jurnal
DESCRIPTION
ihoihnoTRANSCRIPT
![Page 1: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/1.jpg)
PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN DOKTER LAYANAN PRIMER
Hafiz Hari NugrahaBagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya2014
AbstrakUU No 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran memperkenalkan istilah Dokter Layanan Primer
sebagai strata baru pendidikan kedokteran di Indonesia. Dokter layanan primer berbeda dengan dokter umum. Dokter layanan primer merupakan dokter yang menjalani studi lanjutan setelah melalui program internship. Dengan menjalani pendidikan lajutan ini makadokter layanan primer dapat dianggap setara dengan dokter spesialis.
Berdasarkan standar kompetensi, dokter layanan primer memiliki 3 area kompetensi yakni di bidang kuratif, komunitas dan sebagai ahli kesehatan masyarakat.Puskesmas dan Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang memiliki dua peran utama sebagai sarana pelayanan kesehatan dan sarana pendidikan kesehatan. Untuk dapat memenuhi kompetensi di bidang kuratif dokter layanan primer menjalani pendidikan di rumah sakit sedangkan untuk memenuhi kompetensi di bidang komunitas dan kesehatan masyarakat dokter layanan primer menjalani pendidikan di Puskesmas.Kata kunci: Dokter Layanan Primer, Rumah Sakit, Puskesmas
AbstractThe Law No. 20 Year 2013 on Medical Education introduced the term Primary Care Doctor as a new
stratum of medical education in Indonesia. There are differences between primary care doctor with a general practitioner. Primary care doctor is a doctor who underwent additional study after going through internship programs. With this additional education primary care doctor can be considered equivalent to a specialist.
By the standards of competence, primary care physicians have 3 areas of competence in the field of the curative, community and public health expert. Community Health Center (Puskesmas) and Hospital is a health facility that has two main roles as health care and health education. To be able to meet the competencies in the field of curative primary care doctor educated at the hospital, to meet the competencies in the areas of community and public health primary care doctor educated at the Puskesmas.Keywords: Primary Care Physician, Hospital, Puskesmas
1. PENDAHULUANProgram Jaminan Kesehatan
Nasional mengedepankan sistem pelayanan primer sekaligus mendayagunakan peran dokter layanan primer sebagai garda utama sistem pelayanan kesehatan. UU No 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran memperkenalkan istilah Dokter Layanan Primer sebagai strata baru pendidikan kedokteran di Indonesia. Dokter layanan primer berbeda dengan dokter umum. Dokter layanan primer merupakan dokter yang menjalani studi lanjutan setelah melalui program internship. Dengan menjalani pendidikan lajutan ini makadokter layanan primer dapat
dianggap setara dengan dokter spesialis.1
Hanya dokter layanan primer, dokter spesialis, dan dokter subspesialis yang bisa masuk dan berada di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Semua dokter- dokter fresh graduated harus mengikuti pendidikan dokter layanan primer bila ingin menjadi bagian dari sistem sebagai penyedia pelayanan kesehatan primer. Bila tidak, seorang dokter tanpa kompetensi dokter layanan primer hanya bisa berpraktik swasta di tengah-tengah sistem JKN yang membuat masyarakat tak perlu membayar tiap kali berobat.1,2
![Page 2: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/2.jpg)
Standar kompetensi dokter ahli layanan primer indonesia (SKDALPI) masih dalam proses pembuatan namun secara garis beras dokter layanan primer memiliki standar kompetensi di bidang kuratif, bidang komunitas dan bidang kesehatan masyarakat. Secara khusus dokter layanan primer memiliki 7 area kompetensi yakni:3
a. Keterampilan komunikasi efektifb. Keterampilan klinik dasarc. Keterampilan menerapkan dasar
ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktik
d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi
f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat
g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek
Puskesmas dan Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang memiliki dua peran utama sebagai sarana pelayanan kesehatan dan sarana pendidikan kesehatan. Untuk dapat memenuhi kompetensi di bidang kuratif dokter layanan primer menjalani pendidikan di rumah sakit sedangkan untuk memenuhi kompetensi di bidang komunitas dan kesehatan masyarakat dokter layanan primer menjalani pendidikan di Puskesmas.2,3
