jurnal imajinasi teknik, visualisasi, dan esensi motif

8
* Alamat : Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Selamat Sri Kendal Email : [email protected] TEKNIK, VISUALISASI, DAN ESENSI MOTIF KEMBANG SUWEG PADA BATIK TULIS SHUNIYYA Ani Rahmawati 1 * dan Ratih Ayu Pratiwinindya 2 * 1 * Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Selamat Sri Kendal 2 * Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Diterima September 2019 Disetujui November 2019 Dipublikasi Januari 2020 Di Weleri terdapat batik tulis motif Kembang Suweg karya Shuniyya Ruhamma yang memiliki keunikan tersendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mendeskripsikan teknik pembuatan, visualisasi karya dan esensi visual pada batik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yaitu pertama, bahwa teknik pembuatan batik dimulai dari membuat pola dasar, membatik dengan canting klowong, mewarnai dengan teknik colet, dan pelorodan. Setelah itu proses nemboki menggunakan malam yang lebih pekat, pencelupan warna soga, pelorodan dan tahapan viksasi menggunakan alkohol 2% dari jumlah total 100%. Kedua, dari segi visualisai batik terdapat motif kembang suweg, melati kelopak tujuh, kupu-kupu, tanaman menjalar (sulur-suluran), bunga, burung Phoenix, kunang-kunang, kendil, mustoko masjid, unsur logo lama kabupaten kendal, rumah lebah, sapi, monyet, kijang, burung, dan capung. Ketiga, esensi visual motif batik umumnya mengandung makna mengenai kebaikan, doa, dan kemakmuran hidup, sehingga hal ini perlu dijadikan sebagai bentuk kesadaran manusia bahwa hidup di dunia ini nantinya akan kembali kepada yang Maha Kuasa. Kata Kunci: batik tulis, Kembang Suweg, esensi visual, Weleri PENDAHULUAN Kendal merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kendal terbagi menjadi dua wilayah dataran, di antaranya yaitu daerah dataran rendah (pantai) dan daerah dataran tinggi (pegunungan). Pada daerah dataran rendah tepatnya di Kecamatan Weleri terdapat home- industri yang sedang dikembangkan yaitu kerajinan batik tulis. Kondisi geografis daerah Kendal yang berada di daerah dataran rendah dan dataran tinggi menarik untuk dijadikan sebagai inspirasi dalam penciptaan motif batik tulis khas Kendal khususnya di daerah Weleri. Menurut Lisbijanto (2013: 10-13) batik tulis dibuat di atas kain yang dikerjakan secara manual menggunakan tangan dengan alat bantu canting untuk menerakan malam pada corak batik. Kata batik secara etimologis berasal dari bahasa Jawa “tik” yang berarti titik (kata kerja membuat titik) kemudian berkembang menjadi kata batik (KBBI, 2017). Batik merupakan proses membuat gambar motif di atas kain kosong sampai proses pelorodan. Batik menurut Hamzuri (1981: 12-14) merupakan suatu cara untuk memberikan hiasan pada kain kosong dengan menutupi bagian-bagian motif tertentu menggunakan perintang seperti lilin atau malam. Kesimpulannya batik merupakan proses pembuatan tekstil dengan membubuhkan motif pada kain kosong kemudian dilakukan proses perintangan menggunakan lilin batik atau malam. Motif yang terdapat dalam batik merupakan aspek utama untuk menentukan ciri khas batik suatu daerah. Salah satu motif khas yang menjadi inspirasi penciptaan batik tulis di Weleri adalah Jurnal Imajinasi Vol XIII No 1, Januari-Juni 2020 Jurnal Imajinasi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Imajinasi TEKNIK, VISUALISASI, DAN ESENSI MOTIF

* Alamat :FakultasIlmuKomputer,UniversitasSelamatSriKendalEmail :[email protected]

TEKNIK,VISUALISASI,DANESENSIMOTIFKEMBANGSUWEGPADABATIKTULISSHUNIYYAAniRahmawati1*danRatihAyuPratiwinindya2*

1*DesainKomunikasiVisual,FakultasIlmuKomputer,UniversitasSelamatSriKendal2* JurusanSeniRupa,FakultasBahasadanSeni,UniversitasNegeriSemarangInfoArtikel AbstrakSejarahArtikel:DiterimaSeptember2019DisetujuiNovember2019DipublikasiJanuari2020

