journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

16
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PBCG (Practice and Bridge Card Games) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBKONSEP SISTEM INDERA MANUSIA DI KELAS XI Bandung, Juli 2012 Telah disetujui oleh salah satu dosen pembimbing Pembimbing Dra. Hj. Lilis Suhaerah.,M.Kes. NIP.196204051985112001 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PASUNDAN

Upload: institut-pertanian-bogor

Post on 14-Jun-2015

2.131 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

LEMBAR PENGESAHAN

JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PBCG (Practice

and Bridge Card Games) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA SUBKONSEP SISTEM INDERA MANUSIA DI KELAS XI

Bandung, Juli 2012

Telah disetujui oleh salah satu dosen pembimbing

Pembimbing

Dra. Hj. Lilis Suhaerah.,M.Kes.NIP.196204051985112001

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2012

Page 2: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PBCG (Practice

and Bridge Card Games) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA SUBKONSEP SISTEM INDERA MANUSIA DI KELAS XI

Delita Septia Rosdiana

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi

H. Dadi Setia Adi, Ph.D. dan Dra.Lilis Suhaerah.,M.Kes.

Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNPAS

Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe PBCG terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode pre-eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Bandung dengan sampel sebanyak satu kelas yang ditentukan dengan

metode purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis tes dengan menggunakan uji t

didapatkan hasil thit (33,55), sedangkan t(0,01) yaitu 2,74. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan persentase peningkatan hasil (gain) sebesar 0,54

atau sebesar 54% yang terkategorikan sedang. Pada keterampilan siswa yang diukur dengan

lembar performance setiap kelompok siswa rata-rata nilai persentase di atas 80%. Dapat

dikatakan tingkat keterampilan siswa dalam pembelajaran sangat baik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe PBCG

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sistem indera manusia. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe PBCG dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe PBCG, Sistem Indera Manusia.

Page 3: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Permasalahan yang muncul di

dunia pendidikan khususnya di

lingkungan sekolah adalah selama

proses pembelajaran yang berdampak

pada hasil belajar. Sebab selama ini

hanya berupa proses transfer informasi

yang dilakukan oleh guru tanpa

melibatkan peran serta siswa pada saat

pembelajaran.

Keberhasilan belajar banyak

sekali faktor-faktor yang berpengaruh

antara lain tujuan, guru, anak didik,

kegiatan pengajaran dan evaluasi

(Fathurrahman, 2007 : 115).

Model pembelajaran

kooperatif tipe PBCG merupakan

modifikasi model pembelajaran

kooperatif-aktif Indeks Card Match

(ICM) yang mana mengolaborasikan

antara metode praktikum dengan

metode memasangkan kartu. Model

pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran yang melibatkan

siswa secara berkelompok yang mana

sebuah proses pembelajaran yang

kesatuan sumber kumpulan strategi-

strategi pembelajaran yang

komprehensif. Belajar aktif meliputi

berbagai cara untuk membuat peserta

didik aktif sejak awal melalui

aktifitas-aktifitas yang membangun

kerja kelompok dan dalam waktu

singkat membuat mereka berpikir

tentang materi pelajaran (Silberman,

2009: xxii).

a. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada

penelitian ini adalah : Apakah

penerapan model kooperatif tipe

PBCG dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada subkonsep sistem

indera di kelas XI?

Dari rumusan masalah yang

telah dibuat maka penulis membuat

batasan masalah agar permasalahan

lebih terarah, yaitu :

a. Penelitian dilakukan pada kelas XI

IPA pada semester 2.

b. Analisis data didasarkan pada hasil

belajar siswa berupa penguasaan

konsep siswa dalam ranah kognitif

serta keterampilan siswa dalam

ranah psikomotor sesuai dengan

taksonomi bloom.

c. Model pembelajaran yang

digunakan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe PBCG

(Practice and Bridge Card Games).

Page 4: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

DASAR TEORITIS

A. Hasil Belajar

Dalam menilai keberhasilan

pembelajaran siswa di sekolah

tentunya bagaimana menilai

terhadap tingkat keberhasilan atas

proses pembelajaran yang telah

dilakukan oleh guru di kelas.

