jurnal biologika vol. 2, no. 1, tahun 2013 studi etnobotani

14
Jurnal BIOLOGIKA 67 Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI DAN BENTUK UPAYA PELESTARIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM UPACARA ADAT KENDURISKO DI BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN KERINCI, JAMBI Denilya Suswita,Syamsuardi dan Ardinis Arbain Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang, Sumatera Barat E-mail: [email protected] ABSTRACT This research was conducted from June to November 2012 at several Districts in Kerinci Regency Jambi Province, which purpose to classify the diversity of plants and to explore utilization, determine the similarity index of plants and to knowconservation effort done by local people in kenduri sko ceremonial. This study used survey method with observation and depth interviews. The results indicated that there were 37 plant species belonging to 22 Famili used by local people. Areca palm (Areca catechu L.) was detected as the plant with the highest level of use value (UV = 0.57). The highest of similarity index (98%) was found between in the Keliling Danau District (Jujun)and Gunung Raya District (Lempur). The conservation efforts by local people is thesacredplaces, such as rimbo larang” (bukit pinangandkebuncempako) and “rimbosakti”andcultivation plantsaroundthe yard, gardens, andfields. Keywords: Ethnobotany, kenduri sko ceremony, utilization, conservation, Kerinci,Jambi. ABSTRAK Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni sampai November 2012 di beberapa Kecamatan di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan apa saja yang digunakan dalam upacara adat kenduri sko dan pemanfaatannya, mengetahui tingkat kesamaan jenis serta mengetahui bentuk upaya pelestarian tumbuhan oleh masyarakat. Metode yang digunakan adalah survey observasi dan depthinterview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan 37 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 22 famili. Pinang (Areca catechu L.) merupakan tumbuhan yang paling banyak digunakan dalam prosesi upacara adat kenduri sko (UV = 0.57). Daerah yang memiliki indeks kesamaaanpenggunaan tumbuhan tertinggi didapatkan padaKecamatan Keliling Danau (Jujun) dan Kecamatan Gunung Raya (Lempur) sebesar 98%. Bentuk upaya pelestarian yangdilakukan yaitu adanya tempat yang dikeramatkan seperti “rimbo larang” (bukit pinang dan kebun cempako) dan “rimbo sakti”, serta budidaya tumbuhan di kebun,ladang dan di sekitar pekarangan rumah warga. Kata Kunci: Etnobotani, kenduri sko, pemanfaatan, pelestarian, Kerinci, Jambi

Upload: buikien

Post on 12-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 67

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

STUDI ETNOBOTANI DAN BENTUK UPAYA PELESTARIAN TUMBUHAN YANG

DIGUNAKAN DALAM UPACARA ADAT KENDURISKO DI BEBERAPA KECAMATAN DI

KABUPATEN KERINCI, JAMBI

Denilya Suswita,Syamsuardi dan Ardinis Arbain

Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang,

Sumatera Barat

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

This research was conducted from June to November 2012 at several Districts in Kerinci Regency Jambi Province, which purpose to classify the diversity of plants and to explore utilization, determine the similarity index of plants and to knowconservation effort done by local people in kenduri sko ceremonial. This study used survey method with observation and depth interviews. The results indicated that there were 37 plant species belonging to 22 Famili used by local people. Areca palm (Areca catechu L.) was detected as the plant with the highest level of use value (UV = 0.57). The highest of similarity index (98%) was found between in the Keliling Danau District (Jujun)and Gunung Raya District (Lempur). The conservation efforts by local people is thesacredplaces, such as “rimbo larang” (bukit pinangandkebuncempako) and “rimbosakti”andcultivation plantsaroundthe yard, gardens, andfields. Keywords: Ethnobotany, kenduri sko ceremony, utilization, conservation, Kerinci,Jambi.

