jaminan hari tua taspen
DESCRIPTION
jaminan hari tuaTRANSCRIPT
ASURANSI KESEHATAN
JAMINAN HARI TUA
KELOMPOK 3NUR QALBY
ANDI TRI WANGI
YAYUK FEBRIANTI
ANDI ATIRA
LAURA.C.C.HUTABARAT
MOH.REZA
NILUH KONIS
M.ARDIANSYAH
MOH.MUNIF
TITIN RESTIANI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang
diselenggarakan oleh negara guna menjamin warga negaranya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi
PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952.
Utamanya adalah sebuah bidang dari kesejahteraan sosial yang
memperhatikan perlindungan sosial, atau perlindungan terhadap kondisi yang
diketahui sosial, termasuk kemiskinan, usia lanjut, kecacatan, pengangguran,
keluarga dan anak-anak, dan lain-lain.
Semua orang mendambakan masa tua yang sejahtera dan menyenangkan.
Pola pikir ini terpatri mendalam di benak sanubari setiap individu, sehingga
hampir setiap individu untuk berusaha meningkatkan penghasilannya dengan
berbagai cara agar dapat menyisihkan atau menginvestasikan penghasilannya
untuk kesejahteraan di masa datang. Berbagai cara dan metode dilakukan
setiap individu dalam menghadapi masa pensiunnya, salah satunya dengan
melalui dana pensiun. Secara umum semua keluarga memiliki keinginan untuk
mempersiapkan masa pensiun, tetapi seringkali tidak memahami fungsi dan
manfaatnya. Kondisi ini akan menyulitkan dalam merencanakan dan
melaksanakannya tetapi juga sulit mencapai dengan cara yang efektif dan
efisien.
Jaminan hari tua dalam bentuk Program Dana Pensiun pada dasarnya
memiliki 3 fungsi utama, yaitu fungsi asuransi, fungsi tabungan dan fungsi
pensiun. Program ini memiliki fungsi asuransi karena memberikan jaminan
kepada peserta untuk mengatasi risiko kehilangan pendapatan yang
disebabkan oleh kematian atau usia pensiun. Pada umumnya penyelenggara
Program Pensiun selalu menerapkan prinsip kebersamaan seperti halnya
program asuransi. Sehingga, bila peserta program pensiun mengalami
musibah, baik cacat ataupun meninggal dunia, yang mengakibatkan
terputusnya pendapatan sebelum memasuki masa pensiun, maka kepada
peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang dijanjikan atas beban
Dana Pensiun.
Selain itu, program pensiun memiliki fungsi tabungan, karena selama
masa program peserta diwajibkan untuk membayar iuran secara periodik.
Progran pensiun bertugas untuk mengumpulkan dan mengembangkan dana
yang merupakan dana terakumulasi dari iuran peserta, yang diperlakukan
seperti program tabungan di Bank. Selanjutnya iuran tersebut akan dikelola
dan dikembangkan, sehinga pada saat pensiun atau di akhir masa program,
dana yang terkumpul akan digunakan untuk membayar manfaat pensiun
peserta. Jumlah manfaat yang akan diterima oleh setiap peserta bergantung
pada akumulasi dana yang disetor dan hasil pengembangan dari iuran tersebut.
Semakin panjang waktu kepesertaan akan semakin meningkatkan jumlah dana
setoran iuran peserta, sehingga akan meningkatkan akumulasi jumlah
tabungannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, ialah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan program Jaminan Hari Tua (JHT)?
2. Bagaimana Pelaksanaan Jaminan Hari Tua PT.TASPEN (PERSERO)?
3. Bagaimana Permasalahan Jaminan Hari Tua PT.TASPEN (PERSERO)?
4. Apa solusi permasalahan di Jaminan Hari Tua PT.TASPEN (PERSERO)?
1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, ialah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui program Jaminan Hari Tua.
2. Untuk mengetahui Pelaksanaan Jaminan Hari Tua di PT.TASPEN
(PERSERO).
3. Untuk mengetahui Permasalahan Jaminan Hari Tua di PT.TASPEN
(PERSERO).
4. Untuk mengetahui solusi permasalahan di Jaminan Hari Tua PT.TASPEN
(PERSERO).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Program Jaminan Hari Tua
Program Jaminan Hari Tua disingkat Program JHT, adalah program
jangka panjang yang diberikan secara sekaligus sebelum peserta memasuki
masa pensiun, bisa diterimakan kepada janda/duda, anak atau ahli waris
peserta yang sah apabila peserta meninggal dunia.
