jaminan kepabeanan pada kantor pengawasan dan …eprints.uns.ac.id/7062/1/213641111201107231.pdf ·...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
JAMINAN KEPABEANAN PADA KANTOR PENGAWASAN DAN
PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk melengkapi Tugas-Tugas dan persyaratan guna Mencapai Gelar
Ahli Madya Pada Program D-3 Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
Herwarih Nurhantini F3107066
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
MOTTO
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukuri orang-orang yang melampaui batas”.
(Q.S.Al-Baqarah: 55)
“Kita tidak bisa mengatur MATA ANGIN, namun kita masih bisa
mengarahkannya”
(Penulis)
“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali oleh kaum itu sendiri”.
(Ar ra’du : 11)
“Wanita cantik sholihah melukis kekuatan lewat masalahnya, tersenyum saat
tertekan, tertawa saat hati menangis, memaafkan saat terhina, mempesona karena
mengampuni, mengasihi tanpa pamrih dan bertambah kuat dalam doa dan
harapan”.
(Herwarih Nurhantini)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta, terimakasih atas kasih sayang
dan dukungan yang tidak dapat di nilai dengan
apapun.
2. Saudara-saudaraku dan keluarga yang telah
memberikan motivasi untuk menyelesaikan
Tugas Akhir.
3. Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunianya yang dilimpahkan pada kita semua, yang pada akhirnya
penulis mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir.Penyusunan Tugas Akhir
ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulisan ingin
menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara
langsung dan tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya Tugas Akhir ini,
khususnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Hari Murti, M.si, Ketua Program Program D III Bisnis Internasional
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dwi Prasetyani SE, M.Si , selaku pembimbing yang dengan arif dan kesabaran
telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat, bimbingan hingga
tersusunnya laporan Tugas Akhir ini.
4. Drs. Arwansjah, selaku Kepala Kantor Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta.
5. Ratu Amalia, SE., M.si, selaku Kepala Sub Bagian Umum Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta,
yang telah berkenan membantu dalam menentukan judul laporan Tugas Akhir
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
6. Giantoro, S. Sos, selaku Pembimbing selama kegiatan magang berlangsung di
kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
Surakarta, yang telah berkenan memberikan informasi yang diperlukan untuk
penulisan laporan Tugas Akhir ini.
7. M. Farid Irfan Mahfudz, S. Sos selaku Kepala Sub Bagian Perbendaharaan
dan seluruh staff Sub Bagian Perbendaharaan Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta, yang telah
membantu dalam pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan
laporan Tugas Akhir ini
8. Seluruh staff Sub Bagian Kepegawaian (mbak Dewi Tarani, Bu mudah, Pak
Moh. Joko, mas Wira, Didin Samsudin) Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta
9. Feni Muniaga selaku urusan Rumah Tangga Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta
10. Seluruh staff dan karyawan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe Madya Pabean Surakarta.
11. Seluruh staff dan karyawan Program Diploma D III Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan
administratif kepada penulis.
12. Semua teman-teman Bisnis Internasional 2008 yang secara kompak telah
saling mendukung suksesnya studi kita. Makasih kawan, BI 08 memang TOP
tiada duanya…alhamdulillah yaaa…J
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
13. Sebagian teman-teman Bisnis Internasional 2007 yang sempat mengisi
kehidupan saya dan memberi dukungan saya selama ini. Terimakasih kawan.
14. Teman-teman satu tempat magang Ditya Ayu, Ina Nurani dan Rizki Novi
Tribintang atas kekompakan kita selama magang berlangsung.
15. Seluruh orang-orang terkasih disekitar saya yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, terimakasih atas semua dukungannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.
Surakarta, 27 Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAKSI ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
E. Metode Penelitian .......................................................................... 5
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Tentang Ekspor ................................................... 8
1. Pengertian Ekspor .................................................................... 8
2. Tujuan Ekspor .......................................................................... 8
B. Tinjauan Umum Tentang Impor .................................................... 9
1. Pengertian Impor ...................................................................... 9
2. Tujuan Impor............................................................................ 10
C. Tinjauan Umum Tentang Kepabeanan .......................................... 11
1. Pengertian Kepabeanan ............................................................ 11
2. Pengaturan di Bidang Kepabeanan .......................................... 12
3. Fungsi dan Tugas Pokok Kepabeanan ..................................... 12
4. Istilah Bidang Kepabeanan ...................................................... 16
D. Tinjauan Umum Tentang Jaminan ................................................. 18
1. Dasar Hukum Jaminan ............................................................. 18
2. Pengertian Jaminan .................................................................. 18
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................ 30
1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Solo ..... 30
2. Logo Direktorat ........................................................................ 31
3. Visi, Misi, Motto, Strategi, dan Lima Komitmen Harian .......
DJBC ........................................................................................ 32
4. Tugas Pokok dan Fungsi Bea dan Cukai ................................. 33
5. Struktur Organisasi .................................................................. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. Tugas dan Fungsi Masing-masing Seksi dan Sub Seksi ..........
Bagian Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ....................... 37
7. Identitas dan Lokasi Instansi .................................................... 44
B. Pembahasan .................................................................................... 45
1. Alur Proses Jaminan................................................................. 45
2. Bentuk-bentuk Jaminan Dan Kegunaannya ............................. 51
3. Sanksi-sanksi Jaminan ............................................................. 54
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 58
B. Saran .............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
3.1. Logo Bea dan Cukai ................................................................................. 33
3.2. Struktur Organisasi .................................................................................. 38
3.3. Alur Jaminan ............................................................................................ 52
3.4 Bentuk Jaminan ......................................................................................... 53
3.5 Sanksi Jaminan .......................................................................................... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BUKTI PENERIMAAN JAMINAN
SURAT PENGAJUAN JAMINAN
CUSTOM BOND
KONFIRMASI PENUTUPAN CUSTOM BOND
SURAT PERSETUJUAN PERPANJANGAN PEMINJAMAN BARANG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI JAMINAN KEPABEANAN PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN SURAKARTA
HERWARIH NURHANTINI F3107066
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah Untuk mengetahui alur proses jaminan, Untuk
mengetahui bentuk-bentuk jaminan dan penggunaan jaminan kepabeanan, dan Untuk mengetahui sanksi-sanksi jaminan kepabeanan pada Kantor Pengawasaan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta.
Dan disimpulkan bahwa pelaksaan kepabeanan Kantor Pengawasaan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Menggunakan sumber data data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi kepustakaan dan pengamatan secara langsung terhadap jamianan kepabeanan pada Kantor Pengawasaan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta.
Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan beberapa saran pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan yang telah diadakan perubahan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, Skep Menteri Keuangan No. 291/KMK 05/1997 tanggal 01 November 1997 tentang jaminan kepabeanan, dan Keputusan Direktur Jendral Bea dan Cukai Nomor KEP-63/BC/1997 sosialisasi dan petunjuk mengenai jaminan kepabeanan pada Kantor Pengawasaan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
Alur jaminan di kantor KPPBC tipe madya pabean Surakarta ada dua macam yaitu: a) penelitian jaminan tunai dan b) penelitian jaminan lainnya. Sedangkan bentuk-bentuk jaminan kepabeanan antara lain: Jaminan tunai, Jaminan bank (bank garansi), Customs Bond, Jaminan Indonesia EximBank, dan Jaminan Perusahaan Penjaminan atau Jaminan tertulis, dan sanksi secara umum sanksi secara umum dapat dikelompokkan empat bagian yang dibuat oleh Pejabat Bea dan Cukai tipe madya pabean Surakarta antara lain: jaminan dalam bentuk bank, jaminan dalam bentuk Customs Bond, jaminan dalam bentuk Jaminan Indonesia EximBank, dan jaminan dalam bentuk jaminan peusahaan penjaminan. Serta sanksi lain kepada terjamin, penjamin/surety yang diberikan: sanksi surat konfirmasi jaminan tidak dijawab dalam sanksi yang diberikan kepada penjamin, Sanksi tidak mengganti jaminan berdasarkan pasal 31 ayat (2), dan Surat pencairan tidak dicairkan/disetorkan berdasarkan pasal 31 (3).
Kata kunci : jaminan kepabeanan, Alur jaminan kepabeanan, bentuk-bentuk
jaminan kepabeanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hubungan ekonomi international merupakan sebagian dari
perkembangan hubungan luar negeri Indonesia dengan negara lain.
Perkembangan hubungan international ini semakin meningkat dan luas
dengan adanya tekhnologi dan sarana komunikasi yang lebih canggih
sehingga dapat memudahkan bagi suatu negara untuk mengalokasikan
dirinya dengan dunia international. Kegiatan ekspor impor mempunyai nilai
yang sangat tinggi bagi sistem perekonomian di negara Indonesia, baik bagi
perusahaan yang melakukan ekspor itu sendri ataupun bagi pemerintah.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya kegiatan ekspor impor,
berdampak sangat baik untuk perekonomian suatu negara, yaitu untuk
memacu kegiatan ekspor impor suatu negara sehingga dapat meningkatkan
pendapatan Negara (Santosa: 2005: 1).
Dengan perkembangan jaman di dunia yang berubah begitu cepat,
terjadilah persaingan antara suatu negara dengan negara lain yang sangat
ketat. Hubungan ekonomi international merupakan sebagian dari
perkembangan hubungan luar negeri Indonesia dengan negara lain.