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni sampai November 2012 di beberapa Kecamatan di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan apa saja yang digunakan dalam upacara adat kenduri sko dan pemanfaatannya, mengetahui tingkat kesamaan jenis serta mengetahui bentuk upaya pelestarian tumbuhan oleh masyarakat. Metode yang digunakan adalah survey observasi dan depthinterview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan 37 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 22 famili. Pinang (Areca catechu L.) merupakan tumbuhan yang paling banyak digunakan dalam prosesi upacara adat kenduri sko (UV = 0.57). Daerah yang memiliki indeks kesamaaanpenggunaan tumbuhan tertinggi didapatkan padaKecamatan Keliling Danau (Jujun) dan Kecamatan Gunung Raya (Lempur) sebesar 98%. Bentuk upaya pelestarian yangdilakukan yaitu adanya tempat yang dikeramatkan seperti “rimbo larang” (bukit pinang dan kebun cempako) dan “rimbo sakti”, serta budidaya tumbuhan di kebun,ladang dan di sekitar pekarangan rumah warga. Kata Kunci: Etnobotani, kenduri sko, pemanfaatan, pelestarian, Kerinci, Jambi

Page 2: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 68

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

PENDAHULUAN

Upacara adat kenduri sko merupakan suatu acara adat terbesar yang hanya ada

di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Tradisi ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa

syukur masyarakat setempat atas hasil panen dan dicirikan dengan penobatan

seseorang putra daerah menjadi Depati ninik mamak serta adanya penurunan atau

pencucian benda-benda pusaka (Nasution,1991).Upacara ini hanya dilakukan pada

desa-desa di beberapa Kecamatan yang memiliki sejarah tetua adat depati ninik mamak

dan juga memiliki benda-benda pusaka peninggalan nenek moyang.

Tradisi kenduri sko ini menggunakan berbagai jenis tumbuhan untuk prosesinya

yang diperkirakan memiliki variasi antar beberapa Desa di beberapa Kecamatan di

Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Terkait dengan hal ini, pemanfaatan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan bagaimana kearifan lokal masyarakat tersebut di

beberapa wilayah Kecamatan belum diungkap.Untuk itu, diperlukan upaya untuk

menghimpun informasi dan mengungkap lingkungan budaya lokal serta kearifan lokal

masyarakat dalam penggunaan tumbuhan pada beberapa lokasi yang mengadakan

upacara adat Kenduri Sko. Tamin dan Arbain (1995) menyatakan bahwa untuk

mendapatkan data dan informasi tentang pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat

tradisional suku bangsa dilakukan dengan studi Etnobotani.

BAHAN DAN CARA KERJA

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai November 2012 di tujuh

Kecamatan, meliputi Kecamatan Siulak (DesaSiulak Mukai), Kecamatan Air Hangat

(Semurup), Kecamatan Air Hangat Timur (Kemantan), Kecamatan Kota Sungai Penuh

(Hamparan Rawang), Kecamatan Sitinjau Laut (Hiang), Kecamatan Keliling Danau

(Jujun) dan Kecamatan Gunung Raya (Lempur) Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.

Metodepenelitian dilakukan dengan metodeobservasi dan wawancara secara

mendalam (depthinterview) serta menggunakan kuesioner dengan tipe pertanyaan

open-ended (Singarimbun dan Effendi, 1995).Wawancara ditujukan terhadap ketua

adat, lembaga adat, dan masyarakat pengguna atau mengenal tentang pemanfaatan

tumbuhan dalam upacara adat, dengan metode pengambilan sampel secara purposive

sampling dan stratified random sampling (Singarimbun dan Effendi, 1995).

Page 3: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 69

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perekam dan

kuesioner (daftar pertanyaan dan panduan wawancara) yang telah disediakanterlebih

dahulu. Spesimen tumbuhan diidentifikasi di Herbarium Universitas Andalas Padang.

Analisis data dilakukan secara deskriptif. Data yang dianalisis berupa jenis-jenis

tumbuhan yang digunakan, pemanfaatannya, indeks kesamaan Sorensendan bentuk

upaya pelestarian tumbuhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat kenduri sko

Dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Kerinci, diperoleh 37 jenis tumbuhan yang

tergolong kedalam 22 famili yang digunakan dalam upacara adat kenduri sko. Jenis-

jenis tumbuhan tersebut didominasi oleh famili Rutaceae (Tabel 1).

