jupe, volume 1 issn 2548-5555 desember 2016 upaya

48
JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016 Jurnal Pendidikan Mandala 130 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU-GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) SMA DALAM MENYUSUN DAN MENERAPKAN “RP3-PORTOFOLIO” MELALUI PELATIHAN KERJA BERSAMA DAN PENDAMPINGAN (PKBP) DI SMA NEGERI 1 WOHA KABUPATEN BIMA Mansyur Hasan Guru SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima Abstrak; Permasalahan yang utama dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) ini adalah rendahnya kemampuan guru-guru PKn di SMA Negeri 1 Woha dalam menyusun secara mandiri dan menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Data awal sebelum PTS, menunjukkan bahwa tingkat kemampuan lima orang/guru-guru PKn SMA Negeri 1 Woha dalam menyusun dan menerapkan RPP diperoleh nilai rata-rata 72 dengan kriteria cukup (72/C), dan respon siswa terhadap guru yang menerapkan pembelajaran, guru tidak mengetahuinya karena guru tidak atau belum pernah memberikan angket/kuesioner kepada siswa yang diajarkannya. Rendahnya kemampuan lima orang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima, salah satunya disebabkan oleh metode atau cara guru-guru PKn membelajarkan siswa dominan menggunakan metode pembelajaran konvensional yang monoton dengan ceramah, menghafal dan mencatat, hal ini mengakibatkan siswa menjadi jenuh, bosan dan tidak termotivasi atau dengan kata lain pembelajaran tidak bermakna bagi siswa. Dengan adanya permasalahan tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan khusus dari PTK ini adalah mencarikan alternatif pemecahan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan lima orang/guru PKn di SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima. Pelatihan Kerja Bersama dan pendampingan (PKBP) dalam menyusun dan menerapkan Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran Portofolio (RP3-Portofolio) adalah salah satu alternatif TINDAKAN untuk meningkatkan kemampuan lima orang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima. PTS ini dilaksanakan dalam tiga siklus dimana siklus ketiga adalah merupakan pemantapan atau penyempurnaan hasil pada akhir siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Perencanaan merangkum seluruh kegiatan yang direncanakan dalam setiap siklus, pelaksanaan merupakan tindakan pelatihan bersama dan pendampingan dalam menyusun dan menerapkan RP3- Portofolio, yang diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pelatihan Kerja Bersama dan Pendampingan (RPKBP) dan menyusun RP3-Portofolio sebagai contoh atau penyusunan RP3- Portofolio bagi peserta pelatihan/guru-guru PKn SMA, PKBP dengan instrumen observasi yang disiapkan oleh peneliti,sedangkan refleksi renungan kembali terhadap hasil perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan atas tindakan yang sudah dilaksanakan dicatat dalam buku/jurnal harian peneliti. Hal ini terlihat dari hasil setiap siklus terus menunjukkan peningkatan, berdasarkan hasil analisis data selama siklus I, II, dan pertemuan pertama siklus III dapat disimpulkan bahwa hasil PTS ini sebagai berikut : Sebelum PTS, kemampuan ke-lima orang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaen Bima diperoleh nilai rata-rata 72 dengan kriteria cukup (C), siklus I diperoleh nilai rata-rata 78,88 dengan kriteria cukup (C) belum mencapai indikator keberhasilan, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,86 dengan kriteria cukup (C), indikator keberhasilan belum terpenuhi atau tercapai, dan pada pertemuan pertama siklus III diperoleh nilai rata-rata sebesar 83,02 dengan kriteria baik (B), Telah terpenuhi indikator keberhasilan. Persentase (%) peningkatan kemampuan lima guru PKn SMA Negeri 1 Woha dalam menyusun RP3-Portofolio sebesar 2,07%. Sebelum PTS, kemampuan lima guru PKn SMA Negeri 1 Woha, diperoleh nilai rata-rata 72 dengan kriteria cukup (C), siklus I diperoleh nilai rata-rata 76,02 dengan kriteria cukup (C) belum mencapai indikator keberhasilan, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 81,82 dengan kriteria baik (B), indikator

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 130

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU-GURU PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN (PKn) SMA DALAM MENYUSUN DAN MENERAPKAN

“RP3-PORTOFOLIO” MELALUI PELATIHAN KERJA BERSAMA DANPENDAMPINGAN (PKBP) DI SMA NEGERI 1 WOHA

KABUPATEN BIMA

Mansyur HasanGuru SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima

Abstrak; Permasalahan yang utama dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) ini adalahrendahnya kemampuan guru-guru PKn di SMA Negeri 1 Woha dalam menyusun secara mandiridan menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Data awal sebelum PTS,menunjukkan bahwa tingkat kemampuan lima orang/guru-guru PKn SMA Negeri 1 Wohadalam menyusun dan menerapkan RPP diperoleh nilai rata-rata 72 dengan kriteria cukup (72/C),dan respon siswa terhadap guru yang menerapkan pembelajaran, guru tidak mengetahuinyakarena guru tidak atau belum pernah memberikan angket/kuesioner kepada siswa yangdiajarkannya. Rendahnya kemampuan lima orang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha KabupatenBima, salah satunya disebabkan oleh metode atau cara guru-guru PKn membelajarkan siswadominan menggunakan metode pembelajaran konvensional yang monoton dengan ceramah,menghafal dan mencatat, hal ini mengakibatkan siswa menjadi jenuh, bosan dan tidaktermotivasi atau dengan kata lain pembelajaran tidak bermakna bagi siswa. Dengan adanyapermasalahan tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan khusus dari PTK ini adalahmencarikan alternatif pemecahan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan lima orang/guruPKn di SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima. Pelatihan Kerja Bersama dan pendampingan(PKBP) dalam menyusun dan menerapkan Rencana Pelaksanaan Perbaikan PembelajaranBerbasis Model Pembelajaran Portofolio (RP3-Portofolio) adalah salah satu alternatifTINDAKAN untuk meningkatkan kemampuan lima orang/guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima. PTS ini dilaksanakan dalam tiga siklus dimana siklus ketiga adalahmerupakan pemantapan atau penyempurnaan hasil pada akhir siklus II. Setiap siklus terdiri dariempat tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Perencanaanmerangkum seluruh kegiatan yang direncanakan dalam setiap siklus, pelaksanaan merupakantindakan pelatihan bersama dan pendampingan dalam menyusun dan menerapkan RP3-Portofolio, yang diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pelatihan Kerja Bersama danPendampingan (RPKBP) dan menyusun RP3-Portofolio sebagai contoh atau penyusunan RP3-Portofolio bagi peserta pelatihan/guru-guru PKn SMA, PKBP dengan instrumen observasi yangdisiapkan oleh peneliti,sedangkan refleksi renungan kembali terhadap hasil perencanaan,pelaksanaan, dan pengamatan atas tindakan yang sudah dilaksanakan dicatat dalam buku/jurnalharian peneliti. Hal ini terlihat dari hasil setiap siklus terus menunjukkan peningkatan,berdasarkan hasil analisis data selama siklus I, II, dan pertemuan pertama siklus III dapatdisimpulkan bahwa hasil PTS ini sebagai berikut : Sebelum PTS, kemampuan ke-limaorang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaen Bima diperoleh nilai rata-rata 72 dengankriteria cukup (C), siklus I diperoleh nilai rata-rata 78,88 dengan kriteria cukup (C) belummencapai indikator keberhasilan, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,86 dengankriteria cukup (C), indikator keberhasilan belum terpenuhi atau tercapai, dan pada pertemuanpertama siklus III diperoleh nilai rata-rata sebesar 83,02 dengan kriteria baik (B), Telahterpenuhi indikator keberhasilan. Persentase (%) peningkatan kemampuan lima guru PKn SMANegeri 1 Woha dalam menyusun RP3-Portofolio sebesar 2,07%. Sebelum PTS, kemampuanlima guru PKn SMA Negeri 1 Woha, diperoleh nilai rata-rata 72 dengan kriteria cukup (C),siklus I diperoleh nilai rata-rata 76,02 dengan kriteria cukup (C) belum mencapai indikatorkeberhasilan, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 81,82 dengan kriteria baik (B), indikator

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 131

keberhasilan telah terpenuhi atau tercapai, diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,92 dengan kriteriabaik (B), Telah terpenuhi indikator keberhasilan. Sebelum PTS semua guru belum pernahmembuat angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pendidikankewarganegaraan setelah selesai tatap muka atau setelah mengajar, namun dengan dilakukannyaPKBP atau PTS ini dapat mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan olehmasing-masing guru PKn SMA tersebut, hasilnya positif pada akhir siklus I dan menjadi sangatpositif pada akir siklus II. Dengan melalui tindakan pelatihan kerja bersama dan pendampingan(PKBP) dalam menyusun dan menerapkan rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaranberbasis model pembelajaran portofolio (RP3-Portofolio) dapat meningkatkan kemampuan limaorang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima.

Kata Kunci : Kemampuan Guru PKn SMA, RP3-Portofolio, Pelatihan Kerja Bersama,Pendampingan (PKBP)

PENDAHULUANPendidikan di Indonesia diharapkan

dapat mempersiapkan peserta didik menjadiwarga negara yang memiliki komitmen kuatdan konsisten untuk mempertahankan NegaraKesatuan Republik Indonesia. Hakikat negarakesatuan Republik Indonesia adalah negarakebangsaan moderen. Negara kebangsaanmoderen adalah negara yang pembentukannyadidasarkan pada semangat kebangsaan ataunasionalisme, yaitu tekad suatu masyarakatuntuk membangun masa depan bersama dibawah satu negara yang sama walaupun wargamasyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,etnik, atau golongannya. [Risalah SidangBadan Penyelidik Usaha-usaha PersiapanKemerdekaan Indonesia (BPUPKI) danPanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara RepublikIndonesia, 1998].

Komitmen yang kuat dan konsistenterhadap prinsip dan semangat kebangsaandalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara yang berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945, perluditingkatkan secara terus menerus untukmemberikan pemahaman yang mendalamtentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.Secara historis, negara Indonesia telahdiciptakan sebagai Negara Kesatuan denganbentuk Republik.

Negara Kesatuan Republik Indonesiaadalah negara yang berkedaulatan rakyatdengan berdasarkan kepada Ketuhanan YangMaha Esa, Kemanusiaan yang adil danberadab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan/perwakilan, sertadengan mewujudkan suatu keadilan sosialbagi seluruh rakyat Indonesia. (PembukaanUndang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia 1945).

Dalam perkembangannya sejakProklamasi 17 Agustus 1945 sampai denganpenghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telahmengalami berbagai peristiwa yangmengancam keutuhan negara. Untuk itudiperlukan pemahaman yang mendalam dankomitmen yang kuat serta konsisten terhadapprinsip dan semangat kebangsaan dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara yang berdasarkan pada Pancasiladan Undang-Undang Dasar 1945. KonstitusiNegara Republik Indonesia perlu ditanamkankepada seluruh komponen bangsa Indonesia,khususnya generasi muda sebagai generasipenerus.

Indonesia harus menghindari sistempemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Kehidupan yang demokratis di dalamkehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga,sekolah, masyarakat, pemerintahan, danorganisasi-organisasi non-pemerintahan perludikenal, dipahami, diinternalisasi, danditerapkan demi terwujudnya pelaksanaanprinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlupula ditanamkan kesadaran bela negara,penghargaan terhadap hak azasi manusia,kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 132

hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan padahukum, ketaatan membayar pajak, serta sikapdan perilaku anti korupsi, kolusi, dannepotisme.

Mata Pelajaran PendidikanKewarganegaraan merupakan mata pelajaranyang memfokuskan pada pembentukanwarganegara yang memahami dan mampumelaksanakan hak-hak dan kewajibannyauntuk menjadi warga negara Indonesia yangcerdas, terampil, dan berkarakter yangdiamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Mata pelajaran PendidikanKewarganegaraan bertujuan agar peserta didikmemiliki kemampuan sebagai berikut : (1)berpikir secara kritis, rasional, dan kreatifdalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2)berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalamkegiatan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara, serta anti-korupsi; (3) berkembangsecara positif dan demokratis untukmembentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapathidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya;dan (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsalain dalam percaturan dunia secara langsungatau tidak langsung dengan memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi.

Ruang lingkup mata pelajaranPendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspeksebagai berikut : (1) persatuan dan kesatuanbangsa, meliputi : hidup rukun dalamperbedaan, sumpah pemuda, keutuhan negarakesatuan Republik Indonesia, partisipasidalam pembelaan negara, sikap positifterhadap negara kesatuan Republik Indonesia,keterbukaan dan jaminan keadilan; (2) norma,hukum dan peraturan, meliputi : tertib dalamkehidupan keluarga, tata tertib di sekolah,norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalamkehidupan berbangsa dan bernegara,perundang-undangan dan peradilan nasional,hukum dan peradilan internasional; (3) hakasasi manusia meliputi : hak dan kewajibananak, hak dan kewajiban anggota masyarakat,tanggung jawab pemerintah untuk melindungiHAM, instrumen nasional dan internasional

HAM, pemajuan dan perlindungan HAM; (4)kebutuhan warga negara meliputi : hidupaman dan damai, harga diri sebagai warga,masyarakat, kebebasan berorganisasi,kemerdekaan mengeluarkan pendapat, prestasidiri , persamaan kedudukan warga negara; (5)konstitusi negara meliputi : proklamasikemerdekaan dan konstitusi yang pertama,konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia, hubungan dasar negara dengankonstitusi; (6) kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan daerah dan otonomi,pemerintah pusat, kedaulatan rakyat dansistem politik, budaya politik, sistempemerintahan; (7) Pancasila meliputi :kedudukan Pancasila sebagai dasar negara danideologi negara, proses perumusan Pancasilasebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilaiPancasila dalam kehidupan sehari-hari,Pancasila sebagai ideologi terbuka, sikappositif terhadap Pancasila sebagai dasarnegara dan ideologi negara; dan (8) globalisasimeliputi : globalisasi di lingkungannya, politikluar negeri Indonesia di era globalisasi,dampak globalisasi, hubungan internasionaldan organisasi internasional, mengevaluasiglobalisasi (Depdiknas, 2006).

Berdasarkan studi pendahuluan yangtelah dilakukan oleh peneliti dan berdasarkantemuan supervisi yang dilakukan oleh kepalasekolah ditemukan beberapa masalah yangdihadapi dalam proses pembelajaran dan hasilbelajar PKn di SMA Negeri 1 Woha,semester genap tahun pelajaran 2014/2015,antara lain; (1) guru masih bertindak sebagaipengajar bukan sebagai pembelajar (sebagaifasilitator, mediator) yang memfasilitasiterjadinya proses pembelajaran yanginteraktif, inspiratif, memotivasi, menantang,dan menyenangkan (I2M3); (2) masih jarangguru memberikan tugas kepada siswa yangdiajarkannya untuk menggali atau mengkajiinformasi atau materi ajar diperpustakaan,mencari data dan/atau jurnal di internet atau dimedia massa; (3) pada umumnya guru PKnSMA dalam mengajar masih monoton,menjenuhkan, dan membosankan dengan katalain proses pembelajaran yang berlangsungselama ini kurang memberi makna pada dirisiswa; (4) dalam melaksanakan proses

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 133

pembelajaran PKn, guru dominanmenggunakan atau menerapkan rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP)“konvensional”, yaitu RPP hasil adopsi danadaptasi dari contoh BSNP atau dari guruPKn/sekolah lain, yang belum tentu sesuaiatau cocok dengan kondisi atau karakteristiksiswa yang diajarkannya.

Sebagai akibat dari kurangnyakemampuan dan kreatifitas guru PKn SMANegeri 1 Woha tersebut di atas, menyebabkan,antara lain : (1) rendahnya motivasi/keaktifandalam proses pembelajaran PKn di SMA; (2)siswa hanya mendengarkan hal-hal yangdiajarkan atau disampaikan oleh guru secaraverbal atau pembelajaran berpusat pada guru(teaching center) bukan berpusat pada siswa(student center); (3) keterampilanmemecahkan masalah juga masih rendah; dan(4) perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswapada KD-KD tertentu belum mencapai KKMyang telah ditetapkan oleh sekolah, yaituminimal 75). Mengapa itu bisa terjadi?Mungkin permasalahan ini tidak hanya berasaldari siswa tetapi juga disebabkan olehkemampuan dan kretifitas guru dalammerencanakan atau mendesain danmengembangkan pembelajaran. Disamping ituguru lebih sering memposisikan siswa sebagaipendengar ceramah guru. Hal ini jugadikemukakan oleh Muctar Bukhori bahwabanyak guru disekolah selama ini hanyamemberikan kemampuan untuk menghafal,dan bukan berpikir secara kreatif sehinggahasil pendidikan kita tidak mempunyai makna.Oleh salah seorang penulis (Depdiknas, 2003)menyatakan bahwa hasil pembelajaran akanbermakna bagi siswa jika proses pembelajaranberlangsung secara alamiah dalam bentukmenemukan sendiri, dikonstruksi secara aktifoleh siswa sendiri untuk memecahkan danmerefleksikan masalah-masalah kehidupan.Untuk itulah, guru diharapkan dapatmengembangkan proses pembelajaran denganmengacu pada empat pilar pendidikan yangdicanangkan oleh UNESCO, yakni learning todo, learning to know, learning to be danlearning to live to together (Budimansyah D,2002) disini guru memposisikan siswa sebagaiinsani yang harus diberdayakan agar mau dan

mampu berbuat (learning to do) gurumemperkaya pengalaman belajrnya denganmemberikan kesempatan kepada siswa untukberinteraksi dengan sesama danlingkungannya dengan demikian, siswa akanmenemukan dan memperoleh pengetahuan(learning to know) dan membangunpengetahuan dan kepercayaan diri (learning tobe) sehingga akan membentuk kepribadianyang mampu bertoleransi, mengembangkansikap positif (learning to live together).

Agar pendidikan di setiap pesekolahanmelalui proses pembelajaran memberi maknabagi siswa dan guru memposisikan siswasebagai insan yang harus diberdayakan,diperlukan sebagai model, strategi,pendekatan, metode, teknik, dan taktikpembelajaran, yang dapat memberikan maknabagi siswa sehingga dapat meningkatkankualitas proses pembelajaran dan hasil belajarsiswa.

Konsekuensi dari tugas dan perantersebut, maka proses pembelajaran PKn SMANegeri 1 Woha harus dapat membantu siswadalam mengembangkan potensi yangdimilikinya, baik potensi kognitif, efektif,maupun potensi psikomotorik agar mampumemperoleh kompetensi ilmu pengetahuandan teknologi serta membudayakan berpikirilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Gunamengembangkan proses pembelajaran yangmengarah pada pencapaian dan penguasaankompetensi tersebut maka guru dituntut untukmemiliki kemampuan mendesain danmengembangkan kreatifitasnya sehinggadalam proses pembelajaran terjadi prosesinteraksi positif antara siswa dan guru, siswadan siswa, siswa dengan lingkungan atauantara siswa dengan sumber belajar lainnya.

Sebagian besar guru PKn di SMANegeri 1 Woha dalam pembelajaran di dalamkelas selalu menggunakan metodekonvensional (ceramah kadang-kadangdiselingi dengan tanya-jawab), melaluiinformasi pada materi ajar atau materipembelajaran yang berupa konsep yangabstrak tanpa alat dan media pembelajaranyang dapat meningkatkan interaksi antara gurudengan siswa, sehingga pembelajaran atau

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 134

interaksi antara guru dengan siswa diharapkanmulti arah.

Seiring dengan perkembangan zamandengan adanya teknologi yang canggih, siswatidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi jugabelajar di luar kelas, agar siswa itu tidakmerasa bosan, diberi tugas untuk menggaliatau mengkaji informasi diperpustakaan,mencari data atau jurnal di internet atau dimedia masa sesuai dengan pelajarannya.

Suasana atau iklim belajar mengajarharus diciptakan dalam proses pembelajaransehingga dapat memotivasi siswa untuksenantiasa belajar dengan baik danbersemangat, antusias dan aktif pada setiaplangkah pembelajaran. Sebagaimana diketahuibahwa metode pembelajaran merupakansarana interaksi siswa dengan guru di dalamkegiatan pembelajaran. Dengan demikian,yang perlu diperhatikan adalah ketepatanmetode pembelajaran yang dipilih dengantujuan, jenis, dan sifat materi pembelajarandengan kemampuan guru dalam memahamidan melaksanakan metode tersebut(Moh.Usman Uzer dan Lilis Setyawati, 1993).

Dalam kegiatan atau prosespembelajaran PKn SMA Negeri 1 Wohaseringkali mengalami kendala-kendala atauhambatan-hambatan seperti adanya rasajenuh, timbulnya rasa bosan pada diri siswa,kurangnya minat siswa terhadap materi ajar,dan salah satu faktor penyebabnya adalahpenggunaan metode pembelajaran yangkurang bervariasi, sehingga menyebabkanjalannya proses pembelajaran kurang kondusifdan efektif, kemudian hasil yang dicapaimenjadi tidak maksimal atau belum memenuhitarget kompetensi dasar atau indikatorpencapaian kompetensi sebagaimana yangdiharapkan (KKM belum tercapai).

Dalam pembelajaran di sekolah dituntutkeaktifan siswa dalam menggali potensi, peranguru tidak kalah pentingnya dalam mencapaitujuan pendidikan di sekolah umumnya dantujuan pembelajaran pada khususnya. Dalamkaitan belajar aktif, siswa harus dapatmenciptakan suatu kondisi dimana siswa tidakmerasa kebosanan, kejenuhan, dan materi ajaryang diterima terkesan monoton dan tidakmenarik selama proses pembelajaran

berlangsung. Untuk mencapai tujuan tersebutmaka guru perlu memahami sedalam-dalamnya tentang pengetahuan yang menjaditanggung jawabnya dan menguasai denganbaik model, strategi, metode, pendekatan,teknik, dan taktik pembelajaran. Model,strategi, metode, pendekatan, teknik, dantaktik pembelajaran disini tidak berarti berdirisendiri satu sama lain, melainkan salingberkaitan. Proses pembelajaran yang baikadalah mempergunakan berbagai jenis metodesecara bergantian atau saling bantu membantusatu sama lain (Nana Sudjana, 2002).

Menurut Arnie Fajar (2004)menyebutkan pengertian portofolio sebagaiberikut : “ portofolio merupakan suatukumpulan panduan-panduan yang telahditentukan. Panduan-panduan itu beragamtergantung pada mata pelajaran dan tujuanpenilaian portofolio. Biasanya portofoliomerupakan karya terpilih dari seorang siswa,tetapi dalam model pembelajaran ini setiapportofolio berisi karya terpilih dari satu kelassiswa secara keseluruhan yang bekerja secarakooperatif memilih, membahas, mencari data,mengolah, menganalisa dan mencaripemecahan terhadap suatu masalah yangdikaji”.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, peneliti mencarialternatif pemecahan masalah yang sengajadipilih oleh peneliti yaitu : dengan melaluitindakan pelatihan kerja bersama dalammenyusun dan menerapkan RencanaPelaksanaan Perbaikan Pembelajaran BerbasisModel Pembelajaran Portofolio (RP3-Portofolio), semua guru PKn SMA Negeri 1Woha dapat ditingkatkan kemampuannyadalam menyusun dan menerapkan RP3-Portofolio. Adapun alasan dipilihnya modelpembelajaran berbasis portofolio sebagaialternatif untuk mengatasi permasalahantersebut di atas, adalah sebagai berikut : (1)setiap siswa memiliki banyak kesempatanuntuk mengemukakan pendapat atau berbicarabaik secara lisan maupun secara tertulis; (2)setiap siswa menggali atau mengkaji, mencaridata, dan mengolah informasi atau materi ajaratau materi pembahasan; (3) setiap siswadapat meningkatkan keterampilan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 135

berkomunikasi; (4) setiap anggota kelompokbertangung jawab atas tugas atau aktifitassecara individu maupun secara kelompok : (a)keterampilan menjelaskan masalah yangdikaji; (b) keterampilan menjelaskan berbagaikebijakan alternatif untuk mengatasi masalah;(c) keterampilan mengusulkan kebijakanuntuk mengatasi masalah; dan (d)keterampilan membuat rencana tindakan yangdilakukan untuk pemecahan masalah; dan (5)hasil belajar siswa bukan hanya dilakukandengan hasil tes atau uji tulis saja, tetapi hasilbelajar diperoleh melalui penilaian otentikatau penilaian yang sesungguhnya atausebenarnya dan salah satunya adalah denganmenggunakan penilaian portofolio.

Berdasarkan uraian pada latar belakangtersebut di atas, peneliti selaku guru yangmendapat tugas tambahan sebagai kepalasekolah dan dibebabkan untuk mengajar matapelajaran PKn di SMA Negeri 1 Woha 6(enam) jam per minggu) sengaja melakukanpenelitian tindakan sekolah (PTS) untukmembantu teman sejawat (guru-guru PKn diSMA Negeri 1 Woha) yang berjudul : “ UpayaMeningkatkan Kemampuan Guru-GuruPendidikan Kewarganegaraan (PKn) DalamMenyusun dan Menerapkan RencanaPelaksanaan Perbaikan Pembelajaran BerbasisModel Pembelajaran Portofolio (RP3-Portofolio) Melalui Pelatihan Kerja BersamaDi SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima”.

