isi

26

Click here to load reader

Upload: hemranin

Post on 02-Aug-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian

besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun sekitar 15% menderita

komplikasi berat, dengan sepertiga merupakan komplikasi yang mengancam jiwa

ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap

tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika Subsahara,

10% di Negara berkembang lainnya, dan kurang dari 1% di Negara-Negara maju.

Di beberapa Negara berisiko kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan

sedangkan di Negara maju risiko ini kurang dari 1 dalam 6.0002.

Angka kematian ibu dapat mencerminkan kesanggupan satu Negara

memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia merupakan Negara dengan angka

kematian ibu tertinggi di lingkungan ASEAN, hal ini bahwa kemampaun untuk

memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat

menyeluruh dan lebih bermutu (Manuaba, 2002).

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 penyebab

langsung kematian ibu diantaranya adalah pendarahan (28%), eklamsia (24%),

infeksi (11%), partus lama (5%) dan abortus (5%). Penyebab kematian bayi baru

lahir di Indonesia diantaranya asfiksia (27%), berat bayi baru lahir rendah (29%),

tetanus neonaturum (10%) masalah pemberian makanan (10%), gangguan

hemotologik (6%), infeksi (5%) dan lain-lain (13%).

Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan

angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia

angka kematian ibu masih sangat tinggi mencapai 450 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 1986, kemudian berhasi.l diturunkan menjadi 307 per 100.000

kelahiran hidup pada (SDKI, 2003). Angka ini menunjukan bahwa Indonesia

masih merupakan negara dengan angka kematian ibu tertinggi di Asia Tenggara

(Wikjosastro, 2002). Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah

menerapkan rekomendasi strategi operasional untuk mempercepat penurunan

1

Page 2: Isi

angka kematian ibu yang salah satunya adalah askes terhadap pelayanan antenatal

care. Indikator pelaksanaan antenatal care dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4.

Hal ini karena dengan pemantauan K1 dan K4 maka secara langsung K2 dan K3

dapat dipantau. Dengan demikian pemantauan pelayanan antenatal care sangat

penting dilakukan sebagai upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) serta memherikan kesehatan maksimum bagi calon

bayi (Anonim. 2004).

Perawatan antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama

masa kehamilan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi

kunjungan antenatal care adalah umur dalam hal ini bahwa umur yang berisiko

untuk kehamilan dan persalinan adalah urnur < 20 dan > 35 tahun, paritas yang

berisiko untuk kehamilan dan persalinan adalah paritas 1 dan paritas > 3 ditinjau

dari sudut kematian maternal dan faktor pengetahuan yang rendah termasuk

pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan

tanda bahaya dalam kehamilan. (Manuaba.2002).

Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Sultra tahun 2010 bahwa cakupan

pelayanan K1 yakni sebesar 82,051% dari target 95% dan cakupan K4 sebesar 73,93%

dari target 90%. Sedangkan berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

tahun 2010 cakupan pelayanan K1 sebesar 83,31% dari target 95%. Sementara itu

cakupan K4 sebesar 77,52% dari target 90% dan berdasarkan data Puskesmas

Kontukowuna periode Januari s/d Oktober tahun 2011 cakupan pelayanan ibu

hamil K1 sebesar 56,6% serta cakupan pelayanan Ibu hamil K4 sebesar 45,5%.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk menyusun Proposal ini dengan

judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan Kunjungan Antenatal

Care Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kontukowuna Kecamatan

Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa saja

yang berpengaruh terhadap kunjungan Antenatal Care pada ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Kontukowuna Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun

2011”.

2

Page 3: Isi

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi

kunjungan antenatal care pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Kontukowuna Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2011

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan

kunjungan antenatal care pada ibu hamil berdasarkan jarak kehamilan

wilayah kerja Puskesmas Kontukowuna Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna Tahun 2011.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan

kunjungan antenatal care pada ibu hamil berdasarkan pengetahuan di

wilayah kerja Puskesmas Kontukowuna Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna Tahun 2011.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi

kunjungan antenatal care pada ibu hamil berdasarkan kebiasaan di wilayah

kerja Puskesmas Kontukowuna Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna

Tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya kunjungan

Antenatal care untuk meningkatkan cakupan pelayanan dalam usaha

meningkatkan frekuensi kunjungan antenatal care pada ibu hamil untuk

mengurangi resiko mortalitas dan morbilitas ibu hamil.