Kebanyakan tumbuhan tersebut memiliki bentuk hidup (habit) herba yaitu

sebanyak 12 jenis (33%), di samping itu juga ada habit pohon 10 jenis (27%), perdu 8

jenis (22%), calmus 4 jenis (11%), creeping 2jenis (5%) dan semak hanya satu jenis

(2%). Semua jenis-jenis tumbuhan tersebut, bagian yang paling sering di gunakan

dalam ritual adat adalah bagian daun sekitar 38% (18 jenis), bagian tumbuhan lainnya

seperti buah 21% (10 jenis), bunga 17% (8 jenis), batang 14% (7 jenis), rimpang 6% (3

jenis), getah daun dan getah batang hanya 2% (satu jenis). Hasil yang sama juga

dilaporkan oleh Puspitawati (2001) bahwa jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan

dalam upacara adat keagamaan oleh masyarakat Suku Gayo juga lebih banyak

digunakan pada bagian daun sebesar 31,82% (7 jenis). Hal ini dikarenakan tumbuhan

memiliki nilai-nilai spiritual dan makna tersendiri dalam adat yang di dapatkan secara

turun temurun.

Masyarakat di beberapa wilayah Kecamatan, dalam upacara adat kenduri sko

memanfaatkan keragaman jenis tumbuhan yang lebih banyak dibandingkan dengan

upacara adat kelompok masyarakat tradisional lainnya. Misalnya saja masyarakat

Minangkabau di Sumatera Barat, dalam upacara adat “Batagak panghulu” masyarakat

25 jenis tumbuhan yang lebih banyak tergolong dari famili Palmae (Sundari, 2011).

Hasil ini menunjukkan, bahwa tingginya tingkat pengetahuan dan pemahaman

masyarakat mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam upacara adat kenduri sko. Hal ini

Page 4: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 70

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan dan keanekaragaman sumberdaya

alam tumbuhan yang dimiliki.

Tabel 1. Jenis tumbuhan, nama daerah, famili yang digunakan dalam upacara adat

kenduri sko di beberapa Kecamatan di Kabupaten Kerinci, Jambi.

No. Jenis tumbuhan Nama daerah Famili

1. Acorus calamus L. Jerangau Acoraceae

2. Areca cathecu L. Pinang Palmae

3. Arenga pinnata Merr. Enau Palmae

4. Benincasa hispida (Thunb) Cogn. Kundu Cucurbitaceae

5. Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz. Jenti Leguminosae

6. Citrus aurantifolia Swingle. Limau kapeh Rutaceae

7. Citrus hystrix Dc. Limau puhut Rutaceae

8. Citrus maxima Merr. Limau padang Rutaceae

9. Citrus medica L. Limau kunci Rutaceae

10. Citrus sinensis (L.) Osbeck Limau manis Rutaceae

11. Cocos nucifera L. Klapo Palmae

12. Coleus scutellarioides Benth. Piladang hitam Labiatae

13. Cordyline fruticosa (L.) Kunth Jiluang Agavaceae

14. Costus speciosus Sm. Sitawa Zingiberaceae

15. Curcuma domestica Val. Kunyit Zingiberaceae

16. Enhydra fluctuans Lour. Ckrau Compositae

17. Dendrocalamus asper Backer. Betung Graminae

18. Gleichenia linearis (Burm.F.) C.B Daun sap Gleicheniaceae

19. Gomphrena globosa L. Kembang setahun Amaranthaceae

20. Gardenia jasminoides Ellis. Bungo gdang Rubiaceae

21. Hibiscus rosasinensis L. Bungo rayo Malvaceae

22. Justicia gendarussa Burm. Sitajap Acanthaceae

23. Kalanchoe pinnata Pers. Sidingin Crassulaceae

24. Michelia alba L. Cempako Magnoliaceae

25. Musa paradisiaca L. Pisang Musaceae

26. Nicotiana tabacum L. Tembakau Solanaceae

27. Nipa fruticans Wurmb. Nipah Palmae

Page 5: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 71

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

28. Ocimum bacilicum L. Selasih Labiatae

29. Orthosiphon aristatus (BI.) Miq. Kumis kucing Labiatae

30. Oryza sativa L. Padi Graminae

31. Piper betle L. Sirih Piperaceae

32. Rosa chinensis Jacq. Mawar Rosaceae

33. Sacciolepis interrupta (Wild.) Stapf. Kumpai Graminae

34. Schizostachyum brachycladum Kurz. Buluh Graminae

35. Styrax benzoin Drian Kemenyan Styracaceae

36. Uncaria gambir Roxb. Gambie Rubiaceae

37. Zingiber purpureum Roxb. Kunyit melai Zingiberaceae

Tabel 2.Pemanfaatan jenis tumbuhan di setiap rentetan prosesi upacara adat kenduri

sko di beberapa Kecamatan di Kabupaten Kerinci, Jambi.