Berdasarkan pernyataan tersebut

maka didukung pula oleh

pengertian hasil belajar menurut

para ahli sebagai berikut :

a. Menurut Sudjana (2000 : 53)

(dalam Sri Muhidah, 2010 :21)

hasil belajar adalah produk

(output) yang dihasilkan dari

proses pembelajaran yang

harus dikuasai siswa dalam

bentuk : (a) kemahiran

intelektual (b) informasi verbal

(c) mengatur kegiatan

intelektual (d) keterampilan

motorik.

b. Menurut Gagne

(Dahar,1996:11) hasil belajar

merupakan suatu gambaran

hasil dari tujuan-tujuan yang

harus dicapai dalam

pembelajaran.

Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan tingkat kemampuan

siswa dalam menguasai materi

yang telah dipelajarinya selama

proses pembelajaran baik secara

pengetahuan, keterampilan serta

sikap yang tampak setelah proses

belajar.

B. Model Pembelajaran

Model pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar. Menurut Arends, model

pembelajaran mengacu pada

pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas

(Suprijono, 2012 : 46).

C. Model Pembelajaran Kooperatif

Salah satunya adalah

pembelajaran kooperatif, model

pembelajaran ini merujuk pada

berbagai macam metode pengajaran di

mana para siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran (Slavin,

2005 : 4).

Menurut Suprijono (2012 : 58)

model pembelajaran kooperatif akan

dapat menumbuhkan pembelajaran

efektif yaitu pembelajaran yang

bercirikan : (1) “memudahkan siswa

Page 5: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

belajar” sesuatu yang “bermanfaat”

seperti fakta, keterampilan, nilai,

konsep, dan bagaimana hidup serasi

dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai,

dan keterampilan diakui oleh mereka

yang berkompeten menilai.

D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe

PBCG (Practice and Bridge Card

Games)

Pada penelitian ini model

pembelajaran kooperatif tipe PBCG

(Practice and Bridge Card Games) yang

di maksud adalah model pembelajaran

yang mengkolaborasikan dua metode

belajar yaitu metode praktikum dan

metode Bridge Card Games (BCG) yang

diadopsi dari Indeks Card Match (ICM)

yang kedua-duanya secara teknis

dilakukan secara berkelompok. Dalam

usaha pengkolaborasian ini menjadikan

siswa mampu bekerja sama dalam

kelompok serta mampu bertanggung jawab

terhadap apa yang menjadi tugas masing-

masing dari setiap siswa.

Metode Praktikum

Practice atau kita kenal dengan

metode praktikum merupakan kegiatan

dalam pembelajaran IPA merupakan

bagian integral dari belajar mengajar,

khusus biologi (Rika dan Toto, 2009 :

75, dalam Liana,2012 :12). Woulnough

dan Allshop mengemukakan kegiatan

praktikum, antara lain :

1. Praktikum membangkitkan

motivasi belajar.

2. Praktikum dapat

mengembangkan keterampilan

dasar melakukan eksperimen.

3. Praktikum menjadi wahana

belajar pendekatan ilmiah.

4. Praktikum dapat menunjang

materi pelajaran

Metode Bridge Card Games

Berdasarkan pernyataan

sebelumnya dikatakan bahwa

metode bridge card games

merupakan adopsi dari metode

indeks card match yang secara

sintaks atau langkah

pembelajarannya hampir sama.

Bridge card merupakan sebuah

metode permainan yang biasa

dimainkan oleh masyarakat. Bridge

adalah permainan kartu yang

mengandalkan baik kemampuan

bermain maupun keuntungan.

(Senapatama.2011.Permainan

kartu bridge. (Online) tersedia

dalam

http://senapatama.blogspot.com/201

1/10/permainan-kartu-bridge.html)

Pada model PBCG materi

disampaikan selama kegiatan

praktikum.

Page 6: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

Sintaks atau langkah

pembelajarannya adalah sebagai

berikut :

a. Siswa dibagi ke dalam beberapa

kelompok, yang terdiri dari 4

orang setiap anggotanya

b. Kemudian siswa mendapatkan

LKS sesuai dengan materi yang

sedang dipelajari.

c. Siswa mengerjakan Lembar

Kerja Siswa yang telah

disediakan untuk melakukan

observasi dalam kegiatan

praktikum sesuai dengan materi

yang sedang dipelajari.

d. Siswa setelah mengerjakan

lembar LKS tersebut kemudian

siswa duduk perkelompok dan

mendapatkan satu paket kartu

yang terdiri dari sepasang kartu

A dan kartu B

e. Kartu A berisikan kumpulan

konsep-konsep sesuai materi

yang sedang dipelajari,

sedangkan kartu B adalah

berisikan pengertian istilah

konsep, atau sebuah pernyataan

yang berkaitan dengan konsep

yang telah ada pada kartu A.

