jurnal anemia 08 sulastri (1)

24
Hubungan Penghasilan keluarga dan Pendidikan Ibu Dengan kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Anggut Atas Kota Bengkulu Tahun 2013 The relationship between Family’s income and Mother’s education level and anemia cases on pregnant mothers in the working area of Puskesmas Anggut Atas, Bengkulu city in the year of 2013 (Sulastri : Sekolah Tinggi Ilmu Dehasen Bengkulu, email: [email protected], Hp 085266749700) (Dahrizal, Fitri Rahayu, Uun Desta Arini) Abstrak. Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional, sampel menggunakan accidental sampling yaitu 54 orang ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Anggut atas kota Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat penghasilan keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p=0,000), dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan anemia pada ibu hamil (p=0,000). Diharapkan Petugas puskesmas Anggut Atas Kota Bengkulu Untuk lebih meningkatkan penyuluhan pengetahuan oleh petugas kesehatan di posyandu-posyandu akan pentingnya zat gizi bagi ibu hamil, pemberian Fe secara gratis, dan upaya pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman sayuran seperti bayam, kangkung, khususnya yang mengandung Fe untuk meningkatkan gizi dan Hb ibu hamil. Kata kunci : Penghasilan keluarga, Pendidikan Ibu, anemia ibu hamil Abstract. Anemia is a condition where the number of red cells or haemoglobin decreases so that the capacity of carrying oxygen to fulfil vital organs of a mother and fetal reduces. During pregnancy, anemia is indicated by looking at the haemoglobin concetration.if it is less than 11 g/dl between the three first and third semesters, and less than 10,5 g/dl in the three second semester, the mother may suffer from

Upload: lhyndayulyan

Post on 01-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnal penelitian.. tentang anemia pada ibu hamil

TRANSCRIPT

Hubungan Penghasilan keluarga dan Pendidikan Ibu Dengan kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Anggut Atas Kota Bengkulu Tahun 2013The relationship between Familys income and Mothers education level and anemia cases on pregnant mothers in the working area of Puskesmas Anggut Atas, Bengkulu city in the year of 2013(Sulastri : Sekolah Tinggi Ilmu Dehasen Bengkulu,email: [email protected], Hp 085266749700)

(Dahrizal, Fitri Rahayu, Uun Desta Arini)Abstrak. Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional, sampel menggunakan accidental sampling yaitu 54 orang ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Anggut atas kota Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat penghasilan keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p=0,000), dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan anemia pada ibu hamil (p=0,000). Diharapkan Petugas puskesmas Anggut Atas Kota Bengkulu Untuk lebih meningkatkan penyuluhan pengetahuan oleh petugas kesehatan di posyandu-posyandu akan pentingnya zat gizi bagi ibu hamil, pemberian Fe secara gratis, dan upaya pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman sayuran seperti bayam, kangkung, khususnya yang mengandung Fe untuk meningkatkan gizi dan Hb ibu hamil.

Kata kunci : Penghasilan keluarga, Pendidikan Ibu, anemia ibu hamilAbstract. Anemia is a condition where the number of red cells or haemoglobin decreases so that the capacity of carrying oxygen to fulfil vital organs of a mother and fetal reduces. During pregnancy, anemia is indicated by looking at the haemoglobin concetration.if it is less than 11 g/dl between the three first and third semesters, and less than 10,5 g/dl in the three second semester, the mother may suffer from anemia. This study used cross sectional design. There were 54 pregnant mothers chosen as the samples on the basis of accidental sampling technique in the working area of Puskesmas Anggut Atas, Bengkulu city. The result of this study shows that there is significant relationship between familys income and anemia cases on pregnant mothers (p=0,000) and there is significant relationship between level of education and anemia on pregnant mothers (p=0,000). It is expected that Puskesmas Anggut Atas, Bengkulu city can add more socialization focusing on the importance of nutrients for pregnant mothers, can give Fe freely, and encourage using house yard to plant vegetables, like spinach and leafy vegetable, that contain Fe to increase the nutrition and Hb of pregnant mothers.Keywords: familys income, mothers educatioan level, anemia

PENDAHULUANAnemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Anemia pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child ( potensial membahayakan ibu dan anak). Kerena itulah anemia memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang di sebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi pada ibu hamil antara lain adanya gangguan absorbsi usus, perdarahan akut maupun kronis, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, dan meningkatnya kebutuhan zat besi pada saat kehamilan (Amiruddin, 2007).Data WHO ( Word Healt Organisation ) menunjukkan dari 20 juta kelahiran bayi di seluruh dunia pada tahun 2004 sebesar 15,5% adalah bayi dengan BBLR, adapun angka kejadian BBLR pada tahun 2004 di negara berkembang sebesar 16,5%, sedangkan di negara maju kejadianya sebesar 7%. Angka kematian bayi yang tinggi baik kematian pada neonatal dini maupun kematian pada bayi berumur kurang dari setahun 35 % disebabkan karena Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang mana hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor ibu misalnya: umur ibu terlalu muda, jumlah anak, jarak kelahiran anak, anemia pada kehamilan, faktor gizi dll. (Kompas, 2005).

Penelitian yang pernah dilakukan herlina 2006 di Indramayu menunjukkan pengaruh antara anemia pada ibu hamil trisemester III terhadap kejadian berat lahir rendah, dimana risiko untuk melahirkan bayi BLR adalah sebesar 1,74 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Di provinsi Bengkulu Prevalensi Anemia Gizi Besi Pada Ibu Hamil tahun 2010 sebanyak 36,8%. Dengan jumlah ibu hamil 9.640 orang. (Profil Kesehatan Propinsi Bengkulu, 2011).

Berdasarkan infokes dinkes kota Bengkulu tahun 2011 terdapat 3 puskesmas dengan data anemia pada ibu hamil terbanyak yaitu Puskesmas anggut atas dari 332 ibu hamil terdapat 44 ibu hamil yang menderita anemia, Puskesmas sawah lebar dari 362 ibu hamil terdapat 38 ibu hamil yang menderita anemia dan puskesmas pasar ikan dari 385 terdapat 27 ibu hamil yang menderita anemia. (Dinkes kota Bengkulu, 2011).

Dari data 3 Puskesmas tersebut didapat bahwa Puskesmas Anggut atas paling banyak ibu hamil yang menderita anemia di wilayah Kota Bengkulu.

Berdasarkan data dari KIA Puskesmas Anggut atas tahun 2011 dari 141 jumlah ibu hamil terdapat 36 ibu hamil yang menderita anemia, yang tersebar di 5 kelurahan yang termasuk wilayah kerja Puskesmas anggut atas.

Dari survei awal yang di laksanakan pada tanggal 14 februari Tahun 2013 di wilayah kerja puskesmas Anggut Atas dari 15 ibu hamil, bahwa 8 orang yang penghasilan keluarganya rendah (< RP 1.200.000) mengalami anemia, yaitu dengan Hb ( RP 1.200.000) tidak mengalami anemia. Sedangkan 6 ibu hamil yang pendidikannya tinggi, 4 orang diantaranya tidak mengalami anemia dan 2 orang lagi mengalami anemia, dan 9 ibu hamil yang pendidikannya rendah 7 orang diantaranya tidak mengalami anemia dan 6 orang lagi mengalami anemia. Mata pencarian penduduk di wilayah kerja puskesmas Anggut atas mayoritas adalah pedagang dan buruh yang penghasilan perbulannya tidak menetap. Kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang disebabkan oleh berbagai kondisi yang menekan kehidupan satu sama lain yang saling berpengaruh pada keluarga miskin akan ditemukan sindrom kemiskinan dan sindrom perilaku fatalistik.Penelitian ini dilakukan dengan jenis observasi dan angket dengan rancangan cross sectional dimana variabel independen dan variabel dependen yang dikumpulkan secara bersama (Notoatmodjo, 2005). Puskesmas Anggut Atas adalah salah satu Puskesmas di Kota Bengkulu berada di Anggut atas Kota Bengkulu, memiliki berbagai pelayanan seperti poli umum, poli gigi, KIA, laboratorium dan lain-lain. Puskesmas Anggut atas terdiri dari 5 wilayah kerja yaitu kelurahan Anggut atas, kelurahan Anggut dalam, Kebun dahri, Penggantungan dan Kebun gran. Penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan meliputi penetapan judul, survey awal, pengumpulan data sekunder, menyiapkan instrument penelitian, ujian proposal, perbaikan hasil ujian proposal dan mengurus surat izin untuk melakukan penelitian. Pada tahap pelaksanaan penelitian peneliti menyebarkan kuisioner dan melakukan pemeriksaan hb pada 54 responden di mulai pada tanggal 15 mei sampai 30 juni 2013. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada diwilayah kerja Puskesmas Anggut atas Kota Bengkulu.

