegiatan apa yang anda lakukan?

PAGE 2

Pada tanggal 14 Januari 20XX Kepala Poliklinik Puskesmas anda melaporkan bahwa ada

pasien pemuda umur 18 tahun warga Dukuh Ngemplak dengan luka memar pada kepala, bibir

luka robek akibat dipukuli sekelompok pemuda Kecamatan Ngaglik karena mengendarai sepeda

motor didaerah Ngaglik dengan kencang dan menyerempet seorang pejalan kaki. Beberapa

waktu yang lalu pernah terjadi pekelahian massal antara kedua kelompk pemuda dari kedua

dearah tersebut. Menanggapi laporan tersebut apa yang anda lakukan?

Dalam perjalanan waktu, kondisi Merapi dipantau makin ada peningkatan aktifitas. Pada

tanggal 5 Maret 20XX jam 08.45 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,

Kementrian ESDM menginformasikan kepada Ketua BPPD Sleman, Magelang dan sekitarnya

bahwa aktifitas Gunung Merapi meningkat, beberapa kali gempa vulkanik disertai getaran tremor

yang tercatat seismograf ps pengamatan gunung Merapi Kaliurang. Ketua BPPD Sleman segera

mengumumkan status Merapi menjadi siaga.

Pada tanggal 7 Maret 20XX jam 11.15 terdengar dentuman keras dari puncak Merapi

diikuti dengan keluarnya gumpalan awan panas dari kawah yang mengalir kearah selatan puncak

Merapi. Segera diumumkan perubahan status Merapi menjadi awas Merapi dan diperintahkan

penduduk diradius 12.5 km dari puncak Merapi untuk mengungsi. Selaku Kepala Puskesmas

Ngaglik, atas perintah ketua PNPB Sleman melalui Kepala Dinas Kesehatan Sleman anda segera

memberlakukan Organisasi Penanggulangan Bencan.

4

Page 5: Isi Makalah Case 4

Pukul 18.00 datang tim evakuasi dengan truk yang membawa 8 orang korban letusan,

dari daerah Pakem. Anda beserta tim segera melakukan triage. Ternyata semua mengalami luka

bakar dengan berbagai derajat dan dari primary survey satu diantara korban selain luka bakar

juga mengalami patah tulang terbuka di paha, 3 orang diantaranya harus dievakuasi ke RS. Dr.

Sarjito Jogyakarta (Ngaglik Jogya 30 menit). Jelaskan kegiatan yang anda lakukan termasuk

tentang triage.

PAGE 3

Dari Ketua BPBD didapat informasi bahwa kondisi Merapi masih dalam status awas

karena masih ada kemungkinan terjadi erupsi lagi. Karena fasilitas Puskesmas Ngaglik cukup

untuk kegiatan Bedah anda memohon bantuan ke Kepala Dinas Kesehatan. Bantuan apa yang

anda minta?

16 Maret 20XX terjadi keributan ditempat pengungsi. Bapak sono 31 tahun mengamuk.

Dari alloanamnesa diperoleh keterangan bahwa bapak Sono asal Kaliurang dari awal ditempat

pengungsi sudah kelihatan murung karena isterinya mengalami luka bakar yang cukup parah dan

dirawat di RSU Sleman dan anaknya 3 orang. Anak bungsunya yang berumur 3 tahun selalu

rewel menanyakan ibunya, rumahnya rusak berat dan 3 ekor sapinya mati terkena awan panas.

Selain itu ada 5 orang pengungsi yang mulai menderita batuk – batuk dan gatal – gatal.

Kegiatan apa yang anda lakukan?

Setelah terjadi 2 erupsi lagi, ternyata aktivitas gunung Merapi mulai terlihat menurun dan

3 minggu pasca letusan Dinas Volcanology, Mitigasi dan Bencana Geology memberikan

informasi bahwa status bencana sudah dapat diturunkan kembali menjadi siaga. Masa Tanggap

darurat dinyatakan selesai dan memasuki tahapan berikutnya. Pada tahap berikutnya anda

melakukan kegiatan apa saja?

5

Page 6: Isi Makalah Case 4

BENCANA DAN MANAJEMEN BENCANA

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor

nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Jenis-jenis bencana:

1. Bencana Alam

Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan

oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,

angin topan, dan tanah longsor.

2. Bencana Non Alam

Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara

lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

3. Bencana Sosial

Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh

manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat,

dan teror.

a. Gempa Bumi

Bencana yang dapat timbul oleh gempa bumi ialah berupa kerusakan atau kehancuran

bangunan (rumah, sekolah, rumah sakit dan bangunan umum lain), dan konstruksi prasarana

fisik (jalan, jembatan, bendungan, pelabuhan laut/udara, jaringan listrik dan telekomunikasi,

dli), serta bencana sekunder yaitu kebakaran dan korban akibat timbulnya kepanikan.

b. Tsunami

Tsunami adalah gelombang pasang yang timbul akibat terjadinya gempa bumi di laut, letusan

gunung api bawah laut atau longsoran di laut. Namun tidak semua fenomena tersebut dapat

memicu terjadinya tsunami. Syarat utama timbulnya tsunami adalah adanya deformasi

(perubahan bentuk yang berupa pengangkatan atau penurunan blok batuan yang terjadi

secara tiba-tiba dalam skala yang luas) di bawah laut.. Terdapat empat faktor pada gempa

6

Page 7: Isi Makalah Case 4

bumi yang dapat menimbulkan tsunami, yaitu: 1). pusat gempa bumi terjadi di Iaut, 2).

Gempa bumi memiliki magnitude besar, 3). kedalaman gempa bumi dangkal, dan 4). terjadi

deformasi vertikal pada lantai dasar laut. Gelombang tsunami bergerak sangat cepat,

mencapai 600-800 km per jam, dengan tinggi gelombang dapat mencapai 20 m.

c. Letusan Gunung Api

Pada letusan gunung api, bencana dapat ditimbulkan oleh jatuhan material letusan, awan

panas, aliran lava, gas beracun, abu gunung api, dan bencana sekunder berupa aliran Iahar.

Luas daerah rawan bencana gunung api di seluruh Indonesia sekitar 17.000 km2 dengan

jumlah penduduk yang bermukim di kawasan rawan bencana gunung api sebanyak kurang

lebih 5,5 juta jiwa. Berdasarkan data frekwensi letusan gunung api, diperkirakan tiap tahun

terdapat sekitar 585.000 orang terancam bencana letusan gunung api.

d. Banjir

Hampir semua jenis bencana terjadi di Indonesia, yang paling dominan adalah banjir tanah

longsor dan kekeringan. Banjir sebagai fenomena alam terkait dengan ulah manusia terjadi

sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu : hujan, kondisi sungai, kondisi daerah hulu,

kondisi daerah budi daya dan pasang surut air laut. Potensi terjadinya ancaman bencana

banjir dan tanah longsor saat Ini disebabkan keadaan badan sungai rusak, kerusakan daerah

tangkapan air, pelanggaran tata-ruang wilayah, pelanggaran hukum meningkat, perencanaan

pembangunan kurang terpadu, dan disiplin masyarakat yang rendah.

e. Tanah Longsor

Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun

percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan

tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Pemicu dari terjadinya gerakan tanah ini adalah

curah hujan yang tinggi serta kelerengan tebing.

f. Kebakaran

Hampir setiap musim kemarau Indonesia menghadapi bahaya kebakaran lahan. Kebakaran

hutan berkaitan dengan banyak hal, dari ladang berpindah sampai penggunaan HPH yang

kurang bertanggungjawab, yaitu penggarapan lahan dengan cara pembakaran. Hal lain yang

menyebabkan terjadinya kebakaran hutan adalah kondisi tanah di daerah banyak yang

mengandung gambut. Tanah semacam ini pada waktu dan kondisi tertentu kadang-kadang

terbakar dengan sendirinya.