No. Prosesi Jenis Tumbuhan Lokasi penelitian Kegunaan

1. Kenduri Padi dalam Pinang

Sidingin

Sitawa

Cekrau

Kumpai

Kundu

Kemenyan

Kunyit melai

Piladang hitam

Jerangau

Jiluang

E,F,G

E,F,G

E,F,G

E,F,G

E,F,G

F,G

E,F,G

F,G

F,G

G

F

Pelengkap jkat

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Pelengkap do’a

Pelengkap jkat

Sda

Sda

Sda

2. Rapat Negeri (rapat

neghi)

Sirih

Pinang

Gambir

Enau

Tembakau

Nipah

Kemenyan

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,C,D,E,F,G

A

A,C,D

C,D

B,F,G

Pelengkap

Carano

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Page 6: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 72

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

Limau puhut

Limau kapeh

G

G

Pelengkap Do’a

Sda

Sda

3. Mengundang/Ngunjuk

tau Sirih

Pinang

Gambir

Pisang

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

Sebagai

Undangan dan

pelengkap

carano

Pembungkus

sirih pinang

4. Pemasangan

Karamtang/lipan-

lipan/maruan

Betung

Kemenyan

A,B,C,D,E,F,G

D

TonggakKaramt

ang

Pelengkap do’a

5. Pemasangan umbul-

umbul dan

gapura/gaba (pintu

lawang)

Betung

Jiluang

Kelapa

A,B,C,D,E,F,G

A

B,C,D

Tonggak gaba

Hiasan gaba

Sda

6. Pembuatan dan

Pendirian Paleh-paleh Bambu/betung

Daun kelapa

B

B

Tonggak paleh-

paleh

Hiasan paleh-

paleh

7. Pembuatan lemang

Buluh

Pisang

Padi pulut

Kelapa

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

Bahan

membuat

lemang

Sda

Sda

Sda

8. Pemotongan Kerbau Pinang F

9. Pengasapan

negeri/ngasop neghi

Pisang

Sitajap

Sidingin

Sitawa

Ckrau

B

B

B

B

B

Bahan Peluheh

Sda

Sda

Sda

Sda

Page 7: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 73

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

Kumpai

Daun sap

Kundu

Piladang hitam

Bungo gdang

Jiluang

Kemenyan

B

B

B

B

B

B

B

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Pelengkap do’a

10. Penurunan dan

pencucian benda

pusaka

Sirih

Pinang

Kemenyan

Pisang

Padi

Padi pulut

Kunyit

Jiluang

Telasih

Jenti

Kembang

setahun

Cempako

Bungo gdang

Bungo Mawar

Bungo Rayo

Kumis kucing

Limau puhut

Limau kapeh

Kundu

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C

A,B,C,D,E,F,G

D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

A,B,C,D,E,F,G

B,C,D,E,F,G

Pelengkap

jamba

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Pelengkap

jamba dan

hiasan penutup

pada carano

tempat benda

pusaka.

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

11. Pidato adat &

penobatan gelar adat

Sirih

Pinang

Gambir

A,B,C,D,E,G

A,B,C,D,E,G

A,C,D,E,G

Pelengkap

carano

Sda

Page 8: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 74

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

Rokok enau

Tembakau

Kemenyan

Bungo gdang

Bungo rayo

Rokok Nipah

Jiluang

Limau purut

Limau kapeh

A

A,C,D

A,B,C,D,E,F,G

A,B

A

C,D

D

D

D

Sda

Sda

Pelengkap do’a

Hiasan Ikatan

kepala

(Seluk/Lita)

Sda

Pelengkap

carano

Sda

Pelengkap doa

Sda

12. Mandi balimau Kemenyan

Limau purut

Limau kapeh

Limau kunci

Limau manis

Limau padang

B

B

B

B

B

B

Pelengkap doa

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Keterangan: Sda=Sama dengan keterangan diatas

A.Kecamatan Siulak (Desa Siulak Mukai), B.Kecamatan Air Hangat (Desa

Semurup), C. Kecamatan Air Hangat Timur (Desa Kemantan), D.