2.1.1 Karakteristik
Menurut UU RI No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional :
1. Program JHT Diselenggarakan secara nasional berdasarkan
prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib. Prinsip asuransi sosial
didasarkan pada mekanisme asuransi dengan pembayaran iuran
antara pekerja dan pemberi kerja, sedangkan prinsip tabungan
wajib didasarkan pada pertimbangan bahwa manfaat jaminan hari
tua berasal dari akumulasi iuran dan hasil pengembangannya.
2. Tujuan penyelenggaraan adalah untuk menjamin agar peserta
menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami
cacat total tetap, atau meninggal dunia.
3. Kepesertaan perorangan.
4. Manfaat berupa uang tunai dibayarkan sekaligus saat peserta
memasuki usia pensiun, meninggal dunia atau mengalami cacat
total tetap.
2.1.2 Kelembagaan
1. Program jaminan hari tua diselenggarakan oleh badan
penyelenggara jaminan sosial yang dibentuk dengan Undang-
Undang (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 5 ayat 1).
2. Organisasi, fungsi dan hubungan antar kelembagaan masih
menunggu penetapan RUU BPJS.
2.1.3 Mekanisme Penyelenggaraan
Menurut UU RI No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional :
2.1.3.1 Kepesertaan
Peserta jaminan hari tua adalah seseorang yang telah
membayar iuran.
2.1.3.2 Iuran
1. Bagi pekerja penerima upah, iuran proporsional terhadap
upah atau penghasilan dan iuran ditanggung bersama oleh
pemberi kerja dan pekerja.
2. Bagi pekerja tidak menerima upah, besar iuran dalam
jumlah nominal dan ditetapkan oleh Pemerintah, ketentuan
lanjut mengenai iuran menunggu Peraturan Pemerintah.
2.1.3.3 Manfaat dan Pemberian Manfaat
1. Manfaat berupa uang tunai.
2. Besar manfaat adalah seluruh akumulasi iuran yang telah
disetorkan ditambah hasil pengembangannya.
3. Pembayaran manfaat:
o Dibayarkan sekaligus saat peserta memasuki usia
pensiun, meninggal dunia atau mengalami cacat total
tetap.
o Dapat diberikan sebagian setelah kepesertaan
mencapai minimal 10 tahun.
o Apabila peserta meninggal dunia, ahli warisnya
yang sah berhak menerima manfaat jaminan hari tua
2.1.4 Peraturan Pelaksanaan
UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN mendelegasikan 2
aspek teknis penyelenggaraan program jaminan hari tua untuk diatur
dalam Peraturan Pemerintah. Kedua aspek teknis tersebut adalah: 1)
iuran, dan 2) manfaat.
2.1.4.1 Iuran
Ketentuan tentang iuran jaminan hari tua yang
didelegasikan untuk diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah mencakup:
1. Presentase upah untuk penetapan besaran nominal iuran
bagi peserta penerima upah.
2. Jumlah nominal iuran jaminan hari tua bagi peserta yang
tidak menerima upah.
2.1.4.2 Manfaat
Ketentuan tentang iuran jaminan hari tua yang
didelegasikan untuk diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah mencakup:
1. Pembayaran manfaat sebagian.
2. Ahli waris penerima manfaat.
2.2 Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua di PT. TASPEN (PERSERO)
2.2.1Sejarah Singkat Perusahaan
PT. DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI
NEGERI atau yang lebih dikenal oleh masyarakat peserta yaitu PT.
TASPEN (PERSERO) adalah suatu Badan Hukum Milik Negara yang
mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola Asuransi
Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun Tabungan Hari
Tua.
PT. TASPEN (PERSERO) didirikan berdasarkan hasil konferensi
di Jakarta pada tanggal 25-26 Juli 1960 yang diikuti oleh seluruh kepala
urusan kepegawaian dari seluruh departemen yang ada di Indonesia.