7

Page 8: Isi Makalah Case 4

Pencegahandan Mitigasi

KesiapsiagaanTanggap

Darurat

Pemulihan

BENCANA

g. Kekeringan

Hal ini erat terkait dengan menurunnya fungsi lahan dalam menyimpan air. Dampak dari

kekeringan ini adalah gagal panen, kekurangan bahan makanan hingga dampak yang

terburuk adalah banyaknya gejala kurang gizi bahkan kematian.

h. Epidemi dan Wabah Penyakit.

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah

penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan

daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

i. Kebakaran Gedung dan Pemukiman

Hubungan arus pendek listrik, meledaknya kompor serta kobaran api akibat lilin/lentera

untuk penerangan merupakan sebab umum kejadian kebakaran permukiman/gedung.

j. Kegagalan Teknologi

Kegagalan teknologi merupakan kejadian yang diakibatkan oleh kesalahan desain,

pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam menggunakan teknologi dan atau

industri. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa kebakaran, pencemaran bahan kimia, bahan

radioaktif/nuklir, kecelakaan industri, kecelakaan transportasi yang menyebabkan kerugian

jiwa dan harta benda.

A. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana.

Sebagaimana didefinisikan dalam UU 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi

penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan

pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

Rangkaian kegiatan tersebut apabila digambarkan dalam siklus penanggulangan bencana

adalah sebagai berikut :

Pada dasarnya penyelenggaraan adalah tiga tahapan

yakni :

1. Pra bencana yang meliputi:

- situasi tidak terjadi bencana

8

Page 9: Isi Makalah Case 4

- situasi terdapat potensi bencana

2. Saat Tanggap Darurat yang dilakukan dalam situasi terjadi bencana

3. Pascabencana yang dilakukan dalam saat setelah terjadi bencana

Setiap waktu semua tahapan dilaksanakan secara bersama-sama dengan porsi kegiatan

yang berbeda. Misalnya pada tahap pemulihan, kegiatan utamanya adalah pemulihan

tetapi kegiatan pencegahan dan mitigasi juga sudah dimulai untuk mengantisipasi

bencana yang akan

B. Perencanaan dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Secara umum perencanaan dalam penanggulangan bencana dilakukan pada setiap tahapan

dalam penyelenggaran penanggulangan bencana. Dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana, agar setiap kegiatan dalam setiap tahapan dapat berjalan dengan terarah, maka

disusun suatu rencana yang spesifik pada setiap tahapan penyelenggaraan penanggulangan

bencana.

1. Pada tahap Prabencana dalam situasi tidak terjadi bencana, dilakukan penyusunan

Rencana Penanggulangan Bencana (Disaster Management Plan), yang merupakan

rencana umum dan menyeluruh yang meliputi seluruh tahapan / bidang kerja

kebencanaan. Secara khusus untuk upaya pencegahan dan mitigasi bencana tertentu

terdapat rencana yang disebut rencana mitigasi misalnya Rencana Mitigasi Bencana

Banjir DKI Jakarta.

2. Pada tahap Prabencana dalam situasi terdapat potensi bencana dilakukan penyusunan

Rencana Kesiapsiagaan untuk menghadapi keadaan darurat yang didasarkan atas skenario

menghadapi bencana tertentu (single hazard) maka disusun satu rencana yang disebut

Rencana Kontinjensi (Contingency Plan).

3. Pada Saat Tangap Darurat dilakukan Rencana Operasi (Operational Plan) yang

merupakan operasionalisasi/aktivasi dari Rencana Kedaruratan atau Rencana Kontinjensi

yang telah disusun sebelumnya.

4. Pada Tahap Pemulihan dilakukan Penyusunan Rencana Pemulihan (Recovery Plan) yang

meliputi rencana rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan pada pasca bencana.

Sedangkan jika bencana belum terjadi, maka untuk mengantisipasi kejadian bencana

9

Page 10: Isi Makalah Case 4

dimasa mendatang dilakukan penyusunan petunjuk /pedoman mekanisme

penanggulangan pasca bencana.

Dalam melaksanakan penanggulangan bencana, maka penyelenggaraan penanggulangan bencana

meliputi :

• tahap prabencana,

• saat tanggap darurat, dan

• pascabencana.

A. Pada Pra Bencana

Pada tahap pra bencana ini meliputi dua keadaan yaitu :

a. Dalam situasi tidak terjadi bencana

Situasi tidak ada potensi bencana yaitu kondisi suatu wilayah yang berdasarkan analisis

kerawanan bencana pada periode waktu tertentu tidak menghadapi ancaman bencana

yang nyata. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi

bencana meliputi:

1. Perencanaan penanggulangan bencana;

2. Pengurangan risiko bencana;

3. Pencegahan;

4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan;

5. Persyaratan analisis risiko bencana;

6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;

10

Page 11: Isi Makalah Case 4

7. Pendidikan dan pelatihan; dan

8. Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.

b. Dalam situasi terdapat potensi bencana

Pada situasi ini perlu adanya kegiatan-kegiatan kesiapsiagaan, peringatan dini dan

mitigasi bencana dalam penanggulangan bencana. Kegiatan-kegiatan pra-bencana ini

dilakukan secara lintas sektor dan multi stakeholder,oleh karena itu fungsi BNPB/BPBD

adalah fungsi koordinasi.

1) Kesiapsiagaan

Yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui

pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi

evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman

penanggulangan bencana.

2) Peringatan Dini

Yaitu serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada

masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh

lembaga yang berwenang.

Pemberian peringatan dini harus :

Menjangkau masyarakat (accesible)

Segera (immediate)

Tegas tidak membingungkan (coherent)

Bersifat resmi (official)

3) Mitigasi Bencana

Yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui

pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi ancaman bencana.

Bentuk mitigasi :

Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, rumah

tahan gempa, dll.)

Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)

11

Page 12: Isi Makalah Case 4

Komponen-komponen kesiapan bencana :

Berdasarkan Sembilan komponen utama memberikan kerangka kerja yang dapat menjadi strategi

kesiapan bencana nasional dapat dikembangkan.

1. Mengkaji kerentanan

Informasi mengenai komunitas/daerah geografis tertentu rentan terhadap

dampak dari serangan bahaya.

Salah satu cara mendekati satu sarana sistimatis untuk menetapkan alat

manajemen bencana yang penting.

2. Perencanaan

Tujuan : agar mempunyai rencana-rencana yang siap yang sudah

disepakati, yang dapat diimplementasikan dan untuk komitmen mana dan

sumber-sumber daya yang relative terjamin.

3. Kerangka kerja institusi

Prasyarat setiap rencana kegiatan bencana yang tergantung dari tradisi dan

struktur pemerintahan Negara.

Satu struktur untuk pembuatan keputusan, panitia antar menteri untuk

mengkoordinir rencana, titik fokus didalam setiap kementerian, dan struktur-

struktur komunitas dan regional untuk mengimplementasikan rencana pada

tingkat lokal.

