jbptunikompp gdl s1 2006 leonarditr 3484 bab ii

36
BAB II TINJAUAN UMUM II.1. PARIWISATA II.1.1. DEFINISI PARIWISATA Waktu senggang (leisure) adalah waktu yang terpakai untuk urusan pri setelah waktu untuk bekerja, tidur dan kebutuhaan dasar lain terpenuhi. Wisata dan rekreasi sangat erat kaitannya dengan waktu senggang, karena pada sisa wa itulah biasanya orang melakukan kegitan rekreasi. Suatu perjalanan sebagai wisata bila memenuhi 3 syarat: a. Tinggal untuk sementara. b.Bersifat sukarela. c. Tidak bekerja dalam arti bekerja untuk menghasilkan upah. Definisi pariwisata dalam arti yang lebih luas : Perjalanan dari sua ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, s usaha mencari keseimbangan atau keserasian serta kebahagian dengan lingku hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu 1 II.1.2. WISATAWAN Dari sekian banyak pengertian wisatawan, dapat dibagi menurut asal, kunjungan dan tujuannya. Leonardi Triaji Rakhman BAB II - 1 1.04.00.060

Upload: muhammad-rosikhan-anwar

Post on 21-Jul-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN UMUM

II.1. PARIWISATAII.1.1. DEFINISI PARIWISATA Waktu senggang (leisure) adalah waktu yang terpakai untuk urusan pribadi setelah waktu untuk bekerja, tidur dan kebutuhaan dasar lain terpenuhi. Wisata dan rekreasi sangat erat kaitannya dengan waktu senggang, karena pada sisa waktu itulah biasanya orang melakukan kegitan rekreasi. Suatu perjalanan dianggap sebagai wisata bila memenuhi 3 syarat: a. Tinggal untuk sementara. b. Bersifat sukarela. c. Tidak bekerja dalam arti bekerja untuk menghasilkan upah. Definisi pariwisata dalam arti yang lebih luas : Perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian serta kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu 1

II.1.2. WISATAWAN Dari sekian banyak pengertian wisatawan, dapat dibagi menurut asal, waktu kunjungan dan tujuannya.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II - 1

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 2

K. Hodayat Suryakencana, 2000, Studio Perancangan Arsitektur VI, Unpar

II.1.2.1.

BERDASARKAN ASALNYA Dari sudut pandang negara penerima wisatawan internasional dibagi menjadi 2 katagori : Holiday maker, wisatawan yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan. Wisatawan yang datang untuk keperluan usaha atau pekerjaan, studi, dan lain-lain. Mereka tidak melakukan kegiatan yang bersifat produtif di negara yang dikunjunginya, dengan kata lain uang yang mereka belanjakan tidak diperoleh dari negara yang dikunjunginya. International Union of Official Travel Organization (IUOTO) mengusulkan batasan tentang wisatawan Internasional dan telah disepakati dalam konferensi PBB yang membahas An International Travel and Tourism di Roma 1966. Batasan IUOTO memakai istilah pengunjung (visitor) sebagai titik tolak yang diartikan sebagai : Setiap orang yang mengadakan perjalanan ke negara lain, di luar tempat tinggalnya dengan alasan apapun selain melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.

II.1.2.1.1. Wisatawan Asing (Mancanegara)

II.1.2.1.2. Wisatawan Domestik Belum ada satupun batasan yang memuaskan dalam arti mampu digunakan sebagai landasan pengukuran yang tetap, terutama untuk perhtungan statistik. Jika kita menganalogikan kondisi IUOTO mengenai wisatawan internasional, harus ditentukan jarak dan sifat perjalanan yang menentukan orang dianggap wisatawan domestik. Belum adanya

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 3

persyaratan batas lintas yang menjadi patokan sebagai tolak ukur, untuk sementara didefinisikan sebagai orang yang berwisata selain wisatawan internasional dalam arti berasal dari negara dimana objek yang dikunjunginya berada.

II.1.2.2.

BERDASARKAN LAMA TINGGAL Dibedakan antara wisatawan (tourist) dan pengunjung. 1. Wisatawan adalah pengunjung sementara yang tinggal paling sedikit 24 jam atau menginap di daerah yang dikunjunginya, dengan maksud mengisi waktu atau bisnis. 2. Pengunjung adalah seseorang yang berkunjung ke suatu daerah lain kurang dari 24 jam dengan maksud lain selain kegiatan dasar dengan tidak menghasilkan uang atau upah.

II.1.2.3.