f. Kartu A dikocok oleh ketua

kelompok, kemudian dibagikan

kepada seluruh anggota

kelompok sebanyak enam buah

kartu konsep.

g. Dan sisa dari kartu A

digabungkan ke dalam

kelompok kartu B kemudian

dikocok kembali.

h. Ketua kelompok bertugas

membuka tumpukan kartu

kelompok B, lalu setiap anggota

kelompok mencocokkan dari

setiap kartu,

i. Setelah kartu di tangan

kelompok habis, siswa

mendapatkan kertas kunci

jawaban untuk mencocokkan

pasangan kartu yang benar. Bila

pasangan kartunya benar maka

mendapatkan nilai 25 poin dari

satu pasang kartu yang benar,

apabila siswa memasangkan

kartu yang salah maka siswa

mendapatkan poin -10.

j. Waktu yang diberikan 20 menit,

selama permainan.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil uji

intrumen yang telah peneliti

lakukan setelah menganalisis

kesahihan serta keajegan dari soal-

soal yang telah dibuat dengan

menggunakan program ANATES,

didapatkan data hasil uji intrumen

soal terlampir pada 4.a dapat

disimpulkan bahwa dari 36 soal

Page 7: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

yang dipakai hanya 20 soal dengan

reliabilitas tesnya adalah 0,56 serta

korelasi XY nya sebesar 0,39.

Sedangkan dalam menguji

intrumen lembar unjuk kerja yang

telah dibuat, dalam hal ini peneliti

menyerahkan kepada dosen ahli

untuk menjudge kelayakan

instrumen dapat dipakai

semestinya.

1. Hasil Tes

Adapun hasil nilai pre-test dan

post-test dapat dilihat pada tabel 4.1

sebagai berikut :

Tabel 4.1: Hasil Pre-Test Dan Post-Test

Pengolahan data pre-test dilakukan

untuk mengetahui seberapa jauh

penguasaan konsep siswa sebelum

kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe PBCG. Dengan data

sebagai berikut :

Tabel 4.2 Data Perbandingan nilai

Pretest-Postest

Berdasarkan data tersebut dengan

menghitung gainnya dengan mendapatkan

rata-rata sebesar 54%. Cara

penghitungannya terlampir pada lampiran

5.A.

Tahapan selanjutnya dalam

pengolahan data pretest dan postest

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui data tersebut

normal atau tidak harus dilakukan uji

normalitas dengan menggunakan uji

Chi- Kuadrat (X2) dengan kriteria

pengujian jika X2 tabel lebih besar dari X2

hitung , maka data berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas terangkum dalam

tabel 4.2

Tes awal (Pre-test)

Tes akhir (Post-test)

X 54,65 78,76

SD 9,58 9,021

N 38 38

Nilai minimum 40 50

Nilai maksimum

85 95

X2hitung X2

tabel

Ketera

ngan

Data Pre-

Test

6,61 11,

03

Distribusi

normal

Data Post-

Test

1,9 11,

03

Distribusi

normal

Page 8: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji

Normalitas Pretest-Postest 20S2

0 70 900,666667

21S2

1 50 75 0,5

22S2

2 50 75 0,5

23S2

3 45 700,454545

24S2

4 45 700,454545

25S2

5 45 700,454545

26S2

6 40 650,416667

27S2

7 55 800,555556

28S2

8 55 800,555556

29S2

9 60 85 0,625

30S3

0 60 85 0,625

31S3

1 55 800,555556

32S3

2 60 85 0,625

33S3

3 75 95 0,8

34S3

4 60 85 0,625

35S3

5 55 800,555556

36S3

6 55 800,555556

37S3

7 45 700,454545

38S3

8 60 90 0,75

∑ ¿2110

∑ ¿3005 20,8202

Page 9: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

Berdasarkan perhitungan uji

normalitas pada kedua data yaitu data pre-

test dan post-test, dengan menggunakan

taraf kepercayaan α = 0,01, jika X2hit <

X2tab. Didapatkan hasil bahwa kedua data

tersebut berdistribusi normal. Perhitungan

hasil uji normalitas pada data pre-test dan

post-test dapat dilihat pada lampiran.

Karena kedua data tersebut berdistribusi

normal maka selanjutnya dilakukan uji

homogenitas.

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data

pre-test dan post-test dengan

menggunakan uji-t didapatkan hasil post-

test thitung (33,55) sedangkan ttabel (2,43).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar siswa setelah

siswa mengalami pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe PBCG.

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah didapatkan, hasil belajar siswa

sebelum melaksanakan belajar mengajar

dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe PBCG rata – rata nilai tes

awal sebesar 55,52 setelah melakukan

kegiatan pembelajaran dengan

NoNama siswa

Pretest

Postest Gain

1 S150 75 0,5

2 S260 80 0,5

3 S360 80 0,5

4 S465 85

0,571429

5 S555 75

0,444444

6 S655 80

0,555556

7 S755 80

0,555556

8 S865 80

0,428571

9 S970 95

0,833333

10 S1040 50

0,166667

11 S1160 85 0,625

12 S1250 75 0,5

13 S1355 80

0,555556

14 S1440 65

0,416667

15 S1555 80

0,555556

16 S1660 85 0,625

17 S1785 95

0,666667

18 S1845 75

0,545455

19 S1945 75

0,545455

Page 10: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe PBCG rata-rata nilai yang

diperoleh sebesar 79,07. Berdasarkan

kriteria ketuntasan minimum di sekolah

tempat penelitian yaitu SMA Negeri 2

Bandung dengan nilai kriteria ketuntasan

minimum yaitu 75. Bahwa seorang siswa

dikatakan mencapai ketuntasan hasil

belajar apabila mendapatkan nilai ≥75.

Dengan demikian maka dapat dikatakan

materi yang disampaikan guru dapat

diterima oleh siswa. Materi yang telah

disampaikan oleh guru apapun materinya,

tergantung guru dalam memilih model

pembelajaran yang kiranya dapat sesuai

dengan karakter siswa, kondisi lingkungan

yang mendukung serta tidak membuat

siswa merasa bosan juga dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran agar materi berkesan

lebih lama dalam memori siswa.

Begitupun pada keterampilan siswa

yang termasuk ke dalam ranah psikomotor,

berdasarkan data yang diperoleh siswa

setiap kelompok mendapatkan rata-rata

diatas 75. Bila dilihat persentasenya rata-

rata mendapatkan diatas 80% yang artinya

tingkat keberhasilan siswa dalam ranah

psikomotornya sangat baik. Selama proses

pembelajaran diperoleh informasi dari

siswa disela pembelajaran mengenai

penilaian terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe PBCG.

Berdasarkan pernyataan siswa terdapat

respon positif dan merasa senang serta

aktif selama belajar karena mereka merasa

dilibatkan sepenuhnya dalam proses

belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa adanya peningkatan

hasil belajar yang diperoleh siswa antara

hasil belajar sebelum penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe PBCG

dengan sesudah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe PBCG. Hal

ini disebabkan model pembelajaran

kooperatif tipe PBCG dapat membuat

siswa merasa senang dan aktif dalam

proses pembelajaran dari awal

pembelajaran hingga akhir pembelajaran

sehingga siswa merasa tidak bosan selama

proses pembelajaran berlangsung.

Dengan demikian model

pembelajaran kooperatif tipe PBCG dapat

digunakan sebagai alternatif model

pembelajaran berkelompok yang aktif

sehingga bisa diterapkan oleh guru di

sekolah. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe PBCG menjadi salah satu

pembelajaran yang variatif yang bisa

diterapkan dalam proses pembelajaran di

kelas.

Page 11: Journal model pembelajaran kooperatif tipe pbcg

Daftar Pustaka

Dahar,R.W.1996.Teori-teori Belajar.Jakarta : Penerbit Erlangga

Fathurrahman, Pupuh.2007. Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung : PT. Refika Aditama

Liana,L.2011.Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Penggunaan Praktikum Terintegrasi dengan Praktikum Parsial Pada Konsep Pencemaran Air.FKIP UNPAS : tidak diterbitkan.

Muhidah,Sri.2010.Penggunaan Metode BioCard Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Indramayu Pada SubKonsep Rantai Makanan.FKIP UNPAS : tidak diterbitkan.

Senapatama.2011.Permainan Kartu Bridge.

(Online : http://senapatama.blogspot.com/2011/10/permaianan-kartu-bridge.html) diakses 9 Mei 2012

Silberman,Mel.2009.Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta : Insan Madani

Slavin,R.2005.Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.Bandung : Penerbit Nusa Media.