islam dalam pembaruan sistem pendidikan nasional
DESCRIPTION
Pendidikan di dunia saat ini telah melalui banyak hal dalam perjalanannya, dan tak kan pernah berakhir sepanjang masa.Bagi yang butuh unduhan file ini, baik dalam bentuk ‘.doc’, ‘.docx’, ‘.rtf’, atau ‘.pdf’, dapat menghubungi alamat berikut:[email protected]TRANSCRIPT
MAKALAH
ISLAM DALAM PEMBARUAN
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan
Dosen: Drs. H. Toyib Sumarna
Disusun Oleh:
Eka L Koncara
Semester 6 Jurusan Pendidikan Agama Islam
STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN - PURWAKARTA
2007/2008
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ‚ISLAM DALAM PEMBARUAN SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL‛ ini dengan tanpa menemukan hambatan yang berarti.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada semua pihak yang telah
berparisipasi hingga rampungnya makalah ini, terutama kepada dosen
pembimbing perkuliahan Kapita Selekta Pendidikan Bapak Drs. H. Toyib
Sumarna.
Kapita Selekta Pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib diikuti pada setiap program perkuliahan pendidikan, di mana mata
kuliah ini membahas tentang bernagai permasalahan pendidikan serta
fenomenanya yang terdapat di lingkungan sekitar kita.
Guna meningkatkan kemampuan penulis dalam menyusun suatu
karya tulis ilmiah, serta demi memperluas wawasan kami tentang
permasalahan pendidikan di Indonesia, penulis pada makalah ini akan
berusaha mengulas tentang bagaimana Islam mempengaruhi perjalanan
pendidikan di Indonesia hingga masa sekarang ini. Karena itu, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita bersama.
Purwakarta, April 2008
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Pendidikan dalam Islam ................................................................. 3
B. Islam dalam Pembaruan Sistem Pendidikan Nasional ............... 5
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan di dunia saat ini telah melalui banyak hal dalam
perjalanannya, dan tak kan pernah berakhir sepanjang masa. Sejak Nabi
Adam AS diciptakan, Allah SWT telah menganugerahkan ilmu
pengetahuan kepadanya melalui pendidikan. Berbagai metode dan sistem
terus berkembang sepanjang sejarah pendidikan. Banyak unsur dan
komponen yang juga turut memberikan kontribusi dalam pembaruan
dunia pendidikan.
Kali ini, penulis akan mengulas tentang bagaimana peranan Islam
dan pemikirannya, sebagai salah satu komponen terbesar di dunia, dalam
pembaruan dunia pendidikan di Indonesia.
Islam dan pemikiran Islam tentu saja adalah dua hal yang berbeda.
Islam adalah wahyu, sedangkan pemikiran Islam adalah kebenaran
subyektif hasil daya tangkap seseorang terhadap pesan wahyu yang
obyektif.
Kata ‛pembaruan‛ berasal dari kata dasar ‚baru‛, yang selalu
identik dengan kata ‚modern‛. Dengan demikian, kata ‚pembaruan‛
selalu disamaartikan dengan ‚modernisasi‛. Dalam masyarakat barat,
modernisasi mengandung arti fikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk
merubah paham, adat istiadat, dan institusi-institusi lama, untuk
disesuaikan dengan suasana baru yang diimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Modernisasi dalam kehidupan beragama di
barat memiliki tujuan untuk menyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat
dalam agama dengan ilmu pengetahuan dan falsafat baru (modern), di
2
mana akhirnya malah membawa kepada timbulnya paham sekularisme di
masyarakat barat.
Sebagaimana halnya di barat, di dunia Islam pun muncul berbagai
pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan
Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan jalan demikian, para pemimpin Islam
modern berharap agar dapat membawa umat Islam kepada kemajuan.
‚Pendidikan‛ dalam arti umum mencakup segala usaha dan
perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya,
pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi
muda untuk memungkinkan melakukan fungsi hidupnya dalam
pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dinyatakan bahwa
‚Pendidikan‛ adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Sedangkan ‚Pendidikan Nasional‛ adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Dan ‚Sistem Pendidikan Nasional‛ adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan dalam Islam
Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa pendidikan dalam
sejarah umat manusia tercipta seiring dengan terciptanya manusia
pertama, Adam AS.