BERDASARKAN TUJUANNYA Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang

II.1.2.3.1. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism) meninggalkan rumah tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, menikmati keindahan alam, mengetahui sejarah rakyat setempat, untuk mendapat ketenangan dan kedamaian di luar kota, atau sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota-kota besar maupun untuk ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan. II.1.2.3.2. Pariwista untuk rekreasi (Recreation Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang mengehendaki pemanfaatan hari liburnya untuk istirahat dan memulihkan kesehatan jasmani dan rohaninya. Biasanya mereka tinggal selama mungkin ditempat yang dianggap benar-benar menjamin tujuan rekreasi tersebut (misalnya: tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan dan kesehatan). Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang karena

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 4

alasan kesehatan dan kesembuhan harus tinggal ditempat khusus untuk penyembuhan atau memulihkan kesehatan, seperti : di daerah sumber air panas dan lain-lain. II.1.2.3.3. Pariwisata Untuk Kebudayaan (Cultural Tourism) Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar dipusat-pusat penngajaran dan riset, untuk mempelajari adat istiadat, mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu atau sebaliknya yaitu penemuan masa kini, pusat kesenian, pusat keagamaan atau juga ikut serta dalam festival seni musik, theater tarian rakyat dan lain-lain. II.1.2.3.4. Pariwisata untuk Olah Raga (Sport Tourism) Jenis ini dibagi menjadi 2 katagori : a) Big Sport Event, yaitu peistiwa olah raga besar seperti Olimpiade, kejuaraan tinju dunia dan lain-lain yang menarik perhatian tidak hanya para olahragawan tetapi juga melibatkan penonton dan penggemarnya. b) Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih mempraktekkan diri, seperti pendakian gunung, olah raga naik kuda, berburu, memancing dan lain-lain. II.1.2.3.5. Pariwisata Untuk Berkonvensi (Convention Tourism) Peranan jenis pariwisata ini makin lama semakin penting. Diperkirakan banyaknya symposium maupun rapat atau sidang yang diadakan di berbagai negara setiap tahun sekitar 3500 dan jumlah ini meningkat terus setiap tahunnya. Wisata konvensi merupakan perpaduan antara kegiatan konvensi dan rekreasi.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 5

II.1.3. PARIWISATA SEBAGAI INDUSTRI Kegiatan pariwisata sebagai suatu industri, membutuhkan sumber daya lokal sebagai modal pokok dan ketergantungannya kepada sumber daya itu serta sifatnya yang menghasilkan devisa. Pariwisata sebagai industri memiliki 2 aspek pokok :

II.1.3.1.1. Motivasi a. Motivasi Fisik atau fisiologis, berupa keinginan untuk bersantai, dan penanganan medis, serta keinginan untuk merasakan makanan, minuman dan kenyamanan daerah setempat. b. Motivasi budaya, berupa keinginan untuk mengenal dan mempelajari kebudayaan, adat istiadat serta kebiasaan hidup masyarakat setempat. c. Motivasi sosial, berupa keinginan untuk berkunjung kepada teman, relasi, menghadiri bisnis, konferensi, atau berupa pengejaran status dan prestis. d. Motivasi fantasi, motivasi ini bersifat perseorangan (individu) dan sangat mempengaruhi pilihan perjalanan maupun kegiatan yang akan dilakukan. II.1.3.1.2. Persepsi Persepsi ini dibentuk oleh 2 komponen, yaitu : a. b. Pilihan pribadi, yang mempengaruhi dan mengarahkan bentuk kegembiraan dan kesenangan yang spesifik. Pengalaman sebelumnya, berupa cerita yang diterima dari teman, relasi, media massa, atau promosi oleh agen perjalanan. Kabar atau cerita ini akan mempengaruhi penilaian wisatawan tentang kemungkinan yang bisa didapat dari suatu daerah rekreasi.

II.2. HOTEL

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 6

II.2.1. DEFINSI HOTEL Beberapa definisi hotel antara lain adalah sebagai berikut : Dalam bahasa Yunani, hotel berasal dari kata Hosteis yang berarti memberikan tempat perlindungan kepada pengunjung. (Oka A. Joeti, Hotel Marketing, suatu pengantar : West Java Tourist Assosation, 1972) Dalam bahasa Perancis, hotel berasal dari kata Ostel yang berarti tempat atau rumah yang memberikan fasilitas akomodasi bagi seseorang yang melakukan perjalanan. Hotel is a house providing lodging an usually meals for publics, especially for transients. Lodge is a small or temporary dwelling house, a house set apart for residence in hunting or other special reason. (Webters ) Hotel is defined as public establishment offering travelers againts payment, two basic services, acomodation and catering Perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk akomodasi, penyediaan makanan, minuman dengan fasilitas lainnya untuk umum, terutama bagi mereka yang mengadakan perjalanan / kunjungan, dimana kepada pengunjung tersebut dipungut bayaran atas fasilitas dan pelayanan yang telah diterimanya itu. Suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian / seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial, dan juga memenuhi ketentuan ketentuan persyaratan yang ditetapkan. (Surat Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Giro). Menurut Prof. K. Kraft, hotel adalah sebuah gedung atau bangunan yang menyediakan penginapan dan makanan bagi mereka yang mengadakan perjalanan.