2. Sebagai bahan informasi kepada instansi kesehatan setempat khusus

Puskesmas Kontukowuna tentang jumlah kunjungan antenatal care pada ibu

hamil di wilayah kerjanya.

3. Sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

4. Sebagai bahan bacaan ilmiah atau kerangka perbandingan dalam

mengembangkan pendidikan khususnya di bidang penelitian kebidanan.

3

Page 4: Isi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Antenatal Care (ANC)

a. Pengertian Antenatal Care (ANC)

Adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan

mental dan fisik ibu hamil sehingga mampuh menghadapi persalinan nifas,

menyusui sehingga kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar,

perawatan anternal care sangat diperlukan untuk tiap wanita hamil. Keadaan

ibu banyak mempengaruhi kelangsungan kehamilan dan pertumbuhan janin

dalam kandungan (Manuaba 2002).

b. Tujuan Artenal Care

Tujuan umum Artenal Care adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik,

mental ibu selama dalam kehamilan persalinan nifas sehingga didapatkan

ibu dan anak yang sehat ( Rustam, 1999).

Tujuan Artenal Care yaitu:

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, sosial ibu dan bayi.

3) Mengendalikan secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi secara hamil, termaksud riwayat penyakit secara

umum kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

ataupun bayinya dengan trauma semaksimal mungkin

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif

6) Menurunkan angka mobilitas dan mortalitas ibu dan anak (Rustam 1999)

4

Page 5: Isi

c. Jadwal Antenatal Care

Jadwal melakukan Antenatal Care sebanyak 21 sampai 13 kali selama hamil.

Di Negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4

kali sudah cukup sebagai kasus tercatat (Manuaba, 1998)

1. Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali yaitu :

a. Trimester 1 kali

b. Trimester kedua1 kali 3

c. Trimester kedua 2 kali

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut perlu didapatkan informasi

yang sangat penting yaitu :

a. Kunjungan trimester pertama.

b. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan

ibu hamil.

c. Mendeteksi masalah dan menanganinya.

d. Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia,

kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan

melalui persiapan untuk menghadapi persiapan kelahiran bayi dan

kesiapan untuk menghadapi komplikasi dan mendorong perilaku yang

sehat. (gizi, latihan, kebersihsn dan istrahat).

2. Kunjungan Trimester Kedua

Informasi yang paling penting trimester II sama dengan pada trimester

pertama, hanya ditambahkan kewaspadaan khususnya mengenai pre-

eklampsia (Tanya ibu tentang gejala-gejala pre-eklampsia dan pantau

tekanan darah, evaluasi oedema, periksa proteinuria).

3. Kunjungan Trimester ketiga

Sama seperti trimester kedua, hanya ditambahkan dengan palpasi

abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.

4. Kunjungan Trimester keempat

Sama seperti trimester pertama, kedua, ketiga dan ditambahkan dengan

deteksi bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan

kelahiran dirumah sakit(Manuaba, 2001).

5

Page 6: Isi

d. Cakupan pelayanan anternatal Care

Cakupan pelayanan anternal dapat dipantau melalui pelayanan baru ibu

hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai

standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi satu kali pada triwulan

pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga.

Pelayanan yang diberikan kepada petugas kesehatan atau anternal care.

(ANC), meliputi penimbangan berat badan, pemeriksaan kehamilannya,

pemberian tablet besi, pemberian imunisasi TT dan konsultasi.