Berdasarkan studi awal atau kajianawal yang dilakukan oleh peneliti, ditemukanbeberapa masalah yang dihadapi dalampembelajaran mata pelajaran PendidikanKewarganegaraan di SMA Negeri 1 Wohakabupaten Bima (disingkat guru PKn SMA,antara lain : (1) proses pembelajaran masihdominan berpusat pada guru, bukan studentcentre; (2) rendahnya keaktifan siswa dalamproses pembelajaran PKn di SMA; (2)pembelajaran PKn SMA tidakdiselenggarakan secara interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang dan memotivasisiswa (I2M3), sehingga aktifitas siswa masihrendah; (3) siswa dominan pasif, hanyamendengarkan hal-hal yang diajarkan atauyang disampaikan oleh guru secara verbal,karena proses pembelajaran PKn SMA

berpusat pada guru (teaching center), bukanberpusat pada siswa (student center); (4)proses dan hasil belajar siswa secarakeseluruhan, efektifitas, efesiensi, dan dayatarik juga masih rendah; (5) pembelajaranyang berlangsung selama ini kurang memberimakna pada diri siswa; dan (6) nilai hasilbelajar siswa diperoleh pada umumnya denganmelakukan tes atau ulangan harian (tertulis),sedangkan penilaian portofolio belum pernahdilakukan oleh guru-guru PKn, demikian puladengan motode pembelajaran guru selama inidominan menggunakan metode konvensional(ceramah yang kadang-kadang diselingidengan tanya-jawab), belum pernahmenggunakan atau menerapkan model ataumetode pembelajaran portofolio.

Permasalahan yang disajikan pada PTSini dibatasi pada upaya meningkatkankemampuan guru-guru PKn SMA dalammenyusun dan menerapkan rencanapelaksanaan perbaikan pembelajaran berbasisportofolio (RP3-Portofolio). Standarkompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD),dan materi pokok yang dipilih atau ditentukandalam penyusunan dan penerapan RP3-Portofolio oleh guru-guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima adalah semester genaptahun pelajaran 2015/2016, sesuai dengankelas yang menjadi tanggung jawab masing-masing guru PKn. Agar didapatkan keteranganyang lebih jelas atau tidak menimbulkanpenafsiran yang berbeda, maka diperlukanpengertian terhadap beberapa istilah yang adapada judul PTS ini, sebagai berikut : (1)kemampuan guru-guru PKn SMA Negeri 1Woha dalam menyusun RP3-Portofolio yangdimaksud adalah kemampuan dari 5 (lima)orang guru PKn yang mengajar di kelas X, XIIPS, XI IPA, XII IPS, dan XII IPA pada KD-KD atau materi ajar/bahan ajar yang cocokatau sesuai dengan model pembelajaranportofolio dan sesuai dengan karakteristiksiswa pada kelas yang diajarkannya, denganmenggunakan rencana pelaksanaan perbaikanpembelajaran berbasis pembelajaranportofolio atau disingkat dengan RP3-Portofolio; (2) hasil belajar mata pelajaranPendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMANegeri 1 Woha di kabupaten Bima, dengan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 136

diberikan penilaian portofolio baik secaraindividual atau kelompok setelah selesaimasing-masing guru PKn menerapkan prosespembelajaran (menerapkan RPP-Portofolio)pada siswa masing-masing kelas yangdiajarkannya; (3) proses pembelajaran matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima,disingkat dengan pembelajaran PKn SMA;dan (4) pengertian portofolio merupakan suatukumpulan panduan-panduan yang telahditentukan. Panduan-panduan itu beragamtergantung pada materi ajar dan tujuanpenilaian portofolio. Biasanya portofoliomerupakan karya terpilih dari seorang siswa,tetapi dalam model pembelajaran ini setiapportofolio berisi karya terpilih dari satu kelassiswa secara keseluruhan yang bekerja secarakooperatif memilih, membahas, mencari data,mengolah, menganalisa dan mencaripemecahan terhadap suatu masalah yangdikaji. Model pembelajaran berbasisportofolio merupakan suatu bentuk daripraktik belajar, yaitu suatu inovasipembelajaran yang dirancang untuk membantusiswa memahami teori secara mendalammelalui pengalaman belajar praktik-emperik.Praktik belajar ini dapat menjadi program(Arnie Fajar, 2004);

Berdasarkan uraian pada latar belakangmasalah di atas, maka yang menjadipermasalahan dalam Penelitian TindakanSekolah (PTS) ini adalah :1. Apakah dengan melalui tindakan pelatihan

kerja bersama dapat meningkatkankemampuan guru-guru PKn SMA dalammenyusun rencana pelaksanaan perbaikanpembelajaran berbasis modelpembelajaran portofolio (RP3-Portofolio)di SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima?

2. Apakah dengan melalui tindakan pelatihankerja bersama dapat meningkatkankemampuan guru-guru PKn SMA dalammenerapkan rencana pelaksanaanperbaikan pembelajaran berbasis modelpembelajaran portofolio (RP3-Portofolio)di SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima?

3. Bagaimana respon siswa denganditerapkannya model pembelajaran

portofolio oleh masing-masing guru PKndi SMA Negeri 1 Woha?

Secara umum tujuan PTS ini adalahuntuk memecahkan masalah-masalah yangterjadi dalam pembelajaran PKn di SMANegeri 1 Woha yang selama ini cenderungmenggunakan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) “konvensional” yangdominasi oleh model, strategi, pendekatankonvensional, yaitu metode ceramah yangdiselingi tanya-jawab, yang mengakibatkanproses pembelajaran PKn SMA bersifatmonoton dan membosankan, tidakmeningkatkan keaktifan atau keterlibatansiswa atau partisipasi siswa, dan jugamengakibatkan salah satu faktor penyebabmutu proses pembelajaran PKn SMA menjadirendah, yang pada akhirnya mutu hasil belajarsiswa PKn SMA juga menjadi rendah.

Secara khusus tujuan PTS ini bertujuanuntuk :1. Dengan melalui tindakan pelatihan kerja

bersama dapat meningkatkan kemampuanguru-guru PKn SMA dalam menyusunrencana pelaksanaan perbaikanpembelajaran berbasis modelpembelajaran portofolio (RP3-Portofolio)di SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima.

2. Dengan melalui tindakan pelatihan kerjabersama dapat meningkatkan kemampuanguru-guru PKn SMA dalam menerapkanrencana pelaksanaan perbaikanpembelajaran berbasis modelpembelajaran portofolio (RP3-Portofolio)di SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima.

3. Respon siswa dengan diterapkannya modelpembelajaran portofolio oleh masing-masing guru PKn di SMA Negeri 1 Wohasangat positif.

Dengan melakukan PTS ini banyakmanfaat yang bisa diperoleh dari hasil PTS inidiantaranya adalah, bagi :1. Gurua. Mendapat pengalaman mengajar yang lebih

baik dari sebelumnya.b. Meningkatkan gairah mengajar.c. Meningkatkan kreativitas dan motivasi

guru dalam menggunakan model, strategi,

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 137

metode, pendekatan, teknik, dan taktikpembelajaran.

d. Meningkatkan kepedulian guru dalammemberdayakan kemampuansiswa,yaitu kemampuan pada ranahafektif, psikomotorik, dan kognitif.

e. Sebagai aplikasi teori belajar yangselama ini diperoleh peneliti lewatpendidikan dan pelatihan, workshop,bimbingan teknis dan sebagai bahaninformasi bagi penelitian selanjutnya.

f.Menemukan format rencanaPelaksanaan perbaikan pembelajarannberbasis pembelajaran portofolio (RP3-Portofolio).

g. Memberi pengalaman terhadap guru-guruPKn SMA dalam menyusun danmenerapkan RP3-Portofolio dalammeningkatkan kualitas proses pembelajaranmata pelajaran PKn SMA di SMA Negeri 1Woha pada khususnya dan SMA lainya dikabupaten Bima pada umumnya.

h. Mendorong guru-guru mata pelajaranlainnya untuk mencari upaya-upaya untukmeningkatkan kualitas proses pembelajaransesuai dengan mata pelajaran yangdiampunya.

2. Sekolaha. Meningkatkan efektifitas pembelajaran.b. Meningkatkan mutu pendidikan.c. Hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan masukan bagi para guruyang lain dalam pengelolaan prosespembelajaran sesuai mata pelajaran yangdiampunya.

d. Sebagai stimulus bagi guru yang lain untukmelakukan PTK di kelasnya.

e. Masukan bagi upaya peningkatan mutuproses pembelajaran pada khususnya danmutu pendidikan pada umumnya disekolah.

f. Memberikan gambaran mengenai upayapeningkatan hasil belajar, sebagai dampakpositif dari upaya peningkatan mutu prosespembelajaran di sekolah.

g. Bahan kajian atau sumber analisis lebihlanjut dalam membuat program sekolahdalam rangka memperbaiki danmeningkatkan mutu pembelajaran dan

mutu hasil belajar siswa khususnya danmutu pendidikan di sekolah padaumumnya.

3. Lembaga/Instansia. Bahan pertimbangan Dinas Pendidikan dan

Olahraga Kabupaten Bima, Unit PelaksanaTeknis Dinas Dikpora Kecamatan Wohadalam pembinaan guru-guru PKnkhususnya di SMA Negeri 1 Woha danguru-guru PKn di Kabupaten Bima padaumumnya dalam rangka peningkatankualitas proses pembelajaran dan kualitasmutu pendidikan.

b. Bahan acuan pengurus MGMP PKn SMANegeri 1 Woha dan tingkat KabupatenBima dalam menyusun program kerja.

KAJIAN PUSTAKAA. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar

PKn SMA1. Proses Pembelajaran1.1 Pengertian Proses Pembelajaran

Pembelajaran adalah istilah yang kadang-kadang mengundang kontroversi baikdikalangan para ahli maupun di lapangan,terutama di antara guru di sekolah. Perbedaanpendapat ini terlihat misalnya, sementaraorang mengatakan bahwa istilah pembelajaransesungguhnya hanya berlaku di lingkunganpendidikan luar sekolah. Sebaliknya, pihaklain menegaskan, justru istilah tersebut sangatrelevan dalam persekolahan, yakni untukmembelajarkan siswa.

Ada pula yang berpendapat bahwapembelajaran merupakan padanan kata dariistilah instruction, yang artinya lebih luas daripengajaran (Sadiman, 1988). Sebaliknya,Bilkan and Gray (1978) menyatakan bahwaistilah teaching mencakup konsep instructiondan kegiatan-kegiatan lain yang bersifatpsikologis, sosial, dan pribadi. Hal ini berartibahwa instruction merupakan bagian darikonsep teaching.

Istilah pembelajaran akan diartikan secaraluas sehingga keberadaannya tidak hanyadalam jalur pendidikan luar sekolah, tetapijuga dalam jalur pendidikan di sekolah.Bahkan pembelajaran ini tidak hanya terjadidalam pendidikan (educational), tetapi jugadalam pelatihan (training). Inipun tidak hanyaada dalam konteks pre-service educational

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 138

and training misalnya ketika siswa masihbelajar di sekolah, tetapi juga dalam konteksin-service educational and training (INSET)seperti pada kegiatan penataran atau pelatihan.Lebih jauh lagi, istilah tersebut juga dapatmenjangkau upaya pembelajaran diri.

Demikian luasnya lingkup pembelajaran,sehingga yang menjadi subyek belajar ataupembelajaran bukan hanya siswa, tetapi jugapeserta penataran atau pelatihan ataupendidikan dan pelatihan (diklat), kursus,seminar, diskusi panel, simposium, kolokium,lokakarya, dan bahkan siapa saja yangberupaya membelajarkan diri sendiri.

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagaisuatu sistem atau proses membelajarkansubyek didik atau pembelajar yangdirencanakan atau didesain, dilaksanakan, dandievaluasi secara sistematis agar subyek didikatau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuanpembelajaran secara efektif dan efisien.Dengan demikian, jika pembelajarandipandang sebagai suatu sistem, maka berartipembelajaran terdiri dari sejumlah komponenyang terorganisir antara lain tujuanpembelajaran, materi pembelajaran, strategidan metode pembelajaran, mediapembelajaran atau alat peraga,pengorganisasian kelas, evaluasipembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran(misalnya layanan pembelajaran remedial bagisiswa-siswa yang mengalami kesulitanbelajar). Sebaliknya, bila pembelajarandipandang sebagai suatu proses, makapembelajaran merupakan rangkaian upayaatau kegiatan guru dalam rangka membuatsiswa belajar. Proses tersebut dimulai darimerencanakan program pembelajaran tahunan,semester, dan penyusunan persiapanpembelajaran atau rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP), berikut penyiapanperangkat kelengkapannya antara lain berupaalat peraga, dan alat-alat evaluasi (misalnyasoal-soal tes formatif). Persiapanpembelajaran ini juga mencakup kegiatan guruuntuk membaca buku-buku atau media cetaklainnya yang berkaitan dengan materipelajaran yang disajikan kepada para siswadan mengecek jumlah dan keberfungsian alatperaga yang digunakan.

Setelah persiapan tersebut dilakukansecara matang, guru melaksanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan mengacu padapersiapan pembelajaran yang telah dibuatnya.Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini,struktur dan situasi pembelajaran yangdiwujudkan guru banyak dipengaruhi olehpendekatan atau strategi dan metode-metodepembelajaran yang telah dipilih dan dirancangpenerapannya, serta filosofi kerja dankomitmen guru yang bersangkutan, persepsi,dan sikapnya terhadap siswa. Jadi semua itumenentukan misalnya, apakah strukturpembelajarannya bersifat deduktif ataukahinduktif, pola penyajiannya ekspositoriataukah inkuiri, atau discovery. Selain itu,juga perlu diperhatikan apakah situasi atauiklim pembelajarannya bersifat joyful ataukahmenegangkan, atau bahkan menakutkan.Situasi kelasnya apakah bersifat permisifataukah demokratis, atau sebaliknya, siswa-siswa merasa tercekam akibat sikap guru yangotoriter.

Setelah kegiatan pembelajaran tersebutdi atas selesai dilaksanakan, termasuk evaluasiformatif, maka apabila guru itu adalah guruyang baik, ia menindak lanjuti pembelajaranyang telah dikelolanya. Kegiatan pascapembelajaran ini dapat berbentuk enrichment(pengayaan), dapat pula berupa pemberianlayanan remedial teaching bagi siswa-siswayang berkesulitan belajar. Kegiatan tindaklanjut ini sangat penting agar setiap individupembelajar dapat mencapai perkembanganyang harmonis dan optimal.

Sementara itu, sesuai dengan maknapembelajaran ini, hendaknya guru berupayamemotivasi dan membimbing siswa-siswanyauntuk belajar mengenai bagaimana belajar(learning how to learn). Apabila siswa telahmemahami dan mempraktikkannya dengansungguh-sungguh, kelak mereka diharapkanakan mampu menjadi orang-orang yangefektif, produktif, efisien, dan kuat(Depdiknas, 2003).1.2.Langkah-Langkah PelaksanaanPembelajaran Berbasis Portofolio

Pembelajaran portofolio merupakanpembelajaran yang menekankan kegiatanbelajar siswa untuk aktif dan kreatif. Dalam

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 139

hal ini siswa harus peka terhadappermasalahan-permasalahan yang ada dimasyarakat dan ikut serta berusaha untukmencari dan menyelesaikan masalah-masalahyang terjadi dengan cara-cara yang positif.

Langkah-langkah metode pembelajaranportofolio, menurut Center For CivicEducation (dalam Depdiknas, 2004:16-38),yaitu sebagai berikut : (1) mengidentifikasimasalah yang ada dalam masyarakat, padakegiatan langkah ini terdapat beberapakegiatan yang dilakukan guru bersama siswa,yaitu : (a) mendiskusikan tujuan, (b) mencarimasalah apa saja yang diketahui tentangmasalah-masalah di masyarakat, dan (c)memberi tugas pekerjaan rumah (PR) tentangmasalah-masalah yang ada di lingkunganmasyarakat yang mereka anggap penting; (2)memilih masalah untuk kajian kelas, parasiswa (kelas) mengkaji terlebih dahulupengetahuan yang telah mereka miliki tentangmasalah-masalah yang ada di masyarakat,dengan langkah sebagai berikut : (a) mengkajiinformasi yang dianggap paling penting, (b)mengadakan pemilihan secara demokratistentang masalah yang akan mereka kaji secaramusyawarah atau pengambilan suara (voting),(c) mengumpulkan informasi tentang masalahyang dikaji oleh semua siswa (kelas),langkah-langkah dalam tahap ini yaitu sebagaiberikut : (1) mengidentifikasi sumber-sumberinformasi, (2) tinjau ulang untuk memperolehdan mendokumentasikan informasi, (3)pengumpulan informasi; (d) mengembangkanportofolio kelas, dalam buku panduan gurukami bangsa Indonesia proyekkewarganegaraan (dalam Depdiknas,2004:28), dijelaskan bahwa langkah-langkahyang harus ditempuh pada tahap ini yaitusebagai berikut : (1) kelas dibagi dalam empatkelompok, (2) guru mengulas tugas-tugasrinciannya untuk portofolio, (3) menggunakaninformasi yang dikumpulkan oleh timportofolio dan menggunakan pula informasiyang dikumpulkan oleh tim peneliti; (e)penyajian portofolio (show case) atau gelarkasus, dalam menyelenggarakan gelar kasus(show case), guru sebagai pihakpenyelenggara melakukan hal-hal sebagaiberikut : (1) persipan show case; (2)

pembukaan show case; (3) penyajian keempatkelompok yang telah dibentuk disertai tanya-jawab oleh dewan juri; (4) selingan; (5)tanggapan hadirin; (6) pengumuman dewanjuri; (7) kriteria dan format penilaian; (8)refleksi pengalaman belajar, dalam kegiatanrefleksi ini siswa diajak melakukan evaluasitentang apa dan bagaimana mereka belajar.Tujuan dari refleksi ini yaitu untuk belajarmenghindari kesalahan di masa yang akandatang dan meningkatkan kinerja siswa.B. Kualitas Pembelajaran dan Hasil Belajar

Siswa1. Kualitas Pembelajaran

Pada setiap proses pembelajaran perludilakukan penilaian baik penilaian prosesmaupun penilaian hasil belajar siswa.Penilaian kualitas proses pembelajaran danhasil belajar siswa merupakan pemberian nilaiterhadap kualitas proses dan hasil-hasil belajaryang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.Untuk mengungkapkan hasil belajar secaramenyeluruh, maka penilaian harus dilakukansecara menyeluruh yang tercermin dari isipenilaian yang mencakup tiga aspek tingkahlaku, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Hampir semua mata pelajaran (termasukPKn SMA) berkaitan dengan ranah kognitif,karena kemampuan berpikir selalu terlibatdalam mempelajari semua aspek kemampuan.Kemampuan berpikir sangat diperlukan dalammempelajari konsep-konsep yang ada didalamnya, sehingga siswa mencapai hasilbelajar yang maksimal. Namun hasil belajaryang maksimal tidak hanya berkaitan denganaspek kognitif saja tetapi juga terkait denganaspek afektif dan psikomotor. Siswa yangtidak berminat pada mata pelajaran PKn makahasil belajarnya tidak dapat diharapkanmaksimal pada mata pelajaran tersebut.

Pada kenyataannya kemampuan padaaspek afektif cenderung diabaikandibandingkan dengan aspek kognitif danpsikomotor. Hal ini telihat dari hasil belajardari hampir semua mata pelajaran SMAbahwa tes yang diberikan kepada siswa hanyamengukur aspek kognitif saja. Tes yangdiberikan kepada siswa hanya mengukurperkembangan kemampuan pada aspekkognitif saja sehingga nilai yang diberikan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 140

kepada siswa hanya berupa angka-angka saja.Nilai yang berupa angka-angka kadang-kadang kurang mempunyai makna bagi siswa.Nilai ini akan lebih bermakna bila dilengkapikomentar-komentar tentang kondisi masing-masing siswa terhadap mata pelajaran PKnSMA. Hal ini memberikan motivasi kepadasiswa sehingga prestasi belajarnya meningkat.2. Hasil Belajar Siswa2.1 Penilaian Portofolio

Mulai kurikulum, istilah asesmen(assessment) mulai diperkenalkan dalamkonteks pembelajaran di sekolah, di manasebelumnya untuk konteks ini digunakanistilah evaluasi (evaluation), penilaian(judgement), atau pengukuran (measurement).Rasional perubahan itu dikarenakan konotasipenilaian guru yang berkenaan dengan siswaadalah tes yang cenderung hanya berkaitandengan kognitif siswa, padahal aspek afektifdan psikomotorik yang semestinya jugamenjadi perhatian dan bahan penilaian. Dalamhal ini penilaian adalah kegiatan guru sesudahpelaksanaan pembelajaran, jadi orientasinyaadalah hasil (product) belajar.

Dengan sempitnya konteks penilaiantersebut, padahal bukan itu yang dimaksuddalam penilaian pembelajaran karena belumobyektif, dikenalkanlah istilah assesmentdengan maksud agar guru dalam menilai bisaseobyektif mungkin. Guru bisa menilai siswatidak hanya berkenan dengan hasil belajarsiswa, tetapi meliputi proses pembelajaran.Dengan demikian penilaian yang dilakukanoleh guru tidak hanya melalui tes akan tetapidengan berbagai cara dan aspek penilaian,sehingga hasil penilaian dapat mencerminkanusaha dan kemampuan siswa sebenarnya,dengan cara yang paling obyektif dan otentik(authentic). Dari uraian tersebut di atas,asesmen dapat diartikan sebagai penilaianyang meliputi proses dan hasil belajar siswa,sehingga dengan sistem peniaian ini berbagaicara penilaian bisa dilaksanakan dan berbagaiaspek dari siswa dapat pula dinilai. Dengancara ini hasil penilaian menjadi lebih lengkapkarena segala usaha dan kemampuan yangdimiliki siswa (termasuk kognitif, afektif, danpsikomotorik) dapat terungkap dan bisadihargai berupa nilai. Hasil penilaian menjadi

sangat objektif sehingga mencerminkankondisi siswa secara individu maupunkelompok. Penilaian yang dilaksanakandengan berbagai macam cara dan berbagaiaspek yang dinilai, menyangkut penilaianproses dan produk pembelajaran, disebutdengan asesmen otentik. Kata otentik bisabermakna seobjektif-objektifnya, senyata-nyatanya, sesunguh-sunguhnya, atau sebenar-benarnya sehingga hasil penilaiannya menjadisangat akurat. Cara penilaian dengan asesmenotentik ini, bisa menggunakan tes, angket,wawancara, observasi, rubrik, vignet, jurnal,catatan lapangan, atau portofolio.

Penilaian portofolio merupakanpendekatan baru yang akhir-akhir ini seringdiperkenalkan para ahli pendidikan untukdilaksanakan di sekolah. Di beberapa negaramaju, portofolio telah digunakan dalam duniapendidikan secara luas, baik untuk penilaian dikelas, daerah, maupun untuk penilaian secaranasional (Depdiknas, 2004).

Secara umum, portofolio merupakankumpulan hasil karya siswa atau catatanmengenai siswa yang didokumentasikansecara baik dan teratur. Portofolio dapatberbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa,jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatanhasil observasi guru, catatan hasil wawancaraguru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dankarangan atau jurnal yang dibuat siswa.Portofolio dapat digunakan untukmendokumentasikan perkembangan siswa.Karena menyadari proses belajar sangatpenting untuk keberhasilan hidup, portofoliodapat digunakan oleh siswa untuk melihatkemajuan mereka sendiri terutama dalam halperkembangan, sikap keterampilan danekspresinya terhadap sesuatu. Fajar (2004:47)mengemukakan bahwa ”portofolio merupakankumpulan pekerjaan siswa dengan maksudtertentu dan terpadu yang diseleksi menurutpanduan yang telah ditentukan”. Portofoliokelas banyak kegunaannya, diantaranya:dokumentasi perkembangan, catatan tampilan,alat untuk evaluasi diri dan refleksi, acuanprofesi masa depan, dan pengalaman latihan.Kegunaan lain disebut sebagai ‘passportfolio’,yang mengindikasikan bahwa portofoliodigunakan untuk sertifikasi kompetensi untuk

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 141

naik ke tingkat lanjut (melanjut). MenurutPaulson (dalam Sudrajat, 2008), portofoliomerupakan ”kumpulan pekerjaan siswa yangmenunjukkan usaha, perkembangan dankecakapan mereka dalam satu bidang ataulebih. Kumpulan ini harus mencakuppartisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteriaseleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksidiri”.

Sedangkan Menurut Gronlund (1998dalam Sudrajat, 2008) portofolio mencakupberbagai contoh pekerjaan siswa yangtergantung pada keluasan tujuan. Apa yangharus tersurat, tergantung pada subjek dantujuan penggunaan portofolio. Contohpekerjaan siswa ini memberikan dasar bagipertimbangan kemajuan belajarnya dan dapatdikomunikasikan kepada siswa, orang tuaserta pihak lain yang berkepentingan. MenurutERIC Digest (2000), “Portofolio are used invarious profession together art studentsassemble a portofolio for art class”. Portofoliomerupakan kumpulan hasil belajarnya.Portofolio, selain sangat bermanfaat dalammemberikan informasi mengenai kemampuandan pemahaman siswa serta memberikangambaran mengenai sikap dan minat siswaterhadap pelajaran yang diberikan, jugamenunjukkan pencapaian atau peningkatanyang diperoleh siswa dari proses pembelajaran(Mangoensaputro, 2004:1).