II.2.2. PENGUNJUNG HOTEL

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 7

Pengunjung Hotel dapat dilihat berdasarkan wisatawan (tourist) atau orang yang melakukan perjalanan maupun kunjungan (visitor). Menurut IUOTO (The International Union of Official Travel Organization) sebagaimana disebutkan dalam Annex II, keputusan 1 Juli 1960, kata wisatawan pada dasarnya diartikan : a. b. c. d. Orang yang berpergian untuk bersenang senang. Orang-orang yang yang menghadiri pertemuan, atau kedudukannya sebagai wakil badan ilmiah, pemerintah, keagamaan, keolahragaan dan sebagainya. Orang orang yang berpergian dalam urusan usaha (bisnis). Orang yang datang dalam rangka pelayaran wisata, walaupun singgah kurang dari 24 jam. Sedangkan orang yang tidak dikategorikan wisatawan adalah : a. Orang yang mencari nafkah atau pekerjaan di daerah yang dikunjunginya. b. Orang yang datang dengan maksud untuk menetap di suatu negara. Melihat maksud dan tujuan kunjungan wisata, dapat digolongkan sebagai berikut : a. b. Wisatawan pesiar (Pleasure Tourist) adalah berpergian untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olah raga. Wisatawan Bisnis (Business Tourist) adalah wiastawan yang bepergian untuk keperluan dagang, kunjungan keluarga, menjalankan tugas, atau menghadiri konferensi. Selain golongan di atas ada suatu golongan bisnis yang mempergunakan kesempatannya untuk pesiar (Business Pleasure Tourist).

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 8

II.2.3. JENIS DAN KLASIFIKASI HOTEL II.2.3.1. JENIS HOTEL 1. Resorts Hotel Hotel yang menyediakan akomodasi untuk para tamu dengan tujuan berlibur. Diguanakan pada waktu tertentu (seasonal), seperti pada hari libur dan akhir pekan. Hotel jenis ini pada umumnya berlokasi di daerah pariwisata dan peristirahatan pinggir kota. 2. Conventions Hotel Hotel yang menyediakan akomodasi dan sarana rapat, serta sarana fasilitas untuk kegiatan seminar, konferensi, atau rapat. Lokasi convention hotel umumnya dekat dengan pusat kegiatan kota. 3. Residential Hotel / Destination Hotel Hotel yang menyediakan akomodasi untuk para tamu yang akan tinggal dalam jangka waktu yang relatif lama (long staying). Hotel jenis ini pada umumnya berlokasi di dalam kota. 4. Transit Hotel Menyediakan akomodasi sebagai persinggahan bagi mereka yang akan meneruskan perjalanan ke tempat lain, biasanya dekat dengan pelabuhan udara, laut, terminal, atau stasiun kereta api. 5. City Hotel / Commercial Hotel Hotel yang menyediakan akomodasi dan fasilitas lainnya untuk para tamu yang menginap dalam waktu singkat (short staying) untuk tujuan bisnis, kedinasan atau konferensi dengan sight seing. (Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No: KM. 37 / PW 304 / MPPT 86 BAB I). Hotel jenis ini umumnya terletak di dalam kota, lokasinya dekat dengan kota dan daerah II.2.3.1.1. Jenis Hotel Berdasarkan Akomodasinya

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 9

komersial, serta memiliki kemudahan pencapaian dari segi transportasi. 6. Motel Menyediakan akomodasi pelayanan sama halnya dengan hotel transit, hanya saja tamunya memiliki kendaraan sendiri. 7. Hotel Melati Hotel non-bintang atau yang sebelumnya lebih dikenal sebagai losmen, jenis akomodasi wisata dengan fasilitas yang sangat sederhana.

II.2.3.1.2. Jenis Hotel Berdasarkan Jumlah Kamarnya 1. Small Hotel Hotel dengan kapasitas maksimal 25 kamar. 2. Medium Hotel ( Average Hotel ) Hotel dengan kapasitas 26 100 kamar. 3. Medium Hotel ( Above Hotel ) Hotel dengan kapasitas 100 300 kamar. 4. Large Hotel Hotel dengan kapasitas minimal 300 kamar.

