j1e109041 - noormahdi.r .pdf

7
TUGAS FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI I PENGGOLONGAN DAN MEKANISME KERJA OBAT-OBAT GOLONGAN ANTIANSIETAS & ANTIDEPRESSAN Disusun Oleh : Nama : Noormahdi Riduansyah NIM : J1E109041 Dosen : Khoerul Anwar, S.F., Apt PROGRAM STUDI S-1 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2011

Upload: noormahdi-riduansyah

Post on 01-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGGOLONGAN DAN MEKANISME KERJA OBAT-OBATGOLONGAN ANTIANSIETAS & ANTIDEPRESSAN

TRANSCRIPT

Page 1: J1E109041 - Noormahdi.R .pdf

TUGAS FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI I

PENGGOLONGAN DAN MEKANISME KERJA OBAT-OBAT

GOLONGAN ANTIANSIETAS & ANTIDEPRESSAN

Disusun Oleh :

Nama : Noormahdi Riduansyah

NIM : J1E109041

Dosen : Khoerul Anwar, S.F., Apt

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2011

Page 2: J1E109041 - Noormahdi.R .pdf

1. OBAT ANTIANSIETAS

Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas adalah sedative, atau obat-obat yang

secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedative. Antiansietas yang terutama ialah

golongan benzodiazepine, untuk antiansietas yang efek sedatifnya relative ringan dapat

digunakan buspiron dari golongan azaspirodekandion.

a. Golongan Benzodiazepin

Mekanisme kerja benzodiazepine merupakan potensiasi inhibisi neuron dengan

GABA sebagai mediatornya. Efek farmakodinamik derivate benzodiazepine lebih luas

daripada efek meprobamat dan barbiturate. Klordiazepoksid tidak saja bekerja sentral,

tetapi juga perifer pada susunan saraf kolinergik, adrenergic dan triptaminergik.

Klordiazepoksid lebih berguna untuk mengatasi sifat agresif hewan coba daripada

pentobarbital, meprobamat dan CPZ. Berbeda dengan CPZ, klordiazepoksid dan

diazepam bersifat non-selektif dalam menghambat respon terkondisi.

Setelah pemberian per oral, klordiazepoksid mencapai kadar tertinggi dalam 8

jam dan tetap tinggi sampai 24 jam. Ekskresi benzodiazepine melalui ginjal lambat;

setelah pemberian satu dosis, obat ini masih ditemukan dalam urin selama beberapa hari.

Efek samping dan kontraindikasi, yaitu pada penggunaan dosis terapi jarang

timbul kantuk; tetapi pada takar lajak benzodiazepine menimbulkan depresi SSP. Efek

samping akibat depresi susunan saraf pusat berupa kantuk dan ataksia merupakan

kelanjutan efek farmakodinamik obat-obat ini.

Peningkatan hostilitas dan iritabilitas dan mimpi-mimpi hidup dan mengganggu

kadang-kadang dikaitkan dengan pemberian benzodiazepine, mungkin dengan

Page 3: J1E109041 - Noormahdi.R .pdf

kekecualian oxazepam. Hal yang ganjil adalah sesekali terjadi peningkatan ansietas.

Respons semacam ini rupa-rupanya terjadi khusus pada pasien yang merasa ketakutan

dan terjadi penumpulan daya pikir sebegai akibat efek samping sedasi antiansietas.

Umumnya, toksisitas klinik benzodiazepine rendah. Bertambahnya berat badan,

yang mungkin disebabkan karena perbaikan nafsu makan, terjadi pada beberapa pasien.

Banyak efek samping yang dilaporkan untuk obat ini tumpang tindih dengan gejala

ansietas, oleh karena itu perlu anamnesis yang cermat untuk mengetahui apakah yang

dilaporkan adalah benar suatu efek samping atau gejala ansietas. Diantara reaksi toksik

klordiazepoksid yang dijumpai adalah rash, mual, nyeri kepala, gangguan fungsi seksual,

vertigo dan kepala rasa ringan. Agranulositosis dan reaksi hepatic telah dilaporkan,

namun jarang. Ketidakteraturan menstruasi dilaporkan terjadi dan wanita yang sedang

menggunakan benzodiazepine dapat mengalami kegagalan ovulasi.

Indikasi, yaitu derivate benzodiazepine digunakan untuk menimbulkan sedasi,

menghilangkan rasa cemas, dan keadaan psikosomatik yang ada hubungan dengan rasa

cemas. Selain sebagai ansietas, derivate benzodiazepine digunakan juga sebagai hipnotik,

antikonvulsi, pelemas otot, dan induksi anestesi umum.

Benzodiazepine yang dianjurkan sebagai antiansietas ialah ; klordiazepoksid,

diazepam, oksazepam, klorazepat, lorazepam, prazepam, alprazolam dan halozepam.

Sedangkan klorazepam dianjurkan unuk pengobatan panic disorder.

Page 4: J1E109041 - Noormahdi.R .pdf

b. Buspiron

Buspiron meupakan contoh dari golongan azaspirodekandion yang potensial

berguna dalam pengobatan ansietas. Semula golongan obat ini dikembangkan sebagai

antipsikosis. Buspiron memperlihatkan farmakodinamik yang berbeda dengan

benzodiazepine, yaitu tidak memperlihatkan aktivitas GABA-ergik dan antikonvulsi,

interaksi dengan antidepresi susunan saraf pusat minimal. Buspiron merupakan antagonis

selektif reseptor serotonin; potensi antagonis dopaminergiknya rendah, sehingga risiko

menimbulkan efek samping ekstrapiramidal pada dosis pengobatan ansietas kecil.

