documentjj

Upload: riffarysad

Post on 03-Mar-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGPasien usia lanjut, yang telah memakai gigi tiruan lengkap untuk beberapa tahun, mungkin merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan prostesa baru. Salah satu pilihan perawatannya adalah dengan memberikan kepada pasien gigi tiruan estetik yang sama dari sebelumnya dengan menduplikasi gigi turuannya yang lama. Duplikat gigi tiruan mencoba untuk mereproduksi aspek tersebut, bahwa pasien puas misalnya dengan, permukaan dipoles dari gigi tiruan, posisi gigi dan bentuk lengkung, sementara secara selektif meningkatkan aspek-aspek yang menurut pasien dan dokter merasa perlu untuk perbaikan. Gigi tiruan asli memberikan informasi berharga yang dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan adaptasi pasien untuk gigi tiruan yang baru.1Menurut Adam, masalah penggantian gigi tiruan yang lama dan kesulitan yang sering terjadi. Beberapa teknik untuk duplikasi gigi tiruan telah dikembangkan dan dijelaskan selama 50 tahun terakhir. Teknik ini menawarkan keuntungan yang cukup besar untuk pasien dan dokter, karena menghemat waktu dan uang dan biasanya menjamin hasil yang memuaskan. Untuk gigi tiruan yang akan dipertimbangkan untuk duplikasi, harus secara fisik dan estetis dapat diterima dan juga memiliki dimensi vertikal oklusi dan oklusi sentris yang adekuat.1Gigi tiruan dapat digandakan seluruhnya dalam malam, tapi karena malam dapat dengan mudah terdistorsi, kemungkinan tidak tetap stabil selama prosedur laboratorium dan prosedur klinis berikutnya. Dokter memiliki preferensi untuk duplikasi gigi tiruan dengan basis yang stabil di mana malam yang telah digunakan untuk menduplikasi gigi dan permukaan yang dipoles. Teknik pertama dalam laporan ini menggambarkan secara sederhana dan prosedur murah dimana gigi tiruan lengkap ada yang digandakan untuk fabrikasi prostesa baru. Teknik ini memberikan basis yang stabil beradaptasi dengan benar antara basis shellac dengan gigi dan permukaan yang dipoles yang dibuat dalam malam. Ini memungkinkan perubahan yang diinginkan yang dapat dibuat dengan mudah, membantu dalam mengeluarkan basis gigi tiruan pada tahap boil-out dari flasking, dan memberikan ruang maksimum untuk posisi gigi pada gigi tiruan.1Teknik kedua melibatkan berbagai bahan; dari resin akrilik auto-polimerisasi untuk bahan cetakan yang fleksibel.1

1.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:a. Bagaimana pembuatan duplikasi gigi tiruan dengan menggunakan dua teknik yang berbeda? b. Apa keuntungan dan kelebihan dari duplikasi gigi tiruan?

1.3 TUJUAN PENULISANTujuan dari makalah ini adalah untuk menyajikan laporan kasus yang menggambarkan pembuatan, keuntungan dan kerugian dari duplikasi gigi tiruan dengan menggunakan dua teknik yang berbeda.BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 GIGI TIRUAN LENGKAPGigi tiruan lengkap didefinisikan sebagai protesa gigi lepasan yang dimaksudkan untuk mengantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur yang menyertai dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Protesa tersebut terdiri dari gigi-gigi tiruan yang dilekatkan pada basis protesa. Basis protesa mempunyai dukungan melalui kontak yang erat dengan jaringan mulut dibawahnya.2Gigi tiruan lengkap dapat diklasifikasikan sebagai, gigi tiruan lengkap lepasan dan gigi tiruan lengkap cekat. Pada umumnya, penggunaan gigi tiruan lengkap digunakan oleh pasien usia lanjut. Namun beberapa pasien dengan usia muda yang mengalami kelainan gigi atau lahir dengan edentulous kongenital juga memerlukan perawatan gigi tiruan.2Diduga bahwa pemakaian gigi tiruan lengkap akan bertambah banyak menurut bertambah banyaknya jumlah orang usia lanjut. Setelah lama memakai gigi tiruan lengkap, ruang antara basis gigi tiruan dengan jaringan lunak menjadi lebih besar karena bertambah banyaknya resorpsi dari tulang alveolar. Dalam hal ini, bila penderita telah memakai gigi tiruan, terjadi resorpsi tulang alveolar, ulcer decubitus, gusi lunak. Retensi dan stabilitas gigi tiruan akan berkurang.3

Ada empat sifat yang merupakan persyaratan untuk gigi tiruan penuh ;4a. Dukungan adalah kedudukan lingir sisa dan mukosa yang memungkinkan keduanya dengan nyaman mendukung gigi tiruan.b. Retensi adalah keadaan basis gigitiruan yang membuat basis bias melawan pergeseran vertical.c. Stabilitas adalah keadaan gigi tiruan yang membuat gigitiruan ini bisa melawan pergeseran selama melakukan fungsi maupun prafungsi.d. Estetik adalah keadaan yang membuat gigitiruan member kepuasan baik untuk dokter gigi maupun pasien.