II.2.3.1.3. Jenis Hotel Berdasarkan Tarif dan Pelayanannya 1. European Plan Tarif hotel berupa biaya menginap tanpa makan. Biaya-biaya lain di luar menginap dibebankan kepada penyewa terhitung sebagai biaya tambahan.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 10

2. Continental Hotel Tarif hotel berupa biaya menginap dan makan pagi. Biaya-biaya lain di luar menginap dan makan pagi dibebankan kepada penyewa terhitung sebagai biaya tambahan. 3. Full American Hotel Tarif hotel berupa biaya menginap dan 3 kali makan. Biaya-biaya lain di luar menginap dan 3 kali makan dibebankan kepada penyewa terhitung sebagai biaya tambahan. 4. Modified American Hotel Tarif hotel berupa biaya menginap dan 2 kali makan. Biaya-biaya lain di luar menginap dan 2 kali makan dibebankan kepada penyewa terhitung sebagai biaya tambahan.

II.2.3.1.4. Jenis Hotel Berdasarkan Sasaran Pengunjung 1. Hotel Keluarga (Family Hotel) Hotel yang sasaran pengunjungnya adalah keluarga (orang tua beserta anak-anaknya). 2. Hotel Bisnis (Business Hotel) Hotel yang sasaran pengunjungnya adalah orang-orang yang melakukan kegiatan bisnis dan memerlukan tempat tinggal sementara. 3. Hotel Turis (Tourist Hotel) Hotel yang sasaran pengunjungnya adalah para wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara yang sedang berlibur.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 11

4. Hotel Transit (Transit Hotel) Hotel yang sasaran pengunjungnya adalah orang-orang yang sedang transit dan memerlukan tempat istirahat. 5. Hotel Berobat (Cure Hotel) Hotel yang sasaran pengunjungnya adalah orang-orang yang sedang menjalani proses berobat. 6. Hotel Konferensi (Convension Hotel) Hotel yang sasaran pengunjungnya adalah orang-orang yang mengikuti suatu konferensi atau pertemuan, baik dalam bentuk grup maupun perseorangan.

II.2.3.1.5. Jenis Hotel Berdasarkan Lokasi 1. Hotel Resort Hotel yang berlokasi di daerah wisata. 2. Hotel Pegunungan Hotel yang berlokasi di daerah gunung. 3. Hotel Pantai Hotel yang berlokasi di daerah pantai. 4. Hotel Kota Hotel yang berlokasi di tengah kota. 5. Hotel Jalan Raya Hotel yang berlokasi di pinggir jalan raya antar kota.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 12

II.2.3.2.

KLASIFIKASI HOTEL Dalam penggolongan kelas hotel, dikenal adanya pengklasifikasian dengan menggunakan tanda bintang (star rating system). Penggolongan kelas hotel berdasarkan star rating system ini juga digunakan di beberapa negara lain. Di Indonesia, penggolongan kelas hotel berdasarkan star rating system ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 37 / PW.304 / MPPT86 tertanggal 7 Juni 1986, dimana golongan kelas didasarkan pada : Minimum jumlah kamar Fasilitas dan peralatan yang tersedia serta mutu pelayanan sebagaimana disyaratkannya. Semakin banyak fasilitas serta jumlah kamar yang tersedia, maka akan semakin tinggi tingkatan bintangnya. Berdasarkan keputusan di atas, klasifikasi hotel berdasarkan star rating di Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Hotel Bintang Satu Hotel dengan kapasitas minimal 10 kamar ( 9 double, 1 single ) dengan luas @ 18 20 m. 2. Hotel Bintang Dua Hotel dengan kapasitas minimal 15 kamar ( 13 double, 2 single ) dengan luas @ 20 - 24 m. 3. Hotel Bintang Tiga Hotel dengan kapasitas minimal 30 kamar ( 27 double, 3 single ) dengan luas @ 22 26 m. 4. Hotel Bintang Empat Hotel dengan kapasitas minimal 50 kamar ( 43 double, 5 single, 2 suite ) dengan luas @ 24 28 m.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 13

5.

Hotel Bintang Lima Hotel dengan kapasitas minimal 100 kamar ( 86 double, 10 single, 4 suite ).

II.2.4. AKTIVITAS HOTEL Aktivitas manusia di dalam hotel secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis aktivitas, yaitu : Aktivitas pengunjung (baik pengunjung yag menginap, maupun pengunjung yang hanya singgah) Aktivitas karyawan hotel.

