islam di andalusia

58
0 ISLAM DI ANDALUSIA: SEJARAH PEMBENTUKAN, KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN Makalah disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam (SPI) Oleh: yuhazi NIM: 212-3320 PROGRAM STUDI STRATA SATU (S.1)

Upload: yuhazi

Post on 01-Jan-2016

75 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Islam Di Andalusia

0

ISLAM DI ANDALUSIA:

SEJARAH PEMBENTUKAN, KEMAJUAN DAN

KEMUNDURAN

Makalah disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Oleh:

yuhazi

NIM: 212-3320

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S.1)

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

MUARA BUNO

Page 2: Islam Di Andalusia

1

2013

A.PENDAHULUAN

Kehadiran orang-orang Islam di Spanyol merupakan awal

munculnya Islam di benua Eropa karena Spanyol merupakan

pintu gerbang bagi benua tersebut. Sebagaimana diinformasikan

dalam buku-buku sejarah, ekspansi Islam ke Wilayah Barat

(dalam hal ini benua Eropa bagian Barat) terjadi pada masa

kekhilafahan Bani Umayyah dengan khalifah (pemimpin) AI-Walid

bin Abdul Malik.

Ketika Islam mencapai masa keemasannya, Andalusia

merupakan pusat peradaan Islam yang sangat penting,

menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu orang-orang Eropa

Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di

Andalusia. Dalam perjalanannya di Andalusia, Islam membawa

aneka warna sejarah. Islam kali pertama berhasil menanamkan

kesuksesan atas penaklukan negeri tersebut, disusul dengan

datangnya kaum al-Murabitun dan al-Muwahhidun, yang berhasil

menggalang persatuan umat Islam, hingga umat Islam menemui

masa suram dan masa kemundurannya.

Islam telah menjadi “guru” bagi orang-orang Eropa pasca

masuknya Islam di Andalusia. Karena itu tidak heran kalau

kehadiran Islam di Andalusia banyak menarik perhatian para

sejarawan. Berbicara tentang kejayaan Islam di Andalusia bukan

berarti berpikir mundur ke belakang, tetapi agar generasi Islam

dapat mengambil ‘ibroh dari apa yang pernah terjadi di

Andalusia, baik sisi positif maupun negatif.

Page 3: Islam Di Andalusia

2

Dalam makalah sederhana ini, penulis berusaha untuk

memaparkan tentang sejarah Islam di Andalusia yang terbagi

dalam tiga bahasan utama, yaitu sejarah masuknya Islam di

Andalusia sehingga terbentuknya kekuasaan Islam di sana,

kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Islam di Andalusia serta

kemundurannya sehingga hanya tersisa dalam lembaran-

lembaran sejarah. Penulisan makalah ini berdasar atas apa yang

telah ditulis oleh para penulis-penulis sebelumnya dalam

berbagai buku maupun lembaran-lembaran lainnya.

B.ANDALUSIA SEBELUM ISLAM

Andalusia (Andalus) merupakan nama Arab untuk jazirah

Iberia yang pada masa sekarang dikenal sebagai Spanyol dan

Portugis. Andalusy aslinya adalah kata dalam Bahasa Arab untuk

menyebut kaum Vandal, dan dengan mengganti huruf terakhir,

dari syin menjadi sin, kata ini berubah menjadi Andalus.1

Sekitar dua abad sebelum masehi hingga awal abad ke

lima, Spanyol berada di bawah imperium Romawi. Sejak tahun

406 M, Spanyol dikuasai oleh bangsa Vandal, yaitu bangsa yang

berimigrasi dari negeri asal mereka, suatu daerah yang terletak

diantara sungai Oder dan Vistuala. Penguasa daerah ini

mendirikan kerajaan di propinsi wilayah Chartage. Kekuasaan

Vandal ini kemudian diambil alih oleh orang-orang Gothic. Tak

lama kemudian, dinasti merovingian dari kerajaan Frank

merebutnya dari orang-orang Gothic, maka didirikanlah kerajaan

Visigoth, yang wilayah itu dikenal dengan Vandalusia. Dan

1 Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata’ ur Rahim, Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan (Jakarta: Gaya Media, 2004), h. 3

Page 4: Islam Di Andalusia

3

setelah kedatangan orang-orang Islam pada tahun 92H/711 M,

sebutan Vandalusia diubah menjadi Andalusia atau al-Andalus.

Sejarah lain mencatat bahwa sebelum Islam masuk ke

Spanyol, sekitar abad ke 5 Masehi, bangsa Jerman mendatangi

Semenanjung Iberia. Theodoric, Raja Ostogoth, mendirikan

istananya di Toledo sekitar tahun 513 M. kemudian pada tahun

569 M, Leovigildo, seorang raja Visigoth, menjadikan Toledo

mengalami kejayaannya yang petama. Pada tahun 689 M, Raja

Rcaredo menjadikan katolik sebagai agama resmi di Spanyol.2

Dikatakan juga bahwa beberapa keluarga bangsawan

Yahudi paling terhormat pindah dari Palestina ke Andalusia

dalam rangka melarikan diri dari serbuan tentara Raja

Nebuchadnezzat yang menginvansi kerajaan kuno Jadah dan

menghancurkan Kuil Sulayman di Yerussalem pada 586 SM.

Bangsa Yunani dan Romawi juga mendiami Andalusia, dan

menjadi makmur di sana, sebab pada waktu itu Andalusia

merupakan tempat yang memiliki cadangan emas dan perak

berkilauan yang melimpah.3

1. Perkembangan Politik

Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali

Yusuf Al-Fihri (gubernur) yang ditunjuk oleh Khalifah di

Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada

tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan

melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf

Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi

seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di

Damaskus.

2 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), h. 117

3 Ahmad Thomson, Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan, h. 4

Page 5: Islam Di Andalusia

4

Pada tahun 750 M, bani Abbasiyah menjatuhkan

pemerintahan Umayyah di Damaskus, dan merebut kekuasaan

atas daerah-daerah Arabia. Namun pada tahun 756 M,

Abdurrahman I (Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan

menjadi penguasa Kordoba dengan gelar Amir Kordoba.

Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada kekhalifahan

Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah

membunuh sebagian besar keluarganya.

Ia memerintah selama 30 tahun, namun memiliki

kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan ia berusaha menekan

perlawanan dari pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah.

Selama satu setengah abad berikutnya, keturunannya

menggantikannya sebagai Amir Kordoba, yang memiliki

kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-

kadang meliputi Afrika Utara bagian barat. Pada kenyataannya,

kekuasaan Amir Kordoba, terutama di daerah yang berbatasan

dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-turun politik, itu

tergantung kecakapan dari sang Amir yang sedang berkuasa.

Amir Abdullah bin Muhammad bahkan hanya memiliki kekuasaan

atas Kordoba saja.

Cucu Abdullah, Abdurrahman III, menggantikannya pada

tahun 912 M, dan dengan cepat mengembalikan kekuasaan

Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan Afrika Utara bagian barat.

Pada tahun 929 M ia mengangkat dirinya sebagai Khalifah,

sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara

dengan kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan kekhalifahan

Syi'ah di Tunis.

Page 6: Islam Di Andalusia

5

2.Masa Kekhalifahan

Andalusia - Spanyol diduduki umat Islam pada zaman

khalifah Al-Walid Rahimahullah (705-715 M), salah seorang

khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, dimana

Ummat Islam sebelumnya telah mengusasi Afrika Utara. Dalam

proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam yang

dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn

Ziyad, dan Musa ibn Nushair Rahimahullahum ajma’in.

Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia

menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua

Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang

diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat

buah kapal yang disediakan oleh Julian.

Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan

yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa

harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh

keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh

kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta

dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang,

Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke

spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn

Ziyad Rahimahullah.

Thariq ibn Ziyad Rahimahullah lebih banyak dikenal

sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan

hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku

Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair Rahimahullah dan

sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid

Rahimahullah. Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di

bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad Rahimahullah. Sebuah gunung

tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan

Page 7: Islam Di Andalusia

6

menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal

Thariq).

Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu

secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di

suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat

dikalahkan. Dari situ Thariq Rahimahullah dan pasukannya terus

menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan

Toledo (ibu kota kerajaan Gothik saat itu).

Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad

Rahimahullah membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang

lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair Rahimahullah merasa

perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan

maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan

yang besar, ia berangkat menyeberangi selat itu, dan satu

persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah

Musa Rahimahullah berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona,

Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan

Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di

Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota

penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari

Saragosa sampai Navarre.

Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada

masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz Rahimahullah

tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai

daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Perancis Selatan.

Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah Rahimahullah,

tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun

102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada

Abdurrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi Rahimahullah. Dengan

pasukannya, ia menyerang kota Bordreu, Poiter, dan dari sini ia

Page 8: Islam Di Andalusia

7

mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantara kota

Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga

penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang dipimpinnya

mundur kembali ke Spanyol.

Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-

penyerangan, seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun

743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah, Majorca,

Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia

juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayah. Gelombang

kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya

dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau

seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau Perancis Tengah

dan bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan

yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak

dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang

menguntungkan.

Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di

dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol

oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi

negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik,

wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam

beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic

bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh

penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut

agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan

bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut

agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara

brutal.

Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga

keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan

Page 9: Islam Di Andalusia

8

ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi seperti itu, kaum

tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru

pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan

dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin

mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati

kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan

kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam

keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi

penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut

yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat

perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi

tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Perpecahan

dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan

campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat

banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic

berdiri.

Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi

masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi

masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol

masih berada di bawah pemerintahan Romawi (Byzantine),

berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian

juga pertambangan, industri dan perdagangan karena didukung

oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol

berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian

lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah

dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan

antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan

tidak mendapat perawatan.

Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut

terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi

Page 10: Islam Di Andalusia

9

terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja

Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan

Ghoth adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota

negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza, yang saat itu

menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu

saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila,

kakak dan anak Witiza. Keduanya kemudian bangkit

menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick. Mereka

pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin.

Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan

Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga

bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara dan

mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian

bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai

oleh Tharif, Tariq dan Musa Rahimahumullah. Hal

menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara

Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi

mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang

selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan

memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.

Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah

suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh

pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan

wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-

tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh

percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam

menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah

ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi,

persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan

persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu

Page 11: Islam Di Andalusia

10

menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di

sana.

3. Perkembangan Peradaban

Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang

gemilang, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan

pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan

yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual.

Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di

Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana.

Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya

membawa Eropa, dan kemudian membawa dunia kepada

kemajuan yang lebih kompleks.

4. Kemajuan Intelektual

Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu

mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada

gilirannya banyak menghasilkan pemikir.

Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat

majemuk yang terdiri dari :

a. Komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan)

b. Al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam)

c. Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara)

d. Al-Shaqalibah (tentara bayaran yang dijual Jerman kepada

penguasa Islam)

e. Yahudi

f. Kristen Muzareb yang berbudaya Arab

g. Kristen yang masih menentang kehadiran Islam

Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan

saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya

Page 12: Islam Di Andalusia

11

Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan

pembangunan fisik di Andalusia - Spanyol.

C.SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE ANDALUSIA

Umat Islam mulai menaklukkan Semenanjung Iberia pada

zaman Khalifah Al-Walid Ibn Abd Al-Malik (86-96 H/705-715 M).4

sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu

menguasai Afrika Utara dan menjadikannya salah satu provinsi

dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika

Utara terjadi pada zaman Khalifah Abdul Malik (865-705 M).

Tampaknya, tujuan umat Islam menguasai Afrika Utara adalah

membuka jalan untuk mengadakan ekspedisi lebih besar ke

Spanyol karena dari Afrika Utara itulah, ekspedisi ke Spanyol

lebih mudah dilakukan.

Ekspansi umat Islam ke Spanyol terjadi pada masa Al-Walid

menjabat khalifah (705-715 M). Al-Walid mengizinkan

gubernurnya untuk mengirim pasukan militer ke Spanyol. Musa

bin Nusyair menugaskan Thariq bin Ziyad untuk memimpin

pasukan tentara sebanyak 7.000 orang. Tentara tersebut

sebagian besar terdiri atas orang Barbar. Pada tahun 711 M,

Thariq berlayar melalui laut tengah menuju daratan Spanyol dan

berhasil mendarat di sebuah bukit yang kemudian diberi nama

Gibraltar (Jabal Thariq).

Ketika Roderick mengetahui bahwa Thariq dengan

pasukannya telah memasuki negeri Spanyol, ia mengumpulkan

pasukan penangkal sejumlah 25.000 tentara. Menyadari jumlah

musuh yang jauh berbeda, Thariq bin Ziyad meminta bantuan

4 Siti Maryam, dkk (ed.), Sejarah Peradaban Islam dari Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga dan LESFI, 2003), h. 96

Page 13: Islam Di Andalusia

12

kepada Musa bin Nusyair, akhirnya Thariq mendapat tambahan

pasukan sebanyak 12.000 tentara.

Pada hari minggu tanggal 18 Juli 711 M, kedua pasukan

bertemu di Danau Janda dekat mulut sungai Barbate. Pertemuan

berlangsung selama 8 hari dan kemenangan berada di pihak

Thariq. Tentara Thariq dalam pertempuran ini mendapat bantuan

dari pasukan Roderick yang membelot. Thariq kemudian

meneruskan penaklukan ke Toledo. Kemudian Archidona dan

Granada dapat ditundukkan, dan satu detasemen yang dipimpin

Mughit Ar-Rumi dapat menaklukkan kota Cordova yang

kemudian dijadikan ibukota pemerintahan Islam.5

Kedatangan Islam sudah tentu membawa kultur baru yang

memperkaya Spanyol pada umumnya. Oleh karena itu, akhirnya

Spanyol (Andalusia) menjadi salah satu pusat peradaban dunia,

mengimbangi kejayaan Dinasti Umayyah di Damsyik (Damaskus)

dan Dinasti Abbasiyyah di Baghdad. Tidak salah apabila

dikatakan Andalusia turut berperan merintis jalan menuju zaman

Renaisans di Eropa.

Setelah Spanyol dan kota-kota pentingnya jatuh ke tangan

umat Islam, sejak saat itu secara politik Spanyol berada di bawah

kekuasaan khalifah Bani Umayyah. Dan untuk memimpin wilayah

baru tersebut, pemerintah pusat yang berpusat di Damaskus

mengangkat seorang wali (gubernur).

D. ANDALUSIA DI BAWAH KEKUASAAN DINASTI UMAYYAH

Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam,

membagi kekuasaan dinasti Bani Umayyah di Andalusia dalam

tiga periode, yaitu:6

5 Dedi, Sejarah Peradaban Islam, h. 1186 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1993), h. 92-93.

Page 14: Islam Di Andalusia

13

1.Periode Pertama (711 – 755 M)

Pada pemerintahan ini, Andalusia berada dibawah

pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani

Ummayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas

politik negeri Andalusia belum tercapai secara sempurna,

gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam

maupun dari luar. Gangguan yang datang dari dalam antara lain

berupa perselisihan diantara elite penguasa, terutama akibat

perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu, terdapat

perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan

Gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing

mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai

daerah Andalusia. Karena itu terjadi dua puluh kali pergantian

wali (Gubernur) Andalusia dalam waktu yang amat singkat.

Sementara gangguan yang datang dari luar yaitu sisa-sisa

musuh Islam di Andalusia yang yang bertempat tinggal di

pegunungan yang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan

Islam gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih

dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam di bumi

Andalusia, maka dalam periode ini Islam belum memasuki

kegiatan pembangunan dibidang peradaban dan kebudayaan.

Periode ini berakhir dengan datangnya Abdul Rahman Al – Dakhil

ke Andalusia (138 H atau 755 M).

2.Periode Kedua (755 – 912 M)

Periode ini, Andalusia diperintah oleh seorang Amir

(panglima atau Gubernur) tetapi tidak tunduk pada pusat

pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah

Page 15: Islam Di Andalusia

14

Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdur Rahman I

diberi gelar Al–Dakhil. Dia adalah keturunan Bani Ummayah.

Penguasa–penguasa Andalusia pada periode ini adalah Abdul Al–

Rahman Al– Aushat, Muhammad Ibn Abd Al–Rahman, Munzir Ibn

Muhammad dan Abdullah Ibn Muhammad. Pada periode ini

Andalusia sudah mulai maju baik dalam bidang politik maupun

dalam bidang peradaban, dengan mendirikan mesjid dan

sekolah-sekolah, Hisyam dikenal berjasa menegakkan hukum

Islam dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang

kemiliteran. Sedangkan Abdul Rahman Al–Aushat dikenal sebagai

penguasa yang cinta ilmu.