2.1.1 Masalah-masalah pada gigi tiruan lengkapHanya sedikit gigi tiruan baru yang bebas dari kesalahan, dan keluhan yang timbul umumnya bervariasi dari yang bisa diterima sampai yang berat. Lesi pada mukosa, kurangnya stabilitas dan sulit mengunyah, semuanya dapat disebabkan oleh interferensi tonjol dan kurangnya keseimbangan pada penutupan dan artikulasi. Keluhan gangguan pengunyahan tidak jarang terjadi, dan hal ini dapat dikaitkan dengan bidang oklusal mandibula yang terlalu tinggi. Keluhan tidak puas terhadap protesanya demikian banyaknya. Ketidakpuasan ini bisa disebabkan karena masalah psikosomatik, namun pada umumnya gigi tiruan itulah penyebabnya. Namun kesuksesan tidak bisa diraih begitu saja dengan hanya memutuskan untuk membuat gigi tiruan yang baru. Konsultasi untuk menilai penyebab kegagalan sangat penting dilakukan sebelum memutuskan untuk memperbaiki atau membuat baru.4Setelah menilai masalah masalah pasien, rencana perawatannya mungkin akan jatuh pada salah satu dari kategori kategori sebagai berikut5:1. Membuat modifikasi permanen pada gigi tiruan lama (misalnya mengganti basisnya/rebase,atau memodifikasi oklusinya).2. Membuat modifikasi sementara pada gigi tiruan lama sesuai dengan diagnosis.3. Membuat gigi tiruan pengganti dengan cara konvesional.4. Membuat gigi tiruan pengganti dengan teknik duplikasi.5. Tidak melakukan perawatan, atau merujuk ke dokter gigi spesialis untuk konsultasi. Keputusan semacam ini dapat diambil bila dokter gigi menilai bahwa gigi tiruan baru tidak akan mengatasi keluhan keluhan pasien atau bila diagnosis tidak dapat ditegakkan dengan penuh keyakinan, hingga ada risiko gigi tiruan yang akan dibuatkannya tidak akan lebih baik daripada semua gigi tiruan yang telah dimiliki.

2.2 GIGI TIRUAN DUPLIKASI Teknik gigi tiruan duplikat merupakan sebuah istilah untuk prosedur klinis dan laboratorium yang terlibat dalam pembuatan gigi tiruan lengkap yang mereplikasi sebagian besar bagian dari protesa asli. Tujuannya adalah untuk meniru atau mereplikasi bagian yang baik dari sebuah protesa untuk penggantian dan mengubah bagian yang kurang baik. Ada banyak keuntungan yang diketahui dengan teknik ini termasuk mengurangi waktu perawatan, peningkatan penerimaan pasien terutama bagi orang tua yang mungkin tidak beradaptasi dengan baik dengan protesa yang baru, menjaga posisi gigi dan dimensi vertikal.6Duplikasi GTL memberikan keuntungan yang banyak tidak hanya bagi pasien, tetapi juga bagi dokter gigi atau klinisi. Keuntungan duplikasi GTL antara lain adalah1,7 ;a. Mudah dilakukanb. Waktu kerja dan waktu kunjungan klinis dapat dikurangi 2-3 kali kunjunganc. Hemat biayad. Teknik pembuatan GTL duplikasi memperkecil perubahan-perubahan dibandingkan GTL baru, sehingga lebih memudahkan pasien beradaptasi.Kelemahan pada teknik ini terdapat pada cetakan akhir. Pada teknik ini relasi vertikal dan horizontal rahang dapat beresiko, dan hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan pada saat trial gigi tiruan. Selain itu, duplikasi gigi tiruan ini jarang digunakan karena hasil dari gigi tiruan ini dengan keinginan teknisi untuk membuat gigi tiruan yang serupa tidak sesuai. Teknik ini juga sering digunakan secara tidak benar ketika dokter tidak bisa mendiagnosa kesalahan gigi tiruan dan keadaan pasien.6,7,8Adapun indikasi pembuatan GTL duplikasi antara lain adalah, GTL sebelumya mengalami degradasi / retak, tidak dapat diperbaiki, dan pasien meminta cadangan gigi tiruan.7