Kecamatan Kota Sungai Penuh (Desa Hamparan Rawang), E. Kecamatan

Sitinjau laut (Desa Hiang), F. Kecamatan Keliling Danau (Desa Jujun), G.

Kecamatan Gunung raya (Desa Lempur)

Menurut Attamimi(1997), keragaman suatu kebudayaan amat dipengaruhi oleh

keragaman ekosistem dimana suatu komunitas berada. Beragamnya keadaan tersebut

akan mengkondisikan masyarakat pada pemanfaatan sumber daya alam pada

lingkungan dimana mereka tempati.

Pemanfaatan tumbuhan dalam upacara adat kenduri sko

Masyarakat di beberapa Kecamatan di Kabupaten Kerinci, memanfaatkan jenis

tumbuhan yang berbeda-beda di setiap prosesi upacara adat kenduri sko dan memiliki

ciri khasnya masing-masing serta memiliki makna yang berbeda antara satu dengan

Page 9: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 75

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

yang lainnya (Tabel 2). Jenis tumbuhan yang digunakan dalam setiap prosesi upacara

adat kenduri sko di setiap lokasi penelitian, jenis yang paling banyak digunakan dan

hampir ditemukan dalam setiap prosesi yaitu sirih (Piper betle), pinang (Areca catechu).

Bagian tumbuhan tersebut diletakkan dalam sebuah wadah yang dinamakan “carano”

pada prosesi musyawarah (rapat negeri), mengundang, penobatan gelar adat dan

sebagainya.

Pada umumnya, pemanfaatan tumbuhan dalam setiap prosesi upacara adat

kenduri sko terutama carano, tidak bisa digantikan dengan jenis tumbuhan lain karena

memiliki makna yang kompleks dan sangat penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam

adat termasuk upacara adat kenduri sko ini.

Implementasi adat Kerinci yang tidak terlepas dari sirih pinang ini terungkap

dalam pepatah adatnya:“Sengajo sihih sengajo pinang diatas cerano,diketengahkan gusi

kayo depati ninik mamak karno kayolah yang mengajun mengarah, bicaro kcik bicaro

gdang” (sengaja sirih sengaja pinang diatas cerana, diketengahkan kepada depati ninik

mamak, karena bapaklah yang mengajun mengarah, bicara kecil bicara besar)”. Dari

pepatah tersebut diketahui bahwa carano memiliki makna yang sangat penting yaitu

melambangkan keramahtamahan atau ungkapan basa-basi untuk memulai suatu

pembicaraan.

Hasil yang sama juga digunakan oleh masyarakat dalam acara-acara adat di

Sumatera Barat, bahwa carano beserta kelengkapannya memiliki makna yang kompleks

dalam budaya Minangkabau, sebagai lambang formalitas dalam interaksi komunikasi

adat masyarakat Minangkabau dan dalam sidang musyawarah pengukuhan panghulu

melambangkan kata mufakat yang dihasilkan serta disahkan dengan carano

(Sundari,2011).

Daerah yang memiliki indeks kesamaaan penggunaan tumbuhan tertinggi

didapatkan antara daerah Kecamatan Keliling Danau (Jujun) dan Kecamatan Gunung

Raya (Lempur) sebesar 98%, sedangkan yang terendah terdapat pada daerah

Kecamatan Air Hangat (Semurup) dan Kecamatan Kota Sungai Penuh (Hamparan

Rawang) sebesar 65% (Tabel3). Ada kecenderungan bahwa semakin dekat letak suatu

wilayah maka pemanfaatan jenis tumbuhan oleh masyarakat cenderung sama dan

begitu pula sebaliknya.

Menurut Hadi (1994), pengetahuan masyarakat tentang jenis dan kegunaan

tumbuhan dapat disebabkan oleh perbedaan jarak dan keadaan alam suatu wilayah.

Page 10: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 76

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

Bila kondisi lingkungan suatu wilayah sama, kemungkinan besar vegetasi tumbuhan

yang ada dalam habitat juga akan hampir sama, sehingga hal ini tidak tertutup

kemungkinan pengetahuan masyarakat memanfaatkan sumber daya alam juga sama

(Polunin, 1994).