Terdapat “koordinasi horizontal” (level pemerintah pusat diantara para

menteri) dan “koordinasi vertical” (antara otoritas lokal dan pusat) yang harus

berjalan seimbang.

4. Sistim informasi

12

Page 13: Isi Makalah Case 4

Serangan bencana yang lambat : proses pengumpulan data resmi, sistem

peringatan dini (khususnya daerah yang rentan terhadap kelaparan), sistim

monitoring untuk memperbaharui informasi peringatan dini.

Serangan bencana yang mendadak : sistim yang sama untuk

memprediksi, memberi peringatan, dan komunikasi evakuasi.

5. Basis sumber daya

Persyaratan utama daftar kebutuhan bantuan :

- Tempat berlindung

- Obat-obatan

- Makanan

- Makanan tambahan

- Sistim komunikasi

- Sistim logistic

- Pekerja-pekerja pemulihan

- Peralatan pembersihan

6. Sistim peringatan

Pemberitahuan yang memadai terhadap masyarakat rentan akan datangnya

suatu bencana mereka dapat meloloskan diri/mengambil tindakan berjaga-

jaga untuk mengurangi bahaya.

Penyediaan akses terhadap sistim komunikasi alternative diantara polisi,

militer dan jaringan pemerintah.

7. Mekanisme tanggapan

Keefektifan tanggapan tehadap peringatan dan dampak bencana.

8. Pelatihan dan pendidikan umum

Pendidikan untuk mereka yang mungkin terancam bencana.

Beberapa bentuk pendidikan :

- Pendidikan umum di sekolah untuk anak-anak dan remaja

menekankan tindakan apa yang harus dilakukan jika ada ancaman

bencana (contoh, gempa bumi)

- Kursus pelatihan khusus untuk orang dewasa baik secara khusus atau

sebagai dimensi tambahan dari program-program yang sedang

13

Page 14: Isi Makalah Case 4

berlangsung (contoh, tindakan kesehatan preventif atau program

kesehatan ibu dan anak)

- Program pengembangan untuk komunitas dan pekerja perluasan berbasis

desa diinstruksikan untuk menyediakan informasi yang relevan dan

dilatih untuk tugas-tugas yang harus dijalani selama kejadian bencana

- Informasi umum, media massa, televisi, radio atau cetakan, tidak akan

pernah bisa menggantikan dampak instruksi langsung.

9. Gladi

Tidak bisa secara penuh memotret dinamika dan potensi kekacauan dari suatu

operasi bantuan bencana.

Tujuan :

- Menekankan kembali poin-poin yang dibuat dalam program pelatihan

yang terpisah

- Menguji sistem secara keseluruhan

- Mengungkap lubang-lubang yang bisa saja terlewatkan

Peran dan Fungsi Instansi Pemerintahan Terkait

Dalam melaksanakan penanggulangan becana di daerah akan memerlukan koordinasi

dengan sektor. Secara garis besar dapat diuraikan peran lintas sektor sebagai berikut :

a. Sektor Pemerintahan, mengendalikan kegiatan pembinaan pembangunan daerah

b. Sektor Kesehatan, merencanakan pelayanan kesehatan dan medik termasuk obat-

obatan dan para medis

c. Sektor Sosial, merencanakan kebutuhan pangan, sandang, dan kebutuhan dasar

lainnya untuk para pengungsi

d. Sektor Pekerjaan Umum, merencanakan tata ruang daerah, penyiapan lokasi dan jalur

evakuasi, dan kebutuhan pemulihan sarana dan prasarana.

e. Sektor Perhubungan, melakukan deteksi dini dan informasi cuaca/meteorologi dan

merencanakan kebutuhan transportasi dan komunikasi

f. Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, merencanakan dan mengendalikan upaya

mitigatif di bidang bencana geologi dan bencana akibat ulah manusia yang terkait

dengan bencana geologi sebelumnya

14

Page 15: Isi Makalah Case 4

g. Sektor Tenaga Kerja dan Transmigrasi, merencanakan pengerahan dan pemindahan

korban bencana ke daerah yang aman bencana.

h. Sektor Keuangan, penyiapan anggaran biaya kegiatan penyelenggaraan

penanggulangan bencana pada masa pra bencana

i. Sektor Kehutanan, merencanakan dan mengendalikan upaya mitigatif khususnya

kebakaran hutan/lahan

j. Sektor Lingkungan Hidup, merencanakan dan mengendalikan upaya yang bersifat

preventif, advokasi, dan deteksi dini dalam pencegahan bencana.

k. Sektor Kelautan merencanakan dan mengendalikan upaya mitigatif di bidang bencana

tsunami dan abrasi pantai.

l. Sektor Lembaga Penelitian dan Peendidikan Tinggi, melakukan kajian dan penelitian

sebagai bahan untuk merencanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada

masa prabencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.

Peran dan Potensi Masyarakat

1. Masyarakat

Masyarakat sebagai pelaku awal penanggulangan bencana sekaligus korban bencana

harus mampu dalam batasan tertentu menangani bencana sehingga diharapkan

bencana tidak berkembang ke skala yang lebih besar.

2. Swasta

Peran swasta belum secara optimal diberdayakan. Peran swasta cukup menonjol pada

saat kejadian bencana yaitu saat pemberian bantuan darurat. Partisipasi yang lebih

luas dari sektor swasta ini akan sangat berguna bagi peningkatan ketahanan nasional

dalam menghadapi bencana.

3. Lembaga Non-Pemerintah

Lembaga-lembaga Non Pemerintah pada dasarnya memiliki fleksibilitas dan

kemampuan yang memadai dalam upaya penanggulangan bencana. Dengan

koordinasi yang baik lembaga Non Pemerintah ini akan dapat memberikan kontribusi

dalam upaya penanggulangan bencana mulai dari tahap sebelum, pada saat dan pasca

bencana.

4. Perguruan Tinggi / Lembaga Penelitian

15

Page 16: Isi Makalah Case 4

Penanggulangan bencana dapat efektif dan efisien jika dilakukan berdasarkan

penerapan ilmupengetahuan dan teknologi yang tepat. Untuk itu diperlukan kontribusi

pemikiran dari para ahli dari lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian.

5. Media

Media memiliki kemampuan besar untuk membentuk opini publik. Untuk itu peran

media sangat penting dalam hal membangun ketahanan masyarakat menghadapi

bencana melalui kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi kebencanaan

berupa peringatan dini, kejadian bencana serta upaya penanggulangannya, serta

pendidikan kebencanaan kepada masyarakat.

6. Lembaga Internasional

Pada dasarnya Pemerintah dapat menerima bantuan dari lembaga internasional, baik

pada saat pra bencana, saat tanggap darurat maupun pasca bencana. Namun demikian

harus mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

B. Saat Tanggap Darurat

Tanggap darurat : bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada

saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi

kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,

perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi:

1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya;

2. Penentuan status keadaan darurat bencana;

3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;

4. Pemenuhan kebutuhan dasar;

5. Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan

6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

Terbentuknya komando tanggap darurat meliputi tahapan yang terdiri dari :

a. Informasi kejadian awal

Informasi diperoleh dari : pelaporan, media massa, instansi terkait,masyarakat,

internet.