Perkembangan hubungan international ini semakin meningkat dan luas
dengan adanya tekhnologi dan sarana komunikasi yang lebih canggih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sehingga dapat memudahkan bagi suatu negara untuk mengalokasikan
dirinya dengan dunia international.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di era globalisasi
mendorong terjadinya integrasi pasar-pasar seluruh dunia ke dalam suatu
tempat pasar yang saling ketergantungan tanpa lagi mengkhawatirkan
kendala perdagangan yang ada.kondisi ini turut memacu peningkatan arus
perdagangan di seluruh dunia. Masyarakat mulai menyadari bahwa
perdagangan sangat penting artinya dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dalam negeri yang bisa diperoleh dari luar negeri dengan harga yang murah
dan dengan kualitas yang baik pula. Kecanggihan di instansi pemerintah
adalah suatu hal yang harus diutamakan, karena hal itulah yang menjadi pusat
dari semua pihak baik dari dalam maupun luar negeri.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean
Surakarta adalah suatu instansi yang khusus menangani masalah ekspor dan
impor, maka ketelitian dan kecanggihan sangat diperlukan agar tidak terjadi
penyalahgunaan dalam hal apapun. Untuk itu, Pengawasan dan Bea Cukai
Tipe Madya Pabean Surakarta perlu meningkatkan sistem yang ada di
dalamnya. Sistem yang perlu ditingkatkan adalah sistem Pengawasan dan
Pelayanan Bea Cukai dalam kegiatan impor barang.
Salah satu kegiatan kepabeanan yang berkaitan dengan impor adalah
prosedur jaminan kepabeanan. pelaksanaanya dilakukan oleh pejabat Bea dan
Cukai yang telah ditunjuk dalam jabatan tertentu berdasarkan undang-undang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yaitu memberikan jaminan khususnya terhadap barang-barang yang masuk ke
Indonesia.
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai bagaimana prosedur jaminan dalam
kegiatan impor di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Madya Pabean Surakarta dengan mengambil judul “JAMINAN
KEPABEANAN PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN
BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN SURAKARTA”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari uraian di atas, maka dirumuskan dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagimana alur proses jaminan kepabeanan pada Kantor Pengawasaan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta?
2. Bagimana bentuk-bentuk jaminan dan penggunaan jaminan kepabeanan?
3. Bagaimana Sanksi-sanksi jaminan kepabeanan yang diberikan pada Kantor
Pengawasaan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
Surakarta?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui alur proses jaminan kepabeanan pada Kantor
Pengawasaan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
Surakarta,
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk jaminan dan penggunaan jaminan
kepabeanan, dan
3. Untuk mengetahui sanksi-sanksi jamianan kepabeanan pada Kantor
Pengawasaan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi instansi terkait
Bagi istansi terkait dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dengan
instansi atau perusahaan dalam mengambil setiap kebijakan untuk
meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat.
2. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan
informasi bagi peneliti lain yang penelitianya sama atau berkaitan dengan
masalah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang datanya tidak berbentuk angka yang diperoleh dari
rekaman, pengamatan, wawancara, atau bahkan tertulis yang dilakukan
melalui penelitian direktif. Analisis data yang terkumpul kemudian
dilakukan seleksi atau pemilihan, diseleksi kemudian dianalisis,
diinterpretasikan dan langkah yang terakhir yaitu menyimpulkan.
2. Ruang lingkup
Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai alur proses jaminan
dalam rangka kepabeanan dan bentuk-bentuk jaminan di Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta,
tepatnya di Jl. LU Adi sucipto No.36 Surakarta.
3. Jenis dan Sumber Data
a) Data Primer
Data primer dalam penelitian ini berupa, wawancara langsung
dengan staff karyawan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta.
b) Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa buku atau sumber lain
yang ada kaitanya dengan masalah yang diteliti serta data-data yang
diperoleh dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Madya Pabean Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Adapun data sekunder yang digunakan pada Penelitian ini
mencakup :
1) Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hokum yang berkaitan dan
mengikat, yang terdiri dari :
(a) Undang-undang tentang Kepabeanan.
(b) Keputusan Menteri Keuangan Nomor tentang Tatalaksana
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor.
(c) Keputusan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tentang Pentunjuk
Pelaksanaan Kepabeanan di bidang ekspor untuk barang yang
mendapat Kemudahan Impor Tujuan Ekspor.
(d) Dokumen, arsip serta berkas-berkas lain yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu hukum yang memberi penjelasan
mengenai bahan hukum primer, yaitu: hasil-hasil penelitian dan
hasil karya dari kalangan akademis lain.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh dikumpulkan dengan cara:
a) Wawancara
Data diperoleh dengan mengadakan tanya jawab langsung pada staff
karyawan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Madya Pabean Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b) Studi Pustaka
Dengan menggunakan buku atau referensi sebagai bahan untuk
mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan yang
teliti.
F. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan adalah deskriptif, yaitu
mendeskripsikan tentang alur proses jaminan dalam rangka kepabean dan
bentuk-bentuk jaminan beserta kegunaanya pada Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Ekspor
1. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang–barang dari
peredaran dalam masyarakat/dalam negeri dan mengirimkan ke luar negeri
sesuai ketentuan pemerintah dan mengaharapkan pembayaran dalam
valuta asing (Amir M.S:1999).
Pelaku usaha yang melakukan ekspor sering disebut dengan
eksportir.
2. Tujuan Ekspor
Tujuan melakukan kegiatan ekspor antara lain :
a. untuk melayani pasar dimana perusahaan tidak memiliki fasilitas
produksi misalnya pabrik,
b. untuk memenuhi persyaratan pemerintah tentang ekspor,
c. untuk tetap kompetitif di pasar dalam dan luar negeri,
d. untuk menguji pasar dan persaingan di luar negeri dengan biaya yang
tidak mahal,
e. untuk memenuhi permintaan aktual atau prospektif dari konsumen,
f. untuk mengompensasi siklus penjualan di pasar domestik,
g. untuk memperluas daur hidup suatu produk,
h. untuk ikut mencicipi kesuksesan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
i. untuk meningkatkan tingkat utilitas peralatan,
j. membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan dari pasar
lokal,
k. meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta
memperoleh harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba).
B. Tinjauan umum tentang impor
1. Pengertian impor
Indonesia adalah Negara yang jumlah penduduknya sangat padat
dan untuk kehidupan masyarakat yang tingkat kebutuhan semakin
bertambah dari waktu kewaktu. Kaitanya dengan pembangunan
perdagangan dan perindustrian, pemerintah memberikan keluasaan kepada
pengusahauntuk melakukan usaha mereka. Salah satu usaha yang
ditempuh adalah kegiatan impor.
Menurut pasal 1 angka 13 UU nomor 17 tahun 2006 tetang
kepabeanan, yang dimaksud dengan impor adalah kegiatan memasukkan
barang ke dalam daerah pabean. Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia, impor adalah pemasukan barang dan sebagiannya dari luar
negeri. Impor adalah memasukkan barang-narang dari negeri sesuai
dengan ketentuan pemerintah ke dalam peredaan dalam masyarakat yang
dibayar dengan valuta asing (Amir, 2004: 134).
Dari pengertia dia atas dapat disimpulkan bahwa pengertian impor
adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam wilayah Negara yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
berasal dari luar negeri berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku
yang dibayarkan dengan valuta asing. Sedangkan tujuan impor merupakan
untuk memenuhi kebuatuhan masyarakat akan barang-barang dengan cara
mendatangkan barang yang belum tersedia di dalam negeri dari Negara
lain (amir, 2004: 139).
Pengertian barang impor menurut pasal 1 angka 1 keputusan
direktur jenderal bea dan cukai (DJBC) nomor keputus 15/BC/199
tenatang petunjuk umum pelaksanaan tatalaksanan kepabeanan di bidang
impor adalah barang yang masuk ke daerah pabean. Barang yang
dimasukkan ke dalam daerah pabean ini diperlakukan sebagai barang
impor dan dikenakan bea masuk. Menurut pasal 1 angka 15 UU nomor 17
tahun 2006 tentang kepabeanan yang dimaksudkan dengan bea masuk
adalah pungutan Negara berdasarkan untudang-unadang ini yang
dilakukan terhadap barang-barang yang diimpor.
Berdasarkan beberapa uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa
inpor adalah kegiatan memasukkan barang kesuatu Negara atau suatu
daerah pebean yang dikenai oleh valuta asing terhadap barang impor.
Tujuan impor sendiri merupakan suatu kegiatan untuk memenuhi
kebuatuhan masyarakat akan barang-barang dengan cara mendatangkan
barang yang belum tersedia di dalam negeri dari Negara lain.
2. Tujuan impor
Kegiatan impor suatu barang merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kebutuhan masyarakat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
belum disediakan oleh Negara tersebut sehingga dilakukan suatu kegiatan
impor. Sehingga tujuan kegiatan impor sendiri memiliki tujuan sebagai
berikut:
a. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pengembangan industri
dalam negeri dengan cara mendatangkan barang-barang yang belum
atau tidak tersedia di dalam negeri dari luar negeri.
b. Untuk memenuhi permintaan barang oleh perusahaan dan masyarakat
dalam negeri.