Kesamaan dan perbedaan penggunaan jenis tumbuhan dibeberapa wilayah

tersebut, berkaitan dengan asal usul budaya setempat. Hal ini diungkap melalui pepatah

petitih adat yaitu “uhang melukis dibangka hulu, tarikan benang dipakaiankan, sudah

dilukis uhang tuo-tuo dulu tinggal mengikuti kito kemudian” (orang melukis dibangka

hulu, tarikan benang dipakaiankan, sudah dilukis orang tua-tua dulu, tinggal mengikuti

kita kemudian). Pepatah petitih tersebut melandasi bahwa sejak dahulu nenek moyang

telah berinteraksi dan berguru dengan alam di sekitarnya, seperti hutan, tanah, air, flora

dan fauna dalam mengatur tatanan hidup masyarakat dan generasi sekarang hendaknya

melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh para leluhur, sehingga

menimbulkan sistem kepercayaan dan budaya yang hingga saat ini masih dilakukan.

Nilai manfaat tumbuhan (use value)

Berdasarkan perhitungan, gambaran nilai manfaat masing-masing jenis

tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat kenduri sko, didapatkan pada jenis

pinang (Areca catechu) sebesar 0,57, sedangkan nilai manfaat terendah didapatkan

pada jenis Acorus calamus, Citrus maxima, Citrus medica, Citrus sinensis, Gleichenia

linearis dan Justicia gendarussa sebesar 0,02 (Tabel 4).

Adanya kepercayaan masyarakat dan nilai penting tumbuhan dalam budaya

merupakan dorongan moril untuk tetap melestarikan berbagai tumbuhan tersebut

sehingga adat-istiadat budaya yang telah tertanam sejak dahulu dapat dilestarikan dan

dapat diwariskan pada generasi yang akan datang (Sumantera, 1992).

Tabel 3.Indeks kesamaan Sorensen (%) penggunaan jenis tumbuhan pada upacara adat

kenduri sko di beberapa Kecamatan di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.

Lokasi A B C D E F G

A

B 72%

C 91% 75%

D 89% 65% 89%

Page 11: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 77

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

E 81% 78% 77% 87%

F 78% 82% 78% 83% 96%

G 76% 81% 76% 82% 94% 98%

Keterangan: A.Kecamatan Siulak (Desa Siulak Mukai), B.Kecamatan Air Hangat (Desa

Semurup), C. Kecamatan Air Hangat Timur (Desa Kemantan), D.

Kecamatan Kota Sungai Penuh (Desa Hamparan Rawang), E. Kecamatan

Sitinjau laut (Desa Hiang), F. Kecamatan Keliling Danau (Desa Jujun), G.

Kecamatan Gunung raya (Desa Lempur)

Tabel 4. Nilai manfaat (use value) dari jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara

adat kenduri di beberapa Kecamatan di Kabupaten Kerinci.

No. Jenis Tumbuhan Nila Uvs

1. Areca catechu 0,57

2. Piper betle 0,49

3. Musa paradisiaca 0,39

4. Styrax benzoin 0,34

5. Uncaria gambir 0,26

6. Oryza sativa 0,26

7. Dendrocalamus asper 0,23

8. Cordyline fruticosa 0,23

9. Citrus aurantifolia 0,19

10. Citrus histryx 0,19

11. Cocos nucifera 0,19

12. Benincasa hispida 0,15

13. Caesalpinia pulcherrima 0,13

14. Gomphrena globosa 0,13

15. Michelia alba 0,13

16. Ocimum bacillicum 0,13

17. Orthosipon aristatus 0,13

18. Rosa chinensis 0,13

19. Schyzostachyum brachycladum 0,13

20. Nicotiana tabacum 0,11

Page 12: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 78

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

21. Zingiber purpureum 0,11

22. Gardenia jasminoides 0,09

23. Hibiscus rosasinensis 0,09

24. Coleus scutellarioides 0,09

25. Costus speciosus 0,08

26. Curcuma domestica 0,08

27. Enhydra fluctuans 0,08

28. Kalanchoe pinnata 0,08

29. Nipa fruticans 0,08

30. Sacciolepis interrupta 0,08

31. Arenga pinnata 0,04

32. Acorus calamus 0,02

33. Citrus maxima 0,02

34. Citrus medica 0,02

35. Citrus sinensis 0,02

36. Gleichenia linearis 0,02

37. Justicia gendarussa 0,02

Bentuk upaya pelestarian tumbuhan (aksi konservasi) oleh masyarakat

Pada umumnya, masyarakat di setiap lokasi penelitian mempunyai tanggapan

yang baik terhadap upaya pelestarian tumbuhan terutama yang digunakan dalam

upacara adat kenduri sko. Usaha-usaha pelestarian yang telah dilakukan oleh

masyarakat diantaranya, adanya tempat-tempat yang dikeramatkan terutama hutan

yang menyimpan berbagai sumberdaya alam tumbuhan dan dimanfaatkan oleh

masyarakat termasuk untuk ritual adatnya. Hutan tersebut disebut dengan “rimbo

larang” (hutan larangan) seperti bukit pinang dan kebun cempako serta” rimbo sakti”