Dalam konferensi tersebut, para peserta menyadari bahwa Pegawai
Negeri Sipil (PNS) adalah sebagai Unsur Aparatur Negara dan Abdi
Masyarakat dipandang penting dalam melaksanakan tugas- tugas
pemerintah guna tercapainya pembangunan nasional. Oleh karenanya
ketenangan dalam bekerja merupakan salah satu faktor keberhasilan
dalam melaksanakan tugas tugasnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam konferensi telah
membahas konsep perlunya dibentuk suatu badan yang dapat
memberikan jaminan sosial bagi PNS beserta keluarganya. Sebagai
hasil dari konferensi tersebut telah dituangkan ke dalam Keputusan
Menteri Pertama RI No. 380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960, yang
antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial sebagai
bekal bagi pegawai negeri dan keluarganya disaat mengakhiri
pengabdiannya kepada negara. Selanjutnya berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.15 tahun 1963 pada tanggal 17 April 1963 dibentuklah
badan yang diberi nama Perusahaan Negara Dana Tabungan dan
Asuransi Pegawai Negeri atau PN. TASPEN yang memiliki kantor di
JL. Merdeka No.64 Bandung.
Dalam perjalanannya, PN. TASPEN mengalami peningkatan
kinerja yang sangat baik, karena dipandang perlu oleh pemerintah untuk
dilakukan penyesuaian bentuk Badan Hukum, sehingga pada tanggal 18
November 1970 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 794/MK/IV/1970 PN. TASPEN berubah menjadi
PERUM TASPEN. Terakhir mengingat fungsi dan tugas TASPEN yang
semakin strategis untuk mendukung tercapainya pembangunan
nasional, khususnya dunia perasuransian dan perekonomian nasional,
maka berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26/1981 tanggal 30 Juli
1981 PERUM TASPEN berubah status Badan Hukum menjadi PT.
TASPEN (PERSERO) yang kantor pusatnya beralamat di Jl. Letjend.
Soeprapto-Cempaka Putih Jakarta Pusat.
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1981 tentang Asuransi
Sosial PNS maka lingkip usaha PT. TASPEN terdiri dari Program
Tabungan Hari Tua (THT) dan Pensiun. Program THT telah
dilaksanakan sejak pendirian TASPEN. Sedangkan untuk Program
Pembayaran Pensiun PNS yang semula diselenggarakan oleh Dirjen
Anggaran telah dialihkan kepada PT. TASPEN (PERSERO) secara
bertahap sejak tahun 1987. Penyelenggaraan pembayaran Program
Pensiun secara nasional dilakukan sejak tahun 1990.
2.2.2 Visi dan Misi PT. TASPEN (PERSERO)
2.2.2.1 Visi
Menjadi pengelola dana Pensiun dan THT serta jaminan
sosial lainnya yang terpercaya.
2.2.2.2 Misi
Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik
bagi peserta dan stakeholder lainnya secara profesional dan
akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi.
PT. TASPEN (PERSERO) berusaha melaksanakan visi dan misi
tersebut secara baik dan konsisten.
Selain itu PT. TASPEN (PERSERO) dalam hubungannya dengan
para peserta dan stakeholder, memiliki pedoman atau acuan dalam
bertindak melayani peserta. Adapun hal tersebut disebutkan dalam 5
nilai utama PT. TASPEN (PERSERO) yaitu:
a. Tumbuh
1. Menumbuh kembangkan perusahaan sesuai dengan visi dan misi
TASPEN.
2. Mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntutan perubahan
yang menjadi baik karena tuntutan lingkungan internal dan
eksternal.
3. Berpikir positif dan konstruktif serta bertindak produktif tanpa
keinginan untuk berbuat yang kontra produktif.
4. Senantiasa meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada
peserta.
b. Etika
1. Menjunjung standar etika yang tinggi dalam berinteraksi antar
sesama rekan kerja maupun dalam memberikan kepada peserta.
2. Ramah dan rendah hati.
3. Menjaga rahasia dan citra perusahaan.
4. Menghargai dan menghormati sesama rekan kerja maupun
peserta.
c. Profesional
1. Mengatakan yang salah itu salah dan yang benar itu benar.
2. Mengerjakan dan mengelola pekerjaannya serta melayani
perserta TASPEN dengan tepat.
3. Menyelesaikan setiap masalah dengan memberikan solusi yang
tepat berdasarkan kompetensinya.
4. Mampu melaksanakan komunikasi lisan maupun tertulis secara
baik dan benar.
d. Akuntabilitas
1. Setiap pekerjaan dapat ditelusuri prosesnya berdasarkan sistem
dan prosedur kerja.
