jambu mete

31
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Era modern seperti sekarang ini camilan dan makanan ringan sudah sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Jenisnya sangat beraneka macam dan beraneka rupa mulai dari kacang-kacangan, kue kering dan lain lain. Salah satu diantaranya adalah kacang mete, makanan ringan ini banyak kita temui dalam kue, coklat ataupun dalam kemasan tersendiri. Jambu mete tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda ini, di Jawa orang menyebut Jambu mete, Jambu mede (Sunda), Gaju (Lampung) adalah tumbuhan berbiji belah. Bagian buahnya yang membesar, berdaging lunak, berair,dan berwarna kuning kemerah-merahan. Buah jambu monyet yang sebenarnya yang biasa disebut kepala monyet terbalik yang berbentuk menyerupai batu ginjal biasa disebut mete dengan kulit keras dan bijinya yang berkeping dua tersebut oleh kulit yang mengandung getah. Batang pohonnya tidak rata dan berwarna. Kebanyakan hasil jadi produk mete yang kita kenal secara umum adalah kacang atau bijinya, namun sesungguhnya buah jambunya juga memiliki banyak manfaat, jambu dari mete dapat diolah menjadi berbagai macam

Upload: herlinpranicha

Post on 25-Jun-2015

1.999 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jambu Mete

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Era modern seperti sekarang ini camilan dan makanan ringan sudah

sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Jenisnya sangat beraneka macam

dan beraneka rupa mulai dari kacang-kacangan, kue kering dan lain lain. Salah satu

diantaranya adalah kacang mete, makanan ringan ini banyak kita temui dalam kue,

coklat ataupun dalam kemasan tersendiri.

Jambu mete tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda ini, di

Jawa orang menyebut Jambu mete, Jambu mede (Sunda), Gaju (Lampung) adalah

tumbuhan berbiji belah. Bagian buahnya yang membesar, berdaging lunak,

berair,dan berwarna kuning kemerah-merahan. Buah jambu monyet yang

sebenarnya yang biasa disebut kepala monyet terbalik yang berbentuk menyerupai

batu ginjal biasa disebut mete dengan kulit keras dan bijinya yang berkeping dua

tersebut oleh kulit yang mengandung getah. Batang pohonnya tidak rata dan

berwarna.

Kebanyakan hasil jadi produk mete yang kita kenal secara umum adalah

kacang atau bijinya, namun sesungguhnya buah jambunya juga memiliki banyak

manfaat, jambu dari mete dapat diolah menjadi berbagai macam jenis produk

pangan. Disini akan kami paparkan karakteristik jambu mete, kandungan gizi dari

biji dan jambu mete, dan gambaran proses pengolahan secara sederhana

B. Sejarah

Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil

Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu,

kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal,

Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan

Indonesia. Jambu mete merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan dan

menjadi sumber pendapatan utama petani di kawasan timur Indonesia.

Page 2: Jambu Mete

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui sifat-sifat dan

karakteristik dari jambu mete. Selain itu kita dapat mengetahui kandungan gizi yang

terdapat dalam jambu mete serta pengolahan jambu mete menjadi suatu produk

yang bernilai tinggi yang belum banyak diketahui oleh orang.

II. ISI

Jambu Monyet (ANACARDIUM OCCIDENTALE) termasuk tumbuhan yang

berkeping biji dua atau juga disebut tumbuhan berbiji belah. Nama yang tepat untuk

mengklasifikasikan tumbuhan ini adalah tumbuhan yang berdaun lembaga dua atau

disebut juga dikotil. Jambu monyet mempunyai batang pohon yang tidak rata dan

berwarna coklat tua.

Daunnya bertangkai pendek dan berbentuk lonjong (bulat telur) dengan tepian

berlekuk-lekuk, dan guratan rangka daunnya terlihat jelas. Bunganya berwarna putih.

Bagian buahnya yang membesar, berdaging lunak, berair,dan berwarna kuning

kemerah-merahan adalah buah semu.

Bagian itu bukan buah sebenarnya, tetapi merupakan tangkai buah yang

membesar. Buah jambu monyet yang sebenarnya biasa disebut mete (mente), yaitu

buah batu yang berbentuk ginjal dengan kulit keras dan bijinya yang berkeping dua

tersebut oleh kulit yang mengandung getah.

