jantung koroner

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding arteri (Yuet Wai Kan, 2000). Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2010). Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan, hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang sejak konferensi klinis terakhir oleh

Upload: ifvandaru-ramadhan

Post on 19-Jul-2016

68 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aaaa

TRANSCRIPT

Page 1: JANTUNG KORONER

BAB IPENDAHULUAN

 A.    Latar belakang

Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding arteri (Yuet Wai Kan, 2000).

Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2010).

Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan, hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang sejak konferensi klinis terakhir oleh New York Heart Association atau asosiasi kesehatan New York menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya telah mengeluarkan informasi baru yang penting mengenai penyakit ini, cara pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam besarnya perubahan yang jelas secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor yang mungkin relevan, besarnya jumlah

Page 2: JANTUNG KORONER

pasien yang ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua kasus PJK yang timbul pada populasi umum dengan karakteristik jelas.

B.     Rumusan masalahAdapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana gambaran klinis dan penatalaksanaan serta perjalanan penyakit pasien yang menderita penyakit jantung koroner.

C.    Tujuan penulisanTujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui definisi, manifestasi klinis, etiologi, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,  pengobatan, dan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Selain itu penulisan laporan kasus ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas praktek keperawatan dewasa I.

D.    Manfaat penulisan1.      Meningkatkan pemahaman mengenai definisi, etiologi, patofisiologi,

komplikasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit jantung koroner

2.      Memberikan pengetahuan tentang penyakit jantung koroner dan gejala-gejalanya di sertai tindakan yang harus diambil untuk pencegahannya sebagai langkah awal dalam mengantisipasi penyakit jantung koroner.

Page 3: JANTUNG KORONER

BAB IIPEMBAHASAN

A.    DEFINISIPenyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya

kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang ruang terletak rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri stemum (Elizabeth J.Corwin, 2009, 441).

Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.  (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996).

Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena  sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan oto jantung.

B.     MANIFESTASI KLINIS1.      Gambaran klinis penyekit jantung koroner :

Beberapa hari atau minggu sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada tidak enak, waktu olahraga atau bergerak jantung berdenyut keras ,napas tersengal-sengal, kadang-kadang disertai mual, muntah dan tubuh mengeluarkan banyak.Dalam kondisi sakit :

a.       Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang bagian atas dan tengah sampai ke telapak tangan. Terjadinya sewaktu dalam keadaan tenang

Page 4: JANTUNG KORONER

b.      Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38 derajat celciusc.       Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakitd.      Debar jantung banormale.       Tekanan darah rendah atau strokef.       Mua pucat pasig.      Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluhh.      Gerakan menjadi lamban (kurang semangat)i.        Pingsanj.        Tenaga dan pikiran menjadi lemah, ketakutan yang tidak ada alasannya

perasaan mau mati saja.2.      Gambaran klinis penyakit angina pectoris :

Nyeri seperti diperas atau tertekan di daerah perikardium atau substemum dada, kemungkinan menyebar ke lengan, rahang atau thoraks.Pada angina stabil dan tidak stabil, nyeri biasanya berkurang dengan istirahat. Angina prinzmental tidak mereda dengan istirahat tetapi biasanya menhilang dalam 5 menit.

3.      Gambaran klinis penyakit infark miokard akut :Nyeri dengan awitan yang biasanya mendadak, sering di gambarkan memiliki sifat meremukkan dan patah.Terjadi mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri hebat. Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot rangka. Kulit yang dingin, pucat akibat vasokontriksi simpatis. Pengurangan urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta penignkatan aldosteron dan ADH. Takikardi akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung. Keadaan mental berupa keadaan sangat cemas disertai perasaan mendekati kematian, berhubungan dengan pelepasan hormone stress dan ADH (vasopressin).

Page 5: JANTUNG KORONER

C.    ETIOLOGISalah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan

makan makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredarah darah dan di serap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol (Yenrina, Krisnatuti, 1999).Aterosklerosis adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh endapan lemak, trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media (Elizabeth J. Corwin, 2009, 477).Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :

1.      Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi penyempitan terhadap akan memungkinkan berkembangnya koleteral yang cukup sebagai pengganti.