3.Periode Ketiga (912 – 1013 M)

Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdul

Rahman III yang bergelar “ An– Nasir “ sampai munculnya “ raja-

raja kelompok “ yang dikenal sebagai Muluk Al –Thawaif. Pada

periode ini Andalusia diperintah oleh penguasa dengan gelar

Khalifah, penggunaan gelar khalifah ini beradasarkan atas berita

bahwa khalifah Al – Muqtadir daulah Bani Abbas di Baghdad

meninggal dunia. Menurutnya keadaan ini saat yang paling tepat

untuk memakai gelar khalifah yang telah selama 150 tahun lebih

dan dipakai lagi mulai tahun 929 M. khalifah – khalifah besar

yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu : Abdul Al

– Rahman Al – Nasir (912 – 916 M), Hakam II ( 961 – 976 M ), dan

Hisyam II ( 976 – 1009 M ).

Pada periode ini umat Islam mencapai puncak kemajuan

dan kejayaan menyaingi kejayaan daulah di Baghdad. Abdul Al–

Rahman Al– Nasir mendirikan Universitas Cordova.

Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II

juga seorang kolektor buku dan pendiri pustaka. Selanjutnya

Page 16: Islam Di Andalusia

15

Hisyam naik tahta dalam umur sebelas tahun yang merupakan

awal cikal bakal hancurnya khalifah Bani Ummyah di Andalusia .

Dan hancur pada tahun 1009 M . akhirnya pada tahun 1013 M,

Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan

jabatan khalifah, saat ini spanyol sudah terbagi kepada banyak

sekali negara kecil.

E..KEMAJUAN ISLAM DI ANDALUSIA

Pada masa pemerintahannya, Dinasti Umayyah telah mencapai banyak

kemajuan di Andalusia. Banyak prestasi yang telah ditoreh bahkan

pengaruhnya sampai ke Eropa, dan kemudian mempengaruhi dunia.

Diantara kemajuan- kemajuan yang telah dicapai adalah:

1.Kemajuan Intelektual

Masyarakat Islam Andalusia merupakan masyarakat majemuk yang

terdiri dari komunitas-komunitas Arab-Arab (Utara dan Selatan), Al-Muwalladun

(orang-orang Andalusia yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari

Afrika Utara) Al-Shaqallibah (penduduk antara Konstantinopel dan Bulgaria yang

menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan

tentara bayaran), serta Yahudi Kristen yang berbudaya Arab dan Kristen

yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas ini kecuali yang

terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya

Andalusia yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra dan pembangunan fisik di

Andalusia. Kemajuan-kemajuan intelektual ini dapat dilihat diberbagai

bidang antara lain:

a. Filsafat

Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan

pada abad ke-9 selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5,

yaitu Muhammad Ibn Abdul Al-Rahman (832-886 M).7

7 Majdid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), h. 357.

Page 17: Islam Di Andalusia

16

Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Andalusia adalah

Abu Bakr Muhammad Ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn

Bajjah. Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr Ibn Thufail, ia banyak

menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya

yang sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan. Bagian akhir abad ke 12 M

menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang dikenal

sebagai komentator pikiran-pikiran dialah Ibn Rusyd (Averroes) hidup

antara 1126-1198 M, karena itu pula ia dijuluki sebagai Aristoteles II,

pengaruhnya sangat menonjol atas pendukung filsafat skholastik Kristen

dan pikiran-pikiran Sarjana Eropa pada abad pertengahan.8

b. Sains

Dalam bidang ini bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan seperti Abbas

Ibn Farnas termashyur dalam ilmu kimia dan astronomi orang yang

pertama menemukan pembuatan kaca dari batu, Ibrahim bin Naqqash

dalam bidang astronomi dapat menentukan kapan terjadinya gerhana

matahari dan kapan lamanya, Abbas Ibn Farnas juga berhasil membuat

teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan

bintang-bintang. Ahmad Ibn Abbas dari Cordova ahli dalam bidang

obat-obatan dan banyak lagi tokoh-tokoh yang disebutkan namun sangat

besar jasanya dalam perkembangan dan pencerahan ilmu pengetahuan

pada masa itu.

c. Fiqih

Dalam bidang fikih, Andalusia Islam dikenal sebagai penganut

madzhab Maliki. Yang memperkenalkan madzhab ini adalah Ziad Ibn

Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya

yang menjadi qadhi pada masa Hisyam Ibn Abd Al-Rahman. Ahli-ahli

fikihnya lainnya diantaranya adalah Abu Bakar Ibn Al-Quthiyah, Munzir

Ibn Sa’id Al-Baluti, dan Ibn Hazm yang terkenal.

d. Musik dan Kesenian

8 Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), h. 154

Page 18: Islam Di Andalusia

17

Tokohnya Al-Hasan Ibn Nafi yang dijuluki Zaryab, Zaryab yang

selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya yang terkenal sebagai

penggubah lagu.

e. Bahasa dan Sastra

Karya-karya sastra banyak bermunculan, seperti Al-Iqad Al-Farid

karya Ibn Abd Rabbih , Al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl Al-Jazirah oleh ibn

Bassam, Kitab Al-Qalaid buah karya Al-Fath Ibn Khaqan dan banyak lagi

yang lain.

f. IImu kependidikan

Titik berat ilmu kependidikan yang berkembang pada

masyarakat intelek Islam Spanyol adalah perhatian mereka

pada keharusan seseorang bisa membaca dan menulis

yang secara mendasar ditujukan kepada (kecakapan

membaca dan menulis) Al-Qur'an, tata bahasa Arab dan

sya'ir. Di samping itu kegiatan kependidikan juga (dalam

hal-hal tertentu) berpusat pada persoalan-persoalan

hukum atau fiqh (yang merupakan istilah derivat tidak

langsung dari kata syari'ah atau wahyu dan mengalami

penyempitan makna. Dalam masyarakat Islam Spanyol,

wanita juga memperoleh kedudukan yang tinggi dalam hal

penerimaan pendidikan. Suatu keadaan yang (sedikit

berbeda dengan kondisi Geografis dunia Islam pada

umumnya) sangat kontras dengan keadaan umum

masyarakat Eropa pada waktu itu.

Dengan kondisi seperti itu pada abad-abad

berikutnya jumlah orang yang belajar ke Spanyol terus

bertambah. Universitas-universitas Cordova, Toledo,

Granada, Clan Sevilla dibanjiri para mahasiswa dari

bebagai penjuru Eropa, Afrika Utara dan Timur Tengah.

Page 19: Islam Di Andalusia

18

Kondisi seperti itulah yang belakangan dipercayai berjasa

mengantar Renaissance dan reformasi ilmu pengetahuan

di Eropa.

g. IImu Kesejarahan

Perkembangan ilmu kesejarahan di Spanyol tidak

bisa lepas dari peran Ibnu Khaldun (1332-1406 M) sebagai

sosok reformer, baik analisis sejarah murni ataupun

historiografi. Kelahirannya memang agak belakangan

dibanding dengan tokoh-tokoh sejarah Spanyol seperti Ibnu

Qutaybah (wafat 977 M) dan Ibnu Hayyan (988-1076 M)

serta sejarawan lainnya Namun sebuah karya

monumentalnya, Muqaddimah, telah mencuatkkan

namanya menjadi sosok luar biasa terutama dalam Ilmu

sejarah. Teori life cycle untuk dinasti-dinasti baik secara

langsung ataupun tak langsung telah di adopsi oleh para

ilmuan dunia menjadi teori Civilization life cycle.

h. IImu Keperjalanan

Perkembangan Ilmu keperjalanan ditandai dengan

munculnya tokoh-tokoh geografi di kalangan masyarakat

intelek Islam di Spanyol diantaranya Abu Ubayid al-Bakri

(wafat 1094 M), AI- Idrisi lahir 1100 M dan Abu al-Husain

bin Ahmad (Iahir 1145 M) merupakan tokoh-tokoh diantara

para tokoh geografi yang belakangan melahirkan tokoh-

tokoh adventurers, seperti Ibnu Jubair yang melakukan

journey pulang-pergi dari Granada ke Mekkah melalui

Mesir, Irak, Syria dan Sicilya. Tokoh legendaris yang

belakangan muncul adalah Ibnu Batutah (1304-1377 M).

