jurnal kulit intan
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
1/15
JOURNAL READING
Clindamycin vs Trimethoprim–
!l"ametho#a$ole"or Uncomplicated %in In"ections
Dis!s!n Unt!% &emen!hi e'a(ian yarat Dalam &en(i%!ti
)ro(ram )endidi%an *lini% +a(ian Ilm! *esehatan *!lit dan *elamin
Di RUD *e'!men
Dit!lis oleh ,
Intan Tindya-ati. / *ed 0122331224
Dosen )em'im'in(,
dr/ Antoni!s 5i'o-o. p/ **
*E)ANITERAAN *LINI* IL&U *EE6ATAN *ULIT DAN *ELA&IN
7A*ULTA *EDO*TERAN
UNI8ERITA ILA& INDONEIA
913:
*LINDA&IIN 8 TRI&ETO)RI&;
UL7A&ETO*A
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
2/15
A+TRA*
Latar +ela%an(
Efektifitas beberapa antibiotik di era S. aureus yang resisten terhadap metisilin (MRSA) di
komunitas masih belum jelas.
&etode
Pasien rawat jalan yang mengalami infeksi kulit tanpa komplikasi misanya selulitis abses
dengan diameter ! "#m (pada anak lebih ke#il) atau keduanya. Ada $ lokasi penelitian. Semua abses
diinsisi dan didrainase. Se#ara random dimasukkan dalam kelompok dg rasio %&% pada klindamisin
dan 'MPSM selama %* hari. Pasien dan in+estigator tidak mengetahui perlakuan,terapi dan hasil
tes mikrobiologinya. -asil akhir primer yang diharapkan adalah perbaikan klinis %* hari setelah
selesai terapi.
6asil
'otal pasien yang didaftarkan adalah "/$ pasien (/0$ pasien klindamisin dan /0* pasien
'MPSM termasuk %"" anak (/102). %0* pasien (3*"2) mengalami abses /4* pasien ("3$2)
mengalami selulitis dan 4/ pasien (%"02) mengalami infeksi #ampuran (minimal % abses dan %
selulitis). S. aureus diisolasi dari /% pasien ($%$2) dan MRSA diisolasi dari %0 pasien (*2).
Proporsi pasien yang sembuh pada kedua kelompok hampir sama setelah dilakukan perlakuan (4*32
pada kelompok klindamisin dan 2 pada kelompok 'MPSM5 P6*"/) dan populasi pasien yang
dapat die+aluasi $00 pasien (41"2 dengan klindamisin dan 44/2 dengan 'MPSM& P6*).
Angka kesembuhan tidak berbeda diantara kedua kelompok perlakuan baik pada subgrup anakanak
maupun dewasa dan pasien dengan abses dibandinngkan selulitis. Proporsi pasien dengan efek
samping pada kedua grup hampir sama
*esimp!lan
7ami menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara klindamisin dan 'MP
SM baik masingmasing efektifitas dan profil efek sampingnya pada pengobatan infeksi kulit tanpa
komplikasi termasuk didalamnya kedua selulitis dan abses.
)ENDA6ULUAN
8nfeksi kulit dan struktur kulit merupakan kondisi umum diantara pasien yang datang ke pusat
pelayanan medis di 9S kirakira %$/ juta pasien rawat jalan pada tahun /**" dan !4"*.*** dirawat
di RS. 8nfeksi kulit dihubungkan dengan kejadian komplikasi seperti bakteremia sehingga
membutuhkan perawatan di RS dan prosedur bedah bahkan kematian.
-asil kultur lesi infeksi kulit di 9S menunjukkan sebagian besar disebabkan oleh MRSA
tetapi efektifitas terapi berma#amma#am antibiotik dimana MRSA komunitas yang endemik terjadimasih belum diketahui. 7lindamisin dan 'MPSM direkomendasikan karena murah dan
2
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
3/15
aktifitasnya melawan MRSA komunitas dan MSSA terdapat sedikit sekali data yang membandingkan
tentang keamanan dan efektifitas antibiotik ini untuk terapi infeksi kulit. 9ntuk mengisi keterbatasan
ini kami melakukan penelitian R:' dengan membandingkan klindamisin dan 'MPSM untuk
terapi infeksi kulit tanpa komplikasi pada empat lokasi pusat endemik MRSA komunitas.