Sedangkan penilaian portofoliomerupakan koleksi sistematis dari siswa danguru untuk menguji proses dan prestasibelajar. Pada penilaian portofolio dapatdijadikan sebagai alat untuk memvalidasiinformasi tentang pemahaman siswa mengenaisuatu konsep dan dapat membantu siswadalam mengkonstruksi rasa tanggung jawabdalam belajar dan memonitor diri sendiridalam kegiatan belajar. Sedangkan menurutSuherman (2011) Asesmen portofolio adalah”penilaian terhadap kumpulan berkas sebagaibukti fisik setiap aktivitas siswa selama dansesudah pembelajaran, bisa berupa dokumenhasil tes, tugas-tugas, hasil karya, catatantentang sikap-minat, ketrampilan, dankompetensi siswa”.

Portofolio agar bermanfaat dalammemberikan informasi mengenai kemampuan

dan pemahaman siswa yakni harus dapatmemberikan gambaran otentik kepada gurutentang apa yang telah dipelajari siswa baikadanya kesulitan dan kendala yang dialamisiswa dalam belajar dan jenis bantuan yangdiharapkan siswa. Sebagai kumpulan karyasiswa yang akan dinilai, penilaian portofoliomempunyai karakteristik sebagai berikut : (1)portofolio dapat menggambarkanperkembangan atau kemajuan siswa dalamsatu bidang secara lebih komprehensif; (2)portofolio memberikan kesempatan bagi siswauntuk melakukan self-evaluation; (3)merupakan bukti otentik yangmenggambarkan kemampuan belajar siswa;(4) suatu bukti nyata yang berkesinambunganmenggambarkan hubungan antara proseskreatif siswa, kemampuannya dan refleksiuntuk periode tertentu; (5) alat dalam prosespembelajaran yang menjembatani danmemudahkan dialog antara guru dan siswa.

Portofolio siswa untuk penilaianmerupakan kumpulan produksi siswa, yangberisi berbagai jenis karya seorang siswa,misalnya : (a) hasil proyek, penyelidikan, ataupraktik siswa, yang disajikan secara tertulisatau dengan penjelasan tertulis; (b) gambaratau laporan hasil pengamatan siswa, dalamrangka melaksanakan tugas untuk matapelajaran PKn SMA; (c) analisis situasi yangberkaitan atau relevan dengan mata pelajaranPKn SMA; (d) deskripsi dan diagrampemecahan suatu masalah, dalam matapelajaran PKn SMA; (e) laporan hasilpenyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam PKn SMA atau antar mata-pelajaran; (f) penyelesaian soal-soal terbuka;(g) hasil tugas pekerjaan rumah yang khas,misalnya dengan cara yang berbeda dengancara yang diajarkan di sekolah, atau dengancara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya; (h) laporan kerja kelompok;(i) hasil kerja siswa yang diperoleh denganmenggunakan alat rekam video, alat rekamaudio, dan computer; (j) fotokopi surat piagamatau tanda penghargaan yang pernah diterimaoleh siswa yang bersangkutan; (k) hasil karyadalam mata pelajaran PKn SMA, yang tidakditugaskan oleh guru (atas pilihan siswasendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 142

PKn); (l) cerita tentang kesenangan atauketidaksenangan siswa terhadap matapelajaran PKn SMA; (m) cerita tentang usahasiswa sendiri dalam mengatasi hambatanpsikologis, atau usaha peningkatan diri, dalammempelajari mata pelajaran PKn SMA; (n)laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran(Depdiknas, 2004).2.2 Tujuan Portofolio

Dalam penilaian di kelas, portofoliodapat digunakan untuk mencapai beberapatujuan, antara lain : (a) menghargaiperkembangan yang dialami siswa; (b)mendokumentasikan proses pembelajaranyang berlangsung; (c) memberi perhatian padaprestasi kerja siswa yang terbaik; (d)merefleksikan kesanggupan mengambil resikodan melakukan eksperimentasi; (e)meningkatkan efektifitas proses pengajaran;(f) bertukar informasi dengan orang tua, walisiswa, dan guru lain; (g) membina danmempercepat pertumbuhan konsep diriposistif pada siswa; (h) meningkatkankemampuan melakukan refleksi diri; dan (i)membantu siswa dalam merumuskan tujuan(Depdiknas, 2003).2.3 Prinsip-Prinsip Penilaian Portofolio

Dalam proses pelaksanaan evaluasidengan sistem penilaian portofolio terdapatbeberapa prinsip yang harus diperhatikan,diantaranya yaitu : (a) saling percaya :penilaian portofolio adalah penilaian yangmelibatkan siswa secara aktif sebagai pihakyang dievaluasi. Antara guru sebagai evaluatordan siswa sebagai pihak yang dievaluasi harussaling percaya bahwa bukan semata-matauntuk menilai hasil pekerjaannya akan tetapisebagai upaya pemberian umpan balik untukmeningkatkan hasil belajar; (b) keterbukaan :portofolio adalah penilaian yang dilaksanakansecara terbuka, artinya guru sebagai evaluatorbukan hanya berperan sebagai orang yangmemberi nilai atau kritik, akan tetapi siswayang dievaluasi perlu memahami mengapakritik itu muncul, oleh sebab itu guru harusterbuka melalui argumentasi yang tepat dalamsetiap memberikan penilaian; (c) kerahasiaan :sebelum dilaksanakan pameran, kerahasiaandokumen (evidence) setiap siswa perlu dijaga.Hal ini untuk menjaga perasaan siswa, jangan

sampai ada kesan siswa merasa direndahkandan dipermalukan didepan teman-temannya,apalagi kalau komentar itu menyangkutkemampuan dan pribadi siswa yangbersangkutan. Demikian juga komentar untuksiswa yang dianggap baik, tidak perludiinformasikan pada yang lain. Hal ini untukmenjaga agar siswa yang bersangkutan tidakmerasa paling hebat diantara teman-temanlainnya; (d) milik bersama : guru dan pesertadidik harus merasa bahwa evidence portofolioadalah milik bersama, oleh karena itu semuapihak harus menjaganya secara baik. Hal iniakan mempermudah manakala siswa atau gurumemerlukannya; (e) kepuasan dan kesesuaian: hasil akhir dari penilaian portofolio adalahketercapaian kompetensi seperti yangdirumuskan dalam kurikulum. Guru dan siswaakan merasa puas manakala kompetensi itutelah tercapai. Oleh karena itu, terkumpulnyaevidence merupakan kepuasan baik bagi gurumaupun bagi siswa; (f) budaya pembelajaran :penilaian portofolio harus dapatmengembangkan budaya belajar. Sebabpenilaian portofolio itu sendiri pada dasarnyamengandung proses pembelajaran. Unjukkerja yang tergambar pada setiap evidencepada dasarnya adalah proses pembelajaran; (g)refleksi : enilaian portofolio harusmemberikan kesempatan yang luas kepadasiswa untuk melakukan refleksi tentang prosespembelajaran yang telah dilakukannya.Melalui refleksi, siswa dapat menghayatitentang proses berpikir mereka sendiri,kemampuan yang telah mereka peroleh, sertapemahaman mereka tentang kompetensi yangtelah dimilikinya; (h) berorientasi pada prosesdan hasil : penilaian portofolio bertumpu padadua sisi yang sama pentingnya, yakni sisiproses dan hasil belajar secara seimbang.Penilaian portofolio mengikuti setiap aspekperkembangan siswa, bagaimana cara belajarsiswa, bagaimana motivasi belajar, sikap,minat, kebiasaan, dan lain sebagainya danpada akhirnya menilai bagaimana hasil belajaryang diperoleh siswa.2.4 Perbedaan Tes dengan Penilaian Portofolio

Beberapa perbedaan pokok antara tessebagai suatu teknik atau alat penilaian yangselama ini digunakan guru dengan penilaian

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 143

portofolio sebagai salah satu inovasi dalampelaksanaan penilaian, diantaranya yaitu : (1)tes : (a) tes biasanya dilakukan untuk menilaikemampuan intelektual siswa melaluipenguasaan materi pembelajaran; (b) guruberperan sangat dominan dalam prosespenilaian sedangkan siswa berperan sebagaiorang yang dinilai; (c) kriteria penilaianditentukan satu untuk semua; (d) keputusanberdasarkan penilaian ditentukan sendiri olehguru; (e) penilaian dilakukan denganberorientasi pada pencapaian hasil belajar; (f)penilaian merupakan kegiatan yang terpisahdari proses pembelajaran; dan (g) penilaianmelalui tes biasanya dilakukan pada akhirprogram pembelajaran, sedangkan (2)penilaian portofolio : (a) penilaian portofoliomenilai seluruh aspek perkembangan siswabaik intelektual, minat sikap, danketerampilan; (b) peserta didik terlibat dalamproses penilaian dengan menilai dirinyasendiri mengenai kemampuan beserta dalamperkembangannya; (c) kriteria penilaianditentukan sesuai dengan kriteria siswa; (d)proses penilaian beserta pengambilankeputusan dilakukan dengan cara kolaboratifantara guru, siswa, dan orang tua; (e) penilaianberorientasi pada kemajuan, usaha yangdilakukan siswa termasuk pencapaian hasilbelajar; (f) penilaian merupakan bagianintegral dari proses pembelajaran; dan (g)penilaian portofolio dilakukan selama prosespembelajaran berlangsung (Hendrianto,2009:2)2.5.Keunggulan Menggunakan PenilaianPortofolio

Pengetahuan tidak datang dan masuk kedalam benak siswa seperti hujan turun danmeresap ke dalam tanah. Untuk memperolehpengetahuan, siswa harus ‘berjuang’ denganmencerna informasi yang datang dari guru,informasi dari media cetak (bahan tertulis),informasi yang terkandung di dalam benda-benda yang dijumpainya, dan sebagainya.Oleh karena itu, untuk memperolehpengetahuan, siswa harus ‘aktif’, atau ‘belajarsecara aktif’. Oleh karena itu, dalam kelasyang ideal, siswa harus melakukan‘penyelidikan’ memecahkan masalah,mengeksplorasi gagasan-gagasan dengan

menggunakan benda-benda konkret,menggunakan media pembelajaran,mengerjakan hal-hal tersebut secara mandiridan secara berkelompok, atau dengan bekerjasama dalam kelompok kecil, mengungkap-kangagasan-gagasan baik secara tertulis maupunsecara lisan. Agar siswa memahami materipelajaran, siswa perlu : (1) berusahamemecahkan masalah nyata yang sesuaidengan perkembangan dan pengalamannya;(2) bekerja baik mandiri maupun dalamkelompok; (3) melakukan berbagai kegiatanseperti: menganalisis masalah, menjelaskanmasalah, membuat dugaan atau terkaantentang pemecahan masalah, menilaikebenaran pemecahan masalah, melakukaneksplorasi yang relevan dengan mata pelajaranyang bersangkutan; (4) menggunakanpengetahuannya dalam menghadapi masalah-masalah nyata; (5) menggunakan berbagai alatbantu yang sesuai untuk meningkatkanpemahaman materi pelajaran; (6)mengomunikasikan materi pelajaran secaralisan dan tertulis; (7) mempunyai sikap positifterhadap mata pelajaran yang bersangkutan.

Salah satu prinsip pembelajaran adalah“mulai dari konkret ke abstrak”. Prinsip itumemberikan kesempatan kepada siswa untukmelakukan eksplorasi tentang suatu perkarayang dipilihkan oleh guru. Siswa akan terlibatlebih aktif dalam pembelajaran dan penilaian,jika siswa juga ikut memilih hal yang harusdieksplorasi, sesuai dengan minatnya ataugaya belajarnya. Portofolio merupakan tempatbagi siswa untuk secara aktif memilih halyang dieksplorasi, dan menunjukkan buktitentang kompetensi siswa, di luar hasil tes.Dengan kata lain, di samping mengaktifkansiswa, portofolio memberikan kesempatankepada siswa untuk ikut serta dalam penilaianatas dirinya.

Tes yang lazim pada masa-masa lalukebanyakan lebih menekankan pentingnyamenilai pemahaman materi pelajaran daripadapengetahuan siswa tentang kaidah, algoritma,prosedur, dan cara berpikir. Dalam halpembelajaran yang menuntut penguasaanmateri serta pemilikan keterampilan dan sikapyang baik, akan lebih baik jika digunakaninstrumen penilaian yang memberikan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 144

kesempatan kepada siswa untuk menunjukkankemampuannya dalam memecahkan masalah,bernalar, berkomunikasi, melakukanpenyelidikan, dan berkreasi. Untuk maksudtersebut, portofolio merupakan salah satuinstrumen yang cocok. Siswa tentuberpendapat bahwa materi pelajaran yang“penting” adalah materi yang diujikan atauyang sering muncul dalam tes. Denganportofolio, yang semua isinya akan dinilai,siswa dapat diharapkan akan memberikanperhatian yang tinggi pula kepada bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masukdalam tes. Jika guru ingin agar siswanya sukamelakukan penyelidikan atau melakukaneksplorasi, tidak sekedar menghafal, dansiswanya tidak mudah melupakan materitertentu, maka penggunaan portofoliopenilaian merupakan jalan yang cocok untukmaksud itu.

Belajar merupakan proses yang panjang.Untuk memperoleh pengetahuan yangmendalam tentang sesuatu, siswa memerlukanbanyak pengalaman (banyak membaca,banyak merenungkan, banyak komunikasi,memecahkan banyak masalah, dansebagainya.). Pembentukan gambar tentangkompetensi siswa juga memerlukan berbagaiinstrumen penilaian. Portofolio yang berisikoleksi produk siswa, dan laporan proses yangdilalui oleh siswa, yang meliputi rentangwaktu yang panjang, dapat memberikangambaran yang relatif lengkap tentangperkembangan dan kompetensi siswa yangbersangkutan.

Penggunaan portofolio untuk penilaianjuga bermanfaat, karena hal-hal berikut : (a)portofolio menyajikan ataumemberikan:“bukti” yang lebih jelas ataulebih lengkap tentang kinerja siswa daripadahasil tes di kelas; (b) portofolio dapatmerupakan catatan penilaian yang sesuaidengan program pembelajaran yang baik; (c)portofolio merupakan catatan jangka panjangtentang kemajuan siswa; (d) portofoliomemberikan gambaran tentang kemampuansiswa; (e) penggunaan portofolio penilaianmemberikan kesempatan kepada siswa untukmenunjukkan keunggulan dirinya, bukankekurangan atau kesalahannya dalam

mengerjakan soal atau tugas; (f) penggunaanportofolio penilaian mencerminkan pengakuanatas bervariasinya gaya belajar siswa; (g)portofolio memberikan kesempatan kepadasiswa untuk berperan aktif dalam penilaianhasil belajar; (h) portofolio membantu gurudalam menilai kemajuan siswa; (i) portofoliomembantu guru dalam mengambil keputusantentang pembelajaran atau perbaikanpembelajaran; (j) portofolio merupakan bahanyang relatif lengkap untuk berdiskusi denganorang tua siswa, tentang perkembangan siswayang bersangkutan; dan (k) portofoliomembantu pihak luar untuk menilai programpembelajaran yang bersangkutan.2.6.Kelemahan Menggunakan PenilaianPortofolio

Penggunaan portofolio juga memilikikelemahan atau menghadapi kesulitan.Kelemahan atau kesulitan itu, antara lain : (a)penggunaan portofolio tergantung padakemampuan siswa dalam menyampaikanuraian secara tertulis. Selama siswa belumlancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaanportofolio akan merupakan beban tambahanyang memberatkan sebagian besar siswa; (b)penggunaan portofolio untuk penilaianmemerlukan banyak waktu dari guru untukmelakukan penskoran; apalagi kalau kelasnyabesar; (c) oleh karena itu, portofolio yangditugaskan untuk dibuat perlu disesuaikandengan kemampuan siswa berbahasa tulisIndonesia dan waktu yang tersedia bagi guruuntuk membacanya.2.7. Bentuk-Bentuk Penilaian Portofolio

Adapun bentuk-bentuk penilaianportofolio di antaranya sebagai berikut : (a)catatan anekdotal, yaitu berupa lembarankhusus yang mencatat segala bentuk kejadianmengenai perilaku siswa, khususnya yangmencatat berlangsungnya prosespembelajaran. Lembaran ini memuat identitasyang diamati, waktu pengamatan dan lembarrekaman kejadiannya; (b) ceklis atau daftarcek, yaitu daftar yang telah disusunberdasarkan tujuan perkembangan yanghendak dicapai siswa; (c) skala penilaian yangmencatat isyarat kemajuan perkembangansiswa; (d) respon-respon siswa terhadappertanyaan; (e) tes skrining yang berguna

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 145

untuk mengidentifikasi keterampilan siswasetelah pengajaran dilakukan, misalnya siswasetelah pengajaran dilakukan, misalnya: teshasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatanlapangan (Kintoko, 2005).C. Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Untuk SMA.Pendidikan di Indonesia diharapkan

dapat mempersiapkan peserta didik menjadiwarga negara yang memiliki komitmen kuatdan konsisten untuk mempertahankan NegaraKesatuan Republik Indonesia. Hakikat negarakesatuan Republik Indonesia adalah negarakebangsaan modern. Negara kebangsaanmodern adalah negara yang pembentukannyadidasarkan pada semangat kebangsaan ataunasionalisme, yaitu pada tekad suatumasyarakat untuk membangun masa depanbersama di bawah satu negara yang samawalaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya.[Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI) dan Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta:Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1998].

Komitmen yang kuat dan konsistenterhadap prinsip dan semangat kebangsaandalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara yang berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945, perluditingkatkan secara terus menerus untukmemberikan pemahaman yang mendalamtentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.Secara historis, negara Indonesia telahdiciptakan sebagai Negara Kesatuan denganbentuk Republik.

Negara Kesatuan Republik Indonesiaadalah negara yang berkedaulatan rakyatdengan berdasarkan kepada Ketuhanan YangMaha Esa, Kemanusiaan yang adil danberadab, Persatuan Indonesia dan kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan/perwakilan, sertadengan mewujudkan suatu keadilan sosialbagi seluruh rakyat Indonesia. [PembukaanUndang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia 1945]

Dalam perkembangannya sejakProklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan

penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telahmengalami berbagai peristiwa yangmengancam keutuhan negara. Untuk itudiperlukan pemahaman yang mendalam dankomitmen yang kuat serta konsisten terhadapprinsip dan semangat kebangsaan dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara yang berdasarkan pada Pancasiladan Undang-Undang Dasar 1945. KonstitusiNegara Republik Indonesia perlu ditanamkankepada seluruh komponen bangsa Indonesia,khususnya generasi muda sebagai generasipenerus.

Indonesia harus menghindari sistempemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Kehidupan yang demokratis di dalamkehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga,sekolah, masyarakat, pemerintahan, danorganisasi-organisasi non-pemerintahan perludikenal, dipahami, diinternalisasi, danditerapkan demi terwujudnya pelaksanaanprinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlupula ditanamkan kesadaran bela negara,penghargaan terhadap hak azasi manusia,kemajemukan bangsa, pelestarian lingkunganhidup, tanggung jawab sosial, ketaatan padahukum, ketaatan membayar pajak, serta sikapdan perilaku anti korupsi, kolusi, dannepotisme.

Mata Pelajaran PendidikanKewarganegaraan SMA merupakan matapelajaran yang memfokuskan padapembentukan warganegara yang memahamidan mampu melaksanakan hak-hak dankewajibannya untuk menjadi warganegaraIndonesia yang cerdas, terampil, danberkarakter yang diamanatkan oleh Pancasiladan UUD 1945.

Mata pelajaran PendidikanKewarganegaraan SMA bertujuan agar pesertadidik memiliki kemampuan sebagai berikut :(1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatifdalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2)berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalamkegiatan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara, serta anti-korupsi; (3) berkembang

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 146

secara positif dan demokratis untukmembentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapathidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya;dan (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsalain dalam percaturan dunia secara langsungatau tidak langsung dengan memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi.

Ruang lingkup mata pelajaranPendidikan Kewarganegaraan SMA meliputiaspek-aspek sebagai berikut : (1) persatuandan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukundalam perbedaan, sumpah pemuda, keutuhanNegara Kesatuan Republik Indonesia,partisipasi dalam pembelaan negara, sikappositif terhadap Negara Kesatuan RepublikIndonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan;(2) norma, hukum dan peraturan, meliputi :tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib disekolah, norma yang berlaku di masyarakat,peraturan-peraturan daerah, norma-normadalam kehidupan berbangsa dan bernegara,perundang-undangan dan peradilan nasional,hukum dan peradilan internasional; (3) hakasasi manusia meliputi : hak dan kewajibananak, hak dan kewajiban anggota masyarakat,tanggung jawab pemerintah untuk melindungiHAM, instrumen nasional dan internasionalHAM, Pemajuan dan perlindungan HAM; (4)kebutuhan warga negara meliputi : hidupaman dan damai, harga diri sebagai warga,masyarakat, kebebasan berorganisasi,kemerdekaan mengeluarkan pendapat, prestasidiri , persamaan kedudukan warga negara; (5)konstitusi negara meliputi : proklamasikemerdekaan dan konstitusi yang pertama,konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia, hubungan dasar negara dengankonstitusi; (6) kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan daerah dan otonomi,pemerintah pusat, kedaulatan rakyat dansistem politik, budaya politik, sistempemerintahan; (7) Pancasila meliputi :kedudukan Pancasila sebagai dasar negara danideologi negara, proses perumusan Pancasilasebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilaiPancasila dalam kehidupan sehari-hari,Pancasila sebagai ideologi terbuka, sikappositif terhadap Pancasila sebagai dasarnegara dan ideologi negara; dan (8) globalisasi

meliputi : globalisasi di lingkungannya, politikluar negeri Indonesia di era globalisasi,dampak globalisasi, hubungan internasionaldan organisasi internasional, mengevaluasiglobalisasi.

Pembelajaran adalah suatu sistem atauproses membelajarkan subyek/siswa ataupembelajar yang direncanakan atau didesain,dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematisagar subyek atau siswa atau pembelajar dapatmencapai tujuan-tujuan pembelajaran secaraefektif dan efisien. (Depdiknas, 2003).D. Pelatihan Kerja Bersama1. Pengertian Pelatihan

Pengertian pelatihan menurut MathisJackson (2005: 5) adalah suatu proses dimanaorang-orang mencapai kemampuan tertentuuntuk membantu mencapai tujuan tertentu.Sedangkan Ruky (2003: 231) menyimpulkanbahwa pelatihan adalah memberikanketerampilan baru (skills atau yang bisadilakukan) atau meningkatkan skills yangsudah dikuasai seseorang. Pelatihan padadasarnya adalah suatu proses untukmeningkatkan pengetahuan, sikap,keterampilan dan kemampuan seseorang guruatau sekelompok guru dalam memenuhikewajiban profesionalnya. Salah satunyamenyusun dan menerapkan rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP).

Banyak pakar yang mengemukantentang pengertian pelatihan atau training,namun peneliti hanya mengemukan dalampenelitian atau dalam penulisan ini, hanya dibatasi pada pelatihan di bidang pendidikankhususnya pelatihan terhadap guru-guru PKnSMA dalam meningkatkan kemampuan guru-guru PKn SMA dalam menyusun rencanaprogram supervisi kunjungan kelas danpenyusunan dan penerapan RPP. Pengertianpelatihan atau training dalam pengertian yangluas, tidak terbatas hanya untukmengembangkan keterampilan semata-matadikemukakan oleh Nitisemito (1996:35),mendefinisikan pelatihan atau training sebagaisuatu kegiatan yang bermaksud untukmemperbaiki dan mengembangkan sikap,tingkah laku keterampilan, dan pengetahuandari karyawannya sesuai dengan keinginanperusahaan.

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 147

Mangkuprawira (2003:135) berpendapatbahwa pelatihan bagi karyawan adalah sebuahproses mengajarkan pengetahuan dan keahliantertentu serta sikap agar karyawan semakintrampil dan mampu dalam melaksanakantanggungnya dengan semakin baik sesuaidengan standar. Dalam definisinya lebih lanjutMangkuprawira memberikan perbedaan padapengertian pelatihan dan pendidikan. Pelatihanlebih merujuk pada pengembanganketerampilan bekerja (vocasional) yang dapatdigunakan dengan segera, sedangkanpendidikan memberikan pengetahuan tentangsubyek tertentu, tetapi sifatnya lebih umum,terstruktur untuk jangka waktu yang jauh lebihpanjang. Moekijat (1991:2) mendefinisipelatihan merupakan usaha yang bertujuanuntuk menyesuaikan seseorang denganlingkungannya, baik itu lingkungan di luarpekerjaan, maupun lingkungan di dalamnya.2. Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan guru-guru PKn SMAadalah : (1) menyediakan pelatihan dankualifikasi profesi untuk pelayanan atauserving; dan (2) meningkatkan ataumenguprgdade kualifikasi guru-guru PKnSMA.

Beberapa aspek yang perludipertimbangkan agar pelatihan berjalanefektif : (1) sangat berharga biladipertimbangkan untuk dikoordinasikandengan latihan dalam kerja; (2) dekat dengankerja; (3) menunjang tujuan khusus atauspesifik yang merupakan bagian daripenjabaran yang hati-hati dari perencanaanpengembangan sekolah; (4) adanya

Hamalik (2001:13) mengatakan bahwafungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja(performance) para peserta. Selain itupelatihan juga bermanfaat untukmempersiapkan promosi ketenagaan padajabatan yang lebih rumit dan sulit, sertamempersiapkan tenaga kerja pada jabatanyang lebih tinggi.3. Prinsip –Prinsip Pelatihan

Dari sekian banyak model serta carapenyajian inset, dengan maksud yangberlainan pula, namun kesemuanyamempunyai prinsip yang bersamaan. Prinsp-prinsip itu dapat digolongkan sebagai berikut :

(1) maju berlanjut atau progression throughstagnes; (2) berdasarkan keperluan guru-guruatau addresses teacher issues; (3)memperhatikan lingkungan guru-guru atau inteachers environment; (4) berkelanjutan atauin going over time; (5) didukung oleh kolegadi sekolah atau suport of colleagues in school;(6) menggunakan umpan balik atauopportunity for feedback; (7) mengembangkanrasa memiliki atau sense of ownershipdeveloped; (8) mengembangkan salingpengertian atau developed commitment; dan(9) memahami peran pelatih atau consultansrole.

Prinsip-prnsip di atas dikembangkandalam suatu pelatihan atau inset agar dalamkegiatan itu efektif untuk menumbuhkanprofesional guru-guru. Berhubungan denganmaksud itu pelatih atau penatar perlu : (1)memberi contoh, agar peserta : percaya,berubah sikap, dan percaya diri; (2)mengetahui apa yang perlu berubah., apakahitu metode atau keterampilan?; (3) memahamibahwa guru-guru melaksanakan apa yangmereka ketahui; (4) menyadari bahwa kepalasekolah perlu mengetahui apa yang dilakukanoleh guru-guru.4. Macam-macam Pelatihan atau Inset

Macam-macam model atau inset dilihatdari cara penyajian dan peserta pelatihan sertaperanan pelatih : (1) one shot model atau takeaway information : pelatih menyiapkan materiyang akan disajikan, menyampaikan informasikepada peserta untuk dilaksanakan, tetapitidak dipantau; (2) structured course ataukursus terstruktur : terprogram dalam suatuorganisasi dengan mengkonsumsi waktu yangagak panjang. Peran pelatih atau konsultanadalah menyelenggarakan kursus, mengaturkegiatan serta melibatkan diri dengan pesertadalam hal penyajian dan pengimbasan ide; (3)sandwich course atau kursus penggalan:terdiri dari dua tahap penyaian (session),sesudah tahap penyajian pertama diselingi ujicoba atau pendampingan di sekolah, kemudianberdasarkan pengalaman tahap pertama tadidibicarakan pada tahapan penyajian kedua.Pelatih selain menyelenggarakan kursus jugamengatur kegiatan serta melibatkan diri dalampenyaian ide baru; (4) in-school intensive atau

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 148

pelatihan di dalam sekolah : model inidilaksanakan di satu sekolah untuk kelompokguru-guru PKn SMA, pelatih membuatperencanaan bersama dengan kelompok guru-guru mengenai topik materi yang akandikembangkan dan waktu. Peran pelatih disiniadalah membantu, memberi kemudahan sertamengatur kegiatan latihan dan memberiilustrasi dalam penyajian di kelas biladiperlukan; (5) shool cluster group atau kursusuntuk guru-guru pada sekolah yangbertentangga, kelompok beberapa sekolahyang bertetangga membentuk suatu sistemkerja untuk latihan guru-guru. Kelomok guru-guru PKn SMA menggunakan umpan balikdari pengalaman masing-masing dandidiskusikan dalam pertemuan-pertemuanberkala secara teratur,5. Metode Pelatihan atau Teknik Pelatihan

Untuk menyampaikan sajian pelatihanorang menggunakan metode yakni suatu caratertentu yang digunakan penyaji agar sajiantersebut dapat diterima dengan hasil sebaik-baiknya oleh pembelajar. Teknik penyaianialah cara yang lebih khas yang dipergunakanuntuk menyajikan sesuatu topik tertentu untukmencapai tujuan penyajian tersebut. Jikametode itu terkait dengan bagaimanamencapai tujuan secara umum, teknik lebihterkait pada bagaimana mencapai tujuankhusus, jabaran tujuan yang telah dirumuskansecara lebih spesifik.

Pelatihan bagi orang dewasa dilakukandengan pendekatan androgogi, yangberlandaskan kenyataan bahwa : (a)pembelajar telah memiliki pengetahuan umumdan khusus yang berkaitan denganpekerjaannya; (b) pembelajar telah memilikiketerampilan kerja tertentu sesuai dengantugas pekerjaannya; (c) pembelajar telahmembentuk sikap tertentu terhadaplingkungannya sebagai akibat dari prosessosialisasi yang dialaminya sesuai dengantuntutan sosial-budaya di mana ia dibesarkan;(d) baik pengetahuan, keterampilan dan sikaptersebut telah dimilikinya melalui lembagapendidikan sekolah maupun luar sekolah, danatau melalui interaksinya denganlingkungannya sampai dengan saat ini iamemasuki program pelatihan.

Oleh karena itu dalam pelatihan apayang sudah dimiliki tersebut sedapat-dapatnyadi manfaatkan dalam pelatihan. Pengalamanuntuk dapat menyelesaikan tugas, bekerjadalam kelompok, mengambil keputusan, dansebagainya. Merupakan pengalaman yangberharga untuk dimanfaatkan dalam upayauntuk mencapai tujuan pelatihan.

Metode pelatihan kerja, menurutChrrington (1995:358) dikatakan bahwametode dalam pelatihan dibagi menjadi dua,yaitu : (1) on the job training dan off the jobtraining. On the job training lebih banyakdigunakan dibandingkan dengan off the jobtraining. Hal ini disebabkan karena metode onthe job training lebih berfokus padapeningkatan produktivitas secara cepat.Sedangkan metode off the job training lebihcenderung berfokus pada perkembangan danpendidikan jangka panjang.E. Kerangka Pikir Penelitian

Dalam penyelenggaraan ataupelaksanaan pembelajaran di kelas yangmelibatkan guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima sebagai pendidik dan siswasebagai peserta didik, diwujudkan denganadanya interaksi belajar mengajar atau prosespembelajaran. Dalam konteks perencanaan iniguru dengan sadar merencanakan kegiatanpembelajarannya secara sistematis.

Proses pembelajaran yang dilakukanoleh banyak guru saat ini cenderung padapencapaian target kurikulum, lebihmementingkan pada penghafalan konsepbukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihatdari kegiatan pembelajaran dalam kelas yangselalu didominasi oleh guru, dengan demikiansuasana pembelajaran menjadi tidak kondusifsehingga siswa menjadi pasif.

Model pembelajaran di kelas yangsemula hanya “konvensional” secara monotondan guru sebagai pusat pembelajaran. Hal inisudah tidak sesuai dengan paradigma yangsemula teacher centre berubah menjadistudent centre. Perubahan ini tidak hanyamembawa dampak terhadap metode, aktivitasdan sikap ilmiah belajar siswa, akan tetapijuga terhadap cara penilaian yang berpusatpada peserta didik.

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 149

Kerangka pola pikir penelitiandisajikan dalam bentuk diagram 1 berikut ini.Diagram 1 : Kerangka atau Pola Pikir PTS

Alternatif pemecahan permasalahan-permasalahan tersebut di atas adalah penelitimemilih salah satu alternatif pemecahanmasalah yang paling sederhana, yaitupelatihan kerja bersama guru-guru PKn SMANegeri 1 Woha dalam menyusun (pertemuanpertama pada masing-masing siklus) danmenerapkan (pertemuan kedua masing-masingsiklus) model pembelajaran portofolio (RP3-Portofolio) dengan melakukan penelitiankualitatif, yaitu penelitian tindakan sekolah(PTS) dengan tiga siklus, yaitu siklus I, siklusII, dan siklus III (siklus III hanya dilakukansatu kali pertemuan untuk penyempurnaanatau pemantapan hasil yang diperoleh padaakhir siklus II). Setiap siklus melalui empattahapan, keempat tahapan pada setiap siklus,yaitu : (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3)pengamatan; dan (4) refleksi. Perencanaanmencakup apa yang akan dibuat dalampelaksanaan pemecahan masalah atautindakan, yaitu merancang atau mendesainatau menyusun Rencana PelaksanaanPerbaikan Pembelajaran Berbasis PenerapanModel Pembelajaran Portofolio (RP3-Portofolio). Tindakan yang dimaksud adalah

pelatihan kerja bersama guru-guru PKn SMANegeri 1 Woha, dari hasil atau produkpelatihan bersama tersebut menghasilkan RP3-Portofolio, selanjutnya RP3-Portofoliodilaksanakan atau diimplementasikan olehmasing-masing guru PKn SMA (pesertapelatihan), tindakan pelaksanaan yangdilakukan berdasarkan rancangan yang dibuat,yaitu menerapkan RP3-Portofolio.Pelaksanaan PTS dimulai dengan siklus I yangterdiri dari empat kegiatan atau tahapan.Pengamatan dilakukan ketika tindakan ituterjadi dengan mencatat permasalahan apa sajayang perlu diperbaiki, yaitu mengamatikekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan pada rencana pelaksanaanperbaikan pembelajaran berbasis penerapanmodel pembelajaran Portofolio (RP3-Portofolio) yang belum mencapai indikatorkeberhasilan dan harus diperbaiki dalampembelajaran PKn SMA pada pertemuanberikutnya, namun apabila RP3-Portofoliotelah baik, maka yang harus diperbaiki adalahpenerapan atau implementasi RP3-Portofolio,sebaliknya apabila penerapan atauimplementasi RP3-Portofolio sudah baikartinya telah mencapai indikator keberhasilan,maka yang harus ditinjau untuk diperbaikiatau direviu adalah RP3-Portofolio, yaitumeninjau kembali dengan memperbaikikelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang ada dalam pelaksanaanproses pembelajaran. Memperbaiki denganmenerapkan model atau metode yang samapada siklus II. Apabila sudah diketahui letakkekuatan atau keberhasilan dan hambatan daritindakan yang dilaksanakan pada siklus Itersebut, peneliti menentukan rancangan untuksiklus II. Kegiatan pada siklus II dapat berupakegiatan yang sama dengan kegiatansebelumnya, demikian pula siklus III untukmengulangi kesuksesan atau keberhasilan,atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil,dengan kegiatan tambahan perbaikan daritindakan terdahulu yang ditujukan untukmemperbaiki berbagai hambatan ataukesulitan yang ditemukan dalam siklussebelumnya. Dengan menyusun rancanganuntuk siklus II, maka dapat dilanjutkan dengantahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 150

dalam siklus II, selanjutnya dengan menyusunrancangan untuk siklus III, maka dapatdilanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatanseperti siklus II. Siklus I ada dua kalipertemuan, yaitu menerapkan RP3-Portofoliodalam pembelajaran PKn SMA, siklus II duakali pertemuan dan siklus III hanya satu kalipertemuan (jumlah seluruh pertemuan adalima kali pertemuan). Perlakuan siklus II danpertemuan pertama siklus III (penyempurnaandan pemantapan hasil pada akhir siklus II)sama dengan perlakuan dengan siklus I,namun dikondisikan dengan memperhatikanhasil atau yang menjadi hambatan-hambatanatau temuan-temuan yang menyebabkanindikator keberhasilan belum mencapai yangdiharapkan, yaitu mencapai indikatorkeberhasilan. PTS ini bertujuan untukmeningkatkan kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima dalammenyusun dan menerapkan RP3-Portofolio,yang merupakan hasil/produk tindakanpelatihan kerja bersama, yang pada akhirnyadapat meningkatkan kualitas prosespembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Woha.Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswadapat meningkat dengan diterapkannya RP3-Portofolio, diharapkan pada guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha menindak lanjuti hasilpelatihan kerja bersama ini (hasil atau produkPTS ini berupa RP3-Potofolio) denganmasing-masing melakukan penelitian tindakankelas (PTK) pada siswa dan/atau kelas yangdiajarkannya.D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritik di atasatau berdasarkan kerangka pikir PTS di atasmaka hipotesis PTS ini adalah sebagai berikut:1. Dengan melalui pelatihan kerja bersama

dapat meningkatakan kemampuanmenyusun rencana pelaksanaan perbaikanpembelajaran berbasis portofolio (RP3-Portofolio) pada guru-guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima.

2. Dengan melalui pelatihan kerja bersamadapat meningkatakan kemampuanmenerapkan rencana pelaksanaan perbaikanpembelajaran berbasis portofolio (RP3-Portofolio) pada guru-guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima.

3. Respon siswa sangat positif denganditerapkannya oleh guru-guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima modelpembelajaran portofolio (RP3-Portofolio)pada pembelajaran PKn SMA.

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian

tidakan sekolah (PTS) terhadap guru-guruPKn SMA Negeri 1 Woha yangmembelajarkan siswa atau mengajar matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)dalam proses pembelajaran pada siswadan/atau kelas yang menjadi tanggungjawabnya atau yang diajarkan sesuai denganpembagian tugas mengajar semester genaptahun pelajaran 2015/2016. Kompetensi dasar(KD) berdasarkan KTSP 2006 sesuai denganjadwal mengajar atau jadwal tatap muka(TM), dengan menerapkan rencanapelaksanaan perbaikan pembelajaran berbasisportofolio (RP3-Portofolio). PTS inidilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu siklus I,siklus II, dan siklus III, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaituperencanaan, pelaksanaan, pengamatan danrefleksi.

Kondisi umum guru-guru PKn SMANegeri 1 Woha, berjumlah 5 (lima) orangtermasuk kepala sekolah selaku penelitisekaligus sebagai guru yang mengajar PKndengan beban atau jam mengajar 6 jam perminggu. Kepala sekolah sebagai penelitimemiliki pengalaman atau pernah melakukanpenelitian tindakan kelas (PTK) yangberkaitan dengan penerapan modelpembelajaran portofolio untuk meningkatkanmotivasi dan hasil belajar PKn di kelas X.1SMA Negeri 1 Woha, semester genap tahunpelajaran 2014/2015. Dari 5 (lima) orang guruPKn tersebut di atas, tiga orang guru PKnyang sudah berstatus PNS dan dua orangmasih berstatus GTT. Berdasarkan pembagiantugas guru untuk semester genap tahunpelajaran 2015/2016, dua orang guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bimamengajar di kelas X, yaitu Drs.Mansyur Hasan(peneliti selaku guru PKn yang mendapattugas tambahan sebagai kepala sekolah,dengan kode guru M) dan Suharni, S.Pd,dengan kode guru S, dua orang guru PKn yang

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 151

mengajar PKn di kelas XI IPS dan XI IPA,yaitu Darmawan, SH dengan kode guru D danSupriadi, S.Pd dengan kode guru U, dan satuorang guru PKn yang mengajar di kelas XIIIPS dan XII IPS dan XII IPA, yaituDra.Muhardini DK dengan kode guru K.1. Setting Penelitian1.1 Lokasi, obyek, waktu dan SubyekPenelitiana. Lokasi dan obyek Penelitian

Penelitian tindakan sekolah (PTS) inidilaksanakan di SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima. Guru yang dijadikan sasarantindakan adalah guru mata pelajaran PKn,yang berjumlah 5 (lima) orang terdiri dari 3orang/guru laki-laki dan 2 guru perempuan.Peneliti melakukan PTS ini pada lima orangguru PKn SMA Negeri 1 Woha, atas dasarpertimbangan sebagai berikut : (1) kepalasekolah sebagai peneliti memiliki pengalamanatau pernah melakukan penelitian tindakankelas (PTK) yang berkaitan dengan penerapanmodel pembelajaran portofolio untukmeningkatkan motivasi dan hasil belajar PKndi kelas X.1 SMA Negeri 1 Woha, semestergenap tahun pelajaran 2014/2015 (tahunsebelumnya atau sebelum PTS ini); (2)peneliti adalah seorang guru yang mendapattugas tambahan sebagai kepala sekolah,dibebankan untuk mengajar 6 (enam) jampelajaran per minggu, sesuai dengan SuratKeputusan (SK) Kepala sekolah Nomor :06/197/01.1/06-SMA 1 Woha/2015 tentangpembagian tugas mengajar guru-guru padasemester genap tahun pelajaran 2015/2016; (3)peneliti dibebankan untuk mengajar pada duakelas yaitu di kelas X.1 dan kelas X.2 masing-masing 2 jam pelajaran per minggu; (4) selakukepala sekolah bertanggung jawab untukmembantu guru-guru dalam bidang akademik,yaitu merencanakan perangkat pembelajaranterutama RPP; dan (5) selama ini empat orangguru PKn tersebut di atas belum pernahmenggunakan atau menerapkan modelpembelajaran berbasis portofolio, belumpernah membuat dan mendistribusikan angketatau kuesioner untuk mengetahui respon siswadan juga siswa belum pernah menerima modelpembelajaran berbasis portofolio dari empat

guru PKn yang mengajar di SMA Negeri 1Woha.b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan sekolah ( PTS ) inidilaksanakan selama 4 (tiga) bulan yaitu mulaidari bulan Januari 2016 sampai dengan bulanApril 2016.c. Subyek Penelitian adalah seorang kepalasekolah (guru yang mendapat tugas tambahansebagai kepala sekolah) dengan bebanmengajar mata pelajaran PendidikanKewarganegaraan (PKn) SMA pada kelas X.1di SMA Negeri 1 Woha yang melakukanpenelitian tindakan sekolah (PTS).1.2 Faktor-faktor yang diteliti

Adapun yang menjadi faktor-faktoryang diteliti atau yang diamati ada tiga faktor,yaitu faktor : guru PKn SMA, pelatihan kerjabersama, dan model pembelajaran portofolio.Ketiga faktor tersebut dapat dirinci sebagaiberikut :a. Faktor Guru PKn

Faktor guru-guru PKn SMA perludiselidiki sebagai dasar untuk menganalisisapakah dengan melalui pelatihan kerjabersama guru-guru PKn SMA Negeri 1 Wohadapat meningkatkan kemampuan menyusundan menerapkan rencana pelaksanaanperbaikan pembelajaran berbasis modelpembelajaran porofolio (RP3-Portofolio)?b. Faktor Model Pembelajaran Portofolio

Faktor model pembelajaran portofolioperlu diselidiki sebagai dasar untukmenganalisa penerapan pembelajaran berbasisportofolio, yaitu dengan menggunakanrencana pelaksanaan perbaikan pembelajaranberbasis portofolio (RPP-Portofolio) yangdilakukan oleh guru PKn SMA atau penelitisesuai dengan kondisi siswa dan materi yangdisampaikan, selanjutnya hasil analisa untukditindak lanjuti dengan penggunaan modelpembelajaran berbasis portofolio atau rencanapelaksanaan perbaikan pembelajaran berbasisportofolio (RP3-Portofolio) berikutnya sesuaidengan siklus yang direncanakan.

Model pembelajaran adalah pola ataustruktur pembelajaran siswa yang didesain,diterapkan dan dievaluasi secara sistematisdalam rangka mencaai tujuan-tujuanpembelajaran secara efektif dan efisien. Model

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 152

pembelajaran yang satu dengan yang lainmempunyai karakteristik yang berbeda-beda,yang dapat mempengaruhi kualitas proses danhasil belajar siswa. Sedangkan modelpembelajaran berbasis portofolio adalahmerupakan pembelajaran yang menekankankegiatan belajar siswa untuk aktif dan kreatif.a. Faktor siswa

Dalam PTS ini penyelidikan terhadapsiswa dimaksud untuk mendapatkan informasiperkembangan kualitas siswa sebagai dampakpenggunaan model pembelajaran berbasisportofolio, yaitu motivasi siswa dengan aspek-aspek : antusias, keceriaan, kreatifitas, dankeaktifan pada saat mengerjakan tugas ataumenyelesaikan masalah dan/atau pada saatshow case atau gelar kasus dan hasil belajarsiswa pada kelas yang diajarkan oleh masing-masing guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima (sebagai tindak lanjut darihasil PTS ini), setelah selesai dilakukan PTS,masing-masing guru PKn SMA Negeri 1Woha tesebut diharapkan untuk melakukanpenelitian tindakan kelas (PTK).c. Rancangan Tindakan atau Desain PTS

PTS ini direncanakan dalam bentuktindakan pelatihan kerja bersama guru-guruPKn SMA untuk menyusun rencanapelaksanaan perbaikan pembelajaran berbasisportofolio (RPP-Portofolio) melaluipertemuan pertama dari masing-masing siklus,sedangkan penerapan RP3-Portofoliohasil/produk pelatihan kerja bersama guru-guru PKn SMA pada pertemuan kedua darimasing-masing siklus diterapkan pada masing-masing kelas mengajar peserta pelatihan(guru-guru PKn SMA) dan peneliti melakukanpendampingan sekaligus mengamati danmenilai kemampuan dari masing-masing guruPKn SMA dalam proses pembelajaran yangmenerapkan RP3-Portofolio. Setiap siklusdilaksanakan sesuai dengan tingkatketercapaian tujuan tindakan pelatihan kerjabersama yang diharapkan atau sesuai denganindikator keberhasilan yang telah ditetapkansebelumnya (sebelum tindakan PTS) inidilakukan. Masing-masing siklus terdiri dariperencanaan, pelaksanaan, pengamatan, danrefleksi. Langkah-langkah pembelajaran

portofolio dilaksanakan sebagaimana yangtermuat atau tertulis dalam RPP-Portofolio.

Penelitian tindakan sekolah (PTS) inisengaja dilakukan oleh peneliti melaluitindakan pelatihan kerja bersama dalammenyusun (pertemuan pertama pada masing-masing siklus) dan menerapkan (pertemuankedua dari masing-masing siklus, dilakukanpendampingan oleh peneliti) rencanapelaksanaan perbaikan pembelajaran berbasismodel pembelajaran portofolio (RP3-Portofolio) dalam pembelajaran PKn olehmasing-masing guru PKn SMA Negeri 1Woha. PTS ini dilakukan dengan tiga siklus,yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III.Pelaksanaan tindakan pada siklus III hanyapenyempurnaan atau pemantapan hasil siklussebelumnya dengan satu kali pertemuan,masing-masing siklus tersebut dilakukan duakali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dankedua pada siklus I, pertemuan pertama dankedua pada siklus II, pertemuan pertama dankedua pada siklus II, dan pertemuan pertamapada siklus III yang merupakanpenyempurnaan dan pemantapan hasil siklussebelumnya. Jumlah seluruh pertemuan adalima kali pertemuan dengan rincian untuk duasiklus yaitu siklus I dan siklus II masing-masing dua kali pertemuan, sedangkan satukali pertemuan pada siklus III yangmerupakan penyempurnaan atau pemantapanhasil siklus sebelumnya, tindakan yangdilakukan untuk meningkatkan kemampuanguru-guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima kualitaf dengan menerapkanatau menggunakan pembelajaran portofolio(RP3-Portofolio) dalam pembelajaran matapelajaran PKn di SMA Negeri 1 Woha.Keempat tahapan PTS ini pada setiap siklusdapat diuraikan sebagai berikut ini :1.2.1 Rancangan Tindakan Siklus Ia. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yangdilaksanakan, meliputi : (1) peneliti menyusunrencana pelaksanaan perbaikan pembelajaranberbasis model pembelajaran portofolio (RP3-Portofolio) atau mereviu RP3-Portofolio yangdigunakan oleh peneliti pada saat melakukanpenelitian tindakan kelas (PTK) semestergenap tahun pelajaran 2014/2015, sebagai

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 153

contoh atau bahan untuk didiskuskan padapertemuan pertama siklus I pelatihan kerjabersama guru-guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima; (2) peneliti menyiapkanhand out seperti : (a) konsep teoritis tentangmodel pembelajaran portofolio dan teknikpenilaian portofolio; (b) menyiapkaninstrumen observasi atau lembar pengamatanaktifitas guru-guru pada saat pelatihan kerjabersama dan lembar observasi atau lembarpengamatan bagi peneliti pada saat melakukantindakan pelatihan kerja bersama; (c) pelatihankerja bersama, dengan menyiapkan pembagiankelompok yang terdiri dari tiga kelompok,yaitu kelompok A (guru PKn yang mengajardi kelas X), kelompok B (guru PKn yangmengajar di kelas XI IPS dan XI IPA), dankelompok C (guru PKn yang mengajar dikelas XII IPS dan XII IPA); (c) materi ajaratau bagian-bagian materi ajar; (d)menyiapkan lembar kerja siswa atau lembardiskusi siswa (LKS/LDS) atau tugas-tugassiswa, dan lembar informasi siswa (LIS),sebagai contoh bagi peserta pelatihan (guru-guru PKn SMA); dan (e) membuatsoal/instrumen penilaian portofolio; (3)peneliti membuat angket siswa (awal danakhir) tentang proses pembelajaran melaluimodel pembelajaran berbasis portofolio,sebagai contoh bagi peserta pelatihan; (4)peneliti menyiapkan lampiran PermendiknasRI Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,yang memuat Standar Kompetensi (SK) danKompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaranPKn SMA semester genap kelas X, XI, danXII berdasarkan KTSP 2006 atau KurikulumSMA Negeri 1 Woha; (5) penelitimenggunakan sumber-sumber belajar yangdibutuhkan dalam pembelajaran PKn SMAyang menerapkan model pembelajaranberbasis portofolio.

Apabila hasil PTS ini pada pertemuanpertama siklus I belum mencapai indikatorkeberhasilan yang sudah ditentukan sebelumdilakukan tindakan PTS ini, yaitu kemampuanguru-guru PKn SMA dengan melalui tindakanpelatihan kerja bersama dalam menyusunRP3-Portofolio dengan persentase (%)perolehan minimal nilai/skor rata-rata 75%dengan predikat baik (B), dan kemampuan

menerapkan RP3-Portofolio (hasil/produkpelatihan kerja bersama guru-guru PKn SMA)belum mencapai persentase (%) perolehanminimal nilai/skor rata-rata 60% dari jumlahguru PKn SMA Negeri 1 Woha (5 orang guruPKn), maka peneliti akan meninjau kembalitindakan pelatihan kerja bersama untukdiadakan perbaikan atau reviu. Apabilapelatihan kerja bersama belum mampumeningkatkan kemampuan lima orang guruPKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bimadalam menyusun RP3-Portofolio, dengan katalain belum mencapai indikator kinerja atauindikator keberhasilan, maka peneliti akanmemperbaki atau meninjau tindakan pelatihankerja bersama (pertemuan pertama siklus I),dan apabila penerapan RP3-Portofolio belummampu meningkatkan kemampuan lima orangguru PKn SMA Negeri 1 Woha KabupatenBima, maka peneliti akan memperbaikipendampingan (pertemuan kedua siklus I)dengan kata lain belum mencapai indikatorkeberhasilan, demikian pula sebaliknya. PTSini ingin mengetahuai apakah dengan melaluitindakan pelatihan kerja bersama dapatmeningkatkan kemampuan guru-guru PKn diSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima.b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan melalui tindakan pelatihankerja bersama guru-guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima dalam menyusun RP3-Portofolio oleh peneliti untuk pertemuanpertama siklus I, dilakukan pada hari Senintanggal 25 Januari 2016, pelaksanaanpertemuan kedua siklus I (menerapkan RP3-Portofolio hasil atau produk pelatihan kerjabersama), dilakukan pada hari Senin tanggal 8Pebruari 2016. Pelaksanaan yang dilakukanoleh peneliti sebagai guru mata pelajaranPendidikan Kewarganegaraan, mengacu atauberpedoman pada RP3-Portofolio tersebut diatas sebagai berikut : (1) pertemuan awal : 60menit, (a) menanyakan informasiperkembangan terakhir tentang; (b)menyampaikan hasil kinerja guru PKn atauhasil supervisi akademik yang dilakukan olehkepala sekolah atau peneliti; (c) gurumenjelaskan atau mensosialisasikan modelembelajaran portofolio kepada siswa; (2)menyepakati agenda/skenario pertemuan inti

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 154

tindakan pelatihan kerja bersama; (2)pertemuan inti pelatihan kerja bersama (4 x 60menit) : (a) kepala sekolah atau penelitimembuka acara dan menjelaskan tujuanpelatihan kerja sama untuk menyusun danmenerapkan RP3-Portofolio; (b) kepalasekolah atau peneliti melakukan refleksi,reviu, evaluasi hasil kinerja guru (15 menit);(c) melakukan diskusi kelompok tentangskenario, merevisi, membuat RP3-Portofoliomelalui kegiatan inti pelatihan kerja bersama(15 menit); (d) guru berkelompok untukmelakukan kegiatan inti pelatihan kerjabersama tentang, revisi, membuat RP3-Portofolio (75 menit); dan (e) guru PKn SMA(peserta pelatihan) mempresentasikan,kemudian mervisi dan memfinalkan RP3-Portofolio sebagai hasil/produk pelatihan kerjabersama untuk digunakan atau diterapkan olehmasing-masing peserta pada masing-masingkelas yang diajarkannya; (3)pertemuan/kegiatan akhir atau penutup (60menit) : (a) refleksi dan penilaian portofoliodan (b) penguatan dan pemberian motivasikepada guru-guru pemanfaatan RP3-Portofolio; dan (c) disarankan atau diharapkanuntuk melakukan penelitian tindakan kelas(PTK) sebagai tindak lanjut dari hasil/produkPTS ini berupa RP3-Portofolio untukmengetahui apakah dengan menerapkan ataumenggunakan RP3-Potofolio dapatmeningkatkan kualitas proses dan hasil belajarsiswa pada mata pelajaran PKn di SMANegeri Woha Kabupaten Bima.c. Tahap Pengamatan

Peningkatan kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima melaluitindakan pelatihan kerja bersama (pertemuanpertama siklus I) dalam menyusun RP3-Portofolio dan kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima(pertemuan kedua siklus I, pendampingan)yang dilakukan oleh peneliti, diamati denganmenggunakan instrumen pengamatan ataulembar observasi yang telah dibuat olehpeneliti sebelum tindakan ini dilakukan(sebelum PTS). Pengamatan kemampuan PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima dalammenyusun RP3-Portofolio melalui tindakanpelatihan kerja bersama, yang diamati atau

dinilai adalah 4 (empat) aspek, yaitu : (1)kemampuan menentukan tujuan pembelajaran(TP); (2) kemampuan menyusun langkah-langkah (tahapan tatap muka (eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi) pembelajaranberbasis portofolio ; (3) kemampuan memilihatau menentukan sumber belajar atau bantupembelajaran yang melibatkan siswa; dan (4)kemampuan merenanakan penilaian berbasispenilaian portofolio. Sedangkan kemampuanguru-guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima pada saat penerapan RP3-Portofolio (pertemuan kedua siklus I), yangdiamati atau dinilai adalah 4 (empat) aspek,yaitu : (1) kemampuan menerapkan RP3-Portofolio sesuai dengan tujuan pembelajaran(TP) yang telah ditetapkan; (2) kemampuanmenerapkan RP3-Portofolio sesuai denganlanggah-langah (tahapan aksplorasi, elaborasi,dan konfirmasi) pembelajaran berbasisportofolio; (3) kemampuan menerapkan RP3-Portofolio dengan menggunakan sumberbelajar atau alat bantu pembelajar yang dapatmengaktifkan siswa; dan (4) kemampuanmelaksanakan penilai portofolio sesuai denganperangkat penilaian yang telah dipersiapan.Angket siswa ada dua, yaitu angket awal danangket akhir, ini dibuat atau disiapkan olehpeneliti sebelum tindakan dilakukan PTS,untuk mengetahui respon pada masing-masingkelas yang diajarkan guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima.

Pengamatan kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima melaluitindakan pelatihan kerja bersama (pertemuanpertama siklus I) dalam menyusun RP3-Portofolio dan pengamatan kemampuan guru-guru PKn SMA Negeri 1 Woha KabupatenBima melalui tindakanpendampingan/penerapan RP3-Portofolio(pertemuan kedua siklus I) dapat dilihat padalampiran. Data dan hasil pengamatan yangbelum termuat pada instrumen-instrumenpengamatan dicatat pada buku lapangan ataujurnal yang dimiliki oleh peneliti.d.Tahap Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahappengamatan atau observasi dikumpulkan sertadianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan datadan hasil pengamatan pada saat dilakukan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 155

tindakan pelatihan kerja bersama (pertemuanpertama siklus I) dalam menyusun RP3-Portofolio, data dan hasil pengamatan padasaat dilakukan tindakan pendampingan(pertemuan kedua siklus I) dalam menerapkanRP3-Portofolio yang dilakukan oleh peneliti.Disamping data hasil pengamatan, digunakanjuga catatan-catatan kecil atau jurnal penelitinatau catatan lapangan diluar instrumen yang diamati oleh peneliti. Data dari catatan-catatantersebut dapat juga digunakan sebagaipedoman bagi peneliti untuk mengevaluasidiri. Hasil analisis data yang dilaksanakandalam tahap ini digunakan untuk mereviu ataumemperbaiki langkah-langkah pelatihan kerjabersama dan pendampingan atau penerapanRP3-Portofolio. RP3-Portofolio hasil reviu inikemudian dilaksanakan melalui tindakan,observasi, dilakukan refleksi dan seterusnyaseperti siklus sebelumnya sehingga tercapaitujuan tindakan pelatihan kerja bersama danpendampingan yang diinginkan melaluirancangan dan tindakan yang paling efektif.1.2.2 Rancangan Tindakan Siklus IIa. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi tindakanpertemuan pertama dan pertemuan keduasiklus I, peneliti melakukan rancangan ulang.Hasil perancangan ulang ini ditetapkan padapenelitian tindakan pelatihan kerja bersamapada pertemuan pertama dan pertemuan keduasiklus II. Sebelum merevisi tindakan pelatihankerja bersama dalam menyusun danmenerapkan RP3-Portofolio terlebih dahulupeneliti membuat mengidentifikasipermasalahan yang muncul pada pertemuanpertama dan pertemuan kedua siklus I.Pelatihan kerja bersama dalam menyusun danmenerapkan RP3-Portofolio yang mendapatperhatian dalam perancangan ulang yaitu padalangkah-langkah kegiatan inti proses pelatihankerja bersama tatap muka (TM) pada siklus Iterlalu kompleks dan kekurangan atau tidakcukup waktu, oleh karena itu pada tindakansiklus II pelatihan dan penerapan RP3-Portofolio direviu atau disederhanakanlangkah-langkah pada kegiatan inti atau pokokatau tatap muka.

Apabila hasil PTS ini pada pertemuanpertama siklus II belum mencapai indikator

keberhasilan yang sudah ditentukan sebelumdilakukan tindakan PTS ini, yaitu kemampuanguru-guru PKn SMA dengan melalui tindakanpelatihan kerja bersama dalam menyusunRP3-Portofolio dengan persentase (%)perolehan minimal nilai/skor rata-rata 75%dengan predikat baik (B), dan kemampuanmenerapkan RP3-Portofolio (hasil/produkpelatihan kerja bersama guru-guru PKn SMA)belum mencapai persentase (%) perolehanminimal nilai/skor rata-rata 60% dari jumlahguru PKn SMA Negeri 1 Woha (5 orang guruPKn), maka peneliti akan meninjau kembalitindakan pelatihan kerja bersama untukdiadakan perbaikan atau reviu. Apabilapelatihan kerja bersama belum mampumeningkatkan kemampuan lima orang guruPKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bimadalam menyusun RP3-Portofolio, dengan katalain belum mencapai indikator kinerja atauindikator keberhasilan, maka peneliti akanmemperbaki atau meninjau tindakan pelatihankerja bersama (pertemuan pertama siklus II),dan apabila penerapan RP3-Portofolio belummampu meningkatkan kemampuan lima orangguru PKn SMA Negeri 1 Woha KabupatenBima, maka peneliti akan memperbaikipendampingan (pertemuan kedua siklus II)dengan kata lain belum mencapai indikatorkeberhasilan, demikian pula sebaliknya. PTSini ingin mengetahuai apakah dengan melaluitindakan pelatihan kerja bersama dapatmeningkatkan kemampuan guru-guru PKn diSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima.

Berikut ini adalah langkah-langkahkegiatan pelatihan kerja bersama dalammenyusun rencana pelaksanaan perbaikanpembelajaran berbasis portofolio (RP3-Portofolio), Langkah-langkah inti/pokokpelatihan bersama dalam menyusun danmenerapkan RP3-Portofolio yang dibuat olehpeneliti untuk diterapkan pada pelaksanaantindakan PTS pada pertemuan pertama danpertemuan kedua siklus II sudahdisempurnakan, dan alokasi waktunya telahdisesuaikan dengan adanya kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan tindakan padasiklus I.

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 156

Selanjutnya pembagian kelompokpembelajaran berbasis portofolio untuk siklusII, masih sama dengan siklus I.b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pelatihan kerjabersama dalam menyusun RP3-Portofolio olehpeneliti untuk pertemuan pertama siklus II,dilakukan pada hari Senin tanggal 15 Pebruari2016, pelaksanaan pertemuan kedua siklus II(penerapan RP3-Portofolio hasil/produkpelatihan kerja bersama), dilakukan padatanggal 16 s.d 29 Pebruari 2016. Pelaksanaantindakan pelatihan kerja bersama yangdilakukan oleh peneliti melalui langkah-langkah kegiatan, sebagai berikut : (1)pertemuan awal : 60 menit, (a) menanyakaninformasi perkembangan terakhir tentang; (b)menyampaikan hasil kinerja guru PKn atauhasil supervisi akademik yang dilakukan olehkepala sekolah atau peneliti; (c) gurumenjelaskan atau mensosialisasikan modelembelajaran portofolio kepada siswa; (2)menyepakati agenda/skenario pertemuan intitindakan pelatihan kerja bersama; (2)pertemuan inti/pokok pelatihan kerja bersama(4 x 60 menit) : (a) kepala sekolah ataupeneliti membuka acara dan menjelaskantujuan pelatihan kerja sama untuk menyusundan menerapkan RP3-Portofolio; (b) kepalasekolah atau peneliti melakukan refleksi,reviu, evaluasi hasil kinerja guru (15 menit);(c) melakukan diskusi kelompok tentangskenario, merevisi, membuat RP3-Portofoliomelalui kegiatan inti pelatihan kerja bersama(15 menit); (d) guru berkelompok untukmelakukan kegiatan inti pelatihan kerjabersama tentang, revisi, membuat RP3-Portofolio (75 menit); dan (e) guru PKn SMA(peserta pelatihan) mempresentasikan,kemudian mervisi dan memfinalkan RP3-Portofolio sebagai hasil/produk pelatihan kerjabersama untuk digunakan atau diterapkan olehmasing-masing peserta pada masing-masingkelas yang diajarkannya; (3)pertemuan/kegiatan akhir atau penutup (60menit) : (a) refleksi dan penilaian portofoliodan (b) penguatan dan pemberian motivasikepada guru-guru pemanfaatan RP3-Portofolio; dan (c) disarankan atau diharapkanuntuk melakukan penelitian tindakan kelas

(PTK) sebagai tindak lanjut dari hasil/produkPTS ini berupa RP3-Portofolio untukmengetahui apakah dengan menerapkan ataumenggunakan RP3-Potofolio dapatmeningkatkan kualitas proses dan hasil belajarsiswa pada mata pelajaran PKn di SMANegeri Woha Kabupaten Bima.c. Tahap Pengamatan

Peningkatan kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima melaluitindakan pelatihan kerja bersama (pertemuanpertama siklus II) dalam menyusun RP3-Portofolio dan kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima(pertemuan kedua siklus I) menerapkan RP3-Portofolio yang dilakukan oleh masing-masingguru PKn SMA di kelas tempat mengajarnyayang diamati dan dinilai oleh peneliti,menggunakan instrumen pengamatan ataulembar observasi yang telah dibuat olehpeneliti sebelum tindakan ini dilakukan(sebelum PTS). Pengamatan kemampuan PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima dalammenyusun RP3-Portofolio melalui tindakanpelatihan kerja bersama, yang diamati ataudinilai adalah 4 (empat) aspek, yaitu : (1)kemampuan menentukan tujuan pembelajaran(TP); (2) kemampuan menyusun langkah-langkah (tahapan tatap muka (eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi) pembelajaranberbasis portofolio ; (3) kemampuan memilihatau menentukan sumber belajar atau bantupembelajaran yang melibatkan siswa; dan (4)kemampuan merenanakan penilaian berbasispenilaian portofolio. Sedangkan kemampuanguru-guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima pada saat penerapan RP3-Portofolio (pertemuan kedua siklus I), yangdiamati atau dinilai adalah 4 (empat) aspek,yaitu : (1) kemampuan menerapkan RP3-Portofolio sesuai dengan tujuan pembelajaran(TP) yang telah ditetapkan; (2) kemampuanmenerapkan RP3-Portofolio sesuai denganlanggah-langah (tahapan aksplorasi, elaborasi,dan konfirmasi) pembelajaran berbasisportofolio; (3) kemampuan menerapkan RP3-Portofolio dengan menggunakan sumberbelajar atau alat bantu pembelajar yang dapatmengaktifkan siswa; dan (4) kemampuanmelaksanakan penilai portofolio sesuai dengan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 157

perangkat penilaian yang telah dipersiapan.Angket siswa ada dua, yaitu angket awal danangket akhir, ini dibuat atau disiapkan olehpeneliti sebelum tindakan dilakukan PTS,untuk mengetahui respon pada masing-masingkelas yang diajarkan guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima.

Pengamatan kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima melaluitindakan pelatihan kerja bersama (pertemuanpertama siklus II) dalam menyusun RP3-Portofolio dan pengamatan kemampuan guru-guru PKn SMA Negeri 1 Woha KabupatenBima melalui tindakan pendampingan/penerapan RP3-Portofolio (pertemuan keduasiklus II) oleh masing-masing pesertapelatihan (guru PKn SMA) sesuai dengankelas tempat tempat mengajarnya dapat dilihatpada lampiran. Data dan hasil pengamatanyang belum termuat pada instrumen-instrumenpengamatan dicatat pada buku lapangan ataujurnal yang dimiliki oleh peneliti.d.Tahap Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahappengamatan atau observasi dikumpulkan sertadianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan datadan hasil pengamatan pada saat dilakukantindakan pelatihan kerja bersama (pertemuanpertama siklus II) dalam menyusun RP3-Portofolio, data dan hasil pengamatan padasaat dilakukan tindakan pendampingan(pertemuan kedua siklus II) dalammenerapkan RP3-Portofolio yang dilakukanoleh peneliti. Disamping data hasilpengamatan, digunakan juga catatan-catatankecil atau jurnal penelitin atau catatanlapangan diluar instrumen yang di amati olehpeneliti. Data dari catatan-catatan tersebutdapat juga digunakan sebagai pedoman bagipeneliti untuk mengevaluasi diri. Hasil analisisdata yang dilaksanakan dalam tahap inidigunakan untuk mereviu atau memperbaikilangkah-langkah pelatihan kerja bersama danpendampingan atau penerapan RP3-Portofolio.RPP-Portofolio hasil reviu ini kemudiandilaksanakan melalui tindakan, observasi,dilakukan refleksi dan seterusnya sepertisiklus sebelumnya sehingga tercapai tujuantindakan pelatihan kerja bersama dan

pendampingan yang diinginkan melaluirancangan dan tindakan yang paling efektif.2.2.3 Rancangan Tindakan Siklus IIIa.Tahap Perencanaan

Pelaksanaan tindakan pelatihan kerjabersama dalam menyusun RP3-Portofolio olehpeneliti untuk pertemuan pertama siklus III(penyempurnaan dan pemantapan hasilpelaksanaan, akhir siklus II) dilakukan padahari Senin tanggal 7 Maret 2015. Pelaksanaantindakan pelatihan kerja bersama yangdilakukan oleh peneliti melalui langkah-langkah kegiatan sama dengan siklussebelumnya, yaitu siklus II denganmemperbaik atau mereviu yang menjadikendala atau hambatan atau kelemahan padalangkah-langkah kegiatan inti pelatihan kerjabersama, sebagai berikut : (1) pertemuan awal: 60 menit, (a) menanyakan informasiperkembangan terakhir tentang; (b)menyampaikan hasil kinerja guru PKn atauhasil supervisi akademik yang dilakukan olehkepala sekolah atau peneliti; (c) gurumenjelaskan atau mensosialisasikan modelembelajaran portofolio kepada siswa; (2)menyepakati agenda/skenario pertemuan intitindakan pelatihan kerja bersama; (2)pertemuan inti/pokok pelatihan kerja bersama(4 x 60 menit) : (a) kepala sekolah ataupeneliti membuka acara dan menjelaskantujuan pelatihan kerja sama untuk menyusundan menerapkan RP3-Portofolio; (b) kepalasekolah atau peneliti melakukan refleksi,reviu, evaluasi hasil kinerja guru (15 menit);(c) melakukan diskusi kelompok tentangskenario, merevisi, membuat RP3-Portofoliomelalui kegiatan inti pelatihan kerja bersama(15 menit); (d) guru berkelompok untukmelakukan kegiatan inti pelatihan kerjabersama tentang, revisi, membuat RP3-Portofolio (75 menit); dan (e) guru PKn SMAatau peserta pelatihan mempresentasikan,kemudian mervisi dan memfinalkan RP3-Portofolio sebagai hasil atau produk pelatihankerja bersama untuk digunakan atauditerapkan oleh masing-masing peserta padamasing-masing kelas yang diajarkannya; (3)pertemuan/kegiatan akhir atau penutup (60menit) : (a) refleksi dan penilaian portofoliodan (b) penguatan dan pemberian motivasi

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 158

kepada guru-guru pemanfaatan RP3-Portofolio; dan (c) disarankan atau diharapkanuntuk melakukan penelitian tindakan kelas(PTK) sebagai tindak lanjut dari hasil/produkPTS ini berupa RP3-Portofolio untukmengetahui apakah dengan menerapkan ataumenggunakan RP3-Potofolio dapatmeningkatkan kualitas proses dan hasil belajarsiswa pada mata pelajaran PKn di SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima.b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pelatihan kerjabersama dalam menyusun RPP-Portofolio olehpeneliti untuk pertemuan pertama siklus III(hanya satu kali pertemuan sebagaipenyempurnaan dan pemantapan hasil padaakhir siklus II), dilakukan pada hari Senintanggal 7 Maret 2016. Pelaksanaan tindakanpelatihan kerja bersama yang dilakukan olehpeneliti melalui langkah-langkah kegiatan,sama dengan akhir siklus II denganmemperbaiki setiap langkah pelatihan kerjabersama yang menyebabkan belumtercapainya indikator keberhasilan, sebagaiberikut : (1) pertemuan awal: 60 menit, (a)menanyakan informasi perkembangan terakhirtentang; (b) menyampaikan hasil kinerja guruPKn atau hasil supervisi akademik yangdilakukan oleh kepala sekolah atau peneliti;(c) guru menjelaskan atau mensosialisasikanmodel embelajaran portofolio kepada siswa;(2) menyepakati agenda/skenario pertemuaninti tindakan pelatihan kerja bersama; (2)pertemuan inti pelatihan kerja bersama (4 x 60menit) : (a) kepala sekolah atau penelitimembuka acara dan menjelaskan tujuanpelatihan kerja sama untuk menyusun danmenerapkan RP3-Portofolio; (b) kepalasekolah atau peneliti melakukan refleksi,reviu, evaluasi hasil kinerja guru (15 menit);(c) melakukan diskusi kelompok tentangskenario, merevisi, membuat RP3-Portofoliomelalui kegiatan inti pelatihan kerja bersama(15 menit); (d) guru berkelompok untukmelakukan kegiatan inti pelatihan kerjabersama tentang, revisi, membuat RP3-Portofolio (75 menit); dan (e) guru PKn SMA(peserta pelatihan) mempresentasikan,kemudian mervisi dan memfinalkan RP3-Portofolio sebagai hasil/produk pelatihan kerja

bersama untuk digunakan atau diterapkan olehmasing-masing peserta pada masing-masingkelas yang diajarkannya; (3)pertemuan/kegiatan akhir atau penutup (60menit) : (a) refleksi dan penilaian portofoliodan (b) penguatan dan pemberian motivasikepada guru-guru pemanfaatan RP3-Portofolio; dan (c) disarankan atau diharapkanuntuk melakukan penelitian tindakan kelas(PTK) sebagai tindak lanjut dari hasil/produkPTS ini berupa RP3-Portofolio untukmengetahui apakah dengan menerapkan ataumenggunakan RP3-Potofolio dapatmeningkatkan kualitas proses dan hasil belajarsiswa pada mata pelajaran PKn di SMANegeri Woha Kabupaten Bima.c.Tahap Pengamatan

Peningkatan kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima melaluitindakan pelatihan kerja bersama (pertemuanpertama siklus III) dalam menyusun RP3-Portofolio, menggunakan instrumenpengamatan atau lembar observasi yang telahdibuat oleh peneliti sebelum tindakan inidilakukan (sebelum PTS). Pengamatankemampuan PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima dalam menyusun RP3-Portofolio melalui tindakan pelatihan kerjabersama, yang diamati atau dinilai adalah 4(empat) aspek, yaitu : (1) kemampuanmenentukan tujuan pembelajaran (TP); (2)kemampuan menyusun langkah-langkah(tahapan tatap muka (eksplorasi, elaborasi,dan konfirmasi) pembelajaran berbasisportofolio ; (3) kemampuan memilih ataumenentukan sumber belajar atau alat bantupembelajaran untuk mengaktifkan siswa; dan(4) kemampuan merenanakan penilaianberbasis penilaian portofolio.Angket siswapada pertemuan pertama siklus III tidakdiberikan kepada siswa karena respon siswasangat positif sudah melampaui indikatorkeberhasilan yang ditetapkan, penelitimenghentikan pemberian angket ataukuesioner pada akhir siklus II.

Pengamatan kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima melaluitindakan pelatihan kerja bersama (pertemuanpertama siklus III) dalam menyusun RP3-Portofolio dapat dilihat pada lampiran. Data

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 159

dan hasil pengamatan yang belum termuatpada instrumen-instrumen pengamatan/lembarobservasi dicatat pada buku lapangan ataujurnal yang dimiliki oleh peneliti.d. Tahap Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahappengamatan atau observasi dikumpulkan sertadianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan datadan hasil pengamatan pada saat dilakukantindakan pelatihan kerja bersama (pertemuanpertama siklus III) dalam menyusun RP3-Portofolio, yang dilakukan oleh peneliti.Disamping data hasil pengamatan, digunakanjuga catatan-catatan kecil atau jurnal penelitinatau catatan lapangan diluar instrumen yang diamati oleh peneliti. Data dari catatan-catatantersebut dapat juga digunakan sebagaipedoman bagi peneliti untuk mengevaluasidiri. Hasil analisis data yang dilaksanakandalam tahap ini digunakan untuk mereviu ataumemperbaiki langkah-langkah kegiatan inipelatihan kerja bersama untuk menyusun RP3-Portofolio.C. Jenis data dan sumber data

Jenis data yang digunakan adalah : (1)rencana pelaksanaan tindakan pelatihan kerjasama; (2) dokumen RP3-Portofolio hasil atauproduk pelatihan kerja sama yang disusun olehmasingmasing guru PKn; (3) data hasilpengamatan atau observasi pada saatpelaksanaan tindakan pelatihan kerja bersama(pertemuan pertama pada masing-masingsiklus); (4) data dan hasil pengamatan atauobservasi pada saat penerapan RP3-Portofoliohasil pelatihan kerja bersama (pertemuankedua pada masing-masing siklus, kecualisiklus III); dan (5) data dan hasil pengolahanangket siswa, untuk mengetahui respon siswadengan diterapkan oleh masing-masing guruPKn SMA atau peserta pelatihan.

Sedangkan sumber data pada PTS iniadalah bersumber dari data kualitaskemampuan guru-guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima, yaitu berupa : (a)lembar pengamatan kemampuan guru-guruPKn SMA dalam menyusun RP3-Portofolio;(b) lembar pengamatan kemampuan guru-guruPKn SMA dalam menerapkan RP3-Portofoliohasil pelatihan kerja bersama; (c) wawancaradengan menggunakan pedoman wawancara;

dan (d) angket awal dan angket siswa untukmengetahui respon siswa dengan diterapkanyaRP3-Portofolio oleh masing-masing pesertaatau guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima.D. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data pada penelitiantindakan sekolah (PTS) ini, denganmenggunakan cara pengumpulan data : (1)instrumen atau lembar pengamatan atauobservasi ada 2 (dua, yaitu lembarpengamatan kemampuan guru PKn SMA padasaat tindakan pelatihan kerja bersama(pertemuan pertama pada masing-masingsiklus) dan lembar pengamatan pada saat gurumelakukan penerapan RP3-Portofolio(pertemuan kedua dari masing-masing siklus,kecuali siklus III hanya pertemuan pertama)hasil pelatihan kerja bersama; (2) dokumenRP3-Portofolio hasil wawancara denganmenggunakan pedoman wawancara; (3)angket siswa (awal dan akhir) untukmengetahui respon siswa atau pendapat siswaterhadap diterapkannya RP3-Portofolio; dan(4) catatan harian atau buku jurnal penelitianyang dimiliki oleh peneliti untuk mencatatkelemahan-kelemahan perencanaan,pelaksanaan, pengamatan tindakan pelatihandi luar istrumen pengamatan tersebut di atas.

E.Teknik Analisis DataSebelum peneliti melakukan tindakan

atau sebelum PTS, teknik analisis data dilakukan terhadap data dan hasil studipendahuluan atau data sekunder berupacatatan kecil atau jurnal harian peneliti.Analisis data di arahkan untuk menentukanfokus pemecahan masalah dengandilakukannya PTS ini. Kegiatan pertama kaliyang dilakukan oleh peneliti yaitu kegiatanmemilah dan memilih data yang pantas untukdipaparkan, kedua melakukan pemaparan data,dan ketiga pengambilan kesimpulan. Analisisdata dilakukan sebelum dan sesudah PTS.Oleh karena itu data dianalisis sebelumtindakan, sesudah tindakan siklus I, siklus II,dan siklus III, dikembangkan selama prosesrefleksi sampai proses penyusunan laporanakhir hasil PTS. Analisis data dilakukandengan menggunakan metode analisis

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 160

deskriptif, yaitu analisis yang disajikan dalambentuk kata-kata atau kualitatif. (SuharsimiArikunto, 2003).F.Teknik Pembahasan

Teknik atau cara pembahasan yangdilakukan dalam PTS ini adalah denganpendekatan atau teknik kuantitatif dankualitatif. Dimana data yang diperoleh darihasil pengamatan atau observasi denganinstrumen pengamatan yang disesuaikandengan faktor-faktor atau unsur-unsur yangdiharapkan untuk ditingkatkan, yaitukemampuan guru-guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima, dimana penelitimelakukan tindakan melalui pelatihan kerjabersama dalam menyusun dan menerapkanRP3-Portofolio. Tabel data dan hasil temuan(data awal) yaitu kemampuan menyusun danmenerapkan “RPP konvensional” sebelumPTS, dan data atau hasil pengamatan melaluitindakan pelatihan kerja bersama dalammenyusun dan menerapkan RP3-Portofoliopada saat dan sesudah pelaksanaan tindakan,baik pada pertemuan pertama dan pertemuankedua siklus I, pertemuan pertama danpertemuan kedua siklus II, maupun pertemuanpertama siklus III (penyempurnaan danpemantapan hasil ) dalam bentuk tabel padabagian pembahasan ke dalam bentuk naratifatau kualitatif untuk memudahkanpembahasan dan untuk memudahkan melihatadanya peningkatan yang menjadi harapandilakukan PTS ini.G.Teknik Pengambilan Kesimpulan

Teknik atau cara pengambilankesimpulan PTS ini adalah dari data yangdikumpulkan peneliti diolah, dianalisis secarateliti, cermat dan sistematis sesuai denganlangkah-langkah yang telah ditentukan.Indikator keberhasilan yang sudah ditentukansebelum dilakukan tindakan pelatihan kerjabersama dalam menyusun dan menerapkanpembelajaran portofolio (RP3-Portofolio)dalam pembelajaran PendidikanKewarganegaraan (PKn) SMA atau sebelumPTS ini di laksanakan. Tindakan yangdilakukan terhadap obyek atau sasaran PTS inibisa terjawab setelah memperhatikan rumusanmasalah. Dalam PTS ini ada tiga rumusanmasalah yang harus dijawab berdasarkan

kenyataan atau data riil yang diolah. Olehkarena itu, peneliti mengambil kesimpulansesuai dengan rumusan permasalahan dalambentuk pertanyaan. Pertanyaan yang diajukandifokuskan pada kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima dalammenyusun dan menerapkan rencanapelaksanaan perbaikan pembelajaran berbasisportofolio (RP3-Portofolio).HASIL PENELITIAN1.Hasil Sebelum PTS

Berdasarkan studi awal sebelum PTS inidilakukan diperoleh data dan hasil yang dapatdiuraikan menjadi dua bagian berdasarkantemuan atau buku harian atau jurnal kepalasekolah atau peneliti atau pada saat supervisiperencanaan pembelajaran dan pelaksanaanpembelajaran sebelum dilakukan tindakanmelalui pelatihan kerja bersama (sebelumPTS) dalam menyusun dan menerapkanrencana pelaksanaan pembelajaran (“RPPkonvensional”), yang berhubungan atauberkaitan dengan kemampuan lima orang guruPKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima,termasuk peneliti adalah sebagai berikut : (1)kemampuan lima orang guru PKn dalammeningkatkan kualitas proses pembelajaranpada mata pelajaran PKn SMA denganmenggunakan ‘RPP konvensional’, yaitumetode ceramah yang diselingi tanya-jawab,sebagai berikut : (a) ke-empat orang guru PKnSMA tersebut selama ini hanya menyusunatau membuat “RPP konvensional”, dominanmenggunankan metode ceramah yangdiselingi dengan tanya-jawab, kadang-kadangdengan menggunakan metode diskusi-informasi; (b) belum pernah menerapkanmodel pembelajaran berbasis portofolio; (c)proses pembelajaran didominasi oleh guru,sehingga interaksi yang terjadi hanya satuarah, akibatnya siswa merasa jenuh, bosan,tidak menarik dan menyenangkan siswa; (d)perilaku siswa pada saat proses pembelajaran :semangat belajar, antusias, kreatifitas, dankeaktifan siswa pada setiap langkah prosespembelajaran masih rendah, ini dapatditunjukkan dengan hasil angket awal ataurata-rata nilai respon siswa yang menyatakansangat setuju dan setuju 68% dengan kriteriacukup (C); dan (e) keaktifan guru dalam

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 161

mendesain atau menyiapkan perencanaanpembelajaran dan melaksanakan prosespembelajaran juga masih rendah. Data danhasil temuan kemampuan lima orang guruPKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima,termasuk peneliti dalam menyusun danmenerapkan “RPP konvensional” berdasarkanhasil superisi kunjungan kelas atau supervisiakademik yang dilakukan oleh kepala sekolah,sedangkan kepala sekolah atau penelitiberdasarkan hasil supervisi yang dilakukanoleh pengawas sekolah/pengawas pembinadapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.Tabel 1 : Data dan Hasil Temuan Kemampuan

Lima Guru PKn Dalam Menyusun danMenerapkan “RPP Konvensional”Berdasarkan Hasil SupervisiKunjungan Kelas/ Akademik Sebelum PTS

Sumber : Data Sekunder Hasil SupervisiAkademik Peneliti Selaku Kepala sekolah.Keterangan/Catatan : Rentang skala Linkers

1-4; 4 = 91-100 = Sangat Baik (SB); 3 = 81-90= Baik (B); 2 = 71-80 = Cukup (C);1 = < 70 = Kurang (K).Indikator Keberhasilan (IK) lebih besar atausama dengan 81 dengan kriteria baik/B (>81/B).

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwakemampuan lima orang/guru PKn SMANegeri 1 Woha, dalam menyusun “RPPkonvensional” sebelum dilakukan tindakanpelatihan kerja bersama dan pendampingan(PKBP) atau sebelum PTS ini di laksanakanadalah sebagai berikut : (1) guru Mmemperoleh nilai rata-rata 72,0 dengankriteria cukup, guru S memperoleh nilai rata-rata 70,6 dengan kriteria cukup, guru Dmemperoleh nilai rata-rata 72,0 dengankriteria cukup, guru U memperoleh nilai rata-rata 72,0 dengan kriteria cukup, dan guru Kmemperoleh nilai rata-rata 72,0 dengan

kriteria cukup, rata-rata perolehan nilai 71,7kriteria cukup; sedangkan kemampuan limaorang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha, dalammenerapkan “RPP konvensional” sebelumdilakukan tindakan PKBP atau sebelum PTSini dilakukan, dapat diuraikan sebagai berikut: (2) guru M memperoleh nilai rata-rata 72,3dengan kriteria cukup, guru S memperolehnilai rata-rata 70,3 dengan kriteria cukup, guruD memperoleh nilai rata-rata 71,6 dengankriteria cukup, guru U memperoleh nilai rata-rata 71,0 dengan kriteria cukup, guru Kmemperoleh nilai rata-rata 72,3 dengankriteria cukup. Nilai rata-rata menyusun“RPP-konvensional”, sebelum PTS diperoleh72,2 dengan kriteria cukup (C) dan nilai rata-rata penerapan “RPP-konvensional”, sebelumPTS diperoleh 72,0 dengan kriteria cukup,rata-rata perolehan nilai 71,5 dengan kriteriacukup. Ke-lima guru PKn SMA tersebut diatas belum pernah membuat atau menyusun :(a) RP3-Portofolio; (b) belum pernahmenerapkan RP3-Portofolio; dan (c) tidakmengetahui respon siswa terhadappembelajaran PKn SMA, karena guru tidakpernah membuat angket atau kuesioner untukdiisi oleh responden atau siswanya.2.Hasil Pengamatan Setelah Tindakan PTS.

2.1 Siklus I2.1.1 Perencanaan

Peneliti pada pertemuan pertama danpertemuan kedua siklus I mempereloh datadan hasil pengamatan yang berkaitan denganperencanaan atau tahap persiapan pelaksanaantindakan pelatihan kerja bersama danpendampingan (PKBP), sebagai berikut: (1)peserta belum menyiapkan atau membawasecara lengkap bahan-bahan untuk keperluanpenyusunan RP3-Portofolio, ada dua orangguru PKn SMA/peserta yang tidak membawa“RPP konvensional”, sebagai bahan rujukanatau perbandingan menyusun RPP perbikanpembelajaran atau “RP3-Portofolio”, ada satuorang peserta pelatihan yang tidak membawaSK dan KD mata pelajaran PKn SMAsemester genap sesuai dengan kelas yangdiajarkannya; (2) guru atau peneliti menyusunrencana pelaksanaan pelatihan kerja bersamadan pendampingan (RPKBP) untuk digunakan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 162

pada saat pelaksanaan tindakan menyusunRP3-Portofolio, sebagai contoh bagi ke-empatguru PKn/peserta pelatihan. Hambatan-hambatan, kendala-kendala atau kesulitan-kesulitan yang di temukan pada saatpembuatan atau penyusunan RP3-Portofolioadalah sebagai berikut : (a) memilih danmenentukan kompetensi dasar (KD) untukdijadikan jenis tagihan untuk mengungkapkemampuan siswa secara menyeluruh melaluimodel pembelajaran berbasis portofolio; (b)pengaturan atau pembagian alokasi waktupada kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dankonfirmasi) pembelajaran yang termuat dalamRP3-Portofolio,2.1.2 Pelaksanaan

Proses pelaksanaan tindakan denganmelalui pelatihan kerja bersama danpendampingan (PKBP) guru-guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima dalammenyusun rencana pelaksanaan perbaikanpembelajaran berbasis portofolio (RP3-Portofolio), yaitu menimplementasikanrencana pelatihan kerja bersama danpendampingan (R-PKBP) yang telahdipersiapkan untuk pertemuan pertama siklus Idilaksanakan pada hari Senin tanggal 25Januari 2016 dan pertemuan kedua siklus Iuntuk menerapkan RP3-Portofolio hasil atauproduk pelatihan kerja bersama oleh masing-masing peserta pelatihan (ke-empat guru PKnSMA Negeri 1 Woha) yang didampingi ataudiobservasi dan dinilai oleh pelatih selakupeneliti sebagai kepala sekolah dan jugamerangkap salah seorang peserta pelatihan,dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8Pebruari 2016, dapat diuraikan sebagai berikut: (1) peserta belum menyiapkan ataumembawa secara lengkap bahan-bahan untukkeperluan penyusunan RP3-Portofolio, adadua orang guru PKn SMA/peserta yang tidakmembawa “RPP konvensional”, sebagai bahanrujukan atau perbandingan menyusun RPPperbikan pembelajaran atau “RP3-Portofolio”,ada satu orang peserta pelatihan yang tidakmembawa SK dan KD mata pelajaran PKnSMA semester genap sesuai dengan kelasyang diajarkannya ; (2) guru atau penelitidalam mengimplementasikan RP3-Portofoliopada pertemuan kedua siklus I belum sesuai

dengan rencana pelaksanaan pelatihanbersama dan pendampingan yang telahdisusun sebelum pelaksanaan tindakan PTS.2.1.3 Pengamatan

Peneliti mengamati jalannya pelatihankerja bersama dan pendampingan (PKBP)terhadap lima orang/guru PKn SMA Negeri 1Woha, sedangkan untuk peneliti dinilai olehsalah seorang teman peserta pelatihan ataupenilaian antar teman (Darmawan, S.H) padapertemuan pertama siklus I dalam menyusunRP3-Portofolio dengan menggunakaninstrumen pengamatan atau lembar observasiyang telah disiapkan peneliti sebelumnya. Hal-hal yang diamati oleh peneliti denganpembagian tugas dalam kelompoknya, yaitukelompok A terdiri dari dua orang guru PKnyang mengajar mata pelajaran PKn di kelas X,yaitu Drs.Mansyur Hasan (peneliti) dengankode guru M dan Suharni, S.Pd dengan kodeguru S untuk menyusun RP3-Portofolio kelasX SK. 4. Menganalisis hubungan dasar negaradengan konstitusi, KD. 4.1 Mendeskripsikanhubungan dasar negara dengan konstitusi danKD. 4.2 Menganaisis substansi konstitusinegara, semester 2 (genap) tahun pelajaran2015/2016, kelompok B terdiri dari dua orangguru PKn yang mengajar mata pelajaran PKndi kelas XI IPS, XI IPA, dan XI Bahasa, yaituDarmawan, S.H dengan kode guru D danSupriadi, S.Pd dengan kode guru U, menyusunRP3-Portofolio kelas XI IPS, XI IPA, dan XIBahasa pada SK. 4. Menganalisis hubunganinternasional dan organisasi internasional, KD.4.1 Mendeskripsikan pengertian, pentingnyadan sarana-sarana hubungan internasional bagisuatu negara untuk semester genap tahunpelajaran 2015/2016, sedangkan kelompok Cterdiri dari dua orang guru PKn yang mengajarmata pelajaran PKn di kelas XII IPS, XII IPA,dan XII Bahasa, yaitu Dra. Muhardini DKdengan kode guru K dan Supriadi, S.Pddengan kode guru U (mengajar satu kelas XIIIPS), menyusun RP3-Portofolio kelas XII IPS,XII IPA, dan XII Bahasa, SK. 3.Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakatdemokrasi, KD. 3.1 Mendeskripsikanpengertian, fungsi dan peran sertaperkembangan pers di Indonesia dan KD.3.2Menganalisis pers yang bebas dan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 163

bertanggung jawab sesuai kode etik jurnalistikdalam masyarakat demokratis di Indonesia.Dari pengamatan terhadap lima orang guruPKn SMA tersebut diperoleh temuan sebagaiberikut : (1) masih ada yang belum pahamlangkah-langkah pelaksanaan pembelajaranberbasis portofolio; (2) guru belum terbiasamenggunakan model pembelajaran berbasisportofolio dalam pembelajaran mata pelajaranPKn, karena itu pemanfaatan waktu belumsesuai dengan alokasi waktu yang termuatdalam RPP-Portofolio; dan (3)

Berikut ini adalah data dan hasilpengamatan kemampuan lima orang/guru PKnSMA Negeri 1 Woha dalam menyusun RP3-Portofolio melalui tindakan pelatihan kerjabersama dan pendampingan (PKBP)pertemuan pertama siklus I dapat dilihat padaTabel 2 berikut ini.Tabel 2 : Data dan Hasil PengamatanKemampuan Lima Guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima Dalam MenyusunRP3-Portofolio Melalui PKBP PertemuanPertama Siklus I

Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan Datadan Analisis Data.Keterangan/Catatan : Rentang skala Linkers 1-4; 4 = 91-100 = Sangat Baik (SB); 3 = 81-90= Baik (B); 2 = 71-80 = Cukup (C);1 = < 70 = Kurang (K).Indikator Keberhasilan (IK) lebih besar atausama dengan 81 dengan kriteria baik/B (>81/B).

Tabel 2 di atas menunjukkankemampuan lima orang guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima dalammenyusun RP3-Portofolio dengan empataspek atau faktor yang ditingkatkan setelah

dilakukan tindakan pelatihan kerja bersamadan pendampingan terhadap guru-guru PKnSMA binaan (PKBP) pada pertemuan pertamasiklus I. Berdasarkan hasil analisis data danpengolahan hasil instrumen pengamatan atauobservasi tentang kemampuan limaorang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha, padapertemuan pertama siklus I, dapat diuraikansebagai berikut : (1) guru M diperoleh nilairata-rata 80,3 dengan kriteria cukup, belummencapai indikator keberhasilan; (2) guru Sdiperoleh nilai rata-rata 78,0 dengan kriteriacukup, belum mencapai indikatorkeberhasilan; (3) guru D diperoleh nilai rata-rata 78,8 dengan kriteria cukup, belummencapai indikator keberhasilan; (4) guru Udiperoleh nilai rata-rata 77,8 dengan kriteriacukup, belum mencapai indikatorkeberhasilan; dan (5) guru K diperoleh nilairata-rata 79,5 dengan kriteria cukup, belummencapai indikator keberhasilan. Nilai rata-rata lima orang/guru PKn SMA Negeri 1Woha diperoleh 78,88 dengan kriteria cukup(C), belum mencapai indikator keberhasilan.Guru M dan K pada aspek memilih materipokok yang sesuai dengan modelpembelajaran portofolio dan mengurutkanprosedur atau langkah-langkah (sintaks)penerapan model pembelajaran portofoliosudah mencapai indikator keberhasilan dengankriteria baik (B), namun karena nilai rata-rataperolehan pada empat aspek tersebut belummencapai indikator keberasilan, masih perludilanjutkan pada siklus berikutnya . Karenasemua atau ke-lima guru PKn SMA Negeri 1Woha tersebut belum mencapai indikatorkeberhasilan yang telah ditetapkan minimalmemperoleh nilai rata-rata > 81 dengankriteria baik (B), peneliti melanjutkantindakan pelatihan kerja bersama danpendampingan (PKBP) bagi guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha atau PTS ini pada siklusII.

Data dan hasil pengamatankemampuan lima orang guru PKn SMANegeri 1 Woha, dalam menerapkan RP3-Portofolio pada siswa/kelas yang diajarkanoleh masing-masing peserta pelatihan (guruPKn di SMAN 1 Woha) hasil tindakan PKBPdapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 164

Tabel 3 : Data dan Hasil PengamatanKemampuan Lima Guru PKn SMA Negeri 1Woha Dalam Menerapkan RP3-PortofolioHasil PKBP Pertemuan Kedua Siklus I

Sumber : Data Primer Pengolahan Data danAnalisis DataKeterangan/Catatan : Rentang skala Linkers 1-4; 4 = 91-100 = Sangat Baik (SB); 3 = 81-90= Baik (B); 2 = 71-80 = Cukup (C);

1 = < 70 = Kurang (K).Indikator

Keberhasilan (IK) lebih besar atau samadengan 81 dengan kriteria baik/B (>81/B).

Tabel 3 di atas menunjukkankemampuan lima orang guru PKn SMANegeri 1 Woha, dalam menerapkan RP3-Portofolio hasil PKBP pertemuan pertamasiklus I. Berdasarkan hasil analisis data danpengolahan hasil instrumen pengamatan atauobservasi tentang kemampuan lima orang guruPKn SMA Negeri 1 Woha pada pertemuankedua siklus I, dapat diuraikan sebagai berikut: (1) guru M diperoleh nilai rata-rata 78,5dengan kriteria cukup, belum mencapaiindikator keberhasilan; (2) guru S diperolehnilai rata-rata 74,0 dengan kriteria cukup,belum mencapai indikator keberhasilan; (3)guru D diperoleh nilai rata-rata 76,0 dengankriteria cukup, belum mencapai indikatorkeberhasilan; (4) guru U diperoleh nilai rata-rata 74,3 dengan kriteria cukup, belummencapai indikator keberhasilan; dan (5) guruK diperoleh nilai rata-rata 77,3 dengan kriteriacukup, belum mencapai indikatorkeberhasilan. Nilai rata-rata lima orang guruPKn SMA Negeri 1 Woha sebesar 76,02dengan kriteria cukup (C), belum mencapai

indikator keberhasilan. Walaupun pada aspekkemampuan menerapkan RP3-Portofoliosesuai dengan tujuan pembelajaran (TP) yangtelah direncanakan dalam RP3-Portofolio guruM, telah memperoleh rata-rata nilai 82 dengankriteria baik (B) dan guru K juga telahmemperoleh nilai rata-rata 81 dengan kriteriabaik (B), namun karena perolehan nilai rata-rata masih di bawah indikator keberhasilanyang diharapkan (78,5 untuk guru M dan 77,3untuk guru K), belum mencapai indikatorkeberhasilan. Karena semua atau limaorang/guru PKn SMA tersebut belummencapai indikator keberhasilan yang telahditetapkan minimal memperoleh nilai rata-rata> 81 dengan kriteria baik (B), penelitimelanjutkan tindakan pelatihan kerja bersamadan pendampingan (PKBP) atau PTS ini padasiklus II.

Data dan hasil angket siswa setelahpenerapan RP3-Portofolio yang dilakukanoleh ke-lima orang guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima pada siswa/kelas yangdiajarkan oleh masing-masing pesertapelatihan (guru PKn SMA Negeri 1 Woha)pada pertemuan kedua siklus I dapat dilihatpada Tabel 4 berikut ini.Tabel 4 : Rekapitulasi Data dan Hasil AngketSiswa/Respon Siswa Terhadap PenerapanRP3-Portofolio Setelah Pertemuan KeduaSiklus I

Sumber : Data Primer Hasil PengolahanAngket/Respon Siswa.

Indikator keberhasilan (%) responsiswa > 75% (kriteria respon siswa positif).

Tabel 4 di atas menunjukkan responsiswa yang berkaitan dengan ketertarikan dan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 165

menyenangkan siswa dengan diterapkannyaRP3-Portofolio oleh masing-masing guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima sesuaidengan jadwal mengajarnya pada pertemuankedua siklus I. Berdasarkan hasil pengolahanangket siswa (yang menjawab sangat setujudan setuju pada uraian pernyataan dalamangket siswa), dapat diuraikan sebagai berikut: (1) siswa di kelas X.5 yang diajar oleh guruM, persentase (%) respon siswa 84% (positif);(2) siswa kelas X.1 yang diajar oleh guru S,persentase respon siswa 91% (sangat positif);(3) siswa kelas XI IPA yang diajar oleh guruD, persentase respon siswa 81% (positif); (4)siswa kelas XI IPS yang diajar oleh guru U,persentase respon siswa 81% (positif). dan (5)siswa kelas XII IPA yang diajar oleh guru K,persentase respon siswa 91% (sangat positif).Karena ke-lima orang guru PKn SMA Negeri1 Woha, telah mencapai indikatorkeberhasilan (%) respon siswa > 75%, namununtuk memantapkan dan menyempurnakanhasil, masih tetap dilanjutkan ke pertemuankedua siklus II.2.1.4 Refleksi

Tahapan refleksi siklus I inidilaksanakan setelah pelaksanaan tahappengamatan, siklus I, yaitu dengan caramengumpulkan data yang berupa hasilpengamatan penyusunan RP3-Portofolio padasaat tindakan pelatihan kerja bersama danpendampingan (PKBP), dan penerapan RP3-Portofolio, respon siswa terhadap penerapanRP3-Portofolio, hasil catatan lapangan ataujurnal peneliti pada saat pelaksanaan PKBPdan pada saat penerapan RP3-Portofolio yangtidak termuat dalam instrumen pengamatanatau lembar observasi.