Informasi yang diperoleh terdiri dari :

16

Page 17: Isi Makalah Case 4

a) Apa jenis bencana

b) Bilamana waktu, tanggal, bulan, tahun, jam, waktu setempat.

c) Dimana lokasinya

d) Berapa jumlah korban, kerusakan

e) Penyebab

f) Bagaimana

b. Penugasan tim reaksi cepat

Tujuannya: untuk melaksanakan tugas pengkajian secara cepat, tepat, dan dampak

bencana serta memberikan dukungan pendampingan dalam penanganan bencana. Hasil

pelaksanaan tugas digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan tingkat bencana

c. Penetapan status atau tingkat bencana

Penetapan status tingkat bencana ditetapkan oleh

Bupati / walikota skala kabupaten /kota

Gubernur provinsi

Presiden nasional

Tindak lanjutnya yaitu BNPB/BPBD menunjuk komandan penanganan tanggap darurat

bencana sesuai tingkat bencana

d. Pembentukan komando tanggap darurat

Tugas pokok :

Merencanakan operasi penanganan tanggap darurat

Mengajukan permintaan kebutuhan bantuan

Melaksanakan dan mengkoordinasikan pengerahan sumber daya.

Melaksanakan pengumpulan informasi

Menyebarluaskan informasi mengenai bencana

Pelaksanaan Kegiatan :

1. Berdasarkan Pasal 48

Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya

Penentuan status keadaan darurat bencana

17

Page 18: Isi Makalah Case 4

Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana

Pemenuhan kebutuhan dasar

Perlindungan terhadap kelompok rentan

Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

2. Pengkajian Secara cepat dan tepat (pasal 49)

Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi :

Cakupan lokasi bencana

Jumlah korban

Kerusakan prasarana dan sarana

Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan

Kemampuan sumber daya alam maupun buatan

3. Penentuan status keadaan darurat (pasal 51)

Dilaksanakan oleh pemerintah sesuai skala bencana

Untuk skala nasional dilakukan oleh presiden

Skala provinsi oleh gubernur

Skala kabupaten ataupun kota oleh bupati atau walikota

4. Penyelamatan dan Evakuasi Korban (pasal 52)

Hal ini dilakukan dengan memberikan pelayanan kemanusiaan yang timbul akibat

bencana yang terjadi pada suatu daerah melalui upaya :

Pencarian dan penyelamatan korban

Pertolongan darurat

Evakuasi korban

5. Pemenuhan kebutuhan dasar (pasal 53)

Meliputi bantuan penyediaan :

Kebutuhan air bersih dan sanitasi

Pangan

Sandang

Pelayanan kesehatan

Pelayanan psikososial

Penampungan dan tempat hunian

6. Perlindungan terhadap kelompok rentan (pasal 55)

18

Page 19: Isi Makalah Case 4

Dilakukan dengan memberikan prioritas kepada kelompok rentan berupa

penyelamatan, evakuasi, pengaman, pelayanan kesehatan dan psikososial

Kelompok rentan

Bayi, balita, anak-anak

Ibu yang sedang mengandung dan menyusui

Penyandang cacat

Orang lanjut usia

7. Pemulihan Fungsu prasarana dan sarana (pasal 56)

Hal ini dilakukan dengan memperbaiki dan/atau mengganti kerusakan akibat bencana.

e. Manajemen Penanganan Bencana 

Seksi Siaga

▫ Regu Peringatan Dini

▫ Regu Pemetaan     

Seksi Tanggap Darurat

▫ Regu Perintis

▫ Regu Penyelamatan

▫ Regu Keamanan

▫ Regu Pengungsian

▫ Regu Kebakaran

▫ Regu Logistik 

Seksi Komunikasi

Regu Administrasi dan Dokumentasi

Regu Informasi dan Hubungan Luar

Regu Relawan 

Seksi Kesejahteraan

Regu Pertolongan Pertama

Regu Dapur Umum (DU) 

C. Pasca Bencana

19

Page 20: Isi Makalah Case 4

• Pasca bencana adalah periode/waktu/masa setelah tahap kegiatan tanggap darurat

terjadinya bencana.

• Penanggulangan bencana adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan meliputi

kegiatan pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan pada saat sebelum terjadinya

bencana serta penyelamatan pada terjadinya bencana, rehabilitatif, dan rekonstruksi

setelah terjadinya bencana.

• Penaganan pasca bencana adalah segala upaya dan perbaikan fisik maupun non fisik yang

dilakukan setelah terjadinya bencana, meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi dalam upaya

pemulihan kegiatan masyarakat.

1. Kebijakan dan Strategi Penanganan Bencana

a. Kebijakan

Penanganan bencana merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,

pemerintah provinsi, kabupaten dan masyarakat.

Sesuai UU No. 23 tahun 2004, tentang pemerintah daerah, provinsi dan kabupaten

sebagai daerah otonom berperan sebagai ujung tombak dalam penanganan

bencana.

b. Strategi

Strategi pelaksanaan dilakukan melalui tahapan :

Pada tahap awal (fungsionalisasi), dilakukan perbaikan sarana, prasarana dan

fasilitas umum yang rusak shingga dapat berfungsi kembali secara minimal agar

kehidupan masyarakat dapat segera dipulihkan kembali. Selanjutnya dilakukan

inventarisasi dan pengkajian dalam rangka persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi

atas sarana dan prasarana yang rusak

Pada tahap rehabilitasi dilakukan perbaikan kembali atas sarana, prasarana dan

fasilitas umum yang rusak sebagai upaya dalam rangka mengembalikan kondisi

seperti semula dengan melibatkan seluruh unsur.

Pada tahap rekonstruksi dilakukan pembangunan dan peningkatan atas sarana

dan prasarana tersebut yang rusak didahului dengan evaluasi dan suatu

perencanaan yang matang sebelum dilaksanakan pelaksanaan pembangunan.

2. Mekanisme Penanganan Pasca Bencana

20

Page 21: Isi Makalah Case 4

a. Perbaikan sarana, prasarana dan fasilitas umum yang rusak yang mendukung aspek

sosial, ekonomi masy serta keamanan

b. Menyediakan lokasi dana kedaruratan dalam APBD , memiliki rencana tata ruag

yang dilengkapi dgn peta rawan bencana dan rencana kedaruratan akan terjadinya

bencana serta disosialisasikan kepada masy setempat

c. Usulan pemulihan fisik yang rusak diajukan oleh bupati/walikota selaku ketua

SATLAK PBP kepada gubernur selaku ketua SATKORLAK PBP dilengkapi dengan

laporaan kejadian bencana

d. Gubernur selaku ketua SATKORLAK berkewajiban untuk segara meneruskan

usulan kepada ketua BAKORNAS PBP

e. BAKORNAS PBP menerima usulan pemulihan fisik akibat bencana yang diusulkan

oleh gubernur

f. BAKORNAS PBP bersama departemen terkait, melakukan kaji kebutuhan

rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dilengakapi dengan hasil observasi

lapangan atas usulan permohonan bantuan

g. Permohonan bantuan yang sudah diseleksi berdasarkan hasil kaji kebutuhan disusun

dalam daftar sebagai bahan pembahsan departemen terkait

3. Pembiayaan

a. Pembiayaan dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dialokasikan

oleh mentri keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dengan tembusan kepada ketua

BAKORNAS PBP , Gubernur/instansi terkait.

b. Pembiayaan teknis operasional instansi terkait di bebankan kepada anggaran instansi

masing-masing

c. Pembiayaan dalam rangka observasi lapangan, pemantauan dan evaluasi di bebankan

kepada Tim Penaganan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pasca Bencana yg

dikoordinasikan oleh sekretariat BAKORNAS

d. Pembiayaan bantuan yang berasal dari swasta atau luar negeri akan diatur dengan

pedoman tersendiri

4. Pelaksanaan

a. Pelaksana kegiatan dilakukan oleh masing-masing instansi, provinsi, dan kabupaten

berdasarkan anggaran yang telah disahkan oleh mentri Keuangan

21

Page 22: Isi Makalah Case 4

5. Pengawasan dan Pengendalian

a. BAKORNAS PBP bersama departemen/instansi terkaitdidampingi SATKORLAK

PBP wilayah terkait melakukan pamantauan,pengendalian dan evaluasi saat

pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di kabupaten/kota

b. Pengawasan keuangan terhadap pelaksanaan penggunaan anggaran akan dilakukan

oleh pengawas internal dan eksternal pemerintah.

