iv hasil dan pembahasan revisi fix.docx
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
1/33
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Daerah Delta Uan!
Perairan Delta Upang merupakan daerah yang termasuk perairan Sungai
Musi. Perairan ini merupakan sumber penghidupan masyarakat sekitar serta
sarana transportasi perairan yang sangat penting. Pada akhir-akhirini kualitas dan
ekologi perairan sudah sangatmemperhatikan. Kawasan daerah Delta Upang
terletak di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, di daerah pesisir Delta Upang
memiliki substrat pantai berlumpur yang kemungkinan kaya dengan adanya
nutrient, sehingga cukup besar kemungkinan untuk tumbuhan mangroe yang
dapat hidup atau tumbuh dengan sangat baik. Delta Upang merupakan peraian
tempat bertemunya air laut dengan air tawar atau yang sering disebut dengan
perairan estuari.
!ambar "". Peta #dministrasi Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan
$Sumber% B#P&D#, '(")*
Dengan perkembangan +aman daerah pesisir semakin berkembang, ini
dapat dilihat dari pemanaatan lahan yang dilakukan oleh masyarat pesisir. idak
hanya di bidang perikanan kini masyarakat di daerah sungai upang uga mulai
mengembangkan daerah perkebunan dengan cara pembukaan lahan baru didaerah
Delta Upang. Semakin tinggi pemanaatan daerah lahan kosong maka semakin
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
2/33
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
3/33
37
!ambar "'. !raik kerapatan enis mangroe Ground check Data lapangan '(")
Dari !ambar "' menunukkan bahwa kerapatan enis mangroeAvicennia
marina pada stasiun ) memiliki kerapan enis yang paling tinggi dibandingkan
dengan stasiun pengambilan sampel lainnya, kemudian kerapatan enis yang
paling tinggi setelah stasiun ) terdapat pada stasiun 6, dan kerapatan mangroe
terendah terdapat pada stasiun 0. !raik kerapatan mangroe diatas menunukkan
komposisi kerapatan mangroe disetiap stasiun berbeda. Mengacu pada kriteria
kerapatan mangroe menurut keputusan Menteri 2ingkungan hidup $'((0*
menunukkan hasil dari kerapatan mangroe dibagi menadi tiga bagian yaitu
rapat $lebat*, sedang, dan arang.
Dari graik kerapatan mangroe diatas pada stasiun " menunukkan
kerapatan mangroe tergolong tinggi, umlah indiidu mangroe pada stasiun "
adalah ".(10 7nd
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
4/33
38
Pada stasiun 4 dapat dilihat memiliki kerapatan enis cukup tinggi dengan
umlah indiidu "."'' 7nd
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
5/33
39
4.$ Inde%s Nilai Pentin! Man!ro#e Setia Stasiun diDaerah Pesisir Delta
Uan! Ke&amatan Ban'uasin II dan Mer%ati (a'a
Struktur komunitas mangroe yang dapat dilihat antara lain yaitu
kerapatan relati, rekuensi relati, penutupan relati dan 7;P dari masing-masing
enis mangroe yang ditemukan dilokasi penelitian. 7ndeks ;ilai Penting $7;P*
dihitung berdasarkan penumlahan nilai Kerapatan 9elati $K9*, :rekuensi 9elati
$:9* dan Dominasi 9elati $D9*. Menurut Saeurahman $'((5*, indeks nilai
penting suatu enis antara (?4((. ;ilai penting ini memberikan gambaran tentang
peranan suatu enis mangroe dalam ekosistem dan dapat uga digunakan untuk
mengetahui dominasi suatu spesies dalam komunitas.
7ndeks ;ilai Penting $7;P* pada stasiun " memiliki nilai yang tinggi pada
ase pohon, anakan, maupun semai, itu disebabkan karena mangroe yang
ditemukan pada stasiun " hanya satui enis. Semakin sedikit enis yang ditemukan
pada setiap stasiun pengamatan maka semakin tinggi indeks nilai penting yang
dimiliki stasiun yang diamati. Pada stasiun " untuk ase pohon memiliki 7ndeks
;ilai Penting 4((@, dan untuk ase anakan '(( @, dan untuk ase semai memiliki
indek nilai penting '((@, pada stasiun " memiliki indeks nilai penting karena
enis mangroe yang ditemukan hanyase enis yaitu enisAvicennia marina.
Pada stasiun ' enis mangroe yang ditemukan adalah enis Avicennia
marina,pada stasiun ' untuk ase pohon memiliki indeks nilai penting sebesar
4((@, ase anakan '((@, dan untuk ase semai '((@, untuk enis mangroe yang
ditemukan untuk ase anakan dan ase semai adalah enis mangroe Avicennia
marina.
Pada stasiun 4 indeks nilai penting yang paling tinggi adalah 4((@ untuk
ase pohon, ase anakan '((@, dan semai '((@. Pada stasiun 4 enis mangroeyang ditemukan hanya seenis yaitu enis Avicennia marina, baik untuk ase
pohon, ase anakan, maupun semai.
Pada stasiun 0 mangroe yang ditemukan enis Avicennia marina, yang
mendominasi pada stasiun 0 adalah enis mangroeAvicennia marinakarena satu
satunya enis mangroe yang ditemukan pada stasiun 0. 7ndeks nilai penting pada
stasiun 0 untuk ase pohon memiliki nilai 4((@ dan merupakan nilai indeks nilai
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
6/33
40
penting yang paling tinggi, untuk ase anakan memiliki indeks nilai penting '((@
dan untuk semai '((@.
Pada stasiun ) indeks nilai penting yang memiliki nilai paling tinggi
adalah ase pohon yaitu 4((@, untuk anakan '((@ dan semai '((@. 7ndeks nilai
penting berpengaruh terhadap umlah enis yang ditemukan pada setiap stasiun
pengamatan, ika enis mangroe yang ditemukan lebih dari satu enis otomatis
indeks nilai penting pada stasiun pengaman akan lebih kecil, ika enis mangroe
yang ditemukan hanya satu enis maka indeks nilai penting pada stasiun
pengamatan akan lebih besar. Pada stasiun ) enis mangroe yang ditemukan
hanya satu enis utuk ase pohon, anakan, maupun semai. 8enis mangroe yang
ditemukan pada stasiun ) adalah enis mangroeAvicennia marina.
