jurnal belajar 10

29
JURNAL BELAJAR PERTEMUAN 9 Penelitian Pendidikan Biologi NAMA : WIKE TRAJUNINGTYAS OKTAVIANA NIM : K4312073 KELAS / SEMESTER : B / 6 TANGGAL PERKULIAHAN : 8 Mei 2015 JAM PERKULIAHAN : 10.40 WIB TEMPAT : RUANG 5304 DOSEN PENGAMPU : BU MURNI RAMLI

Upload: rizkarakhmah

Post on 17-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

dhjshdjshj

TRANSCRIPT

JURNAL BELAJARPERTEMUAN 9Penelitian Pendidikan Biologi

NAMA: WIKE TRAJUNINGTYAS OKTAVIANANIM: K4312073KELAS / SEMESTER: B / 6TANGGAL PERKULIAHAN: 8 Mei 2015JAM PERKULIAHAN: 10.40 WIBTEMPAT: RUANG 5304DOSEN PENGAMPU: BU MURNI RAMLI

1) Materi Perkuliahan yang Sudah Dipelajaria) Teknik Penyusunan InstrumenPada pertemuan kesepuluh, perkuliahan dimulai dengan pengulasan tentang materi perkuliahan minggu lalu yaitu tentang data dan teknik pengumpulan data. Dalam teknik pengumpulan data kita harus mengenal dua jenis data yang spesifik, yaitu Data Kontinue dan Data Diskrit/Diskontinue. Perbedaan kedua jenis data tersebut terlatak pada sifat datanya, yakni sebagai berikut:1. Data Diskrit/Diskontinue: meliputi data nominal, ordinal, dan interval (tidak ada pecahan)2. Data Kontinue: meliputi rasio (nilainya pecahan)Dalam penelitian pendidikan biologi data yang bisa diukur dijadikan sebagai variabel bebas. Variabel terukur dalam penelitian pemdidikan biologi bisa mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Riset semacam itu disebut sebagai riset/penelitian pembelajaran. riset pembelajaran memiliki tema/topik penelitian yang berpusat pada proses belajar mengajar di dalam kelas. Penelitian ini disebut juga sebagai penelitian mikro karena dikhususkan pada proses pembelajaran atau apa yang terjadi pada siswa ataupun guru selama pembelajaran di dalam kelas. Selain riset pembelajaran, terdapat pula riset makro yaitu berupa riset/penelitian pendidikan yang merupakan riset dengan tema/topik kajian yang lebih luas yakni berupa penelitian tentang kurikulum, guru (PPG, keprofesionalan guru), textbook, dan sebagainya. Penelitian pembelajaran merupakan penelitian yang dikaji oleh mahasiswa S1, sedangkan penelitian pendidikan umumnya dikembangkan oleh mahasiswa S2. Mahasiswa S1 belum bisa melakukan riset pendidikan karena latar belakang keilmuannya belum memadai.

1) Riset PembelajaranDalam sebuah penelitian terdapat instrumen pembelajaran yang harus disusun. Instrumen merupakan segala sesuatu yang dipergunakan dalam proses pendidikan untuk mengukur variabel dependent dalam penelitian. Instrumen penelitian diantaranya meliputi: Silabi RPP LKS Handout materi Lembar observasi, yang mencakup lembar observasi keterlaksanaan sintaks, lembar observasi psikomotor, dan lembar observasi afektif. Lembar test/evaluasi (disesuaikan dengan apa yang ingin diukur), misalnya kita ingin mengukur tentang writing skills, maka harus dikaitkan dan difokuskan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik dari siswa.Raport hasil belajar bukan merupakan instrumen, karena yang dimaksud dengan instrument adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mengukur variabel terikat, sedangkan raport merupakan hasil akhir (hasil dari pengukurannya.Pada saat kita hendak melakukan penelitian yang berkaitan dengan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa yang merupakan aspek dimasukkan ke dalam ranah psikomotorik, maka diukur menggunakan lembar observasi berskala. Sistem skala atau scoring yang sering digunakan dalam penelitian diantaranya: Skala likert (yang paling sering digunakan). Skala likert digunakan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan atau ketercapaian. Misalnya: Tidak memenuhi: 1 Memenuhi 1: 2 Memenuhi 2: 3 Memenuhi 3: 4 Skala checklist (berupa Yes/No) dengan menggunakan hanya satu descriptor saja, sehingga kekurangannya adalah tidak diketahui tingkatan keterlaksanaannya berapa persen (tingkat ketercapaian).Dalam pelaksanaan riset, peneliti bertugas untuk menyusun lembar observasi yang akan dipergunakan oleh observer. Namun kebanyakan lembar observasi yang disusun oleh mahasiswa masih menyulitkan observer karena biasanya masih memiliki kecenderungan tau subjektifitas. Berikut ini adalah contoh dari tabel lembar observasi yang salah:Nama SiswaIndikator/ aspek yang diamatiDeskriptorSkoring