DiWeleri terdapat batik tulismotif Kembang Suweg karya Shuniyya Ruhammayang memiliki keunikan tersendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji danmendeskripsikan teknik pembuatan, visualisasi karya dan esensi visual padabatik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data penelitiandikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitianyaitupertama,bahwateknikpembuatanbatikdimulaidarimembuatpoladasar,membatikdengancantingklowong,mewarnaidenganteknikcolet,danpelorodan.Setelah itu proses nemboki menggunakan malam yang lebih pekat, pencelupanwarnasoga,pelorodandantahapanviksasimenggunakanalkohol2%darijumlahtotal 100%. Kedua, dari segi visualisai batik terdapat motif kembang suweg,melati kelopak tujuh, kupu-kupu, tanaman menjalar (sulur-suluran), bunga,burung Phoenix, kunang-kunang, kendil, mustoko masjid, unsur logo lamakabupatenkendal,rumahlebah,sapi,monyet,kijang,burung,dancapung.Ketiga,esensivisualmotifbatikumumnyamengandungmaknamengenaikebaikan,doa,dan kemakmuran hidup, sehingga hal ini perlu dijadikan sebagai bentukkesadaranmanusiabahwahidupdiduniaininantinyaakankembalikepadayangMahaKuasa.

KataKunci:batiktulis,KembangSuweg,esensivisual,Weleri

PENDAHULUANKendal merupakan salah satu kabupaten

yang terletak di Provinsi Jawa Tengah.Kabupaten Kendal terbagimenjadi duawilayahdataran, di antaranya yaitu daerah dataranrendah (pantai) dan daerah dataran tinggi(pegunungan). Pada daerah dataran rendahtepatnya di Kecamatan Weleri terdapat home-industri yang sedang dikembangkan yaitukerajinanbatiktulis.

Kondisi geografis daerah Kendal yangberada di daerah dataran rendah dan datarantinggimenarikuntukdijadikansebagai inspirasidalam penciptaanmotif batik tulis khas KendalkhususnyadidaerahWeleri.MenurutLisbijanto(2013:10-13)batiktulisdibuatdiataskainyangdikerjakan secaramanualmenggunakan tangandengan alat bantu canting untuk menerakanmalampadacorakbatik.

Kata batik secara etimologis berasal daribahasa Jawa “tik” yang berarti titik (kata kerjamembuat titik) kemudian berkembang menjadikatabatik(KBBI,2017).Batikmerupakanprosesmembuat gambar motif di atas kain kosongsampai proses pelorodan. Batik menurutHamzuri (1981: 12-14) merupakan suatu carauntuk memberikan hiasan pada kain kosongdengan menutupi bagian-bagian motif tertentumenggunakanperintangsepertililinataumalam.Kesimpulannya batik merupakan prosespembuatan tekstil denganmembubuhkanmotifpada kain kosong kemudian dilakukan prosesperintangan menggunakan lilin batik ataumalam. Motif yang terdapat dalam batikmerupakanaspekutamauntukmenentukancirikhasbatiksuatudaerah.

Salah satu motif khas yang menjadiinspirasipenciptaanbatik tulisdiWeleriadalah

JurnalImajinasiVolXIIINo1,Januari-Juni2020JurnalImajinasi

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi

Page 2: Jurnal Imajinasi TEKNIK, VISUALISASI, DAN ESENSI MOTIF

26

AniRahmawatidanRatihAyuPratiwinindya,Teknik,VisualisasidanEsensiMotifKembangSuwegpadaBatikTulisShuniyya

KembangSuweg,yaitukembangyangbentuknyamenyerupai bunga bangkai namun ukurannyalebih kecil. Jika sedangmekar aromanya sangatmenyengat menyerupai bunga bangkai, namunketika didekati aroma menyengatnya pudarbahkan tidak ada sama sekali. Kembang inimemilikivisualisasiyangsangatindah,unikdankhas. Habitat tanaman ini ada di daerahpegunungan Kecamatan Weleri dan hanyatumbuh setahun sekali di musim kemaraumenjelang musim penghujan. Karena baunyayang sangat menyengat sehingga sering kalidimusnahkan oleh warga dengan cara ditebangdandibiarkanditempatnya.