Pada stasiun 6 indeks nilai penting yang paling tinggi pada ase pohon
yaitu 4((@, ase anakan '((@, dan ase semai '((@. 8enis mangroe yang
ditemukan pada stasiun 6 adalah enis mangroe Avicennia marina untuk ase
pohon, anakan maupun semai. Dari indeks nilai penting yang didapatkan
menelaskan bahwa semakin tinggi nilai 7;P maka semakin sedikit enis
mangroe yang kita temui. Stasiun 6 memiliki satu enis mangroe untuk ase
pohon, ase anakan, maupun semai yaitu enis mangroeAvicennia marina.
4.4 Kondisi )utuan Lahan Daerah Pesisir Delta Uan!
utupan lahan adalah kondisi kenampakan bioisik permukaan bumi yang
diamati. Penggunaan lahan adalah pengaturan, kegiatan dan input terhadap enis
tutupan lahan tertentu untuk menghasilkan sesuatu, mengubah atau
mempertahankannya. Peta utupan 2ahan (Land Cover* dengan menggunakan
Aitra Satelit untuk menentukan klasiikasi tutupan lahan (Land Cover) denganmembagi kelas untuk membedakan tutupan lahan $Land Cover). Klasiikasi citra
bertuuan untuk pengelompokan yang memiliki kenampakan yang homogen
$sama*.
Menurut #rsyad $"353* dalam #s-syakur $'((5* Peta tutupan lahan
merupakan hasil akhir dari setiap bentuk campur tangan kegiatan $interensi*
manusia terhadap lahan di permukaan bumi yang bersiat dinamis dan berungsi
untuk memenuhi kebutuhan hidup baik material maupun spiritual Secara umum
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
7/33
41
penggunaan lahan diindonesia sangat tinggi, hal ini merupakan akibat nyata dari
suatu proses yang lama dari adanya interaksi yang tetap, adanya keseimbangan,
serta keadaan dinamis antara aktiitas-aktiitas penduduk diatas lahan dan
keterbatasan-keterbatasan di dalam lingkungan tempat hidup mereka.
Klasiikasi tutupan lahan yang dilakukan didaerah pesisir Delta Upang
Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan yang berguna dalam pembuatan peta
tutupan lahan. Karena menurut Lillesand dan Kiefer $"33(* penggunaan lahan
atau tutupan lahan penting untuk berbagai kegiatan perencanaan dan pengolahan
yang berhubungan dengan permukaan bumi.7stilah penutup lahan berkaitan
dengan enis kenampakan yang ada dipermukaan bumi.
Proses klasiikasi tutupan lahan di daerah pesisir Delta Upang Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan dilakukan dengan menggunakan klasiikasi
terbimbing, klasiikasi terbimbing akan mengelompokkan daerah yang memiliki
piel yang hampir sama dengan penerapan dengan tampilan warna seperti yang
dapat dilihat pada peta tutupan lahan. Klasiikasi yang dilakukan dengan
klasiikasi terbimbing dimana klasisiikasi terbimbing digunakan pada saat sudah
mengetahui kondisi daerah kaian yang akan diteliti sehingga mengandalkan
kinera computer atau software itu sendiri, menurut Marcelo $'("'* klasiikasi
terbimbing $supervised* merupakan pengklasiikasian tutupan lahan pada citra
dengan menggunakan inormasi penutupan lahan aktual permukaan bumi. /al ini
dilakukan dengan cara melakukan surei lapangan terlebih dahulu untuk
mendapatkan training data yang akan digunakan nantinya.
Pengelolaan hutan mangroe dapat dipermudah dengan memanaatkan
aplikasi penginderaan auh dan Sistem 7normasi !eograis $S7!*. Seiring dengan
perkembangannya, saat ini, integrasi antara teknik penginderaan auh denganteknik Sistem 7normasi !eograis semakin membantu dalam penyediaan basis
data spasial mangroe melalui berbagai aplikasi. Berkaitan dengan hal tersebut,
penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan beberapa aplikasi teknik
penginderaan auh yang diintegrasikan dengan S7! dalam penyediaan basis data
untuk pengelolaan hutan mangroe $:athurrohmah et al. '("4*.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
8/33
42
4.4.1 )utuan Lahan )ahun "**1
Peta tutupan lahan tahun '((" di daerah pesisir Delta Upang Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan dibedakan oleh warna untuk setiap kategori tutupan
lahan untuk mempermudah dalam pengamatan kondisi tutupan lahan. Peta tutupan
lahan tahun '((" disaikan pada !ambar "4.
!ambar "4. utupan lahan pada tahun '(("
Pada !ambar "4 dapat dilihat luasan dari tutupan lahan yang ada diDelta
Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan , adapun luasan tutupan lahan
yang ada pada tahun '((" memiliki luasan hutan mangroe sebesar 6.63",01 /a.
2uas tutupan lahan untuk kategori lahan terbuka memiliki luasan sebesar4.4'0,4( /a, luasan lumpur pada tahun '((" sebesar '34,(5 /a, dan untuk luasan
pemukiman memiliki luasan sebesar 54,45 /a.
ahun '((" luas tutupan lahan yang paling mendominasi adalah luasan
mangroe memiliki persentasi luasan sebesar 0),'3@, lahan terbuka '',)(@,
lumpur ",35@, dan persentase pemukiman sebesar (,)6@.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
9/33
43
4.4." )utuan Lahan )ahun "**+
Peta dibawah ini merupakan peta tutupan lahan pada tahun '(() yang
dibedakan dengan warna untuk mempermudah dalam penyampaian inormasi,
dalam peta tutupan lahan dibagi menadi ) warna untuk mewakili egetasi
mangroe, lumpur, lahan terbuka, laut, dan pemukiman. Peta tutupan lahan tahun
'(() pada !ambar "0.