6. Pertanggungjawaban dan Pelaporan

Laporan pertanggungjawaban pekerjaan baik fisik maupun keuangan disampaikan kepada

ketua BAKORNAS PBP dan menteri keuangan dengan tembusan Gubernur,

Departemen/Instansi terkait yang dilaporkan secara periodik sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

KOORDINASI BENCANA

22

Page 23: Isi Makalah Case 4

Peran Instansi Terkait

1. Berkoordinasi dan berkerjasama dalam penanggulangan bencana sejak pra bencana

2. Bertanggung jawab kepada kepala penanggulangan bencana / kepala departemen sesuai

tingkatannya

Koordinasi

1. Sinkronisasi antara ide, perintah, informasi, dll dari semua

elemen/instansi/departemen/antar individu sehingga tercapai suatu pola terstruktur atau

alur yang saling terhubung dan bersinergi

2. Masalah utama yang ditemui dalam koordinasi adalah masalah PERILAKU

3. Diperlukan :

a. Kepercayaan

b. Komunikasi

c. Pengurangan ego

d. Tanggung jawab

Tugas YanMed Dasar

1. Menyiapkan IGD RS

2. Menyiapkan jaringan RS Rujukan terpadu

3. Menyiapkan Pra Rumah Sakit

a. Ambulance service

b. Poskesdes – Public Safety Center (PSC)\

c. IGD Puskesmas

23

Page 24: Isi Makalah Case 4

Komando/Administrasi

1. Ada perintah tertulis/lisan

2. Ada laporan tertulis/lisan

3. Ada pemberitahuan tertulis/lisan

Kompetensi Dokter

1. Terdaftar

2. Mempunyai standar kompetensi

3. Izin praktek

4. (boleh) mengerjakan yang tujuannya menolong jiwa tanpa ijin siapapun (darurat)

Depo Obat / Alkes

1. Dikelola dinas kesehatan (yang tergabung dalam BPBD)

2. Penerimaan dan pendistribusian terpadu

3. Semua kegiatan tercatat

Depo Logistik Bencana

1. Dikelola BPBD

2. Terpusat dalam penerimaan dan pendistribusian

3. Dilaporkan kepada ketua BPBD kabupaten

4. Tercatat

BAKORKESDA

24

Page 25: Isi Makalah Case 4

1. Badan Koordinasi Kesehatan Daerah

2. Terdiri dari : DinKes, Kes TNI-AD/AL/AU/POLRI dan Kes lainnya

3. Diketuai kepala dinas atau yang disepakati

4. Dapat saling berkoordinasi langsung

Obat / Alkes Emergensi

1. Antibiotik, analgetik, anti diare

2. Obat lokal / anastesi

3. Anti-alergi

4. Alat penanganan luka

5. Obat-obatan perawatan luka

6. Alat-alat stabilisasi

7. Set bedah minor

8. Alat-alat resusitasi, dll

Penyakit Pasca Bencana

1. ISPA

2. Diare / Infeksi Saluran Cerna

3. Nutrisi

4. Kelainan Jiwa / Psikologi

5. Infeksi Luka

6. Kelainan Kulit

7. STD, ISK

25

Page 26: Isi Makalah Case 4

Koordinasi dengan 10 Unit Terkait

1. Dinas Kesehatan

2. Dinas PU

3. Dinas Sosial

4. Dinas Kesra

5. Dinas Perhubungan

6. Departemen Dalam Negeri

7. Dinas ESDM

8. Dinas Keuangan

9. TNI

10. Polri

Pengungsian

1. Tempat / Lokasi

2. Jumlah pengungsi / personel kesehatan dan pendukung

3. Sarana akomodasi

4. Sarana kesehatan dan logistik kesehatan

5. Hygiene sanitasi lingkungan

6. Logistik umum dan makanan

7. Keamanan

TUGAS POKOK KEPALA PUSKESMAS

26

Page 27: Isi Makalah Case 4

Kepala puskesmas bertanggung jawab dalam hal penanganan bencana sebelum, saat, dan

sesudah bencana. Berikut adalah tugas pokok seorang kepala puskesmas dalam penanggulangan

bencana.

1. Sebelum terjadi bencana

Sebelum terjadi bencana, seorang kepala puskesmas melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Membuat peta geomedik daerah rawan bencana

b) Membuat jalur evakuasi

c) Mengadakan pelatihan

d) Inventarisasi sumber daya sesuai dengan potensi bahaya yang mungkin

e) Menerima dan menindaklanjuti informasi peringatan dini ( Early warning sign )

untuk kesiapsiagaan bidang kesehaatan

f) Membuat tim kesehatan lapangan yang tergabung dalam satgas

g) Mengadakan koordinasi lintas sektor

h) Saat terjadi bencana

i) Kepala puskesmas di lokasi bencana melakukan kegiatan:

j) Beserta staf menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan yang diperlukan

untuk melaksanakan triase dan memberikan pertolongan pertama

k) Melaporkan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota tentang terjadinya

bencana.

l) Melakukan penilaian cepat masalah kesehatan awal

m) Menyerahkan tanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan kabupaten / kota bila

telah tiba di lokasi

n) Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan, maka sebagai

penanggung jawab adalah kepala dinas kesehatan kota atau kabupaten.

Kepala puskesmas disekitar lokasi bencana melakukan kegiatan:

a) Mengirimkan tenaga kesehatan dan perbekalan kesehatan dan ambulans atau alat

transportasi lainnya ke lokasi bencana dan tempat penampungan pengungsi.

27

Page 28: Isi Makalah Case 4

b) Membantu melaksanakan perawatan dan evakuasi korban serta pelayanan kesehatan

pengungsi.

2. Setelah terjadi bencana:

a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di penampungan dengan mendirikan

pos kesehatan lapangan

b) Melaksanakan pemeriksaan kualitas air bersih dan pengawasan sanitasi lingkungan

c) Melaksanakan surveilans penyakit menular dan gizi buruk yang mungkin timbul

d) Segera melapor ke dinas kesehatan kabupaten/kota bila terjadi KLB penyakit

menular dan gizi buruk

e) Merujuk penderita yang tidak dapat ditangani dengan konseling awal dan

membutuhkan konseling lanjut, psikoterapi dan penangan lebih spesifik

f) Memfasilitasi relawan, kader dan petugas pemerintah tingkat kecamatan dalam

memberikan KIE kepada masyarakat luas, bimbingan kepada kelompok yang

memiliki kemungkinan gangguan stress pasca trauma, memberikan konseling pada

individu yang berpotensi gangguan stress pasca trauma

3. Evaluasi

Evaluasi setiap kegiatan penanganan bencana dilakukan di tiap jenjang administrasi .