Batik kembang suweg ini pertama kalidiciptakan oleh seorang perempuan yangbernama Shuniyya Ruhamma. Shuniyya adalahsalah seorang tokohAgamaNahdlatul Ulama diWeleri yang memiliki kegemaran dalammembatik. Kecintaannya terhadap batikmembuat Shuniyya terinspirasi darimotif-motifkearifanlokallingkungansekitarWeleri.

Ide untuk memulai usaha batik munculpada tanggal 2 oktober 2009 sejak batik diakuisebagaiwarisanbudayadunia.Shuniyyamenjualbatik selama satu tahun. Permasalahan munculpada tahun 2011, pada saat terjadi krisis batikterkait dari segi kualitas, mulai dari teknikpengerjaannya, bahan, hingga media kain yangdigunakan dalam pembuatan batik menjadimenurun. Ketidakpedulian terhadap kualitasbatikpada saat itu dikarenakan kurangnyakreativitas pembatik. Mereka berasumsi bahwapembuatanbatikdenganmodelyangsederhanasaja telah laris di pasaran. Anggapannya bahwatidakperlu untukmembuat batik yangmenariksehingga hal ini menjadi problem di masa itudalampeningkatanmutubatik.

Minimnya kreativitas berpikir dalammenginovasi sebuah batik yang berkualitasmenjadi problem utama. Kebutuhan ekonomiyangmendesakmenjadialasanutamapembatiktidak memperhatikan nilai estetika batik.Dikarenakan membuat batik yang bagus itumembutuhkan waktu yang lama, tenang dandinikmatisehinggaperputaranuangtidaklancardanakanmenjadikendalabagimerekasehinggauntung yang dihasilkan berkurang. Oleh karena

itu para pembatik ini apatis dalam pembuatanbatikyangberkualitas.

MaraknyapenjualanbatikyangsudahtidakmempertimbangkankualitasmembuatShuniyyamenjaditergerakuntuktetapmenciptakanbatikyang baik dari segi estetis. Harapannya, orangyang akan memakai batik mengetahui bahwadalam pembuatan batik tidak sesederhanaseperti yang mereka pikirkan. Prosespeningkatanbatikyangberkualitasdiupayakanoleh Shuniyya dan usahanya itu membuahkanhasil di tahun 2013, kemudian terkenal dengansebutanbatikShuniyya.Dengandemikian,batikShuniyya dapat diterima hingga kancahInternasional diantaranya; Amerika, Australia,Arab, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunai,Jepang dan lainnya. Keunggulan batik Suniyyadari segi visualisasi keunikan motif yangdiciptakan.Teknikpengerjaannyapun rapidansulit ditiru oleh pembatik lainnya. Meskipunbatik tulis Shuniyya termahsyur hingga ke luarnegeri, namun motif batik yang diciptakannyatidak berstatusHAKI. Alasannya pun sederhanaagar pengrajin dapat meniru motifnya dengankualitasyangdihasilkanolehparapengrajinadaperbedaansignifikan.

SalahsatumotifbatikyangdiproduksiolehShuniyya adalah motif batik yang mempunyaiciri khas Pagi-Sore. Data yang diperoleh olehpenulisdari informan,batikPagi-Sore telahadasejak tahun 1930. Pada tahun tersebut, terjadikrisis global dan Indonesia berada di bawahpemerintahanHindia-Belanda. Padamasa krisisinilah, orang terdahulu sulit mendapatkan kainsehingga mencoba membuat batik padaselembarkainmenjadiduamotif yangberbeda.Di antaranyamotif yang lebih terangdipakai dipagiharidanmotifyanglebihgelapdipakaipadasorehari.

Adanya situasi dan kondisi tersebut,muncul sebuah ide dalammembuatmotif batikPagi-Sore. Tujuannya, sebagai upayapenghematan bahan utama kain batik yanglangka keberadaannya. Hal ini dikarenakanorang zaman dahulu membuat batik untukdigunakansebagai jarik (bahasaJawa).MenurutKBBI, jarik adalah kain panjang, biasanya tanpatumpal. Makna sederhananya, kain batik miriproksebagaipenutupdaripinggangsampaitumit.

Page 3: Jurnal Imajinasi TEKNIK, VISUALISASI, DAN ESENSI MOTIF

27

JurnalImajinasiVolXIIINo1,Januari-Juni2020

Jarik biasanya digunakan oleh sesepuh orangJawa untuk aktivitas kesehariannya dan dapatdinilai sebagai status sosial pada zamannya.Setelah krisis berakhir masyarakat tidakmembuat batik Pagi-Sore karena munculanggapan bahwa batik tersebut dikenal sebagaibatikKereataubatikuntukkaummiskin.

