iv. hasil dan pembahasan a. penentuan laju … · penentuan laju respirasi dengan perlakuan...

31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting yang dapat digunakan untuk mengukur laju respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O 2 yang dikonsumsi dan CO 2 yang diproduksi. Pengukuran laju respirasi dengan menghitung produksi CO 2 lebih sederhana dan praktis karena jumlah yang dihasilkan selama proses respirasi relatif cukup banyak dan penggunaan alat ukur konsentrasi untuk CO 2 dapat ditampilkan secara digital sehingga keakuratan dari data CO 2 yang diperoleh cukup baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi ada dua: faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi tingkat perkembangan, susunan kimia jaringan, ukuran produk, pelapis alami dan jenis jaringan. Sedangkan faktor eksternal antara lain suhu, etilen, O 2 yang tersedia, zat-zat pengatur pertumbuhan dan kerusakan buah. Penentuan laju respirasi ditujukan agar dapat mengetahui konsentrasi glukomanan yang paling tepat untuk penyimpanan buah melon terolah minimal. Adapun konsentrasi glukomanan yang akan diujikan ada empat macam yaitu 0.5 %, 0.55 %, 0.6 %, dan tanpa edibel. Penyimpanan untuk masing-masing konsentrasi dilakukan disuhu 5 o C, suhu ini dipilih berdasarkan referensi suhu penyimpanan untuk pengolahan buah minimal. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada empat konsentrasi yang berbeda didapatkan laju produksi CO 2 dan laju konsumsi O 2 yang berbeda. Pengukuran laju respirasi dilakukan hingga hari ketujuh sampai buah melon yang telah terolah minimal mengalami kerusakan, contohnya telah muncul bintik-bintik putih dan buah mengalami pelunakan. Untuk hari pertama pengukuran dilakukan setiap dua jam sekali, sampai hari kedua pengukuran dilakukan setiap dua belas jam sehari. Berdasarkan pengamatan laju respirasi buah melon yang terolah minimal dan berlapis edibel, laju respirasi buah tanpa edibel lebih tinggi daripada ketiga konsentrasi yang diujikan. Hasil pengukuran laju produksi CO 2 pada konsentrasi 0.5 % ; 0.55 %, 0.6 % dan tanpa edibel beturut-turut adalah 25.467 ml/kg.jam, 15.682 ml/kg.jam, 28.600 29

Upload: doannguyet

Post on 17-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE

GLUKOMANAN

Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang

terolah minimal, beberapa senyawa penting yang dapat digunakan untuk mengukur laju

respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi dan

CO2 yang diproduksi. Pengukuran laju respirasi dengan menghitung produksi CO2 lebih

sederhana dan praktis karena jumlah yang dihasilkan selama proses respirasi relatif

cukup banyak dan penggunaan alat ukur konsentrasi untuk CO2 dapat ditampilkan

secara digital sehingga keakuratan dari data CO2 yang diperoleh cukup baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi ada dua: faktor internal dan

eksternal. Faktor internal meliputi tingkat perkembangan, susunan kimia jaringan,

ukuran produk, pelapis alami dan jenis jaringan. Sedangkan faktor eksternal antara lain

suhu, etilen, O2 yang tersedia, zat-zat pengatur pertumbuhan dan kerusakan buah.

Penentuan laju respirasi ditujukan agar dapat mengetahui konsentrasi

glukomanan yang paling tepat untuk penyimpanan buah melon terolah minimal.

Adapun konsentrasi glukomanan yang akan diujikan ada empat macam yaitu 0.5 %,

0.55 %, 0.6 %, dan tanpa edibel. Penyimpanan untuk masing-masing konsentrasi

dilakukan disuhu 5oC, suhu ini dipilih berdasarkan referensi suhu penyimpanan untuk

pengolahan buah minimal. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada empat

konsentrasi yang berbeda didapatkan laju produksi CO2 dan laju konsumsi O2 yang

berbeda.

Pengukuran laju respirasi dilakukan hingga hari ketujuh sampai buah melon

yang telah terolah minimal mengalami kerusakan, contohnya telah muncul bintik-bintik

putih dan buah mengalami pelunakan. Untuk hari pertama pengukuran dilakukan setiap

dua jam sekali, sampai hari kedua pengukuran dilakukan setiap dua belas jam sehari.

Berdasarkan pengamatan laju respirasi buah melon yang terolah minimal dan berlapis

edibel, laju respirasi buah tanpa edibel lebih tinggi daripada ketiga konsentrasi yang

diujikan. Hasil pengukuran laju produksi CO2 pada konsentrasi 0.5 % ; 0.55 %, 0.6 %

dan tanpa edibel beturut-turut adalah 25.467 ml/kg.jam, 15.682 ml/kg.jam, 28.600

29

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

ml/kg.jam, 38.302 ml/kg.jam. Sedangkan laju konsumsi O2 pada konsentrasi 0.5 % ;

0.55 %, 0.6 % dan tanpa edibel beturut-turut adalah 34.687 ml/kg.jam, 26.849

ml/kg.jam, 36.606 ml/kg.jam, 46.253 ml/kg.jam. Perubahan laju produksi CO2 dan laju

konsumsi O2 buah melon terolah minimal dan berlapis edibel, disajikan dengan grafik

dalam Gambar 10-11 serta tabel pada Lampiran 1.

Gambar 10. Laju produksi CO2 buah melon terolah minimal dan berlapis edibel

konsentrasi 0.5%, 0.55%, 0.6%, tanpa edibel.

Buah melon yang berlapis glukomanan dengan konsentrasi 0.5 % secara kasat

mata lapisan kurang terlihat, hal ini dikarenakan larutan edibel glukomanan terlalu

encer sehingga tidak menempel pada buah melon yang telah terolah minimal. Hanya

saja jika dibandingkan dengan buah melon yang terolah minimal tanpa lapisan edibel

laju respirasi dari melon dengan konsentrasi 0.5 % lebih kecil, sehingga menandakan

bahwa glukomanan dapat mempertahankan umur simpan dari buah melon yang terolah

minimal, sehingga nantinya dapat diaplikasikan untuk buah-buahan yang dikemas

dengan MAP (Modified Atmosohere Packaging).