C. Tinjauan umum tentang kepabeanan
1. Pengertian kepabeanan
Pengertian istilah “kepabeanan” yang terdapat dalam undang-
undang No. 10 tahun 1995 tentang kepabeanan adalah segala sesuatau
yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk
atau keluar daerah pabean dan pemungutan bea masuk.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian “pabean”
adalah instansi (jawatan, kantor) yang mengawasi, memungut dan
mengurus bea masuk (impor) dan bea keluar (ekspor), baik melalui darat,
laut maupun melalui udara. Sedangkan pengertian dari “kepabeanan”
adalah perihal yang bertalian dengan pebean (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2002: 711). Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengertian pabean merupakan suatu lembaga
yang mengurusi Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pabean merupakan suatu lembaga yang mengurusi, mengawasi, dan
memungut bea masuk dan keluar baik darat, laut serta udara.
Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, perairan dan ruang diatasnya, serta tempat-tempat tertentu
di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku
UU ini (UU No. 10 tahun 1995).
2. Pengaturan di bidang kepabeanan
Di Indonesia, pengaturan mengenai kepabeanan khususnya tetang
bea masuk diatur dalam Undang-undang No. 10 tahun 1995 tentang
kepabeanan. Dengan dibentuknya undang-undang kepabeanan tersebut,
yang merupakan bagian fiksal, harus dapat menjamin perlindungan
masyarakat, kelancaran arus barang, orang, serta dokumen, penerimaan
Bea masuk yang optimal dan dapat menciptakan iklim usaha yang dapat
lebih mendorong laju pembangunan nasional Indonesia, khususnya di
bidang perdagangan dan perindustrian.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang dimaksud, aparatur di
bidang kepabeanan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya, efektif dan efisien sesuai dengan lingkup kedudukan,
tugas dan fungsinya.
3. Fungsi dan tugas pokok kepabeanan
Pada lembaga kepabaenan di Indonesia melaksanakan tugas
kepabeanan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Deriktoriat Jendral
Bea dan Cukai. Sebagai sebuah istansi kepabeanan, direktoriat jendral ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
memiliki beberapa fungsi dan tugas pokok dari Deriktoriat Jendral Bea
dan Cukai diatur dalam Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor
444/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Direktoriat Jendral Bea dan Cukai dan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai.
Adapun fungsi-fungsi dari Deriktoriat Jendral Bea dan Cukai adalah:
a. Perumusan kebijakan tugas pokok teknis dibidang kepabeanan dan
cukai, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh menteri dan
perturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalaian, evaluasi, dan pengamanan
teknis operasiaonal kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan
pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah
pabean, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh menteri dan
berdasarkan peratiuran perundang-undangan yang berlaku;
c. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, dan pengamanan
teknik operasional di bidang pemungutan bea masuk dan cukai serta
pengutan lainya yang pemungutannya dibedakan kepada direktorid
jendral berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Perencanaan, pembinaan, dan bimbingan di bidang pemberian
pelayanan, perizinan, kemudahan, ketatalaksanaan, dan pengawasan di
bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
e. Pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan
dan cukai dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
penyelidikan tindakan pidana kepabeanan dan cukai sesuai peraturan
perundang-undangan berlaku.
Sedangkan tugas-tugas pokok dari direktoriat jendral bead an cukai
adalah untuk melaksanakan sebagian tugas pokok departemen keuangan di
bidang kepabeanan dan cukai, berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh
menteri dan mengamankan pemerintah yang berkaitan dengan lalu lintas
barang yang masuk atau keluar daerah pabean dan pemungutan bead an
cuaki serta pemuingutan Negara lainnya berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, direktoriat jendral bead an
cukai tidak hanya bekerja sendiri, tetapi juga bekerjasama dengan instansi-
instansi lain. Karena keberadaan direkturiat jendral bead an cukai sendiri
adalah sebagai salah satu aparat fiksal dan sebagai pengawas arus barang
masuk dan keluar wilayah Indonesia. Sehingga itu pasti membutuhkan
kerjasama dengan instansi lain baik dalam hal koordinasi maupun
pengawasan. Adapun hubungan kerjasamam itu dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Dengan direktorat jendral pajak
Sebagai unsur pelaksanaan kebijakan direktoriat jendral pajak dalam
pemungutan PPN impor dan PPh impor. Dalam hal ini juga diberikan
wewenang untuk mengawasi lalu lintas barang impor dan dibebani
pelaksanaan pemungutan PPN impor dan PPh impor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Dengan direktoriat jendral anggaran
Dalam hubungan direktoriat jenderal bea dan cukai dalam rangka
pembayaran gaji dan tunjangan pegawai melalui kantor
perbendaharaan dank as Negara.
c. Dengan departemen perindustrian dan perdagangan
Dalam hubungan ini direktorat jenderalbea dan cukai memiliki
kepentingan terhadap pengeluaran izin dan perdagangan yang
dipersyaratkan dalam proses transaksiekspor dan impor.
d. Dengan kejaksaan
Instansi kejaksaan memiliki hubungan dalam menyelsaikan masalah-
masalah pidanan yang berkaitan dengan lalu lintas impor dan ekspor
serta penyelesaian penyelundupan.
e. Dengan departemen teknis yang terkait
Departemen teknis memiliki hubungan dengan izin pemasukan barang-
barang tertentu yang ditur oleh departemen teknis yang terkait,
misalnya untuk barang-barang pertanian berhubungan dengan
departemen pertanian.
Dari beberapa instansi yang bekerja sama dengan kepabeanan yang
dapat memperlancar dan membantu dalam hal pengawasan. Sehingga
kebeanan dapat melaksanakan fungsi-fungsi dan tugas-tugas pokoknya.
Dalam hal ini, kepabeanan sebagai instansi pengatur lalu lintas barang
impor maupun ekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4. Istilah bidang kepabeanan
Dalam pasal 1 keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
KEP-151/BC/2003 tentang pelaksanaan tatalaksana kepabeanan di Bidang
Ekspor dan Impor yang dimaksudkan sebagai berikut:
a. Kantor wilayah adalah kantor direkturiat jenderal bead an cukai yang
mengawasi kantor pabean,
b. Kantor kepabeanan adalah kantor pelayanan direktoriat jendral bea dan
cukai tempat dipenuhinya kewajiban kepabeanan.
c. Eksportir adalah orang perseorangan atau badan hokum yang
mengekspor.
d. Pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan pengurusan pemenuhan kewajiban
kepabeanan dan atas nama pemilik barang.
e. Pemberitauan ekspor barang (PEB) adalah perusahaan kepabenan
untuk digunakan memberitahukan ekspor barang yang dibuat sesuai
(BC 3.0).
f. Pemberitahuan pemerikasaan barang (PBB) adalah pemberitahuan
kepada eksportir dari kantor kepabeanan bahwa akan dilakukan
pemeriksaan fisik barang.
g. Persetujuan ekspor adalah lembar persetujuan yang diberikan oleh
pegawai untuk melindungi pengangkutan barang ekspor dari gudang
eksportir atau tempat penyimpanan yang ditujukan oleh eksportir ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kawasan kepabeanan di pelabuhan pemuatan dan pemuatannya ke atas
sarana pengangkut.
h. Tanda pengenal pemerikasaan bea dan cukai (TPPBC) adalah tanda
pengamanan berupa dan tanggal yang dibutuhkan atau tanggal yang
dibutuhkan atau tanda pengaman lainnya yang diletakkan oleh
pemeriksaan pada kemasan barang ekspor dalam hal dilakukan
pemeriksaan fisik barang pengangkut.
i. Pemerikasaaan adalah pegawai yang diberi wewenang untuk
melakukan tugas tertentu berdasarkan keputusan direktur jenderal ini.
j. Petugas pengawasan stuffing adalah pengawasan yang mengawasi
pemasukan barang yang sudah diperiksa ke dalam peti kemas.
k. Petugas dinas luar adalah pegawai yang melakukan pengawasan
pemasukan barang ekspor di pintu masuk kawasan kepabeanan.
l. Nota hasil intelijen (NHI) adalah informasi yang adanya pelanggaran
kepabeanan dan atau cukai.
m. Segel ekspor adalah tanda pengaman yang dilekatkan atau ditempatkan
oleh petugas pengawasan stuffing pada peti kemas tau kemasan
barang.
n. Laporan hasil pemerikasaan (LHP) adalah lapoaran hasil pemeriksaan
kepabeanan barang ekspor yang diterbitkan oleh kantor tempat PEB
didaftarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
D. Tinjauan tentang jaminan
1. Pengertian jaminan
Pengertian jaminan memperlihatkan iktikat baik dan tanggung
jawab importer dalam hubungannya dengan pemenuhan kewajiban
pabean. Hak-hak yang harus dituntut oleh importer harus dikompensasi
dengan kewajibannya memberikan jaminan untuk meyakinkan Direktorat
Jendral Bea dan Cukai (DJBC) bahwa importer akan melaksanakan semua
ketetntuan perundang-undangan kepabeanan yang berlaku. Sedangkla
menurut pasal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Jaminan” adalah
tanggungan atas pinjaman yang diterima, garansi, janji seseorang untuk
menangung utang atau kewajiban pihak lain, apabila utang atau kewajiban
tersebut tidak dipenuhi (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa, 1993: 348). Dengan demikian dapat diuraikan
bahwa “jaminan” merupakan suatu tanggungan atau suatu pinjaman yang
diterima, garansi, dan janji seseorang untuk menanggung utang atau pihak
lain untuk memenuhi apa yang menjadi kewajibannya.