Dalam tatanama atau sistematika (taksonomi) tanaman, jambu mete di

klasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Page 3: Jambu Mete

Genus : Anacardium

Spesies : Annacardium occodentale L

a. Keadaan Iklim optimal untuk tumbuh jambu mete

1. Temperatur

Tanaman jambu mete dapat hidup dan tumbuh di dataran rendah ataupun

dataran tinggi. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu mete

adalah antara 17oC-37oC.

2. Curah hujan

Iklim yang hangat dan kering sangat cocok untuk tanaman jambu mete pada saat

pembungaan dan pembentukan buah. Iklim dengan jumlah bulan kering antara 4

– 6 bulan dengan curah hujan 1.500 – 2000 mm/tahun paling cocok untuk

pertumbuhan dan pembentukan hasil (buah).

3. Kelembapan udara

Tingkat kelembapan udara yang cocok untuk tanaman jambu mete adalah

berkisar 70% - 80%. Namun, tanaman jambu mete masih cukup toleran pada

tingkat kelembapan udara antara 60% - 70%.

4. Penyinaran matahari

Penyinaran matahari yang cukup tinggi sepanjang tahun sangat diperlukan oleh

tanaman jambu mete untuk pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif.

Selain itu, penyinaran matahari yang cukup sangat diperlukan untuk proses

fotosintesis tanaman.

b. Keadaan Tanah

1. Jenis tanah

Jenis-jenis tanah yang cocok untuk budi daya tanaman jambu mete adalah tanah

latosal merah yang solumnya dalam, tanah alluvial, tanahlaterit, tanah pedsolik,

dan tanah regosal.

Page 4: Jambu Mete

2. Sifat kimia tanah

Agar keadaan sifat kimia tanah cocok untuk penanaman jambu mete, maka

derajat keasaman tanah pada lokasi yang akan ditanami harus ditelitri terlebih

dahulu. Cara meneliti keasaman tanah dapat dilakukan dengan menggunakan pH

meter. Keasaman (pH) tanah yang rendah (kurang dari 5,5) dapat diatasi dengan

pemberian belerang. Sedangkan apabila pH tanahnya tinggi (lebih dari 6,3)

dapat diturunkan dengan memberikan pengapuran.

3. Sifat fisik tanah

Sifak fisik tanah yang penting adalah tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah

yang cocok untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang bertekstur lempung

berpasir, liat berpasir, tanah berpasir, dan pasir liat. Sdangkan struktur tanah

yang baik untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang genbur dan mudah

mengikat air (porous).

4. Sifat biologi tanah

Tanaman jambu mete memerlukan sifat biologis tanah yang baik. Jika sifat

biologis tanah baik, maka produktivitas jambu mete akan menjadi tinggi. Sifat

biologis tanah yang baik dicirikan oleh banyaknya bahan organik/humus di

dalam tanah dan banyaknyaorganisme dalam tanah.

5. Ketinggian tempat

Di dataran rendah hingga dataran medium dengan ketinggian tempat 0-700m

diatas permukaan laut, tanaman jambu mete dapat tumbuh dengan baik dan

berproduksi tinggi. Di dataran tinggi (di atas 1000 m dpl), produktivitas

tanaman jambu mete makin berkurang.

6. Derajat kemiringan tanah

Secara teknis, tanah yang miring ataupun bergelombang dapat digunakan untuk

budi daya tanaman jambu mete, asalkan kemiringannya tidak lebih 30%. Tanah

yang memiliki kemiringan 30% berarti pada jarak 100 m perbedaan

Page 5: Jambu Mete

ketinggiannya adalah 30 m. Tanah miring ataupun tanah bergelombang jika

akan digunakan untuk usaha penanaman jambu mete harus dibuat teras-teras

atau tanggul- tanggul.

A. Karakteristik Bahan Jambu Mete

Sifat kimia fisika

Sifat-sifat Fisika-Kimia Minyak Jambu Mete adalah Komposisi

Kulit jambu mete (shell) mengandung minyak sekitar 50% yang dikenal dengan

Cashew Nut Shell Liquid ( CNSL ). Komponen minyak jambu mete terdiri dari asam

anacardic sekitar 90% dan minyak cardol sebesar 10%. Biji jambu mete (kernel)

mengandung minyak sekitar 47%.