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan teknik accidental sampling, dimana peneliti mendatangi langsung lokasi penelitian setiap hari sampai jumlah sampel terpenuhi, pengambilan data dilakukan apabila ditemukan responden yang memenuhi kriteria.

Setelah sampel terpenuhi hasil data yang diperoleh tersebut dimasukkan kedalam format pengumpulan data, selanjutnya diolah, dianalisis dengan menggunakan uji chi square, uji ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian yang meliputi analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan teknik komputerisasi SSPS, kemudian hasil di interpretasikan. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Anemia Ibu Hamil

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa masih ada sebagian kecil dari responden (42,6%) mengalami anemia di wilayah kerja puskesmas Anggut atas. Anemia ini dapat disebabkan karena kurangnya unsur zat besi dalam makanan, terlalu banyak zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trisemester terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam kehamilan maka dapat dipastikan terjadi anemia defisiensi zat besi. Menurut Sarwono (2007) anemia defisiensi zat besi merupakan jenis anemia yang paling sering di jumpai dalam kehamilan. Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang di sebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan dan meningkatnya kebutuhan zat besi pada saat kehamilan.Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua, dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang (Suheimi, 2007).2. Penghasilan keluargaDari hasil penelitian didapat bahwa sebagian (53,7%) keluarga berpenghasilan rendah di Wilayah Kerja Puskesmas anggut atas. Hal ini di sebabkan karena pekerjaan yang tidak menetap dan upah yang di terima masih sangat rendah, sehingga mengakibatkan kurangnya kemampuan keluarga untuk memenuhi dan memodifikasi makanan yang mengandung nilai gizi terutama zat besi.

Ketidakcukupan makanan dalam suatu keluarga merupakan penyebab utama kurangnya asupan kalori dan protein. Sering disebut bahwa dengan meningkatnya pendapatan, terutama pada keluarga - keluarga tidak mampu dapat mengurangi masalah gizi, karena uang akan mempengaruhi ketersediaan makanan sehari-hari. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa pada keluarga tidak mampu 80% mereka membelanjakan uangnya dari seluruh penghasilan yang didapat untuk membeli makanan, sedangkan pada keluarga mampu hanya 45% saja (Husaini, 2002).

3. Pendidikan ibu

Dari hasil penelitian didapat bahwa sebagian ibu (51,9%) berpendidikan rendah di wilayah kerja Puskesmas Anggut Atas. Rendahnya pendidikan ibu akan berdampak pada rendahnya pengetahuan ibu terhadap pengolahan makanan, dan jenis makanan yang harus dikonsumsi selama masa kehamilan serta makin sedikit keinginannya untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pendidikan ibu adalah faktor yang cukup berpengaruh terhadap terjadinya anemia. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2002) Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan-perubahan hidup sehat.

Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah(Depkes RI ,2002).4. Hubungan Penghasilan Keluarga Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data di peroleh p = 0,000 (