Dia telah melakukan 4 kali perjalanan Haji ke Mekah yang

dilanjutkan dengan petualangannya ke berbagai negeri

Muslim. Negeri-negeri di Timur seperti Srilanka dan Bengal

Page 20: Islam Di Andalusia

19

telah dikunjunginya bahkan sampai ke Cina. Perjalanan

terakhirnya pada tahun 1353 telah membawanya ke

pedalaman Afrika.

i. IImu Kealaman

Perkembangan Ilmu kealaman di masyarakat intlek

Islam Spanyol ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh

dalam cabang-cabang ilmu tersebut seperti astronomoi,

matematika, ilmu tumbuhan kedokteran dan lain-lain.

Dalam perkembanganya terdapat satu ilmu sempalan dari

astronomi yang kemudian dinilai kontroversial oleh

umumnya masyarakat Islam yaitu astronomi dangan

tokohnya Abu Ma'syar (al-falaki). la mengatakan bahwa

posisi bintang-bintang berpengaruh terhadap kelahiran,

kematian dan apa saja yang terjadi dimuka bumi ini.

Namun demikian perkembangan ilmu astronomi

"murni", yang melatar belakangi ilmu astronomi modern,

terus berkembang, sampai menjelang abad pertengahan.

Bersamaan dengan itu matematika juga memiliki tokoh-

tokohnya tersendiri. Sekalipun sering pula diantara tokoh

itu, kepiawaiannya juga meliputi ilmu-ilmu lain, seperti Al-

Majriti (lahir 1007 M), Al-Zarqali (1029-1087 M), Ibnu Aflah

(lahir 1140 M), dan Al-Bitruji (lahir 1204 M). Mereka itu ahli

astronomi dan matematika sekaligus.

Perkembangan ilmu tumbuh-tumbuhan tersebut,

berjalan seiring dengan perkembangan ilmu farmasi dan

kedokteran. Hal tersebut disebabkan, secara terapan, ilmu

tersebut berperan sebagai supplier terhadap ilmu farmasi

dan kedokteran. Obat-obatan yang ditentukan dan dipakai

oleh para dokter, sumber penelitiannya memang dari ilmu

Page 21: Islam Di Andalusia

20

tumbuh-tumbuhan. Dalam perkembangan kedokteran

tercatat dokter wanita dari keluarga Ibnu Zuhr.

j. IImu Kepustakaan

Dengan menitik beratkan kepada Ilmu pendidikan

masyarakat Intelek Islam Spanyol sudah pasti

menyediakan sarana-sarana penunjang, agar apa yang

mereka lakukan bisa berhasil seoptimal mungkin.

Keberadaan perpustakaan dengan sejumlah besar bukunya

merupakan salah satu diantara sekian sarana penunjang

kependidikan yang menjadi pusat perhatian mereka.

Sebagai contoh, perpustakaan AI-Hakam yang jumlah

bukunya mencapai 400.000 buah9. Disamping itu juga

bursa buku adalah kegiatan yang sering ditemui di

Cordova. Suatu kondisi logis dari sebuah masyarakat

intelek yang memusatkan perhatian kepada pengkajian-

pengkajian ilmiah.

Sumber-sumber dana yang berasal dari badan-badan

wakaf yang didirikan secara khusus untuk itu telah sangat

membantu peningkatan kualitas perpustakaan.

Managemen Lay out berkembang seiring perkembangan

perpustakaan tersebut

k. Para Tokoh Ilmu Pengetahuan

Di atas telah dikemukan sejumlah tokoh ilmu

pengetahuan. Namun demikian, untuk melengkapi uraian

tersebut, berikut ini akan dikemukakan secara selintas

9 Musthafa AI-Siba'l, Min Raw'i Hadaratina, ed Bahasa Indonesia (Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok), alih bahasa R.b. Irawan dan Fauzi Rahman, (Jakarta: Gema Insani Press, 1992) h. 183.

Page 22: Islam Di Andalusia

21

(breifley) beberapa tokoh lainnya sekaligus dengan

sfesifikasi keahlian yang dimiliki masing-masing tokoh

tersebut. Agar lebih jelas penulis menampilkan dalam

bentuk table berikut:

NAMA USIA KEAHLIAN KARYA TULIS

Al-Zahrawiy Hidup abad

X

Ahli Bedah Al-Tasrif

Ibnu Julul 944-994 M Dokter

Khalifah

Thabaqod Al-

Thib

Ibnu Al-

Wafid

1007-1067

M

Farmakolog

Dokter

Ahli

Tumbuhan

Kitab Al-Wisad

Abu

Marwan

Wafat 1078

M

Ahli Figh

Ahli Qur’an

Kedokteran

Abu-al-A’la Wafat 1030

M

Ahli Hadist

Ahli Filsafat

Ahli Diagnosa

Abu

Marwan

1092-1162

M

Dokter

Parasitolog

Ahli Diagnosa

(teman Ibnu

Rusd)

Al-Iqtida

Al-Aghdiya

Ibnu Safar Wafat 1035 Ahli

Matematika

Ahli Astronomi

Tabel

Astronomi

Astrolable

l. Pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Terhadap Dunia Barat

Page 23: Islam Di Andalusia

22

Dengan kekecualian pada ilmu keagamaan, boleh

dikatakan seluruh perkembangan ilmu pengetahuan di

masyarakat intelek Islam Spanyol mempengaruhi

perkembangan ilmu pengetahuan di dunia barat, terutama

setelah memasuki abad pertengahan. Pernyataan ini

tercermin dari perkataan Chistave Le Bon ia mengatakan

bahwa perkenalan dengan peradaban Islamlah sebenarnya

yang membawa Eropa menjadi dunia beradab. Abad ke-9

dan ke-10 adalah saat pusat-pusat Islam di Spanyol sedang

berada di puncak kecemerlangannya. Pusat-pusat

intelektual di barat hanya berupa benteng-benteng yang

dihuni oleh para bangsawan yang dirinya merasa bangga

atas ketidakmampuannya membaca mereka.10

2. Kemajuan dalam Pembangunan Fisik

Aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam sangat

banyak seperti halnya dalam perdagangan. Jalan-jalan dan pasar dibangun

seindah mungkin. Di samping itu pula bidang pertanian juga tidak

ketinggalan dengan memperkenalkan sistem irigasi, kemudian

memperkenalkan pertanian padi, jeruk, kebun dan taman-taman.

3. Kemajuan Kebudayaan

Biasanya, nilai-nilai tinggi kebudayaan suatu masyarakat

di ketahui dari kraya-karya yang secara audio-visual (atau

salah satu dari keduanya), sampai pada masyarakat

berikutnya.

Hasil pekerjaan (seni dengan menggunakan) logam

(metal-work) termasuk didalamnya dekorasi dengan bahan

10 Syafi’I Ma'arif, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia (Bandung: Mizan, 1994) cet. ke-2, h. 25-26

Page 24: Islam Di Andalusia

23

baku emas dan perak banyak dijumpai sebagai bukti kemajuan

kebudayaan masyarakat Islam Spanyol di antaranya adalah

dekorasi interior Al-Hamra dan peninggalan Hisyam II (976-

1009 M) yang masih terpelihara pada bagian atas altar

katedral di Gerona, berbentuk peti mayat kayu yang dilapisi

perak yang berkilat dan bergambar, hasil karya dua orang

pengrajin Arab Badr dan Tarif, yang keduanya merupakan

anggota Istana.

Barang-barang dari keramik juga ditemukan, di samping

barang logam, dengan pusat industrinya di Valencia, yang

imitasinya belakangan ini diketahui baru ada pada abad ke-15

di Belanda. Industri keramik ini ahirnya juga sampai ke Italy.

Selain dari itu, seni dalam tekstil yang mewah juga tertuang

dalam hamparan karpet-karpet Spanyol dengan Cordova

sebagai pusat industri tenunannya. Dari sana produk-produk

tekstil itu tersebar ke berbagai pelosok Eropa.

Dari segi arsitektur, seluruh monumen keagamaan yang

bernilai seni telah habis, kecuali hanya satu yang terbesar

yaitu mesjid Agung Cordova. Fondasi mesjid tersebut dibuat

oleh Abdurrahman I dan diselesaikan oleh anaknya Hisyam I

pada tahun 793 M, yang terletak pada bekas gereja Kristen.