Aktivitas pengunjung baik pengunjung yang menginap maupun pengunjung yang hanya singgah antara lain adalah sebagai berikut : Menginap (yang terdiri dari aktivitas tidur, istirahat, mandi). Makan, minum, dan bersantai. Konferensi, pertemuan, rapat, pesta, pameran. Menjamu relasi, negosasi, bisnis. Belanja, rekreasi, hiburan.

Aktivitas karyawan hotel adalah sesuai dengan tugasnya yang antara lain adalah sebagai berikut : Memenuhi segala kebutuhan pengunjung, mulai dari persiapan, penerimaan sampai dengan pelayanan. Melaksanakan kegiatan-kegiatan akademis.

II.2.5. PEMBAGIAN RUANG DALAM HOTEL Pembagian ruang dalam hotel dikelompokkan berdasarkan sifat dari ruang itu sendiri. Pengelompokkan ruang tersebut antara lain adalah sebagai berikut : Ruang publik

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 14

Ruang semi publik atau semi privat Ruang privat Ruang servis atau ruang pelayanan

Ruang publik merupakan area atau ruang bagi pengunjung untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat umum atau aktivitas bersama. Ruang public merupakan ruang atau area dimana terjadi pertemuan antara pengunjung dan karyawan, dan pengunjung dengan karyawan. Ruang yang menampung kegiatan bersama ini antara lain adalah : Coffee shop, Restaurant Entrance area Lobby Hall Coridor Foyer Recreation area (seperti kolam renag, fitness center, dsb). Lounge, dan sebagainya. Ruang semi public atau ruang semi privat adalah ruang yang menampung kegiatan bersama, namun tidak bersifat umum (tidak sembarang orang dapat masuk, melainkan hanya yang berkepentingan saja). Ruang yang bersifat semi publik atau semi privat ini antara lain adalah : Function room / ballroom Auditorium Business center Dan sebagainya.

Ruang privat merupakan area atau ruang bagi pengunjung untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat pribadi seperti misalnya tidur, beristirahat dan mandi. Ruang-ruang yang menampung kegiatan-kegiatan pribadi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 15

Ruang tidur Kamar mandi / WC

Ruang servis atau ruang pelayanan, merupakan ruang atau area khusus untuk kegiatan karyawan untuk mempersiapkan segala pelayanan bagi pengunjung. Ruang yang termasuk ke dalam ruang servis atau ruang pelayanan ini antara lain adalah sebagai berikut : Dapur Loading dock Laundry Dan sebagainya.

Ketiga area ini kemudian dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu : Front of the house Front of the house atau sektor depan hotel merupakan area yang terdiri dari area publik, semi publik atau semi privat, serta area privat. Pada area ini segala bentuk pelayanan di tampilkan sebagai bentuk pelayanan yang akan dinikmati oleh pengunjung. Back of the house Back of the house atau sektor belakang hotel merupakan area yang terdiri dari area servis yang jarang dan bahkan tidak boleh terlihat oleh tamu. Area ini merupakan area penting, karena segala bentuk pelayanan yang ditujukan kepada pengunjung pada front of the house sepenuhnya bergantung pada sektor ini.

II.2.6. KELOMPOK RUANG HOTEL Hotel merupakan sebuah bentuk sarana akomodasi yang menampung berbagai aktivitas di dalamnya. Oleh karena itu, hotel memiliki tuntutan akan ruangruang di dalamnya. Pengelompokkan ruang dalam sebuah hotel berdasarkan aktivitasnya dibedakan kedalam enam kelompok besar sebagai berikut :

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 16

II.2.6.1.

KELOMPOK RUANGRUANG UMUM (PUBLIC SPACE) Public space atau ruang-ruang umum merupakan ruang yang bersifat non produktif, atau ruang-ruang yang tidak menghasilkan profit (keuntungan) secara langsung. Ruang umum yang berupa ruang ruang terbuka merupakan ruang penunjang utama bagi kelangsungan hotel.

II.2.6.2.

KELOMPOK RUANGRUANG CONCESSION Ruang concession merupakan ruang ruang yang mewadahi fasilitas-fasilitas pelayanan hotel. Ruang concession merupakan ruang yang bersifat produktif, karena untuk penggunaannya, pengunjung diharuskan untuk membayar. Jenis ruang ini umumnya berada di bawah pengelolaan hotel yang bersangkutan. Yang termasuk kedalam jenis ruang concession antara lain adalah ruang-ruang dengan aktivitas yang bersifat rekreasi dan kesehatan.