2. Jenis jaminan
Sesuai dengan pasal 42 ayat 2 undang-undang No. 10 tahun 1995
yang telah ditelah diadakan perubahan dengan undang-undang No. 17
tahun 2006, jaminan yang dapat diterima Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai dapat dibentuk sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a. Jaminan tunai
Jaminan tunai adalah jaminan yang berdasarkan kepada
direktorat jenderal bead an cukai dalam bentuk uang tuanai menjamin
pembayaran Bea Masuk, Cukai, denda administrasi, dan pajak
dalamrangka impor. Jangka waktu jaminan tunai dapat dibedakan
menjadi dua jangka waktu yaitu jangka waktu selama penanguhan
ditambah 30 (tiga puluh) hari untuk waktu dan jangka waktu selama 90
(Sembilan puluh) hari. Adapun penjelasanya jangka waktu jaminan
sebagai berikut:
1) Selama jangka waktu penangguhan ditambah 30 (tiga puluh) hari
untuk waktu:
(a) Impor barang yang mendapat fasilitas di tempat penimbunan
berikat (TPB);
(b) Impor sementara;
(c) Impor barang yang diberikan izin pengeluaran lebih dahulu
dengan penagguhan bea masuk dan pungutan impor lain.
2) Selama 90 (Sembilan puluh) hari untuk:
(a) Pungutan Negara yang kurang dibayar sebagai akibat
penempatan pejabat bead an cukai (pejabat penepatan pejabat
Bea dan Cukai) mengenai tarif dan/atau nilai pabean yang
diajukan keberatan; dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(b) Pungutan Negara yang kurang dibayar sebagai akibat sanksi
administrasi yang ditetapkan oleh pejabat bead an cukai yang
diajukan keberatan.
Perpanjangan jangka waktu jaminan tunai hanya dapat
dilakukan setelah ada persetujuan dari dirjen Bea dan Cukai atau
pejabat yang ditunjuk. Dalam hal ini, pihak yang mempertaruhkan
jaminan tidak memenuhi kewajibannya hingga tanggal berakhirnya
penjaminan, uang jaminan didefinitifkan sebagai penerima Negara dan
setor ke kas Negara.
b. Jaminan bank
Jaminan bank adalah garansi dalam bentuk warkat yang
diberitakan oleh bank yang mengakibatkan kewajiban membayar
terhadap pihak yang menerima garansi apabila pihak yang dijamin
cedera janji (wan prestasi). Jaminan bank yang dapat diterima sebagai
jaminan pembayaran atas pungutan Negara adalah jaminan bank yang
diterbitkan oleh bank devisa persepsi. Adapun jaminan bank dapat
dibedakan menjadi dua yaitu: a) jangka waktu jaminan bank dan b)
prosedur pencairan bank dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Jangka Waktu Jaminan Bank
Jaminan bank yang dapat diterima sebagai jaminan
pembayaran atas pungutan Negara adalah jaminan bank yang
diterima oleh bank devisa persepsi. Adapun jangka waktu jaminan
bank antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a) Selama jangka waktu penangguhan ditambah 30 (tiga puluh)
hari untuk:
(1) Impor barang yang ada kaitanya dengan pemberian fasilitas
di tempat penimbunan berikat (TPB);
(2) Impor sementara;
(3) Pungutan Negara untuk impor barang yang diberikan izin
pengeluaran lebih dahulu dengan penagguhan bea masuk
dan pungutan impor lainnya.
b) Selama 90 (Sembilan puluh) hari untuk:
(1) Pelunasan pungutan Negara yang kurang dibayar sebagai
akibat penempatan pejabat Bea dan Cukai (pejabat
penepatan pejabat Bea dan Cukai) mengenai tarif dan/atau
nilai pabean yang diajukan keberatan; dan
(2) Sanksi administrasi yang ditetapkan oleh pejabat Bea dan
Cukai yang diajukan keberatan.
Perpanjangan jangka waktu jamninan bank dapat dilakukan
setetlah ada persetujuan dari direktur jenderal bead an cukai atau
pejabat yang di tunjuknya, yang tembusannya disampaikan kepada
bank penerbit jaminan sebelum tanggal jatuh tempo jaminan bank
yang bersangkutan.
2) Prosedur Pencairan Bank
Apa bila yang dijamin belum/tidak memenuhi kewajiban
dalam jangka 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal jatuh tempo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
jaminan bank atau batas waktu penangguhan telah dilewati.
Adapun prosedur pencairan jamninan bank dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Direktur jenderal bead an cukai (DJBC) dan kantor pelayanan
bead an cukai (KPBC) wajib menerbitkan surat pemberitahuan
pencairan jaminan bank kepada bank penerbit jaminan agar
mencairkan jaminan bank dengan mengkredit ke dalam
rekening DJBC dan KPBC tersebut selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setetlah jatuh tempo jaminan bank tersebut.
b) Apabila DJBC dan KPBC tidak memberitahukan kepada bank
penerbit jaminan, selambat-lambatnya 2 (dua minggu) sebelum
tanggal jatuh tempo jaminan bank, bank penerbit jaminan wajib
meminta penegasan kepada DJBC (KPBC) mengenai
telah/tidaknya pihak yang dijamin memenuhi kewajiban.
c) DJBC dan KPBC wajib menerbitkan jawaban atas permintaan
penegasan bank penerbit jaminan sebelum tanggal jatuh tempo
jaminan bank.
d) Apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo jaminan bank
penerbit tidak menerima penegasan dari DJBC (KPBC),
jaminan bank dinyatakan batal demi hukum tanpa
menghilangkan tagihan Negara kepada pihak yang dijamin.
e) Dalam hal surat pemberitahuan pencairan jaminan bank tidak
dipenuhi oleh bank penerbit jaminan maka:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
(1) DJBC dan KPBC berwenang menolak jaminan bank yang
baru, yang diterbitkan oleh kantor bank sampai
kewajibannya dipenuhi.
(2) DJBC dan KPBC memprose tagihan dengan penagihan
aktif sesuai undang-undang no. 19/1997 (penagihan piutang
Negara dengan surat paksa) kepada bank penjamin.
(3) Penagihan aktif jangka 21 (dua puluh satu) hari sejak
dikeluarkan teguran bank penjamin belum memenuhi
kewajibannya.
Adapun tugas dan kewajiban KPBC antara lain sebagai
berikut:
1. Menerbitkan surat paksa untuk piutang bea masuk, cukai,
denda administrasi, dan bunga dalam rangka impor.
2. Menyampaikan surat penerbitan piutang pajak dalam rangka
impor kepada kantor pelayanan pajak (KPP) di wilayah bank
berdomisili untuk diproses lebih lanjut sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Jaminan dari bank perusahaan asuransi
Jaminan dari perusahaan atau Customs Bond adalah
pemeriksaan jaminan antara tiga pihak, di mana pihak pertama (surety)
terikat untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang timbul dari pihak
kedua (principal) terhadap pihak ketiga (obligee) dalam hal pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kedua tidak memenuhi kewajibannya. Adapun penjelasan surety,
principal, dan oblige sebagai berikut:
1. Surety adalah perusahaan asuransi kerugian yang mempunyai izin
di Indonesia untuk melakukan penutupan custom bond. Adapun
Customs Bond yang dapat diterima sebagai jaminan pembayaran
pungutan Negara adalah yang diterbitkan oleh Surety berikut ini,
antara lain:
a) PT asuransi AIU Indonesia
b) PT asuransi jasaraharja putera.
c) PT asuransi astra buana.
d) PT asuransi binagria upakara
e) Berdikari insurance company
f) PT asuransi bintang
g) PT asuransi Jasa Indonesia
h) PT asuransi poralamas
i) PT asuransi ramayana
j) PT asuransi pratama Indonesia
k) PT asuransi wahana tata
l) PT asuransi central asia
m) PT asuransi artaindo
n) PT asuransi ekspor Indonesia (ASEI)
o) PT asuransi sinar mas dipta
p) PT asuransi umum bumi putra muda 1967
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
q) PT asuransi kridit Indonesia (ASKRINDO)
r) PT asuransi indra tamporok
s) PT asuransi tugu kresna pratama
Dari instansi yang ditunjuk sebagai perusahaan asuransi
untuk membayar pungutan Negara. Penilaian Surety dilakukan oleh
direktur jenderal lembaga keuangan, yang selanjutnya untuk dan
atas nama menteri keuangan menerbitkan keputusan tetang
perubahan yang dimaksud. Sehingga Surety yang telah diadakan
perubahan atau dicabut izinnya tidak diizinkan lagi menerbitkan
Customs Bond; dan Customs Bond yang telah diterbitkan tetap
berlaku batas waktu jatuh tempo dan tetap menjadi tanggung jawab
Surety tersebut.
2. Principal adalah perusahaan yang mendapat fasilitas
penangguhan/pembahasa pungutan Negara dan terikat kewajiban
yang timbul dari fasilitas tersebut.
3. Oblige adalah menteri keuangan dalam hal ini direktur jenderal
Bea dan Cukai atau kepala bapeksta kuangan atau pejabat yang
ditunjuknnya.
Surety telah mengadakan beberapa kebijakan yang telah
ditetapkan dan diterbitkan. Adapun Surety jaminan tersebut antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Jangka waktu berlakunya Customs Bond
Jangka waktu yang berlakunya Customs Bond sesuai dengan
jangka waktu jaminan bank 30 (tiga puluh) dan hari 90 (Sembilan
puluh) hari dengan peruntutan penjamin.