&ETODE
Desain )enelitian Dan )op!lasi
7ami melakukan penelitian multisenter prospektif a#ak doubel blind terhadap klindamisin
dan 'MPSM untuk terapi infeksi kulit tanpa komplikasi. Pasien didaftarkan jika memiliki tanda
atau gejala / atau lebih selama /$ jam atau lebih5 eritema pembengkakan,indurasi dolor drainase
purulen lunak atau nyeri bahkan palpitasi. Pasien dikategorikan dengan selulitis (definisinya
inflamasi kulit dan berhubungan dengan struktur kulit tanpa disertai tanda pengumpulan #airan yang
dapat didrainase) abses (definisinya lesi berbentuk melingkar dengan pus yang dapat didrainase) atau
keduanya (jika mun#ul selulitis dan abses se#ara bersamaan). 7riteris eksklusi adalah infeksi kulit
superfisial (misal impetigo) infeksi kulit pada lokasi tertentu yang membutuhkan penanganan khusus
(misal perirektal genital atau infeksi tangan) infeksi pada lokasi akibat gigitan manusia atau hewan
demam tinggi (temperatur oral !34"⁰: ;!34*⁰: pada anak usia 0%% bulanran#is#o ?eneral -ospital San >ran#is#o& -arbor@9:A;9ni+ersity of :alifornia os Angeles< Medi#al :enter 'orran#e :A& and Banderbilt 9ni+ersity
Medi#al :enter Cash+ille) dari klinik perawatan kegawatan bagian emergensi dan klinik afiliasi.
Semua pasien wali dan orang tua mendapatkan informed #onsent dan persetujuan dilakukan jika
usianya men#ukupi. Protokol perlakuan telah disetujui oleh masingmasing institusi.
Pasien dikelompokkan dalam satu dari / kelompok pada basis karakteristik pasien dari infeksi
masingmasing sebelum dia#ak5 kelompok dengan abses atau selulitis yang besar (abses besar) atau
kelompok dengan abses atau selulitis yang ke#il (abses terbatas). Protokol dan ren#ana analisis data
sebelum dispesifikasikan kedua kelompok tersebut dianalisis terpisah karena pengobatannya berbeda pada kelompok dengan abses terbatas dimasukkan ke kelompok plasebo. Pasien yang memiliki abses
3
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
4/15
tunggal dengan diameter !"* #m (D 3*#m pada pasien umur 0%% bulan dan D$* #m pada pasien
umur %4 tahun) dikelompokkan dimasukkan pada kelompok abses terbatas. Pasien lainnya termasuk
pasien dengan diameter abses !"* #m (dan se#ara proporsional lebih ke#il pada pasien anak yang
lebih muda) pasien dengan / atau lebih lokasi infeksi kulit dan pasien dengan selulitis tanpa disertai
abses (termasuk erisipelas) dikelompokkan abses besar. Pengukuran ka+itas abses dilakukan manual
se#ara 3 dimensi (panjang lebar dan kedalaman) dan di#atat pada form terstandar. Semua abses
tiobati dengan insisi dan drainase. Pada artikel ini kami hanya menyajikan hasil kelompok dengan
abses besar saja.
O'at dalam )enelitian
Setelah abses didrainase (jika ada) dan telah dilakukan pengukuran kemudian pasien se#ara
a#ak dengan perbandingan %5% mendapatkan pengobatan klindamisin atau 'MPSM. Bariabel
penga#akan dilakukan se#ara bebas disetiap lokasi penelitian menggunakan EMMES sehingga
terbentuk kode penga#akkan.