1 2 3 4

Dalam tabel di atas, seharusnya skoring diubah menjadi tabel Yes/No. Lembar observasi seperti contoh di atas dapat menyulitkan observer. Hal tersebut berkaitan dengan tugas observer dan peneliti dalam penelitian. Setiap observer seharusnya bertugas untuk menuliskan semua rincian kegiatan di dalam kelas selama pembelajaran, namun hal demikian tidak mudah dilakukan jika satu observer bertugas untuk mengobservasi semua siswa. Tugas selanjutnya dari observer adalah mengisi deskriptor, sedangkan tugas peneliti adalah merekap hasil yang diperoleh oleh observer dan kemudian memasukkannya ke dalam skoring berdasarkan keterlaksanaan dari deskriptor. Sehingga seharusnya dalam tabel di atas skoring tidak dicantumkan.Observer merupakan seseorang yang diharuskan paham mengenai observasi yang akan dilaksanakan, sehingga jumlah observer harus sesuai dengan jumlah kelompok siswa di dalam kelas agar data hasil observasinya valid. Lembar observasi observer dan RPP harus diberikan sebelum observasi dilakukan, misal seminggu sebelumnya. Selain itu peneliti juga harus menyusun materi, dan LKS sebelum observasi dan menyerahkannya kepada Guru kelas yang bersangkutan, agar guru dapat memahami pembelajaran yang harus dilaksanakan ketika observasi berlangsung. Berikut ini adalah contoh dari tabel lembar observasi yang benar:Nama SiswaIndikator/ aspek yang diamatiDeskriptorYa/Tidak

Selain lembar observasi observer, perlu pula disusun lembar observasi untuk peneliti. Berikut ini dalah contoh tabel dari lembar observasi peneliti:Nama SiswaAspek yang diamatiSkoring

1234

A11

21

31

41

51

Total

Pengukuran nilai KPS siswa A dapat diukur dengan perhitungan sebagai berikut:Nilai KPS siswa A =

Selain itu perlu juga untuk menyiapkan lembar observasi psikomotorik/afektif Lembar observasi peneliti mencakup indikator aspek/ deskriptor, scoring Lembar observasi observer descriptor, checklist (v)

Komponen atau deskripsi di dalam lembar observasi disesuaikan dengan apa yang akan diamati atau diukur. Misalnya saat hendak mengobservasi aspek mengamati yang dilakukan siswa di dalam kelas, maka komponennya observasi (observing components) ketercapaiannya diantaranya: Berhasil mengidentifikasi dengan jelas tentang perbedaan dan persamaan objek dan material Menggunakan semua indera untuk mengeksplor objek atau material Mengidentifikasi perbedaan mendasar dari objek dan material Mengidentifikasi poin persamaan di antara objek, dimana perbedaan yang lebih jelas dibandingkan persamaannya? Mampu memilih alat ukur yang sesuai (misal menggunakan lup atau mikroskop) untuk mengamati secara detail seperti yang dibutuhkan Menentukan topik dari berbagai observasi mana yang sesuai dengan permasalahan yang akan dikerjakan