2. Pencairan Customs Bond
Dalam hal pihak yang dijamin belum atau tidak memenuhi
kewajibannya hingga tanggal berakhirnya Customs Bond,: a)
Customs Bond dicairkan; dan b) pencairan Customs Bond
dilakukan dengan surat permintaan pencairan dari direktur jenderal
BC atau pejabat yang ditunjuknya atau bapeksta keuangan.
d. Jaminan tertulis
1. Pengertian jaminan
Jaminan tertulis adalah surat pernyataan tertulis yang dibuat
oleh importer yang berisi kesanggupan untuk membayar sekaligus
bea masuk, cukai, denda administrasi, dan pajak dalam rangka
impor dalam jangka yang ditentukan. Adapun jaminan tertulis
digunakan sebagai jaminan untuk:
a) Pungutan Negara dalam rangka impor atau impor sementara;
atau
b) Pungutan Negara yang kurang dibayar sebagai akibat
penetapan BC yang diajukan keberatan.
Jumlah jaminan yang dipertaruhkan dengan jaminan tertulis
sekurang-kurangnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
a) Sebesar jumlah bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka
impor yang tertuang; atau
b) Denda administrasi yang harus dibayar.
Adapun jangka waktu jaminan yang diberikan dalam hal
penangguhan/fasilitas diperpanjang berdasarkan persetujuan
direktur jenderal BC atau pejabat yang ditunjuknya, sebagai
jaminan tertulis disesuaikan jangka waktu. Adapun penjelasanya
sebgai berikut:
a) Selama jangka waktu penangguhan ditambah 30 (tiga puluh)
hari untuk pungutan Negara dalam rangka impor atau impor
sementara.
b) Selama 90 (Sembilan puluh) hari untuk pungutan Negara yang
kuarang dibayar sebagai akibat penetapan pejabat BC yang
diajukan keberatan.
c) Berlaku secara terus-menerus untuk jaminan pembayaran
punguta impor barang operasional perminyakan golongan II
berupa jaminan sentral dari direktur utama pertamina.
2. Pengguna jaminan tertulis
Dalam Importir yang dapat diberi izin untuk
mempertaruhkan jaminan tertulis adalah:
a) Instansi pemerintah
b) Importer yang mengimpor barang untuk pengerjaan proyek-
proyek pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c) Impor produsen.
Impor yang mengimpor barang untuk pengerjaan proyek-
proyek pemerintah dan importer produsen untuk menggunakan
jaminan tertulis harus memenuhi syarat:
a) Dapat menunjukkan bukti kepemilikan asset/kakayaan
perusahaan.
b) Tidak mempunyai uatang pajak 2 (dua) tahun terakhir yang
melebihi jumlah asset perusahaan.
c) Mempunyai reputasi yang baik.
3. Prosedur pencairan jaminan tertulis
Dalam hal importer tidak memenuhi kewajiban pabeannya:
a) Dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal berakhirnya jaminan tertulis, kepala KPBC
menyampaikan surat permintaan pembayaran dari jaminan
tertulis kepada importer agar segera melunasi kewajibannya.
b) Apabila setelah 30 (tiga puluh) hari tambah 7 (tujuh) hari
importer yang mengimpor barang untuk pengerjaan proyek-
proyek pemerintah dan importer produsen tidak menyelesaikan
kewajiban pembayarannya, diterbitkan surat teguran.
c) Apabila dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak
dikeluarkan surat teguran kewajiban tersebut belum dilunasi,
kepala KPBC segera:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1. Menerbitkan surat paksa untuk penagihan piutang bea
masuk, cukai, dan/atau denda administrasi dan/atau bunga
kepada importir.
2. Menyampaikan surat pemberitahuan piutang pajak dalam
rangka impor berupa pajak pertambahan nilai, pajak
penjualan barang mewah, dan pajak penghasilan pasal 22
kepada kepala KPP di wilayah importir berdomisili.
d) Bila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari importir isntansi
pemerintah belum menyelesaikan kewajiban pembayaran,
kepala KPBC menerbitkan sekali lagi surat permintaan
pembayaran kepada instansi pemerintah yang bersangkutan.
e) Setelah 30 (tiga puluh) hari diberikan surat permintaan
pembayaran tetapi instansi pemerintah belum juga melunasi
kewajibannya, kepala KPBC menyampaikan pemberitahuan
kepada direktur jenderal bea dan cukai untuk dilaporkan
kepada menteri keuangan guna memperoleh petunjuk
penyelesaian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
1. Sejarah Berdirinya Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe
Madya Pabean Surakarta berada di bawah naungan Departemen Keuangan
republic Indonesia. KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta telah berdiri
sejak zaman Kolonial Hindia Belanda dengan nama “Toback Accyns”
yang berarti Kantor Cukai Tembakau. Cukai Tembakau di mulai pada
tahun 1932. Setelah kemerdekaan Toback Accyns Kantor Cabang
Surakarta yang berkedudukan di Jl. Slamet Riyadi No. 3 Surakarta. Tahun
1957 Kantor Cabang Surakarta dinaikkan statusnya menjadi Kantor
Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B Surakarta yang bertempat di Jl. Bawean
No. 23 Pasar Legi, Banjasari, Surakarta.
Sesuai dengan Perda No. IV tempatnya dipindahkan lagi ke Jl. Dr.
Lambuan Tobing No. 53 Surakarta. Berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan RI Nomor 32/KMK.01/1998 tanggal 04 Februari 1998, Kantor
Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B Surakarta dinaikkan statusnya menjadi
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta. Kemudian tanggal 02
November 1998, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta
dipindahkan ke Jl. LU Adi Sucipto No. 36 Blubukan, Colomadu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Karanganyar, Surakarta. Perubahan Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A3 menjadi Madya Pabean Surakarta
berdasarka Peraturan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
74/PMK.01/2009 tanggal 08 April 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jendral Bea dan Cukai memberikan pelayanan
prima serta pengawasan efektif bagi pengguna jasa kepabeanan dan cukai
dengan mengimplementasikan cara kerja yang cepat, efisien, transparan
dan responsif terhadap kebutuhan pengguna jasa dengan dukungan
intstansi yang terkait. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
(KPPBC) Tipe A3 menjadi Madya Pabean Surakarta terletak di Jl. LU Adi
Sucipto No. 36 Blubukan, Colomadu, Karanganyar, Surakarta.
2. Logo direktorat jendral bea dan cukai
Gambar 3.1
DASAR HUKUM : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI
No : 52/KMK.05/1996 TANGGAL. 29 JANUARI 1996
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
LUKISAN
a. Segi lima dengan gambar laut, gunung, dan angkasa didalamnya
b. Tongkat dengan ulir berjumlah 8 di bagian bawahnya
c. Sayap yang terdiri dari 30 sayap kecil dan sayap besar
d. Malai padi berjumlah 24 membentuk lingkaran
MAKNA
a. Segi lima melambangkan negara R.I. yang berdasarkan pancasila
b. Laut, gunung dan angkasa melambangkan Daerah Pabean Indonesia,
yang merupakan wilayah berlakunya Undang-undang Kepabeanan dan
Undang-undang cukai
c. Tongkat melambangkan hubungan perdagangan international R.I.
dengan mancanegara dari atau ke 8 penjuru angin
d. Sayap melambangkan Hari Keuangan R.I. 30 Oktober dan
melambangkan Bea dan Cukai sebagai unsur pelaksana tugas pokok
Departemen Keuangan di bidang Kepabeanan dan Cukai
e. Lingkaran malai padi melambangkan tujuan pelaksanaan tugas Bea
dan Cukai adalah kemakmuran dan kesejahteraan bangsa indonesia
WARNA
Disesuaikan dengan warna dasar dan penggunaanya.
3. Visi, Misi, Moto, Strategi, dan Lima Komitmen Harian DJBC
V i s i
Menjadi administrasi kepabeanan dan cukai dengan standar
internasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
M i s i
Mengamankan hak keuangan negara, memfasilitasi perdagangan,
mendukung industri dan melindungi masyarakat
S t r a t e g i
Profesionalisme sumber daya manusia, efisiensi dalam organisasi
dan pelayanan
Lima Komitmen Harian
1. Tingkatkan Pelayanan
2. Tingkatkan transparansi keadilan dan konsistensi
3. Pastikan pengguna jasa bekerja sesuai ketentuan
4. Hentikan perdagangan ilegal
5. Tingkatkan Integritas
4. Tugas pokok dan Fungsi Bea Cukai
a. TUGAS POKOK
Melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Keuangan di
bidang kepabeanan dan cukai, berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Menteri dan mengamankan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan
dengan lalu lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean dan
pemungutan Bea Masuk dan Cukai serta pungutan negara lainnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. FUNGSI
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai mempunyai fungsi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kepabeanan dan cukai,
sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan
teknis operasional kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan
pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah
pabean, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan
teknis operasional di bidang pemungutan bea masuk dan cukai serta
pungutan lainnya yang pemungutannya dibebankan kepada Direktorat
Jenderal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4. perencanaan, pembinaan dan bimbingan di bidang pemberian
pelayanan, perijinan, kemudahan, ketatalaksanaan dan pengawasan di
bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
5. pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan
dan cukai dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai serta
penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Strukture Organisasi
Dalam suatu instansi struktur organisasi ini merupakan ranah kinerja
pegawai baik dari kerja tugas dan wewenang serata tanggung jawab masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
masing pegawai. Dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu kinerja yang
baik dibentuklah suatu struktur organisasi agar tujuan kerjanya tercapai.