2. PEMBAHASANDokter Layanan Primer
Definisi dokter layanan primer adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit. Dokter yang mengasuh individu dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan tingkatan sosial. Secara klinis dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan psikologis pasien. Sebagai tambahan, dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi pasiennya.1,2
Dokter layanan primer menyediakan pelayanan kesehatan primer. Pelayanan kesehatan primer berdasarkan sistem kesehatan nasional (SKN) terbagi dua yakni pelayanan berbasis komunitas yang mengedepankan aspek promotif dan preventif atau upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan berbasis individu yang mengedepankan aspek kuratif atau upaya kesehatan perorangan (UKP).1,4
![Page 3: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/3.jpg)
Gambar 1. Pelayanan Primer menurut Sistem Kesehatan Nasional1
Jaminan kesehatan nasional (JKN) mengedepankan sistem pelayanan berjenjang. Dokter layanan primer dalam kerangka JKN bertindak sebagai Gatekeeper. Gatekeeper dapat didefinisikan sebagai dokter yang berwenang mengatur pelayanan kesehatan bagi peserta, sekaligus bertanggung jawab dalam rujukan pelayanan kesehatan lanjutan sesuai kebutuhan medis peserta. Tugas Gatekeeper adalah (1)Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk memenuhi kebutuhan kesehatan peserta secara paripurna, terpadu dan bermutu, (2) Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui sistem rujukan. (3)Penasehat, konselor, dan pendidik untuk mewujudkan keluarga sehat dan (4) Manajer sumber daya.1
Gambar 2. Model Sistem Pelayanan Kesehatan BPJS (Dokter sebagai gatekeeper)3
Dokter layanan primer mempunyai posisi yang strategis dalam keberhasilan penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif yang juga bermakna pengendalian biaya pelayanan kesehatan. Konsep ini meletakkan peran dokter layanan primer sebagai penatalaksanaan pelayanan kesehatan yang sadar mutu dan sadar biaya pelayanan kesehatan.1,4
Peran dokter layanan primer yaitu1,3 : 1. Pemberi pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara paripurna,
![Page 4: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/4.jpg)
terpadu, bermutu dan efisien (Health provider).
2. Arif dalam mengatur agar terjadi pemanfaatan pelayanan kesehatan secara tepat oleh pasien dan keluarga/koordinator pelayanan rujukan (Gate keeper).
3. Penasihat setiap masalah kesehatan (Health consular).
4. Pengatur pemakaian sumber kesehatan (Resources allocator ).
Dokter layanan primer memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu3 :a. Care Provider (Penyelenggara
Pelayanan Kesehatan)Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan
b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik
d. ManagerYang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat
Dalam pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dokter yang masuk ke dalam sistem dan berhak memperoleh pendapatan dari negara adalah dokter layanan primer, dokter spesialis dan dokter sub-spesialis. Sedangkan dokter umum masih dapat berpraktek seperti biasa di klinik dan rumah sakit swasta yang tidak tergabung ke dalam SJSN selama masih memiliki izin praktek.4
![Page 5: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/5.jpg)
Gambar 3. Konsep Dokter Layanan Primer4
Kompetensi Dokter Layanan Primer
Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen konsil kedokteran indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul “Standar Kompetensi Dokter” yang menjabarkan dalam 7 area kompetensi :3
1. Area komunikasi efektif; mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.
2. Area keterampilan klinis; melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.
3. Area landasan ilmiah ilmu kedokteran; mengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
4. Area pengelolaan masalah kesehatan : mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif,
holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
5. Area pengelolaan informasi : mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
6. Area mawas diri dan pengembangan diri : melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan
kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara sinambung.