Ketika observer masuk ke dalam kelas, maka guru dalam keadaan sedang mengajar, untuk itu observer harus tahu kapan waktu yang tepat untuk mengecek kemampuan C1-C6 siswa. Nama siswaSintaksIndikator/aspek yang diamati

Dalam melaksanakan observasi, selain menggunakan data yang diperoleh observer, seharusnya peneliti memakai teknik pengumpulan data yang lainnya, misalnya dengan memakai video (rekaman video) dengan angle pengambilan gambar yang baik (dari sudut berbeda). Selain itu, subjek yang diobservasi diberi identitas depan dan belakang, dan juga dilengkapi dengan rekaman suara. Hal demikian dikarenakan dalam melakukan observasi, sebaiknya peneliti tidak boleh percaya 100% pada observer. Kemungkinan kesalahan atau ketidakvalidan data hasil observasi dari observer masih bisa terjadi, sehingga peneliti harus mampu mengantisipasinya. Selama pengamatan/observasi, peneliti tidak mengajar di kelas tetapi ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan riset di bidang sosial yang mengharuskan peneliti untuk ada dalam komunitas atau populasi masyarakat. Peneliti juga merupakan observer, sehingga harus ikut mengamati semua kegiatan yang berlangsung di kelas dan mengawali kegiatan observasi bersama observer lainnya. Peneliti juga bertugas untuk mengamati aspek yang tidak diamati oleh observer, misalnya suasana atmosfer kelas.Seperti yang sudah dikemukakan di atas, jumlah observer harus disesuaikan dengan jumlah kelompok siswa di kelas, idealnya observer berjumlah 7 orang, dengan masing-masing observer idealnya mengobservasi 5 orang siswa dalam kelompok. Jumlah observer yang digunakan jangan terlalu banyak, agar tidak menganggu proses pembelajaran. Namun, kekurangan observer juga bisa menimbulkan ketidakvalidan data. Usahakan untuk memilih observer yang berlatarbelakang keilmuan yang sama atau berkaitan dengan bidang kajian penelitian. Selain itu, memilih observer yang sigap dan tanggap juga akan mempengaruhi keberhasilan pengambilan data yang akurat dan valid selama observasi.Selama observasi, pengamatan yang hanya sekali ataupun 2 kali biasanya tidak memberikan hasil yang valid dan bisa dipercaya. Kemungkinan kendala lain yang bisa ditemukan selama observasi adalah guru yang kurang menguasai sintaks RPP, sehingga pembelajaran kurang berjalan sesuai dengan sintaks yang telah disusun. Banyak faktor yang bisa mempengaruhinya, salah satunya adalah guru yang kurang mau meluangkan waktunya untuk mempelajari sintaks RPP yang dibuat oleh peneliti. Ketika guru melakukan kesalahan dalam kegiatan pembelajaran, maka peneliti tidak diperbolehkan untuk menghentikan pembelajaran, atau menegur guru tersebut. Kesalahan selama pembelajaran sebaiknya dicantumkan dalam pembahasan, sebagai pendukung apabila hasil observasi yang diperoleh tidak sesuai harapan.Dalam penelitian, skala yang digunakan tidak hanya skala Likert (tidak setuju-sangat setuju), melainkan juga bisa menggunakan skala (rating scale) yang lain, diantaranya adalah sebagai berikut:

NoRating scaleAspekTidak setujuKurang setujuSetujuSangat setuju

1Numerical scale1234

2Descriptive graphic rating scale

Tidak aktif Aktif(biasanya menggunakan jumlah kotak yang ganjil)

3Ranking method

4Paired comparisonSiswaAniItaHeni Ita > Heni Ani > Heni Ani > Ita

AniX10

Ita1X0

Heni10X

5Attitude Scale (Thurstone)Apa kriteria guru yang baik? (pilihan ganda)a.b.c.d.