7lindamisin diberikkan dua tablet %"* mg tiga kali sehari. 'MPSM diberikan dengan
dosis dalam setiap tablet %0* mg 'MP dan 4** mg SM dua tablet dua kali sehari. Pasien yang
mendapatkkan 'MPSM akan mendapatkkan plasebo untuk dosis tengah hari. Fosis pada anak
anak disesuaikan dengan berat badan anak& sediaan suspensi #air tersedia untuk pasien anak. 'ablet
dimasukkan ulang kedalam kapsul untuk menghidari identifikasi oleh staf dan pasien dan rasa #airan
klindamisin disamarkan dengan perasa pada keduanya untuk menghindari identifikasi dan untuk
meningkatkkan ketaatan. Pasien tidak mengetahui pengobatan perlakuan yang diberikan sama seperti
staf penelitian dengan penge#ualian apoteker peneliti yang mengetahui dosis dengan tepat. Gbat
penelitian didapatkan dari sponsor Cational 8nstitute of Allergy and 8nfe#tious Fiseases of the
Cational 8nstitutes of -ealth.
U=i &i%ro'iolo(i dan Data Demo(ra"i
9ntuk men#egah bias oleh in+estigatir jika terjadi kegagalan terapi in+estigator tidak
mengetahui hasil uji mikrobiologinya meskipun pengujian dapat dilakukan se#ara bebas memonitor keamanan sesuai permintaan. 7ultur swab dilakukan jika terdapat kulit robek eksudat #airan bula
atau material lain yang dapat dikultur. esi nonsupuratif tidak dikultur. 7ultur isolasi identifikasi
spesies dan uji untuk memastikan dilakukan di laboratorium mikrobiologi di masingmasing institusi
berdasarkan metode yang disetujui 8nstitusi Standar 7linik dan aboratorium. 7esalahan eksternal
untuk aktifitas penelitian diurus oleh dua organisasi kontrak penelitian yaitu PPF dan FM8F
:RGMS.
Pasien disur+ei karakteristik demografinya dan kondisi yang telah ada. Pasien akan dinilai
pada haro terakhir terapi (hari %/) pada uji kesembuhan (%* hari setelah selesai menjalani terapi)
4
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
5/15
dan follow up % bulan kemudian (hari $*). 8nformasi tentang respon klinis dan kemungkinan efek
samping pengobatan dilakukan dengan menggunakan form terstandar.
ANALI TATITI*
-asil primer penelitian adalah kesembuhan klinis pada saat kunjungan uji kesembuhan.
Analisis dua efektifitas primer dilakukan5 populasi yang mendapatkkan perlakuan dan populasi yang
dapat die+aluasi (?ambar %). 7elemahan kesembuhan klinis didefinisikan sebagai kekurangan
resolusi tanda dan gejala infeksi terjadinya efek samping sehingga menyebabkan penghentian
pengobatan dengan obat yang diteliti dalam $4 jam pertama atau salah satu dari tanda ini sebelum
kunjungan uji kesembuhan dilakukan5 mun#ul infeksi kulit baru di lokasi baru yang berbeda
pembedahan yang tidak diren#anakan pada lokasi infeksi atau dirawat di RS yg berhubungan dengan
infeksi tersebut. -ipotesis primer bahwa klindamisin dan 'MPSM memiliki angka kesembuhan
yang sebanding,sama. Penelitian diran#ang sebagai pengujian superioritas dengan kekuatan 4*2
untuk mendeteksi perbedaan absolut antara / kelompok perlakuan pada %*2 poin usia pada angka
kesembuhan (4"2 +s 1"2) pada populasi yang bisa die+aluasi pada le+el alfa **". Fiasumsikan
/*2 pengurangan kami menghitung "/$ pasien (/0/ pasien disetiap grup) yang dibutuhkan. -asil
sekunder adalah angka kesembuhan pada akhir pengobatan dan kunjungan follow up setelah % bulan&
kesembuhan pada pasien dewasa dan anakanak& kesembuhan diantara pasien yang mengalami
selulitis abses atau keduanya pada kunjungan uji kesembuhan& dan angka kejadian efek samping.