7. Area etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta keselamatan pasien : berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien.
Dokter layanan primer harus mampu memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Berdasarkan Perpres no 12 tahun 2013 yang termasuk pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dijamin yaitu : 3,4
Paket A B C D
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
DPU x x x x x
DLP x x x x X x X x x X x x x X x
![Page 6: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/6.jpg)
Lulus seleksi penerimaan sesuai peraturan perundanganLulus tes bakat dan tes kepribadianJalur khusus
Calon mahasiswa
Lulus
Seleksi penerimaan mahasiswa program dokter layanan primer
Memiliki surat tanda registrasiMemiliki pengalaman klinis di daerah terpencil
Dokter layanan primer
Pendidikan akademik dan profesi Dokter
Uji KompetensiNasional
Sumpah DokterWajib Internsip (pasal 38 ayat 1)
1. administrasi pelayanan;2. pelayanan promotif dan preventif;
a. penyuluhan kesehatan perorangan;
b. imunisasi dasar;c. keluarga berencana; dand. skrining kesehatan.
3. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
4. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
5. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
6. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;
7. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan
8. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.
Kompetensi yang
membedakan dokter praktik umum, dan dokter layanan primer (Spesialis Famili Medisin) digambarkan melalu tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Perbedaan area kompetensi DPU dan DLP3
Penjelasan tentang masing-masing kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 2. Deskripsi area kompetensi3
Pendidikan Dokter Layanan Primer
Dokter layanan primer berbeda dengan dokter umum. Dokter layanan primer harus menjalani studi lanjutan selama kurang lebih 3 tahun pada program pendidikan dokter layanan primer dan diperlakukan setara dengan dokter spesialis.(Pasal 8 ayat 3). pendidikan dokter layanan primer hanya bisa diambil di fakultas Kedokteran dengan akreditasi tertinggi yakni pasal 8 ayat (1) atau dapat bekerja sama dengan Fakultas kedokteran dengan akreditasi setingkat dibawahnya. pasal 8 ayat (2)5
Alur Pendidikan Dokter dalam UU Pendidikan Dokter No 20 tahun 2013dapat dilihat pada skema berikut.5
Paket Keterangan
Paket A Konsep Kedokteran Keluarga
A1 Konsep dan Wawasan
A2 Prinsip dan Pelayanan Dokter Keluarga
A3 Pengaruh Keluarga, Komunitas, dan Lingkungan
A4 Tugas dan Fungsi Dokter Keluarga dalam Pelayanan Primer
Paket B Manajemen Klinik Dokter Keluarga
B1 Manajemen Sumber Daya Manusia
B2 Manajemen Fasilitas
B3 Manajemen Informasi
B4 Manajemen Dana
Paket C Keterampilan Klinik
C1 Keterampilan Klinis Non-Bedah
C2 Keterampilan Mengatasi Keadaan Klinis Umum
C3 Keterampilan Mengatasi Masalah Klinis Khusus
C4 Keterampilan Menggunakan Sarana Penunjang
C5 Keterampilan Medis Teknis Bedah
Paket D Keluasan Penerapan Ilmu dan Wawasannya
D1 Masalah Kesehatan Kelompok Usia
D2 Masalah Kesehatan Kelompok Khusus
![Page 7: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/7.jpg)
Gambar 2. Alur pendidikan dalam undang-undang dikdok no 20 tahun 20135
Selama pendidikan, dokter layanan primer sebagaimana dokter spesialis dan dokter sub-spesialis berhak mendapatkan insentif dari Rumah Sakit Pendidikan atas jasa medis yang dilakukan. 5
Program dokter layanan primer, dokter spesialis-subspesialis, dan dokter gigi spesialis-subspesialis hanya dapat diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi yang memiliki akreditasi kategori tertinggi untuk program studi kedokteran dan program studi kedokteran gigi. Dalam hal mempercepat terpenuhinya kebutuhan dokter layanan primer, Fakultas Kedokteran dengan akreditas kategori tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran yang akreditasinya setingkat lebih rendah dalam menjalankan program dokter layanan primer. 5-7
Dokter layanan primer harus menjalani studi lanjutan selama kurang lebih 3 tahun (50sks) yang terbagi pada tahap pengayaan, tahap magang dan tahap praktik pada program pendidikan dokter layanan primer.Tahap pengayaan sebanyak 15 sks yang dijalani pada fakultas kedokteran dan rumah sakit pendidikan utama, tahap magang (20
sks) dan tahap praktik (15 sks) dilakukan pada pusat-pusat layanan kesehatan primer seperti puskesmas dan rumah sakit.