4. Pencatatan

a) Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

b) Penggunaan obat dan perbekalan kesehatan

c) Penerimaan dan pendistribusian bantuan yang diterima dari dalam dan luar negeri

d) Mobilisasi tenaga kesehatan

5. Pelaporan

a) Pelaporan dilakukan pada saat awal dengan alat komunikasi yang ada. Periodisasi

dan kala waktunya disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi di

lapangan.

b) Pelaporan dilakukan berjenjang mulai dari koordinator dilapangan sampai ke tingkat

provinsi dan pusat penanggulangan masalah kesehatan.

28

Page 29: Isi Makalah Case 4

EVAKUASI PADA BENCANA

Definisi

- Evakuasi : upaya untuk memindahkan korban secara aman dari lokasi yang tertimpa

bencana ke wilayah yang lebih aman untuk mendapatkan pertolongan.

- Evakuasi medik : upaya untuk memindahkan penderita gawat darurat dari suatu tempat

ke tempat lain namun mempunyai fasilitas yang dibutuhkan oleh penderita yang dirujuk.

Prinsip – Prinsip Evakuasi Medik

Penyusunan peta jalur evakuasi bidang kesehatan

1. Tersedianya peta daerah rawan bencana dengan jalur evakuasi

2. Penyusunan peta kelompok rentan

3. Penyusunan peta sumber daya kesehatan

4. Penetapan lokasi tempat penampungan dan pos kesehatan

5. Menentukan jalur lalu lintas evakuasi bidang kesehatan/ambulans

Alur proses pemindahan korban

29

Page 30: Isi Makalah Case 4

30

AREA MUSIBAH

Nilai apakah mungkin pertolongan pertama dilakukan di lokasi.Awas bahaya api (arah angin), kemungkinan ledakan, kemungkinan tanah longsor dan lain-lainBila memungkinkan lakukan RJP di lokasi/pindahkan semua korban ke area pengumpulan korban

AREA PENGUMPULAN KORBAN (“COLLECTION

AREA”)

Lokasi teraman dan terdekat dari area musibah yang memungkinkan untuk pertolongan pertama kasus gawat darurat (missal:RJP) atau ABC tanpa alat/alat terbatasbawa korban ke area perawatan melalui triase yang ditentukan

AREA (TRIAGE AREA/ SELECTION

AREA)

Tentukan kegawatan korbangunakan label yang disepakati untuk semua kasustulis diagnosa dan instruksi awal untuk tindakan yang diperlukan dalam stabilisasi korbanAREA PERAWATAN (CARE

AREA)

Lakukan pemeriksaan ulang dengan memberikan prioritas sesuai dengan kegawatan Lakukan tindakan untuk stabilisasi korbanlakukan komunikasi untuk rujukan korbantentukan alat & petugas untuk evakuasi korbanbuat pengelompokan perawatan sementara

AREA TRANSPORTASI TRANSPORT AREA

Kelompokan kendaraan untuk evakuasi sesuai dengan fasilitas dan kru ambulansLetakan lokasi ambulans GD di dekat area perawatanAtur tujuan evakuasi sesuai perintah posko

RUMAH SAKIT

Pos medis depanPos medis belakangPos medis cadangan

Page 31: Isi Makalah Case 4

TRIAGE

Definisi

Triage France “trier” memilih.

Triage didefinisikan sebagai :

Pemilihan dan pengalokasian penatalaksanaan kepada pasien, terutama pada korban

peperangan dan bencana berdasarkan skala prioritas untuk memaksimalkan jumlah

korban yang selamat.

Pemilihan pasien (seperti di dalam ruang gawat darurat) berdasarkan keadaan yang

mendesak (urgency) akan pengobatan.

Jenis

a. Triage pasien tunggal

Gawat (emergent)

Penting (urgent)

Tidak penting (non urgent)

b. Triage korban beragam sehari – hari START

c. Triage dalam insiden dengan korban masal yang berlebihan START & SAVE

d. S.T.A.R.T. Triage System

S.T.A.R.T. (Simple Triage & Rapid Transport). Example of a triage method that quickly

classifies victims and prioritizes treatment

little no care needed

delay care, injuries not life-threatening

31

MINOR

DELAYED

Page 32: Isi Makalah Case 4

immediate care for life-threatening situation

no care, mortal injuries, cannot be saved

Penilaian

a. Pernapasan

b. Perfusi

c. Tingkat Kesadaran

SAVE (Secondary Assesment of Victim Enpoint )

Sistem triage yang berusaha memberikan perawatan bagi pasien di lapangan yang merasa paling

beruntung ketika berhadapan dengan sumber yang sangat terbatas dan bencana yang

berkepanjangan

Kategori SAVE

a. Korban yang mati tanpa melihat jumlah perawatan yang diterimanya

b. Korban yang akan selamat tanpa melihat langkah perawatan apa yang akan diberikan

c. Korban yang akan sangat beruntung dari intervensi di lapangan yang sangat terbatas

Penatalaksanaan

a. Tatalaksana trauma toraks

Tindakan darurat

ABC

Pungsi toraks pada :

Pneumotoraks desak

Aspirasi hemotoraks massif

Aspirasi perikard

b. Jika ada luka terbuka ditutup dengan pembalut u/ menghentikan kebocoran udara

c. Pneumotoraks desak dipungsi sesegera mungkin

32

IMMEDIATE

MORGUE

Page 33: Isi Makalah Case 4

d. Pengelompokan penderita trauma

e. Menyebabkan gangguan faal organ vital (ABC tdk ada / tidak stabil) kematian

f. Cedera yang tidak membahayakan jiwa

g. Trauma ringan

STANDAR MINIMAL LINGKUNGAN PENGUNGSIAN

Pengadaan Air

Hal-hal yang diperlukan dalam pengadaan air:

• Persediaan air harus cukup untuk memberi sedikit–dikitnya 15 liter per orang per hari

• Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya 0,125 liter perdetik.

• Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter

• 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang

Kualitas air

Kelayakan air yang perlu diperhatikan :

• Kandungan air yang terdapat bakteri dari pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10

coliform per 100 mili liter

• Untuk air yang disalurkan melalui pipa–pipa air harus didisinfektan lebih dahulu sebelum

digunakan sehingga mencapai standar yang bias diterima (yakni residu klorin pada kran

air 0,2–0,5 miligram perliter dan kejenuhan dibawah 5 NTU)

• Konduksi tidak lebih dari 2000 jS / cm dan airnya biasa diminum

Tidak terdapat dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan pengguna air

Prasarana dan Perlengkapan

33

Page 34: Isi Makalah Case 4

• Setiap keluarga mempunyai dua alat pengambil air yang berkapasitas 10–20 liter, dan

tempat penyimpan air berkapasitas 20 liter. Alat–alat ini sebaiknya berbentuk wadah

yang berleher sempit dan/bertutup

• Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram per bulan

• Bila kamar mandi umum harus disediakan, maka prasarana ini harus cukup banyak untuk

semua orang yang mandi secara teratur setiap hari pada jam–jam tertentu. Pisahkan

petak–petak untuk perempuan dari yang untuk laki–laki.