II.2.6.3.

KELOMPOK RUANGRUANG SUBRENTAL Ruang-ruang sub-rental merupakan ruang-ruang dengan ukuran tertentu yang disewakan (biasanya secara bulanan) umtuk suatu usaha komersial yang ada kaitannya dengan kebutuhan tamu hotel atau dunia perhotelan. Pengelolaan dari masing-masing aktivitas ruang tidak lagi berada di bawah pengelolaan hotel, tetapi lebih bersifat perorangan, yaitu si penyewa itu sendiri.

II.2.6.4.

KELOMPOK

RUANGRUANG

YANG

DILAYANI

OLEH

BAGIAN MAKANAN DAN MINUMAN (FOOD AND BEVERAGE SERVICE SPACE ) Food and beverage service space atau ruang-ruang yang dilayani oleh bagian makanan dan minuman merupakan jenis ruang yang membutuhkan pelayanan bagian food and beverage yang kemudian dikelompokkan lagi menjadi : Jenis restaurant dan coffee shop

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 17

Jenis hiburan, yaitu acara-acara hiburan yang dilengkapi dengan makanan dan minuman. Jenis ruang serba guna, ruang-ruang yang penggunaannya fleksibel dan disewakan.

II.2.6.5.

KELOMPOK KAMAR TAMU/HUNIAN (GUEST ROOM SPACE) Kelompok kamar tamu / hunian merupakan ruangruang yang bersifat produktif yang ditunjang oleh pelayanan terhadap kamar-kamar tamu tersebut.

II.2.6.6.

KELOMPOK SPACE)

PELAYANAN

UMUM

(GENERAL

SERVICE

Kelompok pelayanan umum merupakan ruang-ruang yang bersifat nonproduktif, karena tidak memberikan keuntungan secara langsung. Kelompok ruang ini berperan dalam menunjang operasi hotel yang bersangkutan.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 18

II.2.7. KONFIGURASI KAMAR HOTEL Jenis jenis konfigurasi tower kamar hotel dapat dilihat pada tabel berikut ini :Table 2.1 Konfigurasi Tower Kamar HotelKONFIGURASI TOWER Single-loaded slab 12 - 30+ 65 JUMLAH KAMAR / LANTAI GUEST ROOM (%)

Doable-loaded slab 16 - 40+ 70

Offset slab 24 40+ 72

Rectangular tower 16 - 24 65

Circular tower 16 - 24 67

Triangular tower 24 -30 Atrium 24 + 62 64

II.2.8. FLOW ACTIVITY

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 19

II.2.8.1

GUEST FLOW

Shops

Garage Elevator

Garage

Main Entrance Lobby Administration

Guest Rooms

Function Spaces

Front Desk

Guest Elevators

Restaurants

Lounge

Recreation Areas

Diagram 2.1 Sirkulasi Pengunjung

II.2.8.2.

EMPLOYEE FLOWCafetaria

Employees Entrance

Secutiry And Time Keeper

Lockers and Toilets

Service Elevator

Uniform Issue

Work Areas

Diagram 2.2 Sirkulasi Karyawan

II.2.8.3.

RECEIVING AND STORAGE

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 20

Sending Area

Loading Dock

Food And Beverage control

Trash Hold Room

Reception Area

Receiving Office

Garbage Refrigerator

Circulation

Central Food Storage

Can wash Room

Paper Glass And China Storage

Refrigerated Storage

Dirty Bottle Storage

Bulk Storage

Diagram 2.3 Sirkulasi Servis

II.3. STUDI BANDING

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 21

II.3.1. HOTEL SANTIKA BANDUNG II.2.3.1. LOKASI

Hotel Santika Bandung sebagai salah satu contoh jenis family hotel yang berlokasi Jl. Sumatera No. 52 54 Bandung, Jawa Barat. Hotel Santika Bandung merupakan hotel yang beradaptasi dengan iklim setempat, di mana Kota Bandung merupakan daerah yang masih dipengaruhi oleh iklim tropis. Pengadaptasian iklim dapat dilihat pada bentuk bangunan yang memiliki banyak sirip horisontal penangkal sinar matahari, penggunaan jenis atap perisai, pemanfaatan pencahayaan alami serta ventilasi alami dengan menempatkan banyak bukaan serta penempatan ruang-ruang hijau di dalam bangunan.

Gambar 2.1

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 22

Gambar 2.2 Tampak Hotel Istana Bandung pada malam hari

II.2.3.2.