Komposisi Mineral dan Vitamin dalam Biji Jambu Mete

Komponen Jumlah

Fosfor (P)

Kalsium (Ca)

Besi (Fe)

Vitamin B1

Vitamin B2

Vitamin A

Vitamin C

0,48 %

0,048 %

5 mg/100 gr

270 – 380 u gr/100 gr

190 u gr/100 gr

100 S I

-

Sumber : mkf-poenya.blog.friendster.com

Page 6: Jambu Mete

Komposisi Daging Biji Jambu Mete

Komponen Jumlah ( % )

Air

Protein

Lemak

N free extrak

Serat

Abu

Gula

Pati

4,10

19,60

47,20

26,40

1,00

2,70

6,80

10,70

Sumber : mkf-poenya.blog.friendster.com

Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Jambu Mete

Komposisi Jumlah (%)

Asam lemak jenuh

Asam palmitat

Asam stearat

Asam arachidat

Asam lignoserat

Asam lemak tak jenuh

Asam oleat

Asam linoleat

10.10-18.80

4.10-17.30

1.50-11.20

0.00-0.20

0.00-0.50

68.20-80.40

0.00-21.70

Sumber : mkf-poenya.blog.friendster.com

B. Kandungan Gizi

Page 7: Jambu Mete

1. Biji Mete

Biji mete dapat diolah menjadi kacang Mete. Rasa kacang mete gurih dan

lezat sehingga cocok untuk makanan ringan (cemilan). Selain dapat dikonsumsi

sebagai cemilan, kacang mete juga banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam

produk olahan seperti, campuran aneka produk bakery, campuran produk coklat, es

krim, dan sebagainya. Karena banyaknya penggunaan dan citarasanya yang baik,

kacang mete mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Kandungan kadar lemak yang

cukup tinggi juga sangat berperan penting dalam peningkatan kadar energi dan cita

rasa. Hal ini menyebabkan biji mete sangat enak dan lezat rasanya.

Mendengar makanan berlemak tinggi, sekilas membuat banyak orang

khawatir. Khawatir akan kegemukan dan berbagai jenis penyakit yang dituding

disebabkan oleh konsumsi lemak berlebihan. Namun, bila kita cermati komposisi

lemak penyusun kacang mete, yang terdiri atas 18 persen asam lemak jenuh dan 82

persen asam lemak tidak jenuh, maka tidak perlu khawatir saat mengkonsumsinya,

karena mayoritas lemaknya adalah lemak tidak jenuh.

Kadar asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA = monounsaturated fatty

acids) jauh lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA

= polyunsaturated fatty acids). Jenis MUFA yang paling dominan pada kacang mete

adalah asam lemak omega 9, yaitu oleat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

MUFA memiliki peran penting dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol

baik) dan menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat), sehingga sangat baik untuk

menekan terjadinya penyakit jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Sedangkan jenis PUFA yang paling dominan adalah asam lemak omega 6, yaitu asam

linoleat. Asam lemak omega 6 juga memiliki peran penting dalam menjaga profil

kolesterol darah agar tetap normal.

2. Buah mete

Page 8: Jambu Mete

Selama ini buah mete masih belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal

ini disebabkan karena citarasa yang kurang disukai seperti rasa sepat dan sering

membuat getir tenggorokan. Padahal jambu mete (ANACARDIUM

OCCIDENTALE) antara lain mengandung senyawa kimia seperti tanin, anacardic

acid dan cardol, yang bermanfaat sebagai antibakteri dan antiseptik.

Selain itu daun jambu mete yang masih muda juga mempunyai komposisi

kandungan kimia seperti vitamin A sebesar 2689 SI per 100 gram, vitamin C sebesar

65 gram per 100 gram, kalori 73 gram per 100 gram, protein 4,6 gram per 100 gram,

lemak 0,5 gram per 100 gram, hidrat arang 16,3 gram per 100 gram, kalsium 33

miligram per 100 gram, fosfor 64 miligram per 100 gram, besi 8,9 miligram dan air

78 gram per 100 gram.

Pengolahan mete, di samping menghasilkan biji, juga limbah berupa buah

semu dan kulit atau cangkang biji. Buah semu biasanya hanya dibuang sebagai

limbah. Salah satu peluang pemanfaatan buah semu adalah sebagai pakan. Pakan

kombinasi dari leguminosa dan buah semu mete sangat baik untuk ternak. Buah semu

mengandung gizi yang rendah, yaitu air 82,5%, protein 0,7%, dan energi 720 kal/g.

Komposisi fisik pada bagian padat buah semu 34-36%, dengan kandungan protein

kasar 6,10% dan serat kasar 15,15%.

Salah satu upaya meningkatkan nilai gizi buah semu adalah melalui proses

fermentasi. Melalui proses tersebut, kadar protein dan kalori dapat meningkat serta

kadar serat kasar menurun. Fermentasi juga dapat menekan kandungan tanin sehingga

bahan dapat diberikan pada level yang lebih tinggi pada ransum ternak. Buah semu

dapat pula dikeringkan lalu dibuat tepung sehingga lebih tahan lama (hingga 6 bulan).