Pada saat pertemuan pertama siklus I(tindakan PKBP), lima orang/guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima dalammenyusun RP3-Portofolio, permasalahan yangmuncul adalah sebagai berikut : (a) lima guruPKn SMA masih merasa kesulitan untukmengurutkan langkah-langkah atau prosedurpenerapan model pembelajaran portofolio,karena guru PKn selama ini tidak terbiasamenggunakan beragam atau berbagai variasimodel pembelajaran portofolio tersebut, sertayang dapat mengaktifkan siswa dalam proses

pembelajaran PKn SMA, dan juga disebabkankarena guru PKn SMA dalam penguasaankonsep teoritik pembelajaran portofolio masihrendah; (b) guru masih merasa kesulitandalam merumuskan langkah-langkah atauprosedur penerapan model pembelajaranportofolio kedalam langkah-langkah kegiatanpembelajaran inti atau pokok (eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi); (c) terbatasnyawaktu untuk menjelaskan langkah-langkahportofolio oleh pelatih kepada pesertapelatihan; dan (d) RP3-Portofolio produk atauhasil PKBP, belum mencapai indikatorkeberhasilan, ini disebakan karena faktor-faktor tersebut di atas dan dikembalikankepada masing-masing peserta atau guru-guruPKn untuk direview atau diperbaiki.

Pada waktu penerapan RP3-Portofolioyang dilakukan oleh guru-guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima ditemukanpermasalahan-permasalahan, sebagai berikut :(a) semua/lima orang guru PKn masih merasakesulitan dalam menerapkan RP3-Portofoliopada kegiatan pendahuluan; (b) pada kegiataninti pembelajaran (eksplorasi, elaborasi,konfirmasi) dan penutup.2.2.Hasil Pengamatan Siklus II2.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan siklus II ini, langkah-langkah yang diambil pada tahap perencanaan,pada prinsipnya sama dengan yang dilakukanpada siklus I. Standar Kompetensi (SK) danKompetensi (KD) sama dengan SK dan KDpada siklus I, yang membedakan adalah materipokok atau materi ajar yang relevan denganpenggunaan model pembelajaran Portofolio.Perbedaan antara pertemuan pertama siklus IIini dengan pertemuan pertama siklus I adalahmateri ajar atau konsep atau sub konsep PKnSMA khususnya bagi kelas X yang dibuatoleh peneliti RP3-Portofolio sebagai contohyang merupakan lanjutan materi ajar padapertemuan pertama siklus I.

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklusII ini adalah peneliti sengaja melakukanpersiapan atau perencanaan pada siklus IIuntuk mempersiapkan pelaksanaan tindakanmelalui PKBP dalam menerapkan RP3-Portofolio dengan memperhatikan faktor-faktor yang diperkirakan berdasarkan catatan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 166

lapangan atau jurnal peneliti, data dan hasilpengamatan yang menjadi penyebab sehinggasiklus I belum mencapai indikatorkeberhasilan yang diharapkan adalah minimalperolehan nilai rata-rata > 81 dengan kriteriabaik (B) untuk kemampuan guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha, dalam menyusun RP3-Portofolio serta penerapan RP3-Portofoliohasil PKBP sedangkan persentase (%) responatau indikator keberhasilan persentase(masing-masing satu kelas yang diajarkan olehpeserta pelatihan, yaitu kelas X.5 untuk kodeguru M/peneliti, kelas X.1 untuk guru S, kelasXI IPA untuk guru D, kelas XI IPS untuk guruU, dan kelas XII IPA untuk guru K) responsiswa minimal > 75%, respon siswa positif.RP3-Portofolio (produk PKBP) yangmerupakan acuan penerapan atauimplementasi pada pembelajaran PKn SMAoleh lima orang guru mata pelajaran PKnSMA Negeri 1 Woha sesuai dengan jam tatapmuka atau sesuai dengan jadwal mengajarnya.2.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan PTS pertemuanpertama siklus II dilaksanakan pada hari Senintanggal 15 Pebruari 2016 bertempat di ruangguru SMA Negeri 1 Woha yang dihadiri olehlima orang guru PKn SMA yang menjadipeserta atau sasaran dilakukanya PTS inidalam pelatian kerja bersama danpendampingan (PKBP) bagi guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima(disingkat PKBP). Pelaksanaan pertemuanpertama siklus II melalui tindakan PKBP yangmengacu atau berpedoman pada RencanaPelaksanaan Pelatihan Kerja Bersama danPendampingan Bagi Guru-Guru PKn SMA(RPKBP) Siklus II yang telah review olehpeneliti berdasarkan kelemahan-kelemahanatau kendala-kendala pada perencanaanpertemuan pertama dan kedua siklus I, yangmenyebabkan lima orang guru PKn SMANegeri 1 Woha belum mencapai indikatorkeberhasilan yang telah ditetapkan (> 81/B).

Pelaksanaan pertemuan kedua siklus IIdilaksanakan mulai hari Senin tanggal 29Pebruari 2016 sampai dengan tanggal 28Maret 2016 untuk menerapkan RP3-Portofolioyang merupakan hasil atau produk tindakanPKBP pada pertemuan pertama siklus II, oleh

masing-masing guru PKn SMA Negeri 1Woha dengan kode guru : M , S, D, U, dan K,menerapkan RP3-Portofolio yang dibuatmasing-masing peserta pelatihan sesuaidengan SK dan KD yang telah ditentukan atausesuai konsep atau sub konsep materi PKnSMA, dan sesuai dengan jadwal mengajarnya.Peneliti selaku kepala sekolah dan jugasebagai salah seorang guru yang mengajarPKn SMA di kelas X.5 (sedangkan penelitidiamati oleh salah seorang temansejawat/peserta pelatihan) melakukanpengamatan dengan menggunakan instrumenpengamatan atau lembar observasi. Setelahmasing-masing guru PKn SMA Negeri 1Woha, menerapkan RP3-Portofolio pada kelasyang menjadi tanggung jawabnya, penelitiselaku kepala sekolah (sebagai pendamping)dan sekaligus sebagai peneliti memberikanangket kepada siswa yang diajarkan olehmasing-masing guru PKn SMA Negeri 1Woha, untuk dijawab atau diisi untukmengetahui respon siswa terhadap penerapanRP3-Portofolio hasil PKBP.2.2.3.Tahap Pengamatan

Data dan hasil pengamatan pada saatpelaksanaan melalui tindakan pelatihan kerjabesama dan pendampingan bagi guru-guruPKn SMA (PKBP) dalam menyusun danmenerapkan RP3-Portofolio, serta responsiswa. Pengamatan siklus II dilakukanbersamaan dengan pelaksanaan siklus II,artinya pada saat guru-guru PKn SMA Negeri1 Woha Kabupaten Bima melaksanakanPKBP pada saat itu juga dilakukanpengamatan terhadap kemampuan lima orangguru PKn SMA dalam menyusun RP3-Portofolio, yang sebelumnya di awali ataudidahului oleh kemampuan lima guru PKnSMA tersebut untuk menyusun RP3-Portofolio (sebagai produk PKBP padapertemuan pertama siklus II), yaknikemampuan : (a) memilih materi pokok yangsesuai dengan model pembelajaran portofolio;(b) mengurutkan langkah-langkah atauprosedur model pembelajaran Portofolio(sintaks model pembelajaran portofolio); (c)merumuskan prosedur atau langkah-langkahmodel pembelajaran portofolio ke dalamlangkah-langkah kegiatan pembelajaran

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 167

(kegiatan inti tiga tahapan tatap muka :eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dankegiatan penutup dalam RP3-Portofolio; dan(c) produk atau hasil PKBP adalah RP3-Portofolio yang diterapkan ataudiimplementasikan pada pertemuan keduasiklus II. PTS ini meneliti kemampuan limaorang guru PKn dalam menerapkan RP3-Portofolio hasil atau produk melalui tindakanpada pertemuan pertama siklus II, yaitu PKBPatau dengan kata lain RP3-Portfolio yangditerapkan dalam pembelajaran yangdilakukan oleh masing-masing guru-guru PKnSMA Negeri 1 Woha sesuai dengan jammengajar atau jam tatap muka dari masing-masing guru PKn, artinya RP3-Portofolioyang sudah baik yang sudah dipresentasikandan yang sudah direview. Kemampuan guruyang diamati atau yang dinilai denganpemberian nilai, adalah sebagai berikut : (1)kemampuan menerapkan RP3-Portofolio : (a)sesuai dengan tujuan pembelajaran (TP) yangtelah direncanakan dalam RP3-Portofoliotersebut; (b) sesuai dengan langkah-langkahkegiatan pembelajaran, tiga tahapan tatapmuka (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi);(c) dengan mengunakan beragam sumberbelajar atau alat bantu pembelajaran yangdapat mengaktifkan siswa; dan (d)kemampuan melaksanakan penilaianportofolio sesuai dengan perangkat yang telahdisiapkan pada saat pelatihan kerja bersamamenyusun RP3-Portofolio pertemuan keduasiklus II.

Data dan hasil pengamatan kemampuanlima orang guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima dalam menyusun RP3-Portofolio pada pertemuan pertama siklus IImelalui tindakan PKBP dapat dilihat padaTabel 5 berikut ini.Tabel 5 : Data dan Hasil PengamatanKemampuan Lima Guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima Dalam MenyusunRPP-Portofolio Melalui PKBP PertemuanPertama Siklus II

Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan Datadan Analisis Data.Keterangan/Catatan : Rentang skala Linkers

1-4; 4 = 91-100 = Sangat Baik (SB); 3 = 81-90 = Baik (B); 2 = 71-80 = Cukup (C);

1 = < 70 = Kurang (K).Indikator

Keberhasilan (IK) lebih besar atau samadengan 81 dengan kriteria baik/B (>81/B).

Tabel 5 di atas menunjukkankemampuan lima orang guru PKn SMANegeri 1 Woha, Kabupaten Bima dalammenyusun RP3-Portofolio dengan empataspek atau faktor yang ditingkatkan setelahdilakukan tindakan pelatihan kerja bersamadan pendampingan terhadap guru-guru PKnSMA (PKBP) pada pertemuan pertama siklusII. Berdasarkan hasil analisis data danpengolahan hasil instrumen pengamatan atauobservasi tentang kemampuan lima orang guruPKn SMA pada pertemuan pertama siklus II,dapat diuraikan sebagai berikut : (1) guru M,S, D, U, dan K pada aspek memilih materipokok yang sesuai dengan modelpembelajaran portofolio, mengurutkanlangkah-langkah atau prosedur modelpembelajaran portofolio, dan merumuskanprosedur atau langka-langkah portofolio kedalam langkah-langkah kegiatan pembelajarandalam RP3-Portofolio, guru M, D, dan K telahmencapai indikator keberhasilan, sedangkanguru S belum memenuhi indikatorkeberhasilan, demikian pula merumuskanprosedur atau langkah-langkah modelpembelajaran portofolio guru M, D, U, dan Ktelah mencapai indikator keberhasilan,sedangkan guru S, belum mencapai indikator

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 168

keberhasilan, produk atau hasil pelatihan kerjabersama dan pendampingan, yaitu dokumenRP3-Portofolio semua guru belum mencapaiindikator keberhasilan. Perolehan nilai rata-rata untuk lima orang guru PKn SMA Negeri1 Woha sebesar 79,86 dengan kriteriacukup/C, belum mencapai indikatorkeberhasilan maka peneliti masih melanjutkantindakan pelatihan kerja bersama danpendampingan (PKBP) atau PTS ini padapertemuan kedua siklus II.

Data dan hasil pengamatan kemampuanlima orang guru PKn SMA Negeri 1 Woha,Kabupaten Bima dalam menerapkan RP3-Portofolio melalui tindakan pendampinganPKBP-PKn SMA pertemuan kedua siklus IIdapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.Tabel 6 : Data dan Hasil PengamatanKemampuan Lima Guru PKn SMA Negeri 1Woha Dalam Menerapkan RP3-PortofolioHasil PKBP Pertemuan Kedua Siklus II

Sumber : Data Primer Pengolahan Data danAnalisis DataKeterangan/Catatan : Rentang skala Linkers1-4; 4 = 91-100 = Sangat Baik (SB); 3 = 81-90 = Baik (B); 2 = 71-80 = Cukup (C);

1 = < 70 = Kurang (K).

IndikatorKeberhasilan (IK) lebih besar atau samadengan 81 dengan kriteria baik/B (>81/B).

Tabel 6 di atas menunjukkankemampuan lima orang guru PKn SMANegeri 1 Woha, Kabupaten Bima dalammenerapkan RP3-Portofolio dengan empataspek atau faktor yang ingin ditingkatkansetelah dilakukan tindakan pelatihan kerjabersama dan pendampingan bagi guru-guruPKn SMA binaan (PKBP) pada pertemuankedua siklus II. Berdasarkan hasil analisis datadan pengolahan hasil instrumen pengamatanatau observasi tentang kemampuan lima orangguru PKn SMA pada pertemuan kedua siklusII, dapat diuraikan sebagai berikut : (1) guruM diperoleh nilai rata-rata 83,0 dengankriteria baik, telah mencapai indikatorkeberhasilan; (2) guru S diperoleh nilai rata-rata 81,0 dengan kriteria baik, telah mencapaiindikator keberhasilan; (3) guru D diperolehnilai rata-rata 81,8 dengan kriteria baik, telahmencapai indikator keberhasilan; (4) guru Udiperoleh nilai rata-rata 81,0 dengan kriteriabaik, telah mencapai indikator keberhasilan;dan (5) guru K diperoleh nilai rata-rata 82,3dengan kriteria baik, telah mencapai indikatorkeberhasilan. Nilai rata-rata lima orang guruPKn SMA Negeri 1 Woha sebesar 81,82dengan kriteria baik (B), telah mencapaiindikator keberhasilan. Karena semua ataulima orang/guru PKn SMA tersebut TELAHmencapai indikator keberhasilan yang telahditetapkan minimal memperoleh nilai rata-rata> 81 dengan kriteria baik (B), penelitimelanjutkan tindakan pelatihan kerja bersamadan pendampingan (PKBP) atau PTS ini padapertemuan pertama siklus III untukmenyempurnakan dan memantapkan hasilakhir siklus II.

Data dan hasil angket siswa atau responsiswa terhadap penerapan RP3-Portofolioyang dilakukan oleh lima guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima padapertemuan kedua siklus II dapat dilihat padaTabel 7 berikut ini.Tabel 7 : Rekapitulasi Data dan Hasil AngketSiswa/Respon Siswa Terhadap Penerapan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 169

RP3-Portofolio Pada Pertemuan Kedua SiklusII

Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan Datadan Analisis Data.

Indikator keberhasilan (%) responsiswa > 75 % (respon siswa positif).

Tabel 7 di atas menunjukkan persentase(%) respon siswa yang berkaitan denganketertarikan dan menyenangkan siswa denganditerapkannya RP3-Portofolio oleh masing-masing guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima sesuai dengan jadwalmengajarnya pada pertemuan kedua siklus II.Berdasarkan hasil pengolahan angket siswa(yang menjawab sangat setuju dan setuju padauraian pernyataan dalam angket siswa), dapatdiuraikan sebagai berikut : (1) siswa di kelasX, yang diajarkan oleh guru M, persentaserespon siswa 89%, positif); (2) siswa kelas XIIPA yang diajarkan oleh guru S, persentaserespon siswa 91%, sangat positif; (3) siswakelas XI IPA yang diajarkan oleh guru D,persentase respon siswa 91%, sangat positif;(4) siswa kelas X yang diajar oleh guru U,persentase respon siswa 91%, sangat positif;dan (5) siswa kelas XII IPS, XI IPA, XIBahasa yang diajar oleh guru K, persentaserespon siswa adalah sebesar 86%, positif.Karena ke-lima orang/guru PKn SMA Negeri1 Woha Kabupaten Bima telah mencapai ataumelampaui indikator keberhasilan ataupersentase respon siswa minimal > 75%, makapeneliti mengakhiri pemberian angket siswapada akhir siklus II.

3.1.4 Tahap RefleksiTahapan refleksi siklus II ini

dilaksanakan setelah pelaksanaan tahappengamatan, siklus II, yaitu dengan caramengumpulkan data yang berupa hasilpengamatan penyusunan RP3-Portofolio padasaat PKBP, dan penerapan RP3-Portofolio,respon siswa terhadap penerapan RP3-Portofolio, hasil catatan lapangan atau jurnalpeneliti pada saat pelaksanaan PKBP dan padasaat penerapan RP3-Portofolio yang tidaktermuat dalam instrumen pengamatan ataulembar observasi.

Pada saat pertemuan pertama siklus II(tindakan PKBP), ke-empat orang guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima sudahmembawa semua kelengkapan untukmenyusun RP3-Portofolio. Peneliti selakukepala sekolah pada saat PKBP-PKn SMAsudah memperbaiki hambatan tidak cukupnyawaktu pada saat pertemuan pertama siklus IIdalam menyusun RP3-Porofolio, sehinggaproduk RP3-Portofolio mulai mendekatikriteria baik dibandingkan dengan produksiklus I, namun masih tetap diupayakanperbaikan atau peningkatan ataupenyempurnaan selanjutnya pada siklus II danpertemuan pertama siklus III. Pada waktupenerapan RP3-Portofolio yang dilakukanoleh guru-guru PKn SMA Negeri 1 Woha,masih ditemukan kelemahan-kelemahan ataukendala-kendala, sebagai berikut: (a) guru Sdan guru U sudah tidak merasa kesulitandalam mengurutkan prosedur atau langkah-langkah model pembelajaran portofolio danmerumuskan langkah-langkah ke dalam RP3-Portofolio, karena sudah terlatih atau terbiasadengan langkah-langka (sintas) modelpembelajaran portofolio; (b) semua dokumenatau draff RP3-Portofolio setelah ditelaah ataudiperiksa dan setelah dipresentasikan dandireview sudah menunjukkan kearahkemajuan atau peningkatan; dan (c) alokasiwaktu yang telah ditetapkan dalam RP3-Portofolio sudah tidak ada hambatan.2.3.Hasil Pengamatan Siklus III

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 170

2.3.1. Tahap Perencanaan TindakanPerencanaan siklus III ini, langkah-

langkah yang diambil pada tahap perencanaansama dengan yang dilakukan pada siklus II.

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklusIII ini adalah peneliti sengaja melakukanpersiapan atau perencanaan pada siklus IIIuntuk mempersiapkan pelaksanaan melaluitindakan PKBP dalam menyusun RP3-Portofolio dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan atau hambatan-hambatan yangmengakibatkan sehingga siklus II belummencapai indikator keberhasilan yangdiharapkan minimal perolehan nilai rata-rata >81 dengan kriteria baik (B) untuk kemampuanguru-guru PKn SMA Negeri 1 Woha, dalammenyusun RP3-Portofolio (siklus III hanyaada satu kali pertemuan, hanya menyusunRP3-Portofolio dengan melalui pelatian kerjabersama saja, tanpa tindakan pendampingankarena tidak ada penerapan RP3-Portofolio.2.3.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan PTS pertemuanpertama siklus III dilakukan pada hari Senintanggal 3 April 2016 bertempat di ruang guruSMA Negeri 1 Woha yang dihadiri oleh limaorang guru PKn SMA yang menjadi pesertaatau sasaran dilakukanya PTS ini dalampelatihan kerja bersama, yaitu dua orang guruPKn SMA Negeri 1 Woha dengan kode guruM dan S, yang mengajar di kelas X.5 dankelas X.1, dua orang guru PKn SMA Negeri 1Woha yang mengajar di kelas XI IPA dengankode guru D dan di kelas XI IPS dengan kodeguru U, dan dua orang yang mengajar PKnSMA di kelas XII IPA dengan kode guru Kdan guru U yang mengajar di kelas XII IPS(merangkap dengan kelas XI IPS).Pelaksanaan pertemuan pertama siklus IIImelalui tindakan pelatihan kerja bersama yangmengacu atau berpedoman pada RencanaPelaksanaan Pelatihan Kerja Bersama BagiGuru-Guru PKn SMA (RPKBP) siklus IIIyang telah direview oleh peneliti berdasarkankelemahan-kelemahan atau kendala-kendalapada perencanaan pertemuan pertama siklusII, yang menyebabkan beberapa orang guruPKn SMA Negeri 1 Woha, belum mencapaiindikator keberhasilan yang telah ditetapkan,

yakni lebih besar atau sama dengan 81 dengankriteria baik/B (> 81/B).2.3.3.Hasil Pengamatan.

Pengamatan pertemuan pertama siklusIII dilakukan bersamaan dengan pelaksanaanpertemuan pertama siklus III, artinya pada saatguru-guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima melaksanakan PKBP padasaat itu juga dilakukan pengamatan terhadapkemampuan lima orang guru PKn SMANegeri 1 Woha dalam menyusun RP3-Portofolio, yang sebelumnya di awali ataudidahului oleh kemampuan lima guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima untukmenyusun RP3-Portofolio (sebagai produkPKBP pada pertemuan pertama siklus III),yakni kemampuan : (a) memilih materi pokokyang sesuai dengan model pembelajaranportofolio; (b) mengurutkan langkah-langkahmodel pembelajaran portofolio (sintaks modelpembelajaran portofolio); (c) merumuskanlangkah-langkah model pembelajaranportofolio ke dalam langkah-langkah kegiatanpembelajaran (kegiatan inti tiga tahapan tatapmuka : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)dan kegiatan penutup dalam RP3-Portofolio;dan (d) produk atau hasil PKBP, yaitu RP3-Portofolio. Kemampuan lima orang guru PKnSMA yang diamati, dinilai (indikator), adalahsebagai berikut : (a) memilih materi pokokyang sesuai dengan model pembelajaranportofolio; (b) mengurutkan langkah-langkahatau prosedur model pembelajaran Portofolio(sintaks model pembelajaran portofolio); (c)merumuskan prosedur atau langkah-langkahmodel pembelajaran portofolio ke dalamlangkah-langkah kegiatan pembelajaran(kegiatan inti tiga tahapan tatap muka :eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dankegiatan penutup dalam RP3-Portofolio; dan(c) produk atau hasil PKBP adalah RP3-Portofolio.

Data dan hasil pengamatan kemampuanlima orang guru PKn SMA Negeri 1 Woha,Kabupaten Bima dalam menyusun RP3-Portofolio melalui tindakan pelatihan kerjabersama pada pertemuan pertama siklus IIIdapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 171

Tabel 8 : Data dan Hasil PengamatanKemampuan Lima Guru PKn SMA Negeri 1Woha Dalam Menyusun RP3-PortofolioMelalui PKBP Pertemuan Pertama Siklus III

Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan Datadan Analisis Data.Keterangan/Catatan : Rentang skala Linkers

1-4; 4 = 91-100 = Sangat Baik (SB); 3 = 81-90 = Baik (B); 2 = 71-80 = Cukup (C);

1 = < 70 = Kurang (K).Indikator Keberhasilan (IK) lebih besar atausama dengan 81 dengan kriteria baik/B (>81/B).

Tabel 8 di atas menunjukkankemampuan lima orang guru PKn SMANegeri 1 Woha, Kabupaten Bima dalammenyusun RP3-Portofolio dengan empataspek atau faktor yang ditingkatkan setelahdilakukan tindakan pelatihan kerja bersamadan pendampingan pada pertemuan pertamasiklus III. Berdasarkan hasil analisis data danpengolahan hasil instrumen pengamatan atauobservasi tentang kemampuan lima orang guruPKn SMA SMA Negeri 1 Woha KabupatenBima pada pertemuan pertama siklus III, dapatdiuraikan sebagai berikut : (1) guru Mdiperoleh nilai rata-rata 84,5 dengan kriteriabaik, telah mencapai indikator keberhasilan;(2) guru S diperoleh nilai rata-rata 82,0dengan kriteria baik, telah mencapai indikatorkeberhasilan; (3) guru D diperoleh nilai rata-rata 83,0 dengan kriteria baik, telah mencapaiindikator keberhasilan; (4) guru U diperolehnilai rata-rata 82,3 dengan kriteria baik, telahmencapai indikator keberhasilan; dan (5) guruK diperoleh nilai rata-rata 83,3 dengan kriteriabaik, telah mencapai indikator keberhasilan.