K1 yaitu kunjungan pertama atau kontak pertama ibu hamil di tempat

pelayanan kesehatan khususnya kunjungan di bidan dan K4 yaitu kunjungan

keempat kalinya ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya untuk

mengetahui sedini mungkin komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi di

trimester akhir dan persalinan nanti, selain itu untuk merencanakan dimana

ibu akan melakukan persalinan.

e. Pemeriksaan Hamil

Pemeriksaan Hamil Meliputi:

1. Periksa hamil 1 kali pada trimester I

2. Periksa hamil 1 kali pada trimester II

3. Periksa hamil setiap minggu pada kehamilan 9 bulan

4. Periksa ulang bila ada keluhan-keluhan ( Rustam 1999)

Pelayanan antenatal care dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional

dengan standar minimal “7T”

1. (timbang) berat badan

2. Ukur (tekanan) darah

3. Ukur (tinggi) fundus uteri

4. Pemberian imunisasi (Tetanus Taksoid) TT lengkap.

5. Pemberian (tablet) zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.

6. Tes terhadap penyakit menular seksual.

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (saifudin, et,al, 202)

6

Page 7: Isi

2. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai Fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi.

Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu, atau 10 bulan lunas atau 9 bulan

menurut kalender intenasional. Kehamilan terbagi 3 semester, dimana

trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu

(minggu ke-13 hingga, ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-

28 hingga ke-40). (Sarwono Prawirohardjo : 123, 2009)

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem organ genitalia

wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim (Manuaba, 2002).

b. Tanda dan Gejala Kehamilan

Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan

penilaian terhadap tanda dan gejala hamil.

1. Tanda-tanda dugaan hamil yaitu: Amenorea (terlambat datang bulan),

mual (nausea) dan muntah (emesis), ngidam, sinkope atau pingsan,

payudara tegang, sering kencing, konstripasi, pigmentasi kulit,

pembesaran rahim, varises atau penampakan pembuluh dara vena, epulis.

2. Tanda-tanda kemungkinan hamil yaitu, perut membesar, uterus

membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi dari

rahim, tanda hegar, tanda chadwiek , tanda piscaseck, kontrapsi-kontrapsi

kecil uterus bila dirangsang (braxtonhicks), teraba ballottement, reaksi

kehamilan positif. Perubahan abdomen yaitu : striae gravidarum, linae

nigrae dan pemeriksaan laboratorium (Rustam, 1999)

3. Tanda pasti kehamilan

a. Dengan menggunakan alat canggih ultrasonografi (USG) kehamilan

pasti sudah dapat ditetapkan pada umur yang relatif muda. Oleh

karena itu kehamilan pasti dapat ditegakkan melalui pemeriksaan

7

Page 8: Isi

USG dapat diketahui terdapat “Fetal Plate” kantung gestasi, rahim

membesar.

b. Dengan metode konvesional.

c. Kepastian hamil bila teraba bagian janin dan teraba gerakkan janin

(Manuaba 2002

c. Keluhan-keluhan selama kehamilan

Keluhan ringan kehamilan terutama terjadi hamil mudah dengan makin

tua keluhan makin berkurang kecuali varises dan kaki bengkak makin

meningkat. Keluhan ringan segera dapat diatasi hanya dengan nasehat atau

obat tertentu yang tidak dapat berbahaya bagi janin atau rahim. Keluhan

keamilan yang biasa terjadi antara lain: morning sickness, hipersalivasi,

kram betis, kaki bengkak.

d. Pengawasan Kehamilan

Pengawasan sebelum lahir (antenatal) terbukti mempunyai kedudukan

yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik,

selama kehamilan untuk persalinan dengan pengawasan hamil dapat

diturunkan angka kematian, ibu sebagai cermin kemampuan setiap bangsa

untuk memberikan pelayanan pengayoman medis terhadap masyarakat.

Pengawasan antenatal oleh Manuaba (2002) disebutkan mempunyai

tujuan :

1) Mengenal dan mengenai sedini mungkin penyakit yang terdapat saat

kehamilan, saat persalinan dan masa nifas.

2) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyakit yang menyertai

kehamilan saat persalinan dan masa nifas.

3) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan

persalinan, masa nifas dan laktasi serta aspek keluarga berencana.

4) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan ibu hamil

5) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan ibu hamil

6) Mempersiapkan mental dan fisik ibu hamil untuk menghadapi

persalinan

8

Page 9: Isi

7) Meningkatkan keselamatan ibu setelah persalinan dan untuk cepat

memberikan ASI.