2. Dapat dipercaya.
3. Bertanggung jawab dan tidak melemparkan kesalahannya
kepada orang lain.
4. Tuntas dalam melaksanakan semua pekerjaan dan tugasnya
secara baik dan benar.
e. Integritas
1. Jujur (tidak bohong).
2. Konsisten dengan apa yang diucapkan dan apa yang dijalankan.
3. Disiplin dan taat dengan semua ketentuan dan peraturan
TASPEN.
4. Dedikasi kepada tugas dan kewajiban serta loyal kepada
TASPEN sebagai perusahaan pengelola Dana Pensiun dan THT.
2.2.3 Program Tabungan Hari Tua (THT)
Program Tabungan Hari Tua (THT) adalah suatu Program
Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia Pensiun ditambah
dengan Asuransi Kematian.
2.2.3.1 Asuransi Dwiguna
Asuransi Dwiguna adalah jenis asuransi yang memberikan
jaminan keuangan bagi peserta pada saat mencapai usia pensiun
ataupun bagi ahli warisnya pada saat peserta meninggal dunia
sebelum mencapai usia pensiun.
Para peserta Program Asuransi Dwiguna juga memperoleh
Asuransi Kematian tanpa harus menambah iuaran. Program
Asuransi Kematian adalah suatu jenis asuransi yang
memberikan jaminan keuangan kepada peserta apabila
istri/suami/anak meninggal dunia atau kepada ahli waris peserta
apabila peserta meninggal dunia. Jadi asuransi kematian
merupakan asuransi jiwa seumur hidup bagi Pegawai Negeri
Sipil dan istri atau suami, kecuali bagi janda/ duda Pegawai
Negeri Sipil dan istri atau suami, yang menikah lagi. Sedangkan
bagi anak asuransi kematian merupakan asuransi yang berjangka
yang belum mencapai usia 21 tahun atau 25 tahun bagi yang
sudah menikah dan masih belajar secara formal.
Selain itu bagi peserta yang berhenti bekerja sebelum
mencapai usia pensiun atau bukan karena menginggal dunia
akan memperoleh pembayaran sekaligus dalam bentuk Asuransi
Nilai Tunai.
Setiap peserta Program Asuransi Dwiguna diwajibkan
membayar iuran sebesar 3.25% dari penghasilan sebulan (gaji,
tunjangan istri dan tunjangan anak) kepada PT. TASPEN
(PERSERO).
2.2.3.2 Peserta Program Tabungan Hari Tua
1. Pegawai Negeri Sipil, kecuali Pegawai Negeri Sipil
Departemen Hankam
2. Pejabat Negara
3. Pegawai BUMN/BUMD
2.2.3.3 Asuransi Multiguna Sejahtera
Program Asuransi Multiguna Sejahtera adalah
pengembangan dari Asuransi Dwiguna dengan penambahan
manfaat bagi peserta berupa manfaat berkala, disamping
manfaat THT dan manfaat nilai tunai. Besarnya manfaat berkala
disesuaikan dengan kemampuan masing- masing peserta.
Program ini telah diikuti oleh pegawai beberapa
BUMN/BUMD.
2.2.3.4 Asuransi Ekaguna Sejahtera
Program Asuransi Ekaguna Sejahtera menawarkan
manfaat THT saja kepada peserta yang ingin membatasi
kewajiban iurannya. Program ini juga telah diikuti oleh pegawai
beberapa BUMN/BUMD.
2.2.4 Prosedur Pembayaran Pensiun
Prosedur pemberian pensiun adalah langkah- langkah yang harus
dilakukan oleh nasabah Taspen untuk mengambil uang pensiunnya.
Dalam hal ini terdapat tiga cara pengambilan uang pensiun dalam
Taspen, yaitu: secara langsung (datang ke PT. TASPEN (PERSERO),
transfer via bank (bank- bank yang bekerja sama dengan Taspen), via
cek pos. Dalam pemberian pensiun secara langsung ada syarat- syarat
yang ahrus dipenuhi terlebih dahulu, diantaranya:
2.2.4.1 Mengisi formulir
Peserta pensiun akan diberikan beberapa lembar formulir
untuk diisi, yaitu:
1. SP4A ( Surat Pernyataan Pembayaran Pensiun Pertama)
model formulir A.
2. SP3R ( Surat Pernyataan Pembayaran Pensiun Rekening).
2.2.4.2 Melampirkan
Setelah mengisi formulir yang diberikan, para peserta
pensiun diwajibkan mengembalikan formulir tersebut dengan
melampirkan:
1. Asli tembusan SK Pensiun ber-pas photo.
2. Asli & lembar II SKPP definitif dari Pemda.
3. Fotocopy SK capeg dilegalisir instantsi.
4. Fotocopy karpeg dan KPT ( Kartu Peserta Taspen).
5. Pas photo pemohon terbaru ukuran 3 x 4 cm, 3 (tiga)
lembar.
6. Pas photo istri/ suami terbaru ukuran 3 x 4 cm, 1 (satu)
lembar.
7. Asli surat keterangan masih sekolah/ kuliah terbaru untuk
anak berusia 21 s/d 25 tahun.
8. Fotocopy KTP pemohon.
9. Surat keterangan penghasilan apabila istri/ suami pegawai
negeri/ pensiunan.
10. Fotocopy nomor rekening bank atas nama sendiri sesuai
pensiun apabila pembayaran melalui bank.
2.2.4.3 Membawa SK asli pensiun.
Peserta pensiun wajib membawa SK asli pensiun dari
instansi tempat dia bekerja sebagai bukti otentik bahwa yang
bersangkutan memang benar- benar telah pensiun.
2.2.4.4 Pengajuan berkas rangkap 2 (dua)
Berkas- berkas yang telah dilengkapi wajib dibuat rangkap
2 (dua) sebagai dokumentasi bagi pihak peserta yang
bersangkutan maupun bagi pihak PT. TASPEN (PERSERO).
Setelah peserta melengkapi dokumen- dokumen tersebut,
maka peserta pensiun dapat langsung mengambil pensiunnya
dengan cara:
1. Menuju bagian customer service, karena pada bagian ini
kelengkapan dokumen akan diperiksa dan diteliti,
selanjutnya akan dilakukan rekam data, setelah itu baru
dilakukan perhitungan yang kemudian diserahkan ke bagian
verifikasi.
2. Pada bagian verifikasi, berkas yang ada kembali diperiksa
apakah layak untuk ditindak lanjuti atau tidak, jika tidak
akan kembali dilakukan penelitian, jika ya maka berkas
trsebut langsung diserahkan ke bagian otorisator.
3. Setelah ditanda tangani oleh bagian otorisator, maka
pencetakan voucher pembayaran dapat dilakukan.
4. Voucher yang telah dicetak akan ditanda tangani pada
bagian pengesahan.
5. Setelah disahkan voucher tersebut diberikan kepada bagian
kasir, yang selanjutnya akan dibayarkan ke peserta pensiun.
2.2.4.5 Kewajiban Peserta Pensiun
Beberapa kewajiban bagi para peserta program pensiun,
diantaranya:
1. Membayar iuran sebesar 4,75 % dari penghasilan (aktif)
2. Menyampaikan data kepesertaan & keluarganya
3. Menyampaikan data mutasi apabila:
a. isteri / suami meninggal dunia atau cerai / kawin lagi
b. anak usia tertunjang meninggal dunia / kawin / bekerja
4. Perubahan alamat / tempat tinggal.
5. Mengisi formulir DPCP (Daftar Perseorangan Calon
Pensiun) melalui instansi untuk proses penerbitan SK
Pensiun oleh BKN.
2.2.4.6 Hak dan Kewajiban Penerima Pensiun
1. Hak penerima pensiun
a. Mendapatkan Tabungan Hari Tua (THT)
b. Pensiun bulanan
c. Mendapatkan Asuransi Kematian (Askem) apabila
keluarga (Suami/ Isteri/ Anak) mengalami kejasian
meninggal dunia
d. Apabila penerima pensiun meninggal dunia, ahli waris
mendapatkan: Uang Duka Wafat (UDW) dan Asuransi
Kematian (ASKEM), pensiun terusan selama 4 bulan
bagi pensiunan sipil, 6 bulan bagi pensinan ABRI, 12 /
18 bulan bagi pensiunan ABRI yang mendapatkan
Bintang Jasa, dan terhitung bulan selanjutnya mendapat
pensiun Janda / Duda / Anak.