Padatahun1942krisiskainkembaliterjadiyang di sebabkan oleh penjajahan Jepang.Seluruh kekayaan Indonesia di rampas olehpenjajahmulaidarikekayaanalam,sandangdanpangan. Akibatnya, terjadi kelangkaan terhadapdunia tekstil. Kondisi krisis ekonomi tersebut,dapat dikatakan sangat parah. Krisis panganyang terjadi membuat bonggol pisang pundijadikan sebagai bahan makanan. Kejamnyasistem penjajahan membuat masyarakat padazaman itu krisis bahan baku pakaian sehinggamereka telanjang atau memakai karung gonisebagai penutup badan. Satu lembar kaindijadikanmotifyangberbedauntukmenghematkain.

Krisis ketiga terjadi pada masa akhirpemerintahan Soekarno pada tahun 1966.Keadaan terparah terjadi masa ini yangditemukan artefak. Selembar batik dibagimenjadi dua-tiga potongan kain. Jika ada sisa-sisakaindijahitterlebihdahulukemudianuntukmembuat batik. Pada zaman dahulu, masyarkattidakmenggunakanbatikmelainkanjarik.Tahun1998 tidak terlalu erjadi kondisi yang serius,seperti tahun-tahun sebelumnya. Segalamacambahandanmediadalampembuatanbatiksudahkembali normal, namun, kualitaslah yang perluditingkatkan. Pada tahun 1990 batik Pagi-SorekembalidiperkenalkanolehDesignerIwanTirta.

Darilatarbelakangceritatersebut,menjadisumber inspirasi bagi Shuniyya untukmenciptakanbatikPagi-Soresebagaibentukrasabangga.Alasanlainnyayaitukualitaspembuatanbatik yang semakin menurun serta upayapengenalankearifanlokaldikancahduniadalammenciptakan motif batik serta sebagai inovasiterbaru batik yang belum pernah dibuat olehperajinlainnyayaitumotifkembangSuweg.

Kreasi motif kembang Suweg dilatar-belakangidenganberbagaialasansejarahdiatas.Kembang Suweg dengan visualiasi yang indah

danmemilikisifatbauyangkhasmenjadisebuahnilai esensi ekspresi visual tersendiri bagiShuniyya. Berdasarkan beberapa asumsitersebut,makaperumusanmasalaholehpenulisadalah untuk mengetahui teknik pembuatanbatik dan visualisasi motif, serta esensi motifdalam batik Kembang Suwegyang diproduksiolehShuniyya.

METODEPenelitian ini mengkaji teknik pembuatan

batik dan visualisasi motif serta esensi dalambatik Kembang Suweg. Oleh karena itu, untukmenjawabmasalahtersebut,penelitimengguna-kan pendekatan kualitatif. Data yang diperolehdalam artikel ini dari informan, yaitu pemilikhome-industrybatik tulisolehShuniyyamelalui;observasi,wawancaradandokumentasi(Ghony,2012: 25). Data yang diperoleh dan dikumpulkandarihasilwawancaraberupa teknikpembuatan batik tulis, visualisasi motif sertaesensi yang terkandung pada motif kembangsuweg. Lokasi penelitian ini berada diKecamatanWeleri, tepatnya di Desa PenarubanKecamatan Weleri Kabupaten Kendal.Selanjutnya proses analisis data dilakukanmelalui reduksi data dan penyajian data sertaverifikasidatadenganmodelinteraktif.(MattewB. Miles dan A.M. Huberman: 1992). Sasaranutamapenelitian ini adalahhome-industryBatikTulis Shuniyya Ruhamma Habiballah denganobyekpenelitianyaitumotifbatiktulisKembangSuweg.HASILDANPEMBAHASANTeknikPembuatanBatikKembangSuwegyangdiproduksiolehShuniyya

Home industri batik yang berkembang diKendal, Kaliwungu dan Weleri ini ada yangdijadikan salah satu ciri khas batik daerahKendal. Dari ketiga kecamatan tersebut Welerimerupakansalahsatudaerahyangmenciptakanbatik tulis danmemiliki keunikan dari kearifanlokal daerah setempat untuk inspirasipenciptaan batik. Selain bentuknya yangmenarik, batik tulis Shuniyya jugamengandungesensivisualbaikpesanagamisdanfilosofis.Halini diperkuat dengan hasil wawancara denganinforman,yaituShuniyyasebagaipemilikbatik.