BAB IIILAPORAN KASUS3.1 KASUS 1

Seorang wanita 65 tahun dengan keluhan sakit (longgar) pada gigi tiruan atas dan kehilangan gigi bawah dirujuk ke departemen Prostodonsia untuk evaluasi dan rehabilitasi prostodontik. Keluhan utama pasien adalah penggantian gigi bawah yang hilang dan gigi tiruan lengkap atas. Pasien merasa puas dengan estetika gigi tiruan lengkap atasnya.Sebuah tinjauan riwayat medis mengungkapkan bahwa pasien hipertensi sejak 10 tahun terakhir dan saat ini sedang dirawat dengan obat yang diresepkan oleh dokternya. Tinjauan riwayat gigi mengungkapkan bahwa pasien telah edentulous selama kurang lebih 5 tahun dan pasien merupakan pemakai gigi tiruan sejak 5 tahun terakhir.Pada pemeriksaan rongga mulut, ditemukan ridge edentulous rahang atas dan bawah dalam keadaan baik. Pengamatan menunjukkan bahwa gigi tiruan rahang atas kurang retensi yang memadai. Gigi tiruan yang estetis memuaskan tapi gigi anterior diposisikan tidak merata.Pasien ingin mendapatkan gigi tiruan baru dengan meningkatkan retensi dan stabilitas. Pasien menuntut estetika dari gigi tiruan atas menjadi sama seperti pada sebelumnya. Jadi prosedur direncanakan untuk memenuhi semua persyaratannya.

TAHAP LABORATORIUM MELIPUTI:1. Dua sprue malam yang melekat pada perpanjangan distal dari basis gigi tiruan. (Gambar 1)

Gambar 3.1Sumber : Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

2. Dua sendok cetak (stock tray) berlubang yang digunakan sebagai cetakan.3. Alginat ireversibel hidrokoloid diletakkan pada sendok cetak. Permukaan gigi tiruan yang dipoles itu tertanam dalam alginat dan diletakkan hingga bahan hampir setinggi dengan pinggiran gigi tiruan. Alginat dipotong tepat di bawah pinggiran gigi tiruan. Ini menciptakan batas yang rata untuk bahan di sekitar gigi tiruan. Ketika alginat sudah setting, tiga lokasi groove dipotong, satu di anterior dan masing-masing di bukal.4. Sendok cetak kedua kemudian diisi dengan campuran alginat kedua (viskositas cairan) untuk mendapatkan rekaman cetakan permukaan dan dua sendok cetak didekatkan. Bila sudah setting, dua sendok cetak dipisahkan dan gigi tiruan dikeluarkan dan dikembalikan pada pasien. (Gambar 2)

Gambar 3.2Sumber : Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

5. Transfer Plat Basis (Surgawi Basis Plate, SDGigi Corporation) dibuat untuk lengkung rahang atas. (Gambar 3)

Gambar 3.3Sumber : Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

6. Sendok cetak dipasang kembali dan diikat dengan pita perekat dan karet gelang. (Gambar 4)

Gambar 3.4Sumber : Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

7. Malam cair kemudian dituangkan ke dalam salah satu lubang sprue sampai mengalir keluar dari yang lain. Kemudian dibiarkan dingin.Ketika setting, gigi tiruan replika itu diambil dari cetakan, sprue, dan daerah kasar yang dihaluskan.Pada kunjungan klinik kedua dilakukan border molding lengkung rahang bawah dengan low fusing green stick compound (DPI Pinnacle) untuk mendapatkan retensi dan stabilitas yang memadai. Cetakan akhir dibuat menggunakan bahan cetak pasta zinc oxide eugenol (DPI Impression Paste).Pada kunjungan tindak lanjut berikutnya orientasi dan relasi vertikal rahang dicatat. Tingkat bidang oklusal rahang atas dari replika malam yang dibutuhkan untuk penyesuaian. Oklusal rim rahang bawah disesuaikan dengan cara konvensional.Relasi sentries diperoleh pada saat dimensi vertikal oklusi didapatkan. Basis gigi tiruan rahang atas dari malam digunakan sebagai cetakan untuk pencetakan akhir dengan bahan light body (Reprosil, Dentsply Caulk). Bahan dental stone dituangkan.(Gambar 5)