Uji validitasTerdapat beberapa jenis uji validitas untuk mengecek valid atau tidaknya instrumen yang digunakan, diantaranya: Validitas konstruk/ isi instrumen dibawa pada guru atau pakar Validitas empirik harus diujicobakanUji Reliabilitas juga harus diuji cobakan terutama yang merupakan tes dan kemudian diambil hasilnya. Apabila ada soal yang tidak valid, maka harus dibuang. Untuk itu instrumen yang dibuat harus dilebihkan untuk berjaga-jaga saat ditemukan data yang tidak valid dari soal yang tidak memenuhi kurva normal.

Lembar Observasi Verbal Interaction Categorical System / VICS (Flander, 1970)Pengajar

DimensiNo.Kategori/deskripsi

AMulai (Pendahuluan)1Menyajikan info/pendapat (konsep, fakta, opini, pertanyaan, dll)

2Memberikan arahan (perintah, petunjuk)

3Mengajukan pertanyaan sempit (mudah dijawab)

4Mengajukan pertanyaan luas (memerlukan pemikiran untuk menjawab)

BMenjawab5Menerima:5a. Menerima pendapat5b. Menerima perilaku5c. Menerima perasaan (misal: menyemangati atau memotivasi)

6Menolak:6a. Menolak ide (misal: menyatakan tidak benar)6b. Menolak perilaku (misal: meminta siswa tidak berkeliaran)6c. Menolak perasaan (misal: memarahi siswa)

Pembelajar/ Siswa

DimensiNo.Kategori/ deskripsi

AMenjawab7Jawaban kepada pengajar:7a. Dapat diprediksi7b. Tidak dapat diprediksi/memprediksi

8Jawaban kepada pembelajar/siswa lain

BBerbicara/ Bertanya/ Berkomentar9Bicara/bertanya kepada guru

10Bicara (bertanya/ berkomentar) kepada siswa lain

Lainnya11 Senyap bisa karena mencatat, membaca, atau drill (suasana kelas diam, misal saat mengerjakan latihan) ditulis lamanya waktu senyap

12Kebingungan, keributan ditanya tidak menjawab

Contoh:Siswa (S): Bu,praktikum dong! (9)Guru (G): Ok, kita bereksperimen dengan kamu. (5a)Siswa (S): Bener bu? (7a)Guru (G): Ya, (5a), Ayo kita lihat bentuk rambutmu (2), bagaimana bentuknya (3)?Siswa (S): Keriting (7a)Guru (G): Kita gambarkan anak pertama kan? Keriting (5a), adikmu berapa orang (3)?Siswa (S): 5 bu. (7a)Guru (G): Yang pertama ? (3)Siswa (S): Perempuan, lurus (7b)Guru (G): Yang kedua? (3)Siswa (S): Keriting (7a)

9-5a, 7a-5a, 5a-2, 2-3, 3-7a, 7a-5a, 5a-3, 3-7a, 7a-3, 3-7a, 7a-3, 3-7a(9-5a), (5a-7a), (7a-5a), (5a-2a), (2-3), (3-7a), (7a-5a), (5a-3a), (3a-7a), (7a-3), (3-7a), (7a-3), (3-7a) (berpasangan)

GuruSiswa

123456789101112

Guru1ABCU

2

3

4

5DEFG

6HIJ

Siswa7KLMNO

8

9PQRST

10

11U

12

Hijau: dominasi guruMerah: dominasi siswaHitam: seimbang guru-siswa

Tindakan Pedagogik/ guruTeksProposisi mikroProposisis mikro - lProposisi makro

Membuka pelajaran dengan menanyakan definisi struktur atomLangsung saja kita membahas tentang struktur atom. Di kelas 1 sudah dipelajari dan di kelas 3 hanya dijelaskan struktur atom modern. Coba sebutkan struktur atom itu apa? Susunannya bagaimana?(Semua yang disampaikan oleh guru tentang struktur atom)Detail konsep/ teori yang disampaikan oleh guru: struktur atom adalah.DefinisiDeskripsi atom