Puskesmas dan RS sebagai sarana pendidikan DLP
Puskesmas dan Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang tidak hanya bergerak di bidang pelayanan kesehatan namun juga mempunyai peran di dalam pendidikan tenaga kesehatan, khususnya pendidikan dokter.
Standar kompetensi dokter ahli layanan primer indonesia (SKDALPI) masih dalam proses pembuatan namun secara garis beras dokter layanan primer memiliki standar kompetensi di bidang kuratif, bidang komunitas dan bidang kesehatan masyarakat. Secara khusus dokter layanan primer memiliki 7 area kompetensi yakni:3
a. Keterampilan komunikasi efektifb. Keterampilan klinik dasarc. Keterampilan menerapkan dasar
ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktik
d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi
f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat
g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek
![Page 8: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/8.jpg)
Dokter layanan primer harus menjalani studi lanjutan selama kurang lebih 3 tahun (50sks) yang terbagi pada tahap pengayaan, tahap magang dan tahap praktik pada program pendidikan dokter layanan primer.Tahap pengayaan sebanyak 15 sks yang dijalani pada fakultas kedokteran dan rumah sakit pendidikan utama, tahap magang (20 sks) dan tahap praktik (15 sks) dilakukan pada pusat-pusat layanan kesehatan primer.3,4
Rumah sakit pendidikan utama memiliki peran pada tahap pengayaan dokter layanan primer. Di rumah sakit pendidikan utama seorang dokter layanan primer menjalani pendidikan di bawah supervisi dokter spesialis dan subspesialis. RS Pendidikan digunakan untuk menghasilkan dokter layanan primer secara holistik/ komprehensif untuk menjawab problem kesehatan bangsa Indonesia masa kini dan masa depan dengan menekankan juga aspek promotif dan preventif dalam mencapai MDGs, untuk masalah lansia (penyakit degeneratif), penyakit akibat perilaku dan budaya, akibat kerja, akibat disparitas pelayanan/ geografis, infeksi (termasuk pinere), traumatologi (kecelakaan) dan beyond health (sebagai provider kesehatan dalam universal coverage/ SJSN).7,8
RS Pendidikan harus menyediakan real patient yang memadai baik jenis dan jumlahnya dan atau simulasi tentang pasien yang relevan untuk mencapai kompetensi tertentu. RS Pendidikan utama juga berperan di bidang penelitian dalam memenuhi aspek kompetensi dokter layanan primer di bagian Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktik serta mawas diri dan belajar sepanjang hayat.8
Setelah menjalani tahap pengayaan, dokter layanan primer akan menjalani tahap magang dan tahapan praktik. Tahapan ini akan dilaksanakan di fasilitas kesehatan primer. Yang dimaksud fasilitas layanan kesehatan primer di era JKN berdasarkan Permenkes no 71 tahun 2013 yaitu:3,4
a. Puskesmas atau yang setarab. Praktek dokterc. Praktek dokter gigid. Klinik Pratama atau yang
setarae. Rumah Sakit Kelas D Pratama
atau yang setara.