‚Dan Dia (Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!’‛ (QS. Al-
Baqarah 2:31)
Dalam ayat tersebut diceritakan bahwa Adam AS telah menjalani
suatu proses pendidikan di mana Allah SWT adalah Gurunya Yang Maha
Bijaksana. Hal ini juga terjadi secara berkesinambungan pada para nabi
dan umat setelah Adam AS, termasuk kita semua, dengan jalan dan
hikmahnya masing-masing.
‚Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan
Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: ‘Segala puji bagi Allah
yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang
beriman’.‛ (QS. An-Naml 27:15)
‚Musa berkata kepada Khidhr: ‘Bolehkah aku mengikutimu supaya
kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu
yang telah diajarkan kepadamu?’‛ (QS. Al-Kahfi 18:66)
4
Umat Islam, sebagai umat terbaik di muka bumi, telah dibekali
makhluk yang bernama akal untuk melakukan proses pendidikan ini, juga
dibekali dengan sumber ilmu pengetahuan yang paling sempurna, yaitu
Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril
AS. Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa bila seseorang ingin memiliki
pengetahuan masa lampau dan pengetahuan modern, selayaknya dia
merenungkan Al-Qur’an.
Selain itu, sumbangan umat Islam dalam bidang pendidikan
tidaklah sedikit. Ratusan ilmuwan muslim dan ribuan kitab ilmiah
bermunculan memperkaya khasanah keilmuan dunia hingga kini. Dalam
perkembangan pendidikan di Indonesia pun, Islam telah menunjukkan
peranannya yang sangat penting melalui tokoh-tokoh dan organisasi-
organisasi yang bergelut dalam dunia pendidikan.
Pendidikan dalam Islam adalah suatu kewajiban yang harus
dipenuhi oleh setiap insan. Proses pendidikan dalam ajaran Islam dimulai
dari hal yang sangat kecil dan dari lingkungan yang terkecil pula. Umat
muslim memulai proses pendidikan sejak lahir hingga hembusan nafas
terakhir. Bahkan ada yang berpendapat bahwa proses pendidikan ini
dimulai sejak Allah SWT meniupkan ruh ke tubuh janin saat masih dalam
kandungan.
Dalam dunia pendidikan Islam, istilah pendidikan berkisar pada
konsep-konsep yang dirumuskan dalam istilah-istilah:
1. Taklim, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pada
pengajaran, penyampaian informasi, dan pengembangan ilmu.
2. Tarbiyah, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pada
pendidikan, pembentukan, dan pengembangan pribadi serta
pembentukan dan penggemblengan kode etik.
5
3. Ta’dib, yaitu pendidikan yang memandang bahwa proses
pendidikan merupakan usaha yang mencoba membentuk
keteraturan susunan ilmu yang berguna bagi dirinya sebagai
muslim.
Hakikat pendidikan itu ialah pembentukan manusia ke arah yang
dicita-citakan. Esensi dari pendidikan itu adalah dengan melihat lima
unsur dasar pendidikan, yaitu adanya unsur pemberi, penerima, tujuan
baik, jalan yang baik, dan adanya konteks positif.
B. Islam dalam Pembaruan Sistem Pendidikan Nasional
Suatu usaha pendidikan yang dilaksanakan oleh manusia
merupakan upaya penanaman benih baru, atau suatu transformasi dan
pengembangan bakat seseorang melalui proses psikologis, yaitu suatu
proses yang dikembangkan dengan mengisi bagian-bagian otak seseorang
dengan masukan atau rangsangan yang menimbulkan impulsi kognitif,
afektif, dan motoris.
Dilihat dari sudut psikologis, hakikat atau esensi manusia mungkin
belum dapat tergambarkan dengan jelas jika tidak dihubungkan dengan
fungsi atau peranan manusia itu sendiri. Jika dibandingkan dengan
makhluk hidup lainnya, hidup manusia sangat unik. Manusia
mempunyai otak dengan susunan saraf yang meproses rangsangan dari
luar menjadi satu konsep ide serta rasa yang kemudian dituangkan dalam
ujaran maupun tulisan, baik dalam bentuk sederhana maupun esai.