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2 4 6 8 10 12 16 20 24 30 36 42 48 60 72 96 120144168

Laju Respirasi

(ml/kg jam)

Umur simpan (hari)

0.55%

0.50%

0.60%

Tanpa Edibel

30

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2 4 6 8 10 12 16 20 24 30 36 42 48 60 72 96 120144168

Laju Respirasi 

(ml/kg jam)

Umur simpan (hari)

0.55%

0.50%

0.60%

Tanpa Edibel

Gambar 11. Laju konsumsi O2 buah melon terolah minimal dan berlapis edibel konsentrasi 0.55%, 0.5%, 0.6%, tanpa edibel.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pola laju respirasi buah melon terolah

minimal dan berlapis edibel pada konsentrasi 0.5 %, 0.55 %, 0.6 %, dan tanpa lapisan

edibel memiliki pola yang hampir sama dengan nilai laju respirasi yang berbeda-beda.

Jika dilihat dari data maka laju respirasi O2 lebih besar daripada laju respirasi CO2

untuk keempat konsentrasi glukomanan, dari keempat konsentrasi yang memiliki nilai

laju respirasi terkecil ialah konsentrasi 0.55 % sehingga nantinya konsentrasi ini akan

dipilih untuk melapisi buah melon terolah minimal dan diharapkan dapat

mempertahankan umur simpan dari buah melon tersebut. Konsentrasi 0.5 % memiliki

laju respirasi lebih kecil dari 0.6 % dan tanpa edibel, konsentrasi 0.6 % memiliki laju

repirasi lebih rendah dari melon tanpa lapisan edibel. Kemungkinan penurunan laju

respirasi terjadi karena substrat yang digunakan dalam respirasi berhenti bereaksi dalam

enzim pada sel yang terdapat dipermukaan potongan buah.

Perubahan fisik yang terjadi akibat pengolahan minimal dan penyimpanan buah

melon relatif tidak tampak untuk masing-masing konsentrasi glukomanan tersebut,

hanya saja buah tanpa lapisan edibel terlihat sedikit pucat dan lebih cepat mengalami

pelunakan, sedangkan untuk konsentrasi 0.6% buah melon terolah minimal lebih

terlihat berair, hal ini dikarenakan larutan glukomanan dengan konsentrasi 0.6% terlalu

31

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

kental sehingga membuat melon yang telah terolah minimal menjadi kurang menarik.

Berdasarkan data yang diperoleh konsentrasi 0.55% dianggap mampu menghambat laju

respirasi sehingga dapat mempertahankan umur simpan dari buah melon yang terolah

minimal sehingga konsentrasi ini dapat digunakan untuk proses tahapan berikutnya.

Pada hari ketujuh melon yang berlapis edibel mulai mengalami kerusakan yang

diindikasikan dengan keluarnya bintik-bintik putih pada daging buah sedangkan

kekerasan dari buah melon dan tingkat kecerahannya mulai menurun. Pada hari keenam

buah melon mengeluarkan bau yang kurang segar, sehingga seharusnya pengukuran

laju respirasi telah dihentikan pada hari keenam.

Setelah dilakukan pengamatan untuk buah melon terolah minimal berlapis

edibel pada suhu 5 oC memiliki umur simpan hingga 6 hari. Jika dibandingkan dengan

buah melon terolah minimal tanpa lapisan edibel pada suhu penyimpanan 5 oC hanya

bertahan selama 5 hari. Sehingga lapisan edibel glukomanan dengan konsentrasi terpilih

memiliki nilai tambah kepada buah melon terolah minimal.

Apabila dilakukan pengamatan secara visual maka buah melon yang terolah

minimal berlapis edibel tampak lebih segar dengan kulit buah yang masih cerah hingga

hari ke-5, sedangkan untuk buah melon terolah minimal tanpa lapisan edibel pada hari

ke-5 sudah tampak pucat.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada saat penentuan laju respirasi

dengan konsentrasi glukomanan terpilih yaitu perhitungan volume bebas, perhitungan

berat jenis buah melon yang dapat mempengaruhi laju respirasi dari melon tersebut.

B. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN SUHU

PENYIMPANAN

Pada tahap kedua ini ditentukan suhu yang paling tepat untuk penyimpanan

buah melon terolah minimal dengan konsentrasi glukomanan 0.55%. Adapun suhu yang

digunakan untuk pengujian penyimpanan buah melon yang terolah minimal yaitu 5oC,

10 oC dan suhu ruang, sampel yang digunakan untuk masing-masing suhu sebanyak tiga

buah toples. Berdasarkan referensi yang didapat suhu yang paling tepat untuk

penyimpanan buah melon terolah minimal ialah suhu 5 oC, sedangkan untuk buah-

buahan utuh tanpa mengalami pengolahan minimal suhu penyimpanan yang paling

tepat ialah 10 oC.

32

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Pada pengukuran laju respirasi untuk suhu ruang/ tanpa dimasukkan kedalam

refrigerant buah melon yang telah terolah minimal dan berlapis edibel hanya bertahan

selama dua puluh empat jam, setelah lewat sehari buah yang berada didalam toples

langsung mengeluarkan bau yang kurang sedap dan ditemukan bintik-bintik putih pada

daging buah melon tersebut. Setelah dilakukan perhitungan laju respirasi untuk suhu

ruang maka didapat nilai laju respirasi rata-rata untuk O2 sebesar 138.359 ml/kg jam

dan CO2 sebesar 128.024 ml/kg jam. Jika dilihat dari data yang diperoleh dapat

disimpulkan untuk tiap pengambilan data dengan selang waktu empat jam maka laju

respirasi pada suhu ruang terus meningkat sampai akhirnya pengukuran dihentikan

karena sudah terlihat tanda-tanda buah telah rusak.

Sedangkan pengukuran laju respirasi buah melon yang disimpan pada suhu 5 oC

dilakukan selama tujuh hari karena jika dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu

ruang ataupun 10 oC lebih baik sehingga umur simpan dari buah melon lebih lama.

Setelah dilakukan perhitungan laju respirasi untuk suhu 5 oC maka didapat nilai laju

respirasi rata-rata untuk O2 sebesar 21.394 ml/kg jam dan CO2 sebesar 13.979 ml/kg

jam, nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan laju respirasi rata-rata suhu 10 oC

dan suhu ruang. Data laju respirasi dari hasil pengukuran konsentrasi CO2 dapat dilihat

pada table 2.3, laju respirasi pada jam ke-48 terjadi kenaikan hingga 20.766 ml/kg jam

tetapi setelah jam ke-60 terjadi penurunan laju respirasi sebesar 12.295 ml/kg jam. Pada

hari ke-tujuh buah melon telah mengeluarkan bau yang tidak sedap tetapi tidak sampai

timbul bintik-bintik putih pada bagian daging buah.