Perbandingan antara kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji PearsonHs #hisIuare uji
>isherHs eJa#t atau uji analisis +arian bila perlu semua tes dilakukan dikedua sisi. Analisis sementara
untuk keamanan dilakukan dengan data independen dan komite monitoring keamanan. 'emuan
dalam penelitian disajikan berdasarkan panduan :GCSGR'
6AIL
*ara%teristi% Demo(ra"i dan *linis )asien
'otal "/$ pasien didaftarkan& /0$ pasien mendapatkan klindamisin dan /0* pasien
mendapatkan 'MPSM (?ambar %). "/32 pasien lakilaki& "3/ 2 pasien kulit hitam& $*32 pasien kulit putih& dan /402 pasien ras -ispanik. Mean usia /% tahun. 'otal /102 pasien anak
anak ('abel %). 'idak terdapat perbedaan data demografik pada kedua kelompok pasien.
Abses terjadi pada %0* pasien (3*"2) selulitis /4* pasien ("3$2) dan #ampuran 4/ pasien
(%"02)& lesi pada / pasien (*$2) tidak dapat dikarakteristikkan. 'idak ada perbedaan gambaran
klinis tanda atau gejala pada kedua kelompok. 8nsisi dan drainase dilakukan pada $$"2 pasien.
Fetail pada tabel %.
7ultur dilakukan pada /10 pasien ("0"2). -asil paling banyak yang ditemukan pada kultur
adalah S. aureus (/% dari "/$ pasien $%$2)('abel /)& / dari /% pasien resisten klindamisin
5
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
6/15
(%/$2) dan % dari /% pasien (*"2) resisten 'MPSM. Pengelompokkan resistensi kultur
berdasarkan tipe lesi kulit ditunjukkan pada tabel S$ pada Suplementari Apendiks.
*esem'!han *linis pada *!n=!n(an U=i *esem'!han
Angka kesembuhan populasi yang mendapatkan perlakuan ("/$ pasien) pada kunjungan uji
kesembuhan adalah 4*32 (1"2 #onfiden#e inter+al ;:8
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
7/15
DI*UI
7ami melakukan penelitian klinis multisenter R:' untuk membandingkan 'MPSM dan
klindamisin masingmasing direkomendasikan sebagai pengobatan empirik untuk infeksi kulit tanpa
komplikasi untuk pasien rawat jalan dengan kondisi minor atau tidak ada kondisi sebelumnya. Angka
kesembuhan dengan 'MPSM dan klindamisin tidak berbeda se#ara signifikan. Angka kesembuhan
'MPSM "2 lebih tinggi sampai %*2 lebih rendah dibandingkan dengan angka kesembuhan
dengan klindamisin dengan basis inter+al #onfiden#e 1"2 untuk perbedaan angka pada kelompok
populasi yang mendapat perlakuan dan kelompok yang dapat die+aluasi. Penelitian ini tidak
menunjukkan superioritas dari salah satu perlakuan. Sehingga tidak perlu untuk mengklaim bahwa
tidak ada perbedaan dari hasil negatif basis tes superioritas perbedaan penting dapat diatur dengan
menggunakan inter+al #on+iden#e. Angka kejadian merugikan dengan kedua terapi juga hampir
sama.
Fiantara semua pasien $02 mengalami satu atau lebih abses dengan diameter !"#m
(proporsi lebih ke#il pada anakanak) semua dilakukan insisi dan drainase. Pemilihan angka " #m
berdasarkan data penelitian obser+asional yang dilakukan terhadap anakanak yang mengalami abses
!"#m dihubungkan dengan kegagalan pengobatan. Meskipun insisi dan drainase saja #ukup untuk
pengobatan pada kebanyakan kasus terdapat beberapa subgrup yang memerlukan antibiotik. -asil
pasien dengan abses yang mendapatkan terapi antibiotik pada populasi dengan resiko rendah dapat
menggambarkan hasil yang sama dengan efektifitas sebenarnya atau insisi dan drainase yang adekuat.
Penelitian plasebo yang besar dibutuhkan untuk memahami lebih jauh pola aktifitas farmakologi
terapi pada pengobatan pasien dengan abses.