PENCAPAIAN

Lokasi Hotel Santika Bandung dapat dicapai dari : o Arah Utara dapat dicapai melalui Jl. Ir. H. Juanda atau yang lebih di kenal dengan nama Jl. Dago, kemudian menuju ke arah Jl. R E Martadinata. Jalan Dago merupakan jalan utama di daerah dago, yang merupakan jalan dengan sirkulasi kendaraan dua arah. o Arah Timur dan Barat dapat dicapai melalui Jl. R E Martadinata yang merupakan jalur sirkulasi kendaraan dua arah.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 23

II.2.3.3.

SIRKULASI KENDARAAN DALAM TAPAK Drop Off Lobby

Site Entrance

Drop Off Ballroom

Area Parkir Basement

Keluar

Site Entrance untuk kendaraan servisDiagram 2.4 Sirkulasi Kendaraan

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 24

II.2.3.4.

TINJAUAN BANGUNAN

Gambar 2.3 Guest room pada Hotel Santika Bandung

o o

Hotel Santika Bandung merupakan hotel yang mengadaptasikan bentuk fisik bangunan terhadap iklim tropis setempat. Pengunjung hotel ini sebagian besar adalah keluarga, yang bertujuan untuk berekreasi di Kota Bandung, oleh karena itu mayoritas pengunjung menggunakan hotel tersebut sebagai hunian sementara, dimana tidak menetap atau tinggal sepanjang hari di hotel tersebut melainkan lebih banyak melakukan aktivitas di luar hotel.

o

Lokasi hotel Santika Bandung yang berada pada salah satu daerah komersil di Bandung mendukung keberadaan hotel tersebut sebagai salah satu jenis bangunan yang bersifat komersial. Lokasi Hotel ini memiliki sejumlah besar sarana komersial, yang antara lain berupa pusat perbelanjaan, restaurant keluarga, restaurant cepat saji, caf, factory outlet, dan sebagainya.

II.2.3.4.

FASILITAS HOTEL SANTIKA BANDUNG

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 25

Hotel Santika Bandung yang tergolong ke dalam hotel keluarga yang memiliki fasilitas-fasilitas antara lain sebagai berikut : o Pandan Wangi Coffee Shop Pandan Wangi coffee shop merupakan salah satu fasilitas di Hotel Santika Bandung yang bersifat publik, yang melayani pengunjung untuk keperluan pangan pengunjung. Fasilitas ini terletak di lantai dasar Hotel Santika Bandung, dengan inner court sebagai view. Pandan Wangi Coffee Shop memiliki kapasitas 70 kursi dengan pelayanan American Service dan Buffet. Fasilitas ini juga merupakan main restaurant di Hotel Santika Bandung. Pandan Wangi coffee shop juga menyediakan fasilitas penunjang yaitu Pelangi Bar, yang menyediakan berbagai jenis minuman beralkohol, dengan kapasitas 20 kursi. Pandan Wangi Coffee Shop seringkali juga berfungsi sebagai meeting point bagi para pengunjung dengan rekan kerja ataupun kerabatnya.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 26

Gambar 2.4 Pandan Wangi Coffeshop Salah satu fasilitas di hotel ini

o

Banquet dan Sri Manganti Function Room

Gambar 2.5 Banquet Room yang terdapat di hotel ini

Banquet dan Sri Manganti Function Room merupakan salah satu ruang yang bersifat semi publik yang berfungsi menampung beberapa jenis kegiatan seperti meeting, exhibition ,resepsi, dan sebagainya. Sifat dari ruang ini dapat

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 27

berubah-ubah sesuai dengan aktivitas di dalamnya. Banquet dan Sri Manganti Function Room berkapasitas total 200 kursi, dan dapat di bagi menjadi 3 Function Room yang lebih kecil lagi dengan menggunakan dinding partisi. o Swimming Pool Swimming pool pada Hotel Santika Bandung terletak di lantai 1, dimana pada lantai dasar di bawahnya merupakan inner court yang sekaligus dapat menjadi view bagi penggunjung yang memanfaatkan fasilitas swimming pool tersebut. Fasilitas swimming pool ini juga dilengkapi dengan swimming pool hall, yang terletak di tepi kolam renang tersebut, menyediakan kebutuhan pangan bagi para pengguna kolam renang tersebut.