Page 4: Jurnal Imajinasi TEKNIK, VISUALISASI, DAN ESENSI MOTIF

28

AniRahmawatidanRatihAyuPratiwinindya,Teknik,VisualisasidanEsensiMotifKembangSuwegpadaBatikTulisShuniyya

Bagi Shuniyya setiap motif yang dibuatmemilkipesandanpengharapanyangbaikuntukyangmemakainya.Hal itu tersekpresikandalammotifyangmenjadicirikhasbuatanShuniyya.

AlatdanBahan

Alatyangdigunakanuntukmembuatbatikmotif Kembang Suweg dikelompokkan menjadidua bagian yaitu bahan untukmembuat desaindanbahanuntukmembuatbatik.Bahandanalatyang digunakan untuk membuat desain diantaranyaadalahkertasminyakataukertaskueuntuk sketsa pola dasar, pensil 2B, Penghapus,danspidol,papanwhiteboard,paku“pines”,kainkatunprimishimamerkkeretakencana.

Bahanyangdipakai untukmembuatbatikkembangsuweg,antaralaincanting,malamataulilin batik, kompor danminyak tanah, pewarnabatik, papan besar yang dilapisi karung goniyang berfungsi ketika proses pewarnaan dapatmenyerappadakarung,kuas,danwarna.

TeknikPembuatanBatikMotifKembangSuweg

Langkah pertama yang dilakukan dalampembuatan batik motif Kembang Suweg yaitumembuatpola.

Gambar1.(kanan)poladasardan(kiri)polayang

telahdisalin.Sumber:dokumenpeneliti.Pola dasar yang semula dibuat dengan

menggunakan media pensil, ditebalkanmenggunakan spidol. Kemudian, kain katunputih polos diletakkan pada papan sepertiwhiteboard dan diberi paku payung pada ujungkain. Hal ini dilakukan agar kain tetap padaposisi yang stabil sehingga memudahkanpembuatan pola. Lalu, pola yang sudahditebalkandenganspidoldimasukkankebawahkain kemudianmotif dijiplak pada kain denganmenggunakanpensil2B.

Gambar2.prosesmembatikmenggunakancanting

klowong.Sumber:Dokumentasipeneliti.

Langkah kedua, yaitu membatikmenggunakancantingKlowong.Cantingklowongadalah canting yang dipakai khusus untukmembuat pola dasar. Setelah pembuatan poladasar, kemudian kain diletakkan di papanwhiteboard dan dilapisi karung goni dengantujuan ketika proses pencoletan, warna yangmenetesdapatterserappadakarunggoni.

Gambar3.prosesmewarnaidenganteknikcolet.

Sumber:dokumentasipeneliti

Teknik yang digunakan dalam prosespewarnaan yang pertama yaitu dengan teknikcolet. Teknik coletmenurut KBBI adalah teknikpewarnaan pola-pola batik dengan caramengoleskan warna pada bidang polamenggunakankuas.Teknikinijugabiasadikenaldengantekniklukis.Fungsiteknikiniuntukbisamembuat banyak warna dalam satu batik.Alasannya, jika proses yang dilakukan dengancara dicelup maka akan memberikan dampakmerusak kain dan pengerjaan akan lebih lama.Proses pewarnaan dilakukan empat kalipencelupan warna hijau untuk mendapatkanwarnadasar.Setelahitudilakukanpelorodan.

Page 5: Jurnal Imajinasi TEKNIK, VISUALISASI, DAN ESENSI MOTIF

29

JurnalImajinasiVolXIIINo1,Januari-Juni2020

Gambar4.nemboki.Sumber:dokumentasipeneliti

Selanjutnya yaitu proses nemboki; kain

yang ditutup dengan malam yang lebih pekatmenggunakan canting lebih besar. Fungsinyauntuk menutupi tempat yang sudah diwarnaiagar tidak tercampur warna lain. Warna keduayaitu warna soga. Selanjutnya, dilakukanpelorodan. Setelah proses pewarnaan selesai,dilakukan penguncian menggunakan air kerasyang sudah dicairkanmenjadi sekitar 2% daritotalcairan100%.Visualisasi Motif dalam Batik KembangSuwegProduksiShuniyya

Menurut Feldman (1967), bentukmerupakan “manifestasi fisik luar dari suatuobyekyanghidup”.Bentukakandapatmemilikikualitas linier jika kita dapat fokusmemperhatikan pada batas-batas mereka.Namun, terkadang kontur-kontur yang ada didalamnya terkadang membuat kita menyadariakan adanya efek bentuk melalui warna-warnayang silhouette pada ruang atau bidang yangmereka pagari. Penyusunan warna yang tepatakan menimbulkan kesan keindahan sertamakna wujud tidak tampak yang disajikankepadapengamatnya.