Angka kesembuhan untuk pasie 'MPSM dan klindamisin hampir sama pada semua pasien
yang mengalami selulitis sebagai satusatunya tipe lesi. Analisis sebelumnya pada pasien yang
mengalami selulitis saja estimasi poin mean kesembuhan 'MPSM adalah 4002 dan 0$2
masingmasing pada kelompok yang mendapatkan perlakuan dan yang dapat die+aluasi angka $3 2
poin sampai $"2 poin lebih rendah dari angka kesembuhan klindamisin. Analisis pasien yang
memiliki selulitis dengan atau tanpa abses disisi lain angka kesembuhan 412 (%34 dari %" pasien)
dengan 'MPSM dan 1*12 (%$1 dari %0$ pasien) dengan klindamisin pada kelompok yangdie+aluasi (berbeda 3*2 poin ;1"2 :8 K%*." to $.0
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
8/15
dapat dikultur karena kulit yang intak. Menurut ahli dan data empiris menunjukkan bahwa selulitis
lebih banyak disebabkan oleh Streptokokus pyogenes. 'emuan kami berbeda karena 'MPSM
sangat lemah sebagai obat empiris pilihan untuk pengobatan selulitis. Fata terbaru menunjukkan
bahwa S. pyogenes mungkin rentan terhadap 'MPSM jika penggunakan agar dengan konsentrasi
timidin yang rendah untuk pengujian. -asil kami menunjukkan bahwa 'MPSM dan klindamisin
memiliki efektifitas yang sama pada pasien dengan selulitis dan konsisten dengan data in +itro.
Fengan angka kejadian merugikan pada kedua kelompok yang hampir sama. 7hususnya
angka diare yang hampir sama. 'idak adanya diare akibat :. Fiffi#ile mungkin akibat hubungan
insidensi yang rendah pasien dengan tingkat keparahan yang rendah dan usia yang lebih muda
karakteristik tipikal pasien dalam penelitian ini. Ruam dilaporkan hanya terjadi pada pemberian
'MPSM& meskipun angka efek samping dermatologis pada kedua kelompok hampir sama. Se#ara
keseluruhan kejadian merugikan pada subgrup anakanak dan dewasa hampir sama.
7eterbatasan penelitian kami. Pertama kami mengeksklusi pasien dengan kondisi
sebelumnya yang serius dan hasil pengobatan infeksi kulit dengan 'MPSM dan klindamisin pada
populasi mungkin sedikit berbeda. Meskipun pasien yang kami teliti adalah pasien rawat jalankira
kira 1"2 populasi dengan infeksi kulit telah diobati dan dapat digeneralisasi pada populasi yang
lebih besar. 7edua kami hanya menguji dua antibiotik dan perbandingan efektifitas dan profil efek
samping obat oral lainnya masih belum jelas. =agaimanapun kedua antibiotik tersebut merupakan
antibiotik yang disarankan oleh ahli utnuk area endemik MRSA. 7etiga pasien difollow up % bulan
setelah terapi lengkap dimana kekuatan perbandingan penelitian akibat kekurangan dokumentasi data
kunjungan follow up juga merupakan keterbatasan. 8nfeksi S. aureus sering sekali kambuh dan
follow up % bulan mungkin kurang adekuat untuk menilai efektifitas obat untuk men#egah
berulangnya penyakit.
7eempat dosis klindamisin dan 'MPSM untuk infeksi kulit tidak diketahui dengan jelas.
7ebanyakan menyarankan menggunakan dua kali dosis yang kami gunakan meskipun yang lain
menyarankan dosis yang sama. Fata kami menunjukkan bahwa efektifitas dosis 'MPSM %0* mg
dan 4** mg tidak berbeda signifikan dengan dosis klindamisin yang disarankan se#ara spesifik
3**mg tiga kali sehari. Sehingga proporsi pasien dengan S. aureus yang resistan terhadapklindamisin dan 'MPSM #ukup rendah. Menunjukkan pre+alensi resistensi yang rendah
kontribusi terhadap kegagalan terapi masih belum jelas meskipun tren yang ada angka kesembuhan
yang sembuh dengan klindamisindapat disebabkan oleh S. aureus yang resisten terhadap klindamisin
dibandingkan dengan yang mungkin rentan dengan klindamisin (3.32 +s. 1%.2 P 6 *.*0)
sehingga memun#ulkan pertanyaan tentang angka respon spontan. Sejumlah pasien yang
kemungkinan resisten terhadap klindamisin lebih ke#il (tiga pasien pada kelompok pasiena yang
adapat die+alusai) yang sulit disimpulkan sebagai kegagalan terapi.