Nilai rata-rata lima guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima diperoleh 83,02dengan kriteria baik (B) telah mencapaiindikator keberhasilan. Karena lima orangguru PKn SMA Negeri 1 Woha KabupatenBima semuanya sudah mencapai indikatorkeberhasilan minimal nilai rata-rata > 81dengan kriteria baik (B) maka penelitimengakhiri tindakan pelatihan kerja bersamadan pendampingan bagi guru-guru PKn SMAatau PTS ini pada pertemuan pertama siklusIII.1.2.4 Tahap Refleksi

Tahapan refleksi pertemuan pertamasiklus III ini dilaksanakan setelah pelaksanaantahap pengamatan pertemuan pertama siklusIII, yaitu dengan cara mengumpulkan datayang berupa hasil pengamatan penyusunanRP3-Portofolio pada saat pelatihan kerjabersama, hasil catatan lapangan atau jurnalpeneliti pada saat pelaksanaan pelatihan kerjabersama yang tidak termuat dalam instrumenpengamatan atau lembar observasi.

Pada saat pertemuan pertama siklusIII, ke-empat orang guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima sudah membawasemua kelengkapan untuk menyusun RPP-Portofolio. Peneliti selaku kepala sekolah(guru PKn SMA) pada saat pelatihan kerjabersama sudah memperbaiki hambatan tidakcukupnya waktu pada saat pertemuan pertamasiklus II dalam menyusun RP3-Portofolio,sehingga produk RP3-Portofolio sudah baikatau telah mencapai indikator keberhasilan (>81/B).PEMBAHASAN

Sebagai rujukan pembahasan laporanakhir hasil PTS ini, dari setiap siklus yangdilaksanakan diperoleh hasil dalam halkemampuan lima orang guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima : (1)kemampuan menyusun rencana pelaksanaanperbaikan pembelajaran berbasis modelpembelajaran portofolio; (2) kemampuanmenerapkan RP3-Portofolio hasil PKBP; dan(3) respon siswa terhadap penerapan RP3-Portofolio oleh masing-masing guru PKnSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima yangmengajar pada siswa di kelas X.5 dengan kodeguru M, siswa di kelas X.1 yang diajarkan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 172

oleh guru S, siswa di kelas XI IPA yangdiajarkan oleh guru D, siswa di kelas XI IPSyang diajarkan oleh guru U, dan siswa di kelasXII IPA yang diajarkan oleh guru K.

Rekapitulasi hasil tindakan pelatihankerja bersama (pertemuan pertama siklus I,pertemuan pertama siklus II, dan pertemuanpertama siklus III) bagi guru-guru PKn SMAdalam menyusun RP3-Portofolio danpendampingan (pertemuan kedua siklus I danpertemuan kedua siklus II) dalam menerapkanRP3-Portofolio melalui tindakan pelatihankerja bersama dan pendampingan (PKBP) atautindakan setelah PTS dibandingkan sebelumPTS dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.Tabel 9 : Rekapitulasi Hasil KemampuanLima Guru PKn SMA Negeri 1 Woha DalamMenyusun dan Menerapkan RP3-PortofolioHasil P dan Respon Siswa Berdasarkan SiklusI, II, dan III Serta Perbandingan Sebelum PTS.

Sumber : Data Primer Hasil PengolahanData/Analisis Data. + = positif, ++ = sangatpositifKeterangan : Hasil tiap siklus diambil darinilai rata-rata tiga kali pertemuan setiap siklus.

Tabel 9 di atas menunjukkan bahwasebelum PTS ini dilaksanakan, ke-empatorang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha, belumpernah menyusun RP3-Portofolio, belumpernah menerapkan RP3-Portofolio, danbelum pernah membuat angket siswa untukmengetahui respon siswa terhadappembelajaran PKn SMA (hasil wawancaralangsung secara lisan dengan empatpertanyaan sebelum PTS dan hasil temuanpeneliti selaku kepala sekolah pada saatmelakukan supervisi terhadap ke-empat guruPKn SMA Negeri 1 Woha, yang berkaitandengan perangkat atau administrasiperencanaan pembelajaran, terutama RPPPKn SMA). Setelah tindakan pelatihan kerjabersama dan pendampingan (PKBP) terhadap

lima orang/guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima atau setelah PTS inidilaksanakan dapat di uraikan sebagai berikut:1. Pembahasan Hasil Pengamatan

Penyusunan RP3-Portofolio Hasil PKBPLima Orang/Guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima Berdasarkan SiklusI, II, dan III, Serta Perbandingan SebelumPTS.

Dengan melalui tindakan PKBP-PKnSMA ini, terjadi peningkatan yang cukupsignifikan terhadap kemampuan limaorang/guru PKn SMA Negeri 1 Woha dalammenyusun RP3-Portofolio, ini dapatditunjukan atau dibuktikan dengan data, hasilpengamatan, hasil catatan baik siklus Ipertemuan pertama, siklus II pertemuanpertama maupun siklus III pertemuan pertama(dapat dilihat pada tabel 2, 5, dan 8 ) dibandingkan dengan data dan hasil sebelumPTS atau sebelum tindakan pelatihan kerjabersama dan pendampingan (PKBP)kemampuan menyusun “RPP Konvensional”diperoleh nilai rata-rata 72 dengan kriteriacukup, dan setelah PTS : (1) guru M diperolehnilai rata-rata 80,0 dengan kriteria cukup padasiklus I, menjadi 80,3 dengan kriteria cukuppada siklus II, dari 80,3 pada siklus II menjadi84,5 pada siklus III dengan kriteria baik/B,ada peningkatan siklus III dari siklus II, sikluskedua dari siklus I, ada atau terdapatpeningkatan sebesar 2,25%; (2) guru Sdiperoleh nilai rata-rata 78,0 dengan kriteriacukup pada siklus I, menjadi 79,3 dengankriteria cukup pada siklus II, dan menjadi 82,0dengan kriteria baik/B pada siklus III, adapeningkatan siklus III dari siklus II, siklus IIdari siklus I sebesar 2%; (3) guru D diperolehnilai rata-rata 78,8 dengan kriteria cukup padasiklus I, dari 80,0 pada siklus I menjadi 83,0dengan kriteria cukup pada siklus II, danmenjadi 84 dengan kriteria baik/B pada siklusIII, ada peningkatan siklus III dari siklus II,siklus II dari siklus I sebesar 2,10%; (4) guruU diperoleh nilai rata-rata 77,8 dengan kriteriacukup pada siklus I, dari 77,8 pada siklus Imenjadi 80,0 dengan kriteria cukup padasiklus II, dan menjadi 82,3 dengan kriteriabaik/B pada siklus III, ada peningkatan siklusIII dari siklus II, siklus II dari siklus I

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 173

(peningkatan sebesar 2,25%); (5) guru Kdiperoleh nilai rata-rata 79,5 dengan kriteriacukup pada siklus I, dari 79,5 pada siklus Imenjadi 80,0 dengan kriteria cukup padasiklus II, dan menjadi 83,3 dengan kriteriabaik/B pada siklus III, ada peningkatan siklusIII dari siklus II, siklus II dari siklus I sebesar1,90%. Persentase (%) peningkatankemampuan lima orang/ guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima dalammenerapkan RP3-Portofolio sebesar 5,78%.Persentase peningkatannya cukup signifikan,kemampuan lima guru PKn SMA di SMANegeri 1 Woha, sebelum PTS atau sebelumtindakan pelatihan kerja bersama danpendampingan (PKBP) bagi lima orang/guruPKn di SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bimadalam menerapkan RP3-Portofolio diperolehkriteria kurang, menjadi kriteria cukup setelahsiklus I dan siklus II, dan menjadi kriteriabaik/B pada silklus III.

Faktor-faktor yang menyebabkanadanya peningkatan kemampuan limaorang/guru PKn di SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima karena adanya tindakanpelatihan kerja bersama dan pendampingan(PKBP) dengan beberapa perlakuan atautindakan yang sengaja dilakukan oleh penelitiselaku kepala sekolah sekaligus juga guruyang mengajar PKn di kelas X.5 SMA Negeri1 Woha, sebagai berikut : (1) menyiapkansecara sistematis perencanaan atau desainpelatihan kerja bersama dan pendampinganbagi para peserta PKBP berupa RPKBP-PKnSMA untuk siklus I, siklus II dan siklus IIIdengan memperbaiki hal-hal yang menjadikendala/hambatan atau kelemahan sehinggaguru-guru PKn SMA Negeri 1 Woha ataupeserta PKBP belum mencapai indikatorkeberhasilan yang telah ditetapkan sebelumdilaksanakan PTS ini; (2) dengan PKBP,peserta mendapat pelatihan dan pendampingansecara langsung dan individual (disampinglisan atau berbicara dan langsung bekerjadalam kelompok, hasil kerja kelompokdipertanggung jawabkan secara individual)secara intesif dari pelatih dan pendampingatau peneliti selaku kepala sekolah/guru PKndi kelas X.5 SMA Negeri 1 Woha; (3) denganPKBP, peserta/guru PKn SMA dapat bekerja

bersama dalam kelompok; (4) dengan PKBP,peserta mendapat contoh RP3-Portofolio yangbaik dan benar; dan (4) dengan PKBP, pesertadapat mengetahui letak kekurangannya yangberkaitan dengan kemampuan penyusunan danpenerapan RP3-Portofolio.

Ke-lima orang guru PKn SMA Negeri 1Woha Kabupaten Bima sebelum pelatihankerja bersama dan pendampingan (PKBP),penguasan konsep tentang modelpembelajaran portofolio masih kurang, setelahdilaksanakan melalui tindakan PKBP inipemahaman konsep tentang modelpembelajaran portofolio mengalami perubahandari tidak biasa menjadi terbiasa dengan tigakali pertemuan dalam menyusun RP3-Portofolio. Memilih materi ajar atau pokokuntuk dituangkan dalam penulisan RP3-Portofolio menjadi biasa bagi guru PKnkarena telah dilatih dan didampingi secaralangsung bekerja bersama namunhasil/produk dokumen final RP3-Portofoliodipertanggung jawabkan secara individualselama tiga kali pertemuan. Mengurutkanlangkah-langkah model pembelajaranportofolio, peserta pada awalnya merasakesulitan karena tidak biasa atau belum pernahmenyusun RP3-Portofolio pada akhirnyaterbiasa dengan model pembelajaranportofolio ini dalam menyusun RP3-Portofolio, demikian pula pada saatmerumuskan langkah-langkah modelpembelajaran portofolio kedalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran terutama padakegiatan inti komponen RP3 (eksplorasi,elaborasi, konfirmasi), peserta merasakesulitan, karena tidak biasa atau belumpernah menyusun RP3-Portofolio, dan padaakhir siklus III semua peserta sudah terbiasasehingga semuanya telah mencapai indikatorkeberhasilan. Perlu peserta menindak lanjutidengan penelitian tindak kelas (PTK), hasilatau produk PTS ini yaitu dokumen RP3-Portofolio hasil PKBP-PKn SMA (final) untukmengetahui apakah ada peningkatan hasilbelajar atau prestasi siswa denganditerapkannya RP3-Portofolio.2. Pembahasan Hasil Pengamatan Penerapan

RP3-Portofolio Hasil PKBP Lima Guru DiSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 174

Berdasarkan Siklus I, II, dan III, SertaPerbandingan Sebelum PTS.

Kemampuan lima orang/guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima dalammenerapkan RP3-Portofolio hasil PKBP limaguru PKn SMA Negeri 1 Woha, sebelum PTSdiperoleh nilai rata-rata ke-lima orang/guruPKn SMA tersebut sebesar 76 dengan kriteriacukup, penerapan “RPP konvensional”, dansetelah tindakan PKBP atau setelah PTS atausetelah tindakan PKBP dapat dilihat padatabel 3, 6, dan 9, sebagai berikut : (1) guru Mdiperoleh nilai rata-rata 76,7 dengan kriteriacukup pada siklus I, dari 78,5 pada siklus Imenjadi 83,0 dengan kriteria baik pada siklusII, ada peningkatan siklus II dari siklus I, rata-rata sebesar 2,25 %; (2) guru S memperolehnilai rata-rata 74,0 dengan kriteria cukup padasiklus I, dari 74,0 pada siklus I menjadi 81,0dengan kriteria baik pada siklus II, adapeningkatan dari siklus I ke siklus II rata-ratasebesar 3,5%); (3) guru D diperoleh nilai rata-rata 76,0 dengan kriteria cukup pada siklus I,dari 76,0 pada siklus I menjadi 81,8 dengankriteria baik pada siklus II, ada peningkatansiklus II dari siklus I rata-rata sebesar 3,50%;(4) guru U diperoleh nilai rata-rata 74,3dengan kriteria cukup pada siklus I, dari 74,3pada siklus I, menjadi 81,0 dengan kriteriabaik pada siklus II, ada peningkatan siklus IIdari siklus I rata-rata sebesar 3,35%; dan (5)guru K diperoleh nilai rata-rata 77,3 dengankriteria cukup pada siklus I, dari 77,3 padasiklus I menjadi 82,30 dengan kriteria baikpada siklus II, ada peningkatan siklus II darisiklus I rata-rata sebesar 2,50%). Persentase(%) peningkatan kemampuan lima orang/guruPKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bimadalam menerapkan RP3-Portofolio rata-ratasebesar 5,79%.

Faktor-faktor yang menyebabkanadanya peningkatan kemampuan limaorang/guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaten Bima dalam menerapkan RP3-Portofolio hasil PKBP-PKn SMA, sebagaiberikut : (1) dokumen RP3-Portofolio yangsudah baik dan benar karena difinalkanmelalui presentasi atau seminar kecil antarpeserta pelatihan; (2) dengan pendampinganatau pembimbingan yang intensif pada saat

penerapan RP3-Portofolio; (3) denganpendampingan, peserta dapat bertanyalangsung bila dalam penerapan RP3-Portofolio terdapat kendala-kendala atauhambatan-hambatan kepada pelatih danpendamping atau peneliti selaku kepalasekolah/guru PKn SMA Negeri 1 Woha; (4)dengan pelaihan dan pendampingan pesertamendapat contoh RP3-Portofolio; dan (4)dengan pendampingan, peserta dapatmengetahui letak kekurangannya pada saatmenerapkan RP3-Portofolio.

Ke-lima orang/guru PKn SMA Negeri1 Woha Kabupaten Bima sebelum PKBP,penguasan konsep tentang modelpembelajaran portofolio setelah dilaksanakanmelalui tindakan PKBP ini pemahamankonsep tentang model pembelajaran portofoliomenjadi terbiasa dengan tiga kali pertemuandalam menyusun RP3-Portofolio. Memilihmateri untuk pembelajaran portofolio sudahtidak ada masalah, sudah baik dan benar.Mengurutkan langkah-langkah modelpembelajaran portofolio sudah sesuai dengansintaks model pembelajaran portofolio dansudah terampil, berpengalaman, peserta padaawalnya merasa kesulitan karena tidak biasaatau belum pernah menyusun RP3-Portofoliopada akhirnya terbiasa dengan modelpembelajaran portofolio ini dalam menyusunRP3-Portofolio, demikian pula pada saatmerumuskan langkah-langkah modelpembelajaran portofolio kedalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran terutama padakegiatan inti komponen RP3 (eksplorasi,elaborasi, konfirmasi), peserta sudah tidakmerasa kesulitan lagi, karena sering mendapatlatihan, bimbingan atau pendampingan yangintensif dari pelatih, pendamping atau peneliti,dan pada akhir siklus III semua aspek yangdinilai atau diamati sebagai indikator kinerjaatau indikator keberhasilan baik pada empataspek untuk penyusunan RP3-Portofoliomaupun empat aspek pada penerapan RP3-Portofolio semua/lima orang peserta atau guruPKn SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bimasudah mencapai indikator keberhasilan. Perlupeserta atau guru-guru PKn menindak lanjutidengan penelitian tindak kelas (PTK), hasilatau produk PTS ini yaitu dokumen RP3-

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 175

Portofolio hasil PKBP untuk mengetahuiapakah ada peningkatan hasil belajar atauprestasi belajar siswa dengan diterapkannyaRP3-Portofolio?3. Pembahasan Hasil Angket Siswa/Respon

SiswaTerhadap Penerapan RP3-PortofolioSebelum PTS ini, empat orang/guru PKn

SMA Negeri 1 Woha, selamma ini belumpernah membuat dan mendistribusikan angketatau kuesioner untuk mengetahui respon siswaterhadap pembelajaran PKn SMA. SetelahPTS ini empat orang guru PKn SMA Negeri 1Woha, oleh peneliti mendistribusikan kepadasiswa yang diajarkan oleh ke-empatorang/guru tersebut di atas untuk mengetahuirespon siswa terhadap proses pembelajaranPKn SMA. Respon siswa terhadap penerapanRP3-Portofolio atau dalam prosespembelajaran PKn SMA yang dilakukan olehmasing-masing guru PKn SMA Negeri 1Woha. Berdasarkan hasil pengolahan angketsiswa (yang menjawab sangat setuju/SS dansetuju/S), sebagai berikut : siswa di kelas X.5yang diajarkan oleh guru M, persentase responsiswa 84% (positif) pada siklus I, menjadi89% (positif) pada siklus II, dan yangdiajarkan oleh guru S persentase respon siswakelas X.1 sebesar 91% (sangat positif) padasiklus I, menjadi 91% (sangat positif) padasiklus II, siswa kelas XI IPA yang diajarkanoleh guru D, persentase respon siswa 81%(positif) pada siklus I, menjadi 86% (positif)pada siklus II, siswa kelas XI IPS yangdiajarkan oleh guru U, nilai respon 91%(sangat positif) pada siklus I, menjadi 91%(sangat positif) pada siklus II, dan siswa yangdiajarkan oleh guru K, persentasi respon siswakelas XII IPA, 91% (sangat positif) padasiklus I, menjadi 91% (sangat positif) padasiklus II. Karena pada siklus I telahmelampaui indikator keberhasilan ataupersentase pencapaian respon yang telahditetapkan > 75 % (respon siswa positif),maka untuk respon siswa, peneliti mengakhiripada siklus I, namun untuk penyempurnaanatau pemantapan hasil dilanjutkan pada siklusII.

SIMPULANBerdasarkan rumusan masalah, data

dan hasil pengolahan data serta analisis danpembahasan yang sengaja dilakukan olehpeneliti selaku kepala sekolah/guru yangmengajar mata pelajaran PKn di SMA Negeri1 Woha Kabupaten Bima melalui tindakanpelatihan kerja bersama dan pendampingan(PKBP) bagi lima orang/guru PKn SMANegeri 1 Woha (termasuk peneliti selakukepala sekolah/juga mengajar PKn di kelasX.5 SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima,yang menjadi sasaran PTS ini maka penelitidapat simpulkan sebagai berikut :1. Dengan melalui tindakan pelatihan kerja

bersama dan pendampingan (PKBP)terhadap guru-guru mata pelajaran PKn diSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bimadapat meningkatkan kemampuan limaorang/guru PKn SMA dalam menyusunrencana pelaksanaan perbaikanpembelajaran berbasis modelpembelajaran potofolio (RP3-Portofolio).Sebelum PTS atau sebelum di lakukantindakan pelatihan kerja bersama danpendampingan (PKBP), kemampuan ke-lima orang/guru PKn SMA Negeri 1 WohaKabupaen Bima diperoleh nilai rata-rata72 dengan kriteria cukup (C), siklus Idiperoleh nilai rata-rata 78,88 dengankriteria cukup (C) belum mencapaiindikator keberhasilan, pada siklus IIdiperoleh nilai rata-rata sebesar 79,86dengan kriteria cukup (C), indikatorkeberhasilan belum terpenuhi atautercapai, dan pada pertemuan pertamasiklus III diperoleh nilai rata-rata sebesar83,02 dengan kriteria baik (B), TELAHterpenuhi indikator keberhasilan.Persentase (%) kenaikan atau peningkatankemampuan lima guru PKn SMA Negeri 1Woha dalam menyusun RP3-Portofoliosebesar 2,07%.

2. Dengan melalui tindakan pelatihan kerjabersama dan pendampingan (PKBP)terhadap guru-guru mata pelajaran PKn diSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bimadapat meningkatkan kemampuan limaorang/guru PKn SMA Negeri 1 Wohadalam menerapkan rencana pelaksanaan

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 176

perbaikan pembelajaran berbasis modelpembelajaran porofolio (RP3-Portofolio).Sebelum PTS atau sebelum di lakukantindakan pelatihan kerja bersamapendampingan (PKBP), kemampuan limaguru PKn SMA Negeri 1 Woha, diperolehnilai rata-rata 72 dengan kriteria cukup(C), siklus I diperoleh nilai rata-rata 76,02dengan kriteria cukup (C) belum mencapaiindikator keberhasilan, pada siklus IIdiperoleh nilai rata-rata 81,82 dengankriteria baik (B), indikator keberhasilantelah terpenuhi atau tercapai, diperolehnilai rata-rata sebesar 78,92 dengankriteria baik (B), TELAH terpenuhiindikator keberhasilan.

3. Dengan diterapkannya rencanapelaksanaan perbaikan pembelajaranberbasis portofolio (RP3-Portofolio) olehlima orang/guru PKn yang mengajar diSMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima,respon siswa sangat positif. Sebelum PTSsemua guru belum pernah membuat angketuntuk mengetahui respon siswa terhadappembelajaran pendidikankewarganegaraan setelah selesai tatapmuka atau setelah mengajar, namundengan dilakukannya PKBP atau PTS iniguru-guru PKn SMA Negeri 1 Woha dapatmengetahui respon siswa terhadappembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing guru PKn SMA tersebut, hasilnyapositif pada akhir siklus I dan menjadisangat positif pada akir siklus II.

SARAN1. Agar hasil PTS ini dapat digunakan oleh

guru-guru mata pelajaran lain dalam rangkaupaya-upaya peningkatan proses dan hasilpembelajaran sesuai dengan mata pelajaranyang diampunya.

2. Diharapkan kepada guru-guru PKn SMANegeri 1 Woha Kabupaten Bima menindaklanjuti hasil PTS ini untuk dilakukanpenelitian tindakan kelas (PTK), yangberkaitan dengan penerapan modelpembelajaran portofolio (penerapan RP3-Porofolio) dengan hasil belajar siswa atauprestasi siswa.

3. Diharapkan pada guru-guru PKn SMAuntuk menyusun dan menerapkan RP3-

Porofolio sesuai dengan materi ajar yangrelevan dengan menggunakan modelpembelajaran porofolio dalam rangkameningkatkan mutu proses pembelajaranPKn SMA yang pada akhirnya dapatmeningkatkan mutu hasil belajar atauprestasi siswa.

4. Agar kepala sekolah selaku guru PKn SMANegeri 1 Woha secara terus-menerusmencari solusi atau alternatif pemecahanmasalah yang berkaitan denganpeningkatan kualitas atau mutu prosespembelajaran dan hasil belajar siswa padakhususnya dan peningkatan mutupendidikan pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKABambang Suteng, dkk, 2007. Pendidikan

Kewarganegaraan 3 Untuk SMA KelasXII, Penerbit Erlangga,Jakarta.

Depdikbud, 1996-1997. Perangkatpembelajaran. Bahan Penataran untukGuru Sekolah Menengah Umum, Jakarta.

……, 1998. Pedoman Penyusunan KaryaTulis Ilmiah dibidang guru dan angkakredit perkembangan profesi guru,Jakarta.

Depdiknas, 2003. Sistem Penilaian Kelas.Jakarta : Ditjen Dikdasmen.

……,2004. Pedoman PengembanganPortofolio KBK SMA.Jakarta : DitjenDidasmen

……,2004. Pedoman Penilaian DenganPortofolio.Jakarta: Ditjen Didasmen

……,2004. Praktik Belajar PengetahuanSosial Berbasis Portofolio. Jakarta :Ditjen Didasmen.

Fajar, Arnie. 2004. Portofolio : dalamPembelajaran IPS. Bndung : PT RemajaRoesdakarya.

Hamalik, Oemar, 1999. Kurikulum danPembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta.

……..., 2004. Proses Belajar Mengajar. BumiAksara, Jakarta.

Hendrianto, Denni Andhita. 2009. PenilaianPortofolio. STKIP PersadaKhatulistiwa Sintang.

Kintoko. 2005. Pengaruh penerapanPenilaian Portofolio terhadap PrestasiBelajar Matematika Pokok Bahasa

JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555 Desember 2016

Jurnal Pendidikan Mandala 177

Teorema Pythagoras pada Siswa Kelas2 Semester I SMP Negeri BojongPekalongan Tahun ajaran 2005/2006.Jurusan Matematika FakultasMatematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Negeri Semarang.

Sudrajat, Akhmad. 2010. Portofolio.Onlinediaksesdihttp://sudrajat.wordpress.com/2014/01/05/port ofolio/pada tanggal 5 Januari2015.

Suherman, Erman. 2011. AssessmentPortofolio Online diaksesdihttp://sudrajat.wordpress.com/2014/01/05/portofolio/pada tanggal 5 Januari2015.

Suharsimi Arikunto, 1999. Proses PenelitianSuatu Pendekatan Praktis.BumiAksara, Jakarta.

Suhardjono, 2010. Penelitian Tindakan Kelas& Penelitian Tindakan Sekolah.Penerbit Cakrawala Indonesia, LP3Universitas Negeri Malang.

Sugianto, 2010. Model-model pembelajaranInovatif, Yuman Pustaka, Surakarta

Tasrif, 2008. Pengantar Pendidikan IlmuPengetahuan Sosial, cetakan I, GentaPress, LENGGE printika, Yogyakarta.

Zainal Aqib, 2003. Profesionalisme GuruDalam Pembelajaran. Penerbit InsanCendekia, Surabaya.

Zaini, Hisyam dkk, 2008. StrategiPembelajaran Aktif, Pustaka InsanMadani, Yogyakarta.