2. Kewajiban penerima pensiun
a. Mengisi dan menyerahkan SPTB (Surat Pengesahan
Tanda Bukti) diri setiap tahun ganjil
b. Menyerahkan Surat Keterangan Sekolah setiap tahun
ajaran baru bagi anak usia 21 s/d 25 tahun, belum
bekerja atau belum menikah.
c. Menyampaikan perubahan data pensiunan dan
keluarganya apabila terjadi perubahan alamat,
kelahiran / kematian, pernikahan / perceraian.
2.2.4.7 Prosedur Pembayaran
Selain beberapa hal di atas, ada pula hal- hal yang perlu
diperhatikan dalam pengajuan klim, diantaranya adalah:
1. Apabila pembayaran dilakukan secara langsung di kantor
Taspen, harus memperlihatkan:
a. Asli Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
b. Asli Surat Keputusan (SK) Pensiun.
2. Apabila pembayaran tidak langsung (transfer), harus
melampirkan fotocopy Buku Rekening Bank yang amsih
aktif, dan nama di buku itu harus sama dengan nama yang
ada di SK Pensiun.
3. Bagi anak yang tertunjang berusia 21 s/d 25 tahun, agar
melampirkan:
a. Surat keterangan sekolah yang msih berlaku sesuai tahun
ajaran dengan catatan yang bersangkutan tidak menerima
beasiswa.
b. Surat keterangan belum menikah/ belum bekerja dari
Lurah/ Kepala Desa.
2.3 Permasalahan Jaminan Hari Tua di PT.TASPEN (PERSERO)
Permasalahan PT.Taspen :
1. Rekening pasif yang tidak di ambil
2. Mitra bayar tidak melakukan layanan kunjungan nasabah
terhadap pensiunan
3. Belum optimalnya penggunaan e-karib bagi para
pensiunan
2.4 Solusi Permasalahan di Jaminan Hari Tua PT.TASPEN (PERSERO)
2.4.1 Perusahaan
1. Melakukan kesepakatan dengan mitra bayar untuk melakukan
pendataan kepada pensiunan yang telah uzur atau sakit
2. Mengembalikan dana rekening pasif kepada nasabah
3. Melakukan evaluasi terkait dengan e-karib
4. Melakukan sosialisasi ketaspenan melalui mobil layanan taspen,
layanan telpon bebas pulsa, dan sosialisasi otentifikasi
2.5.1 Mahasiswa
1. Mitra bayar lebih aktif melakukan kunjungan kepada pensiunan
untuk melakukan otentifikasi
2. PT. TASPEN dan mitra bayar lebih aktif dalam melakukan
sosialisasi ketaspenan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik pada makalah ini, ialah sebagai
berikut:
1. Program Jaminan Hari Tua disingkat Program JHT, adalah
program jangka panjang yang diberikan secara sekaligus sebelum peserta
memasuki masa pensiun, bisa diterimakan kepada janda/duda, anak atau
ahli waris peserta yang sah apabila peserta meninggal dunia.
2. Program Tabungan Hari Tua (THT) adalah suatu Program
Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia Pensiun ditambah dengan
Asuransi Kematian. Prosedur pemberian pensiun adalah langkah- langkah
yang harus dilakukan oleh nasabah Taspen untuk mengambil uang
pensiunnya. Dalam hal ini terdapat tiga cara pengambilan uang pensiun
dalam Taspen, yaitu: secara langsung (datang ke PT. TASPEN
(PERSERO), transfer via bank (bank- bank yang bekerja sama dengan
Taspen), via cek pos.
3. Permasalahan di Jaminan Hari Tua ini ialah belum
optimalnya pelayanan dari pekerja TASPEN kepada pensiunan.
4. Solusi dari mahasiswa untuk mengatasi permasalahn di
TASPEN adalah mitra bayar lebih aktif melakukan kunjungan kepada
pensiunan untuk melakukan otentifikasi. Serta PT. TASPEN dan mitra
bayar lebih aktif dalam melakukan sosialisasi ketaspenan.
3.2 Saran
Adapun saran dari kami mahasiswa agar tetap aktif dari pihak TASPEN
untuk berkoordinasi dan komunikasi pada seluruh pensiunan agar
permasalahan dapat terminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :http://www.aamai.or.id dan
http://www.bapepam.go.id/dana-pensiun/edukasi
http//taspen.com
UU RI No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Yogyakarta : OUSTAKA YUSTISIA.