Dengan cara demikian, pakan dari buah semu dapat tersedia sepanjang tahun di luar

musim panen. Di samping itu, penepungan akan memudahkan penyimpanan,

pengangkutan, dan pencampurannya pada saat diberikan kepada ternak.

C. Manfaat

Page 9: Jambu Mete

Jambu mete merupakan tanaman sejuta manfaat, artinya semua aspek dari

tanaman ini sangat berguna bagi manusia. mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya.

Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi.

Buah mete semua dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah

mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete.

Tumbuhan ini termasuk dalam tanaman obat-obatan karena digunakan di 23

negara dan termasuk dalam daftar prioritas WHO mengenai tumbuhan obat-obatan

yang paling banyak dipakai didunia. Diperkirakan bahwa jambu mete itu dapat

mengontrol pusat otak yang terganggu (hilang ingatan, kelelahan kerja, gangguan

seks, halusinasi, mundur ingatan dan lain sebagainya). Kulit buahnya berwarna abu-

abu dan berguna sebagai obat. Kulit buah yang telah ditumbuk halus dipersiapkan

sebagai tinktur atau obat bubuk. Efek sampingannya mungkin berupa dermatitis.

1. Kulit Kayu

Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila terkena

udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan untuk

bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu, kulit batang pohon

jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon

mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan perekat buku. Selain daya

rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti gengat yang sering menggerogoti

buku.

2. Akar

Akarnya dipakai sebagai obat diare dan kulit akarnya sebagai obat kumur

(terhadap seriawan) dan obat jerawat.Akar jambu mete berkhasiat sebagai pencuci

perut.

3. Buah Semu

Page 10: Jambu Mete

Selama ini pemanfaatan buah mete masih belum banyak diketahui oleh

masyarakat. Hal ini disebabkan karena citarasa yang kurang disukai oleh masyarakat

umum seperti rasa sepat dan sering membuat getir tenggorokan. Padahal kandungan

gizi buah jambu mete sangat bagus, yaitu mengandung riboflavin (vitamin B2), asam

askorbat (vit. C), dan kalsium serta senyawa aktif yang diketahui dapat mencegah

penyakit kanker, dan disinyalir dapat menyembuhkan tumor. Kandungan vitamin C

pada buah mete cukup tinggi mencapai 180 mg/100 g.

Kulit buahnya yang berbau lemah, rasanya kelat dan lama kelamaan

menimbulkan rasa tebal dan kesat di lidah. Sifat ini memilki khasiat sebagai pencahar,

astringen dan memacu aktivitas enzim pencernaan (alteratif) sehingga sangat bagus

untuk pencernaan. Air perasan kulit buah yang berminyak bisa dipakai sebagai obat

luar untuk mengobati borok dan kutil yang menahun pada kulit.

4. Daun

Daunnya yang berbau aromatik, rasanya kelat, berkhasiat anti radang dan

penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemik).  Selain itu daunnya yang sudah tua

dapat dipakai sebagai obat luar untuk mengobati penyakit kulit (misalnya pemphigus

neonatorum) dan luka bakar. Daun jambu mete yang masih muda dimanfaatkan

sebagai lalap, terutama di daerah Jawa Barat.

5. Biji

Biji berkhasiat sebagai pelembut kulit dan penghilang nyeri (analgesik).

Tangkai daun berfungsi sebagai pengelat daan akar berkhasiat sebagai pencahar

(laksatif).

D. Pengolahan Hasil dan Pemanfaatan Buah Semu

Potensi lain yang perlu dikembangkan untuk petani jambu mete dan mulai

dirasakan kebutuhan pemecahannya adalah pemanfaatan hasil samping (buah semu)

yang masih merupakan limbah padahal mempunyai nilai ekonomis dan nilai gizi yang

Page 11: Jambu Mete

cukup tinggi. Potensi ini dapat diolah menjadi produk-produk yang dapat dijual ke

pasar sehingga dapat meningkatkan pendapatan dalam usahatani jambu mete.

Diantara beberapa hasil olahan buah semu jambu mete, mungkin yang cukup mudah

untuk dikembangkan oleh usaha kecil di pedesaan adalah abon buah dan dodol buah.