8) Memberikan nasehat dan petunjuk berbagai masalah yang berkaitan

dengan kehamilan.

9) Berusaha menetapkan penggolongan kehamilan ke dalam berbagai

resiko.

10) Menurunkan angka kesakitan dan kematian.

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Frekuensi Kunjungan Antenatal

Care (ANC)

a. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan atau frekuensi melahirkan anak sangat mempengaruhi

kesehatan ibu dan anda. Jarak kehamilan anak dan kehamilan anak ke-2 dan

ke-3 merupakan paling aman ditinjau dari sudut kematian ibu dan anak.

Jarak kehamilan lebih dari 3 merupakan angka kematian ibu lebih tinggi.

Kehamilan seorang ibu yang melahirkan banyak mempunyai resiko

kematian bayi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan

sedikit. Persalinan kedua dan ketiga terbukti paling aman untuk melahirkan

pada masa usia reproduksi. Setelah tiga kali kehamilan, resiko anemia

(kurang darah) dan pendarahan (kehilangan darah banyak). Kehamilan dan

persalinan pertama atau lebih dari tiga mempunyai dampak buruk terhadap

ibu dan janinnya seperti terjadinya solusio placenta dan kelainan letak. Oleh

karena itu frekuensi kunjungan ANC sangat penting (Syaifuddin, 2004).

b. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor internal yang

mempengaruhi seorang akan pola hidupnya terutama dalam memotivasi

untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang, makin mudah menafsirkan informasi sehingga

menciptakan satu hal yang baik dan sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat penafsiran informasi seseorang terhadap obyek-obyek

baru yang diperkenalkan (Mulyana, 2005)

9

Page 10: Isi

Pengetahuan adalah proses belajar yang bertujuan untuk meningkatkan

kematangan intelektual seorang ibu. Tingkat pengetahuan yang rendah

sangat rentan dengan timbulnya komplikasi pada kehamilan. Hal ini

disebabkan ketidaktahuan ibu untuk memeriksakan kehamilannya pada

petugas kesehatan dan hanya mengandalkan jasa dukun dengan cara

tradisional. Pada umumnya tingkat pengetahuan yang rendah menyebabkan

seseorang tidak peduli atau acuh terhadap suatu informasi atau pengetahuan

yang sedang berkembang (Notoatmodjo, 2002).

c. Kebiasaan

Kebiasaan juga ikut mempengaruhi frekwensi kunjungan ibu hamil

karena kebiasaan ibu yang pertama kali hamil biasanya lebih rajin untuk

memeriksakan kehamilan karena pengalaman atau pengetahuan akan

kehamilan dan persalinan belum ada sehingga mereka lebih aktif untuk

mencari tambahan pengetahuan. Seorang ibu dikatakan aman untuk hamil

adalah pada kehamilan ke-2 dan ke-3, sedangkan kehamilan pertama dan

kehamilan >3 merupakan kehamilan yang mempunyai risiko karena pada

kehamilan tersebut banyak komplikasi-komplikasi obstetri yang terjadi

sehingga diperlukan pemeriksaan antenatal care yang teratur ( Djamboer,

2002).

B. Landasan Teori

Antenatal Care (ANC) adalah suatu upaya pengawasan kehamilan sebelum

melahirkan dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik kehamilan

untuk persalinan. Kehamilan adalah merupakan hasil konsepsi atau fertilisasi

terjadi bila suatu spermatozoa bertemu dengan sel telur (ovum) pada waktu

pertemuan sel sperma dengan kepalannya menembus sel telur untuk kemaidian

intinya bersatu dengan inti sel telur.