Gambar 2.6 Swimming pool Hotel Santika Bandung

o

Fitness Center

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 28

Fasilitas Fitness Center terletak di lantai dasar, berdekatan dengan inner court serta front office. Fasilitas ini menyediakan sarana untuk kebutuhan kebugaran bagi para pengunjungnya. o Business Center Fasilitas ini terletak di lantai dasar hotel, bersebelahan dengan fasilitas fitness center. Fasilitas ini menyediakan ruangan serta sarana bagi pengunjung yang hendak mengadakan pertemuan bisnis ataupun kepentingan bisnis lainnya. o Kamar Hotel Jumlah kamar yang tersedia di Hotel Santika Bandung ini secara keseluruhan adalah sebanyak 70 kamar dengan pembagian jenis kamar sebagai berikut :JENIS KAMAR JUMLAH KAMAR

Moderate Room Deluxe Room Suite Room

41 25 4

Perbedaan dari masing-masing jenis kamar hotel tersebut antara lain adalah sebagai berikut : Moderate Room Moderate Room merupakan type kamar yang setaraf dengan type kamar standar pada hotel lainnya. Kamar tidur ini terdiri dari sebuah double bed dengan sebuah sofa dan meja kecil. Disamping itu juga terdapat sebuah meja dan kursi kerja yang sekaligus berfungsi sebagai meja rias. Kamar mandi terletak di bagian depan ruangan kamar hotel.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 29

Gambar 2.7 Moderate Room pada Hotel Santika Bandung

Deluxe Room Deluxe Room merupakan type kamar yang serupa dengan type kamar moderate room baik secara dimensional maupun dilihat dari fasilitas yang ada.

Gambar 2.8 Deluxe Room

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 30

Letak perbedaan deluxe room dari moderate room hanyalah pada letak kamarnya, dimana letak deluxe room selalu menghadap ke arah kolam renang dan inner court. Suite Room ( Santika suite ) Kamar dengan type ini terdiri dari 3 ruang utama, yaitu bed room, bath room dan area penerima yang sekaligus berfungsi sebagai living room dan dinning room. Bed room

Ruang ini terdiri dari sebuah double bed, meja rias yang sekaligus dapat berfungsi sebagai meja kerja, serta sebuah televisi

Gambar 2.9 Suite Room

Area penerima Area ini terdiri dari living room dengan fasilitas sebuah sofa besar beserta

meja tamu, sebuah meja kerja, televisi dan sebuah lemari dan dinning room dengan fasilitas sebuah meja makan sedang (dengan empat kursi) dan sebuah mini bar.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 31

Gambar 2.10 Area penerima pada Suite Room

Bath Room

Ruang ini terletak di bagian depan kamar hotel, yang juga dilengkapi dengan sebuah lemari pakaian.

Gambar 2.11 Bath room pada Hotel Santika Bandung

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 32

II.2.3.5.

FASILITAS PENUNJANG LAINNYA PADA HOTEL SANTIKA BANDUNG

Lobby Terletak di lantai dasar, merupakan sebuah ruang besar dengan penempatan

sofa-sofa. Area ini seringkali juga dimanfaatkan sebagai meeting point oleh para pengunjungnya, yang tampil sebagai ruang yang transparan dan memberi kesan terbuka.

Gambar 2.12 Lobby / Lounge sebagai Area penerima tamu

Office Kantor pengelola Hotel Santika Bandung terletak di lantai dasar, dimana

aksesibilitas ruang ini melalui area parkir basement yang terletak di bawahnya. Ruang kontrol, ruang mesin utilitas (terdiri dari utilitas air dan listrik) dan ruang genset Ruang ini terletak saling bersebelahan di area parkir basement. Bersebelahan dengan areal parkir kendaraan.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 33

Service Station Service station terletak pada setiap lantai kamar hotel, dimana terdapat satu

service station pada setiap lantai yang melayani kamar hotel yang terletak pada lantai tersebut. Laundry

Gambar 2.13 Laundry pada Hotel Santika Bandung

Ruang ini terletak di lantai basement, bersebelahan dengan ruang elektrikal. Ruang ini berfungsi sebagai ruang binatu, penyimpanan linen, serta penyimpanan seragam bagi karyawan hotel.

Kitchen Ruang ini terletak di antara coffee shop dan ballroom. Dapur hotel ini

melayani kebutuhan pangan untuk para pengunjungnya, baik untuk coffe shop, ballroom, maupun kebutuhan pangan lainnya.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 34

Gambar 2.14 Kitchen sebagai area Back of house hotel ini

Parking Area Terletak di lantai basement, yang merupakan area parkir bagi pengunjung

maupun karyawan Hotel Santika Bandung.

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060

BAB II Tinjauan Umum

BAB II - 35

Gambar 2.15 Parkir yang berada di basement Hotel Santika Bandung

Leonardi Triaji Rakhman 1.04.00.060