Pada pengukuran laju respirasi suhu 10 oC bauh melon yang telah terolah

minimal dan berlapis edibel hanya bertahan selama lima hari, setelah lima hari

pengukuran dihentikan karena buah didalam toples telah mengeluarkan bau yang tidak

sedap dan terdapat bintik-bintik putih pada bagian daging buah. Setelah dilakukan

perhitungan laju respirasi untuk suhu 10 oC maka didapat nilai laju respirasi rata-rata

untuk O2 sebesar 48.582 ml/kg jam dan CO2 sebesar 30.762 ml/kg jam. Jika

dibandingkan data laju respirasi rata-rata penyimpanan buah melon pada suhu 10 oC

lebih besar dari pada penyimpanan suhu 5 oC, sedangkan jika dibandingkan dengan

suhu ruang maka data laju respirasi rata-rata suhu 10 oC lebih kecil. Perubahan laju

produksi CO2 dan laju konsumsi O2 buah melon terolah minimal dan berlapis edibel,

disajikan dengan grafik dalam Gambar 12-14 serta tabel pada Lampiran 5-7.

33

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

G

ru

m

di

pa

G

Gambar 12.

Berda

uang menga

melon yang t

isarankan p

ada suhu ru

Gambar 13.

0

50

100

150

200

250

300

Laju Respirasi

ml/kg jam

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Laju Respirasi

ml/kg jam

Laju produberlapis gl

asarkan graf

alami kenaik

terolah min

enyimpanan

uang.

Laju produberlapis g

4

4 8 12

uksi CO2danukomanan 0

fik diatas la

kan tiap har

nimal dan be

n buah me

uksi CO2danglukomanan

8

U

16 20 24

U

n laju konsu0.55% Peny

aju respirasi

rinya, hal in

erlapis edib

elon yang p

n laju konsun 0.55% Pen

12

Umur Simpan 

30 36 42

Umur Simpan 

umsi O2 buayimpanan p

i untuk pen

ni menandak

bel tidak coc

paling tepat

umsi O2 buanyimpanan p

16 2

(Jam)

48 60 72

(Jam)

ah melon terada Suhu R

nyimpanan b

kan bahwa

cok pada su

tidak dilak

ah melon terpada Suhu 5

0 24

C

96 120 144

rolah minimRuang.

buah melon

penyimpan

uhu ruang s

kukan penyi

rolah minim5 oC.

O

CO2

O2

mal dan

n di suhu

nan buah

sehingga

impanan

168

34

CO2

O2

mal dan

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

0

10

20

30

40

50

60

70

80

4 8 12 16 20 24 30 36 42 48 60 72 96

Laju Respirasi

ml/kg jam

Umur Simpan (Jam)

CO2

O2

Gambar 14. Laju produksi CO2dan laju konsumsi O2 buah melon terolah minimal dan

berlapis glukomanan 0.55% Penyimpanan pada Suhu 10 oC.

Dari penelitian tahap kedua ini maka dapat disimpulkan bahwa suhu yang paling

tepat untuk penyimpanan buah melon yang telah terolah minimal dan berlapis edibel

ialah suhu 5 oC dengan pelapisan edibel konsentrasi 0.55%, hal ini terlihat dari lamanya

umur simpan buah melon pada suhu tersebut sehingga sangat tepat untuk menjaga

kualitas dan kesegaran dari buah melon tersebut. Untuk memperpanjang umur simpan

dari buah melon maka harus dilakukan penelitian tahap berikutnya yaitu penentuan

komposisi yang terbaik untuk buah melon.

C. Penentuan Komposisi O2 dan CO2 dalam Kemasan Atmosfir Termodifikasi

Pada suhu yang telah terpilih tahap selanjutnya, digunakan sebagai dasar

dilaksanakannya tahap penentuan komposisi O2 dan CO2 kemasan atmosfer

termodifikasi. Tahap ini dilakukan pada suhu yang didapatkan pada tahap sebelumnya

yaitu 5 oC, Konsentrasi glukomanan yang dipilih untuk penelitian tahap tiga ini ialah

0.55 % sedangkan suhu yang digunakan untuk penyimpanan adalah 5 oC. Adapun tiga

konsentrasi yang akan diujikan pada penelitian tahap tiga ini ialah 3-5% O2 & 8-10%

CO2 , 3-5% O2 & 10-12% CO2 dan 6-8% O2 & 12-14% CO2.

35

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Masing-masing konsentrasi dilakukan pengulangan sebanyak dua kali sehingga

toples yang dibutuhkan tiga puluh satu buah, untuk setiap harinya dikeluarkan sebanyak

enam toples dengan tiga kombinasi komposisi udara. Toples-toples yang berisikan buah

melon tersebut dilakukan pengujian yaitu uji kekerasan, uji warna, uji total padatan

terlarut dan perhitungan susut bobot. Serta dilakukan uji organoleptik/hedonik untuk

mengetahui nilai yang diberikan oleh konsumen terhadap buah melon yang telah

berlapis edibel dan terolah minimal ini. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan

asumsi masa simpan dari buah melon selama tujuh hari. Dari parameter susut bobot dan

perubahan warna, komposisi yang dipilih ialah yang mempunyai rata-rata persentasi

terkecil, sedangkan untuk kekerasan dan uji hedonik/organoleptik dipilih yang memiliki

nilai rata-rata terbesar.

1. Kekerasan

Untuk laju perubahan kekerasan diukur dengan menggunakan alat Rheometer

tipe CR-300. Akibat terjadinya proses respirasi yang menghasilkan uap air dan proses

transpirasi yang menyebabkan kehilangan uap air dari permukaan buah melon yang

telah terolah minimal akan menyebabkan buah melon menjadi lunak. Selain itu

pelunakan pada daging buah juga disebabkan oleh mikroba (kapang, bakteri dan ragi)

yang menghidrolisa makromolekul menjadi fraksi yang lebih kecil (Muchtadi, 1997).

Gambar 15. Grafik perubahan kekerasan melon selama penyimpanan suhu 5 oC.