Studi klinik menunjukkan, buspiron merupakan antiansietas efektif yang efek

sedatifnya relative ringan. Diduga risiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga

kecil. Obat ini tidak efektif pada panic disorder. Efek antiansietas baru timbul setelah 10-

15 hari dan bukan antiansietas untuk penggunaan akut. Tidak ada toleransi silang antara

buspiron dengan benzodiazepine sehingga kedua obat tidak dapat saling menggantikan.

2. OBAT ANTIDEPRESSAN

Depresi adalah gangguan yang heterogen, depresi termasuk dalam gangguan mood;

gangguan mood lainnya adalah gangguan bipolar. Pada klasifikasi ini depresi terbagi

menjadi tiga yakni gangguan distimia, depresi mayor (depresi klinis) dan depresi yang tidak

terklasifikasi. Distimia adalah suatu bentuk gangguan mood depresi yang ditandai dengan

ketiadaan kesenangan atau kenikmatan hidup yang berlangsung terus menerus selama paling

sedikit 2 tahun. Depresi mayor atau depresi klinik adalah keadaan perasaan sedih,

melankolis, atau murung yang berlanjut hinggs mengganggu fungsi sosial dan kehidupan

sehari-hari pasien.

Page 5: J1E109041 - Noormahdi.R .pdf

a. Antidepresi Trisiklik

Imipramin suatu derivate dibenzazepin, dan amitriptilin derivate

dibenzosikloheptadin, merupakan antidepresi klasik yang karena struktur kimianya

disebut sebagai antidepresi trisiklik. Kedua obat ini paling banyak digunakan untuk

terapi depresi; boleh dianggap sebagai pengganti penghambat MAO (monoamine

oksidase) yang tidak banyak digunakan lagi. Derivate dibenzazepin telah dibuktikan

dapat mengurangi keadaan depresi, terutama depresi endogen. Perbaikan berwujud

sebagai perbaikan suasana perasaan (mood), bertambahnya aktivitas fisik, kewaspadaan

mental, perbaikan nafsu makan, dan pola tidur yang lebih baik, serta berkurangnya

pikiran morbid. Obat ini tidak menimbulkan euphoria pada orang normal.

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat ambilan kembali neurotransmitter

di otak. Dari beraneka jenis antidepresi trisiklik terdapat perbedaan potensi dan

selektivitas hambatan ambilan kembali berbagai neurotransmitter. Ada yang sangat

sensitive terhadap norepinefrin, ada yang sensitive terhadap serotonin, da nada pula yang

sensitive terhadap dopamine. Tidak jelas hubungan antara mekanisme penghambatan

ambilan kembali katekolamin dengan efek antidepresinya.

Pada manusia normal, imipramine menimbulkan rasa lelah, obat tidak

meningkatkan alam perasaan, dan meningkatnya rasa cemas disertai gejala yang

menyerupai efek atropine. Pemberian berulang selama beberapa hari akan memperberat

gejala ini dan menimbulkan kesukaran konsentrasi dan berpikir, serupa dengan yang

ditimbulkan oleh CPZ.

Page 6: J1E109041 - Noormahdi.R .pdf

b. SSRI (Serotonin Selective Re-uptake Inhibitor)

Golongan obat ini kurang memperlihatkan pengaruh terhadap system kolinergik,

adrenergic, atau histaminergik, sehingga efek sampingnya lebih ringan. Tidak ada bukti

kuat bahwa efektifitasnya lebih baik dari obat antidepresi terdahulu. Toleransi lebih

banyak terjadi dengan obat antidepresi baru.

Golongan obat ini secara spesifik menghambat ambilan serotonin. Obat yang

termasuk golongan ini adalah fluoksetin, paroksetin, sertraline, fluvoksamin, sitaloptram

dan S-sitalopram. Obat ini merupakan inhibitor spesifik P450 isoenzim. Efek samping

yang sering adalah mual, penurunan libido dan fungsi seksual lainnya.

Interaksi farmakodinamik yang berbahaya akan terjadi bila SSRI dikombinasikan

dengan MAO inhibitor, yaitu akan terjadi peningkatan efek serotonin secara berlebihan

yang disebut sindrom serotonin dengan gejala hipertermia, kekakuan otot, kejang, kolaps

kardiovaskular dan gangguan perilaku serta gangguan tanda vital.

c. Penghambat Mono-Amin Oksidase (MAO)

MAO dalam tubuh berfungsi dalam proses deaminasi oksidatif katekolamin di

mitokondria. Proses ini dihambat oleh penghambat MAO karena terbentuk suatu

kompleks antara penghambat MAO dan MAO. Akibatnya kadar epinefrin, norepinefrin

dan 5-HT dalam otak naik. Penghambat MAO tidak hanya menghambat MAO, tetapi

juga enzim-enzim lain, karena itu obat ini mengganggu metabolism banyak obat di hati.

Penghambatan enzim ini sifatnya irreversible. Penghambatan ini mencapai puncaknya

dalam beberapa hari, tetapi efek antidepresinya baru terlihat setelah 2-3 minggu.

Page 7: J1E109041 - Noormahdi.R .pdf

Sedangkan pemulihan metabolism katekolamin baru terjadi setelah obat dihentikan 1-2

minggu.

Penghambat MAO digunakan untuk mengatasi depresi, tetapi penggunaannya

sangat terbatas karena toksik. Kadang-kadang dapat dicapai efek yang baik, pasien

menjadi aktif dan mau bicara. Keadaan ini mungkin berubah menjadi suatu keadaan

mania. Hasil stimulasi psike oleh penghambat MAO tidak selalu baik, banyak keadaan

depresi yang tidak dapat diubah sama sekali.