Hal lain yang tidak kalah menariknya dalam masyarakat Islam

Spanyol adalah seni musik. Seni musik Islam Spanyol

merupakan gabungan dari sistim Persia-Arab. Sistim tersebut

di bawa ke Spanyol pada tahun 822 oleh Ziryab, seorang siswa

sekolah musik Ishag al-Maushuli di Baghdad. Dia mendirikan

sekolah musik di Cordova, dan selanjutnya bermunculan

sekolah-sekolah musik dengan berkiblat ke sekolah Ziryab di

Cordova, di Sevilla, Valencia dan Granada.11

11 Amir Hasan Siddiqi, Studies in Islamic History ed bahasa Indonesia, alih bahasa M.J. Irawan, (Bandung: Al-Ma’a, 1985), cet. ke-10, h. 89-92

Page 25: Islam Di Andalusia

24

Jasa-jasa seniman musik muslim sangat banyak

jumlahnya. Di antarnya musik Mensural (ukuran tempo dan

nada), glossa (tangga nada), tarkib atau compound (gesekan

pada not serentak) dan Octave sehingga melahirkan harmoni,

yang belum dikenal pada waktu itu di daratan Eropa.

Masyarakat barat sekarang ini juga mewarisi alat-alat musik

yang bersenar dari masyarakat Islam. Sehingga ahirnya

disimpulkan bahwa masyarakat barat berhasil menemukan

revolusi musik dewasa ini, sebetulnya merupakan kelanjutan

dari revolusi musik pada masyarakat Islam.

4. Pembangunan di Bidang Perekonomian

Masa pemerintahan abdurrahman II merupakan zaman

kegemilangan Islam, karena pertumbuhan ekonomi yang baik

terutama di bidang pertanian. Tanah-tanah gersang diubah

menjadi lahan yang produktif. Guna meningkatkan

produktivitas pertanian, Para ahli muslim melakukan study

tentang tanah, menggunakan alat-alat baru untuk meratakan

gunduka-gundukan dan tanah berpasir. Juga menggunakan

pupuk untuk mempersubur tanah serta meningkatkan sistem

irigasi.

Perkembangan kemajuan di bidang perdagangan sangat

memberikan keuntungan, termasuk bea dan cukai, ekspor-

impor yang dapat menempatkan kerajaan Islam Spanyol pada

tingkat tertinggi penghasilannya. Perkembangan di bidang

ekonomi ini ditopang juga oleh perencanaan pembelanjaan

kerajaan yang terorganisir dengan baik sesuai rencana.12

5. Pembangunan Dalam Bidang Militer dan Pemerintahan

12 Yoesoef Sou'yb, Sejarah Daulat Umayyah di Cordo (Jakarta: Bulan Bintang, 1981), h. 221

Page 26: Islam Di Andalusia

25

Sebagai suatu wilayah negara, Spanyol Islam

diperlengkapi dengan personil-personil militer lebih banyak

dari jumlah ketika mereka datang. Dan untuk keamanan serta

pertahanan kedaulatannya, Amir membangun kekuatan militer

di Spanyol. la mendatangkan lebih dari 40.000 personil dari

Afrika untuk dilatih dengan mendapat gaji baik, agar mereka

benar-benar setia menghormati dan mau ikut menjaga

kekuasaan Amir. Pasukan militer dibedakan menjadi empat

kelompok yaitu:

1. Tentara tetap (Profesional) yang berpangkalan di

Cordova.

2. Tentara Reguler (Jund) yang dipimpin oleh penguasa

wilayah militer.

3. Tentara Irreguler (Belladi), yaitu orang-orang Arab

yang datang bersama Musa Ibnu Nushair.

4. Tentara luar biasa atau sukarelawan (Hasyid), yaitu

orang-orang yang tidak diminta dan dengan sukarela

bergabung bersama kekuatan militer.13

Disamping pasukan darat, dibentuk pula kekuatan laut

setelah adanya serangan mendadak Normandia di pantai barat

Spanyol pada tahun 844-845 M. Kemudian dibangun menara-

menara pengintai musuh yang melakukan kegiatan di samudra

Atlantik di sepanjang pantai.

Setelah Abdurrahman al-Dakhil (Abdurrahman I)

meninggal, maka pemerintahan dipegang oleh anaknya

Hisyam I (789-796), Dia seorang yang memiliki pengetahuan

yang luas tentang Al-Qur'an dan sunnah, dan banyak

dipengaruhi oleh ulama fikih. la meneruskan pembangunan

masjid Cordova dan juga membangun terusan Cordova.

13 Imamuddin, S.M, Muslim Spain, 711-1492 AD: A Sociological Study (Leiden: E.J. Brill, 1981), h. 63

Page 27: Islam Di Andalusia

26

Hisyam adalah seorang penguasa yang taqwa, adil dan lemah

lembut serta darmawan. Dia menduduki tahta selama 8 tahun,

tetapi banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai.

Setelah Hisyam wafat, ia diganti oleh anaknya hakam I

(796-822 M). Hakam adalah orang yang suku akan kemegahan

dan pertunjukan-pertunjukan serta sangat kecanduan dengan

minuman anggur. Pada masa kekuasaannya terjadi

pemberontakan yang dipelopori oleh Sulaiman dan Abdullah

pamannya sendiri, yang akhirnya pemberontakan itu dapat

dipadamkan. Sulaiman meninggal dan Abdullah diampuni

setelah ia menyerah.

Sesudah Hakam meninggal; pemerintahan di pegang

oleh putranya Abdurrahman II (822-852 M). Dengan

pengalaman militernya yang tinggal dan kecakapannya dalam

memimpin pemerintahan, Abdurahman II telah berhasil

membawa Spanyol kembali kepada kedamaian dan

kemakmuran. Di masanya Mesjid Cordova diperluas, dan

banyak mesjid baru dibangun di kota-kota Jaen, Seville,dan di

ibu kola Cordova sendiri. Barang-barang di impor dari Timur.

Bendungan dan irigasi dibangun, ibu kota diperindah dengan

taman-taman yang luas lagi indah yang dilalui oleh terusan-

terusan yang mengalirkan air dari gunung-gunung. Jembatan-

jembatan dibangun dan istana Cordova telah dapat

menandingi istana di Bagdad. Setelah menjalankan

pemerintahannya selama 30 tahun yang membawa kepada

kemakmuran, Abdurahman II meninggal dunia pada tahun 852

M

Pemerintahan berikutnya setelah Abdurahman II wafat,

Dipegang oleh anaknya Muhammad 1(852-886 M). Masa

kekuasaanya banyak terjadi kerusuhan dalam negeri, antara

Page 28: Islam Di Andalusia

27

lain: Pemberontakan rakyat Toledo, Pemberontakan orang-

orang Kristen yang fanatik di Cordova yang telah ditumpas

oleh Abdurahman II, namun mereka tetap berhubungan

dengan raja Perancis, Charles Le Beld dengan tujuan

mengajaknya untuk menyerang Spanyol. Akhirnya

pemberontakan-pemberontakan itu dapat dipadamkan,

bahkan pemberontakan itu di Tabanos yang merupakan

sarang fanatisme dihancurkan. Para pemimpin mereka

digantung. Muhammad I adalah orang yang bijak, adil, dan

berani. Dia memperbaiki keadaan rakyat dengan

kedermawanannya. La seorang yang rajin dalam meneliti

urusan administrasi sekecil apapun.14 la meninggal dalam usia

65 tahun setelah menjalankan pemerintahannya selama 34

tahun.

Kemudian pemerintahan diganti oleh anaknya Munzir

(886-888 M). la cukup mampu menumpas pemberontakan

ketika ayahnya memerintah. Masa pemerintahannya yang

begitu singkat diawarnai dengan ketidak damaian dan

kericuhan.

Setelah Munzir wafat, ia digantikan oleh saudaranya

Abdullah (888-912). la memerintah cukup lama selama 25

tahun, tetapi masa kekuasaannya selalu mendapat tantangan

yang cukup banyak.

Selanjutnya pemerintahan dipegang oleh Abd al-Rahman

al-Nashir atau Abdurrahman III (912-961 M). Ia naik tahta

dalam usia 23 tahun, usia yang relatif muda. Usaha yang

dilakukannya pertama kali ditujukan kepada pengukuhan

kesatuan dan stabilitas dalam negeri. Begitu ia dilantik ia

mengirim utusan kepada gubernur-gubernur yang ada

14 Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), Cet. III, h. 297.

Page 29: Islam Di Andalusia

28

disemenanjung Iberia dan mengajak mereka untuk

memberikan bai'at kepadanya. Sebagian diantara mereka

menyambut seruan itu dengan baik dan sebagian yang lain

tidak memperdulikannya. Dalam menghadapi penentanganya,

Abdurahman III menumpasnya dengan militer sehingga dalam

jangka 10 tahun umat Islam Spanyol bersatu kembali.(Benton,

1970: 1087).