Struktur organisasi berguna pula untuk mengetahui kedudukan dan bagian
kerja masing-masing pegawai. Selain itu, struktur organisasi dapat mencegah
terjadinya penyerobotan wewenang, kesimpangan siuran dan pelanggaran
tanggung jawab antarpegawai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 3.2 Struktur Organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
6. Tugas dan Fungsi Masing-masing Seksi dan Sub Seksi Bagian pada
Knator Pelayanan Bea dan Cukai
a. Subbagian Umum
Sub bagian umum melakukan fungsinya pelaksanaan urusan tata
akuntabilitas pelaksanaan urusan keuangan, anggaran, kesejahteraan
pegawai, serta rumah tangga dan perlengkapan.
Subbagian Umum terdiri dari:
1) Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian;
2) Urusan Keuangan; dan
3) Urusan Rumah Tangga.
b. Seksi Penindakan dan Penyidikan
Seksi Penindakan dan Penyidikan mempunyai tugas melakukan
intelijen, patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran
peraturan perundang-Undangan di bidang kepabeanan dan cukai,
penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai, serta pengelolaan dan
pengadministrasian sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api.
Seksi Penindakan dan Penyidikan menyelenggarakan fungsi:
1) pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta penyampaian informasi dan
hasil intelijen di bidang kepabeanan dan cukai;
2) pengelolaan pangkalan data intelijen di bidang kepabeanan dan cukai;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3) pelaksanaan patroli dan operasi pencegahan dan penindakan
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan
cukai;
4) penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai;
5) pemeriksaan sarana pengangkut;
6) pengawasan pembongkaran barang;
7) penghitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan denda
administrasi terhadap kekurangan/kelebihan bongkar, serta denda
administrasi atas pelanggaran lainnya;
8) penatausahaan dan pengurusan barang hasil penindakan dan barang
bukti;
9) pengumpulan data pelanggaran peraturan perundangundangan
kepabeanan dan cukai;
10) pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan dibidang
kepabeanan dan cukai;
11) pengelolaan dan pengadministrasian sarana operasi, sarana komunikasi,
dan senjata api Kantor Pengawasan dan Pelayanan.
c. Seksi Administrasi Manifest
Administrasi Manifest mempunyai tugas melakukan pelayanan
kepabeanan atas sarana pengangkut dan pemberitahuan pengangkutan
barang. Seksi Administrasi Manifes menyelenggarakan fungsi:
1) penerimaan dan penatausahaan rencana kedatangan sarana pengangkut
dan jadwal kedatangan sarana pengangkut;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2) pelaksanaan penerimaan, pendistribusian, penelitian, dan penyelesaian
manifes kedatangan dan keberangkatan sarana pengangkut serta
pelayanan pemberitahuan pengangkutan barang;
3) penghitungan denda administrasi terhadap keterlambatan penyerahan
dokumen sarana pengangkut.
Seksi Administrasi Manifes terdiri dari:
1) Subseksi Pengadministrasian Manifes; dan
2) Subseksi Pengadministrasian Pemberitahuan Pengangkutan Barang.
d. Seksi Perbendaharaan
Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan pemungutan
dan pengadministrasian bea masuk, bea keluar, cukai, dan pungutan negara
lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal.
Seksi Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
1) pengadministrasian penerimaan bea masuk, bea keluar, cukai, denda
administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan
negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal;
2) pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan
penangguhan bea masuk, jaminan Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan (PPJK), jaminan dalam rangka keberatan dan banding
serta jaminan lainnya;
3) penerimaan, penatausahaan, penyimpanan, pengurusan permintaan,
dan pengembalian pita cukai;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
4) penagihan dan pengembalian bea masuk, bea keluar, cukai, denda
administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, pungutan
negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal, serta
pengadministrasian dan penyelesaian premi;
5) penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan
pernbayaran bea masuk, bea keluar, cukai, denda administrasi, bunga,
sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang
telah jatuh tempo;
6) penerbitan dan pengadministrasian surat paksa dan penyitaan, serta
administrasi pelelangan;
7) pengadministrasian dan penyelesaian surat keterangan impor
kendaraan bermotor;
8) penyajian laporan realisasi penerimaan bea masuk, bea keluar, cukai,
dan pungutan negara lainnya.
Seksi Perbendaharaan terdiri dari:
1) Subseksi Administrasi Penerimaan dan Jaminan; dan
2) Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian;
e. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas
melakukan pelayanan teknis dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai.
Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai menyelenggarakan fungsi:
1) pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai;
2) penelitian pemberitahuan impor, ekspor, dan dokumen cukai;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3) pemeriksaan dan pencacahan barang, pemeriksaan badan dan
pengoperasian sarana deteksi;
4) penelitian pemberitahuan klasifikasi barang, tarif bea masuk, tarif bea
keluar, nilai pabean dan fasilitas impor serta penelitian kebenaran
penghitungan bea masuk, bea keluar, cukai, pajak dalam rangka impor
dan pungutan negara lainnya;
5) penetapan klasifikasi barang, tarif bea masuk, tarif bea keluar dan nilai
pabean;
6) pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dari kawasan
pabean;
7) pengawasan pemasukan dan pengeluaran barang di Tempat
Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean;
8) pelayanan dan pengawasan pemasukan, penimbunan dan pemuatan
barang ekspor ke sarana pengangkut;
9) pelaksanaan urusan pembukuan dokumen cukai;
10) pelaksanaan urusan pemusnahan dan penukaran pita cukai;
11) pemeriksaan Pengusaha Barang Kena Cukai, buku daftar dan dokumen
yang berhubungan dengan barang kena cukai;
12) pelaksanaan pengawasan dan pemantauan produksi, harga dan kadar
barang kena cukai;
13) pengelolaan tempat penimbunan pabean;
14) penatausahaan penimbunan, pemasukan dan pengeluaran barang di
Tempat Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
15) pelaksanaan urusan penyelesaian barang yang dinyatakan tidak
dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik
negara;
16) penyiapan pelelangan atas barang yang dinyatakan tidak dikuasai,
barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara;
17) pelaksanaan urusan pemusnahan barang yang dinyatakan tidak
dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik
negara dan atau busuk. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
masing-masing membawahi Subseksi Hanggar Pabean dan Cukai.
f. Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi
Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi mempunyai tugas
melakukan bimbingan kepatuhan, konsultasi, dan layanan informasi di
bidang kepabeanan dan cukai.
Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi menyelenggarakan
fungsi:
1) penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan dan cukai;
2) pelayanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai;
3) bimbingan kepatuhan pengguna jasa di bidang kepabeanan dan cukai;
4) konsultasi di bidang kepabeanan dan cukai.
Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi terdiri dari:
1) Subseksi Penyuluhan;
2) Subseksi Layanan Informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
g. Seksi Kepatuhan Internal
Seksi Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan pengawasan
pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja di lingkungan Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai.
Seksi Kepatuhan Internal menyelenggarakan fungsi:
a. pengawasan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kepabeanan dan cukai;
b. pengawasan pelaksanaan tugas di bidang administrasi;
c. pengawasan pelaksanaan tugas intelijen, penindakan dan penyidikan di
bidang kepabeanan dan cukai;
d. evaluasi kinerja di bidang pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan
cukai;
e. penyusunan rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas;
f. pelaporan dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.
Seksi Kepatuhan Internal terdiri dari:
a. Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan dan Administrasi;
b. Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pengawasan.
c. Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen
Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen mempunyai tugas
melakukan pengoperasian komputer dan sarana penunjangnya, pengelolaan dan
penyimpanan data dan file, pelayanan dukungan teknis komunikasi data,
pertukaran data elektronik, pengolahan data kepabeanan dan cukai,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
penerimaan, penelitian kelengkapan dan pendistribusian dokumen kepabeanan
dan cukai, serta penyajian data kepabeanan dan cukai.
7. Identitas dan Lokasi Instansi
a. Identitas direktorat jendral bea dan cukai
Direktorat jendral bea dan cukai mempunyai identitas tersendiri dan
identitas ini yang menjadi ciri khas yang disesuaikan dengan undang-
undang dan keputusan dari direktorat jendral nea dan cukai. Identitas sama
dengan lambang dari kantor bea dan cukai yaitu bergambar sepasang padi,
sepasang sayap segi lima yang didalamnya bergambar lautan serta belati
yang menancap pada segi lima tersebut. Identitas untuk para pegawai
adalah pada kiri bertuliskan “CUSTOM” dan pada pundak terdapat
semacam pangkat yang membedakan tingkat golongan dari pegawai-
pegawai tersebut. Pada topi terdapat garis putih atau kuning yang warna
tersebut menunjukan golongan sesuai dengan tanda yang ada pada pundak.
b. Lokasi kantor
Kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe madya pabean
surakarta bertempat di jalan L.U. Adi sucipto No.36 surakarta, telp (0271)
713346 – 712238 – 712243. Wilayah kerja meliputi kabupaten-kabupaten
di karesidenana surakarta, yaitu : kabupaten sragen, karanganyar,
sukoharjo, klaten, boyolali, dan kota surakarta. Kantor yang sampai
sekarang ditempati tersebut kira-kira seluas 850 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
B. PEMBAHASAN
1. Alur proses jaminan pada kantor KPPBC tipe madya pabean
Surakarta
Alur proses jaminan importir diwajibkan membayar jaminan
sebesar jumlah bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang
ditangguhkan pembayarannya. Alur proses jaminan di kantor KPPBC tipe
madya pabean Surakarta ada dua macam yaitu: a) penelitian jaminan tunai
dan b) penelitian jaminan lainnya. Adapun alur proses jaminan kantor
KPPBC tipe madya pabean Surakarta sebagai berikut.
a. Penyerahan jaminan yang diberikan kepada penelitian jaminan tunai
yang memiliki tugas sebagai berikut.
a) Menyerahkan uang tunai
b) Jumlah uang jaminan diserahkan pada rekening khusus jaminan
b. Penyerahan jaminan yang diberikan kepada penelitian jaminan lainnya
yang memiliki tugas sebagai berikut.
a) Memeriksa format dan isi jaminan,
b) Mengecek jumlah jamninan, dan
c) Memeriksa jangka waktu jaminan.
Setelah proses tersebut maka dilanjutkan dengan konfirmasi
penerbitan jaminan secara lisan/tertulis (SKJ) dengan menejemen resiko.
Setelah itu baru ada kesepakatan dari kedua belah pihak. Surat jaminan
yang diterbitkan oleh Badan Perpajakkan (BPJ). Selanjutnya piñata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
usahaan jaminan dapat diperpanjang sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Adapun peraturan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pungutan negara dalam rangka kegiatan kepabeanan
b. Kewajiban penyerahan Jaminan yg disyaratkan dalam peraturan
Adapun jaminan yang ditangguhkannya dapat berupa:
a) Uang tuanai
b) Jaminan bank
c) Jaminan perusahaan asuransi
d) Jaminan tertulis.
Adapun alur atau prosedur dalam proses jaminan menyerahklan
dan alasannya pada:
a) kantor pabean dengan melampirkan dokumen pendukung berupa PIB
atau dokumen pelengkap pebean.
b) Kepala kantor pabean menerima surat keputusan pembayaran bea
masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) apabila persyaratan
dipenuhi. Jika persyaratan, diterbitkan surat penolakan.
c) PIB atau dokumen pelengkap pabean dan surat keputusan kepala
kantor pabean diserahkan oleh importir kepada pejabat pengelola
fasilitas/jaminan.
d) Jaminan bea masuk dan PDRI diserahkan oleh importir pejabat
pengelola fasilitas/jaminandengan menerima tanda bukti penerimaan
jaminan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
e) Berkas PIB atau dokumen pelengkap pabean diserahkan oleh pejabat
pengelola fasilitas/jaminan kepada pejabat pabean untuk diproses
pemeriksaan fisik barang.
f) Pejabat menerbitkan instruksi pemerikasaan dan menunjuk pejabat
pemeriksa barang dan menyerahkan berkas (dokumen pelengkap
pabean) kepada pemeriksa pejabat barang.
g) Pejabat pemeriksa barang melakukan pemeriksaan fisik barang
berdasarkan instruksi pemeriksaaan dan dokumen pelengkap pabean
dan menuangkan ke dalam laporan hasil pemerikasaan (LHP).
h) Dokumen pelengkap pabean berikut LHP dikirim kepada pejabat
pabean dan dilakukan penelitian dan mencocokan data LHP dengan
dokumen pelengkap pabean sebagai berikut:
1) Bila kedapatan jumlah dan jenis barang sesuai, pejabat pabean
menerbitkan SPPB dalam dua rangkap:
(a) SPPB lembar pertama diserahkan kapada petugas yang
mengawasi pengeluaran barang;
(b) SPPB lembar kedua diserahkan kepada importir.
1) Jika kedapatan jumlah barang lebih, importir wajib mengajukan
permohonan untuk memperbaiki persetujuan penangguhan serta
menyesuaikan besarnya jaminan.
2) Dalam hal jenis barang tidak sesuai, terhadap barang impor
tersebut tidak dapat diberikan persetujuan pengeluaran barang
dengan penangguhan, dan importir wajib segera mengajukan PIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
i) Pejabat pebean mengirimkan dokumen pelengkap pabean beserta LHP
kepada pejabat pengelola fasilitas/jaminan.
j) Apabila pencocokan antara dokumen pelengkap pabean dan LHP
menunjukkan:
1) Kesesuaian, berkas disimpan untuk menunggu PIB definitive.
2) Jumlah barang kedapatan lebih, pejabat pengeloala
fasilitas/jaminan minta kepada importir untuk mengajukan
permohonan perbaikan surat keputusan penangguhan serta
menyesuaikan besarnya jaminan.
3) Jenis barang kepadatan tidak sesuai, penangguhan tidak dapat
diberikan dan importir diwajibkan mengajukan PIB biasa (bayar).
k) Impor yang telah menyelesaikan prosedur pemeriksaan fisik barang
atau telah menambah jaminan membawa SPPB lembar importir kepada
petugas yang mengawasi pengeluaran barang.
l) Petugas yang mengawasi pengeluaran barang mencocokkan SPPB
dengan nomor, merek, ukuran, jumlah, dan jenis kemasan/peti
kemasan yang bersangkutan.
1) Bila sesuai, barang impor dapat dikeluarkan
2) Bila tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan dan SPPB
dikirim kepada pejabat pengelola Manifest untuk diproses lebih
lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
m) Untuk mengeluarkan barang yang sesuai, SPPB lembar importir diberi
catatan pengeluaran dan SPPB lembar tugas dikirim kepada pejabat
pengelola Manifest.
n) Pejabat pengelola Manifest memproses tata usahanya lebih lanjut
dengan SPPB lembar petugas untuk menutup pos Manifest (BC 1.1).
o) Paling lambat tanggal jatuh tempo penangguhan importir sudah
menyerahkan PIB definitif kepada pejabat pengelola fasilitas/jaminan
disertai dengan bukti pembayaran surat setoran pabean, cukai, dan
pajak dalam rangka impor (SSPCP) atau bukti pembayaran pabean,
cukai, dan pajak dalam rangka impor (BPPPCP).
p) Pejabat pengelola fasilitas/jaminan meneliti dan mencocokan PIB
definitive dengan PIB atau dokumen pelengkap pabean dan LHP.
(1) Bila sesuai, jaminan dikembalikan kepada importir.
(2) Bila tidak sesuai, mengembalikan PIB definitif untuk diperbaiki.
q) Berkas PIB definitive yang sudah dijadikan satu dengan berkas
sebelumnya diserahkan kepada pejabat pengelola distribusi dokumen.
r) Jaminan dicairkan oleh pejabat pengelola fasilitas/jaminan apabila
importir tidak menyerahkan PIB definitif sesuai jangka waktu yang
telah ditentukan dengan peranan sanksi:
1) Sanksi administrasi berupa denda sesuai undang-undang No.
10/1995 pasal 8 ayat (6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Kemudahan pemberian penangguhan atas nama importir yang
bersangkutan hanya akan diberikan lagi setelah 6 (enam) bulan
sejak importir menyelesaikan kewajiban.
Gambar 3.3
Alur proses jaminan pada kantor KPPBC tipe madya pabean Surakarta
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa alur jaminan di
kantor KPPBC tipe madya pabean Surakarta ada dua macam yaitu: a)
penelitian jaminan tunai dan b) penelitian jaminan lainnya. Pada gambar
3.3 di atas alur jaminan dapat digambarkan secara jelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Bentuk-Bentuk Jaminan dan Kegunaanya
Bentuk-bentuk Jaminan yang dapat digunakan untuk menjamin
setiap kegiatan kepabeanan sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (1)
dan ayat (2), dapat ditentukan sebagai berikut:
a. pengeluaran barang impor untuk dipakai dengan menyerahkan
dokumen pelengkap dan Jaminan, menggunakan:
1) Jaminan tunai Jaminan tunai adalah jaminan yang berdasarkan
kepada direktorat jenderal bead an cukai dalam bentuk uang tuanai
menjamin pembayaran Bea Masuk, Cukai, denda administrasi, dan
pajak dalamrangka impor. Jangka waktu jaminan tunai dapat
dibedakan menjadi dua jangka waktu yaitu jangka waktu selama
penanguhan ditambah 30 (tiga puluh) hari untuk waktu dan jangka
waktu selama 90 (Sembilan puluh) hari.
2) Jaminan bank (bank garansi) adalah garansi dalam bentuk warkat
yang diberitakan oleh bank yang mengakibatkan kewajiban
membayar terhadap pihak yang menerima garansi apabila pihak
yang dijamin cedera janji (wan prestasi). Jaminan bank yang dapat
diterima sebagai jaminan pembayaran atas pungutan Negara adalah
jaminan bank yang diterbitkan oleh bank devisa persepsi.
3) Customs Bond adalah pemeriksaan jaminan antara tiga pihak, di
mana pihak pertama (surety) terikat untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban yang timbul dari pihak kedua (principal) terhadap pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
ketiga (obligee) dalam hal pihak kedua tidak memenuhi
kewajibannya.
4) Jaminan Indonesia EximBank;
5) Jaminan Perusahaan Penjaminan adalah perusahaan asuransi
kerugian yang mempunyai izin di Indonesia untuk melakukan
penutupan Custom Bond.