Penelitian kami memiliki kekuatan yang penting. Penelitian ini double blind R:' didukungdengan akuntabilitas obat (misal penyimpanan pengaturan obat penelitian dan dokumentasi yang
8
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
9/15
baik dari pemberian obat) re+iew sistematis yang lengkap tentang efek merugikan obat dan
pengurangan angka yang rendah (%*"2). 7ami memasukkan dewasa dan anakanak yang mana hal
ini penting karena semua infeksi kulit dapat terjadi pada semua usia. Akhirnya populasi yang diteliti
se#ara etnik dan geografis berbeda. 7esimpulannya kami tidak menemukan perbedaan signifikan
efektifitas antara klindamisin dan 'MPSM untuk pengobatan infeksi kulit tanpa komplikasi pada
anakanak dan dewasa dengan beberapa atau tidak ada kondisi mayor sebelumnya.
9
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
10/15
Critical Appraisal 5or%sheet, Therapy t!dy
Citation,
:lindamy#in +ersus 'rimethoprim@SulfamethoJaLole
for 9n#ompli#ated Skin 8nfe#tionsoren ?. Miller M.F. M.P.-. Robert S. Faum M.F. :.M. :. =uddy :ree#h M.F. M.P.-. Fa+id oung M.F.Mi#hele F. Fowning R.C. M.S.C. Samantha N. Eells M.P.-. Stephanie Pettibone =.S.Rebe##a N. -oagland M.S. and -enry >. :hambers M.F. for the FM8F ***"% 'eamO
CREENING
• hy was the study done (what was the resear#h
Iuestion)Q
• as the study design appropriateQ
• Foes the study P8:G mat#h your Iuestion P8:GQ
• Are there potential #onfli#t of interest issuesQ
Penelitian ini dilakuakn untuk menge+aluasi
efektifitas terapi menggunakan klindamisindan
'MPSM pada infeksi kulit tanpa komplikasi.
a penelitian ini menggunakan desain prospektifR:' double blind multisenter.
a kondisi pasien dengan infeksi kulit seperti abses
dan selulitis banyak terjadi di 8ndonesia. Gbat yang
digunakan dalam penelitian juga merupakanobat
umum yang banyak ditemukan di 8ndonesia.
Penulis menyatakan penelitian ini mendapatkan
sponsor dari the Cational 8nstitute of Allergy and
8nfe#tious Fiseases of the Cational 8nstitutes of -ealth.
8ALIDIT>
7, )atient 7ollo-;Up
• ere all patients who entered the trial properly
a##ounted for and attributed at its #on#lusion
(losses to followup should be less than /*2)Q
•
as followup #ompleteQ
a semua pasien diikuti perkembangannya sesuai
dengan kelompok perlakuannya terhadap pasien
tersebut.
'idak semua pasien di follow up se#ara lengkap.
Falam artikel ini dijelaskan bahwa hanya $"" dari
"/$ pasien yang sampai akhir penelitian dapat
die+aluasi.R, Randomi$ation
• ere the re#ruited patients representati+e of the
target populationQ
• as the allo#ation (assignment) of patients to
treatment randomiLedQ
a jumlah pasien yang didaftarkan dalam penelitian
#ukup mewakili target populasi untuk kasus infeksi
kulit tanpa komplikasi.
a betuk penelitian ini prospektif sehingga dapat
dilakukan randomisasi perlakuan (pasien dan staf
10
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
11/15
• as the allo#ation #on#ealedQ
in+estigator tidak mengetahui perlakuan yang
diberikan).
a alokasi pasien dalam penelitian ini dapat
disembunyikan menggunakan EMMES sehingga
terbentuklah kode randomisasi.I, Intention to treat analysis
• ere patients analyLed in the groups to
whi#h they were randomiLedQ
• ere all randomiLed patient data analyLedQ
8f not was a sensiti+ity or worst #ase s#enario
analysis doneQ
a pasien dianalisis sesuai dengan kelompok
perlakuannya dan dilakukan randomisasi. Falam
penelitian ini juga dilakukan analisis antar
kelompok perlakuan.