Nilai ekonomi tertinggi dari jambu mete sampai saat ini masih terletak pada kacang

mete, namun tingginya harga sangat ditentukan oleh mutu khususnya warna, rasa dan

presentase kacang pecah serta ukuran per kg. Karena itu karakterisasi kacang mete

memegang peranan penting. Disamping rendemen, bentuk, bobot, warna dan rasanya

juga keutuhan kacang hasil pengkacipan menentukan kualitas kacang mete. Industri

jambu mete lebih diarahkan pada keperluan produk-produk pangan, antara lain

kacang mete, es krim, campuran kue-kue kering dan permen coklat. Kacang mete

sebagai bahan baku industri makanan mempunyai posisi yang superior dibandingkan

dengan komoditas lainnya yang sejenis, seperti kacang tanah, almond, hazelnut dan

walnut. Kondisi yang demikian memberikan peluang yang cukup besar untuk

meningkatkan pangsa pasar di dalam negeri maupun untuk ekspor (Sukmadinata,

1996). Sedangkan buah semu dapat digunakan dalam pembuatan sari buah, sirup,

anggur, cuka makanan, jelly, selai (jam) dan lain-lain (Sumangat, et al, 1990).

Selain hasil utama berupa gelondong mete juga terdapat hasil samping berupa

limbah yaitu buah semu jambu mete. Total berat buah semu yang dihasilkan dari

tanaman jambu mete mencapai 5-10 kali lebih tinggi daripada bijinya.(Sumangat., et

al, 1996). Buah semu jambu mete sebagian besar belum dimanfaatkan optimal.

Bahkan di beberapa daerah umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar dan produk

olahan tradisional (Sumangat, et al., 1993). Dari buah semu jambu mete dapat dibuat

berbagai produk olahan berupa manisan buah kering, abon dan dodol buah

(Sumangat, et al., 1990).

1. Pengolahan Buah Semu Jambu Mete

Page 12: Jambu Mete

Dilihat dari segi komposisi kimia dan nilai gizinya menunjukkan bahwa buah

semu jambu mete mempunyai arti yang penting. Dalam jambu mete cukup

mengandung karbohidrat sebagian besar terdiri dari gula reduksi bervariasi 6,7 -

10,6%. Buahnya bersifat ”juicy” banyak mengandung air. Sari buahnya mempunyai

kadar asam 0,35% sebagai asam malat. Kadar vitamin C menunjukkan nilai yang

cukup bervariasi antara 147-372 mg, mencapai 5 kali lebih besar dibanding buah

jeruk. Kadar proteinnya sebanding dengan buah jeruk dan mangga, tapi lebih tinggi

dari buah pepaya dan nanas yaitu antara 0,1-0,8 g dalam 100 g bahan (Muljohardjo,

1990).

Pemanfaatan buah semu jambu mete menjadi produk abon menjadi salah satu

alternatif yang dapat dikembangkan mengingat bahan mentah yang digunakan mudah

diperoleh. Abon dipilih karena produk ini dianggap sebagai produk yang cukup

dikenal masyarakat, mudah pembuatannya dan mempunyai peluang pasar yang cukup

besar. Abon daging kambing atau abon ikan menjadi makanan yang digemari

masyarakat, namun karena harganya yang cukup mahal membuat masyarakat sangat

jarang dapat menikmati abon. Sehingga abon dari buah semu jambu mete dapat

menjadi alternatif makanan yang mudah didapat terutama pada desa sentra produksi

jambu mete.

2. Pengolahan Gelondong Mete

Gelondong sebagai buah sejati pada tanaman jambu mete berbentuk ginjal,

berwarna abu-abu hingga coklat tua. Panjang gelondong 1,9 – 5,3 cm dan lebar 1,4 –

3,2 cm dan tebal 0,8 – 2,30 dengan bobot berkisar antara 3 – 20 g/butir (Hadad dan

Zaubin, 2002). Untuk mendapatkan biji mete yang utuh diperlukan penanganan lebih

lanjut, yaitu memisahkan biji mete dari kulit luar yang melindunginya (gelondong

mete) dengan alat kacip dan pengupasan kulit ari. Proses pengacipan merupakan

proses kritis yang sangat menentukan kualitas mete. Salah satu faktor yang

Page 13: Jambu Mete

menentukan kualitas mete yaitu bentuk biji mete yang utuh atau tidak terbelah.

Sehingga pada proses pengacipan diperlukan keahlian agar biji dalam gelondong

tidak terbelah. Proses pengupasan kulit ari didahului dengan pengukusan atau

pemanasan biji mete agar kulit ari menjadi kering dan mudah dikupas hanya dengan

menggunakan tangan.