Analisis wacana bisa dijadikan sebagai indikator apakah materi yang dikuasai guru miskonsepsi atau tidak, apakah guru memahami konsep atau tidak, dan apakah guru menjelaskan secara deduktif atau induktif. Usahakan model ataupun instrumen yang digunakan diambil dari jurnal atau penelitian sebelumnya (paten). pakai alat ukur yang paten untuk instrumen. Proposisi makro (umum) dari materi yang lebih luas (misalnya: ekosistem). Sedangkan proposisi mikro (khusus) merupakan bagian-bagian yang lebih kecil (misalnya: yang menyusun ekosistem).Untuk penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S1, tidak boleh menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri selama sudah ada alat ukur yang paten, sedangkan apabila belum ada alat ukur paten, maka diperbolehkan.Berikut ini adalah contoh tabel skala Flander:DimensiC1 C2 C3 C4 C5 C6

F

K

P

M

Ket:F FaktualK KonseptualP ProseduralM Metakognisi

2) Materi Perkuliahan yang Sedang DipelajariPada akhir kegiatan perkuliahan, Bu Dosen meminta mahasiswa untuk membuat data imajiner dan dilakukan uji validitas empirik dan reliabilitas menggunakan SPSS. 3) Refleksi diriMateri yang telah dipelajari dalam perkuliahan ini semakin menarik dan membuat saya ingin mempelajarinya lebih mendalam. Perkuliahan pada pertemuan lalu cukup membuat mahasiswa aktif bertanya berkaitan dengan materi data dan teknik pengumpulan data. Selain itu dosen juga sering memberikan pertanyaan yang mampu memancing mahasiswa untuk berpikir dan memberikan tugas kepada mahasiswa terkait materi. Meskipun saya mengikuti perkuliahan dengan seksama, namun masih terdapat beberapa hal yang belum dapat saya pahami secara sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan saya. Untuk itu, saya harus berusaha keras untuk memahami materi yang belum saya kuasai dengan mempelajari lebih lanjut materi terkait melalui kajian dari berbagai sumber referensi dan literatur yang dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, dan sebagainya.

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITASReliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakuan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, di antaranya diukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Harrison, dalam Zulganef, 2006). Sementara validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006)

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas pada data hasil uji coba soal ujian Biologi Kelas XI materi Sistem Urinaria dengan jumlah 10 soal dan jumlah responden 20 orang.Uji coba soal ujian Biologi Kelas XI MATERI SISTEM URINARIA

No RespondenNomor Item (soal)Skor Total

Soal 1Soal 2Soal 3Soal 4Soal 5Soal 6Soal 7Soal 8Soal 9Soal 10

110111011118

211111011119

3111111111110

4111111111110

511101101118

610111111119

711101111119

811110111119

911111011119

1011101101118

1111111101119

1211110111119

1301011010004

1411110111119

1501010010003

1610110111118

17111111111110

1811110110118

1910111101118

20111111111110

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas dengan SPSS

UJI VALIDITAS

Correlations

Soal_1Soal_2Soal_3Soal_4Soal_5Soal_6Soal_7Soal_8Soal_9Soal_10Skor_Total

Soal_1Pearson Correlation1-,1671,000**-,140,145,577**-,167,793**1,000**1,000**,914**

Sig. (2-tailed),482,000,556,541,008,482,000,000,000,000

N2020202020202020202020

Soal_2Pearson Correlation-,1671-,167-,210-,055,000,063-,210-,167-,167,028

Sig. (2-tailed),482,482,374,8191,000,794,374,482,482,906

N2020202020202020202020

Soal_3Pearson Correlation1,000**-,1671-,140,145,577**-,167,793**1,000**1,000**,914**