!ambar "0. utupan 2ahan pada ahun '(()
Pada !ambar "0 dapat dilihat luasan dari tutupan lahan yang ada di Delta
Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, tutupan lahan yang ada pada
tahun '(() memiliki luas hutan mangroe sebesar ).'(1,5)/a. 2uas tutupan
lahan untuk kategori lahan terbuka memiliki luas sebesar 0.3"",66 /a, untuk luas
lumpur pada tahun '((" sebesar 434,1) /a, luas pemukiman memiliki luasan
sebesar 33.5" /a.
ahun '(() luasan tutupan lahan memiliki persentase luasan sebagai
berikut luas mangroe memiliki persentase luasan sebesar 4),"" @, lahan terbuka
44,"" @, lumpur ',6) @, dan pemukiman sebesar (,61@.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
10/33
44
4.4.$ )utuan lahan tahun "*1*
Untuk mempermudah memahami tutupan lahan yang ada di daerah pesisir
Delta Upang maka dibuat peta yang berbasis geograis. Peta merupakan penyaian
grais dari bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai bentuk yang
diwakili. Dalam ilmu geodesi peta merupakan gambaran dari permukaan bumi
dalam skala tertentu dan digambarkan diatas bidang datar melalui sistem proyeksi
tertentu. Peta tutupan lahan tahun '("( disaikan pada !ambar ").
!ambar "). utupan lahan tahun '("(
Pada !ambar ") dapat dilihat luasan dari tutupan lahan di Delta Upang
Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan pada tahun '("(, tutupan lahan
padatahun '("( memiliki luas hutan mangroe sebesar ).105,1) /a, 2uas tutupan
lahan untuk kategori lahan terbuka memiliki luas sebesar 4.045 /a, untuk luas
lumpur pada tahun '((" sebesar '05,"4 /a, dan untuk luas daerah pemukiman
memiliki luasan sebesar ".0"' /a.
ahun '("( memiliki persentaseluasan tutupan lahan sebagai berikut
mangroe memiliki persentasi luasan sebesar 45,16@, lahan terbuka '4,"5@,
lumpur ",61@, dan persentase pemukiman sebesar 3,)'@.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
11/33
45
4.4.4 )utuan Lahan )ahun "*1+
Menurut Badan Standarisasi ;asional $'("(* kelas penutup lahan dibagi
menadi dua bagian besar, yaitu daerah beregetasi dan daerah tak beregetasi.
Semua kelas tutupan lahan dalam kategori daerah beregetasi diturunkan dari
pendekatan konseptual struktur isiognomi yang konsisten dari bentuk tumbuhan,
bentuk tutupan, tinggi tumbuhan, dan distribusi spasialnya.Sedangkan dalam
kategori daerah tak beregetasi, pendetailan kelas mengacu pada aspek
permukaan tutupan, distribusi atau kepadatan, dan tinggian atau kedalam obek.
Untuk peta tutupan lahan '(") disaikan pada !ambar "6.
!ambar "6. utupan lahan ahun '(")
Pada !ambar "6 menelaskan tentang peta tutupan lahan tahun '("). Pada
tahun '(") luas egetasi mangroe sebesar 0.(3",'' /a, luas tutupan lahan
dengan kategori lahan terbuka memiliki luasan ).544,(5 /a, untuk luas lumpur
daerah Delta Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan tahun '(") memiliki
luas 6)3,"6 /a, dan untuk luas pemukiman pada tahun '(") memiliki luas 4"0,"3
/a.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
12/33
46
Peresentase luasan tutupan lahan pada tahun '(") di daerah pesisir Delta
Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan memiliki persentase luasan
mangroe sebesar '1,)'@, untuk lahan terbuka sebesar 43,'0@, luasan lumpur
didaerah bibir pantai sebesar 0,04@, dan pemukiman sebesar ',""@.
Peta #dministrasi Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan pada !ambar
"" dibagi menadi beberapa kategori tutupan lahan yaitu hutan mangroe, P2K
campur semak, sawah dan tambak. dari peta #dministrasi Kabupaten Banyuasin
Sumatera Selatan untuk kategori hutan mangroe memiliki luasan "".0"0.1) /a,
untuk kategori P2K campur semak memiliki luasan 1.31',)3 /a, untuk kategori
sawah ".("(,4( /a, dan untuk tambak "(.5'1,)' /a.
4.+ Peru,ahan Luasan Man!ro#e
Berdasarkan data perubahan penggunaan lahan dari tahun '((" sampai
'(") dapat memberikan data perubahan luasan tutupan lahan berupa perubahan
penggunaan lahan baik itu penambahan maupun pengurangan tutupan lahan di
daerah pesisir Delta Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan mulai dari
tahun '((" sampai dengan tahun '(").
Perubahan luasan biasanya teradi akibat adanya penambahan atau
pengurangan mangroe baik yang teradi akibat aktiitas manusia maupun akibat
peristiwa alami. Pada pengolahan kawasan pesisir terutama untuk kawasan
mangroe sangat penting untuk dihitung perubahan luasannya, ini disebabkan
mangroe sangat bermanaat sebagai dinding pemecah gelombang, tempat
perkembangbiakan organisme dan untuk mengurangi teradinya erosi didaerah
pesisir. :ungsi isik hutan mangroe untuk menaga keseimbangan ekosistem
perairan pantai, melindungi pantai dan tebing sungai terhadap pengikisan atauerosi pantai. Dengan diketahuinya perubahan luasan mangroe apakah berkurang
ataupun bertambahnya luasannya maka dapat melakukan penanggulangan yang
cepat dengan melakukan beberapa kegiatan yang sangat membantu, Menurut
9usdianti dan Sunito $'("'*, kerusakan hutan mangroe teradi karena
mengeksploitasi lahan hutan mangroe dan mengkonersinya menadi tambak,
pemukiman, lahan pertanian, lahan perkebunan, industri dan
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
13/33
47
Dari hasil pengolahan citra yang dilakukan dari tahun '((" hingga '(")
akan memiliki perubahan luasan mangroe, citra yang digunakan dalam
pengolahannya adalah citra lansat pada tahun '((", '((), '("(, dan '("). Pada
pengolahan citra sendiri akan mengalami perubahan luasan egetasi mangroe
pada setiap tahunnya, untuk melihat perubahan luasan mangroe di daerah pesisir
Delta Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan selama "0 tahun maka
dilakukan pengolahan citra setiap ) tahun agar kita dapat melihat seberapa besar
luasan yang berubah pada rentang waktu setiap ) tahun.
