jangan sampai pandangan saudara berubah menjadi pandangan asmara

Upload: ginanjar-njar-njar

Post on 05-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Jangan Sampai Pandangan Saudara Berubah Menjadi Pandangan Asmara

    1/2

    “Jangan sampai pandangan Saudara berubah menjadi pandangan Asmara” begitu

    statemen seorang ikhwah pagi itu dalam majelis keilmuan. Saya dan teman-teman

    yang lain meresponnya hanya dengan tertawa saja. Karena kami sudah memahami,

    bahwa karakter teman kami yang satu ini memang paling jago kalo nyeletuk.

    Sebuah Kisah Fikti 

    !agi ini dalam sebuah pesan singkat seorang akhwat mengirimkan pesan singkat

    kepada seorang perantara yang dianggap dekat dengan seorang ikhwan. “Akhi, ana

    ga bisa lagi berinteraksi dengan akh ulan"”. #yata sekali menekan perasaannya

    dengan mun$ulnya tanda seru. !ekan lalu, ikhwan tersebut membuat sebuah

    postingan a$ebook yang membuat ana merasa risih. Awan, terus terang juga

    tersinggung, bahkan memberikan kode keras dalam media-media sosialnya.

    Sang perantara trsebut terkejut. %a berusaha tetap tenang. “Sabar &khti, jangan

    terlalu diambil hati. 'ungkin maksudnya tidak seperti yang Anti bayangkan”, sang

    perantara men$oba menenangkan terutama untuk dirinya sendiri.

    “Awan, ana tidak menangkap maksud lain dari status-status di media sosialnya.%khwan itu mungkin tidak pernah berpikir dampak yang dia posting di media sosial.

    Kata-kata itu membuat ana sedikit banyak merasa gagal menjaga hijab ana, gagal

    menjaga komitmen dan menjadi penyebab (tnah. !adahal, ana hanya berusaha

    menjadi bagian dari perputaran dakwah ini”, sang akhwat kini mulai tersedak

    terbata.

    “)a sudah ana berharap Anti tetap isti*amah dengan kenyataan ini, ana tidak ingin

    kehilangan tim dakwah oleh permasalahan seperti ini”. Sang perantara pun

    membuat keputusan, “Ana akan ajak bi$ara langsung akh ulan”.

    +eberapa aktu berlalu, ketika akhirnya sang perantara tersebut mendatangi ulan

    yang bersangkutan. Fulan berkata, “Ana memang membuat status yang demikianitu, namun tidak ada maksud untuk menyinggung ukhti itu, mungkin ukhti itu yang

    ke an, apakah itu salah/”

    Sang perantara berusaha menanggapinya seari mungkin. “Ana tidak menyalahkan

    status media sosial dan perasaan Antum. Kita semua berhak memiliki perasaan itu

    dan berbi$ara. !ertanyaan ana adalah, apakah Antum sudah siap ketika

    menyatakan perasaan dalam media sosial itu/ Apakah Antum mengatakannya

    dengan orientasi bersih yang menjamin hak-hak saudari Antum/ 0ak perasaan dan

    hak pembinaannya. Apakah Antum menyampaikan kepada pembina Antum untuk

    diseriuskan/ Apakah Antum sudah siap berkeluarga/ Apakah Antum sudah berusaha

    menjaga kemungkinan (tnah dari pernyataan Antum, baik terhadap ikhwah lain

    maupun terhadap dakwah/”

    1eee, Anu &stad2 3J41+

    +erselang tidak lama, Akhwat ini sudah merasakan pun$ak dari kegelisahan

    hatinya, pada akhirnya akhwat langsung berterus terang dengan Fulan melalui

    per$akapan pesan singkat, “Akh, ane mengenal antum juga baru-baru ini, seneng

    rasanya bisa membangun ukhuwah dengan saudara lainnya, +ukan maksud ana

  • 8/16/2019 Jangan Sampai Pandangan Saudara Berubah Menjadi Pandangan Asmara

    2/2

    untuk mendeskripsikan antum yang $eplas-$eplos. Ana hanya meminta tolong

    kepada antum untuk membantu akhwat lainnya untuk menjaga perasaanya”

    “'ungkin maksud antum bukan untuk ana, tapi se$ara umum yang antum posting

    telah membuat beberapa akhwat baper. Ana sangat paham antum itu seperti apa,antum baik, bagus dan $erewet pake lagi, bahkan di media sosial. 5api antum

    kurang memahami bagaimana itu akhwat, Ana sampaikan ya akh, Akhwat itu

    memiliki kelembutan hati yang sangat peka, dia mudah sekali untuk kebawa

    perasaan 6 +a$a 7 8 “Awan, Semoga antum bisa menjaga sikap “

    Sang ikhwan pun ternganga dan terdiam tanpa membalas pesan singkat itu.

    9 5ulisan ini dibuat, semata mata hanya sebagai nasihat 6bagi penulis dan

    pemba$a8, tidak untuk menghujat apalagi melaknat. Semoga dengannya kita dapat

    mengambil hikmah dan manaat serta senantiasa menjauhkan diri dari berbagai

    maksiat. Aamiiin.

    inanjar iai