Kembang suweg merupakan salah satukhasanah milik Kendal tetapi tidak begitudiperhatikan. Kembang Suweg mirip denganbunga bangkai dan sekarang sudah jarangditemukan.Lazimnya,bungaSuwegmunculpadaakhirmusimhujan.

Gambar5.BungaBangkai(Kanan)danKembang

Suweg(Kiri)(Sumber:EnsiklopediaIndonesia.com.DiunduhpadahariKamis,27Agustus2020pukul

13.25WIBPada bagian kelopak bunga, berbentuk

seperti corong terompet,denganwarnaungudibagiandalamdanhijaumudapadabagian luar.Kembang Suweg memiliki tinggi sekitar 1,5 mdan diameter batang 10 cm, lebih kecildibandingkan dengan bunga bangkai. Padabagianbawahbungasuweg terdapatumbiyangbisa dimakan. Menurut Pinus, (1997) ukuranumbi Suweg mencapai 40 cm dan berbentukpipih, sedangkan diameter umbi suwegmencapai 30 cm dengan berat 5 kg. Ciri khasbunga suweg adalah pada baunya sangatmenyengat tetapi jika didekati bunganya tidakberbaubusuk.SalahsatucontohmotifbatikPagi-Sore yang diciptakan oleh Shuniyya ada padapembahasandibawahini.

Padaselembarkainterdapatduamotifyangberbeda. Hal ini dapat dilihat pada gambarberikut.

Gambar6.MotifKembangSuwegpadaBatikPagi-

SoreKaryaShuniyyaRuhamma(Sumber:DokumenPeneliti)

UntukmenganalisismotifKembangSuweg

di atas, berikut analisis secara terpisah setiapvarianmotifnya.

Page 6: Jurnal Imajinasi TEKNIK, VISUALISASI, DAN ESENSI MOTIF

30

AniRahmawatidanRatihAyuPratiwinindya,Teknik,VisualisasidanEsensiMotifKembangSuwegpadaBatikTulisShuniyya

Gambar7.MotifKembangSuwegSisiKiri

(Sumber:DokumenPeneliti)

Motif lain yang ada di dalam batik motifKembang Suweg di atas selanjutnya adalahBungaMelatiKelopakTujuh.

Gambar8.BungaMelatiKelopakTujuh

(Sumber:DokumentasiPenulis)

Selanjutnya ada motif kupu-kupu. Motifkupu-kupudalambatiktulisKembangSuweginihanyasebagaihiasandanpelengkap.

Gambar9.Bungatanamanmenjalar(sulur-suluran)

(Sumber:DokumentasiPenulis)

Warna yang terdapat dalam batik motifKembang Suweg di atas di antaranya adalahwarna ungu, biru, hijau, putih, kuning, merahmuda, dan jingga. Pemilihan warna ini

dipengaruhi oleh warna-warna cerah khas daridaerah pesisir. Warna-warna tersebut disusunmenjadi satu kesatuan yang indah dalamselembarbatiktulisPagi-Sore.

Gambar10.MotifKembangSuwegSisiKanan

(Sumber:DokumenPeneliti)

Batik Pagi-Sore motif Kembang Suweg sisikananterdapatmotifburungPhoenix.

Gambar11.BurungPhoenix

(Sumber:DokumentasiBatikKembangSuweg)

Phoenix dalam mitologi Mesir adalahburung legendaris dan keramat. SelanjutnyamotifKunang-kunangyangdisisipkandisekitarburungPhoenixsedangkangambarKendilyangmenjadi latar pada motif burung phoenix dankunang-kunang.

Gambar12.MustokoMasjid

(Sumber:DokumentasiPeneliti)

Selanjutnya,motifMustokoMasjid (kubahmasjid), memiliki esensi visual karena KendalberkeTuhananYangMahaEsa.

