judul percobaan

10
A. Judul Percobaan Uji Penguat Bakteri E.coli Pada Telur dengan Metode Most Probable Number (MPN) B. Tujuan Untuk mengetahui Bakteri E.coli pada sampel air dengan menggunakan uji penguat metode most probable number (MPN) C. Dasar Teori Populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Oleh karena itu, dalam mempelajarinya bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Biakan murni adalah biakan yang berisi satu jenis bakteri (Pelczar, et al., 1988). Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu dengan cara pengenceran, penuangan, penggesekan atau penggoresan, penyebaran, pengucilan satu sel dan inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya (Waluyo, 2007). Cara pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut dierkan lagi dengan beberapa

Upload: nuz-aliman-usman

Post on 10-Apr-2016

256 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

napa

TRANSCRIPT

Page 1: Judul Percobaan

A. Judul Percobaan

Uji Penguat Bakteri E.coli Pada Telur dengan Metode Most Probable

Number (MPN)

B. Tujuan

Untuk mengetahui Bakteri E.coli pada sampel air dengan menggunakan uji penguat metode most probable number (MPN)

C. Dasar Teori

Populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri

dari campuran berbagai macam sel. Oleh karena itu, dalam

mempelajarinya bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam

suatu biakan murni. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat

dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Biakan murni

adalah biakan yang berisi satu jenis bakteri (Pelczar, et al., 1988).

Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni

yaitu dengan cara pengenceran, penuangan, penggesekan atau

penggoresan, penyebaran, pengucilan satu sel dan inokulasi pada hewan.

Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya (Waluyo,

2007).

Cara pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri

dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut dierkan lagi dengan beberapa

ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri

(Barazandesh, 2008).

Metode MPN atau JPT dapat digunakan untuk menghitung jumlah

jasad renik tertentu yang terdapat diantara campuran jasad renik lainnya.

Sebagai contoh jika digunakan lactose broth maka adanya bakteri yang

dapat memfermentasi laktosa ditunjukkan dengan terbentuknya gas

didalam tabung durham. Cara ini biasanya digunakan untuk menentukan

MPN koliform terhadap air atau minuman karena bakteri koliform

termasuk bakteri yang dapat memfermentasi laktosa (Fardiaz, 1992).

Page 2: Judul Percobaan

Dalam metode MPN (most probable number) untuk uji kualitas

mikrobiologi telur dalam praktikum digunakan koliform sebagai indicator.

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyemburkan

pertumbuhan bakteri koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga

jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Dalam uji duga setiap tabung

yang menghasilkan gas dalam masa inkubasi diduga mengandung bakteri

koliform. Uji dinyatakan positif bila terlihat gas dalam tabung durham.

Tabung yang memperlihatkan gas diuji lebih lanjut dengan uji peneguhan.

Untuk uji peneguhan dilakukan untuk meneguhkan bahwa gas yang

terbentuk disebabkan oleh kuman koliform dan bukan disebabkan oleh

kerjasama beberapa spesies sehingga menghasilkan gas (Layl, 1994).

Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive

test), uji penetapan (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test).

Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat

probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat

fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain

coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk

mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium

selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji

konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan

mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram negatif,

tidak-berspora (Fardiaz,1989).

D. Alat dan bahan

1. Cawan petri2. EMBA3. Jarum ose

Page 3: Judul Percobaan

Menggoreskan pada media EMBA di dalam

cawan petri dengan goresan sinambung

Memusukan cawan petri ke dalam inkubator

Membuat preparat dari sampel uji penduga yang

positifMensterilkan jarum Ose

E. Prosedur Kerja

Page 4: Judul Percobaan

F. Hasil Pengamatan

Mengingkubasi sediaan di dalam ingkubator selama 24 jam pada suhu 37 0C

Mengamati ada tidaknya bakter E.coli pada sediaan

(warna hijau metallic)

Page 5: Judul Percobaan

G. Pembahasan

Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan murni (Umbreit, 1960).

Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E.coli (Penn, 1991).

Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas air saat praktikum menggunakan E.coli sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang aerobic dan anaerobic fakultatif, berbentuk batang atau basil, gram negative dan tidak membentuk spora. E.coli memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dan gas CO2 dalam waktu inkubasi selama 24 jam dan diletakkan pada suhu 37ºC.

Uji penguat merupakan uji yang menunjukkan organisme yang dapat memfermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas. Hasil diamati pada media yang telah ditanam dan telah diinkubasi pada 37 derajat C selama 24 jam dan 48 jam. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa bakteri yang terkandung dalam sampel air dapat memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang ditunjukkan dengan adanya gelembung pada tabung durham dan bau yang menyengat pada tabung. Hal ini menunjukkan sampel mengandung koliform. Pada kondisi aerobic bakteri ini mengoksidasi asam amino, sedangkan jika tidak terdapat oksigen metabolisme menjadi bersifat fermentative dan energy diproduksi dengan cara memecah gula menjadi assam organic. Jenis bakteri ini dapat tumbuh pada medium sederhana pada kisaran pH dan suhu yang luas.

Uji penduga dilakukan dengan menginkubasi sampel telur yang telah dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi medium Lactose Broth dan tabung Durham. Hasil yang diperoleh yakni pada tabung reaksi 10-1, dan 10-2, terbentuk gelembung pada tabung durham yang mengindikasikan

Page 6: Judul Percobaan

adanya Coliform pada sampel telur. Sedangkan pada tabung reaksi 10-3

tidak terbentuk gelembung.Uji selanjutnya ialah uji penguat, uji ini dilakukan pada medium

EMBA (Eosyn Metil Blue Agar). Larutan sampel pada tabung reaksi yang telah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC diambil dengan jarum ose dengan cara dicelupkan lalu dioleskan ke dalam medium EMBA, uji positif dapat dilihat dari terbentuknya warna hijau metalik atau tidak.

Hasil praktikum menunjukkan bahwa pada uji penguat hasil yang diperoleh negatif karena tidak terbentuk warna hijau metalik pada EMBA. EMBA berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan flora mikroba yang tidak diharapkan. Media EMBA merupakan media yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermen dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni koliform yang bereaksi dengan EMBA. Eschercia coli merupakan bakteri fermentasi, seringkali menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang menfermentasi dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah muda. Uji ini sangat bergantung pada uji pendugaan karena nilai pengenceran dikalikan dengan angka yang ada pada tabel penentuan JPT yang merupakan acuan dalam penentuan jumlah total koliform ang terdapat pada masing-masing sampel.

H. Kesimpulan

Pengamatan menunjukkan bahwa hasil negatif yang ditunjukkan

dengan tidak adanya warna hijau metalic pada media EMBA yang

menandakan sampel mengandung bakteri E.coli.

Buckle,K .A., R.A Edwards,G.H. Fleet,dan M.Woottoon, 1985, Ilmu

Pangan, UI-Press, Jakarta.

Plummer, D. T., 1987, An Introduction to Practical Biochemistry, Tata

Mc-Graw Hill

            Publishing Company LTD,  Bombay- New Delhi.

Fardiaz, 1989, Mikrobiologi Pangan, Pusat Antar Universitas Panagn

dan Gizi IPB: Bogor.

Page 7: Judul Percobaan

Fardiaz, S., 1996, Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Radja Grafindo

Persada, Jakarta

Fardiaz, S., 2005, polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta.

Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University,

Milton Keynes.

Umbreit, W.W, 1960, Aplied Microbiology, Academic Press, London.