Pengupasan kulit ari merupakan proses yang mudah hanya saja memerlukan

kehati-hatian agar saat pengupasan tidak menyebabkan belahnya biji mete. Kegiatan

pengamatan pengolahan gelondong mete dilakukan di beberapa rumah tangga

pengolah gelondong mete di Desa Liabalano Kecamatan Kontunaga. Proses

pengacipan gelondong mete ini umumnya dilakukan oleh para wanita baik dewasa

maupun anak-anak. Sedangkan pengupasan kulit ari biasanya dilakukan oleh anak-

anak baik laki-laki maupun perempuan. Dalam pengolahan gelondong mete diamati

proses pengacipan yang meliputi waktu pengacipan 1 kg gelondong mete, jumlah biji

utuh dan biji belah yang 15 dihasilkan. Rendemen biji mete didapatkan dari

perbandingan berat biji mete yang dihasilkan dengan berat gelondong mete awal.

Hasil pengamatan kegiatan pengolahan gelondong mete menunjukkan bahwa rata-rata

pekerja pengacipan dapat membelah 1 kg gelondong mete dalam waktu 25 menit.

Proses pengacipan itu rata-rata dapat menghasilkan 86,47% biji mete utuh dan 8,82%

biji mete pecah dan sisanya merupakan gelondong mete yang hampa. Hasil ini masih

dapat ditingkatkan lagi apabila pekerja dilatih lebih intensif. Rendemen dari proses

pengolahan gelondong mete ini rata-rata sebesar 27,85%. Hal ini berarti pengolahan

gelondong yang dilakukan sudah cukup baik, karena didapat biji mete ¼ bagian dari

gelondong mete. Dengan rendemen seperti ini, pengolah gelondong mete mempunyai

keuntungan yang cukup, dalam hal ini tidak mengalami kerugian.

3. Pengolahan Sirup Buah Jambu Mete

Page 14: Jambu Mete

Buah semu jambu mete dapat diolah menjadi aneka produk minuman segar,

misalnya sari buah, anggur jambu mete, minuman beralkohol, sirup buah, limunade

(minuman ber CO2), cuka makanan, selai atau jelly, jam, manisan, acar, lauk pauk

(abon, pepesan, sayur), sambal dan lain-lain. Sedangkan ampasnya dapat

dimanfaatkan untuk pakan ternak atau kompos.Sirup buah semu jambu bermanfaat

sebagai sajian minuman segar yang cukup mangandung vitamin C.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sirup buah jambu mete

diuraikan sebagai berikut:

a) Buah.

Sebagai bahan utama sirup buah jamu mete adalah bagian buah semu jambu

mete. Keadaan buah yang digunakan sebagai bahan bakunya, sangat

menentukan pembuatan sirup jambu mete. Buah yang digunakan dalam

pembuatan sirup jambu mete harus berada dalam keadaan cukup matang dan

segar. Buah semu jambu mete yang dapat digunakan sebagai bahan baku sirup

jambu mete adalah :

a) Buah semu jambu mete sudah tua (warna tua merah dan mengkilat)

b) Sudah matang (lunak)

c) Belum mulai membusuk

d) Bau harum

e) Tidak cacat fisik ( pecah atau diserang hama)

b) Gula

Gula dipergunakan sebagai pemanis, memiliki peran yang besar pada

penampakan dan cita rasa sirup yang dihasilkan. Disamping itu, gula juga

bertindak sebagai pengikat komponen flavor. Pemanis yang paling umum

digunakan dalam pembuatan sirup yang dalam kehidupan sehari dikenal

sebagai gula pasir.

c) Asam Sitrat

Page 15: Jambu Mete

Asam sitrat termasuk dalam golongan flavor enhancer atau bahan pemicu rasa.

Bahan pemicu rasa merupakan bahan tambahan yang diberikan pada suatu

produk pangan untuk memberikan nilai lebih pada rasa, sesuai dengan

karateristik produk pangan yang dihasilkan. Biasanya, bahan pemicu rasa

hanya ditambahkan dalam jumlah kecil. Asam sitrat sebagai bahan pemicu

rasa, banyak digunakan dalam industri, terutama industri makanan karena

memiliki tingkat kelarutan yang tinggi, memberikan rasa asam yang enak dan

tidak bersifat racun. Di dalam pembuatan sirup , asam sitrat digunakan untuk

mengatur pH, terutama yang menggunakan buah-buahan dengan tingkat

keasaman yang rendah sehingga tidak cukup untuk menghasilkan pH seperti

yang diinginkan. Penggunaan asam sitrat juga berfungsi untuk memberikan

rasa dan aroma yang khas pada sirup, meningkat flavor ( mengimbangi rasa

manis), serta memperpanjang umur simpan ( mengawetkan ) sirup tersebut.