Gambar 3.5Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

Pemilihan warna dilakukan untuk mencocokkan warna gigi tiruan aslinya. Oklusal rim kemudian dipasang pada artikulator dalam relasisentris. Gigi tiruan replika dari malam telah dikeluarkan dan diganti dengan gigi tiruan baru dari proses mold yang hamper sama. (Gambar 5) Susunan gigi yang baru mengikuti pola asli dengan menempatkan gigi anterior pertama dan kemudian diikuti dengan gigi posterior. (Gambar 6) Basis gigi tiruan sudah siap untuk tahap try-in. Pada pertemuan klinik berikutnya, percobaan dilakukan dengan menggunakan perekat gigi tiruan dan gigi tiruan tersebut dievaluasi untuk bicara dan estetika dan dilakukan penyesuaian kecil. Cetakan kemudian dipasang lagi di artikulator. Pada tahap laboratorium selanjutnya basis gigi tiruan rahang atas dari malam yang digandakan bersama dengan gigi tiruan rahang bawah yang dicobakan digantikan dengan resin heat curing (Trevalon Basis Gigi Tiruan Bahan, Dentsply) yang diproses dengan cara konvensional.

Gambar 3.6Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

Pada pertemuan klinis selanjutnya, gigi tiruan yang dipasangkan ke dalam mulut pasien. (Gambar 7) Instruksi setelah insersi diberikan kepada pasien, diikuti dengan membuat janji untuk kontrol.

Gambar 3.7Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

3.2 KASUS 2Seorang pasien laki-laki 74 tahun dengan keluhan gigi tiruan rahang bawah patah mengunjungi departemen prostodontik untuk evaluasi dan perbaikan.Sebuah tinjauan riwayat gigi mengungkapkan bahwa pasien telah edentulous sekitar 10 tahun dan telah direhabilitasi dengan protesa. Riwayat gigi tiruan mengungkapkan dia telah mengubah gigi tiruannya tiga kali sebelumnya, karena fraktur berulang gigi tiruan rahang bawah. Pada pemeriksaan rongga mulut, ditemukan ridge edentulous rahang atas dan bawah dalam keadaan baik. Gigi tiruan yang estetis memuaskan. Gigi tiruan terbaru diinsersi hanya beberapa bulan yang lalu. Diputuskan untuk menduplikasi gigi tiruan yang sudah ada.

TAHAP YANG TERLIBAT:1. Flask dibuat sedikit lebih besar dari gigi tiruan pasien dimana bahan cetakan akan ditempatkan untuk merekam permukaan luar gigi tiruan.2. Sprue malam yang melekat pada batas gigi tiruan posterior seperti dalam kasus 1. (Gambar 8)

Gambar 3.8Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

3. Flask diisi dengan bahan cetak vinyl polysiloxan konsistensi putty (Reprosil, DENTSPLY Caulk) dan gigi tiruan yang ditekan ke dalamnya sehingga bahan cetak yang keluar hampir rata dengan pinggiran gigi tiruan. Batasan bahan cetak yang berlekuk pada 3 titik.4. Petroleum jelly dioleskan untuk memfasilitasi pemisahan kedua bagian cetakan. Untuk permukaan yang dilekatkan, karena undercut bahan putty yang sama digunakan. Tekan putty ini ke permukaan yang dilekatkan sehingga mencakup pinggiran yang tersisa terlihat di atas batasan dan sekaligus mengisi flask.5. Ketika bahan cetak sudah setting, cetakan pada permukaan yang melekat dan permukaan yang dipoles dipisahkan, gigi tiruan dikeluarkan bersama dengan pinggiran sprue malam.6. Transfer basis akrilik dibuat pada replika cetakan permukaan.7. Warna gigi yang sama dan cetakan yang dipilih sesuai dengan gigi tiruan yang lama. Gigi ini kemudian diposisikan ke dalam replika negatif dari oklusal dan permukaan gigi tiruan yang dipoles. Kemudian posisinya distabilisasi menggunakan fevikwik (Pidilite Industries Ltd) (Gambar 9 & 10) Hati-hati menyatukan kembali 2 bagian dan menempatkan malam lengket di sepanjang pertemuan dua bagian tersebut. Malam cair kemudian dialirkan melalui satu lubang sprue sampai mengalir dari sprue lainnya. Malam dibiarkan hingga setting, setelah itu dua bagian yang dipisahkan dan diambil basis percobaan.Gambar 3.9Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

Gambar 3.10Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

Gigi tiruan percobaan dievaluasi dengan menggunakan teknik klinis konvensional. (Gambar 11) Cetakan akhir menggunakan teknik "mulut tertutup" dibuat menggunakan bahan cetak elastomer. Teknik pencetakan digunakan untuk mempertahankan relasi rahang dan gigi yang tepat selama prosedur pencetakan. Gigi tiruan percobaan kemudian diflask dan diproses dengan cara konvensional. Kunjungan klinis ketiga gigi tiruan lengkap telah selesai.