Abdurahman III membangun beberapa buah istana dan

memajukan pertanian rakyat. Rakyat taat kepadanya dan

semua orang merasa hidup damai bersamanya. la mewajibkan

penguasa-penguasa Kristen membayar upeti ke Cordova. Pada

tahun 929, ia memproklamirkan dirinya sebagai khalifah. Pada

masa kekuasaanya, Cordova merupakan pusat kebudayaan

Islam yang penting di Barat sebagai tandingan Bagdad di

Timur. Kalau di Bagdad ada bait al-Hikmah serta madrasah

Nizamiah, dan Kairo ada al-Azhar serta Dar al-Hikmah, maka di

Cordova ada universitas Cordova sebagai pusat ilmu

pengetahuan. Perpustakaanya mengandung ratusan ribu

buku.15

Cordova, Constantinopel dan Bagdad adalah tiga kota

yang merupakan pusat kebudayaan dunia pada saat itu. Di

Cordopa terdapat 113.000 rumah, 70 Perpustakaan, sejumlah

toko buku dan Mesjid, bermil-mil jalan aspal diterangi dengan

lampu-lampu dari rumah-rumah yang berhampiran. Semuanya

membuat Cordova memperoleh popularitas Internasional dan

kekaguman para pengunjungnya. Banyak perutusan

diplomatik berkumpul di Cordova, baik dari dalam maupun dari

luar Spanyol. Delegasi berdatangan dari suku-suku Zanatah

Afrika Utara yang kuat, dari dinasti Idrisi, dari raja-raja Kristen

15 Harun Nasution, Islam Ditinjaiu dari Berbagai Aspeknya (Jakarta: Universitas Indonesia, 1978), Jilid I, h. 65

Page 30: Islam Di Andalusia

29

Prancis, Jerman dan Konstantinopel. Abdurrahman III di anggap

sebagai sang penyelamat imperium muslim Spanyol.

Dengan berbagai kebijakan dan kemampuan

intelektualnya, maka stabilitas nasional terkendali serta dapat

menarik masyarakat Spanyol dengan tidak menimbulkan

jurang pemisah antara kelas dan golongan agama yang ada,

sehingga benar-benar tercipta suatu imperium Umayyah yang

damai dan kuat di Spanyol. Setelah memegang kekuasaan

selama 49 tahun, ia meninggal dunia pada bulan oktober 961

M.

Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya

Hakam II (961-976 M). la meneruskan politik ayahnya dalam

mempertahankan stabilitas pemerintahan dan kemakmuran

negaranya. Hakam memiliki sifat yang mirif dengan ayahnya.

Ia tetap mempertahankan menteri-menteri yang diangkat oleh

ayahnya. Pada masa pemerintahannya la memerangi

pemberontakan Kristen yang ingin melepaskan diri dari

Spanyol. Sepeninggal Hakam II, Pemerintahan dipegang oleh

Hisyam II (976-1009 M). Pada masa pemerintahannya,

kekuasaan khalifah mengalami kemunduran. Kekuasaan umat

Islam di Spanyol saat itu berada wazir dan wali Hisyam II yang

bernama Ibnu Abi Amir, yang kemudian bergelar al-Mansur.

6. Pembangunan di Bidang Administrasi Sipil

Ketika Spanyol masih merupakan wilayah yang integral

dengan Damaskus, Spanyol Islam adalah bagian dari propinsi

maghrib (wilayah Barat) yang ibu kotanya di Qairawan

(sekarang Tunisia), maka konstitusi yang berlaku sesuai

dengan yang ada di Damaskus. Sementara itu Spanyol terbagi

menjadi tiga wilayah, yaitu : Pusat, Timur dan Barat. Wilayah

Page 31: Islam Di Andalusia

30

pusat meliputi kota Cordova, Granada, Malaga, Almeria, Jaen

dan Toledo. Wilayah Timur meliputi Saragosa, Valencia,

Murcia, Cartagena dan Albarraccin. Wilayah Barat meliputi .

Sevilla, Jerez, Gibraltar, Tarifa, Beja, Budajoz, Merida, Silves

dan lisbon.16

Untuk melaksanakan pemerintahannya dibetuk lembaga-

lembaga atau badan-badan yang mempunyai tugas dan fungsi

tertentu yang di tangani oleh orang-orang yang sesuai dengan

ke ahliannya. Beberapa badan dan jabatan yang ada pada saat

itu antara lain:

1. Al-Hajib, yaitu pejabat yang paling berpengaruh di

lingkungan istana, Sebagai media antara penguasa

dengan pegawai-pegawai istana dan rakyat lainnya.

2. Al-wazir atau menteri, yaitu orang yang menangani

masalah keuangan, hubungan luar negeri dan

keadilan. Jabatan ini kemudian menyamai jabatan

hajib yang biasanya diduduki oleh para panglima

militer.

3. Al-Katib atau Sekretaris Negara, meliputi pekerjaan

korespondensi dan pengiriman surat-surat serta

dokument negara.

4. Khazin al-Mal (petugas pajak), yaitu orang yang

mengurusi pajak-pajak dari seluruh propinsi.

5. Al-Qadli atau Hakim, yang dibagi 3 bagian, yaitu hakim

militer, hakim rakyat dan Hakim para hakim.

6. Shahib al-Mazhalim, yaitu badan pengendalian atau

semacam hakim yang bertugas mengoreksi

16 Chejne, Anwar G, 1974, Muslim Spain: Its History and Culture (Menneapolis: The University of Minnesota Press, 1974), h. 138.

Page 32: Islam Di Andalusia

31

penyimpangan-penyimpangan para pejabat. Biasanya

jabatan ini ditangani oleh penguasa atau delegasinya.

Lembaga-Iembaga lain sebagai pembantu adalah

lembaga kepolisian, inspektur pasar, dinas pekerjaan umum,

dan lembaga perwakafan. Disamping itu ada Juga majelis-

majelis yang diselenggarakan untuk membahas berbagai

persoalan.

7. Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan

Kemajuan demi kemajuan yang dicapai oleh masyarakat

intelektual Muslim pada khususnya dan masyarakat Islam di

Spanyol pada umumya sudah barang tentu tidak terwujud

begitu saja tanpa faktor-faktor pendukung yang menyertainya.

Terdapat sejumlah faktor pendukung bagi terwujudnya

kemajuan tersebut. Ada yang bisa disimpulkan dari apa yang

telah diuraikan diatas. Ada juga yang kelihatannya terlepas

dari uraian diatas dan diketahui secara hermeneutik, hanya

implikasi dari kondisi-kondisi objektif yang ada pada

masyarakat Islam Spanyol. Faktor-faktor pendukung tersebut

diantaranya adalah :

1)Ketika Islam datang ke Spanyol, komposisi masyarakat

yang ada dinegeri itu cukup heterogen yang terdiri

dari orang Arab, orang Arab-Spanyol, orang Afrika

Utara, dan orang Yahudi. Heterogenitas masyarakat

tersebut belakangan diketahui memberikan saham

intelektual dan kebudayaan yang cukup hebat yang

kemudian melahirkan kembali era kebangkitan ilmu

pengetahuan dan peradaban.

2)Heterogenitas komposisi masyarakat, di ikuti dengan

heterogenitas agama. Sementara Islam datang

Page 33: Islam Di Andalusia

32

dengan semangat toleransi begitu tinggi. Bahkan

dengan semangat toleransi itu Islam telah mengakhiri

kezaliman keagamaan yang sudah berlangsung sejak

lama.17 Bagi orang Kristen dan orang Yahudi

disediakan hakim khusus yang sesuai dengan agama

mereka masin-masing.18 Semua kelompok agama

dengan datangnya Islam, mendukung dan menyertai

pembangunan peradapan yang berkembang dengan

gemilang.

3)Adanya semangat kesatuan budaya Islam yang timbul

pada pemikiran para ulama dalam arti luas. Hal ini

terbukti sekalipun dalam konstelasi politik,

masyarakat Islam Spanyol melepaskan diri dari

Baghdad, dari banyaknya para ulama Spanyol yang

mendalami ilmu di Bagdad untuk dikembangkan

kemudian di Spanyol.

4)Persaingan antar muluk AI-Thawa'if ternyata justru

menyebabkan perkembangan peradaban. Kerajaan-

kerajaan kecil di sekitar Cordova, semuanya bersaing

ingin menandingi Cordova dalam hal kemajuan Ilmu

pengetahuan, sastra, seni, kebudayaan.

5)Adanya dorongan dari para penguasa yang

mempelopori kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti

Abdurahman I, Abdurahman II, Abdurahman III, dan AI-

Hakam II.