Dalam hal ini untuk melihat perubahan luasan yang teradi pada setiap
tahunnya dilkukan perubahan luasan tahun citra, dimana perubahan luasan tahun
citra merupakan proses penambalan peta ataupun gambar. Dalam penggabungan
atau perubahan luasan tahun proses penyatuan dua atau lebih suatu obek dalam
satu lembar kera. Menurut marcelo $'("'*, perubahan luasan adalah metode
yang telah dikenal lama dalam pengolahan data- data spasial, perubahan luasan
tahun merupakan proses penambalan baik suatu !ambar ataupun peta untuk
berbagai keperluan.
4.+.1 Peru,ahan Luasan )ahun "**1 den!an "**+
Perubahan luasan adalah prosedur penting dalam analisis S7! $Sistem
7normasi !eograis*, perubahan luasan dapat didapatkan melalui analisis dua
citra atau lebih. Peta perubahan luasan dibuat dengan melakukan overlayantara '
citra sehingga didapatkan perbahan luasan berbasis digital dengan dibedakan oleh
warna sehingga mudah untuk melihat perubahan yang teradi disuatu daerah
kaian. Peta perubahan luasan Mangroe tahun '((" dengan '(() dapat dilihat
pada !ambar "1.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
14/33
48
!ambar "1. Peta Perubahan 2uasan Mangroe tahun '((" dan '(()
!ambar "1 menyaikan peta perubahan luasan Mangroe tahun '((" dan
'(() mengalami perubahan yang tidak terlalu sikniikan, luasan mangroe pada
tahun '((" memiliki luasnya sekitar 6.63",05 /a, dan pada tahun '(() luasan
mangroenya sebesar ).'(1,5) /a, mengalami pengurangan luasan sebesar ".050
/a, dan perubahan lahan terbuka pada tahun '((" adalah 4.4'0,4" /a dan untuk
tahun '(() luas lahan terbuka 0.3"",66 /a, perubahan yang teradi adalah
penambahan luasan lahan terbuka sebesar ".)51 /a. Data perubahan luasan
tutupan lahan dari hasil Perubahan 2uasan mangroe pada tahun '((" sampai
dengan '(() dapat dilihat pada abel 5.
abel 5. Data Aitra '(("-'(()
ahun '(("$ /a* '(()$/a*perubahan
luasan $/a*@perubahan luasan
Mangroe 6.63",05 ).'(1,5) -".050 -'',"1
2ahan terbuka 4.4'0,4" 0.3"",66 ".)51 01,10
2umpur '34 434,1) "(" 40,40
8umlah "(.4(5,51 "(.)"4,'6 '(0,0( )3,34
Sumber % Data hasil olahan citra $'(")*
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
15/33
49
4.+." Peru,ahan Luasan )ahun "**+ den!an "*1*
Untuk mempermudah dalam melihat perubahan luasan di Pesisir Delta
Upang maka disaikan dalam peta perubahan luasan Mangroe dengan cara
overlay$menumpang tindihkan data klasiikasi* pada !ambar "5.
!ambar "5. Peta Perubahan 2uasan Mangroe tahun '(() dan '("(
Peta perubahan luasan Mangroe tahun '(() dan '("( dapat kita lihat
perubahan luasan egetasi mangroe dari perubahan warna yang teradi, luasan
egetasi mangroe mengalami penurunan yaitu pada tahun '(() luas egetasi
mangroe adalah sebesar ).'(1,5) /a, dan untuk tahun '("( luasan mangroe
sebesar ).105,1) /a, luasan mangroe mengalami penambahan luasan sebesar )0"
/a, dan untuk luasan lahan terbuka pada tahun '(() adalah 0.3"",66 /a dan
untuk tahun '("( luas lahan terbuka 4.045,((/a, luas lahan terbuka mengalami
perubahan berupa pengurangan luasan sebesar ".010 /a, data perubahan luasan
tutupan lahan dari hasil Perubahan 2uasan tahun '(() sampai dengan tahun '("(
dapat dilihat pada abel 3.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
16/33
50
abel 3. Data Aitra '(()-'("(
ahun '(() $/a* '("( $/a*perubahan luasan
$/a*@perubahan luasan
Mangroe ).'(1,5) ).105,1) )0" "(,452ahan terbuka 0.3"",66 4.045,(( -".010 -4(
2umpur 434,1) '05 -"06 -46,35
8umlah "(.)"4,'6 3.040,55 -".(15,45 -)6,6(
Sumber % data hasil olahan citra $'(")*
4.+.$ Peru,ahan Luasan )ahun "*1* den!an "*1+
Peta perubahan luasan mangroe pada tahun '("( dengan tahun '(") akan
menunukkan kawasan mangroe yang akan berubah, pada peta perubahan luasan
mangroe pada setiap tahun akan diberikan warna yang berbeda untuk
menelaskan perubahan luasan mangroe. Peta perubahan luasan mangroe tahun
'("( dengan tahun '(") disaikan pada !ambar "3.
!ambar "3. Peta Perubahan 2uasan Mangroe tahun '("( dan '(")
Pada peta perubahan luasan mangroe tahun '("( dengan '(") bertuuan
untuk menampilkan perubahan luasan yang teradi selama ) tahun mulai dari
tahun '("( hingga tahun '("), dari peta yang ditampilkan dapat dilihat bahwa
teradi pengurangan dari luasan yang ditunukan oleh pengurangan warna
mangroe pada tahun '("). 2uas egetasi mangroe pada tahun '("( adalah
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
17/33
51
).105,1) /a, sedangkan pada tahun'(") luas mangroe sebesar 0.(3",'' /a,
mengalami pengurangan luasan sebesar ".6)5 /a.
abel "(.Data citra '("(-'(")
ahun '("( $/a* '(")$/a*perubahan
luasan $/a*@perubahan luasan
Mangroe ).105,1) 0.(3",'' -".6)5 -'5,54
2ahan terbuka 4.045,(( ).544,(5 '.43) 63,66
2umpur '05 6)3 0"" "6),6
8umlah 3.040,55 "(.)54,06 "."05,)5 '(6,05
Sumber % data hasil olahan citra $'(")*
4.+.- Peru,ahan Luasan )ahun "**1 den!an "*1+
Perubahan luasan mangroe selama "0 tahun mulai dari tahun '(("
sampai dengan tahun '(") didaerah pesisir Delta Upang Kabupaten Banyuasin
Sumatera Selatan disaikan pada !ambar '(.