Semua pasien yang diteliti dia#ak. Fan tidak ada
skenario jika terjadi kasus buruk.
, imilar +aseline Characteristics o" )atients
ere groups similar at the start of the trialQ a karakteristik pasien pada awal penelitian pada
setiap kelompok hampir sama dan menjalani
pemeriksaan yang sama pula. Perlakuan yang
diberikan kepada pasien juga sama pemberian obat
dengan #ara memasukkan obatobatan tersebut
kedalam kapsul yang sama. Pasien dan in+estigator
tidak mengetahui perlakuan ini hanya apoteker
peneliti saja yang mengetahui permberian obat dan
dosisnya.
+, +lindin(
• ere patients health workers and study personnel
blind to treatmentQ
• 8f blinding was impossible were blinded raters
and,or obje#ti+e out#ome measures usedQ
a penelitian ini double blind maksudnya pasien
dan in+estigator tidak mengetahui terapi yang
diberikan hanya apoteker yang mengetahui dengan jelas obata dan dosis yang diberikan kepada pasien.
E, E?!al Treatment
• Aside from the eJperimental inter+ention were the a setiap kelompok diperlakukan sama. Pasien
11
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
12/15
groups treated eIuallyQ yang mendapatkan klindamisin akan mendapatkan
kapsul yang diminum tiga kali sehari (ketiga kapsul
berisi klindamisin) sedangkan pasien yang
mendapatkan 'MPSM akan mendapatkan kapsul
yang diminum tiga kali sehari (dua kapsul
mengandung 'MPSM& % kapsul plasebo). Semua
pasien yang bisa diambil sampel untuk dikultur akan
diambil sampel dari lesi untuk diuji sensitifitas
bakteri terhadap antibiotik dan mengidentifikasi
bakteri penyebab infeksi kulit tersebut.
!mmary o" article@s validity
• Cotable study strengths or weaknesses or
#on#ernsQ
• -ow serious are the threats to +alidity and in what
dire#tion #ould they bias the study out#omesQ
a pada bagian akhir penelitian ini disebutkan
kelemahan dan kekuatan dalam penelitian ini. Ada
$ kelemahan dalam penelitian ini dan kekuatan
penelitian ini berdasarkan desain penelitian
pemilihan sampel pasien dan perlakuannya.
7elemahan pada penelitian ini tidak begitu serius
dalam mempengaruhi hasil penelitiannya sehingga
tidak menyebabkan bias. Fan bila terjadi bias
peneliti sudah meren#anakan solusi untuk bias
tersebut.
CLINICAL I&)ORTANCE
-ow large was the treatment effe#tQ (see below)
-ow pre#ise was the treatment effe#tQ (#onfiden#einter+al& in its absen#e p+alue tells statisti#al
signifi#an#e)
8nter+al #onfiden#e penelitian ini 1"2 dan nilai Pse#ara statistik juga disajikan dalam artikel dan
tabel.
Applicable
12
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
13/15
% Apakah pasien yang
kita miliki sangat
berbeda dengan pasien
dalam penelitianQ
'idak
;
<
Pasien di 8ndonesia tidak ada perbedaan terhadap pasien dalam
penelian sebab di indonesia pun banyak sekali kasus penyakit
kulit yang serupa dengan kasus dalam penelian.
/ Apakah hasil yang baik
dari penelitian dapat
diterapkan dengan
kondisi yang kita
milikiQ
a
; T <
'idak
; <
Penggunaan #lindamy#in +s trimetropinsulfamethoJaLol
sangat umum digunakan di 8ndonesia. Sehingga hasil penelitian
tersebut dapat diterapkan pada kondisi di negara ini.