F. KEMUNDURAN ISLAM DI ANDALUSIA

17 Nurchalis Madjid, Islam Agama Peradaban Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah (Jakarta: Paramadina, 1995), h. 70

18 Ahmad Syalabi, al- Tarikh aI-Islam wa al-Hadharat Islamy (Cairo: Maktabat al-Nahdhat al-Misriyyat, 1979), h. 86

Page 34: Islam Di Andalusia

33

Sudah merupakan hukum alam bahwa suatu negara akan

tumbuh, dan berkembang kemudian mencapai puncak kejayaan.

Setelah mencapai puncak kejayaan dan secara perlahan akan

mengalami kemunduran dan akhirnya hancur. Teori

perkembangan yang tak dapat dielakkan oleh manusia karena

sudah merupakan hukum alam. Demikian pula halnya dengan

Spanyol yang dikuasai oleh Islam. Setelah Islam memperoleh

kejayaan selama lebih kurang 7 abad, terjadi kemunduran yang

membawa kepada kehancuran. Banyak faktor yang

menyebabkan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini mundur dan

kemudian hancur. Adapun faktor-faktor yang kemunduran dan

kehancuran tersebut antara lain adalah:

1. Terjadinya Pemberontakan

Terjadi beberapa peristiwa dan pemberontakan dan

keharusan yang dilakukan oleh golongan-golongan tertentu yang

merasa tidak puas, tidak senang, dan cemburu terhadap khalifah

yang berkuasa. Pada zaman khalifah Hisyam (788-796 M) terjadi

pemberontakan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya sendiri,

Abdullah dan sulaiman. Mereka mempermaklumkan

kemerdekaan dan memobilisasi kesatuan-kesatuan mereka di

Teledo, tetapi mereka dapat dikalahkan oleh pasukan Hisyam

yang terdiri dari 20.000 tentara pada tahun 790 M. Disamping

itu, terdapat pula pemberontakan yang dilakukan oleh kaum

Yamaniah di Tertosa yang dipimpin oleh Said Ibnu Husain, tetapi

mereka dapat dikalahkan. Pada zaman Khalifah Abdurrahman

(756-788 M) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh orang

Berber, Yamaniah dan kepala-kepala suku Arab di Spanyol yang

meminta bantuan kepada pejuang Kristen Prancis bernama

Page 35: Islam Di Andalusia

34

Charles, dan mereka dapat dikalahkan oleh tentara

Abdurrahman.

Pada zaman khalifah Hakam (796-822) terjadi

pemberontakan yang dilakukan oleh kaum faqih yang berambisi

memperoleh kedudukan, mereka menghasut dan mencela

hakam sebagai orang yang tidak beragama, dengan pidato-

pidatonya mereka membakar kefanatikan orang-orang Muslim

Spanyol. Dan kaum Faqih dapat ditumpas dan mendapat

serangan dari Sulaiman dan Abdullah, paman hakam yang masih

hidup ketika dikalahkan oleh Hisyam, mereka meminta bantuan

kepada Raja Franka, Charlemagne di Aix la Chapella. Akan tetapi

mereka dapat dikalahkan, dan Sulaiman gugur dalam

pertempuran, adapun Abdullah diampuni setelah ia menyerah.19

Setelah itu terjadi pula pemberontakan penduduk Taledo, yang

akhirnya mereka dibantai dan mayatnya dibuang kedalam parit.

Banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang

muncul pada zaman khalifah-khalifah selanjutnya, yang pada

akhirnya pemberontakan tersebut dapat diatasi. Sekalipun

demikian hal ini merupakan faktor yang menyebabkan lemah

dan mundurnya Dinasti Bani Umayyah di Spanyol.

2. Perubahan Struktur Politis

Di zaman Hisyam II (976-1013 MO terdapat perubahan

struktur politis. Hisyam II baru berusia 11 tahun ketika ia

menduduki tahta. Karena usianya masih sangat muda, Ibunya

yang bernama Sultanah Subh, dan sekretarisnya negara yang

bernama Muhammad Ibnu Abi Amir, mengambil alih tugas

pemerintahan.20 Hisyam II tidak mampu mengatasi ambisi para

pembesar istana dalam merebut pengaruh dan kekuasaan.

19 Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, h. 29020 Ibid, h. 308

Page 36: Islam Di Andalusia

35

Menjelang tahun 981 M, Muhammad Ibnu Abi Amir yang

ambisius menjadikan dirinya sebagai penguasa diktator. Dalam

perjalanannya ke puncak kekuasaan ia menyingkirkan rekan-

rekan dan saingannya. Hal ini dimungkinkan karena ia

mempunyai tentara yang setia dan kuat, ia amengirimkan

tentara itu dalam berbagai ekpedisi yang berhasil menetapkan

keunggulaannya atas para pangeran Kristen di Utara. Pada tahun

itu juga Muhammad Ibnu Abi Amir memakai gelar kehormatan al-

Mansur Billah. la dapat mengharumkan kembali kekuasaan Islam

di Spanyol, sekalipun ia hanya merupakan seorang penguasa

bayangan. Kedudukan Hisyam II tidak ubahnya seperti boneka,

hal ini menunjukkan bahwa peranan khalifah sangat lemah

dalam memimpin negara, dan ketergantungan kepada kekuatan

orang lain mencerminkan bahwa khalifah dipilih bukan atas

dasar kemampuan yang dimilikinya melainkan atas dasar

warisan turun menurun. Hisyam II memang bukan orang yang

cakap untuk mengatur negara, tindakannya menimbulkan

kelemahan dalam negeri. la tidak dapat membaca gejala-gejala

pergerakan Kristen yang akan mulai tumbuh dan mengancam

kekuasaannya. Keadaan ini diperburuk dengan meninggalnya al-

Muzaffar pada tahun 1009 M yang dalam kurun waktu 6 tahun

masih dapat mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol.

AI-Muzaffar kemudian digantikan oleh Hajib al-Rahman

Sancol. Karena ia tidak berkualitas dalam memegang jabatannya

sehingga dimusuhi penduduk dan kehilangan kesetiaan dari

tentaranya. Akibatnya timbul kekacauan, karena tidak ada orang

atau kelompok yang dapat mempertahankan ketertiban di

seluruh negara. Akhirnya Hisyam II mema'zulkan diri pada tahun

1009 M, yang kemudian dipulihkan kembali tahtanya pada tahun

berikutnya.

Page 37: Islam Di Andalusia

36

Sejak itu sampai tahun 1013 M, ia dan 6 orang anggota

Umayyah lainnya serta tiga orang anggota keluarga setengah

Barber masing-masing menjabat khalifah sementara. Dalam

masa lebih kurang 22 tahun (1009-1031) M terjadi 9 kali

pertukaran khalifah, tiga orang di antaranya dua kali

maenduduki jabatan khalifah pada priode tersebut. Pada tahun

1031 M khilafah dihapuskan oleh orang-orang Cordova.21

3. Munculnya Raja-raja Kecil

Timbulnya Perpecahan Dinasti Umayyah di Spanyol

ditandai dengan munculnya raja-raja kecil, di antaranya Dinasti

Abbadi. Dinasti Murabit, Dinasti Muwahhid, dan Dinasti Bani Nasr.

Mereka saling beperang dan mengadakan aliansi baik dengan

penguasa Muslim atau dengan penguasa Kristen (Aragon dan

Castille) yang dulu tidak dihancurkan oleh Musa Ibnu Nusair di

zaman Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, kesempatan

ini tidak disia-siakan oleh orang-orang Kristen, munculnya

dinasti-dinasti kecil ini, yang menurut W. Montgomery watt,

berjumlah sekitar tiga puluh negara kecil disebabkan

penghapusan khilafah.

4. Adanya Permintaan Bantuan terhadap Kekuasaan Luar

Munculnya Dinasti Murabit dari Afrika Utara, yang datang

ke Spanyol atas permintaan al-Mu'tamin untuk membantu untuk

melawan Al-fonso, Raja castille. Dengan bantuan ini al-Mu'tamin,

Amir Cordova dapat mengalahkan al-Fonso VI. Tetapi, sayangnya

dengan kemenangan ini Yusuf Ibnu Tasyifin, raja Dinasti Murabit

berhasrat hendak menguasai kekayaan Spanyol. Dua tahun

kemudian Ibnu Tasyfin datang ke Spanyol, dan dalam waktu

21 Philip K Hitti, History of The Arabs (London: Macmillan, 1970), edisi ke-10, h. 218

Page 38: Islam Di Andalusia

37

yang singkat Ia dapat menguasai Spanyol seluruhnya, karena

perpecahan antara Arab dengan Arab dan antara Arab dengan

Berber. Dengan demikian berdirilah di Spanyol Dinasti Murabit

pada tahun 1090 M-1147 M. Akibat tindakan Ibnu Tasyfin

tersebut timbul perpecahan antara muslim Spanyol dan Muslim

Arab. Orang-orang Arab yang merasa tertekan meminta bantuan

kepada Dinasti Muwahhidin di Moroko. Dinasti ini tidak menyia-

nyiakan permintaan bantuan orang-orang Arab, mereka datang

menyerbu Spanyol dan dengan mudah mereka dapat

menguasainya. Hilanglah Dinasti Murabit dan berdirilah Dinasti

Muwahhidin di Spanyol.