0

2

4

6

8

10

12

0 2 4 5 6 7

Kekerasan (N)

Umur simpan (hari)

3‐5% O2 dan 8‐10% CO2

3‐5% O2 dan 10‐12% CO2

6‐8% O2 dan 12‐14% CO2

36

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Penurunan tingkat kekerasan terbesar terjadi pada konsentrasi 6-8% O2 & 12-

14% CO2 dengan suhu penyimpanan 5 oC, yaitu 9.582 N menjadi 4.0 N pada

konsentrasi 3-5% O2 & 10-12% CO2 terjadi perubahan nilai kekerasan dari 9.582 N

menjadi 5.875 N sedangkan untuk konsentrasi 3-5% O2 & 8-10% CO2 terjadi

perubahan nilai kekerasan dari 9.582 N menjadi 6.056 N. Dari perubahan nilai

kekerasan selama tujuh hari diatas maka dapat dilihat pada table 3.1 nilai kekerasan

pada konsentrasi A memiliki perubahan nilai kekerasan yang lebih kecil dibandingkan

dengan konsentrasi lainnya. Konsentrasi B memiliki perubahan nilai kekerasan yang

lebih kecil dibandingkan konsentrasi C, dari pengujian nilai kekerasan yang dilakukan

pada tahap ketiga penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi udara A (3-

5% O2 & 8-10% CO2) dapat mempertahankan kekerasan buah, yang nantinya akan

diaplikasi untuk penyimpanan buah melon yang terolah minimal dan berlapis edibel.

2. Susut Bobot

Pengukuran susut bobot dilakukan sebanyak dua kali pengulangan perharinya

untuk masing-masing konsentrasi, hasil yang didapat kemudian dirata-ratakan dan

diplotkan pada grafik perubahan susut bobot diatas. Selama proses penyimpanan buah

melon yang terolah minimal dan berlapis edibel ini mengalami susut bobot. Penurunan

diakibatkan buah melon yang telah terolah minimal melakukan respirasi dengan

mengubah gula menjadi CO2 dan H2O disertai dengan proses penguapan uap air. Hal

tersebut mengakibatkan persentasi laju susut bobot meningkat.

Kehilangan bobot komoditi holtikultura bukan saja diakibatkan oleh terjadinya

kehilangan air tetapi juga oleh hilangnya gas CO2 hasil respirasi (Winarno 2002).

Menurut Wills et al. (1981), pada proses respirasi senyawa-senyawa kompleks yang

biasa terdapat dalam sel seperti karbohidrat akan dipecah menjadi molekul-molekul

yang sederhana seperti karbondioksida dan air yang mudah menguap, sehingga

komoditas akan kehilangan bobotnya. Kehilangan air pada komoditas tergantung dari

deficit tekanan uap air antara komoditas dengan udara sekitar. Pada kelembaban nisbi

udara (RH) dan laju pergerakan udara tertentu, kehilangan air dari komoditas akan

meningkat sejalan meningkatnya temperature.

Kehilangan air lebih dipengaruhi oleh perbedaan kelembaban antara ruang dan

bahan yang disimpan. Pada tahapan ini buah melon terolah minimal disimpan dalam

37

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

toples yang tertutup rapat sehingga kelembaban hampir jenuh, oleh karena itu proses

kehilangan air berlangsung lambat dan relatif kecil.

Gambar 16. Grafik perubahan susut bobot melon selama penyimpanan suhu 5 oC.

Jika dilihat data perubahan susut bobot maka untuk ketiga konsentrasi yang

digunakan mengalami fluktuatif hal ini dikarenakan faktor kematangan buah yang

beragam sehingga mempengaruhi susut bobot dari buah melon tersebut. Akan tetapi

jika data-data tersebut ditarik garis linear maka data untuk susut bobot masing-masing

konsentrasi cenderung mengalami kenaikan. Pada konsentrasi C (6-8% O2 & 12-14%

CO2) persentase susut bobot terbesar yaitu pada hari ke-6 sebesar 5.5356%, jika dilihat

dari nilai ini maka pada hari ke enam buah melon dengan konsentrasi C mengalami

perubahan susut bobot yang sedikit. Untuk konsentrasi B (3-5% O2 & 10-12% CO2)

persentase susut bobot terbesar yaitu pada hari ke-5 sebesar 5.056% hal ini menandakan

bahwa pada hari kelima toples yang berisikan melon dengan konsentrasi B susut bobot

yang dialami sangat kecil. Jika dibandingkan data susut bobot masing-masing

komposisi maka konsentrasi A memiliki nilai yang paling kecil dari pada konsentrasi

yang lain. Jika dilihat dari data keseluruhan untuk susut bobot, perubahan susut bobot

yang terjadi relatif kecil sehingga pemberian glukomanan, penyimpanan pada suhu 5oC

0

1

2

3

4

5

6

0 2 4 5 6 7

Susut B

obot (%

)

umur simpan (hari)

3-5% O2 dan 8-10% CO2

3-5% O2 dan 10-12% CO2

6-8% O2 dan 12-14% CO2

38

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

dan pengkondisian komposisi atmosfer tidak terlalu mempengaruhi perubahan dari

susut bobot melon terolah minimal dan berlapis edibel.

3. Total Padatan Terlarut

Jika dilihat dari data perubahan padatan terlarut diatas maka total padatan untuk

masing-masing konsentrasi mengalami penurunan sampai penyimpanan selama tujuh

hari. Kondisi ini diduga karena pembentukan gula dari sukrosa dan penggunaan gula

untuk pernafasan atau gula yang diproduksi dirubah menjadi senyawa lain. Hasil

pengamatan buah melon yan telah terolah minimal berlapis glukomanan dan disimpan

pada suhu 5 oC sampai hari ke-7 menunjukkan total padatan terlarut terendah pada

komposisi A yaitu kondisi awal sebesar 9.3 obrix menjadi 8.1 obrix, kemudian berturut-

turut komposisi B menjadi 8.9 obrix, komposisi C menjadi 8.367 obrix.

Gambar 17. Grafik perubahan nilai obrix melon selama penyimpanan suhu 5 oC.

Dari data ketiga komposisi diatas maka dapat dilihat bahwa selama proses

penyimpanan pada suhu 5 oC buah melon yang telah terolah minimal dan berlapis

glukomanan mengalami penurunan nilai obrix, hal ini dikarenakan buah melon

merupakan salah satu buah non-klimaterik sehingga proses pematangannya telah terjadi

dipohon yang mengakibatkan nilai kandungan gula berkurang pada saat penyimpanan

dan pengolahan minimal pada buah melon akan menyebabkan kandungan gula dan air

yang terkandung didalam buah akan cepat menguap. Untuk kompisisi B jika

0

4

10

12

0 2 4 5 6 7

Total Pad

atan

 Terlarut

(oBrix)

umur simpan (hari) 

2

6

8

3‐5% O2 dan 8‐10% CO2

3‐5% O2 dan 10‐12% CO2

6‐8% O2 dan 12‐14% CO2

39

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

dibandingkan dengan komposisi lainnya maka komposisi ini memiliki nilai yang sangat

rendah yang menandakan bahwa proses respirasi dari melon diperlambat sehingga

kandungan gula pada melon masih cukup tinggi, maka dapat disimpulkan komposisi B

(3-5% O2 & 10-12% CO2) merupakan kombinasi terbaik untuk penyimpanan buah

melon terolah minimal dan berlapis glukomanan.