Gambar 3.11

Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. International Dental Journal Of Student Research. 2015;2(4):44.

BAB IVPEMBAHASANDalam membuat gigi tiruan lengkap dengan teknik duplikasi, perlu untuk memutuskan tidak hanya perubahan / restorasi yang akan dibuat pada gigi tiruan yang baru, tetapi juga tingkat akurasi yang diperlukan dalam duplikasi. Teknik pertama dijelaskan memberikan kebutuhan mayoritas pasien dan tetap dapat diterima dalam hal biaya dan kemudahan untuk pasien.1Teknik ini dijelaskan memiliki beberapa keunggulan. Meskipun kesamaan umum dengan metode yang dijelaskan oleh Duthieetal, penggunaan alginat untuk tahap pencetakan cepat dan nyaman. Penggunaan base plate sebagai basis transfer kondusif dalam situasi ini, meskipun akrilik lebih baik karena mereka tidak lentur saat berada di mulut, dan dapat membentuk sebuah sendok cetak yang kaku untuk melakukan pencetakan. Penggunaan base plate dan resin akrilik yang mudah tersedia membuat teknik ini cukup kompatibel untuk digunakan dalam pengaturan klinis. Teknik pertama benar-benar efektif dalam hal biaya dan sederhana bila dibandingkan dengan metode lain. Keuntungan lain dari teknik ini adalah penggunaan stock teeth yang memiliki sifat unggul yang dibuat dari resin cold-cure. Kebanyakan dari semua estetika dan kenyamanan telah ditangani yang memainkan peran utama pada pasien penerimaan gigi tiruan lengkap. Sebuah tindak lanjut dilakukan untuk kasus pertama setelah dua tahun menunjukkan bahwa belum ada keluhan pasca perawatan dengan gigi tiruan dan retentif seperti sebelumnya dan pasien sangat puas dengan duplikat gigi tiruan nya.1Pada kasus yang kedua menggunakan teknik yang berbeda dan cukup sederhana. Perbedaan pada kedua teknik ini terdapat pada bahan pencetakan dan pembuatan basis percobaan. Teknik pertama gigi tiruan yang di duplikasi hanya pada rahang atas dan pada rahang bawah dibuatkan kembali gigi tiruan secara konvesional sehingga membutuhkan perawatan yang lebih rumit dan proses yang lebih lama, sedangkan teknik yang kedua menduplikasi gigi tiruan pada kedua rahang. Sehingga perawatan yang dilakukan lebih sederhana.

BAB VKESIMPULANDari kedua teknik duplikasi pada laporan kasus ini, penggunaan teknik duplikasi kedua lebih sederhana dibandingkan dengan teknik pertama. Namun, tergantung dari jenis kasus yang ditemui sehingga duplikasi gigi tiruan memiliki teknik yang bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA1. Sekhar A, Sharon S, Shetty TB, Desmuch S. Duplication of dentures: how well dentures can be copied using different techniques. Int Dent Journal Of Student Research [Internet]. 2015;2(4):44. Available from: http://www.idjsr.com/uploads/1/1/3/3/11335549/12._idjsr_0142.pdf2. Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. India 2003, p.43. Hamada T, Murata H, Razak A. Pelapisan gigi tiruan denture lining. Airlangga University Press. 2003, hal. 10-114. Thomson H. Oklusi. Jakarta : EGC. Ed.2, 2007, hal. 247,263,2725. Basker RM, Davenport JC, Tomlin HR. Perawatan prostodontik bagi pasien tak bergigi. Jakarta : EGC. Ed.3,1996, hal. 826. Steven S, Ansgar CC. Complete denture copy technique-A practical application. Singapore Dent J [Internet]. 2014:65-70. Available from: http://ac.els-cdn.com/S0377529113000072/1-s2.0-S0377529113000072 main.pdf7. Owen PC. New dentures from old: a duplication method using appropriatech. Journal Of Canadian Dent Association [Internet]. 2006;72(5):393-7. Available from: https://www.cda-adc.ca/jcda/vol-72/issue-5/393.pdf8. Barclay CW, Valmsley AD. Fixed and removable prosthodontics. Cina 2001, p.451

21