Umumnya penambahan asam sitrat dilakukan hingga pH sari buah yang

dihasilkan mencapai ± 4,5 yaitu pH yang diinginkan untuk sari buah . Namum,

sari buah yang telah cukup asam, tidak perlu ditambah asam sitrat.

d) Pewarna.

Pewarna ditambahkan ke dalam minuman atau sirup buah karena beberapa

alasan, diantranya adalah untuk memperbaiki warna aslinya, untuk memperoleh

warna standar, dan untuk menarik konsumen. Pada umumnya, pewarna yang

ditambahkan ke dalam sirup adalah berupa pewarna sintetik. Adapun pewarna

yang digunakan antara lain adalah sunset yellow FCF, tartrazine dan karamel .

e) Bahan Pengawet

Fungsi utama dari penggunaan bahan pengawet adalah untuk mencegah

pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan sehingga masa simpan

makanan atau minuman dapat diperpanjang. Penggunaan bahan pengawet

kimia mempunyai beberap keuntungan, antara lain yaitu makanan atau

Page 16: Jambu Mete

minuman dapat tetap awet meskipun disimpan pada suhu kamar. Namun

apabila sirup buah yang dibuat hanya sedikit dan lansung dikonsumsi, tidak

perlu ditambah dengan bahan pengawet. Bahan pengawet yang paling umum

digunakan untuk sari buah adalah natrium benzoat. Natrium benzoat memiliki

bentuk kristal putih, rasa manis dan kadang-kadang sepet. Garam natium

benzoat ini lebih mudah larut dalam air dari pada asam benzoat. Dalam

pembuatan sirup buah, natrium benzoat dingunakan dengan dosis antara 0,05 %

– 0,1 %. Penggunaan natrium benzoat pada kadar tersebut relatif tidak

mempengaruhi rasa dan aroma sirup buah.

f) Bahan Penstabil

Merupakan suatu zat dapat berfungsi menstabilkan, mengentalkan atau

merekatkan suatu makanan yang campur dengan air, sehingga dapat menbentuk

cairan dengan kekentalan yang stabil dan homogen pada waktu yang relatif

lama. Adapaun pencegah tersebut dapat dilakukan dengan pemanbahan bahan

penstabil yaitu : Gum arab 5 – 10 g /liter, Gelatin 5 – 10 g /liter, Karagenan

5g/liter, Agar-agar 5 – 10 g /liter.

4. Minyak Kulit Biji Jambu Mete sebagai Perekat Kayu

Selama ini ekspor jambu mete Indonesia lebih banyak dalam bentuk

glondongan dibandingkan dalam bentuk kupasan. Padahal harga jual mete

glondongan jauh lebih murah dibandingkan kupasan mete kupasan. Di sisi lain

salah satu limbah industri pengolahan jambu mete adalah kulit biji jambu mete

yang ternyata kandungan minyaknya cukup tinggi sekitar 20-30%. Minyak ini

yang ditemukan, antara biji mantel (atau pericarp) dan kacang-kacangan, disebut

Cashew Nut Shell Liquid (CNSL). Ini bukanlah trigliserida dan mengandung

proporsi yang tinggi dari senyawa fenolik. Hal ini digunakan dalam industri

sebagai bahan baku untuk senyawa kanvas, sebagai agen pemeriksaan air, bahan

pengawet dan dalam pembuatan cat dan plastic (Akinhanmi, 2008)

Page 17: Jambu Mete

“Cairan ini sumber fenol alami yang potensial sebagai pengganti

fenol dari bahan baku minyak bumi,â€Â. Fenol adalah bahan baku perekat

fenol formaldehid yang merupakan perekat yang banyak dipergunakan pada

industri pengolahan kayu. Jadi, dengan penelitian mengenai minyak kulit biji

jambu mete (Cashew Nut Shell Liquid/CNSL) akan banyak memberikan banyak

keuntungan, antara lain mendorong industri jambu mete di Indonesia untuk

mengekspor biji mete kupasan dan bukan glondongan sehingga akan banyak

memberikan financial. “Selain itu juga akan mendorong tumbuhnya

industri pengolahan kulit biji jambu mete untuk menghasilkan CNSL,â€Â

dalam pengolahan Cashew Nut Shell Liquid (CNSL) untuk diperoleh perekat

100% terbarukan tanpa perlu dicampur dengan fenol formaldehid.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Jambu Monyet (ANACARDIUM OCCIDENTALE) termasuk tumbuhan yang

berkeping biji dua. Dalam budidaya tanaman jambu mete harus memperhatikan faktor

iklim dan tanah. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya seperti temperature,

curah hujan, kelembaban udara, dan sinar matahari.