2.      Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK3.      Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai

jenis arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.Salah satu penyakit jantung akibat insufiensi aliran darah koroner yaitu, Angina pectoris dan infark  miokardium.

1.    Angina pectorisAngina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon, terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen (Elizabeth J .corwin, 2009, 492).

a.       Ateriosklirosisb.      Spasmearterikoronerc.       Anemia beratd.      Artritise.       Aorta insufisiensa

Page 6: JANTUNG KORONER

Adapun jenis-jenis angina :a.       Angina stabil

Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolahraga atau naik tangga.

b.      Angina prinzmentalTerjadi tampa peningkatan jelas beban kerja jantung pada kenyataannya sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmental terjadi spasme arteri koroner yang menimbulkan iskemi jantung di bagian hilir. Kadang-kadang tempat spasme berkaitan dengan arterosklerosis.

c.       Angina tak stabilAdalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmental ; dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroer. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandi oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.

2.    Infark miokardiumTerlepasnya plak arteriosklerosis dari salah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut di bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang di perdarahi oleh pembuluh tersebut. Infark miokardium juga dapat terjadi jika lesi trombosit yang melekat di arteri menjadi cukup besar untuk menyumbat total aliran ke bagian hilir, atau jika suatu ruang jantung mengalami hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi. (Elizabet J. Corwin, 2009, 496)

D.    PATOFISIOLOGIPenyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang

mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukana bagian dalam pembuluh darah.

Page 7: JANTUNG KORONER

Plak  ini membuat intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan   zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pectoris.

Kolesterol serum dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitas yang meningkat adalah kilomikron. VLDL (Very Low Density Lopoprotein). LDL (low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh  kolesterol dan merupakan yang paling aterojenik. HDL menurunkan resiko penyakit jantung ke hati, tempat kolesterol di metabolisme dan  di ekskresikan. Orang dewasa dapat diklasifikasikan sebagai beresiko penyakit jantung koroner berdasarkan jumlah total dan kadar kolesterol LDL-nya (Moore, 1997).

1.    Angina pectorisJika beban kerja suatu jaringan menigkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat pada jantung yang sehat, arteria koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke oto jantung namun  jika arteria koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat arterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemi miokardium, sel- sel miokardium mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Cara ini tidak efesien dan menyebabkan terbentuknya asam laktat. Asam laktat menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri yang berkaitan dengan nagina pectoris. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali ke proses fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina pectoris mereda. Dengan demikian angina pectoris merupakan suatu keadaan yang berlangsung singkat.( Elizabeth J. Corwin, 2009, 492)

2.    Infark miokardium

Page 8: JANTUNG KORONER

Tanpa ATP, pompa natrium kalium berhenti dan sel terisi ion natrium dan air yang akhirnya menyebabkan sel pecah (lisis). Dengan lisis sel melepaskan simpanan kalium intra sel dan enzim intra sel yang menyederai sel-sel di sekitarnya. Protein intra sel mulai mendapat akses ke sirkulasi sistemik dan ruang intertisial dan ikut menyebabkan edema dan pembengkakan intertisial di sekitar miokardium, akibat kematianj sel, tercetus reaksi inflamsi . di tempat inflamsi, terjadi penimbunan trombosit dfan pelepasan faktor pembekuan. Terjadi degranulasi sel mast yang menyebabkan pelepasan histamine dan berbagai prostaglandin. Sebagian bersifat vasokontriktif dan sebagian merangsang pembekuan (tromboksan). (Elizabeth J. Corwin, 2009, 495)Secara singkat semakin bayak arah (peningkatan preload) di salurkan ke jantung, jantung akan memompa lebih cepat untuk melawan arteri yang menyempit (peningkatan afterload). Hasil netto dari pengaktifan semua refleks tersebut, terjadi akibat penurunan kontaktilitas jantung dan tekanan darah, adalah meningkatnya beban kerja jantung yang telah rusak. Kebutuhan oksigen jantung meningkat. Apabila kebutuhan oksigen dari lebih banyak sel tidak dapat di penuhi, maka terjadi peluasan daerah sel yang cedera dan iskemia di sekitar zona nekrotik (mati). Sel- sel yang mengalami cedera dan iskemia ini beresiko ikut mati. Kemampuan memompa jantung semakin berkurang dan terjadi hipoksia semua jaringan dan organ, termasuk bagian jantung yang masih sehat. Akhirya, karena darah di pompa secara tidak efektif, dan kacau maka darah mulai mengalir secara lambat dalam pembuluh jantung. Hal ini, disertai akumulasi trombosit dan factor pembekuan lainnya yang meningkatkan resiko pembentukan bekuan darah. (Elizabeth J. Corwin, 2009, 496)

E.     KOMPLIKASI1.      Komplikasi jantung koroner :

Page 9: JANTUNG KORONER

Komplikasi tertinggi akut infark adalah aritmia, aritmia yang sering memberikan komplikasi adalah ventrikel vibrilasi. Ventrikel vibrilasi 95% meninggal sebelum sampai rumah sakit. Komplikasi ini meliputi disfungsi ventrikel kiri/gagal jantung dan hipotensi/syok kardiogenik.

2.      Komplikasi angina pectoris :a. Infarks miokardium yang akut terjadi akibat aliran darah yang berisi

nutrisidan oksigen ke otot terganggu dan mengakibatkan nekrosisb. Aritmia kardiak me,rupakan suatu respon yang timbul akibat ada

jaringanyang tidak mendapatkan suplai darahc. Unstable angina terjadi karena iskemia pada otot jantung yang sudah

meluassehingga nyeri yang dirasakan akibat penimbunan asam laktat lebih seringterjadi.

d. Sudden death ; terjadi akibat kelelahan jantung yang memompa darah terusmenerus dengan frekuensi yang tidak stabil dan diperberat oleh nekrosis otot jantung yang makin meluas.

3.      Komplikasi infark miokard akut :Aritmia, bradikardia sinus, irama nodal, gangguan hantaran atrioventrikular, gangguan hantaran intraventrikel, Asistolik, takikardia sinus, kontraksi atrium prematur, takikardia supraventrikel, flutter atrium, fibrilasi atrium, takikardia atrium multifokal, kontraksi prematur ventrikel, takikardia ventrikel, takikardia idioventrikel, renjatan kardogenik, tromboembolisme, perikarditis, Aneurisme ventrikel, regurgitasi mitral akut, ruptur jantung dan septum.

F.     PEMERIKSAAN FISIK1.      Keadaan umum

Pengkajian keadaan umum meliputi kesan secara umum pada keadaan sakit termasuk ekspresi wajah (cemberut, grimace, lemas), dan posisi pasien. Kesadaran yang meliputi penilaian secara kualitatif (komposmentis, apatis, somnolen, sopor, soporokoma, koma) dapat

Page 10: JANTUNG KORONER

juga menggunakan GCS. Lihat juga keadaan status gizi secara umum (kurus, ideal, kelebihan berat badan).

2.      Pemeriksaa tanda-tanda vitalPemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan

darah, nadi (frekuensi, kualitas, irama), pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama pola pernapasan), suhu tubuh, skala nyeri.

3.      Pemeriksaan kulit, rambut dan kelenjar getah beningKulit meliputi warna (adanya pigmentasi, sianosis, ikterus, pucat,

eritema), turgor, kelembaban edema, bekas luka dll.Rambut dapat dinilai dari warna, kelebatan, distribusi, bau

keadaan, kusut dan kering dll.Kelenjar getah bening dapat dinilai dari bentuknya serta tanda-

tanda radang yang ada di daerah sevikal anterior, inguinal oksipital dan retroaurikular.

4.      Pemeriksaan kepala dan leherPeriksa bentuk dan ukuran kepala, rambut dan kepala, ubun-ubun (

fontenal), struktur wajah (simetris atau tidak), ada tidaknya pembengkakan, dll.

Pada mata dapat dilihatdari visus, palpebra, alis bulu mata, konjungtiva, sklera, kornea, pupil dan lensa.dll

Pada telinga dapat dilihat dari daun telinga, liang telinga, membran timpani, mastoid, ketajaman pendengaran.dll

Hidung dan mulut, ada atau tidaknya trismus (kesukaran membuka mulut), bibir, gusi atau tidaknya tanda radang, perdarahan lidah, salvias, faring, laring dll.

Periksa ada atau tidaknya kaku kuduk, massa di leher (jika ada periksa ukuran, bentuk, posisi, konsistensi) dan ada atau tidaknya nyeri telan dll.

5.      Pemeriksaan dada

Page 11: JANTUNG KORONER

Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung. Secara umum periksa bentuk dada dan keadaan paru (simetris atau tidak), pergerakan napas, ada atau tidaknya fremitus suara, krepitasi, perkusi daerah dada untuk menentukan batas kelainan, dan auskultasi untuk menentukan abnormalitas sistem pernapasan. Pada saat pemeriksaan jantung, periksa denyut apeks 9dikenal dengan iktus kordis) dan aktivitas ventrikel, getaran bising (thrill) bunyi jantung tambahan atau bising jantung dll.

6.      Pemeriksaan abdomenData yang dikumpulkan antara lain adalah ukuran atau bentuk

perut, dinding perut, bising usus, adanya ketegangan dinding perut, atau adanya nyeri tekan. Selanjutnya lakukan palpasi pada organ hati, limpa, ginjal, kandung kencing untuk memeriksa ada aau tidaknya nyeri dan pembesaran pada organ tersebut. Kemudian periksa anus, rektum dan genetalia.

7.      Pemeriksaan ekstremitas dan neurologisPemeriksaan anggota gerak ini meliputi adanya rentang gerak,

keseimbangan dan gay berjalan, genggam tangan, dan otot kaki. Periksa apakah ada kontraktur atau tidak dll.

Kemudian, pada pemeriksaan neurologis periksa tanda-tanda gangguan neurologis seperti kejang, tremor, parese, dan paralisis, pemeriksaan reflek, kaku kuduk, pemeriksaan brudzinzki, dan tanda keming ( hambatan atau rasa sakit daerah ekstremitas bawah ketika dilakukan flesksi), uji kekuatan otot tonus, periksa sarah otak dll.

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG1.      EKG : Menunjukan peninggian gelombang S-T, iskemia berarti

penurunan atau datanya gelombang T, menunjukan cedera dan adanya gelombang Q, nekrosis berarti.

2.      Enzim jantung dan iso enzim : CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung), meningkat dalam 12-24 jam, kembali normal  dalam 36-48

Page 12: JANTUNG KORONER

jam . LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu lama untuk kembali normal.

3.      Elektrolit : Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi kontraktilitas, contoh, hipokalemia/ hiperkalemia.

4.      Sel darah putih : Leukosit (10.000-20.000). biasanya tampak pada hari kedua setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi.

5.      Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua – ketiga setelah IM menunjukan inflamasi.

6.      Kimia : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi/perfusi organ akut/kronis.

7.      GDA/Oksimetri nadi : dapat menunjukan hipoksia atau proses penyakit paru akut/kronis.

8.      Kolesterol/trregliserida serum : meningkat, menunjukan arteriosklesis sebagai penyebab IM.

9.      Foto dada : mungkin normal atau menunjukan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisme ventrikuler

10.  Ekokardiogram : mungkin dilakukan untuk menetukan dimensi serambi, gerakan katup/ dinding ventrikuler, dan konfigurasi/fungsi katup.

11.  Pencitraan darah jantung : Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).

12.  Angiografi koroner : Menggambarkan penyempitan/penyumbatan arteri koroner dan biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pada fase akut IM kecuali mendekati bedah jantung angioplasti.

13.  Digital Substraction Angiography (DSA) : tekhnik yang digunakan untuk menggambarkan status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit arteri perifer.

14.  Nuclear Magnetic Resonance (NMR) : memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung/katup ventrikel, katup, lesi veskuler, pembentukan plak, are nekrosis/infark, dan bekuan darah.

Page 13: JANTUNG KORONER

15.  Tes stress olahraga : menetukan respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan).                                       

H.    PENATALAKSANAAN1.      Perubahan gaya hidup :a.       Diet sehat, mencegah atau menurunkan tekanan darah tinggi,

kolesterol tinggi dan mempertahankan berat badan sehat.b.      Berhenti merokokc.       Olahragad.      Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitase.       Kurangi stress2.      Obat obatan

Beberapa obat mengurangi beban kerja jantung dan menyembuhkan keluhan penyakit jantung koroner. Obat lain mengurangi resiko serangan jantung dan kematian mendadak.

a.       Obat penurunan kolesterolb.      Aspirin membantu mencegah terbentuk clot di dalam arteric.       Penyekat ACEd.      penyekat betae.       penyekat kalsiumf.       nitroligsering.      nitrath.      obat trombolitik3.      prosedur kasus :a.       Angioplasti : prosedur ini membuka arteri koroner yang tertutup atau

menyempit. Prosedur ini meningkatkan aliran darah ke otot jantung, menyembuhkan sakit dada, dan mencegah serangan jantung.

b.      Coronary arteri by pass surgery/operasi bypass : prosedur ini menggunakan arteri atau vena dari bagian tubuh lain untuk melewati /by

Page 14: JANTUNG KORONER

pass arteri koroner yang menyempit. Prosedur ini menyembuhkan sakit dada dan mencegah serangan jantung.

c.       Latihan/exercise

Pencegahan :Pencegahan dimulai dengan mengenal faktor-faktor resiko. Dengan mengontrol faktor-faktor resiko yang ada dengan modifikasi gaya hidup dan oabt-obatan kita mungkin mencegah atau menunda perkembangan penyakit jantung koroner.

I.     DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL1.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubunagn dengan iskemia jaringan

jantung atau sumbatan pada arteri koronaria2.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan antara suplai dan kebutuhan

oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard3.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan peruabahan dalam rate,

irama, konduksi jantung, menurunnya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.

4.      Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubunagn dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia

5.      Kecemasan berhubungan dengan Faktor keturunan, Krisis situasional, Stress, perubahan

status kesehatan, ancaman kematian, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan

hospitalisas

J.    NOC (TUJUAN)PENURUNAN CURAH JANTUNG

   Cardiac Pump effectiveness   Circulation Status   Vital Sign Status   Tissue perfusion: perifer

Setelah dilakukan asuhan selama…penurunan curah jantung klien teratasi dengan kriteria hasil:

Page 15: JANTUNG KORONER

 Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites Tidak ada penurunan kesadaran AGD dalam batas normal Tidak ada distensi vena leher Warna kulit normal

INTOLERANSI AKTIFITAS      Self Care : ADLs      Toleransi aktivitas      Konservasi eneergi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan, Kriteria Hasil :

 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan

darah, nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri Keseimbangan aktivitas dan istirahat

KECEMASAN      Kontrol kecemasan      Koping

Setelah dilakukan asuhan selama..…klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:

 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk

mengontol cemas Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

Page 16: JANTUNG KORONER

K.    NIC (INTERVENSI)PENURUNAN CURAH JANTUNG

   Circulation management Evaluasi adanya nyeri dada Catat adanya disritmia jantung Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung Monitor balance cairan Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan Monitor toleransi aktivitas pasien Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu Anjurkan untuk menurunkan stress Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung

Monitor fINTOLERANSI AKTIFITAS              Self care management

  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas  Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan  Monitor nutrisi  dan sumber energi yang adekuat  Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan  Monitor respon kardivaskuler  terhadap aktivitas (takikardi, disritmia,

sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

Page 17: JANTUNG KORONER

  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.

  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan

fisik, psikologi dan sosial  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan

untuk aktivitas yang diinginkan  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek  Bantu untuk  mengidentifikasi aktivitas yang disukai  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam

beraktivitas  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas  Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan  Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

KECEMASANAnxiety Reduction (penurunan kecemasan)

 Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis Libatkan keluarga untuk mendampingi klien Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi Dengarkan dengan penuh perhatian Identifikasi tingkat kecemasan

Page 18: JANTUNG KORONER

 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi Kelola pemberian obat anti cemas

PENCEGAHAN

Upaya pencegahan PJK meliputi:

Upaya pencegahan primer, yaitu mencegah mereka yang sehat agar tidak mendapatkan penyakit jantung koroner/serangan jantung.

Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan bagi penderita PJK agar tidak mendapatkan komplikasi akibat PJK, termasuk serangan jantung baik yang pertama maupun serangan jantung ulangan.

Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan bagi penderita PJK agar tidak mengalami komplikasi lanjut / kecacatan akibat PJK

Pencegahan primer, sekunder dan tersier dapat dilakukan dengan:

1. KENALI DAN KENDALIKAN FAKTOR RISIKO TINGGI

Kenali apakah anda mempunyai faktor risiko utama sepertidiabetes melitus (kencing manis). Bila tidak tahu sebaiknya pernah melakukan srkining diabetes dengan melakukan tes gula darah. Bila terdapat kondisi diabetes kendalikan kadar gula darah dalam batas normal.Kenali apakah mempunyai faktor risiko tinggi seperti kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi (hipertensi), rokok, usia diatas 45 tahun (pria) atau diatas 55 tahun (wanita), serta ada serangan jantung pada ayah/ibu. Bila terdapat faktor risiko tinggi tersebut, kendalikan/terapi faktor risiko tersebut.Faktor risiko lain yang harus dikendalikan/diterapi adalah termasuk kegemukan, inaktifitas fisik (kebiasan hidup tidak aktif) dan stres.

Kendali/terapi berbagai faktor risiko tersebut dapat dilakukan dengan upaya obat dan bukan obat.

2. SKRINING PENYAKIT JANTUNG KORONER

Page 19: JANTUNG KORONER

Penapisan ada tidaknya penyakit jantung koroner pada orang yang mempunyai keluhan khas maupun tidak dapat dikonsultasikan kepada dokter.

3. DIET SEHAT DAN HIDUP AKTIF.

Diet sehat jantung:

Hindari makanan berlemak tinggi, terutama kolesterol (lemak hewani) dan lemak jenuh,

Hindari makanan yang padat kandungan energinya,

Batasi asupan garam,

Perbanyak makan sayur dan buah yang kaya akan serat.

Hidup aktif:

Lakukan berbagai pekerjaan rumah

Perbanyak berjalan kaki atau bersepeda, kurangi menggunakan kendaraan bermotor

Olah raga rutin, seperti ‘brisk walking’, ‘jogging’, bersepeda dan berenang, seminggu 3-4 kali latihan.

Page 20: JANTUNG KORONER

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Penyakit  jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang organ jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol, gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari stress kerja

B.     Saran1.      Gaya hidup seimbang dan menghindari risiko stres.2.      Mengonsumsi makanan berserat, jangan makan berlebihan serta

kontrol kolesterol, kontrol tekanan darah dan gula darah, serta kontrollah kesehatan secara rutin.

3.      Hentikan kebiasaan merokok, karena merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri yang memicu stroke.

4.      Berolahraga yang teratur, istirahat cukup.

Page 21: JANTUNG KORONER

DAFTAR PUSTAKA

Chesebro,J.H. et al: Thrombolysis in myocardial infarction. (TIMI) trial, Phase I: A

Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.

Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC. Jakarta.

Anwar,T.B.,Sutomo,K. Penatalaksanaan penderita infark miokard akut. Naskah Ceramah

Corwin, Elizabeth J.2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta

Page 22: JANTUNG KORONER

Corwin J. Elizabeth, ( 2009 ), Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi 3, Penerbit : Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Corwin Elizabeth J. Buku saku patofisiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi 1. Jakarta : EGC, 2009

Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.