!ambar '(. Peta Perubahan 2uasan mangroe tahun '((" dan '(")
Pada peta perubahan luasan mangroe tahun '((" dan '(") di kawasan
Delta Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan bertuuan untuk
menampilkan total perubahan luasan mangroe yang teradi selama ") tahun
mulai dari tahun '((" hingga '("). #gar kita dapat mengetahui seberapa besar
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
18/33
52
luasan mangroe yang teradi selama ") tahun belakangan ini. Perubahannya
sendiri pada peta Perubahan 2uasan ahun ditunukan dengan perubahan warna
yang teradi seperti pada peta !ambar "3. Untuk luasan egetasi mangroe pada
tahun '((" adalah sebesar 6.63",05 /a dan pada tahun '(") memiliki luasan
mangroe sebesar 0.(3",'' /a, dan perubahan yang teradi adalah pengurangan
luasan egetasi mangroe sebesar '.6(( /a, perubahan egetasi mangroe yang
teradi pada tahun '((" hingga '(") mengalami penurunan sebesar 45,5) @.
abel "(.Data Aitra '(("-'(")
ahun '(("$ /a* '(")$/a* perubahan luasan @perubahan luasan
Mangroe 6.63",05 0.(3",'' -'.6(( -45,5)
2ahan terbuka 4.4'0,4" ).544,(5 '.)(3 1),062umpur '34 6)3 466 "'0,3(
8umlah "(.4(5,51 "(.)54,06 '10,6( "6",)"
Sumber % Data hasil olahan citra $'(")*
4.- Peru,ahan Luasan Man!ro#e "**1 samai den!an "*1+
Perubahan luasan mangroe dari tahun '((" sampai dengan tahun '(")
akan memberikan inormasi seberapa besat total perubahan luasan mangroe yang
akan teradi tahun '((" sampai dengan '("). 2uasan tiap tahun pengolahan citra
ditampilkan melalui diagram batang agar mempermudah dalam penyampaiannya.
2uasan mangroe pada setiap tahun disaikan pada !ambar '".
!ambar '". Diagram 2uasan Mangroe
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
19/33
53
Diagram perubahan luasan egetasi mangroe mulai dari tahun '(("
sampai dengan '(") memiliki luas tertinggi pada tahun '((" dan diikuti luasan
mangroe pada tahun '("(, ini menelaskan bahwa pada rentang tahun '(("
sampai dengan '(() memiliki pengurangan luasan tetapi tidak terlalu sikniikan,
dan dari tahun '(() sampai tahun '("( mengalami penambahan luasan, dan dari
tahun '("( sampai tahun '(") luas mangroe mengalami penurunan yang
sikniikan. Berkurangnya luas hutan ini dikarenakan perubahan lahan hutan,
seperti menadinya pembukaan pemukiman dan lahan pertanian dan pembuatan
lahan tambak. Menurut Dwiprabowo et al.$'("0* mengatakan semakin tingginya
pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan peningkatan kualitas lingkungan akan
mendorong teradinya peningkatan pemanaatan tutupan hutan dengan cara
pembukaan lahan pertanian atau lahan pertambakan secara besar besaran,
pembukaan pemukiman baru, penebangan liar.
:aktor alam penyebab teradinya pengurangan luas dari egetasi mangroe
dapat diakibatkan oleh aktor pengikisan pantai $erosi* sehingga mengurangi
daerah tumbuh dari egetasi mangroe itu sendiri. Untuk perubahan luasan dapat
dilihat pada !ambar ''.
!ambar ''.Diagram batang persentase perubahan luasan mangroe ket % $-*
pengurangan luasan, $C* penambahan luasan.
Diagram perubahan luasan mangroe yang teradi di daerah pesisir Delta
Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan menunukkan perubahan luas
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
20/33
54
mangroe dari tahun '((" sampai dengan '("), perubahan luas mangroe yang
mengalami perubahan paling besar adalah pada tahun '("( sampai dengan '(")
karena memiliki persentase perubahan mencapai -'5,54@, mengikuti pada tahun
'((" sampai dengan tahun '(() dengan persentase perubahan mencapai -'',"1@,
dan untuk tahun '(() sampai dengan '("( mengalami perubahan sebesar "(,45@,
dan selama "0 tahun luas mangroe didaerah pesisir Delta Upang Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan memiliki perubahan luasan sebesar -45,5) @.
Dimana pada setiap persentase yang memiliki persentase minus $-* mempunyai
arti bahwa luasan pada saat rentang tahun tersebut mengalami penurunan luasan
mangroe, dan untuk positi $C* mengalami penambahan luasan mangroe.
Berdasarkan data perubahan tutupan lahan dari tahun '((" hingga '(") dari
inormasi peta administrasi Bapeda $'(")*, akibat dari peralihan ungsi hutan
mangroe maupun semak belukar banyak di pengaruhi oleh aktiitas manusia
perkebunan atau persawahan, lahan tambak dan pemukiman.
4. Keraatan Man!ro#e NDVI /Normalized Difference Vegetation Index)
7ndeks egetasi merupakan kombinasi matematis antara band reddan band
;79 yang telah lamadigunakan untuk mengidentiikasi keberadaan dan kondisi
egetasi $2illesand dan Kieer, "331*. ;ilai ;D7 mempunyai rentang dari -".(
$minus "* hingga ".( $positi "*. ;ilai yang mewakili egetasi beradapada rentang
(." hingga (.1, ika nilai ;D7 di atas nilai ini menunukkan tingkat kesehatan
dari tutupan egetasi yang lebih baik $Prahasta, '((5*. Pada penelitian ini,
klasiikasi kerapatan yang terbagi dalam tiga kelas kerapatan yaitu% arang, sedang
dan lebat, dimana untuk mendapatkan interal kelas tersebut dengan cara nilai
;D7 tertinggi dikurangi nilai ;D7 terendah dibagi 4.
Menurut !unawan $'("4*, analisis data indeks egetasi ;D7 dilakukan
menggunakan asilitas menuand !athpada &;7 0.4, yaitu dengan menuliskan
persamaan matematisnya, dimana selisih pengurangan antara saluran inramerah
dekat terhadap saluran merah dibagi oleh hasil penumlahan dari keduanya. Pada
saat melukan penguian ;D7 ini bertuuan utnuk melihat kerapatan egetasi
mangroe yang ada di Delta Upang dan mengetahui daerah mana yng memiliki
kerapatan padat arang dan sedang, sehingga mempermudah untuk malakukan
alidasi citra dengan data lapangan.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
21/33
55
4..1 Keraatan Man!ro#e "**1
Pengolahan citra kerapatan mangroe bertuuan untuk menunukkan
kategori mangroe padat, sedang dan arang. Kerapatan mangroe pada tahun
'((" disaikan pada peta kerapatan mangroe !ambar '4.