Sig. (2-tailed),000,482,556,541,008,482,000,000,000,000

N2020202020202020202020

Soal_4Pearson Correlation-,140-,210-,1401-,275-,243,490*-,176-,140-,140,004

Sig. (2-tailed),556,374,556,241,303,028,457,556,556,987

N2020202020202020202020

Soal_5Pearson Correlation,145-,055,145-,2751-,126-,327,336,145,145,253

Sig. (2-tailed),541,819,541,241,597,159,147,541,541,282

N2020202020202020202020

Soal_6Pearson Correlation,577**,000,577**-,243-,1261-,289,404,577**,577**,571**

Sig. (2-tailed),0081,000,008,303,597,217,077,008,008,009

N2020202020202020202020

Soal_7Pearson Correlation-,167,063-,167,490*-,327-,2891-,210-,167-,167,028

Sig. (2-tailed),482,794,482,028,159,217,374,482,482,906

N2020202020202020202020

Soal_8Pearson Correlation,793**-,210,793**-,176,336,404-,2101,793**,793**,796**

Sig. (2-tailed),000,374,000,457,147,077,374,000,000,000

N2020202020202020202020

Soal_9Pearson Correlation1,000**-,1671,000**-,140,145,577**-,167,793**11,000**,914**

Sig. (2-tailed),000,482,000,556,541,008,482,000,000,000

N2020202020202020202020

Soal_10Pearson Correlation1,000**-,1671,000**-,140,145,577**-,167,793**1,000**1,914**

Sig. (2-tailed),000,482,000,556,541,008,482,000,000,000

N2020202020202020202020

Skor_TotalPearson Correlation,914**,028,914**,004,253,571**,028,796**,914**,914**1

Sig. (2-tailed),000,906,000,987,282,009,906,000,000,000

N2020202020202020202020

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

SYARAT UJI VALIDITAS Menurut SugiyonoItem soal di katakan valid jika r hitung > 0,3Item soal di katakan tidak valid/ gugur jika r hitung < 0,3

Nomor Soal R hitungSyaratKeterangan

Item 10,914> 0,3Valid

Item 20,028< 0,3Tidak Valid

Item 3 0,914< 0,3Valid

Item 40,004> 0,3Tidak Valid

Item 50,253> 0,3Tidak Valid

Item 60,571> 0,3Valid

Item 70,028> 0,3Valid

Item 80,796> 0,3Valid

Item 90,914> 0,3Valid

Item100,914> 0,3Valid

Dari hasil uji Validitas, dapat disimpulkan bahwa : Item soal nomor 2 dan 3 dinyatakan tidak valid sehingga harus diganti atau dibuang. Item soal Nomor 1,4,5,6,7,8,9,10 dinyatakan valid sehingga bisa digunakanHASIL UJI RELIABILITASReliabilityCase Processing Summary

N%

CasesValid20100,0

Excludeda0,0

Total20100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's AlphaN of Items

,66410

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item DeletedScale Variance if Item DeletedCorrected Item-Total CorrelationCronbach's Alpha if Item Deleted

Soal_17,502,474,870,543

Soal_27,603,516-,178,739

Soal_37,502,474,870,543

Soal_47,553,524-,180,729

Soal_57,703,168,013,716

Soal_67,602,568,512,597

Soal_77,603,516-,178,739

Soal_87,552,471,699,561

Soal_97,502,474,870,543

Soal_107,502,474,870,543

HASIL ANALISIS DATA UJI RELIABILITASNomor SoalR hitungSyaratKeterangan

Item 10,543>0,6Reliabel

Item 20,739>0,6Reliabel

Item 30,543>0,6Reliabel

Item 40,729>0,6Reliabel

Item 50,716>0,6Reliabel

Item 60,597>0,6Reliabel

Item 70,739>0,6Reliabel

Item 80,561>0,6Reliabel

Item 90,543>0,6Reliabel

Item100,543>0,6Reliabel

Dari analisis data uji Reliabilitas dapat disimpulkan, bahwa :Item soal nomor 1 sampai 10 semuanya Reliabel.Kriteria reliabilitas didapatkan dari Croanbachs Alpha adalah apabila didapatkan nilai Croanbachs Alpha kurang dari 0,600 berarti buruk, sekitar 0,700 diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.