(hutan keramat) yang dilindungi secara turun temurun dengan berbagai aturan adat,

larangan serta pantangan dalam pemanfaatan sumberdaya di kawasan hutan tersebut.

Selain itu, masyarakat juga melakukan upaya pembudidayaan sebagian tumbuhan yang

digunakan dalam upacara adat kenduri sko diberbagai habitat seperti kebun, ladang

dan di sekitar pekarangan rumah warga.

Nilai-nilai lokal yang berkembang dalam kehidupan masyarakat yang berlaku

turun temurun dalam bentuk kepercayaan, adat istiadat, hukum adat dan aturan-aturan

Page 13: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 79

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

khusus telah memberikan kontribusi dalam pengelolaan hutan dan sumberdaya alam

didalamnya sehingga tercipta keseimbangan lingkungan (Sartini, 2009).

KESIMPULAN

1. Didapatkan 37 jenis (22 Famili) tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat

kenduri sko yang didominasi oleh famili Rutaceae dan pemanfaatan tumbuhan

tertinggi pada jenis pinang (Areca catechu) dengan nilai manfaat sebesar 0,57.

2. Tingkat kesamaan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat tertinggi ditemukan

pada daerah Kecamatan Keliling Danau dan Kecamatan Gunung Raya sebesar 98%.

4. Bentuk upaya pelestarian tumbuhan oleh masyarakat yaitu “rimbo larang” (bukit

pinang dan kebun cempako), “rimbo sakti”, budidaya tumbuhan di sekitar

pekarangan, kebun, dan ladang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Herbarium Universitas

Andalas atas fasilitas yang disediakan.

DAFTAR PUSTAKA

Attamimi, F.1997.Pengetahuan Masyarakat Suku Mooi tentang Pemanfaatan Sumber Daya Nabati di Dusun Maibo Desa Aimas Kabupaten Sorong.Skripsi Sarjana Kehutanan Universitas Cendrawasih. Manokwari.

Hadi, D.W. 1994. Keanekaragaman Floristik Taman Nasional Gunung Halimun dan Pemanfaatannya oleh Masyarakat Sekitar. Tesis Pascasarjana IPB. Bogor.

Nasution. 1991. Upacara Adat Kenduri Sko(Studi Deskriptif di Desa Keluru, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci). Skripsi Sarjana Sosial dan Ilmu Politik. USU. Medan

Polunin, N. 1994. Geografi Tumbuhan dan beberapa Ilmu Serumpun. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Puspitawati. 2001. Pemanfaatan Tumbuhan dalam Komunitas Suku Gayo dan Hubungannya dengan Kelestarian Keanekaragaman Hayati. Tesis Pascasarjana USU. Medan.

Sartini. 2004. Menggali kearifan lokal nusantara sebuah kajian filsafati. Jurnal Filsafat 2: 119.

Page 14: Jurnal BIOLOGIKA Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 STUDI ETNOBOTANI

Jurnal BIOLOGIKA 80

Vol. 2, No. 1, Tahun 2013

Singarimbun, M dan S. Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES. Yogyakarta.

Sumantera, I.W. 2004. Potensi hutan Bukit Tapak sebagai sarana upacara adat, pendidikan dan konservasi lingkungan. Jurnal Biodiversitas 5:81-84.

Sundari, W. S. 2011. Perbandingan Etnobotani Upacara Adat Batagak Penghulu Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Skripsi Sarjana Universitas Andalas. Padang.

Tamin, R dan D.Arbain. 1995. Biodiversity dan Survey Etnobotani. Makalah lokakarya Isolasi Senyawa Berkhasiat. Kerjasama HEDS-F MIPA Universitas ANDALAS, Padang.