• Bila harus ada prasarana pencucian pakaian dan peralatan rumah tangga untuk umum,

satu bak air paling banyak dipakai oleh 100 orang.

Pembuangan Kotoran Manusia

d. Tiap jamban digunakan paling banyak 20 orang

e. Penggunaan jamban diatur perumah tangga dan menurut pembedaan jenis kelamin (misalnya

jamban persekian KK atau jamban laki–laki dan jamban perempuan)

f. Jarak jamban tidak lebih dari 50 meter dari pemukiman

• Jamban umum tersedia di tempat–tempat seperti pasar, titik–titik pembagian sembako,

pusat – pusat layanan kesehatan dsb.

• Letak jamban dan penampung kotoran harus sekurang–kurangnya berjarak 30 meter dari

sumber air bawah tanah. Dasar penampung kotoran sedikitnya 1,5 meter di atas air

tanah.Pembuangan limbah cair dari jamban tidak merembes ke sumber air mana pun,

baik sumur maupun mata air, suangai, dan sebagainya

• 1 (satu) Latrin/jaga untuk 6–10 orang

Pengelolaan Limbah Padat

• Sampah rumah tangga dibuang dari pemukiman atau dikubur

• Tidak terdapat limbah medis yang tercemar atau berbahaya

34

Page 35: Isi Makalah Case 4

• Dalam batas–batas lokasi setiap pusat pelayanan kesehatan, terdapat tempat pembakaran

limbah padat yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan secara benar dan aman, dengan

lubang abu yang dalam.

• Terdapat lubang–lubang sampah, keranjang/tong sampah, atau tempat–tempat khusus

untukmembuang sampah di pasar–pasar dan pejagalan,dengan system pengumpulan

sampah secara harian.

• Tempat pembuangan akhir untuk sampah padat berada dilokasi tertentu sedemikian rupa

sehingga problema–problema kesehatan dan lingkungan hidup dapat terhindarkan.

• 2 ( dua ) drum sampah untu 80 – 100 orang

cara – cara untuk membuang limbah rumah tangga sehari–hari :

• Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter darisebuah bak sampah

atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter jaraknya dar lubang sampah

umum.

• Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila limbah rumah

tangga sehari–hari tidak dikubur ditempat.

Pengelolaan Limbah Cair (pengeringan)

• Tidak terdapat air yang menggenang disekitar titik–titik pengambilan/sumber air untuk

keperluan sehari–hari, didalam maupun di sekitar tempat pemukiman

• Air hujan dan luapan air/banjir langsung mengalir malalui saluran pembuangan air.

• Tempat tinggal, jalan – jalan setapak, serta prasana – prasana pengadaan air dan sanitasi

tidak tergenang air, juga tidak terkikis oleh air.

35

Page 36: Isi Makalah Case 4

PENYAKIT PASCA BENCANA

Jenis Bencana dan penyakitnya

Jenis Bencana Jenis Penyakit

Banjir Diare, eksema, ISPA

Gunung meletus ISPA, diare, konjungtivitis, luka bakar

Kebakaran hutan/pemukiman ISPA, luka bakar

Gempa bumi Patah tulang, luka memar, luka sayat, ISPA,

diare

Huru hara Luka sayat, luka memar

Tanah longsor Luka sayat, luka memar,patah tulang

Gelombang tsunami Luka sayat, luka memar, ISPA, diare

Penyakit Pasca Bencana

1. Tetanus

Etiologi Bakteri Clostridium tetani yang menyerang sistem saraf dan otot

Bakteri ini banyak terdapat di tanah dan feses (kotoran) manusia dan binatang

Masa inkubasi 3 -14 hari, biasanya 1 minggu

Gejala otot leher dan perut kaku dan nyeri, sulit menelan dan trismus, demam,

berkeringat, tekanan darah meningkat, dan jantung berdebar-debar

Pencegahan vaksinasi DTP ke puskesmas atau posko kesehatan/medis

36

Page 37: Isi Makalah Case 4

Bagi korban bencana yang terluka, luka harus dijaga agar selalu bersih dan hindari kontak

dengan tanah atau kotoran, selalu menjaga kebersihan badan dan lingkungan sekitar

2. ISPA (infeksi saluran pernafasan akut)

Penyakit terbanyak pada pengungsi gempa yang tinggal di tenda-tenda maupun tempat

tinggal sementara

Penyebab kerumunan warga yang tinggal di suatu ruang

Banyaknya debu yang berterbangan, hawa dingin di malam hari mempercepat

penyebaran ISPA

Dapat disebabkan virus (rhinovirus) dan bakteri (Streptococcus pneumonia)

Virus batuk atau rinorea, dahak tidak berwarna dan tidak kental. Penyembuhan secara

tradisional dapat memanfaatkan potensi yang ada dengan mencampur jeruk nipis dengan

kecap, maupun dengan minuman hangat seperti jahe

Bakteri batuk pilek tetapi lendir, dahak berwarna kekuning-kuningan serta kental,

tenggorokan terasa perih, nyeri, sesak seperti radang tenggorokan.

Dalam keadaan darurat dapat menggunakan larutan setengah sendok teh garam dengan

air hangat yang matang.

3. Diare

Diare berhubungan dengan kebersihan di lingk. T4 tinggal sementara yang tidak terjamin

Diare muntah dan buang air besar Dehidrasi

Pengobatan dapat dilakukan dengan minum oralit serta multivitamin yang cukup

Dalam keadaan mendesak dapat pula dengan mencampurkan larutan air hangat + ½

sendok gula & garam serta makan dan minum makanan sehat & bersih

4. Campak

Campak merupakan penyakit yang menyerang dan menular pada korban pengungsi

terutama anak-anak, tetapi dewasa juga dapat terkena

Gejala Demam tinggi (paling tinggi dicapai setelah 4 hari), bercak Koplik pada bagian

dalam pipi di sebelah depan gigi premolar, mata merah dan berair, tenggorokan sakit,

pilek, batuk yang khas kering dan keras, vesikel muncul di belakang telinga menyebar ke

muka lalu ke seluruh badan

Etiologi Infeksi virus Varicella

Penularan melalui batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh cairan hidung

37

Page 38: Isi Makalah Case 4

Komplikasi otitis media, bronkitis, pneumonia, encephalitis

Pencegahan :