Jarak kehamilan atau frekuensi melahirkan anak sangat mempengaruhi

kesehatan ibu dan anda. Jarak kehamilan anak dan kehamilan anak ke-2 dan ke-3

merupakan paling aman ditinjau dari sudut kematian ibu dan anak. Jarak

kehamilan lebih dari 3 merupakan angka kematian ibu lebih tinggi. Kehamilan

seorang ibu yang melahirkan banyak mempunyai resiko kematian bayi yang lebih

10

Page 11: Isi

tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan sedikit. Persalinan kedua dan

ketiga terbukti paling aman untuk melahirkan pada masa usia reproduksi. Setelah

tiga kali kehamilan, resiko anemia (kurang darah) dan pendarahan (kehilangan

darah banyak). Kehamilan dan persalinan pertama atau lebih dari tiga mempunyai

dampak buruk terhadap ibu dan janinnya seperti terjadinya solusio placenta dan

kelainan letak. Oleh karena itu frekuensi kunjungan ANC sangat penting

(Syaifuddin, 2004).

Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi

seorang akan pola hidupnya terutama dalam memotivasi untuk berperan dalam

pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, makin

mudah menafsirkan informasi sehingga menciptakan satu hal yang baik dan

sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat penafsiran informasi

seseorang terhadap obyek-obyek baru yang diperkenalkan (Mulyana, 2005)

Pengetahuan adalah proses belajar yang bertujuan untuk meningkatkan

kematangan intelektual seorang ibu. Tingkat pengetahuan yang rendah sangat

rentan dengan timbulnya komplikasi pada kehamilan. Hal ini disebabkan

ketidaktahuan ibu untuk memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan dan

hanya mengandalkan jasa dukun dengan cara tradisional. Pada umumnya tingkat

pengetahuan yang rendah menyebabkan seseorang tidak peduli atau acuh terhadap

suatu informasi atau pengetahuan yang sedang berkembang (Notoatmodjo, 2002).

Kebiasaan juga ikut mempengaruhi frekwensi kunjungan ibu hamil karena

kebiasaan ibu yang pertama kali hamil biasanya lebih rajin untuk memeriksakan

kehamilan karena pengalaman atau pengetahuan akan kehamilan dan persalinan belum

ada sehingga mereka lebih aktif untuk mencari tambahan pengetahuan. Seorang ibu

dikatakan aman untuk hamil adalah pada kehamilan ke-2 dan ke-3, sedangkan

kehamilan pertama dan kehamilan >3 merupakan kehamilan yang mempunyai risiko

karena pada kehamilan tersebut banyak komplikasi-komplikasi obstetri yang terjadi

sehingga diperlukan pemeriksaan antenatal care yang teratur (Djamboer, 2002).

Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan

persalinan adalah 20-35 tahun. lbu dengan usia tersebut diharapkan dapat

menentukan apa yang baik dalam kehidupannya, dalam hal ini sudah lebih matang

11

Page 12: Isi

dalam berbagai hal, termasuk dalam memperoleh informasi kesehatan. Apabila

dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi perkawinan baik biologis maupun

sosial ekonomi, maka saat yang baik untuk melangsungkan perkawinan bagi

wanita adalah setelah umur 20 tahun, sedangkan umur yang aman untuk hamil

dan melahirkan adalah umur 20-35 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil

dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi

daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian

maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro, 2002).

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan baik lahir hidup maupun lahir

mati dari seorang ibu. Seorang ibu yang melahirkan banyak mempunyai resiko

kematian bayi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan

sedikit. Persalinan kedua dan ketiga terbukti paling aman untuk melahirkan pada

masa usia reproduksi. Setelah tiga kali kehamilan, resiko anemia (kurang darah)

dan pendarahan (kehilangan darah banyak). Kehamilan dan persalinan pertuma

atau lebih dari tiga mempunyai dampak buruk terhadap ibu dan janinnya seperti

terjadinya solusio placenta dan kelainan letak. Oleh karena itu frekuensi

kunjungan ANC sangat penting (Syaifuddin, 2004).

Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor internal yang

mempengaruhi seorang akan pola hidupnya terutama dalam memotivasi untuk

herperan dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pengetahuan

seseorang, makin mudah menafsirkan informasi sehingga menciptakan satu hal

yang baik dan sebaliknya pengetahuan yang kurang akan menghambat penafsiran

informasi seseorang terhadap obyek-obyek baru yang diperkenalkan (Mulyana, 2005).