Page 7: Jurnal Imajinasi TEKNIK, VISUALISASI, DAN ESENSI MOTIF

31

JurnalImajinasiVolXIIINo1,Januari-Juni2020

Gambar7.LogoLama(Kiri)danLogoBaru(Kanan)KabupatenKendal.Sumber:www.murianews.com.

Selanjutnya, terdapat logo Kabupaten

Kendal sebelum diganti yang isinya terdiri darikendil, kubah masjid, pegunungan, padi, kapas,pohon beringin, laut, bambu runcing, benderamerah putih dan bintang. Hal ini dapat dilihatdari makna yang terkandung dalam masing-masingunsurlogolamadibandingkanlogobaru.Terdapatmotifsegienamyangmenggambarkanrumah lebah. Selanjutnya terdapatmotif hewanyaitu sapi, monyet, kijang, burung, dan capung.Warna yang ada pada motif batik tulis di atasmasihsamayaituwarnaungu,biru,hijau,putih,kuning,merahmuda,danjingga.

Esensi Motif dalam batik Kembang SuwegyangDiproduksiolehShuniyya

Motif batik tidak hanya sekedar gambardan wujud tampak tanpa makna. Perwujudansuatu motif merupakan ekspresi esensi visualdari pembuatnya yang mengandung maknaberisi pesan yang ingin disampaikan kepadapemakai-nya. Penciptaan motif batik, tidakterlepas dari budaya lokal masyarakatpendukungnya.

DiIndonesiaesensivisualpadamotifbatikumumnya mengandung makna mengenaikebaikan, doa, dan kemakmuran hidup. Makadari itu terdapat semacam ketentuan tidaktertulis tentang peruntukan dan penggunaankainbatik sesuaidenganwaktudankegiatandimana kain batik tersebut dipergunakan.Misalnya, kain batik yang diperuntukkan untukpengantin tentunya akan berbeda dengan batikyangdikenakanolehtamuundangan.

BatikKembangSuweginimemilikimaknaekspresi visual bahwa bunga yang dahulunyatidak disukai oleh masyarakat karena baunya

yang tidakenak,namunsetelahdiubahmenjadibentuk visual motif batik, masyarakat menjaditertarik dengan kembang suweg yang terlihatlebih baik daripada kembang aslinya. Secaravisual,batikKembangSuweg inimemilikihargadi atas rata-rata dari pada batik tulis padaumumnya. Kemudian pembeli batik tulis rata-ratapadagolonganmenengahkeatasatauorangyang mampu sehingga orang yang memakaiterlihat lebihberkelas.Hal iniberdasarkandatayang diperoleh penulis dari informan sehinggadapatdijadikansalahsatucirikhassecaravisualpadabatikShuniyya.

Pada gambar 8, motif Bunga MelatiKelopak Tujuh memiliki nilai esensi visualsebuah harapan untuk kita semua mudah -mudahan senantiasamendapatpitutur, pituduh,danpitulungan.Pituturartinyanasihatyangbaik,pituduh artinya nasihat yang benar danpitulungan artinya pertolongan dari Allah SAW.Melati itu akan tetap putih bersih danwangi dimanapuntempatnya.

Pada gambar 9, motif bunga tanamanmenjalar (sulur-suluran) merupakan tanamanyangmenjalar di hutan (sulur-suluran) yangmelambangkan kesuburan. Makna dan tujuanmemilih tanaman itu di dalam motif batikKembang Suweg adalah agar manusia ituharapannya selalu tumbuh dan berkembangmenjalar,menebarkankebaikan.

Pada gambar 10, motif batik Pagi-SoreKembang Suweg sisi kanan terdapat motifburung Phoenix. Burung phoenix merupakansalah satu dari empat makhluk supranaturalyangmenjadikepercayaanorangChina.Phoenixdikenal sebagai burung api yang digambarkanmemiliki bulu yang sangat indah dan berwarnamerah dan keemasan. Phoenix dalam mitologiMesir adalah burung legendaris dan keramat.Phoenix memiliki esensi visual bercahaya didalam kegelapan sehingga dapat membericahayadalamkehidupankita,sedangkangambarkendil yang menjadi latar pada motif burungphoenix dan kunang-kunang memiliki esensivisualsebagaihatimanusia.