!ambar '4.Kerapatan Mangroe '(("
Dari pengolahan cita kerapatan mangroe pada tahun '((" di daerah
pesisir Delta Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan dibagi menadi 4
bagian yaitu arang, sedang, dan padat. Untuk luasan kerapatan kategori 8arang
(,6( /a persentase luasan untuk kategori arang sebesar (.((0 @, kategori sedang
memiliki luasan ".33(,06 /a dengan persentasi luasan mangroe "4.010@ dan
untuk kerapatan mangroe kategori padat memiliki luasan 0.1((,4" /a dengan
persentase luasan 4".5"3@.
4..". Keraatan Man!ro#e "**+
Peta kerapatan mangroe pada tahun '(() menampilkan bagaimana
kerapatan pada citra dengan pembagian kategori padat, sedang, dan arang.Pada
peta kerapatan untuk setiap kategori kerapatan diberikan dengan warna yang
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
22/33
56
berbeda untuk mempermudah dalam penyampaian inormasi kerapatan.Peta
kerapatantahun '(() disaikan pada !ambar '0.
!ambar '0. Kerapatan mangroe '(()
Dari pengolahn kerapatan ;D7 mangroe pada tahun '(() dibagi
menadi 4 kategori keadaan mangroe di daerah pesisir Delta Upang Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan yaitu kategori mangroe arang, kategori mangroe
sedang, dan kategori mangroe rapat. Dari pengolahan citra kerapatan ;D7
didapatkan luasan mangroe kategori 8arang 16),1' /a dengan persentase luasan
),"6 @, dan kategori kerapatan mangroe sedang memiliki luas 4.3)(,(" /a
dengan persentase luasan '6,64 @, dan untuk kategori kerapatan mangroe Padat
memiliki luas 064,11 /a dengan persentase luasan 4,"' @.
4..$ Keraatan Man!ro#e "*1*
Kerapatan mangroe pada tahun '("( ditampilkan dalam bentuk peta
untuk mempermudah dalam memberikan inormasi kerapatan mangroe.
Kerapatan mangroe dibagi menadi 4 kategori yaitu padat, sedang, dan arang
dan diwakili dengan warna yang berbeda. Peta kerapatan mangroe tahun '("(
disaikan pada !ambar ').
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
23/33
57
!ambar '). Kerapatan mangroe '("(
Dari pengolahan kerapatan ;D7 mangroe pada tahun '("( dibagi
menadi 4 kategori keadaan mangroe di daerah pesisir Delta Upang Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan yaitu kategori mangroe arang, kategori mangroesedang, dan kategori mangroe rapat. Dari pengolahan citra kerapatan ;D7
didapatkan luasan mangroe kategori 8arang "'",56 /a dengan persentase luasan
(.5''@, dan kategori kerapatan mangroe sedang memiliki luas 4.'6),45 /a
dengan persentase luasan '',("1@, dan untuk kategori kerapatan mangroe Padat
memiliki luas ".33(,1" /a dengan persentase luasan "4,0'@.
4..4 Keraatan Man!ro#e "*1+
Kerapatan mangroe tahun '(") ditampilkan dalam bentuk peta kerapatan
dimana untuk kerapatan mangroe di daerah Peisisr Delta Upang Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan dibagi menadi 4 kategori yaitu rapat, sedang, dan
arang. Peta kerapatan mangroe pada tahun '(") disaikan pada !ambar '6.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
24/33
58
!ambar '6. Kerapatan mangroe '(")
Dari pengolahn kerapatan ;D7 mangroe pada tahun '("( dibagi
menadi 4 kategori keadaan mangroe di daerah pesisir Delta Upang Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan yaitu kategori mangroe arang, kategori mangroe
sedang, dan kategori mangroe rapat. Dari pengolahan citra kerapatan ;D7
didapatkan luasan mangroe kategori 8arang "',44 /a dengan persentase luasan
(,(5@, dan kategori kerapatan mangroe sedang memiliki luas 4."6',0' /a
dengan persentase luasan '",'1@, dan untuk kategori kerapatan mangroe padat
memiliki luas 3"6,'3 /a dengan persentase luasan 6,"6 @.
4.0Peru,ahan Luas Keraatan Man!ro#e Dari )ahun "**1 "*14
Kerapatan mangroe di daerah pesisir Delta Upang Sumatera Selatan
mengalami perubahan dari tahun '((" samapai dengan '(") mengalami
perubahan. Perubahan lahan yang teradi secara alami maupun buatan, perubahan
lahan mangroe teradi secara alami oleh alam misalnya banir, longsor,
sedimentasi dan erosi. Perubahan luas mangroe yang disebabkan oleh alam tidak
terlalu banyak perubahan karana arang teradi.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
25/33
59
2ain hal ika perubahan secara buatan, perubahan luas mangroe secara
buatan akibat adanya campur tangan oleh manusia dalam mengkonersi lahan
mangroe menadi kepentingan pribadi. Menurut Epa $'("(*, mengatakan aktor
penyebab rusaknya hutan mangroe adalah pemanaatan yang tidak terkontrol,
karena ketergantungan masyarakat yang menempati wilayah pesisir sangat tinggi,
konersi hutan mangroe untuk berbagai kepentingan, seperti perkebunan,
tambak, pemukiman, kawasan industri, wisata dan lain-lain, tanpa
mempertimbangkan kelestarian dan ungsinya terhadap lingkungan sekitar.!raik
perubahan kerapatan mangroe yang teradi pada tahun '((" sampai dengan
tahun '(") disaikan pada !ambar '1.
!ambar '1. !raik perubahan luas kerapatan mangroe tahun '(("-'(") di
Daerah Pesisir Delta Upang Kabupaten Banyuasin Sumatera
Selatan.
!ambar '1 menunukkan bahwa perubahan luasan yang paling
mendominasi mulai tahun '((" sampai dengan tahun '(") adalah mangroe
kategori padat atau lebat. Dari !ambar graik perubahan kerapatan mangroe
tersebut menunukkan bawah teradi penurunan luas mangroe kategori rapat
yang sangat singniikan pada tahun '((" sampai tahun '(() sebesar 0.'46,)0 /a,
kategori mangroe sedang pada tahun '((" sampai tahun '(() mengalami
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
26/33
60
peningkatan sebesar ".3)3,)) /a, dan untuk kategori rapat pada tahun '(("
sampai tahun '(() mengalami peningkatan uga sebesar 16),"' /a.
Dari !ambar '1 graik perubahan luasan menampilkan perubahan luas
mangroe tahun '(() sampai dengan tahun '("(. Dari !ambar '1 tahun '(()
sampai dengan tahun '("( untuk mangroe kategori padat atau rapat mengalami
peningkatan sebesar ".)'6,30 /a, untuk kategori mangroe sedang pada tahun
'(() sampai dengan '("( mengalami pengurangan sebesar 650.64 /a, dan untuk
kategori arang mengalami pengurangan sebesar 604,56 /a
!ambar '1 graik perubahan luasan menunukkan perubahan '("( sampai
dengan '(") uga. !raik menelaskan perubahan mangroe untuk kategori padat
atau rapat mengalami penurunan sebesar 3"6,'3 /a, untuk kategori sedang uga
mengalami penurunan sebesar 4."6',0' /a, dan utuk kategori arang uga
mengalami penurunan sebesar "',44 /a. Dari graik perubahan menelaskan
bahwa pada tahun '(") setiap kategori luas mangroe mengalami penurunan, dan
berbanding lurus dengan bertambahnya luas lahan terbuka pada tahun '(").
Perubahan luas kerapatan mangroe dari tahun '((" sampai dengan tahun '(")
disaikan pada abel "".
abel "'. Kerapatan mangroe '(("-'(")
ahun '((" $/a* '(") $/a* Perubahan luasan $/a*
8arang (,6 "',44 -"",14
Sedang ".33(,06 4."6',0' -"."1",36
9apat 0.1((,4" 3"6,'3 4.150,('
Ket % $-* penambahan, $C* pengurangan
Dari data kerapatan mangroe yang dianalisi maka dapat disesuaikan
kerapatan hasil pengolahan citra degan hasil pengolahan lapangan, sehingga dapat
dilakukan alidasi data untuk melihat bagaimana keakuratan dapat citra dengan
data lapangan. Data citra yang digunakan dalam perbandingan dengan data
lapangan adalah data citra terbaru yaitu citra tahun '("). Perbandingan citra dan
data lapangan disaikan pada abel "4.
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
27/33
61
abel "4. Perbandingan Keadaan Ground Check dengan data Aitra
stasiun Data Aitra Data 2apangan
"
Mangroe Sedang$'F'(G'".3H S, "(0F))G41.('H &*
Mangroe Sedang
$'F'(G'".3H S, "(0F))G41.('H &*
'
Mangroe Sedang
$'F"3G)3."H S, "(0F)6G45.1H &*
Mangroe Sedang
$'F"3G)3."H S, "(0F)6G45.1H &*
4
Mangroe Sedang
$'F"3G05.6H S, "(0F)5G"'.(6H &*
Mangroe Sedang
$'F"3G05.6H S, "(0F)5G"'.(6H &*
S
T
S
T
S
T
3
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
28/33
62
0
Mangroe 8arang
$'F'(G(.)0H S, "()F(G4(.15H &*
Mangroe arang
$'F'(G(.)0H S, "()F(G4(.15H &*
)
Mangroe Sedang
$'F'"G"6.45H S, "()F'G"3.)6H &*
Mangroe Sedang
$'F'"G"6.45H S, "()F'G"3.)6H &*
6
Mangroe Sedang
$'F''G".)6H S, "()F'G43H &*
Mangroe Sedang
$'F''G".)6H S, "()F'G43H &*
Dari hasil pengambilan data dari lapangan yang paling sering ditemui pada
setiap stasiun adalah enis mangroeAvicennia marina. Sekilas dapat dilihat dari
mangroe yang hidup didaerah pesisir Delta Upang adalah enis mangroe
Avecenia sp.Mangroe enisAvicenniamerupakan enis mangroe yang hidup di
bagian bibir pantai daerah pesisir. 8enis mangroe yang memiliki salinitas perairan
yang tinggi. Menurut $#rie, '((4* enis mangroe Avicenniaterletak pada +ona
Avicennia, dimana +onaAvicenniamerupakan +ona lapisan paling luar dari hutan
S
T
S
T
S
T
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
29/33
63
mangroe. Iona ini memiliki enis pantai berlumpur lembek dan berkadar garam
tinggi.
!ambar '5.Avicennia sp.
/utan mangroe merupakan sumber daya yang terbarukan $renew a"le
resource* yang mempunyai keanekaragaman hayati $lora dan auna* yang cukup
tinggi. Diantara berbagai enis tumbuhan tersebut, enis pohon api?api $Avicennia
spp.* yang merupakan enis mangroe seati dan pionir, berperan penting dalam
menghasilkan berbagai enis produk $kayu dan hasil hutan non kayu* yang
menunang ketahanan pangan dan obat-obat tradisional bagi masyarakat pesisir,
serta menaga keutuhan ekosistem mangroe $Jibowo et al.'((3*
Seak beberapa abad yang lalu, masyarakat pesisir di beberapa tempat di
7ndonesia $seperti di Palembang, Ailacap, Bekasi, dan angerang* secara
tradisional telah memanaatkan enis pohon api?api untuk pakan ternak $daun*,sayuran, dan makanan $bii
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
30/33
64
8enis mangroe Avicennia marina merupakan enis mangroe yang
tergolong mangroe yang besar dan kuat, mangroe Avicennia uga merupakan
mangroe yang paling sering ditemui didaerah kawasan pesisir paling luar.
Menurut Sosia et al.$'("0* Avicennia merupakan enis mangroe yang hidup
berupa belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian mencapai
') m. Kumpulan pohon membentuk sistem perakaran hori+ontal dan akar naas
yang rumit. #kar naas biasanya tipis, berbentuk ari $asparagus* yang ditutupi
oleh lentisel. Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan,
beberapa ditumbuhi tonolan kecil, sementara yang lain kadang kadang memiliki
permukaan yang halus. Pada bagian batang yang tua, kadang-kadang ditemukan
serbuk tipis. Daun Permukaan halus, bagian atas hiau mengkilat.