4. Laju Perubahan Warna

Peranan warna merupakan salah satu indeks mutu bahan pangan yang perlu

diperhatikan karena pada umumnya konsumen sebelum mempertimbangkan parameter

lain (rasa, nilai gizi dan lain-lain) pertama-tama akan tertarik pada warna bahan

(Muchtadi, 1992). Untuk pengukuran indeks perubahan warna dilakukan dengan alat

cromatometer, data yang diambil untuk masing-masing komposisi sebanyak tiga kali

yang nantinya akan dirata-ratakan, nilai indeks warna yang akan diamati akan keluar

dalam data L, a dan b. Perubahan warna pada buah-buahan merupakan akibat dari

terjadinya perubahan kimia selama penyimpanan.

a. Kecerahan Warna (L)

Dari hasil uji beda nyata (Tabel 3.4) tampak bahwa perlakuan suhu, pengaturan

komposisi udara dan masa simpan memberi pengaruh yang berbeda bagi kecerahan

warna produk. Pada umumnya nilai kecerahan untuk ketiga komposisi setiap harinya

akan mengalami penurunan, jika semakin tinggi nilai L maka tingkat kecerahan buah

melon yang terolah minimal semakin tinggi begitupun sebaliknya.

Jika dibandingkan data nilai kecerahan masing-masing komposisi dan ditarik

garis linear seperti pada table diatas maka komposisi B mengalami penurunan nilai

kecerahan yang sangat signifikan, untuk komposisi nilai A penurunan yang terjadi pada

data kecerahan tidak terlaru signifikan sedangkan pada komposisi C nilai kecerahan

relatif kecil sejak awal, hal ini menandakan pada komposisi C buah melon yang telah

terolah minimal mengalami kepucatan yang disebabkan kehilangan kadar air dan

perubahan karoten pada bagian daging buahnya. Untuk penelitian kali ini komposisi

yang terbaik agar mempertahankan kecerahan dari buah melon adalah komposisi A (3-

5% O2 & 8-10% CO2)

40

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

0 2 4 5 6 7

Keceraha

n (L)

umur simpan (hari)

3‐5% O2 dan 8‐10% CO2

3‐5% O2 dan 10‐12% CO2

6‐8% O2 dan 12‐14% CO2

Gambar 18. Grafik perubahan nilai Kecerahan (L) melon selama penyimpanan suhu 5 oC.

b. Kemerahan Warna (a)

Nilai kemerahan warna (a) yang terjadi selama masa simpan pada suhu 5 oC

cenderung meningkat secara linear. Hal ini menunjukkan pada masa pematangan

selama penyimpanan, warna kuning buah berubah menjadi semakin merah dan agak

gelap.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0 2 4 5 6 7

Kemerah

an

umur simpan (hari)

 (a)

3‐5% O2 dan 8‐10% CO2

3‐5% O2 dan 10‐12% CO26‐8% O2 dan 12‐14% CO2

Gambar 19. Grafik perubahan nilai Kemerahan (a) melon selama penyimpanan suhu 5 oC.

41

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Hanya saja pada komposisi A buah melon mengalami perubahan warna merah

yang cukup tinggi terlihat dari garis linear yang terlihat di grafik perubahan nilai a,

kemudian komposisi kedua memiliki perubahan warna merah yang terus meningkat

hanya saja tidak seperti komposisi B, sedangkan komposisi C memiliki peningkatan

warna merah yang paling kecil.

c. Kekuningan

Dari hasil uji beda nyata Nampak bahwa perlakuan suhu dan masa simpan

member pengaruh terhadap nilai kekuningan buah melon. Nilai kekuningan untuk

masing-masing komposisi yang terjadi selama masa simpan pada suhu 5 oC cenderung

menurun secara linear. Hal ini menunjukkan bahwa semakin selama masa simpan

warna kuning akan berubah menjadi semakin merah dan agak gelap yang disebabkan

telah terjadinya akumulasi pigmen antosianin yang akhirnya lebih mendominan dari

pigmen karoten yang terbentuk selama pematangan.

Gambar 20. Grafik perubahan nilai Kekuningan (b) melon selama penyimpanan pada

suhu 5 oC.

27

28293031

32333435

3637

0 2 4 5 6 7

Keku

ningan

 (b)

umur simpan (hari)

3-5% O2 dan 8-10% CO2

3-5% O2 dan 10-12% CO2

6-8% O2 dan 12-14% CO2

Jika dilakukan analisis garis linear untuk ketiga komposisi maka komposisi C

memiliki penurunan nilai kekuningan yang paling drastis, sedangkan untuk konsentrasi

A dan B kecil terjadi penurunan nilai kekuningan dari buah melon yang telah disimpan

selama tujuh hari. Dapat ditarik kesimpulan dari analisis nilai kekuningan bahwa

komposisi C tidak baik untuk penyimpanan buah melon yang telah terolah minimal dan

berlapis glukomanan.

42

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

5. Hasil Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan untuk menentukan umur simpan buah melon yang

telah terolah minimal dan berlapis glukomanan berdasarkan penilaian panelis terhadap

5 parameter mutu yaitu warna, aroma, kekerasan, rasa dan keseluruhan produk. Panelis

yang dijadikan sampel berjumlah 10 orang. Skala hedonik yang digunakan adalah 1

(sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 (netral), 4 (suka) dan 5 (sangat suka). Semakin

tinggi skor hedonik yang diberikan semakin tinggi juga tingkat penerimaan panelis

terhadap buah melon terolah minimal dan berlapis glukomanan.