Komposisi kulit jambu mete (shell) mengandung minyak sekitar 50% yang

dikenal dengan Cashew Nut Shell Liquid ( CNSL ). Komponen minyak jambu mete

terdiri dari asam anacardic sekitar 90% dan minyak cardol sebesar 10%. Biji jambu

mete (kernel) mengandung minyak sekitar 47%.

Jambu mete merupakan tanaman multimanfaat, artinya semua aspek dari

tanaman ini sangat berguna dari akar, batang, daun, dan buahnya. Kulit buahnya

berwarna abu-abu dan berguna sebagai obat. Kulit buah yang telah ditumbuk halus

dipersiapkan sebagai obat bubuk.

Page 18: Jambu Mete

Cairan kulit kayu ini dapat digunakan untuk bahan tinta,bahan pencelup, atau

bahan pewarna. Selain itu, kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat

kumur atau obat sariawan. Kulit buahnya memilki khasiat sebagai pencahar, astringen

dan memacu aktivitas enzim pencernaan (alteratif) sehingga sangat bagus untuk

pencernaan. Akarnya dipakai sebagai obat mencret. Daun Jambu mete yang masih

muda dimanfaatkan sebagai lalap sedangkan daun yang sudah tua dapat dipakai sebagai

obat Iuar untuk mengobati penyakit kulit dan luka bakar. Biji berkhasiat sebagai

pelembut kulit dan penghilang nyeri. Tangkai daun berfungsi sebagai pengelat daan

akar berkhasiat sebagai pencahar.

Buah mete dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam bahan olahan pangan

seperti Pemanfaatan buah semu jambu mete menjadi produk abon, Pengolahan

Gelondong Mete menjadi kacang mete, dan juga Pengolahan Sirup Buah Jambu Mete

menjadi aneka produk minuman segar, misalnya sari buah, anggur jambu mete,

minuman beralkohol, sirup buah, limunade (minuman ber CO2), cuka makanan, selai

atau jelly, jam, manisan, acar, lauk pauk (abon, pepesan, sayur), sambal dan lain-lain.

Page 19: Jambu Mete

LAMPIRAN

Jambu Mete

Page 20: Jambu Mete

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Manfaat jambu mete. http://www.wonosari.com/medis-f6/faq-

manfaat-jambu-monyet-t3594.htm. diakses pada hari Sabtu 6 november 2010.

Anonim, 2010. Mendulang Rupiah Melalui Budidaya Jambu Mete (Anacardium

occidentale L). http://www.bpdas-jeneberang.net. diakses pada hari Sabtu 6

november 2010.

Anonim, 2010. Jambu mete. http://www.mail archive.com/agromania diakses pada

hari Sabtu 6 november 2010.

Anonim, 2010. Jambu mete . http://paeransmkn1kutim.blogspot.com/2008/10/jambu-

mete.html. diakses pada hari Sabtu 6 november 2010.

Anonim. 2010.Jambu Mete, Dicari dan Dibuang.

http://rinrinjamrianti.multiply.com/journal/item/193 diakses pada hari Sabtu 6

november 2010.

Akinhanmi, T. F.. 2008. Chemical Composition and Physicochemical Properties Of

Cashew nut (Anacardiumoccidentale) Oil and Cashew nut Shell Liquid. Journal

of agricultural, food and environmental, Vol 2, issue 1,2008. University of

Agriculture, Abeokuta, Nigeria

FRED R. RICKSON. 1998.THE CASHEW NUT, ANACARDIUM OCCIDENTALE

(ANACARDIACEAE), AND ITS PERENNIAL ASSOCIATION WITH ANTS:

EXTRAFLORAL NECTARY LOCATION AND THE POTENTIAL FOR ANT

DEFENSE. American Journal of Botany 85(6): 835–849. 1998. Department of

Botany, Oregon State University,

Kemala Farida, Mutia.2009..mkf-poenya.blog.friendster.com. diakses pada sabtu 6

November 2010.