Tingkat pendidikan yang rendah sangat rentan dengan timbulnya komplikasi

pada kehamilan. Hal ini disebabkan ketidaktahuan ibu untuk memeriksakan

kehamilannya pada petugas kesehatan dan hanya mengandalkan jasa dukun

dengan cara tradisional. Pada umumnya tingkat pendidikan yang rendah

menyebabkan seseorang tidak peduli atau acuh terhadap suatu informasi atau

pengetahuan yang sedang berkembang (Notoatmodjo, 2002).

12

Page 13: Isi

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen

Variabel Independen

: Variabel Independent

: Variabel Dependent

D. Pertanyaan Penelitian

Yang menjadi pertanyaan bagi peneliti adalah faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi terjadinya cakupan kunjungan Antenatal Care pada ibu hamil

berdasar jarak kehamilan, pengetahuan, kebiasaan di wilayah kerja Puskesmas

Kontukowuna Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2011.

13

Jarak Kehamilan

Pengetahuan

Kebiasaan

Cakupan Kunjungan Antenatal Care

Page 14: Isi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan

secara obyektif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus s/d Oktober Tahun 2011 di

wilayah kerja Puskesmas Kontukowuna Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna.

C. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kontukowuna

Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2011 sebanyak 90 ibu hamil

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kontukowuna

Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2011. Jumlah sampel yang

diambil sebanyak 90 orang. Penarikan sampel dengan cara simple random

sampling.

Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus :

Nn =

1 + N (d)2

Keterangan :n : Besar sampelN : Besar populasid : Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)(Natsir, 1998)

14

Page 15: Isi

D. Variabel dan Defenisi Operasional

1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

a. Cakupan kunjungan Antenatal Care

Frekuensi kunjungan Antenatal Care adalah jumlah kunjungan

pemeriksaan kehamilan oleh ibu, diukur dengan skala nominal.

Kriteria obyektif :

a. Trimester pertama 1 kali kunjungan

b. Trimester kedua 1 kali kunjungan

c. Trimester ketiga 2 kali kunjungan

2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

a. Jarak kehamilan

Adalah interval terpadan pada saat hamil dengan melaksanakan

pelayanan ANC diukur dengan skala nominal dengan criteria obyektif :

a. Jarak Berisiko : 1 dan > 4

b. Jarak Tidak Berisiko : 2 – 4

c. Kebiasaan

Jumlah persalinan yang dialami oleh ibu atau jumlah anak yang telah

dilahirkan dan hidup oleh ibu, diukur dengan skala nominal.

Kriteria Obyektif :

a. Berisiko : bila paritas 1 atau > 3

b. Tidak Berisiko : bila paritas 2-3

b. Pengetahuan

Adalah jenjang pengetahuan ibu yang pernah diketahui oleh ibu diukur

dengan skala ordinal.

Kriteria Obyektif :

a. Tinggi : bila responden mempunyai tingkat Akademi/perguruan tinggi

b. Sedang : bila responden mempunyai tingkat pendidikan SMA

c. Rendah : bila responden mempunyai SLTP ke bawah

E. Tehnik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari penulisan dokumen frekuensi kunjungan antenatal care (ANC)

15

Page 16: Isi

diperoleh melalui laporan Profil Puskesmas, PWS-KIA dan Kohor Ibu di wilayah

kerja Puskesmas Kontukowuna Kecamatan Kabangka Tahun 2011.

F. Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan master tabel secara cek list (V).

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator

dan rumus distribusi frekuensi yaitu :

X = - x 100%

Keterangan :

X = Variabel yang diamat:

n = Variabel yang diteliti

∑ = Total sample

(Natsir, M, 1998).

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus

izin penelitian kepada istansi dan melapor kepada kepala Kesbang Pol dan

Limas Kabupaten Muna sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data

di lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Dimulai dengan mengambil sampel dengan metode total sampling yaitu

semua populasi yang ada dijadikan sampel. Kemudian mencatat semua ibu hamil

yang diperoleh melalui buku register poli KIA Puskesmas Kontukowuna

Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2011.

3. Tahap Pengolahan dan Analisa Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis serta disajikan

secara deskriptif dalam bentuk narasi dan tabel

3. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini disusun suatu laporan sebagai tahap akhir dari penelitian ini.

16