Untuk komposisi C (6-8% O2 & 12-14% CO2) tingkat skor hedonik yang

diterima oleh konsumen hanya sampai hari ke-2 karena pada hari ke-2 buah melon telah

tercium bau asam. Sedangkan komposisi B (3-5% O2 & 10-12% CO2) masih diterima

konsumen sampai hari ke-5 karena buah melon telah mengalami bau asam, komposisi

A (3-5% O2 & 8-10% CO2) masih diterima oleh panelis selama 6 hari dan mulai

dirasakan asam. Rasa asam yang ditimbul dikarenakan perubahan dari gula yang

terkandung didalam buah melon terolah minimal berubah secara kimiawi sehingga

mengalami rasa asam.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

0 2 4 5 6

nilai organ

olep

tik

Umur Simpan (hari)

3‐5% O2 dan 8‐10% CO2

3‐5% O2 dan 10‐12% CO2

6‐8% O2 dan 12‐14% CO2

Gambar 21. Grafik perubahan nilai organoleptik melon selama penyimpanan suhu 5 oC.

43

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

pe

A

ka

un

ju

un

Dari

enyimpanan

A (3-5% O2

ader untuk b

ntuk konsen

uga digunak

ntuk penyim

Gambar 2

data diatas

n buah melo

& 8-10% C

buah cantal

ntrasi terpil

kan kemasan

mpanan buah

22. Kurva F

s maka dap

on terolah m

CO2), komp

loupe terola

lih diatas ia

n white stre

h melon ter

Film kemasa

pat disimpu

minimal da

posisi ini se

ah minimal.

alah stretch

ecfilm untuk

rolah minim

an dan Udar

lkan kompo

an berlapis g

suai dengan

. Dari kurva

film, hany

k memband

mal dan berla

ra Terpilih ((Gunadnya 1993)

osisi yang

glukomanan

n yang direk

a film kema

ya saja untu

dingkan kem

apis edibel.

paling tepa

n adalah ko

komendasik

asan yang d

uk tahap ber

masan yang

at untuk

omposisi

kan oleh

diperoleh

rikutnya

g terbaik

44

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

45

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Gambar 23. Perbandingan antara ketiga konsentrasi sampai hari ke-5

D. Pemilihan Jenis Film dan Validasi Kemasan Atmosfir Termodifikasi

Dalam menentukan jenis film kemasan yang akan digunakan untuk penentuan

parameter mutu kritis yang digunakan yaitu perubahan warna dan organoleptik. Nilai

yang dijadikan acuan dari kedua parameter tersebut didapat dari penelitian tahap

sebelumnya. Perubahan warna yang dipilih kecil, uji hedonik yang memiliki

kecenderungan yang terus mengalami penurunan.

Penentuan pengaruh kemasan terhadap warna, kekerasan, aroma dan rasa

produk diuji menggunakan analisis statistik. Data masukan berupa data tiap parameter

kualitas produk. Uji Anova digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perlakua

konsentrasi dan perlakuan kemasan terhadap buah melon terolah minimal dan berlapis

edibel. Dari hasil uji Anova, diambil kesimpulan tentang derajat pengaruh perlakuan

apakah sangat berpengaruh, berpengaruh nyata atau tidak berpengaruh. Uji ini juga

digunakan untuk menentukan apakah setiap perlakuan menunjukkan beda yang nyata

terhadap mutu produk dalam periode pengamatan dan pengukuran.

46

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

0

5

10

15

20

25

0 2 4 5 6

Kompo

sisi (%

)

Umur Simpan (hari)

CO2

O2

Gambar 24. Perubahan Konsentrasi CO2 dan O2 pada kemasan White Strech

Film selama penyimpanan suhu 5oC, komposisi 3-5% CO2 dan 8-10% O2.

0

5

10

15

20

25

0 2 4 5 6

Kompo

sisi (%

)

Umur Simpan (hari)

CO2

O2

Gambar 25. Perubahan Konsentrasi CO2 dan O2 pada kemasan Strech Film

selama penyimpanan suhu 5oC, komposisi 3-5% CO2 dan 8-10% O2. Konsentrasi glukomanan yang dipilih untuk penelitian tahap kelima ini ialah

0.55 % sedangkan suhu yang digunakan untuk penyimpanan adalah 5 oC. Adapun

konsentrasi yang akan digunakan pada tahap kelima ini adalah 3-5 % O2 dan 8-10 %

CO2. Kemasan yang akan diujikan pada penelitian tahap tiga ini ada dua macam yaitu

stretchfilm dan white stretch film dengan pengulangan masing-masing kemasan

sebanyak tiga kali. Setelah dilakukan perhitungan maka untuk kemasan sebesar 10 cm x

19 cm diperlukan buah untuk kemasan stretch film sebesar ± 191 gram, untuk kemasan

47

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

white stretch film sebesar ± 108 gram. Pengamatan dilakukan selama 6 hari dengan

acuan pada penelitian tahap ketiga bahwa pada hari ke enam buah melon yang telah

terolah minimal dan berlapis edibel tidak diterima oleh panelis.

Untuk setiap harinya dikeluarkan sebanyak enam kemasan dengan dua jenis

kemasan yang berbeda. Buah melon yang telah dikemas tersebut dilakukan pengujian

yaitu uji kekerasan, uji warna, uji total padatan terlarut dan perhitungan susut bobot.

Serta dilakukan uji organoleptik/hedonik untuk mengetahui nilai yang diberikan oleh

konsumen terhadap buah melon yang telah berlapis edibel dan terolah minimal ini.

Pengamatan dilakukan setiap hari dengan asumsi masa simpan dari buah melon selama

enam hari. Dari parameter susut bobot dan perubahan warna, kemasan yang dipilih

adalah yang memiliki nilai lebih kecil, sedangkan untuk kekerasan dan uji

hedonik/organoleptik dipilih yang memiliki nilai rata-rata terbesar.

Untuk pengujian konsentrasi didalam kemasan sampai hari ke-enam, kemasan

stretch film hanya tercapai sampai 17.25% O2 dan 0.74% CO2 sedangkan pada kemasan

white stretch film konsentrasi yang tercapai hanya 19.75% O2dan 0.44% CO2. Sehingga

kemasan yang paling baik untuk menjaga konsentrasi dari buah melon didalam

kemasan adalah kemasan stretch film.

1. Kekerasan

Untuk laju perubahan kekerasan diukur dengan menggunakan alat Rheometer

tipe CR-300. Akibat terjadinya proses respirasi yang menghasilkan uap air dan proses

transpirasi yang menyebabkan kehilangan uap air dari permukaan buah melon yang

telah terolah minimal akan menyebabkan buah melon menjadi lunak. Selain itu

pelunakan pada daging buah juga disebabkan oleh mikroba (kapang, bakteri dan ragi)

yang menghidrolisa makromolekul menjadi fraksi yang lebih kecil (Muchtadi, 1997).

Jika dibandingkan antara kemasan stretch film (SF) dan white stretch film

(WSF) maka kemasan SF lebih bagus didalam mempertahankan kekerasan buah

melon, dan pada hari kelima rata-rata nilai kekerasan untuk kedua kemasan sudah

menurun . dapat mempertahankan kekerasan buah, yang nantinya akan diaplikasi untuk

penyimpanan buah melon yang terolah minimal dan berlapis edibel. Pada hari kelima

buah melon yang disimpan pada suhu 5 oC telah mengalami kerusakan baik untuk

kemasan stretch film ataupun white stretch film, buah melon didalam kemasan stretch

48

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

film pada hari ke-5 memiliki nilai sebesar 5.608 N, sedangkan pada kemasan white

stretch film memiliki nilai kekerasan sebesar 5.385 N.

Gambar 26. Grafik perubahan kekerasan melon pada dua jenis kemasan selama

penyimpanan suhu 5 oC, komposisi 3-5% CO2 dan 8-10% O2.

Setelah dilakukan uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa pada hari ke dua

hingga hari ke enam, kedua kemasan tersebut berpengaruh signifikan terhadap

kekerasan buah melon. Dari data yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa kemasan

stretch film lebih baik didalam mempertahankan kekerasan dari buah melon yang telah

terolah minimal dan berlapis edibel.

0

1

2

3

4

5

6

7

0 2 4 5 6

Kekerasan (N)

Umur simpan (hari)

WSF

SF

2. Susut Bobot

Pengukuran susut bobot dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan perharinya

untuk masing-masing kemasan, hasil yang didapat kemudian dirata-ratakan dan

diplotkan pada grafik perubahan susut bobot diatas. Selama proses penyimpanan buah

melon yang terolah minimal dan berlapis edibel ini mengalami susut bobot. Penurunan

diakibatkan buah melon yang telah terolah minimal melakukan respirasi dengan

49

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

mengubah gula menjadi CO2 dan H2O disertai dengan proses penguapan uap air. Hal

tersebut mengakibatkan persentasi laju susut bobot meningkat.

Gambar 27. Grafik perubahan data susut bobot melon pada dua jenis kemasan

selama penyimpanan suhu 5 oC, komposisi 3-5% CO2 dan 8-10% O2.

Jika dilihat data perubahan susut bobot maka untuk kedua film kemasan yang

akan diuji cenderung mengalami kenaikan, tetapi pada saat hari kelima mengalami

penurunan. Hal ini dikarenakan pada hari ke lima buah melon telah mengalami

kerusakan non fisik yang mengakibatkan perubahan susut bobot dari melon sudah tidak

normal. Setelah dilakukan uji statistik untuk buah melon maka dapat disimpulkan kedua

kemasan tersebut berpengaruh signifikan terhadap perubahan susut bobot buah melon

yang telah terolah minimal, hal ini terlihat pada hari ke-2 hingga hari ke-6. Jika

dibandingkan antara kemasan SF dan WSF maka kemasan SF memiliki susut bobot

yang lebih kecil dari pada WSF, maka dapat disimpulkan bahwa kemasan stretch film

lebih baik didalam pengemasan hal ini terlihat dari nilai susut bobot yang relatif lebih

kecil setiap harinya.

Penyimpanan mutu bahan pangan dapat dikelompokkan ke dalam penyusutan

kualitatif dan penyusutan kuantitatif. Penyusutan kualitatif adalah kerusakan akibat

perubahan biologi (mikro, serangga, tungau, respirasi), perubahan-perubahan fisik

(tekanan, getaran, suhu, kelembaban) serta perubahan-perubahan kimia dan biokimia

(reaksi pencoklatan, ketengikan, penurunan nilai gizi dan aspek keamanan terhadap

manusia). Penyusutan kualitatif adalah kehilangan jumlah atau bobot hasil pertanian,

0

1

2

3

4

5

6

7

0 2 4 5 6

Susut B

obot (%

)

Umur Simpan (hari)

SF

WSF

50

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

akibat penanganan pasca panen yang tidak memadai, dan juga karena adanya gangguan

biologis (proses respirasi, serangan serangga dan lain-lain). Bahan pangan telah

mengalami penyusutan kualitatif artinya bahan tersebut mengalami penurunan mutu

sehingga menjadi tidak layak lagi untuk dikonsumsi oleh manusia. Bahan pangan

disebut rusak apabila bahan pangan tersebut telah kadarluarsa, yaitu telah melampaui

masa simpan optimumnya, dan pada umumnya makanan tersebut menurun mutu

gizinya meskipun penampakannya masih bagus (Syarief dan Halid 1992).

3. Total Padatan Terlarut

Jika dilihat dari data perubahan padatan terlarut pada Lampiran 21, maka total

padatan terlarut (%brix) untuk kedua kemasan berbeda, untuk kemasan stretch film (SF)

data perubahan total padatan terlarut mengalami penurunan, hal ini dikarena pada

kemasan SF tidak banyak uap air yang dikeluarkan, kemasan cukup baik didalam

melindungi buah melon. Sedangkan untuk kemasan white stretch film data perubahan

total padatan terlarut mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan pada saat buah melon

didalam kemasan WSF uap air didalam buah mudah keluar kemasan sehingga

mengakibatkan kandungan gula didalam buah melon meningkat sampai penyimpanan

enam hari.

Gambar 28. Grafik perubahan nilai brix melon pada dua jenis kemasan selama penyimpanan suhu 5 oC, komposisi 3-5% CO2 dan 8-10% O2.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 2 4 5 6

Total Pad

atan

 Terlarut

oBrix

Umur Simpan (hari)

SF

WSF

51

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Jika dilakukan pengujian dengan statsitik maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kemasan tersebut hingga hari ke-6 berpengaruh signifikan terhadap nilai total padatan

terlarut buah melon. Dan dapat disimpulkan bahwa kemasan SF lebih baik didalam

mempertahankan kandungan air dari melon ketimbang kemasan white stretch film

4. Laju Perubahan Warna

Peranan warna merupakan salah satu indeks mutu bahan pangan yang perlu

diperhatikan karena pada umumnya konsumen sebelum mempertimbangkan parameter

lain (rasa, nilai gizi dan lain-lain) pertama-tama akan tertarik pada warna bahan

(Muchtadi, 1992). Untuk pengukuran indeks perubahan warna dilakukan dengan alat

cromatometer, data yang diambil untuk masing-masing komposisi sebanyak tiga kali

yang nantinya akan dirata-ratakan, nilai indeks warna yang akan diamati akan keluar

dalam data L, a dan b. Perubahan warna pada buah-buahan merupakan akibat dari

terjadinya perubahan kimia selama penyimpanan.

a. Kecerahan Warna (L)

Dari hasil uji beda nyata Lampiran 22, tampak bahwa perlakuan suhu,

pengaturan komposisi udara, masa simpan dan penggunaan kemasan memberi pengaruh

yang berbeda bagi kecerahan warna produk. Pada umumnya nilai kecerahan untuk

kedua kemasan setiap harinya mengalami perubahan yang fluktuatif baik untuk data

kemasan stretch film ataupun white stretch film. Hal ini dikarenakan buah yang

dijadikan untuk pengujian warna diambil secara acak dari beberapa buah sehingga

perubahan warna dari melon tidak begitu signifikan, begitu juga dengan uji statistik,

kedua kemasan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecerahan buah.

Setiap harinya buah melon yang disimpan dengan kedua kemasan tersebut

mengalami perubahan tingkat kecerahan hingga hari ke-6, hanya saja melon yang

disimpan didalam kemasan white stretch film memiliki nilai kecerahan lebih rendah dari

pada kemasan stretch film.

52

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

52

54

56

58

60

62

64

66

68

70

0 2 4 5 6

Keceraha

n (L)

Umur Simpan (hari)

SF

WSF

Gambar 29. Grafik perubahan nilai L melon pada dua jenis kemasan selama penyimpanan suhu 5 oC, komposisi 3-5% CO2 dan 8-10% O2.

b. Kemerahan Warna (a)

Nilai kemerahan warna (a) yang terjadi selama masa simpan pada suhu 5 oC

untuk kemasan SF mengalami penuruna sedangkan untuk WSF mengalami kenaikan.

Hal ini menunjukkan pada masa pematangan selama penyimpanan, warna kuning buah

berubah menjadi semakin merah dan agak gelap.

.

Gambar 30. Grafik perubahan nilai a melon pada dua jenis kemasan selama penyimpanan suhu 5 oC, komposisi 3-5% CO2 dan 8-10% O2.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0 2 4 5 6

Kemerah

an (a

)

Umur Simpan (hari)

SF

WSF

53

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Hanya saja pada kemasan white stretch film buah melon mengalami perubahan

warna merah yang cukup tinggi terlihat dari garis linear yang terlihat di grafik

perubahan nilai a, dari perubahan nilai a ini maka dapat disimpulkan bahwa kemasan

stretch film lebih baik didalam menjaga tingkat kekuningan dari buah melon yang telah

terolah minimal dan berlapis edibel.

c. Kekuningan (b)

Nilai kekuningan untuk masing-masing kemasan yang terjadi selama masa

simpan pada suhu 5 oC mengalami perubahan yang fluktuatif. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin selama masa simpan warna kuning akan berubah menjadi semakin

merah dan agak gelap yang disebabkan telah terjadinya akumulasi pigmen antosianin

yang akhirnya lebih mendominan dari pigmen karoten yang terbentuk selama

pematangan. Nilai (b) dari buah melon terolah minimal dan berlapis edibel lebih tinggi

dari pada nilai (a).

Gambar 31. Grafik perubahan nilai a melon pada dua jenis kemasan selama penyimpanan suhu 5 oC, komposisi 3-5% CO2 dan 8-10% O2.

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

0 2 4 5 6

Keku

ningan

 (b)

Umur Simpan (hari)

SF

WSF

d. Hasil Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan untuk menentukan umur simpan buah melon yang

telah terolah minimal dan berlapis glukomanan berdasarkan penilaian panelis terhadap

5 parameter mutu yaitu warna, aroma, kekerasan, rasa dan keseluruhan produk.

54

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Gambar 32. Grafik Hasik Uji Organoleptik melon pada dua jenis kemasan selama

penyimpanan suhu 5 oC, komposisi 3-5% CO2 dan 8-10% O2.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

0 2 4 5 6

Uji Organ

olep

tik

Umur Simpan (hari)

SF

WSF

Panelis yang dijadikan sampel berjumlah 10 orang. Skala hedonik yang digunakan

adalah 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 (netral), 4 (suka) dan 5 (sangat suka).

Semakin tinggi skor hedonik yang diberikan semakin tinggi juga tingkat penerimaan

panelis terhadap buah melon terolah minimal dan berlapis glukomanan.

Jika dilihat dari data diatas untuk setiap harinya buah melon mengalami

kerusakan hingga hari ke enam dan dapat dilihat dari skala hedonik semakin menurun

hingga skala 2,4. Nilai hedonik yang diberikan panelis untuk buah melon yang dikemas

dengan stretch film lebih tinggi untuk setiap harinya jika dibandingkan dengan buah

melon kemasan white stretch film. Berdasarkan uji organoleptik diatas, maka buah

melon yang dikemas dengan stretch film lebih disenangi oleh panelis, hal ini terlihat

dari skala hedonik untuk kedua kemasan tersebut.

Dengan dilapisinya buah melon terolah minimal dengan glukomanan dapat

meningkatkan nilai ekonomis dari buah melon tersebut dapat dilihat dari analisis

Lampiran 29, dimana buah melon yang memiliki nilai jual Rp 10.000/kg dengan

dilapisinya glukomanan kepada buah melon terolah minimal dapat meningkat nilai jual

menjadi Rp 12.500/kg. Nilai ini yang harus dibayar apabila ingin menambah umur

simpan dari buah melon terolah minimal.

55

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

white stretch film stretch film

Hari ke-0 Hari ke-0

Hari ke-2 Hari ke-2

Hari ke-4 Hari ke-4

56

Page 29: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Hari ke-5 Hari ke-5

Hari ke-6 Hari ke-6

Gambar 33. Perbandingan tampilan luar kemasan atmosfer termodifikasi dengan film white stretch film dan stretch film untuk buah melon terolah minimal berlapis edibel selama penyimpanan pada suhu 5 oC

57

Page 30: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Hari ke-0 Hari ke-0

Hari ke-2 Hari ke-2

.

Hari ke-4 Hari ke-4

58

Page 31: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU … · PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE ... respirasi adalah perubahan kandungan glukosa, jumlah ATP, O2 yang dikonsumsi

Hari ke-5 Hari ke-5

Hari ke-6 Hari ke-6

Gambar 34. Perbandingan buah melon terolah minimal berlapis edibel selama penyimpanan dalam kemasan atmosfer termodifikasi dengan film white stretch film dan stretch film pada suhu 5 oC

59