Burung Phoenix dikatakan dapat hidupselama 500-1461 tahun. Burung yangdigambarkan sebagai burung yang mati karenaapi dan dilahirkan kembali oleh api (Zamidra:

Page 8: Jurnal Imajinasi TEKNIK, VISUALISASI, DAN ESENSI MOTIF

32

AniRahmawatidanRatihAyuPratiwinindya,Teknik,VisualisasidanEsensiMotifKembangSuwegpadaBatikTulisShuniyya

2012). Oleh karena itu, motif burung Phoenixyangterdapatpadabatikdiatasmemilikiesensivisual yaitu keabadian, lambang dari sikluskehidupan setelah mati, dan simbol darikebangkitantubuhsetelahmati.

Alasan unsur-unsur logo KabupatenKendalyanglamaterdapatdalammotifbatikini.Bertujuanuntukmengingatkanbahwalogoyanglebih tepat yaitu logo yang lama dibandingkandengan logo baru. Hal ini dapat dilihat darimakna yang terkandung dalam masing-masingunsurlogolamadibandingkanlogobaru.

Terdapatmotif lebah pada batik sehinggamaknanya adalah “be like bee” jadilah sepertilebah. Lebah itu memiliki naluri yang kuat.Seseorang akan mendatangi apa yang sudahmenjadinalurinya.Harapannyauntukdijadikancerminan kepada manusia agar dapatmengembangkanbakatnyasepertilebah.

Selanjutnya terdapat motif hewan yaitusapi, monyet, kijang, burung, dan capungmemiliki esensi visual bahwa pada zaman duludi sekitar Weleri Kendal banyak hewan-hewanhidup di hutan dan saat ini hampir punah.Berbagai macam warna yang ada pada motifbatiktulisdiatasmerupakanwarnakhasdaerahpesisiran.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitan danpembahasan maka dapat disimpulkan sebagaiberikut.Pertama,teknikpembuatanbatikterdiridari membuat pola dasar, proses pencantingandengan canting klowong, pewarnaan denganteknik colet dan pelorodan. Setelah prosespertama nemboki menggunakan malam yanglebih pekat, pencelupan warna soga, pelorodandan dikunci menggunakan alkohol 2% darijumlah total 100%. Pada visualisasi motif batiksisi kiri terdapat motif kembang suweg, melatikelopak tujuh, kupu-kupu, tanaman menjalar(sulur-suluran)danbunga.Terdapatwarnaungu,biru, hijau, putih, kuning, merah muda, danjingga pada batik sisi kiri. Pada sisi kananterdapatmotif burungphoenix, kunang-kunang,kendil, mustoko masjid, logo lama KabupatenKendal, rumah lebah, sapi, monyet, kijang,burung,dancapung.Terdapatwarnaungu,biru,hijau, putih, kuning, merah muda, dan jingga

pada batik sisi kanan. Esensi visual motif batikumumnya mengandung makna mengenaikebaikan,doa,dankemakmuranhidup,sehinggahaliniperludijadikansebagaibentukkesadaranmanusiabahwahidupdiduniaini,nantinyaakankembalikepadayangMahaKuasa.DAFTARPUSTAKAFeldman,EdmundBurke.1967.ArtasImageand

Idea.NewJersey:TheUniversityofGeorgiaPrenticeHall,Inc,EnglewoodClift.

Ghony, M. Djunaidi dan Almanshur, Fauzan.2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.Jogjakarta:Ar-RuzzMedia.

Hamzuri.1981.BatikKlasik.Jakarta:Djambatan.

Hartoko,Dick., 1986. “PencerapanEstetikdalamSastra Indonesia”dalamBasisVol.XXXV1Januari.Yogyakarta:AndiOffset.

Khusaini,M.Habbiburahman.2015.“BentukdanEsensiVisualMotifBatikPorangKelompokBatik Tulis Sari Warni di Desa BalerejoKecamatanKebonsariKabupatenMadiun”.Jurnal.UniversitasNegeriYogyakarta.

Lisbijanto,Herry.2013.Batik.Yogyakarta:GrahaIlmu.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman.1992.AnalisisDataKualitatif:BukuSumbertentang Metode-Metode Baru. Jakarta:UniversitasIndonesiaPress.

Zamidra, 2012. Makhluk Mitologi Sedunia.Jakarta: Cerdas Interaktif (PenebarSwadayaGroup).