Bagi orang yang beragama dan beriman, rasa syukur, terima kasih,
dan keinginan untuk mengabdi sangat inheren dengan fitrah kejadian
manusia yang memiliki wawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga
wawasan yang dimiliki oleh manusia termaktub tidak hanya
memungkinkan untuk belajar, tetapi justru dapat memindahkan konsep
6
tersebut kepada orang lain melalui proses pendidikan dan pemberian
informasi. Kemampuan inilah yang khas yang tidak dimiliki oleh spesies
lain.
Islam telah mengajarkan berbagai konsep pendidikan yang juga
memberikan sumbangan besar dalam dunia pendidikan masa kini, baik
itu konsep pendidikan keluarga ataupun konsep pendidikan sosial dan
eksak.
‚Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kedzaliman yang besar’.‛ (QS. Lukman 31:13)
‚Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka
untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri
yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada
mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka berikanlah kepada
mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala
sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka
perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.‛ (QS.
Ath-Thalaq 65:6)
‚Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan
yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah
menundukkan bagimu malam dan siang.‛ (QS. Ibrahim 14:33)
7
Pembaruan pendidikan tidak hanya bertujuan untuk
menyempurnakan kekuranga-kekurangan yang dirasakan, tetapi
terutama merupakan suatu usaha penelaahan kembali atas aspek-aspek
sistem pendidikan yang berorientasi pada rumusan tujuan yang baru,
yaitu meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, keterampilan, dan mempertinggi budi pekerti. Seyogyanya
pendidikan memberi perlengkapan kepada anak didik untuk mampu
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya, baik persoalan yang
sudah tampak sekarang ataupun yang baru akan tampak di masa yang
akan datang. Umar bin Khattab berkata: ‚Didiklah anak-anakmu untuk
zaman yang berbeda dengan zamanmu!‛ Anak didik harus dapat dibentuk
menjadi manusia yang mampu mengucapkan: ‚Maha Suci Tuhan yang telah
menundukkan semua ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu
menguasainya (ilmu pengetahuan).‛
Undang-Undang Dasar 1945 Bab XIII, Pasal 31 ayat (2),
mengamanahkan kepada pemerintah untuk dapat menyelenggarakan
suatu ‚Sistem Pendidikan Nasional‛. UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas menyatakan bahwa ‚Sistem Pendidikan Nasional‛ adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional
dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan terpadu. Pendidikan
nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tentang zaman yang berubah.
Sikap dan semangat pembaruan adalah suatu sikap yang harus
dimiliki oleh setiap orang yang berorientasi ke masa depan. Dalam hal ini
Islam menganggap bahwa pembaruan untuk perbaikan yang mengarah
8
kepada kemajuan merupakan ajaran yang jelas, bahkan dinyatakan bahwa
alam semesta diciptakan untuk kepentingan umat manusia, sehingga
manusia dituntut untuk dapat menerima anugerah yang besar ini.
‚Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa
yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.‛ (QS. Al-
Jaatsiyah 45:13)
Pembaruan sistem pendidikan dapat diilhami oleh norma-norma
agama, kebijaksanaan politik, dan aspirasi masyarakat. Norma-norma
yang mendasari pembaruan suatu sistem pendidikan hendaknya
berlandaskan pada suatu atau seperangkat sistem nilai universal yang
selanjutnya dijabarkan kepada kaidah-kaidah pendidikan yang
mencerminkan T4, yaitu:
1. Tanggung jawab output kepada Tuhan.
2. Tanggung jawab output kepada kompetensi dan performance yang
maksimal.
3. Tanggung jawab output kepada perkembangan masyarakat sekitar
dalam suasana kekeluargaan.
4. Tanggung jawab output kepada alam sekitarnya secara
proporsional.
Islam sebagai sebuah tatanan hidup telah merasuk dan menjiwa
dalam pembaruan sistem pendidikan di Indonesia. Pondok-pondok
pesantren telah mengisi khazanah pendidikan di Indonesia sejak ratusan
tahun yang lalu. Lembaga-lembaga pendidikan Islam pun ikut
melengkapi sistem pendidikan di Indonesia sejak awal abad ke-20. Tokoh-
9
tokoh muslim telah memberikan kontribusinya yang sangat berharga
dalam proses pembaruan ini, seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Agus
Salim, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, dan masih banyak lagi.