3 Apakah semua out#ome
klinis yang pentingdipertimbangkan (efek
samping yang mungkin
timbul)
a
; T <'idak
; <
Outcome primernya ialah bahwa #lindamy#in dan trimetropim
sulfamethoJsaLol memiliki angka kesembuhan yang sebandingatau sama. Outcome sekunder meliputi angka kesembuhan pada
akhir pengobatan dan kunjungan follow up setelah % bulan
kesembuhan diantara pasien yang mengalami selulitis abses
atau keduanyapada kunjungan uji kesembuhan dan angka
kejadian efek samping (diare mualmuntah ruam dan gatal)
efek samping biasanya bersifat ringan sampai sedang dan
sembuh sendiri tanpa berkelanjutan tidak ada pengobatan yang
dibutuhkan untuk efek sampingnya.$ Apakah sudah
memahami harapan dan
pilihan pasienQ
a
; T <
'idak
; <
:lindami#yin +s trimetropim sulfamethoJsaLol ialah antibiotik
yang mudah ditemukan di 8ndonesia selain itu harganya juga
terjangkau. Sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan serta
pilihan pasien dengan penyakit kulit tanpa komplikasi di
8ndonesia." Apakah inter+ensi yang
akan diberikan akanmemenuhi harapan
pasien Q Pasien siap
akan konsekuensinyaQ
a
; <'idak
; <
13
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
14/15
Gut#ome Present Gut#ome Absent
'reated,eJposed a6 b6
EER (EJperimental E+entRate)
a
aUb
:ontrol,noteJposed
#6 d6
:ER (:ontrol E+ent Rate)
#
#Ud
RRR ;RR8<
Relati+e Risk Redu#tion,8n#rease
ARR ;AR8<
Absolute Risk Redu#tion,8n#rease
CC' ;CC-<
Cumbers Ceeded to'reat,-arm
:ER EER (:EREER)
:ER :EREER
%
ARR
EER (eJperimental e+ent rate). 'he proportion of patients in the eJperimental treatment group whoare obser+ed to eJperien#e the out#ome of interest.
CER (#ontrol e+ent rate). 'he proportion of patients in the #ontrol group who are obser+ed toeJperien#e the out#ome of interest.
ARR (absolute risk redu#tion). 'he absolute arithmeti# differen#e in rates of bad out#omes betweeneJperimental and #ontrol parti#ipants in a trial. ('his is sometimes #alled the risk differen#e.)
14
-
8/19/2019 jurnal kulit intan
15/15
RRR (relati+e risk redu#tion). 'he proportional redu#tion in rates of bad out#omes betweeneJperimental and #ontrol parti#ipants in a trial.
NNT (number needed to treat). 'he number of patients who need to be treated with the spe#ifiedinter+ention to pre+ent one bad out#ome or produ#e one good out#ome o+er the period of time
spe#ified in the study.
Adapted from “Expanded Critical Appraisal Worksheet with Key Learning oints! "uke rogram on
#eaching E$idence %ased ractice and Oxford Centre for E$idence&%ased 'edicine “Critical
Appraisal (orm for )ingle #herapy )tudies!* "efinitions adapted from
http+,,www*cebm*utoronto*ca,glossary, -Centre for E$idence&based 'edicine.*
Ceng aku nggak begitu paham dengan perhitungannya kalo nanti maju jurnal bilang aja saya
belum paham dengan perhitungan di#hotomous out#omenya sm dokter wowo nanti diajarin kok sm
beliau. Soalnya setahu aku perhitungan ini bisa dilakukan jika kontrolnya itu plasebo. Sedangkandalam penelitian ini tidak ada kelompok kontrol yang menggunakan plasebo jadi kolom #ontrol,not
eJposed nggak bisa diisi. Penelitian ini #uma membandingkan efektifitas dua obat antibiotik yaitu
klindamisin dan 'MPSM tanpa ada kontrol plasebo. Canti jawab gitu aj kalo ditanyain dr wowo.
-asil penelitian ini tidak signifikan ya perbedaan efektifitasnya antara dua obat itu. Efek
samping kejadian merugikannya juga tidak berbeda signifikan. Angka kesembuhan dari penggunaan
dua obat ini juga hampir sama bagusnya jadi terapi ini bisa diberikan kepada pasien yang mengalami
infeksi kulit tanpa komplikasi.
15
http://www.cebm.utoronto.ca/glossary/http://www.cebm.utoronto.ca/glossary/