5. Melemahnya Kekuatan Militer dan Ekonomi

Disintegrasi politik yang terjadi pada waktu itu

menyebabkan lemahnya kekuatan militer dan ekonomi,

sedangkan faktor ekonomi sangat memegang peranan penting

dalam mempersiapkan biaya perang. Orang-orang Kristen

rupanya tahu tentang keadaan umat Islam yang sudah oyong itu.

Oleh karena itu, pangeran-pangeran Kristen di Utara

memperkuat posisi mereka untuk memerangi kaum Muslimin

yang telah berpecah belah. Orang-orang Kristen yang semula

pada abad ke-10 membayar upeti kepada orang Islam, tetapi

menjelang pertengahan abad ke-II mereka dengan leluasa

menuntut pembayaran upeti dari beberapa penguasa kecil Islam.

Perbatasan kekuasaan Kristen makin meluas ke sebelah

Selatan. Peristiwa terpenting adalah tahun 1085 ketika penguasa

Teledo yang lemah tidak mampu menahan tekanan raja Castille

sehingga menyerahkan kota tersebut kepadanya. Teledo

memiliki pertahanan yang kuat, karena di jaga di tiga sisinya

Page 39: Islam Di Andalusia

38

oleh sungai Tagus, dan tidak pernah dapat direbut kembali oleh

orang-orang Islam.

6. Munculnya Kekuatan Kristen di Spanyol

Bersatunya dua kerajaan Kristen, Lean dan Castille pada

tahun 1230 M, telah meningkatkan usaha perebutan kekuasaan

terhadap kekuasaan Islam di Spanyol semakin efektif. Tahun

1236 M. Cordova dapat direbut, dan tahun 1248 M. Seville jatuh

pula ke tangan orang-orang Kristen. Pada waktu yang bersamaan

tentara Castille semakin kuat, dan satu persatu kota-kota

kekuasaan Islam dapat dikuasainya. Kota Malaga pun jatuh satu

tahun kemudian. Kemudian, orang-orang Kristen merencanakan

untuk mengambil alih kosta Granada yang masih bertahan.

Penaklukan Granada ini tertunda disebabkan oleh terjadinya

perselisihan antara Castille dengan Aragon. Namun, perselisihan

tersebut tidak berlangsung lama, karena hubungan mereka

membaik setelah Ferdinand II dari Arragon menikah dengan

Isabella dari Castille pada tahun 1469 M. Pada tahun 1490 M,

Ferdinand membawa pasukan berkuda lebih kurang 10.000

orang, dan menyerbu Granada sampai la memperoleh

kemenagan. Dengan jatuhnya Granada, maka hancurlah

kekuasaan Islam di Spanyol dan negeri itu kembali dikuasai oleh

Kristen.22

Pada tahun 1499 M, Cardinal Ximenes de Cismero

melarang beredarnya buku-buku Islam dan ia membakarnya,

bahkan pada tahun 1556 M, Philip II membuat undang-undang

bagi orang-orang Islam yang tinggal di Spanyol untuk

meninggalkan kepercayaan, adat istiadat, bahasa, dan

pandangan hidup mereka. Hanya ada dua pilihan bagi orang-

orang Islam, masuk agama Kristen atau meninggalkan Spanyol.

22 Hitti, Pilip K, History of The Arabs, h. 555

Page 40: Islam Di Andalusia

39

Undang-Undang tersebut di pertegas oleh Philip III, banyak orang

Islam yang dibunuh atas perintah raja Philip III. Nampaknya,

kekejaman yang dilakukan itu merupakan cara untuk

melenyapkan Islam sampai ke akar-akarnya.

G. KESIMPULAN

Dari sejumlah uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan

bahwa masuknya Islam di Spanyol berbeda dengan masuknya

Islam di daerah lain. Datangnya Islam ke Spanyol atas

permintaan dari penduduk setempat dan kedatangan Islam di

Spanyol ternyata memberikan kontribusi yang tak ternilai, baik

kepada dunia Islam, terlebih-lebih kepada dunia Barat, dalam hal

ilmu pengetahuan dan peradaban. Kontribusi tersebut bisa

terlaksana karena sikap ilmiah-konstruktif yang secara umum

menyertai para ilmuan dalam melakukan kajian-kajian ilmiahnya.

Sikap toleransi yang proporsional dalam komposisi masyarakat

yang tingkat heterogenitasnya yang cukup tinggi, ternyata telah

menghasilkan efek sinergi positif yang luar biasa dalam

membangun sebuah nilai peradapan yang pluralistik.

Kemajuan yang dibawa dan diperkenalkan Islam dengan

dunia barat ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh ilmuwan

dan filosouf dari negeri tersebut. Spanyol pulalah yang menjadi

gerbang utama masuknya Islam ke dunia Barat dan kemudian

membangkitkan Barat dari dunia kegelapan dan

memperkenalkan pada kemajuan.

Kekuasaan Islam di Spanyol yang telah mencapai puncak

kejayaannya kemudian mulai melemah kemudian mundur dan

hancur secara perlahan akibat berbagai faktor. Diantaranya

faktor utama penyebab kehancuran tersebut adalah akibat

terjadinya disintegrasi yang menyebabkan munculnya kerajaan-

Page 41: Islam Di Andalusia

40

kerajaan kecil yang berusaha memerdekakan diri. Kekuasaan

Islam kemudian digantikan oleh kekuasaan Kristen dan berusaha

menghapus habis seluruh pengaruh Islam dan menghilangkan

Islam dari bumi Spanyol.

DAFTAR PUSTAKA

AI-Siba'l, Musthafa, Min Raw'i Hadaratina, ed Bahasa Indonesia Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok, alih bahasa R.B. Irawan dan Fauzi Rahman, Jakarta: Gema Insani Press, 1992.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.

Chejne, Anwar G, 1974, Muslim Spain: Its History and Culture, Menneapolis: The University of Minnesota Press, 1974.

Page 42: Islam Di Andalusia

41

Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996.

Hitti, Pilip K, History of The Arabs, London: Macmillan, 1970, edisi ke-10.

Imamuddin, S.M, Muslim Spain, 711-1492 AD: A Sociological Study, Leiden: E.J. Brill, 1981.

Ma'arif, Syafi'l, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1994, cet. ke-2.

Madjid, Nurcholis, Islam Agama Peradaban Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah, Jakarta: Paramadina, 1995.

Mahmudunnasir, Syed, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, Cet. III.

Majdid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, Jakarta: Pustaka Jaya, 1996.

Maryam, Siti, dkk (ed.), Sejarah Peradaban Islam dari Klasik Hingga Modern Yogyakarta: Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga dan LESFI, 2003.

Nasution, Harun, Islam Ditinjaiu dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: Universitas Indonesia, 1978, Jilid I.

Siddiqi, Amir Hasan, Studies in Islamic History ed bahasa Indonesia, alih bahasa M.J. Irawan, Bandung: Al-Ma’a, 1985, cet. ke-10.

Sou'yb, Yoesoef, Sejarah Daulat Umayyah di Cordo, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008.

Syalabi Ahmad, al- Tarikh aI-Islam wa al-Hadharat Islamy, Cairo: Maktabat al-Nahdhat al-Misriyyat, 1979.

Thomson, Ahmad dan Muhammad ‘Ata’ ur Rahim, Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan, Jakarta: Gaya Media, 2004.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 43: Islam Di Andalusia

42

Perpecahan Andalusia pada tahun 1031

Peta Andalusia

Page 44: Islam Di Andalusia

43

Peta Andalusia

Wilayah Kekuasaan Bani Umayyah

Page 45: Islam Di Andalusia

44

Andalusia Pintu Islam Masuk Eropa

Istana Al-Hambra

Page 46: Islam Di Andalusia

45

Masjid Cordova