6) Jaminan tertulis adalah surat pernyataan tertulis yang dibuat oleh
importer yang berisi kesanggupan untuk membayar sekaligus bea
masuk, cukai, denda administrasi, dan pajak dalam rangka impor
dalam jangka yang ditentukan.
b. pembebasan impor tujuan ekspor, menggunakan:
1. Jaminan bank (bank garansi);
2. Customs Bond;
3. Jaminan Indonesia EximBank; atau
4. Jaminan Perusahaan Penjaminan.
c. impor sementara, menggunakan:
1. Jaminan tunai;
2. Jaminan bank (bank garansi);
3. Jaminan Indonesia EximBank; atau
4. Jaminan tertulis.
d. penundaan pembayaran yang ditetapkan secara berkala atau menunggu
keputusan pembebasan atau keringanan, menggunakan:
1. Jaminan tunai;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2. Jaminan bank (bank garansi);
3. Customs Bond;
4. Jaminan Indonesia EximBank;
5. Jaminan Perusahaan Penjaminan; atau
6. Jaminan tertulis;
e. pengeluaran barang dari tempat penimbunan berikat dengan Jaminan,
menggunakan:
1. Jaminan tunai;
2. Jaminan bank (bank garansi);
3. Customs Bond;
4. Jaminan Indonesia EximBank; atau
5. Jaminan Perusahaan Penjaminan.
f. pengajuan keberatan, menggunakan:
1. Jaminan tunai;
2. Jaminan bank (bank garansi);
3. Customs Bond;
4. Jaminan Indonesia EximBank;
5. Jaminan Perusahaan Penjaminan; atau
6. Jaminan tertulis.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Bentuk-
bentuk Jaminan yang dibuat oleh Pejabat Bea dan Cukai tipe madya
pabean Surakarta berdasarkan pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) antara
lain: Jaminan tunai, Jaminan bank (bank garansi), Customs Bond,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Jaminan Indonesia EximBank, dan Jaminan Perusahaan Penjaminan
atau Jaminan tertulis. Dengan demikian Pejabat Bea dan Cukai tipe
madya pabean Surakarta membuat bentuk jaminan berdasarkan
peraturan yang ada.
3. Sanksi-sanksi Jaminan
a. Sanksi sanksi secara umum
Dalam kepabeanan ada sanksi-sanksi yang dibuat oleh
Pejabat bea dan cukai yang diberikan kepada importir antara lain
sebagai berikut:
1) Atas izin importir dipetraruhkan jamninan tunai, jaminan bank,
Customs Bond, atau jaminan tertulis sesuai sansi yang berlaku.
2) Atas izin impor yang mendapat pembebasan bea masuk,
dipertaruhkan jaminan sebesar bea masuk dan pajak dalam
rangka impor.
3) Atas izin impor yang mendapat keringanan bea masuk, importir
wajib membayar:
4) Atas izin impor yang mendapat keringanan bea masuk, importir
wajib mempertaruhkan jaminan sebesar selisih bea masuk, yang
seharusnya dibayar ditambah dengan PPh pasal 22.
Selain itu sanksi-sanksi yang diberikan oleh Pejabat Bea dan
Cukai melakukan konfirmasi penerbitan Jaminan kepada Penjamin atau
surety sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (6) dengan cara:
1) Jaminan dalam bentuk Jaminan bank (bank garansi) yang diserahkan
oleh Terjamin dengan profil importir risiko rendah dan risiko
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
menengah, dan Penjamin telah membuat kesepakatan atau pernyataan
konfirmasi penerbitan Jaminan secara lisan dengan Kantor Pabean;
2) Jaminan dalam bentuk Customs Bond yang diserahkan oleh principal
dengan profil importir risiko rendah, dan surety telah membuat
kesepakatan atau pernyataan konfirmasi penerbitan Jaminan secara
lisan dengan Kantor Pabean;
3) Jaminan yang diserahkan dalam bentuk Jaminan Indonesia EximBank
setelah dibuat kesepakatan atau pernyataan konfirmasi penerbitan
Jaminan secara lisan antara Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan
Cukai yang ditunjuk dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia;
atau
4) Jaminan dalam bentuk Jaminan Perusahaan Penjaminan yang
diserahkan oleh Terjamin dengan profil importir risiko rendah, dan
Penjamin telah membuat kesepakatan atau pernyataan konfirmasi
penerbitan Jaminan secara lisan dengan Kantor Pabean.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sanksi secara umum
dapat dikelompokkan empat bagian yang dibuat oleh Pejabat Bea dan
Cukai tipe madya pabean Surakarta antara lain: jaminan dalam
bentuk bank, jaminan dalam bentuk Customs Bond, jaminan dalam
bentuk Jaminan Indonesia EximBank, dan jaminan dalam bentuk jaminan
peusahaan penjaminan.
b. Sanksi-sanksi kepada terjamin, penjamin/surety
Dalam kepabeanan ada sanksi-sanksi yang dibuat oleh
Pejabat bea dan cukai yang diberikan kepada importir yang diberikan
berdasarkan pada pasal 31 antara lain sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
1) Sanksi surat konfirmasi jaminan tidak dijawab dalam sanksi yang
diberikan kepada penjamin mulai dari 9 (Sembilan) hari kerja
sejak tertanggal kirin Surat Keputusan Jaminan (SKJ). Jaminan
yang diterbitkan penjamin/surety melebihi jangka waktu tersebut,
tidak dapat diterima sebagai jaminan di kantor pabean yang
bersangkutan.
2) Sanksi tidak mengganti jaminan berdasarkan pasal 31 ayat (2)
yang diberikan oleh pihak terjamin sejak 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal penetapan/pernyataan hal. Dalam kegiatan tersebut
terjamin melakukan kegiatan kepabeanan yang dilakukan
terjamin/principal tidak dilayani di kantor pabean yang
bersangkutan.
3) Surat pencairan tidak dicairkan/disetorkan berdasarkan pasal 31
(3) sejak 12 (dua belas) kerja sejak tanggal kirim Surat putusan
jaminan (SPJ) yang diberikan oleh kantor pabean secara
berurutan sebagai berikut.
(a) Kegiatan kepabeanan yang dilakukan oleh terjamin/principal
tidak dilayani dikantor pabean yang bersangkutan oleh pihak
terjamin.
(b) Surat jaminan yang dikeluarakan atau yang diterbitkan
penjamin/surety/terjamin melebihi jangka waktu tersebut,
tidak diterima sebagai jaminan di kantor pabean yang
bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
(c) Penjamin kemudian menggunakan wewenang Direktur
jenderal kepabeanan untuk menolak penggunaan jaminan
baru berdasarkan penelitian past record.
(d) Kemudian penggunaan jaminan baru dai
penjamin/surety/terjamin di lingkungan Direktur Jenderal
Bea dan Cukai ditolak.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sanksi-
sanksi kepada terjamin, penjamin/surety yang diberikan oleh Pejabat
Bea dan Cukai tipe madya pabean Surakarta atara lain: sanksi surat
konfirmasi jaminan tidak dijawab dalam sanksi yang diberikan
kepada penjamin mulai dari 9 (Sembilan) hari kerja, Sanksi tidak
mengganti jaminan berdasarkan pasal 31 ayat (2) yang diberikan
oleh pihak terjamin sejak 30 (tiga puluh), dan Surat pencairan tidak
dicairkan/disetorkan berdasarkan pasal 31 (3) sejak 12 (dua belas)
kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan sajian data dan pembahasan yang telaha dilakukan yang
telah dilakukan dalam bab-bab, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Jaminan dalam rangka kepabeanan yang selanjutnya disebut Jaminan
adalah garansi pembayaran pungutan negara dalam rangka kegiatan
kepabeanan dan/atau pemenuhan kewajiban yang disyaratkan dalam
peraturan kepabeanan yang diserahkan kepada Kantor Pabean.
2. Bentuk-bentuk Jaminan yang dapat digunakan untuk menjamin setiap
kegiatan kepabeanan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2), dapat ditentukan sebagai berikut: Jaminan tunai, Jaminan bank (bank
garansi), Customs Bond, Jaminan tertulis, dan Jaminan Perusahaan
Penjaminan.
3. Sanksi-sanksi jaminan yang diberikan dalam pelaksanaan jaminan bea dan
cukai tipe A Surakarta adalah:
a. Sanksi secara umum dapat dikelompokkan empat bagian yang dibuat
oleh Pejabat Bea dan Cukai tipe madya pabean Surakarta antara lain:
jaminan dalam bentuk bank, jaminan dalam bentuk Customs Bond,
jaminan dalam bentuk Jaminan Indonesia EximBank, dan jaminan
dalam bentuk jaminan peusahaan penjaminan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b. Sanksi-sanksi kepada terjamin, penjamin/surety yang diberikan oleh
Pejabat Bea dan Cukai tipe madya pabean Surakarta atara lain: sanksi
surat konfirmasi jaminan tidak dijawab dalam sanksi yang diberikan
kepada penjamin mulai dari 9 (Sembilan) hari kerja, Sanksi tidak
mengganti jaminan berdasarkan pasal 31 ayat (2) yang diberikan oleh
pihak terjamin sejak 30 (tiga puluh), dan Surat pencairan tidak
dicairkan/disetorkan berdasarkan pasal 31 (3) sejak 12 (dua belas)
kerja.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan penelitian sebagaimana tersebut di atas, maka
akan diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk memperlancar pelaksanaan impor barang, perlu adanya kerjasama
dalam hal jaminan antara kantor pelayanan bea dan cukai dengan instansi,
yaitu kantor bea dan cukai, serta dengan departemen teknis lainya yang
berwenang mengeluarkan kebijakan jaminan barang importir ke wilayah
Indonesia.
2. Perlu adanya tindakan tegas bagi pejabat bea dan cukai dalam hal
penegasan dalam jamninan pembayaran pungutan negara dalam rangka
kegiatan kepabeanan dan/atau pemenuhan kewajiban yang disyaratkan
dalam peraturan kepabeanan yang diserahkan kepada Kantor Pabean.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3. Importir diharuskan memenuhi prosedur jaminan agar tidak melakukan
kesalahan dalam melakukan pelanggaran bea masuk, cukai yang ditunjuk
dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor impor ke Negara Indonesia.