Beberapa organisasi sosial keagamaan di Indonesia pun telah memotori
pembaruan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Ide dasar yang
dikemukakan oleh dua organisasi sosial Islam yang ada di Indonesia telah
menjadi bagian dari dasar pembaruan di dunia pendidikan di Indonesia.
Sebagai contoh, penyusun mengutip pemikiran KH. Ahmad Dahlan,
sebagai berikut:
1. Beragama adalah beramal. Artinya, beragama itu berkarya dan
berbuat sesuatu, bekerja dalam berbagai segi kehidupan, serta
melakukan tindakan hanya karena Allah SWT sesuai dengan Al-
Qur’an dan sunnah.
2. Sumber pokok hukum Islam adalah Al-Qur’an dan sunnah. Jika
dari keduanya tidak ditemukan kaidah hukum yang eksplisit,
hukum ditentukan berdasarkan penalaran dengan menggunakan
kemampuan berpikir logis serta ‘ijma dan qiyas.
3. DLima jalan untuk memahami Al-Qur’an, yaitu mengerti artinya,
memahami maksudnya, introspeksi diri, manjauhi larangan dan
menjalankan kewajiban yang telah diketahui, serta tidak mencari
ayat lain sebelum isi ayat sebelumnya dikerjakan.
4. Tindakan nyata adalah wujud konkrit dari hasil penerjemahan Al-
Qur’an. Organisasi adalah wadah dari tindakan nyata tersebut.
Untuk itu, umat Islam harus memperluas dan mempertajam
kemampuan akal pikiran dengan ilmu mantiq.
5. Kunci persoalan hidup adalah peningkatan kualitas hidup dan
kemajuan yang sedang berkembang dalam tatanan hidup
10
masyarakat. Dalam hal ini, KH. Ahmad Dahlan berpesan agar umat
Islam harus menjadi intelektual yang bertaqwa.
6. Generasi muda perlu dibina dengan jalan interaksi langsung.
7. Strategi menghadapi perubahan sosial akibat modernisasi adalah
merujuk kembali kepada Al-Qur’an, menghilangkan sikap
fanatisme, dan taklid.
Hingga detik ini, tak dapat kita pungkiri bahwa Islam telah dan
akan selalu menjadi unsur utama pembaru sistem pendidikan nasional di
negara ini. Islam tak pernah lepas untuk tetap menjadi bagian sistem
pendidikan bangsa ini.
11
BAB III
PENUTUP
Demikian, telah dibahas bagaimana pengaruh Islam dalam
perkembangan pendidikan dunia, serta dalam pembaruan sistem
pendidikan nasional di bangsa ini. Andai saja seluruh umat muslim
memahami akan hal ini, maka tak terbayangkan betapa majunya bangsa
ini dengan majunya pendidikan di dalamnya.
Akhirnya, penyusun mengajak mari kita bersama-sama memajukan
pendidikan bangsa ini dengan terus berinovasi dengan Islam sebagai
landasannya. Insya Allah, kesuksesan pendidikan di Indonesia akan
tercapai dan turut memajukan kesejahteraan bangsa ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun, 1975, Pembaruan dalam Islam - Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang
Putra Daulay, Haidar, 2007, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan
Nasional Di Indonesia, Jakarta: Kencana
Nasution, Harun, 1979, Islam ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta:
UI Pers
Amir Feisal, Jusuf, 1995, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema
Insani Press
Surin, Bachtiar, 1978, Terjemah & Tafsir Al-Qur’an, Bandung: Fa.
Sumatera
Ghulsyani, Mahdi, 2001, Filsafat-Sains menurut Al-Qur’an, Bnadung:
Mizan
Wahid, Abbas; Suratno, 2006, Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII MA,
Solo: Tiga Serangkai
Penyusun, 2001, Upaya Pengentasan Kebodohan, Jakarta:
www.smantas.net
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional