jtptiain gdl saefudin31 5097 1 fileskr n

131
MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG TH 2010 - 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Kependidikan Islam Oleh: SAEFUDIN NIM: 3105068 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: bayudsuryon

Post on 13-Jul-2016

36 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SMP

ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG TH 2010 - 2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Kependidikan Islam

Oleh:

SAEFUDIN

NIM: 3105068

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Saefudin

NIM : 3105068

Jurusan / Program Studi : Kependidikan Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Mei 2011

Saya yang menyatakan,

Saefudin

NIM .3105068

Page 3: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

NOTA PEMBIMBING Semarang,10 Desember 2010

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : MANAJEMEN PEMBELAJARN FULL DAY SCHOOL DI SMP

ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG TAHUN 2010-2011

Nama : SAEFUDIN

NIM : 3105068

Jurusan : Kependidikan Islam

Program Studi : Kependidikan Isam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing I

Fahrurrozi M, Ag. NIP : 19770816 200501 1 003

Page 4: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

NOTA PEMBIMBING Semarang,10 Desember 2010

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : MANAJEMEN PEMBELAJARN FULL DAY SCHOOL DI SMP

ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG TAHUN 2010-2011

Nama : SAEFUDIN

NIM : 3105068

Jurusan : Kependidikan Islam

Program Studi : Kependidikan Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing II

Dr. H. Fatah Syukur M.Ag. NIP : 19681212 1999403 1 003

Page 5: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n
Page 6: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

ABSTRAK

Saefudin (NIM: 3105068) Manajemen Pembelajaran Full Day School ( di

SMP Islam Hidayatullah Semarang). Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, 2010.

Penelitian ini bertujuan: 1). Mengetahui bagaimana pelaksanaan

manajemen pembelajaran full day di SMP Islam Hidayatullah Semarang 2).

Mengetahui bagaimana Problematiak Pembelajaran full day school di SMP Islam

Hidayatullah Semarang .

Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian

kualitatif deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

deskriptif analisis, karena penelitian ini dapat dipandang sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati.. Adapun untuk mengumpulkan

datanya menggunakan beberapa metode, yaitu metode observasi, dokumentasi,

dan wawancara/interview. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data

tentang manajemen Pembelajaran full day di SMP Islam Hidayatullah Semarang

. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan

pembelajaran full day school, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk

menunjang pembelajaran full day school.

Sedangkan metode wawancara/interview digunakan untuk memperoleh

data tentang tanggapan/pendapat mengenai keadaan manajemen pembelajaran full

day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang pengembangannya serta sejauh

mana manajemennya sehingga memberikan kontribusi berharga dalam

peningkatan prestasi siswa maupun mutu pendidikan di SMP Islam Hidayatullah

Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; setiap lembaga pendidikan,

khususnya yang berbasis Islam dalam lingkungan perkotaan sangat memerlukan

program full day school dikarenakan tuntutan dari orang tua itu sendiri agar

pengontrolan anaknya dapat dilihat ketika di sekolahan. Hal ini mengingat bahwa

dalam masa perkembangan anak sangat rentan sekali pengaruh negatif dari

pergaulan di luar lingkungan sekolah. Secara keseluruhan keadaan manajemen

pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang sudah di

katakan baik dan buktinya banyak lembaga lain yang bersama mengikuti atau

berbondong-bondong menerapkan pembelajaran full day school. Akan tetapi ada

beberapa hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya adalah bagaimana mengatasi

siswa agar jangan sampai siswa jenuh dan kecapaian dalam pembelajaran full day,

kemudian penambahan sarana dan prasarana, peningkatan sumber daya manusia.

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa manajemen

pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang sudah baik.

Hal ini salah satunya disebabkan oleh pengelolaan pembelajaran full day school di

lakukan oleh tenaga yang profesional dan didukung dengan sarana-dan prasarana

yang memadai jadi dalam aplikasinya dapat berjalan dengan baik dan

menyenangkan. Implementasi manajemen pembelajaran full day school meliputi

Perencanaan ditunjukkan dengan menentukan program kerja dan menentukan

tenaga yang professional; pelaksanaan ditunjukkan untuk aplikasi dalam proses

Page 7: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

pembelajaran dengan program full day. Dan yang terakhir adanya evaluasi

ditunjukkan dengan kegiatan penilaian ataupun tes yang dilakukakan oleh sekolah

maupun guru agardapat diketahui hasil yang ingin dicapai ataupun prestasi yang

ingin diraih oleh siswa Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan

dalam pengembangan manajemen pembelajaran Full day school di sekolah

khususnya pada lembaga pendidikan Islam baik negeri maupun swasta. Hal ini

dikarenakan belum semua pembelajaran full day di sekolah dapat

menyelenggarakan dengan baik. Pengelolaan pembelajaran full day dengan

sistem manajemen yang professional akan menjadikan pembelajaran ini

menyenagkan dan tidak membosankan dan menjadi siswa terus aktif dalam

lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarganya.

Page 8: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada

SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor:

158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang

(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

a t}

b z}

t ‘

s| gh

j f

h} q

kh k

d l

z| m

r n

z w

s h

sy ’

s} y

d}

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang = au

i> = I panjang = a

u> = u panjang

Page 9: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih,

tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta

inayah-Nya Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada

sang revolusioner Muhammad Rasulullah SAW, yang dengan keteladanan,

keberanian dan kesabarannya membawa risalah Islamiyah yang sampai sekarang

telah mengangkat derajat manusia dan bisa kita rasakan buahnya.

Skripsi berjudul “Manajemen Pembelajaran Full Day School Di Smp

Islam Hidayatullah Semarang”. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana (S.1) pada Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril

maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan

kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak . DR. H. Ahmad Sujai, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin

penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Mustofa Rahman, M.Ag, selaku ketua Jurusan Kependidikan Islam

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

3. Bapak Fahrurrozi, S.Ag selaku dosen pembimbing I dan bapak Dr. H. Fatah

Syukur , M.Ag, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

dalam penulisan skripsi ini.

4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

5. Muhmmad Nur, selaku Kepala Sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang

beserta guru yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian

ini,.

6. Ahwan Fanani M,Ag Selaku wali studi yang elah memberikan masukan,

membimbing, dan mengarahkan kepada penulis selama studi di jurusan KI

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisogo Semarang.

7. Ayahanda Bapak H. To’at dan Ibunda Hj. Mukahyah tercinta yang rela ikhlas

mendo’akan dan merestui penulis selama menuntut ilmu sehingga

memudahkan dalam menjalaninya, serta telah memberikan materi yang tiada

henti tanpa mengharap balasan.

8. Kakakku dan Adikku yang tercinta : Zaenal Asikin, Nur Rohmah, Kurniasih,

Zaenal Arifin (A.Sultoni (Alm) dan Lizam Romdhon, Irkhaniyah Arifin,

Farikahtun Nur, zulfikri Habib) yang saya sayangi kalianlah yang selalu

memberikan banyak inspirasi dan membuat saya terus tanpa henti untuk

memberikan yang terbaik sebagai uswah kalian, kalianlah yang saya

banggakan, semoga kalian menjadi anak yang sholeh sehingga kelak mampu

menjadi generasi bangsa yang berguna bagi keluarga, ummat, agama, negara

dan bangsa.

Page 10: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

9. Keluarga besar dari simbah H. Sya’roni, simbah H. Irsyad, paman, bibi dan

yang lainnya tanpa bisa saya sebutkan satu persatu karena telah mengajarkan

ilmu kehidupan pada penulis, untuk setia dan konsisten dalam menjalani hidup

agar tetap tegar sabar dan tekun.

10. Kawan-kawan mahasiswa senasib seperjuangan di kampus yaitu para Staf dan

Anggota Resimen Mahasiswa (MENWA) SAPU JAGAD IAIN Walisongo

semuanya yang menggulirkan semangat Korsa untuk tetap menjunjung tinggi

Bela Negara beserta semangat RESIMEN yang tidak pernah padam ditelan

masa dan terima kasih atas segala bantuan dan motivasinya.

11. Bapak KH. Zaenal Asikin (Alm) bapak KH. Mustaghfirin, bapak KH. Abdul

Kholik, Ustadz Gus Qolyubi, S.Ag ibunda Nyai Hj. Munthohiroh yang elah

sabar dan penuh keikhlasan dalam mendidik, dan membimbing, mengarahkan,

memotivasi, dan memberi ilmunya kepadaku selama di pondok pesanren

raudlotut Tholibin Tugurejo Tugu sebagai tempat pencarian ilmu dan yang

selalu menaungiku dalam suka maupun duka.

12. Sahabat-sahabatku dalam naungan Pon-Pes Raudlotut Tholibin Tugu Rejo,

Tugu, Kota Semarang dan temen Seperjuangan Ardiyansah, Mustoleh,

Rusdiyanto, Sabikul Khoir, Ziyad Faroh Khaqiqi, Ahmad Kowi, Rosyid Al-

Karomi dan lainnya yang selalu membantu banyak hal bahkan memberi

motivasi dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini. Serta

Teman- teman Puri yang secara langsung maupun tidak langsung membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. KH. Masruri Abdul Muhni selaku Pengasuh Pon-Pes Alhikmah Benda

Sirampog Brebes beserta keluarga besar Pon-Pes Alhikmah Benda Sirampog

Brebes. Trimakasih telah mengarahkanku pada waktu kecil sampai besar

dengan bimbingan beliau yang selalu memberikan fatwa-fatwa yang

memnenagkan hati.

14. Wabil Khusus untuk orang-orang yang selalu mengajarkan arti kehidupan,

kesederhanaan dan kerendahan hati untuk penulis agar mengikhlaskan segala

yang telah diperjuangkan untuk menjadi insan paripurna.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis berdo’a semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat

pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari

kesempurnaan yang ideal, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk

perbaikan dan kesempurnaan dalam berkarya dikemudian hari.

Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga dapat bermanfaat

bagi pembaca dan kita semuanya dan mendapat ridho dari-Nya. Amin. Amin Ya

Rabbal ‘Alamiin. Semarang, 20 Juni 2010

Penulis

Saefudin

NIM. 3105068

Page 11: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…. ..................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

HALAMAN TRANSLITRASI ..................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. ix

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Penegasan Istilah ....................................................................... 8

C. Rumusan Masalah ..................................................................... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 10

E. Kajian Pustaka ........................................................................... 11

F. Metodologi Penelitian ............................................................... 13

BAB II : MANAJEMEN PEMBEAJARAN FULL DAY SCHOOL

A. Manajemen Pembelajaran Full Day School ................................ 17

1. Pengertian Manajemen Pembelajaran ................................. 17

2. Langkah-langkan Manajemen Pembelajaran ...................... 20

a. Perencanaan pembelajaran ............................................ 20

b. Pelaksanaan pembelajaran ............................................. 25

c. Evaluasi Pembelajaran ................................................... 30

B. Hakikat Belajar .......................................................................... 35

1. Pengertian Belajar ................................................................ 35

2. Teori Belajar......................................................................... 37

3. Motivasi Belajar ................................................................... 39

C. Pembelajaran Full Day School ................................................... 41

Page 12: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

1. Konsep Full Day School ...................................................... 43

2. Kurikulum Full Day School ................................................. 46

3. Aktivitas Full Day School................................................... 50

4. Tujuan dan Target Full Day School ..................................... 53

BAB III : DATA PENELITIAN TENTANG MANAJEMEN

PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM

HIDAYATULLAH SEMARANG

A. Kondisi Umum SMP Islam Hidayatullah Semarang ............... 57

1. Sejarah Berdiri Dan Perkembangnya SMP Islam Hidayatullah

Semarang ............................................................................ 57

2. Letak Geografis SMP Islam Hidayatullah Semarang ......... 58

3. Prinsip Visi, Misi dan tujuan serta Indikator keberhasilan

SMP Islam Hidayatullah Semarang ................................. 59

B. Manajemen Pembelajaran di Full Day School di SMP Islam

Hidayatullah Semarang ............................................................. 61

1. Perencanaan Pembelajaran Full Day School......................... 66

2. Pelaksanaan Pembelajaran Full Day School ......................... 71

3. Evaluasi Pembelajaran Full Day School ............................... 78

C. Problematika Manajemen Pembelajaran Full Day School ........ 75

BAB IV : ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY

SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

A. Analisis Manajemen Pembelajaran Full Day School ............... 82

B. Problematika manajemen Pembelajaran Full Day School ...... 93

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 98

B. Saran-Saran .............................................................................. 100

C. Penutup. .................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Maju tidaknya suatu bangsa sangat tergantung pada

pendidikan bangsa tersebut. Artinya jika pendidikan suatu bangsa dapat

menghasilkan manusia yang berkualitas lahir batin otomatis bangsa tersebut akan

maju, damai, dan tentram. Begitu juga sebaliknya, jika pendidikan suatu bangsa

mengalami stagnasi maka bangsa tersebut akan terbelakang dalam segala bidang.1

Pendidikan bagi bangsa adalah suatu proses dan juga sistem yang

mempunyai tujuan ideal, begitu juga dengan pendidikan bangsa kita sebagaimana

yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20

Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 1 bahwasanya: “Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”.2

Masalahnya adalah bahwa pendidikan secara umum di Indonesia

mengalami kemerosotan. Hal ini diungkapkan oleh ketua Badan Pertimbangan

Pendidikan Nasional (BPPN) Awaloedin Djamin bahwa rangking Human

Development Index negara Indonesia pada tahun 1999 berada pada urutan 105,

sedangkan pada tahun 2000 turun ke ke peringkat 109. Hal ini menunjukkan

1

Okidermawan “manajemen mutu terpadu di lembaga pedidikan islam” http//www.Okidermawan, E:/manajemen mutu terpadu/oki’s site-Manajemen Mutu Terpadu Di

Lembaga Pendidikan Islam.mht. Selasa 9 februari 2010 pada jam 11:05 2DPR RI dan Presiden RI, Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), (Bandung: Citra Umbara, 2003, hlm. 3.

Page 14: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

2

bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan

dengan negara-negara lain.3

Sekarang di masyarakat kita ada semacam stereotyping , maksudnya

pendidikan Islam selalu diasosiasikan dengan lembaga pendidikan terbelakang.

Hal ini tidak dapat dipungkiri karena pendidikan Islam terutama pendidikan

tingginya, sering tidak menghasilkan lulusan (educational output) yang

memadai, tidak memiliki kemampuan komprehensif-kompetitif terutama dalam

bidang ilmu pengetahuan (science) dan tidak memiliki kompetensi profesional

seperti yang dituntut dunia kerja (work force). Kondisi obyektif demikian ini

menempatkan lembaga pendidikan Islam bukan sebagai kelas utama (the first

class) melainkan sebagai kelas kedua (the second class). Hal ini dapat dilihat

secara nyata dengan tingginya kecenderungan lulusan pendidikan Islam yang

memasuki perguruan tinggi agama Islam sementara sangat sedikit jumlah lulusan

pendidikan Islam yang memasuki perguruan tinggi umum, dan itupun hanya

terbatas pada bidang-bidang ilmu humaniora saja.4

Melihat realitas yang sedemikian memperhatikan maka salah satu agenda

penting dalam proses pembelajaran pendidikan Islam adalah bagaimana dapat

meningkatkan pendidikan Islam. Untuk meningkatkan pendidikan islam bannyak

cara yang dilakukan agar prestasi berhasil dengan baik sebab keberhasilan

tersebut bukan hanya ditentukan oleh lembaga pendidikan atau pendidik tetapi

ditentukan juga oleh karakteristik siswa itu sendiri.

Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk sekor yang diperoleh dari

hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Perubahan sebagai hasil

belajar bersifat menyeluruh. Menurut pandangan ahli jiwa Gastalt, bahwa

3 Prihandono “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Indonesia”http://ms.library.ums.ac.id

15 maret 2010 4Ahmad Amin “Paradigma Pendidikan Di Indonesia”

http://msi-uii.net/cetak.asp?menu=artikel&id=245 27 februari 2010

Page 15: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

3

perubahan sebagai hasil belajar bersifat menyeluruh baik perubahan pada prilaku

maupun kepribadian secara keseluruhan. Belajar bukan semata-mata kegiatan

mekanis stimulus respon, tetapi melibatkan seluruh fungsi organisme yang

mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat di

artikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan

emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.5

Mengajar yang hanya merupakan transfer ilmu pengetahuan sudah tidak

relevan lagi karena: a) anak didik bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi

mereka adalah organisme yang sedang berkembang. Kemajuan IPTEK

memungkinkan anak didik mengakses informasi secara luas, sedang tugas dan

tanggung jawab guru kian kompleks. Guru bukan lagi sumber tunggal

pengetahuan, tetapi sayogyanya menjadi pengelola pengetahuan. b) Ledakan

pengetahuan menjadikan kecenderungan setiap orang tidak mungkin menjadi

generalis. c) Penemuan baru dalam psikologi mengakibatkan pemahaman baru

terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia. Model behavioristik yang

menjadikan anak didik pasif sudah tidak relevan lagi, karena yang relevan justru

kognitif holistik yang memposisikan siswa untuk aktif sebagai subjek belajar.

Berkaitan dengan kondisi semacam ini, maka rumusan belajar mengajar

mengalami perubahan menjadi pembelajaran. Perubahan ini tidak sekedar

perubahan nama semata, tetapi mengandung perubahan lain secara lebih

operasional, dimana pembelajaran lebih menitikberatkan pada partisipasi siswa

dengan landasan keseimbangan antara aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.

Dalam kata pembelajaran terkandung arti yang lebih konstruktif yaitu

sebuah upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong

belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus belajar. Dari pengertian ini

sekilas terlihat bahwa dalam pembelajaran, titik tekannya adalah membangun dan

5Abu Muhammad Ibnu Abdullah “Prestasi Belajar” http//Abu Muhammad Ibnu Abdullah,

”Prestasi Belajar”, E:\spesialis-torch-com – Prestasi Belajar.mht senin 8 febbruari 2010 jam 12:00.

Page 16: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

4

mengupayakan keaktifan anak didik. Dengan keaktifan anak didik tersebut,

diharapkan mereka dapat memperoleh hasil lebih maksimal dari proses

pembelajaran yang dilakukan.6

Berbagai penelitian mengenai pembelajaran secara umum di sekolah-

sekolah bahwa kondisi objektif menunjukkan bahwa banyak para siswa datang ke

sekolah merasa terintimidasi oleh sekolah, karena sistem pembelajaran cenderung

menggunakan pendekatan birokratik bukan pendekatan pedagogik. Oleh mereka

peserta didik merasa terintimidasi dalam kegiatan belajar, sebagai konsekuensi

logisnya mereka selalu merasa tidak mampu belajar dan belajar menjadi kurang

menyenangkan. Agar perasaan diintimidasi dalam belajar tidak berlanjut, maka

sekolah harus melakukan beberapa pergeseran paradigma pembelajaran yaitu

perubahan-perubahan dalam kerangka berfikir pendidik dan tenaga kependidikan

lainnya, para siswanya, dan juga orang tua siswa.

Dari beberapa alasan tersebut, beberapa usaha telah dilakukan oleh para

pengelola pendidikan untuk memperoleh suatu produk atau hasil, pendidikan yang

berkualitas yaitu dengan bertahap dan terus menerus dilakukan perbaikan dan

pengembangan kurikulum dan mutu pendidikan sekolah.

Sehingga pada pertengahan 1990 di Indonesia mulai muncul istilah

sekolah unggul (excellent schools) yang tumbuh bagaikan jamur. Gerakan

keterunggulun (excellent movement) ini kemudian dikembangkan oleh pengelola

pendidikan di tingkat satuan pendidikan (sekolah) dalam bentuk-bentuk sekolah

yang mempunyai trade mark di masyarakat yang corak dan ragamnya kini sedang

berkembang dan menjamur. Salah satu contohnya adalah sekolah full day yang

berbasis keislaman atau yang sering disebut Islamic Full Day School.

Islamic full day school merupakan model sekolah umum yang

memadukan sistem pengajaran agama secara intensif yaitu dengan memberi

tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa. Biasanya jam

6 Ngainun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 66.

Page 17: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

5

tambahan tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat dhuhur sampai sholat

ashar, sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul 07.00 WIB dan pulang

pada pukul 15.30 WIB. Sedangkan pada sekolah-sekolah umum, anak biasanya

sekolah sampai pukul 13.00 WIB.

Sekolah dengan model ini sangat diminati di kalangan masyarakat modern

yang nota bene mempunyai kesibukan di luar rumah sangat tinggi (bekerja),

sehingga perhatian terhadap keluarga khususnya pendidikan agama anak-anak

sangat kurang. Maka sekolah model ini dapat menjadi solusi, alternatif bagi

pembinaan kegiatan keagamaan maupun kegiatan lainnya untuk anak.

Usaha pengembangan sekolah model ini penting dilakukan, asalkan tidak

meninggalkan aspek-aspek peningkatan mutu pendidikan. Misalnya : (1)

pembinaan prestasi akademik harus selalu ditingkatkan dengan memberikan

jadwal remedial secara kolektif atau secara individu bagi anak-anak yang kurang

mampu dalam mengikuti pelajaran di kelas, sehingga anak benar-benar menguasai

pelajaran, (2) pembinaan prestasi non akademik melalui berbagai kegiatan

ekstrakurikuler harus terus ditingkatkan. Seluruh potensi siswa sebisa mungkin

dapat digali dan disalurkan serta diasah sehingga kelak setiap siswa dapat

mempunyai bidang ketrampilan (bekal hidup) yang ditekuni secara profesional

sesuai minat dan bakatnya, (3) peningkatan mutu dan kualitas tenaga pengajar,

sarana prasarana belajar termasuk perpustakaan dan laboratorium serta sumber-

sumber belajar lainnya. 7

Proses pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara sekolah dan

peserta didik – guru dengan lingkungan sekolah. Dalam hal ini sekolah di beri

kebebasan untuk memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran yang

paling efektif, sesuai dengan krakteristik siswa, karakteristik guru dan

kondisinyata sumberdaya manusia yang tersedia di sekolah.8

7 Rendra Prihandono “Memaksimalkan full day school”

http://etd.eprints.ums.ac.id/703/1/A410040102. Rabu 10 Februari 2010 jam 13:15 8 Nasarudin, manajemen pembelajaran ( Yogyakarta: TERAS ,2007) hlm viii

Page 18: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

6

Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik bila proses tersebut dapat

membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. 9 Karena belajar merupkan proses

yang berulang-ulang sebagai akumulasi dari dari stimulant dan respons terhadap

bahan yang dipelajari. 10

Pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat kompleks, karena

melibatkan banyak unsur seperti guru, sisiwa, materi, media metode dan

lingkungan pembelajar. Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh

bersinnerginya semua unsur yang terkait dalam pembelajaran tersebut. Oleh

karena itu, kesenirgian sangat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Unsur guru merupakan tenaga inti dalam pengembangan dan

peyeleggaraan pendidikan, disamping tenaga peneliti, tenaga adminitrasi tenaga

pustakawan dan tenaga laboran yang menjadi penunjangnya. Ia merupakan tenaga

pelaksana pendidikan yang tugas tugas pokoknya menstransportasikan bahan

pengajaran yang digali dari kegitan penelitian secara terus menerus, dalam

kegiatan belajar mengajar ia juga menjadi pembimbing yang memfasilitasi siswa

bimbingannya dalam upaya meraih prestasi pendidikkan.11

Memang dalam suatu proses pembelajaran merupakan interaksi edukatif

antarapeserta didik degan guru, peserta didik degan lingkungan sekolah dan

peserta didik-guru dengan sekolah. Dalam hal ini sekolah diberikan kebebasan

untuk memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran yang paling

efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa,

karakteristik guru dan kondisi nyata sumberdaya manusia yang tersedia di

sekolah.

9 Sardiman,Interaksi Dan Motifator Belajar Mengajar,( Jakarta: RajaGarfindo persada, 2001),

cet IX, hlm.47 10 Supardi, kk, Asas-asas praktek pengajaran,(Jakarta: Bhatara, 1998),hlmn. 9 11

Cik hasan bisri, Agenda Pengembangan Pendidikan Tingi Agama Islam, (Jakarta: Logos,

Wacana Ilmu, 1999), hlm. 1

Page 19: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

7

Untuk meghasilakan Output yang berkualitas tidak terjadi begitu saja

dalam suatu lembaga pendidikan, tapi memerlukan suatu sistem yang efektif dan

efesien, kualitas yang baik dalam suatu lembaga pendidikan di tentukan oleh

suatu perencanaan yang baik dalam lembaga pendidikan untuk menghasilkan out

put yang berkualitas dibutuhkan pengelolaan manajemen yang baik.

Manjemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan

kualitas pendidikan, hasil penelitian Balidbangdikbud pada tahun 1991,

menunjukkan bahwa manajemen merupakan salah satu Faktor yang

mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajmen sekolah secara langsung akan

mempengruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan

belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian, upaya

peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen

sekolah, disamping peningkatan jualitas guru dan pengembangan sumber

pendidikan12

Meihat realita yang ada, dimana kenakalan remaja dalam institusi

pendidikan semakin marak dalam sebuah lingkungan pendidikan, Alasan bagi

orang tua menyekolahkan disekolah dengan sistem Islamic full day school

terbukti mampu menekan angka kenakalan remaja.

Ketika anak sibuk bersekolah, anak tidak punya waktu untuk berbuat

aneh-aneh sepulang sekolah. Itu sejalan dengan kecenderungan orang tua

metropolis yang tidak punya cukup waktu untuk berinteraksi dengan anak karena

sibuk mencari nafkah.

SMP Islam Hidayatullah Semarang sebagai salah satu lembaga pendidikan

islam tingkat menengah atas yang termasuk dalam kategori top dan favorit serta

di percaya oleh masyarakat mampu menghasilkan out-put yang berkualitas dan

berakhlakul karimah tentunya dalam proses pembelajaran perlunya adanya

12

E. Mulasa, Manajemen Berbasis Sekolah : strategi dan implementasi, ( Bandung Remaja

Rosda Karya, 2007) hlm.21

Page 20: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

8

inovasi baru biar dapat tercapai mengenai kompetensi lulusan yang sebagai acuan

dalam SMP Islam Hidayatullah. Kompetensi lulusan yang di tawarkan adalah:

1. Istiqomqh dalam Ibadah

2. Tartil membaca Al Qur’an

3. Hafal Juz Amma, Hadits-hadits nabi pilihan, do’a-do’a dan dzikir harian

4. Berbakti pada Orang Tua

5. Berperilaku sosial baik

6. Disiplin

7. Jujur dan bertanggung jawab

8. bersemangat juang

9. Memiliki budaya bersih dan sehat

10. Memiliki kemampuan membaca efektif

11. Kemampuan komunikasi baik

12. Mastery learning pada seluruh bidang studi. 13

Dari beberapa kompetensi yang ditawarkan, mampu menjawab kebutuhan

masyarakan. Usaha yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah Semarang adalah

untuk dapat merealisasikan dan meningkatkan kualitas lulusan maka di terapkan

dengan system pembelajaran Full day school.14

Islamic full day school merupakan model sekolah umum yang

memadukan system pembelajaran secara intensif yaitu dengan memberi

tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa. 15

sedangkan

dalam pengelolaan mengenai manajerial yang berada di SMP Islam Hidayatullah

yang menerapkan model pembelajaran berbasis full day school dimana waktu

pembelajaran di tambah sehingga proses pembelajarannya sampai sore.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti sangat tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul : MANAJEMEN PEMBELAJARAN

FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG.

B. Penegasan Istilah

13 wawancara dengan Tu SMP Islam Hidayatullah , dalam pra-riset hari: Selasa, tanggal 4 Mei

2010. 14 Ibid. 15 Ibid.

Page 21: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

9

Untuk menghindari salah penafsiran dan meluasnya permasalahan

maka perlu kiranya penulis memberikan definisi yang lebih jelas.

1. Manajemen Pembelajaran

Menurut Stoner yang dikutip oleh Sufyarma, manajemen adalah seni

untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Selanjutnya Stoner

mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pemimpinan dan pengendalian anggota organisasi dan penggunaan semua sumber

daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan

efisien.16

Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran”

menurut E. Mulyasa. Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi peserta

didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik. Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru

untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan

memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.17

Manajemen pembelajaran diartikan sebagai usaha dan tindakan kepala

sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha maupun tindakan

guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dilaksanakan sedemikian rupa

untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah dan juga

pembelajaran. Artinya manajememen pembelajaran di sekolah merupakan

pengelolaan pada beberapa unit pekerjaan oleh personel yang diberi wewenang

untuk itu yang muaranya pada suksesnya program pembelajaran.18

Manajemen

pembelajaran yang dimaksud dalam skripsi adalah implementasi manajemen

pembelajaran di SMP Islam Hidayatullah Semarang. degan system pembelajaran

full day school.

16

Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hlm.

188-189. 17

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.

100. 18

Syaiful Sagala, Konsep dan Wacana Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 140.

Page 22: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

10

full day school yaitu pembelajaran dengan memberi tambahan waktu

khusus untuk pendalaman keagamaan siswa. jam tambahan tersebut dialokasikan

pada jam setelah sholat dhuhur sampai sholat ashar, sehingga praktis sekolah

model ini masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pada pukul 15.30 WIB. 19

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen pembelajaran full day school di SMP

Islam Hidayatullah Semarang. ?

2. Apa problematika manajemen pembelajaran full day school di SMP Islam

Hidayatullah Semarang.?

D. Tujuan dan manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui pelaksanaan manajemen pembelajara full day scholl yang

dilaksanakan di SMP Islam Hidayatullah Semarang.?

2. Ingin mengetahui problematika dalam pelaksanaan Manajemen Pembelajaran

fuul day school ?

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Secara praktis

a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatka manajemen pembelajaran di

Sekolah.

b. Sebagai bahan informasi tentang pentingnya manajemen dalam

pendidikan.

c. Sebagai bahan informasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan.

2. Secara teoritis

Dengan adanya penelitian ini maka penulis dapat mengetahui tentang

manajemen pembelajaran khususnya di SMP Islam Hidayatullah Semarang. .

19 Op cit. Rendra Prihandono

Page 23: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

11

Disamping itu kiranya dapat menambah kepustakaan khususnya yang

berkaitan dengan manajemen pendidikan.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan telaah terhadap karya terdahulu. Kajian

pustaka pada dasarnya digunakan untuk memeperoleh suatu informasi tentang

teori-teori yang ada kaitannya dengan judul penelitian dan digunakan untuk

memperoleh landasan teori ilmiah.

Jika kita telusuri, kajian pustaka ini mempunyai beberapa manfaat,

antara lain :

1. Untuk memperdalam pengetahuan mengenai masalah yang akan di teliti.

2. Untuk menegaskan kerangka teoritis yang dijadikan sebagai landasan

berfikir.

3. Untuk mempertajam konsep-konsep yang digunakan sehingga

mempermudah peneliti dalam perumusan hipotesis.

4. Untuk menghindari terjadinya pengulangan dari suatu penelitian. 20

Sebagai acuan dalam penelitin ini, penulis menggunakan beberapa

kajian pustaka sebagai landasan pikir, penulis gunakan beberapa hasil

penelitian sekripsi , beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya :

a. Sekripsi yang di angkat oleh Arifatul khikmah, yang berjudul

“Manajemen Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PAI di

MIN Kalibuntu Wetan Kendal.” Peneliti ini menyimpulkan bahwa

manajemen pembelajaran secara umum sudah baik namun dalam

perencanaan masih ada cela dikarenakan masih banyak program yang

belum dirancang dan dibuat. dalam menigkatkan prestasi belajar PAI

dengan meningkatkan kemampuan diri, didikasi. Menigkatkan proses

20

Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusun Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi (Bidang

ilmu Agama Islam), (Jakarta: PT logos Wacana Ilmu 1998),hlm. 39.

Page 24: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

12

pembelajaran, mengoptimalkan peran keluarga,dan lingkungan, memacu

kesiapan siswa dan selalu member motivasi kepada siswa,21

b. Skripsi yang diangkat oleh Abdul Basit Amin, yang berjudul “Manajemen

Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap

Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah

Semarang.” Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran yang

dikelola dengan manajemen yang baik dan dukungan dari semua pihak

sekolah maupun orang tua, sumber daya dan atau fasilitas pembelajaran

ternyata dapat memberikan implikasi terhadap peningkatan keragaman

dan prestasi-prestasi yang diraihnya, baik keragaman maupun sains baik

tingkat lokal atau regional maupun nasional.22

Penulis sendiri megangkat judul “ MANAJEMEN PEMBELAJARAN

FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARAG

dengan harapan bahwa penulis akan memperoleh data-data tentang beberapa

hal yang berkaitan dengan judul di atas yang meliputi : tujuan pelaksanaan

pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang, Materi/

isi kurikulum pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah

Semarang, dan problematika pelaksanaan manajemen pembelajaran full day

school di SMP Islam Hidayatullah Semarang.

Mengenai sekripsi penulis dengan skripsi saudara Abdul Basit Amin

ada kesamaan Tempat penelitiannya yaitu di SMP hidayatullah, sedangkan

perbedaannya adalah bahwa penulis berusaha menggali tentang pelaksanaan

manajemen pembelajaran Full day school yang meliputi: Perencanaan

pembelajaran full day school Pengorganisasian pembelajaran full day school

Penggerakan Pembelajaran full day school dan Pengawasan Pembelajaran full

21

Arifathul Hikmah, skripsi “ manajemen pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar

PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal” (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2007) 22

Abdul Basit Amin, skripsi “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan

Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Semarang”

(Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2007)

Page 25: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

13

day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang, dan problematika

pelaksanaan manajemen pembelajaran full day school di SMP Islam

Hidayatullah Semarang. Sedangkan Skripsi yang diangkat oleh Abdul Basit

Amin menjelaskan tenntang manajemen pembelajaran muatan local yang

dikelola dengan manajemen yang baik dan dukungan dari semua pihak

sekolah ternyata dapat memberikan implikasi terhadap peningkatan

keragaman dan prestasi-prestasi yang diraihnya, baik keragaman maupun

sains baik tingkat lokal atau regional maupun nasional.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang

dikumpulkan berbentuk kata-kata , gambar bukan angka-angka23

.menurut bagda

dan taylor (sebagaimana yang dikutip oleh lexy j. meleong), metode kualitatif

adalah prosedur penelitiannya yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.24

Sementara itu kirk dan miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif

adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan soial yang secara fundamental,

tergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan

peristilahannya.25

Penulis menggunakan metode kualitatif sebab;

a) Lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang

berdimensi ganda.

b) Lebih mudah menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara

peneliti dan subjek penelitian.

23

Saifuddin Anwar.“Metodelogi Penelitian”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1988), hlm 91. 24

Lexy J,. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2002), Cet. XVII, hlm. 3. 25

Ibid, hlm. 4.

Page 26: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

14

c) Memiliki kepeaan dan daya penyesuIn diri dengan banyak pengaruh

yang timbul dari pola-pola nilai yang dihadapi.26

Jadi dalam penelitian ini sangat memungkinkan adanya perubahan-

perubahan konsep sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

dilakukan dengan metode sebagai berikut:

a. Untuk data Primer (data asli) dikumpulkan melalaui cara-cara sebagai

berikut :

1) Interview atau Wawancara.

Metode Interview atau Wawancara yaitu alat pengumpul data

atau informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara

lisan untuk dijawab secara lisan pula.27

Metode wawancara

menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek

atau responden.28

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang

berkaitan dengan keadaan umum SMP Islam Hidayatullah Semarang.

Selain itu metode wawancara juga digunakan untuk memperoleh data

tentang tanggapan atau pendapat mengenai keadaan SMP Islam

Hidayatullah Semarang, pengembangannya serta sejauh mana

manajemen pembelajaran yang diterapkan disana, sehingga memberikan

konstribusi berharga dalam peningkatan kualitas out put dari lembaga

pendidikan Islam. hal ini penulis mengadakan wawancara langsung

dengan kepala sekolah dan pihak yang berkepentingan.

2) Observasi atau Pengamatan

26

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 2004), Cet 4, hlm

41. 27

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm 236 28

Yatim Rianto, Metode Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya: SIC,

1996), hlm.67.

Page 27: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

15

Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara istematik terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian.29

metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang

situasi dan kondisi umum SMP Islam Hidayatullah Semarang,

khususnya pada manajemen pembelajarannya.

Metode ini juga digunakan untuk mengetahui letak geografis,

sarana dan prasarana yang ada di dalam perpustakaan, serta untuk

mengumpulkan data-data statistik lembaga pendidikan yang

bersangkutan. Metode observasi juga penulis gunakan untuk mengetahui

pelaksanaan manajemen pembelajaran full day dalam lembaga

pendidikan Islam.

b. Data Sekunder

Untuk data sekunder dikumpulkan melalui Dokumentasi.

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, lengger, agenda dan sebagainya.30

Metode ini dipergunakan untuk

memperoleh data tentang jumlah karyawan, guru, jumlah pengunjung

(siswa), keadaan, sarana dan prasarana serta data-data lain yang bersifat

dokumen.

3. Analisis Data

Analisis data kualitatif, menurut Bogdan menyatakan bawa analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah difahami, dan temuannya dapat mengorganisasikan data,

menjabarkannya dengan unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

29

Nana Sudjana Dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,

1989), hlm. 16 30

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1998), hlm. 236.

Page 28: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

16

memilih mana yang penting yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan

yang dapat diceritakan kepada orang lain31

Miles and huberdman mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data

kualitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data yaitu

1. data reduction adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

mengfokuskan pada hal-hal yang peting, dicari tema dan polanya

2. data display adalah penyajian data sedangkan penyajian data bias

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, dan sejenisnya

3. dan conclusion drawing/verification adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi . 32

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis diskriptif.33

Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk

memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal

dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, foto, vedio, tape,

dokumentasi pribadi, catatan dan dokumen resmi lainnya.

Langkah- langkah Analisis ditunjukan pada gamabar berikut :

31 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung ,CV. Alfabeta,2005) cet I hlm :89 32

Ibid, hlm : 91 33

Metode Analisis Deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan suatu gejalah, peristiwa, kejadian

yang terjadi saat sekarang atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana

adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Data

Reduction Conclusions :

drawing/verfying

Data

colection

Data Display

Page 29: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

17

BAB II

MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL

A. Manajemen Pembelajaran

1. Pengertian Manajemen Pembelajaran

Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi

penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk

memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak

masih dalam kandungan sampai akhir hayat. Begitu pentingnya pendidikan

bagi kita. Tidak dapat dibayangkan misalkan tanpa pendidikan, manusia

sekarang tidak akan berbeda dengan manusia zaman dahulu, bahkan mungkin

akan lebih terpuruk atau lebih rendah kualitas peradabannya.

Manusia hidup di dunia harus memerlukan pendidikan atau ilmu

pengetahuan, baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan

berbasis agama, karena dengan bermodal ilmu pengetahuan tersebutlah kita

bisa menjalani kehidupan secara baik dan dapat meraih kesuksesan. Hal

tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-Mujadalah ayat 11

berikut :

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-oarang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”1

Didalam agama kita yaitu agama islam sudah sejak dini, tepatnya sejak

turunnya wahyu yang pertama kepada Rosulullah Muhammad SAW.

Memerintahkan manusia untuk mencari Ilmu dan Allah berfirman:

1 Yayasan Peneyelenggarapenerjemah Penafsir al-Quran, al-Quran dan terjemahnya,

(Jakarta: Depag, 1989), hlm. 910-911

Page 30: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

18

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan” (1) Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmu lah

yang Maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam (4)

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5).2

Agama Islam menempatkan ilmu pada posisi yang sangat penting dan islam

juga mengajarkan bahwa ilmu itu menentukan selamat atau bahagia tidaknya

manusia baik di dunia maupun di akhirat.3

Sedangkan pendidikan pada dasarnya adalah proses pengembangan potensi

peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk

mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus berupaya untuk mendorong

peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman, pikiran, perasaan, bereksplorasi,

dan berekspresi, yang merupakan wujud upaya pengembangan potensi tersebut.

Di sisi lain, peserta didik berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan,

pengalaman, dan cara belajar. Peserta didik tertentu lebih mudah belajar melalui

dengar-baca (auditif), anak lain melalui melihat (visual), sementara yang lain

melalui bergerak (kinestetik). Oleh karena itu, KBM perlu beragam sesuai

karakteristik siswa tersebut. Agar semua siswa mengalami peristiwa belajar, guru

perlu menyediakan beragam pengalaman belajar. Dengan cara ini perbedaan

individual dapat terakomodasi.

Pendidikan pada dasarnya adalah proses pengembangan potensi

peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk

mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus berupaya untuk

mendorong peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman, pikiran,

perasaan, bereksplorasi, dan berekspresi, yang merupakan wujud upaya

pengembangan potensi tersebut. Di sisi lain, peserta didik berbeda dalam

minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Peserta didik

tertentu lebih mudah belajar melalui dengar-baca (auditif), anak lain melalui

melihat (visual), sementara yang lain melalui bergerak (kinestetik). Oleh

karena itu, KBM perlu beragam sesuai karakteristik siswa tersebut. Agar

2 Yayasan Peneyelenggarapenerjemah Penafsir al-Quran, al-Quran dan terjemahnya,

(Jakarta: Depag, 1989), hlm. 1079.

3 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

13

Page 31: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

19

semua siswa mengalami peristiwa belajar, guru perlu menyediakan beragam

pengalaman belajar. Dengan cara ini perbedaan individual dapat

terakomodasi.

Pengertian Manajemen Pembelajaran Manajemen pembelajaran

berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran. Kata yang pertama

adalah manajemen. Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal

manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Managere

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage,

dengan kata benda management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

menjadi manajemen atau pengelolaan.4

Sedangkan Menurut istilah (terminologi) terdapat banyak sekali

pendapat mengenai pengertian manajemen. Berikut ini disebutkan beberapa

pendapat tokoh-tokoh dalam mendefinisikan arti manajemen. Pendapat para

tokoh memang ada perbedaan dan kesamaan, hal ini di sebabkan karena sudut

pandang dan pengalaman mereka berbeda. Pendapat tersebut diantaranya :

Secara terminologis dalam buku Principles of Management disebutkan

management is the coordination of all resources through the processes of planning,

organizing, directing and controlling in order to attain stated objectives.5 Artinya

manajemen adalah proses Pengkoordinasian seluruh sumber daya melalui proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian inilah yang kemudian disebut sebagai prinsip-prinsip manajemen.

Manajemen dalam Islam juga dijelaskan dalam suatu hadits

Rosulullah yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani:

(سوه امم طبشاني)اناهلل يحب اراعمل احذكم العمل ان يتقنه Artinya: Sesunguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan

pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas). (HR.

Imam Thabrani)6

4 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006), hlm. 3. 5Henry L Sisk, Principles of Management, (Ohio: South Western Publishing Company,

1969), hlm. 10. 6 Marhum Sayyid Ahmad Al-Hasymi, Mukharatul Ahadits wa al-hukmual

Muhammadiyah, (Surabaya: Daar an Nasyr-Misyriyah) hlm 44.

Page 32: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

20

Dalam literatur Indonesia ditemukan beberapa definisi manajemen

yang dikemukakan oleh para ahli manajemen antara lain:

Manajemen menurut hougton, sebagai mana yang telah dikutip oleh

Ibrahim ishmat Muthowi dan Aminah Ahmad Hasan, adalah :

االداسة هي االصطالحت الزى يطلق التوجيت والشقبت ودفع القوى العاملت الي العمل في

المنشأة

Manajemen adalah istilah yang identik dengan suatu aktivitas yang

melibatkan proses pengarahan, pengawasan, dan pengarahan segenap kemampuan

untuk melakukan suatu aktivitas dalam organisasi"

Sufyarma mengutip dari Stoner bahwa manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya

anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.8 Dalam suatu

organisasi seorang manajer sebagai pengendali proses manajemen, prestasinya

dapat diukur berdasarkan dua konsep yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi

berarti kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar untuk mencapai

hasil yang maksimal dengan meminimumkan biaya sumber daya yang

digunakan, sedangkan efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran

yang tepat.9

Menurut Marry Parker Folletmen menyatakan bahwa manajemen

adalah The art of getting thing done trough people, yaitu sebagai suatu seni

untuk mendapatkan segala sesuatu dilakukan melalui orang lain.10

Menurut Iwa Sukiwa manajemen adalah sebagai suatu proses sosial

yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi, dan

7.Ibrahim Ishmat Muthowi dan Aminah Ahmad Hasan, Al-Ushul al-Idarah Li al-

Tarbiyyah, (Riyadh : Dar al-syuruq, 1996) hlm : 13 8Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), Cet.

1, hlm. 188-189. 9B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), Cet. 2, hlm. 19.

10Martinis Yamin, Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas, (Jakarta, Gaung Pres, 2009),

Cet pertama. Hlm : 1

Page 33: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

21

keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu atau yang telah

ditetapkan, dengan efektif.11

Arifin Abdurachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto,

mengartikan manajemen sebagai kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-

sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orang-

orang pelaksana.12

Sementara Arthur Sharplin mendefinisikan manajemen adalah:

“management is the conducting or supervising of something (as a business);

esp: the executive function of planning, organizing, directing, controlling and

supervising”.13

“Manajemen adalah pelaksanaan atau pengawasan sesuatu (sebagai bisnis);

seperti: fungsi eksekutif perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengendalian dan pengawasan”.

Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian manajemen

adalah didasari dengan ilmu untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan

tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan

sebelumnya.

Kata yang kedua adalah Pembelajaran berasal dari kata “instruction”

yang berarti “pengajaran”. Menurut E. Mulyasa, pembelajaran pada

hakekatnya adalah interaksi peserta didik dengan lingkungannya sehingga

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan

proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam

belajar sebagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan

dan sikap.14

11

Iwa sukiwa, dasar-dasar umum manajemen pendidikan, (Bandung: TARSITO, 1986),

hlm.13. 12

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1995), Cet. VII hlm. 7. 13

Arthur Sharplin, Strategic Management, (United States of America: McGraw-Hill,Inc,

1985), hlm, 6. 14

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),

hlm. 100.

Page 34: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

22

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.15

Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

pendidikan Pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.16

Dari pengertian di atas dapat diambil suatu pengertian pembelajaran

adalah proses interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa sehingga

terjadi tingkah laku ke arah yang lebih baik, yang tersusun juga meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang

saling mempengaruhi tujuan pembelajaran.

Manajemen pembelajaran adalah sebagai usaha dan tindak kepala

sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha maupun

tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dilaksanakan

sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan

program sekolah dan juga pembelajaran.17

2. Langkah-Langkah Manajemen Pembelajaran

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran memiliki definisi yang beragam. Para

ahli belum memiliki kesepakatan dalam mendefinisikan istilah

perencanaan pembelajaran. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dari dua

aspek, yaitu : belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa,

mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai

pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu

menjadi suatu kegiatan pada aspek pada saat terjadi interaksi antara guru

15

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 57. 16

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, (Semarang: CV

Aneka Ilmu, 2003), hlm. 6. 17

Syaiful Syagala, Konsep dan Wawancara Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003),

hlm. 140.

Page 35: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

23

dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran sedang

berlangsung. Dengan kata lain pembelajaran pada hakikatnya merupakan

proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta

didik dalam rangka perubahan sikap.18

Sedangkan menurut Hamzah B. Uno, istilah pembelajaran

memiliki hakikat perencanaan dan perancangan (desain) sebagai upaya

untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa-siswa

tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar,

tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang

dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.19

Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses

penyusunan materi pelajaran, pengguna media pembelajaran, penggunaan

pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu lokasi

waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan. 20

Demikian pula dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abi

Ya’la, Rasulullah SAW bersabda:

(سوه مسلم )ان اهلل كتب الا حسان علئ كل شيء

Artinya: Allah mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan

dalam segala sesuatu. ( HR. Muslim)21

Kata ihsan bermakna melakukan sesuatu secara maksimal dan

optimal. Di mana membuat sebuah perencanaan harus maksimal. Urgensi

perencanaan pembelajaran bagi guru menurut Anderson, antara lain:

Perencanaan dapat mengurang kecemasan dan ketidak pastian;

Perencanaan dapat memberikan pengalaman pembelajaran bagi guru;

Perencanaan memperbolehkan para guru untuk mengakomodasi

18

Martinis yamin, Maisah, Op.Cit hlm : 123 19

Ibid,. 20

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan standar Kompetensi guru,

(Bandung: remaja Rosda Karya, 005), hlm.17 21

Yahya ibn Syarifudin An-Nawawi, Arba’in Nawawi, (Semarang: Toha Putra, 1993)

hlm. 17

Page 36: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

24

perbedaan individu diantara peserta didik; Perencanaan memberikan

struktur dan arah untuk pembelajaran.22

PP RI no. 19 th. 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 20

menjelaskan bahwa; ”perencanaan proses pembelajaran memiliki silabus,

perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar”.23

Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil

keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya,

sumber dana, maupun sumber belajar untuk mencapai tujuan poses

pembelajaran yang telah ditetapkan.24

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber

daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan

dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam

mencapai tujuan. Dalam hal ini Gaffar menegaskan bahwa perencanaan

dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan

dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang

ditentukan. Sedangkan Banghart dan Trull, mengemukakan bahwa

perencanaan dan awal dari semua proses yang rasional dan mengandung

sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat

mengatasi berbagai macam permasalahan. Dalam konteks pembelajaran

perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran,

penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan atau metode

pengajaran dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa

atau semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.25

22

Lorin W. Anderson, The Effective Teacher (American: Mc Graw hill, 1989, hlm.47) 23

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan, hlm. 15. 24

E. Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, (Proyek Pemberdayaan Dalam

Kelembagaan dan Ketatakelaksanaan pada Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum tahun 2004),

hlm. 27. 25

Ibid., hlm. 141.

Page 37: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

25

Pada hakekatnya bila suatu kegiatan direncanakan dahulu maka

kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah sebaiknya

seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan program

pelajaran, membuat persiapan pembelajaran yang hendak diberikan.26

Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol

terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya. Hal-hal

yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sehubungan dengan

kemampuan merencanakan pembelajaran antara lain:

1) Silabus

Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana

bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu.

Sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan penyajian

materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan

kebutuhan daerah setempat.27

Sedangkan silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat

identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, Materi pelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar, silabus dikembangkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan Standar isi (SI) dan standar kompetensi

lulusan (SKL), serta panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya pengembangan silabus

dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau kelompok dalam

sebuah sekolah atau beberapa sekolah.28

2) Menyusun program tahunan dan semester

Dalam menyusun program semester dapat di tempuh langkah-

langkah sebagai berikut : a) menghitung hari jam efektif selama satu

26

Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),

Cet. I, hlm. 27. 27

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 38-39. 28

Abin Syamsudin Makmun, MA, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung, Pustaka Eduka,

2010) cet I hlm : 217.

Page 38: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

26

semester; b) mencatat mata pelajaran yang akan diajarkan selama satu

semester; c) membagi alokasi waktu yang tersedia selama semester.

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang

mencapai satu lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar

isi dan dijabarkan dalam silabus.29

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD (Kompetensi Dasar).

Sedangkan RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan

dalam satu kali pertemuan atau lebih. guru merancang penggalan RPP

untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di

satuan pendidikan.30

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a) Karakter dan kemampuan awal peserta didik

Karakteristik dan kemampuan awal peserta didik adalah

pengetahuan dan keterampilan yang relevan termasuk latar

belakang karakteristik yang dimiliki peserta didik pada saat akan

mulai mengikuti suatu program pembelajaran teknik yang dapat

digunakan untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal

peserta didik, yaitu 1) menggunakan catatan atau dokumentasi

rapor; 2) menggunakan tes prasyarat dan tes awal; 3) mengadakan

komunikasi individual; dan 4) menyampaikan angket.31

b) Kompetensi Dasar (KD)

KD adalah kemampuan, keterampilan yang harus dimiliki

oleh peserta didik manakala ia telah selesai mengikuti semua

program pelajaran. Dasar yang dapat di jadikan sebagai

pertimbangan dalam perumusan KD adalah: 1) tujuan

29

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: sebuah paduan praktis , op. cit.,

hlm 183 30

Abin Syamsudin Makmun, Op cit hlm : 221 31

Ibid.

Page 39: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

27

instruksional; 2) standar kompetensi ; 3) sifat bahan; dan 4)

kebutuhan –kebutuhan peserta didik . 32

c) Bahan Pelajaran

Bahan Pelajaran adalah gabungan antara pengetahuan

(langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat) dan sikap dasar

pemilihan materi pelajaran adalah sebagai berikut 1) Standar

Kompetensi; 2) tingkat perkembangan peserta didik; 3)

pengalaman peserta didik; dan 4) tersedianya waktu dan fasilitas

sekolah. 33

d) Sarana / Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah yang digunakan mencapai suatu

tujuan pendidikan sarana pendidikan terdiri dari alat pembelajaran,

alat peraga, dan alat pendidikan.34

e) Strategi evaluasi

Dalam menentukan strategi evaluasi yang akan dilakukan

selama proses belajar mengajar berlangsung berdasarkan pada : 1)

tujuan evaluasi 2) segi-segi yang akan dinilai yaitu aspek

pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik; 3) alat

penilaian; dan 4) pelaksanaan penilaian.35

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya

belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah.

Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam

rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai

tujuan pengajaran. Pelaksanaan pembelajaran juga merupakan

Implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.36

32

Ibid 33

Ibid 34

Ibid 35

B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta Rineka Cipta, 1997)

Cet. I . hlm 28-35 36

Op. cit hlm :227

Page 40: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

28

Kegiatan pendahuluan, dalam kegiatan pendahuluan, guru:

menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran; mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan

tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan

menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus. 37

Kegiatan inti dimana pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, yang cukup bagi prakarsa,

kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. 38

Kegiatan penutup dalam kegiatan penutup; guru bersama-sama

dengan peserta didik membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran;

kemudian melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram ; memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak

lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan

konseling atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun kelompok

sesuai dengan hasil belajar peserta didik; menyamakan rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran juga memuat kegiatan

pengorganisasian dan kepemimpinan pembelajaran yang melibatkan

penentuan berbagai kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke dalam

berbagai tugas khusus yang harus dilakukan guru dan peserta didik dalam

proses pembelajaran. Pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang harus

dikerjakan oleh guru dimana pengelolaan kelas adalah satu upaya

37

Ibid 38

Ibid

Page 41: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

29

memperdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk

mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.39

1. Pengelolaan kelas dan peserta didik.

Berkenaan dengan pengelolaan kelas sedikitnya terdapat tujuh

hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana

belajar, susunan tempat duduk, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana

belajar, susunan tempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan sebelum

masuk ke materi yang akan dipelajari (pembentukan dan

pengembangan kompetensi) dan bina suasana dalam pembelajaran.40

Peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari

seorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan

pendidikan.

Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multi

dimensi. Dikatakan universal karena belajar bisa dilakukan siapa pun

kapan pun. Karena itu bisa saja siswa merasa tidak butuh proses

pembelajaran yang terjadi dalam ruangan terkontrol atau lingkungan

terkendali, waktu belajar bisa saja waktu yang bukan dikehendaki

siswa.41

Guru dapat mengatur dan merekayasa segala sesuatunya,

berdasarkan situasi yang ada ketika proses belajar mengajar

berlangsung. Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Suryobroto

pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pen tahapan sebagai

berikut:42

a) Tahap pra instruksional

Yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu

proses belajar mengajar: Guru menanyakan kehadiran siswa dan

mencatat siswa yang tidak hadir.; Bertanya kepada siswa sampai

39

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :

Rineka Cipta, 2000), hlm. 173. 40

Abdul Majid, op.cit., hlm. 165. 41

Ibid., hlm. 112. 42

Suryobroto, op.cit., hlm. 36-37

Page 42: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

30

dimana pembahasan sebelumnya.; Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang

belum dikuasainya dari pelajaran yang sudah disampaikan.;

Mengulang bahan pelajaran yang lain secara singkat.43

b) Tahap instruksional

Yakni tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat

diidentifikasikan beberapa kegiatan sebagai berikut: Menjelaskan

kepada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa;

Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas; Membahas pokok

materi yang sudah dituliskan; Pada setiap pokok materi yang

dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh yang kongkret,

pertanyaan, tugas. 44

Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas

pembahasan pada setiap materi pelajaran; Menyimpulkan hasil

pembahasan dari semua pokok materi. 45

c) Tahap evaluasi dan tindak lanjut

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap

instruksional, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa murid

mengenai semua aspek pokok materi yang telah dibahas pada tahap

instruksional.; Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat

dijawab oleh siswa (kurang dari 70%), maka guru harus mengulang

pengajaran.; Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai

materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR.; Akhiri

pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi

yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya. 46

2. Pengelolaan Guru

43

Ibid 44

Ibid 45

Ibid 46

Ibid

Page 43: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

31

Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk

mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi

yang dimilikinya.47

Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan

belajar mengajar (KBM), memiliki posisi sangat menentukan

keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang,

mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Di samping

itu, kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga sangat

strategis dan menentukan. Strategis karena guru yang akan

menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Sedangkan

bersifat menentukan karena guru yang memilah dan memilih bahan

pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu faktor

yang mempengaruhi keberhasilan guru ialah kinerjanya di dalam

merancang atau merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

pembelajaran.

Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana

kondusif, karena fungsi guru di sekolah sebagai “bapak” kedua yang

bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.

Dalam rangka mendorong peningkatan profesionalitas guru, secara

tersirat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun

2003 pasal 35 ayat 1 mencantumkan standar nasional pendidikan

meliputi: isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana

dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian.

Standar yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu kriteria yang

telah dikembangkan dan ditetapkan oleh program berdasarkan atas

sumber, prosedur dan manajemen yang efektif sedangkan kriteria

adalah sesuatu yang menggambarkan keadaan yang dikehendaki.

Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan

kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan terwujud

47

Abdul Majid, op.cit., hlm. 123.

Page 44: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

32

dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara

profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.48

Selaras dengan taxonomy Bloom dalam pendidikan seorang

guru harus memiliki tiga jenis kompetensi yaitu kompetensi kognitif,

kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotorik49

a) Kompetensi Kognitif

Dalam jenis kompetensi ini, ada dua kategori, yaitu

kategori pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan materi

bidang studi. Kategori pengetahuan pendidikan dibedakan dalam

pengetahuan kependidikan umum dan pengetahuan kependidikan

khusus. Sedangkan kompetensi ilmu pengetahuan materi bidang

studi meliputi semua bidang yang akan menjadi keahlian yang

akan diajarkan oleh guru.

b) Kompetensi Afektif

Kompetensi afektif guru bersifat tertutup dan abstrak,

sehingga sukar untuk diidentifikasi. Namun demikian, yang paling

sering dijadikan teridentifikasi dengan profesi keguruan dan

perasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan, sikap dan

perasaan diri ini meliputi; konsep diri dan harga diri, afiksasi diri

dan afiksasi kontekstual, dan sikap penerimaan terhadap dirinya

sendiri dan orang lain.

c) Kompetensi Psikomotor

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala ketrampilan

atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya

berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar.

c. Evaluasi Pembelajaran

Dalam konteks manajemen pembelajaran kontrol (pengawasan)

adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada manusia, benda

dan organisasi.50

48

Syaiful Sagala, op.cit., hlm. 146. 49

Nganimun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2007s), hlm. 21-24.

Page 45: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

33

Evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan

nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk rasa, proses, orang objek,

dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.51

Evaluasi

mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil

belajar menekankan pada diperolehnya informasi tentang seberapa kah

perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.

Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk

memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam

membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal.52

Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya

hasil dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi pembelajaran

menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.

Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan

untuk mengukur perubahan prilaku yang terjadi. Pada umumnya hasil

belajar akan menghasilkan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta akan

mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas prilaku

yang diinginkan; (2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan

itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan

timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan

tingkah laku yang diinginkan.53

Untuk dapat menentukan tercapainya tidaknya tujuan pendidikan

dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk

menilai hasil belajar. Penilaian dilakukakan oleh guru terhadap hasil

pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta

didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil

belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.54

Penilaian hasil belajar

bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal

50

Ibid. 51

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 156. 52

Ibid 53

Ibid 54

Abi Syamsudin Makmun op. cit hlm :229

Page 46: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

34

penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari tujuan yang

ditetapkan.55

Dalam melakukan penilaian, yang harus diperhatikan adalah:

a) Sasaran penilaian

Sasaran/objek evaluasi belajar adalah perubahan tingkah laku

yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor secara

seimbang. Masing-masing bidang berdiri sejumlah aspek dan aspek

tersebut hendaknya dapat diungkapkan melalui penilaian tersebut.

Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku mana yang sudah

dikuasainya dan mana yang belum sebagai bahan perbaikan dan

penyusunan program pengajaran selanjutnya. 56

b) Alat penilaian

Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif, yang

meliputi tes dan non tes, sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang

objektif. Demikian pula bentuk tes tidak hanya tes objektif tetapi juga

tes essay, sedangkan jenis non tes digunakan untuk menilai aspek

tingkah laku, seperti aspek minat dan sikap. Alat evaluasi non tes, antara

lain: observasi, wawancara, study kasus dan rating scale (skala

penilaian). Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara

berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan

kemampuan peserta didik yang sebenarnya. 57

Sedangkan menurut Sumadi Suryabarata syarat-syarat Test yang

baik sebagai berikut :

Realiabel,58

Valid,59

Obyektif,60

Diskriminatif,61

Comprehensive,62

mudah digunakan. Perlu diketahui bahwa enam

55

Suryobroto, op.cit., hlm. 53. 56

Ibid 57

Ibid. 58

Test reliabl : bila test diberikan kepada kelompok subyek yang sama dalam dua saat/

waktu yang berbeda, hasilnya tetap sama atau hamper sama . 59

Test yang Valid bila suatu test dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. 60

Test yang obyektif bila hasil test tidak tergantung kepada pemberian score oleh orang

yang berlainan dan dalam test yang obyektif, kalau hanya mengandung satu kemungkinan

interpretasi saja.

Page 47: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

35

syarat tersebut sebenarnya yang paling utama adalah valid dan reliabel,

namun demikian bukan berarti empat syarat yang lain kecil artinya.63

Penilaian hasil belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dapat dilakukan antara lain:

a. Penilaian Kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan

umum dan ujian akhir.64

Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui

kemampuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan

belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses

pembelajaran dan penentuan kenaikan kelas.

b. Tes Kemampuan Dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui

kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan

dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program

remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir

kelas III.65

c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran

diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran

secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta

didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan sertifikasi,

kinerja dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda

Tamat Belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian

pada akhir jenjang sekolah.66

61

dimana test harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukkan perbedaan-

perbedaan yang sekecilnya. 62

Mencakup segala persoalan dengan yang haus diteliti 63

Mustaqim, Ilmu Jiwa Kependidikan, (Semarang, 2007 ) hlm : 224 64

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), hlm. 258. 65

Ibid 66

Ibid

Page 48: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

36

d. Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur

kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai

suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat

ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian

dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik

dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai

dengan kemampuan usaha keuletan nya.67

Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang

pencapaian benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara

nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan. hasil

penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat keberhasilan

kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan, dan dapat

digunakan untuk memberikan perangkat kelas, tetapi tidak untuk

memberikan penilaian akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan

sebagai salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja

sekolah.68

e. Penilaian Program

Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan

Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan

berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui

kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan

nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan

masyarakat, dan kemajuan zaman.69

Untuk mengukur mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar

dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan

dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan

kedalam jenis penilaian sebagai berikut:

67

Ibid 68

Ibid 69

Ibid., hlm. 261.

Page 49: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

37

1) Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu dan

beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap

pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam

waktu tertentu.70

2) Tes Sub Sumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pelajaran tertentu yang

telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk

memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan

tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini

dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

diperhitungkan dalam menentukan nilai rapot.71

3) Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa

terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan

dalam satu semester, satu atau dua tahun. Tujuannya adalah

untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa

dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil tes sumatif ini

dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat

(rangking) atau sebagai bahan ukuran mutu sekolah.72

B. Hakikat Belajar

1. Pengertian Belajar

Mengenai pengertian belajar, para ahli psikologi dan pendidikan

mengemukakan rumusan yang berlainan yang sesuai dengan bidang keahlian

masing-masing. James O. Wittaker , misalnya merumuskan belajar sebagai

70

Ibid 71

Ibid 72

Sharsimi Arikunto, op. cit. hlm. 185.

Page 50: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

38

proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.73

Cronbach berpendapat bahwa Learning is shown by change in

behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang

ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.74

Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana

tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau

latihan .75

Dr. Musthofa Faahmi berpendapat bahwa belajar adalah

ان التعلم عباسة عمليت تغييش او تحويل في السلوك اوالخبشة

(sesungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk) aktivitas (yang

menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman).76

Drs. Slameto merumuskan pengertian belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 77

Menurut Sardiman A. R. Dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar

bahwa “Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru,

dan lain sebagainya.”78

Sedangkan M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan

mendefinisikan “Belajar sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik. Tetapi juga

ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.”79

73

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta PT. Rineka Cipta) cet ke II hlm. 12 74

Ibid 13

75 Ibid

76Mustaqim, Psikolog Pendidikan (Semarang, Pustaka Pelajar, 2008) hlm 34

77 Op.cit hlm 14

78Sardiman AM, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, CV. Rajawali, 1992),

hlm. 20. 79

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm. 84-85.

Page 51: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

39

Dari beberapa pendapat diatas akhirnya dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotorik. 80

Dapat diketahui bahwa pengertian belajar itu prinsipnya sama, yakni

perubahan tingkah laku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan berupa tindakan sehingga

diperoleh pengetahuan yang baru untuk mencapai perubahan tingkah laku.

Sebagai salah satu bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, yang awalnya tidak faham dengan

belajar seseorang menjadi faham.

2. Teori Belajar

Mengenai teori-teori belajar ada beberapa pendapat yang perlu

diketahui dan beberapa pendapat itu tidak semua ahli merumuskan sama. Oleh

karenanya ada baiknya disini dipaparkan beberapa pendapat antara lain

sebagai berikut:

Aliran skolastik, Kelompok ini beranggapan bahwa belajar tidak lain

adalah mengulang-ulang bahan yang dipelajari makin sering diulang makin

dikuasai.81

Herbart, mengenai teori ini berpendapat bahwa Jiwa manusia terdiri

dari unsure-unsur kecil berupa tanggapan –tanggapan tersebut masing-masing

mempunyai kekuatan. Makin kuat suatu tanggapan maka makin besar

peranannya dalam tingkah laku individu.82

Aliran Ilmu Jiwa Daya. Mereka beranggapan bahwa jiwa manusia

mempunyai berbagai daya, misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya

ber hayal, daya berfikir, dan sejenisnya. Daya-daya tersebut dapat diperkuat

dan diperbaiki fungsinya dengan dilatih. Misalnya untuk melatih daya ingat

80

Ibid. 81

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang, Pustaka Pelajar, 2008) Cet I hlm 46 82

Ibid hlm. 46

Page 52: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

40

dengan jalan menghafal angka-angka, huruf-huruf, ungkapan-ungkapan, yang

penting disini adalah pembentukan dan penguatan daya ingat. perlu diingat,

aliran ini lebih mementingkan pembentukan daya-daya daripada telah terlatih

akan bias digunakan terhadap segala macam soal atau bahan dalam bidang

yang lain.

Teori Koneksionisme (Conectionisme). Teori ini mempunyai

banyaknya doktrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dan respons,

asosiasi-asosiasi dibuat antara kesan-kesan pengadaan dan dorongan–

dorongan untuk berbuat. Ikatan-ikatan atau koneksi-koneksi dapat diperkuat

atau diperlemah serasi dengan banyaknya penggunaan dan pengaruh-pengaruh

dari penggunaan itu.83

Eksperimen yang pernah dilakukakan Torndike bias digambarkan

secara singkat sebagai berikut :

Kucing yang masih muda yang masih mempunyai kemungkinan-

kemungkinan dibiasakan dengan banyak dan luwes, dibiarkan lapar dalam

kurungan yang disebut “problem box”, pintu dibuat dan diatur sedemikian

rupa , sehingga bila kucing menyentuh tombol tertentu, pintu biasa terbuka

selanjutnya kucing bias keluar dan memakan daging di luar kurungan yang

sengaja di sediakan. 84

Percobaan semacam ini dilakukan secara berulang-ulang dan hasilnya

membuktikan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh kucing untuk sampai

kepada terbukanya pintu atau terpilihnya tombol yang tepat makin lama makin

singkat. Konsep ini bila diterapkan di sekolah bias mengambil bentuk antara

lain guru bertanya 15 x 3 =… ? jawaban ya + 45, lalu guru memberi nilai A.

dalam hal ini 15x3 adalah stimulus, 45 adalah respond an nilai A adalah

penguat yang menimbulkan kepuasan dalam diri si pelajar. Sesuatu yang

menimbulkan kepuasan biasanya dipertahankan. Menurut teori ini belajar

adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara stimulus dan respon. 85

Selanjutnya Teori kognitif . Teori kognitif berpijak ada tiga hal, ialah :

83

Ibid hlm 47 84

Ibid hlm 48 85

Ibid hlm. 48

Page 53: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

41

Pertama, Perantara sentral yaitu proses-proses pusat otak, misalnya

ingatan atau ekspektasi merupakan integrator tingkah laku yang bertujuan.

Pendapat ini berdasarkan pada inferensi tingkah laku yang tampak (diamati).

Kedua, Pertanyaan apa yang dipelajari? Jawaban ya adalah struktur

kognitif, bahwa yang dipelajari adalah fakta, kita mengetahui di mana adanya,

yang mengetahui alternate routes ilustratis cognitive structure. Variable

tingkah laku non habitual adalah struktur kognitif sebagian dari apa yang

dipelajari.

Ketiga, Pemahaman dalam pemecahan masalah. Pemecahan suatu

masalah ialah dengan cara menyajikan pengalaman lampau dalam bentuk

struktur perceptual yang mendasari terjadinya insight (pemahaman) di mana

adanya pengertian mengenai hubungan-hubungan yang esensial. Preferensi

yang digunakan adalah the contemporary structuring of the problem.

Teori Gestalt dalam Pendirian aliran ini adalah keseluruhan lebih dan

lain daripada bagian-bagian, “keseluruhan itu timbul lebih dulu daripada

bagian-bagian.” Dalam belajar yang penting adalah penyesuaian pertama,

yaitu mendapatkan response yang tepat, hal ini sangat tergantung pada

pengamatan. dengan kata lain pemecahan problem sangat tergantung kepada

pengamatan, apabila dapat melihat situasi itu dengan tepat maka problem “

pencerahan” dan dapat memecahkan problem itu.

Jadi inti pelajaran menurut aliran ini adalah mendapatkan “instigh”

artinya : dimengerti nya persoalan, dimengerti nya hubungan tertentu, hingga

hubungan tersebut jelas dan akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan

problem, bukan mengulang-ulang bahan yang dipelajari. Insting ini

dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu antara lain: Sikap dan taraf

kompleksitas situasi, Pengalaman, Inteligensi dan kematangan individu.

3. Motivasi Belajar.

Perbuatan belajar akan berhasil bila berdasarkan motivasi pada diri

siswa. Siswa mungkin dapat dipaksa untuk melakukan sesuatu perbuatan,

tetapi ia tak mungkin dipaksa untuk menghayati suatu perbuatan itu

sebagaimana mestinya. Guru dapat memaksakan bahan pelajaran pada siswa,

Page 54: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

42

tetapi tak mungkin memaksanya untuk belajar dalam arti sebenarnya.86

Untuk

itu perlu diketahui pengertian dari motivasi itu sendiri.

Istilah motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal

dan insentif di luar diri individu atau hadiah. sedangkan Pengertian motivasi

adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-

minat.87

Menurut Mc Donald, motivasi adalah suatu perubahan energi di

dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi

untuk mencapai tujuan.88

Sedangkan komponen-komponen motivasi memiliki dua komponen,

yakni komponen dalam dan komponen luar. Komponen dalam ialah

perubahan di dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, ketegangan

psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang

menjadi arah kelakuannya. Jadi, komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan

yang hendak di puas - puas kan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang

hendak dicapai. 89

Psikologi membedakan antara dua tipe utama motivasi yaitu

motivasi Intrinsik dan motivasi Ekstrinsik, motivasi intrinsik adalah bila

prilaku digerakansecara internal oleh minat atau keingiintahuan kita sendiri

atau semata-mata karena kesenagan yang murni yang didapat dari sbuah

pengalaman. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik

akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan ,yang

ahli dalam bidang tertentu. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu bila individu

dipenggaruhi untuk bertindak oleh faktor-faktor eksternal atau lingkungan

seperti hadiah.hukuman atau tekana sosial. Perluu ditegaskan, bukanberarti

bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan

belajar mengajartetap penting. Sebab kemungkuinan besar kkeadaan siswa

86

Oemar hamalik, Op.cit hlm. 100 87

Oemar hamalik, Psikologo Belajar Dan Mengajar (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2007) Cet

Ke V hlm. 173 88

Ibid 89

Ibid hlm 175

Page 55: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

43

dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam

proses belajar – mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga

diperlukan motivasi ekstrinsik.90

Mengenai fungsi motivasi dalam belajar ada tiga yaitu: yang

pertama mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hall ini

merupakan motor penggerak dari setiapkegiatan yang akan dikerjakan. Yang

kedua, menentukanarah perbuata, yakni ke arah tujuan yang hendakdicapai.

Dengandemikianmotivasi dapat memberikan arah kegiatan yang harus

dikerjakan denngan rumusan tujuannya. Dan yang ketiga menyeleksi

perbuatan, yakni perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi

guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut. 91

C. Pembelajaran Full day school

Sebenarnya kata Full day school Dari bahasa Inggris, yaitu Sekolah

Sepanjang waktu 92

namun pengertian Full day school menurut istilah adalah

sebuah sekolah yang memberlakukan jam belajar sehari penuh antara jam

07.00-15.30/16.00.93

Full day school yang dimaksud adalah program sekolah di mana

proses pembelajaran dilaksanakan sehari penuh di sekolah. Dengan kebijakan

seperti ini maka waktu dan kesibukan anak-anak lebih banyak dihabiskan di

lingkungan sekolah dari pada di rumah. Anak-anak dapat berada di rumah lagi

setelah menjelang sore.94

Full day school adalah merupakan model sekolah umum yang

memadukan sistem pengajaran agama secara intensif yaitu dengan memberi

tambahan waktu khusus untuk pendalaman agama siswa. Dengan jam

90

Richard I. Arends, Learning To Teacch, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008) Cet I

hlm.143. 91

Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta,PT Rajagrafindo

Persada, 2010) cet I hlm. 85 92

John M. Echols dan Hasan Shadily Kamus Inggris Indonesia (Jakarta PT Gramedia

2003) Cet XXV Hlm 259 93

Kenneth B. Robin, dkk. “Is More Better The Effects o Full Day vs Half day Preschool

on Early SchoolAchievement” http://etd.eprints.ums.ac.id/703/1/A410040102.pdf Rabu 10

Februari 2010 jam 13:15 94

Fibriana Anjaryati “Implementasi Sekolah Full Day School” http://kakadi.info/?p=368

Page 56: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

44

tambahan dilaksanakan pada jam setelah sholat dhuhur sampai sholat ashar,

praktis nya sekolah model ini masuk pukul 07:00 WIB dan pulang pada pukul

15:30.95

Menurut Sismanto, full day school merupakan model sekolah umum

yang memadukan sistem pengajaran Islam secara intensif yaitu dengan

memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa.

Biasanya jam tambahan tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat Dhuhur

sampai sholat Ashar, sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul 07.00

WIB pulang pada pukul 16.00 WIB. Sedangkan pada sekolah-sekolah umum,

anak biasanya sekolah sampai pukul 13.00 WIB.96

Berangkat dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa full day

school adalah Sekolah umum yang memadukan system pengajaran islam

secara intensif dengan menambahi waktu khusus untuk pendalaman

keagamaan siswa.

Sekolah full day school sebenarnya memiliki kurikulum inti yang sama

dengan sekolah umumnya, namun mempunyai kurikulum lokal. Dengan

demikian kondisi anak didik lebih matang dari segi materi akademik dan non

akademik. Secara umum, full day school didirikan karena beberapa tuntutan,

diantaranya adalah: Pertama, minimnya waktu orang tua di rumah, lebih-lebih

karena kesibukan di luar rumah yang tinggi (tuntutan kerja). Hal ini kalau

tidak disiasati dengan tambahan jam sekolah maka akan berimplikasi pada

kurangnya kontrol orang tua terhadap anak di rumah (di luar jam sekolah).

Kedua, perlunya formalisasi jam-jam tambahan keagamaan karena dengan

minimnya waktu orang tua di rumah maka secara otomatis pengawasan

terhadap hal tersebut juga minim. Ketiga, perlunya peningkatan mutu

pendidikan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi problematika

pendidikan.97

Peningkatan mutu tidak akan tercapai tanpa terciptanya suasana

95

Abdul Kosim “Kontroversi Belajar Sehari penuh” http//Kontroversi Belajar Sehari Penuh - Pena

Pendidikan.htm 15 maret 2010 jam 01:00 96

DR. Fahmy Alaydroes, Psi, MM, Med “Pelaksanaan full day school di SD”

http://gudangmakalah.blogspot.com/2010/06/tesis-pelaksanaan-full-day-school-di-sd.html

20 September 2010 jam 10 : 50 97

.Ibid .

Page 57: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

45

dan proses pendidikan yang representative dan professional. Maka kehadiran

Full day school diharapkan dapat mengakomodir tuntutan-tuntutan diatas.

1. Konsep Full day school

Gambaran mengenai program full day school adalah :

Aspek kelembagaan , kepemimpinan dan manajemen, mengacu kepada

konsep yang dikembangkan sekolah program full day school yang

mengedepankan kemuliaan akhlaq dan prestasi akademik. Kepemimpinan

sekolah dipacu dengan peningkatan kualitas kepribadian, peningkatan

kemampuan manajerial dan pengetahuan konsep-konsep pendidikan

kontemporer yang didukung dengan kegiatan short-course, orientasi program,

dan studi banding, dimana program-program ini dilaksanakan secara simultan

dan kontinu. 98

Kualitas sumber daya full day school dipilih dari guru-guru bidang

studi yang professional, berkualitas dan mempunyai integritas yang tinggi.

Peningkatan kualitas tenaga kependidikan seperti tenaga kependidikan seperti

tenaga ahli perpustakaan, laborat dan administrasi juga merupakan fokus

garapan dalam peningkatan kualitas sekolah program full day school.

Program-program yang dikembangkan juga beragam dengan melibatkan

komite sekolah, pengawas, pendidikan, pengurus musyawarah guru mata

pelajaran. 99

Pemanfaatan sarana prasarana pembelajaran dengan menggunakan

Multimedia. Peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidikan untuk

peralatan dan ruang laboratorium yaitu lab fisika, biologi, bahasa, lab.

komputer, matematika, IPS dan lainnya yang dapat menunjang pelaksanaan

pembelajaran di sekolah tersebut.

Kurikulum sekolah program full day school juga digarap sedemikian

rupa untuk memacu keunggulan dalam aspek sains, keagamaan, bahasa

berbasis informasi teknologi (IT), Muatan lokal, keterampilan –keterampilan

Vocational, dan ekstra kurikuler dan pengembangan diri. Dalam

98

http://www.klubguru.com/2view.php?subaction=showfull&id=1251600668&archive=&

start_from=&ucat=2& di download pada hari selasa 10 september 2010 99

Ibid

Page 58: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

46

pengembangan muatan lokal sekolah program full day school dimungkinkan

penambahan jam belajar diluar jam sekolah, sehingga siswa berada lebih lama

di sekolah. Sedangkan kegiatan ekstra adalah kegiatan pendukung yang

memungkinkan siswa untuk meningkatkan minat dan bakat, misalnya

olahraga, seni, pramuka, palang merah, organisasi siswa, koperasi pelajar,

rebana, computer dan lain sebagainya.100

Kerjasama kelembagaan dan menggerakkan dukungan masyarakat

merupakan keunggulan sekolah islam yang memang sudah menjadi khas,

sebab pada dasarnya sekolah islam merupakan community based education. 101

Mengenai konsep dalam system full day school adalah sebagai berikut:

102

100

Ibid 101

Ibid

a) Kurikulum .

Kurikulum Depdiknas,

dan kurikulum muatan

lokal

c) Lama belajar. SD : 07 : 00-14 : 00

SMP: 07 : 00-16 : 00

SMA: 07 : 00-16 : 00

b) Banyaknya aktifitas

Full aktif, karena aktifitas

siswa-siswi di sekolah tidak

terbatas di kelas tetapi juga ada

aktifitas lain di luar sekolah dan

itu merupakan sisi kehidupan

siswa-siswi sehari-hari ,

misalnya sholat berjamaah,

bermain, belajar kelompok dan

lain-lain.

d) Tujuan dan Target

Mengupayakan terpadunya

keterampilan dengan sikap yang

baik dan islami, sehingga terbentuk

generasi Berakhlaqul karimah dan

berprestasi akademis tinggi

Full Day School

Integrated Activity

dan

Integrated Curriculum

Page 59: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

47

Menurut Fahmi Alaidroes format full day school meliputi beberapa aspek

yaitu :

a) Kurikulum yaitu mengintegrasikan atau pemaduan program

pendidikan umum dan agama. Dengan memadukan kurikulum

umum dan agama dalam suatu jalinan kegiatan belajar mengajar

diharapkan peserta didik dapat memahami esensi ilmu dalam

perspektif yang utuh.

b) Kegiatan belajar mengajar yaitu dengan mengoptimalisasikan

pendekatan belajar berbasis Active Learning siswa mesti

dirangsang untuk aktif terlibat dalam setiap aktivitas.

c) Peran serta, yakni melibatkan pihak orang tua dan kalangan

eksternal (masyarakat) sekolah untuk berperan serta menjadi

fasilitator pendidikan para peserta didik.

d) Iklim sekolah, yaitu lingkungan pergaulan, tata hubungan, pola

perilaku dan segenap peraturan yang diwujudkan dalam kerangka

nilai-nilai islam yang sar’i maupun kaum, nilai islam yang syar’i

melandasi segala aspek perilaku dan peraturan yang mencerminkan

akhlakul karimah. Sedangkan nilai islam yang kaumi berwujud

dalam pola penataan lingkungan yang sesuai dengan hukum-

hukum alam. 103

Program Full day di laksanakan melalui pendekatan Integrated

Curriculum dan Integrated Activity. 104

Sedangkan pengembangan full day

school diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak.

Pengembangan program ini dapat dilakukan melalui pengembangan

kurikulum dan pengelolaan KBM oleh guru dan pengelola yayasan/lembaga

yang bersangkutan. Kurikulum bertujuan untuk mengembangkan seluruh

102

Wahyudi Oetomo, Judul: Full Day School Dan Implementasinya Wahyudi Oetomo,

“Full Day School Dan Implementasinya” http://wahyudioetomo.blogspot.com/2010/03/full-day-

school-dan-implementasinya.html. di akses pada hari kamis pada hari kamis tgl 8 sep 2010 103

Ibusud,“Fulldaykordegarden”.,http//www.ibusd.drca.us/mainofices/resrch/pdf/studies/f

ulldaykordegarden.pdf di akses pada hari selasa 8 Sepember 2010 104

Arif Suyono “Pelaksanaan Pembelajaran full day School” http// pelaksanaan-full-day-

schooll.318-989-1FB.pdf] di akses pada hari selasa 8 Sep 2010

Page 60: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

48

potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia

yang utuh sesuai kultur budaya, dan falsafah bangsa. saat yang amat berharga

untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme, kebangsaan, agama, etika, moral,

dan sosial yang berguna untuk kehidupannya dan strategis bagi pengembangan

suatu bangsa adalah masa – masa perkembangan anak. Kurikulum merupakan

kerangka rencana untuk mewujudkan tujuan pendidikan.105

Pengembangan kurikulum harus dilaksanakan dengan memperhatikan

prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dari pengembangan kurikulum ini

diharapkan adanya perbaikan pengelolaan proses KBM yang akan menunjang

efektifitas pembelajaran. Pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan

dan perkembangan anak akan membantu anak mengoptimalkan bakat, minat,

dan potensi positifnya.106

2. Kurikulum full day school

Istilah “kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh

pakar-pakar dalam bidang kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini.

Sedangkan istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”,

artinya jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Sedangkan pengertian

kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa

yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada

hakikatnya merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh kurikulum

yang berupa rencana pelajaran, dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap

sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu

perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.107

Jadi kurikulum

ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan

pengalaman belajar yang diprogramkan, norma yang berlaku yang dijadikan

105

Jonathan A. Plucker “The Effects of Full Day Versus Half Day”

http://kakadi.info/?p=368 di akses pada hari kamis pada hari kamis tgl 10 sep 2010 106

Ibid. 107

Oemar Hamalik , Kurikulum dan Pembelajaran (Bandung, Bumi Aksara 2008) cet .

VII hlm. 16

Page 61: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

49

pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga pendidikan dan peserta didik

untuk mencapai tujuan pendidikan.108

Dalam Undang-undang Sistem pendidikan nasional Tahun 1989 Bab I

pasal I disebutkan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggara kegiatan belajar-mengajar”. 109

Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai suatu rencana yang

dikembangkan untuk memperlancar proses belajar mengajar dengan arahan

atau bimbingan dari institusi atau lembaga terhadap warga pelajarnya tersebut

dimaksudkan agar kegiatan pengajaran atau proses belajar mengajar yang

dilakukan dapat berjalan dengan lancar.110

Berdasarkan definisi-definisi diatas menunjukkan bahwa kurikulum

tidak diartikan secara sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi

meliputi segala aktifitas yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam rangka

mempengaruhi peseta didik untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan, seperti kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan belajar lainnya.111

Pengertian kurikulum inti (kurikulum Nasional) disusun dalam rangka

mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap

perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan

pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan

pendidikan.112

Kurikulum Inti/ pokok nasional adalah isi dari pelajaran yang akan

diajarkan atau dipelajari peserta didik. kurikulum inti dapat juga disebut

rencana pengajaran, bagaimana rencana itu dibuat ruang lingkupnya, urutan

108

H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta, Rineka Cipta, 2004)

Cet., I hlm : 2 109

Ibid ; hlm 3 110

Subandijah, Pengembangan Kurikulum Dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta, PT Raja

Grafindo Pesada, 1996), hlm 33-34 111

Syafruddin Nurdin, M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 79. 112

Abdullah Idi , pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Yogyakarta, Ar-ruzz

Media 2009) Cet ke III, hlm. 252

Page 62: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

50

dari bahan pelajaran nya, serta metode dan teknik apa yang digunakan untuk

mencapai kurikulum itu.113

Komponen-komponen dalam kurikulum nasional yaitu dimana

kurikulum yang berlaku secara nasional (kurikulum inti) merupakan suatu

program yang berisikan bahan kajian pokok yang secara minimal wajib

dikuasai atau dipelajari oleh semua peserta didik di semua satuan dan jenjang

pendidikan. Kurikulum nasional pada pendidikan dasar memuat sekurang-

kurangnya bahan kajian dan bahan pelajaran tentang: Pendidikan Pancasila,

Pendidikan agama, Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Membaca

dan menulis, Matematika, Pengantar Sains dan Teknologi, Ilmu bumi, Sejarah

Nasional dan Sejarah Dunia Kerajinan tangan dan kesenian, Pendidikan

jasmani dan kesehatan, Menggambar dan Bahasa Inggris. 114

Pengertian Kurikulum Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler

untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai

menjadi bagian mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus

menjadi mata pelajaran sendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan

pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal

merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus

mengembangkan standar Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal

yang diselenggarakan.115

Dimana pelaksanaan kurikulum yang disempurnakan haruslah

berorientasi lingkungan, yaitu dengan cara melaksanakan program muatan

lokal. Muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media

penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam116

, lingkungan sosial,

113

Ibid,. hl. 253 114

Ibid,. hlm 255 115

Khearudin, et. Al. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah, (Yogyakarta:

Kerjasama Madrasah Development Center dengan Pilar Media, 2007), hlm 114. 116

Yang dimaksud dengan lingkungan alam adalah lingkungan alamiah yang ada di

sekitar kehidupan kita, berupa benda-benda mati yang terbagi menjadi empat kelompok

lingkungan, yaitu (1) pantai (2) dataran rendah termasuk didalamnya daerah aliran sungai (3)

dataran tinggi, dan (4) pegunungan atau gunung. Dengan kata lain, lingkungan alam adalah

lingkungan hidup dan tidak hidup tempat mahluk hidup tinggal dan membentuk ekosistem.

Page 63: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

51

serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan anak didik di

daerah itu wajib mempelajarinya.117

Secara umum program pendidikan muatan lokal adalah

mempersiapkan murid agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang

lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan

mengembangkan sumber daya alam , kualitas sosial, dan kebudayaan yang

mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat.118

Sedangkan kurikulum yang dipakai dalam program full day school

menggunakan Integrated Curriculum. Integrated Curriculum merupakan

pengorganisasian kurikulum, yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang

studi harus di sajikan di depan kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh

tindakan bagaimana cara memilih bahan ajar dan cara menyajikan serta cara

mengevaluasinya. Dalam Integrated Curriculum, suatu topik atau

permasalahan dibahas dengan berbagai pokok bahasan baik dari bidang studi

yang sejenis maupun dari bidang studi lain yang relevan.119

Integrated Curriculum juga meniadakan batasan- batasan antara

berbagai mata pelajaran dan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk unit atau

keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu

membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan

sekitarnya, apa yang diajarkan di sekolah disesuaikan dengan kehidupan

anak diluar sekolah.120

Ada beberapa manfaat kurikulum integrated ini dapat disebutkan

sebagai berikut: Pertama, segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan inti

yang bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain. Kedua.

Kemudian kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang

belajar, murid dihadapkan masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.

117

Abdullah Idi , Op.Cit hlm. 260

118

Syafaruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum , (Jakarta PT. Quantum

Teaching, 2005) Cet III, hlm : 61 119

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta, Rineka Cipta, 2004)

Cet., I hlm : 33 120

B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah (Jakarta, PT. Rieneka Cipta,

2004) Cet, I hlm : 36

Page 64: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

52

Ketiga kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah

dengan masyarakat. Sedangkan aktivitas anak-anak meningkat karena

dirangsang untuk berfikir sendiri dan bekerja sendiri, atau bekerja dengan

kelompok. Keempat, kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat,

kesanggupan dan kematangan murid.

3. Aktifitas full day school

Aktifitas siswa-siswi di sekolah tidak terbatas hanya di kelas seperti

belajar,. Sedangkan aktivitas yang ditawarkan dalam program full day school

yaitu berupa “Integrated Activity” dengan pendekatan ini maka seluruh

program dan aktivitas anak di sekolah mulai dari belajar, bermain, makan dan

ibadah di kemas dalam suatu system pendidikan. Dengan system ini pula

diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang islam pada anak

didik secara utuh dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. Konsep

pendidikan yang dijalankan sebenarnya adalah konsep Effective school yaitu

bagai mana menciptakan lingkungan yang efektif bagi anak didik sebagai

konsekuensinya, anak-anak didik diberi waktu lebih banyak di lingkungan

sekolah. 121

factor-faktor yang mempengaruhi proses dalam hasil

Pembelajaran full day school yang pertama factor lingkungan, dan yang kedua

factor instrumental

Yang pertama faktor lingkungan: Lingkungan fisik berupa sarana,

prasarana serta fasilitas yang digunakan. Tersedianya sarana prasarana dan

fasilitas fisik dalam jenis jumlah dan kualitas yang memadahi, akan sangat

mendukung berlangsungnya proses pendidikan yang efektif. Kekurangan

sarana dan prasarana fisik, akan menghambat proses pendidikan, dan dang

menghambat pencapaian hasil yang maksimal.122

Lingkungan sosial

merupakan lingkungan pergaulan antara manusia, pergaulan antara pendidik

dan peserta didik serta orang-orang yang terlibat dalam interaksi pendidikan.

Interaksi pendidikan dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dan corak

pergaulan antar orang-orang yang terlibat dalam interaksi tersebut, baik pihak

121

Arif Suyono Op.Cit. hlm 10 122

Nana Syaudhij Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung, PT

Remaja Rosda Karya, 2004) Cet II hlm. 15

Page 65: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

53

peserta didik maupun para pendidik dan pihak lainnya. Tiap orang mempunyai

karakteristik pribadi masing-masing, sebagai individu maupun sebagai

anggota kelompok. Karakteristik ini meliputi karakteristik fisik seperti tinggi

dan besar badan, suara, roman muka. Dan karakteristik psikis seperti sifat

sabar, pemarah sifat jujur, setia, kemampuan intelektual seperti jenius, cerdas,

bodoh, serta kemampuan psikomotorik seperti cekatan dan keterampilan.123

Lingkungan intelektual merupakan kondisi dan iklim sekitar yang

mendorong dan menunjang pengembangan kemampuan berfikir. Lingkungan

ini mencakup perangkat lunak seperti system dan program-program

pengajaran, perangkat keras seperti media dan sumber belajar, serta aktivitas-

aktivitas pengembangan dan penerapan kemampuan berfikir. Lingkungan

lainnya adalah lingkungan nilai, yang merupakan tata kehidupan nilai, baik

nilai kemasyarakatan, ekonomi sosial, politik, estetika, maupun nilai

keagamaan yang hidup dan dianut dalam suatu daerah atau kelompok tertentu,

lingkungan tersebut akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap

proses dan hasil dari pendidikan. 124

Yang kedua Faktor instrumental yaitu seperangkat kelengkapan dalam

berbagai bentuk dan jenisnya berupa kelengkapan sekolah seperti kurikulum

dimana dapat dipakai oleh guru dan merencanakan program pengajaran.

Kemudian program sekolah, program sekolah dapat dijadikan acuan untuk

meningkatkan kualitas belajar mengajar. Dan juga sarana dan fasilitas yang

tersedia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil

guna bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah.125

Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsure

substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar

tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam

suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya. Itu sebabnya,

123

Ibid 124

Ibid hlm : 16 125

Syaiful Bahri Djamarah Psikologi Belajar, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008) Cet II hlm : 180

Page 66: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

54

untuk semua mata pelajaran, setiap guru memiliki kurikulum untuk mata

pelajaran yang dipegang dan diajarkan.126

Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan

disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan

di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang.

Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik

tenaga, financial, dan sarana prasarana.127

Mengenai sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung

sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Dan salah satu persyaratan untuk membuat suatu

sekolah yang dalamnya ada ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan

guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium dan

halaman sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk memberikan

kemudahan pelayanan anak didik.128

Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran

mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau ada anak didik, tetapi guru tidak ada,

maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Ketiadaan guru

menjadi ketiadaan mata pelajaran tentunya, maka peserta didik dapat diartikan

mata pelajaran yang dikaji tidak dapat diterima oleh peserta didik. Maka

dalam hal ini dilihat dari segi materi memang menguntungkan guru tetapi

merugikan anak didik. Maka untuk menciptakan lingkungan Active learning

tidak akan tercapai dengan demikian peran guru sangat berpengaruh.129

Dari penjelasan beberapa factor yang mempengaruhi pembelajaran

dengan program full day school ini, aktifitas yang dilakukakan oleh peserta

didik, ada juga aktivitas di luar sekolah dan itu merupakan sisi kehidupan

siswa-siswi sehari-hari, misalnya sholat berjamaah, bermain, belajar

kelompok dan lain-lain.

126

Ibid 127

ibid 128

ibid 129

ibid

Page 67: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

55

Biar dalam pelaksanaan ini dapat terlaksana dengan baik maka juga

butuh yang namanya waktu sekolah, waktu sekolah ialah waktu terjadinya

proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi, hari, siang,

sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.130

Mengenai lama belajar itu sama dengan waktu yang dibutuh kan dalam

pelaksanaan pembelajaran yang terdapat di sekolah dengan program full day

school cukup berbeda selisih waktunya dengan sekolah pada umumnya.

Sekolah umumnya melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah sekitar 5

sampai 6 jam berubah menjadi 8 sampai 9 jam. Full day school merupakan

model sekolah umum yang memadukan system pengajaran islam secara

intensif yaitu memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan

siswa. Contoh lama belajar di sekolah dengan system Full day school Sebagai

berikut :

Lama belajar di sekolah system full day school

SD : 07 : 00-16 : 00

SMP : 07 : 00-16 : 00

SMA : 07 : 00-16 : 00

4. Tujuan dan target full day school

Mengupayakan terpadu nya aspek pengetahuan dan keterampilan

dengan sikap yang baik dan islami, sehingga terbentuk generasi Berakhlaqul

karimah dan berprestasi akademis tinggi. Untuk dapat tercapai tujuan tersebut

maka sekolah-sekolah swasta yang memberlakukan kegiatan pembelajaran

sehari penuh (full day school) dengan tujuan untuk meningkatkan mutu, tidak

bisa dilakukan secara instan, tapi butuh proses panjang.131

Untuk itu

penerapan program full day school perlu mempertimbangkan berbagai aspek

lingkungan pendidikan agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang

efektif dan menyenangkan.

Mengenai penerapan system full day school dalam lingkungan

pendidikan ada beberapa yang harus memperhatikan jenjang pendidikan

130

Ibid,. hlm 68 131

www.penapendidikan .com di akses pada hari rabu tgl 9 sep 2010

Page 68: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

56

formal biar dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model full day school

dapat berjalan dengan maksimal.

Penerapan full day school harus memperhatikan juga jenjang dan jenis

pendidikan, selain kesiapan fasilitas, kesiapan seluruh komponen di sekolah,

kesiapan program-program pendidikan. Seperti kita ketahui bahwa di

Indonesia jenjang pendidikan formal dibagi menjadi :

Padu (pendidikan usia dini) / Play Group, diperuntukkan bagi anak-anak

usia dini yaitu 3-4 tahun;

TK (Taman Kanak-Kanak), diperuntukkan bagi anak usia 4-6 tahun;

SD (Sekolah Dasar), diperuntukkan bagi anak usia 7-12 tahun;

SLTP (Sekolah Menengah Pertama), bagi anak usia 13-15 tahun;

SLTA (Menengah Atas), bagi anak usia 15-18 tahun.

Kemudian jika dilihat dari pengelolaannya maka ada sekolah yang

dikelola oleh Depdiknas dan sekolah yang dikelola oleh Departemen Agama

seperti Salafiah, Madrasah Ibtidaiah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah

Aliyah. Sekolah-sekolah ini jelas memiliki ciri khas yang beda dengan sekolah

umum/Diknas, antara lain pada prosentase muatan pendidikan agama serta

kultur di sekolah. sedangkan pada tingkat Sekolah Menengah Umum (SMA)

adalah membentuk pribadi yang memiliki kecerdasan intelektual, pengetahuan

dan lain sebagainya.132

Atas dasar perbedaan jenjang dan jenis pendidikan diatas, maka sudah

seharusnya penerapan konsep full day school memperhatikan perbedaan-

perbedaan tersebut. Anak-anak usia SD dan SMP adalah usia-usia dimana

porsi bermain tentu lebih banyak dari pada belajar. Maka ”bermain dan

belajar” akan sangat cocok bagi mereka. Jangan sampai konsep full day school

merampas masa-masa bermain mereka, masa-masa dimana mereka harus

belajar berinteraksi dengan sesama, berinteraksi dengan orang tua, berinteraksi

dengan sanak saudara, serta berinteraksi dengan lingkungan disekitar tempat

tinggalnya. Jangan sampai full day school menjadikan mereka tidak mengenal

132

Cak Sukur “Full Day School Harus Proposional”

http://caksukur.blogspot.com/2007/03/fullday-school-harus-proporsional.html. Diambil 24 April

2010

Page 69: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

57

anak-anak sebayanya di sekitar rumahnya, jangan sampai menjadikan anak

tidak mengenal disekitar keluarganya. Karena mereka harus berada di sekolah

sejak 6.30 pagi sampai 15.00 sore, bahkan jika jarak antara sekolah dan rumah

cukup jauh maka mereka sampai rumah sudah menjelang magrib.133

Penerapan konsep full day school tentunya berbeda lagi untuk jenjang

Sekolah Menengah Atas (SMA). Siswa SMA dituntut untuk memiliki

Academic Skill, maka full day school harus banyak digunakan untuk

mengeksplorasi atau membuktikan teori-teori yang telah mereka pelajari,

sehingga mereka akan memiliki tingkat pengetahuan akademik yang tinggi

dan siap untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi.134

Bagi SMA tingkat

keberhasilannya adalah diukur dari seberapa besar siswanya yang dapat

memasuki Perguruan Tinggi ternama, baik negeri atau swasta.

Sekolah yang telah menerapkan konsep full day school

memperhatikan kesiapan-kesiapan seluruh komponen pendidikan di sekolah,

mulai dari sarana prasarana, kesiapan guru, staff, karyawan, sampai pada

kesiapan program-program (content) dari full day school itu sendiri. Tentu ini

dengan berbagai alasan, karena kebijakan otoritas pendidikan, bukan karena

ikut-ikutan trend, sampai pada orientasi sebuah proyek pengembangan

pendidikan.135

Untuk itu, sekolah yang melaksanakan full day school perlu

mempertimbangkan, antara lain, (1) kesiapan atau ketersediaan prasarana-

sarana dan kesiapan fisik lainnya; (2) pola manajemen sekolah (MBS); (3)

penerapan pembelajaran berciri pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan (PAIKEM); (4) memahami pengaruh perubahan pola

belajar dan pola hidup siswa; serta (5) melakukan sosialisasi kepada orang tua

dan masyarakat. Dengan penerapan full day school perlu memperhatikan juga

kenyamanan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan kenyamanan orang

tua/masyarakat dalam menyerahkan kepercayaan sepenuhnya kepada sekolah

133

Ibid. 134

Ibid. 135

Ibid.

Page 70: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

58

untuk memaksimalkan seluruh potensi siswa serta mengefektifkan waktu

belajarnya.136

136

http://www.klubguru.com/view.php?subaction=showfull&id=1222043175&archive=&

start_from=&ucat=4& rabu 23 sept 2010 jam 10 : 28

Page 71: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

BAB III

MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL

DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

A. Kondisi Umum SMP Islam Hidayatullah

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam Hidayatullah

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Hidayatullah Semarang

merupakan sekolah swasta bernuansa Islami yang berada di bawah naungan

Lembaga Pendidikan Islam Hidayatulah (LPIH). LPIH adalah Yayasan Abul

Yatama yang diprakarsai oleh Hasan Toha Putra yang sekarang sekaligus

menjadi ketua yayasan.

Yayasan ini berdiri di Semarang pada 27 Juli 1984 yang awalnya

dengan memberikan santunan kepada anak-anak yatim muslim. Dalam

perkembangannya pada 15 Mei 1988 Yayasan Abul Yatama secara

musyawarah mufakat serta adanya dukungan dan kepercayaan umat Islam,

mendirikan Lembaga Pendidikan Islam yang berkedudukan di Jl. Durian

Selatan 1/6 Srondol Semarang. Hingga saat ini LPIH telah memiliki beberapa

satuan pendidikan/institusi pendidikan. Mulai dari KB (Kelompok Bermain),

TK (Taman Kanak-Kanak), SD, SMP dan SMA, yang kesemuanya berbasis

Islami.

Secara umum Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah didirikan

dengan dorongan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. SMP Islam

Hidayatullah Semarang secara legal formal berdiri sejak dikeluarkannya SK

(Surat Keputusan) Kakanwil Depdiknas Provinsi Jawa Tengah No.

903/I.03/I/1996 tertanggal 2 Juli 1996. Sekolah ini mulai menerima siswa baru

pada awal tahun pelajaran 1996/1997. Sekolah ini mengalami perkembangan

yang cukup pesat. Dimulai pada saat penerimaan siswa tahun I (pertama)

diterima 20 siswa kelas 1. Mereka dibimbing oleh 5 orang guru dibantu 3

orang karyawan (terdiri dari 1 TU dan 2 tenaga kebersihan). Hingga saat ini

SMP Islam Hidayatullah sudah memiliki 340 siswa yang terbagi atas 11 kelas

dan dibimbing oleh 48 orang guru, dibantu 13 karyawan yang terdiri atas: 4

57

Page 72: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

58

karyawan TU, 4 karyawan kebersihan, 1 pustakawan, 1 laboran dan 3 personil

keamanan.1

SMP Islam Hidayatullah ini bertujuan meletakkan dasar-dasar

pendidikan secara menyeluruh dan seimbang antara aspek ruhiyah, aqliyyah,

dan jasadiyyah yang meliputi dzikir, fikir dan ikhtiar; kognitif, afektif, dan

psikomotorik; individu, keluarga, dan masyarakat; imtak dan iptek; ayat

qauliyah dan kauniyah; kepentingan dunia dan akhirat; serta berusaha

mendidik tunas-tunas agama, bangsa dan negara untuk menjadi kader yang

memiliki kriteria: lurus akidahnya, benar ibadahnya, baik akhlaknya, sehat

badannya, optimal daya pikirnya, mandiri dalam hidupnya, terstruktur

aktivitas nya, serius dalam beramal, menghargai waktu, dan bermanfaat bagi

sesama.2

Sebagai sekolah yang berciri khas Islam terpadu, SMP Islam

Hidayatullah menawarkan program pendidikan yang pada umumnya sangat

diperlukan dalam membentuk peserta didik berakhlak mulia sesuai dengan

ajaran agama Islam. Dalam proses belajar mengajar didukung dengan fasilitas

ruang kelas yang representatif, aula, laboratorium matematika, komputer,

sains, ruang media, perpustakaan, kantin, masjid, dan lapangan olah raga yang

semuanya berfungsi untuk memperlancar pembelajaran.3

Untuk pengembangan pendidikan dan berjalannya proses

pembelajaran, SMP Islam Hidayatullah menggunakan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dari Departemen Pendidikan Nasional (Diknas)

dan kurikulum PAI. Materi kurikulum mengadopsi dari Diknas dan proses

pengalamannya mengacu pada kurikulum Departemen Agama. Artinya

sekolah ini bermaksud menyedikitkan materi dan memperbanyak pengamalan.

2. Letak Geografis SMP Islam Hidayatullah

SMP Islam Hidayatullah menempati gedung mandiri yang secara

geografis terletak di Jalan Cemara Raya No. 290 Kelurahan Padangsari

1 http://lpi-hidayatullah.com, di downlode pada hari Rabu 17 Desember 2010.

2 Dokumen tentang profil SMP Islam Hidayatullah Semarang yang berisi identitas

Sekolah dalam lampiran 1, hlm. 1. 3 Fasilitas selengkapnya lihat pada lampiran.

Page 73: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

59

Kecamatan Banyumanik Kota Semarang (50267) Telp. (024) 7470194; Fak.

(027) 7475606.

3. Visi, misi dan tujuan serta Indikator Keberhasilan SMP Islam

Hidayatullah

a. Visi SMP Islam Hidayatullah

“Membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

yang disertai dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang tinggi dan kukuh

berikhtiar”

b. Misi SMP Islam Hidayatullah

1. Memberikan fasilitas yang memadahi bagi usaha pengembangan SDM

(guru, siswa, karyawan dan pengurus yayasan) sebagai pengamalan

ajaran agama Islam, khususnya dalam hal keimanan , ketakwaan dan

ikhtiar yang mendasari penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni.

2. Meningkatkan pengetahuan dan kreativitas sehingga mencapai derajat

pengetahuan yang tinggi dan dapat membentuk SDM yang unggul,

yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu

Wata’ala, yang selalu berorientasi kepada-Nya dalam setiap

aktivitasnya.

3. Mendorong kebersamaan antara masyarakat, orang tua murid, siswa,

guru, karyawan dan pengurus yayasan.

4. Mendorong perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) sebagai

manifestasi dari pengamalan iman dan takwa, penguasaan iptek dan

ikhtiar sehingga menjadi pelopor dalam berbagai bidang.4

c. Tujuan SMP Islam Hidayatullah

1. Meletakkan dasar-dasar pendidikan secara proporsional, utuh,

menyeluruh, dan seimbang antara aspek: ruhiyah, akliyah, dan

jasadiyah; dzikir, fakir dan ikhtiar; kognitif, afektif dan psikomotorik;

individu, keluarga, dan masyarakat; imtaq dan iptek; ayat qauliyah dan

khauniyah; kepentingan dunia dan akhirat.

4 Dokumen SMP Islam Hidayatullah Semarang tentang Visi dan Misi. Hlm 2

Page 74: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

60

2. Berusaha mendidik tunas-tunas agama, bangsa dan Negara untuk

menjadi kader yang memiliki kriteria: (1) lurus akidahnya, (2) benar

ibadahnya, (3) baik akhlaknya, (4) sehat badannya, (5) optimal daya

pikirnya, (6) mandiri dalam hidupnya, (7) terstruktur aktivitasnya, (8)

serius dalam beramal, (9) menghargai waktu, dan (10) bermanfaat bagi

sesama.

d. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan harus ditetapkan agar tahapan menuju

pencapaian visi, misi dan tujuan dapat dikontrol dan dimonitor

keberhasilannya. Indikator terwujudnya visi, misi dan tujuan sekolah

diantaranya adalah:

1. Iman dan taqwa. a) Berasas/berakidah Ahli Sunnah Wal jama’ah b)

Mengerjakan ibadah-ibadah wajib dengan ikhlas dan sesuai dengan

syari’at yang telah ditentukan serta dapat menjadi teladan bagi orang-

orang di lingkungannya. c) Menjalankan ibadah sunnah yang mudah

dilaksanakan dengan ikhlas dan sesuai dengan syari’at. d) Dapat

membaca Al-Qur’an dengan tartil. e) Dapat menghafal dan

menterjemahkan beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadis. f) Patuh terhadap

orang tua dan guru. g) Hormat terhadap yang lebih besar (tua) dan

sayang terhadap yang lebih kecil. h) Tidak menimbulkan keresahan

sosial di manapun ia berada. i) Lain-lain dirumuskan kemudian.

2. Ilmu yang tinggi. a) Dengan menapaktilasi pendidikan Islam murni

yang telah dimulai sejak risalah pertama (Nabi Adam) hingga risalah

terakhir (Nabi Muhammad SAW), siswa, guru, karyawan dan

pengurus yayasan yang memiliki pemahaman agama Islam dengan

baik (Tafaquh Fiddin). b) Proses belajar mengajar (PBM) berjalan

sesuai standar atau bahkan di atas standar. c) Sering menjadi juara

dalam hal penunjukan pengetahuan dan ketrampilan. d) Siswa lulus

100% dengan nilai rata-rata 7,5 ke atas. e) Memiliki sarana belajar

yang memadahi. f) Alumni melanjutkan ke SMA favorit atau yang

Page 75: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

61

sederajat atau melanjutkan ke SMA Hidayatullah. g) Lain-lain

ditentukan kemudian.

3. Kukuh Berikhtiar/Etos Kerja. a) Istiqomah dalam beriman, bertaqwa

dan bertawakal kepada Allah SWT. dan selalu berorientasi kepadanya.

b) Sekolah sebagai lembaga pendidikan fitrah yang mengutamakan

kualitas dalam berbagai hal. c) Memberikan pelayanan kepada pihak

lain dengan sebaik-baiknya dan adil, seperti informasi, konsultasi dan

lain-lain. d) Tingkat absensi siswa, guru dan karyawan rendah. e)

Tugas/PR dikerjakan dengan lebih baik. f) Senang melakukan kegiatan

dan bekerja. g) Menghargai budaya/tradisi kerja dengan tidak

membedakan macam pekerjaan tetapi lebih menekankan pada

kemauan bekerja dan penghargaan terhadap waktunya. h) Menjadi

partner bahkan parameter bagi sekolah-sekolah Islam di kota

Semarang, Jawa Tengah bahkan di Indonesia. i) Menjadi sekolah

alternative masa kini dan dambaan umat untuk membangun kembali

kebesaran peradaban Islam di masa silam.

B. Manajemen Pembelajaran Full day school di SMP Islam Hidayatullah

1. Latar Belakang

SMP Islam Hidayatullah menggunakan sistem full day school

dimaksudkan untuk memaksimalkan waktu yang dipunyai anak sehingga

waktu yang ia punya itu bisa sepenuhnya digunakan untuk belajar. Tak ada

waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk bermain-main. Banyak sekali siswa

sekarang yang suka nongkrong di pinggir jalan raya, menghabiskan waktunya

untuk bermain play station, jalan-jalan ke mall atau tempat wisata lainnya

selepas pulang dari sekolah. Biasanya mereka menghabiskan waktu karena

tidak hal lain yang bisa dikerjakan selepas pulang dari sekolah. Sehingga

banyak dari mereka yang kurang mampu memanfaatkan waktu luangnya itu

untuk kegiatan hal-hal yang positif yang berhunbungan dengan tugasnya

sebagai siswa atau pelajar. Padahal yang namanya siswa itu hanya punya satu

tugas pokok yaitu belajar dengan baik.

Page 76: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

62

Pemandangan sosial semacam ini sudah menjadi umum terlihat baik di

daerah perkotaan atau juga daerah pedesaan kampung. Pemandangan

semacam itu terlihat karena anak tidak mendapatkan dampingan yang penuh

dalam ia memanfaatkan waktu luangnya itu setelah pulang dari sekolah

mereka. Dan biasanya orang tua pun tak berdaya ketika harus membimbing

memberikan materi pelajaran yang berkaitan dengan kurikulum yang ada di

sekolah. Padahal waktu yang terbuang percuma yang hanya untuk bermain-

main itu sangat berguna untuk menunjang pembelajaran materi mereka di

sekolah. Dan tentu hal tersebut akan menjadi kebiasaan mereka di hari tua

yang suka bersantai-santai dan membuang waktu yang berharga hanya untuk

bersenang-senang tanpa ada kegiatan yang produktif. Adanya hal demikian ini

yang menyebabkan SMP menerapkan sistem full day school.

Di samping itu banyaknya materi yang diajarkan di SMP Islam

Hidayatullah juga ikut memberikan alasan kenapa harus dilakukan sekolah

sistem full day. Menurut Kepala Sekolah Muhamad Nuh, ”Jumlah pelajaran

yang ada di SMP Islam Hidayatullah itu lebih banyak dari pada jumlah

pelajaran yang ada di sekolah lain. Bahkan jumlah mata pelajaran di Madrasah

Tsanawiyah (MTs) sekalipun masih kalah banyak dengan yang ada di

Hidayatullah. Sehingga kami perlu menambahkan jam pelajaran pada siswa.

Siswa pukul 07.00 pagi harus sudah sampai di sekolahan dan pukul 15.00 sore

atau setelah sholat Ashar berjamaah anak baru boleh pulang.”5

Adanya penambahan jam pelajaran Matematika yang semula 4 jam

pelajaran sesuai dengan struktur SNP ditambah 1 jam menjadi 5 jam pelajaran

juga menambah daftar pertimbangan kenapa SMP Islam Hidayatullah harus

menerapkan pembelajaran full day school. Jam pelajaran Matematika ini

ditambah disebabkan adanya factor-faktor. Yaitu penambahan materi-materi

penerapan ilmu Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan digunakan untuk

penambahan metode drill dalam mengerjakan soal. Selain Matematika jam

pelajaran yang juga mendapat tambahan jam adalah mata pelajaran Ilmu

5 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMPI Hidayatullah Semarang

pada Senin 13 Desember 2010 di ruang kerjanya.

Page 77: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

63

Pengetahuan Alam. Pelajaran yang semula 4 jam ditambah 1 jam menjadi 5

jam seperti halnya penambahan pada jam Matematika. Penambahan jam

pelajaran IPA ini disebabkan factor yang antara lain adanya penambahan

indicator ketercapaian pemeblajaran pada siswa dan banyaknya waktu yang

diperlukan untuk melakukan kegiatan praktikum.

Pertimbangan lain yang juga mendukung diadakannya full day di SMP

Islam Hidayatullah adalah banyaknya muatan pendidikan agama dalam

struktur kurikulum yang dikembangkan. Kurikulum khusus yang

dikembangkan yaitu membiasakan praktik sholat jama’ah dan juga sholat

sunnah. Setiap siswa diwajibkan menjalankan dan mengikuti dzikir pagi,

sholat sunnah dhuha, sholat sunnah qobliyah dan bakdiyah.6 Semua kegiatan

ini diselenggarakan di luar struktur kurikulum sehingga juga membutuhkan

waktu yang lama. Adapun tambahan mata pelajaran Agama Islam diberikan

kepada siswa SMP Islam Hidayatullah adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Tabel Komponen Pendidikan Agama SMP Islam Hidayatullah

NO. KOMPONEN KELAS

KETERANGAN VII VIII IX

1. Al-Quran Hadits 1 1 1

2. Aqidah Akhlaq 1 1 1

3. SKI 1 1 1

4. Bimbingan Baca Al-

Quran

5 3 2 Dibuat 4 x

pertemuan dalam

setiap pekan

5. Pembiasaan Ibadah

Wajib

5 5 5 Sholat Jamaah,

Dzikir, dan Doa

bakda sholat

6. Pembiasaan Ibadah

Sunnah

5 5 5 Sholat Dhuha,

Dzikir Pagi, dan

Tilawah Al-Quran

JUMLAH 18 16 15

Sumber: dokumen KTSP SMP Islam Hidayatullah tahun pelajaran 2009/2010

6 Berdasarkan hasil studi dokumentasi dokumen KTSP SMP Islam Hidayatullah

Semarang tahun akademik 2009/2010.

Page 78: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

64

Pada awalnya SMP Islam Hidayatullah ini mengaplikasikan sistem

belajar biasa bukan sekolah sepanjang hari. Namun karena permintaan dari

orang tua dan juga pertimbangan dari pihak yayasan akhirnya bersepakat

menjalankan sistem full day ini. Mulanya banyak yang ragu apakah sistem ini

akan berhasil dengan baik karena banyaknya tugas baru dan sistem

pembelajaran baru yang harus dilakukan oleh para guru ataupun oleh para

siswa itu sendiri. Berkat keyakinan dan kerja keras dari semua pihak akhirnya

lembaga ini mampu mewujudkan tantangannya dalam melakukan inovasi di

tubuh lembaga yang berpusat di Jawa Timur itu.

Sekolah yang berawal dari kegiatan pembelajaran al-Quran ini

semakin lama semakin maju dan banyak diminati oleh masyarakat. Dan ia

menjadi pionir dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran berbasis full

day ini di Semarang. ”Kami yang pertama mengawali sekolah dengan sistem

semacam ini. Banyak lembaga pendidikan yang akhirnya mengadopsi sistem

yang kami kembangkan dengan sepenuh tenaga, pikiran, serta biaya ini.

Sekolah yang ikut ’menyontek’ sistem kami seperti Nasima,” tandas kepala

sekolah.

Lembaga yang beralamat di Jalan Cemara Raya No. 290 Banyumanik

Semarang mengawali kegiatan pembelajarannya dengan pembelajaran al-

Quran untuk anak-anak. Kemudian berkembang ke TK, SD, SMP, dan SMA

seperti sekarang ini. Dan semua tingkat pendidikan itu Lembaga Pendidikan

Islam Hidayatullah selalu mampu menjadi yang terbaik. Para masyarakat pun

banyak yang mempercayakan putera-puterinya untuk bersekolah di

Hidayatullah. Semua jenjang pendidikan di Hidayatullah menerapkan sistem

full day school.

Ada satu kutipan pernyataan menarik yang dilontarkan DR. Dr. Rofiq

Anwar selaku wali murid siswa SMP Islam Hidayatullah, ”Saya memasukkan

anak saya di SMP Islam Hidayatullah karena sekolah ini tidak hanya

mentransfer ilmu tapi juga mendidik dan membina yang disertai dengan

contoh teladan yang nyata dari para tenaga pengajarnya dan para staff yang

bekerja di situ.” Beliau juga menambahkan, ”SMP Islam Hidayatullah itu

Page 79: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

65

lengkap kurikulum agamannya dan kurikulum umumnya. SMP Islam

Hidayatullah memang sangat berkualitas.”7

Ungkapan wali murid di atas tidak Cuma isapan jempol belaka.

Sekolah bernuansa Islami ini memang mampu berprestasi baik pada bidang

akademik maupun non akademik. Di bidang akademik siswa SMP Islam

Hidayatullah setiap tahunnya berhasil meluluskan Ujian Akhir Nasional

(UAN) siswanya secara 100%. Tidak ada satu siswa pun yang tidak lulus

UAN. Ini menjadi bukti yang valid kalau SMP Islam Hidayatullah memang

betul-betul berkualitas. Untuk wilayah Semarang nilai rata-rata UAN siswanya

selalu menempati urutan sepuluh besar dari total SMP/Mts baik yang negeri

maupun yang swasta. Dan itu sudah berjalan bertahun-tahun sejak pemerintah

mengeluarkan standar kelulusan siswa sekolah yang mengacu pada nilai rata-

rata hasil Ujian Akhir Nasional.

Untuk bidang non akademik siswa SMP Islam Hidayatullah mampu

menjuarai berbagai ajang lomba seni dan olah raga. Siswanya sudah sering

mendapatkan merebut piala baik di tingkat kecamatan, kabupaten, atau juga

tingkat provinsi Jawa Tengah. Mereka bahkan ada juga yang menjadi juara di

tingkat nasional.8 Suatu prestasi yang luar biasa untuk sekolah yang

memadukan kurikulum pendidikan umum dan muatan pendidikan agama

Islam ini. Diakui atau tidak prestasi yang prestasi berkat kerja keras dari

semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan di dalamnya.

Kepala sekolah menegaskan prestasi semacam itu dijadikan

tolok/standar ukur bagi keberhasilan pembelajaran yang kita terapkan selama

ini. Indikator dari kesuksesan sistem full day school yang sudah dijalani. SMP

Islam Hidayatullah melakukan sistem pembelajaran full day ini sudah lama

sekali. Dalam perjalanannya hingga hari ini menurut Muhammad Nuh

sebetulnya masih banyak kendala yang terjadi. Akan tetapi seiring berjalannya

waktu masalh itu terselesaikan dengan baik.

7 Berdasarkan hasil studi dokumentasi profil selebaran Lembaga Pendidikan Islam

Hidayatullah tahun pelajaran 2010/2011. 8 Lihat daftar prestasi siswa SMP Islam Hidayatullah selengkapnya pada lampiran.

Page 80: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

66

SMP Islam Hidayatullah dalam melancarkan program full day

membutuhkan tenaga ekstra dan biaya yang cukup banyak. Hal ini terlihat

ketika para guru harus mau pulang mengajar sampai pukul 15.00 sore. Selain

frekuensi yang begitu panjang masih ada tugas berat lagi dari para guru yaitu

bagaimana caranya menghilangkan kejenuhan dan kebosanan siswa dalam

melaksanakan programnya. SMP Islam Hidayatullah menggunakan sistem

pendekatan manajemen yang menarik untuk dibahas dalam mensukseskan

program yang seabrek-nya itu. Bagaimana keunikan manajemen yang

dilakukan, silahkan baca pada keterangan selanjutnya. Semua akan diulas satu

per satu secara mendetail. Berikut tahapan manajemen pembelajaran full day

school yang dilakukan di SMP Islam Hidayatullah.

2. Perencanaan Pembelajaran Full Day

Pada dasarnya dalam manajemen pembelajaan full day dan

pembelajaran biasa itu sama saja. Yang menjadi beda adalah ketika guru harus

berhati-hati dalam merancang desain pembelajarannya. Mengapa harus

berhati-hati karena ketika guru tidak tidak tepat dalam memilih media,

metode, sumber belajar, dan tidak mampu menguasai kelas dengan baik maka

akan mengurangi kualitas pembelajarannya. Hal ini disebabkan siswa akan

merasa cepat jenuh atau bosan karena intensitas waktu yang begitu panjang

yang harus siswa tempuh dalam kegiatan full day school. Pertimbangan semua

harus selalu diperhatikan oleh guru di SMP Islam Hidayatullah. Jika tidak

maka akan berakibat fatal bagi keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.

Dalam merencanakan Pembelajaran, guru SMP Islam Hidayatullah

wajib menyusun PMH (Program Mengajar Harian) dan RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran). yang disesuaikan dengan materi dari kanwil

disesuaikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Sekolah) sesuai

kemampuan madrasah dan ditambah dengan kurikulum muatan lokal.9 Seperti

halnya dengan sekolah lain yaitu guru harus menyusun Program Tahunan

9 Wawancara dengan Pak Purnadi Selaku Waka Kurikulum SMPI Hidayatullah

Semarang, tanggal 12 November 2010

Page 81: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

67

(Prota), Program Semester (Promes), Kalender Pendidikan (Kaldik), Silabus,

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru akan menetukan

keberhasilan pembelajaran yang dipimpinya. Hal ini didasarkan dengan

membuat sebuah rencana pembelajaran yang baik atau lebih terperinci akan

membuat guru lebih mudah dalam hal penyampaian materi pembelajaran,

pengorganisasian peserta didik di kelas, maupun pelaksanaan evaluasi

pembelajaran baik proses ataupun hasil belajar. Dengan demikian kegiatan

pembelajaran akan terarah dengan rapi dan baik. Berikut penjelasan dari hal-

hal yang perlu guru susun untuk memenuhi kriteria pembelajaran yang ideal.

a. Program Tahunan (Prota)

Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran

untuk setiap kelas. Prota dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang

bersangkutan. Rancangan program ini perlu dipersiapkan dan

dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran baru dimulai. Kira-kira di

Bulan Juli semua guru harus menyusun Prota ini. Ini wajib dilakukan

karena merupakan pedoman bagi pengembang program-program

pembelajaran berikutnya yakni program semester, program mingguan, dan

program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan.

Di SMP Islam Hidayatullah berlaku semua guru wajib prota ini.

Prota ini diserahkan kepada kepala sekolah bersamaan dengan perangkat

pembelajaran yang lainnya. Seperti Silabus, KKM, Program Semester,

Program Tatap Muka, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Setiap satu

mata pelajaran wajib menyerahkan semua komponen perangkat

pembelajaran di atas tanpa terkecuali. Baik mata pelajaran agama maupun

umum. Komponen perangkat itu dijilid dijadikan satu dan nantinya harus

ditandatangani oleh kepala sekolah dan guru mata pelajaran yang

bersangkutan.

Kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah mewajibkan semua guru

agar menyerahkan komponen pembelajaran itu sebelum tahun ajaran

pendidikan baru dimulai. Yaitu pada awal bulan Agustus semua guru

Page 82: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

68

sudah harus melengkapi persyaratan itu. Prota ini berisi Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai siswa setelah

selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Dan yang menjadi pokoknya

adalah adanya jumlah waktu yang akan dilakukan dalam jangka satu tahun

yang akan datang. Berapa kali tatap muka bisa dilakukan di dalam satu

tahun itu. Alokasi waktu juga masuk di dalamnya.10

b. Program Semester

Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal

yang dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester tersebut. Program

semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan. Pada umumnya

semesteran ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang akan

disampaikan, waktu yang akan direncanakan, dan hal-hal berisikan tentang

kompetensi dasar, pokok materi, indikator keberhasilan belajar,

pengalaman belajar yang akan dicapai, alokasi waktu dan sistem penilaian

sumber, bahan, alat belajar sudah termasuk dalam Prota. Pada program

semester juga guru PAI belum membuat program semester, walaupun

ditargetkan oleh Waka Kurikulum dalam waktu dekat harus sudah jadi.11

Program Semester menjadi penting karena memuat kapan waktu

akan diadakan pertemuan tatap muka, juga memuat kapan ulangan harian

akan dilakukan, dan kapan ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

Sehingga akan kelihatan pada pecan ke berapa dan pada bulan apa

pertemuan suatu materi tertentu akan diadakan. Dengan demikian guru

sudah mengetahui waktunya. Prota ini akan menuntun guru dalam

melaksanakan program pembelajaran.

c. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan di SMP Islam Hidayatullah dibuat oleh pihak

sekolah hasil musyawarah kerja dari tim pengembang kurikulum. Dalam

kalender pendidikan di SMP Islam Hidayatullah ditentukan atas dasar

10

Wawancara dengan Drs. Purnadi Selaku Waka Kurikulum SMPI Hidayatullah

Semarang,, Tanggal 26 Novmber 2010 11

Wawancara dengan Drs. Purnadi Selaku Waka Kurikulum SMPI Hidayatullah

Semarang,, tanggal 13 November 2010

Page 83: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

69

efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar mengajar. Seperti halnya sekolah

biasa yang lain di SMP Islam Hidayatullah Kaldik (Kalender Akademik)

menjadi salah satu perangkat pembelajaran yang harus dipenuhi guru

dalam pelaksanaan pembelajaran. Kaldik akan menjadi pedoman dalam

menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

d. Silabus

Semua mata pelajaran yang diajarkan dalam sekolah biasa ataupun

sekolah berbasis full day wajib menghadirkan silabus. termasuk juga

silabus yang disusun untuk pembelajaran mata pelajaran PAI. Guru PAI

SMP Islam Hidayatullah semua menyerahkan silabus ini bersama

perangkat pembelajaran yang lain. Pada dasarnya mata pelajaran PAI di

SMP Islam Hidayatullah dituntut untuk mampu secara baik karena sekolah

ini bernuansa Islam. Sebagai pengembang kurikulum harus memiliki

kreatifitas dalam mengembangkan materi dan kompetensi dasar setiap

pokok bahasan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki peserta didik dan

pengembangan lingkungan sekitar. Dalam merencanakan pengembangan

silabus setiap guru melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengembangkan Indikator

2. Mengidentifikasi materi ajar atau materi pokok

3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran

4. Pengalokasian waktu

5. Pengembangan penilaian menentukan sumber atau bahan atau alat

Semua guru di SMP Islam Hidayatullah dalam menentukan sumber

belajar itu memiliki teknis yang khusus. Karena SMP Islam Hidayatullah

mengharuskan semua guru untuk menyelenggarakan pembelajaran yang

meyenangkan (joyfull learning/fun learning). Ini karena pengaruh dari

sistem full day yang diterapkan. Kepala sekolah sangat jeli dan cermat

untuk meneliti metode dan sumber belajar yang akan dipakai pada saat

pembelajaran siswa. Jika sekiranya ada sumber belajar yang kurang

mendukung terlaksananya joyfull learning maka kepala sekolah tidak akan

segan-segan menegur guru.

Page 84: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

70

Kepala sekolah menyarankan kepada semua guru SMP Islam

Hidayatullah agar memanfaatkan sumber belajar yang bervariatif dan

kontemporer. Kepala sekolah tidak menginginkan jika guru menggunakan

sumber belajar yang monoton dan tekstualis atau sumber bacaan yang

berisi teks an sich. Setidaknya menurut kepala guru bisa memanfaatkan

sumber belajar yang bisa menggairahkan semangat belajar siswanya.

Dengan kata lain guru menggunakan sumber yang tidak biasa-biasa saja.

Seringkali guru menggunakan sumber belajar seperti koran, majalah,

internet, manuskrip kuno, atau yang lainnya. Menurut kepala sekolah

sumber-sumber tersebut merupakan hal baru dan unik yang tidak semua

guru di sekolah pada umumnya bersedia memakai sumber tersebut.

Bahkan kepala sekolah akan mendukung jika sumber belajar yang

dugunakan seperti museum, kondisi riil objek materi pembelajaran seperti

berkunjung ke bank, pasar, kantor pemerintahan. Sehingga pembelajaran

yang dilakukan itu memang betul-betul mendeskripsikan hal yang tadinya

abstrak menjadi konkrit dan nyata. Dengan demikian siswa akan

mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan tentunya akan

mempercepat pemahaman siswa. Sejauh ini siswa SMP Islam

Hidayatullah telah melakukan kunjungan belajar (field trip).

Pemanfaatan alat, bahan, dan sumber belajar yang bervariatif

bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang tidak menjenuhkan dan

membosankan bagi siswanya. Kepala sekolah mengingatkan semua guru

jangan sampai anak merasa bosan dan jenuh terhadap kegiatan

pembelajaran yang dilakukannya. Apalagi sampai mengakibatkan tekanan

pikiran yang serius karena ini akan berdampak pada meningkatnya frustasi

siswa dan menjadikannya tidak betah untuk meneruskan pendidikannya di

SMP Islam Hidayatullah.

e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 85: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

71

1. Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai

setelah proses pembelajaran.

2. Mengembangkan materi yang akan diajarkan

3. Menentukan metode yang akan dipakai dalam pembelajaran sesuai

dengan mata pelajaran

4. Merencanakan penilaian, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Dalam menyusun RPP ini semua guru diharapakan memilih

metode pembelajaran yang berbasis fun learning. Hal ini bertujuan untuk

menghindari kejenuhan, kebosanan, dan kelelahan siswa karena harus

mengikuti jam pembelajaran yang sangat panjang. Siswa belajar setiap

harinya selama 9 jam per hari. Siswa berangkat pukul 07.00 dan pulang

pukul 15.30. Padahal yang berlaku di sekolah umum hanya sekitar 7 jam

dalam sehari. Dan ini yang menjadi tugas keseharian para guru untuk

memaksimalkan kualitas pembelajaran meskipun waktu yang dilakukan

itu sangat lama.

Di sinilah perbedaan yang mendasar antara sekolah biasa dengan

sekolah yang berbasis full day. Di mana metode yang dipilih itu jangan

sampai menjenuhkan, membosankan, melelahkan, dan membuat frustasi

siswa. Kalau dalam sekolah biasa guru tidak begitu tertuntut untuk

mengadakan pembelajaran fun learning karena siswa tidak berpotensi

mengalami kelelahan, kebosanan, kejenuhan, dan frustasi seperti halnya

sekolah full day.

3. Pelaksanaan Pembelajaran Full Day

Kepala sekolah menceritakan sejatinya melaksanakan rencana dengan

baik itu lebih sulit dari pada menyusun perencanaan yang matang. Dan dalam

pelaksanaan itu terkadang jauh melenceng dari yang ada dalam konsep

perencanaan yang disusun. Perbedaan itu disebabkan oleh banyak faktor

pastinya. Bisa saja memang dari guru itu sendiri merasa enggan melaksanakan

sesuai rencana atau mungkin ada faktor lain yang menyebabkan rencana tidak

bisa direalisasikan dengan sempurna. Begitu juga yang terjadi pada

Page 86: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

72

perencanaan pendidikan ini. Contoh kasus, penerapan metode pembelajaran

yang diterapkan guru di dalam kelas itu berbeda dengan yang tertulis di dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dan sebetulnya ini adalah masalah yang

vital.

Oleh karena itu Muhammad Nuh selalu berkeliling ke dalam kelas

untuk mengawasi dan mengkontrol kinerja pembelajaran guru. Meski terkesan

aneh dan terkesan memaksa namun diakui kepala sekolah bahwa itu memang

hal yang terbaik demi terciptanya pembelajaran yang berkualitas baik. Pada

intinya kepala sekolah melakukan supervisi pendidikan secara terus menerus

dan berkelanjutan setiap harinya.

Yang menjadi objek pengamatan kepala sekolah adalah ketika terjadi

masalah yang berkaitan dengan tidak sesuainya pelaksanaan pembelajaran di

kelas yang dilakukan oleh guru dengan rencana yang telah disusun dalam RPP

maka ia akan segera menegur langsung di tempat pada waktu itu juga. Selain

itu kepala sekolah juga selalu memastikan apakah kegiatan pembelajaran itu

apakah sudah menyenangkan bagi siswa atau belum. Jika belum berarti kepala

sekolah akan mengingatkan guru untuk mengubah pendekatan yang dipakai

dalam kegiatan pembelajarannya.

Ada hal lagi yang diperhatikan oleh kepala sekolah yaitu mengontrol

kedisplinan siswa. Seperti pengenaan seragam, aturan penampilan, absensi

siswa, sikap siswa, dan pemberlakuan tata tertib sekolah yang telah ditetapkan.

Sehingga kepala secara langsung juga ikut ambil bagian dalam menjaga mutu

pembelajaran siswa meskipun tidak secara langsung mengambil alih tugas

guru di dalam kelas. Di SMP Islam Hidayatullah peserta didik di wajibkan

mengenakan seragam sebagai berikut. Hari Senin sampai dengan Selasa siswa

mengenakan seragam biru putih. Hari Rabu sampai dengan Kamis siswa wajib

mengenakan pakaian batik almamater. Adapun hari Jumat sampai dengan

Sabtu semua siswa memakai kostum pramuka lengkap dengan atributnya.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara pendidik

dengan lingkungannya tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan

lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik,

Page 87: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

73

Proses pembelajaran PAI di kelas walaupun masih gaduh tetapi guru PAI

dapat mengendalikan situasi kelas sehingga pembelajaran tetap berjalan

dengan baik, kondusif dan menyenangkan.12

Pelaksanaan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan peran guru

dalam pembelajaran di kelas, yang akan menentukan tercapainya tujuan

pembelajaran atau belum. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini meliputi

pengorganisasian pembelajaran dan pengelolaan guru dalam proses

pembelajaran di kelas.

a. Pengelolaan kelas dan peserta didik

Pengelolaan kelas dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan latar

belakang peserta didik yang berbeda-beda, hanya saja dalam penataan

meja kursi masih menggunakan pola konvensional, dimana guru menjadi

pusat proses pembelajaran dan peran peserta didik sebagai subyek

pendidikan berkurang. Tetapi kelas dilengkapi dengan gambar-gambar

yang terkait dengan pelajaran, dan kondisi kelas nyaman dan baik

sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan lancar.13

Pada garis

besarnya ada beberapa langkah yang dilakukan oleh guru di SMP Islam

Hidayatullah dalam melaksanakan pembelajaran di antaranya:

1. Pra Instruksional

Tahap ini tahap sebelum pelajaran dimulai dengan doa

pembukaan sesuai syariat Islam dengan hafalan surat-surat pendek

sesuai dengan materi Al-Quran dan Al-Hadits yang dilakukan pada

jam pertama pelajaran di kelas masing-masing. Dilanjutkan dengan

guru yang mengadakan pencatatan terhadap peserta didik yang hadir

(present), tak hadir (absen) dan yang datang terlambat. Selanjutnya

guru memberikan apersepsi yang menghubungkan materi

pembelajaran peserta didik dengan atau dengan kompetensi yang telah

dikuasai oleh peserta didik.

2. Instruksional

12

Observasi di kelas 4 tanggal 25 November 2010 13

Observasi di kelas 5 tanggal 27 November 2010

Page 88: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

74

Pada tahap ini merupakan tahap inti dari serangkaian aktivitas

pembelajaran yang dilakukan guru dengan peserta didik dalam

mencapai suatu tujuan yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Dalam pelaksanaan pembelajaran guru

menggunakan pendekatan rasional, pendekatan emosional, dan

pendekatan keteladanan. Dan dengan menggunakan beberapa metode

yang mampu menyenangkan siswa. Sehingga kepala sekolah selalu

menyarankan setiap guru untuk menggunakan pendekatan yang

inovatif. Pada intinya guru harus menggunakan pendekatan yang

berbasis student centered. Pendekatan ini akan mengurangi dan

menekan percepatan kelelahan dan kejenuhan siswa pada saat

pembelajaran berlangsung. Pemilihan metode ini harus pula

disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

Selain metode, media pembelajaran yang digunakan sesuai

materi yang diajarkan, kreatifitas guru dalam media sangat

berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran. SMP Islam

Hidayatullah memfasilitasi semua sumber belajar sesuai kemampuan

baik sumber belajar yang skala besar seperti gedung sekolah yang

relatif dan nyaman, laboratorium IPA dan Agama, laboratorium

komputer, perpustakaan, UKS, koperasi, alat kesenian, alat olah raga,

selain itu guru juga dituntut oleh sekolah untuk menciptakan media

sendiri yang dapat memperlancar kegiatan pembelajaran.

3. Evaluasi/Tindak Lanjut

Tahap ini guru memberikan penguatan atau kesimpulan tentang

pembelajaran yang sudah disampaikan hanya saja tidak semua guru

memberikan penugasan sebagaimana mata pelajaran yang lain. Dengan

pertimbangan karena peserta didik sudah terlalu banyak mendapatkan

tugas, terutama yang berkaitan dengan aspek kognitif sedangkan dalam

pembelajaran PAI yang menjadi fokus adalah pengamalan dari

pengetahuan yang telah diterima oleh peseta didik, dalam hal ini

adalah aspek afektif dan psikomotorik. selain itu guru jaga

Page 89: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

75

memberikan saran-saran terkait Kalender Pendidikan di SMP Islam

Hidayatullah dibuat oleh pihak sekolah hasil musyawarah kerja dari

tim pengembang kurikulum. Dalam kalender Pendidikan di SMP

Islam Hidayatullah ditentukan atas dasar efisiensi, efektifitas kegiatan

belajar mengajar.

4. Evaluasi Pembelajaran

Efektifitas pembelajaran tidak dapat diketahui tanpa melalui evaluasi

hasil belajar. Sesuai dengan karakteristik KTSP SMP Islam Hidayatullah yang

memuat evaluasi/penilaian hasil belajar ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Dalam hal ini ada bentuk penilaian yang digunakan. Pertama,

Evaluasi proses belajar. Evaluasi proses belajar terhadap partisipasi peserta

didik baik secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran

berlangsung. Standar yang digunakan di SMP Islam Hidayatullah dalam

penilaian proses dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif baik

fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping

menunjukkan kegiatan belajar tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa

percaya diri sendiri. Selain memperhatikan keaktifan peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran dalam satuan bahasan tertentu. Penilaian proses

secara kognitif dapat dilakukan dengan adanya test tertulis yang berbentuk

pilihan ganda (objektif) dan berbentuk uraian (subjektif).14

Selain penilaian berbentuk test juga menggunakan instrumen lain yaitu

porto folio. Hal ini diselenggarakan agar kompetensi setiap mata pelajaran

PAI yang mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang tercermin

dalam tindakan dan prilaku, sehingga guru mata pelajaran PAI memantau

peserta didik dan mengevaluasi secara menyeluruh baik di madrasah dan

lingkungan sekitar. DI SMP Islam Hidayatullah menentukan kriteria

ketuntasan minimal belajar dalam memberikan penilaian tiga ranah

1. Ranah kognitif, dengan adanya tes tertulis ulangan harian minimal tiga kali

dalam satu semester, apabila dalam ulangan harian belum mencapai

14

Wawancara dengan Bapak Drs Purnadi Selaku Waka Kurikulum SMPI Hidayatullah

Semarang,, tanggal 11 November 2010

Page 90: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

76

ketuntasan belajar oleh peserta didik maka diadakan remidiasi sehingga

ada nilai remi di. Ulangan harian ini ditunjukkan untuk memperbaiki

kinerja dan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan dan

berkesinambungan. Bentuk remidiasi biasanya tugas resume atau tugas

lainnya dan untuk standar kelulusan mata pelajaran PAI yang meliputi

1) Qur’an Hadits dengan KKM 65

2) Aqidah Akhlak dengan KKM 65

3) Fiqih dengan KKM 60

4) Sejarah Kebudayaan Islam dengan KKM 65

2. Ranah afektif, dengan adanya kriteria yang dinilai diantaranya:

1) Menyimak.

a. Sadar memperhatiakan pelajaran yang di berikan oleh guru pada

siswa dalam proses pembelajaran.

b. Siswa dapat kesediaan menerima apa yang akan di berikan oleh

gurunya.

2) Merespon

Siswa di tekankan untuk dapat manut dalam peraturan yang sudah di

berlakukan seperti kedisiplinan, keramahan, kehadiran.

3) Menghargai

Menerima nilai, Mendamba nilai, Merasa wajib mendamba nilai

4) Mengorganisasi

Mampu merumuskan system nilai, kriteria-krieria nilai secara matang

5) Mewatak

Seluruh hidupnya telah dijiwai oleh nilai yang telahdigelutinyasecara

konsisten.

3. Ranah Psikomotorik, Penilaian ini dapat dinilai sesuai materi dan metode

yang digunakan, misal metode diskusi maka aspek penilaian pada

perhatian pelajaran, ketepatan memberikan contoh, kemampuan

mengemukakan pendapat dan kemampuan untuk menjawab. Serta bentuk

Page 91: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

77

performance dan hasil karya keseharian misalnya membuat resume,

melafalkan ayat-ayat Al Qur’an dan sebagainya.15

C. Problematika Manajemen Pembelajaran Full day school di SMP Islam

Hidayatullah Semarang

Secara mendasar full day school adalah metode yang sangat jitu untuk

mendongkrak prestasi siswa. Namun bukan berarti sistem semacam ini bebas dari

masalah. Seperti halnya yang dijelaskan pada bab II. Ada banyak masalah yang

meski bersifat kasuistik. Namun hal tersebet berpotensi terjadi di lembaga

pelaksana full day school manapun. Problematika yang dimaksud ada yang

bersifat serius dan principle ada juga yang tidak.

Secara kasat mata memang pembelajaran full day school ini terkesan

sangat ideal karena pemanfaatan waktu yang lebih banyak dari pada siswa sekolah

dengan pembelajaran biasa. Dan seakan siswa akan bisa dipastikan lebih unggul

dari siswa yang memakai pembelajaran biasa. Namun tidak serta merta demikian

halnya karena siswa dalam pembelajaran full day sangat rentan terhadap stress

dan frustasi. Dampak stress dan frustasi akan terjadi jika para guru tidak tepat

dalam pemilihan metode pada saat pembelajaran. Seperti diakui kepala sekolah

setiap harinya banyak siswa yang mengeluhkan kelelahan pada saat jam

pembelajaran.

Masalah yang demikian ini jika tidak segera diselesaikan oleh pihak yang

guru maka akan berdampak lebih buruk lagi bagi kesehatan mental psikis anak.

Karena otak mereka tidak mungkin bisa dipaksakan untuk berpikir secara terus

menerus dan memikirkan hal-hal yang dianggap berat bagi siswa. Ini akan

menjadi boomerang bagi anak jika anak terus dipaksakan. Bahkan memungkinkan

anak mengidap kelainan jiwa atau sakit jiwa. Dengan kata lain bisa-bisa anak bisa

menjadi gila. Untuk menghilangkan kebosanan siswa guru sering menggunakan

sistem moving class. Yaitu siswa diminta menempati kelas yang lain yang bukan

yang biasa mereka tempati.

15

Wawancara dengan Bapak Drs. Purrnadi Selaku Waka Kurikulum SMPI Hidayatullah

Semarang, tanggal 26 November 2010

Page 92: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

78

Dalam pelaksanaan full day school SMP Islam Hidayatullah punya jurus

mujarab untuk menghindari stress dan frustasi yang mungkin akan dialami oleh

siswa. Menurut kepala sekolah M. Nuh sebetulnya jika guru cerdas dan kreatif

dalam mengelola pembelajaran masalah di atas itu bisa diminimalisir. Seperti

keterangan sebelumnya M. Nuh menekankan ke semua guru agar mampu memilih

metode yang tepat dalam perencanaan pembelajaran. Metode itu harus

disesuaikan dengan materi ajar dan tingkat kesulitannya. Sehingga meski materi

yang diajarkan itu berat akan tetapi siswa tetap mampu mengikutinya dengan baik

dan jauh dari perasaan membosankan bagi siswa.

Hubungannya dengan masalah yang biasa terjadi dalam sekolah full day

yang mengindikasikan kurangnya wahana eksplorasi anak Muhammad Nuh

menolak dengan tegas. Ungkap nya, di SMP Islam Hidayatullah masalah itu tidak

pernah terjadi. Di SMP Islam Hidayatullah semua siswa bisa dengan bebas

mengeksplorasikan segala potensi yang dimilikinya. Karena SMP Islam

Hidayatullah sudah memiliki program pendidikan yang beragam yang akan

disiapkan untuk mengembangkan segala potensi anak didiknya. SMP ini memiliki

berbagai macam kegiatan pembelajaran baik yang terkait dengan hard skill

maupun soft skill. Kedua ranah tersebut disediakan formulanya untuk bisa

dikembangkan pada semua siswa.

Hard skill terdiri dari rangkaian mata pelajaran seperti materi kurikulum

pendidikan layaknya sekolah yang lain. Seperti PAI, PKn, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, Matematika, IPA, Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Pendidikan

Jasmani dan Olah Raga Kesehatan, dan Komputer atau Teknik Ilmu Komputer

(TIK). Semua ini yang dikatakan dengan pendidikan hard skill. Materi ini

diberikan dengan metode yang menyenangkan semua. Adapun muatan soft skill

diberikan melalui penciptaan hubungan kekeluargaan antara sesame siswa

maupun antara kepada guru. Kepada kakak kelas siswa diarahkan untuk

memanggil dengan embel-embel kang atau mas sebagai bentuk penghormatan

layaknya adik dan kakak dalam sebuah keluarga. Kepada adik kelasnya

diharuskan memanggil dengan sebutan adik seperti halnya memanggil adik

kandungannya dalam kehidupan keluarga di rumah.

Page 93: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

79

Kepada guru dan semua staff yang bekerja di sekolahan dibiasakan untuk

mengucapkan salam dan salam dengan mencium tangan ibarat orang tuanya

sendiri di rumah. Dengan penciptaan hubungan yang seperti ini dimaksudkan

untuk memberikan rasa kenyamanan dalam diri siswa layaknya dia ketika berada

di rumah. Strategi ini ternyata cukup ampuh untuk menghilangkan perasaan bosan

dan jenuh saat harus sepanjang hari melakukan aktifitas di sekolahan. Berkat

kenyamanan yang telah tercipta tadi siswa merasa betah berlama-lama di

sekolahan karena ia menganggap layaknya ia berada di rumahnya sendiri

sekaligus untuk memberikan pendidikan interaksi sosial. Ketika ia mampu

membina hubungan dengan orang lain dengan baik maka di manapun tempat

tinggalnya nanti ia akan tetap lihai dalam membina keharmonisan hubungan

dengan siapa pun. Pendidikan inilah yang disebut soft skill.

SMP Islam Hidayatullah memiliki fasilitas pendidikan yang cukup

lengkap dan representatif. Sehingga masalah kekurangan atau minimnya fasilitas

tidak begitu mencolok. Sekolah ini memiliki laboratorium, halaman yang luas,

lapangan olah raga yang layak, sarana atau tempat ibadah, dan keadaaan kelas

yang bersih dan indah. Keadaan ini juga ditujukan untuk turut menekan perasaan

bosan siswa. Media, alat, sumber belajar, dan bahan pelajaran yang lengkap

menjadi obat untuk siswa ketika terjadi kejenuhan belajar. Dan sebagai guru

dituntut kreatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya.

Untuk merangsang kreatifitas guru dalam memberikan materi

pembelajaran SMP Islam Hidayatullah bekerja sama dengan berbagai pihak luar

untuk melatih gurunya agar bisa menerapkan konsep joyfull learning/fun learning.

Dalam hal ini SMP Islam Hidayatullah bekerja sama dengan KPI (Konsorsium

Pendidikan Islam/Kualitas Pendidikan Islam/Kualitas Pendidikan Indonesia).

Lembaga ini biasa mengurusi pelatihan bagi guru supaya mampu menciptakan

inovasi pembelajaran. KPI berpusat di Surabaya Jawa Timur. SMP Islam

Hidayatullah sering mengirimkan gurunya untuk mengikuti pendidikan dan

pelatihan di KPI. Dengan demikian kualitas guru yang mengajar di SMP Islam

Hidayatullah akan meningkat seiring perkembangan ilmu pendidikan saat ini.

Page 94: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

80

SMP Islam Hidayatullah juga bekerja sama dengan Lembaga Penjaminan

Mutu Pendidikan (LPMP) untuk mempertahankan kualitas yang diraihnya. LPMP

adalah lembaga di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional yang

berfungsi memperbaiki kualitas sistem pendidikan di Indonesia. LPMP sering

mengadakan pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran

bagi guru di sekolahnya.

Problematika utama yang dialami oleh guru adalah waktu mereka yang

tidak bisa penuh di sekolahan. Seringkali guru pulang duluan sebelum waktu

pembelajaran siswanya selesai. Maksudnya banyak guru yang pulang ke rumah

sebelum pukul 15.30 sore. Meskipun tidak semuanya guru itu membolos. Hal ini

menyebabkan kontrol ke siswa pada saat jam pelajaran terakhir menjadi kurang.

Dalam hal ini kepala sekolah memaklumi karena guru juga manusia yang punya

rasa cape dan lelah apabila harus terus dipaksa bekerja. Menindaklanjuti kasus ini

kepala berupaya mengatasinya dengan cara menunjuk guru yang akan pulang

sampai jam terakhir pembelajaran. Guru yang melakukan piket ini yang akan

mengawasi mereka dalam kegiatan sholat ashar berjamaah sebelum siswa kembali

pulang ke rumahnya masing-masing.

Masih banyak kendala yang harus dihadapi sekolah yaitu persoalan

besarnya biaya pendidikan yang dibebankan siswa. Sebetulnya pihak sekolah

merasa tidak enak jika harus meminta sumbangan biaya operasional yang tinggi

kepada siswanya. Namun diakui kepala sekolah, pihaknya tidak mampu berbuat

banyak dalam mengatasi persoalan besarnya biaya yang harus dikeluarkan siswa

ini. Kepala sekolah berpendapat yang penting lembaga bisa memberikan kualitas

pembelajaran yang sebaik-baiknya kepada siswa-siswinya. Memang

membutuhkan biaya yang besar untuk menghasilkan mutu pendidikan yang tinggi.

Namun ada yang menarik menurut kepala sekolah yaitu kesediaan orang tua siswa

ketika harus diminta biaya yang mahal. Hal itulah yang menjadi salah satu point

penyemangat utama bagi SMP Islam Hidayatullah untuk terus memajukan

lembaga pendidikannya. Dukungan seperti ini yang sebetulnya dibutuhkan oleh

semua pengelola lembaga pendidikan di manapun berada.

Page 95: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

81

Kesibukan orang tua siswa yang merupakan salah satu faktor

memercayakan pendidikan puteranya di sekolah full day. Meski demikian SMP

Islam Hidayatullah selalu meminta partisipasi orang tua siswa untuk selalu

memerhatikan perkembangan anaknya. Kepala sekolah mengungkapkan kami

meminta kepada orang tua siswa untuk turut berpartisipasi dengan cara selalu

menjalin hubungan yang harmonis kepada mereka. Agar supaya orang tua tidak

acuh dan melepaskan tanggung jawab pendidikan hanya kepada pihak sekolahan.

Sudah menjadi rahasia umum bagi orang tua yang memiliki kesibukan luar biasa

menyebabkan anaknya merasa kurang terpehatikan. Untuk itu kami SMP Islam

Hidayatullah menginginkan adanya kebersamaan antara orang tua dan pihak

sekolah dalam menjaga dan mengawasi pendidikan anak demi masa depan yang

lebih cerah.

Page 96: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

81

BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL

DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

A. Analisis Manajemen Pembelajaran Full Day School di SMP Islam

Hidayatullah

1. Latar Belakang

Kemunculan SMP Islam Hidayatullah di tengah masyarakat

merupakan salah satu jawaban dari inovasi pendidikan dalam memenuhi

kebutuhan manusia. Inovasi itu senantiasa bergerak mengikuti arah

perkembangan zaman dan dinamika nya. Banyak sekali inovasi

pendidikan yang telah digulirkan di muka public selama ini. Tidak banyak

pula darinya yang menuai pendapat pro dan kontra. Dan tentunya dari

kedua pendapat terdapat alasan masing-masing yang sama kuat yang

dipandang dari perspektif yang berlainan. Tak terkecuali lahirnya

pembelajaran full day school ini.

Menurut pendapat yang pro menyatakan bahwa pembelajaran full

day dapat mempercepat peningkatan prestasi akademik karena

penambahan waktu yang lebih banyak. Secara logika hal ini memang betul

sekali dan tak terbantahkan lagi. Dan dengan adanya pembelajaran full

day di sekolah dapat menekan laju tingkat kenakalan remaja di Indonesia.

Ada manfaat lagi yang lain yaitu bagi orang tua yang memiliki kesibukan

yang luar biasa dapat lebih mudah mewakilkan control terhadap

perkembangan puteranya dengan menyekolahkan nya di sekolah berbasis

full day. Dengan demikian memang full day school memang

keberadaannya di masyarakat saat ini berangkat dari kebutuhan

masyarakatnya.

Sedangkan berdasarkan dari alasan pendapat yang menentang

adanya penerapan full day school mengatakan bahwa intensitas waktu

Page 97: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

82

yang diberikan kepada siswa dalam melakukan pembelajaran tidak

memberikan pengaruh positif yang berarti. Karena siswa hanya memiliki

waktu belajar yang efektif dalam sehari itu dimulai dari pukul 07.00-

13.00. Sehingga keberadaan full day hanya akan menjadi sumber masalah

dalam pendidikan generasi anak bangsa. Dan hanya menambah deretan

problematika pendidikan di tanah air saja.

Secara hakikat setiap inovasi memang sangat potensial

menimbulkan reaksi penolakan. Hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan para pakar manajemen. Banyak masalah yang bisa terjadi

ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan

menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang

sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance

to change).1 Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru

karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan

secara sembarangan.

Penerapan pembelajaran full day school menjadi salah satu contoh

inovasi pendidikan di bidang pembelajaran. Inovasi pembelajaran

merupakan pikiran yang bercirikan hal baru maupun atau berupa produk

dari suatu teknologi yang diterapkan oleh guru melalui tahapan tertentu.

Diyakini dan bertujuan untuk memecahkan persoalan yang timbul dalam

suatu pembelajaran untuk dapat memperbaiki keadaan atau proses

pembelajaran itu sendiri. Sehingga terjadi suatu perbaikan dalam wajah

pendidikan dan hasil belajar. Di antara aneka inovasi dalam dunia

pendidikan yang dapat dilakukan oleh guru adalah:2

a. Manajemen pendidikan

b. Metode pembelajaran

c. Media pembelajaran

1 Wibowo, Op.Cit., hlm. 19.

2 J. Mursell, S. Nasution, Op. Cit., hlm. 3.

Page 98: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

83

d. Sumber belajar

e. Pelatihan guru

f. Implementasi kurikulum

g. Rencana pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, guru merupakan faktor yang sangat

penting yang harus melaksanakan inovasi. Hal ini dikarenakan beberapa

factor sebagai berikut:3

a. Inovasi harus berlangsung di sekolah untuk memperoleh hasil yang

terbaik dalam mendidik siswa.

b. Unsur pokok dan ujung tombak keberhasilan pendidikan di

sekolah adalah guru.

c. Guru harus inovatif guna menemukan strategi atau metode yang

efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.

d. Inovasi pada intinya harus berada dalam tatanan pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas.

e. Demi kepentingan siswa, maka kunci utama yang harus dipegang

guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang

dilakukan dan dihasilkan guru harus mengacu pada kepentingan

siswa.

f. Berkembang atau tidaknya proses pembelajaran bergantung pada

kreativitas guru dalam melakukan suatu inovasi.

Karena inovasi menjadi suatu keharusan bagi guru demi

keberhasilan pembelajaran, maka guru harus memperoleh dan memahami

informasi tentang suatu inovasi melalui berbagai sumber yang

mendukung, sehingga guru dalam berinovasi dapat memenuhi kebutuhan

siswa. Santoso S. Hamilton sebagaimana dikutip Cece Wijaya

mendefinisikan inovasi pembelajaran sebagai suatu perubahan yang baru,

3 Cece Wijaya, dkk. Op.Cit.,. hlm. 41-43.

Page 99: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

84

kualitatif berbeda dari hal yang sebelumnya serta sengaja diusahakan

untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam

pembelajaran.4

Menyadari pentingnya full day school di zaman modern semacam

ini tentu sebagai insane yang mau berpikir harus mampu memecahkan

masalah yang dapat ditimbulkan. Setiap masalah pasti ada jalan menuju ke

pemecahannya. Kita tidak boleh apriori melihat masalah yang muncul dari

sistem full day di sekolahan. Apa salahnya kita melakukan hal baru dalam

kehidupan keseharian. Inovasi menjadi prasyarat indicator perubahan

zaman yang selalu ber dinamika. Bahkan ada yang menegaskan bahwa

inovasi itu dapat melanggengkan eksistensi suatu hal. Baik yang berupa

kebendaan maupun yang berhubungan dengan manusia. Baik yang

berkelompok ataupun yang individual. Semakin sering menggulirkan

inovasi semakin memperkuat akar eksistensi di jagad public.

2. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran ber definisi proses penyusunan materi

pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan

metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu lokasi waktu yang akan

dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.5 Perencanaan menjadi pedoman pelaksanaan yang harus

dipatuhi guru saat melaksanakan pembelajaran di dalam kelas bersama

siswa. Namun yang menjadi masalah saat ini adalah banyak guru yang

mengajar dengan serampangan tanpa mengindahkan perencanaan yang ia

susun sendiri yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Kasus ini merupakan kecenderungan dari guru yang

4 Cece Wijaya, dkk., Op.Cit., hlm. 7.

5 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembagkan Standar Kompetensi Guru

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm.17.

Page 100: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

85

mengindikasikan lebih suka nya memakai pendekatan pembelajaran lama

yang bersifat teacher centered.

Dalam perencanaan pembelajaran full day pemakaian sistem kuno

ini akan menjadi masalah yang sangat besar yang berdampak pada kualitas

pembelajaran siswanya. Kenapa bisa demikian, karena banyaknya waktu

yang harus dilewatkan siswa di sekolah mengakibatkan siswa lebih mudah

kelelahan dan cenderung rentan terhadap perasaan bosan dan jenuh.

Kenyataan semacam harus bisa diperhatikan oleh guru sebagai pemimpin

pembelajaran di kelas jika menginginkan kualitas pembelajaran nya

unggul.

Ada komponen lagi selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang harus guru susun terlebih dahulu sebelum pelaksanaan

pembelajaran di mulai di kelas. Yaitu antara lain Program Tahunan

(Prota), Program Semester (Promes), Kalender Pendidikan (Kaldik), dan

Silabus. Secara keseluruhan komponen ini harus diperhatikan oleh semua

guru dan guru wajib mematuhi apapun yang telah tersirat di dalamnya.

Akan menjadi sia-sia jika isi yang telah termuat di perangkat pembelajaran

itu tidak ditaati oleh guru pada saat pelaksanaan pembelajaran. Jika

demikian halnya bisa dipastikan kegiatan pembelajaran di kelas akan

semakin kacau dan tidak akan terarah. Pendapat ini didukung oleh

keterangan yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan Anderson.

Menurutnya ada beberapa substansi kegunaan dari kegiatan perencanaan

dalam pembelajaran. Yaitu antara lain:6

a. Perencanaan dapat mengurang kecemasan dan ketidakpastian.

b. Perencanaan dapat memberikan pengalaman pembelajaran bagi

guru.

6 Lorin W. Anderson, The Efectiffeve Theacher (American: Mcgraw Hill, 1989), hlm.47.

Page 101: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

86

c. Perencanaan memperbolehkan para guru untuk mengakomodasi

perbedaan individu diantara peserta didik.

d. Perencanaan memberikan struktur dan arah untuk pembelajaran.

Untuk mencapai hasil pembelajaran yang betul-betul berkualitas

dalam sistem full day maka kegiatan perencanaan pembelajaran harus

dipersiapkan dengan matang dan direalisasikan senyatanya pada saat

pembelajaran di kelas bersama siswa oleh guru. Muhammad Nuh kepala

sekolah SMP Hidayatullah melakukan hal ekstrim dan berani dalam

rangka menjaga kualitas pembelajaran full day. Yaitu dia tidak akan

memberikan tanda tangan dengan kata lain belum akan menyetujui

perangkat pembelajaran yang disusun guru sebelum memuat rencana

pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang menyenangkan

bagi siswa. Menurutnya jenis pendekatan pembelajaran guru sangat

berpengaruh terhadap mutu pembelajaran di kelas.

Pengawasan perencanaan pembelajaran tidak sampai di situ saja

pengawasanya. Muhammad Nuh bahkan mau melakukan inspeksi

mendadak (sidak) dengan memasuki ruangan kelas untuk memastikan

apakah pembelajaran yang sedang berlangsung sudah memuat nilai fun

learning atau belum. Langkah ini merupakan langkah bijaksana bagi

kepala sekolah dalam mengawasi kegiatan pembelajaran para guru

bersama siswanya. Jika belum menyenangkan bagi siswa kepala sekolah

tidak segan untuk menegur guru dan mengingatkan untuk mengubah

pendekatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Pada intinya

guru harus mematuhi pedoman/peraturan yang telah dibuatnya sendiri

dalam perangkat pembelajaran yang telah ditandatangani atau disetujui

oleh guru dan kepala sekolah tersebut.

3. Pelaksanaan Pembelajaran

Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran di sekolah biasa dengan

yang dilakukan di sekolah full day tidak ada bedanya. Perbedaannya

Page 102: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

87

hanya terletak pada penekanan pemilihan metode pembelajaran yang bisa

menghindarkan kebosanan dan kejenuhan siswa karena siswa dalam

sekolah full day sudah lelah baik secara fisik dan psikis. Selama seharian

penuh ia digodok dalam pembelajaran secara terus menerus mulai pagi

pukul 07.00 sampai pukul 15.30 petang. Sehingga pembelajaran nya

jangan sampai membuat frustasi siswa yang telah kelelahan.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya

belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah.

Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam

rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai

tujuan pengajaran. Dalam fungsi ini memuat kegiatan pengorganisasian

dan kepemimpinan pembelajaran yang melibatkan penentuan berbagai

kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus

yang harus dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Kegiatan pendahuluan guru menyiapkan peserta didik secara psikis

dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang

akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar

yang harus dikuasai siswa, dan menyampaikan cakupan bahasan materi

dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.7

Selanjutnya adalah kegiatan inti. Kegiatan ini merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, yang cukup bagi prakarsa,

kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Dalam kegiatan penutup guru bersama dengan peserta didik

membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran, melakukan penilaian atau

7 B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta Rineka Cipta, 1997), hlm.

28-35.

Page 103: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

88

refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam kegiatan

remidi, program pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas

baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta

didik, dan menyamakan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Langkah-langkah di atas adalah langkah umum yang dilakukan

pada saat pembelajaran. Perlu ditegaskan lagi pelaksanaan pembelajaran

adalah wujud nyata dari perencanaan yang telah tersusun di dalam

perangkat pembelajaran. Sehingga pelaksanaan ini tidak bisa

diseragamkan langkah-langkahnya. Hal ini disesuaikan dengan isi materi

bahan ajar, metode, sumber belajar, dan media pembelajaran yang

digunakan. Khusus untuk memaksimalkan hasil pembelajaran yang

maksimal dalam pembelajaran full day maka dibutuhkan kreatifitas guru

dalam mengelola kelas, fasilitas pendidikan yang lengkap, dan bina

suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Pada intinya full day school mengharuskan penerapan

pembelajaran yang student centered. Jangan sampai terjadi pembelajaran

yang teacher centered karena hal ini akan cepat membosankan bagi siswa.

Secara keseluruhan hal ini bisa dicapai ketika guru membangkitkan

semangat belajar siswanya yang mungkin telah merasa lelah sehingga

mereka memiliki antusiasme yang sangat sebelum melakukan

pembelajaran bersama guru. Bagaimana cara membangun suasana

pembelajaran yang menyenangkan di kelas tersebut merupakan tanggung

jawab guru sepenuhnya karena ia sebagai pemimpin pembelajaran. Oleh

Page 104: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

89

karena itu seorang guru harus memiliki tiga jenis kompetensi yaitu

kompetensi kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotorik8

a. Kompetensi Kognitif

Dalam jenis kompetensi ini, ada dua kategori, yaitu

kategori pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan materi

bidang studi. Kategori pengetahuan pendidikan dibedakan dalam

pengetahuan kependidikan umum dan pengetahuan kependidikan

khusus. Sedangkan kompetensi ilmu pengetahuan materi bidang

studi meliputi semua bidang yang akan menjadi keahlian yang

akan diajarkan oleh guru.

b. Kompetensi Afektif

Kompetensi afektif guru bersifat tertutup dan abstrak

sehingga sukar untuk diidentifikasi. Namun demikian yang paling

sering dijadikan pedoman identifikasi dengan profesi keguruan

adalah sikap dan perasaan diri sang guru yang berkaitan dengan

profesi keguruan nya. Sikap dan perasaan diri ini meliputi; konsep

diri dan harga diri, efikasi diri dan efikasi kontekstual, dan sikap

penerimaan terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

c. Kompetensi Psikomotor

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala ketrampilan

atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya

berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar.

Peran guru dalam pembelajaran di kelas sangat menentukan

keberhasilan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Peran-peran

penting bisa dijabarkan lebih mendetail seperti keterangan di bawah ini.

8 Nganimun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 21-24.

Page 105: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

90

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan mampu mengemban

tugas sebagai berikut: 9

a. Guru sebagai manajer, tugasnya yaitu:

1) Sebagai organisator, guru hendaknya dapat membuat program

yang direncanakan.

2) Sebagai motivator, guru hendaknya mampu memberi manfaat

belajar dan bekerja pada peserta didiknya.

3) Sebagai kordinator, guru hendaknya mampu mengatur agar

tugas yang diberikan tidak tumpang tindih atau overlap antar

kelompok.

4) Sebagai conductor. Guru hendaknya mampu memberi

pimpinan yang tegas sehingga tidak membingungkan bagi

yang melaksanakannya.

b. Guru sebagai administrator, tugasnya yaitu :

1) Sebagai dokumentator, guru hendaknya mencatat segala

kegiatan yang dilaksanakan, menyimpan secara sistematis

semua file yang diperlukan.

c. Guru sebagai supervisor, tugasnya yaitu :

1) Sebagai conselor, guru hendaknya dapat memberi bimbingan

dan arahan yang positif.

2) Sebagai korektor, guru hendaknya dapat menunjukkan tugas

yang baik untuk dilaksanakan dan mana tugas yang harus

dihindari.

3) Sebagai evaluator, guru hendaknya dapat menilai baik buruk

dari segi proses maupun segi produk.

d. Guru sebagai instructor, yang tugasnya yaitu :

9Ibid., hlm. 50-51.

Page 106: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

91

1) Sebagai fasilitator, guru hendaknya tidak menjadikan diri

nomor satu di muka kelas, dapat menimbulkan situasi yang

kondusif sehingga peserta didik dapat aktif dan inisiatif sendiri.

2) Sebagai moderator, hendaknya guru dapat hanya sebagai

perantara dalam hal untuk memusatkan sesuatu yang akan

diambil oleh peserta didik.

3) Sebagai komunikator, guru hendaknya mampu mengadakan

hubungan yang harmonis baik dengan pihak-pihak di dalam

sekolah maupun pihak-pihak diluar sekolah dan hal-hal yang

berhubungan dengan tugas pembelajaran maupun tugas lain

yang relevan.

e. Guru sebagai inovator , tugasnya yaitu :

1) Sebagai dinamisator, sekolah hendaknya sebagai

laboratorium hidup bagi masyarakat sekitar. Artinya

penemuan-penemuan baru yang dipimpin oleh guru

hendaknya dapat disebarluaskan di luar lingkungan

sekolah.

Disamping itu kalau pelaksanaannya dilaksanakan secara benar,

akan mempunyai dampak pula pada peserta didik diantaranya adalah:10

a. Mendorong peserta didik untuk lebih mandiri, percaya diri,

kreatif, dan punya harga diri.

b. Karena dalam kegiatan dituntut laporan baik lisan maupun

tulisan akan berdampak pada perkembangan pikir dan

kemampuan berbahasa.

c. Menghargai perbedaan individual.

d. Peserta didik punya pengalaman yang luas dan fungsional.

10

Ibid., hlm. 52

Page 107: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

92

Dalam pelaksanaan pembelajaran juga memuat kegiatan

pengorganisasian dan kepemimpinan pembelajaran yang melibatkan

penentuan berbagai kegiatan seperti pembagian pekerjaan ke dalam

berbagai tugas khusus yang harus dilakukan guru dan peserta didik dalam

proses pembelajaran.

4. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan

nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk rasa, proses, orang objek,

dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.11

Evaluasi

mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil

belajar menekankan pada diperolehnya informasi tentang seberapakah

perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.

Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis

untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran

dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal.

Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil

dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran menetapkan baik

buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.

Efektifitas pembelajaran tidak dapat diketahui tanpa melalui

evaluasi hasil belajar. Sesuai dengan karakteristik KTSP SMP Islam

Hidayatullah Semarang yang memuat evaluasi/penilaian hasil belajar

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini ada bentuk

penilaian yang digunakan. Pertama, Evaluasi proses belajar. Evaluasi

proses belajar terhadap partisipasi peserta didik baik secara individu

maupun kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Standar yang

digunakan di SMP Islam Hidayatullah Semarang dalam penilaian proses

11

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.

156.

Page 108: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

93

dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif baik fisik, mental,

maupun sosial dalam proses pembelajaran.

Di samping menunjukkan kegiatan belajar tinggi, semangat belajar

yang besar dan rasa percaya diri sendiri juga menjadi aspek penilaian

tersendiri. Selain memperhatikan keaktifan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran dalam satuan bahasan tertentu. Penilaian proses secara

kognitif dapat dilakukan dengan adanya test tertulis yang berbentuk

pilihan ganda (objektif) dan berbentuk uraian (subjektif).12

Selain penilaian berbentuk test juga menggunakan instrumen lain

yaitu portofolio. Hal ini diselenggarakan agar kompetensi setiap mata

pelajaran PAI yang mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang

tercermin dalam tindakan dan prilaku, sehingga guru mata pelajaran PAI

memantau peserta didik dan mengevaluasi secara menyeluruh baik di

madrasah dan lingkungan sekitar. Di SMP Islam Hidayatullah Semarang

menentukan kriteria ketuntasan minimal belajar dalam memberikan

penilaian tiga ranah.13

a. Ranah kognitif, dengan adanya tes tertulis ulangan harian minimal tiga

kali dalam satu semester, apabila dalam ulangan harian belum

mencapai ketuntasan belajar oleh peserta didik maka diadakan

remidiasi sehingga ada nilai remi di. Ulangan harian ini ditunjukkan

untuk memperbaiki kinerja dan hasil belajar peserta didik secara

berkelanjutan dan berkesinambungan. Bentuk remidiasi biasanya tugas

resume atau tugas lainnya. Dalam hal ini acuan yang dipakai dalam

ketercapaian tujuan pembelajaran nya adalah melalui penentuan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

b.

12

Berdasarkan Studi Wawancara dengan Purnadi Selaku Waka Kurikulum SMPI

Hidayatullah Semarang,, tanggal 11 November 2010 13

Berdasarkan Studi Wawancara dengan Purnadi Selaku Waka Kurikulum SMPI

Hidayatullah Semarang, tanggal 26 November 2010

Page 109: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

94

c. Ranah afektif, dengan adanya kriteria yang dinilai diantaranya:

1) Menyimak.

a. Sadar memperhatiakan pelajaran yang di berikan oleh guru pada

siswa dalam proses pembelajaran.

b. Siswa dapat kesediaan menerima apa yang akan di berikan oleh

gurunya.

2) Merespon

Siswa di tekankan untuk dapat manut dalam peraturan yang sudah

di berlakukan seperti kedisiplinan, keramahan, kehadiran.

3) Menghargai

Menerima nilai, Mendamba nilai, Merasa wajib mendamba nilai

4) Mengorganisasi

Mampu merumuskan system nilai, kriteria-krieria nilai secara

matang

5) Mewatak

Seluruh hidupnya telah dijiwai oleh nilai yang

telahdigelutinyasecara konsisten.

d. Ranah Psikomotorik, Penilaian ini dapat dinilai sesuai materi dan

metode yang digunakan, misal metode diskusi maka aspek penilaian

pada perhatian pelajaran, ketepatan memberikan contoh, kemampuan

mengemukakan pendapat dan kemampuan untuk menjawab. Serta

bentuk performance dan hasil karya keseharian misalnya membuat

resume, melafalkan ayat-ayat Al Qur’an dan sebagainya.

B. Analisis Problematika Manajemen Pembelajaran Full Day School di

SMP Hidayatullah Semarang

Secara kasat mata memang pembelajaran full day school ini terkesan

sangat ideal karena pemanfaatan waktu yang lebih banyak dari pada siswa

sekolah dengan pembelajaran biasa. Dan seakan siswa akan bisa dipastikan

Page 110: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

95

lebih unggul dari siswa yang memakai pembelajaran biasa. Namun tidak serta

merta demikian halnya karena siswa dalam pembelajaran full day sangat

rentan terhadap stress dan frustasi. Dampak stress dan frustasi akan terjadi

jika para guru tidak tepat dalam pemilihan metode pada saat pembelajaran.

Seperti diakui kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang

Muhammad Nuh, setiap harinya banyak siswa yang mengeluhkan kelelahan

pada saat jam pembelajaran.

Masalah yang demikian ini jika tidak segera diselesaikan oleh pihak yang

guru maka akan berdampak lebih buruk lagi bagi kesehatan mental psikis

anak. Karena otak mereka tidak mungkin bisa dipaksakan untuk berpikir

secara terus menerus dan memikirkan hal-hal yang dianggap berat bagi siswa.

Ini akan menjadi boomerang bagi anak jika anak terus dipaksakan. Bahkan

memungkinkan anak mengidap kelainan jiwa atau sakit jiwa. Dengan kata lain

bisa-bisa anak bisa menjadi gila. Untuk menghilangkan kebosanan siswa guru

sering menggunakan sistem moving class. Yaitu siswa diminta menempati

kelas yang lain yang bukan yang biasa mereka tempati.

Melihat realitas semacam itu maka bagi sekolah yang menerapkan

pembelajaran berbasis full day harus menyiapkan segala kemungkinan

terburuk yang mengkin terjadi pada siswa. Selain itu pihak sekolah juga perlu

menyediakan segudang solusi untuk memecahkan masalah tadi. Dan hal ini

telah dibuktikan oleh pihak SMP Islam Hidayatullah. Pelaksanaan

pembelajaran full day di SMP Islam Hidayatullah Semarang sudah terbilang

profesional. Karena problematika yang biasa melingkupi lembaga pengelola

pembelajaran full day tidak semua terjadi di SMP Islam Hidayatullah

Semarang.

Seperti misalnya anak merasa kurang memiliki wahana eksplorasi bakat

dan minat keterampilan. Dalam kebanyakan sistem full day school di sekolah

lain itu anak-anak masih merasa terkungkung dalam kegiatan pembelajaran

yang monoton. Dengan kata lain struktur kurikulum yang semrawut yang

Page 111: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

96

tidak begitu memerhatikan aspek psikologi anak. Misalnya dengan muatan

kurikulum yang terlalu berat dan waktu yang sangat panjang. Sedangkan yang

berlaku di SMP Islam Hidayatullah Semarang struktur kurikulum tertata

dengan baik yang memerhatikan aspek beban psikologi pada anak.

Penjadwalan mata pelajaran juga perlu mendapatkan perhatian. Karena

tidak tepat jika misalkan pelajaran matematika ditempatkan pada jam terakhir

(lihat jadwal pembelajaran SMP Islam Hidayatullah Semarang pada

lampiran). Penjadwalan mata pelajaran di SMP Islam Hidayatullah

Semarangcenderung unik. Pelajaran diawali dengan kegiatan pembiasaan

melalui pembacaan dzikir, tausiyah, dan bacaan ayat-ayat suci al-Quran.

Berdasarkan kaca mata psikologi tentu hal ini memiliki pertimbangan yang

ilmiah. Anak-anak pertama kali ditata terlebih dulu sisi kerokhaniannya. Baru

setelah pengisian materi yang bertujuan meningkatkan kemampuan

kognitifnya ditempatkan di waktu siang. Seperti contoh pelajaran

Pengetahuan Sosial, Agama, Matematika, dan Bahasa Inggris yang

membutuhkan tenaga dan pikiran ekstra keras.

Pada jam akhir jadwal pembelajaran materi yang bersifat mendongkrak

kemampuan psikomotorik dan afektif baru dibelajarkan. Seperti kegiatan

praktikum, ekstrakulikuler, dan materi pengembangan diri yang lainnya.

Praktik IPA, kegiatan yang dilakukan di laboratorium bahasa dan agama

dibelajarkan pada siang menjelang sore hari. Keteraturan seperti yang kadang

itu sering dilalaikan oleh pengelola lembaga pendidikan berbasis full day

school pada umumnya.

Prinsip pengembangan pendidikan berbasis full day school yang meliputi

beberapa aspek yaitu sebagaimana yang dikemukakan Fahmi Alaidroes.14

1. Kurikulum yaitu mengintegrasikan atau pemaduan program

pendidikan umum dan agama. Dengan memadukan kurikulum umum

14

http//www,ibusd.drca.us/mainofices/research/pdf/studies/fulldaykordengarten.pdf

Page 112: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

97

dan agama dalam suatu jalinan kegiatan belajar mengajar diharapkan

peserta didik dapat memahami esensi ilmu dalam perspektif yang utuh.

2. Kegiatan belajar mengajar yaitu dengan mengoptimalisasikan

pendekatan belajar berbasis Active Learning siswa mesti dirangsang

untuk aktif terlibat dalam setiap aktivitas.

3. Peran serta, yakni melibatkan pihak orang tua dan kalangan eksternal

(masyarakat) sekolah untuk berperan serta menjadi fasilitator

pendidikan para peserta didik.

4. Iklim sekolah, yaitu lingkungan pergaulan, tata hubungan, pola

perilaku dan segenap peraturan yang diwujudkan dalam kerangka

nilai-nilai islam yang sar’i mapun kaumi, nilai islam yang syar’i

melandasi segala aspek perilaku dan peraturan yang mencerminkan

akhlakul karimah. Sedangkan nilai islam yang kaumi berwujud dalam

pola penataan lingkungan yang sesuai dengan hukum-hukum alam.

Semua prinsip di atas berhasil dikembangkan oleh pihak SMP Islam

Hidayatullah. Penekanan pembelajaran berbasis fun learning atau yang

berorientasi pada siswa juga merupakan strategi jitu dalam mengatasi

problematika pada pembelajaran full day school. Untuk menerapkan kegiatan

pembelajaran tentunya dibutuhkan kelengakapan fasilitas pendidikan yang

memadai. Seperti adanya fasilitas laboratorium, sarana tempat ibadah, wahana

olah raga, taman halaman yang indah, dan pengaturan kelas yang menarik.

Diperlukan juga kelas berbasis multimedia. Semua kelengkapan pendidikan

ini dimiliki oleh SMP Islam Hidayatullah. Sehingga aplikasi pembelajaran fun

learning bisa dengan mudah dilakukan.

SMP Islam Hidayatullah Semarangjuga mampu menjalin hubungan yang

harmonis kepada semua orang tua siswa. Hubungan yang terjalin bertujuan

untuk menciptakan kerja sama yang baik dalam pengawasan anak. Orang tua

dan guru bersama-sama mengawasi perkembangan pendidikan anak.

Page 113: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

98

Sebagaimana yang tertulis diungkapkan Ahmad Jaiz15

sebagian besar orang

tua yang menyekolahkan anaknya ke lembaga berbasis full day school tidak

bisa memberikan perhatian yang penuh kepada siswa. Orang tua menganggap

telah bebas tugas karena telah menyekolahkan anaknya di sekolah full day.

Tipe orang tua ini yang memiliki kesibukan luar biasa sehingga seakan

tidak punya waktu banyak untuk memberikan perhatian yang penuh kepada

perkembangan pendidikan anaknya. Demikian uraian tentang analisis

manajemen pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah

Semarang.

15

Ahmad Jaiz dalam “Pelaksanaan Full day school”. Kunjungi situs

http://gudangmakalah.blogspot.com/2010/06/tesis-pelaksanaan-full-day-school-di-sd.html

Page 114: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

98

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembelajaran Full Day

School di SMP Islam Hidayatullah Semarang yang didukung oleh landasan teori,

maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Manajemen pembelajaran Full Day School di SMP Islam Hidayatullah

Semarang memuat tiga langkah secara mendasar. Pertama, perencanaan

pembelajaran. Ini ditandai dengan pengecekan yang dilakukan oleh kepala

sekolah terhadap perangkat pembelajaran yang wajib diserahkan oleh

semua guru mata pelajaran. Dalam hal ini kepala sekolah meneliti apakah

perencanaan yang disusun oleh guru tersebut sudah mengarah pada

pembelajaran yang berbasis fun learning. Jika disinyalir ada perangkat

pembelajaran yang belum mengarah ke pembelajaran yang menyenangkan

itu kepala langsung meminta guru untuk melakukan perbaikan. Guru yang

melakukan perbaikan pada perangkat pembelajaran nya tidak akan

mendapatkan tanda tangan atau persetujuan dari kepala sekolah. Hal ini

bertujuan untuk memaksimalkan pembelajaran karena sistem yang dipakai

di SMP Islam Hidayatullah Semarang adalah berbasis Full Day School.

Pembelajaran Full Day School mengharuskan pemakaian metode

pembelajaran yang bersifat student centered yang diperlukan untuk

menghilangkan perasaan bosan ataupun jenuh karena intensitas waktu yang

lebih lama ketimbang waktu yang diberlakukan pada sekolah pada

umumnya.

Kedua adalah pelaksanaan pembelajaran. Dalam praktik nya guru harus

merealisasikan isi pedoman yang telah disusun oleh masing-masing guru

dalam perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini berisi program

tahunan, program semester, program tatap muka, silabus, Kriteria

Page 115: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

99

Ketuntasan Minimal (KKM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Semua guru wajib mematuhi isi petunjuk pelaksanaan yang termuat

di dalam semua perangkat pembelajaran tersebut. Dalam melakukan

pengawasan kepala sekolah bertindak sebagai supervisor yang melakukan

kegiatan supervisi nya melalui berkeliling setiap hari di kelas. Kepala

sekolah memasuki ruangan kelas untuk memastikan apakah guru sudah

menjalankan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang tercatat dalam

perangkat pembelajaran nya. Apabila guru dinilai menyimpang dari

petunjuk yang tertera dalam perangkat pembelajaran maka kepala sekolah

secara tegas menegur dan mengingatkan agar mengubah metode

pembelajaran yang dilakukan karena guru sebagai pemimpin pembelajaran

yang bertugas mengelola kegiatan pembelajaran sepenuhnya peserta didik

di dalam kelas.

Langkah kegiatan manajemen pembelajaran yang ketiga adalah

evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan di SMP Islam

Hidayatullah Semarang meliputi dua hal. Yaitu evaluasi proses dan

evaluasi hasil. Evaluasi bertujuan untuk mengukur apakah proses

pembelajaran yang dilakukan sudah dapat dikatakan efektif dan efisien

atau belum. Sedangkan evaluasi hasil dilaksanakan dengan mengukur

ketercapaian indikator pembelajaran yang meliputi tiga aspek, ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Evaluasi proses

dilaksanakan oleh kepala sekolah bersama dengan guru sedangkan

evaluasi hasil sepenuhnya dilakukan oleh guru. Evaluasi proses dilakukan

ketika dalam pelaksanaan pembelajaran dan ketika pembelajaran usai.

Adapun evaluasi hasil dilaksanakan hanya setelah pelaksanaan

pembelajaran berakhir.

2. Problematika pembelajaran Full Day yang terjadi di SMP Islam

Hidayatullah Semarang adalah sebagai berikut.

Page 116: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

100

a. Siswa sering mendapatkan perasaan kelelahan selama pembelajaran

berlangsung karena waktu yang sangat lama dalam sehari. SMP Islam

Hidayatullah Semarang menyiasati nya dengan cara pemakaian metode

pembelajaran yang menyenangkan dan pemanfaatan fasilitas

pendidikan yang menarik sehingga rasa bosan yang rentan timbul

akibat pembelajaran Full Day bisa ditekan.

b. Guru juga mengalami hal sama seperti yang dialami siswa. Yaitu

adanya perasaan kelelahan baik secara fisik maupun non fisik.

Akibatnya banyak guru yang pulang sebelum jam pembelajaran siswa

selesai. Guru pulang sebelum pukul 15.30 sore. Sehingga ketika

kegiatan sholat Ashar berjamaah yang harus dilakukan siswa menjadi

terhambat karena tidak ada guru yang mengkontrol, mengawasi, dan

membimbing mereka untuk melakukan sholat secara bersama-sama.

Langkah yang ditempuh kepala sekolah adalah dengan

memberlakukan tugas guru piket yang harus pulang setelah pukul

15.30 petang. Kepala sekolah juga masih berpikir bagaimana caranya

untuk mencegah perasaan yang dialami guru sehingga pembelajaran

akan selalu efektif dan efisien sampai pada jam pembelajaran terakhir.

B. Saran-Saran

1. Bagi Siswa

a. Sebaiknya siswa jangan terlalu mengeluarkan energi yang besar “ngotot”

untuk mencegah perasaan cepat lelah pada saat pembelajaran Full Day

School.

b. Untuk meningkatkan kualitas prestasi yang lebih baik pada masa

mendatang biasakanlah memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya

setelah lulus dari SMP Islam Hidayatullah. Manfaatkan waktu untuk hal

yang produktif seperti halnya saat melakukan pembelajaran Full Day

School di SMP Islam Hidayatullah.

Page 117: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

101

c. Kembangkan ilmu yang telah diperoleh dari SMP Islam Hidayatullah

Semarang untuk kemajuan diri sendiri, orang tua, keluarga, bangsa dan

negara, serta agama.

2. Bagi Guru

a. Guru sebaiknya bisa lebih memperhatikan aspek fisik dan psikis siswa

yang telah merasa lelah dalam mengikuti pembelajaran full day. Perhatian

itu bisa dilakukan dengan cara memakai pendekatan pembelajaran yang

betul-betul bisa menyenangkan bagi semua siswanya. Siswa jangan

sampai dipaksakan untuk kegiatan yang sifatnya terlalu memberatkan.

b. Guru jangan sampai meninggalkan sekolahan sebelum jam pembelajaran

selesai. Dengan kata lain guru jangan membolos dengan pulang sebelum

pukul 15.30 petang. Hal ini akan mengakibatkan kegiatan siswa pada jam

pembelajaran terakhir tidak kondusif. Selain itu juga akan menurunkan

semangat belajar mereka dalam pembelajaran full day. Dan guru pasti nya

akan kehilangan wibawa di hadapan murid karena belum bisa menjadi

teladan yang baik bagi mereka.

3. Bagi Kepala Sekolah

a. Berdayakan semua stake holder SMP Islam Hidayatullah Semarang dalam

rangka upaya meningkatkan kualitas pendidikan SMP Islam Hidayatullah

Semarang yang lebih baik lagi.

b. Ajari siswa dan guru dengan keteladanan jangan menggunakan kekerasan

baik fisik maupun psikis karena sejatinya mereka badan dan pikiran telah

lelah. Kelelahan semacam ini akan cepat menimbulkan reaksi yang negatif

jika mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan.

c. Usahakan siswa yang kurang mampu secara ekonomi agar bisa turut

bersekolah di SMP Islam Hidayatullah Semarang . Langkah yang tepat

untuk dilakukan adalah dengan cara menurunkan biaya pendidikan peserta

didik.

Page 118: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

102

4. Bagi Orang Tua

a. Bagi orang tua siswa berilah perhatian penuh kepada anak karena

bagaimanapun juga dia belum menjadi pribadi yang dewasa.

b. Jangan paksakan anak untuk melakukan hal yang berada di luar batas

kemampuan mereka. Seperti memaksakan kehendak untuk menguasai

suatu materi pembelajaran yang sekiranya dia belum bisa menguasai

secara penuh. Atau juga dengan memaksakan agar lebih cepat dalam

menguasai materi pembelajaran.

c. Dukung anak dengan cinta dan kasih sayang.

C. Penutup

Demikian penelitian kami susun dengan sebaik-baiknya dan berdasarkan data

yang valid. Akan tetapi peneliti mengakui masih banyaknya kekurangan dan

kesalahan yang terjadi baik dalam segi penulisan, semantik bahasa, ataupun

dalam segi metode penelitian yang digunakan. Untuk itu peneliti mengharapkan

kiriman kritik dan saran yang konstruktif agar dalam penyusunan karya yang

selanjutnya bisa mencipta hasil yang lebih baik lagi. Atas perhatian dari pembaca

yang budiman peneliti sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Akhirul

kalam, wallahua’lam bishawab.

Page 119: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Basit Amin, skripsi “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan

Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik

SMP Islam Hidayatullah Semarang” (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo

Semarang, 2007)

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan standar

Kompetensi guru, (Bandung: remaja Rosda Karya, 005)

Alaydroes DR. Fahmy, Psi, MM, Med “Pelaksanaan full day school di

SD” http://gudangmakalah.blogspot.com/2010/06/tesis-pelaksanaan-full-day-

school-di-sd.html.

Anderson Lorin W., The Effective Teacher (American: Mc Graw hill,

1989, hlm.47)

Anjaryati Fibriana “Implementasi Sekolah Full Day School”

http://kakadi.info/?p=368

Anwar Saifuddin.“Metodelogi Penelitian”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1988).

Arends Richard I., Learning To Teacch, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

2008) Cet I.

Arifathul Hikmah, skripsi “ manajemen pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal” (Semarang:

Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2007)

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998),

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),

Cet. 2.

B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah (Jakarta, PT.

Rieneka Cipta, 2004) Cet, I

Page 120: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

Bisri Cik Hasan, Agenda Pengembangan Pendidikan Tingi Agama Islam,

(Jakarta: Logos, Wacana Ilmu, 1999)

_____________, Penuntun Penyusun Rencana Penelitian dan Penulisan

Skripsi (Bidang ilmu Agama Islam), (Jakarta: PT logos Wacana Ilmu 1998),hlm.

39.

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta, Rineka Cipta,

2004) Cet.,

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,

1999),.

Djamarah Bahri Syaiful Psikologi Belajar, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008) Cet

II

_____________,, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :

Rineka Cipta, 2000),.

Djamarah Bahri Syaiful, Psikologi Belajar (Jakarta PT. Rineka Cipta) cet

ke II .

DPR RI dan Presiden RI, Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), (Bandung: Citra

Umbara, 2003.

E. Mulasa, Manajemen Berbasis Sekolah : strategi dan implementasi, (

Bandung Remaja Rosda Karya, 2007).

_____________, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004).

_____________, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2006),.

_____________, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, (Proyek

Pemberdayaan Dalam Kelembagaan dan Ketatakelaksanaan pada Madrasah dan

PAI pada Sekolah Umum tahun 2004).

Echols John M. dan Shadily Hasan Kamus Inggris Indonesia (Jakarta PT

Gramedia 2003) Cet XXV .

H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta, Rineka

Cipta, 2004) Cet., I

Page 121: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran (Bandung, Bumi Aksara

2008) cet . VII

_____________, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,

2001).

_____________, Psikologo Belajar Dan Mengajar (Bandung, Sinar Baru

Algensindo, 2007) Cet Ke V .

J. Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2002), Cet. XVII, hlm. 3.

Khearudin, et. Al. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah,

(Yogyakarta: Kerjasama Madrasah Development Center dengan Pilar Media,

2007),.

L. Sisk Henry, Principles of Management, (Ohio: South Western

Publishing Company, 1969),

Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),.

Makmun Syamsudin Abin, MA, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung,

Pustaka Eduka, 2010) cet I.

Mustaqim, Ilmu Jiwa Kependidikan, (Semarang, 2007 )

_____________, Psikolog Pendidikan (Semarang, Pustaka Pelajar, 2008)

Muthowi Ibrahim Ishmat dan Ahmad Hasan Aminah, Al-Ushul al-Idarah

Li al-Tarbiyyah, (Riyadh : Dar al-syuruq, 1996)

Naim Ngainun dan Patoni Achmad, Materi Penyusunan Desain

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007).

Naim Nganimun dan Patoni Achmad, Materi Penyusunan Desain

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogjakarta: Pustaka

Pelajar, 2007s),.

Nasarudin, manajemen pembelajaran ( Yogyakarta: TERAS ,2007)

Nurdin Syafruddin, Usman M. Basyiruddin, Guru Profesional dan

Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Abdullah Idi ,

Page 122: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Yogyakarta, Ar-ruzz Media 2009)

Cet ke III,.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 19 tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan.

Purwanto M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 1995).

_____________,, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000),.

Rianto Yatim, Metode Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar,

(Surabaya: SIC, 1996),

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta,

2004), Cet 4.

Sagala Syaiful, Konsep dan Wacana Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta,

2003).

Sardiman AM, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, CV.

Rajawali, 1992),.

_____________, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta,PT

Rajagrafindo Persada, 2010) cet I .

Sardiman, Interaksi Dan Motifator Belajar Mengajar,( Jakarta:

RajaGarfindo persada, 2001), cet IX.

Sharplin Arthur, Strategic Management, (United States of America:

McGraw-Hill,Inc, 1985)

Subandijah, Pengembangan Kurikulum Dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta,

PT Raja Grafindo Pesada, 1996),

Subroto B. Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta Rineka

Cipta, 1997) Cet. I .

Sudjana Nana Dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan,

(Bandung: Sinar Baru, 1989),

Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV

Alfabeta, 2003), Cet. 1.

Page 123: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung ,CV.

Alfabeta,2005) cet I

Sukiwa Iwa, dasar-dasar umum manajemen pendidikan, (Bandung:

TARSITO, 1986).

Sukmadinata Syaudhij Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

(Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2004) Cet II

Sukur Cak “Full Day School Harus Proposional”

Supardi, kk, Asas-asas praktek pengajaran,(Jakarta: Bhatara, 1998).

Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2002), Cet. I,.

Suyono Arif “Pelaksanaan Pembelajaran full day School” http//

pelaksanaan-full-day-schooll.318-989-1FB.pdf]

Syafaruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum , (Jakarta

PT. Quantum Teaching, 2005) Cet III,

Syagala Syaiful, Konsep dan Wawancara Pembelajaran, (Bandung:

Alfabeta, 2003).

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan,

(Semarang: CV Aneka Ilmu, 2003)

Usman Husaini, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

Yamin Martinis, Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas, (Jakarta,

Gaung Pres, 2009), Cet pertama.

DARI INTERNET

Amin Ahmad “Paradigma Pendidikan Di Indonesia” http://msi-

uii.net/cetak.asp?menu=artikel&id=245

http://caksukur.blogspot.com/2007/03/fullday-school-harus-proporsional.html.

http://www.klubguru.com/2view.php?subaction=showfull&id=125160066

8&archive=&start_from=&ucat=2&.

Page 124: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

http://www.klubguru.com/view.php?subaction=showfull&id=1222043175

&archive=&start_from=&ucat=4& rabu 23 sept 2010 jam 10 : 28

Ibnu Abdullah Abu Muhammad “Prestasi Belajar” http//Abu Muhammad

Ibnu Abdullah, ”Prestasi Belajar” E:\spesialis-torch-com – Prestasi Belajar.mht

Ibusud,“Fulldaykordegarden”,http//www.ibusd.drca.us/mainofices/resrch/pdf/stud

ies/fulldaykordegarden.pdf .

Jonathan A. Plucker “The Effects of Full Day Versus Half Day”

http://kakadi.info/?p=368

Kosim Abdul “Kontroversi Belajar Sehari penuh” http//Kontroversi

Belajar Sehari Penuh - Pena Pendidikan.htm.

Oetomo Wahyudi, Judul: Full Day School Dan Implementasinya Wahyudi

Oetomo,“Full Day School Dan Implementasinya”

http://wahyudioetomo.blogspot.com/2010/03/full-day-school-dan-

implementasinya.html.

Okidermawan “manajemen mutu terpadu di lembaga pedidikan islam”

http//www.Okidermawan, E:/manajemen mutu terpadu/oki’s site-Manajemen

Mutu Terpadu Di Lembaga Pendidikan Islam.mht.

Prihandono “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Indonesia”

http://ms.library.ums.ac.id.

Prihandono Rendra “Memaksimalkan full day school”

http://etd.eprints.ums.ac.id/703/1/A410040102.

Robin Kenneth B., dkk. “Is More Better The Effects o Full Day vs Half

day Preschool on Early SchoolAchievement”

http://etd.eprints.ums.ac.id/703/1/A410040102.pdf

www.penapendidikan .com

Page 125: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

DAFTAR PRESTASI SISWA SMP HIDAYATULLAH SEMARANG

1. Tahun 2005 juara terbaik III Tartil AL-Qur’an se-Kota Semarang

2. Tahun 2005 juara I Pidato Bahasa Jawa Tingkat Provinsi Jawa Tengah

3. Tahun 2005 juara I Geguritan Jawa Tingat Provinsi

4. Tahun 2005 juara I dan II Matematika Tingkat se-Kota Semarang

5. Tahun 2005 juara I dan II Speech Contest se-Kota Semarang

6. Tahun 2006 juara I dan III Murottal Al-Qur’an MGMP PAI

7. Tahun 2006 juara I Tartil Pelajar tingkat kota Semarang

8. Tahun 2007 juara I, II dan III Nasyid se-Kota Semarang

9. Tahun 2008 juara 1 dan 2 Sari Tilawah tingkat Kota Semarang

10. Tahun 2008 Juara 3 Reeling Story Tingkat Kota Semarang

11. Tahun 2009 juara 2 Speech Contest tingkat kota Semarang

12. Tahun 2009 juara I Tartil Al-Qur’an Tingkat Kota Semarang

13. Tahun 2009 juara 3 Spelling Bee tingkat Kota Semarang

14. Tahun 2009 Juara 3 Retelling story Tingkat Kota Semarang

Page 126: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

1. Lokasi dan Suasana SMPI Hidayatullah Semarang.

Page 127: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

2. Pelaksanaan Pembelajaran Full day scholl

a) Didalam Kelas

b) Di luar Kelas

Page 128: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

3. Aktivitas yang mendukung dalam pembelajaran Full day school

Page 129: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n

4. Proses Wawancara

Page 130: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n
Page 131: Jtptiain Gdl Saefudin31 5097 1 Fileskr n