Puskesmas dan rumah sakit kelas D Pratama merupakan sarana kesehatan primer yang paling relevan digunakan sebagai sarana pendidikan dokter layanan primer. Secara garis besar, untuk dapat memenuhi kompetensi di bidang kuratif dokter layanan primer menjalani pendidikan di rumah sakit sedangkan untuk memenuhi kompetensi di bidang komunitas dan kesehatan masyarakat (promotif dan preventif) dokter layanan primer menjalani pendidikan di Puskesmas.3,4,6
Puskesmas sebagai sarana kesehatan primer dapat menjadi tempat untuk Dokter Layanan Primer mempelajari hal-hal yang bersifat layanan primer seperti:
1. Administrasi pelayanan;2. Pelayanan promotif dan
preventif;a. penyuluhan kesehatan
perorangan;b. imunisasi dasar;c. keluarga berencana; dand. skrining kesehatan.
3. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
![Page 9: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/9.jpg)
Sedangkan rumah sakit dapat menjadi tempat untuk mempelajari hal-hal seperti :
1. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
2. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
3. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;
4. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama
5. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.
KESIMPULANUU No 20 Tahun 2013
tentang Pendidikan Kedokteran memperkenalkan istilah Dokter Layanan Primer sebagai strata baru pendidikan kedokteran di Indonesia. Dokter layanan primer berbeda dengan dokter umum. Dokter layanan primer merupakan dokter yang menjalani studi lanjutan setelah melalui program internship. Dengan menjalani pendidikan lajutan ini makadokter layanan primer dapat dianggap setara dengan dokter spesialis.
Hanya dokter layanan primer, dokter spesialis, dan dokter subspesialis yang bisa masuk dan berada di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Semua dokter- dokter fresh graduated harus mengikuti pendidikan dokter layanan primer bila ingin menjadi bagian dari sistem sebagai penyedia pelayanan kesehatan primer. Bila tidak, seorang dokter tanpa kompetensi dokter layanan primer hanya bisa berpraktik swasta di tengah-tengah sistem JKN yang membuat
masyarakat tak perlu membayar tiap kali berobat.
Standar kompetensi dokter ahli layanan primer indonesia (SKDALPI) masih dalam proses pembuatan namun secara garis beras dokter layanan primer memiliki standar kompetensi di bidang kuratif, bidang komunitas dan bidang kesehatan masyarakat. Secara khusus dokter layanan primer memiliki 7 area kompetensi yakni:a. Keterampilan komunikasi efektifb. Keterampilan klinik dasarc. Keterampilan menerapkan dasar
ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktik
d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi
f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat
g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek
Puskesmas dan Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang memiliki dua peran utama sebagai sarana pelayanan kesehatan dan sarana pendidikan kesehatan. Untuk dapat memenuhi kompetensi di bidang kuratif dokter layanan primer menjalani pendidikan di rumah sakit sedangkan untuk memenuhi kompetensi di bidang komunitas dan kesehatan masyarakat dokter layanan primer menjalani pendidikan di Puskesmas.
![Page 10: Jurnal](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072010/55cf966d550346d0338b69fe/html5/thumbnails/10.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Konsep pelayanan kesehatan primer dalam era JKN. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;2013
2. Taher, Akmal. Kesiapan implementasi JKN dan peran fakultas kedokteran dalam penyediaan dokter layanan primer. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013
3. Sugito Wonodirekso. Kompetensi Dokter Layanan Primer.
4. Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. A Primer On Family Medicine Practice. Singapore International Foundation : Singapore. 2004
5. Undang-undang Negara Republik Indonesia no 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Dokter
6. Arifin Samsul. Peran Dokter Layanan Primer. Cetakan Pertama. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;2013
7. Taher, Akmal. Kebijakan pelayanan promotif, preventif, kuratif oleh dokter keluarga di sarana layanan primer dalam JKN. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI : 2013
8. Anonim. Kebijakan rumah sakit pendidikan dalam pendidikan kedokteran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kemendikbud RI; 2013.
9. Makhfudli., & Effendi, Ferry. (2009). Puskesmas dan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam pelayanan kesehatan. Jakarta : Salemba Medika;2009
10. Trihono. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : Sagung Seto;2010