4.2 Hu,un!an Data 3itra den!an Data laan!an
Dalam penguian keeratan data citra dan data lapangan maka perlu
dilakukan penguian statistik. Ui statistik dinyatakan dengan koeisien korelasi
$9*. Koeisien ini menunukkan kekuatan hubungan linier antara ariabel bebas
dan tak bebas. 8ika nilai koeisien mendekati satu $9"*, artinya hubungan antara
dua ariabel itu kuat $2u et al.'((' dalam Ulumuddin, '(()*. 8ika nilai koeisien
9>(,0 menunukkan hubungan yang lemah $Sulaiman, '((' dalam Ulumuddin
'(()*. /ubungan keeratan data citra mangroe dengan data lapangan mangroe
disaikan pada !ambar '3.
!ambar '3. Korelasi data citra dengan data lapangan
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
31/33
65
Dari hasil ui korelasi keeratan hubungan data citra dengan data lapangan
memiliki nilai korelasi $r* sebesar (,5)3 hampir mendekati nilai ", dari nilai
korelasi yang ditampilkan dapat dinyatakan bahwa hubungan keerataan data citra
dengan data lapangan masi tergolong kuat, ika hubungan keeratan antara data
citra dengan data lapangan tergolong kuat dapat disimpulkan bahwa dalam
pengolahan alidasi data lapangan dengan data citra masi tergolong sesuai
sehingga data yang akan disampaikan dapat dipercaya. Menurut $Sulaiman, '(('
dalam Ulumuddin, '(()* ika nilai koeisien mendekati satu $9"*, artinya
hubungan antara dua ariabel itu kuat dan ika nilai koeisien 9>(,0 menunukkan
hubungan yang lemah. ;ilai korelasi didapatkan dari rumus korelasi sebagai
berikut%
y )(43. - 300.6
Dari hasil analisis korelasi sederhana $r* didapat korelasi antara $* data citra
dengan $y* data lapangan memiliki $9'* adalah (,145. /al ini menunukkan bahwa
teradi hubungan yang kuat antara kecerdasan dengan prestasi belaar. Dari rumus
korelasi diatas dapat dielaskan ika semakin tinggi nilai data citra $* maka
semakin tinggi umlah indiidu di lapangan atau daerah kaian penilitian.
4.1* Analisis Penilaian A%urasi Klasii%asi
ahap akhir dari analisi perubahan luasan mangroe adalah dengan
melihat keakurasian data citra dengan data lapangan menggunakan analisis
penilaian akurasi klasiikasi sehingga data yang ditampilkan dapat dipercaya.
Menurut #nderson $"316* dalam Simamora $'(")*, tahap ui akurasi klasiikasi
dilakukan dengan metode ui akurasi menggunakan metode koeisien Kappa. ;ilai
koeisien kappa mempunyai rentang ( hingga ", dalam proses pemetaanklasiikasi< penutupan lahan.
Menurut !unawan $'("(*, mengatakan perhitungan akurasi dilakukan
dengan menggunakan metode standar dengan membandingkan total area yang
masuk dan keluar dengan menggunakan data areal pengamatan dengan peta acuan
$refference map*. Dari data areal pengamatan maka dihitung nilai koeisien Kappa
didasarkan penilaian dengan pertimbangan semua aspek yaitu akurasi pembuat
$producer#s accuracy $ ommission error) dan akurasi pengguna $user#s
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
32/33
66
accuracy$commission error)yang diperoleh dari matri%kesalahan atau confusion
matri%pada abel "0.
abel "0.Confusion matri%
/asil Klasiikasi
Data 2apangan
8umlahMangroe
2ebat
Mangroe
Sedang
Mangroe
8arang
Mangroe
2ebat" ( ( "
Mangroe
Sedang( 5 0 "'
Mangroe
8arang
( ( ) )
otal Kolom"
5 3 "5
Dari hasil perhitungan matriks kesalahan pada tabel maka dapat dihitung
overall accuracy, producer#s accuracy, user#s accuracy dankappa accuracy
dengan cara matematis sebagai berikut.
a. Perhitungan akurasi pengguna $user#s accuracy)
Mangrove Rapat=
1
1
x100=100
Mangrove sedang=
8
12x100=66,6
Mangrove jarang=
5
5x 100=100
b. Perhitungan akurasi Pembuat $producer#s accuracy)
Mangrove Rapat=
1
1x100=100
Mangrove sedang=8
8x 100=100
Mangrove jarang=
4
9x 100=44,4
c. Perhitungan akurasi keseluruhan $overall accuracy)
OA=
8+1+518
x100=77.7
d. PerhitunganKappa accuracy
Perkalian silang simpel (1x 1 )+ (12x 8 )+(5x 9 )=142
-
7/26/2019 IV HASIL DAN PEMBAHASAN revisi fix.docx
33/33
67
K# $Kappa Accuracy)
18
( 2)142x 100=60,44
(14x18)142
Dilihat dari besarnya data overall accuracy diatas pada area contoh untuk
klasiikasi ;D7 mangroe pada citra landsat tahun '(") diatas sebesar 11,1 @ ,
maka data atau inormasi yang diberikan dapat digunakan.
Menurut 9iswanto $'((3*, hasil perhitungan akurasi umum $&verall
Accuracy* cenderung over estimatemaka perlu dilakukan perhitungan besarnya
tingkat akurasi klasiikasi dengan menggunakan akurasiKappa. /asil perhitungan
matematis dari abel menghasilkan besar akurasi Kappa Accuracy sebesar
60,44 $koeisien (,6* dari besar persentasi Kappa accuracy bahwa peta
kerapatan mangroe dapat dipercaya. Dimana ika nilai koeisien Kappa accuracy
mendekati ( maka inormasi yang disampaikan dalam menganalisis suatu data
belum dapat dipercaya sepenuhnya. Sebaliknya ika nilai koeisien Kappa
Accuracymendekati " maka inormasi yang disampaikan dalam suatu pengolahan
data dapat dipercaya. Berdasarkan perhitungan akurasiKappatersebut maka hasil
klasiikasi ini sudah dapat diterima.