Penderita di isolasi

Istirahat dan minum banyak cairan, minum obat antipiretik

Pencegahan Penyakit pasca bencana

1. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Meski dalam lingkungan pengungsian untuk

mewujudkan lingkungan yang bersih tidak semudah dalam kehidupan umumnya, namun

hendaknya hal ini mendapat perhatian dari berbagai pihak

2. Memperhatikan kebersihan dan kesehatan makanan serta minuman

Penyakit di Pengungsian

Penyakit Penyebab Tindakan Preventif

Diare Pemukiman terlalu

padat, Pencemaran

air dan makanan,

Sanitasi jelek

Menyediakan area yang cukup,

Pendidikan mengenai kesehatan,

Membagikan sabun pembersih,

Kesadaran kebersihan makan dan

pribadi, Penyediaan air bersih dan

makanan yang cukup

Cacar Pemukiman terlalu

padat, Vaksinasi tak

jalan

Menyediakan area yang cukup,

imunisasi untuk anak balita

38

Page 39: Isi Makalah Case 4

Penyakit

pernafasa

n

Perumahan kumuh,

Kuranganya selimut

dan pakaian,

Merokok di tempat

umum

Menyediakan area yang cukup,

Perlindungan yang cukup seperti

pakaian yang layak

dan selimut yang memadai

Meningitis pemukiman yang

terlalu padat

Standar minimal untuk tempat

tinggal yang layak, Imunisasi sesuai

dengan anjuran dokter

Penyakit Penyebab Tindakan preventif

Tuberkulosa Pemukiman yang

terlalu padat, Gagal

gizi, Rentan terhadap

bakteri TBC

Standar minimal untuk

tempat tinggal yang layak,

Imunisasi

Typhoid Pemukiman yang

padat, Kesadaran

kebersihan kurang,

Kurangnya air bersih,

Kurangnya sanitasi

Standar minimal untuk tempat

tinggal yang layak, Air bersih

yang cukup, Sanitasi yang

memadai Kesadaran akan

pentingnya kebersihan

Cacingan Pemukimanyang

padat, Sanitasi tidak

memadai

Standar minimal untuk tempat

tinggal yang layak, Sanitasi yang

layak, Memakai alas kaki,

Kesadaran akan kesehatan

individu

Scabies Pemukiman yang Standar minimal untuk tempat

39

Page 40: Isi Makalah Case 4

padat, Kurangnya

kesadaran kesehatan

diri

tinggal yang layak, Cukup

tersedianya air bersih dan sabun

pembersih

Kegiatan Pasca bencana

GANGGUAN PSIKOLOGI PASCA BENCANA

Tipe – Tipe Gangguan Kecemasan

1. Fobia

Ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa

tertentu

Sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah

dialami individu

Fobia simpel : sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah (Yang menderita

banyak wanita, dimulai semenjak kecil)

Agorafobia: kata yunani, agpra = tempat berkumpul, pasar. Sekelompok ketakutan yang

berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan, takut bepergian

Simptom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi gila.

Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:

a. Fobia Spesifik

Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu.

Contohnya adalah ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap

40

Page 41: Isi Makalah Case 4

ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia

terhadap kancing baju, dsb.

b. Fobia Sosial

Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan

akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam

kerumunan atau tempat umum. Contohnya adalah dipermalukan didepan umum,

ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah.

2. Obsesif Kompulsif

Obsesif adalah pemikiran yang berulang dan terus-menerus.

Kompulsif adalah pelaksanaan dari pemikirannya tersebut.

Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa pada orang tersebut. dengan

mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah ia perbuat

obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih.

3. Post Traumatik-Stress Disorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma)

Kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau

orang-orang yang mengalami bencana alam.

Simtom dan diagnosis:

Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk: perkosaan,

peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat

dicintai, melihat orang lain disakiti atau dibunuh.

Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat santai, impulsif,

mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang

menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan

yang lampau.

Ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi buruk atau gangguan tidur.

4. GAD (Generalized Anxiety Desease: Gangguan Kecemasan Tergeneralisasikan)

Kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan terjadi

kecelakaan, kesulitan finansial).

41

Page 42: Isi Makalah Case 4

Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung berdetak keras, perut tidak

enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering, tenggorokan

terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik.

Merasa ada gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher

dan bahu, pelupuk mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk

santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh.

Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan

mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati.

Sering penderita tidak sabar, mudah marah, tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.

5. Gangguan Panik

Tanda-tanda:

Sesak nafas, detak jantung keras, sakit di dada, merasa tercekik, pusing, berpeluh,

bergetar, ketakutan yang sangat akan teror, ketakutan akan ada hukuman.

Depersonalisasi dan derealisasi: perasaan ada di luar badan, merasa dunia tidak

nyata, ketakutan kehilangan kontrol, ketakutan menjadi gila, takut akan mati.

Terjadinya:

Sering, sekali seminggu atau lebih sering. Beberapa menit

Laki-laki 0,7 %, wanita 1% 4 kali serangan panik dalam 4 minggu, Satu serangan

diikuti ketakutan terjadinya serangan lagi paling sedikit 1 bulan.

Serangan panik dapat diikuti agoraphobia 80% penderita panik juga menderita

gangguan kecemasan yang lain.

Sering juga ada depresi

Penatalaksanaan

1. Pengobatan dan tata laksana korban gempa yang traumatik harus segera dilakukan

2. Beberapa jenis terapi yang dilakukan psikiater berguna untuk mengurangi kondisi

traumatik

42

Page 43: Isi Makalah Case 4

Contoh : Relaksasi salah satu cara pertama yang sering diajarkan kepada

pasien.

Psikoterapi berupa terapi kognitif dan perilaku dapat dilakukan pada pasien

berkenaan dengan kecenderungan untuk terus menerus mengingat peristiwa

tersebut

Dukungan keluarga dan sahabat korban yang sangat penting dalam proses

pemulihan

3. Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika

Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kepada

konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi.

4. Pendekatan-Pendekatan Humanistik

Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita

yang sesungguhnya. Oleh sebab itu terapis-terapis humanistik bertujuan membantu orang

untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang

sesungguhnya

Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka

yang sesungguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan mereka

yang sesungguhnya

dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai muncul ke permukaan.

5. Pendekatan-Pendekatan Biologis

Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan

kecemasan. Contohnya : golongan benzodiazepine Valium dan Xanax (alprazolam)

6. Pendekatan-Pendekatan Belajar

Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif

dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut

Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar, diantaranya :

43

Page 44: Isi Makalah Case 4

a) Pemaparan Gradual

Metode ini membantu mengatasi fobia ataupun kecemasan melalui pendekatan

setapak demi setapak dari pemaparan aktual terhadap stimulus fobik.

Terapi bersifat bertahap menghadapkan individu yang agorafobik kepada situasi

stimulus yang makin menakutkan, sasaran akhirnya adalah kesuksesan individu

ketika dihadapkan pada tahap terakhir yang merupakan tahap terberat tanpa ada

perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk menghindar.

Keuntungan dari pemaparan gradual adalah hasilnya yang dapat bertahan lama.

b) Rekonstruksi Pikiran

Membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya. biasanya

digunakan pada seorang psikolog terhadap penderita fobia.

c) Flooding

Individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan

dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk

menghadapinya sendiri.

d) Terapi Kognitif

Melalui pendekatan terapi perilaku rasional-emotif, terapi kognitif menunjukkan

kepada individu dengan fobia sosial bahwa kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk

penerimaan-penerimaan sosial dan perfeksionisme melahirkan kecemasan yang tidak

perlu dalam interaksi sosial.

Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yang disfungsional.

e) Terapi Kognitif Behavioral (CBT)

Terapi ini memadukan tehnik-tehnik behavioral seperti pemaparan dan tehnik-tehnik

kognitif seperti restrukturisasi kognitif.

Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji dengan penggunaan CBT

antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan

menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik

44

Page 45: Isi Makalah Case 4

REFERENSI

1. Hospital preparadness for emergencies & disaster HOPE direktorat jenderal bina

pelayanan medik departemen kesehatan RI tahun 2007

2. Buku ajar ilmu bedah. Editor R. Sjamsuhidajat, Wim de jong. EGC

3. Module triage system

4. Tinjauan umum manajemen bencana edisi ke 2

5. Peraturan kepala badan nasional penanggulangan bencana no.4 tahun 2008, tentang

pedoman rencana penyusunan penanggulangan bencana

45